Akuntansi Untuk Perubahan Harga [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Dinda
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN HARGA MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi



Disusun Oleh: Kelompok 5 Dicko Dinantianto



(C1C017099)



Dinda Anggraini



(C1C017027)



Qissiy Sabilla



(C1C017023)



Mayang Sari



(RRC1C016047)



Dosen Pengampu: Dr. Ilham Wahyudi, SE. M.Si.



PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS JAMBI



KATA PENGANTAR Assalamua’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada nabi kita Nabi Muhammad SAW. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Teori Akuntansi dengan judul “Akuntansi untuk Perubahan Harga”. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah Teori Akuntansi Bapak Dr. Ilham Wahyudi, SE. M.Si. yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima Kasih



Jambi, 02 April 2020



Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..............................................................................................................i DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3 1.3. Metode yang Digunakan ........................................................................................... 3 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 4 2.1. Definisi Perubahan Harga dan Akuntansi Perubahan Harga..................................... 4 2.2. Rerangka Akuntansi Pokok........................................................................................ 4 2.3. Masalah Akuntansi..................................................................................................... 5 2.3.1. Masalah Penilaian........................................................................................ 6 2.3.2. Masalah Unit Pengukur................................................................................ 6 2.3.3. Masalah Pemertahanan Kapital.................................................................... 6 2.4. Pos-pos Moneter dan Non-moneter........................................................................... 7 2.4.1. Pos Moneter................................................................................................. 7 2.4.2. Pos Non Moneter......................................................................................... 7 2.5. Perubahan Harga........................................................................................................ 8 2.5.1. Perubahan Harga Umum.............................................................................. 9 2.5.2. Perubahan Harga Spesifik............................................................................ 10 2.5.3. Perubahan Harga Relatif.............................................................................. 11 2.6. Akuntansi Daya Beli Konstan.................................................................................... 12 2.6.1. Pemilihan Indeks Harga untuk Konversi..................................................... 12 2.6.2. Keunggulan dan Kelemahan....................................................................... 12 2.6.3. Kapital Daya Beli......................................................................................... 13 2.7. Akuntansi Kos Sekarang............................................................................................ 13 2.7.1. Dasar Pengukuran Kos Sekarang............................................................... 13 2.7.2. Kos sekarang dan Pemertahanan Kapital.................................................. 15 2.7.3. Akuntansi Hibrida....................................................................................... 17 2.8. Standar Akuntansi Perubahan Harga......................................................................... 17 2.9. Model Akuntansi dan Implementasinya..................................................................... 18 BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 20 3.1......................................................................................................................................Kesim pulan ........................................................................................................................... 20 3.2......................................................................................................................................Saran .....................................................................................................................................20 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 21



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian di hampir seluruh negara di dunia diwarnai dengan situasi inflasi. Tingginya tingkat inflasi biasa sering dihadapi negara berkembang. Indonesia termasuk dalam kategori negara berkembang. Inflasi adalah suatu keadaan dimana harga barang-barang secara umum mengalami kenaikan dan berlangsung dalam waktu yang lama dan terus-menerus. Harga barang mengalami kenaikan nilai dari waktuwaktu sebelumnya, berlaku di mana-mana dan dalam rentang waktu yang cukup lama. Dalam dunia perekonomian, inflasi menjadi masalah yang klasik. Kenaikan harga yang disebabkan oleh inflasi bukan disebabkan oleh faktor teknologi atau pengaruh musim, misalnya harga naik karena menjelang hari raya tetapi disebabkan oleh pengaruh mekanisme pasar antara pihak-pihak yang bebas (supply and demand). Dilihat dari sebab terjadinya, inflasi dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu inflasi yang disebabkan oleh naiknya biaya produksi atau faktor-faktor produksi yang lazim disebut dengan cost push inflation; dan inflasi yang disebabkan oleh kenaikan daya beli masyarakat sehingga meningkatkan tingkat permintaan yang akibat selanjutnya adalah terjadi kenaikan harga secara umum pada barang dan jasa. Jenis inflasi yang kedua ini disebut dengan demand pull inflation. Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK par 10) disebutkan bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan untuk memberi informasi yang berguna untuk memperkirakan prospek aliran kas, untuk pengambilan keputusan investasi dan pemberian kredit maupun memberi informasi yang bersangkutan dengan sumber ekonomi dan perubahan-perubahan yang terjadi didalamnya. Untuk memenuhi tujuan pelaporan keuangan maka informasinya pun harus berkualitas, relevan, mempunyai nilai prediktif, disajikan tepat waktu dan reliability (dapat dipercaya). Laporan keuangan adalah informasi yang mencerminkan dan memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pengguna baik internal (manajemen dan karyawan) maupun eksternal (investor, kreditor, dan pemerintah) dalam pengambilan keputusan. Secara umum laporan keuangan disusun berdasarkan nilai historis ( Historical Cost Accounting ), dengan asumsi bahwa nilai tukar stabil. Kondisi inflasi menyebabkan penyusunan laporan keuangan berdasarkan nilai historis tidak mencerminkan adanya perubahan daya beli. Sebagai konsekuensinya 1



