Agregat Jenis Kelompok Khusus [PDF]

  • Author / Uploaded
  • dudi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

AGREGAT JENIS KELOMPOK KHUSUS Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas II Dosen Pengampu : Ahmad Kusnaeni, M.Kep



Disusun Oleh: 1. Atika Nur Hapsari



(108116013)



2. Novia Pratiwi



(108116014)



3. Ani Meisah Putri



(108116016)



4. Kristin Indaryani



(108116017)



5. Sonia Okta Indriati



(108116018)



6. Pramesti Vitriyani



(108116019)



7. Haflah Siti Nur A



(108116020)



8. Yuliatin Soliah



(108116021)



9. Nurul Hidayanti



(108116022)



10. Hajar Aswad



(108116023)



PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP TAHUN 2019



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Penyusunan makalah ini atas dasar tugas matakuliah ketrampilan Keperawatan Komunitas II sub bab materi “Agregat atau Jenis Kelompok Khusus” untuk melengkapi materi berikutnya. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada nara sumber yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini. Mohon maaf penulis sampaikan apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena kami masih dalam tahap belajar. Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai referensi untuk menambah wawasan kepada pembaca. Penulis sadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik guna perbaikan di masa yang akan datang. Terima kasih.



Cilacap, 25 Maret 2019



Penulis



ii



DAFTAR ISI



Halaman Utama..................................................................................... i Kata Pengantar .................................................................................... ii Daftar Isi............................................................................................. iii BAB I Pendahuluan ............................................................................. 1 A. Latar Belakang Penulisan ........................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2 C. Tujuan Penulisan .......................................................................... 2 D. Manfaat Penulisan ....................................................................... 2 BAB II Pembahasan ............................................................................. 3 A. Definisi Agregat ........................................................................... 3 B. Jenis Agregat ................................................................................ 5 C. SHG dan SG ................................................................................. 6 D. Kelompok Resiko Tinggi ........................................................... 15 BAB III Penutup ................................................................................. 22 A. Kesimpulan ............................................................................... 22 Daftar Pustaka ..................................................................................... 23



iii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Sebagai mahluk sosial manusia antara satu individu dengan individu yanglain ditakdirkan untuk saling membutuhkan antara kaya dan miskin, pria danwanita, sakit dan sehat,yang mana dalam hubungan tersebut dibutuhkan jalinantali komunikasi untuk menyatukan dan menghubungkannya. Arus komunikasi ini adalah jalinan yang tidak akan terputus karena dalamsetiap individu dibutuhkan jalan untuk mempresentasikan dirinya baik itu dalam diri seorang individu ataupun dari individu satu dengan individu yang lain. Komunikasi ada di mana-mana: dirumah, ketika anggota keluarga berbincang-bincang ketika makan; dikampus, ketika mahasiswa berdiskusi dikelas; di kantor, ketika kelapa seksi membagi tugas; bahkan di dalam diri sendiri,ketika kita berbicara kepada hati kita masing masing, dan lain-lain. Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan kita, 70 % waktu kita di gunakan untuk berkomunikasi. Komunikasi menentukan kualitas hidup kita. Dengan komunikasi kita membentuk saling pengertian menumbuhakan persahabatan, memelihara kasih sayang, menyebarkan pengetahuan, dan melestarikan peradaban. Tetapi dengan komunikasi kita juga menyuburkan perpecahan, menghidupkan permusuhan, menanamkan kebencian, merintangi kemajuan, dan menghambat pemikiran. Begitu penting begitu meluas, dan begituakrab komunikasi dengan diri kita sehingga kita semua merasa kita tidak perlulagi menelaah dan mempelajari komunikasi. Hubungan kita dengan sesama manusia dapat ditingkatkan dengan memahami dan memperbaiki komunikasi yang kita lakukan. Kita dapan mempelajari berbagai tinjauan tentang komunikasi, tetapi penghampiran psikologi komunikasi adalah yang paling menarik. Psikologi menukik kedalam proses komunikasi, membuka ”topeng-topeng” kita, dan menjawap pertanyaan“mengapa”. Psikologi melihat komunikasi sebagai mausiawi, menarik, dan melibatkan siapa saja dan di mana saja. Pada diri manusia terdapat dorongan untuk bergabung dengan orang lain dalam 1



rangka untuk menampilakan eksistensi dirinya. Adapun pilihan pertamaialah pada mereka yang secara geografis dekat dengan individu tersebut. Laluseseorang akan memilah tentang kesamaan sikap, sifat, atau minat tertentu. Baru kemudian saling akan berfikir tentang reward dan cost (imbalan danpengorbanan) yang di lakukan untuk bergabung dengan kelompok atau komunitas tertentu (Sujarwo 2011:17).



