Penetapan Kadar Karbohidrat-1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didalam dunia hayati, kita dapat mengenal berbagai jenis karbohidrat, baik yang berfunsi sebagai pembangun struktur maupun yang berperan funsional dalam proses metabolisme. Berbagai uji telah dikembangkan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif terhadap keberadaan karbohidrat, mulai dari yang membedakan jenis-jenis karbohidrat dari yang lain sampai pada yang mampu membedakan jenisjenis karbohidrat secara spesifik. Uji reaksi tersebut meliputi uji Molisch, Barfoed, Benedict, Selliwanof dan uji Iod. Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada manusia dan hewan tingkat tinggi lainnya, yaitu sebagai sumber kalori. Karbohidrat juga mempunyai fungsi biologi lainnya yang tak kalah penting bagi beberapa makhluk hidup tingkat rendah, ragi misalnya, mengubah karbohidrat (glukosa) menjadi alkohol dan karbon dioksida untuk menghasilkan energi Karbohidrat bersama seyawa lemak dan protein memegang peranan dasar bagi kehidupan di bumi. Karbohidrat merupakan bahan makanan penting dalam sumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan hewan. Selain itu



karbohiidrat juga



menjadi komponen stuktur penting pada mahluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti selulosa, pektim, derta lignin. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh. Karbohidrat yang berasal dari makanan kita sehari-hari, dalam tubuh mengalami perubahan atau metabolism. Hasil metabolism karbohidrat antara lain yaitu Glukosa yang terdapat dalam darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi. Energi yang terkandung dalam karbohidrat itu pada dasarnya berasal



dari energi matahari, yaitu glukosa yang dibentuk dari karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Dan selanjutnya glukosa yang terjadi di ubah menjadi amilum dan disimpan dalam bagian lain, misalnya pada buah, dan umbi-umbian.



1.2 Rumusan Masalah 1.Berapa Standarisasi Kadar Karbohidrat dari Metode Luff Schoorl ? 2.Berapa N primer Kadar Karbohidrat dari Metode Luff Shoorl ? 3.Berapa N Sekunder Kadar Karbohidrat dari Metode Luff Shoorl ?



1.3 Tujuan Umun 1.Memahami Apa itu Karbohidrat 2.Memahami Pengertian Metode Luff Schoorl 3.Memahami Pengamatan dengan Metode Luff Schoorl



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Karbohidrat Karbohidrat ('hidrat dari karbon'), hidrat arang, atau sakarida (dari bahasa Yunani σάκχαρον, sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat sendiri terdiri atas karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat. Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksilketon, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana yang disebut monosakarida, polisakarida, dan oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida).



1.Monosakarida Monosakarida adalah senyawa karbohidrat dalam bentuk gula yang paling sederhana. Sifat umum dari monosakarida adalah larut air, tidak berwarna, dan berbentuk padat kristal. Contoh dari monosakarida adalah glukosa (dekstrosa), fruktosa (levulosa), galaktosa, xilosa dan ribosa. Monosakarida merupakan senyawa pembentuk disakarida (seperti sukrosa) dan polisakarida (seperti selulosa dan amilum). 2.Polisakarida Monosakarida adalah senyawa karbohidrat dalam bentuk gula yang paling sederhana. Sifat umum dari monosakarida adalah larut air, tidak berwarna, dan berbentuk padat kristal. Contoh dari monosakarida adalah glukosa (dekstrosa), fruktosa (levulosa), galaktosa, xilosa dan ribosa. Monosakarida merupakan senyawa pembentuk disakarida (seperti sukrosa) dan polisakarida (seperti selulosa dan amilum). 3.Oligosakarida Oligosakarida adalah gabungan dari molekul-molekul monosakarida yang jumlahnya antara 2 sampai dengan 8 molekul monosakarida. Sehingga oligosakarida dapat berupa disakarida, trisakarida dan lainnya. Oligosakarida secara eksperimen banyak dihasilkan dari proses hidrolisa polisakarida dan hanya beberapa oligosakarida yang secara alami terdapat di alam. Oligosakarida yang paling banyak digunakan dan terdapat di alam adalah bentuk disakarida seperti maltosa, laktosa dan sukrosa.



