Acara 1 Kadar Lengas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ACARA I KADAR LENGAS ABSTRAK Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah Acara I mengenai Kadar Lengas Tanah dilaksanakan pada tanggal 21 Februari 2019 bertempat di Laboratorium Tanah Umum, Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Kadar Lengas Tanah merupakan kandungan air yang ada di dalam tanah. Pada praktikum Kadar Lengas Tanah ini digunakan metode gravimetri. Metode Gravimetri dilakukan dengan cara menimbang berat tanah Ø 2,0 mm, Ø 0,5 mm, dan tanah bongkah sebelum dan sesudah tanah dikeringkan. Tanah yang akan digunakan pada praktikum kali ini diantaranya adalah tanah Vertisols, Mollisols, Ultisols, Alfisols, dan Entisols. Pada praktikum ini Kadar lengas yang dihasilkan yaitu pada tanah Vertisols Ø 2,0 mm sebesar 14,89 g.cm-3, Ø 0,5 mm sebesar 14,85 g.cm-3, dan tanah bongkah sebesar 14,62 g.cm-3. Pada tanah mollisols Ø 2,0 mm sebesar 15,59 g.cm-3, Ø 0,5 mm sebesar 15,74 g.cm-3, dan tanah bongkah sebesar 14,66 g.cm-3. Pada tanah Ultisols kadar lengas yang diperoleh untuk tanah Ø 2,0 mm sebesar 15,34 g.cm-3, Ø 0,5 mm sebesar 14,94 g.cm-3, dan tanah bongkah sebesar 13,38 g.cm-3. Pada tanah Alfisols kadar lengas yang diperoleh untuk tanah yang berdiameter 2,0 mm sebesar 14,17 g.cm-3, Ø 0,5 mm sebesar 13,78 g.cm-3, dan tanah bongkah sebesar 14,42 g.cm-3. Sedangkan untuk tanah Entisols kadar lengas yang diperoleh untuk tanah yang berdiameter 2,0 mm sebesar 4,725 g.cm-3, Ø 0,5 mm sebesar 5,17 g.cm-3, dan tanah bongkah sebesar 3,845 g.cm-3. Kata kunci: Kadar Lengas, Contoh Tanah, Gravinometri I. PENDAHULUAN Masih kurang dapus internasional 2, indonesia 2, buku 1 Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang sangat penting dalam kehidupan. Tanah digunakan sebagai tempat semua makhluk hidup tinggal. Tanah mengandung bahanbahan penyusun tanah sebagai satu kesatuan yang akan membentuk struktur tanah. Bahanbahan penyusun tanah yang dimaksud adalah bahan organik, bahan mineral, air, serta udara. Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh faktor-faktor, di antaranya adalah bahan induk, topografi, iklim, organisme, dan waktu tertentu. Hal-hal tersebut menyebabkan karakteristik tanah di setiap daerah berbeda-beda. Tanah merupakan media tumbuh tanaman. Secara geologis tanah dapat disebut bagian dari bumi yang terluar mempunyai ketebalan lapisan yang relatif tipis. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan, di mana dalam proses pembentukannya sangat dipengaruhi oleh faktorfaktor lingkungan, seperti bahan induk, iklim, topografi, vegetasi, atau organisme, dan waktu. Dalam proses pembentukan tanah, faktor-faktor tersebut di atas bekerja secara dinamis dan simultan melalui proses fisika, kimia, biologis, maupun proses ketiga-tiganya bekerja secara bersamaan serta saling berinteraksi. Proses pembentukan tanah berjalan terus menerus dan saling mempengaruhi, dominasi dari masing-masing faktor pembentuk tanah sangat beragam (Balittanah, 2015). Kadar lengas tanah merupakan kandungan air yang terdapat di dalam tanah. Kadar lengas dinyatakan dalam satuan persen berat dan persen volume. kadar lengas tanah memiliki peran yang sangat penting bagi pertanian karena kadar lengas dan nilai pH tanah adalah indeks yang berguna untuk membuat keputusan-keputusan manajemen untuk pertanian dan tumbuhan karena hal tersebut mempengaruhi beragam proses yang berkaitan dengan produksi pertanian,



