Akuntabilitas Dan Keuangan Masjid [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A K U N T A B I L I T A S D A N K E U A N G A N MASJID DI KECAMATAN TUBO SENDANA KABUPATEN MAJENE Nurlailah Nurleni Madris Universitas Hasanuddin Jl. P e r i n t i s K e m e r d e k a a n k m . 10 M a k a s s a r [email protected]



A b s t r a c t : A c c o u n t a b i l i t y a n d F i n a n c i a l of M o s q u e s i n S u b d i s t r i c t T u b o S e n d a n a Regency M a j e n e , T h i s research a i m e d to k n o w a n d c o n t p r e l i e n d the a c c o u n t i n g p r a c t i c e s a n d r e s p o n s i b i l i t y of financial m a n a g e m e n t i n mosque specifically to k n o w h o w a b o u t the t r a n s p a r e n c y a n d a c c o u n t a b i l i t y i n case of financial m a n a g e m e n t of mosque r u n by t h e mosque c o m m i t t e e . T h e research d a t a is collected f r o m direct i n t e r v i e w w i t h several i n f o r m a n t s d i r e c t l y r e l a t e d to tlie research objects n a m e l y N u r u l H u d a M o s q u e a n d A n s h a n t l l a h M o s q u e . T h e r e s u l t of t h i s s t u d y w e r e t h e financial r e p o r t b o t h of tlie mosque s t i l l c a t e g o r i z e d s i m p l e as a f o r m of r e s p o n s i b i l i t y o r a c c o u n t a b i l i t y a n d financial t r a n s p a r e n c y of tlie mosque a c t u a l l y t r u t h - b a s e d b e t w e e n mosque c o m m i t t e e a n d society. R e l i g i o n i s t m a n a g e d b o t h of t h e mosques l e a d a n d w i s h f o r the a t t e n d a n c e of a c c o u n t a n t to design tlie u t i l i z i n g of a good a n d r i g h t a c c o u n t a n c y i n financial m a n a g e m e n t of the mosque.



Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami praktik akuntansi dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan di masjid yang secara khusus bermaksud untuk mengetahui bagaimana transparansi dan akuntabilitas dalam hal pengelolaan keuangan masjid yang dijalankan oleh para pengurus masjid. Data penelitian ini diperoleh dari wawancara langsung dengan beberapa informan yang berhubungan langsung dengan obyek penelitian yakni masjid Nurul H u d a dan masjid A n s h a r u l l a h . Hasil dari penelitian ini adalah laporan keuangan masjid dari keduanya masih tergolong sederhana sebagai wujud pertanggungjawaban atau akuntabilitas serta transparansi dari keuangan masjid yang sebenarnya berbasis kepercayaan antar pengurus dan masyarakat. Agamawan yang mengelola kedua masjid ini mendorong dan menginginkan kehadiran profesi akuntah untuk mendesain penggunaan akuntansi yang baik dan benar dalam pengelolaan keuangan masjid. Kata kunci : Akuntabilitas, transparansi, keuangan masjid, pertanggungjawaban, pengurus masjid.