jika terjadi perubahan daya beli maka laporan keuangan secara ekonomis tidaklah relevan dan andal dalam penyajiannnya. Sehingga akan mempengaruhi pihak internal maupun eksternal dalam rangka pengambilan keputusan. Dalam kondisi inflasi laba atau rugi yang dihasilkan informasi akuntansi atas dasar nilai historis tidak menggambarkan perubahan status ekonomi perusahaan yang sesungguhnya dan perubahan harga (turunnya daya beli uang) mengakibatkan laporan keuangan tersebut tidak dapat menghasilkan informasi yang sesuai dengan daya beli yang ada sehingga akuntansi konvensional perlu dilengkapi data daya beli dengan cara yang layak. Laporan keuangan yang disajikan oleh proses akuntansi keuangan konvensional adalah laporan keuangan yang didasarkan pada prinsip harga perolehan (cost) historis, dan menganggap bahwa harga-harga adalah tetap. Kenyataan dalam kondisi inflasi harga-harga berubah cenderung semakin naik. Sehingga Rp 1,00 tahun 1999 dengan Rp 1,00 pada tahun 2019 tidak bernilai sama. Demikian juga nilai aset pada tahun 1999 Rp 2.500.000,- tidak sama nilainya dengan nilai aset pada tahun 2019. Sehingga perlu adanya penyesuaian untuk menyatakan nilai perolehan aset tersebut menurut nilai uang yang konstan agar dapat diperbandingkan. Tingkat Inflasi yang tinggi dapat mengakibatkan penggerogotan terhadap nilai dari elemen-elemen yang terdapat pada neraca maupun laporan laba rugi. Akuntansi inflasi (akuntansi untuk perubahan harga) merupakan proses akuntansi untuk menghasilkan informasi yang telah memperhitungkan tingkat perubahan harga. Penyajian informasi keuangan berkaitan dengan adanya perubahan harga karena kondisi inflasi ada beberapa metode akuntansi yang dapat digunakan yaitu: 1. Konsep Akuntansi Biaya Berlaku (Current Cost Accounting). Konsep ini mempertahankan komponen-komponen keuangan ke dalam rupiah pada tingkat daya beli yang sama, namun menyimpang dari prinsip-prinsip akuntansi berdasarkan nilai historis. 2.



Konsep Akuntansi Tingkat Harga Umum (General Price Level Accounting). Konsep ini mengadakan restatement komponen-komponen keuangan ke dalam rupiah pada tingkat daya beli yang sama, namun tidak mengubah prinsip-prinsip akuntansi berdasarkan nilai historis. Penerapan konsep akuntansi untuk perubahan harga (akuntansi inflasi) dalam



penyajian laporan keuangan berguna untuk keandalan informasi dalam laporan keuangan tersebut. Sehingga pengguna laporan keuangan dapat melakukan pengambilan keputusan dengan tepat. 2



1.2.



Rumusan Masalah Atas dasar penentuan latar belakang dan identidikasi masalah diatas, maka dapat diambil perumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa definisi dari perubahan harga dan akuntansi perubahan harga? 2. Bagaimana penerapan konsep akuntansi saat terjadi inflasi (perubahan harga)? 3. Masalah apa yang ditimbulkan perubahan harga pada proses akuntansi? 4. Pos-pos statemen keuangan apa saja yang dipengaruhi oleh perubahan harga? 5. Ada berapa jenis perubahan harga? 6. Apa standar yang mengatur akuntansi perubahan harga?



1.3.



Metode yang Digunakan Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, kami menggunakan metode studi kepustakaan atau studi pustaka. Tidak hanya itu, kami juga mencari bahan dan sumber-sumber dari media massa elektronik yaitu internet.



3



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Perubahan Harga dan Akuntansi Perubahan Harga Untuk memahami makna istilah perubahan harga (changing prices), harus dibedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang keduanya masuk dalam istilah perubahan harga itu. a. Perubahan harga umum Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unitunit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi (deflation). b. Perubahan harga spesifik Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran. Akuntansi perubahan harga (accounting for price changes) mengacu pada perlakuan akuntansi terhadap perubahan  atau selisih harga dan masalah akuntansi dalam kondisi yang didalamnya harga-harga berubah. Dalam merancang akuntansi yang akan diterapkan dalam suatu lingkungan ekonomik tertentu, perlu ditentukan struktur atau rerangka akuntansi pokok yang menghasilkan statemen keuangan dasar. 2.2 Rerangka Akuntansi Pokok Rerangka akuntansi pokok akan menentukan batas pengakuan transaksi sehingga data yang masuk dalam statemen keuangan dasar akan merupakan informasi yang minimal harus dipenuhi dalam pelaporan keuangan. Informasi tambahan atau pelengkap merupakan bagian dari usaha untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan. Informasi pelengkap akan menambah keberpautan informasi akuntansi sementara kualitas objektivitas dan keterujian masih tetap terjaga dalam statemen keuangan dasar. Berbagai usulan akuntansi untuk memperbaiki kelemahan akuntansi berbasis kos dapat diadopsi oleh rerangka akuntansi pokok tanpa harus mengganti struktur akuntansinya. Akuntansi perubahan harga merupakan bagian dari pelaporan keuangan untuk mencapai tujuan penyajian informasi keuangan. Kalau konsep pemrosesan data dapat dipisahkan dengan proses pelaporan data maka akuntansi perubahan harga tidak 4



