ADPU4334 Kepemimpinan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH TUGAS 1



Nama Mahasiswa



:



Nomor Induk Mahasiswa/ NIM :



Kode/Nama Mata Kuliah



: ADPU4334/Kepemimpinan



Kode/Nama UPBJJ



:



Masa Ujian



: 2021/22.1 (2021.2)



KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS TERBUKA



1.Pemimpin Kharismatik pada umumnya memiliki visi yang menarik, yang mengandung nilai-nilai tertentu dan membantu para pengikut menginterpretasikan pengalaman-pengalamannya. Bagaimana dampak motivasional dari pemimpin kharismatik terhadap pengikutnya? Jawab : Pemimpin karismatik menekankan tujuan-tujuan idiologis yang menghubungkan misi kelompok kepada nilai-nilai, cita-cita, serta aspirsi-aspirasi yang berakar dalam yang dirasakan bersama oleh para pengikut. Selain itu kepemimpinan karismatik juga didasarkan pada kekuataan luar biasa yang dimiliki oleh seorang sebagai pribadi. Pengertian sangat teologis, karena untuk mengidentifikasi daya tarik pribadi yang melekat pada diri seseorang, harus dengan menggunakan asumsi bahwa kemantapan dan kualitas kepribadian yang dimiliki adalah merupakan anugerah tuhan. Karena posisinya yang demikian itulah maka ia dapat dibedakan dari orang kebanyakan, juga karena keunggulan kepribadian itu, ia dianggap (bahkan) diyakini memiliki kekuasan supra natural, manusia serba istimewa atau sekurangkurangnya istimewa dipandang masyarakat. Pemimpin karismatik adalah pemimpin yang mewujudkan atmosfir motivasi atas dasar komitmen dan identitas emosional pada visi, filosofi, dan gaya mereka dalam diri bawahannya. Pemimpin karismatik mampu memainkan peran penting dalam menciptakan perubahan. Individu yang menyandang kualitaskualitas pahlawan memiliki karisma. Sebagian yang lain memandang pemimpin karismatik adalah pahlawan. House (1977) mengusulkan sebuah teori untuk menjelaskan kepemimpinan karismatik dalam hal sekumpulan usulan yang dapat diuji melibatkan proses yang dapat diamati. Teori itu mengenai bagaimana para pemimpin karismatik berperilaku, ciri, dan keterampilan mereka, dan kondisi dimana mereka paling mungkin muncul. Sebuah keterbatasan teori awal adalah ambiguitas tentang proses pengaruh. Shamir, dkk (1993) telah merevisi dan memperluas teori itu dengan menggabungkan perkembangan baru dalam pemikiran tentang motivasi manusia dan gambaran yang lebih rinci tentang pengaruh pemimpin terhadap pengikut. 2. Perilaku pemimpin diharapkan dapat diperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang hakikat kepemimpinan yang pada giliranya menunjukan perbedaan-perbedaan yang mencolok antara kepemimpinan berdasarkan ciri dengan kepemimpinan berdasarkan perilaku. Pada konsep kepemimpinan menurut teori perilaku (Behavioral Theory) terdapat pola yang ditetapkan kedua Universitas Ohio State dan Universitas Michigan. Apakah dalam konsep studi Kepemimpinan Ohio State dan Michigan terdapat kesamaan studi atau tidak? Jelaskan ! Jawab : dalam konsep studi Kepemimpinan Ohio State dan Michigan terdapat perbedaan ,alasan nya sebagai berikut : 1) Penelitian Universitas Ohio Penelitian Univeristas Ohio tentang pola perilaku kepemimpinan dilakukan pada tahun 1950-an. Para peneliti mengidentifikasi kategori pola perilaku kepemimpinandan mengembangkan kuesioner yang menjelaskan perilaku ini.Hasil penelitian Universitas Ohio diawali dengan lebih dari 1000 dimensi



