9 - Organisasi Kepariwisataan Dunia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MANAJEMEN PARIWISATA “ORGANISASI KEPARIWISATAAN DUNIA” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pariwisata Dosen pengampu : Alifi Nur Prasetia Nugroho S.Pd., M.Pd.



Disusun oleh : 1.



Shelly Fatma Kurnia Sari



(18406241003)



2.



Laely Irdayanti



(18406241035)



3.



Nanda Hasna Khairunnisa



(18406241041)



4.



Hasna Nusaibah Nur Salim



(18406244021)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Organisasi Kepariwisataan Dunia” untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pariwisata. Terimakasih pula kepada bapak Alifi Nur Prasetia Nugroho S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Pariwisata. Penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah informasi maupun wawasan mengenai organisasi kepariwisataan yang ada di dunia. Demikian makalah kami mengenai “Organisasi Kepariwisataan Dunia” dengan segala kekurangan dan kelebihan. Oleh karena itu kritik, saran, serta masukan yang membangun dari pembaca sangat diperlukan untuk dapat terciptanya makalah yang lebih baik lagi. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.



Yogyakarata, 30 September 2020



Penyusun



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..............................................................................................i DAFTAR ISI............................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1 A. Latar Belakang..............................................................................................1 B. Rumusaan Masalah.......................................................................................2 C. Tujuan 2 BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3 A. Latar Belakang Organisasi Kepariwisataan Dunia.......................................3 B. Faktor dan Tujuan Organisasi Kepariwisataan Dunia..................................6 C. Organisasi Kepariwisataan Dunia dan Tujuan..............................................7 BAB III PENUTUP...............................................................................................11 A. Kesimpulan.................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata sebenarnya sudah ada perkembangannya sejak zaman primitif, hal tersebut dibuktikan dengan adanya sebuah perjalanan dari tempat satu ke tempat lainnya, bedanya hanya dahulu kala tujuannya untuk kelangsungan hidup, sedangkan semakin berjalannya waktu perjalanan wisata ditujukan untuk perdagangan hingga sekarang dimanfaatkan untuk mencari wawasan baru, ataupun sekedar berlibur. Dengan berkembangnya pariwisata, maka orang – orang juga membutuhkan sebuah manajemen dengan mendirikan organisasi agar tertatanya kepariwisataan dunia (Kompasiana.com, 2020). Organisasi



kepariwisataan



umumnya



menentukan



kebijakan







kebijakan yang digunakan untuk mengatur jalannya pariwisata di dunia maupun di masing – masing negara. Selain itu organisasi pariwisata juga melakukan pengawasan terhadap kebijakan yang sudah diterapkan serta memberikan arahan agar semakin berkembangnya pariwisata. Namun, meskipun organisasi telah didirikan, tetap saja jalannya pariwisata juga masih dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menentukan berkembang atau tidaknya. Faktor tersebut antara lain objek, sarana dan prasarana, serta pelayanan (Suwena, 2017:178-179). Organisasi kepariwisataan dunia juga memiliki jumlah yang tidak sedikit dengan fungsi berbeda pula. Antara lain meningkatkan dan membangun pariwisata sebagai kontributor dalam pembangunan ekonomi, mengatur maskapai penerbangan, menyebarkan wawasan mengenai suatu wilayah yang mempunyai potensi, melakukan kerjasama antar negara, maupun penghimpun biro pariwisata di berbagai dunia. Berkembangnya organisasi kepariwisataan memang sangat menarik untuk dikaji lebih dalam. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai bagaimana organisasi kepariwisataan awalnya berdiri, faktor dan tujuan apa yang mempengaruhi perkembangannya, hingga macam - macam organisasinya.



1



B. Rumusaan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana latar belakang organisasi kepariwisataan dunia? 2. Bagaimana faktor dan tujuan organisasi kepariwisataan dunia? 3. Apa saja organisasi kepariwisataan dunia dan tujuannya? C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut : 1. Menjelaskan latar belakang organisasi kepariwisataan dunia. 2. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi dan tujuan berdirinya organisasi kepariwisataan dunia. 3. Menyebutkan organisasi kepariwisataan dunia beserta tujuannya.



