14 0 402 KB
MAKALAH KEPERAWATAN SISTEM INTEGUMEN ACNE VULGARIS
Dosen Pengajar:
Ns. Nur Hidayati, M.Kep Ns. Trijati Puspitasari,M.Kep Oleh : Kelompok 1 semster 3 ( ganjil )
1. Dodik Anugrah S
1802012494P
2. Dewi Ismauliyati
1802012516P
3. Yudi Puspanjoro
1802012515P
4. Buntoro Juli Herianto
1802012533P
PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas berkat dan rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Acne Vulgaris” tepat pada waktunya. Tidak lupa penulis mengucap terimakasih kepada Ibu Daya Nur hidayati S.Kp.Ns, M.Kep selaku pembimbing. Makalah ini diselesaikan untuk memenuhi tugas Makalah Keperawatan Maternitas I. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna baik isi maupun penyusunannya. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat.
Lamongan , 04 April 2019
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................
1
KATA PENGANTAR...................................................................................
2
DAFTAR ISI ................................................................................................. .... 3
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang .....................................................................................................4
B.
Tujuan Penulisan ................................................................................................ 4
C.
Rumusan Masalah .............................................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI A.
Definisi .............................................................................................................. 6
B.
Klasifikasi .......................................................................................................... 6
C.
Etiologi
D.
Patofifiologi ........................................................................................................ 8
E.
Manifestasi klinis................................................................................................ 9
F.
Pemeriksaan Diagnostik ..................................................................................... 9
G.
Penatalaksanaan...................................................................................................9
H.
Diagnosa Keperawatan ......................................................................................11
I.
Intervensi Keperawatan ......................................................................................11
................................. ..........................................................................6
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 12 A.
Kesimpulan .........................................................................................................12
B.
Saran ................................................................................................................. .12 DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akne vulgaris adalah penyakit kulit yang mengenai unit pilosebasea terutama pada remaja. Akne vulgaris ditandai oleh pembentukan komedo, papul, pustul, dan nodul dengan berbagai tingkat keparahan yang berbedabeda. Pada beberapa kasus akne dapat sembuh dengan sendirinya, dan dapat pula meninggalkan bekas dalam waktu yang lama . Tempat predileksi akne vulgaris adalah pada tempat yang mempunyai kelenjar sebasea berukuran besar seperti daerah wajah, dada, dan punggung bagian atas. Angka kejadian akne vulgaris berkisar 85 % dan terbanyak pada usia muda . Prevalensi akne vulgaris pada masa remaja cukup tinggi, yaitu berkisar antara 47-90% selama masa remaja (Movita, 2013). Di Indonesia, akne vulgaris merupakan suatu penyakit kulit yang umum terjadi sekitar 85-100% selama hidup seseorang. Penderita akne vulgaris di Indonesia pada tahun 2006, 2007, dan tahun 2009 secara berturut-turut yaitu 60%, 80%, dan 90%. Prevalensi tertinggi pada wanita usia 14-17 tahun, berkisar 8385%, dan pada pria usia 16-19 dengan berkisar 95-100% tahun (Afriyanti, 2015). Akne vulgaris dapat menimbulkan masalah psikologis bagi masyarakat, terutama yang peduli akan penampilan (Tjekyan, 2008). Dampak ini dapat menjadi beban emosional dan psikologis pada pasien yang dapat memberikan efek jauh lebih buruk daripada dampak fisiknya (Ayer & Burrows, 2006). Perubahan penampilan kulit ini menimbulkan perubahan citra tubuh