A.1. Analisis Kinerja Dan Postur Strategik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



Komponen A



Analisis Lingkungan



A.1. Analisis Kinerja dan Postur Strategik A.1.1. Penjelasan Situasi Saat ini Pada awal berdirinya, 13 Agustus 1984, Angkasa Pura II bernama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang bertugas mengelola dan mengusahakan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng (kini bernama Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta) dan Bandara Halim Perdanakusuma. Tanggal 19 Mei 1986 berubah menjadi Perum Angkasa Pura II dan selanjutnya tanggal 2 Januari 1993, resmi menjadi Persero sesuai Akta Notaris Muhani Salim, SH No. 3 tahun 1993 menjadi PT (Persero) Angkasa Pura II. PT Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut “Angkasa Pura II” atau “Perusahaan” merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan jasa kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara di wilayah Indonesia Barat. Angkasa Pura II telah mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah Republik Indonesia untuk mengelola dan mengupayakan pengusahaan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang kini berubah nama menjadi Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta serta Bandara Halim Perdanakusuma sejak 13 Agustus 1984.



2 -



Produk yang dihasilkan JASA AERONAUTIKA Tabel A.1 Produk Jasa Aeronautika PT. Angkasa Pura Nama Produk JASA PELAYANAN GARBARATA (AVIOBRIDGE) PEMAKAIAN COUNTER JASA PELAYANAN PENUMPANG JASA PELAYANAN PARKIR PESAWAT UDARA JASA PELAYANAN PENERBANGAN PESAWAT UDARA . JASA PELAYANAN PENDARATAN PESAWAT UDARA OVERFLYING ROUTE CHARGES



Keterangan



3



JASA NONAERONAUTIKA Pada prosesnya, jasa non.aeronautika dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu jasa non.aeronautika yang secara



langsung menunjang kegiatan penerbangan dan jasa



non.aeronautika yang tidak secara langsung menunjang kegiatan penerbangan. Berikut ini jenisjenis produk jasa non.aeronautika yang secara langsung menunjang kegiatan penerbangan:



4 Nama Produk PENYEDIAAN HANGGAR PESAWAT UDARA



PERBENGKELAN PESAWAT UDARA



PERGUDANGAN (WAREHOUSING)



JASA BOGA PESAWAT UDARA (AIRCRAFT CATERING)



JASA PELAYANAN TEKNIS PENANGANAN PESAWAT UDARA DI DARAT (TECHNICAL RAMP HANDLING SERVICE)



JASA PELAYANAN PENUMPANG DAN BAGASI



JASA PENANGANAN KARGO (CARGO HANDLING SERVICE)



JASA PELAYANAN PEMBERSIHAN PESAWAT UDARA (AIRCRAFT CLEANING SERVICE)



PELAYANAN PENGISIAN BAHAN BAKAR PESAWAT UDARA (AIRCRAFT FUEL AND LUBRICATION SERVICE)



Keterangan



5



JASA YANG SECARA TIDAK LANGSUNG MENDUKUNG KEGIATAN PENERBANGAN



6 Nama Produk JASA PENYEDIAAN PENGINAPAN/HOTEL JASA PENYEDIAAN TOKO JASA PENYEDIAAN RESTORAN DAN BAR JASA PENEMPATAN KENDARAAN BERMOTOR/PARKIR JASA PERAWATAN/PEMBERSIAHN (GEDUNG & KANTOR) PENJUALAN BBM & PELUMAS KENDARAAN BERMOTOR JASA PELAYANAN PENGANGKUTAN BARANG PENUMPANG DI TERMINAL (PORTER SERVICE) JASA PELAYANAN POS (POSTAL SERVICE) JASA PELAYANAN KOMUNIKASI (TELECOMMUNICATION SERVICE) JASA TEMPAT BERMAIN & REKREASI JASA ALUAN WISATA (GREETING SERVICE)



JASA PERJALANAN (TRAVEL AGENT)



BANK/MONEY CHANGER JASA PELAYANAN ANGKUTAN DARAT



Keterangan



7



JASA PENITIPAN BARANG (LEFT BAGGAGE SERVICE) JASA PENYEWAAN TEMPAT REKLAME



FIRST CLASS LOUNGE, BCL & VIP ROOM



HAIRDRESSER AND BEAUTY SALON



AGRO-BUSINESS



NURSERY (PELAYANAN PENITIPAN BAYI)



JASA PELAYANAN ASURANSI



JASA PELAYANAN RUANGAN & FASILITAS BISNIS (BUSINESS CENTRE)



VENDING MACHINE



JASA PENGOLAHAN LIMBAH BUANGAN



JASA PENYEDIAAN KAWASAN INDUSTRI



8



JASA PERGUDANGAN SISI DARAT



Profil Pemegang Saham: A.1.2. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan



A.1.3. Strategic Posture Analisislah kesesuaian postur strategic perusahaan dengan kinerja perusahaan dan situasi lingkungan saat ini. 1.3.1. Current Vision “Menjadi pengelola bandar udara kelas dunia yang terkemuka dan profesional“ Analisislah kesesuaian antara kinerja keuangan perusahaan dan visi perusahaan:



9



http://www.airport-world.com/home/general-news/item/3674-top-10airports-passenger-traffic-in-2013 Berdasarkan pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa Bandara Soekarno Hatta merupakan salah satu bandara tersibuk di dunia dengan peningkatan pertumbuhan jumlah penumpang pesawat mencapai 3,4 persen pada tahun 2013. Oleh karena itu, Bandara Soekarno Hatta sangat layak jika perlu mendapatkan perhatian dari PT.Angkasa Pura II. Namun kesibukan Bandara tersebut tidak diimbangi dengan kapasitas bandara yang hanya menampung 20 juta penumpang tiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini mengenai kapasitas penumpang dimasing-masing terminal Bandara Soekarno Hatta :



Terminal Terminal 1 Terminal 2 Terminal 3 Jumlah



Kapasitas Penumpang Per Tahun ( dalam juta) 9 9 4 22



Sumber : Laporan Eksekutif Tahunan PT. Angkasa Pura II Tahun 2013 Berdasarkan pada tabel tersebut diatas, dapat diketahui bahwa jumlah penumpang di Bandara Soekarno – Hatta sudah melebihi kapasitas (over loading). Oleh karena itu, perlu dilakukan perencanaan strategik agar Bandara Soekarno Hatta mampu melayani penumpang pesawat dari berbagai Negara di dunia.



10



2013



AIRPORTS



1



Singapore Changi Airport



2



Incheon International Airport



3



Amsterdam Schiphol Airport



4



Hong Kong International Airport



5



Beijing Capital International Airport



6



Munich Airport



7



Zurich Airport



8



Vancouver International Airport



9



Tokyo International Airport (Haneda)



10



London Heathrow Airport



2012



2011



2010



2



2



1



1



3



2



4



6



7



3



1



3



5



5



8



6



4



4



7



7



6



8



12



-



14



-



-



11



-



-



www.worldairlineawards.com



1.3.2. Current Mission 1. Mengelola jasa bandar udara kelas dunia dengan mengutamakan tingkat keselamatan, keamanan, dan kenyamanan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Pada tahun 2014, Bandara Soekarno Hatta masuk nominasi sebagai Bandara dengan perbaikan terbaik di dunia. Bandara Soekarno – Hatta termasuk peringkat empat sebagai Bandara yang terus melakukan perbaikan. Sedangkan peringkat satu sampai tiga didapatkan oleh Shenzhen, Xianyang dan Chengdu Shuangliu International Airport, China.