A S S E T S , V o l u m e 4, N o m o r 2 , Desember



2014: 206-217



PENDAHULUAN Jika akuntansi kapitalis dibangun atas dasar filsafat materialism/sekularisme hasil pemikiran manusia tanpa campur tangan Allah SWT, maka akuntansi Islam dibangun atas dasar pemikiran manusia yang mengindahkan hukum-hukum Allah SWT. Akuntansi dalam Islam dapat kita lihat melalui pedoman suci umat Islam yakni A l Quran yang terdapat dalam surat A l Baqarah ayat 282 sebagai berikut: " Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah SWT telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berutang itu mengimlakkan apa yang ditulis itu, dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun dari pada utangnya. Jika yang berutang itu orang yang lemah akal atau lemah keadaannya atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur." Salah satu konsep dasar akuntansi Islam dalam Harahap (2011:386) yaitu penekanan pada accountability (pertanggungjawaban), kejujuran, kebenaran, dan keadilan. Maka transparansi dan akuntabilitas menjadi kata kunci yang penting bagi entitas publik untuk bertahan dan memaksimalkan perannya pada domain sosial budaya dimana entitas tersebut berbeda dengan entitas publik lainnya. Dalam Al-Munkaribi (2012) mengungkapkan bahwa dari sekian banyak masalah yang terjadi dalam suatu organisasi, yang tidak pernah selesai untuk selalu dibahas adalah mengenai akuntabilitas dan transparansi. Kedua hal tersebut merupakan kontrol dalam sebuah organisasi. Akuntabilitas akan semakin membaik jika didukung oleh suatu sistem akuntansi yang menghasilkan informasi yang tepat waktu, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Sebaliknya sistem informasi akuntansi yang usang dan tidak akurat akan menghancurkan sendi-sendi partisipasi masyarakat, transparansi dan akuntabilitas. Aribowo dalam Widyaningsih (2011) Menurut Randa (2011) akuntabilitas bagi setiap organisasi baik organisasi privat maupun organisasi publik non pemerintah termasuk organisasi gereja sangat dibutuhkan karena setiap organisasi mempunyai keterkaitan dengan pihak internal dan eksternal organisasi. Praktik akuntansi sebagai instrumen transparansi dan akuntabilitas di entitas keagamaan khususnya Islam melalui masjid masih jarang menjadi perhatian khusus dalam praktik dan kajian ilmiah. Padahal dalam rangka penerapan prinsip keterbukaan (transparansi) dan akuntabilitas pada masyarakat, manajemen suatu entitas organisasi, dalam hal ini ruang publik masjid, perlu untuk melakukan pembenahan administrasi, termasuk publikasi ; pertanggungjawaban laporan keuangan. Masjid adalah Baitullah rumah Allah yang dibangun sebagai sarana bagi umat untuk mengingat, mensyukuri dan menyembahNya dengan baik serta untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial. Rusqiati (2006)



207



N u r l a i l a h , Akuntabilitas



dan Keuangan



Masjid



...



Penelitian ini merupakan replikasi atau pengembangan dari penelitian Simanjuntak (2011), dimana hasil peneliriannya menyimpulkan bahwa dalam konteks konstruksi budaya Masjid Baitusalam (tempat penelitian), akuntansi dapat diterima dengan baik sebagai instrumen yang penting bagi pengelolaan masjid sebagai bentuk perwujudan kejujuran dan pertanggung jawaban. Namun, argumentasi akuntansi merupakan bagian integral dari pemahaman teologi Islam yang dapat memperbaiki kualitas ibadah sebagai muslim justru dibangun oleh landasan penggunaan akuntansi untuk menjaga kehormatan, nama baik, dan citra kepemimpinan para pengurus Masjid sebagai orang-orang yang memiliki tingkat spiritual yang lebih baik dibandingkan masyarakat awam lainnya. Kurniasari (2009) memaparkan tentang pengelolaan keuangan masjid yang baik merupakan salah satu faktor utama dalam upaya menjaga kelangsungan hidup dan memakmurkan masjid. Semakin besarnya tuntutan terhadap pelaksanaan akuntabilitas dalam hal ini masjid, maka akan memperbesar kebutuhan akan transparansi informasi keuangan, Informasi keuangan ini berfungsi sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Oleh sebab itu, penelitian ini menjadi sangat penting untuk mengenali praktik akuntansi dan pengelolaan keuangan di masjid, sehingga penelitian ini berusaha untuk menjawab pertanyaan: "Bagaimana akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh para pengurus masjid ?"



TINJAUAN TEORETIS Akuntansi dan akuntabilitas merupakan hal yang saling bergandengan, karena akuntansi merupakan alat ukur dari akuntabilitas untuk menghasilkan suatu informasi. Selain itu akuntabilitas bukan hanya semata-mata terpatok sebagai konsep pengetahuan, melainkan membutuhkan praktik nyata untuk mewujudkannya. Dengan akuntansi dijadikan sebagai akuntabilitas maka akuntansi menjadi alat atau fungsi "stewardship" dimana informasi yang disajikan menuntut memiliki kualitas yang riel (realitas), fair (benar), objektif, dan reliable (terpercaya). Ini akan menimbulkan hubungan yang harmonis diantara para stakeholders dan informasi akuntansi menjadi lebih dipercaya yang juga akan dapat dijadikan sebagai informasi untuk decision making terutama dalam hal fungsi pengelolaan organisasi (stewardship), penilaian kinerja {performance evaluation), dan untuk memberikan inspirasi bagi para pihak untuk melakukan pemikiran yang lebih jauh dalam mengembangkan organisasi. Dalam Tatag (2009) mengutip pernyataan Polidano yang menawarkan kategori baru yang disebutnya sebagai akuntabilitas langsung dan akuntabilitas tidak langsung. Akuntabilitas tidak langsung merujuk pada pertanggung jawaban kepada pihak eksternal seperti; masyarakat, konsumen, atau kelompok klien tertentu, sedangkan akuntabilitas langsung berkaitan dengan pertanggung jawaban vertical melalui rantai komando tertentu.