pertumbuhan tanaman, perubahan dalam siklus hidrologi, serta berbagai proses tanah (Tan et al. 2018). Kadar lengas sangat penting untuk diketahui dalam menentukan waktu irigasi suatu tanaman, kedalaman pembasahan tanah, kedalaman pertumbuhan akar tanaman dan kecukupan pembasahan tanah (Prasetyo et al., 2016). Kadar lengas dari masing-masing jenis tanah berbeda. Kadar lengas pasir dan lempung pada kapasitas lapang masing-masing hanya mencapai rata-rata 6% dan 35% (Noor, 2001). Penentuan kadar lengas dapa dilakukan Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui kadar lengas dari berbagai jenis tanah. Tanah yang digunakan yaitu tanah Vertisol, Mollisol, Ultisol, Alfisol, dan Entisol. II. METODOLOGI Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah yang berjudul ”Kadar Lengas Tanah” dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 21 Februari 2019 di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam penentuan kadar lengas tanah dengan metode gravimetri di antaranya adalah delapan buah botol timbang, timbangan, oven, contoh tanah lembap/asli, dan contoh tanah kering angin, yaitu : contoh tanah halus 2,0 mm; contoh tanah halus 0,5 mm; contoh tanah bongkah (agregat utuh). Botol timbang kosong sebanyak 6 buah diberi label. Masing-masing botol kosong tertutup ditimbang (misal a gram). Botol diisi dengan masing-masing contoh tanah 2/3 volume (dibuat duplo atau dua kali). Botol berisi tanah (dengan tutupnya) ditimbang (misal b gram). Botol tersebut di oven dengan tutup sedikit terbuka pada suhu 105-110 C sampai kering mutlak (semalam). Kemudian botol dikeluarkan dari oven, ditutup serapat mungkin, dan dibiarkan dingin di dalam desikator selama 15-30 menit. Setelah itu botol ditimbang dalam keadaan tertutup rapat (misal c gram). Langkah terakhir yakni botol timbang dibersihkan. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut. Tabel III.1 Hasil Pengamatan Kadar Lengas Tanah Jenis Tanah Ø 0,5 mm (%) Ø 2,0 mm (%) Tanah Bongkah(%) Tanah Asli (%) Vertisols 14,85 14,89 14,62 38,87 Mollisols 15,74 15,59 14,66 51,81 Ultisols 14,94 15,34 13,38 40,20 Alfisols 13,78 14,17 14,42 23,76 Entisols 5,17 4,725 3,845 26,04 Percobaan kadar lengas tanah bertujuan untuk mengukur kadar lengas tanah untuk faktor koreksi kadar lengas dan mengukur kadar lengas tanah asli (tanah segar). Kadar Lengas tanah adalah air yang mengisi sebagian dan atau seluruh ruang pori tanah dan teradsorpsi pada permukaan zarah tanah. Lengas berperan sangat penting dalam proses genesa tanah, kelangsungan hidup tanaman dan jasad renik tanah serta siklus hara. Setiap reaksi kimia dan fisika yang terjadi di dalam tanah hampir selalu melibatkan air sebagai media pelarut garamgaram mineral, senyawa asam dan basa serta ion-ion dan gugus-gugus organik maupun anorganik (Supriyo, 2015) belum ada lampirannya Terdapat perbedaan antara kadar lengas tanah asli dengan kadar lengas kering angin. Kadar lengas keadaan sesungguhnya yaitu kadar lengas tanah yang diambil langsung dari lapangan tanpa melalui proses pengeringan dalam bentuk apapun, sedangkan kadar lengas