11



The World`s Most Improved International Airport 2014



Berbagai upaya untuk menetapkan misi tersebut, PT. Angkasa Pura II menetapkan berbagai upaya untuk mewujudkan misi tersebut, diantaranya:  Peningkatan kapasitas penumpang agar mencapai 62 juta penumpang pertahun.  Peningkatan kapasitas Aircraft  Peningkatan kapasitas terminal Cargo.  Kemudahan akses transportasi dari dan menuju Bandara Soekarno Hatta. o Penambahan jalur dan pelebaran jalan. o Pembangunan People Mover System. o Pembangunan Kereta Api Bandara.  Penambahan Area Komersial yang meliputi: 1. Fasilitas Hotel; 2. Shopping Center; 3. Office Airlines ;4. Restaurant , Café; Elevated Parking 2. Mengembangkan SDM dan budaya Perusahaan yang berkinerja tinggi dengan menerapkan sistem manajemen kelas dunia.



3. Mengoptimalkan strategi pertumbuhan bisnis secara menguntungkan untuk meningkatkan nilai pemegang saham serta meningkatkan kesejahteraan karyawan dan pemangku kepentingan lainnya.



12 4. Menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan mitra usaha dan mitra kerja serta mengembangkan secara sinergis dalam pengelolaan jasa bandar udara.



5. Memberikan nilai tambah yang optimal bagi masyarakat dan lingkungan



1.3.3. Current Objective Tujuan dan sasaran perusahaan dilakukan untuk dalam rangka mewujudkan visi dan misi perusahaan. Tujuan perusahaan tersebut antara lain: 1. Menjalankan dan mendukung kebijakan dan program perusahaan dalam segmen ekonomi dan pembangunan. 2. Mengumpulkan keuntungan bagi perusahaan dengan menjalankan bisnis kebandarudaraan yang sesuai dengan asas-asas perusahaan.



Angkasa Pura II telah menetapkan sasaran perusahaan dalam rangka menyukseskan tujuan perusahaan untuk periode 2009-2013 sebagai berikut:  Tercapainya pengembangan kegiatan bisnis untuk menjadi fokus Angkasa Pura II serta peningkatan produktivitas kegiatan usaha Angkasa Pura II.  Tercapainya kepuasan pengguna jasa melalui pelayanan prima yang didukung dengan jaminan Service Level Agreement (SLA) dan Service Level Guarantee (SLG) serta ketersediaan sarana dan prasaran yang dibutuhkan pengguna jasa;  Terselenggaranya perbaikan berkelanjutan dalam proses bisnis yang berlandaskan mutu dan sesuai dengan harapan pengguna jasa.  Terciptanya pengembangan leadership system untuk mewujudkan efektivitas kepemimpinan sebagai role model.  Terwujudnya organisasi yang sesuai dengan fungsi pengelolaan bisnis bandara dan didukung oleh SDM yang berkinerja tinggi dan kompeten sesuai fokus bisnis Angkasa Pura II.  Terjalinnya integrasi jaringan/networking antar instansi dan bandara lainnya. 1.3.4. Current Strategies



13 Penentuan sasaran dan strategi PT. Angkasa Pura II telah diselaraskan dengan bisnis yang dijalankan, sehingga membentuk suatu sinergi yang berkesinambungan. Sasaran dan strategi PT. Angkasa Pura II yang telah dijalankan dan sebagian besar telah tercapai di tahun 2012 tersebut tercermin dalam 6 prioritas kerja utama.



Business Focus, yaitu memacu peningkatan pendapatan, mengendalikan biaya dan meningkatkan daya serap investasi, melakukan intensifikasi bidang usaha, mewujudkan segmentasi dan optimalisasi usaha. Customer Service & Care, yaitu memenuhi standar level of service (safety, security & service), menerapkan service level agreement dan service level guarantee, memenuhi ketersediaan kapasitas pelayanan. Operations Excellence, yaitu regulatory compliance, mengembangkan total airport management system dan mengembangkan system dan prosedur. Leadership Effectiveness, yaitu melakukan penyelarasan Visi, Misi dan Sasaran Jangka Panjang serta menerapkan performance excellent criteria. HR. Effectiveness, yaitu: melakukan evaluasi dan perbaikan system manajemen SDM, mengembangkan HR Plan dan Roadmap Sumber Daya Manusia, pendidikan dan pelatihan, memperbaiki system penilaian kinerja karyawan. Total Logistic Network, yaitu membangun aliansi strategis dengan mitra kerja dan mitra usaha dalam rangka mewujudkan biaya transportasi yang kompetitif dan efisien, membangun kerjasama dalam penyediaan jaringan komunikasi, duty free, fuel supply dan power supply.



A.1.4. Corporate Governance, Business Ethic and CSR 1.4.1. Corporate Governance Pelaksanaan tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) di PT. Angkasa Pura II dianggap suatu hal yang mutlak. Manajemen PT. Angkasa Pura II berusaha menginternalisasikan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG), dengan berbagai upaya meningkatkan implementasi prinsip-prinsip GCG dalam kegiatan



14 perusahaan. Adapun tujuan penerapan prinsip-prinsip GCG pada PT. Angkasa Pura II adalah sebagai berikut: 1. Mengendalikan dan mengarahkan hubungan antara Organ Perseroan (Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi), karyawan, pelanggan, mitra kerja serta masyarakat dan lingkungan berjalan secara baik dan kepentingan semua pihak terpenuhi. 2. Mendorong dan mendukung pengembangan PT. Angkasa Pura II. 3. Mengelola sumber daya secara lebih amanah. 4. Mengelola resiko dengan lebih baik. 5. Meningkatkan pertanggungjawaban kepada stakeholders. 6. Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan Angkasa Pura II. 7. Memperbaiki budaya kerja Angkasa Pura II. 8. Meningkatkan citra Angkasa Pura II menjadi semakin baik. Perbaikan dan pembenahan dalam rangka implementasi penerapan GCG terus menerus dilakukan. PT. Angkasa Pura telah melakukan pemisahan fungsi antara operasional/bisnis dengan fungsi pengawasan/manajemen risiko/pendukung pada level Direksi guna menghindari adanya benturan kepentingan dalam pengelolaan bandara. Untuk mewujudkan GCG yang telah ditetapkan, PT. Angkasa Pura II telah menetapkan berbagai Sasaran berikut telok ukurnya sebagai berikut:



Tabel A.15 Kesimpulan Umum Hasil Self Assessment Pelaksanaan GCG tahun 2012 PT. Angkasa Pura II



15



1.4.2. Business Ethic and Code of Conduct Angkasa Pura II memiliki nilai-nilai perusahaan, yakni THE BEST (Team Work, Hospitality, Excellence, Balance, Effectiveness & Efficiency, Satisfaction dan Trustworthy). THE BEST dibangun dari nilai-nilai dasar sebelumnya yang telah tertanam kokoh di Angkasa Pura II (Persero), yakni PEDULI 3 As, Zero Tollerance to Errors, Zero Complaints, dan KSHLT. Pengungkapan Code of Conduct kepada seluruh Insan Angkasa Pura II. Sosialisasi terhadap penerapan Code of Conduct senantiasa dilakukan kepada segenap insan Angkasa Pura II, mulai dari Top Management sampai dengan level operasional melalui berbagai media yang dimiliki Angkasa Pura II, termasuk pemanfaatan melalui media teknologi informasi yang dapat diakses oleh semua pegawai dengan mudah setiap saat. Secara periodic, kepada insan Angkasa Pura II disampaikan melalui media Memo dan atau Surat Edaran dari Direksi tentang pelaksanaan etika bisnis. Media sosialisasi penyebaran Code of Conduct antara lain melalui:  Website  Buku Saku  Spanduk  Banner  Buletin  Pernyataan Komitmen.  Iklan di Koran .