perlu mengganti rerangka akuntansi pokok. Paton dan Littleton menyatakan bahwa informasi perubahan harga akan berkurang manfaatnya atau maknanya atau bahkan tidak bermanfaat samasekali tanpa disertai dengan informasi atas dasar kos historis. Perubahan harga adalah perbedaan jumlah rupiah yang dapat digunakan untuk membeli barang atau jasa yang sama pada waktu yang berbeda. Rerangka akuntansi pokok didasarkan pada asumsi bahwa daya beli uang stabil sepanjang masa. Kos dianggap merepresentasi nilai. Dalam keadaan terjadi perubahan harga, kos historis dipertahankan karena alasan keterandalan (keobjektifan pengukuran dan keterujian data). Dalam kondisi perubahan harga sangat mencolok, keberpautan informasi dengan keputusan menjadi berkurang, Agar kualitas keterandalan (reliabilitas) dan keberpautan. (relevansi) dapat dicapai, rerangka akuntansi pokok harus dilengkapi dengan informasi perubahan harga untuk menunjukkan pengaruhnya terhadap laba dan posisi keuangan. Rerangka akuntansi pokok akan menghasilkan statemen keuangan dasar. Paton dan Littleton menegaskan bahwa data dasar hendaknya merupakan angka yang terandalkan yaitu obyektif dan dapat diverifikasi. Tujuan pelaporan keuangan tidak terbatas pada masalah pertanggungjelasan tetapi juga pada pemenuhan kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi yang lebih luas. Tujuan penyajian informasi untuk pertanggung jawaban menjadi tidak berarti atau bahkan dapat diganti sama sekali. Kos merupakan jumlah rupiah kesepakatan dalam rangka memperoleh barang dan jasa dan merupakan jumlah rupiah kesepakatan dalam rangka penyerahan produk   atau jasa yang dihasilkan perusahaan. 2.3 Masalah Akuntansi Perubahan harga menimbulkan masalah bagi akuntansi dalam hal penilaian, unit pengukur, dan pemertahanan kapital. Masalah penilaian berkaitan dengan dasar yang harus digunakan untuk mengukur nilai pos pada suatu saat. Masalah unit pengukur berkaitan dengan perubahan daya beli akibat perubahan tingkat harga umum. Masalah pemertahanan capital berkaitan dengan pengertian laba sebagai selisih dua kapital yang harus ditentukan jenisnya; financial atau fisis. Sebagai data dasar, dalam kondisi perubahan harga akuntansi kos historis menghadapi tiga masalah fundamental yang berkaitan dengan penilaian (valuation), unit pengukur (measurement unit) dan pemertahanan kapital (capital maintenance).



5



2.3.1. Masalah Penilaian Nilai aset individual atau spesifik akan berubah kalau dibandingkan dengan aset tertentu yang lain meskipun daya beli uang tidak berubah. Perubahan ini disebabkan oleh penggunaan teknologi yang berbeda atau kemampuan produk baru yang lebih tinggi. Persepsi atau selera orang terhadap manfaat atau nilai barang tertentu dapat pula menyebabkan perubahan nilai yang akhirnya mempengaruhi harga barang tersebut. Perubahan harga semacam ini  disebut dengan perubahan harga spesifik. Akuntansi menghadapi masalah dalam hal ini karena kos tercatat untuk suatu asset tidak lagi menggambakan nilai asset tersebut. Model akuntansi untuk menghadapi masalah ini adalah akuntansi nilai sekarang  yang pengukuran  nilainya bergantung pada dasar penilaian yang dianut yaitu kos sekarang atau nilai keluaran sekarang. 2.3.2. Masalah Unit Pengukur Daya beli uang dapat berubah sehingga unit moneter sebagai pengukur nilai tidak bersifat homogenus lagi kalau dikaitkan dengan waktu. Perubahan  nilai unit pengukur ini terjadi karena perubahan tingkat harga secara umum dalam ekonomi suatu negara. Artinya, kalau nilai atau manfaat suatu barang tidak berubah, jumlah unit moneter yang dapat digunakan untuk memperoleh barang yang sama akan berbeda dari waktu ke waktu karena daya beli uang berubah. Secara umum, daya beli uang semakin menurun karena adanya inflasi. Akuntansi menghadapi masalah ini karena kos yang diukur satuan rupiah nominal tidak lagi homogenus untuk beberapa pos sehingga penjumlahan kos vertikal atau horisontal sebenarnya tidak bermakna lagi. Bila perubahan nilai dan daya beli terjadi bersama-sama pengaruh keduanya terhadap kos historis harus ditunjukkan dalam pelaporan keuangan. Untuk mengatasinya disebut secara umum sebagai akuntansi kos sekarang/rupiah konstan. 2.3.3. Masalah Pemertahanan Kapital Laba adalah kenaikan kapital dalam suatu periode yang dapat didistribusi atau dinikmati setelah kapital awal dipertahankan. Untuk menentukan laba dengan mempertahankan kapital, tiga hal penting dalam 6



mengukur kapital harus dipertimbangkan yaitu dasar penilaian, skala pengukuran, dan jenis kapital terutama dalam hal terjadi perubahan harga atau nilai. Masalah unit pengukur dalam perubahan harga berkaitan dengan skala pengukuran. Masalah pemertahanan kapital dalam perubahan harga berkaitan dengan jenis kapital yang harus dipertahankan yaitu finansial atau fisis. Bila pengaruh perubahan harga seperti di atas tidak diperhatikan, dalam keadaan perubahan harga menarik, perhitungan laba atas dasar kos historis cenderung tersaji lebih. Hal ini disebabkan perubahan akibat kenaikan harga atau untuk penahanan melekat pada angka laba. Angka laba yang tersaji lebih dapat mengakibatkan distribusi laba yang melebihi jumlah yang dapat menyisakan laba untuk mempertahankan kapital. Model akuntansi untuk mengatasi masalah perubahan harga adalah kos sekarang/capital fisis atau disebut akuntansi nilai pengganti yang secara teknis sama dengan akuntansi kos sekarang. Perbedaanya terletak pada penyajian dan interpretasi jumlah rupiah untuk mempertahankan capital dalam statemen labarugi. 2.4 Pos-pos Moneter dan Non-moneter Berkaitan dengan perubahan harga, pos-pos statemen keuangan dapat dikategori menjadi pos moneter dan nonmoneter. 2.4.1 Pos Moneter Pos-pos moneter terdiri atas aset moneter dan kewajiban moneter. Aset moneter adalah klaim untuk menerima kas di masa mendatang dengan jumlah dan saat yang pasti tanpa mengaitkan dengan harga masa datang barang dan jasa tertentu. Kewajiban moneter adalah keharusan untuk membayar uang di masa mendatang dengan jumlah dan saat pembayaran yang sudah pasti. Implikasi perubahan harga terhadap pos-pos moneter lebih berkaitan dengan perubahan daya beli yang menimbulkan untung atau rugi daya beli. Untung atau rugi daya beli timbul kalau perusahaan menahan pos-pos moneter dalam keadaan daya beli berubah. Pos-pos moneter berkaitan dengan masalah untung atau rugi daya beli sedangkan pos-pos nonmoneter berkaitan dengan untung atau rugi penahanan.