kering angin yaitu kadar air tanah setelah di angin-anginkan di tempat teduh sampai mencapai keseimbangan dengan kelengasan atmosfer. Kadar lengas sesungguhnya cenderung lebih besar dari kadar lengas kering angin karena air dalam tanah belum terjadi penguapan ke atas permukaan, sehingga air masih banyak tersimpan (Ritawati et. al., 2015) Kadar lengas tanah vertisols yang diperoleh dalam praktikum kali ini untuk tanah berdiameter 2,0 mm sebesar 14,89 %; sedangkan untuk vertisols yang berdiameter 0,5 mm kadar lengas yang diperoleh sebesar 14,85 %; tanah bongkah kadar lengas yang diperoleh sebesar 14,62 %; dan tanah asli sebesar 38,87 %. Sedangkan menurut Husen et.al (2015) kadar lengas tanah vertisol dalam keadaan kering angin sebesar 10,77% dan saat kapasitas lapang sebesar 40,40%. MOLLISOLS BELUM ADA PEMBANDINGNYA Kadar lengas tanah ultisol yang diperoleh dalam praktikum kali ini untuk tanah berdiameter 2,0 mm sebesar 15,34%; sedangkan untuk ultisol yang berdiameter 0,5 mm kadar lengas yang diperoleh sebesar 14,94%; tanah bongkah kadar lengas yang diperoleh sebesar 13,38%; dan tanah asli sebesar 40,20%. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan Haryanto dan Ibroh Muttaqin (2017) kadar lengas tanah kering angin tanah ultisol sebesar 17,14%. Kadar lengas tanah alfisol yang diperoleh dalam praktikum kali ini untuk tanah berdiameter 2,0 mm sebesar 14,17%; sedangkan untuk alfisol yang berdiameter 0,5 mm kadar lengas yang diperoleh sebesar 13,78%; tanah bongkah kadar lengas yang diperoleh sebesar 14,42%; dan tanah asli sebesar 23,76%. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Nurcahyani et. Al kadar lengas tanah alfisol kapasitas lapangan sebesar 34,64%. Kadar lengas tanah entisol yang diperoleh dalam praktikum kali ini untuk tanah berdiameter 2,0 mm sebesar entisol 4,725%; sedangkan untuk entisol yang berdiameter 0,5 mm kadar lengas yang diperoleh sebesar 5,17%; tanah bongkah kadar lengas yang diperoleh sebesar 3,845%; dan tanah asli sebesar 26,04%. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Suwardji dan I Made Sudhanta (2016) kadar lengas tanah entisol yang diperoleh sebesar 4,78%. Kandungan air pada tanah dapat dipengaruhi oleh iklim, jenis tanah, topografi, serta vegetasinya. Curah hujan merupakan sumber air alami pada tanah dan jenis tanah akan mempengaruhi proses filtrasi air. Topografi tanah akan mempengaruhi laju air. Laju air yang pelan akan memaksimal penyerapan air pada tanah. begitu juga dengan vegetasi pada tanah. Vegetasi pada tanah ialah tumbuhan yang tumbuh di atas permukaan tanah tersebut. Vegetasi yang rapat mampu meningkatkan infiltrasi pada tanah sehingga mampu meningkatkan kadar lengas tanah (Prijono et. al., 2015). Kadar lengas tanah juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti karakter tanah, jenis vegetasi, penggunaan lahan, dan sistem pengolahan tanah. Beberapa faktor ini mempengaruhi laju evaporasi, infiltrasi, transpirasi, dan run off yang berdampak terhadap kelembaban tanah (Prijono & Laksmana, 2016). BELUM ADA HUBUNGAN ANTAR FAKTOR Kelembaban tanah (kadar lengas) sangat penting dalam menentukan waktu irigasi suatu tanaman, kedalaman pembasahan tanah, kedalaman pertumbuhan akar tanaman dan kecukupan pembasahan tanah. Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan prosentase kadar lengas (Pm) dengan menghitung nilai berat air yang dikandung (Ms), berat kering contoh tanah (Mw), didapat fraksi berat (Өm) yang menggunakan persamaan persentase massa, diperoleh kadar