1.4.3. CSR Sebagai perusahaan yang memiliki komitmen sebagai warga korporasi yang baik (good corporate citizenship). Angkasa Pura II memiliki tanggungjawab sosial pada kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan hidup, selain manfaat yang dihasilkan dari aktivitas bisnisnya, dalam rangka memastikan eksistensinya ke masa mendatang secara berkelanjutan. Komitmen Angkasa Pura II untuk bertanggungjawab terhadap lingkungan dituangkan dalam Peraturan Perusahaan Nomor 38 tentang Master Plan Eco Airport Angkasa Pura II yang akan dilaksanakan di seluruh bandara melalui berbagai program, baik di lingkungan internal maupun eksternal/di lingkungan masyarakat. Dampak lingkungan yang timbul akibat operasional perusahaan harus ditekan serendah mungkin demi tercapainya kelestarian lingkungan hidup. Dalam mengelola dan mengembangkan bandara, Angkasa Pura II memiliki komitmen sebagai berikut: a. Memenuhi ketentuan dan peraturan tentang lingkungan hidup. b. Mengidentifikasi dan mengelola dampak penting lingkungan di bandara. c. Mengelola lingkungan secara berkelanjutan. d. Melakukan pengukuran, pemantauan, pelaporan dan peningkatan kualitas. e. Mengkomunikasikan komitmen terhadap pelestarian lingkungan kepada pegawai dan seluruh pemangku kepentingan.



16 A.2. Analisis Lingkungan Internal A.2.1. Analisis Fungsi Bisnis 2.1.1. Marketing Tabel A.16 Product Mix



PT.Angkasa Pura II merupakan perusahaan pengelolaan bandar udara yang sahamnya 100 persen dikuasai oleh negara. Kondisi tersebut memperkuat positioning PT. Angkasa Pura II untuk mampu memenuhi harapan pelanggan. PT. Angkasa Pura II saat ini termasuk perusahaan yang memonopoli bisnis kebandarudaraan di Indonesia. Dalam rangka mengokohkan eksistensi pada bisnis kebandarudaraan di Indonesia, PT. Angkasa Pura II menetapkan strategi dan kebijakan perluasan lini produk melalui market development, diversification, market penetration, dan service development.



Market Development



Diversification



 Penambahan airline dan freighter baru nasional/internasional.  Penambahan mitra dan rekan strategis lainnya.  Pengelolaan bandar udara yang belum dikelola (Bandar Lampung, Batam, dan lain-lain).  Additional of new airline and freighter – national/international.  Addition of other tenants and strategic partners.  Management of Airport that has not been managed yet by Angkasa Pura II (Lampung Airport, Batam, etc.)



 Pengembangan airport training centre.  Pengembangan aerospace park (logistic).  Pengembangan fasilitas olah raga (golf, futsal, dll).  Pengembagan bisnis property/real estate pada aset-aset tanah di luar kawasan bandar udara.  Pengembangan pusat perbelanjaan dan rekreasi.  Pengembangan airport convention centre (meeting, convention, exhibition, wedding, dll.)  Development of airport training center.  Development of aerospace park (logistic).



17  Development of sport facility (golf, indoor, soccer, etc.)  Development of property/real estate business in land assets outside of airport area.  Development of shopping center & recreation.  Development of airport convention center (meeting, convention, exhibition, wedding, etc.)



Market Penetration  Peningkatan kapasitas terminal penumpang, apran dan runway.  Optimalisasi proses operasional/frekuensi penerbangan.  Revenue assurance management (otomatisasi, perbaikan metode, collection, dan proses pelayanan penumpang transit, PSC, dll.).  Penataan&modernisasi area komersial bandar udara (tenant mixing, digital media, parking hotel, dan lain-lain).  Penambahan area komersial di setiap bandar udara.  Optimalisasi strategi pola kerjasama (contoh:revenue sharing, profit sharing, dll).  Improvement of passenger terminal capacity, apron dan runway.  Optimization of operational process/flight frequency.  Revenue assurance management automatization, improvement of collection method and process



Service Development  Pengembangan terminal kargo modern (bonded zone)  Pengembangan integrated offices building.  Pengembangan Check-inLounge/CIP Lounge & pengembangan e-kiosk.  Komersialisasi ICT/Information Communication Technology (airport backbone, jaringan data, single antenna, common use checkin, Flight Information System, call center, dll).  Pengembangan e-payment dan ecommerce.  Pengembangan HUB airport (BSH dan Kualanamu) atas masukan dari airlines.



2.1.2. Finance Tabel A.18 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi



18



2.1.3. Operation Produksi Jasa Aeronautika Produksi jasa aeronautika terdiri dari aeronautika Air Traffic Services (ATS) berupa pelayanan penerbangan dan aeronautika non ATS berupa pelayanan pendaratan, penempatan, dan penyimpanan, pelayanan penumpang, pemakaian garbarata (aviobridge), dan pemakaian konter. a. Produksi Jasa Aeronautika ATS Jasa aeronautika ATS terdiri dari pelayanan jasa penerbangan (PJP), baik domestik, internasional, maupun lintas udara. Realisasi total produksi tahun 2012 dapat mencapai 156.471.586 rute. Untuk pergerakan setiap tahunnya, produksi jasa aeronautika ATS menunjukkan peningkatan yang sangat baik dari tahun 2011 ke tahun 2012.



Uraian / Description



Produksi Jasa Aeronautika ATS Satuan / Unit 2012



1



2



2011



Pertumbuhan / Growth



3



4



5=(3-4)



6=(3-4)/4



Domestik Domestic



Rute / Route



60.632.937



53.319.209



7.313.728



13,72%



Internasional International



Rute / Route



42.159.780



39.376.776



2.783.004



7,07%



Lintas Udara Air traffic



Rute / Route



53.678.869



51.767.936



1.910.933



3,69%



Jumlah Total



Rute / Route



156.471.586



144.463.921



12.007.665



8,31%



b. Produksi Jasa Aeronautika non.ATS



Produksi Jasa Aeronautika Non ATS Non-ATS Aeronautical Service Uraian / Description Satuan / Unit 2012 1



2



3



2011 4



Pertumbuhan / Growth 5=(3-4)



6=(3-4)/4



Pelayanan Pendaratan, Penempatan, dan Penyimpanan Landing, Positioning and Storage Services Domestik Domestic Internasional International



Ton



16.867.022



14.837.281



2.029.741



13,68%



Ton



6.786.670



6.321.260



465.410



7,36%



Jumlah Total



Ton



23.653.692



21.158.541



2.495.151



11,79%



19 Pelayanan Penumpang Passenger Service Domestik Domestic



Pax



29.455.420



25.928.941



3.526.479



13,60%



Internasional International



Pax



7.233.937



6.440.871



793.066



12,31%



Jumlah Total



Pax



36.689.357



32.369.812



4.319.545



13,34%



Pemakaian Garbarata Skybridge usage Domestik Domestic



Pes



157.128



144.250



12.878



8,93%



Internasional International



Pes



53.805



56.785



(2.980)



(5,25%)