yang akhirnya dipersempit menjadi 2(d ua) kategori penelitian, yaitu: a) Konsiderasi Dimensi ini berkonsentrasi pada hubungan interpersonal dengan karakteristik pemimpin yang menunjukkan sikap bersahabat, selalu mendukung dan berusaha untuk memenuhi apa yang menjadi kebutuhan bawahannya untuk mencapai tujuan bersama. b) Struktur Inisiasi Dimensi ini menjelaskan para pemimpin yang berkonsentrasi pada tujuan dan target penyelesaian tugas dengan membuat pola organisasi dengan membagi tanggung jawab dan peran antara pemimpin dan bawahannya. 2) Penelitian Universitas Michigan Fokus dari penelitian Universitas Michigan adalah mengidentifikasi hubungan antara kebiasaan pemimpin, kinerja kelompok dan hasil dari kinerja kelompok tersebut.Penelitian Universitas Michigan ini menemukan 3 tipe kebiasaan kepemimpinan. a) Berorientasi pada tugas Pemimpin bekerja berdasarkan pengelompokan tugas antara atasan dan bawahan.Pemimpin berkonsentrasi pada fungsi tugas seperti perencanaan, penjadwalan, koordinasi aktifitas bawahan dan menyediakan kebutuhan bawahan terkait hal teknis. b) Berorientasi pada hubungan Pemimpin memposisikan diri sebagai pihak yang dapat mendukung bawahannya dengan menunjukkan kepercayaan dan bersikap bersahabat serta selalu mencoba untuk mengerti permasalahan bawahan. c) Berorientasi pada partisipasi Pemimpin pada tipe ini selalu melibatkan bawahannya dalam pengambilan keputusan. Peran pemimpin mengarahkan kelompok dalam diskusi penyelesaian masalah dengan berpikir konstruktif dan berorientasi pada target penyelesaian masalah. 3. Teori Kontingensi berasumsi bahwa berbagai pola perilaku pemimpin ( atau Ciri) dibutuhkan dalam berbagai situasi bagi efektifitas kepemimpinan. Pada konsep teori Kontingensi terdapat faktor yang mempengaruhi keefektifan pemimpin. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor tersebut ! jawab : Fiedler dikenal sebagai bapak model empan papan (pendekatan jika, maka). Konsepnya dituangkan dalam bukunya A Theory of Leadership Effectiveness. sedangkan modernya dinamakan dengan Moder Kontingensi Kepemimpinan yang Efektif (A Contingency Modet of Leadership Effectiveness). Menurut Fiedrer ada tiga faktor yang mempengaruhi situasi bagi pimpinan dalam penentuan gaya kepemimpinannya: 1 . hubungan pimpinan - bawahan (HpB) 2. tingkat kejelasan struktur tugas (KST) 3. tingakat kekuatan kekuasaan yang dimiliki pimpinan (KKp) Ke tiga faktor tersebut menimbulkan tiga macam situasi yang dihadapi pimpinan yakni: a. Situasi sangat menyenangkan pemimpi (favorabte), bila keadaan ke tiga faktor tersebut mempunyai derajat yang



