4 0 635 KB
Akuntansi Keuangan II “Akuntansi Sewa (Leasing)”
Oleh kelompok 10: Ni Luh Made Dian Purnami Putri
1807531005
I Wayan Darmawan
1807531033
Ni Made Sintia Utari
1807531038
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2019
A. Konsep Dasar Akuntansi Leasing 1. Pengertian Leasing Leasing atau sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang – barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu. Pengertian sewa guna usaha menurut Keputusan Menteri Keuangan No.1169/KMK.01/1991 tanggal 21 Nopember 1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha: Sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease), untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal dengan jalan sewa beli untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang dapat diangsur setiap bulan, triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor. Secara umum leasing artinya Equipment funding, yaitu pembiayaan peralatan barang modal untuk digunakan pada proses produksi suatu perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Munculnya lembaga leasing merupakan alternatif yang menarik bagi para pengusaha karena saat ini mereka cenderung menggunakan dana rupiah tunai untuk kegiatan operasional perusahaan. Melalui leasing mereka bisa memperoleh dan untuk membiayai pembelian barang – barang modal dengan jangka waktu pengembalian antara 3 -5 tahun atau lebih. 2. Keunggulan leasing Adapun kelebihan leasing dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Pembiayaan Penuh Transaksi leasing sering dilakukan tanpa perlu uang muka dan pembiayaannya dapat diberikan sampai 100% (full pay out). Hal ini akan membantu cash flow terutama bagi perusahaan (lessee) yang beru berdiri atau beroperasi dan perusahaan yang mulai berkembang. b. Lebih Fleksibel Dipandang dari segi perjanjiannya, leasing lebih luwes karena leasing lebih mudah menyesuaikan keadaan keuangan lessee dibandingkan dengan perbankan. Pembayaran angsuran secara berkala akan ditetapkan berdasarkan pendapatan yang dihasilkan lessee sehingga pengaturan pembayaran angsuran secara berkala dapat disesuaikan dengan 1
pendapatan yang dihasilkan objek yang di-lease. Artinya pembayaran sewa baru dilakukan setelah barang modal yang di-lease tersebut telah mulai produktif. Selain itu perusahaan leasing dapat melakukan pengaturan pembayaran yang menggelembung (baloon payment) pada awal atau akhir masa lease, pembayaran musiman (khusus apabila lessee bergerak dalam bidang pertanian, perkebunan atau peternakan) bahkan mungkin pula suatu tenggang waktu pembayaran yang sesuai dengan keadaan keuangan lessee. c. Sumber Pembiayaan Alternatif Leasing merupakan sumber pembiayaan lain bagi perusahaan tanpa mengganggu fasilitas kredit (credit line) yang telah dimiliki. Dari segi jaminan leasing tidak terlalu menuntut adanya jaminan tambahan yang lebih banyak dibandingkan apabila lessee memperoleh pinjaman dari pihak lainnya. Karena hak kepemilikan sah atas objek lease serta pengaturan pembayaran lease sesuai dengan pendapatan yang dihasilkan oleh objek lease sehingga merupakan jaminan bagi leasing itu sendiri. Dengan demikian
harta yang telah
dijaminkan untuk kredit tetap dapat menjamin kredit yang sudah ada. d. Off Balance Sheet Financing Tidak adanya ketentuan keharusan mencantumkan transaksi leasing dalam neraca memberi daya tarik tersendiri kepada lessee karena tanpa mencantumkan sebagai aktiva berarti prosedur pembelian barang tidak perlu dipenuhi secara terperinci karena mungkin masih dalam batas kewenangan direksi (seringkali kewenangan pembelian barang modal baru sah apabila disetujui Dewan Komisaris atau bahkan Rapat Pemegang Saham). Dengan demikian keputusan secara cepat dan tepat dapat lebih mudah dilakukan oleh direksi. Di pihak lain, tanpa mencantumkan sebagai
aktiva berarti tidak ada keharusan
mencantumkannya sebagai kewajiban. Hal ini mempunyai dampak positif terhadap kondisi rasio keuangan perusahaan lessee karena transaksi leasing tersebut tidak akan terlihat dalam neraca lessee sebagai komponen utang 3. Pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi Leasing Setiap transaksi leasing sekurang-kurangnya melibatkan 4 (empat) pihak yang berkepentingan antara lain sebagai berikut. a) Lessor adalah perusahaan leasing atau pihak yang memberikan jasa pembiayaan kepada pihak lessee dalam bentuk barang modal. Lessor dalam financial lease bertujuan untuk 2