Jumlah Total



Pes



210.933



201.035



9.898



4,92%



Pemakaian Konter Counter Use Domestik Domestic



Pax



29.934.350



26.425.120



3.509.230



13,28%



Internasional International



Pax



7.378.865



6.428.861



950.004



14,78%



Jumlah Total



Pax



37.313.215



32.853.981



4.459.234



13,57%



2.1.4. Human Resources Management Procurement (HR Planning, Recruitment, Selection, Placement, dan Orientation)



2.1.5. Management Information System



20



Integrasi Pada Tabel IFAS Faktor Strategis Internal



Tabel A.20 IFAS, Kekuatan Bobot



Rating



Skor



Keterangan



Merupakan satu-satunya perusahaan pengelola bandara di Indonesia



0,20



3



0,45



Penggunaan berbagai sarana diharapkan dapat menjangkau pasar sasaran yang dituju



Status perusahaan sebagai BUMN



0,25



4



1



Kekuatan



Pendapatan Laba PT. Angkasa Pura II cenderung meningkat secara signifikan PT. Angkasa Pura II memiliki kelebaran dan kedalaman lini produk yang menunjang peningkatan profit. PT. Angkasa Pura II memiliki program pengembangan SDM professional. PT. Angkasa Pura memiliki teknologi informasi yang menunjang kegiatan operasional bandara. Total



0,12



0,2



0,15



0,13



3



3



4



4



1



0,36



Status sebagai BUMN menjadikan perusahaan mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah. Pendapatan dan laba yang terus tumbuh mengindikasikan perusahaan dikelola dengan baik



0,6



Kelebaran dan kedalaman lini produk menunjukkan bahwa perusahaan mampu melakukan penciptaan profit dari masingmasing lini produknya



0,6



Program pengembangan SDM professional mengindikasikan bahwa PT. Angkasa Pura II mampu memonitor dan mengendalikan keahlian SDM secara professional.



0,52



Adanya teknologi informasi akan membantu manajer dalam pengambilan keputusan dan mengendalikan seluruh unit bisnis yang dimilikinya.



3,53



Tabel A.20 menggambarkan faktor-faktor yang menjadi sumber kekuatan internal perusahaan. Dengan sejumlah faktor ini, diharapkan perusahaan mampu meningkatkan produktivitasnya agar dapat bertahan dalam persaingan yang semakin sengit serta memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Tabel A.21 IFAS, Kelemahan Faktor Strategis Internal



Bobot



Rating



Skor



Keterangan Over capacity menunjukkan bahwa sumber daya yang dimiliki perusahaan belum mampu melayani harapan dan keinginan pelanggan.



Kelemahan Kapasitas bandara yang jauh dari jumlah penumpang.



Keterbatasan lahan untuk pengembangan infrastruktur bandara. Keterbatasan alat transportasi dari dan menuju bandara mempersulit mobilitas barang dan orang.



0,15



3



0,45



0,25



4



1



0,15



3



0,45



Keterbatasan lahan perusahaan dalam pengembangan bandara.



mempersulit melakukan



Keterbatasan alat transportasi dari dan menuju bandara mengakibatkan biaya transportasi menjadi mahal.



21 Sebagian sistem belum terintegrasi dengan bank lainnya



Reputasi Bandara Soekarno – Hatta sebagai bandara yang kotor dan kumuh.



Total



0,3



0,15



3



2



1



0,9



Sebagian sistem pemungutan pajak bandara masih belum terintegrasi dengan tiket pesawat, kecuali Garuda Indonesia sehingga memperlama waktu boarding pass penumpang,



0,3



Reputasi Bandara Soekarno Hatta sebagai bandara yang kumuh membuat tamu asing memberikan citra negatif terhadap bandara Soekarno – Hatta sehingga sulit bersaing dengan bandar udara di luar negeri.



3,1



A.3. Analisis Lingkungan Eksternal Analisislah faktor-faktor strategis eksternal perusahaan berdasarkan faktor-faktor eksternal organisasi dan selanjutnya tampilkan hasil analisis dalam bentuk tabel EFAS. Sebelum menyusun tabel EFAS, analisislah faktor-faktor di luar organisasi yang sifatnya dapat memberikan suatu peluang dan atau ancaman bagi keberadaan organisasi. A.3.1. Analisis Lingkungan Makro (Remote Environment) Pada bagian ini merupakan bagian dari Analisis Lingkungan Makro yang terdiri dair analisis faktor: A.3.1.1. Lingkungan Politik dan Regulasi Regulasi yang dianalisis dimulai dari keberadaan regulasi dalam bentuk Undangundang, Peraturan Pemerintah, Instruksi Presiden, Keputusan Menteri, Perda, Dll. Regulasi yang diperhatikan adalah perlindungan lingkungan, perpajakan, insentif khusus, regulasi perdagangan LN, sikap terhadap perusahaan asing, peraturan tingkat upah regional (UMR) dan stabilitas pemerintahan. Undang-undang dan Regulasi: Dalam menjalankan usahanya, Angkasa Pura II selalu mematuhi dan mengikuti berbagai regulasi maupun standar yang mengikat terkait dengan pelayanan lalu lintas udara, baik yang berlaku secara internasional (International Civil Aviation Organization /ICAO) maupun nasional (Departemen Perhubungan-Direktorat Jenderal Perhubungan Udara). Semua regulasi maupun standar tersebut diberlakukan, agar aspek keselamatan penerbangan terpenuhi sehingga semua pihak dapat merasakan kenyamanan dan ketenangan selama penerbangan. Pada tahun 2013 – 2015 pemerintah berencana membangun 24 bandara di seluruh Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa bisnis pengelolaan bandara akan semakin tumbuh di masa mendatang, sebagaimana dilihat pada gambar dibawah ini:



22



A.3.1.2. Lingkungan Ekonomi



Pada kuartal terakhir tahun 2013 , PDB Indonesia naik lebih cepat dari yang diperkirakan 5,72 persen dari tahun sebelumnya , naik dari 5,62 persen pada kuartal sebelumnya dan melanggar tren dua tahun penurunan PDB. Sedangkan konsumsi rumah tangga naik 5,25 persen, setelah meningkat 5,48 persen pada kuartal sebelumnya. Konsumsi pemerintah melambat menjadi 6,25 persen ( 8,82 persen dalam periode tiga bulan sebelumnya ) . Ekspor melonjak 7,4 persen , lebih cepat dari kenaikan 5,3 persen pada kuartal sebelumnya , sementara impor turun 0,6 persen . Sementara pembentukan modal tetap bruto melambat menjadi 4,37 persen , persediaan menyusut sebesar 8,63 persen. Dibandingkan dengan kuartal sebelumnya , PDB mengalami kontraksi 1,42 persen . Meningkatnya pengeluaran pemerintah ( 34.18 persen ) tidak cukup untuk mengimbangi penurunan tajam persediaan ( -127,16 persen ) . Namun , PDB biasanya mengalami pada setiap kuartal-ke - kuartal pada kuartal terakhir tahun ini . Untuk penuh tahun 2013, perekonomian maju 5,78 persen. Peningkatan PDB biasanya akan berdampak pada peningkatan mobilitas penduduk dari satu kota ke kota lain, dari satu daerah ke daerah lain.



23



A.3.1.3. Lingkungan Sosial dan Budaya



Year



Pax Movement



Growth (%)



2007



32,458,946



-



2008



32,177,568



-0.87%



2009



37,143,719



15.43%



2010



44,357,811



19.42%



2011



51,178,188



15.38%



24 Dari sisi sosial dan budaya, minat masyarakat Indonesia bepergian menggunakan pesawat terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dimana jumlah rata-rata 51.178.188/tahun = 4.264.849 bulan = 142.162/hari. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dari sisi sosial dan budaya bisnis penerbangan semakin diminati oleh pasar, ditambah lagi dengan bertambahnya jumlah maskapai penerbangan dan jumlah pesawat di masing-masing maskapai penerbangan.