7



2.4.2 Pos Non Moneter Pos-pos nonmoneter adalah pos-pos selain yang bersifat moneter yang juga terdiri atas aset nonmoneter dan kewajiban nonmoneter. Aset nonmoneter adalah aset yang mengandung jumlah rupiah yang menunjukkan nilai dan nilai tersebut berubah-ubah dengan berjalannya waktu atau aset yang merupakan klaim untuk menerima potensi jasa atau manfaat fisis tanpa memperhatikan perubahan daya beli. Kewajiban nonmoneter adalah keharusan untuk menyerahkan barang dan jasa atau potensi jasa lainnya



dengan kuantitas



tertentu



tanpa



memperhatikan daya beli atau perubahan nilai barang atau potensi jasa tersebut pada saat diserahkan. Implikasi perubahan harga terhadap pos nonmoneter adalah terjadinya perbedaan nilai tukar antara saat pos-pos tersebut diperoleh atau terjadi dan nilai tukar saat meretia diserahkan atau dilaporkan pada akhir perioda. 2.5 Perubahan Harga Harga merepresentasi nilai tukar barang dan jasa pada suatu saat dalam suatu lingkungan ekonomik. Barang dan jasa dapat berupa barang dan jasa antara yaitu berupa faktor produksi atau produk akhir (barang dan jasa untuk konsumsi). Harga masukan adalah harga faktor produksi dan harga barang atau jasa antara yang diperoleh untuk tujuan diolah lebih lanjut. Harga keluaran adalah harga barang dan jasa yang dijual sebagai produk perusahaan. Pasar faktor produksi disebut pasar masukan dan pasar produk akhir disebut pasar keluaran. Secara umum, perubahan harga adalah perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang atau jasa yang sama pada waktu yang berbeda dalam pasar yang sama (masukan atau keluaran). Dari segi akuntansi, perubahan harga adalah perbedaan antara kos tercatat suatu objek (pos) dan jumlah rupiah yang menggambarkan nilai objek (pos) pada saat tertentu. Dari sudut perusahaan, perbedaan harga masukan dan keluaran bukan merupakan perubahan harga tetapi lebih merupakan laba yaitu kenaikan nilai ekonomik yang diharapkan karena proses produksi. Karakteristik perubahan harga barang dan jasa, ada tiga jenis perubahan harga yaitu : a. Perubahan harga umum 8



b. Perubahan harga spesifik c. Perubahan harga relatif 2.5.1 Perubahan Harga Umum Perubahan harga umum yaitu perubahan karena inflasi atau daya beli. Terjadi perubahan meskipun manfaat atau daya tukar barang sama. Perubahan harga umum mencerminkan kenaikan atau penurunan nilai tukar satuan uang atau dikenal dengan perubahan daya beli. Perubahan tersebut dapat disebabkan pada umumnya oleh kekuatan-kekuatan faktor ekonomik seperti tersedianya uang atau kecepatan beredarnya uang dibandingkan dengan tersedianya barang atau jasa dalam perekonomian suatu negara. Penyebab  lain adalah ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran barang dan jasa secara umum atau perubahan harga pasar dunia untuk komoditas dasar tertentu. Perubahan harga umum ditandai oleh perubahan seluruh harga barang dan jasa dengan tingkat dan arah yang sama. a. Inflasi dan Daya Beli Uang Harga dapat memberi gambaran perubahan tingkat harga dari waktu ke waktu. Perubahan indeks harga merefleksi pula perubahan daya beli atau nilai tukar uang. Kenaikan indeks harga berarti penurunan daya beli demikian pula sebaliknya. Daya beli uang adalah kemampuan satuan uang pada saat tertentu untuk ditukarkan dengan barang. Gejala kenaikan tingkat harga umum dari waktu ke waktu disebut inflasi. Inflasi ditunjukkan oleh indeks harga umum yang cenderung menaik dari waktu ke waktu. Perubahan relatif indeks harga dari perioda satu ke perioda berikutnya disebut dengan laju inflasi. b. Implikasi Akuntansi  Kos berbagai objek yang diukur dengan satuan uang pada waktu yang berbeda-beda sebenarnya merupakan jumlah rupiah yang tidak homogenus sehingga tidak dapat dijumlahkan. Karena bersifat moneter, meretia sudah merefleksi kos atau harga sekarang setiap saat atau pada tanggal pelaporan. Dengan adanya perubahan daya beli, perusahaan kemungkinan akan mendapat untung atau menderita rugi karena perusahaan menahan pos-pos moneter. Untung atau rugi daya beli pos moneter terjadi apabila perusahaan menahan aset moneter atau mempunyai utang moneter dalam jangka 9