2.1.1 Analisa Kuantitatif Kadar Karbohidrat Dalam Berbagai Bahan Makanan Dapat ditentukan dwngan Berbagai Cara,diantaranya cara Kimiawi,Cara Fisik,Cara Enzimatik atau Biokimia dan Cara Kromatografi. Penentuan Karbohidrat yang Termasuk



Polisakarida Maupun Oligosakarida Memerlukan Pendahuluan Yaitu Hidrolisis Lebih Dahulu Sehingga diperoleh Monosakarida.untuk Keperluan ini, Maka Bahan Hidrolisa dengan Asam atau Enzim pada Suatu Keadaan Tertentu. Salah Satu Metode yang digunakan Adalah :uff Schoorl



2.1.2 Pengertian Metode Luff Schoorl Metode Luff Schoorl adalah berdasarkan proses reduksi dari larutan Luff Schoorl oleh gula-gula pereduksi (semua monosakarida, laktosa dan maltosa). Hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida yang dapat mereduksikan Cu2+ menjadi Cu1+. Penentuan karbohidrat yang termasuk polisakarida maupun oligosakarida memerlukan pendahuluan yaitu hidrolisis lebih dahulu sehingga diperoleh monosakarida. Untuk keperluan ini, maka bahan dihidrolisa dengan asam atau enzim pada suatu keadaan tertentu. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah Luff Schoorl. Penentuan kadar karbohidrat pada percobaan dengan metode Luff Schoorl dibagi atas tiga tahapan, yaitu: 1.



Tahap sebelum inversi



2.



Tahap setelah inversi lemah



3.



Tahap setelah inversi kuat Pada penentuan karbohidrat dengan metode Luff Schoorl, yang ditentukan



bukan Cu2O yang mengendap tapi dengan menggunakan CuO dalam larutan yang belum direaksikan dengan gula reduksi (titrasi blanko) dan sesudah direaksikan dengan gula reduksi (titrasi sampel). Penentuannya dengan menggunakan titrasi volumetri. Setelah diketahui selisih banyaknya titrasi blanko dan titrasi sampel kemudian dikonsultasikan dengan tabel yang telah tersedia yang menggambarkan hubungan antara banyaknya Na2S2O3 dengan banyaknya gula pereduksi. Reaksi yang terjadi dalam metode Luff Schoorl :



Reaksi di modul Penetapan sebelum inversi dilakukan untuk mengetahui jumlah gula pereduksi yang terdapat dalam sampel. Penetapan inversi lemah dilakukan untuk mengetahui jumlah disakarida yang tidak bersifat reduksi seperti sukrosa. Sukrosa tidak memiliki sifat-sifat mereduksi, karena itu untuk menentukan kadar sukrosa harus dilakukan inversi terlebih dahulu menjadi glukosa dan fruktosa. Dalam hal ini kadar sukrosa harus diperhitungkan dengan faktor 0,95 karena pada hidrolisis sukrosa berubah menjadi gula invert. C12H22O11 +



H2O



Sukrosa







2C6H12O6 gula reduksi



Penetapan sesudah inversi kuat biasanya dilakukan untuk menentukan kadar karbohidrat pada poliskarida. Monosakarida akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri karena kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan. Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya yang bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat zat oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2 yang setara jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator (Winarno 2007). I2 bebas ini selanjutnya akan dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3 sehinga I2 akan membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam air. Oleh karena itu, jika dalam suatu titrasi membutuhkan indikator amilum, maka penambahan amilum sebelum titik ekivalen. Metode Luff Schoorl ini baik digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat yang berukuran sedang. Dalam penelitian M.Verhaart dinyatakan bahwa metode Luff Schoorl merupakan metode tebaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan tingkat kesalahan sebesar 10%. Pada metode Luff Schoorl terdapat dua



cara pengukuran yaitu dengan penentuan Cu tereduksi dengan I2 dan menggunakan prosedur Lae-Eynon (Anonim 2009). Metode Luff Schoorl mempunyai kelemahan yang terutama disebabkan oleh komposisi yang konstan. Hal ini diketahui dari penelitian A.M Maiden yang menjelaskan bahwa hasil pengukuran yang diperoleh dibedakan oleh pebuatan reagen yang berbeda.



BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Alat 1.



Beaker Gelas



2.



Labu Iod



3.



Labu Ukur



4.



Buret



5.



Pipet Volume



6.



Pipet Ukur



7.



Corong



8.



Lampu Bunsen



9.



Kaki Tiga



10.



Botol Semprot



11.



Neraca



12.



Pipet Tetes



3.2 Pereaksi: 1.



Larutan KI 20%



2.



Larutan KI 10%



3.



HCL 4 N



4.



Na. Thiosulfat 0.1 N



5.



K.Bromat 0.1 N



6.



Amilum 1%



7.



NaOH 30%



8.



As.Sulfat 4N



9.



Luff Schoorl



3.3 Bahan: Makanan dan Minuman



3,4 Cara Kerja: 3.4.1 Penetapan Kadar a) Memasak 5 gram Sampel dengan 100 ml HCN 4 N sampai Hancur b) Mendinginkan,Masukan Kedalam Labu Ukur 100 ml, add Sampai Tanda Batas,Saring Seperlunya c) Mempipet 10 ml Saringan, Masukan kedalam Labu Ukur 50 ml Netralkan denagn NaOH 30%,add Sampai Ambang Batas d) Mempipet 5 ml Sampel Tersebut kedalam Labu Iod e) Menambahkan 15ml Aquadest dan 25 ml Luff Schoorl f) Memanaskan diatas Lapu Spritus Sampai Mendidih ± 10 Menit g) Mendinginkan, Tambahkan 15 ml KL 20% dan 25 ml As.Sulfat 4N, Tutup dengan Kertas h) Mentitrasi dengan Na, Thiosulfat 0.1 N sampai Kuning Jerami i) Menambahkan 1 ml Amilum 1% Titrasi Kembali Sampai warna Biru Tetap Hilang,Catat Volume Titrasi 3.4.2 Standarisasi a) Mempipet 5 ml Kalium Bikromat 0.1 N dalam Labu Iod, Tambahkan Aquadest ± 50ml b) Menambahkan 3 ml As. Sulfat 4 N dn 5 ml Kl 10%, Tutup dengan Kertas c) Mentitrasi dengan Na. Thiosulfat 0.1 N Sampai Kuning Jerami, Tambahkan 0.5 ml Amilum 1% d) Mentitrasi Kembali Sampai Warna Biru Tepay Hilsng, Catat Volume Titrasi



Perhitungan 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐺𝑢𝑙𝑎 =



mg gula (dari perhitungan daftar Luff) x P x 100% mg sampel



Kadar Karbohidrat = Kadar Gula x Faster Konfersi (0.9)



BAB IV HASIL DAAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Pembahasan Sampel : Dik: 



BE = 49







Gram =2.4533/24.5334







Vol=1







ml di Pipet = 5







ml Thiosulfat = 10







ml Blanko = 27.1







ml Sempel = 25.7



Jawab: Gram



𝑁 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 = 𝐵𝐸 𝑥 𝑉𝑜𝑙 =



24.5334 49 𝑥 1



= 0.5007



N sekunder = N primer x mili di Pipet ~ N Thio x ml = 0.5007 x 5 ~ N Thio x 10 =



2.5035 10



= 0.2504



Faktor =



=



N Thio Sebenarnya 0.1



0.09 0.1



= 0.9 Mg Gula = ( ml Blanko – ml Sampel ) x F



= ( 27.1 – 25.7 ) x 0.9 = 1.4 x 0.9 1.3



Tabel Luff = Antara 1 dan 2



1 = 2.4 2= 4.8 Mg Gula = (1.3 – 1) x (4.8 – 2.4 ) = 0.3 x 2.4 = 0.72



Pengenceran =



100



x



5



100 5



= 400 Total Gula = =



Mg Gula x Pngenceran x 100% 5056 0.72 x 400 x 100% 5056 288



=5056 x 100% = 5.7%



Total Kh = Total Gula x 0.9 = 5.7 x 0.9 = 0.0513



Total sukrosa = Total Gula x 0.95 = 5.7% x 0.95 = 0.054



4.2 Pembahasan Karbohidra Adah Senyawa – Senyawa Yang Terdiri Dari Unsur – Unsur Karbon ( C ), Hydrogen ( H ),dan Oksigen ( O ) ,Senyawa – Senyawa ini Dapat didefinisikan