yang menghasilkan rasa marah, takut, malu, kecemasan, depresi (Ayer & Burrows, 2006). Akne vulgaris memiliki pengaruh yang besar pada kehidupan penderita, karena pada umumnya mengenai daerah wajah, sehingga sulit untuk disembunyikan. Meskipun pada kondisi tertentu bersifat self limited disease, tetapi pada umumnya kondisi ini dapat berkembang ataupun menetap dalam rentang waktu yang cukup lama dengan derajat keparahan yang bervariasi. Sebagian besar penderita akne memiliki masalah kesulitan dalam berinteraksi. Lebih dari 50% penderita akne vulgaris mengalami kondisi tertekan oleh komentar ataupun gurauan oleh keluarga maupun lingkungannya. Ansietas dan depresi adalah perubahan psikologis yang paling sering didapatkan bahkan pada kondisi akne vulgaris yang ringan sampai sedang. Akne vulgaris memang tidak mengancam jiwa tetapi dapat berdampak pada kualitas hidup penderitanya .. 4
B. Rumusan Masalah 1. Apakah definisi dari Acne vulgaris? 2. Apakah penyebab dari Acne vulgaris? 3. Bagaimana patofisiologis penyakit tersebut? 4. Apakah manifestasi klinis yang timbul? 5. Bagaimana penatalaksanaannya? C. Tujuan Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk menjelaskan bagaimana cara mengatasi acne vulgaris sehingga kita sebagai perawat dapat melakukan asuhan keperawatan dengan baik. . D. Manfaat 1
Bagi Iptek : Sebagai informasi dalam upaya pencegahan acne vulgaris.
2
Bagi Pelayanan Kesehatan : a. Sebagai pedoman dalam memberikan asuhan untuk penanganan pasien Acne vulgaris .
5
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Acne Vulgaris (AV) merupakan suatu penyakit peradangan kronis dari folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, kista, dan pustula (Djuanda, 2010). B. Klasifikasi Berdasarkan keparahan klinis akne vulgaris dibagi menjadi ringan, sedang dan berat. Klasifikasi dari bagian Ilmu penyakit kulit dan kelamin FKUI / RSUPN Dr. Cipto Mangunkusomo sebagai berikut : (Djuanda, 2007). a. Ringan, bila:
beberapa lesi tidak beradang pada 1 predileksi
sedikit lesi tidak beradang pada beberapa tempat predileksi
sedikit tempat beradang pada 1 predileksi.
b. Sedang, bila:
banyak lesi tidak beradang pada 1 predileksi
beberapa lesi tidak beradang pada beberapa tempat predileksi
beberapa lesi beradang pada 1 predileksi.
c. berat, bila:
banyak lesi tidak beradang pada 1 predileksi.
banyak lesi beradang pada 1 atau lebih predileksi.
C. Etiologi Etiologi Acne Vulgaris belum diketahui secara pasti. Menurut Pindha (dalam Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya 2004). Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya acne adalah: 1) Bakteria Mikroba yang terlibat pada terbentuknya akne adalah Corynebakterium acnes, Staphylococcus epidermidis dan Pityrosporum ovale. 2) Faktor genetik. Faktor genetik memegang peranan penting terhadap kemungkinan seseorang menderita acne. Penelitian di Jerman menunjukkan bahwa acne terjadi pada 45% remaja yang salah satu atau kedua orang tuanya menderita acne, dan hanya 8% bila ke dua orang tuanya tidak menderita acne. 6
3) Kebersihan wajah Meningkatkan perilaku kebersihan diri dapat mengurangi kejadian Acne Vulgaris pada remaja (Nami, 2009). 4) Faktor ras. Warga Amerika yang berkulit putih lebih banyak menderita acne dibandingkan dengan ras yang berkulit hitam 5) Hormonal Hormonal dan keringat yang berlebih dapat mempengaruhi keparahan dari acne. Beberapa faktor fisiologis seperti menstruasi dapat mempengaruhi timbulnya atau memperparah acne. 6) Diet. Tidak ditemukan adanya hubungan antara acne dengan asupan total kalori dan jenis makanan, karena hal tersebut tidak dapat menimbulkan acne tetapi mengkonsumsi coklat dan makanan berlemak secara berlebihan dapat memperparah terjadinya Acne Vulgaris. 7) Iklim Cuaca yang panas dan lembab dapat memperparah acne. Hidrasi pada stratum koreneum epidermis dapat merangsang 17 terjadinya acne dan pajanan sinar matahari yang berlebihan dapat memperburuk acne. 8 ) Lingkungan Acne lebih sering ditemukan dan gejalanya lebih berat di daerah industri dan pertambangan dibandingkan dengan di pedesaan. 9) Stres. Acne dapat kambuh atau bertambah buruk pada penderita stres emosional. Mekanisme yang tepat dari proses acne tidak sepenuhnya dipahami, namun lebih sering disebabkan oleh sebum berlebih, hiperkeratinisasi folikel, stres oksidatif dan peradangan (Djuanda, 2007).