B. Rumusan Masalah 1. Apa Definisi dari Agregat ? 2. Apa saja Jenis Agregat ? 3. Apa itu SHG dan SG ? 4. Bagaimana Kelompok Resiko Tinggi ?



C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui Definisi dari Agregat. 2. Untuk mengetahui Jenis Agregat. 3. Untuk mengetahui SHG dan SG. 4. Untuk mengetahui Kelompok Resiko Tinggi.



D. Manfaat Penulisan 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai bahan studi banding bagi ilmu yang relevan b. Untuk memperbaiki teori yang sudah ada 2. Manfaat Praktisi a. Agar mahasiswa dapat mengetahui Definisi dari Agregat. b. Agar mahasiswa dapat mengetahui Jenis Agregat. c. Agar mahasiswa dapat mengetahui SHG dan SG. d. Agar mahasiswa dapat mengetahui Kelompok Resiko Tinggi.



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Definisi Agregat Kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang terdiri dari dua atau tiga orang atau lebih. Kelompok memiliki hubungan yang intensif diantara sesame mereka, tidak setiap himpunan orang disebut kelompok. Orang-orang yang berkumpul di pasar,terminal bis, atau sedang antri loket bioskop tidak dapat disebut suatu kelompok, tetapi disebut agregat. Supaya agregat menjadi kelompok diperlukan kesadaran dari anggotanya akan adanya ikatan yang sama yang mempersatukan mereka. Terdapat banyak definisi dari keompok, banyak ahli dari disiplin ilmu yang membahas tentang kelompok. Shaw (1981) menyatakan bahwa tidak ada satupun definisi yang tepat untuk mendeskripsikan pengertian tentang kelompok. Namun bila di tilik dari sudut pandang kebenaran, semua definisi tersebut benar karena melihat dar sudut pandang dan penekanan yang berbeda. Berkaitan dengan hal tersebut, Johnson (2012) menjabarkan tujuh definisi yang paling umum tentang kelompok yaitu: 1. Tujuan Kelompok dapat diartikan sebagai sejumlah orang yang berkumpul bersama untuk suatu mencapai suatu tujuan, kelompok tersebut ada karena suatu alas anyang mana orang membentuk suatu kelompok untuk mencapai tujuan yang tidak dapat mereka capai sendiri. 2. Ketergantungan Kelompok dapat diartikan sebagai kumpulan orang-orang yang bergantung dalam beberapa hal. Zander (1984) menyatakan bahwa kelompok adalah sekumpulan indi vidu yang memiliki perasaan senasib, sehingga perasaan yang satu dapat dirasakan oleh anggota lain. 3. Interaksi antar Indifidu



3



Kelompok dapat diartikan sejumlah individu yang berinteraksi satu sama lain sehingga kelompok tidak ada sebelum ada interaksi. Sujarwo (2011) menyatakan kelompok adalah sejumlah indiviu yang melakukan komunikasi selalu jangka waktu tertentu secara langsung tanpa memalalui perantara. 4. Persepsi Keanggotaan Kelompok dapat diartikan sebagai suatu kesatuan social ynag terdiri dari dua orang atau lebih yang menganggap diri mereka berada dalam suatu kelompok. 5. Hubungan Terstuktur Kelompok diartikan sebagi sekumpulan individu yang interaksinya tersusun oleh serangkaian peran dan norma-norma. Hal ini sesuai dengan para ahli sosiologi yang memandang kelompok sama dengan organisasi. Sehingga para ahli tersebut beranggapan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan sebagai kelompok (Soekanto, 1990) apabila: a. Setiap anggota harus sadar bahwa dia merupakan bagian dari kelompok b. Ada hubungan timbal balik sesame anggota c. Terdapat suatu factor yang merupakan milik bersama d. Mempunyai struktur sebagai kaidah prilaku e. Memiliki system berproses Definisi sosiolagi ini lebih menekankan pada aspek status, peran dan norma yang erat kaitanyan dengan struktur kelompok. 6. Motivasi Kelompok dapat diartikan sebagai sekelompok individu ynag mencoba untuk memuaskan beberapa kebutuhan pribadi melalui kebersamaan mereka. Homans (dalam Sujarwo, 2011) menyatakan bahwa kelompok akan tetap kompak