208



A S S E T S , V o l u m e 4, Nomor



2 , Desember



2024:



206-217



Akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban seseorang atau unit organisasi untuk mempertanggungjawabkan pengendalian dan pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban secara periodik. Sumber daya ini merupakan masukan bagi individu maupun unit organisasi yang seharusnya dapat diukur dan diidentifikasikan secara jelas. Seperti halnya penyusunan laporan keuangan pemerintah (public) menurut Sutaryo (2010) yang merupakan perwujudan dari transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Dalam pelaksanaan akuntabilitas di lingkungan organisasi publik dalam hal ini ruang publik masjid, perlu diperhatikan prinsip-prinsip akuntabilitas yaitu sebagai berikut: (1) Harus ada komitmen dari pimpinan dan seluruh anggota organisasi untuk melakukan pelaksanaan misi agar akuntabel; (2) Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber daya secara konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (3) Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan; (4) Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh; (5) Harus jujur, objektif, transparan dan inovatif sebagai katalisator perubahan manajemen organisasi dalam bentuk pemutakhiran metode dan tekhnik pengukuran kinerja dan penyusunan laporan akuntabilitas. Akuntabilitas sebagai check a n d balances dalam hal ini mekanisme kontrol dalam Silvia (2011) menyatakan bahwa akuntabilitas memiliki berbagai dimensi dalam organisasi antara lain; akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, akuntabilitas kebijakan, dan akuntabilitas finansial. Sedangkan akuntabilitas sebagai salah satu prinsip g o o d corporate governance berkaitan dengan pertanggungjawaban pimpinan atas keputusan dan hasil yang dicapai, sesuai dengan wewenang yang dilimpahkan dalam pelaksanaan tanggung jawab mengelolah organisasi. G o v e r n a n c e dapat diartikan sebagai cara mengelola urusan-urusan publik. "... ; ; Mengingat Masjid sebagai organisasi publik atau nonprofit atau organisasi nirlaba yang menggunakan sumber daya yang dipercayakan oleh masyarakat (publik) kepada pemegang tanggung jawab dalam hal ini para pengelola masjid, maka masjid termasuk salah satu organisasi yang sangat membutuhkan laporan keuangan. Laporan keuangan masjid dalam rangka penerapan prinsip keterbukaan dan akuntabilitas pada masyarakat, manajemen suatu entitas organisasi dalam hal ini ruang publik masjid perlu untuk melakukan pembenahan administrasi, termasuk publikasi pertanggungjawaban laporan keuangan. Semakin besarnya tuntutan terhadap pelaksanaan akuntabilitas ruang publik dalam hal ini masjid, maka akan memperbesar kebutuhan akan transparansi informasi keuangan. hiformasi keuangan ini berfungsi sebagai dasar pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Tujuan umum pelaporan keuangan ruang publik dalam hal ini masjid adalah menyediakan entitas atas sumber yang dipercayakan dengan : (1) Menyediakan



209



N u r l a i l a h , Akuntabilitas



dan K e u a n g a n Masjid



...



informasi mengenai sumber-sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya financial; (2) Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas mendanai aktivitasnya dan memenuhi persayaratan kasnya; (3) Menyediakan informasi yang berguna dalam mengevaluasi kemampuan entitas dan perubahan di dalamnya; (4) Menyediakan informasi yang menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja entitas atas hal biaya jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan.



METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan mengangkat sebuah fenomena yang terjadi dalam lingkup organisasi masjid. Penelitian kualitatif berusaha mengungkapkan gejala secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks melalui pengumpulan data dan latar alami dalam hal ini masjid dengan me man fa atk an diri peneliti sebagai instrumen kunci. Rancangan penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus (Case S t u d y ) yakni, pengamatan secara detail terhadap objek atau orang, baik pada satu titik waktu atau beberapa titik waktu. Penelitian dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan yakni Masjid. Pengamatan dilakukan melalui keterlibatan secara langsung terhadap semua kegiatan yang dilakukan oleh obyek penelitian dalam waktu tertentu sehingga diperoleh gambaran utuh tentang praktik akuntansi di entitas pelaporan yakni masjid, selain itu juga dilakukan wawancara selama proses pengamatan langsung tersebut. Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 2 (dua) bulan , yaitu dimulai pada pertengahan bulan Juli sampai dengan pertengahan September 2013 pada dua Masjid yang berada di Kecamatan Tubo Sendana Jalan Poros Majene Mamuju K m 65, Kabupaten Majene. Pemilihan lokasi studi kasus ini dilatarbelakangi oleh karakteristik kebudayaan Islam yang masih eksis di daerah ini adalah kebudayaan Islam dengan perspektif yang tradisional, dimana instrumen modern seringkali tidak eksis dan secara umum masyarakat dengan karakteristik Islam tradisional seperti ini sulit menerima perubahan yang datang. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: (1) Penelitian lapangan (field research) dengan melakukan observasi langsung dan wawancara mendalam kepada informan. Observasi merupakan metode penelitian dengan cara mengamati langsung keadaan yang menjadi obyek peneltian, sedangkan wawancara merupakan komunikasi langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan objek penelitian dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu mengenai masalah yang akan diteliti. Wawancara dilakukan dengan terstruktur dan tidak terstruktur sesuai dengan kesempatan peneliti; (2) Penelitian kepustakaan (library research) yaitu dengan mencari landasan teori dari buku atau referensi lain guna mendukung data yang diperoleh selama penelitian.



210



ASSETS, Vo/«me 4, N o m o r 2 , D e s e m b e r 2 0 1 4 :



206-217



PEMBAHASAN Masjid yang menjadi obyek dalam penelitian ini merupakan masjid yang berdomisili di Jalan Poros Majene-Mamuju k m 65 Desa Onang Utara, Kecamatan Tubo Sendana, Kabupaten Majene. Dimana, daerah Tubo Sendana ini masih didominasi oleh penduduk asli Mandar dengan bahasa Mandar asli yang 99,99% penduduknya beragama Islam. Wilayah Kecamatan Tubo Sendana terletak di wilayah pesisir pantai dengan jarak layanan ke Ibu Kota kabupaten Majene ±65 km. Adapun masjid tersebut diantaranya Masjid Nurul Huda di desa Onang Utara, serta Masjid Ansharullah di desa Bonde-bonde. Informan yang penyusun wawancarai berjumlah 5 orang, 2 orang dari Masjid Nurul Huda (Imam dan Bendahara) dan 3 Orang dari Masjid Ansharullah (Imam, Bendahara serta salah satu jamaah). Sumber-sumber keuangan kedua masjid ini berasal dari sumbangan dari masyarakat dan jamaah dalam bentuk infaq dan sedekah yang diperoleh kebanyakan pada saat pelaksanaan shalat jum'at. Selain itu, masjid juga memperoleh sumbangan yang berasal dari perorangan yang memberikan sumbangan dengan alasan-alasan pelaksanaan ibadah seperti, infaq untuk mendoakan orang tua yang telah meninggal dunia, infaq untuk nazar, infaq sebagai ungkapan rasa syukur dan Iain-lain. Sumbangan tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang (IAI 2007, par 03 dan 05). Sumber keuangan masjid juga diperoleh dari pemerintah daerah, apabila mendapatkan bantuan untuk perbaikan gedung masjid. Masjid Nurul Huda Onang Utara merupakan masjid yang dikelola secara tradisional sebagaimana masjid-masjid dibanyak kampung di Indonesia. Perspektif tradisional ini juga dipengaruhi kebiasaan hidup masyarakat sekitar yang dominan masih bekerja sebagai petani dan nelayan. Masjid Nurul Huda tidak melakukan fungsinya sebagai amil pada saat ramadhan, karena jamaah terbiasa membayar zakat dan infaq bulan ramadhan kepada kiyai atau ustadz yang mereka percayai. Jika masjid Nurul Huda masih kental dengan perspektif tradisionalnya maka Masjid Ansharullah merupakan masjid yang tidak terlalu tradisional. dimana pada masjid ini jarang bahkan tidak ada kiyai atau ulama yang memiliki pengaruh kuat di lingkungan sekitar. Selain itu masyarakat atau jamaah Masjid Ansharullah didominasi oleh pegawai yang bekerja baik di instansi pemerintahan maupun pendidikan dan swasta. Selain itu masjid ini juga terletak di ibukota Kecamatan Tubo Sendana yang sedikit menambah poin penyebab masyarakat disekitar masjid tersebut tidak tradisional lagi atau setengah modern. Akuntansi menurut Francis, adalah "praktik moral sekaligus diskursif" yang terkait dengan dimensi moral (etis) individu. Masjid sebagai entitas akuntansi yang tidak mendapat perhatian dari akuntan maupun para ilmuwan akuntansi, sebcnarnya telah membangun persepsinya sendiri tentang akuntansi. Seperti yang disampaikan Bendahara Masjid Nurul Huda berikut. "Sebenarnya pelayanan bukan tugas utama kami tapi Masjid membutuhkan pengurus dan peran akuntansi itu untuk membuat laporan keuangan, supaya masyarakat dan jamaah tahu dana-dana kotak jum'at dan sumbangan-



