Akupunktur RS Cipto Mangun Kusumo-1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR Kata Pengantar Edisi I Setelah melampaui berbagai kesulitan akhirnya buku ini lahir juga sekalipun dalam bentuk yang sederhana. Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Menteri Sosial. H.M.S. Mintaredja, S.H. yang telah memberi dorongan moral dan bantuan materi sehingga memungkinkan pencetakan buku ini. Buku ini dimaksudkan untuk menjadi buku wajib dalam pendidikan dokter ahli akupunktur pada Bagian Akupunktur Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusunio. Jakarta. Juga buku ini membawa harapan pada masyarakat, terutaniii kaiiingan kedokteran dan peminai akupunktur, supaya mengetahui dan mengerti apa sesungguhnya Ilmu Mupunktur itu. Keiidaktahuan kerap kali menimbulkan prasangka buruk dan buku ini diharapkan dapat melenyap- kan hal Itu. Di samping Itu pula, mudah-^dahan buku ini dapat pula gugah minat terhadap ilmu yang masili baru dalam dunia ilmiah di negara kita ini. Penyusunan buku ini dilandaskan paaa Ilmu Akupunktur yang asli dengan tambahan pendapat/pengalaman Acupunkturis Barat dan Bagian Akupunktur Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusunio. Jakarta Dengan kata “asli” dimaksudkan murni dan fundamental. Keaslian adalah ciri khas buku ini. Dikemukakannya dasar asli dengan maksud memberi peluang dan keleluasaan untuk mengembangkan iimu ini menurut paham dan keyakinan pribadi masing-masing. Ilmu Akupunktur yang lengkapnya disebut Ilmu Akupunktur dan Moksibusi ini adalah sebuah ilmu dan seni, karena itu ia berkembang mengikuti lajunya waktu dari jamam, karena itu pula pengetahuan dasar mutlak dibutuhkan untuk dapat mengembangkan ilmu ini secara tepat. Seperti juga halnya dengan penyusun buku akupunktur negara Barat di mana mereka mengggunakan lafal bahasanya untuk mengatasi kesulitan pen- terjemahan istilah-istilah tertentu dalam ilmu ini, begitu juga kami menggunakan lafal Bahasa Indonesia untuk mengatasinya. Karena itu dalam buku ini akan ditemukan istilahistilah yang berlainan dengan yang terdapat di dalam buku akupunktur Barat, berlainan dalam penulisannya tetapi sama dalam pengertian dan maksud tujuan sesuai dengan aslinya. Dan khusus bagi para sejawat dokter yang berminat mempelajari isi buku ini, kami mengharap sebelum memulai membuka halaman selanjutnya dari buku ini, sudi kiranya menanggalkan atau menyisihkan terlebih dahulu pengetahuan llniu Kedokteran yang dimiliki,secara putih mulai memahami seluruh teori-teori dasar Akupunktur, bilamana telah dipahami dan dikuasai barulah diadakan penyatuan, penggodokan antara kedua ilmu pengobatan. Dengan cara inilah baru manfaat dapat diambil semaksimal mungkin, di kedua ilmu pengobatan dapat saling mengisi; dan hanya dengan cara ini pua lah dapat dihindari kebingungan yang timbul oleh dua paham ilmu peg an yang kadang-kadang bertentangan bahkan tidak masuk akal bagi salah satu ilmu terhadap ilmu yang lain. Kenyataan dalam praktek akan membuat bukti keyakinan. Seperti juga segala sesuatu dalam dunia ini tiada yang sempurna, begitu juga halnya buku ini. Sudah pasti memiliki kekurangan-kekurangan. Dengan Kata Pengantar ini kami mengharapkan koreksi dan kritik membangun dari para sejawat seria pendapat-pendapat dari siapa saja. Jakarta, Awal 1973



i



Kata Pengantar Edisi II Sambutan dan saran terhadap edisi pertama telah mendorong munculnya edisi kedua buku ini. Di samping perbaikan penulisan,edisi kedua ini dilengkapi pula dengan peta topografi titik dan meridian akupunktur termasuk perjalanan meridian dalam, serta terjemahan arti istilah akupunktur menambah kemudahan bagi pembaca. Ciri khas buku ini sebagai pedoman dasar Ilmu Akupunktur yang murni tetap dipertahankan. Hipotesis dan teori Ilmu Akupunktur modern tidak dicantumkan dalam buku ini demi mencegah kaburnya pengertian dasar dari ilmu Akupunktur yang murni. Setelah menguasai dasar Ilmu Akupunktur yang murni. pembaca dapat mengembangkan pengetahuannya dengan tambahan penjelasan teori modern tentang akupunktur dari pelbagai penerbitan atau majalah akupunktur tanpa menjadi bingung atau pun kehilangan pedoman tentang makna sebenarnya dari Ilmu Akupunktur. Edisi kedua ini diterbitkan dengan bantuan segenap sejawat Unit Akupunktur Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo yang dikoordinir oleh Dr. Dharma K. Widya. Tak lain harapan kami semoga edisi kedua ini lebih memuaskan minat pembaca terhadap Umu Akupunktur. Saran dan anjuran tetap kami •harapkan dan hargai demi penyempurnaan buku ini lebih lanjut. Jakarta,Awal.1985.



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................... …i SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU AKUPUNKTUR MOKSIBUSI ................ …1 BAB 1 ............................................................................................................................ …6 TEORI YIN YANG ....................................................................................................... …6 1.



DEFINISI DAN KARAKTERISTIK .................................................................. 6



2.



TEORI YIN YANG DALAM ILMU AKUPUNKTUR ..................................... 8



BAB 2 ............................................................................................................................ ..10 TEORI PERGERAKAN LIMA UNSUR ( U SING ) ................................................ ,,10 1.



Definisi ................................................................................................................. 10



2.



Peraturan Dalam Teori Pergerakan Lima Unsur ............................................ 10 A. Peraturan Hubungan Menghidupkan/Menguatkan .................................... 10 B. Peraturan Hubungan Membatasi (Melemahkan) ........................................ 11 C. Peraturan Hubungan Menghidupkan-Membatasi ....................................... 11 D. Peraturan Penindasan dan Hubungan Penghinaan ..................................... 13



3.



Penggunaan U Sing Dalam Ilmu Pfngbatan Cina Tradisional ....................... 14



4.



Penggunaan U Sing Dalam Akupunktur .......................................................... 17



BAB 3 ............................................................................................................................. ..20 TEORI FENOMENA ORGAN (CANG SIANG) ...................................................... ..20 Terminologi Dalam Akupunktur ....................................................................... 20



1. a.



CING, CI dan SEN ......................................................................................... 20



b. YING, WEI, CI, SIE ....................................................................................... 23 c.



CIN YI (Cairan) .............................................................................................. 25 Organ Umum (Enam Cang Enam Fu). ............................................................. 26



2.



A. JANTUNG ....................................................................................................... 28 B. PERIKARDIUM ............................................................................................. 31 C. HATI ................................................................................................................ 31 d. LIMPA ............................................................................................................. 35 e.



PARU-PARU ................................................................................................... 37



f.



GINJAL ........................................................................................................... 39



g.



KANDUNG - EMPEDU ................................................................................. 43



h.



LAMBUNG ..................................................................................................... 45



j.



USUS-BESAR .................................................................................................. 47



k. KANDUNG – KEMIH .................................................................................... 48



iii



SAN CIAO ....................................................................................................... 49



l.



Organ Istimewa ................................................................................................... 51



3.



Otak Dan Sumsum Tulang ............................................................................. 52



a.



b. Uterus (Ni Ce Pao, Ce Kung, Rahim) ............................................................ 52 MATA .............................................................................................................. 55



c.



BAB 4 ............................................................................................................................. ..59 TEORI MERIDIAN (CING LUO) ............................................................................. ..59 Dasar .................................................................................................................... 59



1.



Definisi ............................................................................................................. 59



a.



b. Nama-nama Meridian Umum ........................................................................ 59 Ci Meridian ..................................................................................................... 60



c.



d. Peranan Meridian ........................................................................................... 62 Perjalanan Ci Meridian pada Meridian Umum ........................................... 63



e.



Topografi Meridian ............................................................................................ 64



2.



12 Meridian Umum ......................................................................................... 64



a.



Meridian Paru-paru,Tay Yin Tangan : .......................................................... 64



I.



II. Meridian Usus Besar, Yang Ming Tangan : .................................................. 64 III.



Meridian Lambung, Yang Ming Kaki: ................................................. 67



IV.



Meridian Limpa, Tay Yin Kaki: ............................................................ 69



V. Meridian Jantung, Sao Yin tangan : ......................................................... 71 VI.



Meridian Usus Kecil, Tay Yang Tangan : ............................................. 72



VII.



Meridian Kandung Kemih, Tay Yang Kaki: ........................................ 73



VIII. Meridian Ginjal, Sao Yin Kaki : ............................................................ 76 IX.



Meridian Perikardium, Cie Yin Tangan : ............................................ 77



X. Meridian San Ciao, Sao Yang Tangan : .................................................... 79 XI.



Meridian Kandung Empedu, Sao Yang Kaki : ..................................... 81



XII.



Meridian Hati, Cie Yin Kaki : ............................................................... 83



b. Delapan Meridian Istimewa ........................................................................... 85 c.



12 Meridian Cabang (Cing Pie) ..................................................................... 97



d. 15 Luo .............................................................................................................. 98



3.



e.



12 Meridian Tendon (Cin Cing) .................................................................. 101



f.



12 Daerah Kulit ............................................................................................. 101 TITIK AKUPUNKTUR ................................................................................... 102



iv



A. Cara Penentuan Letak Titik Akupunktur .................................................. 102 B. Titik Umum ................................................................................................... 104 I.



MERIDIAN TAY YIN TANGAN PARU-PARU ................................... 104



II.



MERIDIAN YANG MING TANGAN USUS BESAR ....................... 110



III.



MERIDIAN YANG MING KAKI LAMBUNG ................................. 119



IV.



MERIDIAN TAY YIN KAKI LIMPA ................................................ 132



V. MERIDIAN SAO YIN TANGAN JANTUNG ........................................ 140 VI.



Meridian Tay Yang Tangan Usus Kecil .............................................. 144



VII.



Meridian Tay Yang Kaki Kandung Kemih ........................................ 150



VIII.



MERIDIAN SAO YIN KAKI GINJAL .......................................... 169 MERIDIAN CIE YIN TANGAN PERIKARDIUM ........................... 177



IX.



X. MERIDIAN SAO YANG TANGAN SAN CIAO ................................... 181 XI.



MERIDIAN SAO YANG KAKI KANDUNG EMPEDU. ................. 188



XII.



MERIDIAN CIE YIN KAKI HATI .................................................... 201



XIII.



MERIDIAN REN .............................................................................. 206



XIV.



MERIDIAN TU ................................................................................. 216



C. TITIK ISTIMEWA ....................................................................................... 225 I.



Daerah Kepala Muka ............................................................................... 225



II.



Daerah Belakang Badan (Punggung-Pinggang-Bokong) ................... 226



III.



Daerah Dada – Perut ............................................................................ 228



IV.



Anggota gerak atas ............................................................................... 229



V. Anggota gerak bawah ............................................................................... 230 Yang Lain-lain : ..................................................................................... 231



VI.



D. TITIK ASE .................................................................................................... 231 E. TITIK PENTING .......................................................................................... 231 I.



Titik U Su ................................................................................................... 231



II.



Titik Yen ................................................................................................ 233



III.



Titik Ke Bawah ..................................................................................... 233



IV.



Titik Si .................................................................................................... 234



V. Titik Luo .................................................................................................... 234 VI.



Titik Mu ................................................................................................. 235



VII.



Titik Su .................................................................................................. 236



VIII.



Titik Dominan ................................................................................... 236 v







IX.



Titik Induk Meridian Istimewa ........................................................... 236



X. Titik Pertemuan ........................................................................................ 237 BAB 5 ............................................................................................................................. 238 PENYEBAB PENYAKIT ............................................................................................. 238 Penyebab Penyakit Luar .................................................................................. 238



1.



A. Enam Hawa Udara Berbahaya .................................................................... 238 a.



Angin .......................................................................................................... 239



b. Dingin ......................................................................................................... 239 c.



Cu ............................................................................................................... 240



d. Lembab ...................................................................................................... 240 e.



Kering ........................................................................................................ 241



f.



Api .............................................................................................................. 242



B. I Li dan Fu Ci ................................................................................................ 242 a.



I Li .............................................................................................................. 242



b. Fu Ci ........................................................................................................... 243 Penyebab Penyakit Dalam ............................................................................... 243



2. a.



Gembira ......................................................................................................... 244



b. Marah ............................................................................................................. 244 c.



Kuatir ............................................................................................................. 244



d. Berpikir .......................................................................................................... 245 e.



Sedih ............................................................................................................... 245



f.



Takut .............................................................................................................. 245



g.



Terkejut ......................................................................................................... 245 Penyebab Penyakit yang Tidak Tergolong dalam Ad. 1 dan Ad. 2 .............. 246



3. a.



Kebiasaan Hidup ........................................................................................... 246



b. Koitus yang tak Teratur ............................................................................... 247 c.



Luka dan Gigitan Binatang .......................................................................... 247



BAB 6 ............................................................................................................................. 248 PENGGOLONGAN SINDROM ................................................................................. 248 Penggolongan Sindrom Atas Dasar Kelainan Cang Fu ................................. 249



1. a.



Sindrom Penyakit Jantung ........................................................................... 249



b.



Sindrom Penyakit Usus Kecil ....................................................................... 250



c.



Sindrom Penyakit Paru-Paru ...................................................................... 250



vi



d.



Sindrom Penyakit Usus Besar ...................................................................... 251



e.



Sindrom Penyakit Limpa ............................................................................. 252



f.



Sindrom Penyakit Lambung ........................................................................ 253



g.



Sindrom Penyakit Hati ................................................................................. 254



h.



Sindrom Penyakit Kandung Empedu ......................................................... 255



i.



Sindrom Penyakit Ginjal .............................................................................. 256



j.



Sindrom Penyakit Kandung Kemih ............................................................ 256



k.



Sindrom Penyakit San Ciao ......................................................................... 257



I.



Sindrom Penyakit Perikardium ................................................................... 257



2.PENGGOLONGAN SINDROM ATAS DASAR KELAINAN MERIDIAN .... 258 a.



Sindrom Kelainan Meridian Paru-paru ..................................................... 258



b.



Sindrom Kelainan Meridian Usus Besar .................................................... 258



c.



Sindrom Kelainan Meridian Lambung ....................................................... 258



d.



Sindrom Kelainan Meridian Limpa ............................................................ 258



e.



Sindrom Kelainan Meridian Jantung ......................................................... 258



f.



Sindrom Kelainan Meridian Usus Kecil ..................................................... 259



g.



Sindrom Kelainan Meridian Kandung Kemih ........................................... 259



h.



Sindrom Kelainan Meridian Ginjal ............................................................ 259



i.



Sindrom Kelainan Meridian Perikardium ................................................. 259



j.



Sindrom Kelainan Meridian San Cia .......................................................... 259



k.



Sindrom Kelainan Meridian Kandung Empedu ........................................ 260



l.



Sindrom Kelainan Meridian Hati ................................................................ 260



m.



Sindrom Kelainan Meridian Ren ............................................................ 260



n.



Sindrom Kelainan Meridian Tu .................................................................. 260



o.



Sindrom Kelainan Meridian Cung .............................................................. 260



p.



Sindrom Kelainan Meridian Tay ................................................................. 260



q.



Sindrom Kelainan Meridian Yin Ciao ........................................................ 260



r.



Sindrom Kelainan Meridian Yang Ciao ..................................................... 260



s.



Sindrom Kelainan Meridian Yin Wei ......................................................... 261



t.



Sindrom Kelainan Meridian Yang Wei ...................................................... 261 PENGGOLONGAN SINDROM 6 MERIDIAN ............................................. 261



3. a.



Sindrom Tay Yang ........................................................................................ 261



b. Sindrom Yang Ming ..................................................................................... 262 vii



Sindrom Sao Yang ........................................................................................ 263



c.



d. Sindrom Tay Yin ........................................................................................... 263 e.



Sindrom Sao Yin ........................................................................................... 264



f.



Sindrom Cie Yin ............................................................................................ 264 PENGGOLONGAN SINDROM YING WEI CI SIE .................................... 266



4. a.



Sindrom Wei ................................................................................................... 266



b.



Sindrom Ci ...................................................................................................... 266



c.



Sindrom Ying .................................................................................................. 266



d.



Sindrom Sie .................................................................................................... 266 PENGGOLONGAN SINDROM SAN CIAO ................................................. 267



5.



BAB 7 ............................................................................................................................. 268 DELAPAN DASAR DIAGNOSIS ............................................................................... 268 1.



Dasar Diagnosis Yin dan Dasar Diagnosis Yang ............................................ 269



2.



Dasar Diagnosis Luar dan Dasar Diagnosis Dalam ....................................... 271



3.



Dasar Diagnosis Panas dan Dasar Diagnosis Dingin ..................................... 272



4.



Dasar Diagnosis Si dan Dasar Diagnosis Se .................................................... 272



BAB 8 ............................................................................................................................. 274 EMPAT CARA PEMERIKSAAN ............................................................................... 274 Cara Pemeriksaan Pengamatan ...................................................................... 274



I.



A. SEN ................................................................................................................ 274 B. SE ................................................................................................................... 275 a.



Warna ........................................................................................................ 275



b. Ekspresi ..................................................................................................... 276 Sing Tay ......................................................................................................... 276



c. a.



Bentuk Tubuh. ............................................................................................ 276



b.



Gerak-gerik dan Posisi Penerita. ................................................................. 276



d. Pemeriksaan Lidah ....................................................................................... 277 a.



Otot Lidah ................................................................................................. 278



b. Selaput Lidah ............................................................................................ 279 II.



Cara Pemeriksaan Pendengaran Dan Penciuman ..................................... 282



A. Pendengaran .................................................................................................. 282 B. Penciuman ..................................................................................................... 283 III.



Cara Pemeriksaan Anamnesis ..................................................................... 283



viii



Cara Pemeriksaan Palpasi ........................................................................... 286



IV.



Pemeriksaan Nadi ................................................................................................... 286 Cara Pemeriksaan Nadi ........................................................................................... 289 Penilaian Nadi ......................................................................................................... 289 BAB 9 ............................................................................................................................. 294 PENCEGAHAN PENYAKIT ...................................................................................... 294 BAB 10 ........................................................................................................................... 297 PENUSUKAN JARUM ................................................................................................ 297 Jarum Yang Digunakan ................................................................................... 298



I. II.



Posisi Penderita Pada Saat Dilakukan Penusukan .................................... 299



III.



Teknik Penusukan ........................................................................................ 300



IV.



Menghadapi Keadaan Luar Biasa ............................................................... 306



V. Larangan Dalam Penusukan ........................................................................... 309 VI.



Pelarangan Pelaksanaan Pengobatan Akupunktur ................................... 310



VII.



Cara Penusukan Menurut Catatan Dalam Nei Cing ................................. 311



VIII. IX. a.



Cara Latihan Penusukan .......................................................................... 315 Jenis Jarum Khusus : .................................................................................... 315 Jarum Prisma (San Lin Cen) ....................................................................... 315



b. Jarum Pemanas (Wen Cen) ......................................................................... 316 c.



Jarum Listrik ................................................................................................ 316



d. JARUM KULIT (Pi Fu Cen) ........................................................................ 317 BAB 11 ........................................................................................................................... 318 MOKSIBUSI.................................................................................................................. 318 BAB 12 ........................................................................................................................... 322 PENGOBATAN ............................................................................................................ 322 1.



Dasar Pengobatan ............................................................................................. 322



2.



Cara Pengobatan Umum .................................................................................. 323 A. Teknik penusukan ........................................................................................... 323 A. Teknik Penusukan ........................................................................................ 326 B. Pemilihan Titik .............................................................................................. 326



3.



Cara Pengobatan Khusus ................................................................................. 330 A. Jarum Dalam Kulit ....................................................................................... 330 B. Jarum Telinga ............................................................................................... 333



BAB 13 ........................................................................................................................... 336



ix



CAPITA SELECTA ...................................................................................................... 336 A. Penyakit Dalam ................................................................................................. 337 1.



Sindrom Asma ................................................................................................ 337



2.



Sindrom Pi ..................................................................................................... 339



3.



Sindrom Wei .................................................................................................. 342



4.



Sefalgia (Sakit Kepala) ................................................................................. 344



5.



Insomnia ........................................................................................................ 347



6.



Impotensi ....................................................................................................... 349



7.



Siao He ........................................................................................................... 351



B. Penyakit Wanita, Anak-anak, Pancaindera dan ‘Luka Luar’. ..................... 353 8.



Nyeri Haid ..................................................................................................... 353



9.



Air Susu yang Sedikit ................................................................................... 355



10.



Enuresis ..................................................................................................... 357



11.



Buta Warna ............................................................................................... 359



12.



Awan Hitam ............................................................................................... 360



13.



Tuli - Gagu ................................................................................................. 361



14.



Hemoroid ................................................................................................... 363



15.



Cang Yung ................................................................................................. 364



Lampiran: ARTI ISTILAH TITIK AKUPUNKTUR ............................................. 367



x



SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU AKUPUNKTUR MOKSIBUSI Ilmu Akupunktur-Moksibusi adalah bagian dari Ilmu Pengobatan Cina. Menurut buku Huang Ti Nei Cing (The Yellow Emperor’s Classic of Internal Medicine) ilmu ini mulai berkembang sejak Jaman Batu, yaitu kira-kira empat sampai lima ribu tahun yang lalu, di mana digunakan jarum batu untuk menyembuhkan penyakit. Sebuah kasus yang diungkapkan buku tersebut adalah penyembuhan abses dengan penusukan jarum batu. Buku Huang Ti Nei Cing adalah sebuah buku ensikolpedi Ilmu Pengobatan Cina. Diterbitkan pada jaman Cun Ciu Can Kuo yaitu tahun-tahun antara 770 - 221 sebelum Masehi. Pada jaman itu Ilmu Akupunktur-Moksibusi berkembang seperti juga ilmuilmu lainnya di negara itu. Bahan jarum akupunktur berubah dari batu ke bambu, dari bambu ke tulang dan dari tulang menjadi perunggu. Serang ahli pengobatan pada jaman itu yang bernama Pien Cie telah berhasil menyembuhkan serang pangeran bernama Ha dengan jarum perunggu dari ketidaksadaran selama setengah hari. Pien Cie mengungkapkan pengetahuannya dalam buku Nan Cing di mana ia menguraikan cara pengobatan dengan jarum perunggu serta menjelaskan persalan-persalan mengenai meridian dan titik akupunktur. Dalam buku Huang Ti Nei Cing diungkapkan juga mengenai meridian, titik akupunktur, teknik pengobatan dan perjalanan penyakit serta pengobatannya. Menurut catatan sejarah negara itu, pada jaman dinasti Tang (tahun 265-960), Ilmu Akupunktur berkembang dengan subur dan mulai tersebar ke luar negara asalnya yaitu ke Korea, Jepang dan lain-lain negara. Pada waktu itu sebuah buku Cia I Cing yang ditulis dan disusun oleh serang ahli pengobatan terkemuka, Huang Pu Mi, secara terperinci menjelaskan intisari literatur-literatur ahli pengobatan sebelumnya disertai pengolahan pengalaman pribadinya. Buku inilah yang tersebar ke luar negara asalnya dan sampai saat ini masih tetap menjadi buku referensi penting bagi serang akupunkturis. Seorang akupunkturis terkemuka lainnya pada jaman itu adalah Sun Se Mia (tahun 581 - 682) menulis buku Cien Cin Ya Fang dan Cien Cin I Fang yang memberi penjelasan dan kesimpulan atas pengetahuan para ahli sebelumnya. Dan ahli akupunktur lainnya 1



yang bernama Cen Cien (tahun 541-643) melukiskan peta berwarna untuk menerangkan meridian dan titik akupunktur serta menguraikan tentang pengobatan moksibusi untuk pencegahan penyakit. Pada dinasti Ming (tahun 960 - 1644) di mana teknik pencetakan dan seni pahat berkembang luas, Ilmu Akupunktur tersebar pula bersama dengan ilmu lain-lainnya. Dan di masa itu, Wang Wei I serang ahli pengobatan membuat patung perunggu yang melukiskan perjalanan meridian serta letak titik-titiknya, sebuah sumbangan dalam pendidikan Ilmu Akupunktur. Pada jaman itu pula lahir buku penting dalam bidang akupunktur yaitu Cen Ciu Ta Cen yang disusun oleh Yang Ci Ceu, di mana ia meletakkan dasar baru bagi Ilmu Akupunktur setelah buku Huang Ti Nei Cing. Buku Cen Ciu Ta Cen tersebut pada masa kini telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, misalnya Jepang, Inggris, Jerman, Perancis. Di antara tahun 1644-1911, dinasti Cing, Ilmu Akupunktur tidak banyak mengalami perubahan. Buku referensi akupunktur yang dihasilkan pada jaman itu tidak banyak, di antaranya adalah I Cung Cin Cien yang cukup bernilai untuk dijadikan referensi pengetahuan akupunktur. Menjelang pertengahan abad XX ini, Ilmu Akupunktur dari masa ‘tenang’nya kembali berkembang dengan mengadakan penyesuaian terhadap tuntutan jaman serta perkembangan ilmiah jaman mdern. Praktek akupunktur tidak lagi hanya dilakukan oleh para ahli pengobatan Cina saja tetapi juga dilakukan oleh para dokter lulusan Fakultas Kedokteran dari Universitas di seluruh Cina. Pada tahun 1951 dibentuk sebuah Institut Pengobatan Akupunktur di Cina dan sejak tahun 1955 Ilmu Akupunktur merupakan sebuah mata pelajaran dalam Perguruan Tinggi Kedokteran di negara tersebut. Dan tahun 1956 didirikan 5 buah College. Pengobatan Cina termasuk Ilmu Akupunktur di kota Peking, Nanking, Shanghai, Kanton dan Cen Tu. Pada tahun 1958 mereka mulai mengintensifkan riset dalam bidang Ilmu Pengobatan AkupunkturMoksibusi, dan mulailah banyak literatur-literatur tentang akupunktur diterbitkan dan disebarluaskan. Sejak tahun 1968 mulailah diadakan riset penggunaan Ilmu Akupunktur dalam pembedahan sebagai anestesia. Kasus-kasus meliputi 400.000 buah telah dilakukan dan tetap berlangsung penambahan sampai saat ini. Kasus meliputi antara lain: tonsilektmi, pencabutan gigi, apendektmi, perasi Caesar, variektomi, klangigrafi, pengangkatan tumor otak dan sebagainya. Dan mereka masih tetap



2



mengadakan riset terhadap peranan akupunktur sebagai anestesia dalam pembedahan ini. Ilmu Akupunktur di negara Jepang juga berkembahg dengan baik dan luas. Diungkapkan bahwa sejak tahun 250 Sebelum Masehi Ilmu Akupunktur telah mulai berkembang di negara itu berkat seorang ahli pengobatan Cina bernama Jofku yang berasal dari Cina. Pada masa ini Sekolah dan Perguruan Tinggi Akupunktur telah tersebar di berbagai kota besar di Jepang, misalnya Tokyo, Osaka, Kyoto, Yokohama. Bahkan di Tokyo terdapat sebuah Sekolah Akupunktur di mana tuna netra turut dididik dan mempraktekkan Dmu Akupunktur ini. Diperkirakan bahwa di seluruh Jepang terdapat 500.000 akupunkturis yang berpraktek. Di negara Korea, Ilmu Akupunktur diperkirakan masuk sejak 2000 tahun yang lampau. Pada tahun 1963 Profesof Kim Bong Han, ahli biologi dari Universitas Pyong Yang telah meneliti, menjelaskan serta mendemonstrasikan secara histologis dan elektrobiologis tentang meridian dan titik akupunkturnya dalam Teori Sistem KyungRak (Kyting Rak adalah Cing Luo dalam bahasa Korea atau meridian dalam terjemahan buku ini). Dinyatakan-nya bahwa titik akupunktur terletak di dalam benda-benda kecil (korpuskel) dalam sel-sel di bawah kulit manusia (korpuskel itu diberi nama korpuskel Bonghan), dalam korpuskel itu terdapat DNA (desoxyribonucleic acid) yang berfungsi penting dalam metabolisme tubuh. Bilamana Teori Kyung Rak dari Prof. Kim Bong Han ini telah diakui secara .internasional maka ini merupakan sebuah revolusi dalam bidang ilmu kedokteran. Wilhelem ten Rhyne, seorang dokter V.O.C. dalam bukunya mengenai reumatik yang diterbitkannya di London pada tahun 1683 mengungkapkan tentang pengobatan reumatik dengan akupunktur. Engelbert Kampfer, seorang Jennan, di Jepang mempelajari Ilmu Akupunktur dan menulis tentang akupunktur dalam bukunya pada tahun 1712. Mereka inilah yang menggugahperhatian Eropa terhadap Ilmu Akupunktur. Kemudian pada akhir abad XVIII, Louise Berlioz mempelajari Ilmu Pengobatan Cina. Pada tahun 1863 dalam bukunya mengenai Ilmu Pengobatan Cina diungkapkannya dengan jelas tentang Ilmu Akupunktur. Dan pada awal abad XX, seorang konsul Perancis di Cina yang bernama Soulie De Morant karena tertariknya terhadap teori 3



falsafah Cina, mulai mempelajari bahasa Mandarin dan cara pengobatan akupunktur di tempat tugasnya itu. Setelah kembali ke negaranya ia menterjemahkan buku akupunktur dari ba-hasa Cina ke dalam bahasa Perancis, serta menganjurkan para dokter Perancis mempelajari Dmu Akupunktur. Bukunya yang berjudul Pelajaran Akupunktur-Moksibusi dalam bahasa Perancis merupakan buku Ilmu Akupunktur yang pertama di negara Barat. Akhir-akhir ini cara pengobatan akupunktur telah berkembang di Perancis, serta diperkirakan terdapat 500 orang dokter yang berpraktek akupunktur di negara itu. Dan French National Service, sebuah badan nasional Perancis, telah mengakui Ilmu Akupunktur dan ongkos pengobatan dengan akupunktur dapat ditagih dan dipikul oleh badan tersebut. Pada masa kini didapati lebih dari sepuluh buah rumah sakit di Perancis mempunyai Bagian Akupunktur untuk melayani kebutuhan masyarakatnya. Di negara tersebut didapati pula sebuah organisasi akupunktur yang bersifat nasional yaitu La Sociate Francaise d acupuncture yang saat ini diketuai oleh Dr. I.C. de Tymowski. Organisasi inilah yang menyelenggarakan Kongres Akupunktur Internasional setiap tahun bagi akupunkturis di seluruh dunia. Organisasi yang lain adalah L’ Organisation pour Etude ct Le Development de L’Akupunkture. John Tweedale dari Lyme Regis memperkenalkan akupunktur di Inggris pada awal abad XIV dalam buku Lancet terbitan 1823 di mana dilaporkan-nya tentang keberhasilan pengobatan akupunktur. Pada tahun 1827 dilapor-kannya hasil gemilang dalam pengobatan anasarka dengan akupunktur. Dalam tahun yang sama Dr. John Elliotson dari St. Thomas Hospital melaporkan hasil pengobatan akupunktur terhadap 100 kasus reumatik menahun. Dan pada masa kini, Felix Mann dari Inggris dengan buku-bukunya tentang akupunktur : The ancient Chinese art of healing, Acupuncture points, Anatomical charts of acupuncture points, meridian dan extra meridian, Atlas of Acupuncture menyebarkan ilmu ini secara luas ke seluruh dunia. Dr. Engelbrecht, Kampfer yang disebut di atas menulis buku Curatio Colicae per Acupuncturen Japonibus Usitata yang merupakan buku pertama tentang akupunktur di Jerman (tahun 1712). Pada abad ini didapati beberapa akupunkturis termuka di Jerman, antara lain Dr. Gerhard Bachman yang menulis tentang akupunktur dalam bukunya antara lain Die Akupunktur Eine Ordnungstherapie pada tahun 1959.



4



Di Amerika Serikat, Ilmu Akupunktur telah berkembang lama dalam lingkungan China Town di kota San Francisco dan New York. Dalam dua tahun ini Ilmu Akupunktur telah merebut perhatian di negara tersebut; para dokternya mulai mempelajari, menyelidiki, riset dan mempraktekkannya. Di Elstein Hospital dan Massachusset Hospital telah dilakukan penye-lidikan mengenai anestesia dengan akupunktur. Dr. Allen Russek dari Institute of Rehabilitatin and Medicine New Yrk, telah berhasil dalam pengobatan penghilangan rasa nyeri pasien pada penderita penyakit kronis dengan akupunktur; para dokter di Michigan’s Nrthville State Hospital juga melakukan cara anestesia dengan akupunktur pada beberapa pembedahan, antara lain pencangkkan kulit sampai eksisi tumor, perasi hernia, pencabutan gigi dan tonsilektomi; hasil yang dilaporkan adalah memuaskan. Perkembangan



akupunktur



di



negara



kita



bilamana



dibandingkan



dengan



perkembangan di negara lain, tidaklah tertinggal. Hidupnya cara pengobatan akupunktur di Indnesia setua adanya perantau Cina yang tiba dari Cina. Mereka membawa kebiasaan dan kebudayaannya juga ilmu pengobatannya ke Indnesia. Hanya saja Ilmu Akupunktur itu hidup terbatas dalam lingkungan mereka dan sekitarnya, juga hanya sinshe yang melakukan praktek itu. Baru pada tahun 1963 Departemen Kesehatan dalam rangka penelitian dan pengembangan cara pengobatan Timur, termasuk Ilmu Akupunktur, atas instruksi Menteri Kesehatan masa itu, Prof. Dr. Satrio, telah membentuk sebuah Team Riset Ilmu Pengobatan Tradisional Timur. Maka mulai saat ini praktek akupunktur diadakan secara resmi di Rumah Sakit Umum Pusat, Jakarta yang kemudian berkembang menjadi sebuah Subbagian dibawah Bagian Penyakit Dalam, dan selanjutnya menjadi Unit Akupunktur Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo pada masa kini. Di samping memberi pelayanan pliklinis terhadap pengunjung/penderita. Unit Akupunktur Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo juga menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan dokter ahli akupunktur baru.



5



BAB 1 TEORI YIN YANG Dalam Ilmu Pengobatan Cina teori Yin Yang mendasari segala aspek, merupakan dasar pemikiran dan dasar cara penggunaan pikiran. Dengan teori Yin Yang dijelaskan dan dinilai keadaan lingkungan, fisiologi organ tubuh manusia, patolgi penyakit, cara pemeriksaan, penegakan diagnosis, cara terapi dan penilaian prognosis. Para ahli pengobatan Cina pada jaman Can Ku (antara abad ke-5 dan abad ke-3 SM.) menyimpulkan seluruh pengalaman-pengalaman dalam ilmu pengobatan: dari jaman sebelumnya, lalu membentuk teori dasar Ilmu Pengobatan Cina yaitu teori Yin Yang ini. Dasar teori Yin Yang adalah falsafah alamiah, berdasarkan pada penelitian keadaan alam semesta dengan dilah oleh pemikiran-pemikiran yang genial, mencakup secara garis besar sifat keadaan alam semesta serta segala aspek kehidupan manusia, sehat ataupun sakit juga ilmu pengobatannya. 1. DEFINISI DAN KARAKTERISTIK Sifat dan gejala segala sesuatu dakun alam semesta ini mempunyai dua ‘muka’ yang bertentangan. Yin dan Yang adalah dua rial yang bertentangan itu. Yin dan Yang saling bertentangan tetapi juga saling membentuk. Keduanya memiliki sifat dan kerja yang saling bertentangan, tetapi dalam ketidak-samaannya, dalam pertentangannya keduanya memiliki hubungan yang erat satu dengan lain, mereka merupakan sebuah kesatuan. Sebuah hubungan peitentangan dan kesatuan. Penilaian Yin dan Yang tidaklah mutlak, tetapi mengikuti keadaan dan sudut pandangan. Sesuatu yang di atas dinilai sebagai Yang, tetapi bilamana ada yang lebih atas dari itu, maka benda semula kini berubah menjadi Yin dan yang lebih atas itu adalah Yang. Tiada sesuatu yang mutlak Yin yang murni ataupun Yang yang murni, di dalam Yin terdapat Yang di dalam Yang terdapat Yin. Sifat Yin dan Yang ini dijelaskan dalam simbol gambar:



6



Penjelasan gambar : Putih sebagai Yang, hitam sebagai Yin; dalam hitam terdapat putih, dalam putih terdapat hitam, dalam Yin terdapat Yang, dalam Yang terdapat Yin. Yin dan Yang membentuk sebuah kesatuan dan keseimbangan. Hilangnya keseimbangan menimbulkan keadaan abnormal, di mana terdapat Yin atau Yang yang berlebihan. Dan bilamana yang berlebihan dilemahkan atau yang lemah dikuatkan, keseimbangan dapat pulih kembali dan menjadi nrmal lagi. Bilamana pada suatu saat Yin atau Yang menjadi belebihan atau melemah maka pada batas maksimal ia akan berubah membentuk atau memperlihatkan sifat yang bertentangan dengan dirinya. Yaitu bilamana Yin misalnya mencapai batas maksimal, ia akan memperlihatkan sifat dari Yang; begitu juga halnya dengan Yang akan membentuk sifat Yin. Gambaran Yin dan Yang dalam alam Semesta: Yin



Malam



Yang Siang



Gelap



Bawah



Dingin



Air



Barat



Utara



Terang



Atas



Panas



Api



Timur



Selatan



Penggunaan Yin dan Yang untuk menjelaskan segala sifat dan gerak perubahan sesuatu hal disebut sebagai Teori Yin Yang.



