7 Metode Perhitungan, Heny Agustina [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

    



Nama Kelas NIM Semester Tugas



: Heny Agustina : Keperawatan Reg A : CKR0170016 :6 : Menghitung Ketenaga Keerawatan Metode Douglas, Rasio, Gillies, PPNI, Depkes, Ilyas dan WISN



METODE PERHITUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT Berikut ini akan dipaparkan beberapa pedoman dalam perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan, Diantaranya adalah : 1. Metode Douglas Penetapan Tenaga Keperawatan berdasarkan Perhitungan Douglas Terdapat beberapa cara/metode penghitungan jumlah tenaga perawat. Pada MPKP, jumlah tenaga keperawatan disuatu ruang rawat ditetapkan dari klasifikasi berdasarkan deraja ketergantungan. Menurut Douglas ( 1992 ), klasifikasi derajat ketergantungan pasien dibagi dalam 3 kategori : a. Kategori I : Minimal Care/ Perawatan minimal (1-2 jam/24 jam) Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri, penampilan secara umum baik, tidak ada reaksi emosional, pasien memerlukan orientasi waktu, tempat dan pergantian shift, tindakan pengobatan biasanya ringan dan simple. Kriteria : 1. Kebersihan diri, mandi ganti pakaian dilakukan sendiri 2. Makan dan minum dilakukan sendiri 3. Ambulansi dengan pengawasan 4. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap jaga (shift) 5. Pengobatan minimal dengan status psikologis stabil b. Kategori II : Partial care/ Perawatan parsial (3-4 jam/24 jam) Kriteria : 1. Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu 2. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam 3. Ambulansi dibantu, pengobatan lebih dari sekali 4. Pasien dengan kateter urine, pemasukan dan pengeluaran intake output ciaran dicatat / dihitung. 5. Pasien dengan infus, persiapan pengobatan yang memerlukan prosedur 1



6. Penampilan pasien sakit sedang. Tindakan perawatan pada pasien ini monitor tanda-tanda vital, periksa urine reduksi, fungsi fisiologis, status emosinal, kelancaran drainage atau infus. Pasien memerlukan bantuan pendidikan kesehatan untuk support emosi 5-10 menit/shift atau 30-60 menit/shift dengan mengobservasi side efek obat atau reaksi alergi. c. Kategori III : Total care/ Perawatan total (5-6 jam/24 jam) Kebutuhan sehari-hari tidak bisa dilaksanakan sendiri, semua dibantu oleh perawat penampian sakit berat. Pasien memerlukan observasi terus-menerus. Kriteria : 1. Semua keperluan pasien dibantu 2. Perubahan posisi, observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap 2 jam 3. Makan melalui slang ( NGT / pipa lambung ), terapi intravena 4. Dilakukan penghisapan lender 5. Gelisah / disorientasi. Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999) menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien, dimana masingmasing kategori mempunyai nilai standar per shift nya, yaitu sebagai berikut :



Jumla



Klasifikasi Pasien Minimal Pagi Siang



Mala



1



0,17



2 3



h



Parsial Pagi Siang



0,14



m 0,10



0,27



0,34



0,28



0,20



0,51



0,42



0,30



Pasien



Mala



Total Pagi



Siang



Malam



0,15



m 0,07



0,36



0,30



0,20



0,54



0,30



0,14



0,72



0,60



0,40



0,81



0,45



0,21



1,08



0,90



0,60



Dst Sumber : Dauglas ( 1984 ). Contoh Soal : 1) Disuatu ruang rawat dengan 20 pasien (6 pasien perawatan minimal, 10 pasien dengan perawatan parsial dan 4 pasien dengan perawatan total). Maka dari itu jumlah perawat yang dibutuhkan untuk shift siang adalah.. Penyelesaian : Diketahui :Pasien dengan perawatan minimal 6 orang Pasien dengan perawatan parsial 10 orang Pasien dengan perawatan total 4 orang 2



Ditanyakan : Tenaga perawat yang dibutuhkan untuk shift siang Jawaban : Perawatan minimal : 6 x 0,14 = 0,84 Perawatan parsial : 10 x 0,15 = 1,5 Perawatan total : 4 x 0,30 = 1,2 + Jumlah perawat yang dibutuhkan = 3,54 Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 3 orang