7
D. Patofisiologi
Usia,hormon ras.stres
kreatinisasi
Genetik. Cuaca
abnormal
Kelenjar palit
asam
trigliserida
lemak
kental
sumbatan
bebas
komedo
Flora
kemotaktik
Gangguan citra tubuh Rasa malu dan frustasi Terhadap tampilan
Akne terjadi ketika lubang kecil dipermukaan kulit yang disebut poripori tersumbat.Secara
normal,
kelenjar
minyak
membantu
melumasi
kulit
dan
menyingkirkan sel kulit mati. Namun, ketika kelenjar tersebut menghasilkan minyak yang berlebihan, pori-pori menjadi tersumbat oleh penumpukan kotoran dan bakteri. Penyumbatan ini disebut sebagai komedo. 3 Pembentukan komedo dimulai dari bagian tengah folikel akibat masuknya bahan keratin sehingga dinding folikel menjadi tipis dan menggelembung, secara bertahap akan terjadi penumpukan keratin sehingga Usia , hormonal, Ras, stres, Genetik , cuaca Kelenjar palit trigliserida kental Keratinisasi abnormal Sumbatan komedo Papul Pustul Nodul kista Asam lemak bebas lipase Kemotaktik
Jaringan
parut
hiperpigmentasi
Flora
Respons
hospes
http://digilib.unimus.ac.id Page 6 dinding folikel menjadi bertambah tipis dan dilatasi. Pada waktu yang bersamaan kelenjar sebasea menjadi atropi dan diganti dengan sel epitel yang tidak berdiferensiasi. Komedo yang telah terbentuk sempurna mempunyai dinding yang tipis. Komedo terbuka (blackheads) mempunyai keratin yang tersusun dalam bentuk lamelar yang konsentris dengan rambut pusatnya dan jarang mengalami 8
inflamasi kecuali bila terkena trauma. Komedo tertutup (whiteheads) mempunyai keratin yang tidak padat, lubang folikelnya sempit dan sumber timbulnya lesi yang inflamasi.3,9,10 Pada awalnya lemak keluar melalui dinding komedo yang udem dan kemudian timbul reaksi seluler pada dermis, ketika pecah seluruh isi komedo masuk ke dalam dermis yang menimbulkan reaksi lebih hebat da terdapat sel raksasa sebagai akibat keluarnya bahan keratin. Pada infiltrat ditemukan bakteri difteroid garm positif dengan bentukan khas Proprionibacterium acnes diluar dan didalam lekosit. Lesi yang nampak sebagai pustul, nodul, dengan nodul diatasnya, tergantung letak dan luasnya inflamasi. Selanjutnya kontraksi jaringan fibrus yang terbentuk dapat menimbulkan jaringan paru E. Manifestasi Klinis Tempat predileksi acne vulgaris adalah di muka,bahu dada atas dan punggung bagian atas,lokasi kulit lain misalnya bagian leher, lengan atas dan glutea kadang-kadang terkena. Tanda dan gejala
Komedo tertutup dan terbuka
Papul yang tidak beradang dan disertau pustul
Nodus dan kista yang meradang
Dapat disertai rasa gatal
Keluhan estetis adalah keluhan umum
Komedo hitam yang mengandung melamin disebut komedo terbuka, sedangkan bila brwarna putih karena letaknya yang terlalu dalam dan tidak mengandung melamin disebut dengan komedo tertutup (Wasitaadmadja, 2011) F. Pemeriksaan Diagnostik a. pemeriksaan
histopatologi
komedo
sel
keratin,
sebum
dan
beberapa
mikroorganisme b. Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan kulit (skin surface lipida) G. Penatalaksanaan Medis dan Non Medis Pengobatan acne dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:. a) Pengobatan topikal Pengobatan topikal dilakukan untuk mencegah pembentukan komedo, menekan peradangan dan mempercepat penyembuhan 20 lesi. (Burns dkk.,2005).