7



2. TEORI YIN YANG DALAM ILMU AKUPUNKTUR Dalam llmu Pengobatan Cina didapati pandangan-pandangan: -



Bahwa tubuh manusia yang dilahirkan/dijelmakan dan berbentuk adalah berasal dari dua buah benda yang mewakili Yin dan Yang;



-



Bahwa tubuh manusia adalah bentuk kesatuan dari pertentangan Yin dan Yang (karena lahir dari dua buah benda yang mewakili Yin dan Yang). Jadi hanya dengan dapatnya mempertahankan keseimbangan Yin dan Yang itulah manusia baru dapat hidup teratur dan sehat. Bilamana terjadi kehilangan Keseimbangan Yin dan Yang, maka timbullah keadaan sakit. Dan tujuan pengobatan adalah pemulihan keseimbangan ini.



-



Bahwa karena segala sesuatu dalam alam semesta ini merupakan bentuk kesatuan dari Yin dan Yang dan manusia merupakan pula kesatuan dari Yin Yang, maka keadaan keseimbangan Yin Yang dalam tubuh manusia dipengaruhi pula oleh keadaan Yin Yang sekelilingnya (alam semesta). Jadi untuk mempertahankan keseimbangan Yin Yang dalam tubuhnya, manusia harus pula menyesuaikan diri dengan Yin Yang lingkungan di mana ia berada.



Dengan pandangan-pandangan ini lain llmu Akupunktur khususnya dan llmu Pengobatan Cina umumnya meletakkan dasar bagi llmu Pencegahan Penyakit. Dalam bidang diagnosis, sekalipun didapati berbagai jenis penyakit di antaranya penyakit Cang Fu dengan sindrom-sindromnya, penyakit kelainan meridian, Sindrom 6 Meridian, Sindrom San Ciao, Sindrom Ying Wei Ci Sie dan sebagainya lagi; secara keseluruhannya tidaklah lepas dari Delapan Dasar Diagnosis yaitu: Yin, Yang, Pia (Luar), Li (Dalam), Han (Dingin), Re (Panas), Si (Lemah), dan Se (Kuat). Dalam Delapan Dasar Diagnosis itu, Yin dan Yang merupakan pimpinan atau dengan kata lain ke enam lainnya dari Delapan Dasar Diagnosis adalah merupakan diferensiasi Yin dan Yang. Luar, Panas, Se adalah Yang dan Dalam, Dingin, Si adalah Yin. Jadi bagaimana pun keadaannya suatu penyakit tidaklah lepas dari Delapan Dasar Diagnosis dan semua itu tidaklah lepas dari lingkungan Yin dan Yang. Karena itu pula, dalam cara pemeriksaan tujuan utama adalah



8



menentukan perubahan Yin Yang penderita, baru setelah itu diadakan diferensiasi yang lebih terperinci. Dalam bidang terapi, maka tindakan yang diambil disesuaikan dengan keadaan sakit penderita, yaitu diagnosis yang ditegakkan. Pada Penyakit Yin diadakan tindakantindakan pengobatan Yang dan pada Penyakit Yang diadakan tindakan Yin. Misalnya didapati keadaan Si (Lemah) maka diadakan pengobatan dengan cara Pu (Penguatan), cara ini tergolong dalam tindakan Yang. Dalam penilaian prognosis maka Yin Yang menentukan pula. Yaitu bilamana pada keadaan penyakit Yang didapati gejala Yin dalam perjalanan penyakitnya, berarti bahwa penyakit memberat; sedangkan bila pada penyakit Yin ditemui adanya tanda-tanda Yang berarti penyakit dalam prses penyembuhan. Gambaran Yin Yang dalam Tubuh Manusia : Yang



Punggung-bokong



Tubuh bagian atas



Hu



Ci



Wei



Yin



Dada - perut



Tubuh bagian bawah Cang Sie



Pia



Ying Li



Tentang Fu, Cang, Ci, Sie, Ying, Wei, Ra dan Li baca pada bab bersangkutan. Gambar Yin Yang dalam Gejala Penyakit: Yang



Akut



Gelisah



Panas



Kering



Progresif



Yin



Krnis



Tenang



Dingin



Lembab



Regresif



Pembicaraan Teori Yin Yang berakhir sampai di sini, tetapi selalu akan diungkapkan kembali pada bab-bab selanjutnya sesuai dengan hal yang dibicarakan.



9



BAB 2 TEORI PERGERAKAN LIMA UNSUR ( U SING )



1. Definisi U Sing merupakan teori yang terpenting setelah teori Yin Yang. la berkembang dari teori Yin Yang; yang dengan rnenilai sifat-sifat khusus dari lima unsur benda dalam alam semesta dan penjelasan tentang kuat lemahnya Yin Yang, ia menunjukkan cara penggolongan benda-benda sejenis dan menjelaskan hubungannya masing-masing. Lima unsur benda tersebut adalah: Logam, Air, Kayu. Api dan Tanah. Segala sesuatu dalam alam semesta ini secara ringkas disimpulkan dalam lima unsur benda itu. Dengan didasarkan kepada sifat-sifat, benda-benda dalam alam ini digolongkan dalam salah satu unsur dasar itu tadi. Dasar dari pada penggolongan tersebut adalah sifat-sifat nyata dan imajinasi yang khusus dari lima unsur itu, yaitu: Logam mempunyai sifat keras, membunuh; Air memiliki pengertian basah, licin dan mengalirke bawah; Kayu (pohon) dalam arti lurus, berkembang; Api bersifat memanas:, membubung ke atas; Tanah memiliki pengertian penghasil. pengukuh, ketenangan. Serta Lain-lain lagi sifat-sifat dari lima unsur dasar itu. Dengan didasarkan kepada sifat-sifat khusus dan hubungan unsur-unsur tersebut satu dengan yang lain, lahirlah peraturan-peraturan dalam penggunaannya. Teori U Sing menyatakan bahwa segala sesuatu dalam alam semesta ini secara ringkas disimpulkan dalam 5 golongan unsur yaitu: Kayu, Api, Tanah, Logam dan Air. Kelima unsur ini satu dengan yang lain menjalin hubungan yang erat, teratur dan dalam keseimbangan bergerak. 2. Peraturan Dalam Teori Pergerakan Lima Unsur A. Peraturan Hubungan Menghidupkan/Menguatkan Menghidupkan mempunyai arti melahirkan, membantu pertumbuhan. Antara Lima Unsur tadi terdapat hubungan yang saling menghidupkan, saling membutuhkan demi kelangsungan hidup dirinya. Hubungan demikian dinamakan Hubungan Menghidupkan. 10



Peraturan Hubungan Menghidupkan dalam U Sing adalah Air menghidupkan dan menumbuhkan Kayu (dalam arti tanam-tanaman). Kayu menghidupkan



Api,



sedang



Api



menghasilkan



Tanah



(abu).



Tanah



menghasilkan Logam, Logam membentuk Air (udara pada kelembaban udara yang tinggi, biasanya terbentuk butir-butir air di permukaan logam) dan Air demikian seterusnya. Hubungan ini merupakan siklus yang tiada henti-hentinya, berlangsung terus. Hubungan ini merupakan suatu pergerakan yang seimbang dan tertib. Dalam



U



Sing,



setiap



unsur



memiliki



hubungan



“yang



menghidupkanku” dan “yang kuhidupkan”, hubungan demikian disebut Hubungan Ibu-Anak. Misalnya Air sebagai contoh. “Yang menghidupkanku” adalah Logam sedang “Yang kuhidupkan” adalah Kayu. Kayu adalah “Anak” dari Air, Logam adalah “Ibu” dari Air. B. Peraturan Hubungan Membatasi (Melemahkan) Membatasi dalam hal ini diartikan sebagai mengalahkan, menguasai, menjajah dan membunuh. Dalam U Sing terdapat hubungan saling menguasai dan saling membatasi/menekan. Hubungan yang dinamakan: Hubungan Membatasi. Peraturan Hubungan Membatasi dalam U Sing adalah.: Kayu merusak Tanah,



Tanah



membendung



Air,



Air



mematikan



Api;



Api



mencairkan/melumerkan Logam, Logam memancung Kayu, dan Kayu dan seterusnya. Hubungan ini merupakan juga sebuah siklus yang tak kunjung berhenti. Dalam keadaan nrmal ini pun merupakan sebuah peigerakan keseimbangah yang tertib pula. Dalam Hubungan Membatasi ini dalam U Sing, didapat pula untuk setiap unsur Hubungan ‘Yang membatasiku’ dan ‘Yang kubatasi’. Misalnya Kayu sebagai contoh; ‘Yang membatasiku’ dalam Logam, ‘Yang kubatasi’ adalah Tanah. C. Peraturan Hubungan Menghidupkan-Membatasi Membatasi-Menghidupkan mengandung arti penguasaan (pembatasan) dan pengembangan. Yaitu hubungan rangkap antara Hubungan Menghidupkan dan Hubungan Membatasi. Bilamana hanya ada Peraturan Hubungan Menghidupkan, maka tidaklah akan ada sebuah keseimbangan yang tetap dan 11



nrmal; semua akan lahir, dan lahir dan lahir terus. Begitu juga bilamana hanya ada Peraturan Hubungan Membatasi, maka karena adanya saling membatasi, tidaklah akan ada kehadiran lagi; semua akan saling batas membatasi. Karena itu, dalam hubungan Menghidupkan terdapat Hubungan Membatasi, dalam Hubungan Membatasi terdapat Hubungan Menghidupkan, dengan demjkian keseimbangan yang tertib dan nrmal dapat tercapai. Peraturan Membatasi-Menghidupkan dalam U Sing adalah sebagai berikut: Kayu merusak Tanah, Tanah menghasilkan Logam, Logam memancung Kayu; Api mencairkan Logam, Logam membentuk Air, Air mematikan Api; Tanah membendung Air, Air menyuburkan Kayu, Kayu merusak Tanah; Logam memancung Kayu, Kayu menghidupkan Api, Api mencairkan Logam; Air mematikan Api, Api menyuburkan Tanah, dan Tanah membendung Air.



12



Penjelasan Gambar 2 yaitu Hubungan Membatasi-Menghidupkan: a. Kayu bisa menghidupkan Api, ini berarti hubungan Ibu memelihara Anak. Bagi Kayu sendiri dengan menghidupkan Api, untuk dirinya sen-diri berupa beban. tapi dengan adanya Api yang dihidupkannya, yang menjadi “marng” atau besar itu, maka Logam akan dikuasai/dibunuh oleh Api tersebut. Dengan demikian maka “yang membatasiku” (Logam) menjadi kendur, sehingga kayu tidaklah sampai terbunuh oleh Logam dan tetap dalam .keadaan yang nrmal. b. Kayu bisa membunuh Tanah. Bilamana Kayu dalam tugasnya mehguasai Tanah terlalu “kejam”, maka Tanah bisa menyuruh Logam yaitu anak-nya, bertindak untuk membatasi. Dengan demikian kemungkinan berlaku “kejam” dari “yang membatasiku” dapat diatasi. Semua inilah yang mempertahankan Pergerakan Lima Unsur selalu dalam keadaan seimbang dan berlangsung secara teratur dan tertib. D. Peraturan Penindasan dan Hubungan Penghinaan Penindasan di sini berarti penyerbuan di luar batas normal. Hampir sama dengan Hubungan Membatasi. Sedang Penghinaan mempunyai arti: berbalik menghina kepada yang biasanya menguasai dirinya, hal ini sama halnya dengan Hubungan Membatasi-balik. Segala sesuatu bila ada yang nrmal, akan ada pula yang tidak nrmal (abnormal). Demikian pulalah halnya dengan Peraturan-peraturan l) Sing. Di atas telah dijelaskan keadaan nrmal, hubungan nrmal dalam U Sing. Hubungan yang keempat ini adalah hubungan yang abnormal, patologis. Bilamana terdapat suatu keadaan di mana salah satu unsur dalam U Sing men- ,. jadi terlalu kuat atau menjadi lemah, maka hilanglah keseimbangan yang nrmal, dan tampak adanya Hubungan Penindasan dan Hubungan Penghinaan. Misalnya: Api menjadi berlebihan Ci-nya, maka akan terjadi keadaan seba-gai berikut: Air yang bertugas “membatasinya”, tidak lagi mampu menjalan-kan tugasnya. Akibatnya berbalik “dikuasai” oleh Api, hubungan demikian disebut sebagai: Hubungan Penghinaan. Demikian pula Api semakin kuat “membatasi” Logam yang dalam keadaan nrmalnya sudah menjadi tugasnya membatasinya; hubungan ini disebut sebagai: Hubungan Penindasan. 13



Sebaliknya bila Api berubah menjadi lemah, maka Air akan menindasnya (Hubungan Penindasan) sedang Logam akan menghinanya (Hubungan Penghinaan).



3. Penggunaan U Sing Dalam Ilmu Pfngbatan Cina Tradisional Teori U Sing ini dilahirkan karena teori Yin Yang pada batas-batas ter-tentu tidak mampu memberikan penjelasan yang m emu ask an. Karena para ahli masa dahulu itu dengan cara menilai kenyataan-kenyataan dari sifat-sifat benda-benda dalam alam semesta, yaitu dengan mengadakan penggolongan jenis, analisa, menarik kesimpulan, maka terbentuklah teori U Sing ini. Teori U Sing dan Yin Yang keduanya saling mengisi dan membentuk, sehingga akhirnya merupakan dasar bagi teori-teori dalam Ilmu Pengobatan Cina. Demikianlah, tanpa menguasai penggunaan teori Yin Yang dan teori U Sing serta peraturan-peraturannya, tidaklah akan mengerti dasar Ilmu Pengobatan Cina. Cara penggolongan sejenis yang digunakan: Manusia adalah makhluk hidup di alam semesta ini, oleh sebab itu ke-adaan lingkungan sangat berpengaruh pada dirinya. Bertitik tlak pada dasar inilah diadakan penggolongan sejenis. Penggolongan sejenis dalam U Sing di-mulai dari penelitian keadaan/gejala dalam alam, dihubungkan dengan keadaan tubuh manusia beserta aspek-aspek lainnya. Begitulali alat-alat tubuh manusia disimpulkan dalam bma golongan besar: Kayu, Api, Tanah, Logam dan Air sebagai Pusat. Pertama-tama diteliti sifat-sifat serta karakteristik dari benda-benda sekeliling,



tentang



kehidupannya,



kegunaan,



fungsi,



juga



wujud



yang



diperlihatkannya; lalu disamakan dengan karakteristik salah satu unsur dari U Sing 14



dan digolongkan dalam kategori itu. Dengan demikian terjadilah suatu rang-kaian dari pertalian hubungan yang kmpleks. Dalam membicarakan salah satu unsur (Sing), maka akan bertalian banyak aspek-aspek yang berhubungan. Misalnya unsur Kayu: pada musim semi terdapat banyak angin dan angin itu kebanyakan angin Timur, udara hangat dan nyaman, rumput, pohon (kayu) dalam permulaan musim semi mulai bersemi.bertunas, warna yang terlihat adalah hijau, jenis phn tertentu bila dilah menimbulkan rasa asam. Dari contoh di atas ini tampaklah hubungan: Kayu dalam musim sebagai Musim Semi, dalam mata angin bagian Timur, dalam perkembangan hidup sebagai lahir (tunas), dalam warna sebagai hijau dan dalam rasa sebagai asam. Hubungan langsung dan tidak langsung satu dengan lainnya bertalian. Bila-mana dihubungkan dengan tubuh manusia antara manusia dengan mahluk-mahluk lainnya mempunyai persamaan, bila musim semi tiba mereka bergerak dari sarang-sarangnya, gairah hidup pun menyala-nyala. Sifat-sifat yang tim-bul ini berhubungan erat dengan fungsi Hati dan Hati berhubungan dengan Kandung Empedu, Tendon, Mata, mengepal, marah, menjerit. Bila dilihat dari daftar penggolongan U Sing di bawah ini maka dari satu baris membujur dengan baris membujur lain (dari unsur yang satu dengan unsur lainnya)



terdapatlah



hubungan:



Menghidupkan,



Membatasi,



Membatasi-



Menghidupkan. Maka terlihatlah hubungan melintang dan membujur. yangrumit; bisa disatukan, juga bisa dipisahkan. Demikianlah dengan menguasai dan memahami cara penggolongan sejenis ini dapatlah dikuasai dasar peraturan U Sing, sehingga bila menemukan salah satu benda yang tergolong dalam satu unsur, kita langsung mengingat akan seluruh yang tergolong dalam unsur itu serta bagaimana hubungan dengan unsur-unsur lainnya. Daftar Penggolongan sejenis U Sing U Sing



Kayu



Api



Tanah



Logam



Air



Arah



Timur



Selatan



Tengah



Barat



Utara



Musim



Semi



Panas



Panas panjang



Gugur



Dingin



Lima Hawa Udara



Angin



Panas



Lembab



Kering



Dingin



Perjalanan hidup



Lahir



Tumbuh



Dewasa



Layu



Mati



Cang



Hati



Jantung



Limpa



Paru-paru



Ginjal



Fu



Kandung



Usus Kecil



Lambung



Usus Besar



Kandung Kemih



15



Empedu Panca indera



Mata



Lidah



Mulut



Hidung



Telinga



Jaringan tubuh



Tendon



Pembuluh darah



otot



Kulit, bulu



Tulang



Emosi



Marah



Gembria



Berpikir



Kuatir/ sedih



Takut



Warna



Hijau



Merali



Kuning



Putih



Hitam



Rasa



Asam



Pahit



Manis



Pedas



Asin



Suara



Menjerit



Tertawa



Menyanyi



Menangis



Merintih



Cairan



Air mata



Keringat



Air liur



Ingus



Kotoran telinga



Dengan diwakilinya U Cang oleh U Sing, maka dalam U Cang pun terjadilah



hubungan-hubungan



yang



berlaku



pada



U



Sing:



Hubungan



Menghidupkan, Membatasi dan Hubungan Membatasi-Menghidupkan. Dan dalam keadaan abnormal (patologis terjadi Hubungan Penindasan dan Hubungan Penghinaan. Dan sesungguhnya Cang dan Fu tidak berdiri sendiri, tetap saling berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya (berpasangan), sehingga bilamana terjadi keadaan sakit, penyakit Cang mempengaruhi Fu, sebaliknya penyakit Fu pun mempengaruhi Cang; maka U Sing pun berlaku juga dalam Fu seperti halnya dalam Cang. Penjalaran penyakit dari setiap penyakit Cang sangatlah kmpleks, tetapi bagaimanapun kmpleksnya tidak akan lepas dari empat hubungan itu, yaitu: Hubungan Penmdasan, Penghinaan, Ibu sakit menularkan kepada Anaknya, Anak sakit menyerang Ibunya. Selain empat hubungan ini, masih ada satu’lagi, yaitu penyakit organ itu sendiri. Misalnya: Ibu sakit, menularkan kepada Anaknya, penyakit Hati menjalar pada Jantung; Anak sakit menyerang Ibunya, penyakit Limpa menyerang Jantung. Hubungan Penindasan: penyakit Hati menjalar ke limpa; Hubungan Penghinaan: Penyakit Paru-paru menjalar ke Jantung. Penyakitnya sendiri, yaitu penyakit Jantung misalnya, mempunyai arti bahwa penyakit itu timbul pada organ itu sendiri, jadi bukan penjalaran dari penyakit organ yang lain. Yang diuraikan di atas itu adalah penjalaran secara umum (empat jenis), walaupun demikian bukanlah merupakan sesuatu yang mutlak tak berubah. Sebab perkembangan penyakit adalah kompleks. Kadang-kadang pada keadaan gejala penyakit yang sama, ternyata penyebabnya berlainan dari biasanya, bahkan organ 16



yang tersangkut bisa berlainan pula. oleh karena itu, cara pengobatannya pun berlainan satu dengan yang lain. Kadang-kadang pula didapat gejala penyakit yang berlainan, akan tetapi penyebab penyakit serta organ yang bersangkutan ternyata sama, sehingga dengan jenis terapi yang sama dapat dibati berbagai keadaan/gejala penyakit tersebut. Untuk penegakan diagnosis ini penguasaan Teori Yin Yang dan Teori U Sing sangatlah dibutuhkan. Pada kasus-kasus ringan, seperti ‘Masuk Angin’ tidaklah perlu. penilaian dengan U Sing, sudah cukup dengan menegakkan diagnosis dan menentukan terapinya. Namun dalam hal-hal penyakit yang kompleks gejala-gejalanya, mutlak teori Yin Yang/U Sing dibutuhkan untuk diagnosis dan terapi. 4. Penggunaan U Sing Dalam Akupunktur Selain sama dengan Ilmu Pengobatan Cina umumnya seperti yang telah diungkapkan di atas, dalam Ilmu Akupunktur teori’ U Sing ini berperan khusus dalam bidang pengobatan. Kedua belas Meridian Umum Akupunktur berhubungan dengan Cang Fu, dan antaranya didapat hubungan Luar Dalam (Pia-Li), karena itu mengikuti hubungan Cang Fu dengan U Sing; kedua belas meridian itu pun berhubungan pula dengan U Sing. Di samping itu pada titik-titik akupunktur yang terletak di bawah sendi lutut dan sendi siku didapati titik-titik yang tergolong dalam titik U Su yaitu: titik-titik



Cin,



Yung,



Su,



Cing



dan



He:



Titik U Su Meridian Yin disesuaikan dengan U Sing Meridian Tay Yin Tangan Paru-paru (I) Tay Yin Kaki Limpa (IV) Sa Yin Tangan Jantung (V) Sa Yin Kaki Ginjal (VIII) Cie Yin Tangan Perikardium (IX) CieYinKaki Hati (XII)



U Sing Meridian



Cin (Kayu)



Yung (Api)



Su (Tanah)



Cing (Logam)



He (Air)



Logam



Sa Sang (11)



ICi (10)



Tay Yen (9)



Cing Ci (8)



Ce Ce (5)



Tanah



YinPai (1)



TaTu (2)



Tay Pai (3)



Sang Ciu (5)



Yin Ling Cueh (9)



Api



Sab Cung (9)



Sen Men (7)



Ling Ta (4)



Sa Hai (3)



Ail



Yung Cuen (1)



Sa Fu (8) Ran Ku (2)



Tay Si (3)



Fu Liu (7)



Yin Ku (10)



Api



Cung Cung (9)



La Kung (8)



T Ling (7)



Cien Se (5)



Ci Ce (3)



Kayu



Ta Tun (1)



Sing Cien (2)



Tay Cung (3).



Cung Fung (4) .



Ci Cuen (8) 17







Titik U Su meridian yang disesuaikan dengan U Sing Meridian Yang Ming Tangan Usus Besar (ID Yang Ming Kaki Lambung (III) Tay Yang Tangan Usus Kecil (VI) Tay Yang Kaki Kandung Kemih (VII) Sa Yang Kaki Kandung Empedu (XI) Sa Yang Tangan San Cia (X)



U Sing



Cin (Logam)



Yung (Air)



Su (Kayu)



Cing (Api)



He (Tanah)



Logam



Sang Yang (1)



El Cien (2)



San Cien (3)



Yang Si (5)



CiCe (11)



Tanah



Li Tui (45)



Nei Ting (44)



Sien Ku (43)



Cie Si (41)



Cu San Li (36)



Api



Sa Ce (1)



Cien Ku (2)



Heu Si (3)



Yang Ku (5)



Sia -Hai (8)



Air



CeYin (67)



Tung Ku (66)



Su Ku (65)



Kun Lun (60)



Wei Cung (54)



Kayu



Cia Yin (44)



SieSi (43) .



Cu Lin Ci (41)



Yang Pu (38)



Yang Ling Cuen (34)



Cung Cu (3)



CeKeu (6)



Tien Cing (10)



Api



Kuan Cung YiMen (2) (1)



Dalam menghadapi keadaan sakit, kita lakukan tindakan penyembuhan; dalam menghadapi keadaan abnormal, maka kita lakukan tindakan pemulihan keadaan menjadi normal kembali. Bilamana kita dengan tujuan ini menilai U Sing maka lahirlah peraturan atau dalil yaitu: bahwa pada keadaan Si (lemah, insufisien) perkuatlah Ibunya, dalam keadaan Se (berlebihan, hiperaktif) perlemahlah Anaknya. Yang dimaksudkan dengan Si dan Se adalah dua keadaan yang merupakan Yin dan Yang, yaitu bilamana salah satu ‘organ’ menjadi lemah dari normalnya disebut sebagai Si dan bilamana menjadi lebih kuat atau melampaui batas normal disebut sebagai Se. Dalam keadaan-keadaan itu terjadilah hubungan abnormal dari U Sing, di mana terjadi Hubungan Penindasan dan Hubungan Penghinaan, yang akan tampak sebagai gejala yang terlihat atau keluhan yang diderita oleh penderita, sesuai dengan organ-organ yang terkena. Bilamana kita meneliti kembali gambar 2, dalam halaman duabelas jelas kiranya bilamana Api dalam keadaan Si, kita menguatkan Kayu untuk memperbesar Api; kita memperkuat Api untuk mengatasi kelemahan Tanah; kita memperkuat Tanah untuk menyembuhkan Si Logam, dan seterusnya. Inilah yang dimaksudkan dengan: Bilamana pada keadaan lemah (Si, insufisien) perkuatlah ibunya. Bilamana Kayu 18



dalam keadaan Se (hiperaktif, berlebihan), terjadilah hubungan Penindasan dari Kayu terhadap Tanah dan hubungan Penghinaan dari Kayu terhadap Logam. Tindakan untuk mengatasi hal abnormal ini adalah memperlemah Anak dari Kayu. Penjelasannya adalah sebagai berikut: Dengan lemahnya Anak dari Kayu yaitu Api, maka kekuatan Api yang membatasi kerja Logam akan menurun, dengan perkataan lain Logam akan berlebihan, maka dengan berlebihnya kekuatan Logam, Logam akan membatasi kelebihan kekuatan dari Kayu sehingga akan tercapai keadaan normal kembali. Dalam Bab Teori Pengobatan, mengenai titik U Su akan dibicarakan lebih lanjut.



19



BAB 3



TEORI FENOMENA ORGAN (CANG SIANG) Cang dalam pengertian ini adalah Cang Fu yaitu organ-organ dalam tubuh manusia, dan Siang adalah fenomena yang terlihat dari luar. Yang dimaksudkan dengan Teori Cang Siang ialah sebuah teori untuk penilaian keadaan fisiologis serta patologis dari fungsi-fungsi organ dalam, dengan didasarkan kepada apa yang terlihat (fenomena), sebagai pencerminan keadaan organ dalam itu. Dengan didasarkan kepada hasil penyelidikan kehidupan manusia sehari-hari, dengan penyelidikan dan pengalaman pengobatan penyakit-penyakit, serta hasil penyelidikan autpsi mayat-mayat, lalu dilah, dihubungkan dengan teori Yin Yang dan U Sing, maka terbentuklah Teori Cang Siang. Sebagai inti dalam pembicaraan teori ini adalah fenomena-fenomena yang normal (fisiologis) yang diperlihatkan oleh fungsi organ dalam (Cang Fu), serta hubungan organ dalam itu antara satu dengan yang lainnya; dan sebagai pelengkap dibicarakan juga keadaan patologis serta mekanisme terjadinya keadaan itu. Dalam membicarakan teori Cang Siang ini perlu kiranya diketahui bahwa pengetahuan Ilmu Pengobatan Cina dalam hal Cang Fu ini, di samping menunjukkan organ-organ secara nyata, lebih menitik beratkan kepada fenomena dari fungsi dan perubahari patologis organ-organ itu. Dan fenomena-fenomena yang terlihat itu tidak pula selalu menyatakan fungsi dan kegiatan dari organ itu secara riil, secara organis. Sebelum kita melanjutkan pembicaraan Teori Cang Siang kita membahas terlebih dahulu beberapa pengetahuan dasar dalam Ilmu Pengobatan Cina, agar lebih dapat mendalami serta memahami Teori Cang Siang itu. 1. Terminologi Dalam Akupunktur a. CING, CI dan SEN Cing, Ci dan Sen merupakan kesatuan yang tak mungkin terpisahkan, ketiganya saling berhubungan dan bertalian dalam hubungan materi, faal dan fenomena serta hubungan materi dasar, daya penggerak dan pimpinan. Dengan ketiga hal tersebut dijelaskan tentang perkembangan Yin Yang dalam tubuh manusia.



20



CING: Cing mempunyai dua pengertian: Cing dalam arti bawaan (kongenital) dan Cing dalam arti setelah lahir. Cing bawaan: suatu dasar materi dari pembentukan tubuh manusia. Hal ini mempunyai arti yang sama dengan sperma dan vum dalam sistem reproduksi manusia. Dikatakan bahwa Yin Yang saling ‘bergulat’, lalu bersatu membentuk suatu bentuk, yang lebih dahulu ada dari semua itu ialah yang disebut Cing. Jadi yang dimaksud dengan Cing bawaan adalah materi yang ada sebelum pembentukan tubuh, yang datangnya dari kedua rang tua (ibu-ayah! Yin dan Yang). Dalam pengertian Cing sudah lahir, hal ini dapat diterangkan sebagai materi yang terjadi karena hasil pengolahan dari makanan dan minuman. Perbedaan dalam kedua pengertian ini hanya terdapat dalam sal waktu saja, sedang dasar pembentukannya adalah sama yaitu dari makanan dan minuman. Karena pembentukan Cing bawaan memerlukan pemeliharaan Cing sesudah lahir, dalam tubuh Ibu dan Ayah. Dan bila terbentuknya Cing ini cukup, maka Cing akan disimpan dalam Cang (organ dalam: Hati, Jantung, Limpa, Paru-paru, Ginjal dan Perikardium). Dan bila pembentukannya kurang, maka dalam terapi kita perlu menambahnya lewat makanan dan minuman. (Sebuah patokan dasar). CI: Dalam Ilmu Pengobatan Cina istilah ini mempunyai pengertian yang luas. Secara garis besarnya dapat disimpulkan menjadi tiga golongan: 1. Sebuah materi tertentu. Misalnya : Ci dalam pengertian Kung Ci mempunyai arti hawa udara. 2. Faal dan daya. Misalnya : Ci dari Hati, Ci dari Jantang, Ci dari Limpa, Ci dari Ginjal, dan Ci dari Paru-paru. 3. Fenomena yang diperlihatkan organ dalam prses gerak perubahannya. Misalnya pada waktu marah, Ci naik ke atas; waktu gembira Ci bergerak lambat; waktu,takut, Ci turun ke bawah dan seterusnya. Dalam pengertian Cing, Ci dan Sen ini, maka Ci di sini diartikan dalam kategori yang kedua. Yaitu, bahwa Ci adalah daya perubahan fisiologis tubuh manusia. Pengertiannya mencakup segala perubahan yang kmpleks dari materimateri yang terdapat dalam tubuh, hal ini berlaku pula dalam sal regenerasi,



21



Mengapa sebuah benda/tubuh memiliki fenomena kehidupan? Tidak lain karena adanya Ci ini. SEN:. Yang dimaksud dengan Sen adalah keseluruhan pemikiran, hasrat, serta gerak perubahan dalam kehidupan. Secara lebih terperinci lagi Sen ini mempunyai dua pengertian: 1. Semangat, bentuk dan gerak-gerik pikiran serta hasrat, 2. Fenomena keseluruhan yang diperlihatkan oleh tubuh manusia dalam keadaan fisiologis atau patologis. Sen



mempunyai



asal-usul



permulaan



yang



bersamaan



dengan



kehidupan; mengikuti persatuan dari Cing orang tua, ketika mulai berbentuk dalam kandungan, maka Sen mulai pula dikandung dalam rahim. Sen tak mungkin dapat dipisahkan dengan tubuh manusia, sedetik ada kehidupan sedetik itu pulalah terdapat Sen. Mata dapat-melihat, telinga mendengar, mulut berbicara, hidung mencium bau, alat gerak bergerak, dan segala hasrat dan pikiran serta gerak tubuh, tiada satu pun yang bukan merupakan hasil pengendalian daripada Sen itu. Pada orang yang sehat akan tampak Sen sebagai berikut: penuh semangat, lincah, dan gembira. Sedang bilamana mengalami sakit, maka karena Sen mendapat ‘agresi’ suatu penyakit, akan tampaklah perubahan-perubahan’ yang abnormal: mata tidak lagi bersinar, lesu, capai, bicara tak bertenaga, tak menentu dan sebagainya. Dengan melihat Sen ini, dapatlah ditentukan bagaimana beratnya sakit yang diderita orang. Kuat lemahnya Sen, tergantung dari kuat lemahnya Ci, dan didasarkan pula pada Cing yang cukup atau tidak. Jadi dengan penilaian Sen kita dapat menentukan keadaan Cing dan Ci dalam tubuh. Dengan demikian, pertalian hubungan itu adalah sebagai berikut: -



Atas dasar materi, faal dan fenomena: materi adalah Cing, faal adalah Ci dan fenomena adalah Sen.



-



Atas dasar materi penggerak dan pimpinan: Cing adalah dasar materi, Ci adalah penggerak dan Sen adalah pemimpin.