apabila



dalam



pertimbangannya



pertimbangan keuntungan dan kerugian. 7. Pengaruh yang Menguntungkan 4



selalu



memiliki



unsur



Kelompok diartikan sebagai sekelompok orang yang mempengaruhi satu sama lain. Sekelompok orang bukanlah suatu kelompok, sebelum mereka mempengaruhi dan di pengaruhi satu sama lain dan karakter dasar yang menjelaskan suatu kelompok adalah pengaruh antar pribadi.



B. Jenis Agregat Kelompok Khusus Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin,umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Klasifikasi kelompok khusus termasuk diantaranya adalah: 1. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhannya. a. Ibu hamil b. Bayi baru lahir c. Balita d. Anak usia sekolah e. Usia lanjut 2. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah: a. Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin lainnya. b. Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya. 3. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya: a. Wanita tuna susila b. Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba c. Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.



5



4. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah: a. Panti wredha b. Panti asuhan c. Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial) d. Penitipan balita. 5. Masyarakat Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalan berinteraksi sesame anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial,kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.



C. SHG dan SG 1. Self Help Group a. Pengertian Pengertian self help group pada keluarga dengan gangguan jiwa merupakan sekumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai keinginan untuk berbagi permasalahan, saling membantu terhadap hal yang dialami atau yang menjadi fokus perhatian, bertujuan mengatasi gangguan jiwa dan meningkatkan kemampuan kognitif dan emosional sehingga tercapai perasaan sejahtera. Mutual help group atau self help group adalah grup komunitas baru dan supportif yang berhubungan satu sama lain dalam jaringan social, memuaskan oranglain yang membutuhkan yang berada dalam suatu lingkaran dan mereka belajar bagaimana menghadapi pengalaman baru (Silverman, 1980 dalam Hunt, 2004).



6



b. Tujuan Tujuan self help group dalam kelompok adalah memberikan support terhadap sesama anggota dan membuat penyelesaian masalah secara lebih baik dengan cara berbagi perasaan dan pengalaman, belajar tentang penyakit dan memberikan asuhan, memberikan kesempatan caregiver untuk berbicara tentang permasalahan dan memilih apa yang akan dilakukan, saling mendengarkan satu sama lain, membantu sesama anggota kelompok untuk berbagi ide-ide dan informasi serta memberikan support, meningkatkan kepedulian antar sesama anggota sehingga tercapainya perasaan aman dan sejahtera, mengetahui bahwa mereka tidak sendiri c. Prinsip Self help group Pembentukan self help group harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : 1) Sesama anggota saling memahami, mengetahui dan membantu berdasarkan kesetaraan, respek antara satu dengan yang lain dan hubungan timbal balik 2) Self help group merupakan kelompok informal dan dibimbing oleh volunteer 3) Self help group adalah kelompok self supporting. anggota self help group berbagi pengetahuan dan harapan



terhadap pemecahan



masalah serta menemukan solusi melalui kelompok. Pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan ditanggung bersama kelompok 4) Kelompok harus menghargai privacy dan kerahasiaan dari anggota kelompoknya. 5) Pengambilan



keputusan



dengan



melibatkan



kelompok



dan



kelompok harus bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan.