A.3.1.4. Lingkungan Teknologi Perkembangan teknologi kedirgantaraan, teknologi informasi dan komunikasi dan teknologi lainnya mendorong PT. Angkasa Pura II untuk menggunakan berbagai teknologi tersebut untuk meningkatkan produktivitas kerja. Lingkungan teknologi yang semakin berkembang memberikan peluang bagi PT. Angkasa Pura II untuk mampu menggunakannya sehingga dapat memantau kegiatan operasional bandara di berbagai daerah yang berbeda. Wisatawan ingin melewati bandara secepat mungkin dengan akses ke update di ujung jari mereka . Bandara yang menjawab keinginan itu dengan investasi besar-besaran dalam teknologi yang meningkatkan pengalaman penumpang . Mayoritas , atau 68 persen , dari bandara disurvei di SITA 2013 Airport IT Trends Survey mempertimbangkan pengalaman penumpang sebagai pendorong yang paling penting dari investasi TI . Bandara global diperkirakan akan menghabiskan 5,43 persen dari pendapatan investasi TI pada tahun 2013 , yang totalnya mencapai $ 6000000000 untuk industri bandara global. Sekitar 90 persen dari bandara berencana untuk meningkatkan atau mempertahankan pengeluaran mereka pada tahun 2014 . Berikut adalah perubahan yang paling signifikan yang selebaran harus waspada untuk sampai 2016 pada perkembangan teknologi ke bandar-udaraan (http://www.sita.aero/content/airportit-trends-survey-2013) yang harus dimiliki oleh setiap bandar udara di dunia: 1 . Kios check- in yang tersedia di 98 persen dari bandara Hampir semua bandara akan menawarkan kios check- in pada akhir 2016. Check-in kios mempercepat masuknya penumpang ke bandara dan mengurangi staf untuk penerbangan .Salah satu tantangan utama adalah membuat kios diakses untuk semua selebaran . Departemen Transportasi di Amerika baru-baru ini mengumumkan aturan



25 baru yang memastikan selebaran penyandang cacat memiliki akses yang sama terhadap pemesanan website dan kios bandara otomatis . 2 . Flyers dapat memeriksa barang-barang mereka sendiri Kios dengan tas - tag pencetakan juga akan menjadi hal yang biasa . Dalam tiga tahun , 82 persen bandara akan memperpanjang self-service untuk selebaran dengan checkin tas . Ini lebih dari dua kali lipat 40 persen bandara yang saat ini menawarkan layanan. Bandara Eropa terutama mengalami penurunan dengan lebih dari 90 persen berencana untuk menetapkan kios self-service dengan tas - tag cetak pada tahun 2016 . 3 . Bag tetes bahwa selebaran membiarkan membebaskan diri dari bagasi segera Untuk membantu staf bandara mengambil tas dari tangan selebaran ' tersedia di 41 persen dari bandara yang disurvei dan 90 persen dari hub berharap untuk menawarkan layanan pada tahun 2016 . Kesempatan nyata untuk pertumbuhan adalah tanpa bantuan tas -drop , yang diharapkan ketersediaan meningkat dari 13 persen menjadi 68 persen dari bandara selama tiga tahun ke depan . 4 . Bandara menjaga selebaran diperbarui dengan aplikasi mobile Hampir setiap bandara ( 95 persen ) saat ini investasi dalam membangun aplikasi mobile dalam upaya untuk memberikan informasi real-time untuk kantong penumpang , naik dari 50 persen dari bandara yang saat ini memberikan update status penerbangan untuk penumpang via mobile. Dua - pertiga dari bandara tingkat disurvei " menjaga penumpang informasi " sebagai nilai tertinggi investasi dalam mobile . Ini berarti tidak ada lagi menjulurkan untuk melihat keberangkatan asrama , tapi melihat ke bawah dalam menanggapi menunda alert . 5 . Flyers membayar melalui aplikasi mobile Aplikasi mobile juga menyediakan bandara sumber tambahan pendapatan. Hanya 18 persen dari bandara ' aplikasi mobile saat ini memanfaatkan kesempatan ritel , namun berdasarkan bandara rencana untuk mengatur pembayaran mobile untuk layanan seperti Wi - Fi dan parkir melalui aplikasi mobile, jumlah itu bisa meningkat menjadi 63 persen pada akhir 2016. Persentase bandara yang menawarkan promosi ritel pada aplikasi mobile diperkirakan akan tumbuh dari 17 persen menjadi 54 persen selama tiga tahun ke depan . 6 . Bandara menjadi bisnis yang lebih baik dengan teknologi Delapan puluh persen dari bandara akan berinvestasi dalam teknologi yang membantu membangun peluang pendapatan , memantau arus penumpang , dan memilah-milah sejumlah besar data pelanggan mereka .



26 Peluang menarik lainnya untuk bandara yang menggunakan teknologi internal adalah keamanan yang lebih efisien bandara , operasi kargo dipercepat , dan pengolahan bagasi halus .



Tabel A.31 EFAS, Peluang Faktor Strategis Eksternal



Bobot



Rating



Skor



Keterangan



0,25



4



1



Peningkatan jumlah penumpang menunjukkan semakin tingginya pelanggan pengguna jasa bandara.



0,15



3



0,45



Peningkatan jumlah PDB akan berdampak pada peningkatan daya beli masyarakat untuk menggunakan jasa penerbangan.



Peluang Adanya peningkatan jumlah penumpang yang menggunakan jasa penerbangan setiap tahunnya. Peningkatan jumlah PDB Indonesia setiap tahun menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi Indonesia baik. Teknologi kebandar-udaraan dan teknologi informasi penunjang memberikan kemudahan bagi PT. Angkasa Pura untuk berkerja lebih efektif dan efisien. Tuntutan terhadap kualitas pelayanan bandara semakin meningkat. Ketersediaan tenaga kerja di tingkat nasional



Adanya rencana penambahan 24 buah bandara di seluruh Indonesia. Total



0,20



4



0,8



Perkembangan teknologi memberikan peluang kepada PT. Angkasa Pura dapat berkerja lebih efektif dan efisien.



0,12



3



0,36



Kualitas pelayanan bandara dituntut agar semakin baik dari masa ke masa.



0,6



Jumlah tenaga kerja yang tersedia di Indonesia menunjukkan bahwa PT.Angkasa Pura II dapat menggunakan tenaga kerja yang kompeten dan professional.



0,39



Rencana penambahan bandara akan berdampak pada peningkatan jumlah pelayanan terhadap penumbang jasa penerbangan.



0,15



0,13 1



4



3



3,6



27 Tabel A.32 EFAS, Ancaman Faktor Strategis Internal



Bobot



Rating



Skor



Keterangan



Ancaman Adanya citra yang melekat di masyarakat internasional bahwa Bandara di Indonesia termasuk salah satu bandara terjorok di dunia.



Infrasktruktur transportasi untuk menuju akses bandara yang sangat buruk Tuntutan standar keselamatan jasa kebandarudaraan yang semakin meningkat.



Peningkatan jumlah maskapai penerbangan dapat mempengaruhi standar pelayanan kebandarudaraan. Tidak meratanya dukungan pemerintah daerah terhadap pengembangan bandara di daerah.