22



b. YING, WEI, CI, SIE Ying, Wei, Ci dan Sie adalah materi dan daya yang prinsipil yang dibutuhkan pada waktu berlangsungnya kehidupan manusia. Keempat unsur ini bergerak dalam tubuh manusia dengan tak henti-hentinya. Ying dan Wei, Ci dan Sie ini mempunyai asal yang sama (yaitu makanan minuman), hanya kemudian masing-masing mempunyai sifat tersendiri, dan berjalan dalam aliran tersendiri serta mempunyai kegunaan tersendiri pula. Tetapi secara keseluruhan tetap bertalian, mengikuti peraturan Yin Yang. YING: Makanan dan minuman yang setelah diolah oleh Lambung dan Limpa, bercampur dan menerima Cing, lalu berkembang membentuk Ying. Ying itu sendiri merupakan Cing dari makanan itu. Ying ini dari Lambung disalurkan ke Paru-paru, dari sini masuk ke dalam pembuluh darah. SIE : Sie dalam bahasa Indnesia berarti darah. Tetapi sebetulnya kurang tepat bila diidentikkan pengertiannya dengan darah dalam Ilmu Kedokteran Barat. oleh sebab itu tetap digunakan istilah Sie untuk mempertahankan arti yang sesungguhnya. Asal mula Sie ini sama halnya dengan Ying yaitu dari hasil makanan dan minuman. Setelah dibentuk Ying, cairan yang berupa sari dari’Ying itu diperas keluar, lalu masuk ke dalam Paru-paru sehingga terbentuklah Sie. Kemudian bersama-sama dengan Ying berjalan dalam pembuluh darah, memberikan makanan kepada seluruh organ, Gang Fu; serta memelihara keempat: alat gerak dengan tulang-tulang seluruh tubuh, dengan otot-ototnya; sehingga seluruh tubuh menerima pemeliharaan Ying Sie. Ying dan Sie ini merupakan; materi yang mempertahankan kehidupan agar tetap berlangsung normal; tetapi dalam pembentukannya mempunyai urutan yang berbeda, begitu pun dalam bentuk dan sifatnya. FUNGSI YING dan SIE : 1. Mengalir dalam bentuk siklus di seluruh tubuh, yang berfungsi sebagai, ‘makanan’ demi pemeliharaan. Seluruh tubuh manusia, rambut, kulit, 23



tulang, otot, maupun Cang Fu, tanpa adanya Sie dan Ying ini tak mungkin dapat bekerja. Semakin ‘kuat’ Ying Sie, makin kuatlah tubuh itu, demikian pula bila terjadi sebaliknya, bila kurang maka lemahlah tubuh itu. Hanya pada pembuluh darah yang tak terdapat kemacetan, Sie dan Ying mengalir lancar dan teratur, menguatkan otot-otot, sendi-sendi dan tulang-tulang menjadi bertenaga dan dapat bergerak dengan leluasa. Dalam peredarannya Ying Sie ini banyak dipengaruhi oleh Ci, yang merupakan jenderal/prmtr dari Sie. Hanya dengan drngan daya kerja Ci-lah Ying Sie bam dapat bergerak mengalir. Demikian pula terjadi sebaliknya: Sie adalah ibu dari pada Ci. Tanpa ada Sie tak mungkin Ci dapat mengembangkan faalnya/kekuatannya. 2. Berhubungan erat dengan keadaan Sen dan mempunyai pengaruh perlindungan kepada badan; Sie memberi pemeliharaan, dan Ci memberi semangat, daya pikir. Sebaliknya kelainan mental (Sen) mengakibatkan kelainan pula pada Sie. Contohnya pada orang marah dan mendongkol luar biasa, hal ini dapat mengakibatkan muntah darah. Marah membuat muka merah; takut membuat pucat lesi. WEI: Wei adalah bagian dari Ci. Pembentukannya seperti halnya Ying, hanya bentuknya merupakan cairan yang keruh (purulen), lain halnya dengan Ying yang berbentuk jernih. Bersifat keras dan bergerak kuat serta cepat. Wei tidak berjalan dalam meridian/pembuluh darah tetapi di luarnya, bergerak di antara lapisan kulit dan lapisan otot, menyebar di seluruh dada dan perut. Memiliki faa1 untuk melindungi tubuh terhadap ‘serangan’ yang datang dari luar, yang bisa menimbulkan keadaan sakit. Di samping memberikan kehangatan pada otot, juga melicinkan kulit serta pri-prinya. Dan juga memperbaiki keusangan pada sel-sel kulit, mengatur pembukaan dan penutupan kelenjar keringat. Dengan cara demikian dapat memperkuat pertahanan tubuh dari serangan luar, dan mengatur penyesuaian keadaan dalam dan luar tubuh (hubungan tubuh dengan hawa udara sekeliling).



24



CI: Telah dibicarakan dalam hubungan Cing, Ci dan Sen. Perlu ditambahkan bahwa Ci ini dibentuk dari makanan dan minuman lalu dilah dengan Kung Ci (udara luar, hawa udara) yang diisap Paru-paru. Hubungan antara Ying Wei dan Ci Sie: Telah diungkapkan bahwa Ying Sie tergolong dalam Yin, Ci Wei termasuk dalam Yang. Ying Sie juga Ci bergerak dalam pembuluh darah. Wei ber-gerak di luar pembuluh darah, ia berjalan antara otot, kulit. Juga Ci tidak selalu hanya dalam pembuluh darah namun bisa pula bergerak di luarnya. Dengan baiknya Ying, maka baik pula pemeliharaan seluruh organ-organ tubuh, dengan baiknya Cang Fu maka kuatlah kerja dari Wei dalam mem-pertahankah keselamatan tubuh terhadap serangan luar. Sebaliknya bilamana Wei bekerja dengan baik, maka bisalah Ying melakukan tugasnya memelihara seluruh badan dengan baik. Begitu juga dengan Ci dan Sie: Ci adalah jenderal/ prmtr dari Sie, Sie adalah ibu dari Ci. Karena itulah dalam badan yang sehat, Ying Wei dan Ci Sie haruslah dalam keseimbangan dan teratur lancar. Bilarnana hilang keseimbangan, hilang kelancarannya, maka timbullah berbagai keadaan penyakit. c. CIN YI (Cairan) Cin Yi adalah segala bentuk cairan yang terdapat dalam tubuh. Dibentuk dari bahan makanan-minuman, melewati pengolahan dan penyaluran dari Lambung, Usus Kecil. Usus Besar, San Cia dan Kandung Kemih. Cing setelah lahir’ dari Lambung setelah diadakan pengolahan dalam Paru-paru, terjadi pemisahan antara yang keruh dan yang jernih. Yang dimaksudkan dengan Cing dalam hal ini adalah Cin Yi. Bahan minuman-makanan/bahan cairan yang masuk, cairan (Cin Yi) yang dibentuk, lalu penyebarannya, pengaturannya serta perubahannya sam-pai pada pembuangan, semuanya itu ada batas-batas normalnya. Penentuan batasbatas normal ini terutama ditentukan oleh fungsi dari Lima Cang, yang mengikuti keadaan lingkungan (hawa udara, musim, keseimbangan Yin Yang) mengatur keseimbangan. Cin dan Yi sekali pun merupakan materi yang sama, tetapi dibedakan, yaitu: Cin yang tergolong dalam Yang, mengikuti Wei Ci menyebar dalam 25



tubuh; sedangkan Yi tergolong dalam Yi, mengikuti Ying Sie beredar dalam pembuluh darah. Cin mengikuti Wei Ci memberi kehangatan pada otot dan pemeliharaan pada kulit. Cin melewati pori-pori kulit keluar sebagai keringat. Yi bersifat lunak dan licin, ia tidak bisa menyebar ke seluruh tubuh seperti halnya Cin, tetapi ia disalurkan ke daerah-daerah persendian, ia membuat sendisendi itu mudah bergerak pada persendiannya; ia juga masuk ke tulang-tulang dan tengkrak, ia mengisi dan memberi ‘makan’ kepada sumsum tulang dan tak. Bilamana Yi ini keluar sampai ke kulit, maka ia akan membuat kulit menjadi licin. Cin Yi melalui pengolahan dari Cung Cia bisa berubah membentuk Sie (darah); oleh Lima Cang dilah menjadi: keringat, ingus, air-mata dan liur. organ tubuh manusia, di dalam: lima Cang; di luar: kulit;persendian: tidak satu pun bekerja normal dalam fungsinya tanpa bantuan dari CinYi. Bila terjadi pengeluaran keringat yang berlebihan, diare yang hebat, muntah yang hebat, maka dengan mudah terjadi kehilangan Cin Yi dalam jumlah yang besar. Bilamana terjadi hal ini, maka terlihatlah gejala sesak napas, napas menjadi pendek (pengaruh Cin Yi pada Ci), nadi menjadi kecil lemah (pengaruh Cin Yi pada nadi), jantung berdebar, kaki tangan menjadi dingin (pengaruh Cin Yi dalam Ci Sie). Pada keadaan setelah terjadi perda-rahan yang hebat, timbulnya haus, air seni yang sedikit, knstipasi, semua ini menandakan Cin Yi kurang (pengaruh Sie pada Cin Yi). 2. Organ Umum (Enam Cang Enam Fu). CANG FU : Yang tergolong dalam Cang ialah: Hati, Jantung, Limpa, Paru-paru dan Ginjal. Fu yaitu: Kandung Empedu, Usus Kecil, Lambung, Usus Besar, Kandung Kemih dan San Cia. Selain Cang yang lima itu, ada lagi sebuah organ yaitu Perikardium atau Sin Pa, sebagai alat pelindung Jantung, yang karena berfungsi sama dengan Jantung; maka dianggap satu dengan Jantung; sehingga keseluruhan Cang . hanya lima, padahal sebenarnya terdapat enam Cang. Cang dan Fu merupakan organ dalam dari tubuh, dibedakan karena mempunyai sifat tertentu yang berlainan. Setiap organ yang berfungsi menerima makanan, menglahnya, menyalurkan sari makanan beserta ampasnya digolongkan ke dalam Fu. Sebaliknya yang tidak langsung menerima, meng-lah serta menyalurkan 26



makanan tersebut, dimasukkan ke dalam Cang. Golongan Cang ini mempunyai sifat lain lagi yang khusus, yaitu: memiliki daya menyimpan (Cang berarti menyimpan atau penyimpanan) Cing. Sekali pun antara Cang dan Fu terdapat perbedaan, tetapi di antaranya terdapat hubungan erat, baik dalam keadaan fisiologis maupun keadaan patologis. Hubungan itu tidak hanya nampak dalam Cang dengan Cang atau Fu dengan Fu, atau Cang dengan Fu saja, tetapi juga dengan Cang Fu dan alat gerak, panca indera bahkan dengan keadaan lingkungan. Cang dengan Cang mempunyai hubungan saling menghidupkan, saling membatasi serta saling menghidupkan-membatasi (hubungan peraturan dalam teori U Sing). Misalnya: Hati menghidupkan Jantung, Jantung menghidupkan Limpa, limpa menghidupkan Paru-paru, Paru-paru menghidupkan Ginjal, Ginjal menghidupkan Hati. Dan Ginjal membatasi Jantung, Jantung membatasi Paru-paru, Paru-paru membatasi Hati, Hati membatasi Limpa dan Limpa mem-batasi Ginjal. Hubungan antara Cang dengan Fu: Hubungan Luar Dalam. Cang adalah dalam, Fu adalah luar. Sesuai dengan Yin Yang, maka Cang adalah Yin, Fu adalah Yang. Kandung Kemih dan Ginjal mempunyai hubungan luar dalam, begitu juga antara Kandung Empedu dengan Hati, Usus Kecil dengan Jantung, Lambung dengan Limpa, Usus Besar dengan Paru-paru, San Cia dengan Perikardium (Sin Pa). Hubungan Cang Fu dengan alat gerak, terlihat jelas dalam “Delapan Si” yaitu bila Paru-paru dan Jantung dalam keadaan Si, Ci-nya berkumpul pada lipat siku; Hati dalam keadaan Si, Ci-nya berkumpul pada daerah bawah ke-tiak (iga); Limpa dalam keadaan Si, Ci-nya berkumpul pada lipat paha; Ginjal dalam keadaan Si, Cinya berkumpul pada lipat lutut. Di samping itu alat gerak menjadi lumpuh, tak bertenaga bilamana tidak mendapat penyaluran Ci dari Lambung dan Limpa. (Sebuah patkan dalam terapi Sindrom Wei. misalnya paresis tungkai pasca pli). Hubungan antara Cang Fu dengan panca indera jelas terlihat dalam penggolongan U Sing terhadap alat-alat tubuh manusia (lihat teeri Yin Yang/U Sing).



27



A. JANTUNG Fungsi fisiologis jantung: Bilamana kedua belas organ dalam diumpamakan sebagai jabatan-jabatan dalam suatu pemerintahan, maka Jantung adalah pucuk pimpinan yang memimpin organorgan lainnya. Jantung mengatur fungsi dari Lima Cang Enam Fu, pergerakan dari keempat alat .gerak dan tulang-belulang, perubahan-perubahan pada tiap pikiran (rasi) dan emosi. Sernua itu di bawah pengaturan Jantung yang mengembangkan fungsinya. Jantung sangat mem-pengaruhi cara berpikir, perubahan. emosi, dengan demikian sangat mempengaruhi keadaan mental. Jantung menerima rangsangan dari luar, timbul prses pemikiran. Dimulai dengan lahirnya pemikiran, lalu timbul pengertian, dari pengertian hiembentuk kesimpulan, kesimpulan berkali-kali dipikirkan, ditafsirkan kemungkinan yang akan terjadi, akhirnya didapat suatu kepastian akan sesuatu tindakan yang akan diambil. Hal ini merupakan prses pembentukan Ce. (kecerdasan). Dengan pengertian ini, jelaslah bahwa terbentuknya kecerdasan mempunyai dasar materi. Dan Jantunglah yang memegang peranan dalam pembentukannya itu. Jantung juga merupakan kurici dari peredaran Ci Sie. Dengan kerja dan fungsi Jantung yang baik maka peredaran Ci Sie menjadi lancar. Jantung mempengaruhi (menjadi tuan dari) Sie (darah) dan Mai. Mai terletak di seluruh badan, dengan melihat ekspresi muka dapat ditentukan cukup dan tidaknya Sie dalam tubuh. Yang dimaksud dengan Mai adalah pembuluh darah. Sedang pembuluh darah itu mempunyai hubungan langsung dengan Jantung (hasil) penemuan autpsi (bedah-mayat). Jantung berhubungan dengan Usus Kecil, sebagai Dalam-Luar (hubungan Cang dengan Fu). Untuk penjelasan ini pembahasannya dalam hal meridian dari Jantung yang mempunyai hubungan dengan Usus Kecil (baca tentang Meridian Jantung). Jantung berhubungan dengan dunia luar melalui lidah, yang merupakan akar dari Jantung.



Fenomena patologis penyakit jantung Mempunyai hubungan erat dengan kelainan mental. Disebabkan karena berpikir dan menderita kekuatiran yang berlebih-lebihan, menyebabkan Sen yang berada dalam Jantung terluka, maka akibatnya Jantung menjadi lemah, lemahnya Jantung ini 28



mengakibatkan



lemahnya



Limpa



(Hubungan



Api-Tanah).



Karena



Limpa



mempengaruhi otot, maka lemahnya Limpa menyebabkan otot tak bertenaga. Sehingga seluruhnya akan terlihat: nafsu makan menurun, sukar tidur. badan kurus tak bertenaga, kulit menjadi layu dan kering dan Lain-lain lagi. Perubahan mental terlihat pula: bilamana Jantung lemah (Si) orang menjadi melanklis, pemurung yang berlebihlebihan; sedang bilamana terlalu kuat menjadi mania, gembira yang tak terbendung. Jantung mempengaruhi Sie. Penyakit yang berhubungan dengan perdarahan, Sie terhenti (tak mengalir/mengalir tak Iancar) mempunyai hubungan dengan fungsi Jantung. Dalam hal perdarahan, mekanismenya terjadi sebagai berikut: semua perdarahan disebabkan karena Yang Ci berglak di dalam, perglakan Yang Ci ini pada umumnya karena adanya rangsangan terhadap mental. Contoh : dalam Net Cing diutarakan bahwa bilamana kesedihan yang berlebihan bisa mengakibatkan terputusnya hubungan Jantung dengan Perikardiunr.putusnya hubungan ini menyebabkan terjadinya perglakan Yang Ci dalam tubuh, sehingga Jantung mengalami keruntuhan, di mana terlihatlah hematuria. Peredaran darah terhenti/tersumbat: faktor yang menyebabkan adalah karena lemahnya dan kurangnya fungsi Jantung. Di samping itu disebabkan juga karena pembuluh darah tidak lagi licin. Tidak licinnya pembuluh darah ini disebabkan karena akibat dari penyakit-penyakit kronis sehingga menimbulkan gangguan jalannya peredaran darah tersebut. Bilamana Jantung terserang panas, pembuluh darah kecil-kecil akan dipenuhi darah sehingga panas Jantung ini menyebar ke seluruh pembuluh-pembuluh darah. Akibatnya keadaan badan menjadi panas, kulit pun menjadi panas pula dan berwarna merah. Begitu pula penyakit yang mempunyai gejala nyeri, gatal-gatal, bisulan terjadi karena kelainan Jantung; dasarnya ialah adanya kelainan dalam Sie, dalam pembuluh darah yang merupakan gejala dari panas hebat dalam Jantung. Bilamana Jantung sakit, timbul rasa nyeri dalam dada, sesak. Nyeri ini menjalar ke sekitar dada: nyeri epigastrik (nyeri ulu hati), menjalar sampai pada pinggang; nyeri ini juga terasa pada sekitar belikat, nyeri bagian dalam lengan (daerah di mana Meridian Jantung berjalan). Rasa nyeri dan linu ini disertai dengan rasa haus, kaki tangan menjadi dingin. Bila serangan ini hebat sekali terdapat bahaya kematian.



29



Jantung Ginjal tidak berhubungan: Beberapa keadaan penyakit di mana antara fungsi Jantung dan Ginjal hilang hubungan saling membentuknya. Gejala dari penyakit akibat “Jantung dan Ginjal tidak berhubungan” merupakan gejala kelemahan mental dan gangguan saraf. Misalnya: semangat mundur, kekaburan berpikir, rasa kosong dalam jiwa (karena terombangambingnya Sen), gelisah, insomnia, pelupa dan lain-lain. Dan juga gejala-gejala yang mencerminkan keadaan Si fungsi fisiologis. Teori terjadinya: Jantung adalah Api dan Ginjal adalah Air. Api dan Air saling berhubungan, dalam sifatnya seperti Yang dan Yin. Dalam Air Ginjal didapat Yang Sejati (Ci), yang naik ke atas dan menghidupkan Api Jantung; dalam Api Jantung terdapat Yin Sejati (Ci), yang turun ke bawah dan menghidupkan Air Ginjal. Hidup manusia tergantung pada turun naiknya Ci Api-Jantung dan Air-Ginjal. Bila dalam hubungan Api-Air, Yin Yang, Ci yang turun-naik ini terjadi putus hubungan atau hilang keseimbangan (karena sesuatu hal), terjadilah gejala yang disebut di atas, yang berhubungan dengan penurunan fungsi Jantung dan Ginjal. Berdasarkan pengertian ini pulalah, merupakan patkan bahwa untuk menguatkan Jantung, lebih dulu kuatkanlah Ginjal. Dan untuk menguatkan Ginjal, sebelumnya kuatkanlah Jantung. Demikian suatu cara terapi yang dikatakan sebagai: Hubungan Jantung dan Ginjal. Hubungan penyakit Jantung dengan Cang yang lain;



1. Disebabkan Jantung lemah, Ying Sie menjadi kurang. Kurangnya Ying Sie ini menyebabkan Hati tidak mendapat pemeliharaan. 2. Disebabkan Api Jantung terlalu besar, sehingga ‘Api’ dalam Ginjal (Cang Ci) berglak, mengakibatkan Yin GinjaL menderita kerugian atau terluka. 3. Jantung dan Ginjal tidak berhubungan. 30



4. Disebabkan karena Api Jantung terlalu besar, maka Yin dari Logam ‘terpanggang’ mencair. Dengan melihat hubungan di atas, maka pada keadaan dimana Jantung sakit, bisa juga terdapat gejala kelainan dari Cang yang lain seperti yang digambarkan dalam bagan di atas. B. PERIKARDIUM Fungsi fisiologis Perikardium: Perikardium berfungsi sebagai benteng pertahanan dari Jantung, di samping melakukan pekerjaan Jantung (fungsi Jantung diwakilinya). Bilamana terdapat serangan dari luar yang menimbulkan sakit pada Jantung, maka Perikardium ini bertindak mewakilinya menderita. Perikardium mempunyai hubungan Luar Dalam dengan San Cia. Hal ini jelas terlihat dalam perjalanan (topografi) Meridiannya. Fenomena patologis penyakit Perikardium: Karena mewakili Jantung sebagai, penderita dalam fungsinya sebagai pelindung, maka gejala penyakitnya uimtmnya sama dengan penyakit; Jantung. Bilamana Ci dalam meridian terganggu, maka terlihatlah: rasa panas pada telapak tangan bahu-siku kejang dan nyeri pada dada. Gejala kelainan meridian akibat kelainan organ: sesak dada, gelisah penuh kekuatiran, muka merah serta timbul gejala ‘gila’ (tertawa yang tak menentu terus menerus). C. HATI Fungsi fisiologis Hati: Fungsi utama adalah sebagai penyimpan Sie (darah), serta pengaturan jumlah Sie (darah) itu. Dalam keadaan tenang atau tidur, Sie/darah dari organ-organ disalurkan lewat pembuluh, darah dan disimpan dalam Hati. Sedang dalam keadaan gerak, maka lewat pembuluh darah pula disalurkan sejumlah Sie atau darah tersebut, ke organ-organ yang. memerlukannya.



31



Fungsi yang lain adalah memegang peranan dalam pemikiran dan emosi. Bilamana mental mendapat serangan yang luar biasa, maka terjadilah gangguan dari fungsi fisiologis Hati, sehingga Hati tak lagi mampu mengatur dayanya dalam penyimpanan dan pengaturan Sie (darah). Salah satu akibat yang terjadi adalah muntah darah; jika akibat yang terjadi ringan akan menjadi pucat atau muka merah. Fungsi lainnya: memberikan perlindungan terhadap serangan luar, baik terhadap serangan ‘Penyebab Penyakit Luar’ ataupun terhadap rangsangan mental. Hati merupakan ‘tuan’ daripada tendon. Karena itu pergerakan dari ke empat alat gerak berada di bawah pengaruh Hati. Sehubungan dengan ini, Hati juga memegang peranan dalam alat kelamin (penis). Kuku jari tangan dan kaki, mencerminkan kekuatan dari fungsi Hati. Dalam keadaan Sie (darah) dalam Hatirkurang, maka terlihatlah kuku yang lunak dan tipis. Warna berubah menjadi pucat dan mengkilat, kadang-kadang tampak lekukan-lekukan pada kuku; Hubungan dengan dunia luar melalui mata. Dengan adanya darah yang pukup pada Hati, barulah rang dapat melihat (Huang Ti Nei Cing) Fenomena patologis Hati: Seperti halnya dengan sebuah phri (kayu), bila makin tinggi tumbuhnya,miakin bergyang pada pucuknya. Gyangan terjadi karena adanya tiupan angin Demikiah pulalah halnya dengan Hati, paling mudah terserang oleh angih. Bilamana faktor ahgin menyebabkan sakit, maka gejala yang terutama adalah pusing (vertig), tremr, kejang. Terjadmya pu§ing adalah akibat adanya kelainan meridian yang menjaiar ke dalam organ (Hatj). Meridian ini adalah Meridian Hati dan Meridian Kandung Empedu (hubungan luar-dalam), sedang faktor yang utama adalah angin itu. Tremr dan kejang adalah akibat fungsi Hati yang berperan dalam tendon dan pergerakan alat gerak. Delirium, berbicara tak tentu arah karena suhu badan yang tinggi, merupakan gejala penting bila Hati menderita ‘panas’. Dalam Nei Cing diuraikan sebagai berikut: dalam Hati yang menderita Se Re, gejala permulaan akan terlihat pada urine (air kencing) yang menjadi kuning, pipi kiri kemerah-merahan, nyeri perut, badan panas; bila keadaan semakin berat, maka akan terlihat delirium, kaki dan tangan menjadi dingin, alat gerak bergerak-gerak (gelisah). Terkejut: dalam hal ini yang dimaksudkan adalah terkejut yang disertai dengan gerakan. Yaitu suatu manifestasi Hati dalam keadaan terangsang, terancam atau dalam 32



keadaan sakit. Misalnya jika terkejut yang amat sangat, maka tangan dan kaki menjadi gemetar dan lemas. Pada penyakit angin terkejut (Liang Fung) pada anak-anak terlihat pula gejala kejang-kejang. Kelainan emosi: sedih, mudah marah dan mudah takut. Gejala ini terdapat pada mereka yang mempunyai fungsi Hati tidak normal. Sebenarnya perasaan sedih, marah dan takut, pada orang sehat pun bisa terjadi, yaitu akibat adanya reaksi alat dalam (Cang) terhadap rangsangan dari luar. Tetapi bilamana perubahan itu terjadi melampaui batas, maka perhatian kita harus ditujukan kepada fungsi Hati yang terganggu. Misalnya pada orang yang menderita hipertensi, yang menimbulkan mudah marah; dalam Ilmu Pengobatan Cina hal ini diterangkan karena akibat adanya Api Hati yang luar biasa besarnya. Sebaliknya perasaan/emosi yang hebat karena peiasaan-perasaan marah dan takut, dapat menyebabkan Hati ‘terluka’. Terjadinya bila terdapat rangsangan dari luar yang diterima badan; karena adanya perbedaan rangsangan, adanya perbedaan temperamen orang itu sendiri, reaksi yang timbul pun akan berlainan: reaksi Yin atau Yang. Reaksi Yang: marah dan reaksi Yin: kuatir, takut; hal ini tergantung keadaan Hati, apakah dalam keadaan Se atau Si. Penekukan lidah ke dalam, berkerutnya skrtum serta kejang, adalah akibat pengaruh Hati pada tendon. Gejala ini dapat dilihat pada Hati yang dalam keadaan menderita Han (dingin). Rasa penuh di dalam dada, sesak (akibat mendongkol), rasa nyeri yang bersifat tumpul dalam dada, adalah akibat atau merupakan gejala penting dari penyakit Hati, yang terjadi akibat hubungan Hati dengan Meridian Kandung Empedu. Imptensi, leukrea, hernia, enuresis, diskcntinensia urinae, retensi urinae, penciutan skrtum dan priapismus serta gejala gatal-gatal pada-genitalia adalah gejala penyakit yang diakibatkan karena klainan Meridian Hati dan organ Hati. Imptensi dan leukrea, adalah akibat pergaulan dalam kamar (kitus) yang tidak teratur dan berlebihlebihan. Akibatnya urat-urat dan tendon-tendon menjadi kendur dan lemas. Terjadinya imptensi dan leukrea mempunyai hubungan dengan darah. Maka jelaslah dalam hal ini Hati memegang peranan utama. Hernia, enuresis, berhubungan dengan Meridian Hati. Meridian Hati menurut topografinya melewati genitalia. Pengerutan skrtum adalah sebuah tanda Ci dalam Hati telah mati, yang merupakan pertanda terancamnya jiwa.



33



Priapismus dan gatal-gatal pada genitalia merupakan dua jenis gejala yang merupakan manifestasi Hati dalam keadaan Se dan Si (priapismus termasuk Se dan gatal-gatal Si). Bagan Hubungan Hati dengan organ Cang yang Lain.



Penjelasan bagan



: - - - - - - - - - - - -hubungan keadaan.Si ______________ hubungan keadaan Se.



1. Karena Hati dalam keadaan Se (terlalu kuat), maka Yang Hati menjadi terlalu kuat. Hal ini menyebabkah terjadinya Api dan Angin (penilaian sifat Kayu/pohon). 2. Dalam keadaan Hati Se, maka terjadi hubungan Penindasan pada Limpa (hubungan Kayu dan Tanah); sebaliknya bila Limpa Se maka Hati di ‘hina’ nya (hubungan Penghinaan). 3. Disebabkan karena (Yin Ginjal kurang Air sehingga tak bisa menyuburkan Kayu, maka sakitlah Hati itu. 4. Karena yin dari Jantung kurang, maka Yin Sie tidak cukup bagi Hati maka sakitlah Hati itu. 5. Hubungan peraturan U Sing antara Hati dan paru-paru.



34



d. LIMPA Fungsi fisiologis Limpa : Fungsi utama daripada Limpa adalah pengangkutan (transportasi). Cing yang dihasilkan oleh Lambung dari makanan dan minuman, di bawah pengaruh daya transportasi Limpa disalurkan ke Paru-paru, lalu mengikuti peredaran meridian tersebar ke seluruh organ tubuh. Di samping transportasi Cing, Limpa juga mengadakan transportasi dari air dan lembab (damp), Limpa mempunyai sifat ‘benci’ terhadap lembab (damp), menyukai kering. Fungsi lain yang penting adalah: mempengaruhi/memerintah Sie (darah) dan penyimpanan Ying; karena itu Limpa memerintah seluruh otot dalam badan. otot di bawah ‘pengaturan’ Limpa; dan karena seluruh otot di bawah pengawasan dan pemeliharaannya, maka Limpa menentukan kekuatan dari ke-empat alat gerak. Untuk menilai kekuatan fungsi Limpa, pengukurannya adalah pada bibir. Bengaruhnya pada bibir mencerrhinkan fungsi penyebaran Cing Ci dan fungsi pemeliharaan terhadap otot. Dalam bidang pikiran dan emosi, Limpa berperan dalam bidang pengertian, pemikiran. Bilamana orang selalu termenung. maka Limpa bisa ‘terluka’ karenanya. Fenomena patologis penyakit Limpa: Pembengkakan (edema, hidrtrak, asites, anasarka), manifestasi ketidakmampuan Limpa dalam transportasi cairan dan lembab (damp) dari badan. Juga perasaan badan menjadi berat, anuria akibat dari hal yang sama. Alat gerak tidak bisa digunakan lagi. Timbulnya paralisis dan paresis adalah akibat Limpa tidak mampu memelihara otot-otot, menyebarkan Cing dan Cin Yi; sehingga otot menjadi lemah, tak dapat digunakan, dan lama-kelamaan menjadi atrofi. Dalam hal ini diterangkan pula bahwa kelainan dalam bidang emosi dan pikiran dapat melukai Limpa, yang menyebabkan kelainan jiwa dan disertai kelainan dari otot (alat gerak). Dengan perkataan lain, pada keadaan kelumpuhan otot perlu dipertimbangkan adanya faktor psikis. Pada kelainan Ci dalam Meridian Limpa terlihat adanya gejala lidah menjadi kaku, pangkal lidah nyeri, mual, nyeri epigastrik, perut kembung, sering menarik napas dalam, rasa tubuh menjadi berat, diare dengan campuran ktran yang keras, anuria dan 35



ikterus. Kelainan ini nampaknya kmpleks, tetapi sesungguhnya adalah kelainan Meridian Limpa dan organ Limpa. Kelainan pencernaan: perut kembung. Perut kembung ini dapat menyebabkan rasa pusing (akibat dari penekanan pada diafragma/sekat rongga dada, sehingga aliran Ci berbalik naik ke atas ke kepala). Kembung, pencernaan yang buruk, usus berbunyi, diare adalah gejala dari Limpa dalam keadaan Si. Di samping ini klera dengan diare dan muntah disertai perut mulas/nyeri dikatakan berhubungan dengan Limpa. Diungkapkan bahwa keadaan penyakit yang berat di mana terdapat gejala: perut kembung, tidak bisa buang air kecil dan besar, sesak napas, muka berwarns gelap, merupakan tanda dari pencernaan yang tidak baik, Ci Meridian Limpa telah mati. Bagan Hubungan Penyakit Limpa dengan organ Cang yang Lain:



1. Karena Tanah Limpa lemah, maka Logam Paru-paru lemah pula. 2. Karena Limpa lemah, maka Tanah tidak mampu membatasi Air, sebaliknya di ‘hina’ oleh Air. 3. Api dari Ming Men lemah, sehingga Api tidak dapat membentuk Tanah, akibatnya Limpa menjadi lemah. (Tentang Ming Men : baca tentang Ginjal). 4. Karena Tanah terlalu kuat, maka Kayu Hati di’hina’nya. Sebaliknya bila Hati terlalu kuat, maka Tanah-Limpa ditindasnya.



36



e. PARU-PARU Fungsi fisiologis Paru-paru: Fungsi utamanya adalah pengaturan/pemerintah Ci. Ci dalam hal ini mempunyai dua pengertian: Ci dalam arti udara, yaitu yang berhubungan dengan pernapasan; dan Ci dalam arti Cing, Ci dan Sen yang dilah dari Ying dengan Ci udara. Kedua jenis Ci ini hanya dengan fungsi Paru-paru yang baik, baru dapat diisap dan dikeluarkan (inspirasi-ekspirasi) dan terbentuk (Ci). Fungsi Ci dapat dibaca pada pembahasan terdahulu. Sehubungan dengan pernapasan maka Paru-paru mempunyai hubungan dengan hidung, dan hidung membentuk ingus dan membedakan bau. Dengan demikian kedua hal tersebut mempunyai hubungan dengan Paru-paru. Melalui hidung itulah maka Paruparu dapat berhubungan dengan dunia luar. Keadaan kulit dan bulu mencerminkan kuat dan lemahnya fungsi Paru-paru. Paru-paru dengan Usus besar mempunyai hubungan luar-dalam. Hal ini dapat dilihat dari jalannya Meridian Paru-paru. Dalam fungsi selanjutnya, Paru-paru merupakan organ yang membantu Jantung dalam mengatur fungsinya. Seluruh pembuluh darah seolah-olah datang menyembah Paru-paru. Dalam hal ini Paru-paru bersama-sama dengan Jantung mengatur, merapikan dan mempengaruhi. Hal ini dapat diterangkan sebagai berikut: Jantung men “tuan”-i Sie (darah), dan Paru-paru merupakan ‘tuan’ dari Ci. Sedang Ci merupakan promotor dari Sie, dan Sie adalah ibu dari Ci. Keduanya merupakan jalinan hubungan yang erat. Paru-paru mempengaruhi suara. Pada penyakit Paru-paru kadang-kadang ditemui suatu gejala di mana suara menjadi serak sampai tak dapat bersuara sama sekali. Hal ini terjadi karena Paru-paru dalam keadaan Se. Pada orang yang mempunyai suara keras, dalam pembicaraan/bersuara memerlukan tenaga dan tampak sesak, menandakan Paru-parunya sedang terancam sakit. Bernyanyi dengan suara keras, nada tinggi, sangat memudahkan Ci terluka dan membuat Paru-paru sakit. Pengaruh dalam mental, pada perasaan gembira yang berlebihan (gembira merupakan emosi di bawah pengaruh Jantung), dapat melukai Paru-paru. Paru-paru sendiri berperan dalam hal kekuatiran, kesedihan dan kedukaan.