211



N u r l a i l a h , Akuntabilitas



dan Keuangan



Masjid



...



sumbangan yang berasal dari jamaah dipergunakan untuk apa saja." ( hasil wawancara pada tanggal 18 Juli 2014). Bendahara Masjid Nurul Huda sadar betul tentang pentingnya menggunakan akuntansi sebagai instrumen akuntabilitas. Laporan keuangan dibuat oleh masjid dalam rangka menjawab kecurigaan yang sering muncul dari jamaah masjid Nurul Huda dan masyarakat sekitar tentang penggunaan dana-dana yang bersumber dari sumbangan masyarakat maupun sumbangan dari instansi pemerintah dalam rangka pembangunan masjid, maupun kegiatan-kegiatan keagamaan yang diselenggarakan oleh masjid secara rutin. Silvia (2011) mengungkapkan bahwa tanggungjawab bendahara bukan hanya sebatas menerima, mencatat dan menyimpan apa yang menjadi tugasnya, tetapi harus siap mempertanggungjawabkan baik dan tidaknya pekerjaan itu, hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh bendahara Masjid Ansharullah berikut. "Meskipun kami bukan dari jurusan akuntansi tapi kami tahu betul pentingnya pelaporan keuangan seperti di masjid ini. Meskipun juga ini bukan kesibukan utama tetapi amanah tetap harus kami jalankan dengan baik karena kesalahan sedikit saja bisa menjadi boomerang bagi kami sendiri, dan tentunya kami juga harus menjaga kepercayaan dari masyarakat yang telah mempercayai kami" ( hasil wawancara pada tanggal 20 Juli 2014) 1



Penyebab utama penggunaan akuntansi dalam rangka menyampaikan laporan keuangan masjid dilakukan oleh bendahara masjid Nurul Huda karena kebutuhan masyarakat akan akuntabilitas dan keterbukaan serta menjaga kekhawatiran akan adanya kecurigaan karena pengalaman sebelum dia menjabat sebagai bendahara, dapat dikatakan bahwa kurangnya keterbukaan tentang pengelolaan keuangan masjid yang tertuang pada pernyataan imam masjid Nurul Huda yang sudah lama menjadi pengurus berikut. "Sebenarnya bendahara-bendahara sebelumnya belum membuat pencatatan yang seperti sekarang, tapi kami sebagai pengurus takut kalaukalau ada masyarakat yang curiga. Sehingga kami biasanya mclaporkan melalui pengumuman hari Jumat sesuai dengan permintaan ketua pembangunan masjid, tapi untuk bulan puasa seperti saat ini kami rutin menyampaikan isi kas masjid tiap malam selepas sholat isya." ( h a s i l wawancara pada tanggal 18 Juli 2014). Kredibilitas dan wibawa individu maupun entitas Masjid Nurul Huda dan Masjid Ansharullah menjadi pertimbangan utama mengapa akuntansi melalui pelaporan keuangan yang dibuat oleh pengurus Masjid menjadi sangat penting dalam pengelolaan keuangan dan kegiatan masjid. Kecurigaan dan ketidakpercayaan bisa saja muncul dari jamaah masjid dan masyarakat sekitar, apabila pengurus masjid tidak menyampaikan laporan secara transparan tentang