2) Disuatu ruang rawat dengan 25 pasien (10 pasien perawatan minimal, 10 pasien dengan perawatan parsial dan 5 pasien dengan perawatan total). Maka dari itu jumlah perawat yang dibutuhkan untuk shift malam adalah.. Penyelesaian : Diketahui :Pasien dengan perawatan minimal 10 orang Pasien dengan perawatan parsial 10 orang Pasien dengan perawatan total 5 orang Ditanyakan : Tenaga perawat yang dibutuhkan untuk shift malam Jawaban : Perawatan minimal Perawatan parsial



: 10 x 0,10 = 1 : 10 x 0,07 = 0,



7 Perawatan total : 5 x 0,20 = 1 + Jumlah perawat yang dibutuhkan = 2,7 Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 3 orang 2. Metode Rasio Metoda ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai denominator personal yang diperlukan.Metoda ini paling sering digunakan karena sederhana dan mudah.Metoda ini hanya mengetahui jumlah personal secara total tetapi tidak bisa mengetahui produktivitas SDM rumah sakit,da kapan personal tersebut dibutuhkan oleh setiap unit atau bagian rumah sakit yang mebutuhkan.Bisa digunakan bila: kemampuan dan sumber daya untuk prencanaan personal terbatas,jenis,tipe, dan volume pelayanan kesehatan relatif stabil. SK MENKES No.262/ Menkes/ PerVII/79: Rasio Tempat Tidur Dan Personel Rumah Sakit Tipe RS A dan B C



TM/TT TNP/TT TNOP/TT 1/(4-7) 1/3 1/1 1/9 1/5 3/4 3



D



1/15



1/6



2/3



Keterangan: TM TNP TNO



: Tenaga medis : Tenaga perawat : Tenaga non perawat



P TT : Tempat tidur Contoh Soal 1) Di suatu Rumah Sakit tipe A dengan jumlah tempat tidur (bed) 250 buah dengan itu maka pemimpin RS tersebut akan memperhitungkan jumlah tenaga keperawatannya sebanyak… Penyelesaian : Diketahui : Tipe RS = Tipe A Tempat Tidur = 250 buah Ditanyakan : Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan Jawab : Tenaga Perawat = 1/3 x 250 = 83,3 Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 83 orang 2) Di suatu Rumah Sakit tipe C dengan jumlah tempat tidur (bed) 300 buah dengan itu maka pemimpin RS tersebut akan memperhitungkan jumlah tenaga non keperawatan sebanyak… Penyelesaian : Diketahui : Tipe RS = Tipe C Tempat Tidur = 300 buah Ditanyakan : Jumlah tenaga non keperawatan yang dibutuhkan Jawab : Tenaga Non Perawat = 3/4 x 300 = 225 Jadi jumlah tenaga non perawat yang dibutuhkan adalah 225 orang 3. Metode Gillies  Keperawatan tidak langsung : 1 jam/pasien/24 jam  Mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostic  Mempersiapkan pasien untuk tindakan keperawatan  Merapikan meja suntik, dll.  Pendidikan kesehatan : 15 menit/pasien/24 jam Gillies (1994) menjelaskan rumus kebutuhan tenaga keperawatan di suatu unit perawatan adalah sebagai berikut : 4



TP =



A × B × 365 ¿¿



Keterangan : TP



= Tenaga perawat



A



= Jam perawatan / 24 jam



B



= Sensus harian ( TT × BOR )



C



= Jumlah hari libur



365



= Jumlah hari libur selama setahun



Contoh Soal : 1) Sebuah Rumah Sakit dengan jumlah tempat tidur 200, BOR 50%. Dengan waktu perawatan 6 jam per hari dan jam kerja 6 jam. Dan libur pertahun adalah 72 hari. Hitunglah tenaga perawat RS tersebut! Penyelesaian : Diketahui : A = 6 jam B = (TT x BOR) = (200x0,5) C = 72 Hari Ditanyakan : Tenaga perawat yang dibutuhkan? Jawab : A × B × 365 TP = ¿¿



TP =



6 × ( 200 × 0,5 ) × 365 ¿¿



TP =



219.000 =124,57 dibulatkan menjadi 125 orang 1758



2) Di Ruang Bougenvill dengan jumlah tempat tidur 40, BOR 20%. Dengan waktu perawatan 6 jam per hari dan jam kerja 6 jam. Dan libur pertahun adalah 72 hari. Hitunglah tenaga perawat Ruangan tersebut! Diketahui : A = 6 jam B = (TT x BOR) = (40x0,2) C = 72 Hari Ditanyakan : Tenaga perawat yang dibutuhkan? Jawab : 5