37



Fenomena patologis penyakit Paru-paru: Sesak napas, napas berbunyi/bersuara (keduanya merupakan gejala asma), batuk dan rasa penuh dalam dada. Sesak napas, napas berbunyi dan batuk dibedakan dalam dua jenis keadaan: Se dan Si. Pada keadaan Se terlihat menjalarnya nyeri ke pundak dan di antara belikat. Pada keadaan Si terlihat gejala kelernahan dari Paru-paru dalarn fungsinya, misalnya pernapasan yang pendek, yang seakan-akan putus karena tidak dapat bersambung lagi. Rasa penuh dalam dada, yang merupakan akibat sesak napas dan batuk, biasanya merupakanjenis Se. Terlalu banyak minum dan kencing karena FEI SIA dan KE SIA (Sia He adalah nama penyakit yang diberikan pada penyakit sejenis yang hampir sama dengan Diabetes melitus dalam Ilmu Kedokteran Umum. Dan Fei Sia dan Ke Sia termasuk dalam gejala Sia He). Fei Sia terjadi akibat ‘dingin’ dari Jantung pindah ke Paru-paru. Akibat hebatnya dingin itu maka dingin berubah membentuk panas dan menimbulkan gejala banyak minum dan banyak kencing. Sedangkan Ke Sia terjadi karena adanya panas Jantung menjalar ke Paru-paru kemudian memanasi rongga di atas Ke (Ke adalah diafragma/sekat rongga dada). Dengan adanya pengaruh Paru-paru pada kulit, maka kelainan kulit dengan kelenjar keringatnya merupakan juga gejala penyakit Paru-paru. Dengan perkataan lain bila terdapat kelainan kulit dan kelainan keringat, maka perhatian perlu ditujukan pada Paru-paru dahulu, baru pada organ-organ yang lain. Rinitis (peradangan selaput hidung), rasa hidung tersumbat dan kelainan lain pada hidung, juga merupakan gejala akibat penyakit Paru-paru karena hidung merupakan organ yang menghubungkan Paru-paru dengan dunia luar. Hubungan penyakit Paru-paru dengan organ Gang yang lain:



38



1. Paru-paru menderita ‘serangan’ faktor penyebab penyakit, lalu me-nularkan pada Perikardium. Hal ini adalah hubungan yang berlawanan dalam penjalaran penyakit, di mana dari Logam menjalar ke Api. (Biasanya dari Api menjalar ke Logam, karena Logam dibatasi oleh Api). 2. Penjalaran penyakit atas dasar: anak sakit menular pada ibunya. Paru-paru yang lemah mengakibatkan Limpa menderita. Sebaliknya bila ibu sakit anakpun sakit. Limpa lemah maka dengan sendirinya Paru-paru menjadi semakin lemah (hubungan antara Logam dan Tanah). 3. Disebabkan karena Hati terlalu kuat, terjadi aliran Ci yang terbalik (hubungan peraturan U Sing: hubungan penghinaan) menyebabkan Paru-paru berbunyi. (Istilah yang diberikan: Kayu mengetuk, Logam berbunyi). Hal ini merupakan penjelasan pada asma di mana terjadinya dipengaruhi oleh emosi marah, mendngkl (emosi dikontrol oleh Hati). Penyakit yang mempunyai gejala semacam ini tidak hanya terdapat pada asma saja. 4. Hubungan antara ibu dan anak, antara Paru-paru dan Ginjal (Logam dan Air). Lemahnya Paru-paru menyebabkan Ginjal lemah, lemahnya Ginjal menyebabkan pula kelemahan Paru-paru. f. GINJAL Fungsi fisiologis Ginjal: Merupakan organ penyimpanan dan pengatur Cing. Cing yang dimaksud di sini adalah Cing dari seluruh organ Cang Fu dan Cing dalam arti sistem reproduksi. Dalam fungsi terhadap Cing dari organ Cang Fu: ia menyimpan hasil Cing yang diolah dari makanan-minuman oleh Lambung, ditransportasi oleh Limpa dan diolah oleh Paru-paru. Bilamana organ Cang dan Fu ada yang membutuhkan, maka ia memberikan Cing itu kepada yang bersangkutan, sementara ia menerima pula Cing yang barunterjadi. Penerimaan dan pemberian ini berjalan dengan tidak putus-putus. Untuk membicarakan fungsi Ginjal dalam Cing sistem reproduksi, baiklah diikuti apa yang tertulis dalam Nan Cing, Nan ke-36 (Nan berarti sukar, kesulitan): Setiap Cang hanya ada satu. Mengapa Ginjal ada dua buah? Ya, Ginjal ada dua, tetapi bukan semua adalah Ginjal Yang kiri adalah Ginjal, yang kanan adalah Ming Men, Yang dimaksud dengan Ming Men adalah ‘tempat penyimpanan’ dari Sen dan Cing, dan merupakan sumber dari Ci Sejati. Padanya laki-laki menyimpan Cing (sistem 39



reproduksi), dengannya wanita memelihara rahim. Jadi sebenarnya Ginjal hanya ada satu. Disamping itu ada pendapat lain: “Ming Men merupakan lautan dari Cing Sie, Limpa dan Lambung adalah lautan dari makanan-minuman, semua ini merupakan dasar dari organ Gang Fu. Ming Men menjadi akar dari Ci Sejatr, sebagai ‘tempat kediaman’ dari Air dan Api. Yin dari lima Cang tanpa Ming Men tidaklah menjadi subur, Yang dari Cang juga tanpa Ming Men tak bisa berkembang”. Dengan dasar pengertian-pengertian inilah Ginjal mempunyai fungsi dalam bidang reproduksi (Ginjal dalam arti Ming Men). Dengan dasar itu pulalah timbul teoriteori bahwa Ginjal adalah Air, Ming Men adalah Api, dalam Air terdapat Api dan Api dari Ming Men ini merupakan sumber dari kehidupan. Ginjal men’tuan’i tulang, membentuk sumsum dan mempunyai hubungan dengan tak. Ginjal yang tak berfungsi dengan baik, akan mengakibatkan berkurangnya sumsum tulang. Kekuatan dari tulang adalah berkat Ci dari Ginjal. Dalam pengertian Ilmu Pengobatan Cina, tak merupakan lautan sumsum tulang. Maka dengan demikian, tak pun di bawah pengaruh Ginjal. Melemahnya fungsi ginjal menyebabkan orang sering pusing, pelupa, kekuatan daya tak menurun. (Tentang fungsi tak, dibicarakan dalam bab khusus). Fungsi utama yang lain adalah mengenai kegiatan kerja dan kepandaian/ kecerdasan. Ginjal adalah sebuah organ yang rajin bekerja, ia mempunyai tugas yang berat, ia menentukan kegiatan orang dalam arti bersemangat atau tidak. Karena pengaruhnya pada tulang, sumsum tulang dan tak, serta Cing dari organ Cang Fu, maka kesegaran tubuh, semangat dalam bidang, mental (vitalitas) dan kelincahan bergerak (kerja) adalah di bawah pengaruhnya. Dengan ikuatnya fungsi Ginjal, maka tulang belulang menjadi kuat, sumsum tulang penuh terisi dan kerja daya tak menjadi kuat, maka orang menjadi lincah dalam kerja dan pemikirannya. Dalam hubungannya dengan emosi ia mempunyai pengaruh terhadap rasa takut. Ketakutan yang luar biasa dapat mengakibatkan terlukanya Ginjal. Hubungan dengan dunia luar melalui indera telinga. Dengan baiknya fungsi Ginjal maka tajamlah pend.engaran orang itu. Di samping itu Ginjal pun berhubungan dengan dunia luar melalui anus dan genitalia. Dalam keadaan badan yang amat lemah, Ming Mentak berfungsi lagi, maka akan didapati keadaan knstipasi, perut kembung dan imptensi,



40



Kekuatan Ginjal selain dengan pengukuran nilai-nilai dari hal-hal tersebut di atas, maka perkembangan dari sambut ikut menentukan. Dalam Nei Cing diungkapkan bahwa: “Wanita pada usia 7 tahun Ci Ginjal mulai menjadi kuat, timbul pergantian gigi geligi, dan rambut menjadi panjang. Umur 2X7 tahun, Ci Ginjal telah mencapai kekuatan yang cukup, timbullah menstruasi, ... umur 4X7 tahun rambut makin panjang, mencapai panjang yang maksimum. Umur 5X7 tahun rambut mulai rontok, . . .; umur 6X7 tahun, . . . rambut mulai memutih.....Pada laki-laki, Ginjal mulai menjadi kuat pada usia 8 tahun, terjadi pergantian gigi, rambut menjadi panjang; ... 5 X 8 tahun, Ci Ginjal mulai menjadi lemah, rambut rontok, gigi tanggal; ... 6 X 8 tahun,... rambut memutih;... 8 X 8 tahun, gigi dan rambut habis”. Dengan tulisan itu diungkapkan hubungan antara Ginjal dan rambut, serta perkembangan dari Ginjal dengan perkembangan usia manusia. Jadi perkembangan tubuh manusia yang mengikuti umur itu sangatlah dipengaruhi oleh kuat-lemahnya Ginjal. Ginjal dengan Kandung-kemih mempunyai hubungan luar-dalam, juga dengan San Cia. San Cia termasuk organ yang bersimbol Api. Hubungan ke tiga organ ini jelas terlihat dalam pengaturan cairan dalam badan. Kelainan Se dari fungsi Ginjal dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan. Fenomena patologis penyakit Ginjal: Mempunyai hubungan yang erat dengan gejala kelainan mental, berdasarkan pengaruh Ginjal atas pemikiran dan emosi. Perasaan mudah marah, mudah lupa, semangat tak menentu, kecekatan tak ada, adalah gejala-gejala yang sering terlihat sehubungan dengan lemahnya fungsi Ginjal. Kaki tangan menjadi dingin karena fungsi Ginjal lemah (Si), dan terjadi bengkak pada keadaan Se. Pinggang tak dapat diluruskan, lumbag pergerakan alat gerak tidak dapat dikontrol, lemah dan tidak bertenaga, terjadi akibat ‘panas’ menyerang Ginjal; sumsum tulang berkurang karena kering, tulang belulang menjadi ‘layu. Di samping pembengkakan kaki sebagai akibat fungsi Ginjal yang terlalu kuat (Se), maka semua penyakit yang berhubungan dengan penampungan air (edema, asites, hidrtrak) mempunyai hubungan dengan Ginjal, langsung maupun tak langsung. Pada keadaan ‘dingin’ menyerang Ginjal, sebagai akibat penjalaran ‘dingin’ dari Paru-paru maka terjadilah asites (cairan dalam perut). Bila terjadi pembengkakan seluruh badan, 41



maka dikatakan karena Ci Ginjal terluka; angin dengan mudah masuk melalui pri-pri kulit, menyebabkan cairan dalam badan tidak dapat disalurkan ke dalam organ Cang Fu, juga tidak dapat dikeluarkan melalui keringat, sehingga terjadi penimbunan cairan itu di permukaan badan, di dalam/di bawah kulit. Jadi sebab utama dalam hal penampungan cairan yang abnormal adalah faktor dingin dan angin yang berhubungan dengan kelainan dalam Ginjal. Pada kelainan Ci dalam Ginjal (Meridian Ginjal) terlihatlah: lapar tapi tak ada nafsu makan, muka berwama gelap (hitam), batuk dengan dahak bercampur dengan darah dan sesak napas, serta terasa lega jika dalam psisi duduk (dispne), penglihatan kabur/silau, mudah merasa ketakutan, selah-lah ada orang yang akan menangkap dirinya, dan Lain-lain lagi. Kelainan meridian disebabkan oleh kelainan organnya: mulut terasa panas dan lidah kering, tenggorokan membengkak, gangguan dalam pernapas-an mengakibatkan napas menjadi pendek, dan terasa nyeri pada dada, gelisah, diare, ikterus, nyeri pada tulang punggung, nyeri pundak, kelemahan alat gerak, malas, suka tidur, telapak kaki panas dan nyeri, dan Lain-lain lagi. Pada keadaan Ci Meridian mati akan terlihat gejala: muka hitam, gusi membengkak, selah-lah gigi geligi menjadi tumbuh panjang, perut kern bung,: sukar buang air besar dan kecil. Bagan hubungan penyakit Ginjal dengan organ Cang yang lain:



42



1. Keadaan Si dari Yin Ginjal dapat menyebabkan : a. Air Ginjal takmampu memelihara Kayu Hati, sehingga Yang Kayu berlebihlebihan. b. Air Ginjal tidak ‘naik ke atas’, tidak bekerja sama dengan Jantung sehingga terjadi: ‘Jantung Ginjal tidak berhubungan’. c. Disebabkan Yin Ginjal tidak cukup (kurang, lemah) maka Yin Paru-paru ikut menderita lemah pula (hubungan anak merugikan ibu), dan sebaliknya Paru-paru yang lemah menyebabkan Ginjal yang lemah pula. 2. Air Ginjal yang tidak terbendung, meluap. Peluapan menyebabkan Tanah terbawa larut, hubungan penghinaan Air daripada Tanah. Yang Limpa lemah, tak mampu mengendalikan/membatasi Air Ginjal, sehingga timbul penyakit Ginjal. 3. Ming Men yang lemah, menimbulkan gejala (fenomena patologis) dari penyakit ‘dingin’, yang berkembang menjadi tangan kaki dingin dan kaku. 4. Api Ming Men terlalu hebat/besar, menyebabkan fungsi dari organ yang dipengaruhinya berlebihan, mengakibatkan priapismus (ereksi terus menerus). 5. Disebabkan karena Yin Ginjal tidak cukup (lemah, Si), Api Ming Men lemah pula, maka Ci Sejati mengalami kerusakan yang besar dan mengalir ke bawah. Hal ini menyebabkan Yang Si membubung ke atas, dan dapat menyebabkan terjadinya Yang Tu (Tu berarti lepas, bebas. Yang Tu berarti pelepasan Yang, Yang lepas dari tubuh. Jadi keadaan yang mengancam jiwa). Mulai dari sini pembicaraan beralih kepada organ Fu: g. KANDUNG - EMPEDU Fungsi fisiologis Kandung Empedu: Dalam jabatannya ia menempati kedudukan sebagai hakim, yaitu memberi keputusan



atas



pertimbangan-pertimbangan



dan



pemikiran-pemikiran.



Hati



mengadakan pertimbangan, pemikiran atas apa yang terjadi/dihadapi, Kandung Empedu memberi keputusan, apa yang akan dilakukan. Inilah fungsi utamanya yaitu sebagai fungsi dalam bidang mental. Dan ia pulalah yang menentukan keberanian dari seserang. Bilamana selalu ragu-ragu dan pengecut, Ci Kandung Empedu kurang atau lemah. Dengan melihat keberanian, bisalah ditafsirkan kekuatan Ci Kandung Empedu.



43



Hubungan Kandung Empedu dengan Hati (luar-dalam), menyebabkan Kandung Empedu mempengaruhi tendon yang memegang peranan dalam hubungan gerak dan kekuatan otot. Semua organ Fu berisi ‘cairan’ yang keruh, kecuali Kandung Empedu jernih. Karena itu ia termasuk pula dalam golongan organ istimewa (mengenai organ istimewa akan dibicarakan khusus). Seperti halnya dengan organ istimewa, maka Kandung Empedu ini mempunyai sifat menyimpan dan tidak mencurahkan seluruh isinya. Kedua faktor inilah yang membedakan Kandung Empedu dengan organ Fu yang lain. Fenomena patologis penyakit Kandung Empedu: Mudah lapar dan keempat alat gerak lemas tak bertenaga. Karena mudah lapar, maka banyak makan, tetapi otot-otot alat gerak tidaklah bertenaga. Hal ini disebabkan karena ‘panas’ dalam Lambung ditularkan ke Kandung Empedu. Rasa penuh di bawah iga (epigastrium) disertai rasa mulut pahit dan sering menarik napas dalam, gelisah sedih-kuatir tak menentu, diikuti pula dengan demam; gejala ini disebabkan Kandung Empedu dalam keadaan Se dan ‘panas’. Dan bilamana Si dan Han (dingin) maka gejalanya adalah: insomnia, ketakutan, rasa kuatir, ragu-ragu bertindak, dan merasa pahit di mulut. Gejala dalam bidang mental: Sering menarik napas dalam, perasaan mengambang, penuh kekuatiran, kecurigaan terhadap orang lain, merasa ada sesuatu yang menyurnbat dalam tenggorokan, sering membuang ludah; hal ini disebabkan karena Si Kandung Empedu. Kelainan Ci dalam Meridian menyebabkan: mulut terasa pahit, sering menarik napas dalam, nyeri epigastrium (ulu hati), badan tidak bisa miring ke samping. Pada penyakit yang berat terlihat pula warna muka terjadi gelap, seluruh badan ‘layu dan kering’; bagian lateral kaki terasa panas. Pada kelainan meridian akibat kelainan organ dalamnya: sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri sudut mata, pembengkakan di bawah iga, banyak keringat dan merasa dingin, mulai dari dada, iga, bokong, tungkai bawah bagian lateral, sampai ke kaki bagian lateral (mengikuti jalannya meridian) fungsinya terganggu (baal, nyeri dan Lain-lain).



44



h. LAMBUNG Fungsi fisiologis Lambung: Merupakan lautan dari makanan-minuman; merupakan penampungan makananminuman yang masuk ke dalam badan; merupakan sumber tenaga dari fungsi pengolahan Fu: melewati pengolahan lambung dibentuk Cinguntuk seluruh organ, Cang dan Fu, sehingga Cang dapat mengembangkan fungsinya, jadi Lambung merupakan sumber tenaga bagi Cang. Di samping Cing maka Ying, Sie, Cin Yi dan Wei semuanya dibentuk dalam Lambung, yang mengikuti prosedur masing-masing kemudian membentuk diri. Karena itu Lambung merupakan pula sumber pemeliharaan bagi seluruh Cang, sehingga mampu mengembangkan fungsinya masing-masing. Karena fungsinya menglah makanan dan pemeliharaan ini, Lambung disebut sebagai organ sumber pemelihara tubuh setelah lahir (sebelum lahir dipelihara oleh Ginjal dengan Cingnya). Lambung dengan Limpa mempunyai hubungan luar-dalam. Jelas pada topografi meridiannya. Sari makanan dengan.lima jenis rasa dipisah oleh Lambung dengan Lambung makanan dingan lima janis rata dipisah oleh Lambung dengan bantuan daya transportasi limpa disebarkan ke lima Cang: rasa asam untuk Hati, rasa pahit untuk Jantung, rasa manis untuk Limpa, rasa pedas untuk Paru-paru dan rasa asin untuk Ginjal, Sehingga lima Cang mendapat kebutuhannya masing-masing akan rasa, Ampas dari hasil-hasil pengolahan disalurkan ke usus yang terletak di bawahnya. Fenomena patologis penyakit Lambung: Tak bisa menelan (kerongkongan tersumbat atau mulut Lambung terhalang), karena penyempitan jalan makanan, karena adanya tumor. Sia Ku (jenis dari Sia He), di mana terasa begitu mudah lapar, suka makan tetapi badan kurus tidak berisi. Ini karena faktor ‘panas’ dalam Lambung. Perut kembung, perut membesar, sebagai akibat dari gangguan pencernaan. Penyebabnya adalah faktor ‘dingin’ dalam Lambung, yang mengakibatkan fungsi Lambung menurun, sehingga makanan terbendung dalam Lambung. Rasa nyeri pada daerah Lambung, adalah akibat dari panas yang mengumpul dalam mulut Lambung, tidak dapat disalurkan keluar. 45



Bilamana Ci dari Lambung berjalan terbalik (biasanya ke bawah sekarang mengalir ke atas), maka terlihatlah gejala: hiccup (cegukan). Pengaliran terbalik ini biasanya karena adanya faktor ‘dingin’. Air liur yang banyak sehingga menetes keluar dari mulut. Dikatakan sebagai akibat panas dari Lambung, lalu binatang dalam, perut (cacing yang dimaksudkan) bergerak, tak tenang lagi; karena pergerakan binatang parasit itu kerja Lambung menjadi lambat, kelambatan kerja Lambung mengakibatkan Lien Cuan (kerongkongan) terbuka, dan mengalirkan air liur keluar. Jadi bila banyak air liur ke luar, cacingan menjadi perhatian utama. Dalam bidang mental: bilamana ‘panas’ menyerang Lambung, tampak gejala gangguan mental yaitu orang mau menyendiri, takut/tak senang dengan orang banyak, tak senang dengan api/penerangan, tak suka akan suara-suara, telanjang dan lari-lari di muka umum, serta menyanyi keras-keras di tempat yang menylk (tempat yang tinggi), juga suka naik atap rumah dan Lain-lain tingkah yang eksentrik. Gejala kelainan mental ini menurut beberapa ahli dianggap ada hubungannya dengan Perikardium. Kelainan Ci dalam meridian: selain gejala mental yang diungkapkan di atas, maka dapat pula timbul gejala epistaksis, paresis fasial, stmatitis, tonsilitis, pembengkakan leher dan Lain-lain keadaan Se Re (Se dengan faktor panas). Selain itu ada pula gejala pembengkakan akibat penampungan cairan dan nyeri pada daerah di mana meridiannya lewat, dalam hal ini juga kelainan t.ungkai, kelumpuhan otot-otot tungkai. i. USUS-KECIL Fungsi fisiologis Usus Kecil: Berfungsi menerima makanan dan minuman dari Lambung dan mengolahnya, lalu memisahkan makanan dan minuman dari ampas makanan, selanjutnya sari makanan dan minuman disalurkan ke salurannya menuju ke Jantung lalu ke Paru-paru dengan pengaruh daya transportasi Limpa, sedang ampas makanan diteruskan ke Usus Besar. Usus Kecil ini mempunyai hubungan erat dengan penyaluran cairan. Dalam pengaturan cairan, Usus Kecil bersama-sama dengan Ginjal dan Kandung Kemih mengatur dan memelihara keseimbangan cairan dalam badan. Cairan yang



46



diolah/dihasilkan dalam Lambung dan Usus Kecil, oleh Usus Kecil pada daerah ujungnya yang disebut sebagai Lan Men disalurkan kedalam Kandung Kemih. Fenomena patologis penyakit Usus Kecil : Stomatitis, karena adanya faktor ‘panas’ dalam Usus Kecil. Terjadinya dapat karena penjalaran dari Kandung Kemih; faktor ‘panas’ yang ada di Kandung Kemih lewat ‘Lan Men’ disalurkan ke dalam Usus Kecil, lalu mengikuti meridiannya tiba di daerah mulut. Dengan dasar hubungan itu pula, pada Usus Kecil ‘panas’ (panas yang ditularkan dari Jantung) dapat menimbulkan hematuria. Darah dalam tinja (melena), rasa berat sekitar anus setelah defekasi sebagai akibat Usus Kecil menderita ‘dingin’ (Han Si). Hemoroid (wasir) adalah sebuah gejala akibat Usus Kecil menderita ‘panas’. Panasnya Usus Kecil menyebabkan konstipasi, dan knstipasi yang berlarut-larut menyebabkan timbulnya wasir itu. Gejala kelainan Ci dalam Meridian Usus Kecil: tenggorokan nyeri dan bengkak (tonsilofaringitis), pundak dan bahu terasa bagaikan patah. Kelainan meridian yang disebabkan kelainan organnya adalah: tuli, mata kuning (ikterus), ngilu,, pembengkakan darah pipi, nyeri, ngilu pada daerah oleher luar terus menjalar ke daerah lengan, tangan (daerah penjalaran meridian tersebut). j. USUS-BESAR Fungsi fisiologis Usus Besar: Mengadakan transportasi ampas makanan dan pembuangan ampas itu. Jadi fungsinya adalah dalam hal buang air besar. Juga berperan dalam hal buang air kecil. Usus Besar dengan Paru-paru menjalin hubungan luar-dalam. Fenomena patologis Usus Besar: Knstipasi. Karena adanya faktor panas dalam Usus Besar, sehingga terjadi pembatuan dari ampas makanan. Wasir adalah kelanjutannya. Rasa yang menusuk dalam perut (disebut sebagai nyeri usus), usus berbunyi disertai rasa mulas dan diarei biasanya karena faktor ‘dingin’. Tetapi bisa pula karena faktor ‘panas’. Dibedakan, pada faktor dingin ktran itu tercampur dengan sisa makanan yang tidak tercerna dengan baik. 47



Akibat hubungannya dengan Paru-paru sebagai luar-dalam, maka ia pun mempunyai gejala batuk dan sesak napas. Batuk dan sesak yang disebabkan karena Si dari Usus Besar diikuti dengan gejala tenggorokan bagaikan tersumbat sesuatu dan gejala Si lainnya. Pada Se diikuti pula dengan perut kembung, muka merah, panas yang merupakan gejala dari penyakit Se ‘panas’. Dalam ke dua hal ini, batuk dan sesak, sekalipun gejala penyakit Paru-paru tetapi penyebab di dalam Usus Besar. Kelainan Ci Meridian Usus Besar: sakit gigi, mulut kering, hidung tersumbat akibat rinitis, epistaksis, penyakit tenggorokan (tnsilitis, angina, dan Lain-lain), pundak, bahu, lengan, tangan pada daerah di mana berjalan Meridian Usus Besar merasa kaku, tak bisa bergerak leluasa.



k. KANDUNG – KEMIH Fungsi fisiologis Kandung Kemih : Fungsi utamanya adalah pengaturan Cin Yi, cairan. la menerima hasil pengolahan daripada Lambung dan Usus Kecil yang membentuk cairan, lalu mengatur pengeluarannya/pembuangannya yaitu dengan urinisasi/berkemih. Dikatakan bahwa Kandung Kemih menerima cairan lewat saluran air yaitu San Cia. Kandung Kemih dan Ginjal mempunyai hubungan luar-dalam. Kekuatan dari Kandung Kemih dalam pengaturan cairan itu adalah lewat pengawasan/pengaturan dari daya atur Ginjal dalam bidang cairan. Hanya dengan daya dari Ginjal itulah bisa mengatur pengeluaran cairan. Fenomena patologis Kandung Kemih: Gejala yang diakibatkannya tidak lain adalah kelainan urinisasi: tak bisa berkemih dan inkntinensia urinae. Tidak dapat berkemih, hematuria, adalah dua buah gejala akibat faktor ‘panas’ dalam Kandung Kemih. Selain tak dapat berkemih sama sekali, juga berkemih hanya sedikit, menetes adalah akibat panas dalam Kandung Kemih juga. Bila jumlah frekuensi dari kencing tinggi dan warna urine putih, dikatakan karena adanya faktor ‘dingin’ dalam Kandung Kemih itu. Terjadinya inkntinensia urinae adalah akibat fungsi Kandung Kemih rusak, tak lagi bisa berjalan dan mengatur. dengan baik. Gejala panas dalam Kandung Kemih selain yang di atas tadi itu, dapat juga diikuti dengan: sakit kepala, punggung tak dapat membungkuk atau menengadahi



48



Kelainan Ci Meridian: timbul gejala sakit kepala, mata bagaikan terlepas, leher bagaikan tercabut, punggung bagaikan patah, badan tak dapat berputar ke sisi, lipat paha bagaikan terikat, otot betis bagaikan pecah. Gejala kelainan meridian akibat kelainan organnya: wash, kelainan jiwa (sehubungan dengan pengaruh Ginjal), sakit kepala, leher sakit/ngilu, ikterus, air mata berlebihan, epistaksis, leher-pundak terus ke bawah, lipat paha, betis, tumit dan kaki merasa ngilu, Penjelasan : sebab terjadinya gejala itu adalah karena adanya faktor: angin, Ci terganggu, panas, dingin, ‘lemah’ (Si) dan Se. Karena adanya angin, maka kepala menjadi sakit, air mata keluar berlebihan, pusing, tendon, tulang bergerak tak leluasa. Karena Ci tersumbat/ mengalir tak lancar, maka menimbulkan perasaan leher bagai dicabut, punggung kaku, pinggang patah, bokong ngilu, kejang otot betis dan Lain-lain. Karena adanya faktor ‘panas’: perut terasa penuh, gejala mental teorganggu. Karena adanya faktor ‘dingin’ kelainan urinisasi, sering kencing. Karena keadaan Si: telinga berbunyi, kepala merasa berputar, hiptensi/imptensi. Kelainan Se epistaksis, wash, peradangan/pembengkakan saluran kencing, kencing nanah. l. SAN CIAO San Ciao adalah sebuah organ hiptetis. la tak berbentuk tetapi ada. Letaknya di dalam dari kulit otot, di luar dari organ Cang Fu. la merupakan sebuah kantung besar yang melindungi dalam terhadap luar. Dikatakan bahwa ia bukanlah sebuah organ Fu yang riil (yang nyata, bisa terlihat dan teraba), tetapi hanya dengan Ci dari San Ciao inilah semua organ Fu baru bisa mengembangkan fungsinya masing-masing. Karena bukan organ Fu yang riil itulah ia menembus diafragma, letaknya meliputi seluruh organ Cang dan Fu bagaikan sebuah pembungkus luar, karena itu ia disebut juga sebagai Fu luar atau Fu tunggal. Jadi San Ciao adalah sebuah Fu yang khayal, merupakan sebuah kantung yang mulai dari rongga dada terus ke bawah ke rongga , panggul (pelvis). Perlu pula diperhatikan bahwa dalam pembicaraan mengenai sindrom yang dimaksudkan dengan San Ciao adalah berlainan dengan pengertian di atas ini, di mana ia mengungkapkan tentang penyakit dengan didasarkan kepada gejala/patologi organorgan yang terdapat dalam daerah Ciao yang tiga, Sang (atas), Cung (tengah) dan Sia (bawah); sedangkan dalam pembicaraan ini, penilaian terhadap San Ciao adalah dari sudui fungsinya. 49



Fungsi fisiologis San Ciao: Mengalirkan Ci Sie. San Ciao mampu membuat Ci Sie, Ying Wei dan Cin Yi bergerak dalam kulit, otot dan Cang Fu; karena itu fungsi pengolahan makananminuman dan transportasi ampas makanan dari Fu, tanpa adanya fungsi dari San Ciao ini, tidaklah akan mencapai pengisapan dari makanan serta pentransportasiannya ke Cang, ke empat alat gerak, tulang belulang dan otot-otot. Pengaturan saluran cairan dan pengangkutan cairan. Dalam fungsi mengatur cairan, San Ciao bekerja sama dengan organ-organ Ginjal, Kandung Kemih, Paru-paru dan Usus Kecil. San Ciao membagi seluruh isi rongga badan menjadi tiga bagian: Sang, Cung dan Sia yaitu atas, tengah dan bawah. Sang Ciao dari mulut atas Lambung ke atas sampai pada lidah, jadi termasuk didalamnya organ Paru-paru dan Jantung (juga Perikardium). Fungsi dari Sang Ciao ialah: melancarkan peredaran dari Wei Ci. Wei mendapat Ci dalam Sang Ciao, dengan itu menghangatkan kulit, otot dan memelihara persendian serta penggantian dan pemusnahan (regresi dan degenerasi) sel-sel. Di samping itu Sang Ciao pun berfungsi sebagai ‘pengisap’ dalam arti pengaturan pernapasan dan pengambilan bahan makanan. Cung Ciao dimulai dari mulut atas Lambung sampai mulut bawah Lambung, jadi setinggi lkalisasi Lambung. Di dalamnya termasuk juga organ Limpa yang bersama dengan Lambung berperan penting dalam pengolahan bahan makanan serta transportasi hasil makanan itu. Demikian juga Hati dan Kandung Empedu termasuk dalam lingkungannya. Fungsinya adalah: pengolahan makanan minuman, mengambil sarinya untuk membentuk Cing, Ci, Sie, Ying, Wei dan Cin Yi, untuk pemeliharaan seluruh badan. Dengan melihat kegunaannya ini, jelas bilamana teorganggu maka akan timbullah gejala pencernan yang tak baik dan gangguan dalam Ci Sie, Sia Ciao mulai dari mulut bawah Lambung terus sampai pada anus dan genitalia. Meliputi organ-organ Ginjal, Kandung Kemih, Us,us Kecil dan Usus Besar; Fungsi utama Sia Ciao adalah pemisahan antara bersih-keruh, pengaturan cairan serta pembuangan lewat anus dan genital (defekasi dan miksi). San Ciao ini mempunyai hubungan luar-dalam dengan Perikardium. Dalam hal ini terdapat pendapat sebagai berikut: San Ciao merupakan pelindung. dari Cang Fu dan, Perikardium adalah pelindung dari Jantung, Dan pula menurut, topografi meridian nyapun saling berhubungan.



50



Fenomena patologis penyakit San Ciao: Kelainan pengaturan cairan: tak bisa berkemih, pembengkakan (edema). Bila diperinci, maka gejala dari penyakit San Ciao adalah amat luas, hampir semua jenis penyakit ada hubungannya dengan San Ciao (karena meliputi seluruh organ yang ada). Pada kelainan Sang Ciao: bilamana Se Re terlihat adanya keringat agak banyak, dapat makan, tetapi Ci tidak lancar (sesak napas), perut kembung, nyeri iga, Jidah kering, mulut haus,’ tenggorokan tersumbat, dandain-laih. Pada keadaan Si Han terlihat adanya tak dapat makan, muntah dengan rasa asam, dada dan punggung terasa nyeri, tak bisa masuk minuman dan Lain-lain lagi. Kadang-kadang ditemui penyakit dengan gejala Sia Ciao, misalnya: enuresis, defekasi tanpa terasa yang disebabkan karena Si dari San Ciao sehingga tak bisa membatasi kerja Sia Ciao. Penyakit Cung Ciao: bila didapat keadaan atas bawah tidak lancar (maksud atas adalah makan lewat mulut, bawah pembuangan lewat anus dan uretra), perut kembung, sesak dan batuk, maka termasuk dalam keadaan Se Re; diare, pencernaan tak baik, usus berbunyi, perut kembung termasuk dalam Si Han. Sedangkan pada penyakit Sia Ciao: bila didapat gejala enuresis, inkntinensia urinae, inkntinensia alvi termasuk dalam Si Han; Se Re mempunyai gejala: retensi urinae, konstipasi, hematuria. Kelainan Ci dalam meridian: tuli, tampak tll, tak bersemangat, pembengkakan dan nyeri tenggorokan. Kelainan meridian akibat kelainan. organnya: keluar banyak keringat, sudut mata nyeri, pipi bengkak dari telinga sampai pundak, bahu, siku terus ke jari di mana Meridian San Ciao berjalan dirasakan ngilu/nyeri, kaku dan Lain-lain. 3. Organ Istimewa (Fu Istimewa, Sien Ci Ce Fu, Extrardinary organ). Yang tergolong dalam Sien Ci Ce Fu adalah tak, Sumsum Tulang, Tulang, Pembuluh Darah, Kandung Empedu dan Uterus. Arti Ci di sini adalah aneh, tunggal (tidak sama dengan Ci dalam pembicaraan di atas). Mereka mempunyai sifat campuran dari Cang dan Fu. Mempunyai bentuk mirip dengan Fu tetapi fungsinya sama dengan Cang (menyimpan tidak mencurahkan). Kandung Empedu termasuk golongan ini, di samping juga termasuk dalam Fu, karena ia memiliki ciri khas kedua golongan itu. Dalam halnya Tulang Pembuluh Darah, Kandung Empedu dengan pembicaraan-pembicaraan di atas sudah cukup dipahami; yang akan dibicarakan adalah mengenai tak dan Sumsum Tulang, serta Uterus.



51



a. Otak Dan Sumsum Tulang Tak merupakan lautan daripada Sumsum Tulang. tak dan Sumsum Tulang sekali pun mempunyai nama yang berbeda tetapi mereka berasal dari sumber yang sama, Dikatakan bahwa: ‘Manusia pada permulian hidupnya, mula-mula dibentuk Cing, dari Cing dibentuk tak dan Sumsum Tulang ...’ (NeiCing). Dalam pembicaraan tentang Ginjal, disebutkan bahwa pembentuk Sumsum Tulang adalah Ginjal. Hal ini sebenarnya karena dalam Ginjal terdapat Cing. Dan bilamana diurut lagi Cing ini pun bersumber dari materi: makanan-minuman yang dilah. Jadi tak dan Sumsum Tulang mempunyai hubungan dengan Ci bawaan dari Ginjal dan mempunyai hubungan pula dengan makanan-minuman setelah lahir. Fungsi fisiologis dari otak dan Sumsum Tulang: Sumsum Tulang mempunyai fungsi dalam pembentukan Tulang. Penilaian cukup atau tidaknya Sumsum Tulang adalah pada kuat atau tidaknya tulang belulang. otak mempunyai fungsi pemeliharaan kelincahan ge.rak dari alat gerak, ketajaman pendengaran dan penglihatan. Hubungan antara Ginjal dengan Sumsum Tulang dan otak telah dibicarakan dalam pembicaraan mengenai Ginjal. Fenomena patologis penyakit Sumsum Tulang dan otak: Pergerakan



yang



berlebihan



(dalam



kelincahannya)



mencerminkan



berlebihannya Sumsum Tulang. Dalam keadaan kurang, tampak: telinga berbunyi (tinitus), pergerakan tidak lancar, malas, pendengaran dan penglihatan menurun, pusing, lesu otak bertenaga dan timbulnya gejala Ku Wei (berarti lumpuh) yaitu kelumpuhan akibat kelainan tulang, di mana tulang lemah dan rapuh. Dalam kelainan Sumsum Tulang dan otak, pengobatannya ditujukan pada Ginjal, b. Uterus (Ni Ce Pao, Ce Kung, Rahim) Fungsi fisiologis ada dua: menstruasi dan kehamilan. Sebagai permulaan dari meridian-meridian: Tu, Ren dan Cung. Meridian Ren dan Cung ini memegang peranan utama dalam pengaturan menstruasi dan pemeliharaan kandungan dalam kehamilan.



52



BAGAN DARIPADA PENGATURAN MENSTRUASI DAN TERJADINYA MENSTRUASI



Penjelasan :



Wanita tergolong dalam Yin, karena itu baginya Sie (darah) adalah yang utama. Darah dibentuk dari makanan dan minuman dengan melewati proses pengolahan. Hubungannya dengan 5 Cang adalah: pengolahan oleh Limpa, penyimpanan oleh Hati, penyebaran oleh Paru-paru, dipancarkan dari Ginjal untuk memelihara seluruh badan dan semua itu di bawah kekuasaan Jantung. Bila Ci Sie dalam Cang Fu dan seluruh meridian-meridiannya terisi penuh, maka Ci Sie akan mengalir ke dalam Extra Meridian yang delapan buah. Barulah tiba saatnya haid dan keluarlah darah haid.