BAB II PEMBAHASA N A. Latar Belakang Organisasi Kepariwisataan Dunia Berawal dari 4000 tahun sebelum Masehi, orang-orang Babylonia dan Sumeria sudah melakukan perjalanan untuk memasarkan hasil kerajinan tangan, serta memperoleh kebutuhan pokok ataupun tambahan barang dari tempat lain (Antonius dan Tanjung, 2017: 33). Kegiatan tersebut terus berlangsung hingga akhirnya pada sekitar abad ke-12 terjadi penjelajahan Samudera yang dilakukan bangsa Barat, Muslim, dan Tiongkok. Penjelajahan Samudera umumya dilakukan untuk menemukan daerah-daerah baru, atau untuk berdagang akan tetapi bisa saja mencari daerah koloni baru Oleh karena itu yang awalnya perjalanan dari satu wilayah ke wilayah lain itu hanya untuk berdagang, maka kemudian melahirkan suatu keinginan baru. Keinginan untuk mendatangi tempat-tempat yang berhasil disinggahi oleh para penjelajah Samudera. Dimana para penjelajah yang telah kembali dari negeri asing di seberang kemudian menceritakan bagaimana keadaan yang ada di suatu negeri tersebut. Oleh karena itu motif dari perjalanan itu pun sedikit berubah lagi, yang tadinya menjadi perjalanan yang hendak mengetahui tempat-tempat lain. Kemudian bertambah lagi dengan keinginan untuk mengetahui tempat-tempat baru, penduduk lain, serta kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki (Bungaran Antonius. dkk, 2017: 36). Hal ini kemudian menjadi cikal adanya istilah pariwisata. Perjalanan pariwisata tersebut kemudian menjadi trend bagi manusia. Oleh karena itu, keinginan tersebut semakin bercabang tujuanya. Ada yang ingin mencari hiburan dengan mengunjungi tempat-tempat asing, tempattempat yang indah pemandangannya, bangunan-bangunan yang artistik, bahkan perjalanan wisata rohani. Jangan membayangkan perjalanan wisata jaman dahulu, semudah kita pada dewasa ini. Dahulu, orang-orang yang melakukan perjalanan wisata haruslah membawa peta. Belum adanya alat komunikasi canggih apalagi internet, membuat mereka lumayan menguras waktu dan tenaga untuk mencari tahu dan mencatat tempat-tempat yang mau mereka



datangi. Yang paling jelas terlihat adalah dari sisi transportasi, dimana dulu belum ada pesawat terbang, sehingga untuk melakukan perjalanan beda negara satu-satunya hanya menggunakan jalur laut yang jelas sangat menyita waktu. Akan tetapi yang lebih dirasakan orang yang berwisata saat itu adalah sensasi adventure dalam perjalanan pariwisata. Akan tetapi semakin berkembangnya zaman, maka kepariwisataan dunia pun melalui perkembangan ke taraf yang lebih baik. Akibat adanya globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi telekomunikasi dan transportasi, semakin memudahkan manusia untuk melakukan perjalanan pariwisata dari satu tempat ke tempat lain. Terjadinya globalisasi juga menumbuhkan kerjasama antar negara-negara di dunia, atau yang biasa kita sebut kerjasama Internasional. Berbicara mengenai kepariwisataan dunia, maka tidak begitu jauh dengan hal kerjasama antar negara. Hal tersebut dikarenakan sektor pariwisata merupakan salah satu bentuk kerjasama internasional banyak negara lakukan. Pariwisata dipercaya telah memberikan manfaat positif bagi pengembangan perekonomian masyarakat di sebuah negara atau destinasi serta berpeluang menunjang pelestarian sumber-sumber pariwisata suatu destinasi (Junaid, 2014 : 1 ). Dengan adanya pembangunan pariwisata di suatu negara, diharapkan dapat memberikan dampak nyata dalam pelestarian budaya dari suatu daerah atau negara yang menjadi destinasi wisata. Hal-hal seperti pengembangan, pemanfaatan serta perlindungan sumberdaya dan budaya negara merupakan beberapa hal yang menjadi perhatian dalam pembangunan pariwisata di suatu negara. Melalui pengelolaan pariwisata yang baik serta sifatnya yang berkelanjutan diharapkan dapat memberikan dampak yang baik bagi pertumbuhan ekonomi di negara destinasi wisata (Junaid, 2014 : 2). Secara global, sektor pariwisata yang berkembang pesat memberikan dampak yang sangat baik bagi perekonomian dunia. Kembali lagi ke pernyataan bahwasanya kepariwisataan dunia erat kaitanya dengan kerjasama internasional. Hal tersebut didasari dari hubungan saling kertegantungan, dimana suatu negara tidak dapat berdiri tanpa bantuan ataupun pengakuan dari negara lain. Dimana



