Acara 5 Pengukuran Morfologi Dan Hidrolika Sungai [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas Praktikum Mata Kuliah Hidrologi ACARA 5



PENGUKURAN MORFOLOGI DAN HIDROLIKA SUNGAI Dosen Pengampu : Ferryati Masitoh S.Si, M.Si



Nama : Alfrido Raka Muhammad NIM : 200722638841 Offering : G



Program Studi Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang 2020



ACARA 5 PENGUKURAN MORFOLOGI DAN HIDROLIKA SUNGAI



1.1



TUJUAN 1. Mahasiswa Dapat Mengukur Mengenai Morfologi dan Hidrolika Sungai 2. Mahasiswa Mampu Melakukan Pengukuran Debit Sungai di Lapangan Dengan Menggunakan Metode Pelampung



1.2



ALAT DAN BAHAN 1. Pelampung (Botol Air Mineral 600 ml) 2. Tali Rafia 3. Pipa/Tongkat 4. Alat Pengukur Panjang 5. Gunting/Cutter 6. Jam Tangan 7. Alat Tulis 8. Kamera (Dokumentasi) 9. Objek (Sungai)



1.3



DASAR TEORI Kecepatan aliran merupakan komponen aliran yang sangat penting. Hal ini disebabkan oleh pengukuran debit secara langsung pada suatu penampang sungai tidak dapat dilakukan (paling tidak menggunakan cara konvensional). Kecepatan ini diukur dalam dimensi satuan panjang setiap satuan waktu, umumnya dinyatakan dalam satuan meter per detik (m/d). Pengukuran kecepatan aliran dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya ialah pengukuran menggunakan pelampung (float). Pelampung digunakan sebagai alat pengukur kecepatan aliran apabila diperlukan kecepatan aliran dengan ketelitian yang relatif kecil. Perhitungan kecepatan aliran sungai dengan membagi antara jarak dengan waktu tempuh rata-rata (Sri Harto. 2000). Debit (discharge), atau besarnya aliran sungai (stream flow) adalah volume aliran yang mengalir melalui suatu penampang melintang sungai per satuan



waktu. Debit dinyatakan dalam satuan m3/detik atau liter/detik. Aliran adalah pergerakan air di dalam alur sungai. Pada dasarnya perhitungan debit adalah pengukuran luas penampang dikalikan dengan kecepatan aliran sungai yang dirumuskan sebagai berikut (Sri Harto. 2000). Debit diartikan sebagai volume air yangmengalir per satuan waktu melewati suatu penampang melintang palung sungai, pipa, pelimpah, akuifer dan sebagainya. Data debit diperlukan untuk menentukanvolume aliran atau perunahan – perubahannya dalam suatu sistem das. Data debitdiperoleh dengan cara pengukuran debit langsung dan pengukuran tidak langsung, yaitu dengan menggunakan liku kalibrasi. Liku kalibrasi (ratting curve) menurut Sri Harto (2000) adalah hubungan grafis antara tinggi muka air dengan debit. Liku kalibrasi diperoleh dengan sejumlah pengukuran yang terencana danmengkorelasikan dua variabel yaitu tinggi muka air dan debit dapat dilakukan dengan menghubungkan titik – titik pengukuran dengan garis lengkung diataskertas logaritmik. (Soemarto. 1987)



1.4



LANGKAH KERJA 1. Perkirakan luas penampang saluran. Untuk saluran berbentuk persegi panjang, maka Cara mudah untuk melakukan ini adalah dengan mengalikan bagian bawah/dasar lebar (m) saluran dengan kedalaman (m); 2. Tenentukan kecepatan, tandai menandai bagian 25% hingga 100 % dari panjang saluran yang akan diukur; 3. Lepaskan pelampung ke dalam saluran dari hulu dari awal bagian yang diukur; 4. Ukur jumlah waktu yang dibutuhkan pelampung untuk melakukan perjalanan bagian yang telah ditandai. Ulangi ini proses setidaknya tiga kali dan hitung waktu rata-rata; 5. Hitung kecepatan rata-rata pelampung dengan cara membagi waktu perjalanan dari hulu ke hilir pada bagian yang diukur;



