8 Teknik Wawancara Dan Introgasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Teknik Wawancara dan Interogasi



Agenda Style 01



Perbedaan interogasi



antara



wawancara



dan



02



Manfaat Melakukan Sebelum Introgasi



03



Behavior Symptom Analysis (BSA) dan Saluran Komunikasi



04



Verbal Behavior, Non Verbal Behavior, Paralinguistic Behavior,



Wawancara



Perbedaan Wawancara dan Interogasi



WAWANCARA Ciri-ciri suatu wawancara : Wawancara bersifat netral dan tidak menuduh dalam segi substansi atau caranya, meskipun investigator mempunyai alasan untuk percaya bahwa yang bersangkutan terlibat dalam tindak kejahatan, sehingga menimbulkan rasa percaya dan hormat dengan orang yang diwawancarai. Selama wawancara investigator mengumpulkan informasi penting bagi investigasinya investigative information dan informasi mengenai perilaku orang yang diwawancarainya behavioral information. Wawancara dapat dilakukan dalam berbagai lingkungan dan suasana, namun sebaiknya dilakukan pada ruangan khusus. Wawancara bersifat cair, tidak terstruktur dan bisa melompat dari suatu pokok ke pembicaraan lain. Investigator harus mencatat hasil wawancara secara tidak sporadis tanpa menginterupsi selesainya pernyataan.



INTEROGASI Ciri-ciri suatu interogasi :  Interogasi bersifat menuduh, berdasarkan prinsip bahwa seseorang yang bersalah tidak akan memberi keterangan yang bertentangan dengan kepentingan pribadinya secara sukarela, kecuali apabila ia yakin bahwa investigator juga mempunyai keyakinan tentang kesalahannya.  Interogasi dilakukan dengan persuasi aktif, dimana investigator percaya bahwa dalam wawancara sebelumnya orang yang diwawancara terlah berbohong.  Interogasi dilakukan dengan membuat pernyataan, bukan pertanyaan.  Tujuan interogasi adalah untuk mengetahui apa yang sebenarnya.  Interogasi hanya dilakukan jika investigator memiliki keyakinan yang memadai tentang salahnya seseorang.  Investigator tidak boleh membuat catatan sampai sesudah tertuduh menceritakan yang sebenarnya dan berketetapan hati untuk tidak bringsut dari posisi itu.



Manfaat Melakukan Wawancara Sebelum Interogasi



Investigator sering kali melakukan interogasi meskipun ia tidak punya bukti atau petunjuk untuk menuduh seseorang dan keputusan untuk menginterogasi orang itu didorong oleh keinginan untuk mencari bukti. Umumnya, interogasi semacam ini dilakukan sekedar karena investigator mempunyai persepsi bahwa orang itu mempunyai perilaku aneh.



saran-saran untuk mengadakan ruang wawancara :  Ciptakan suasana privasi.  Pintu ruang harusnya tidak terkunci dan tidak boleh ada penghalang apapun bagi yang diwawancarai untuk meninggalkan tempat.  Hilangkan segala sesuatu yang bisa mengganggu.  Penerangan ruang harus cukup namun tidak menyilaukan agar tidak menghalangi wajah dan pelaku yang diwawancarai.  Minimalkan kebisingan apapun, jangan ada telepon di dalam ruangan.  Kursi antara investigator berjarak sekitar 1,5 meter.



Manfaat dari ruang pengamatan adalah :  Pengamat dapat menyaksikan sepenuhnya proses wawancara, tanpa menggangu privasi yang harus ada dalam ruang wawancara.  Pengamat dapat mempelajari gejala perilaku (behavior symtons) si tersangka.  Pengamat merupakan saksi ketika yang diwawancara menuduh pewawancara melakukan kejahatan atau pelanggaran terhadapnya.  Apabila pelaku ditinggal sendirian, pengamat dapat melihat kalau pelaku bersiap melarikan diri, bunuh diri atau menyerang pewawancara.  Dalam tindak pidana yang melibatkan beberapa tersangka, ruang ini berguna untuk mengamati perilaku yang tidak tampak ketika wawancara dilakukan perorangan.



Behavior Symptom Analysis (BSA) dan Saluran Komunikasi



Behaviour symptom analysis yaitu analisis gejala perilaku, para dokter, psikolog, dan psikiater mengakui pentingnya mengevaluasi perilaku pasien atau klien mereka untuk membantu mendiagnosis penyakit. Ada beberapa tingkat level atau saluran komunikasi. Makna sebenarnya dari ucapan seseorang diperkuat atau diubah oleh berbagai saluran seperti kegagapan, sikap tubuh, gerak tangan, mimik wajah, atau nada suara,



Verbal Behavior, Non Verbal Behavior, Paralinguistic Behavior,



BEHAVIOR SYMPTOM ANALYSIS (BSA) & SALURAN KOMUNIKASI



01



Verbal Behavior



02



Non Verbal Behavior



03



Paralinguistic Behavior



Cases



Paralinguistic behavior Adalah ciri-ciri percakapan diluar apa yang diucapkan oleh orang yang diwawancarai



Sumber terbaik dalam mendeteksi kebohongan, karena lebih sulit dikendalikan ketampakannya daripada yang lain.