7



d. Karakteristik self help group Kelompok kecil berjumlah 10 -12 orang,



homogen, berpartisipasi



penuh, mempunyai otonomi, kepemimpinan kolektif, keanggotaan sukarela, non politik dan saling membantu.



e. Aturan dalam self help group Aturan dalam self help group adalah sebagai berikut : 1) Kooperatif,. 2) Menjaga keamanan dan keselamatan kelompok 3) Mengekspresikan perasaan dan keinginan berbagi pengalaman 4) Penggunaan waktu efektif dan efisien. 5) Menjaga kerahasiaan 6) Komitmen untuk berubah 7) Mempunyai rasa memiliki, berkontribusi,dapat menerima satu sama lain, mendengarkan, saling ketergantungan, mempunyai kebebasan, loyalitas, dan mempunyai kekuatan.



f. Keanggotaan Syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi anggota self help group ini adalah 1) Keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan jiwa 2) Tinggal serumah dengan klien 3) Bersedia untuk berpartisipasi penuh 4) Sukarela 5) Dapat membaca dan menulis



g. Pengorganisasian Kelompok 1) Leader Leader dipilih oleh anggota kelompok. Setiap anggota kelompok bergantian menjadi leader. Tugas leader adalah : 8



a) Memimpin jalannya diskusi b) Memilih topik pertemuan sesuai dengan daftar masalah bersama dengan anggota kelompok c) Menentukan lama pertemuan (120 menit) d) Mempertahankan suasana yang bersahabat agar anggota dapat kooperatif, produktif dan berpartisipasi. e) Membimbing diskusi dan menstimulasi anggota kelompok f) Memberikan kesempatan peserta untuk mengekspresikan masalahnya, berpartisipasi dan mencegah monopoli saat diskusi g) Memahami opini yang diberikan anggota kelompok. 2) Anggota kelompok Anggota kelompok bertugas mengikuti jalannya proses pelaksanaan self help group sesuai dengan yang kesepakatan kelompok dan leader. Anggota kelompok juga harus berpartisipasi aktif selama proses kegiatan berlangsung. Memberikan masukan, umpan balik selama proses diskusi, dan melakukan simulasi.



3) Fasilitator Fasilitator dalam kelompok ini adalah terapis. . Tugas fasilitator mendampingi



leader,



memberikan



motivasi



peserta



untuk



mengungkapkan pendapat dan pikirannya tentang berbagai macam informasi. Memberikan penjelasan , masukan dan umpan balik positif jika diperlukan.



h. Waktu pelaksanaan self help group Waktu pelaksanaan sesuai dengan kesepakatan kelompok. Pertemuan dilaksanakan seminggu sekali, seminggu dua kali atau dua minggu sekali disesuaikan dengan kebutuhan kelompok. Alokasi waktu yang diperlukan selama kegiatan adalah 120 menit



9



i. Tempat Pelaksaanaan self help group Tempat pelaksaanaan terapi ini menggunakan setting komunitas dapat dilakukan dirumah salah satu keluarga, balai pertemuan, ataupun sarana lainnya yang tersedia dimasyarakat



j. Pelaksanaan self help group Strategi self help group terbagi menjadi dua tahap yaitu : 1) Pembentukan self help group terdiri dari tiga kali pertemuan : pertemuan pertama menjelaskan tentang konsep self help group, pertemuan kedua melakukan role play lima langkah kegiatan self help group dan pertemuan ketiga melakukan role play lima langkah kegiatan self help group. Kelima langkah kegiatan tersebut adalah : a) Langkah I : Memahami masalah Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan masalah yang oleh masing-masing peserta. Setiap peserta mengungkapkan masalah yang dihadapinya. Pertemuan kedua dan seterusnya mendiskusikan kembali apa ada masalah lain yang dialami oleh peserta. Hasil dari langkah pertama adalah kelompok memiliki daftar masalah.



b) Langkah II : cara untuk menyelesaikan masalah. Kegiatan yang dilakukan adalah peserta saling berbagi informasi bagaimana berdasarkan



cara



mengatasi



daftar



masalah



permasalahan



yang



yang



dibuat.