mendapatkan kembali biaya yang telah dikeluarkan untuk membiayai penyediaan barang modal dengan mendapatkan keuntungan. Sedangkan dalam operating lease, lessor bertujuan mendapatkan keuntungan dari penyediaan barang serta pemberian jasa-jasa yang berkenaan dengan pemeliharaan serta pengoperasian barang modal tersebut. b) Lessee adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam bentuk barang modal dari lessor. Lessee dalam financial lease bertujuan mendapatkan pembiayaan berupa barang atau peralatan dengan cara pembayaran angsuran atau secara berkala. Pada akhir kontrak, lessee memiliki hak opsi atas barang tersebut. Maksudnya, pihak lessee memiliki hak untuk membeli barang yang di-lease dengan harga berdasarkan nilai sisa. Dalam operating lease, lessee dapat memenuhi kebutuhan peralatannya di samping tenaga operator dan perawatan alat tersebut tanpa risiko bagi lessee terhadap kerusakan. c) Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan barang untuk dijual kepada lessee dengan pembayaran secara tunai oleh lessor. Dalam mekanisme financial lease, supplier langsung menyerahkan barang kepada lessee tanpa melalui pihak lessor sebagai pihak yang memberikan pembiayaan. Sebaliknya, dalam operating lease, supplier menjual barangnya langsung kepada lessor dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, yaitu secara tunai atau berkala. d) Bank. Dalam suatu perjanjian atau kontrak leasing, pihak bank atau kreditor tidak terlibat secara langsung dalam kontrak tersebut, namun pihak bank memegang peranan dalam hal penyediaan dana kepada lessor, terutama dalam mekanisme leverage lease di mana sumber dana pembiayaan lessor diperoleh melalui kredit bank. Pihak supplier dalam hal ini tidak tertutup kemungkinan menerima kredit dari bank, untuk memperoleh barang-barang yang nantinya akan dijual sebagai objek leasing kepada lessee atau lessor. 4. Klasifikasi Leasing Secara umum, Leasing dapat diklasifikasikan menjadi 2, antara lain sebagai berikut. secara umum, klasifikasi leasing dapat dibedakan menjadi dua, antara lain sebagai berikut. a) Operating Lease (Lease Operasional) Pada operating lease, lessor membeli barang dan kemudian menyewakan kepada lessee untuk jangka waktu tertentu. Dalam prakteknya, lessee membayar rental yang besarnya secara keseluruhan tidak meliputi harga barang serta biaya yang telah dikeluarkan oleh lessor.Di dalam menentukan besarnya pembayaran lease, lessor tidak memperhitungkan 3
biaya-biaya tersebut karena setelah masa lease berakhir diharapkan harga barang tersebut masih cukup tinggi. Di sini jelas tidak ditentukan adanya nilai sisa serta hak opsi bagi lessee. b) Capital Lease (Lease Modal) Perusahaan leasing pada jenis ini berlaku sebagai suatu Lembaga Keuangan. Lessee yang akan membutuhkan suatu barang modal menentukan sendiri jenis serta spesifikasi dari barang yang dibutuhkan. Lessee juga mengadakan negoisasi langsung dengan supplier mengenai harga, syarat-syarat perawatan serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pengoperasian barang tersebut.Lessor
akan mengeluarkan dananya untuk membayar
barang tersebut kepada supplier dan kemudian barang tersebut diserahkan kepada lessee. Sebagai imbalan atas jasa penggunaan barang tersebut lessee akan membayar secara berkala kepada lessor sejumlah uang yang berupa rental untuk jangka waktu tertentu yang telah disepakati bersama. Sementara untuk kriteria lease menurut Kieso, Weygandt dan Warfield, leasing dikelompokkan sebagai lease modal, lease harus dianggap tidak dapat dibatalkan, dan memenuhi satu atau lebih dari empat kriteria berikut ini : a. Lease mentransfer kepemilikan properti kepada lessee. b. Lease memiliki opsi untuk membeli dengan harga khusus (bargain purchase option). c. Jangka wa ktu lease sama dengan atau lebih 75% dari estimasi umur ekonomi aktiva yang dilease. d. Nilai sekarang dari pembayaran lease
minimum (tidak termasuk bagian
mewakili biaya-biaya pelaksanaan pada awal masa
lease) sama
yang
dengan atau
melebihi 90% dari nilai wajar properti yang dilease.
B. Akutansi Sewa oleh Leasse Jika lessee mengkapitalisasi lease, maka lessee akan mencatat aktiva dan kewajiban yang umumnya sama dengan nilai sekarang pembayaran sewa. Lessor, yang sudah memindahkan secara substansial seluruh manfaat dan resiko kepemilikan, mengakui penjualan dengan mengeluarkan aktiva dari neraca dan menggantikannya dengan piutang.