TP =



A × B × 365 ¿¿



TP =



6 × ( 40 × 0,2 ) × 365 ¿¿



TP =



17.520 =9,96 dibulatkan menjadi 10 orang 1758



4. Metode Formula PPNI TP =



( A × 52 ( Minggu )) × 7 Hari ( TT × BOR ) × 125% Hari Kerja Efektif (HKE) × Total jam kerja per minggu



Keterangan : TP



= Tenaga perawat



A



= Jumlah jam perawatan / 24 jam



TT



= Tempat tidur



BOR = Bad Occupancy Ratio HKE = 265 – 52 ( Hari libur dalam setahun ) – 12 hari libur – 12 hari cuti 289 / 7 = 41 Minggu 125% pada formula ini diasumsikan karena asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat di Indonesia masih berpola pada tindakan yang banyak kea rah tindakan non keperawatan sehingga perlu di ditambahkan jumlahnya, selain itu diasumsikan bahwa kinerja keperawatan Indonesia masih 75%. Contoh Soal : 1) Di sebuah ruang dalam Rumah Sakit X rata-rata perawatan selama 24 jam adalah 30 jam seperti pada table, BOR rata-rata 75% dan jumlah tempat tidur 100 buah. Hitung berapa kebutuhan perawat di Rumah Sakit X tersebut! Tabel rata-rata perawatan selama 24 jam. No Jenis/ kategori 1



Pasien



Rata – rata pasien Rata-rata



jam Jumlah



perhari



perawatan



perawatan/hari



10



pasien perhari 3



30



6



jam



penyakit dalam Penyelesaian : Diketahui :



A = 30 TT = 100 BOR = 75% HKE = 41 Minggu TJK = 30 Jam per minggu



Ditanyakan : Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan? Jawab : TP =



( A × 52 ( Minggu )) × 7 Hari ( TT × BOR ) × 125% Hari Kerja Efektif (HKE) × Total jam kerja per minggu



TP =



( 30 × 52 ( Minggu )) × 7 Hari ( 100 × 0,75 ) × 125% 41 Minggu × 30 Jam



TP =



( 1560) × 525 × 125 41 Minggu × 30 Jam ×100



TP =



102.375.000 123.000



TP = 832,31 orang (dibulatkan menjadi 832 orang ) 2) Di sebuah ruang bedah Rumah Sakit X rata-rata perawatan selama 24 jam adalah 20 jam seperti pada table, BOR rata-rata 75% dan jumlah tempat tidur 50 buah. Hitung berapa kebutuhan perawat di Rumah Sakit X tersebut! Tabel rata-rata perawatan selama 24 jam. No Jenis/ kategori



Rata – rata pasien Rata-rata perhari



jam Jumlah



perawatan pasien perhari 7



jam



perawatan/hari



1



Pasien



5



4



20



bedah Penyelesaian : Diketahui :



A = 20 TT = 50 BOR = 75% HKE = 41 Minggu TJK = 20 Jam per minggu



Ditanyakan : Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan? Jawab : TP =



( A × 52 ( Minggu )) × 7 Hari ( TT × BOR ) × 125% Hari Kerja Efektif (HKE) × Total jam kerja per minggu



TP =



( 20 × 52 ( Minggu )) × 7 Hari ( 50 × 0,75 ) × 125% 41 Minggu × 20 Jam



TP =



(1040) × 37,5 × 125 41 Minggu × 20 Jam ×100



TP =



4.875 .000 82.000



TP = 59,45 orang (dibulatkan menjadi 59 orang ) 5. Metode Formula Depkes 



Pengelompokan unit kerja Rumah Sakit Kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan) harus memperhatikan unit kerja yang ada di rumah sakit. Secara garis besar terdapat pengelpmpokan unit kerja di rumah sakit sebagai berikut : a. Rawat jalan b. Kamar bersalin c. Gawat darurat (IGD) 8



d. Kamar Operasi e. Rawat inap anak/perinatal f. Rawat inap intensif g. Rawat inap dewasa a. Rawat Jalan TP =



Rata – rata jumlah pasien × Jumlah jam perawat +Koreksi 15 % Jumlah jam kerja efektif / hari × 60



Contoh soal : 1) Rata – rata jumlah pasien dalam satu hari adalah 100 orang. Jumlah jam perawatan 1 pasien adalah 15 menit, dan jumlah jam kerja efektifnya adalah 7 jam. Hitung kebutuhan tenaga perawat dirawat jalan! Penyelesaian : Diketahui



: Rata-rata jumlah pasien 1 hari = 100 orang Jumlah jam perawatan 1 pasien = 15 menit Jumlah jam kerja efektif per hari = 7 jam



Ditanyakan



: Tenaga perawat yang dibutuhkan?