212



A S S E T S , V o l u m e 4 , Nomor



2 , Desember



2014: 206-217



pengelolaan keuangan masjid, terutama dana-dana yang berasal dari jamaah maupun instansi pemerintah yang memberikan sumbangan. Berkaitan dengan Islam, sepertinya pengurus masjid Nurul Huda dan Masjid Ansharullah melalui Imam dan Bendahara menyatakan akuntansi hanya akan digunakan untuk menjawab kecurigaan-kecurigaan yang bisa muncul dalam pengelolaan keuangan masjid serta untuk menjalankan tanggung jawab kepada masyarakat. Padahal dalam konteks masjid, setidaknya bingkai teologi Islam menjadi bagian penting dari praktik akuntansi, sebagai agama yang memiliki pergulatan panjang dalam sejarah keagamaan. Laporan keuangan sangat penting karena menghindari dari berburuk sangka dan fitnah sekaligus masyarakat sebagai donatur ingin mengetahui penggunaan dana, ini bentuk kejujuran atau transparansi para pengurus Masjid Ansharullah terhadap masyarakat dan Tuhan, Pemaknaan transparansi dan kejujuran pada konteks pernyataan masjid di atas tadi memiliki dimensi ganda, selain akuntansi melalui laporan keuangan dimaknai sebagai instrumen yang digunakan untuk memanifestasikan kejujuran dan transparansi di mata masyarakat, juga sekaligus dimaknai sebagai bentuk kejujuran dan transparansi kepada Tuhan. sehingga akuntansi menjadi bagian penting dalam ajaran teologi Islam. Selain itu, ternyata akuntansi akan sangat bermanfaat penggunaannya untuk mengakselerasi kegiatan pengelolaan keuangan di masjid dalam rangka memperbaiki kinerja masjid terutama dalam proses pengumpulan dana sumbangan yang berasal dari masyarakat, hal tersebut didukung dengan pernyataan Imam Masjid Ansharullah berikut: "Laporan Keuangan yang dibuat secara sederhana, dengan model penerimaan dan pengeluaran saja dan diumumkan secara terbuka setiap sebelum pelaksanaan shalat jum'at dimulai dan dilakukan secara rutin, memberikan akses yang positif bagi keuangan masjid dimasa yang akan datang." (hasil wawancara pada tanggal 24 Juli 2014). Pembacaaan sumber-sumber penerimaan atau penyumbang ternyata mendorong penyumbang untuk kembali menyumbangkan sebagian dananya untuk kepentingan masjid, termasuk jamaah yang tadinya tidak menyumbang ikut menyumbangkan sebagian dananya melalui pengurus masjid. Ternyata, dampak dari pengumuman tersebut mendorong akumulasi sumbangan yang diberikan oleh jamaah dengan latar belakang entah karena alasan apa yang jelasnya pengumuman tetap dilakukan secara rutin, sehingga tidak ada jamaah yang protes berkaitan dengan penggunaan dana masjid walaupun penggunaannya tidak secara rinci disampaikan dalam laporan penerimaan dan pengeluaran masjid secara rutin. Hal ini menjelaskan bahwa akuntansi mampu mendorong kerja entitas keagamaan menjadi lebih baik ketika pcran akuntansi di maksimalkan di Iembaga keagamaan tersebut. Bahkan, akuntansi menjadi tool untuk memperbaiki kualitas ibadah dan pelayanan kepada umat. Penerimaan yang uruh terhadap akuntansi sebagai ilmu pengetahuan yang memiliki manfaat diakui oleh pengurus Masjid Nurul Huda maupun Masjid Ansharullah.



213



N u r l a i l a h , Akuntabilitas



dan Keuangan



Masjid



...



Perbedaan hasil penelitian dari kedua masjid ini adalah hanya pada bentuk pertanggungjawaban keuangan masjid dalam hal ini keterbukaan dan tranparansi dari keduanya. Dimana, pada Masjid Ansharullah rutin mengumumkan keadaan keuangan masjidnya yakni tiap hari Jumat, sedangkan pada Masjid Nurul Huda hanya sesekali mengumumkan keadaan kasnya yakni pada saat ketua pembangunan Masjid meminta untuk diumumkan. Dalam wawancara yang dilakukan terhadap Masjid Nurul Huda dan Masjid Ansharullah, akuntansi juga dapat ditcrima dengan baik sebagai instrumen yang penting bagi pengelolaan masjid sebagai bentuk perwujudan kejujuran dan pertanggungjawaban, hal ini sejalan dengan hasil penelitian Simanjuntak (2011), dimana argumentasi akuntansi merupakan bagian integral dari pemahaman teologi Islam yang dapat memperbaiki kualitas ibadah sebagai muslim justru dibangun oleh landasan penggunaan akuntansi untuk menjaga kehormatan, nama baik, dan citra kepemimpinan para pengurus masjid sebagai orang-orang yang memiliki tingkat spiritual yang lebih baik dibandingkan masyarakat awam Iainnya. Pada penelitian di Masjid Nurul Huda dan Masjid Ansharullah, terdapat dua profesi yang berbeda perspektifnya yakni: Pertama akuntan melalui praktik dan ilmu akuntansi dimana akuntabilitas sebagai mekanisme kontrol (check and balances). Kedua, agamawan dalam hal ini pengurus masjid dengan peran dan tugasnya dalam kegiatan-kegiatan dakwah dan peribadahan di masjid dalam hal ini berbicara tentang spiritual. Dari beberapa pernyataan yang disampaikan oleh para pengurus Masjid Nurul Huda, mereka membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang secara sukarela mau membantu menghadirkan praktik akuntansi yang praktis dan sesuai untuk pengelolaan keuangan masjid, yang disampaikan langsung oleh Imam Masjid Nurul Huda berikut. "Kami sangat terbatas dengan pemahaman tentang ilmu akuntansi, seandainya saja ada pedoman pengelolaan keuangan masjid khusus yang mengatur keuangan organisasi masjid maka akan sangat membantu. Karena uang yang masuk dan keluar harus halal, jelas sumbernya, tercatat dengan rapi dan dilaporkan secara teratur. Demikian pula prosedur pemasukan dan pengeluaran dana harus ditata laksanakan dengan baik/' (hasil wawancara pada tanggal 25 Juli 2014). Hal ini juga sejalan dengan yang disampaikan oleh pengurus Masjid Ansharullah melalui pernyataan bendahara masjid berikut. ' "Dalam dakwah penuh dengan kejujuran begitu juga akuntansi. akuntansi yang digunakan sudah cukup baik, pelaporan sudah sesuai alurnya dan masyarakat sudah puas dengan informasi yang didapat, ini karena keterbatasan masyarakat terhadap akuntansi, karena secara ideal laporan keuangan masih kurang tapi yang terpenting masyarakat bisamembaca laporan keuangan yang disampaikan oleh masjid dan bisa paham laporan tersebut, oleh scbab itu masjid sangat membutuhkan panduan praktis dan keterlibatan orang-orang yang paham akuntansi untuk membantu kerja