4
Ayat jurnal khusus bagi lessor dan lessee, dengan asumsi peralatan dilease dan dikapitalisasi, adalah: Lessee Peralatan yang dilease
xxx
Kewajiban lease
xxx
Lessor Piutang lease (bersih)
xxx
Peralatan
xxx
Karena sudah mengkapitalisasi aktiva, lessee akan mencatat penyusutan/depresiasi. Lessor dan lessee akan memperlakukan pembayaran lease sebagai pembayaran pokok dan bunga. Jika kontrak lease tidak dikapitalisasi, tidak ada aktiva yang dicatat oleh lessee dan tidak ada aktiva yang dikeluarkan dari pembukuan lessor. Pada saat pembayaran lease dilakukan, lessee mencatat biaya sewa dan lessor mengakui pendapatan sewa.Untuk lease yang dicatat sebagai lease modal (capital lease), lease harus dianggap tidak dapat dibatalkan, dan memenuhi 1 atau lebih dari 4 kriteria berikut ini:
Lease mentransfer kepemilikan properti kepada lessee
Lease memiliki opsi untuk membeli dengan harga khusus (bargain purchase option)
Jangka waktu lease sama dengan atau lebih 75% dari estimasi umur ekonomis aktiva yang dilease
Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum (tidak termasuk biaya executory) sama dengan atau melebihi 90% dari nilai wajar aktiva yang dilease
Lease yang tidak memenuhi salah satu kriteria diatas diklasifikasikan sebagai lease operasional (operating lease). 1) Aktiva dan Kewajiban yang Diperlakukan secara Berbeda Dalam transaksi lease modal, lessee menggunakan lease sebagai sumber pembiayaan. Lessor membiayai transaksi (menyediakan modal investasi) melalui aktiva yang dilease, dan lessee melakukan pembayaran sewa, yang sebenarnya merupakan pembayaran cicilan. Oleh karena itu, selama umur properti yang dilease, pembayaran sewa kepada lessor mencakup pembayaran pokok ditambah bunga. a. Pencatatan Aktiva dan Kewajiban 5
Dalam metode lease modal, lessee memperlakukan transaksi lease seolah-olah aktiva telah dibeli dalam transaksi pembiayaan dimana aktiva diperoleh dan kewajiban diakui. Oleh karena, itu lessee mencatat lease modal sebagai aktiva dan kewajiban pada nilai terendah antara (1) nilai sekarang dari pembayaran lease minimum (tidak termasuk biaya executory) atau (2) nilai pasar wajar aktiva yang dilease pada awal lease. Dasar pemikiran untuk pendekatan ini adalah bahwa aktiva yang dilease tidak boleh dicatat lebih tinggi dari nilai pasar wajarnya. b. Periode Penyusutan Salah satu aspek yang menyulitkan akuntansi untuk penyusutan aktiva yang dilease yang dikapitalisasi berhubungan dengan periode penyusutan. jika perjanjian lease mengalihkan kepemilikan aktiva kepada lessee atau mencakup opsi pembelian dengan harga khusus aktiva yang dilease disusutkan dalam cara yang konsisten dengan kebijakan penyusutan normal lessee atas aktiva yang dimilikinya, dengan menggunakan umur ekonomis aktiva. Sebaliknya, jika lease tidak mengalihkan kepemilikan atau tidak mencakup opsi pembelian dengan harga khusus, maka aktiva disusutkan selama masa lease. c. Metode Bunga Efektif Selama jangka waktu lease, metode bunga efektif digunakan untuk mengalokasikan setiap pembayaran lease antara pokok dan bunga. Metode ini menghasilkan beban bunga periodik yang sama dengan persentase konstan dari nilai tercatat kewajiban lease. Tingkat diskonto yang digunakan oleh lessee untuk menentukan nilai sekarang dari pembayaran lease minimum harus digunakan oleh lessee ketika mengaplikasikan metode bunga efektif pada lease modal. d. Konsep Penyusutan Walaupun jumlah yang awalnya dikapitalisasi sebagai aktiva dan dicatat sebagai kewajiban telah dihitung pada nilai sekarang yang sama, namun penyusutan aktiva dan pengurangan kewajiban adalah dua proses akuntansi yang independen selama jangka waktu lease. Lessee harus menyusutkan aktiva yang dilease dengan menggunakan metode penyusutan konvensional, garis lurus, jumlah angka tahun, saldo menurun, unit produksi dan lainnya. C. Akuntansi Leasing oleh Lessor 1. Keunggulan Akuntansi bagi Leassor 6
Keunggulan leasing bagi lessor adalah sebagai berikut: 1) Pendapatan Bunga. Leasing adalah salah satu bentuk pembiayaan, oleh karena itu, lembaga keuangan dan perusahaan leasing menganggap leasing sangat menarik karena menyediakan marjin bunga yang kompetitif. 2) Insentif Pajak. Dalam banyak kasus, perusahaan yang melease tidak dapat menggunakan manfaat pajak, tetapi leasing memberikan mereka peluang untuk mengalihkan manfaat pajak semacam itu kepada pihak lain (lessor) berupa pengembalian atas tarif sewa yang lebih rendah dari aktiva yang dilease. 3) Nilai Residu yang Tinggi. Keunggulan lain bagi lessor adalah pengembalian properti pada akhir masa lease. Nilai residu dapat menghasilkan laba yang sangat besar. 2. Ekonomi Leasing Lessor menentukan jumlah sewa, berdasarkan tingkat pengembalian – suku bunga implisit – yang dibutuhkan untuk menjustifikasi leasing aktiva. Faktor-faktor penting yang dipertimbangkan dalam menentukan tingkat pengembalian adalah posisi kredit lessee, lamanya lease, dan status nilai residu (dijamin vs tidak dijamin). 3. Kriteria Kapitalisasi (Lessor) Kelompok I a. Lease mengalihkan kepemilikan properti kepada lessee b. Lease mencakup opsi pembelian dengan harga khusus c. Jangka waktu lease sama dengan 75% atau lebih dari estimasi umurekonomis properti yang di lease d. Nilai sekarang dari pembarayan lease minimun (kecuali biaya executory)sama dengan atau melebihi 90% dari nilai wajar properti yang di lease. Kelompok II a. Tagihan pembayaran yang diperoleh dari lessee dapat diprediksi secara layak. b. Tidak ada ketidakpastian yang penting seputar jumlah biaya yang tidakdapat dibayarkan kembali meskipun telah dikeluarkan oleh lessor menurut lease (pelaksanaan lessor secara substansial telah selesai atau biayamasa depan diprediksi secara layak). 7