0,25



0,15



0,3



0,15 1



Total



Komponen B



0,15



2



4



3



4



3



0,3



Peraturan Bank Indonesia tanggal 30 November 2011 telah meminta BSM untuk sementara waktu menghentikan penerimaan nasabah baru dan penambahan pembiayaan pada nasabah Rahn akan menimbulkan keraguan akan praktek perbankan Syariah



1



Kesalahpahaman terhadap perbankan syariah dan lembaga Keuangan syariah lainnya membuat konsumen enggan menggunakan jasa perbankan syariah



0,45



lifecycle dari suatu inovasi produk dan layanan perbankan syariah sangat pendek karena dengan mudah dan segera dapat ditiru oleh bank-bank lainnya sehingga mengurangi minat bank untuk berinovasi



1,2



Pengalaman dalam mengelola produk dan pasar membuat bank konvensional kadang kala lebih unggul dibandingkan bank Syariah



0,45



Golongan masyarakat yang masih berada dibawah garis kemiskinan tidak memungkinkan mereka untuk menjadi nasabah suatu Bank



3,4



Perencanaan (Formulasi) Strategi



B.1. Pemetaan Strategi Perusahaan Buatlah pemetaan strategi yang dilakukan perusahaan saat ini baik ditingkat korporasi, bisnis, dan fungsional. Gambar B.1 Pemetaan Strategi Perusahaan



Strategi Korporasi



Directional Strategy



Strategi Kompetitif Strategi Bisnis



Strategi Kooperatif



28



⤹ ⤹



B.1.1. Strategi Korporasi 1.1.1. Growth/Expansion Strategy



1.1.2. Delay/Stability Strategy



1.1.3. Retrenchment Strategy



Strategi Pemasaran



29



30 B.1.2. Strategi Bisnis 1.2.1. Review Strategi Generic Porter 1.



Competitive Strategy



2.



Cooperative Strategy



B.1.3. Strategi Fungsional 1.3.1. Marketing Strategy Gambar B.2 Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran Segmentasi Pasar konsumen Pasar konsumen PT.Angkasa Pura II meliputi seluruh penumpang jasa penerbangan.



Pasar Bisnis Pasar Bisnis PT.Angkasa Pura II adalah ritel, jasa bank, money changer, maskapai penerbangan, jasa transportasi darat, dan lain-lain.



Targetting Cakupan Seluruh Pasar Berbagai produk dirancang untuk memenuhi kebutuhan seluruh pasar



Positioning Kategori Atribut, Manfaat, Penggunaan, Pemakai



31



1.3.2 Financial Strategy Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa PT Angkasa Pura II (Persero) No. RIS - 02/MBU/2008 tanggal 27 Juni 2008, pemegang saham (Pemerintah) menyetujui pelaksanaan konversi sertifikat obligasi wajib konversi menjadi 201.817 saham biasa dengan nominal Rp1.000.000 per saham yang dilakukan pada tanggal 1 Nopember 2006. Pada tanggal 11 Maret 2009, PT Angkasa Pura II (Persero) telah menerima asli surat kolektif saham sejumlah 201.817 saham atau 2,475% dari jumlah keseluruhan saham dengan nomor urut 0007950813 sampai dengan 0008152629 yang seluruhnya bernilai nominal Rp 201.817.000.000 yang dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 9 Pebruari 2009 untuk dan atas nama PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk.



Sesuai Surat Kolektif Samam Nomor 0003 yang dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 22 November 2010 menyatakan bahwa surat kolektif ini mewakili sejumlah 403.634.000 (empatratus tigajuta enamratus tigapuluh empat ribu) saham seri B dengan nomor urut 15901624000 sampai dengan 16305257999 seluruhnya bernilai nominal Rp. 201.817.000.000 (dua ratus satu milyar delapan ratus tujuh belas juta rupiah) yang dikeluarkan oleh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Disamping itu, dalam hal investasi ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan AFS, bukti obyektif akan meliputi penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang pada nilai wajar dari investasi di bawah biaya perolehannya. Jika terdapat bukti bahwa, kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian kumulatif yang



32 diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai pada investasi yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba-rugi komprehensif di-reklasifikasi dari ekuitas ke laporan laba-rugi komprehensif. Kerugian penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba-rugi komprehensif, kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui dalam ekuitas.



Dalam hal instrumen hutang dalam kelompok tersedia untuk dijual, penurunan nilai ditelaah berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Bunga tetap diakui berdasarkan suku bunga efektif asal yang diterapkan pada nilai tercatat aset yang telah diturunkan nilainya, dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba-rugi komprehensif. Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen hutang meningkat dan peningkatan nilai wajar tersebut karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan melalui laporan laba-rugi komprehensif komprehensif.



33 1.3.2. Operation Strategy Gambar B.4 Meraih Daya Saing Melalui Operasi Keputusan Operasi



Kualitas Proses



Pendekatan



Cost Leadership



Disain



Pendekatan CDR



Daya Saing Competitive Advantage



 BO/PO rendah  Efektif Menggunakan Modal



Lokasi



SDM Rantai Pasok



Differentiation



Layout



Cost Leadership (Cheaper)  Keluasan produk  Kedalaman Produk  Teknologi Informasi



Diferentation (Better)



Response (Faster)



Penjadwalan Pemeliharaan



Response



Persediaan  Fleksibilitas  Keandalan  Kecepatan



Penambahan frekuensi penerbangan dan pembukaan rute baru beberapa maskapai penerbangan, diantaranya: • Penambahan frekuensi pener-bangan Air Asia rute PLM-KUL dari 3x dalam seminggu men-jadi setiap hari mulai 06 Februari 2012; • Penerbangan domestik Mandala rute domestik yang beroperasi di Terminal 3 sejak 5 April 2012; • Penambahan frekuensi pener-bangan Indonesia Air Asia rute BDO-PKU mulai Juni 2012; • Penambahan frekuensi pener-bangan Lion Air rute BDO-SUB, BDO-DPS, BDOMES, BDO-BTH mulai Juni 2012; • Pembukaan penerbangan Pa-cific Royale rute BDO-SRG mulai Juni 2012;



34 • Penerbangan Lion Air rute PLM-CGK 10x dalam sehari mulai 11 Agustus 2012; • Penambahan frekuensi pener-bangan Lion Air dan Batavia Air rute JOG-PNK untuk 1x pener-bangan dalam sehari di bulan Desember 2012; • Penambahan jadwal pener-bangan Sky Aviation dengan jenis penerbangan F-50 rute BTH-TNJ-RNI, 1.3.3. Strategy in HRM Strategi pengelolaan SDM PT. Angkasa Pura II menekankan pada : 1. Customer Centric Organization Membentuk organisasi yang berkinerja tinggi dan responsif dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan 2. High Performing Culture Mengembangkan budaya organisasi berkinerja tinggi yang efisien dan dinamis dalam mewujudkan visi dan misi Angkasa Pura II 3. Accountable and Reliable People Mengembangkan personil yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan kebandarudaraan yang berkualitas tinggi. 4. Nourishing Policy (Meritocracy Policy) Menerapkan kebijakan pengelolaan SDM berdasarkan kinerja karyawan 5. Global Standard Menerapkan standar kerja perusahaan dan pelayanan bandara kelas dunia untuk mencapai kinerja perusahaan/ bandara yang superior 6. Excellent System Menerapkan Sistem manajemen SDM yang efektif dan efisien dalam mengelola dan mengoptimalkan kinerja SDM.



35



Gambar B.5 Ruang Lingkup Manajemen SDM Analisa Jabatan Perencanaan Personalia dan Rekrutmen



Pengadaan



Pengujian Pegawai dan Seleksi Wawancara Calon Pegawai Pelatihan dan Pengembangan Pegawai



Manajemen SDM



Pengembangan



Manajemen Kinerja dan Penilaian Manajemen Karir Penyusunan Rencana Pembayaran Insentif Keuangan dan Kinerja



Pemeliharaan



Pemberian Manfaat dan Pelayanan Keselamatan dan Kesehatan Pegawai Pengelolaan Isu-isu SDM Global



1.