Sebagai



Senyawa



Senyawa



Polihidroksialdehid



atau



Polihidroksiketon. Penentuan Kadar Glukosa dilakukan Dengan Cara Menganalisis Sampel Melalui Pendekatan Proksimat.Terdapat Beberapa Jenis Metode yang Dapat dilakukan Untuk Menentukan Kadar Gula dalam Suatu Sampel.Salah Satu Metode yang Paling Mudah Pelaksanaannya dan Tidak Memerlukan Biaya Mahal adalah Metode Luff Schoorl. Metode Luff Schoorl Merupakan Merupakan Metode yang digunakan untuk Menentukan Kadar Gula pada Sampel. Praktikum ini Mennggunakan Metode Luff Schoorl Sebagai Uji yang Bertujuan Untuk Menguji adanya Gugus Aldehid. Komponen Utama Reagen Luff Schoorl adalah Lud.Hidrolisis Karbohidrat yang Menjadi Mono Sakarda dapat Mereduksi Cu2 + menjadi Cu+ Blanko Berfungsi untuk Melihat Perbedaan Wujud pada Blanko dan Sampel. Proses Titrasi Menggunakan Titram Na2S2O3 dan Indikator Amilum Lrutan standar Na2S2O3 digunakan untuk Membentuk Kompleks LOD/ Amilum yang Tidak Larut didalam Air Karena Pada Prinsipnya Metode Luff Schoorl iniadalah Analisa Lodimetri yang I2 akan Bebas dijadikkn Sebagai Dasar Penetapan Kadar digunakan Indikator Amilum pada Saat Titrasi sebelum Ttik Ekuivalen. Cara Kerja dari Metode ini adalah dengan yang Pertama yaitu Penetapan Kadar yang Pertama Kali dilakukan adalah Memasak Sampel yang Berupa Minuman didalam Larutan HCl4N lalu masukan Sampel tadi Kedalam Labu Ukur, add dengan Aquadest Sampai Tanda Batas, Lalu



Saring Secukupnya dengan Menggunakan Kertas saring lalu Pipet ± 10 ml Sampel kedalam Labu Ukur dan Netraalkan Dengan NaOH 30% Namun Sebelum di add Teteskan 1 sampai 2 Tetes Indikator PP 1% dan Netralkan dengan NaOH sampai Berwarna Merah Muda ( Asam ) Pipet Kembali Sa,pel Tersebut dan ditutup Kertas Tambakan Aquadest dan Luff Schoorl lalu Panaskan Sampai Mendidih diatas Lampu Spritus, dinginkan Lalu Tambahkan 15 ml KI 20% dan 25 ml As. Sulfat 4N, Tutup dengan Kertas Titrasi dengan Na-Thio 0.1N sampai Kuning Jerami, lalau Tambahkan Amilum 1% lalu Titrasi Kembali Sampai Warna Biru Tepat Hilang. Dari Perhitungan didepan Hasil Krbohidrat yang Terdapat disampel adalah Sebesar 0.0513



BAB V KESIMPULAN



Menentukan Kadar Karbohidrat yang Terkandung dalam Sampel Makanan maupun Minuman dapat dilakukan dengan Metode Luff Schoorl dan dalam Praktikum ini didapatkan Kadar Gula Sebesar 5.7% , Kadar Krbohidrat 0.0513 dan Kadar Sukrosa Sebesar 0.054



DAFTAR PUSTAKA



Banyakhalseru.blogspot.co.id/2015/01/landasan-teori-penentuan-kadar.html Kamalliarini.blogspot.co.id/2016/03/monosakarida-disakarida-polisakarida.html Yayukwinarsih.blogspot.co.id/2016/03/laporan-karbohidrat-kimia.html www.idemedis.com/2014/03/karbohidrat-sumbernya-fungsi-serta-penyakit-yangberhubungan-dengan-karbohidrat-html