6. Ukur luas bagian yang diukur debitnya dengan cara panjang dikalikan lebar saluran, jika diasumsikan luas dasar saluran sama dengan luas permukaan; 7. Hitung volume saluran dengan cara luas bagian saluran dikalikan kedalaman, lalu hitung debit saluran dengan cara membagi volume air yang mengalir dibagi dengan kecepatan rata-rata aliran. 1.5



HASIL DAN PEMBAHASAN a) Hasil Praktikum Data praktikum : Q = Debit Aliran



(m3/s)



A = Luas Penampang



(m)



V = Kecepatan Aliran



(m/s)



L = Lebar Saluran



(m)



d = Kedalaman



(m)



s = Jarak



(m)



t = Waktu



(s)



Diketahui : L (Lebar Saluran) = 3,5 m d (Kedalaman (m)) = d1 = 0,16 m



d2 = 0,10 m



d3 = 0,29 m



t 2 = 43, 40, 45



t 3 = 52, 54, 55



s (Jarak) = 20 m t (Waktu (s)) = t1 = 46, 45, 48 Ditanya : Q=A.V Q = ...



Jawab : 1) A= L × d



Data Percobaan



L×d



Hasil



A1



3,5 × 0,16



0,56



A2



3,5 × 0,10



0,35



A3



3,5 × 0,29



1,015



A total =



0,56+0,35+1,015 3 1,975



=



3



= 0,642 m2 2) V = s × t Data t = t1



t2



t3



1



46



43



52



2



45



40



54



3



48



45



55



Rerata



46 s



43 s



54 s



Data v = Data 1 2 3 Rerata



𝑠 𝑡 20 46 20 43 20 54



hasil 0,87 m/s 0,58 m/s 0,27 m/s 0,57 m/s



Q (Debit Aliran Air) = A (Luas Penampang) . V (Kecepatan Aliran) Q = 0, 64 . 0,43



Q = 0,27 m3 /s



Kategori penilaian, fitur dan atribut yang terdiri dari penilaian hidromorfologi standar menurut EN 14614 (Boon et al. 2010) Kategori penilaian



Fitur generik



Contoh atribut yang



Data



dinilai



praktikum



Channel Geometri



Formulir rencana



saluran



Mengepang, sinuositas Modifikasi pada planform alami



Bagian longitudinal



Profil gradien, bagian panjang



Penampang



Variasi penampang yang ditunjukkan oleh kedalaman, lebar, profil bank, dll.



Bagian panjang Lebar sungai : 3,5 m Kedalaman sungai bervariasi.



Substrat



Buatan



Beton, bed-fixing



Tipe substrat alami



Tertanam (batu besar, batuan dasar, dll.) Besar (batu besar dan cobbles) Kasar (kerikil dan kerikil)



Batu besar dan batuan dasar Batu besar



Baik (pasir)



Berpasir di aliran sungai



Kohesif (lumpur dan tanah liat) Organik (gambut, dll.) Manajemen/tangka



Tingkat peredam,



pan



pemadatan



Memadat



Dampak Vegetasi



Bentuk struktural



Emergent, mengambang



saluran



makrofit



bebas, berdecit luas



dan



terendam, bryofit, makro-ganggang



puingpuing



Puing-puing



Jenis dan ukuran



organik



berdaun dan



fitur/bahan



berkutan



Pemotongan weed



Karakter



Fitur di saluran dan



Bar titik, bar samping,



erosi/depo



di dasar bank



bar dan pulau di tengah



sisi



saluran (vegetasi atau telanjang)