Kompetensi Pegawai Direktorat SDM dan Umum telah menetapkan kompetensi SDM dengan kategori sebagai berikut: 



Kompetensi Generik adalah kompetensi yang esensial bagi semua pegawai tanpa memperhatikan fungsi kerja/jenjang karir;







Kompetensi Manajerial adalah kompetensi yang esensial bagi pegawai yang memiliki tanggung jawab manajerial atau penyeliaan di semua fungsi kerja;







Kompetensi Teknikal/Fungsional adalah kompetensi spesifik yang esensial untuk menampilkan tugas-tugas dalam suatu area kerja teknis atau fungsi tertentu.



36 



Rekrutmen SDM



Rekrutmen SDM Angkasa Pura II dilakukan melalui rekrutmen internal dan eksternal. Rekrutmen internal dilakukan dengan mengoptimalkan sumber daya yang telah dimiliki. Rekrutmen eksternal difokuskan pada perekrutan pegawai berpendidikan yang lebih tinggi dan pegawai dengan kompetensi yang belum dimiliki Angkasa Pura II. 



Pengembangan Kompetensi



Penguatan kompetensi SDM dilakukan dengan pelatihan dan pendidikan yang bersifat perubahan kompetensi dan pengembangan kompetensi, baik yang terkait langsung maupun tidak langsung terhadap strategi bisnis dan operasional. Pelatihan untuk perubahan kompetensi bertujuan untuk menyiapkan kompetensi pegawai agar mampu menyikapi perubahan. Sementara itu, pelatihan untuk pengembangan kompetensi bertujuan untuk menyiapkan pegawai dengan kompetensi tertentu guna mendukung portofolio bisnis Angkasa Pura II. Selain itu, Angkasa Pura II juga menyelenggarakan berbagai program peningkatan dan pelatihan kompetensi bagi pegawainya yang saat ini dikelola melalui Unit Pendidikan dan Pelatihan. 



Remunerasi Pegawai



Angkasa Pura II berupaya memberikan paket remunerasi yang kompetitif bagi karyawan yang terdiri dari gaji dasar, insentif prestasi, berbagai tunjangan dan fasilitas antara lain : Bantuan Sewa Rumah, Tunjangan Cuti, Tunjangan Kesejahteraan Keluarga, Tunjangan Khusus dan Insentif Produksi. Manfaat Pensiun Tambahan Untuk meningkatkan kesejahteraan pasca kerja Angkasa Pura II memberikan subsidi kepada seluruh karyawan untuk membayarkan iuran kepada DPLK yang dikelola oleh PT Bank Negara Indonesia TBk sehingga karyawan perusahaan selain mempunyai manfaat pensiun dari PT Dapenda dan Taspen untuk karyawan PNS. B.2. Penentuan Alternatif Strategi Cooperative Strategy Untuk mewujudkan tujuan PT. Angkasa Pura II agar mampu bersaing di tingkat dunia. PT.Angkasa Pura II melakukan strategi kooperasi dengan salah satu perusahaan pengelola bandara di Korea Selatan, yaitu Incheon Co. Selain itu, PT. Angkasa Pura II juga bekerjasama dengan PT. Wijaya Karya untuk pembangunan fisik bandara.



37 Competitive Strategy B.2.1. BCG Matrix Pertumbuhan Laba dan Market Share PT.Angkasa Pura Kebandarudaraan dapat dilihat pada gambar B.5 dibawah ini:



II



Gambar B.5 Pertumbuhan Laba dan Market Share 2012



Gambar B.6 BCG Matrix



Pada



Industri



38 Alternatif Strategi yang diusulkan Strategi Integrasi Integrasi horizontal dengan mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pesaing. Strategi ini dapat dilakukan melalui akuisisi, merger, dan pengambil alihan pesaing. Strategi intensif: - Penetrasi pasar: mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk jasa saat ini dipasar yang ada sekarang melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih baik. - Pengembangan pasar: memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke wilayah geografi baru. - Pengembangan produk: mengupayakan peningkatan penjualan melalui perbaikan produk atau jasa saat ini atau pengembangan produk atau jasa baru B.2.2. GE Matrix GE Business Screen merupakan salah satu alat lainnya yang dapat digunakan untuk memotret posisi perusahaan dalam industri. GE Matriks terdiri dari 9 sel yang didasarkan pada daya tarik industri jangka panjang dan posisi kompetitif/kekuatan bisnis. Matriks GE melibatkan data dan variabel yang lebih banyak dalam identifikasi faktor-faktor strategis dan tidak mengarah kepada kesimpulan yang sederhana. Sebagai contoh, matriks tersebut mengenali banyak cara yang berbeda yang dapat digunakan untuk menilai daya tarik sebuah industri, dan karena itu memungkinkan pengguna untuk memilih kriteria yang mereka yakini paling tepat untuk situasi yang ada. Bila dalam memetakan posisi perusahaan dalam industri tidak diketahui data secara lengkap maka dapat digunakan GE Matriks modifikasi dengan menggunakan data-data yang telah dihitung sebelumnya dan telah ditampilkan didalam tabel IFAS (Skor acuan bagi kekuatan bisnis atau kekuatan internal: penilaian subjektif sejauh mana daya saing diciptakan melalui kekuatan dan kelemahan sumber daya internal) dan EFAS (Skor acuan bagi daya tarik industri atau daya tarik eksternal: penilaian subjektif berdasarkan sejumlah peluang dan ancaman terbesar diluar kendali manajemen).



39 Gambar B.7 GE Matriks Modifikasi



Daya Tarik Industri Skor EFAS



Tinggi 5



5



4 I Pertumbuhan (Konsentrasi via Integrasi Vertikal)



3



1



2



II Pertumbuhan (Konsentrasi via Integrasi Horizontal)



III Pertumbuhan (Pengembangan produktif secara selektif)



Va Pertumbuhan (Konsentrasi via Integrasi Horizontal) Vb Stabilitas (Strategi tetap/penundaan)



VI Stabilitas (Tumbuh terbatas/panen)



VIII Stabilitas/ Pertumbuhan (Kelola Laba)



IX Pengurangan (Bankrut/Likuidasi)



4



Medium 3



2



Rendah 1



IV Stabilitas (Tumbuh Selektif) VII Pertumbuhan (Lindungi aset atau Diversifikasi Konsentrasi)



Kuat



Rata-rata



Posisi PT. ANGKASA PURA



Lemah



Kekuatan Bisnis/Posisi Bersaing Skor IFAS Interpretasi atas pemetaan Posisi PT. Angkasa Pura II pada bagan terlihat berada pada pertumbuhan produktif dengan penjelasan: 1. Posisi persaingan yang termasuk tingkat tinggi 2. Strategi utama yang tepat bagi posisi ini adalah dengan investasi secara selektif untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar lagi. Mengingat jumlah bandara yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura II relatif banyak, maka PT.Angkasa Pura perlu memilih pengembangan pada Bandar Udara yang paling sibuk, baik jumlah kedatangan pesawat maupun pergerakan penumpangnya. Strategi yang dapat direkomendasikan adalah: Strategi intensif: - Penetrasi pasar: mengoptimalkan adanya kedatangan penumpang untuk memberikan berbagai pelayanan pada pasar yang sudah ada. - Pengembangan pasar: memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke wilayah geografi baru. - Pengembangan produk: mengupayakan peningkatan penjualan melalui perbaikan produk atau jasa saat ini atau pengembangan produk atau jasa baru Strategi diversifikasi related: menambah produk atau jasa baru yang terkait, seperti Hotel transit, pelayanan wisata, dan pengembangan produk lain yang berada di kawasan bandar udara.