Dari gambaran di atas jelaslah kiranya bahwa sekalipun haid berhubungan langsung dengan Meridian Istimewa yang delapan buah itu, sebenarnya tergantung pada Cang yang lima, fungsinya normal atau tidak. Bilamana terjadi kehamilan, maka anak dalam kandungan mendapat pemeliharaan, terutama tergantung: kepada Meridian Ren dan Cung dari tubuh ibunya. Kekuatan kandungan tergantung dari terisi atau tidaknya Meridian Cung dan Ren itu oleh Ci Sie. 53



Fenomena patologis penyakit Rahim: Yang terutama adalah kelainan haid dan kelainan kandungan (pada saat hamil). BAGAN KELAINAN HAID DAN KANDUNGAN/HAMIL



Penjelasan.: 1. Disebabkan Yin Ginjal terlampau banyak/kuat, kekuatan Paru-paru tak mampu mengubah (lewat Cin-nya) cairan, sebagian menjadi damp dan riak yang menyumbat saluran-saluran, akibatnya: amenrea. 2. Disebabkan Yin Ginjal lemah, lemah pula Yin Hati, akibatnya Sie menjadi kosong/kurang, terjadilah amenorea. 3. Karena Yin Ginjal terlalu kuat, sehubungan dengan pengaruhnya pada Jantung (Jantung men-’tuan’-i Sie) maka terjadi perdarahan haid yang berlebihan, perdarahan pervaginam. 4. Yang Ginjal lemah, maka Limpa menjadi lemah pula, terjadilah perdarahan haid yang sedikit. 5. Kayu merusak Tanah sehingga Limpa tidak dapat menguasai Sie lagi, terjadi penghambatan fungsi Limpa oleh damp, timbullah leukorea. Bila Limpa terlalu 54



kuat, menyebabkan Hati tak dapat lagi menyimpan Sie, terjadilah perdarahan pervaginam. 6. Hilangnya pengontrolan Sie oleh Limpa dan Hati serta adanya Yin Yang Ginjal yang lemah menjadikan Cung Mai dan Ren Mai tidak kuat/kukuh sehingga terjadi abortus atau prematur. 7. Kesedihan yang terlalu menyebabkan Paru-paru terluka, hilangnya pengontrlan Paru-paru pada Ci, akibatnya adalah perdarahan pervaginam. 8. Karena adanya faktor panas dalam (Hati) adanya kegembiraan yang abnormal menyebabkan timbulnya kelainan dalam Sie, yang menjadikan kelainan haid pula. 9. Hubungan Paru-paru Hati dalam hubungan penghinaan (Paru-paru kuat menghina Hati yang biasanya mengontrol dirinya). 10. Ibu sakit maka sakit pula si anak. Kelainan Jantung menyebabkan kelainan Limpa. 11. Disebabkan fungsi Hati dalam mengatur emosi: marah melukai Hati sebagai akibat Air Ginjal tidak menyuburkan Kayu, atau Paru-paru yang menghina Hati, terjadilah kelainan dalam Hati yang bersangkutan pula dengan kelainan Sie, kelainan haid. 12. Berpikir, melamun yang berlebihan menyebabkan lukanya Limpa, juga sakit Jantung menyebabkan sakit Limpa, maka timbullah penyakit Yang dari Limpa sendiri dan anaknya (Jantung). Sebagai pelengkap di bawah ini dibicarakan tentang Mata dengan penyakitpenyakitnya. c. MATA Salah satu dari panca indera, merupakan indera yang penting. Melalui sinar yang memancar dari Mata dapat dinilai kuat-lemahnya Cing Ci. Cing Ci dari seluruh Cang dan Fu berkumpul pada Mata. Pengumpulan ini lewat meridian-meridian dari Cang Fu tersebut. Didasarkan pendapat (teori) ini, maka kelemahan atau terlalu kuatnya sebuah organ (Cang atau Fu) dalam fungsinya dapat diketahui, dinilai pada Mata, karena padanya akan didapat pula kelainan-kelainan yang diakibatkan oleh organ Cang atau Fu tersebut. Hubungan antara Mata dan Cang Fu tercakup dalam teori Wu Lun Pa Ku. Yang dimaksud dengan Wu Lun (Lima Rda) adalah: sklera Mata yang berwarna putih di bawah pengaruh Paru-paru, Paru-paru me,n’tuan’i Ci, sklera itu disebut sebagai Rda Ci. Seperti juga Logam adalah keras, sklera adalah bagian yang terkeras dari Mata. Kornea termasuk dalam Hati, karena Hati sebagai kayu/pohon berhubungan dengan angin, 55



maka kornea ini disebut sebagai Roda Angin. Pupil termasuk dalam Ginjal, dan Ginjal adalah Air, maka Pupil ini disebut sebagai Roda Air. Besar kecilnya mata tergantung dari kantus, ini termasuk dalam Jantung dan disebut sebagai Roda Darah, sesuai dengan Jantung men’tuan’i darah (Sie). Dan kedua kelpak mata yang terdiri dari otot itu termasuk dalam Limpa, disebut sebagai Roda otot. Dari kelima Rda itu, hanya kerusakan pada Rda Air yang tak bisa diperbaiki. Kelainan setiap Rda melihat sifatnya (yang selaras dengan kelainan dari Cang bersangkutan) diobati melalui perbaikan dari Cang yang bersangkutan. Gambar Wu Lun (Lima Rda):



Penjelasan : 1. Hati ..................... Roda Angin 2. Jantung ............... Roda Darah 3. Limpa ................. Roda otot 4. Paru-paru ............ Roda Ci 5. Ginjal .................. Roda Air PAK KU (Delapan Juring). Krnea dibagi dalam delapan bagian yang sama besar dengan pupil sebagai pusat. Dari delapan bagian itu, terlihat organ-organ : 1. Air



: Ginjal, Kandung Kemih ........... Cin I Ku.



2. Langit



: Paru-paru, Usus Besar .............. Cuang Sung Ku.



3. Danau



: Ginjal, Sia Ciao ......................... Kuan Cuan Ku.



4. Bumi



: Limpa, Lambung ....................... Sui Wu Ku.



5. Api



: Jantung, Usus-Kecil .................. Pa Yang Ku.



6. Angin



: Hati, Cung Ciao ........................ Yang Ha Ku.



7. Geledek



: Hati, Kandung Empedu ............ Cing Ha Ku. 56







8. Gunung



: Ming Men, Sang Ciao .............. Hui Yin Ku.



Gambar Delapan. Ku ini :



Pembagian Delapan Ku ini atas dasar dari Pa Kua. Pemeriksaan/penilaian Delapan Ku ini adalah keadaan dari pembuluh darah pada daerah krnea bersangkutan. Misalnya pada salah satu Ku timbul pembuluh darah atau penjalinan pembuluh darah yang tak karuan dan berwarna merah tua, maka perlulah dipertimbangkan kelainan dari organ yang bersangkutan. Misalnya Ku Langit yang termasuk dalam Paru-paru dan Usus Besar memperlihat-kan adanya pembuluh darah yang membesar, berwarna merah yang berjalan menuju ke tepi Roda Angin; maka ini beirarti bahwa Paru-paru atau Usus Besar mengalami perubahan patologis. Dengan dasar dari Delapan Ku ini, tidak hanya untuk pengobatan penyakit Mata saja, tetapi juga mempunyai arti dalam penegakan diagnosis. Ada pula sebuah pembagian dari Delapan Ku yang berlainan dari yang tersebut di atas, yang berguna juga dalam pemeriksaan dan pengobatan, yaitu di mana pembagian letak dari Delapan Ku itu disesuaikan dengan pembagian letak dari Lima Roda. Gambar:



Penjelasan :



1. Kandung Kemih



2. Kandung Empedu



3. Usus Besar



4. Lambung



5. UsusKecil



6. Ming Men



7. San Ciao



8. Perikardium 57







(Nama-nama dari setiap Ku adalah sama dengan yang di dalam pembagian Pa Ku). Kelainan Cang Fu yang tercermin pada Mata: Jantung dan Usus Kecil : Segala kelainan perdarahan dalam Mata berhubungan dengan Jantung, juga Usus Kecil. Rasa nyeri mata bagaikan ditusuk jarum, bisa disembuhkan dengan Membersihkan Jantung dan membuang panas dari Usus Kecil. Hati dan Kandung Empedu: Seperti dalam teori Cang Siang telah diungkapkan bahwa Mata adalah pembuka hubungan Hati dengan dunia luar; kelainan Mata sangat erat hubungannya dengan Hati dan sebaliknya; terutama pada krnea Mata. Mata yang tak bersinar, air mata yang berlebih-lebihan adalah akibat dari kelainan Kandung Empedu. Limpa dan Lambung: Tercermin dalam kelainan kelpak Mata. Misalnya ptsis adalah akibat lemahnya Limpa sehingga tak dapat memelihara Yang Ci. Di samping itu juga kelainan penglihatan (penglihatan kabur), buta, berhubungan pula dengan kelemahan Lambung Limpa. Timbulnya rasa mual dan sakit kepala pada penderita penyakit Mata adalah manifestasi hubungan Mata dengan limpa Lambung. Paru-paru dan Usus Besar: Semua kelainan sklera berhubungan dengan kelainan Paru-paru. Misalnya kelainan pada pembuluh darahnya (membesar), didapatinya butir-butir mutiara serta pendarahan. Juga berhubungan dengan Usus Besar. Sering didapati knstipasi pada penyakit Mata dengan kelainan sklera. Ginjal dan Kandung Kemih: Kelainan Ginjal menyebabkah kelainan penglihatan. Ginjal berperan dalam pembentukan Sumsum Tulang dan otot. Pada umumnya kelainan penglihatan berhubungan dengan otak. Pada ‘panas’ dalam Kandung Kemih bisa terlihat gejala: pembengkakan mata serta menjadi merahnya mata; yang hilang/sembuh dengan cara “membersihkan Kandung Kemih dari ‘panas’ “. 58



BAB 4 TEORI MERIDIAN (CING LUO) 1. Dasar a. Definisi Meridian adalah terjemahan dari kata Cing Lu, Cing berarti membujur dan Lu berarti jala atau jaringan dan mempunyai pengertian melintang. Yang dimaksud dengan Cing Lu adalah sebuah sistem saluran yang terdiri dari saluran membujur dan melintang yang tersebar di seluruh tubuh bagaikan membentuk sebuah jala yang teratur. Sistem Cing Lu ini terdiri dari : Cing



: 12 Meridian Umum 12 Meridian Cabang 8 Meridian Istimewa



Luo



: 15 Luo Seluruh Luo dan Sun Luo (Cabang Luo) yang tak terhitung banyaknya



Pelengkap



: 12 Meridian Tendon 12 Daerah Kulit



12 Meridian Umum ,8 Meridian Istimewa dan 15 Luo adalah yang terpenting dan akan dibicarakan khusus di bawah. Dan dari 3 jenis meridian di atas itu 12 Meridian Umum menjadi pusat pembicaraan, karena ialah yang terpenting dan melalui titik-titik 12 Meridian Umum inilah Ilmu Akupunktur menyembuhkan penyakit. b. Nama-nama Meridian Umum Ke 12 Meridian Umum mempunyai nama dan topografi tertentu yang sesuai dengan Teori Yin Yang. Berdasarkan Teori Yin Yang bahwa terdapat Yin.dan Yang, 12 Meridian Umum dibagi dalam dua kelmpk besar yaitu Meridian Yin dan Meridian Yang masing-masing 6 buah dan kedua belas meridian itu membentuk



59



pasangan sesuai dengan Yin Yang dan Luar Dalam selaras dengan organ dalamnya (Cang Fu) menurut teori Cang Siang. Berdasarkan derajatnya Yin Yang dibagi dalam 3 derajat yaitu, Yang: Tay Yang, Sa Yang dan Yang Ming; dan Yin: Tay Yin, Sao Yin dan Cie Yin. Ketiga Yang dan ketiga Yin dipasangkan dengan Tangan dan kaki, maka lengkaplah nama bagi ke-12 Meridian Umum itu. Setiap Meridian Umum memiliki sebuah organ dalam, salah satu dari Cang Fu. organ Yin yaitu Cang memiliki Yin pula dan organ Yang yaitu Fu memiliki Meridian Yang pula. Nama itu adalah sebagai berikut : 1. Meridian Tay Yin Tangan Paru-paru 2. Meridian Sao Yin Tangan Jantung 3. Meridian Cie Yin Tangan Perikardium 4. Meridian Tay Yin Kaki Limpa 5. Meridian Sao Yin Kaki Ginjal 6. Meridian Cie Yin Kaki Hati 7. Meridian Tay Yang Tangan Usus Kecil 8. Meridian Sao Yang Tangan San-Ciao 9. Meridian Yang Ming Tangan Usus.Besar 10. Meridian Tay Yang Kaki Kandung Kemih 11. Meridian Sao Yang Kaki Kandung Empedu 12. Meridian Yang Ming Kaki Lambung. c. Ci Meridian Dalam sistem Meridian ini mengalir Ci yang disebut Ci Meridian. Ci Meridian adalah Ci yang. diterima dari orang tua (Ci bawaan) dan Ci hasil pengolahan dari makanan-minuman (Ci didapat). Bilamana diteliti Ci Meridian pada setiap Meridian Umum, ditemui dua buah istilah yaitu Pen dan Piao. Yang dimaksudkan dengan Pen adalah tempat di mana Ci Meridian mulai keluar, jadi merupakan akarnya; dan yang dimaksudkan dengan Piao adalah daerah yang dicapai oleh Ci Meridian. Pen Piao Meridian Umum adalah sebagai berikut : 1. Seluruh Meridian Umum memiliki Pen yang terletak di daerah distal lutut atau siku; Piao terletak di kepala atau tubuh. lnilali sebagai dasar penjelasan mengapa Titik U Su yang mengikuti Pergerakan Lima Unsur (U Sing) letaknya di bagian distal lutut dan siku, tidak selalu mengikuti aliran Ci Meridian. . 60



2. Piao Meridian Yang terletak di kepala dan Piao Meridian Yin pada titik Su Belakangnya;



Meridian



Daerah Pen



Titik



Daerah Pia



Titik



Tay Yang Kaki



5 Cun diatas tumit



Fu Yang



Ming Men (Mata)



CingMing



Sa Yang Kaki



Sekitar Ciao Yin



Sie Si, Ciao Yin



Depan lubang telinga



Ting Kung



Yang Ming Kaki



Pada Li Tui



Li Tui



Ren Ying, pipi, daerah temporal



Ren Ying, Ti Cang



Tay Yin Kaki



4 Cun depan Cung Fung



San Yin



Su Belakang dan akar lidah



PiSu, Lien Cuan



Sa Yin



Ciao (?)



3 Cun di atas Mai. internus



Ciao Sin



Su Belakang dan bawah lidah



Sen Su



Cie Yin Kaki



5 Cun di atas Sing Cien



Cung Fung (?)



Su Belakang



KanSu



Tay Yang Tangan



Knd. extr. belakang



Yang La



/Mnch di atas Ming Men (Mata)



CanCu



Cung Cu



Di depan atas



V’



telinga



Kaki



Sa Yang Tangan



2 Cun di atas persatuan jari 4-5



Ce Ce Kung



Yang Ming Tangan



Pada siku sampai ke batas Yang yang lain



CiCe PiNa



Daerah hidung



Ying Siang



Tay Yin Tangan



Daerah nadi



Tay Yuan



Daerah lipat ketiak



Cung Fu



Sa Yin Tangan



Di ujung tuiang



Sen Men



Su Belakang



SinSu



Cie Yin Siangan



Di belakang lipat tangan 2 Cun



Neikuan



Di bawah lipat ketiak



Tien Ce



Setiap Ci Meridian dari Meridian Yin (semuanya ada 6 buah) dari alat gerak mengalir masuk ke dalam organ Cang bersangkutan. Tetapi pada Meridian Yang (semuanya ada 6 buah) Ci Meridiannya tidak demikian, yaitu pada 3 Meridian Yang Kaki Ci Meridian selain menuju ke daerah Pia-nya sebagian masuk ke dalam titik He-nya (titik He dari Titik U Su) lalu masuk ke dalam organ Fu bersangkutan dan bercampur dengan Ci organ Fu tersebut; pada 3 Meridian Yang Tangan seluruh Ci Meridiannya berjalan menuju ke daerah Piao-nya lalu berhuhungan dengan Meridian Yang Kaki dan melewati titik tertentu pada Meridian Yang Kaki (titik itu disebut sebagai Titik ke Bawah Meridian Yang bersangkutan) masuk ke dalam organ Fu-nya masing-masing 61



dengan mengikuti perjalanan Meridian Yang Kaki di mana terdapat titik He Bawahnya itu d. Peranan Meridian Sistem meridian menjalin hubungan yang erat antara bagian tubuh sebelah atas dan bagian tubuh sebelah bawah, bagian tubuh sebelah kanan dan bagian tubuh sebelah kiri, organ dalam (Cang Fu) dengan permukaan tubuh, Cang Fu dengan keempat alat gerak, Cang dengan Fu, Cang dengan Cang serta Fu dengan Fu dan lain sebagainya, sehingga membentuk suatu kesatuan yang tak terpisahkan dan dapat bereaksi secant serentak. Setiap Meridian Umum memiliki organ dalam, ke-12 Meridian Umum masing-masing memiliki satu organ dalam dari 12 Cang Fu. Kelainan yang diderita meridian dapat ditujarkan ke dalam organnya, sebaliknya kelainan organ dapat ditularkan ke dalam meridiannya. Kelainan pada bagian tubuh yang satu dapat mempengaruhi bagian tubuh yang lain, juga seluruh tubuh. Misalnya bila tungkai terkena dingin, maka akan terlihat gejala pusing, sakit kepala, diare, mulas dan sebagainya. Kelainan organ (Cang Fu) dapat tercermin pula pada alat gerak misalnya dalam keadaan 8 Si (baca Teori Cang Siang), karena ini disebabkan oleh pengaruh dari perjalanan meridian dan organ bersangkutan. Setiap saluran Luo dengan titik Luo pada Meridian Umum mengadakan hubungan erat antara Meridian Yang dan Meridian Yin yang memiliki hubungan Luar-Dalam, sehingga menjadi sebuah kesatuan yang erat. Hubungan itu dipererat lagi dengan Sun Luo yang tak terhitung jumlahnya yang mengadakan jalinan hubungan antara sistem meridian dengan permukaan tubuh (kulit). Meridian Istimewa berjalan tidak teratur di antara ke-12 Meridian Umum, sehingga hubungan antara ke-12 Meridian Umum itu lebih erat dan membentuk bagian-bagian tubuh menjadi kesatuan yang tak terpisahkan. Meridian Cabang melengkapi hubungan antara Meridian Umum dengan bagian tubuh yang lebih dalam. Meridian Tendon dan Daerah Kulit menyempurnakan hubungan Meridian Umum dengan permukaan tubuh. Di samping sistem meridian membentuk tubuh menjadi sebuah kesatuan yang erat di mana terjadi hubungan timbal-balik antara meridian-meridian tersebut, juga Ci Sie dapat disalurkan ke seluruh tubuh adalah karena adanya 62



sistem meridian pula. Dengan adanya sistem meridian inilah Ci Sie dapat disalurkan dan mencapai seluruh Cang Fu, tulang belulang, otot tendon, kulit bulu dan jaringan lainnya dalam tubuh manusia. Dengan Wei Ci-nya, sistem meridian mengadakan perlindungan tubuh terhadap penyebab penyakit dari luar dan juga menjadi regulatr terhadap perubahan keadaan lingkungan. Karena itu pula sistem meridian adalah pertahanan pertama dan yang menderita pertama akibat serangan dari penyebab penyakit luar ke dalam tubuh. Melewati sistem meridian, penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh; melalui meridian pulalah gejala ketidak-seimbangan Yin Yang dalam tubuh tercermin keluar sebagai gejala dan Ilmu Akupunktur mengbati melalui sistem meridian ini. e. Perjalanan Ci Meridian pada Meridian Umum Setiap Meridian mempunyai topografi tersendiri dan tertentu. Setiap Meridian Yin Tangan berjalan dari daerah dada ke daerah ujung jari tangan; setiap Meridian Yang Tangan berjalan dari ujung jari tangan ke arah kepala; setiap Meridian Yang Kaki berjalan dari kepala ke ujung jari kaki dan setiap Meridian Yin Kaki berjalan dari ujung jari kaki ke daerah dada. Ke 12 Meridian Umum ini Ci Meridiannya berjalan membentuk sebuah siklus yang tidak terputus, dari satu meridian ke meridian yang lain. Perjalanan Ci Meridian itu sebagai berikut: I.



Meridian Tay Yin Tangan Paru-paru



II.



Meridian Yang Ming Tangan Usus Besar



III.



Meridian Yang Ming Kaki Lambung



IV.



Meridian Tay Yin Kaki limpa



V.



Meridian Sao Yin Tangan Jantung



VI.



Meridian Tay Yang Tangan Usus Kecil



VII.



Meridian Tay Yang Kaki Kandung Kemih



VIII.



Meridian Sao Yin Kaki Ginjal



IX.



Meridian Cie Yin Tangan-Perikardium



X.



Meridian Sao Yang Tangan San Ciao



XI.



Meridian Sao Yang Kaki Kandung Empedu



XII.



Meridian Cie Yin Kaki Hati. 63







Perjalanan Ci Meridian dari I menuju ke XII lalu kembali ke I lagi secara terus menerus tanpa terputus. 2. Topografi Meridian a. 12 Meridian Umum I.



Meridian Paru-paru,Tay Yin Tangan : Dimulai dari daerah Lambung (Cung Ciao/Ciao Tengah) berjalan ke bawah ber-Lu dengan Usus Besar lalu kembali ke Lambung naik ke atas terus menembus diafragma sampai di Paru-paru. Dari daerah bagian atas Paru-paru (trakea/bronkus) berjalan melintang menembus permukaan badan (dada) pada titik CungFu (I, 1) lalu naik ke. atas sampai klavicula, terus menyusuri bagian radial lengan berjalan di depan Meridian Jantung dan Meridian Perikardium, tiba di lipat siku, lalu meneruskan perjalanannya menyusuri tulang radis sampai di daerah Cun Keu (daerah nadi), kemudian sampai di pergelangan tangan, berjalan lagi menyusuri tepi metakarpal I dan berakhir pada basis kuku ibu jari sebelah radial. Cabang meridian: keluar dari belakang pergelangan tangan (titik Lie Cie) berjalan menuju ke jari telunjuk dan keluar pada permukaan di ujung jari telunjuk. Titik-titiknya ada 11 buah : 1. Cun Fu



7. Lie Cie



2. Yun Men



8. Cing Ci



3. Tien Fu



9. Tay Yen



4. Sie Pai



10. I Ci



5. Ce Ce



11. Sa Sang.



6. Kung Cui II.



Meridian Usus Besar, Yang Ming Tangan : Perjalanan meridian : Dimulai dari ujung jari telunjuk berjalan menyusuri tepi radial jari telunjuk sampai di antara pertemuan tulang metakarpal I dan II, ke atas masuk dalam lekukan dari tendon Mm. ekstensor polisis lngus dan brevis, berjalan terus pada sisi radial lengan bawah sampai di lateral sudut lipat 64







siku, berjalan lagi menyusuri tepi lateral lengan atas menuju bahu lalu berjalan ke belakang berjumpa dengan Meridian-meridian Yang di titik Ta Cui (XIV, 14), kembali lagi ke daerah supraklafikuler menembus ke dalam berhubungan dengan Paru-paru (ber-Luo dengan Paru-paru), dan menembus diafragma tiba pada Usus Besar.



65



Cabang meridiannya dari daerah fosa supraklafikuler naik ke atas berjalan melewati leher, pipi lalu masuk ke dalam rahang bawah, ke luar kembali ke bibir atas, Meridian Yang kanan menuju ke kiri, meridian kiri menuju ke kanan (titik persilangan/perpotongan ialah titik Ren Cung), kedua Meridian Usus Besar ini lalu berjalan bagaikan menjepit hidung dan berakhir pada titik Ying Siang (II, 20). Titik-titik-nya ada 20 buah : 1. Sang Yang



11. Ci Ce



2. El Cien



12. Cu Lia



3. San Cien



13. U Li



4. He Ku



14. Pi Na 66







III.



5. Yang Si



15. Cien I



6. Pien Li



16. Ci Ku



7. Wen Liu



17. Tien Ting



8. Sia Lien



18. Fu Tu



9. Sang Lien



19. H Lia



10. Seu San Li



20. Ying Siang.



Meridian Lambung, Yang Ming Kaki: Perjalanan meridian: Dimulai pada titik terakhir Meridian Usus Besar, Ying Siang (11,20), naik ke atas sampai pada pangkal hidung berhubungan dengan Meridian Kandung. Kemih, lalu berjalan kembali sepanjang sisi hidung, menembus masuk gusi atas, mengitari bibir, tiba di titik Cen Ciang (XIII.24), kemudian berjalan sepanjang mandibula lalu naik ke atas melalui depan telinga, menyusuri garis batas rambut depan sampai di kening. Dari mandibula meridian ini berjalan ke bawah melewati leher tiba di fossa supraklafikuler, lalu berjalan menembus ke dalam rongga dada, diafragma dan tiba di Lambung, kemudian ber-Luo dengan Limpa. Pada permukaan badan, meridian ini dari fossa supraklavikuler melanjutkan perjalanannya pada garis lateral dada II, lalu tiba di perut dan meneruskan perjalanannya mengikuti garis lateral perut I, sehingga tiba pada daerah lipat paha, lalu turun sepanjang bagian later-frntal dari femur, menyusuri sisi patela berjalan ke tungkai bawah bagian lateral krista tibiae dan berakhir pada ujung jari kaki II. Dari titik Fung Lung (III, 40) terdapat sebuah cabang meridian yang berjalan menuju ke jari kaki ;tengah. Dari titik Cung Yang (III, 42) terdapat pula sebuah cabang meridian yang berjalan menuju ibu jari yang berakhir pada sisi medial dari basis kuku ibu jari kaki tersebut.



67



Titik-titik-nya ada 45 buah : 1. Cen Ci



24. Hua Ru Men



2. Se Pai



25. Tien Su



3. Ci Lia



26. Wai Ling



4. Ti Cang



27. Ta Ci



5. Ta Ying



28. Sui Ta 68







6. Cia Ce



29. Kui Lai



7. Sia Kuan



30. Ci Gung



8. Teu Wei



31. Pi Kuan



9. Ren Ying



32. Fu Tu



10. Sui Tu



33. Yin Se



11. Ci Se



34. Liang Ciu



12. Cie Pen



35. Tu Pi



13. Ci Fu



36. Sang Ci Si (Sang lien)



14. Ku Fang



37. Cu San Li



15. U I



38. Tia Keu



16. Ying Cuang



39. Sia Ci Si (Sia Lien)



17. Ru Cung



40. Fung Lung



18. Ru Ken



41. Cie Si



19. Pu Yung



42. Cung Yang



20. Cen Man



43. Sien Ku



21. Liang Men



44. Nei Ting



22. Kuan Men



45. Li Tui.



23. Tay I. IV.



Meridian Limpa, Tay Yin Kaki: Perjalanan meridian : Dimulai dari ujung ibu jari kaki (basis kuku), menyusuri tepi medial ibu jari kaki pada batas perubahan warna kulit kaki, melewati tulang metatarsal I lalu berjalan naik ke atas ke depan malelus medialis terus menyusuri tepi posterior tulang tibia, tulang femur, dan di bagian atas tungkai menyilang Meridian Hati, lalu berjalan anterir dari meridian itu tiba di lipat paha terus masuk ke dalam rongga perut dan berhubungan dengan Limpa, selanjutnya ber-Luo dengan Lambung. Berjalan terus ke atas menembus diafragma, kemudian berjalan dalam rongga dada, terus naik ke atas berhubungan dengan akar lidah dan berakhir menyebar di bawah lidah. Sebuah cabangnya dari Lambung berjalan: menembus diafragma berhubungan dengan Jantung, Sebuah cabangnya berjalan di permukaan perut dan berakhir di titik Ta Pa (IV, 21).



69



Titik-titik-nya ada 21 buah : 1. Yin Pai



12. Cung Men



2. Ta Tu



13, Fu Se



3. Tay Pai



14. Fu Cie



4. Kung Sun



15. Ta Heng



5. Sang Ciu



16. Fu Ay’



6. San Yin Cia



17; Se Tu



7. Leu Ku



18. Tien Ci



8. Ti Ci



19. Siung Siang 70







9. Yin Ling Cuen



20. Ceu Yung



10. Sie Hai



21. Ta Pa.



11. Ci Men V.



Meridian Jantung, Sao Yin tangan : Perjalanan meridian : Dimulai dari Jantung, mengikuti pembuluh darah besar menembus diafragma ber-Luo dengan Usus Kecil, cabang lain berjalan mengikuti pembuluh darah besar naik ke atas menjepit tenggorokan kerongkongan terus ke atas berhubungan dengan mata dan berhubungan pula dengan tak; cabang lain lagi berjalan di atas Paru-paru menembus rongga dada di lipat ketiak,, lalu menyusuri tepi ulner lengan (terletak di belakang Meridian Perikardium), berjalan terus ke jari tangan V pada sisi radial dan tiba di ujungjari tangan Vitu. Titik-titiknya ada 9 buah : 1. Ci Cuen 2. Cihg Ling 3. Sao Hai 4. Ling Ta 5. Tung Li 6. Yin Si 7. Sen Men 8. Sao Fu 9. Sao Cung.



71



VI.



Meridian Usus Kecil, Tay Yang Tangan : Perjalanan meridian : Dimulai dari ujung ulner jari tangan V, menyusuri tepi telapak tangan tiba di pergelangati tangan, melintasi kaput ulnaris, naik ke atas berjalan menyusuri tepi posterior ulna dan tiba di siku, melewati antra olekranon dan epikondilus humeri tiba di lengan atas, lalu berjalan di tepi posterior lengan atas itu menuju ke bahu, melingkari bahu berjalan kebelakang melewati skapula, terus ke titik Ta Cui (XIV, 14-Titik Pertemuan dari seluruh Meridian Yang dalam badan), kemudian kembali ke depan memasuki fossa supraklavikuler menembus masuk ke dalam rongga dada dan Jantung, kemudian menyusuri saluran makanan 72







(esofagus) menembus diafragma tiba di Lambung, berjalan lagi ke bawah sampai di organ Usus Kecil. Sebuah cabangnya dari fossa supraklavikuler berjalan menyusuri leher tiba di mandibula, pipi dan berjalan menuju ke sudut mata luar, kembali lagi dan berakhir di depan telinga. Sebuah cabang yang lain, dari pipi berjalan ke regi infrarbitalis terus ke pangkal hidung, lalu berjalan pada kantus medialis kemudian kembali berjalan miring ke arah daerah zigomatikus berhubungan dengan Meridian Tay Yang Kaki. Titik-titiknya ada 19 buah : 1. Sao Ce



11. Tien Cung



2. Cien Ku



12. Ping Fung



3. Heu Si



13. CiYen



4. Wan Ku



14. Cien Wai Su



5. Yang Ku



15. Cien Cung Su



6. Yang Lao



16. Cen Cuang



7. Ce Cen



17. Tien Yung



8. Siao Hai



18. Cuen Liao



9. Cien Cen



19. Ting Kung.



10. Nao Su VII.



Meridian Kandung Kemih, Tay Yang Kaki: Perjalanan meridian : . Dimulai pada kantus medialis mata, naik ke kening terus menyusuri permukaan kepala dan bertemu dengan Meridian Tu di titik Pai Hui di puncak kepala. Cabang lain meridian : dari puncak kepala menuju ke arah temporal kepala. Dari puncak kepala (titik Pai Hui), meridian masuk ke dalam tengkorak ber-Luo dengan otak, ke luar kembali pada daerah kuduk. melanjutkan perjalanannya antara bagian medial dari skapula dan lateral dari tulang belakang. Kedua Meridian Kandung Kemih (kiri dan kanan) berjalan pada daerah punggung bagaikan menjepit tulang punggung sampai pada daerah pinggang, lalu masuk ke dalam badan berhubungan dengan Ginjal (ber-Luo dengan Ginjal) kemudian masuk ke dalam 73







Kandung Kemih. Cabang meridian dari, daerah pinggang melewati daerah bokong (regi-glutealis) turun ke bawah sampai di lipat lutut (regi poplitea).



74



Cabang lain meridian : dari daerah kuduk timbul dan berjalan sejajar dengan cabang pertama yang menjepit tulang punggung, melewati daerah bokong terus turun ke bawah berjalan pada sisi psterlateral paha dan bertemu dengan cabang pertama pada regi poplitea. Setelah pertemuan kedua cabang ini, lalu berjalan terus ke bawah melalui bagian posterior tungkai bawah, bagian posterior malelus eksternus terus ke tulang metatarsal V dan berakhir pada ujung jari kaki V sebelah lateral.



75



Titik-titiknya ada 67 buah :



VIII.



1. Cing Ming



17. Ke Su



32. Ce Liao



2. Can Cu



18. Kan Su



33. Cung Liao



3. Mei Cung



19. TanSu



34. SiaLia



4. Ci Ca



20. Pi Su



35. Hui Yang



5. U Cu



21. WeiSu



36. Fu Fen



6. Cen Kuang



22. San Ciao Su



37. Pe Fu



7. Tung Tien



23. Sen Su



38. Kao Huang Su



8. Lu Ci



24. Ci Hai Su



39. Sen Tang



9. I Cen



25. Ta Cang Su



40. I Si



10. Tien Cu



26. Kuan Yen Su



41- Ke Kuan



11. Ja Su



27. Siao Cang Su



42. Huan Men



12. Fung Men



28. Pang Kuang



43. Yang Kang



13. Fei Su



Su



44. I Se



14. CieYin Su .



29. Cung Li Su



45. Wei Cang



15. Sin Su



30. Pai Huan Su



46. Huang Men



16. Tu Su



31. Sang Liao



47. Ce Se



48. Pao Huang



55. He Yang



62. Sen Mai



49. Si Tien



56. CenCin



63. Cing Men



50. Cen Fu



57. Cen San



64. Cing Ku



51. In Men



58. Fei Yang .



65. Su Ku



52. Feu Si



59. Fu Yang .



66. Tung Ku



53. Wei Yang



60. Kun Lun .



67. CeYin.



54. Wei Cung



61. Pu Sen



Meridian Ginjal, Sao Yin Kaki : Penjelasan meridian : Dimulai pada bagian bawah jari kaki V berjalan ke tulang kubid, dengan arah miring menuju ke tengah-tengah telapak kaki ke luar pada titik Ran Ku kemudian berjalan di belakang malelus internus, naik ke atas melalui permukaan medio-posterior tungkai bawah ke bagian medial fosa poplitea, terus melalui permukaan posteri-medial paha ke tuberkulum dan bertemu dengan Meridian Tu di titik Cang Ciang (XIV, 1), kemudian masuk ke dalam tulang belakang, terus masuk ke dalam 76







badan pada daerah pinggang, berhubungan dengan Ginjal dan selanjutnya ber-Luo dengan Kandung Kemih. Kemudian dari Ginjal, meridian berjalan melewati Hati, menembus diafragma sampai di Paru-paru, menyusuri trakea, tiba di akar lidah. Dari Paru-paru keluar sebuah cabang yang berhubungan dengan Jantung. Titik-titiknya ada 27 buah:



IX.



1. Yung Cuen



10. Yin Ku



19. Yin Tu



2. Ran Ku



11. Heng Ku



20. Fu Tung Ku ‘



3. Tay Si



12. Ta He



21. Yin Men



4. Ta Cung



13. Ci Sie



22. Pu Lang



5. Sui Cuen



14. Se Man



23. Sen Fung



6. Cao Hai



15. Cung Cu



25. Ling Si



7. Fu Liu



16. Huang Su



25. Sen Cang



8. Ciao Sin



17. Sang Ci



26. Hou Cung



9. Cu Pin



18. Se Kuan



27. Su Fu.



Meridian Perikardium, Cie Yin Tangan : Perjalanan meridian : Dimulai dalam dada, pada Perikardium, berjalan ke bawah menembus diafragma ber-Luo dengan Sang, Cung dan Sia Ciao (Ciao Atas. Tengah dan Bawah); cabangnya yang sebuah menembus dada 3 Cun di bawah lipat ketiak (titik Tien Ce), lalu berjalan ke arah ketiak, mengitari lipat ketiak, menyusuri bagian medial lengan dan berjalan antara Meridian Paru-paru dan Meridian Jantung. masuk ke dalam lipat siku, terus ke bawah berjalan antara dua otot Mm. palmaris longus dan fleksor karpiradialis menuju ke telapak tangan dan berakhir di ujung jari tengah. Cabangnya yang sebuah lagi dari telapak tangan menuju kejari manis berhubungan dengan Meridian Sao Yang Tangan.



77



78



Titik-titiknya ada sembilan buah : 1. Tien Cu



X.



4. Si Men



7. Ta Ling



2. Tien Cuen 5. Cien Se



8. Lao Kung



3. Ci Ce



9. Cung Cung.



6. Nei Kuan



Meridian San Ciao, Sao Yang Tangan : Perjalanan meridian : Dimulai dari ujung jari IV berjalan ke atas menyusuri sisi ulner jari tiba di antara tulang metakarpal IV dan V, terus ke pergelangan tangan lalu pada lengan bawah berjalan di antara tulang radius dan ulna, terus ke belakang olekranon melewati bagian lateral lengan atas sampai 79







di pundak, melalui titik Cien Cing dari Meridian Kandung Empedu masuk ke dalam badan (rongga dada) lalu berhubungan dengan Perikardium, terus menembus diafragma dan menuju organ-organ yang mempunyai hubungan dengan Ciao atas, tengah dan bawah.