ini kemudian memunculkan kerjasama antar negara-negara di dunia. Lantas bagaimana hubungan kerjasama internasional dengan sektor pariwisata? Ada beberapa negara yang memiliki keahlian dalam pengolahan sumber daya alam, namun disisi lain terdapat negara yang kaya akan sumber daya alam namun tidak cerdas dalam mengolah. Oleh karena itu akhirnya timbulah kerjasama antara negara yang ahli dalam teknologi dengan negara yang kaya akan sumber daya alam tersebut. Dari penjelasan yang telah penulis uraikan tersebut, maka dapat kita kritisi bahwasanya setiap negara yang menyelenggarakan atau bekerjasama dalam mengembangkan sector pariwisata membutuhkan suatu badan atau wadah yang dapat berfungsi membina kepariwisataan, baik secara nasional, regional maupun internasional, dalam bentuk organisasi pemerintah, semi maupun bukan pemerintah. Pembentukan organisasi kepariwisataan diperlukan suatu kebijakan 2 atau aturan yang mendasarinya, sehingga dapat diakui secara nasional dan dapat melakukan kegiatan kerja sama secara nasional maupun internasional (Junaid, 2014 : 3). Organisasi kepariwisataan berusaha menetapkan standar operasional dari kegiatan pariwisata yang konformis diantara pelaku wisata untuk setiap kunjungan wisatawan (Pradana, 2019 : 14). Pariwisata memang banyak memberikan dampak positif terhadap negara dan perputaran ekonomi dunia. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga bahwa akan menimbulkan dampak yang negatif. Menurut Ruhanen, dampak negatif tersebut tidak terlepas dari tidak adanya acuan atau pedoman pengembangan pariwisata serta perencanaan pariwisata yang tidak tepat. Hal tersebut mengisyaratkan pentingnya perencanaan yang jelas khususnya dalam pengembangan pariwisata budaya (Junaid, 2014 : 4). Perlu adanya evaluasi dari keseuasian rencana dan startegi yang telah ditetapkan dengan tujuan yang nantinya akan dicapai. Organisasi pariwisata dituntut untuk mendesain dan mengimplementasikan strategi yang diproyeksikan akan mencapai tujuan pengembangan pariwisata.



B. Faktor dan Tujuan Organisasi Kepariwisataan Dunia Dalam membangun dan juga mengembangkan suatu kepariwisataan negara diperlukannya suatu organisasi yang menjadi penanggung jawab terhadap perumusan dan pelaksanaan kebijakan kepariwisataan dalam lingkup nasional maupun internasional. Dan secara langsung organisasi ini melakukan pengawasan



dan



juga



memberikan



arahan



dalam



pengembangan



kepariwisataan. Di dalam organisasi yang bersifat internasional diharapkan adanya kerjasama antar negara, sehingga saling bekerja sama untuk kepentingan masing-masing negara. Tujuan dibentuknya suatu organisasi kepariwisataan sendiri untuk memajukan industri pariwisata di tingkat nasional, regional maupun internasional. Pariwisata sebagai suatu industri didukung adanya tiga faktor yang mempengaruhi, yakni ketersediaan objek dan atraksi wisata, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi suatu daerah tujuan wisata, kemudian adanya fasilitas prasarana dan sarana perhubungan dengan segala fasilitasnya, sehingga memungkinkan bagi wisatawan mengunjungi daerah tersebut, dan yang terakhir adalah adanya sarana kepariwisataan yang dapat memberikan pelayanan pada wisatawan selama perjalanan wisata yang dilakukan. Pada umumnya ada dua bentuk organisasi kepariwisataan yaitu organisasi kepariwisataan yang dibentuk oleh pemerintah dan organisasi kepariwisataan yang merupakan asosiasi-asosiasi dengan bermacam-macam kelompok perusahaan (Suwena, 2017:178-179). Terbentuknya suatu organisasi pariwisata dilandasi dengan adanya perkembangan pariwisata di suatu negara atau daerah. Organisasi pariwisata sifatnya sangat kompleks karena melibatkan banyak unit terkait yang memiliki fungsi sebagai fasilitator, perencana, pengembangan dan promosi pada suatu destinasi (Ismayanti,2010:106). Dilihat dari sisi geografisnya, organisasi pariwisata dibagi menjadi dunia, negara, bangsa, regional, daerah, kota hingga kabupaten. Sedangkan dari sisi kepemilikan, organisasi pariwisata dibagi menjadi pemerintahan, sektoral dan swasta.