waktu tertentu. Dalam kondisi inflasi, menahan aset moneter akan menimbulkan rugi daya beli. Dalam kondisi deflasi menahan aset moneter akan memberikan untung  daya beli dan menahan utang moneter akan mengakibatkan rugi daya beli. c. Interpretasi Untung / Rugi Daya Beli Jumlah rupiah untung atau rugi daya beli merupakan informasi untuk membantu pemakai dalam menentukan laba ekonomik perusahaan karena informasi tersebut berkaitan dengan seberapa jauh kapital secara ekonomik harus dipertahankan. Untung daya beli penahanan utang dapat diperlakukan sebagai pengurangan aset yang diperoleh dengan utang tersebut.  Untung atau rugi daya beli pos moneter lancar dapat dianggap terrealisasi pada saat pos aset moneter lancar diterima uangnya atau pada saat utang moneter lancar dilunasi. Dari sudut pandang perusahaan sebagai kesatuan usaha, untung atau rugi daya beli utang jangka panjang dalam suatu perioda tidak mempengaruhi besarnya laba. Dari sudut likuiditas, untung atau rugi daya beli akan memberi informasi apakah perusahaan dapat menjaga likuiditas operasinya. Dalam kondisi inflasi, tentu saja modal kerja moneter akan cenderung menurun daya belinya. 2.5.2 Perubahan Harga Spesifik Perubahan harga spesifik adalah perubahan harga barang tertentu karena nilai instrinsik barang tersebut berubah sehingga nilai tukarnya juga berubah baik di pasar masukan maupun pasar keluaran. Perubahan harga spesifik terjadi karena berbagai faktor antara lain perubahan selera konsumer, perubahan teknologi di bidang teknik industri dan spekulasi atau perubahan harapan masyarakat terhadap kuantitas barang dan jasa tertentu yang tersedia dalam masyarakat. Perubahan harga spesifik dalam pasar masukan akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan kos aset yang  yang akhirnya mempengaruhi biaya bagi perusahan. Perubahan harga spesifik dalam pasar keluaran akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan pendapatan perusahaan. a. Implikasi Akuntansi



10



Dalam akuntansi kos historis, perubahan harga spesifik ini tidak diperhatikan dan dengan sendirinya perubahan ini akan tersembunyi dalam perhitungan laba. Seandainya pengaruh perubahan harga spesifik tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba, pengaruh ini akan menjadi untung atau rugi penahanan. b. Interpretasi Untung/Rugi Penahanan Untung penahanan merupakan informasi tentang jumlah rupiah untuk mempertahankan kapital. Dari segi evaluasi kinerja manajemen, akuntansi kos sekarang sebenarnya memberi informasi tentang kegiatan yang benar-benar merupakan upaya manajemen dan kegiatan yang semata-mata hanya menahan aset dalam kaitannya dengan pengelolaan kapital fisis.   Laba operasi



merupakan



hasil



kegiatan



produktif,



sendangkan



untung



penahanan merupakan hasil kegiatan penahanan aset semata. Laba operasi atas dasar kos sekarang merupakan pengukur efisiensi pengelolaan dana atau kapital fisis perusahaan yang sebenarnya. Dalam kondisi harga yang menarik, biaya atas dasar kos sekarang yang dibebankan ke pendapatan akan cenderung lebih tinggi daripada biaya historis karena itu laba akan cenderung lebih kecil. 2.5.3 Perubahan Harga Relatif Perubahan harga relatif mengukur tingkat penyimpanan perubahan harga barang atau jasa tertentu terhadap perubahan akibat perubahan tingkat harga umum seluruh barang dan jasa. Perubahan harga relatif adalah perubahan harga setelah pengaruh perubahan daya beli dikeluarkan atau diperhitungkan. Kalau unit moneter dihomogenuskan dengan indeks harga umum, statemen laba-rugi akan menggambarkan laba real secara ekonomik. Pengaruh perubahan harga relatif tidak dapat terungkapkan secara penuh kalau penyesuaian tidak dilakukan baik untuk perubahan harga spesifik maupun untuk perubahan harga umum. Model akuntansi yang memperhitungkan pengaurh perubahan harga relatif sebenarnya merupakan bastar atau hibrida antara model akuntansi daya beli konstan dan akuntansi kos sekarang. Model hibrida tersebut disebut akuntansi kos sekarang daya beli konstan.



11



2.6 Akuntansi Daya Beli Konstan Tujuan akuntansi daya beli konstan adalah mempertahankan kapital atas dasar daya beli. 2.6.1 Pemilihan Indeks Harga untuk Konversi Untuk dapat menyajikan statemen keuangan berbasis daya beli, data kos historis harus dikonversi menjadi kos daya beli pada saat pelaporan. Untuk menyusun statemen keuangan lengkap dalam daya beli, semua pos baik neraca atau laba-rugi harus dikonversi. Bila indeks rata-rata digunakan dan pos-pos laba rugi terjadi secara merata selama perioda, rupiah daya beli yang didapat untuk suatu pos biasanya hampir sama dengan jumlah rupiah nominalnya. 2.6.2 Keunggulan dan Kelemahan Argumen yang biasanya diajukan untuk mendukung penyajian informasi daya beli konstan adalah : a. Akuntansi daya beli konstan menjadi angka akuntansi lebih bermakna. b. Dengan akuntansi daya beli konstan, pembandingan antarperioda akan memberikan informasi yang  lebih bermakna daripada  pembandingan atas dasar rupiah nominal. c. Pembandingan data antarperusahaan juga akan menjadi lebih berarti dan informatif. d. Akuntansi daya beli konstan akan menghasilkan informasi laba atas dasar konsep mempertahankan kapital. e. Pejabat pemerintah sudah terbiasa menganalisis data keuangan atas dasar nilai real, sehingga pelaporan keuangan perusahaan dengan menggunakan rupiah nominal kemungkinan dapat menyebabkan kebijakan pemerintah yang merugikan perusahaan. f. Akuntansi daya beli konstan merupakan sarana mengeluarkan pengaruh perubahan harga umum tanpa harus mengubah atau mengganti struktur akuntansi yang sudah berjalan.