sudah



terjadi Bila



penyelesaian masalah tidak ditemukan kelompok dapat meminta tenaga kesehatan atau orang yang ditunjuk dan sepakati oleh kelompok untuk memberikan cara peneyelesaian masalah. Pertemuan kedua dan seterusnya kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan cara penyelesaian masalah yang lain, apakah ada tambahan. Jika cara penyelesaian masalah tidak ditemukan dapat 10



konsul kepada ahlinya. Hasil dari



langkah kedua adalah



kelompok memiliki daftar cara penyelesaian masalah



c) Langkah III: Memilih cara pemecahan masalah Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan tiap-tiap cara penyelesaian masalah yang ada dalam daftar penyelesaian masalah



dan memilih cara penyelesaian masalah dengan



mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat dalam menyelesaikan masalah tersebut. Pertemuan ke dua dan seterusnya adalah mendiskusikan apakah ada cara lain yang dipilih dalam mengatasi masalah. Hasil dari langkah ke tiga ini adalah Daftar cara penyelesaian masalah yang dipilih



d) Langkah IV : melakukan tindakan untuk penyelesaian masalah. Kegiatan yang dilakukan adalah tiap peserta melakukan role play (bermain peran) cara penyelesaian masalah yang telah dipilih. Pertemuan ke dua dan selanjutnya melakukan role play cara lain yang telah dipilih oleh kelompok. Hasil dari langkah ke empat adalah kelompok memiliki daftar penyelesaian masalah yang sudah dilatih.



e) Langkah V : Pencegahan kekambuhan. Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan cara – cara mencegah kekambuhan, tanda dan tanda kekambuhan dan tindakan yang dilakukan saat kekambuhan terjadi. Pertemuan kedua dan selanjutkan adalah mendiskusikan tentang cara lain untuk mencegah kekambuhan dan tindakan yang dilakukan saat kekambuhan terjadi. Hasil dari langkah kelima adalah daftar cara mencegah kekambuhan dan tindakan yang dilakukan jika kekambuhan terjadi. 11



2) Implementasi Implementasi adalah penerapan



kegiatan self help group.



Implementasi dilakukan sebagai upaya menjaga keberlangsungan kegiatan self help group agar dapat mencapai tujuan pelaksanaan self help group itu sendiri. Kegiatan yang dilakukan adalah : menyusun jadual kegiatan self help group, menyusun topik setiap pertemuan, menyusun leader setiap pertemuan ( leader yang dipilih merupakan anggota kelompok itu sendiri,



dan setiap anggota kelompok



mempunyai kesempatan untuk menjadi leader) , melaksanakan lima langkah kegiatan self help group yang dimulai dengan pembukaan, kerja dan penutup, mencatat kemampuan yang dimiliki oleh kelompok, melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan kelompok.



2. Supportif Group a. Pengertian Pengertian supportif group merupakan sekumpulan orang-orang yang berencana, mengatur dan berespon secara langsung terhadap issue-isue dan tekanan yang khusus maupun keadaan yang merugikan. (GrantIramu, 1997 dalam Hunt, 2004). Supportif group hampir mirip dengan self help group, pada support group fasilitator kelompok merupakan orang professional yang terlatih dalam pekerjaan social, psikologi, keperawatan dan lainnya yang dapat memberikan arti dan aturan kepemimpinan yang benar dalam kelompok. Sedangkan self help group bisanya berawal dan didirikan oleh orangorang yang mempunyai masalah yang sama, memberikan dukungan antar masing-masing anggota dengan lingkungan yang saling mengerti dan aman.



12



Tabel 1. Perbedaan antara self help group dan support group serta orientasi proses dalam kelompok (Striegel-Moore & Steiner-Adair, 1998 dalam Hunt, 2004). Self help group



Support group



Orientasi proses dalam kelompok



Self help group merupakan



Suatu organisasi atau orang Keanggotaan



kumpulan satu atau lebih



profesional yang memulai



kelompok merupakan



orang dengan satu masalah



group dan berespon



faktor yang penting



utama yang sama (contoh:



terhadap kenginan yang



dalam perubahan



eating disorder) yang



dibutuhkan



teraupuetik



Fasilitator atau pemimpin



Orang yang memfasilitasi /



Anggota berhati-hati



dalam group berrotasi dan



memimpin merupakan



dalam menjaga



berbagi dengan anggota



profesional yang telah



kekohesivan dari



group yang lain.



terlatih



kelompok



Semua anggota grup



Fasilitator diluar dari



Fokus penting adalah



mempertimbangkan



pertemuan



hubungan dan



membuat suatu kelompok



kesamaan



interaksi antara anggota kelompok



Topik diputuskan oleh



Fasilitator memutuskan



Tujuan untuk



kelompok.