9
b) Pengobatan sistemik Pengobatan sistemik dilakukan terutama untuk menekan pertumbuhan jasad renik di samping itu juga mengurangi reaksi radang, menekan produksi sebum dan mempengaruhi perkembangan hormonal (Burns dkk.,2005). 1) Pencegahan a) Menghindari peningkatan jumlah sebum dan perubahan isi sebum b) Menghindari faktor pemicu terjadinya akne c) Menjauhi terpacunya kelenjar minyak, misalkan minuman keras, rokok,polusi debu,lingkungan yang tidak sehat dan sebagainya d) Hindari penusukan,pemencetan lesi, mencongkel dan sebagainya karena dapat menyebabkan infeksi, menimbulkan bekas, memperparah akne dan bahkan membuat kesembuhan lebih lama. H. Diagnosa Keperawatan 1.Gangguan citra tubuh rasa malu dan frustasi terhadap tampilan I. Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Hasil 1
Definisi : Konfusi dalam Noc :
Nic :
gambaran mental tentang diri- Citra tubuh meningkat fisik individu
Kriteria hasil :
Batasan karakteristik : -
Perubahan
-
struktur
tubuh -
Takut reaksi orang
-
Perubahan
dalam
diri
Gambaran
Binalah hubungan saling
percaya
antara
perawat
dengan pasien diri
-
Berikan
sesuai
kesempatan
Bisa
pengungkapan
menyesuaikan
perasaan
keterlibatan sosial
diri
Perasaan
status
cemas
kesehatannya
mengambangkan
nrgatif
tentang tubuh -
Gambaran meningkat
-
lain -
-
dengan
-
Bantu klien yang untuk
Menyembunyikan
kemampuan untuk
bagian tubuh
menilai diri dan
Faktor-faktor
yang
mengenali
berhubungan :
masalahnya
10
-
-
Perubahan
persepsi
-
Dukung
upaya
diri
klien
untuk
Ketidaksesuaian
memperbaiki citra
budaya
diri -
Dorong klien agar bersosialisasi dengan orang lain
11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Acne Vulgaris (AV) merupakan suatu penyakit peradangan kronis dari folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, kista, dan pustula. Acne biasanya timbul do daerah muka,leher punggung dan dada bagian atas . komedo yang berwana hitam dan mengandung milenium disebut dengan komedo terbuka dan komedo yang berwarna putih terletak lebih dalam dan tidak mengandung milenum disebut dengan komedo tertutup B. Saran Basuhlah muka sebelum tidur dan mneghapus riasan untuk meminimalisir terjadinya acne vulgaris dan hindari memencet acne denan menggunakan tangan agar tidak terjadi infeksi
12
DAFTAR PUSTAKA
Andrea, L. Z., Emmy M. G., & Diane M. T. 2012. Acne Vulgaris and Acneiform Eruptions in Dermatologi in General Medicine, 8th edition vol 1. NewYork: McGraw-Hill Companies: 1264-1279. Djuanda, A., 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi lima bagian kulit dan kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia Djuanda, A., 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia. Movita, T. 2013. Acne Vulgaris. CDK-203. 40(3): 269-272. Wasitaatmadja, S.M. 2011. Akne Vulgaris dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: 253-259
13