Organisasi pariwisata pada lingkup internasional terdiri dari, United Nation World Tourism Organisation (UN-WTO), World Travel and Tourism Council



(WTTC),



Internasional



Air



Transport



Association



(IATA),



International Civil Aviation Organisation (ICAO), dan Federation Aviation Administration (FAA). Pada lingkup organisasi regional terdiri dari organisasi Pacific Area Travel Association (PATA), European Travel Commission (ETC). Selain itu juga pada lingkup nasional terdapat organisasi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Pariwisata Daerah, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Association of Indonesian Tour and Travel Agency (ASITA), dan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) (Ismayanti, 2010: 107109). Jadi perkembangan organisasi pariwisata dimulai dari tingkatan nasional, regional hingga internasional. C. Organisasi Kepariwisataan Dunia dan Tujuannya Bidang pariwisata menjadi salah satu sektor industri yang mendukung pembangunan ekonomi negara. Secara global bidang kepariwisataan ini berkembang dengan pesat juga memberikan kontibusi bagi ekonomi dunia. Dalam mengembangkan sektor pariwisata tentunya perlu memperhatikan tiga faktor utama yaitu objek atau atraksi pariwisata, sarana dan prasarana serta tersedianya fasilitas amenities (Suwena dan Widyatmaja, 2017: 178). Oleh karena itu, setiap negara yang mengembangkan sektor pariwisata perlu adanya badan atau organisasi yang mengawasi dan memberikan arah informasi dalam pengembangan kepariwisataan baik itu dalam lingkup nasional, regional maupun internasional. Dengan adanya organisasi kepariwisataan internasional ini dapat memperluas jalinan kerjasama antar negara serta menambah jumlah kunjungan wisata. Secara umum tujuan organisasi kepariwisataan dunia adalah memajukan sektor industri pariwisata, namun secara spesifik tiap-tiap organisasi tersebut memiliki tujuan dan fungsi yang berbeda. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai tujuan tiap organisasi kepariwisataan dunia yang ada.



1. UNWTO (United Nations - World Tourism Organization) UNWTO merupakan organisasi internasional yang berada di bawah naungan PBB dan berdiri pada 1 November 1974 (Anggraini, 2015: 2). Dikutip dari laman Kemenlu.go.id (8/6/2012) bahwa organisasi ini memiliki tujuan utamanya yaitu meningkatkan dan membangun pariwisata sebagai kontributor dalam pembangunan ekonomi, saling pengertian internasional, perdamaian, kemakmuran universal, HAM dan kebebasan dasar untuk semua tanpa memandang perbedaan ras, agama, jenis kelamin, bahasa



dan



agama.



Fungsi



dari



WTO



sendiri



adalah



untuk



mempromosikan ekowisata sebagai penarik turis sekaligus sebagai program pelestarian alam di setiap negara. Selain itu WTO juga bekerjasama dengan UNESCO dalam rangka pemanfaatan situs-situs budaya sebagai salah satu sektor pariwisata. 2. WTTC (World Traveland & Tourism Council) WTTC merupakan organisasi yang mewakili sektor perjalanan dan pariwisata secara global. Organisasi ini berdiri pada tahun 1990 dan memiliki kantor pusat di London. Tujuan dari organisasi ini adalah untuk meningkatkan kesadaran ekonomi melalui sektor perjalanan



dan



pariwisata yang menyumbang 200 juta pekerjaan dari sepuluh persen PDB global. Selain itu tujuan lain dari WTTC adalah menangani beberapa masalah yang harus dihadapi khususnya : a.



Mempromosikan mengenai kepariwisataan (awareness of Travel and Tourism),



b.



Kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian,



c.



Pengembangan pariwisata yang berkelanjutan melalui ekowisata,



d.