Adapun manfaat dari penerimaan Lessor dalam melease barangnya antara lain sebagai berikut. 1. Meningkatkan Penjualan. Dengan menawarkan produknya melalui Leasing kepada pelanggan potensial, pabrik atau penyalur dapat meningkatkan penjualannya dalam jumlah besar. Seperti diatas para pelanggan mungkin tidak mau atau tidak mampu membeli harta tersebut. 2. Kelangsungan Hubungan Dengan Lease. Dalam situasi Leasing, Lessor dan Lesse tetap berhubungan selama periode tertentu, selama masa lease belum berakhir lesse dan lessor akan selalu menjaga hubungan baik, dan hubungan bisnis jangka panjang kerap kali dapat dibina melalui Leasing. 3. Nilai Sisa Dipertahankan. Karena dalam transaksi leasing, status kepemilikan barang tetap menjadi hak milik dari lessor, maka nilai asset atas barang tersebut tetap menjadi milik lessor, sehingga pada saat kontrak lease berakhir, lessor dapat mencari calon lessee baru untuk barangnya tersebut. Dana ketika dirasa perusahaan dari lessor perlu me re-generasi barang tersebut, lessor masih dapat menerima uang dari penjualan barang tersebut. Dalam pencatatan akuntansi leasing oleh leassor, adapun beberapa informasi yang dibutuhkan antara lain sebagai berikut. a. Investasi Kotor (Piutang Pembayaran Lease) Pembayaran lease minimum ditambah nilai residu yang tidak dijamin. b. Pendapatan Bunga Diterima di Muka Perbedaan antara investasi kotor (piutang pembayaran lease) dan nilai pasar wajar aktiva. c. Investasi Bersih Investasi kotor (piutang pembayaran lease) dikurangi pendapatan bunga diterima di muka. Penghitungan Investasi kotor sering membingungkan karena ketidakpastian mengenai bagaimana memperhitungkan nilai residu. Perlu diingat bahwa pembayaran lease minimum mencakup:
Pembiayaan lease (tidak termasuk biayaexecutory)
Opsi pembelian dengan harga khusus ( jikaada )
Nilai residu yang dijamin ( jika ada ) 8
Denda atau penalti atas kegagalan ( jika ada )
Pendapatan Bunga diterima di muka diamortisasi ke pendapatan bunga sepanjang jangka waktu lease dengan menerapkan metode bunga efektif. Jadi, tingkat pengembalian yang konstan dihasilkan atas investasi bersih dalam lease. D. Penyajian dan analisis transaksi leasing Aktiva leasing sebenarnya masih dalam kelompok aktiva tetap, namun sebaiknya disajikan tersendiri atau terpisah. Transaksi leasing (sewa guna usaha) diperlakukan dan dicatat sebagai aktiva sebagai aktiva tetap dan kewajiban pada awal masa sewa guna usaha sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha ditambah nilai sisa, yaitu harga opasi yang harus dibayar oleh penyewa pada akhir masa leasing. Selanjutnya, selama masa tersebut , setiap pembayaran leasing dialokasikan dan dicatat sebagai angsuran pokok kewajiban sewa guna usaha dan beban bunga berdasarkan tingkat bunga yang diperhitungkan terhadap sisa kewajiban penyewa. Aktiva leasing yang dimilikiharus diamortisasi setiap akhir periode pelaporan dengan menggunakan metode yang sama dengan metode penyusutan pada aktiva tetap. Pencatatan akuntan si dalam leasing dilakukan berdasarkan jenis leasing, yaitu:
1. Pada saat pengakuan leasing. Aktiva/Peralatan/Mesin
xxxx
Kewajiban leasing
xxxx
2. Pada saat pembayaran pertama Beban pajak
Xxxx
Kewajiban leasing
Xxxx
Kas
Xxxx
3. Pada penyesuaian akhir tahun. Beban bunga Hutang bunga
Xxxx Xxxx
4. Pada pengakuan penyusutan 9
Beban penyusutan
xxxx
Akumulasi penyusutan
Xxxx
5. Pada saat pembayaran kedua Beban pajak
Xxxx
Kewajiban leasing
Xxxx
Beban bunga
xxxx
Kas
Xxxx
6. Pada saat lessee menggunakan hak opsi. Aktiva/Peralatan/Mesin
Xxxx
Akm. Peny. Aktiva leasing
xxxx
Hutang hak opsi
Xxxx
Kewajiban leasing
Xxxx
Security deposit
Xxxx
Pada saat operating lease hanya terdapat satu jurnal antara lain sebagai berikut. Jurnal akuntansi operating lease. Beban lease/sewa Kas
Xxxx Xxxx
CONTOH SOAL: 1. Pencatatan Akuntansi Menurut Leassee a) Metode Capital Lease Lessor Company dan Lessee Company menandatangani perjanjian lease tertanggal 1 Januari 2002 dimana Lessor Company meleasekan peralatan kepada Lessee Company mulai tanggal 1 Januari 2002. Jangka waktu dan provisi dari perjanjian lease tersebut dan data terkait lainnya adalah:
10