214



ASSETS,Volume 4, Nomor2, Desember 2014: 206-217 pengurus masjid dalam memperbaiki pengelolaan keuangan dan kinerja masjid secara keseluruhan." ( hasil wawancara pada tanggal 27 Juli 2014). Dari sisi, agamawan dan ustadz yang dipahami memiliki tingkat spiritual tidak terlihat adanya penolakan terhadap eksitensi akuntansi yang digunakan secara benar di masjid. Justru mereka mendorong pemanfaatan akuntansi, karena sadar bahwa Islam mengajarkan kejujuran dan keterbukaan serta semua aktivitas yang dilakukan terhadap sesama manusia harus dapat dipertanggungjawabkan. Akuntabilitas yang terjadi pada kasus Masjid Nurul Huda dan Masjid Ansharullah dapat diakui sebagai clieck and balances atau mekanisme kontrol. Karena agamawan atau pengurus yang mengelola masjid mendorong dan menginginkan kehadiran profesi akuntan untuk mendesain penggunaan akuntansi yang baik dan benar dalam pengelolaan keuangan masjid agar dapat membantu perbaikan kinerja masjid dalam melakukan peran-peran dakwah dan pembangunan konstruksi sosial ditengah masyarakat Islam. Akuntabilitas yang terjadi pada kasus Masjid Nurul Huda dan Masjid Ansharullah dapat diakui sebagai clieck and balances atau mekanisme kontrol. Karena agamawan atau pengurus yang mengelola masjid mendorong dan menginginkan kehadiran profesi akuntan untuk mendesain penggunaan akuntansi yang baik dan benar dalam pengelolaan keuangan masjid agar dapat membantu perbaikan kinerja masjid dalam melakukan peran-peran dakwah dan pembangunan konstruksi sosial ditengah masyarakat Islam. Laporan Keuangan yang dibuat oleh pengurus masjid Nurul Huda masih sangat sederhana yaitu berbentuk laporan kas, dengan bentuk empat kolom yaitu uraian, penerimaan, pengeluaran dan saldo. Sedangkan Masjid Ansharullah memiliki laporan keuangan berupa laporan kas harian berisi kolom tanggal, uraian, debet dan kredit yang kemudian pada- akhir bulan akan membuat laporan menyerupai Neraca sederhana yang berisi transaksi yang nilainya berupa total dari transaksi dari laporan kas bulanan.