Contoh Paralinguistic Behavior:



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Response latecy (masa atau periode keheningan) Early response Response Length Penyampaian jawaban (response delivery) Continuity of response (kelanjutan dari jawaban) Erasure Behavior. (perilaku penghapusan)



Nonverbal behavior Postur



Postur atau sikap ketika diwawancara mengungkapkan keterlibatan emosinalnya. Subjek yang jujur mempertahankan keterlibatan emosional, Subjek yang berbohong terlihat dari gerak lamban, seakan tidak berjiwa



Gerak Tangan



1. 2. 3. 4.



Tidak ada gerak tangan sama sekali Gerak tangan menjauh dari tubuh Hand srug Gerak tangan mengarah pada tubuh



Gerak Kaki



Ketika subjek menyilangkan satu tungkainya pada yang lain, ia mungkin menghentakkan satu kakinya ke tanah. Kalau hal ini sering dilakukannya ini tanda kecemasan. Namun hal tersebut bukan berarti subjek berbohong



Mimik muka & Kontak Mata



Kenyataan bahwa mimik muka subjek berubah meruapakan tanda kebohongan disebabkan subjek kawatir bahwa kebohongannya akan terungkap. Kontak mata antara subjek dan investigator merupakan salah satu perilaku nonverbal yang sangat penting untuk dievaluasi



• Subjek yang:



• Jujur:



Postur



1. Mempertahankan keterlibatan emosional,



2. Minat, 3. Dan percaya diri yang tinggi dalam menyampaikan pernyataannya. • Postur: 1. Tubuhnya tegak searah dengan investigator, 2. Ketika membuat pernyataan-pernyataan penting ia mencondongkan tubuhnya ke investigator,



3. Kalaupun menyilangkan kaki dan meletakkan satu tungkai pada tungkainya yang lain hal ini dilakukan dengan santai dan nyaman



Postur Subjek yang: Berbohong: 1. 2. 3. 4. 5.



Gerak lamban, Seakan tidak berjiwa, Terjerembab dalam kursinya dan tidak berminat dengan wawancara. Batang tubuhnya menjauhi investigator. Bentuk lain adalah menyilangkan lengan di depan dada (bersedekap) atau tungkai diatas tungkai yang dilakukan secara ketat



Gerak tangan (gesture) 01



Tidak ada gerak tangan sama sekali



02



Gerak tangan menjauh dari tubuh (illustrating gestrure)



03



Hand srug



04



Gerak tangan mengarah pada tubuh (adaptor behavior)



Ketika subjek menyilangkan satu tungkainya pada yang lain, ia mungkin menghentakkan satu kakinya ke tanah. Kalau hal ini sering dilakukannya ini tanda kecemasan. Namun hal tersebut bukan berarti subjek berbohong



Gerak Kaki



Mimik Muka dan Kontak Mata Kenyataan bahwa mimik muka subjek berubah meruapakan tanda kebohongan disebabkan subjek kawatir bahwa kebohongannya akan terungkap. Kontak mata antara subjek dan investigator merupakan salah satu perilaku nonverbal yang sangat penting untuk dievaluasi. Subjek yang berbohong tidak berani atau enggan menatap mata investigator)



Ada 5 pedoman yang harus diperhatikan ketika menilai kontak mata untuk menentukan subjek membohong atau jujur : 1. Umumnya subjek yang tidak melakukan kontak mata dengan investigator sedang merahasiakan sesuatu 2. Investigator tidak boleh menantang subjek untuk menatap mata 3. Investigator cukup mengamati kontak mata secara kasual saja sehingga ia tidak membuat subjek menjadi tidak nyaman 4. Subjek tidak boleh diperkenankan menggunakan kacamata hitam 5. Selaku investigator, jangan mengharapkan subjek terus menatapnya



Catatan Akhir Introgasi



Wawancara



Catatan hasil wawancara dari awal sampai akhir, dan jangan sporadic (kadang dicatat, kadang tidak). Mencatat secara sporadic memberi kesan kepada yang diwawancarai bahwa jawaban tertentu penting sehingga dicatat oleh investigator.



Ketika ditanyakan, pertanyaan lain yang terkait dengan jawaban yang dicatat, ia akan menjadi ekstra hati-hati. Mencatat secara sporadis akan menghambat arus informasi selama wawancara.



Untuk mengevaluasi BSA, investigator berpedoman pada hal-hal berikut ini: 1. Perhatikan penyimpangan dari BSA si subjek dalam keadaan normal. Bisa diketahui ketika melakukan wawancara dan cara si subjek menjawab pertanyaan yang sederhana. 2. Semua indikasi perilaku perlu diamati kapan terjadinya dan seberapa sering terjadi. Perhatikan timing dan consistency dari perilaku yang memberi indikasi penting. 3. Untuk menjadi indikator yang andal, perubahan perilaku harus terjadi ketika subjek mendengar pertanyaan atau akan memberikan jawaban, dan perilaku ini berulang ketika pertanyaan serupa diajukan. Karena itu kesimpulan dari BSA harus menyeluruh.



Introgasi



Investigator tidak boleh membuat catatan sampai sesudah tertuduh menceritakan yang sebenarnya dan berketetapan hati (committed) untuk tidak bersingut dari posisi itu. Membuat catatan terlalu dini akan mengingatkan tertuduh bahwa keterangannya akan merugikan dirinya. Bahkan, para pakar menyarankan bahwa bukan saja catatan dibuat sesudah tertuduh sepenuhnya mengakui apa yang sebenarnya terjadi, pengakuan itu juga harus disaksikan investigator lain.



Barulah, setelah ada pengakuan yang disaksikan investigator lain, investigator mendokumentasikan pengakuan tersebut dan segala perincian dari pengakuannya



Thank you