a. Jangka waktu lease adalah 5 tahun, dan perjanjian lease tidak dapat dibatalkan, yang mengharuskan pembayaran sewa yang sama sebesar Rp.25.981,62 pada awal setiap tahun (dasar anuitas jatuh tempo). b. Peralatan tersebut memiliki nilai wajar pada awal lease sebesar Rp.100.000 dengan estimasi umur ekonomis 5 tahun tanpa nilai residu. c. Lessee Company membayar seluruh biaya executory secara langsung kepada pihak ketiga kecuali untuk pajak properti sebesar Rp.2.000 per tahun, yang dimasukkan dalam pembayaran tahunan kepada lessor. d. Lease ini tidak mencakup opsi pembaharuan, dan peralatan kembali menjadi milik lessor Company pada akhir masa lease. e. Suku bunga pinjaman incremental Lesse Company adalah 11% per tahun. f. Lessee Company menyusutkan peralatan atas dasar garis lurus g. Lessor Company menetapkan sewa tahunan untuk memperoleh tingkat pengembalian atas investasi sebesar 10% per tahun; hal ini diberitahu kepada Lessee Company. Lease ini memenuhi kriteria untuk diklasifikasikan sebagai lease modal, dengan alasan sebagai berikut:
Jangka waktu lease selama 5 tahun yang sama dengan estimasi umur ekonomis peralatan selama 5 tahun, memenuhi pengujian 75%,
Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum (Rp.100.000 sesuai perhitungan dibawah) melebihi 90% dari nilai wajar properti (Rp.100.000)
Pembayaran lease minimum adalah Rp.119.908,1 (Rp.23.981,62 x 5), dan jumlah yang dikapitalisasi sebagai aktiva yang dilease dihitung sebagai nilai sekarang dari pembayaran lease minimum (tidak termasuk biaya executory – pajak properti sebesar Rp.2.000) sebagai berikut: Jumlah yang dikapitalisasi = (Rp.25.981,62 – Rp.2.000) x nilai sekarang anuitas Jatuh tempo sebesar 1 Selama 5 periode pada 10% = Rp.23.981,62 x 4,16987 = Rp.100.000
11
Suku bunga implisit lessor sebesar 10% yang digunakan, bukan suku bunga pinjaman incremental lessee sebesar 11% karena nilainya lebih rendah dan lessee mengetahui suku bunga ini.Jurnal yang harus dibuat Lessee untuk mencatat transaksi diatas adalah sebagai berikut: Pada tanggal 1 Januari 2002 mencatat transaksi leasing sebagai aktiva tetap dan kewajiban sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran lease. Peralatan – lease modal
Rp.100.000
Hutang – lease modal
Rp.100.000
Setiap pembayaran lease sebesar Rp.25.981,62 terdiri dari tiga unsur, yaitu pengurangan kewajiban lease, biaya pendanaan (biaya bunga) dan biaya executory (pajak properti). Total biaya pendanaan (biaya bunga) selama jangka waktu lease adalah Rp.19.908,10 yaitu merupakan selisih antara nilai sekarang pembayaran lease (Rp.100.000) dan kas aktual yang dikeluarkan, dikurangi biaya executory (Rp.119.908,10). Oleh karena itu, biaya bunga tahunan, dengan menggunakan metode bunga efektif disajikan sebagai berikut:
LESSEE COMPANY Skedul Amortisasi Lease (Dasar anuitas jatuh tempo)
Tanggal
Pembayaran Lease Tahunan (a)
Biaya Eksekutori (b)
Bunga (10%) atas kewajiban yang belum dibayar (c)
Pengurangan kewajiban lease (d)
1/1/02
Kewajiban lease (e) Rp. 100.000,00
1/1/02
2.000 2.000
0
23.981,62
76.018,38
1/1/03
25.981,62 25.981,62
7.601,84
16.379,78
59.638,60
1/1/04
25.981,62
2.000
5.963,86
18.017,76
41.620,84
1/1/05
25.981,62
2.000
4.162,08
19.819,54
21.801,30
1/1/06 Total
25.981,62
2.000
Rp. 129.908,10
Rp. 10.000,-
2.180,32* Rp. 19.908,10
21.801,30 Rp. 100.000,-
0 -
* Dibulatkan Pada tanggal 1 Januari 2002, jurnal untuk mencatat pembayaran lease tahun pertama adalah sebagai berikut: 12
Hutang – lease modal
Rp.23.981,62
Biaya pajak properti
Rp. 2.000
Kas
Rp.25.981,62
Pada tanggal 31 Desember 2002, penyusutan/depresiasi atas peralatan yang dilease selama 5 tahun jangka waktu lease (menggunakan metode garis lurus) dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut: Biaya Depresiasi peralatan – lease modal
Rp.20.000
Akumulasi Depresiasi
Rp.20.000
(Rp.100.000 ÷ 5 tahun) Ayat jurnal berikut mencatat pembayaran lease tahun kedua dan Penyusutan/depresiasi: 1 Januari 2003 Hutang – lease modal
Rp.16.379,78
Biaya Pajak Properti
Rp. 2.000
Biaya bunga
Rp. 7.601,84
Kas
Rp.25.981,62
31 Desember 2003 Biaya Depresiasi peralatan – lease modal
Rp.20.000
Akumulasi Depresiasi
Rp.20.000
Ayat jurnal hingga tahun 2006 akan mengikuti pola diatas. Biaya executory yang dikeluarkan oleh Lessee Company akan dicatat dengan pola yang sama seperti digunakan untuk mencatat setiap biaya operasi lainnya yang terjadi atas aktiva yang dimiliki oleh Lessee Company. Pada saat berakhirnya masa lease, jumlah yang dikapitalisasi sebagai peralatan yang dilease telah seluruhnya diamortisasi dan kewajiban lease telah seluruhnya dilunasi. Jika tidak dibeli, peralatan tersebut akan dikembalikan ke lessor, serta peralatan yang dilease dan akun akumulasi penyusutan terkait akan dihapus dari pembukuan. Jika peralatan dibeli pada akhir masa lease dengan harga Rp.5.000 dan estimasi umur peralatan diubah dari 5 menjadi 7 tahun, maka ayat jurnal yang harus dibuat: 13
Peralatan (Rp.100.000 + Rp.5.000)
Rp.105.000
Akumulasi depresiasi peralatan – lease modal
Rp.100.000
Peralatan – lease modal
Rp.100.000
Akumulasi depresiasi – peralatan
Rp.100.000
Kas
Rp.