12



g. Akuntansi daya beli konstan dapat mengatasi atau meniadakan sama sekali metoda akuntansi yang dimaksudkan untuk menanggulangi perubahan harga secara parsial atau secara pos per pos. Beberapa keberatan dan kelemahan terhadap akuntansi daya beli konstan adalah : a. Akuntansi daya beli konstan mendasarkan diri pada data kos historis sehingga kelemahan-kelemahan yang melekat pada kos historis tidak seluruhnya dapat dihilangkan atau diatasi. Jadi, akuntansi daya beli konstan belum memperhitungkan pengaruh perubahan harga spesifik. b. Manfaat informasi tambahan kemungkinan besar tidak sepadan dengan kos untuk menyusun statemen keuangan daya beli konstan. c. Acapkali stateman keuangan daya beli konstan diinterpretasi secara keliru sebagai informasi tentang nilai sekarang padahal informasi yang disajikan oleh akuntansi daya beli konstan bukan merupakan nilai sekarang, nilai yang dapat direalisasi, atau bahkan nilai diskonan. d. Untung rugi daya beli tidak mempunyai makna atau interpretasi yang jelas atau intuitif. e. Acapkali indeks yang digunakan untung menghomogenuskan unit pengukur tidak mewakili perubahan daya beli yang terkandung dalam aset perusahaan sehingga hasil perhitungan akuntansi daya beli konstan diragukan keterandalannya. 2.6.3 Kapital Daya Beli Kapital daya beli sebenarnya merupakan kapital finansial. Kapital finansial,



laba



terjadi



dari



kenaikan



jumlah



rupiah



kapital



tanpa



memperhatikan wujud kapital tersebut. Kapital daya beli adalah jumah rupiah kapital finansial yang telah dikonversi menjadi daya beli. 2.7 Akuntansi Kos Sekarang Tujuan akuntansi kos sekarang adalah mengukur laba suatu perioda dengan mempertahankan kapital semula. Kapital diukur atas dasar kapasitas operasi atau kemampuan untuk menyediakan barang dan jasa dengan kuantitas yang sama dengan kapasitas atau kemampuan kapital sebelumnya. 2.7.1 Dasar Pengukuran Kos Sekarang 13



a. Kos Pengganti Penekanan diletakkan pada kos pengganti aset yang dikuasai perusahaan dengan aset yang sejenis atau sama fungsinya. Kos pengganti ini, secara konseptual laba perioda akan terjadi atas dua unsur yaitu : (1) laba operasi dan (2) untung atau rugi penahanan akibat perubahan harga relatif. FASB memberi pedoman pengukuran fasilitas fisis yang sudah terpakai dengan cara berikut : 1. Mengukur kos sekarang suatu fasilitas fisis baru yang mempunyai potensi jasa yang sama dengan potensi jasa fasilitas pada waktu dibeli perusahaan dan menguranginya dengan depresiasi yang diperhitungkan atas dasar kos baru sesuai metoda yang sama. 2. Mengukur kos sekarang suatu fasilitas fisis beka yang sama umum dan kondisinya dengan aset yang sekarang dikuasai/dimiliki perusahaan. 3. Mengukur kos sekarang suatu fasilitas fisis baru yang mempunyai potensi jasa yang berbeda dengan yang sekarang dikuasai/dimiliki perusahaan



dan



menyesuaikan



kos



baru



tersebut



terhadap



perbedaan-perbedaan nilai potensi jasa akibat perbedaan umur, kapasitas, kualitas jasa dan kos pemeliharaan/pengoperasian. b. Nilai Jual Sekarang Kos sekarang aset diukur atas dasar harga aset senandainya pada saat sekarang perusahaan memilih untuk menjual aset tersebut alih-alih memakainya untuk operasi. Nilai jual sekarang berarti jumlah rupiah pendapatan yang dapat direalisasi seandainya aset dijual sekarang. c. Nilai Terealisasi Harapan Pendekatan



ini



sama



dengan



nilai



jual



sekarang



hanya



pengukuran dilakukan atas dasar nilai sekarang aliran kas masa datang yang diterima dari aset atau dibayar untuk aset atau utang bersangkutan. Nilai penggunaan adalah nilai sekarang aliran kas di masa mendatang yang diharapkan akan diterima dari penggunaan aset oleh perusahaan. Nilai pasar sekarang adalah jumlah rupiah kas, atau setara kas yang diharapkan akan dapat diperoleh dari penjualan suatu aset



14



dikurangi dengan biaya penjualan yang terlibat dalam proses penjualan aset tersebut.



2.7.2 Kos sekarang dan Pemertahanan Kapital Akuntansi kos sekarang dilandasi konsep mempertahankan kapital. Perubahan harga aset yang ditahan selama suatu perioda menimbulkan untung atau rugi penahanan. Untuk kapital finansial untung atau rugi ini akan diperhitungkan dalam penentuan laba perioda sebagai untung terrealisasi. Perbedaan utama antara konsep mempertahankan kapital fisis dan kapital finansial adalah bahwa dalam mempertahankan kapital fisis, untung atau rugi penahanan tidak dimasukkan sebagai komponen laba perioda tetapi diperlakukan sebagai penyesuai ekuitas pemegang saham. 1. Sumber Informasi dan Teknik Pengukuran penentuan kos sekarang a. Pengindeksan (Indexation) Sumber informasi dapat berupa (1) indeks harga yang dihasilkan pihak eksternal untuk kelompok barang atau jasa yang diukur atau (2) indeks harga yang dihasilkan sendiri oleh perusahaan berdasarkan catatan historis untuk kelompok barang ataujasa yang diukur. b.