Mengatasi hambatan utama dalam pertumbuhan ekonomi



3. IATA (International Air Transport Association) IATA merupakan organisasi kerjasama dari seluruh perusahaan maskapai di dunia. Organisasi IATA didirikapan pada 19 April 1945 dan berkedudukan di Montreal, Kanada. Organisasi ini memiliki tujuan utamanya yaitu mengatur regulasi penerbangan yang mengacu pada badan



standar penerbangan internasional (Suherman, 1979). Selain bertujuan untuk memperlancar arus penerbangan dari satu negara ke negara lain, IATA juga memiliki tugas untuk menetapkan harga tarif internasional, menciptakan harga ekonomi untuk pengangkutan jasa atau pos, dan checked baggage. 4. ICAO (International Civil Aviation Organization) ICAO merupakan organisasi pemerintahan yang bertugas untuk mempromosikan penerbangan dengan berfokus pada masalah keselamatan penerbangan. Bersama dengan IATA, kedua organisasi ini mengatur regulasi penerbangan sesuai dengan porsi masing-masing. Setiap negara yang ikut dalam anggota PBB dapat menjadi anggota ICAO dan harus mengikuti peraturan yang diselenggarakan oleh ICAO. Tujuan utama dari organisasi ini adalah mengatur mengenai syarat kelayakan dan keselamatan penerbangan, memberikan standar internasional mengenai pilot, awak pesawat, landasan pacu, teknisi pesawat dan sebagainya. Selain itu ICAO juga memberikan pertaturan terbang untuk seluruh anggota negara ICAO yaitu ICAO Annex. 5. PATA (Pacific Area Travel Association) PATA merupakan organisasi internasional yang memiliki tujuan untuk mempromosikan kawasan Asia Pasifik dan Amerika Utara sebagai salah satu destinasi wisata (Suwena dan Widyatmaja, 2017: 189). Organisasi ini aktif dalam mengembangkan penelitian dan peninjauan serta menyebarkan informasi seluas-luasnya terhadap pariwisata di kawasan Asia Pasifik. Selain itu organisasi ini juga bertujuan untuk memberikan keuntungan-keuntungan kepada para anggotanya, dengan misi memberikan andil pada pertumbuhan nilai dan kualitas berdasarkan pengalaman dari kawasan di lingkungan Asia Pasifik (Fahreza, 2018: 17). Anggota-anggota negara yang termasuk dalam PATA dibentuk suatu badan bernama PATA CHAPTER yang terbagi atas dua yaitu Promotion Chapter dan Regional Chapter. 6. ICCA (International Congress and Convention Association)



ICCA adalah sebuah asosiasi profesi berskala internasional yang berdiri pada tahun 1963 yang berkedudukan di Amsterdam, Belanda (Suwena dan Widyatmaja, 2017: 190). Organisasi ini secara khusus memiliki tujuan untuk pengembangan dan pembinaan pengelola kongres, konvensi dan eksibisi internasional. Selain itu ICCA juga menawarkan jasa-jasa ahli di bidang kongres, konvensi, dan eksibisi yang termasuk dalam pengaturan fasilitas perjalanan. Organisasi ini menawarkan keuntungan-keuntungan bagi para anggotanya yang bisa diperoleh dari kongres, konvensi, dan eksibisi. Dilansir dari iccaworld.org, bahwa mulai tahun 2020 ICCA mencakup semua pemangku kepentingan utama dalam pertemuan asosiasi dunia, yaitu membuka pintu asosiasi dengan meluncurkan



“ICCA



Asociation



Community”



yang



menawarkan



pendidikan, sarana-prasarana dan sumber daya kepada asosiasi untuk mengatur pertemuan yang lebih efektif. 7. UFTAA (Universal Federation of Travel Agent Association) UFTAA adalah organisasi yang berdiri pada tahun 1966 yang merupakan perhimpunan biro-biro perjalanan di seluruh dunia. Secara khusus tujuan dari organisasi ini adalah memberikan perlindungan kepada biro-biro perjalanan serta memberikan bantuan moral, material, teknik dan keahlian agar setiap biro perjalanan yang tergabung dalam UFTAA memperoleh kedudukan yang layak di industri pariwisata (Suwena dan Widyatmaja, 2017: 190). Organisasi UFTAA menjadi forum internasional yang menangani masalah mengenai industri pariwisata di dunia, mewakili dan membela kepentingan penyelenggara pariwisata serta entitas lain dalam lingkup internasional. Hal itu bertujuan untuk memperkuat citra anggota dari UFTAA dan peningkatan industri pariwisata dunia yang berkelanjutan.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pariwisata