5.000
b) Metode Lease Operasi Dalam metode operasi, beban sewa (dan kewajiban yang berhubungan) harus diakrualkan dari hari ke hari ke lessee ketika properti digunakan. Lessee membebankan sewa ke periode-periode yang memperoleh manfaat dari penggunaan aktiva dan mengabaikan , dalam akuntansi, setiap komitmen untuk melakukan pembayaran dimasa depan. Sebagai contoh, misalkan bahwa lease modal yang dicontohkan sebelumnya tidak memenuhi kriteria sebagai lease modal dan diperlakukan sebagai lease operasi. Beban tahun pertama ke operasi adalah Rp.25.981,62 yaitu jumlah pembayaran sewa. Ayat jurnal untuk mencatat pembayaran ini pada tanggal 1 Januari 2002 adalah: Beban sewa
Rp.25.981,62
Kas
Rp.25.981,62
Aktiva yang disewa maupun setiap kewajiban jangka panjang untuk pembayaran sewa di masa depan tidak dilaporkan dalam neraca. Beban sewa akan dilaporkan pada laporan laba rugi 2. Pencatatan Akuntansi Menurut Leassor a) Metode Pembiayaan Langsung Lease yang pada hakekatnya adalah pembiayaan atas pembelian aktiva oleh lessee mengharuskan lessor mengganti aktiva yang dilease dengan piutang pembayaran lease. Dari informasi soal diatas, perhitungan penentuan sewa oleh lessor adalah:
Nilai pasar wajar peralatan yang dilease Dikurangi: Nilai sekarang dari nilai residu Jumlah yang akan dipulihkan oleh lessor melalui pembayaran lease
Rp.100.000 0 Rp.100.000
14
Lima pembayaran lease awal tahun untuk menghasilkan Pengembalian 10% (Rp.100.000 ÷ 4,16986a) a
Rp.23.981,62
PV dari anuitas jatuh tempo sebesar 1 selama 5 tahun pada 10%
Lease tersebut memenuhi kriteria klasifikasi sebagai lease modal, karena:
Jangka waktu lease melebihi 75% estimasi umur ekonomis peralatan
Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum melebihi 90% nilai wajar peralatan
Tagihanpembayaran dipastikan secara layak
tidak ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh lessor Company
Lease ini tidak termasuk lease jenis penjualan karena tidak ada selisih antara nilai wajar peralatan (Rp.100.000) dengan biaya yang dikeluarkan oleh lessor (Rp.100.000)
Piutang pembayaran lease (investasi kotor) dihitung sbg berikut: Piutang pembayaran lease = pembayaran lease minimum dikurangi biaya executory yang dibayar oleh lessor ditambah nilai residu yang tidak dijamin = [(Rp.25.981,62 – Rp.2.000) x 5] + Rp.0 = Rp.119.908,10
Pendapatan bunga diterima dimuka dihitung sebagai berikut: Pendapatan bunga diterima dimuka = Piutang pembayaran lease - nilai pasar wajar aktiva = Rp.119.908,10 – Rp.100.000 = Rp.19.908,10
Investasi bersih dihitung sebagai berikut: Investasi bersih = Investasi kotor - pendapatan bunga diterima dimuka = Rp.119.908,10 – Rp.19.908,10 = Rp.100.000 15
Lease aktiva, piutang, dan pendapatan bunga diterima dimuka dicatat per 1 Januari 2002 (awal lease) sebagai berikut: Piutang pembayaran lease
Rp.119.908,10
Peralatan
Rp.100.000
Pendapatan diterima dimuka – lease
Rp. 19.908,10
LESSOR COMPANY Skedul Amortisasi Lease (Dasar anuitas jatuh tempo)
Tanggal
Pembayaran Lease Tahunan (a)
Biaya Eksekutori (b)
Bunga (10%) atas kewajiban yang belum dibayar (c)
Pengurangan kewajiban lease (d)
1/1/02
Kewajiban lease (e) Rp. 100.000,00
1/1/02
25.981,62 25.981,62
2.000 2.000
0
23.981,62
76.018,38
1/1/03
7.601,84
16.379,78
59.638,60
1/1/04
25.981,62
2.000
5.963,86
18.017,76
41.620,84
1/1/05
25.981,62
2.000
4.162,08
19.819,54
21.801,30
1/1/06 Total
25.981,62
2.000
Rp. 129.908,10
Rp. 10.000,-
2.180,32* Rp. 19.908,10
21.801,30 Rp. 100.000,-
0 -
Pada tanggal 1 Januari 2002, jurnal untuk mencatat penerimaan pembayaran lease tahun I adalah sebagai berikut: Kas
Rp.25.981,62 Piutang Pembayaran Lease
Rp.23.981,62
Hutang Pajak Properti
Rp. 2.000
Pada tanggal 31 Desember 2002, pendapatan bunga yang diperoleh selama tahun I diakui dengan ayat jurnal berikut: Pendapatan Bunga Diterima di Muka – Lease Pendapatan Bunga – Lease
Rp.7.601,84 Rp.7.601,84 16
Ayat jurnal berikut mencatat penerimaan pembayaran lease tahun II dan pengakuan pendapatan bunga: 1 Januari 2003 Kas
Rp.25.981,62 Piutang Pembayaran Lease
Rp.23.981,62
Hutang Pajak Properti
Rp. 2.000
31 Desember 2003 Pendapatan Bunga Diterima di Muka – Lease
Rp.5.963,86
Pendapatan Bunga – Lease
Rp.5.963,86
Jika pada saat lease berakhir, peralatan dijual kepada Lessee Company seharga Rp.5.000, maka Lessor Company akan mengakui disposisi peralatan sebagai berikut: Kas