Jawab :



TP =



Rata – rata jumlah pasien × Jumlah jam perawat +Koreksi 15 % Jumlah jam kerja efektif / hari × 60



TP =



100 × 15 + Koreksi 15 % 7 × 60



TP =



1500 + Koreksi 15 % 420



TP = 3,57 + Koreksi !5 % TP = 3,57 + ( 15% × 4 ) 9



TP = 4,17 atau 4 orang b. Kamar Bersalin TP =



Rata – rata jumlah pasien × Jumlah jam perawat Jumlah jam kerja efektif / hari



Kamar Bersalin a) Waktu



yang



persalinan



mencakup



diperlukan kala



I



untuk s.d



IV



pertolongan =



4



jaml



pasien b) Jam efektif kerja bidan jam 1 hari = 7 jam c) Rata-rata jumlah pasien setiap hari =10 pasien Contoh soal: 1) Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan mencakup kala I s.d IV = 4 jam/ pasien. Jam efektif kerja bidan satu hari adalah 7 jam dengan rata – rata jumlah pasien setiap hari adalah 10 pasien. Hitunglah jumlah tenaga keja yang diperlukannya! Penyelesaian: Diketahui



: Waktu yang diperlukan untuk persalinan = 4 jam per pasien Jam efektif kerja = 7 jam Rata-rata jumlah pasien dalam sehari = 10 pasien per hari



Ditanyakan



; Tenaga kerja yang dibutuhkan?



Jawab: TP =



Rata – rata jumlah pasien × Jumlah jam perawat Jumlah jam kerja efektif / hari



TP =



10× 4 7 jam



TP = 5,7 dibulatkan menjadi 6 orang c. Gawat Darurat (IGD)



10



TP =



Jumlah jam perawat × 52 × 7 × Jumlah kunjungan / hari Jumlah minggu efektif × 40 jam



6. Metode Ilyas TP =



A × B × 365 255 ×C



Keterangan : TP = Tenaga perawat A = Jumlah jam perawatan / 24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan pasien) B = Sensus harian (jumlah tempat tidur × BOR) C = Jam kerja per hari Contoh Soal : 1) Diketahui rata-rata perawatan selama 24 jam adalah 6 jam dan jam kerja per hari adalah 7 jam. BOR rata-rata 70% dengan jumlah tempat tidur 100. Berapa kebutuhan perawat di RS tersebut? Hitung dengan metode Ilyas! Penyelesaian : Diketahui : A = 6 jam B = (TTxBOR) = (100x0,7) C = 7 jam sehari Ditanyakan : Tenaga perawat yang dibutuhkan? Jawab : TP =



A × B × 365 255 ×C



TP =



6 × (100 × 0,7) × 365 255 ×7



TP =



153.300 1785



TP = 85,88 Jadi tenaga perawat yang dibutuhkan adalah 86 orang. 11



2) Diketahui di sebuah rumah sakit, rata-rata perawatan selama 24 jam adalah 6 jam dan jam kerja perhari adalah 6 jam. BOR rata-rata 70% dengan jumlah tempat tidur 120. Berapa kebutuhan perawat di RS tersebut? Hitung dengan metode Ilyas! Penyelesaian : Diketahui : A = 6 jam B = (TTxBOR) = (120x0,7) C = 6 jam sehari Ditanyakan : Tenaga perawat yang dibutuhkan? Jawab : TP =



A × B × 365 255 ×C



TP =



6 × (120 × 0,7) × 365 255 ×6



TP =



183.960 1530



TP = 120,23 Jadi tenaga perawat yang dibutuhkan adalah 120 orang. 7. Metode WISN (Workload Indicator Staff Need) Berdasarkan metode WISN, Kepmenkes RI No 81/2004. Terdapat beberapa langkah untuk menentukan rumus menghitung beban kerja perawat dengan metode WISN. Diantaranya: a) Menetapkan Waktu Kerja Tersedia A : 6 (Hari Kerja) x 50 (Minggu) = 300 Hari B : 12 Hari C : 6 Hari D : 19 Hari E : 10 Hari F : 7 jam kerja/hari - (Allowance 25% x 7 = 1,75 ) = 7 – 1,75 = 5,25 Jam/Hari Contoh Soal:



12



1. Hari Kerja Tersedia



2. Waktu Kerja Tersedia



=



{ A – (B+C+D+E) }



=



{ 300 – (12+6+19+10) }



=



253 Hari kerja/tahun



=



Hari Kerja Tersedia x F



=



253 x 5,25



=



1.328,25 jam kerja pertahun



=



79.695 (Dalam menit)



b) Menetapkan unit kerja kategori SDM Data dan informasi yang dibutuhkan : 



Struktur orang, uraian tugas pokok dan fungsi masing-masing unit







Keputusan direktur RS tentang perawat







Data pegawai berdasarkan pendidikan yang bekerja







PP 32 tentang tenaga kesehatan







UU tentang jabatan fungsional







Standar profesi, standard pelayanan dan SOP



c) Menyusun standar beban kerja Standar beban kerja =



Waktu kerja tersedia Rata−ratawaktu kegiatan pokok



Contoh Soal: 1) Di sebuah RS waktu kerja tersedia untuk perawat adalah 6 jam per hari, sedangkan rata-rata waktu kegiatan pokoknya adalah 4 jam per hari. Hitunglah standar beban kerja perawat selama 200 hari! Penyelesaian: Diketahui



: Waktu kerja tersedia = 200 hari x 6 jam = 1.200 jam Rata-rata waktu kegiatan pokok = 4 jam x 200 hari = 800 jam



Ditanyakan



: Standar beban kerja?



Jawab:



13



Standar beban kerja =



Waktu kerja tersedia Rata−ratawaktu kegiatan pokok



Standar beban kerja =



1.200 =1,5 800



2) Di sebuah RS waktu kerja tersedia untuk perawat adalah 8 jam per hari, sedangkan rata-rata waktu kegiatan pokoknya adalah 6 jam per hari. Hitunglah standar beban kerja perawat selama 250 hari! Penyelesaian: Diketahui



: Waktu kerja tersedia = 250 hari x 8 jam = 2.000 jam Rata-rata waktu kegiatan pokok = 6 jam x 250 hari = 1.500 jam



Ditanyakan



: Standar beban kerja?



Jawab: Standar beban kerja =



Waktu kerja tersedia Rata−ratawaktu kegiatan pokok



Standar beban kerja =



2.500 =1,6 1.500



d) Penyusun standard kelonggaran 



Meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang tidak terkait langsung atau dipengaruhi tinggi rendahnya kualitas atau jumlah kegiatan pokok/pelayanan. Contoh :  Rapat, penyusunan laporan, menyusun anggaran  Frekuensi kegiatan dalam suatu hari, minggu dan bulan  Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan



Standar kelonggaran =



Rata−rata waktu faktor kelonggaran Waktu kerja tersedia



Contoh soal: 14



1) Di sebuah RS hari kerja yang tersedia adalah 235 hari, sedangkan waktu kerja per hari nya adalah 6 jam, di RS tersebut mempunyai faktor kelpnggaran waktu kerja 3 jam. Hitunglah berapa standard kelongggaran waktu kerja RS tersebut! Penyelesaian : Diketahui



: Hari kerja tersedia = 235 hari Waktu kerja = 6 jam x 235 = 1.410 jam Faktor kelonggaran = 3 jam x 52 = 156 jam



Ditanyakan



: Standar Kelonggaran?



Jawab



:



Standar kelonggaran =



Rata−rata waktu faktor kelonggaran Waktu kerja tersedia



Standar kelonggaran =



156 =0,11 tenaga 1.410



e) Perhitungan tenaga Sumber yang dibutuhkan : 



Data yang diperoleh sebelumnya,  Waktu kerja tersedia  Standar beban kerja  Standar kelonggaran







Kuantitas kegiatan pokok per unit kerja selama 1 tahun Kuantitas kegiatan pokok + Standar kelonggaran Standar beban kerja Contoh Soal: 1) Diketahui : Kuantitas kegiatan pokok = 80 Standar beban kerja = 1,5 Standar kelonggaran = 50 15



Ditanyakan : Perhitungan tenaga? Jawab : Kuantitas kegiatan pokok + Standar kelonggaran Standar beban kerja 80 +50=103,33 1,5 2) Diketahui : Kuantitas kegiatan pokok = 50 Standar beban kerja = 1,3 Standar kelonggaran = 30 Ditanyakan : Perhitungan tenaga? Jawab : Perhitungan tenaga =



Perhitungan tenaga =



Kuantitas kegiatan pokok + Standar kelonggaran Standar beban kerja 50 +30=68,46 1,3



16