lengas Pm, dalam satuan % (Prasetyo, 2016). DIJELASKAN MEKANISME KL MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN AKAR. DIJABARKAN LAGI Tegangan lengas tanah menentukan berapa banyak air yang dapat diserap oleh tanaman. Bagian lengas tanah yang tanaman mampu menyerap dinamakan air ketersediaan. Tegangan lengas tanah merujuk pada usaha yang perlu diadakan pada setiap satuan massa air untuk membuatnya berada dalam keadaan murni dan bebas (Purwantoro, 2016). Metode gravimetrik adalah metode yang paling sederhana secara konseptual dalam menentukan kadar air tanah. Pada prinsipnya mencakup pengukuran kehilangan air dengan menimbang contoh tanah sebelum dan sesudah dikeringkan pada suhu 105 – 110oC dalam oven. Hasilnya dinyatakan dalam persentase air dalam tanah, yang dapat diekspresikan dalam persentase terhadap berat kering, berat basah atau terhadap volume (Abdurachman, et. al. 2015). Metode tensiometer dilakukan dengan menempatkannya di dalam tanah untuk jangka waktu yang lama, sehingga perubahan-perubahan hisapan matriks air tanah dapat dipantau. Keseimbangan energi antara tensiometer dan tanah di sekelilingnya tercapai melalui bergeraknya air menyilang atau melewati porous material tensiometer, yang dikenal sebagai cup. Air bergerak dengan arah yang menunjukkan penurunan tekanan. Ketika potensial matriks di dalam tanah lebih rendah dari potensial matriks di dalam tensiometer, air akan bergerak ke dalam tanah di sekelilingnya melalui pori-pori cup. Sebaliknya, bila potensial matriks di luar lebih besar, maka air akan bergerak dari luar ke dalam tensiometer melalui pori-pori cup. Pergerakan air akan terus berlanjut bila potensial matriks berbeda, dan akan berhenti setelah tercapai keseimbangan. (Sutrisno et. al., 2015) Penentuan kadar air cara kalsium karbid berdasarkan reaksi antara kalsium karbid dan air yang menghasilkan gas asetilin. Cara ini sangat cepat dan tidak memerlukan alat yang rumit. Jumlah asetilin yang terbentuk dapat diukur dengan berbagai cara. Dengan menggunakan neutron probe, kadar air tanah dapat ditetapkan pada titik-titik yang sama pada berbagai kedalaman tanah secara berulang-ulang. Keunggulan lain metode ini adalah secara praktis tidak tergantung pada suhu dan tekanan udara. Walaupun demikian, metode ini mempunyai beberapa keterbatasan antara lain: (1) mahalnya peralatan; (2) rendahnya tingkat resolusi spasial, karena bagian tanah yang diukur cukup besar; (3) tidak akuratnya pengukuran kadar air pada lapisan permukaan tanah (0-15 cm); dan (4) dapat membahayakan kesehatan karena radiasi neutron (Hillel, 1982 Tan, 2005). IV.



KESIMPULAN



Praktikum ini menghaslkan kadar lengas untuk masing-masing tanah sebagai berikut Vertisols Ø 2,0 mm sebesar 14,89 g.cm-3, Ø 0,5 mm sebesar 14,85 g.cm-3, dan tanah bongkah sebesar 14,62 g.cm-3. Pada tanah mollisols Ø 2,0 mm sebesar 15,59 g.cm-3, Ø 0,5 mm sebesar 15,74 g.cm-3, dan tanah bongkah sebesar 14,66 g.cm-3. Pada tanah Ultisols kadar lengas yang diperoleh untuk tanah Ø 2,0 mm sebesar 15,34 g.cm-3, Ø 0,5 mm sebesar 14,94 g.cm-3, dan tanah bongkah sebesar 13,38 g.cm-3. Pada tanah Alfisols kadar lengas yang diperoleh untuk tanah yang berdiameter 2,0 mm sebesar 14,17 g.cm-3, Ø 0,5 mm sebesar 13,78 g.cm-3, dan tanah bongkah sebesar 14,42 g.cm-3. Sedangkan untuk tanah Entisols kadar lengas yang diperoleh untuk tanah yang berdiameter 2,0 mm sebesar 4,725 g.cm-3, Ø 0,5 mm sebesar 5,17 g.cm-3, dan tanah bongkah sebesar 3,845 g.cm-3.