Dari dalam dada timbul cabang ke luar fosa supraklaviculer dan bertemu dengan Meridian Tu di titik Ta Cui (XIV,14) terus naik ke arah lateral kuduk menuju ke belakang telinga, terus ke sudut atas telinga dan bertemu lagi dengan Meridian Kandung Empedu, kemudian membelok ke bawah dan tiba di daerah zigomatikus.



80



Cabangnya yang lain mulai dari belakang telinga keluar pada titik Ting Kung lalu naik dan berhubungan dengan meridian semula kemudian menuju ke kantus lateralis mata dan berakhir pada titik Ce Ce Kung (XI,23). Titik-titiknya ada 23 buah :



XI.



1. Kuan Cung



9. Se Tu



17. I Fung



2. Yi Men



10. Tien Cing



18. Ce Mai



3. Cung Cu



11. Cing Leng Yen



19. Li Si



4. Yang Ce



12. Siao Lo



20. Ciao Sun



5. Wai Kuan



13. Nao Hui



21. El Men



6. Ce Keu



14. Cien Liao



22. He Liao



7. Hui Cung



15. Tien Liao



23. Ce Ce Kung.



8. San Yang Luo



16. Tien I



Meridian Kandung Empedu, Sao Yang Kaki : Perjalanan meridian : Dimulai dari kantus lateralis mata berjalan ke daerah depan telinga terus ke bagian dalam batas rambut sebelah temporal, membelok ke belakang telinga lalu ke bagian depan kepala, kemudian kembali lagj ke bagian belakang kepala dan meneruskan perjalanannya ke pundak. Dari pundak terus ke punggung bertemu dengan Meridian Tu di titik Ta Cui (XIV,14), lalu ke lateral bertemu dengan Meridian Kandung Kemih dan Meridian Usus Kecil, kemudian bersilang dengan Meridian San Ciao dan masuk ke dalam fosa supraklaviculer Cabang meridian: sebuah cabang keluar dari titik I Fung dan masuk ke dalam telinga dan keluar melewati titik Ting Kung tiba di kantus lateralis mata. Cabang lain mulai dari kantus lateralis mata menuju ke titik Ta Ying (III,5) dari Meridian Lambung lalu membelok naik terus ke titik Cia Ce (III,6) bertemu kembali dengan Meridian Lambung, kemudian meneruskan perjalanannya sepanjang leher dan tiba dalam fosa supraklavikuler dan bersatu dengan meridian semula, Setelah



persatuan,



meridian



meneruskan



perjalanannya



menembus badan, masuk ke dalam rongga dada, menembus diafragma lalu ber-Luo dengan Hati dan kemudian menuju ke Kandung Empedu. 81



Menyusuri bagian dalam iga-iga terus ke bawah dan ke luar pada titik Ci Cung (III, 30), melewati daerah pubis melintang dan sampai pada trokanter mayor femoris.



Cabang



meridian



yang



superfisial



berjalan



dari



fosa



supraklaficuler turun ke bawah di depan lipat ketiak, berjalan pada sisi lateral dada terus melewati hipokondrium menuju persendian paha, kemudian berjalan ke bawah menyusuri bagian lateral paha tiba di sendi lutut bagian lateral, lalu meneruskan perjalanannya pada bagian depan fibula, terus ke depan malelus eksternus, dan terus ke punggung kaki dan berakhir pada ujung jari kaki IV. 82



Sebuah cabang lainnya lagi dimulai pada titik Cu Lin Ci (XI, 41) berjalan melewati metatarsal I, II berjalan menuju ke ibu jari kaki. Titik-titiknya ada 44 buah :



XII.



1. Tung Ce Liao



23. Ce Cin



2. Ting Hui



24. Re Ye



3. Sang Kuan (Ke Cu Ren)



25. Cing Men



4. Han Yen



26. Tay Mai



5. Sien Lu



27. U Su



6. Sien Li



28. Wei Tao



7. Cu Pin



29. Ci Liao



8. Suei Ku



30. Huan Tiao



9. Tien Cung



31. Fung Se



10. Feu Pai



32. Cung Tu



11. Ciao Yin



33. Yang Kuan



12. Wan Ku



34. Yang Ling Cuen



13. Pen Sen



35. Yang Ciao



14. Yang Pai



36. Wai Ciu



15. Teu Lin Ci



37. Kuang Ming



16. Mu Cuang



38. Yang Pu



17. Cen Ying



39. Sien Cung (Cie Ku)



18. Cen Ling



40. Qu Si



19. Nao Kung



41. Cu Lin Ci



20. Fung Ce



42. Ti U Hui



21. CienCing



43. Sie Si



22. Yen Yi



44. Ciao Yin.



Meridian Hati, Cie Yin Kaki : Perjalanan meridian : Dimulai dari ibu jari kaki berjalan melewati punggung kaki terus ke bagian anterir dari malelus medialis, naik dan sampai di titik San Yin Cia dari Meridian Limpa. Kemudian melewati tepi medial tibia berjalan menuju ke belakang memtng Meridian Limpa pada kira-kira 8 Cun di atas malelus medialis. Berjalan terus sampai pada daerah pubis, lalu meridian ini melingkari alat kelamin dan bertemu dengan Meridian Ren 83







pada perut bagian bawah, seterusnya meridian ini berjalan naik dan sampai pada daerah hipokondrium, lalu bersatu dengan Meridian Kandung Empedu di titik Cang Men (XII, 13) dan masuk ke dalam badan berhubungan dengan Hati lalu ber-Lu dengan Kandung Empedu.



Selanjutnya berjalan ke atas menembus diafragma kemudian menyebar pada daerah hipokondrium. Kemudian menyusuri bagian belakang trakea dan esfagus naik ke atas masuk ke dalam daerah laringfaring, selanjutnya berhubungan dengan mata, otak serta puncak kepala (ubun-ubun), berhubungan dengan Meridian Tu. Cabang meridian: sebuah cabang dari mata turun ke bawah ke dalam daerah pipi selanjutnya mengitari bagian bibir. Sebuah cabang 84



yang lainnya lagi dari Hati menembus diafragma lalu menyebar pada Paru-paru. Titik-titiknya ada 14 buah : 1. Ta Tun



6. Cung Tu



11. Yin Lien



2. Sing Cien



7. Ci Kuan



12. Si Mai



3. Tay Cung



8. Ci Cuen (Yang Sie)



4. Cung Fung



9. Yin Pa



13. Cang Men



5. LiKeu



10. U Li



14. Ci Men.



b. Delapan Meridian Istimewa Disebut sebagai Meridian Istimewa disebabkan karena tidak memiliki Cang atau Fu sebagai organ dalam dan juga jalannya tidak beraturan seperti Meridian Umum tetapi terletak di antara Meridian Umum serta



memotong-motong



Meridian



Umum.



Kedelapan



Meridian



Istimewa itu adalah: Meridian Ren, Meridian Tu, Meridian Tay, Meridian Cung, Meridian Yin Wei, Meridian Yang Wei, Meridian Yin Ciao dan Meridian Yang Ciao. Di antara kedelapan Meridian Istimewa itu, kecuali Meridian Tu dan Meridian Ren, enam lainnya tidak memiliki titik-titik tersendiri tetapi titik-titik milik Meridian Umumlah dijadikan titik-titiknya. Karena letaknya, kedelapan Meridian Istimewa ini merupakan regulator Ci Meridian dari Meridian Umum. Seumpama keduabelas Meridian Umum merupakan sungai-sungai maka kedelapan Meridian Istimewa ini adalah telaga-telaganya. Pada Meridian Umum didapati titik-titik yang istimewa, disebut sebagai Titik Induk Meridian Istimewa, yang mempengaruhi Meridian Istimewa. Kedelapan Titik Induk Meridian Istimewa itu adalah : -



Kung Sun (dari Meridian Limpa) mempengaruhi Meridian Cung



-



Nei Kuan (dari Meridian Perikardium) mempengaruhi Meridian Yin Wei



-



Heu Si (dari Meridian Usus Kecil) mempengaruhi Meridian Tu



-



Sen Mai (dari Meridian Kandung Kemih) mempengaruhi Meridian Yang Ciao



-



Lie Cie (dari Meridian Paru-paru) mempengaruhi Meridian Ren 85







-



Ca Hai (dari Meridian Ginjal) mempengaruhi Meridian Yin Ciao



-



Cu Lin Ci (dari Meridian Kandung Empedu) mempengaruhi Meridian Tay



-



Wai Kuan (dari Meridian San Ciao) mempengaruhi Meridian Yang Wei. Kedelapan Meridian Istimewa itu merupakan dua pasangan Yin dan



dua pasangan Yang. Titik-titik Induknya berpasangan pula dan mempengaruhi daerah-daerah tertentu di badan :



Titik Induk



Meridian Istimewa



Hubungan



Daerah/organ yang di-



pasangan



pengaruhi



Kung Sun (IV. 4)



Meridian Cung



Ayah



Jantung, dada, Lam-



Nei Kuan (IX, 6)



Meridian Yin Wei



lbu



bung



Meridian Tu



Suami



Kantus internus mata,



HeuSi (VI, 3) Sen Mai (VII, 62)



tengkuk-leher, pundakMeridian Yang Ciao



lsteri



bahu, Usus Kecil, Kandung Kemih



Cu Lin Ci (XI, 41) Wai Kuan (5) Lie Cie (1,7) Ca Hai (VIII, 6)



Mata (kantus ekster-



Meridian Tay



Lelaki



Meridian Yang Wei



Wanita



pipi, leher, pundak



Tuan



Paru-paru, tenggorokan,



Rum ah



sekat rongga dada



Tamu



(diafragma)



Meridian Ren Meridian Yin Ciao



nus), belakang telinga,



Meridian Ren, Meridian Tu dan Meridian Cung bersumber dalam Pao (identik dengan uterus pada wanita, panggul/pelvis pada laki-laki), keluar pada titik Hui Yin yang terletak di antara dubur dan alat kelamin luar. Lalu Meridian Ren berjalan ventral di permukaan badan, dari perut dada terus ke muka; Meridian Tu berjalan di drsal mengikuti tulang belakang terus kepermukaan tengkrak, dahi, hidung, pertengahan bibir kemudian bertemu dengan Meridian Ren; sedangkan Meridian Cung berjalan bersama-sama dengan Meridian Ginjal menjepit Meridian Ren berjalan ke atas, ventral, berkumpul pada tenggorokan dan kemudian menuju ke daerah bibir, cabang dalamnya mengikuti tulang belakang berjalan terus ke atas.



86



87



88



89



90



91



92



93



Meridian Tay berjalan melingkari perut bagaikan sebuah tali pinggang yang tidak ketat. Meridian Yin Ciao merupakan sebuah cabang dari Meridian Ginjal mulai dari titik Ca Hai (terletak di bawah malelus internus), berjalan menyusuri bagian medial betis, paha, menuju ke daerah perut, dada masuk ke dalam tubuh pada daerah supraklavikuler, kemudian timbul kembali pada daerah Ren Ying



94



(titik dari Meridian Lambung), berjalan terus ke daerah temporal dan berakhir di daerah kantus internus bertemu dengan Meridian Kandung Kemih. Meridian Yang Ciao mulai dari titik Sen Mai (dari Meridian Kandung Kemih, di bawah malelus eksteronus), berjalan ke atas melewati betis, paha, bokong punggung dan berakhir pada titik Fung Ce (dari Meridian Kandung Empedu). Meridian Yin Wei dimulai pada tempat pertemuan meridian-meridian Yin, lalu naik menyusuri bagian medial tungkai, naik masuk ke dalam pelvis, menembus diafragma, menyusuri iga-iga menjepit tenggorokan, kemudian terus ke tengkrak dan berakhir di ubun-ubun. Meridian Yang Wei dimulai pada pertemuan Meridian Yang, menyusuri bagian lateral tungkai, melewati bokong, tiba di daerah pelvis, lalu menyusuri iga-iga, kemudian berjalan miring menuju ke bahu, pundak, leher bahu belakang, naik ke kepala melewati belakang telinga ke dahi dan berakhir dalam telinga. Selain fungsi umum yang telah disebut di atas, setiap Meridian Istimewa mempunyai peranan tertentu, yaitu : Meridian Tu berfungsi sebagai pengatur Yang Ci dalam tubuh serta melindungi Yen Ci (Ci Sejati), ia merupakan penguasa Yang dalam tubuh. Meridian Ren berfungsi mengatur Yin Ci dalam tubuh, ia mengendalikan Yin dalam tubuh. Dikatakan bahwa Meridian Cung merupakan lautan meridian, ia berhubungan erat dengan Ginjal, Limpa dan Lam-Aung, karena. mempengaruhi Ci sebetum lahir dan sesudah lahir. Meridian Yang Ciao dan Yin Ciao mempengaruhi Yang dan Yin dari kedua belahan tubuh, sedangkan Yang Wei dan Yin Wei mempengaruhi Yang dan Yin dari bagian tubuh luar dan dalam. Kedua Ciao dan kedua Wei ini membuat Yin Yang dalam tubuh berhubungan lebih erat. Meridian Tay merupakan tali pengikat bagi Meridian Umum. Tampaklah bahwa keseluruhan kedelapan Meridian Istimewa itu mempengaruhi Yin Yang , dalam tubuh, mempengaruhi keduabelas Meridian Umum juga mempengaruhi seluruh Gang dan Fu, terutama Meridian Tu dan Meridian Ren. Titik-titik : Meridian Ren memiliki 24 buah titik : 1. Hui Yin



9. Sui Fen



17. Can Cung



2. Ci Ku



10. Sia Wan



18. I Tang 95







3. Cung Ci



11. Cien Li



19. Ce Kung



4. Kuan Yen 12. Cung Wan



20. Hua Kai



5. Se Men



13. Sang Wan



21. Sien Ci



6. Ci Hai



14. Ci Cie



22. Tien Tu



7. Yin Ciao



15. Ciu Wei



23. Lien Cuen



8. Sen Cie



16. Cung Ting



24. Cen Ciang.



Meridian Tu memiliki 28 buah titik : 1. Gang Ciang



11. Sen Tao



21. Cien Ting



2. Yao Su



12. Sen Cu



22. Sing Hui



3. Yang Kuan



13, Tao Tao



23. Sang Sing



4. Ming Men



14. Ta Cui



24. Sen Ting



5. Sien Ci



15. Ya Men



25. Su Liao



6. Ci Cung



16. Fung Fu



26. Sui Keu



7. Cung Ci



17. Nao Fu



27. Tui Tuan



8. Cin Su



18. Ciang Cien



28. Yin Ciao.



9. CeYang



19. Heu Ting



10. Ling Tay



20. Pai Hui



Meridian Cung : Titik yang dimilikinya merupakan titik pertemuan dengan Meridian Umum, Meridian Ren: . Hui Yin (XVII,1), Ci Cung (111,30), Heng Ku (VIII, 11), Ta He (VIII, 12), Ci Sie (VIII.13), Se Man (VIII.14), Cung Tu (VIII.15), Huang Su (VIII,16), Sang Ci (VIII.17), Se Kuan (VIII, 18), Yin Tu (VIII, 19), Tung Ku (VIII,2), Yu Men (VIII.21). Meridian Tay : Dimulai pada titik Gang Men (XII, 13), titik pertemuannya ada tiga yaitu : Tay Mai (XI, 26), U Su (XI, 27) dan Wei Ta (XI, 28). Meridian Yang Ciao : Sen Mai (VII,62), Fu Sen (VII, 61), Fu Yang (VII,59), Ci Liao (XI.29), Na Su (VI.10), Ci Ku (II,16), Cien I (II,15), Ti Gang (III,4), Ci Liao (III,3), Cen Ci (III,1), Cing Ming (VII, 1), Fung Ce (XI,20). 96



Meridian Yin Ciao : Ca Hai (VIII.6), Ciao Sin (VIII.8), Cing Ming (VII,1). Meridian Yang Wei: Cing Men (VII.63), Yang Ciao (XI, 35), Na Hui (X,13), Tien Liao (X, 15), Pi Na (II, 14), Cien Cing (XI, 21), Na Su (VI.10), Fung Ce (XI.20), Ya Men (XIV.15), Fung Fu (XIV, 15), Yang Pai (XI,14), Pen Sen (XI,13),Teu Wei (III,8). Meridian Yin Wei: Cu Pin (VIII,9), Cung Men (IV, 12), Fu Se (IV,13), Ta Heng (IV.15) Fu Ay (TV,16), Ci Men (XIII,14), Tien Tu (XIII,22), Lien Cuen (XIII, 23). c. 12 Meridian Cabang (Cing Pie) Keistimewaan dari Meridian Cabang ini adalah : 1. Kedua belas Meridian Cabang ini seluruhnya mulai bercabang dari meridian asalnya pada daerah siku atau lutut ke atas, setelah meninggalkan meridian asalnya mereka berjalan dalam tubuh. Meridian Cabang dari Meridian Yang setelah terpisah dengan meridian asalnya, lalu berjalan dalam tubuh dan akhimya kembali pada meridian itu pula; Meridian Cabang dari Meridian Yin tidak kembali lagi ke meridian asalnya, tetapi bersatu dengan Meridian Yang yang merupakan Meridian ‘Pia’ dari Meridian Yin itu. Pertemuan antara Meridian Cabang (dari Meridian Yin) dengan Meridian Pia dari Meridian Yin itu disebut sebagai He. Semuanya ada 6 He. Dengan demikian Meridian Cabang ini memperkuat hubungan bagian dalam dari tubuh. 2. 12 Meridian Cabang berhubungan dengan Cang Fu meridian asalnya. Meridian Cabang dari 6 Meridian Yang (3 tangan, 3 kaki) hanya melewati Cang Fu yang menjadi Piao-Li dengan dirinya; tetapi Meridian Cabang dari Meridian Kandung Empedu tersebar sekitar Hati, Meridian Cabang dari Lambung tersebar sekitar Lim-pa, Meridian Cabang dari Kandung Kemih tersebar sekitar Ginjal; ini semua memelihara kebutuhan Cang Fu sehingga lebih terpelihara. 97



3. Arah aliran Meridian Cabang umumnya dari keempat alat-gerak, mulamula berjalan. pada daerah yang lebih dalara (pada perut dan dada), lalu keluar pada daerah dangkal (kepala). Arahnya ini jelas berlainan dari arah Meridian Umum. Karena ini mereka berfungsi: menghubungkan bagian luar dan dalam tubuh, memelihara Cang Fu, mengisi kekurangan dari siklus Meridian Umum, lebih memper-kuat hubungan antara meridian-meridian yang berhubungan luar dan dalam. Jelaslah bahwa Meridian Cabang ini berjalan lebih dalam daripada Meridian Umum. Kekurangan Meridian Umum pada permukaan badan, Lu Mai mengisinya; maka kekurangan Meridian Umum pada daerah , yang lebih dalam diisi oleh Meridian Cabang ini. Peranannya dalam penyakit dan pengobatan: umumnya gejala sama dengan Meridian Umum. Karena itu tidak ada catatan khusus mengenai fenomena patologis yang diperlihatkannya. Tetapi perjalanan saluran Meridian Cabang pada daerah yang dilaluinya dapat mempengaruhi daerah ini dalam terapi. Misalnya : titik dari Meridian Kandung Kemih, Cen San, Cen Cin, Fei Yang mempunyai pengaruh dan khasiat untuk wasir/hemoroid, padahal Meridian Kandung Kemih tidak melalui dubur; hal ini. adalah karena Meridian Cabangnya melewati dubur. d. 15 Luo 1. Luo dari Meridian Tay Yin Tangan Dimulai dari titik Lie Cie (1,7) Meridian Tay Yin Tangan lalu berjalan mengikuti meridian tersebut menuju ke telapak tangan, tersebar ke telapak tangan lalu masuk ke daerah metakarpal I dan berhubungan dengan Meridian Yang Ming Tangan. 2. Luo dari Meridian Yang Ming Tangan Dimulai dari titik Pien Li (II,6) Meridian Yang Ming Tangan yang berjalan menuju ke Meridian Tay Yin Tangan; sebuah cabangnya berjalan menyusuri bahu melewati Titik Cien I (II,15) terus ke daerah rahang bawah dan masuk serta berhubungan dengan gigi geligi; cabangnya yang lainnya lagi berjalan menuju ke telinga. 3. Luo Meridian Yang Ming Kaki 98



Dimulai pada Titik Fung Lung (III,40) Meridian Yang Ming. Kaki berjalan menuju dan masuk ke dalam Meridian Tay Yin Kaki; sebuah cabangnya menyusuri bagian lateral paha berjalan menuju ke leherkepala bersatu dengan Ci Meridian Yang yang lain lalu turun kembali ke daerah tenggorok. 4. Luo dari Meridian Tay Yin Kaki Dimulai dari Titik Kung Sun (IV,4) Meridian Tay Yin Kaki berjalan menuju dan masuk ke dalam Meridian Yang Ming Kaki, sebuah cabangnya berjalan ke atas masuk ke dalam Lambung dan Usus. 5. Luo dari Meridian Sao Yin Tangan Dimulai dari Titik Tung Li (V, 4) Meridian Sa Yin Tangan berjalan dan masuk ke dalam Meridian Tay Yang Tangan; cabangnya berjalan ke atas menyusuri meridian tersebut tiba di Jantung, terus ke atas berhubungan dengan akar lidah dan masuk pula ke dalam mata. 6. Luo dari Meridian Tay Yang Tangan Dimulai dari Titik Ce Gen (VI ,7) Meridian Tay Yang Tangan berjalan masuk ke dalam Meridian Sa Yin Tangan; sebuah cabangnya berjalan ke arah bahu dan masuk ke dalam Titik Cien I (II,15) 7. Luo dari Meridian Tay Yang Kaki Dimulai dari Titik Fei Yang (VII,58) Meridian Tay Yang Kaki, berjalan menuju dan masuk ke dalam Meridian Sa Yin Kaki. 8. Luo dari Meridian Sao Yin Kaki Dimulai dari Titik Ta Cung (VIII,4) Meridian Sa Yin Kaki berjalan menuju dan masuk ke dalam Meridian Tay Yang Kaki; sebuah cabangnya berjalan menyusuri meridian tersebut ke atas sampai dibawah Jantung setelah mengitari tumit, lalu menembus dan ke luar pada daerah pinggang. 9. Luo dari Meridian Cie Yin Tangan Dimulai dari titik Nei Kuan (IX,6) Meridian Cie Yin Tangan berjalan dan masuk Meridian Sa Yang Tangan, cabangnya menyusuri meridian tersebut masuk ke dalam Perikardium. 10. Luo dari Meridian Sao Yang Tangan



99



Dimulai dari Titik Wai Kuan (X,5) Meridian Sa Yang Tangan berjalan dan masuk ke dalam Cie Yin Tangan; cabangnya berjalan melewati bahu ke daerah dada dan masuk ke dalam Jantung/ Perikardium, 11. Luo dari Meridian Sao Yang Kaki Dimulai dari titik Kuang Ming (XI,37) Meridian Sa Yang Kaki berjalan menuju dan masuk ke dalam Meridian Cie Yin Kaki dan terus ke bawah mepengaruhi telapak kaki. 12. Luo dari.Meridian Cie Yin Kaki Dimulai dari Titik Li Keu (Xir,5) Meridian Cie Yin Kaki berjalan menuju dan masuk ke dalam Meridian Sa Yang Kaki; cabangnya berjalan menyusuri tulang kering paha, sampai pada testis dan berakhir di penis (pada pria). 13. Luo dari Meridian Ren Dimulai dari Titik Ciu Wei (XIII,15) Meridian Ren berjalan masuk dari ujung prsesus sifideus menyebar ke daerah perut. 14. Luo dari Meridian Tu Dimulai dari Titik Cang. Ciang (XIV, 1) Meridian Tu bercabang dua dan berjalan menjepit tulang belakang menuju ke leher lalu tersebar di kepala dan cabangnya berhubungan dengan Meridian Tay Yang Kaki. 15. Luo Besar, dari Limpa Dimulai dari Titik Ta Pa (IV,21) Meridian Tay Yin Kaki lalu tersebar pada daerah rusuk iga. Ke 15 buah Luo ini dimulai pada sebuah titik dari meridian bersangkutan, karena itu pula umumriya bila menyebutkan Luo hanya disebut titik bersangkutan saja;hal ini juga disebabkan karena dalam peng-gunaan terhadap penyakit-penyakit yang berhubungan dengan Luo-Luo itu yang diambil dalam terapi adalah titik bersangkutan itu. Luo inilah yang mengadakan jalinan hubungan erat antara meridianmeridian yang mempunyai hubungan Luar-dalam, Misalnya Meridian Tay Yin Tangan dengan Yang Ming Tangan (Paru-paru dan Usus-Besar, hubungan dalam dan Luar). Di samping 15 buah Luo yang disebutkan di atas, dalam golongan Luo ini masih didapat saluran-saluran Luo dan Sun Luo yang kecil-kecil dan tak 100



terbilang jumlahnya yang menjalin hubungan antara Meridian Umum dan permukaan tubuh (kulit) menjadi erat. e. 12 Meridian Tendon (Cin Cing) Keistimewaan Meridian Tendon ini adalah : 1. Topografi dan arah alirannya sesuai dengan Meridian Umum, hanya arahnya ada yang berlawanan, di mana pada Meridian Tendon ini seluruhnya mempunyai arah dari ujung alat gerak (keempat-empatnya) ke tubuh lalu berakhir di kepala atau tubuh, berjalan pada permukaan tidak masuk ke dalam Cang Fu. 2. Kedua belas Meridian Tendon ini semuanya berkumpul/bersatu pada daerah persendian alat gerak dan otot-otot tebal; satu sama lain mempunyai hubungan yang erat. Meridian Tendon dari 3 Yang Tangan berkumpul pada sudut rambut: kepala; Meridian Tendon dari 3 Yin Tangan berkumpul di dada; sedang Meridian Tendon dari 3 Yang Kaki berkumpul pada daerah sakrum; Meridian Tendon dari 3 Yin Kaki berkumpul pada alat kelamin. 3. Alat kelamin merupakan tempat persatuan dari Meridian Tendon 3 Yin Kaki dan Yang Ming Kaki. 4. Meridian Tendon dari Meridian Hati mempengaruhi seluruh tendon (Hati menguasai tendon). 5. Fungsi dari Meridian Tendon adalah pengaturan dari gerak tulang-belulang dan sambungan antara tulang-belulang dalam persendian. Dan kelainannya terutama merupakan kelainan tendon dan otot dalam bidang pergerakan. f. 12 Daerah Kulit Yang dimaksudkan dengan Daerah Kulit ialah tempat pada kulit yang merupakan daerah reaksi terhadap meridian/Cang Fu yang bersangkutan. Meridian Umum berjalan antara otot-otot, karena adanya Luo yang terletak di permukaan tubuh maka kulit pun mendapat perawatan;. Ying Ci. Maka secara fisiologis, daerah tertentu dirawat oleh meridian tertentu pula. Dan daerahdaerah kulit itu dibagi menjadi 12 Daerah Kulit, sesuai dengan perjalanan 12 Meridian Umum. Seperti diketahui, masuknya penyebab penyakit faktor luar adalah dari kulit, karena itu yang paling pertama adalah perubahan pada kulit, lalu dari kulit 101



disalurkan ke dalam, dari meridian ke Cang Fu. Dan sebaliknya kelainan dari Cang Fu dimanifestasikan keluar, pada kulit lewat Cing Luo ini. Dengan melihat kelainan kulit pada daerah tertentu, dapat diketahui fungsi dari meridian Cang Fu yang bersangkutan. 3. TITIK AKUPUNKTUR Titik akupunktur adalah titik pada permukaan badan (kulit) yang dapat ditusuk dengan jarum akupunktur dan/atau dihangati dengan moksa, serta dapat memberi khasiat penyembuhan. Terdapat 3 jenis titik akupunktur : a. Titik Umum yaitu titik akupunktur yang terdapat pada Meridian Umum, Meridian Tu dan Meridian Ren (nama-namanya telah disebutkan dalam pembicaraan topografi meridian). b. Titik Istimewa yaitu titik akupunktur yang tidak termasuk dalam jenis a, tetapi memiliki nama dan indikasi tertentu. c. Titik Ase yaitu akupunktur yang ada atas indikasi adanya rasa nyeri tekan dan tidak terletak pada perjalanan Meridian Umum, Meridian Ren dan Meridian Tu (Ase berarti ya, dalam bahasa Inggris titik jenis ini disebut Yes Pint), A. Cara Penentuan Letak Titik Akupunktur Jenis Titik Umum dan Titik Istimewa memiliki nama dan letak serta indikasi tersendiri, untuk penentuan letak titik-titik tersebut didapati cara dengan menggunakan patokan-patokan tertentu. Terdapat duabuah golongan patokan yang umum dipakai: patokan alamiah dan patkan ukuran Cun jari. a. Patokan Alamiah Yang digunakan sebagai patokan adalah benjolan-benjolan tulang-belulang, organ panca indera, kuku, puting susu, batas rambut dan Lain-lain lagi patokan alamiah yang tetap; juga patkan alamiah yang bergerak misalnya: kerutan lipat siku, kerutan lipat lutut, kerutan lipat tinju dan sebagainya. Diadakan ketentuan bahwa jarak antara dua buah patokan yang tertentu dibagi dalam sejumlah bagian yang sama (satuan bagian yang sama itu disebut Cun). Bagian yang sama itu adalah sebagai berikut : 102



-



Batas rambut depan sampai ke batas rambut belakang dibagi dalam 12 Cun.



-



Lebar dahi dibagi dalam 9 Cun.



-



Tinggi dahi dibagi dalam 3 Cun.



-



Jarak antara kedua buah puting susu dibagi dalam 8 Cun.



-



Jarak antara lekukan sternum di atas prosesus sifiodeus ke umbilikus dibagi dalam 8 Cun.



-



Jarak antara umbilikus ke batas atas simfisis pubis dibagi dalam 5 Cun.



-



Jarak antara kerut lipat ketiak ke kerut lipat siku dibagi dalam 9 Cun.



-



Jarak antara kerut lipat siku ke pergelangan tangan dibagi dalam 12 Cun,



-



Pada tungkai bagian lateral: jarak antara trokanter mayor femoris ke pertengahan patela dibagi dalam 19 Cun jarak antara pertengahan patela ke puncak malelus lateralis dibagi dalam 16 Cun.



-



Pada tungkai bagian medial: jarak antara batas bawah tulang simfisis pubis ke kerut lipat lutut dibagi dalani 18 Cun; jarak antara kerut lipat lutut ke puncak maleolus medialis dibagi dalam 13 Cun.



Di samping itu terdapat pula patokan alamiah sebagai berikut: -



Pada daerah dada :



-



Melintang, digunakan garis-garis membujur yang disebut garis lateral I, garis lateral II dan garis lateral III. Garis lateral dada I adalah garis yang sejajar dengan garis median (di mana berjalan Meridian Ren) dengan jarak 2 Cun ke lateral. Garis lateral dada II adalah garis yang melewati puting susu (garis medioklafikuler). Garis lateral dada III adalah garis yang sejajar dengan garis lateral dada II dengan jarak 2 Cun ke lateral. Membujur, patokan yang dipakai adalah tulang iga.



-



Pada daerah perut : Melintang, digunakan juga garis lateral I, garis lateral II, dan garis lateral III. Garis lateral perut I adalah garis yang sejajar dan berjarak 0,5 Cun dari garis median di mana Meridian Ren berjalan. Garis lateral perut II adalah garis sejajar dengan garis median yang merupakan kelanjutan garis lateral dada I. Garis lateral perut III adalah garis sejajar dengan garis median yang merupakan kelanjutan garis lateral dada II.



-



Pada daerah punggung :



103



Benjolan tulang punggung belakang (prosesus spinalis vertebrae) sebagai patokan. Untuk jarak melintang dipakai ukuran Cun jari. b. Patokan Ukuran Cun Jari Untuk mempermudah penentuan letak titik yang kadang-kadang sukar ditentukan dengan patokan alamiah maka digunakan cara ini, tetapi pada keadaan yang bisa digunakan patokan alamiah pun cara ini sering juga digunakan karena mudah dan panjangnya kurang lebih sama. Terdapat beberapa macam ukuran Cun yang panjangnya sama : -



Ukuran Cun jari tengah Jari tengah tangan ditekuk sampai ujung jari mengenai ibu jari tangan, sehingga membentuk sebuah ‘O’, maka jarak antara dua buah kerutan lipat ruas jari adalah panjang satuan Cun.



-



Ukuran Cun ibu jari tangan Lebar kuku ibu jari tangan merupakan panjang satuan Cun.



-



Ukuran satuan Fu Cun Lebar 4 buah jari tangan yang dirapatkan (jari telunjuk, tengah, manis dan kelingking) merupakan ukuran dari 3 Cun. Ukuran inilah yang populer. Perlu diperhatikan bahwa jari tangan yang dipakai sebagai ukuran adalah



jari tangan penderita. B. Titik Umum Di bawah ini akan dibicarakan seluruh Titik Umum dengan : a. Letak b. lndikasi/khasiat c. Cara dan dalamnya penusukan serta lamanya moksibusi d. Keistimewaan yang dimiliki titik bersangkutan.



I.



MERIDIAN TAY YIN TANGAN PARU-PARU I.1 CUNG FU a. Pada bagian atas dan lateral dari sela iga I - II pada garis lateral dada III. b. Asma bronkial, 104







Pneumonia Nyeri punggung Tuberkulosis Nyeri dada. c. Tegak lurus dengan mengarahkan ujung jarum ke sisi dada sedalam 0,3 0,5 Cun Konus 3 - 5 buah;silinder 3’- 15’. d. Merupakan Titik Pertemuan dari Meridian Paru-paru dengan Meridian Limpa dan Titik Mu Paru-paru. I.2 YUN MEN a. Pada garis lateral III, di atas Cung Fu, di bawah bagian akromial klavikula, dan di dalam lekukan dari M. pektoralis. b. Dispne Batuk Nyeri dada. c. Tegak lurus 0,3-0,5 Cun Konus 3-7 buah; silinder 3’-7’.



105



I.3 TIEN FU a. Pada sisi radial dan M. bisep, 3 Cun di bawah lekukan transversal dari aksila anterior Duduk atau telentang dengan lengan diabduksikan dan telapak tangan ke atas, Jarak lekukan transversal dari aksila anterior sampai garis lekukan (lipat) siku dibagi dalam 9 bagian yang sama Tien Fu terletak sepertiga bagian dari lengan atas. b. Dispne 106



Gondok Nyeri lengan atas bagian sisi medial Berkhasiat sekali untuk epistaksis, digunakan bersama-sama dengan He Ku, titik keempat dari Meridian Usus Besar. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,5 Cun Kontra indikasi untuk moksa. I.4 SIE PAI a. Satu Cun di bawah Tien Fu, pada sisi radial dari M. bisep. Duduk atau telentang. b. Batuk Dada terasa penuh Nyeri pada lengan atas bagian medial. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,5 Cun Konus 3 - 5 buah; silinder 3’-5’. I.4 CE CE a. Terletak pada sisi radial dari tendon M. bisep, di lekukan siku pada posisi siku tertekuk sedikit dan telapak tangan ke atas Telentang. b. Tuberkulosis Pleuritis Pneumonia disertai batuk & dispne Pneumonia sebagai komplikasi campak Bronkitis Nyeri spasmodik siku Hemoptisis dan afternoon fever. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,5 Cun Kontra indikasi untuk moksa. d. Merupakan Titik He Meridian Tay Yin Tangan Paru-paru. I.6 KUNG CUI. a. Terletak pada sisi radial dari lengan bawah, 7 Cun di atas lipat nadi (lipat tangan, wrist crease) pada garis yang menghubungkan 107



prosesus stiloideus radii dan tepi lateral tendon M. bisep pada lipat siku. Jarak lipat siku sampai pada lipat tangan dibagi dalam 12 bagian yang sama Duduk atau telentang. b. Pneumonia Dispne Batuk Hemoptisis Tonsilitis Kaku dan nyeri lengan atas. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 0,7 Cun Konus 3-5 buah; silinder 3’ – 7’. d. Merupakan Titik Si. I.7 LIECIE a. Proksimal prosesus stiloideus dari os radii, 1,5 Cun di atas lipat nadi. Tangan pada posisi sagital Duduk atau telentang. b. Migren Neuralgia trigeminal Paralisis fasialis Common cold Bronkitis Asma Lockjaw Kaku kuduk Tendovaginitis bagian radial dari nadi Retensi urine (digabung dengan titik-titik lain, sebagai penolong ekskresi) Pergelangan tangan lemah Koma pada anak-anak dengan banyak dahak Nyeri dan pembengkakan tenggorokan. c. Miring dengan ujung jarum diarahkan ke siku sedalam 0,2 - 0,3 Cun Konus 3 - 7 buah; silinder 3’ - 7’. d. Merupakan Titik Luo Meridian Tay Yin Tangan Paru-paru dan Titik Induk Meridian Ren. I.8 CING CI a. 1 Cun di atas lipat pergelangan tangan, di sisi medial dari prosesus stiloideus Telentang. 108



b. Common cold Tendovaginitis Badan panas tanpa peluh. c. Tegak lurus sedalam 0,1 - 0,2 Cun. Kontra indikasi untuk moksa. Merupakan Titik Cing. I.9 TAY YEN a. Terletak pada lekukan pergelangan tangan, dan radial dari arteri radialis. b. Bronkitis Common cold Batuk Hemoptisis Tuberkulosis Asma bronkial Neuralgia interkostal Pergelangan nadi lemah Sangat berkhasiat pada nyeri daerah puting susu. c. Tegak lurus sedalam 0,2 - 0,3 Cun Konus 3-5 buah; silinder 3’- 5’. d. Merupakan :



Titik Yen dan Titik Su. Titik Dominan Pembuluh Darah.