topik dan kegiatan



memulihkan isue



kelompok untuk



yang teeridentifikasi



anggotanya



pada individu anggota kelompok



Anggota kelompok



Aturan pemimpin adalah



mengidentifikasi



memfasilitasi anggota



pengalaman yang biasa dan untuk berbagi, melindungi keamanan dan



mengidentifikasi pengalaman, melindungi 13



kontinuitasnya dalam



dan menjaga kontinuitas



kelompok..



kelompok



Rotasi ledaer/fasilitator



Leader menggunakan



menunjukkan bahwa



dirinya secara terang-



semua anggota kelompok



terangan untuk menarik



sama



perhatian dari anggota kelompok



Kelompok terbuka, keanggotaan dapat tidak stabil dan kehadiran sukarela.. Anggota mempunyai keragaman keinginan, hidup dan sejarahnya Fokus utama adalah sejarah hidup dan pengalaman pribadi partisipan



Tujuannya untuk memberikan support, validasi dan informasi



b. Tujuan Maksud didirikannya supportift group adalah untuk memberikan support, focus untuk pemulihan, aksi social termasuk kebijakan organisasi. Tujuan dan harapan dalam group adalah pengalaman kelompok yang positif. Tujuan penting adalah resolusi permasalahan dengan segera, memberikan motivasi dan perubahan prilaku individu



14



c. Indikasi Mental health, weight loss, addiction related recovery, bereavement, diabetes, caregiver, elderly people, cancer dan chronic illness (Kyrouz & Humphreys, 2008). Indikasi keperawatan ditemukan pada pasien dengan: 1. Potensial pertumbuhan dan perkembangan 2. Masalah keperawatan resiko 3. Masalah gangguan kesehatan jiwa dan fisik



D. Kelompok Resiko Tinggi Kelompok Yang Termasuk Keluarga Berisiko yaitu: 1. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah: a. Tingkat sosial ekonomi keluarga rendah b. Keluarga tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri c. Keluarga yang kurang baik atau dengan penyakit keturunan 2. Keluarga dengan ibu yang berisiko tinggi kebidanan Pada waktu hamil: a. Umur ibu (35 tahun) b. Menderita kekurangan gizi atau anemia c. Menderita hipertensi d. Primipara atau multipara e. Riwayat persalinan dengan komplikasi 3. Keluarga dengan anak menjadi risiko tinggi, karena: a. Lahir prematur atau BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) \ b. Berat Badan sukar naik c. Lahir dengan cacat bawaan d. ASI ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi e. Ibu menderita penyekit menular yang dapat mengancam bayinya d. 4. Keluarga yang bermasalah dalam hubungan antar anggota keluarga: a. Anak yang tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan 15



b. Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering timbulketegangan c. Ada anggota keluarga yang sering sakit d. Salah satu orang tua meninggal, cerai atau lari meninggalkan keluarga Menurut sumber lain yang dikatakan keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga denganibu hamil yang memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi berat (HB kurang dari 8 gr%) ataupun Kurang Energi Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga denganneonates BBLR, keluarga dengan usia lanjut jompo atau keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.



Faktor penyebab resiko tinggi Faktor penyebab risiko tinggi menurut Nazziruddin (1998 : 78) antara lain : 1. Kemiskinan 2. Lingkungan kurang sehat 3. Keadaan lingkungan yang merugikan adalah : a. Udara yang berdebu, mengandung gas-gas yang merugikan yang berasal darikendaraan bermotor maupun pabrik-pabrik. b. Iklim yang buruk c. Tanah yang tandus d. Air rumah tangga yang buruk e. Perumahan yang memiliki syarat kesehatan, dengan memiliki ventilasi yang cukup,memiliki jamban keluarga, ubin kedap air, jumlah anggota keluarga tidak terlalu banyak. f. Pembuangan sampah dan kotoran yang tidak teratur.