dipercaya



telah



memberikan



manfaat



positif



bagi



pengembangan perekonomian masyarakat di sebuah negara atau destinasi serta berpeluang menunjang pelestarian sumber-sumber pariwisata suatu destinasi. Setiap negara yang menyelenggarakan atau bekerjasama dalam mengembangkan sector pariwisata membutuhkan suatu badan atau wadah yang dapat berfungsi membina kepariwisataan, baik secara nasional, regional maupun internasional, dalam bentuk organisasi pemerintah, semi maupun bukan pemerintah. Pembentukan organisasi kepariwisataan diperlukan suatu kebijakan 2 atau aturan yang mendasarinya, sehingga dapat diakui secara nasional dan dapat melakukan kegiatan kerja sama secara nasional maupun internasional Pengembangan pariwisata sebagai suatu industri didukung adanya tiga faktor yang mempengaruhi, yakni ketersediaan objek dan atraksi wisata, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi suatu daerah tujuan wisata, adanya fasilitas prasarana dan sarana perhubungan dengan segala fasilitasnya, sehingga memungkinkan bagi wisatawan mengunjungi daerah tersebut, dan yang terakhir adalah adanya sarana kepariwisataan yang dapat memberikan pelayanan pada wisatawan selama perjalanan wisata yang dilakukan. Terbentuknya suatu organisasi pariwisata dilandasi dengan adanya perkembangan pariwisata di suatu negara atau daerah. Organisasi pariwisata sifatnya sangat kompleks karena melibatkan banyak unit terkait yang memiliki fungsi sebagai fasilitator, perencana, pengembangan dan promosi pada suatu destinasi. Berdirinya organisasi kepariwisataan dunia tidak mungkin terlepas dari tujuannya. Organisasi kepariwisataan dunia terdiri dari tujuh organisasi, antara lain UNWTO (United Nations - World Tourism Organization), WTTC (World Traveland & Tourism Council), IATA (International Air Transport Association), ICAO (International Civil Aviation Organization), PATA (Pacific Area Travel Association), ICCA (International Congress and Convention Association), dan UFTAA (Universal Federation of Travel Agent Association).



DAFTAR PUSTAKA Angraini, Dani. 2015. Kerjasama United Nations World Tourism Organization (UNWTO) dengan Indonesia Dalam Pengembangan Sektor Pariwisata Di Pangandaran, Jawa Barat Tahun 2011 – 2013. Jurnal JOM FISIP Vol. 2, No. 1. Pekanbaru: Universitas Riau. Website : https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/view/4973 diakses pada Selasa, 29 September 2020. Fahreza, Muhammad Imam Rizki. 2018. Peran Pemerintah Indonesia Bersama Pasific Asia Travel Association (PATA) Dalam Memulihkan Citra Pariwisata Bali Pasca Bom Bali 2005. Thesis. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Website : http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/21795 diakses pada Rabu, 30 September 2020. International Congress and Convention Association. Shaping the Future and Value of International Association Meetings. Official Web. Website : https://www.iccaworld.org/abouticca/ diakses pada Rabu, 30 September 2020. Ismayanti. 2010. Pengantar Pariwisata. Jakarta: PT Gramedia Widisarana Indonesia. Junaid, Ilham. 2014. “Perencanaan Strategis Pariwisata Budaya: Mekanisme Menuju Pariwisata Berkelanjutan”. Jurnal Ilmiah Pariwisata Vol 19. No 1. Maret 2014. Website : http://jurnalpariwisata.stptrisakti.ac.id/index.php/JIP/article/view/20 diakses 01 Oktober 2020. Kementerian Luar Negeri Indonesia. 2012. World Tourism Organization (UNWTO). Official Website : https://kemlu.go.id/portal/id/read/135/halaman_list_lainnya/worldtourism-organization-unwto diakses pada Selasa, 29 September 2020). Kompasiana.com. 2020. Perkembangan Pariwisata, Dari Dulu Hingga Saat Ini. website : Pradana, Gede Yoga Kharisma. 2019. Sosiologi Pariwisata. Denpasar : STPBI PRESS. Suherman, Erman. 1979. Hukum Udara Indonesia dan Internasional. Bandung: Alumni. Suwena, I Ketut dan I Gusti Ngurah Widyatmaja. 2017. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Denpasar: Universitas Udayana. World Travel & Tourism Council. A History of The World Travel & Tourism Council. Article. Website : https://edisciplinas.usp.br/mod/resource/view.php diakses pada Selasa, 29 September 2020.