I.10



I CI a. Pada os metakarpal I. b. Duduk atau telentang, dengan telapak tangan ke atas, di tengahtengah os metakarpal I sisi radial dan pada pertemuan warna putih dan merah dari kulit. c. Faringitis Tonsilitis Batuk rejan Influensa



109



Hemoptisis pada tuberkulosis digunakan tapping needle, suatu alat seperti martil dengan 7 buah jarum kecil. d. Tegak lurus sedalam 0,5 - 0,7 Cun Konus 3 - 5; silinder 3’- 5’,. e. Merupakan Titik Yung. I.11



SAO SANG a. Pada sisi radial dari ibu jari, 3 mm di belakang sudut kuku, telapak ke bawah. Pada titik ini terdapat sebuah lekukan Duduk atau telentang. b. Faringitis akut Tonsilitis Koma apopleksia Pneumonia dengan suhu tinggi Parotitis Beberapa dokter inemakamya pada difteri Sering digunakan untuk penyakit yang akut, titik termanjur untuk tonsilitis. c. Miring sedalam 0,1 Cun, dengan jarum diarahkan ke atas. Pada pengobatan tonsilitis akut dan koma, biasanya penusukan dengan jarum prisma sehingga berdarah Konus 3-5 buah. d. Merupakan Titik Cin.



II.



MERIDIAN YANG MING TANGAN USUS BESAR II.1



SANG YANG



a. Pada sisi radial dari jari telunjuk, kurang lebih 3 mm di belakang sudut kuku, di mana teraba sebuah lekukan. Jari diluruskan. b. Penyakit-penyakit mulut dan tenggorokan, misalnya tonsilitis Penyakit rongga mulut Koma apopleksia Panas tinggi (high fever) Jari telunjuk pegal, yang biasanya terlihat pada hipertensi.



110



c. Triangular needle pada koma apopleksia dan faringitis akut, tusuk telunjuk untuk mengeluarkan darah Jarum biasa ditusuk miring ke belakang sedalam 0,1 Cun Kontra indikasi untuk moksa. d. Merupakan Titik Cin. II.2



EL CIEN a. Distal dari artikulasi metakarpofalangeal pada jari telunjuk sisi radial. Membuat tinju, maka terletak di ujung lipatan. b. Epistaksis Sakit gigi rahang atau bawah Nyeri dan bengkak pada tenggorokan Paralisis fasialis dengan mulut miring Penyakit-penyakit demam (titik ini berfungsi menurunkan panas). c. Tegak lurus dari atas ke bawah sedalam 0,2 - 0,3 Cun Konus 3 buah; silinder 3’. d. Merupakan Titik Yung.



111



II.3



SAN CIEN a. Pada sisi radial os metakarpal II, proksimal dari sendi. Membuat tinju, dapat diraba sebuah lekukan pada proksimal kepala os metakarpal II. b. Sakit gigi Nyeri dan pembengkakan tenggorokan Nyeri dan pembengkakan dari punggung tangan berikut jari-jarinya. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,7 Cun Konus 3 - 7 buah; silinder 3’- 7’. 112







d. Merupakan Titik Su. II.4



HE KU a. Di antara os metakarpal I & II, tepat di pertengahan sisi radial dari os metakarpal II , Tangan pada posisi sagital. b. Sakit kepala daerah kening Migren di regio temporalis (sebagai matching point) Nyeri dan pembengkakan mata misalnya : konjungtivitis akut Epistaksis Paralisis fasialis. Sakit gigi Nyeri dan pembengkakan tenggorokan Trismus Muka bengkak Nyeri dan spasme jari-jari Tik fasialis Neuralgia nervi trigeminn Amenore Prolonged labour Nyeri perut Konstipasi Disentri Diare pada anak kecil dengan hasil memuaskan Penyakit-penyakit demam dengan atau tanpa hiperhidrosis Pada penyakit-penyakit panas dengan hiperhidrosis digunakan metode Pu atau Penguatan Pada anhidrosis digunakan metode Sie atau Pelemahan. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 0,8 Cun. Titik ini mudah berdarah Konus 3 - 5 buahjsilinder 3’- 7’. Pada



wanita



hamil



dilarang



dipergunakan



metode



Pu



(reinforcement), tapi boleh digunakan metode Sie. d. Merupakan Titik Yen. II.5



YANG SI a. Pada sisi radial dari pergelangan nadi. Telapak tangan ke bawah dengan ibu jari lurus; antara dua tendon: T. ekst. pol. lor.gus dan T. ekst. pol. brevis. 113







b. Tuli dan tinitus Sakit gigi Nyeri dan pembengkakan tenggorokan Nyeri pergelangan nadi Penyakit kepala dan muka Gangguan pencernaan pada anak-anak. c. Tegak lurus sedalam 0,3-0,5 Cun Konus 3 buah; silinder 3’-7’. d. Merupakan Titik Cing. II.6



PIEN LI a. 3 Cun di atas Yang Si, pada garis yang menghubungkan 11,5 dan 11,11. Membuat tinju dan siku sedikit ditekuk Lengan bawah dibagi dalam 12 bagian yang sama, maka Pien Li terletak empat jari di atas Yang Si (3 bagian). b. Neuralgia lengan bawah Paralisis fasialis Retensi urine Tonsilitis Parotitis Pada edema sebagai matching point. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,5 Cun Konus3 buah;silinder 3’ - 7’. d. Merupakan Titik Luo.



II.7



WEN LIU a. Pada sisi radial lengan, 5 Cun di atas Yang Si. Telentang atau duduk. b. Peradangan rongga mulut Nyeri bahu dan lengan atas Perut nyeri dan borborigmi Parotitis Enteritis akut Muka bengkak. c. Tegak lurus sedalam 0,5 — 0,9 Cun Konus 3 buah; silinder 3’ - 7’. d. Merupakan Titik Si.



II.8



SIA LIEN 114







a. Bagian radial dari lengan bawah, sepertiga dari lipal siku (8 Cun dari Yang Si) pada garis yang menghubungkan 11,5 dan 11,11 Siku sedikit ditekuk dengan tangan dalam posisi sagital dan ibu jari dengan telunjuk sejajar. b. Nyeri lengan atas dan bawah Pegal lengan bawah Nyeri perut dan diare Gangguan fungsi lengan bawah pada anak-anak kecil Paralisis atau hemiplegi setelah apopleksia c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 0,7 Cun Konus 3-7 buah; silinder 3’ - 7’. II.9



SANG LIEN a. Satu Cun di atas Sia Lien. b. Sama dengan Sia Lien. c. Tegak lurus sedalam 0,7-1 Cun Idem No. 8.



II.10 SANLI a. Dua Cun dari sudut lipat siku pada garis yang menghubungkan II,5 dan II,11 Membuat tinju dengan siku sedikit ditekuk. b. Hemiplegia pasca apoleksia Pegal-pegal pada alat gerak atas Paralisis fasialis Reumatik pada pergelangan siku dan lengan atas Gastroenteritis akut derigan muntah-muntah dan diare. c. Tegak lurus sedalam 1-1,2 Cun. Konus 3-7 buah; silinder 3’ - 7’, II.11 CI CE a. Pada sisi lateral dari lipat siku. Lekukan pada ujung sisi lateral lipat siku Siku ditekuk, maka di tengah-tengah antara epikondilus humeri dengan ujung lipat siku. b. Faringitis Tonsilitis 115



Gondok Hemiplegia pasca apopleksia Nyeri dan pembengkakan pada lengan atau lengan bawah Pneumonia Urtikaria Penyakit demam (menurunkan panas) Influenza Kejang pada anak-anak dengan panas yang tinggi Meridian, ini berhubungan luar-dalam dengan Meridian Paru-paru. c. Tegak lurus Konus 3 - 7 buah; silinder 3’- 7’. d. Merupakan Titik He. II.12 CEU LIAO a. Di atas epikondilus humeri pada insersi M. brakioradialis. Siku ditekuk, dari Ci Ce naik ke lateral hingga merasakan sebuah lekukan, pada garis yang menghubungkan II, 11 dan II, 15. b. Penyakit-penyakit setempat : Nyeri atau spasme Pergerakan teorganggu Pegal-pegal. c. Tegak lurus sedalam 0,3-0,5 Gun Konus 3-7 buah; silinder 3’ -7 ‘. II.13 WU LI a. 3 Cun di atas Ci Ce pada garis yang menghubungkan II, 11 dan II, IS. Siku ditekuk. Jarak dari lipat siku sampai ke lipat ketiak dibagi dalarn 9 bagian yang sama. b. Spasme dan nyeri pada siku Limfadenitis tuberkulosis. c. Kontra indikasi untuk penusukan Konus 5 - 10 buah; silinder 5’ - 10’. II.14 PI NAO a. Pada sisi lateral dari humerus, 7 bagian di atas 11,11, pada pertemuan dengan M. deltoideus, pada garis yang menghubungkan 11,11 dan 11,15



116



Lengan diaduksikan dan siku ditekuk. Pada garis yang ditarik dari Ci Ce sampai Cien I (titik no. 15) dan Pi Nao terletak + 7 Cun dari Ci Ce. b. Nyeri pada siku dan bahu Gangguan pergerakan sendi siku dan bahu. c. Tegak lurus atau miring di atas 0,5 - 0,7 Cun Konus 3 - 7 buah; silinder 3’- 7’. II.15 CIEN I a. Terletak antara akromion dan tuberkulum humeri mayor, tepat pada tengah-tengah bagian atas dari M. deltoideus. Dengan diabduksikan sampai mendatar (horisontal), pada tempat itu terlihat dua lekukan, Cien I terletak pada lekukan depan yang lebih kecil. b. Artritis sendi bahu Urtikaria Hemiplegia atau apopleksia Pada orang berumur limapuluh tiba-tiba tak dapat mengabduksikan lengannya, di Jepang disebut Disease of the 50th. c. Tegak lurus sedalam 0,6 — 1,2 Cun. Konus 5 - 10 buah; silinder 5’- 10’. d. Merupakan Titik Pertemuan dari Meridian Usus Besar dengan Meridian Yang Ciao. II.16 CI KU a. Dalam sebuah lekukan antara klavikula dengan spina skapula. b. Nyeri pada bahu dan regio skapularis. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 0,7 Cun. Konus 3 - 7 buah; silinder 5’- 10’. d. Merupakan Titik Pertemuan antara Meridian Usus Besar dengan Meridian Yang Ciao. II.17 TIEN TING a. Pada sudut lateral leher, di atas fosa supraklavikularis. Pada tepi posterior M. sternokleidomastoideus, 1 Cun di bawah FuTu (11,18). b. Nyeri dan bengkak tenggorokan Tonsilitis akut 117



Suara serak Afonia Afasia Sakit menelan Gondok. c. Tegak lurus sedalam 0,3-0,5 Cun Konus 3-5 buah; silinder 3” - 5’. II.18 FU TU a. Pada sudut lateral leher, setinggi tulang rawan os hioid, 3 Cun di belakang pomum adami. b. Seperti No. 17 ditambah dispne dan batuk, c. Tegak lurus sedalam 0,3-0,5 Cun Konus 3 - 5 buah; silinder 3’ - 5’. II.19 HO LIAO a. Di bawah dinding nostril, 0,5 Cun lateral dari Sui Keu. b. Epistaksis Anosmia Rinitis Hidung tersumbat Paralisis fasialis. c. Tegak lurus sedalam 0,2 - 0,3 Cun Kontra indikasi untuk moksa. II.20 YING SIANG a. Pada kerutan nasolabialis, lateral dari Ho Liao Duduk. Setinggi pangkal/dasar nostril, b. Penyakit hidung Paralisis fasialis Tik Epistaksis Sinusitis Hidung tersumbat pada common cold Anosmia. c. Miring ke atas sepanjang kerutan nasolabialis sedalam 0,3 Cun Kontra indikasi untuk moksa.



118



d. Merupakan Titik Pertemuan antara Meridian Usus Besar dengan Meridian Lambung. III.



MERIDIAN YANG MING KAKI LAMBUNG III.1



CEN CI a. Di tepi orbita bagian bawah, pada sebuah garis lurus yang melewati sentrum dari pupil. b. Keratitis Konjungtivitis Hemeralopia, miopia Atrofi N. optikus Mata kedutan Banyak keluar air mata. c. Tegak lurus, mata dipejamkan, sedalam 0,3 — 0,7 Cun Harus dipakai jarum halus No. 32 atau 30 Setelah ditusuk, jangan diputar lagi. Penderita merasakan seolaholah matanya bengkak Kontra indikasi untuk moksa. d. Merupakan Titik Pertemuan antara Meridian Lambung dengan Meridian Yang Ciao dan Meridian Ren.



III.2



SE PAI a. Pada lekukan dari foramen infraorbitalis, 1 Cun di bawah pupil. b. Mata merah, bengkak, gatal, meradang dan nyeri Paralis fasialis Tik fasialis. c. Tegak lurus sedalam 0,2 - 0,3 Cun. Digunakan jarum yang halus karena mudah berdarah. Kontra indikasi untuk moksa.



III.3



CI LIAO a. 0,3 Cun lateral dari Ying Siang (11,20), tepat di bawah Se Pai 011,2); b. Idem dengan Ying Siang dan : Rinitis Sinusitis 119







Paralisis fasialis Sakit gigi. c. Tegak lurus 0,3 - 0,4 Cun Silinder3’-S’. d. Merupakan Titik Pertemuan antara Meridian Lambung dengan Meridian Yang Ciao. III.4



TI CANG a. Setinggi dan horisontal dengan sudut mulut, 0,4 Cun ke lateral. b. Paralisis fasialis, umumnya selalu dipakai terutama bila terdapat mulut miring Sangat berfaedah Trigeminal neuralgia ‘Ngiler’ pada anak-anak. c. Ditusuk dengan menjurus ke arah angulus mandibula sedalam 0,3 0,7 Cun. Pada paralisis fasialis yang hebat dapat dilakukan penusukan dengan jarum panjang sehingga titik yang berada di angulus mandibula ditembus (titik CiaCe) Konus 3-7 buah; silinder 3’ - 7. d. Merupakan Titik Pertemuan antara Meridian Lambung dengan Meridian Usus Besar dan Meridian Yang Ciao.



III.5



TA YING a. Pada tengah-tengah rahang bawah, pada sebuah lekukan bila mulut ditiup mengembang. b. Trismus Parotitis Paralisis fasialis, dengan mulut miring Sakit gigi. c. Ditusuk miring ke depan atau ke belakang sedalam 0,3 Cun Konus 3 -5 buah; silinder 3’ - 5’.



III.6



CIA CE a. Anterior dan superior dari angulus mandibula Bila menggigit dengan keras, maka timbullah sebuah benjolan otot. b. Neuragia pada muka Paralisis fasialis 120







Parotitis Trismus pada histeri Sakit gigi. c. Miring 0,3-0,5 Cun ke arah Ti Cang Silinder 5’.



III.7



SIA KUAN a. Dalam sebuah lekukan di bawah arkus zigomatikus, di depan kondilus mandibula. 121







b. Paralis fasialis Trigeminal neuralgia Otitis media Trismus Sakit gigi”. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,5 Cun Konus 3 buah; silinder 3’ - 5’. III.8



TEU WEI a. Pada sudut garis rambut, sisi temporal dari kening 0,5 Cun dari garis batas rambut. b. Sakit di kening Nyeri mata Banyak keluar air mata Migren sebagai titik pembantu. c. Tusuk transversal sepanjang kulit ke arah belakang sedalam 0,5 - 1 Cun. Kontra indikasi moksa. d. Merupakan Titik Pertemuan dengan Meridian Kandung Empedu.



III.9



REN YING a. Selebar dua jari (1,5 Cun) di belakang A dam’s apple. Di belakangnya kita dapat merasakan denyutan arteri pada tepi anterior M. sternokleidomastoideus. b. Peradangan tenggorokan akut dan gondok kronis. c. Tegak lurus sedalam 0,1 - 0,3 Cun. Jangan melebihi 0,5 Cun Kontra indikasi untuk moksa. d. Merupakan Titik Pertemuan antara Meridian Lambung dengan Meridian Kandung Empedu. .



III.10 SUI TU a. Pada tepi anterior M. sternokleidomastoideus, lateral dari tulang rawan os hioid, pertengahan antara Ren Ying dan Ci Se. b. Idem dengan No. 9. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,5 Cun Konus 3 buah; silinder 3’ - 5’. III.11 CI SE 122



a. Di bawah Ren Ying, di tepi atas os klavikula bagian sternal, dan diantara kedua insersi M. sternokleidomastoideus. b. Sama dengan No. 9 dan 10. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,4 Cun Konus 3-5 buah; silinder 3’- 5’. III.12 CIE PEN a. Pada sebuah lekukan di tengah-tengah fosa supraklavikularis pada garis yang melewati puting susu. b. Batuk dan sesak Nyeri dan bengkak tenggorokan Nyeri pada daerah fosa supraklavikularis. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,5 Cun. Jangan lebih dalam, dapat menyebabkan dispne Konus 3-5 buah; silinder 5’ - 10’. III.13 CI FU a. Di bawah pertengahan klavikula pada garis puting susu, di atas tepi superior iga I, 4 Cun lateral dari Sien Ci (XIII, 21). b. Penyakit dada atau traktus respiratorius, misalnya: Dada terasa penuh Batuk dan dispne Anak-anak dengan pneumonia Digunakan sebuah Fire bottle (Kop). c. Miring 0,3 Cun dengan ujung jarumke lateral Konus 3 - 5 buah; silinder 5’ -10’. III.14 KU FANG a. Pada sela iga I, 4 Cun lateral.dari Hua Kai (XIII,20). b. b dan c idem dengan No. 13, III.15 UI a. Sepanjang garis lateral II pada sela iga II, 4 Cun lateralCe Kung(XIII,19). b. Idem No. 13 ditambah: m astitis. c. Idem No. 13. III.16 YING CUANG a. Sela iga III, 4 Cun lateral dari I Tang (XIII, 18). 123



b. Nyeri saraf selaiga Asma Bronkial Mastitis akut Bronkitis. c. Idem. III.17 RUCUNG a. Sela iga IV pada pusat puting susu. b. Idem. c. Kontra indikasi untuk ditusuk dan moksa. III.18 RUKEN a. Sela iga V di bawah puting susu. b. Batuk Sakit dada Dispne Mastitis akut Air susu ibu berkurang, berhasil baik sekali bilamana digabung dengan titik-titik lainnya. Setelah 15.’- 30’ sekresi susu bertambah. Hanya untuk keadaan hipogalaksia. c. Miring 0,3 Cun Silinder5’-10 III.19 PU YUNG a. Pada tepi bawah tulang rawan iga VIII melekat. Dua Cun lateral dari Ci Cie (XIII,14), 6 Cun di atas umbilikus. b. Nyeri lambung Muntah-muntah Ulu hati terasa penuh Anoreksia. c. 0,5-0,7.Cun Konus 5 buah; silinder 5’ - 10\ III.20 CEN MAN a. 2 Cun lateral dari Sang Wan (XIII, 13). b. Sama dengan No. 19. c. 0,5-1 Cun Idem No. 19. 124



III.21 LIANG MEN a. 2 Cun lateral dari Cung Wan (XIII,12), 4 Cun di atas umbilikus. b. Gastritis akut dan kronis. Nyeri lambung Neuralgia dari lambung Muntah-muntah Muntah karena nervositas Tukak lambung Pankreatitis akuta. c. Tegak lurus 0,7 - 1 Cun Konus 5-10 buah;silinder 5’ - 10’. III.22. KUAN MEN a. 2 Cun lateral dari Cien Li (XIII,11), 3 Cun di atas umbilikus. b. Umumnya dipakai pada nyeri epigastrium Rasa penuh dan pembesaran perut atas Kadang-kadang pada asites Titik tambahan (matching point) pada obstruksi intestinal. c. Tegak lurus sedalam 0,7 - 1 Cun Konus 5 buah; silinder 5’ - 10’. III.23. TAY I a. 2 Cun lateral dari Sia Wan (XIII,10) 2 Cun di atas umbilikus. b. Nyeri lambung Indigestion Mania karena panas tinggi Konstipasi karena panas tinggi. c. Tegak lurus 0,7 -1,0 Cun Konus 5 buah;silinder 5’ - 10’. III.24. HUA RU MEN a. 2 Cun lateral dari Sui Fen (XIII,9), 1 Cun di atas umbilikus. b. Nyeri lambung Muntah-muntah Gangguan mental karena panas tinggi. c. Idem No. 23. III.25. TIEN CI a. 2 Cun lateral dari umbilikus. b. Biasanya dipakai pada 125



Enteritis akut dan kronis Disentri Obstruksi intestinal Berhasil pada obstruksi intestinal parsial atau simple, juga pada ileus paralitik pasca operasi. Endometriosis. Haid tak teratur dan sedikit Konstipasi Apendisitis akut. c. Tegak lurus sedalam 0,7 - 1 Cun Konus 7-15; silinder 5’- 20’. Untuk enteritis berhasil baik dengan rnoksa. d. Merupakan Titik Mu Usus Besar. III.26. WAI LING a. Satu Gun di bawah umbilikus, 2 Cun lateral titik Yin Ciao (XIII/7). b. Hernia Apendisitis akut. c. Tegak lurus sedalam 0,7 - 1,2 Gun Konus 5 - 10 buah; silinder 5’ - 10’. III.27. TA CI a. 2 Cun lateral dari titik Se Men (XIII,5), 2. Cun di bawah umbilikus. b. Hernia Rasa penuh dan pembesaran abdomen bagian-bawah Apendisitis akut,merasa nyeri di titik ini Emisi seminalis, ejakulasi prekoks. hanya :sebagai titik tambahan. c. Idem No. 26. III.28. SUI TAO a. 2 Cun lateral dari titik Kuan Yen (XIII,4), 3 Cun di bawah umbilikus. b. Retensi urine, juga yang pasca operasi. Hernia. c. Tegaklurus sedakm 0,7-1,2 Cun. Konus 5 - 10 buah; silinder 5’- 10’. III.29. KUI LAI a. 2 Cun.,lateral dari titik Cung:Ci(Xlil,3), 4 Cun di bawah umbilikus. 126



b. Sering digunakan pada: Orkitis Endometritis Leukarea Dismenore Prolapsus uteri. c. Idem. III.30. CI CUNG a. Pada bagian atas dari lipat paha, medial dari A. femoralis, setinggi Ci Ku (XIII, 2). b. Hernia Haid tak teratur Nyeri dan bengkak pada genitalia eksterna. c. Tegak lurus sedalam 0,3- 0,5 Cun. Jangan lebih dalam Konus tidak sesuai; silinder 5’ - 10’. III.31. PI KUAN a. Di bawah spina iliaka anterior, pada suatu lekukan antara M, sartorius dan tendon fasia lata. Tepat di bawah spina iliaka ‘anterior superior, setinggi tepi bawah simfisis pubis. b. Nyeri nervi femoralis, sebagai titik tambahan Sciatica Artritis sendi setempat Pegal dan gangguan pergerakan tungkai. c. Tegak lurus sedalam 1- 1,5 Cun Konus 3 buah; silinder 3’ - 5’. III.32. FU TU a. 6 Cun di atas tepi superior dari patela, pada sebuah garis yang ditarik dari simfisis pubis ke patela. Telapak tangan menutup patela, di mana ujung jari tengah menunjuk, disitu letak Fu Tu. b. Sakit pinggang Sakit sendi femoral Beri-beri Pegal dan kaku dari paha, termasuk sendi femoral dan lutut. c. Tegak lurus sedalam 1-1,5 Cun 127



Konus 3-5 buah; silinder 5’ - 10’. III.33. YIN SE a. 3 Cun di atas patela pada sebuah lekukan superior dan lateral patela, b. Kaku dan pegal pada paha dan lutut, juga nyeri Pergerakan teorganggu pada apopleksia dan paralisis infantilis Berhasil lebih nyata daripada Fu Tu. c. Tegak lurus sedalam 0,7-1 Cun Konus 3-5 buah; silinder 3’ - 7 ‘. III.34. LIANG CIU a. 2 Cun di atas patela, terletak pada tepi lateral pada suatu lekukan. b. Gastritis akut Mastitis Muntah karena nervositas Nyeri dan bengkak sendi lutut. c. Tegaklurus sedalam 0,7-1 Cun Konus 3-7 buah; silinder 3’ - 7’. d. Merupakan Titik Si. III.35. TU PI a. Di bawah patela, lateral dari lig. patela, teraba ada lubang, lutut fleksi. b. Artritis genu Gangguan pergerakan tungkai bawah. c. Miring ke arah medial Silinder 3’ - 7’. III.36. CU SAN LI a. 3 Cun di bawah Tu Pi, satu jari lateral dari krista tibia. Ada 3 cara untuk menentukan titik ini di dalam klinik : 1. Telapak tangan menutup patela, maka di ujung jari te-ngah terletak San Li. 2. Tekan Tu Pi dengan ibu jari, telunjuk lurus menyentuh San Li. 3. Empat jari di bawah Tu Pi, 1 jari lateral dari krista tibia. b. Penyakit traktus digestivus : Nyeri lambung Tukak lambung Perut membesar Indigestion Borborigmi 128



Diare Konstipasi Disentri Muntah-muntah karena berbagai sebab. Paralisis pasca apopleksia Dispne Beri-beri Mastitis akut Palpitasijenis nervosa Edema Lutut nyeri sekali, juga kaki. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 1,3 Cun Konus 5-7 buah; silinder 7’ - 15’. d. Titik ini mcrnpunyai khasiat menguatkan badan Pada jaman dulu orang menggunakan moksibusi untuk memperkuat aktivitas lambung. Tetapi tidak digunakan pada anak kecil, hanya untuk penderita di bawah 30 tahun. Pada titik ini banyak dijalankan percobaanpercobaan penyelidikan di berbagai rumah sakit, dan didapat kesimpulan bahwa rangsang dari titik ini melewati saraf simpatis naik sepanjang arah saraf spinal ke korteks serebri dan merangsang sistem vegetatif Merupakan Titik He, III.37. SANG LIEN (SANG CI SI) a. 6 Cun di bawah Tu Pi, 1 jari lateral dari krista tibia. b. Kolik abdominalis Disentri Borborigmi Perut bengkak Diare Beri-beri Tungkai bawah lumpuh karena apopleksia Sering untuk apendisitis akuta Sepanjang titik ini di atas dan di bawah teraba tempat-tempat yang nyeri. c. Tegak lums sedalam 0,5 - 1,3 Cun Konus 5-10 buah; silinder 5’ - 10’. 129



d. Merupakan Titik He Bawah Usus Besar. III.38. TIAO KEU a. Pada bagian anterior lateral dari tungkai bawah, di tengah-tengah antara Tu Pi dengan Cie Si. b. Sakit dan pegal pada tungkai bawah. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 0,9 Cun Konus 3-5 buah; silinder 3’ - 5’. III.39. SIA LIEN (SIA CI SI) a. 1 Cun di bawah Tiao Keu, 9 Cun di bawah Tu Pi. b. Nyeri perut di daerah hipogastrium, berikut hernia Sakit pinggang menjalar ke testis, obstruksi usus kecil Sakit, pegal dan gangguan pergerakan dari tungkai bawah. c. Idem. d. Merupakan Titik He Bawah. III.40. FUNG LUNG a. Mula-mula ditentukan titik Tiao Keu, lalu ke lateral satu jari, maka itulah Fung Lung. b. Dispne Sakit kepala Banyak dahak seperti dalam hal asma bronkial Pusing pada hipertensi Mania Pergerakan tungkai teorganggu Erisipelas dari tungkai bawah. c. Tegak lurus 0,5 - 1,3 Cun Konus 5-10 buah; silinder 5’ - 10’. d. Merupakan Titik Luo. III.41. CIE SI a. Pada lipat kaki, antara tendon ekstensor halusis longus dan ekstensor digit, longus. Mula-mula diraba jari kedua, lalu naik ke atas sampai di lipatan, pada tengah-tengah lipatan itu terasa/teraba kedua tendon tersebut. b. Sakit kepala Pusing Edema dari muka dan kepala 130



Pembengkakan perut Konstipasi Diare akut atau kronis Pegal dan gangguan pergerakan tungkai Salah urat dalam pergelangan kaki. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 0,7 Cun Konus 3-5 buah; silinder 3’ - 5’. d. Merupakan Titik Cing. III.42. CUNG YANG a. Di dorsum pedis, antara tulang-tulang metakarpal II dan III dan os kuneiformis. Lebih kurang selebar dua jari dari Cie Si. b. Paralisis fasialis Muntah-muntah Distensi abdomen Anoreksia Dorsum pedis nyeri dan bengkak Tungkai lemas seperti pada paralisis infantilis. c. Tegak lurus sedalam 0,3 Cun, hindarkan arteri-arteri dan jangan menusuk dalam-dalam Silinder 3’ - 5 ‘.Tidak ada kauterisasi yang langsung. d. Merupakan Titik Yen. III.43. SIEN KU a. Di depan persatuan tulang-tulang metakarpal II & III. b. Edema muka Edema badan Borborigmi Nyeri perut Nyeri punggung kaki. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,5 Cun Kenus 3-5 buah; silinder 3’ - 5’. d. Merupakan Titik Su. III.44. NEI TING a. Pada kulit di antara jari kaki II dan III. b. Sakit gigi (yang disebabkan karena fire of the stomach atau heat in the stomach j Tonsilitis Paralisis fasialis 131



Epistaksis Distensi abdomen Bengkak dorsum pedis atau pegal Kadang-kadang pada penyakit demam. c. Sama dengan No. 43 (Sien Ku). III.45. LI TUI a. Pada jari kaki kedua, lebih kurang 0,1 Cun lateral dari pangkal kuku. b. Edema muka Paralisis fasialis Epistaksis Distensi abdomen Penyakit panas. Nightmare Mania Histeri Sinkope yang tiba-tiba Susah bernapas Susah membuka mulut. c. Miring sedalam 0,1 Cun dengan ujung jarum ke arah tumit Konus3-5 buah; silinder 3’-5’. d. Merupakan Titik Cin. IV.



MERIDIAN TAY YIN KAKI LIMPA



IV.1. YIN PAI a. Bilamana kaki dalam ekstensi atau letak telentang, maka Yin Pai terletak 0,1 Cun di belakang dan agak ke lateral dari ujung medial kuku ibujari. b. Haid yang berlebihan Perdarahan uteri Kejang pada anak-anak. c. Miring ke arah posterior, sedalam 0,1 - 0,2 Cun Konus 3 - 5 buah; silinder 3’ - 5’. d. Merupakan Titik Cin. IV.2. TA TU a. Di depan persendian metatarso-falangeal I, di antara kulit berwarna putih dan merah. b. Rasa nyeri dan kembung dari epigastrium dan perut Diare, termasuk enteritis akut dan kronik, Gout 132



Penyakit panas tanpa keringat. c. Tegak lurus sedalam 0,2 -0,3 Cun Konus 1- 3 buah; silinder 3’-5’. Menurut buku kuno.moksa tidak diperbolehkan pada keha-milan dan dalam 100 hari setelah melahirkan. d. Merupakan Titik Yung. IV.3. TAY PAI a. Posterior dan proksimal dari persendian metatarso-falangeal I, di antara kulit berwarna putih dan merah. b. Nyeri yang bersifat kolik di abdomen Nausea dan vomitus (pada kolera) Disentri Konstipasi Gout c. Tegak lurus sedalam 0,3 Cun Konus 3 buah; silinder 3’ - 5’. d. Merupakan Titik Su dan Titik Yen.



133



IV.4. KUNG SUN a. Dalam suatu lekukan anterior dan interior dari basis tulang metatarsal I. b. Nyeri pada lambung, terutama nyeri yang bersifat “dingin” Enteritis akut dan kronis Borborigmi Nyeri abdomen dan diare Disentri Ikterus Endometritis c. Tegak lurus sedalam 0,7-0,9 Cun Konus 3 buah; silinder 3’- 5’. 134



d. Merupakan : Titik Luo Titik Induk Meridian Cung. IV.5. SANG CIU a. Dalam sebuah lekukan anterior dari maleous medialis, di tengah-tengah garis yang menghubungkan maleolus medialis dengan bagian yang menonjol dari tulang navikularis. b. Enteritis kronis, termasuk konstipasi dan diare Radang persendian kaki Vatises. c. Tegak lurus sedalam 0,2 - 0,3 Cun Konus 3 buah; silinder 3’ - 5’. d. Merupakan Titik Cing. IV.6 SAN YIN CIAO a. 3 Cun atau lebarnya 4 jari tangan di atas maleolus medialis, tepat di tepi posterior tibia. b. Penyakit-penyakit dari Lambung dan Limpa, seperti hipofungsi dari Limpa dan Lambung, misalnya: indigestion borborigmi dan meteorismus feses yang lembek. Penyakit ginekologis misalnya: haid tak teratur perdarahan uterus dismenore kesukaran partus leukorea amenore Ca servisis uteri. Emisi seminal Nyeri pada penis Radang pada testis Edema Enuresis Disuria Hipo atau anestesia tungkai bawah 135



Nyeri reumatis pada tungkai bawah Luka kronis pada tungkai bawah. c. Tegak. lurus sedalam. 0,5 - 0,9 Cun. Sebaiknya arah jarum menuju ke tibia. Konus 5 - 10 buah; silinder 5’ - 10’ i Dahulu San Yin Ciao tidak digunakan pada wanita hamil (kontra indikasi), tetapi menurut pengalaman dapat digunakan pada wanita hamil asalkan dipakai cara manipulasi Pu, sedangkan cara Sie adalah kontra indikasi. Lama partus dapat diperpendek, terutama pada primipara, dengan tusukan yang memakai cara Pu. d. Merupakan Titik Pertemuan 3 Meridian Yin Kaki. IV.7. LEU KU a. 2 jari tangan di atas. San Yin Ciao, atau setengah Cun di bawah titik yang terletak di tengah-tengah antara kondilus-medialis tibia dan puncak maleolus medialis. b. Borborigmi Meteorismus Perdarahan uterus Perasaan dingin pada tungkai bawah. c. Tegak lurus sedalam 0,3-0,5 Cun Konus 3 buah; silinder 3’- 5’. IV.8. TI CI a. 3 Cun atau 4 jari tangan lebarnyadi bawah koridilus/medialis tibia, serta posterior dari tepi medial tibia. b. Anoreksia Meteorismus Disentri Disuria Emisi seminal Edema Penyakit ginekologis seperti : haid tak teratur dismenore korportitis Ca cervicis uteri. 136



c. Tegaklurus sedalam0,5 -0,9 Cun Konus 3 buah; silinder 3’ - 5’. d. Merupakan Titik Si. IV.9. YEN LING CUEN a. Di bawah kondilus medialis tibia dalam sebuah lekukan yang terletak medial dari tibia pada origo M. sartorius. b. Enteritis akut atau kronis Inkontinensia urine Retensio urine pasca bedah Sistitis. Edema pada nefritis kronis Artritis genu. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 1 Cun Konus 3 buah; silinder 3’ - 5’. d. Merupakan Titik He. IV.10. SIE HAI a. Di sebelah atas dan epikondilus medialis femoralis, kira-kira dua Cun kranial dari tepi patela, pada bagian yangmenonjol dari M. vastus medialis. b. Penyakit ginekologis, seperti : haid yang tak teratur dismenore amenore perdarahan uterus Eksema Urtikaria Nyeri pada bagian medial tungkai atas. c. Tegak lurus sedalam 0,7 - 1,2 Cun Konus 3 - 5 buah; silinder 3’ - 5’. IV.11. CI MEN a. 1 Cun di bawah titik tengah antara pinggir atas simfisis pubis dengan patela, atau 6 Cun di atas Sie Hai. b. Retensi urine Enuresis Nyeri dan bengkak pada sulkus inguinalis.