DAFTAR PUSTAKA Abdurachman A., U. Haryati, dan I. Juarsah. 2015. Penetapan Kadar Air Tanah Dengan Metode Gravimetrik. Balai Penelitian Tanah. Jakarta. Balai



Penelitian Tanah. 2015. Tanah dan Kesuburan Tanah. http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/en/berita-terbaru-topmenu58/1057-kesubu diakses tanggal 26 Februari 2019



Haryanto, dan I. Muttaqim. 2017. DAMPAK PEMBENAH TANAH DENGAN LIMBAH JAMUR TERHADAP SIFAT KIMIA ULTISOL YANG MENDUDKUNG PERTUMBUHAN DAN HASIL SELADA. Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII”. Universitas Jendral Soedirman. Hillel, D. 1982. Introduction to Soil Physics. Academic Press, Inc. San Diego, California. Husen S., I. G. M. Kusnarta, dan Mahrup. 2015. PERTUMBUHAN DAN HASIL CABAI MERAH (Capsicum annum L.) PADA SISTEM BEDENG PERMANEN DENGAN BEBERAPA BAHAN PEMBENAH TANAH. Universitas Mataram. Noor, M. 2001. Pertanian Lahan Gambut. Yogyakarta: Kanisius. Hal 57 Nurcahyani. V., Sumarno, dan Sudadi. 2014. Pengaruh dosis inokulum azolla, fosfat alam dan abu sekam terhadap sifat fisika tanah dan hasil padi pada alfisols (The Effect of Azolla Inoculum, Phosphate Rock and Rice Hulk Ash Dosages on Rice Yield and Soil Physical of Alfisols). Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11(1): 61 – 68. Prasetyo. A., E. Firmansyah, dan L. Sutiarso. 2016. Perancangan dan pengujian unjuk kerja sistem monitoring kadar lengas berbasis gypsum block untuk memantau dinamika tanah polietilen, polistiren dan other. Jurnal Teknologi Technoscientia 8(2): 100 – 106. Prijono, S dan M. T. S. Laksmana. 2016. Studi laju transpirasi Peltophorum dassyrachis dan Gliricidia sepium pada sistem budidaya tanaman pagar serta pengaruhnya terhadap konduktivitas hidrolik tidak jenuh. Jurnal PAL 7(1): 2087-3522. Prijono, S., Midiyaningrum, R. dan Nafriesa, S. 2015. Infiltration and Evaporation Rate in Different Landuse in The Bango Watershed, Malang District, Indonesia. International Journal of Agriculture Innovations and Research. 3(4): 1061-1067. Ritawati, S., Nurmayunis., D. Farnia., Fitriani. 2015. Perubahan kadar lengas tanah dan hasil beberapa varietas kacang tanah (Arachis hypogaea L.) Yang diberi irigasi tetes di lahan kering. Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan Sultan Ageng Tirtayasa 4(2): 113-123. Supriyo, A. 2015. Kajian pemanfaatan air pasang dan ameliorasi terhadap pelarutan senyawa toksik dan hasil padi sawah di tanah gambut. Agritech 17(1): 24 – 38 Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta. Penerbit Kanisius. Hal 69. Sutrisno. N., Haryono, dan T. Vadari. Balittanah.litbang.pertanian.go.id. Hal 92-94



Pengukuran



Potensi



Air



Tanah.



Suwardji dan I Made Sudantha. 2016. Potensi biochar yang difermentasi jamur Trichoderma sp. sebagai bahan pembenah tanah untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil beberapa genotipe jagung di tanah entisol. Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Biochar Indonesia. Tan W. Y., Y. L. Then, Y. L. Lew, and F. S. Tay. Newly calibrated analytical models for soil moisture content and pH value by low-cost YL-69 hygrometer sensor. Measurement 134 (2019) 166–178 Tan, K. H. 2005. Methods of Soil Analysis. CEC Press, Boca Raton, Florida.