Rp.5.000 Keuntungan penjualan peralatan yang dilease
Rp.5.000
b) Metode Operasi (Lessor) Menurut metode operasi, setiap penerimaan sewa oleh lessor dicatat sebagai pendapatan sewa. Aktiva yang di lease disusutkan dalam cara yang biasa, dimana biaya depresiasi periode berjalan ditandingkan dengan pendapatan sewa. Ayat jurnal untuk mencatat penerimaan sewa adalah sebagai berikut: Kas
Rp.25.981,62 Pendapatan Sewa
Rp.25.981,62
Ayat jurnal untuk mencatat depresiasi (penyusutan) dengan asumsi metode garis lurus digunakan, biaya perolehan Rp.100.000 dan umur manfaat 5 tahun: Biaya Depresiasi – Peralatan yang Dilease Akumulasi Depresiasi
Rp.20.000 Rp.20.000
17
Pembahasan Soal Buku Kieso 21-1). Pada tanggal 1 januari2007, Burke Corporation menandatangani lease yang tidak dapat dibatalkan selama 5 tahun untuk mesin. Syarat lease mewajibkan Burke untuk melakukan pembayaran tahunan sebesar $8.668 pada awal tiap tahun, dimulai 1 januari 2007. Mesin tersebut memiliki estimasi umur ekonomis 6 tahun dan nilai residu yang tidak dijamin sebesar $5.000. Mesin itu dikembalikan kepada lessor pada akhir masa lease. Burke menggunakan metode penyusutan garis lurus untuk semua aktiva tetapnya. Suku bunga pinjaman incremental Burke adalah 10%, dan suku bunga implicit lessor tidak diketahui. Diminta : a. Apa jenis lease ini?Jelaskan b. Hitunglah nilai sekarang dari pembayaran lease minimum c. Buatlah semua ayat jurnal yang diperlukan Burke untuk lease ini sampai tanggal 1 januari 2008
Pembahasan : a. Lease ini termasuk kedalam capital lease (lease modal) dikarenakan memenuhi persyaratan sebagai berikut. Jangka waktu lease lebih besar dari pengujian 75%, yaitu jangka waktu lease dibagi estimasi umur ekonomi kemudian dikali 100% (5/6 x 100% = 83,33%, jika dibandingkan 83,33% > 75%) b. Nilai sekarang dari pembayaran Lease minimum dapat dihitung sebagai berikut = pembayaran awal tahunan xPVA Jatuh tempo sebesar 1 Selama 5 periode pada 10% = $ 8.668 x 4,16987 (didapatkan dari Table Present Value of an Annuity Due of $1) = $ 36.114,43
c. Adapun tabel amortisasi dari lease tersebut antara lain sebagai berikut
18
Tanggal
Pembayaran lease
Bunga
tahunan 01-01-07
Pengurangan
Kewajiban
kewajiban lease
lease $ 36,144.43
-
-
-
0
$ 8,668.00
01-01-07
$
8,668.00
01-01-08
$
8,668.00
$
2,747.64
$ 5,920.36
$ 27,476.43 $ 21,556.07
01-01-09
$
8,668.00
$
2,155.61
$ 6,512.39
$ 15,043.68
01-01-10
$
8,668.00
$
1,504.37
$ 7,163.63
$
01-01-11
$
8,668.00
$
788.00
$ 7,880.00
7,880.05 $
0
Jurnal untuk mencatat transaksi yang dilakukan Burke sebagai berikut. Pada tanggal 1 Januari 2007 jurnal untuk mencatat transaksi leasing sebagai aktiva tetap dan kewajiban sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran lease. Aktiva mesin – leasing
$ 36,144.43
Kewajiban – leasing
$ 36,144.43
Ayat jurnal pada saat pembayaran pertama tanggal 1 Januari 2007 Kewajiban – Leasing Kas
$ 8,668 $ 8,668
Ayat jurnal untuk penyusutan Mesin pada tanggal 31 desember 2007 Beban Penyusutan Akumulasi penyusutan
$ 7,228.89 $ 7,228.89
Ayat jurnal untuk menyesuaikan bunga diakhir tahun pada tanggal 31 desember 2007 Beban Bunga Hutang Bunga
$ 2,747.64 $ 2,747.64 19
Ayat jurnal pada saat pembayaran kedua tanggal 1 januari 2008 Kewajiban – Lease
$ 5,920.36
Hutang Bunga
$ 2,747.64
Kas
$ 8,668
21-4). Castle Leasing companymenandatangani perjanjian lease pada tanggal 1 januari 2018 untuk meleasekan peralatan elektronik kepada Jan Way Company. Masa lease yang tidak dapat dibatalkan adalah 2 tahun dan pembayaran dilakukan pada akhir tiap tahun. Informasi berikut terkait dengan perjanjian ini: 1. Jan Way Company memiliki opsi untuk membeli peralatan seharga $ 16,000 pada akhir masa Lease. 2. Biaya Perolehan dan nilai wajar peralatan adalah $ 160,000 bagi Castle Leasing Company. Umur ekonomis adalah 2 tahun dengan nilai sisa adalah $ 16,000. 3. Jan way Company diwajibkan untuk membayarkan $ 5,000 setiap tahun Kepada lessor atas biaya Executory. 4. Castle Leasing Company mengharapkan untuk menghasilkan pengembalian sebesar 10% atas investasinya. 5. Penagihan pembayaran dapat diprediksi secara wajar, dan tidak ada kepastian penting berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan oleh lessor.