Penghargaan Langsung (Direct Pricing) Informasi dari luar berupa (1) harga faktur sekarang, (2) daftar harga dari penjual barang atau jasa (price list) atau kutipan harga lain atau taksiran, dan (3) kos produksi standar yang menggambarkan kos sekarang.



c.



Pengkosan Unit (Unit Costing) Teknik ini digunakan untuk menaksir kos reproduksi suatu barang. Teknik ini digunakan untuk barang tau jasa yang tidak mempunyai pasar keluaran atau barang yang bersifat khusus (tidak standar).



d.



Penghargaan fungsional (Functional Pricing)



15



Teknik ini digunakan untuk menentukan kos pengganti suatu fungsi produksi atau pemrosesan dan bukanya suatu aset secara individual atau kelompok aset yang masing-masing berdiri sendiri.



2. Keunggulan dan Kelemahan Argumen



yang



diajukan



untuk



mendukung



disediakannya



informasi kos sekarang : a. Tindakan manajemen untuk menghadapi perubahan harga biasanya diwujudkan dalam keputusan yang didasarkan atas harapan atau prediksi adanya perubahan harga di masa datang untuk barang atau jasa yang diperoleh perusahaan. b. Akuntansi kos sekarang dapat menunjukkan laba operasi dan untung penahanan sehingga dapat memberikan informasi tentang pengaruh perubahan harga terhadap profitabilitas perusahaan yang sesungguhnya. c. Informasi kos sekarang bermanfaat dalam analisis kemampuan perusahaan untuk menjaga kapasitas operasi sekaligus untuk membagi dividen. d. Neraca atas dasar kos sekarang menggambarkan nilai ekonomik aset dan utang yang lebih realistik dibandingkan neraca berbasis kos historis. e. Akuntansi kos sekarang akan memberikan informasi tentang efisiensi



suatu



perusahaan



yang



lebih



baik



dan



dapat



diperbandingkan secara lebih bermakna dengan perusahaan lain. f. Untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, akuntansi kos sekarang mendasarkan pada konsep pemertahanan kapital yang semestinya atas dasar perkembangan dan kondisi perusahaan yang mutakhir. Kritik umum yang ditujukan terhadap akuntansi kos sekarang : a. Belum  ada definisi yang tegas dan tunggal tentang apa yang dimaksud aset pengganti dan bagaimana aset tersebut diukur.



16



b. Akuntansi kos sekarang belum mempertimbangkan pengaruh perubahan daya beli uang. c. Konsep mempertahankan kapital yang menjadi landasan kos sekarang sebenarnya bukan merupakan fungsi akuntansi atau laporan tetapi fungsi manajemen. d. Kerumitan penyususunan informasi kos sekarang sebagai pelengkap tidak sepadan dengan manfaat yang diperoleh. 2.7.3 Akuntansi Hibrida Akuntansi daya beli konstan berusaha untuk mengatasi masalah unit pengukur tidak stabil sedangkan akuntansi kos sekarang berusaha untuk mengatasi masalah panilaian. Perbedaan Akuntansi Daya Beli Konstan dan Kos Sekarang akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Akuntansi Daya Beli Konstan a. Mengatasi masalah unit pengukur. b. Merevisi atau merevaluasi aset moneter pada akhir perioda. c. Menggunakan indeks harga umum karena sasaeannya perubahan umum. d. Mengabaikan untung atau rugi penahanan pada saat revaluasi. e. Mengungkapkan untung atau rugi daya beli atas aset moneter reto. f. Untung atau rugi sebagai selisih lebih bermakna sebagai penyesuai kapital daripada komponen laba dalam rangka pemertahanan kapital. 2. Akuntansi Kos Sekarang a. Mengatasi masalah penilaian. b. Merevisi atau merevaluasi aset nonmoneter secara terus menerus. c. Menggunakan indeks harga spesifik karena sasarannya perubahan harga spesifik. d. Mengabaikan untung atau rugi daya beli. e. Mengungkapkan untung atau rugi penahanan atas aset nonmoneter neto. f. Untung atau rugi sebagai selisih lebih bermakna sebagai komponen laba daripada penyesuai kapital dalam rangka pemertahanan kapital.



17



2.8 Standar Akuntansi Perubahan Harga Dengan dikeluarkannya SFAS No. 89, FASB telah mengubah status pelaporan informasi perubahan harga dari wajib menjadi anjuran. Secara autoritatif pengungkapan informasi perubahan harga setelah SFAS  No. 89 sebenarnya bersifat sukarela. Standar akuntansi perubahan harga dalam profesi akuntansi di Amerika memang mempunyai riwayat yang agak unik. Standar yang cukup penting yang berpautan dengan pembahasan dalam bab ini adalah SFAS No. 33, No. 82 (1984), dan terakhir No. 89 (1986). 1. SFAS No. 33 Semula melalui SFAS No. 3, FASB mewajibkan informasi pelengkap atas pengaruh inflasi dan perubahan harga spesifik dalam laporan tahunan. SFAS No. 33 tidak menuntut penyajian komprehensif statemen keuangan atas dasar kos sekarang atau daya beli kostan tetapi hanya mewajibkan pengungkapan sebagian informasi yang membantu pemakai untuk mengevaluasi pengaruh perubahan harga. Untuk akuntansi daya beli konstan, butir-butir minimum yang harus diungkapkan adalah : a. Informasi tentang laba dari operasi berlanjut untuk tahun berjalan atas dasar daya beli konstan. b. Untung atu rugi daya beli atas pos-pos moneter neto untuk tahun berjalan. Dalam SFAS No. 33, FASB menetapkan informasi minimal yang harus diungkapkan atas dasar kos sekarang sebagai berikut : a. Informasi tentang laba dari operasi berlanjut untuk tahun berjalan atas dasar kos sekarang. b. Jumlah rupiah kos sekarang sediaan dan fasilitas fisis pada akhir tahun. c. Untung dan rugi perusahaan selama tahun berjalan untuk sediaan dan fasilitas fasis. 2. SFAS No. 82 FASB menerbitkan SFAS No. 82 yang isinya meniadakan beberapa pengungkapan yang sebelumnya diatur dalam SFAS No. 33. Standar baru ini meniadakan atau membatalkan ketentuan untuk mengungkapkan informasi daya beli konstan. 3. SFAS No. 89