tinggi. pemimpin diterima oleh para pengikutnya (HpB tinggi), semua tugastugas ditentukan secara jelas (KST tinggi), dan tingkat kekuatan kekuasaan pimpinan dalam organisasi tinggi (KKp tinggi) b. Situasi sangat tidak menyenangkan (un favorabte), jika yang timbul sebaliknya, baik HpB, KST maupun KKp dalam derajat rendah. c. Situasi ditengahtengah antara sangat menyenangkan dan sangat tidak menyenangkan. Pemilihan gaya efeKif yang sesuai dengan situasi tersebut adalah: a). Gaya orientasi tugas sangat efektif diterapkan, pada situasi yang dihadapi pimpinan sangat menyenangkan dan situasi yang sangat tidak menyenangkan. Hal tersebut disebabkan karena dalam kondisi sangat menyenangkan pimpinan mempunyai kekuasaan, dukungan dari bawahan, dan tugas yang tersusun relatif baik, maka kelompok siap diarahkan dan meminta diperhatikan berbuat apa saja. Demikian pula gaya orientasi tugas efektif dalam situasi yang sangat tidak menyenangkan. Seorang ketua panitia kerja sukarela yang tidak disenangi oleh kelompok yang dipimpinnya diminta membuat rencana piknik. Seorang pimpinan yang membuat keputusan salah dalam keadaan yang sangat tidak menyenangkan itu lebih baik daripada pemimpin yang tidak membuat keputusan apapun. b).Gaya orientasi hubungan kemanusiaan cocok diterapkan, apabila situasi yang dihadapi pimpinan menunjukkan keadaan ditengah-tengah yaitu situasi antara menyenangkan dan tidak menyenangkan. Sebagai contoh pimpinan panitia atau unit kerja yang anggotanya semuanya profesional. Dalam situasi ketua tidak diterima anggota, tugas masih kabur, kekuasaan hanya sediliit, maka gaya kepemimpinan yang lunak atau yang menekankan pada hubungan kemanusiaan bisa dipergunakan secara amat efektif.



4. Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin.Bagaimana proses yang di lakukan oleh pemimpin dalam pengambilan keputusan?jelaskan setiap tahapannya! Jawab : a.Menentukan masalah. b.Menentukan batasan. c.Mengembangkan alternatif jawaban. d.Menganalisa setiap alternatif. e.Memilih alternatif. f.Melaksanakan keputusan. g.Memastikan sistem kontrol dan evaluasi atas keputusan.



a.Menentukan Masalah Proses pembuatan keputusan diawali dengan identifikasi masalah oleh manajer. Masalah tersebut harus yang sesungguhnya, bukan rekaan. Jika masalah tidak ditentukan secara akurat, setiap langkah pengambilan keputusan akan salah pijakannya dan keputusan pun tidak akan menyelesaikan masalah yang sesungguhnya. Salah satu cara mengenali masalah yang sesungguhnya adalah dengan memisahkan masalah dari kembangan-kembangannya (simptom). b.Menentukan Batasan Masalah Setiap manajer ingin membuat keputusan terbaik. Untuk itu, mereka harus punya sumber daya yang ideal seperti informasi, waktu, personil, perlengkapan, dan supply serta kemampuan menentukan batasan masalah.Secara realitis, manajer beroperasi di suatu lingkungan yang normalnya tidak menyediakan sumber daya ideal. Misalnya, mereka kekurangan anggaran atau tidak punya informasi dan budget yang cukup. Sebab itu, mereka harus menentukan batasan masalah disela-sela kekurangan tersebut.



c.Mengembangkan Alternatif Jawaban Tekanan waktu kerap menyebabkan manajer hanya membuat keputusan berdasar satu pertimbangan jawaban. Namun, penyelesaikan masalah yang baik harus melalui pengujian, dan pemberian keputusan secara cepat bukanlah solusi permanen. Sebab itu, manajer harus berpikir melalui dan menyelidiki beberapa solusi alternatif bagi satu masalah sebelum cepat membuat keputusan.Salah satu metode terkenal dalam membangun alternatif adalah “brainstorming.”Pada metode ini, sekelompok manajer bekerja secara bersama untuk menghasilkan gagasan dan solusi alternatif. Asumsi di balik brainstorming adalah, dinamika kelompok akan merangsang pemikiran. Pemikiran manajer A bertemu dengan manajer B, dan seterusnya. Gagasan tersebut menular pada satu sama lain dan solusi pun mengalir. Biasanya metode brainstorming memakan waktu 30 menit hingga 1 jam. Dalam brainstorming, terdapat aturan sebagai berikut: 1. Konsentrasi pada Masalah. Aturan ini membatasi diskusi dan menghindari kecenderungan meluaskan persoalan atau membahas masalah lain. 2. Sikapi seluruh Gagasan. Idealnya, makin banyak ide yang muncul makin baik. Dengan kata lain, tidak ada ide yang buruk. Upaya membebaskan kelompok tersebut untuk menawarkan jawaban adalah penting. Partisipan harus melontarkan gagasan, betapapun konyolnya itu. 3. Penekanan pada Gagasan yang Cocok. Seluruh penilaian jangan dulu dilakukan sebelum seluruh pemikiran dilontarkan, dan kelompok manajer tersebut harus menentukan gagasan terbaik.