Bervegetasi pada pinggiran sungai



Tebing yang stabil atau terkikis, bank yang merosot atau bertingkat Aliran



Pola aliran



Aliran bebas, robek, halus



Aliran halus



Efek struktur buatan (groynes, deflektor) Fitur aliran



Kolam renang, rifel, meluncur, berlari



Rezim pelepasan



Off-takes, titik augmentasi, transfer air, pelepasan dari bendungan PLTA



Kelangsu



Hambatan buatan



Weirs, bendungan,



ngan



yang



sluices di tempat tidur,



longitudin



mempengaruhi



gorong-gorong



al seperti



kelangsungan



yang



aliran, transportasi



dipengaru



sedimen, dan



hi oleh



migrasi untuk biota



Adanya jembatan di salah satu titik



struktur buatan Riverbanks/zona riparian Struktur



Bahan bank



dan modifikas



buatan Tipe



i bank revetment/perlindu ngan bank Jenis/stru ktur



Kerikil, pasir, tanah liat,



Struktur vegetasi



Pasir



Lembaran menumpuk, dinding batu, gabions, rip-rap Jenis vegetasi, stratifikasi, kontinuitas



Vegetasi stratifikasi



vegetasi



Manajemen



Bank memotong,



pada bank



vegetasi



menebang pohon



Jenis penggunaan



Pertanian, pembangunan



lahan, luas, dan



perkotaan



dan lahan yang berdekata



jenis pembangunan



n Floodplain Pengguna



Jenis penggunaan



Hutan floodplain,



an lahan



lahan, luas, dan jenis



pertanian,



yang



pembangunan



pembangunan



berdekata n dan



perkotaan Tipe buka



terkait fitur air/lahan basah Fitur



Fitur fluvial /floodplain kuno (cutoff meanders, saluran sisa, rawa) Fitur air buatan (saluran irigasi, kolam ikan, lubang kerikil)



Tingkat



Tingkat kendala



Tanggul dan tanggul



konektivit



potensi mobilitas



(terintegrasi dengan



as lateral



saluran sungai dan



bank atau kembali dari



sungai



aliran air melintasi



sungai), dinding banjir,



dan



dataran banjir



dan fitur lain yang



dataran banjir dan tingkat pergeraka n lateral



membatasi Kontinuitas dataran



Setiap struktur buatan



banjir



utama partisi floodplain



Pertanian



saluran sungai



b) Pembahasan Debit aliran merupakan jumlah laju aliran air yang melewati suatu penampang melintang pada sungai dengan satuan waktu. Mengetahui debit aliran sungai berguna untuk mengetahui seberapa banyak air yang mengalir pada sungai, mengetahui seberapa kecepatan laju dari air pada sungai dengan satuan perdetiknya. Dari pengukuran yang dilakukan pada sungai Bedengan yang bertempat di Selorejo, Dau, Kabupaten Malang diperoleh total data debit air sebesar 0,27 m3 /s dari pengambilan sampel sebanyak tiga kali yang kemudian di rata-ratakan. Penampakan aliran air yang terlihat dari observasi secara langsung pada sungai terlihat cukup tenang walaupun pada musim penghujan. Kondisi sungai yang berbatu dengan dasar pasir dan bertingkat sedikit menyulitkan pengukuran yang dilakukan, namun dengan arus sungai yang tidak terlalu deras dan kedalaman air yang tidak terlalu dalam sehingga cukup membantu untuk dapat dilakukan pengukuran terhadap debit air yang terdapat di Sungai Bedengan. Aliran air dari sungai juga digunakan untuk menyirami lahan jeruk yang berada pada sekitar kawasan aliran sungai. Dengan aliran sungai yang cukup tenang, Sungai Bedengan dimanfaatkan juga sebagai objek pariwisata alam. 1.6



KESIMPULAN Aliran Sungai Beengan memiliki debit air yang cukup tenang, tidak terlalu deras dengan total debit air 0,27 m3 /s yang dimanfaatkan warga sekitar untuk menyirami lahan jeruk yang berada disekitar aliran sungai, juga dijadikannya sebagai objek wisata.



DAFTAR PUSTAKA Harto, Sri BR. 2000. Hidrologi : Teori, Masalah, Penyelesaian. Nafiri Offset. Yogyakarta. Soemarto, CD. 1987. Hidrologi Teknik Surabaya: Usaha Nasional.



LAMPIRAN