18



SFAS No. 89 tidak lagi mewajibkan (to require) pengungkapan pengaruh perubahan harga sebagai informasi pelengkap tetapi sangat menganjurkan (to encourage) pengungkapan tersebut. 2.9 Model Akuntansi dan Implementasinya Standar pelaporan perubahan harga menyangkut empat model yaitu: a. Akuntansi kos historis. b. Akuntansi daya beli konstan. c. Akuntansi kos sekarang. d. Akuntansi kos sekarang/daya beli konstan. Suatu model akuntansi perubahan harga ditentukan oleh kombinasi tiga faktor: a. Dasar penilaian b. Skala pengukuran c. Jenis Kapital Model 1



Berbasis kos historis dengan skala pengukuran nomimal untuk capital bersifat financial.



Model 2



Besarnya untung atau rugi daya beli suatu periode ditentukan oleh indeks harga yang dipilih sebagai basis



Model 3



Kos sekarang sebenarnya adalah kos sekarang pada saat penjualan.



Model 4



Model ini merupakan model hibrida yaitu penggabungan akuntansi daya beli   konstan dan akuntansi kos sekarang yang semula berdiri sendiri.



Model 5



Model ini sama dengan model 3 tetapi jenis capital yang diukur adalah fisis



Model 6



Laba yang didistribusi sama dengan model 5. Perbedaannya terletak pada unit pengukur yang berubah dan diperhitungkannya rugi daya beli dan besarnya jumlah penyesuaian capital fisis untuk mempertahankan kapital



Model 7



Model ini tidak berbeda dengan kos sekarang hanya kos sekarang didefinisi sebagai harga jual sehingga laba dimaknai sebagai aliran kas bersih masa datang baik yang telah terealisasi maupun belum.



Model 8



Model ini merupakan pengembangan model 7 dengan memasukkan unsur perubahan daya beli dalam hitungan laba sehingga semua angka rupiah dikalikan dengan indeks yang sesuai



19



BAB III PENUTUPAN 3.1 Kesimpulan Laporan keuangan adalah informasi yang mencerminkan dan memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pengguna baik internal (manajemen dan karyawan) maupun eksternal (investor, kreditor, dan



pemerintah)



dalam



pengambilan



keputusan.Kondisi



inflasi



menyebabkan



penyusunan laporan keuangan berdasarkan nilai historis tidak mencerminkan informasi yang relevan dan andal dalam penyajiannya. Sehingga akan mempengaruhi pihak internal maupun eksternal dalam rangka pengambilan keputusan. Penerapan konsep akuntansi untuk perubahan harga (akuntansi inflasi) dalam penyajian laporan keuangan berguna untuk keandalan informasi dalam laporan keuangan tersebut. Sehingga pengguna laporan keuangan dapat melakukan pengambilan keputusan dengan tepat. Akuntansi perubahan harga (accounting for price changes) mengacu pada perlakuan akuntansi terhadap perubahan  atau selisih harga dan masalah akuntansi dalam kondisi yang didalamnya harga-harga berubah. 3.2 Saran Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) secara keseluruhan belum mengatur tentang penerapan konsep akuntansi inflasi untuk pelaporan keuangan. PAI menerapkan konsep nilai yang berlaku sebagai alternative penilaian untuk pos-pos tertentu, misalnya untuk pos surat-surat berharga (investasi jangka pendek) dan pos persediaan barang. Tetapi penerapan nilai yang berlaku tersebut selalu dikaitkan dengan kondisi apabila terjadi penurunan harga aktiva yang bersangkutan sampai lebih rendah dari harga perolehannya, bukan disebabkan oleh kenaikan harga aktiva tersebut.



20



Sedangkan dalam penyajian nilai aktiva tetap, PAI tidak menerapkan konsep nilai yang berlaku dalam kaitannya dengan kenaikan harga, tetapi dalam hubungannya dengan penerapan dasar konservatisme dalam pelaporan keuangan. Hal ini bertentangan dengan keadaan umum yang menunjukkan kenaikan harga dan bukan penurunan harga. Beberapa



penelitian



mengenai



penerapan



konsep



harga



konstan



untuk



menyesuaikan nilai pos-pos laporan keuangan karena adanya inflasi memberikan kesimpulan baiknya penerapan konsep tersebut bagi pelaporan keuangan. Sehingga perlu dikaji kembali pentingnya konsep akuntansi inflasi diterapkan dalam penyajian laporan keuangan guna keandalan informasi dalam laporan keuangan tersebut. DAFTAR PUSTAKA Desmiza. (2014). Dampak Inflasi terhadap Laporan Keuangan Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi, 6(2), 13-36. Sukesti, F. (2008). Akuntansi Inflasi dan Hubungannya dengan Keandalan Penyajian Laporan Keuangan. Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang, 5(1), 1-10. Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan (3 ed.). Yogyakarta: BPFE.



21