Selain metode brainstorming, metode pencarian alternatif jawaban dapat berupa NominalGroup ataupun Delphi. NominalGroup melibatkan penggunaan pertemuan yang terstruktur, lengkap dengan agenda, dan membatasi diskusi atau komunikasi pribadi selama proses pembuatan keputusan. Teknik Delphi adalah teknik dimana partisipan tidak bertemu muka, tetapi pemimpin kelompok menggunakan kuesioner untuk membuat keputusan. d.Menganalisa setiap alternatif Tujuan langkah ini adalah menguji daya jawab masing-masing alternatif jawaban. Manajer harus mengidentifikasi keuntungan dan kerugian dari tiap alternatif sebelum membuat keputusan akhir. Evaluasi atas alternatif dapat dilakukan dengan sejumlah cara, misalnya: 1. Menentukan pro dan kontra setiap alternatif 2. Melakukan analisis untung-rugi atas tiap alternatif 3. Mempertimbangkan feasibility (dapatkan dilakukan?), efektivitas (bisakah menyelesaikan masalah?), dan konsekuensi (apa dampaknya secara finansial dan non finansial bagi organisasi).



e.Memilih Alternatif Setelah manajer memilih seluruh alternatif, ia wajib memutuskan satu yang terbaik. Alternatif terbaik adalah yang menghasilkan banyak keuntungan dan sedikit ruginya. Kadang, proses pemilihan dapat berlangsung cepat seperti yang banyak pro-nya ketimbang kontra-nya. Kadang pula, solusi optimal merupakan kombinasi antar alternatif.



f.Melaksanakan Keputusan Manajer dibayar untuk membuat keputusan. Namun, sesungguhnya juga mereka dibayar untuk memperoleh hasil dari keputusan tersebut. Hasil positif harus mengikuti suatu keputusan. Setiap orang yang terlibat dalam pembuatan keputusan harus tahu peran mereka masing-masing atas keputusan tersebut. Guna memastikan pekerja paham perannya, manajer harus menggunakan program, prosedur, aturan, atau kebijakan guna membantu mereka dalam proses pembuatan keputusan. g.Memastikan sistem kontrol dan evaluasi atas keputusan Tindak penerapan keputusan harus dimonitor. Sistem evaluasi harus menghasilkan umpan balik seputar berapa baik keputusan diterapkan. Apa saja hasilnya, dan penyesuaian apa yang dibutuhkan untuk beroleh hasil yang dimaksud tatkala keputusan dibuat.Dalam rangka mengevaluasi



keputusannya, manajer perlu mengumpulkan informasi guna menentukan efektivitasnya. Apakah masalah sesungguhnya terselesaikan? Jika tidak, apakah keputusan itu mendekati penyelesaian masalah yang sesungguhnya atau sekadar barumenghampiri masalah?Jika keputusan yang dibuat seorang manajer tidak menyelesaikan masalah, ia perlu menggambarkan apa yang salah. Manajer bisa melakukannya secara berikut: 1. Salahkah alternatif jawabannya? Jika “ya” mungkin alternatif lain lebih cocok. 2. Apakah alternatif jawaban yang benar tidak dilaksanakan secara sempurna? Jika “ya” manajer harus fokus pada langkah penerapan ketimbang membuat keputusan baru. 3. Apa masalah intinya tidak dikenali secara tepat? Jika “ya” proses pembuatan keputusan kembali harus dilakukan dari awal. 4. Apa waktunya mencukupi untuk menerapkan keputusan yang dibuat? Jika “tidak” manajer harus memberi tambahan waktu dan mengevaluasi ulang di masa datang.



Sumber Referensi : Buku Materi Pokok ADPU4334