Diminta: a) Buatlah ayat jurnal pada pembukuan Castle Leasing untuk mencerminkan pembayaran yang diterima menurut lease dan mengakui laba tahun 2008 serta 2009 b) Dengan asumsi bahwa Jan Way Company menggunakan opsi untuk membeli peralatan pada tanggal 31 desember 2009, buatlah ayat jurnal yang mencerminkan penjualan tersebut pada pembukuan castle. Pembahasan:
20
a) Nilai pasar wajar peralatan yang dilease
$ 160,000
Dikurangi: Nilai sekarang dari nilai residu($ 16,000 x 0.82*)
($ 13,193.6)
Jumlah yang akan dipulihkan oleh lessor melalui pembayaran lease
$ 146,806.4
Dua pembayaran lease awal tahun untuk menghasilkan Pengembalian 10% ($ 146,806.4 ÷ 1.90909a) a
$ 76,898.6
PV dari anuitas jatuh tempo sebesar 1 selama 2 tahun pada 10%
Lease tersebut memenuhi kriteria klasifikasi sebagai lease pembiayaan langsung, karena:
Jangka waktu lease melebihi 75% estimasi umur ekonomis peralatan
Tagihan pembayaran dipastikan secara layak
Tidak ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh lessor Company
Piutang pembayaran lease = [$ 76,898.6 x 2] + $ 16,000 = $ 169,797.2
Pendapatan bunga diterima dimuka dihitung sebagai berikut: Pendapatan bunga diterima dimuka = $ 169,797.2 – $ 160,000 = $ 9,797.2
Investasi bersih dihitung sebagai berikut: Investasi bersih = $ 169,797.2 – $ 9,797.2 = $ 160,000 Lease aktiva, piutang, dan pendapatan bunga diterima dimuka dicatat per 1 Januari 2018 (awal lease) sebagai berikut: Piutang pembayaran lease
$ 169,797.2
Peralatan
$ 160,000
Pendapatan diterima dimuka – lease
$ 9,797.2
Castle Leasing Company Amortisasi leasing 21
Tanggal 1/1/18 1/1/18 1/1/19 31/12/19
Pembayaran Lease Tahunan
Pendapatan Bunga (10%)
Pengurangan kewajiban lease
$ 76,898.6 $ 76,898.6 $ 16,000
0 $ 8,310.1 $ 1,487.1
$ 76,898.6 $ 68,588.5 $ 14,512.9
Kewajiban lease $ 160,000.00 $ 83,101.4 $ 14,512.9 0
Pada tanggal 1 Januari 2018, jurnal untuk mencatat penerimaan pembayaran lease tahun pertama adalah sebagai berikut: Kas
$ 169,727.2 Piutang Pembayaran Lease
$ 169,727.2
Pada tanggal 31 Desember 2018, pendapatan bunga yang diperoleh selama tahun pertama diakui dengan ayat jurnal berikut: Pendapatan Bunga Diterima di Muka – Lease
$ 8,310.1
Pendapatan Bunga – Lease
$ 8,310.1
Ayat jurnal berikut mencatat penerimaan pembayaran lease tahun kedua dan pengakuan pendapatan bunga: 1 Januari 2019 Kas
$ 76,898.6 Piutang Pembayaran Lease
$ 76,898.6
31 Desember 2019 Pendapatan Bunga Diterima di Muka – Lease
$ 1,487.1
Pendapatan Bunga – Lease
$ 1,487.1
b) Ayat jurnal yang mencatat penjualan peralatan dari pihak lessor kepada pihak lessee atas opsi Seharga $ 16,000 Kas
$ 16,000 Keuntungan penjualan peralatan yang dilease
$ 16,000 22
Daftar Pustaka Martani, Dwi. Siregar, Sylvia Veronica. Wardhani Ratna. 2015. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Salemba Empat-Jakarta Rezwan, Riski. 2013, Mei. Akuntansi Sewa. Dikutip tanggal 10 November 2019 pada http://rezwan-rizki.blogspot.com/2013/05/akuntansi-sewa.html Informasi, baru. 2017, Oktober. Sewa Guna usaha. Diakses pada tanggal 12 november 2019 pada https://www.informasibaru.com/2017/10/sewa-guna-usaha-leasing-akuntansi_28.html
23