40



Komponen C



Implementasi Strategi



C.1. Organisasi Pelaksana Program C.1.1. Organisation Chart Bagan Struktur Organisasi PT. ANGKASA PURA II



C.1.2. Job Description Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Direksi senantiasa berpegang dan berpedoman pada Anggaran Dasar maupun ketentuan internal dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tugas pokok Direksi adalah: •



Memimpin dan mengurus Angkasa Pura II sesuai dengan maksud dan tujuan Angkasa Pura II dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektifitas Angkasa Pura II.







Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Angkasa Pura II.



Direktur Komersial Kebandarudaraan Tugas dan wewenang Direktur Komersial Kebandarudaraan adalah melaksanakan sebagian tugas Direksi dalam merumuskan kebijakan, membina penyelenggaraan dan mengendalikan kegiatan bisnis terminal dan sisi darat serta bisnis penerbangan. Direktur Komersial Kebandarudaraan membawahi: • •



Deputi Direktur Bisnis Terminal dan Sisi Darat Deputi Direktur Bisnis Penerbangan



41 Direktur Pengembangan Kebandarudaraan dan Teknologi Tugas dan wewenang Direktur Pengembangan Kebandarudaraan dan Teknologi adalah melaksanakan sebagian tugas Direksi dalam merumuskan kebijakan, membina penyelenggaraan dan mengendalikan kegiatan tata dan lingkungan bandara, prasarana dan teknologi kebandarudaraan. Direktur Pengembangan Kebandarudaraan dan Teknologi membawahi: • •



Deputi Direktur Tata dan Lingkungan Bandara Deputi Direktur Prasarana



Direktur Keuangan Tugas dan wewenang Direktur Keuangan adalah melaksanakan sebagian tugas Direksi dalam merumuskan kebijakan, membina penyelenggaraan dan mengendalikan kegiatan manajemen aset dan perlengkapan, anggaran dan akuntansi, perbendaharaan serta program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL). Direktur Keuangan membawahi: • •



Deputi Direktur Manajemen Aset dan Perlengkapan Deputi Direktur Anggaran dan Akuntansi







Deputi Direktur Perbendaharaan







Deputi Direktur Program Kemitraan dan Bina Lingkungan



Direktur SDM & Umum Tugas dan wewenang Direktur SDM & Umum melaksanakan sebagian tugas Direksi dalam merumuskan kebijakan, membina penyelenggaraan dan mengendalikan kegiatan pengembangan sumber daya manusia, pendidikan dan pelatihan serta pelayanan administrasi umum. Direktur SDM & Umum membawahi: • Deputi Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia •• Deputi DirekturPelayanan Pendidikan dan Pelatihan Deputi Direktur Administrasi & Umum Selain itu, berdasarkan Keputusan Direksi Nomor: KEP.02.03.01/00/12/2012/695 tentang Penunjukan Direktur SDM dan Umum Sebagai Penanggung Jawab Dalam Penerapan dan Pemantauan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik, maka Direktur SDM dan Umum ditunjuk sebagai penanggung jawab atas tugas-tugas yang berkaitan dengan dalam penerapan dan pemantauan tata kelola perusahaan yang baik, disamping melaksanakan tugas pokok dan fungsi sehari-hari sebagai Direktur SDM dan Umum Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha Tugas dan wewenang Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha adalah melaksanakan sebagian tugas Direksi dalam merumuskan kebijakan, membina penyelenggaraan dan mengendalikan kegiatan kargo, pengembangan usaha, serta pembinaan Anak Perusahaan. Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha membawahi: •



Deputi Direktur Bisnis Kargo







Deputi Direktur Pengembangan Usaha







Deputi Direktur Pembinaan Anak Perusahaan



42 C.1.3. Types of Cross Functional Team



C.2. Penjadualan Pelaksanaan Program C.2.1. Program to be Implemented Tabel Program yang akan Diimplementasikan No 1 2 3



Program



C.2.2. Departement Responsible to Implement Program Tabel Departement Responsible to Implement Program No 1 2



Program



DIC Marketing Human Resources Management Marketing



3 C.2.3. Budget



Tabel Budget Program 1: Perluasan Terminal 3 dan Pembangunan Terminal 4 Bandara Soekarno Hatta. No 1 2 3



Kegiatan



Budget



Keterangan



Tabel Budget Program 2: Penyediaan SDM untuk Kartu Pembiayaan Bank Syariah Mandiri No 1 2 3



Kegiatan



Budget



Keterangan



43 Tabel Budget Program 3: Pendirian Area Komersial Bandara Soekarno Hatta No 1 2



Kegiatan



Budget



Keterangan



Tabel Total Anggaran yang Diusulkan No 1 2 3



Program



Budget



C.2.4. Procedures Tabel Jadual Implementasi: Growth strategy-New Product Development Growth Strategy: New Product Development



J



F



M



A



Bulan Implementasi M J J A S



O



N



D



Tabel Template Kompilasi Program Jangka Menengah Kode Program



PIC/ Bulan Budget DIC 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 (Milyar) P.1.1 Mkt 2 P.1.2 HRM 17 P.1.3 Mkt 18 Optimal Success Parameter (OSP) (a) Marketing: Agressive selling, market knowledge, Distinctive competency: market intelligence (b) Finance: financial support Top Bussiest`s Airport in the World (c) HRM: conducive teamwork (d) Operation: established SOP for executing the project Program



Ket



44



Komponen D



Evaluasi dan Pengendalian Strategi



D.1. Pengukuran Kuantitatif Secara umum, kinerja PT. Angkasa Pura II di tahun 2012 menunjukan peningkatan terhadap kinerja tahun 2011 terutama dalam pencapaian laba neto. Target pertumbuhan aset dan peningkatan penerimaaan dari jasa aeronautika dan non.aeronautika juga terus mengalami pertumbuhan sebagai mana diuraikan pada bagian ini. D.1.1. Marketing Performance (Indikator) Metrik Penjualan 1. Pertumbuhan Penjualan 



Pertumbuhan Penjualan Jasa Aeronautika ATS







Pertumbuhan Penjualan Jasa Aeronautika Non.ATS



45







Pertumbuhan Penjualan Jasa Non.Aeronautika







Pertumbuhan Penjualan Jasa Non.Aeronautika Lainnya







Pertumbuhan Jasa Pelayanan Kargo



2. Pangsa Pasar Bandara Soekarno – Hatta merupakan salah satu bandara yang dikelola PT. Angkasa Pura II. Dimana Bandara Soekarno Hatta termasuk Bandara tersibuk di dunia. Sebagaimana dapat dilihat pada gambar dibawah ini:



Sumber: Airport World Magazine



46 Meskipun Bandara Soekarno – Hatta termasuk ke dalam Bandara tersibuk di dunia, akan tetapi dari sisi jasa dan pelayanan, Bandara Soekarno Hatta belum termasuk kedalam terbaik di dunia. Berikut ini hasil penilaian yang dilakukan oleh SkyTrax, lembaga independen yang menilai kualitas pelayanan bandara dibawah ini:



D.1.2. HRM Performance (Indikator)



D.1.3. Operation Management (Indikator)  Pergerakan Pesawat







Pergerakan Penumpang



47 



Pergerakan Kargo



D.1.4. Financial Management Performance (Indikator) 



Laporan Rugi - laba







Pendapatan Usaha Jasa Aeronautika Per-segmen



48 



Pendapatan Usaha Jasa Non.Aeronautika Per-segmen



D.2. Pengukuran Kualitatif  Survei Lembaga Independen Berdasarkan pada hasil survey yang dilakukan oleh Skypax menempatkan salah satu bandara yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura II sebagai bandara dengan upaya perbaikan terbaik keempat didunia. Dimana peringkat 1 – 3 ditempati oleh bandara yang bertempat di China sebagaimana pada tabel dibawah ini:



49