16



Upaya peningkatan kesehatan kelompok khusus Kelompok hkusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah: 1. Kelompok



khusus



dengan



kebutuhan



khusus



sebagai



akibat



perkembangan dan pertumbuhannya, seperti; a. Ibu hamil b. Bayi baru lahir c. Balita d. Anak usia sekolah e. Usia lanjut 2. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah: a. Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin lainnya. b. Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya. c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya: 1) Wanita tuna susila 2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba 3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain. d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah: 1) Panti wredha 2) Panti asuhan 3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial) 4) Penitipan balita



17



Upaya peningkatan kesehatan kelompok resiko tinggi Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, yang menjadi prioritas utama adalah keluarga-keluarga yang risiko tinggi dalam bidang kesehatan, meliputi: 1. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah sebagai berikut: a. Tingakat social ekonomi keluarga rendah b. Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi maslaah kesehatan sendiri c. Kelurga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga dengan penyakit keturunan 2. Keluarga degan ibu risiko tinggi kebidanan. Waktu hamil: a. Umur ibu (16th atau lebih 35th) b. Menderita kekurangan gizi atau anemia c. Menderita hipertensi d. Primipara atau multipara e. Riwayat persalinan dengan komplikasi 3. Keluarga dimana anak menjadi risiko tinggi, karena: a. Lahir prematur atau BBLR b. Lahir degan cacat bawaan c. ASI ibu kurang sehigga tidak mencukupi kebutuhan bayi d. Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau anaknya e. Kelurga mempunyai maslah dalam hubungan antara anggota keluarga: 1) Anak yag tidak dikehendaki dan pernah dicoba untun digugurkan 2) Tidak ada kesesuaiana pendapatantara anggota keluarga dan sering cekcok dan ketegangan 3) Ada anggota keluarga yang sering sakit 4) Salah satu orang tua (suami atau istri) meinggal, caria, atau lari meninggalkan keluarga 18



Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam perawatan kesehatan masyarakat adalah : a) Pendidikan kesehatan ( Health Promotion) Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukandengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehinggamasyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang



ada



hubungannya



dengan



kesehatan(Naomi,



2002).Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dankesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapaisuatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat (Yuddi, 2008). Menurut Notoatmodjo pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005). b) Proses kelompok (Group Process) Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas darikelompok masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yangterdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus.Menurut Nies dan McEwan (2001), perawat spesialis komunitas dalammelakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan statuskesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatanmasyarakat yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan pendekatan 19



pengorganisasian masyarakat dengan model pengembangan masyarakat (community development) (Palestin, 2007). c) Kerjasama atau kemitraan (Partnership) Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan manfaat (Depkes RI, 2005). Partisipasi



klien



dalam



halini



adalah



masyarakat



dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan (Palestin, 2007). Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkaitdengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk



mengembangkan



strategi



peningkatan



kesehatan



masyarakat (Palestin, 2007). d) Pemberdayaan ( Empowerment ) Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksitransformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Palestin, 2007). Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Palestin, 2007). Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang 20



sehatmaupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan(Effendy, 1998).



21



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Dapat ditarik kesimpulan bahwa Kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang terdiri dari dua atau tiga orang atau lebih. Kelompok memiliki hubungan yang intensif diantara sesame mereka, tidak setiap himpunan orang disebut kelompok. Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalan berinteraksi sesame anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial,kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya. Kelompok diartikan sebagai sekelompok orang yang mempengaruhi satu sama lain. Sekelompok orang bukanlah suatu kelompok, sebelum mereka mempengaruhi dan di pengaruhi satu sama lain dan karakter dasar yang menjelaskan suatu kelompok adalah pengaruh antar pribadi. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, yang menjadi prioritas utama adalah keluarga-keluarga yang risiko tinggi dalam bidang kesehatan,



22



DAFTAR PUSTAKA



https://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2015/12/Asep%20Anshorie%200802055149%20Ilmu%20ko munikasi%202008%20(12-04-15-06-34-59).pdf. Diunduh pada Tanggal 26 Maret 2019. https://id.scribd.com/document/391844537/self-help-group#. Diunduh pada Tanggal 26 Maret 2019. https://kupdf.net/queue/kelompok-khusus-dan-resikotinggi_59f6e437e2b6f5b739b98f5c_pdf?queue_id=1&x=1553611553&z=MTgyLjEuMTIxLjE0Ng==. Diunduh pada Tanggal 26 Maret 2019. https://www.scribd.com/doc/216292951/Konsep-Keperawatan-Komunitas-Dan-KelompokKhusus. Diunduh pada Tanggal 27 Maret 2019.



23