PENUTUP Akuntansi dapat diterima dengan baik sebagai instrumen yang penting bagi pengelolaan masjid sebagai bentuk perwujudan kejujuran dan pertanggungjawaban baik pada Masjid Nurul Huda maupun Masjid Ansharullah. Laporan keuangan masjid dari keduanyapun dilakukan masih sederhana. Penyajian informasi keadaan keuangan sebagai bentuk akuntabilitas dan transparansi dari kedua masjid ini yaitu dilakukan dengan mengumumkan setiap Jum'at (sebelum khotib naik mimbar) dan ditempel di papan informasi masjid pada Masjid Ansharullah dan pada Masjid Nurul Huda juga diumumkan pada hari Jumat sebulan atau dua bulan sekali atau sesuai permintaan ketua Masjid. Hendaklah para pengurus masjid memanfaatkan akuntansi jangan sematamata hanya penolong dan alat untuk memperbaiki pengelolaan keuangan di masjid



215



N u r l a i l a h , Akuntabilitas



dan K e u a n g a n Masjid



...



sebagai pertanggungjawaban kepada masyarakat. Tetapi sebaiknya penggunaan akuntansi ini harus diiringi kesadaran sebagai bentuk tanggung jawab kepada Allah SWT dalam hal ini untuk memperbaiki kualitas ibadah. Akan lebih baik jika kedepan-kedepannya ada ilmuwan akuntansi yang mendesain penggunaan akuntansi yang baik dan benar dalam pengelolaan keuangan masjid agar dapat membantu perbaikan kinerja masjid dalam melakukan peran-peran dakwah dan pembangunan konstruksi sosial ditengah masyarakat Islam.



DAFTAR PUSTAKA Al-Quran dan Terjemahannya. Al-Munkaribi, Abdulrahim. 2012. A k u n t a b i l i t a s d a n T r a n s p a r a n s i s e b a g a i M o d a l u n t u k Mengurangi Patologi Organisasi Birokrasi. (Online).



fhttp://abdurrahimalmunkaribi.blogspot.com, diakses tanggal Januari 2013). Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Teori A k u n t a n s i Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers. Ikatan Akuntan Indonesia. 2008. S t a n d a r A k u n t a n s i K e u a n g a n P e r X September



24



2007.



Jakarta: Salemba Empat. Kurniasari, Wiwin. 2009. T r a n s p a r a n s i P e n g e l o l a a n M a s j i d d e n g a n L a p o r a n K e u a n g a n Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi



KeiWigattfPSAK45J.(Onlme).^ diakses tanggal 25 Januari 2013). Randa, Fransiskus. 2011. R e k o n s t r u k s i K o n s e p A k u n t a b i l i t a s O r g a n i s a s i G e r e j a



(Studi



E t n o g r a f i K r i t i s J n k u l t u r a t i f p a d a G e r e j a K a t o l i k d i T a n a T o r a j a ) . SNA 14.



Banda A c e h : Universitas Syiah Kuala. Rusqiati, Dini. 2006. S y a r i a h A c c o u n t a n c y



Appliance



A n d Monetary A t Mosques.



(Online), Vol.1 No. 5.(http://[email protected] diakses 8 Februari 2013). Silvia, Janet dan Ansar, Muhammad. 2011. Akuntabilitas Dalam Perspektif Gereja Protestan (Studi Fenomenologis P a d a Gereja Protestan Indonesia



Donggala



Jemaat Manunggal Palu), SNA 14. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala. Simanjuntak, Dahnil Anzar dan Januarsi, Yeni. 2011. Akuntabilitas dan Pengelolaan Keuangan di Masjid, S N A 14. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.. . Sutaryo., Sutopo, Bambang., Setiawan, Doddy. 2010. Nilai Relevan Informasi Laporan Keuangan



terkait



Financial



Distreess



Pemerintah. Daerah-



S N A 13.



Purwokerto: Universitas Jenderal Soedirman. Widyaningsih, Aristanti., Triantoro, Alvian dan Wiyantoro, Lili Sugeng. 2011. H u b u n g a n Efektifitas Sistem A k u n t a n s i Keuangan Daerah D a n Pengendalian Intern Dengan Kualitas Akuntabilitas Keuangan: Kualitas Informasi Laporan



216



:



ASSETS, Volume



4, N o m o r l , D e s e m b e r 2 0 1 4 :



206-217



K e u a n g a n S e b a g a i V a r i a b e l I n t e r v e n i n g . SNA 14. Banda Aceh: Universitas



Syiah Kuala. Wiranto, Tatag. 2009. A k u n t a b i l i t a s d a n T r a n s p a r a n s i d a l a m P e l a y a n a n P u b l i k . Skripsi.



STAIN Salatiga. 2011.



Pengelolaan



Keuangan



masjidmu. (http:// Agustus 2013).



Takmir



Masjid.



(Online), makmurkanlah



takmir-alhijrah. blogspot.com diakses tanggal 26



k )•



7. 271



isi



% idi 14. .es.



ari reja \ala t.i



aan )ran



13.



i; Oil. ilian oran 217