137



c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,5 Cun. Jangan menusuk terlalu dalam, karena ada vena besar Konus 3 buah; silinder 3’ - 5”. IV.12. CUNG MEN a. Pada garis yang menghubungkan titik tengah simfisis pubis dan spina iliaka anterior superior sedemikian rupa sehingga jarak antara Cung Men itu dan spina iliaka anterior superior adalah 1 /3 dari panjang garis tersebut Terletak lateral dari A. femoralis. b. Nyeri perut Hernia Retensi urine Nyeri dan bengkak pada sulkus inguinalis Paralisis dan kelemahan dari otot ekstremitas bawah. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 0,7 Cun Konus tidak biasa digunakan; silinder 3’ - 7’. IV.13. FU SE a. 0,7 Cun lateral serta kranial dari Cung Men, 4 Cun dari Meridian Ren. b. Hernia Tumor dalam abdomen bagian bawah. c. Tegak lurus sedalam 0,7 - 0,9 Cun Konus 5 buah; silinder 5’ - 10’. IV.14. FU CIE a. 4 Cun lateral dari Meridian Ren serta 1,3 Cun di bawah garis horisontal yang melalui umbilikus Di tepi lateral dari M. rectus abdominalis. b. Diare (efektif) terutama diare kronis yang disebabkan karena gangguan fungsi transportasi dan transformasi dari Limpa, dan penyakit-penyakit jenis dingin dari Limpa. Sebaiknya digunakan moksa Hernia Nyeri perut sekitar umbilikus, serta nyeri yang disebabkan askaris. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 1 Cun Konus 5 buah;silinder 5’ - 10’. IV.15. TA HENG a. Setinggi umbilikus dan 4 Cun ke lateral. b. Diare kronis yang disebabkan oleh Limpa dingin 138



Disentri Konstipasi. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 1 Cun Moksa idem Fu Se. d. Merupakan Titik Pertemuan Meridian Limpa dengan Meridian Yin Wei. IV.16. FU AI a. 4 Cun lateral dari Meridian Ren, 3 Cun di atas Ta Heng atau setinggi titik Cien Li (XIII, 11). b. Nyeri perut Indigestion Disentri Nyeri epigastrium Konstipasi Kadang-kadang untuk indigestion pada penderita dengan pembesaran Hati. c. idem Ta Heng. d. idem Ta Heng. IV.17. SE TU a. Sela iga V pada garis lateral III. b. Perasaan nyeri dan penuh di hipokondrium. c. Miring dengan jarum diarahkan ke lateral dada, sedalam 0,3 - 0,4 Cun. Jangan tegak lurus dan terlalu dalam, terdapat Paru-paru di bawahnya. Konus 3-5 buah; silinder 5’ - 7’. IV.18. TIEN SI a. Sela iga IV pada garis lateral HI. b. Nyeri dada seperti pleuritis Batuk kronis karena.bronkitis kronis Sputum berlebihan pada asma bronkial Kekurangan air susu ibu (pakailah bersama-sama dengan Can Cung dari Meridian Ren) Mastitis akut. c. Miring sedalam 0,3 - 0,4 Cun Moksa. silinder 5’ - 10’; konus 5 buah. d. Menurut pengalaman, penusukan lebih efektif pada nyeri dada dan mastitis akut sedangkan moksa lebih efektif pada kekurangan air susu ibu, batuk kronis dan sputum berlebihan pada asma bronkial. IV.19. SIUNG SIANG a. Pada sela iga III, tepat satu sela iga di atas Tien Si. 139



b. Nyeri pada nervi interkostalis. c. Miring sedalam 0,4 - 0,5 Cun Konus 5 buah; silinder 5’ - 10’. IV.20. CEU YUNG a. Pada sela iga II. Tiga sela iga di atas Tien Si. b. Nyeri dan sesak dada dan hipokondrium Batuk-batuk dengan disertai banyak sputum. c. Miring sedalam 0,3 - 0,4 Cun Idem dengan Siung Siang. IV.21. TA PAO a. Pada titik tengah dari garis antara lekukan aksiler dan ujung iga XI dalam sela iga VI. b. Nyeri dada dan hipokondrium Asma bronkial Perasaan lemah dari tubuh, terutama keempat ekstremitas. c. Miring sedalam 0,3 - 0,4 Cun Konus 3 buah; silinder 3’ - 5’. d. Merupakan Luo Besar Limpa. V.



MERIDIAN SAO YIN TANGAN JANTUNG



V.1. CI CUEN a. Di tengah-tengah aksila, pada tepi bawah M. pektoralis, medial dari A. aksilaris; b. Angina pektoris Sebagai titik tambahan pada nyeri hipokondrium Nyeri dan kaku dari lengan atas dan sendi siku Nyeri sendi bahu dan gangguan sendi tersebut pada orang tua Berindikasi pada spasme dari sendi pada usia lanjut ini karena kekurangan Ci pada darah. c. Tegak lurus dengan ujung ke atas 0,3 - 0,5 Cun. Silinder 3’ - 5’. V.2. CING LING a. 3 Cun di atas lipat siku, pada medial sulkus M. biseps brakii.’ b. Ikterus 140



Nyeri hipokondrium. Nyeri sendi bahu dan lengan atas, terutama nyeri yang berhubungan dengan angina pektoris. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,5 Cun Konus 3-5 buah; silinder 3’ - 5’.



V.3. SAO HAI -



Pada puncak lipat siku, antara lipat siku medial dengan epikondilus medialis humeri, lengan dalam keadaan fieksi.



-



Angina pektoris Skizofrenia Pegal pada lengan 141







Spasme atau kontraktur dari sendi siku Neuritis N. ulnaris Tremor tangan Parestesia tangan. -



Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,7 Cun Silinder 5’ - 10’.



-



Merupakan Titik He.



V.4. LING TAO a. Pada sisi radial dari tendo M. fleksor karpi ulnaris, 1,5 Cun di atas lipat pergelangan tangan. b. Angina pektoris Afasia akut Kejang Spasme dan kontraktur lengan bawah dan sendi siku Neuritis lokal. c. Tegak lurus sedalam 0,2-0,4 Cun Konus 3 buah; silinder 3’ - 7’. d. Merupakan Titik Cing. V.5. TUNG LI a. Pada sisi radial dari tendo M. fleksor karpi ulnaris, 1 Cun di atas pergelangan tangan. b. Takikardia paroksismal karena nervositas Neurastenia dengan insomnia dan pelupa Histeri Afasia atau pada penderita apopleksia dengan lidah kaku, karena histeria Penyakit-penyakit karena “fire of the heart”, seperti: mata merah tenggorokan kering, nyeri dan bengkak perdarahan uterus hematuria dengan nyeri diuretra. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,4 Cun. d. Merupakan Titik Luo, V.6. YIN SI



142



a. Berada antara tendo M. ileksor karpi ulnaris dan fleksor digit sublimis, 0,5 Cun di atas lipat pergelangan tangan. b. Angina pektoris, pada permulaan serangan lebih berhasil daripada Ling Tao Takikardia paroksismal Nocturnal sweating, efektif sekali. c. Tegak lurus sedalam 0,2 - 0,4 Cun Konus 3 buah; silinder 3’ — 5’, d. Merupakan Titik Si. V.7. SEN MEN a. Pada sisi medial lipat pergelangan tangan. b. Angina pektoris Takikardia Skizofrenia Epilepsi Histeria Mania Insomnia Gelisah karena insomnia Pelupa Palpitasi kordis Titik tambahan pada ikterus dan nyeri hipokondrium bagian iga. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,5 Cun Konus 3 - 5 buah; silinder 3’ - 5’, d. Merupakan Titik Yen dan Titik Su. V.8. SAO FU a. Pada telapak tangan antara os metakarpal IV dan V, antara jari IV dan V jika jari tangan dilipat. b. Takikardia Nyeri dada Spasme atau kontraktur jari kelingking Telapak tangan terasa panas Merasa ada sesuatu barang di tenggorokan Disuria karena “fire of, the hearf Pruritus vulvae. 143



c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,5 Cun Silinder 3’ - 5’. d. Merupakan Titik Yung. V.9. SAO CUNG a. Pada sisi radial dari jari kelingking, 0,1 Cun lateral pangkal kuku. b. Koma pada apopleksia Tipe mania dari gangguan mental Penyakit panas dalam keadaan gelisah Takikardia karena nervositas Pada angina pektoris sefaagai titik tambahan. c. Miring ke atas sedalam 0,1 Cun Pada koma dan penyakit panas digunakan jarum prisma untuk mengeluarkan darah Silinder 3’. d. Merupakan Titik On. VI.



Meridian Tay Yang Tangan Usus Kecil



VI.1. SAO CE a. Pada sisi ulner 0,1 Cun di belakang sudut kuku kelingking. b. Penyakit panasTanpa keringat Koma pada apopleksia Air susu ibu kurang Mastitis akut Skizofrenia Sakit kepala Kornea putih berawan Neuralgia lengan atas Bengkak tenggorokan. c. Miring ke bawah dorsal sedalam 0,1 Cun atau mengeluarkan darah dengan jarum prisma (terutama pada hipoga-laksia) Konus 1 - 3 buah; silinder 31 - 51 (yang kecil). d. Merupakan Titik Cin.



144



VI.2. CIEN KU a. Distal dari artikulasio metakarpofalangeal V pada sebuah lekukan, pada batas warna merah dan putih. b. Nyeri lengan bawah atau pegal jari kelingking Penyakit panas dengan anhidrosis Mastitis akut ‘ , Disuria Air kemih merah. c. Tegak lurus sedalam 0,2 - 0,3 Cun Konus 1-3 buah; silinder 3’ - 7’. 145



d. Merupakan Titik Yung. VI.3. HEU SI a. Proksimal dari kepala os metakarpofalangeal V pada garis antara warna kulit putih dan merah. b. Nyeri, kaku kepala dan kuduk Mata nyeri dan merah seperti pada konjungtivitis akut Epilepsi Malaria Tinitus dan tuli Spasme dan kontraktur lengan bawah, sendi siku dan jari-jari. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 0,7 Cun Moksa idem no. 2. d. Merupakan Titik Su dan Titik Induk Meridian Tu. VI.4. WAN KU a. Pada sisi ulner tangan, pada sebuah lekukan yang dibentuk oleh diskus metakarpal V dan os triquetrum. b. Sakit kepala pada regio oksipitalis Kaku kuduk karena “masuk angin” dan hawa dingin Kornea keruh Ikterus Sakit di regio hipokondrium Kolesistitis akut dankronis Penyakit-penyakit setempat: Nyeri pegal sendi pergelangan tangan artritis dari jari jemari. c. Tegak lurus sedalam 0,3-0,5 Cun Moksa idem dengan No. 2. d. Merupakan Titik Yen. VI.5. YANG KU a. Pada sisi ulner dari pergelangan tangan antara prosesus stiloideus dan os triquetrum. b. Bengkak kuduk dan submaksilar Tinitus dan tuli Epilepsi 146



Lidah kaku tak bisa menyusu Nyeri sisi lateral lengan bawah dan pergelangan tangan dan atritis pergelangan tangan Neuralgia nervi ulnaris. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,4 Cun Konus3 buah; silinder 5’-10’. d. Merupakan Titik Cing. VI.6. YANG LAO a. Pada lekukan tulang sebelah radial dari prosesus stiloideus ulnae, b. Penglihatan kabur Kelainan retina Atrofi N. optisi Nyeri dan gangguan pergerakan bahu dan lengan atas. c. Tegak lurus sedalam 0,3 Cun dengan jarum diarahkan ke atas radial Konus3 buah; silinder 5’-10’. d. Merupakan Titik Si. VI.7. CE CEN a. 5 Cun di atas pergelangan tangan. b. Gangguan fleksi dan ekstensijari-jemari Penyakit panas dengan gelisah Gangguan gerak sendi siku Gangguan mental Nyeri-kaku kuduk. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,5 Cun Konus 3 - 5 buahjsilinder 5’- 10’. d. Merupakan Titik Luo. VI.8. SIAO HAI a. Pada sulkus ulnaris antara olekranon dan epikondilus medialis humer, b. Khorea Epilepsi Spasme bahu, lengan atas dan bawah Neuralgia N. ulnaris Lengan pegal dan pergerakan teorganggu Nyeri abdomen bawah



147



Pada penyakit-penyakit usus halus digunakan Titik He Bawah yang berada dalam Meridian Lambung (Sia Lien) karena lebih berhasil daripada Siao Hai ini; adapun Siao Hai dipakai pada penyakit dari meridian. c. Tegak lurus sedalam 0,3-0,7 Cun Konus 3-7 buah; silinder 5’-10’. d. Merupakan Titik He. VI.9. CIEN CEN a. Di belakang dan di bawah sendi bahu, lateral dari skapula, di tepi M. deltoideus, 1 Cun superior dari lipat ketiak belakang. b. Nyeri pada regio skapularis dan daerah bahu. c. Tegak lurus sedalam 0,5-1 Cun Konus 3 buah; silinder 5’ - 10’. VI.10. NAO SU a. Dalam sebuah lekukan di bawah akromion. b. Nyeri-ngilu bahu dan lengan atas Bahu sukar digerakkan (khusus gerakan aduksi). c. Tegak lurus sedalam 0,8-1 Cun Konus 3 buah; silinder 5’-10’. d. Merupakan Titik Pertemuan dengan Meridian Yang Wei dan Meridian Yang Ciao. VI.11. TIEN CUNG a. Di tengah-tengah fosa infraspinatus. Dengan titik No. 9 dan 10 membentuk segi tiga. b. Nyeri regio skapularis. c. Tegak lurus sedalam 0,4-0,6 Cun d. Konus 3 buah; silinder 5’ - 10’. VI.12. PING FUNG a. Di tengah-tengah fosa supraspinous. b. Nyeri pada regio skapularis atau nyeri sekali pada lengan. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 0,7 Cun. Jangan lebih dalam Konus 3-5 buah; silinder 5’ - 7’. d. Titik Pertemuan dengan Meridian San Ciao dan Meridian Kandung Empedu. VI.13. CI YEN 148



a. Dekat ujung medial dari fosa supraspinatus, 4 jari lebarnya sebelah lateral Fung Men (VII, 12). b. Nyeri regio skapularis serta spasme regio tersebut. c. Idem No. 12. VI.14. CIEN WAISU a. 3 Cun lateral dari Th. 1, pada garis tegak lurus (perpendikular) perpanjangan ke atas dari margo medialis skapulae. b. Nyeri bahu dan punggung Nyeri kaku kuduk. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,6 Cun d. Konus 3-7 buah; silinder 3’ - 7’. VI.15. CIEN CUNG SU a. 2 Cun lateral dari Ta Cui (XIV, 14). b. Beberapa indikasi sama dengan Cien Wai Su, misalnya: Nyeri-kaku kuduk, dapat diseling antara No. 14 dan No. 15. Perbedaannya No. 15 bisa digunakan untuk bronkitis dan asma bronkial. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 05 Cun Konus 3 - 7 buah; silinder 5’- 10’. VI.16. TIEN CUANG a. Pada tepi posterior M. sternokleidomastoideus. b. Goiter Afonia Nyeri-kaku kuduk Nyeri-bengkak dari tenggorokan Suara menjadi lemah karena common cold. c. Tegak lurus sedalam 0,5-0,8 Cun Konus 3 buah; silinder 3’- 5’. VI.17. TIEN YUNG a.



Posterior



dari



angulus



mandibulae,



pada



tepi



anterior



M.



sternokleidomastoideus. b.



Pipi bengkak berikut parotitis Perasaan ada sesuatu dalam tenggorokan Nyeri dan bengkak tenggorokan Tinitus dan tuli.



c.



Tegak lurus sedalam 0,5 - 0,8 Cun. Jangan lebih dalam, ada arteri Konus 3 buah; silinder 5’ - 10’.



VI.18. CUEN LIAO a. Tepat di bawah kantus ekternus mata, di bawah os zigomatikus. 149



b. Neuralgia trigemini Tik M. fasialis Sakit gigi Paralisfs fasialis dengan kesulitan dalam mengunyah. c. Tegak lurus sedalam 0,2 - 0,3 Cun Kontra indikasi untuk moksa. VI.19. TING KUNG a. Di depan tragus pada sendi mandibular. b. Otitis media Neuralgia trigemini Tinitus dan tuli Halusinasi pendengaran Skizofrenia. c. Tegak luruk sedalam 0,3 - 0,5 Cun. Pada tuli dalamnya antara 1 - 1,5 Cun, tetapi jarum jangan diturun-naikkan, putarlah perlahan-lahan; karena bisa mengakibatkan spasme otot lain sehingga dapat terjadi trismus Konus 3 - 5 buah (halus sekali); silinder 3’’- 5’. d. Merupakan Titik Pertemuan antara Meridian Usus Kecil dengan Meridian San Ciao. VII.



Meridian Tay Yang Kaki Kandung Kemih VII.1. CENG MING a. Lateral dari pangkal hidung, medial dan superior dari kantus internus, 0,1 Cun dari batas orbita. b. Keratitis Keluar air mata Hemeralopia Buta warna Miopia Konjungtivitis Atrofi N. optikus. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,7 Cun. Jangan ditinggalkan dan jarum jangan diputar Dilarang untuk moksa. d. Merupakan Titik Pertemuan dari 5 meridian : 1. Meridian Tay Yang Kaki (Meridian Kandung Kemih) 2. Meridian Tay Yang Tangan (Meridian Usus Kecil) 3. Meridian Yang Ming Kaki (Meridian Lambung) 4. Meridian Yang Ciao (Meridian Istimewa) 5. Meridian Yin Ciao (Meridian Istimewa). 150







VII.2. CUEN CU a. Pada ujung medial alis mata. b. Sakit kepala Keluar air mata Konjungtivitis Penglihatan kabur Tremor kelopak mata atas 151



Nyeri pada bagian supraorbitalis. c. Mendatar dengan arah ke bawah atau lateral, sedalam 0,3-0,4Cun Dilarang untuk moksa. VII.3. MEI CUNG a. Tegak lurus di atas No. 2, 0,5 Cun di atas garis batas rambut depan. b. Sakit kepala Epilepsi Pusing. c. Mendatar dengan arah ke atas atau ke bawah sedalam 0,2 - 0,3 Cun Dilarang untuk moksa. VII.4. CI CA a. Setinggi No. 3, di atas pupil mata pada saat istirahat (relaksasi). b. Sakit kepala bagian depan (kening) Penyumbatan hidung Penglihatan kabur Epistaksis. c. Mendatar dengan arah ke bawah sedalam 0,3 - 0,5 Cun. Mulai dari titik ini sampai garis rambut belakang jaraknya sama dengan 12 Cun. VII.5. U CU a. I Cun di belakang garis batas rambut depan, setinggi titik No. XIV,23. b. Sakit kepala bagian depan Epilepsi Penglihatan kabur. c. Mendatar dengan menjurus ke arah ubun-ubun, 0,3 Cun Dilarang untuk moksa. VII.6. CEN KUANG a. 1,5 Cun di belakang No. 5. Setengah jarak antara Pai Hui dengan batas rambut depan. b. idem No. 5. c. Mendatar sedalam 0,9 Cun Dilarang untuk moksa. VII.7. TUNG TIEN a. 1,5 Cun di belakang No, 6, 4 Cun dari garis batas rambut depan. b. Sakit pada ubun-ubun (verteks) 152



Pusing Vertigo Sinusitis Rinitis Epistaksis. c. Mendatar ke belakang sedalam 0,2 - 0,3 Cun Dilarang untuk moksa. VII.8. LUO CI a. 1,5 Cun di belakang No. 7. b. Pusing Glaukoma Tinitus Mania. c. Sama dengan No, 7. VII.9. I CI a. 1,3 Cun di sisi Nao Fu (XIV, 17). b. Sakit kepala pada daerah oksipital Sakit di mata Penyumbatan hidung. c. Sama dengan No. 8. VII.10. TIEN CU a. 1,3 Cun di sisi Ya Men (XIV, 15) b. Setinggi prosesus spinalis C MI Sakit kepala Kaku kuduk pada common cold Kejang Eksoftalmik goiter Darah tinggi dengan kaku kuduk dan berat kuduk. c. Tegak lurus sedalam 0,5 Cun Silinder 5’ - 15’; konus dilarang. VII.11. TA SU Mulai dari titik ini meridian berada pada punggung. Meridian Tu diambil sebagai patokan. a. Di bawah pros, spinalis Th. I, kurang lebih 2 jari lateral dari Meridian Tu, di tengah antara Meridian Tu dan tepi skapula. b. Common cold/flu (batuk, panas, sakit kepala) Peradangan sendi lutut 153



Nyeri reumatik dari otot-otot pundak dan punggung Paraparesis inferior. c. Miring ke bawah sedalani 0,5 Cun Silinder 5’ - 7’ konus 3 - 7 buah. d. Merupakan Titik Dominan Tulang. VII.12. FUNG MEN a. Antara Th. II - Th. Ill, 2 jari lateral dari Meridian tu. b. Penyakit panas (karena faktor luar/eksogen dan dalam/endogen) Batuk seratus hari Nyeri reumatik Flu, batuk, panas Pneumonia Bronkitis Pleuritis Ditambah dengan indikasi pada No. 11. c. Miring ke bawah sedalam 0,5 Cun Silinder 3’ - 5’; konus 3 buah. VII.13. FEI SU Merupakan Titik Su Belakang dari Paru-paru. Semua alat dalam mempunyai titik masing-masing. a. Antara Th. Ill - Th. IV, 2 jari lateral dari Meridian Tu. b. Penyakit-penyakit dari Paru-paru : Tuberkulosis Batuk Batuk darah Bronkitis Pleuritis Berkeringat di malam hari, panas di sore hari Pneumonia Asma bronkial Batuk seratus hari. c. Miring ke bawah sedalam 0,5 Cun Konus 5 - 15 buah; silinder 5’ - 15’. VII.14. CIE YIN SU a. Antara Th. IV - Th. V, 2 jari lateral dari Meridian Tu. 154



b. Angina pektoris Batuk Kaku dada Takikardia paroksismal (nervous origin). c. Miring ke bawah sedalam 0,3 Cun Silinder 5’ - 7’; konus 5-7 buah. VII.15. SIN SU a. Antara Th. V-Th. VI, 2 jari lateral dari Meridian Tu. b. Skizofrenia Pelupa Emisi seminal Penyakit Jantung fungsional Halusinasi penglihatan/pendengaran Histeria Epilepsi. c. Miring ke bawah sedalam 0,3 Cun Silinder 5’- 15’; konus 5-15 buah. VII.16. TU SU a. Antara Th. VI - Th. VII, 2 jari lateral dari Meridian Tu. b. Angina pektoris Perikarditis Endokarditis. c. Miring ke bawah sedalam 0,3 Cun. Silinder 3’ - 5’; konus 3-5 buah. VII.17. KE SU a. Antara Th. VII - Th. VIII, 2 jari lateral dari Meridian Tu. b. Efektif sekali pada : Perdarahan Paru-paru, Lambung, Usus TBC, panas di sore hari, keringat di malam hari Penyakit Lambung: gastritis, kejang esofagus Sesak napas, hiccup. c. Miring ke bawah sedalam 0,5 Cun Silinder 5’-15’; konus 5-15 buah. Merupakan Titik Dominan Sie. VII.18. KAN SU a. Antara Th. IX - Th. X, 2 jari lateral dari Meridian Tu. b. Banyak dipakai pada : Hepatitis akut dan kronis: ikterus, sakit pada hipokondrium Kelainan jiwa (mania), epilepsi 155



Mata merah, kabur, buta senja Pembesaran hati Gastritis kronis. c. Miring ke bawah sedalam 0,5 Curt Sama dengan No. 17. Pada penyakit Hati daiam keadaan Se (hiperfungsi) digunakan jarum, sedang pada keadaan Si (kekurangan) digunakan moksa. VII.19. TAN SU a. Antara Th. X - Th. XI, 2 jari lateral dari Meridian Tu. b. Ikterus Nyeri ulu hati Kolesistitis akut dan kronis Rasa pahit Nyeri dada Hepatitis akut dan kronis Penyakit Lambung yang berhubungan dengan Hati (pohon bekerja pada tanah). c. Idem No. 18. VII.20. PI SU a. Antara th. XI - Th. XII, 2 jari lateral dari Meridian Tu. b. Ikterus jenis Yin (warna gelap) Disentri Edema, glomerulonefritis (karena disfungsi Limpa) Asma dengan riak yang banyak (riak dibentuk dari damp dan air) Muntah-muntah Perut kembung. Diare (tipe menahun karena insufisiensi Yang dari Limpa). c. Miring ke bawah sedalam 0,3 - 0,7 Cun Silinder 5’- 15’; konus 5 - 15 buah. VII.21. WEI SU a. Antara Th. XII - L I, 2 jari lateral dari Meridian Tu. b. Nyeri ulu hati Distensi/ptosis Lambung Ulkus peptikum Regurgitasi dan muntah-muntah 156



Spasme pilorus Pembesaran Hati. Sebagai titik tambahan, c. Idem No. 20. VII.22. SAN CIAO SU a. Di antara L I - L II, 2 jari lateral Meridian Tu. b. Gastritis kronis Muntah karena gastritis Edema karena nefritis kronis (urine sedikit) Diare Indigestion Ngompol Borborigmi. c. Tegak lurus sedalam 0,5 Cun Konus 5-15 buah; silinder 5’ - 15,’. VII.23. SEN SU a. Di antara L II - L III, 2 jari lateral dari Meridian Tu. b. Emisi seminal Enuresis Kolik ginjal Disuria Lumbago karena keadaan Se Penyakit ginekologis (haid tak teratur, leukorea) Impoten Priapismus Sering kencing Diare kronis karena insufisiensi faktor Yang dari Ginjal Tuli dan tinitus Penglihatan kabur (karena insufisiensi Yin dari Ginjal akibat insufisiensi Yin dari Hati). c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 1 Cun Konus 5 - 15 buah; silinder 5’ - 15’. d. Selain untuk priapismus dan kolik ginjal, sebaiknya digunakan moksa. VII.24. CI HAI SU a. Di antara L III – L IV, 2 jari Jateral dari Meridian Tu. b. Lumbago. 157



c. Idem No. 23. VII.25. TA CANG SU a. Di antara LTV - L V. Sama tjnggi dengan Yao Yang Kuan (XIV, 3), 2 jari lateral dari Meridian Tu. b. Penyakit Usus Besar Borborigmi Distensi dan nyeri abaominal Obstruksi pasca bedah Obstruksi intestinal Lumbago karena sprain. c. Idem No. 24. VII.26. KUAN YEN SU a. Di antara L V - S 1,2 jari lateral dari Meridian Tu. b. Distensi abdominal Enuresis nokturnar Diabetes (jangan moksa) Diare akut dan kronis Lumbago. c. Tegak lurus sedalam’0,7 - 1 Cun Silinder 5’ - 15’; konus 5 buah. VII.27. SIAO CANG SU a. Di antara S I - S II, 2 jari lateral dari Meridian Tu, posterior forame sakralis. b. Emisi seminal Hematuria Hernia Enuresis Disentri Neuralgia (regio lumbalis-simfisis). c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 1 Cun Konus 5-15 buah; silinder 5’ - 15’. VII.28. PANG KUANG SU a. Di antara S II - S III, 2 jari dari Meridian Tu. b. Untuk penyakit-penyakit kandung, kemih Poliuria 158



Batu ginjal Kiluria Retensi urine (pasca bedah histerektomi)Hematuria Nefrolitiasis (titik tambahan). c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 1 Cun Konus 5-15 buah silinder 5’ - 15’. VII.29. CUNG LI SU a. Pi antara S III - S IV, 2 jari lateral dari Meridian Tu. b. Disuria Hernia Neuralgiardari regio lumbo-sakralis. c. Tegak lurus sedalam 0,5-0,8 Cun Silinder 5’ -10’; tidak dipakai konus. VII.30. PAI HUAN SU a. Di antara S IV-SV, 2 jari lateral dari Meridian Tu. b. Emisi seminal Leukorea . Sciatica Haid tak teratur Hernia. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 0,8 Cun. Silinder 5’-10’. VII.31. SANG LIAO a. Di antara SI - S II, 1 jari lateral Meridian Tu (membelok ke atas kembali) b. Letaknya di tengah-tengah .antara Meridian ,Tu dan No27. Lumbago Retensi urine (spastfk) Konstipasi Semua mi lebih cocok mempergunakan jarum Haid tak teratur Leukoma Endometritis Prolapsus uteri Untuk golongan ini lebih tepat dengan moksa. 159



c. Tegak lurus sedalam 0,7 - 1 Cun Silinder 5’ - 10’; konus 3-7 buah. VII.32. CE LIAO a. Setinggi S II - III, di riawah No. 31, 1 jari lateral Meridian Tu Semua titik Liao ini letaknya pada sebuah garis yang sejajar dengan Meridian Tu sedikit lateral dari foramina sakralis. b. Lumbago Haid tak teratur Penyakit dalam rongga pelvis Retensi urine Nyeri N iskiadika Leukorea Hernia Peradangan testis Konstipasi. c. Sama dengan No. 31. VII.33. CUNG LIAO a. Setinggi S 111 - IV, 1 jari lateral Meridian Tu. b. dan c. Idem No. 32. VII.34. SIA LIAO a. Setinggi S IV - V, 1 jari lateral Meridian Tu. b. dan c. Idem No. 33. VII.35. HUI YANG a. Sebaris dengan Sia Liao, setinggi ujung koksigeus, 1 jari lateral Meridian Tu. b. Disentri Hemoroid Leukorea Diare pada enteritis akut Fisura, perdarahan dan peradangan dari rektum dan anus. c. Tegak lurus sedalam 0,5 -0,8 Cun Silinder 5’-15’. VII.36. CEN FU a. Letaknya di tengah lekukan glutea, di batas bawah M. gluteus maksimus. 160



b. Nyeri rejao. lumbosakral dan belakang paha iskiadika sebagai titik tambahan. c. Tusuk sedalam 0,7 - 1,5 Cun Silinder 5’- 10’;konus terlarang. VII.37. YIN MEN a. Pada garis antara tengah-tengah lipat gluteal dan tengah-tengah lipat popliteal, 3/4 dari jarak antara Wei Cung dan Cen Fu, 6 Cun di bawah Cen Fu (VII.50). b. Nyeri bagian belakang paha Nyeri sakro-lumbalis. c. Tegak lurus sedalam 0,7 - 1,5 Cun. VII.38. FEU SI a. Di batas medialis M. bisep femoris, 1 Cun di atas No. 53. b. Sakit menusuk pada regio glutea (bagian belakang paha) Spasme otot. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 0,9 Cun Silinder 3’ - 7’; konus terlarang. VII.39. WEI YANG a. Di ujung lateral lipat lutut, di sebelah medial tendon M. bisep femoris. b. Nefritis Kiluria Spasme M. gastroknemeus Sistitis Kolik ginjal. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 0,8 Cun Silinder 3’-7’ konus dilarang. d. Menipakan Titik He Bawah San Ciao. VII.40. WEI CUNG a. Di tengah-tengah lipat lutut. b. Lumbago (akut atau kronis) Gangguan dari pergerakan sendi lutut Spasme otot-otot regio poplitea Nyeri abdominal Sistitis Paraparesis inferior 161



Lumpuh pada anak Sunstroke Diare Penyakit alat-alat dalam (terutama kandung kemih). c. Tegak lurus 0,5 - 1 Cun Moksa sebaiknya tidak dilakukan. d. Merupakan Titik He dari Meridian Kandung Kemih. VII.41. FU FEN Titik pertama dari salurari kandung kemih yang lateral, med dari tepi skapula. Indikasi terapi dari titik-titik pada garis ini hampir sama deng titik-titik yang sama tingginya pada garis kandung kemih pertama, tetapi lebih terbatas. a. Setinggi Th. II - III, 1,5 Cun dari No. 12, 4 jari lateral dari Meridian Tu. b. Spasme otot pundak Kaku kuduk/leher Nyeri skapula Pegal lengan atas dan sendi bahu. c. Miring ke bawah sedalam 0,3 - 0,5 Cun Silinder5’- 15’;konus 3-5, VII.42. PE FU a. Setinggi Th III - IV, 4 jari lateral dari Meridian Tu. b. TBC Kaku kuduk Batuk, sesak Nyeri bahu dan punggung + sama dengan Fei Su, c. Idem No. 36. VII.43. KAO HUANG SU a. Setinggi Th IV - V, 4 jari lateral dari Meridian Tu. b. Hampir sama dengan Fei Su (VII.13) TBC Pelupa Nyeri daerah skapula Asma bronkial 162



Emisi seminal Kurang darah Lebih cocok untuk keadaan lemah Tak cocok untuk angina pektoris. c. Penusukan sama dengan No’. 37Silinder7’-15’;konusJ-15. VII.44. SEN TANG a. Setinggi Th. V — VI, 4 jari lateral Meridian Tu. b. Asma Batuk Nyeri/spasme kol. vertebrae. c. Miring ke jurusan angulus skapularis sedalam 0,3 Cun Silinder 7’ - 15’; konus 3-7. VI.45. I SI a. Setinggi Th VI-VII, 4 jari lateral Meridian Tu. b. dan c. Idem dengan No. 44. VII.46. KE KUAN a. Setinggi Th VII - VIII, 4 jari lateral Meridian Tu. b. Spasme esofagus Berdahak Muntah-muntah Nyeri punggung Titik tambahan pada perdarahan Lambung Nyeri antara iga. c. Miring 0,3 - 0,5 Cun Silinder 5’ — 10’.; konus 3 -7. VII.47. HUEN MEN a. SetinggiTh IX - X, 4 jari lateral Meridian Tu. b. Hampir sama dengan Kan Su Nyeri sekitar iga Nyeri pinggang Muntah-muntah. c. Miring 0,3-,0,5 Cun Silinder 3’-7’; konus 3. VII.48. YANG RANG a. Setinggi Th X-XI, 4 jari lateral Meridian Tu. b. Hampir sama dengan Tan Su 163



Hepatitis akut dan kronis Gastritis Ikterus Kolesistitis Askariasis. c. Miring sedalam 0,3 - 0,5 Cun Silinder 3’ - 7’; konus 3 -7. Lebih baik dengan j arum daripada moksa. VII.49. I S E a. Setinggi Th Xl-XlI, 4 jari lateral Meridian Tu. b. Penyakit saluran pencernaan Penyakit kuning Sama dengan Pi Su. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,5 Cun Silinder3’-10’konus3-7. VII.50. WEI CANG a. Setinggi Th XII - L I, 4 jari lateral dari Meridian Tu. b. Nyeri sekitar ulu hati (epigastrium) dan punggung. c. Tegak lurus sed;alam 0,3 - 0,5 Cun Silinder 3’-7’; konus 3-7. VII.51. HUANG MEN a. Setinggi L I — L II, 4 jari lateral dari Meridian Tu. b. Nyeri perut bagian atas (daerah Lambung) Pankreatitis Splenomegali Obstipasi. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 1 Cun Silinder5’ - 10’;konus 5-10 (moksalebih baik). VII.52. CE SE a. 2 jari lateral dari Sen Su (VII, 23). b. Seperti Sen Su Edema Enuresis pada nefritis kronis Lemah syahwat/impotensi. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 1 Cun 164



Silinder 5’ - 10’ (moksa lebih baik). VII.53. PAO HUANG a. Setinggi S II, 4 jari lateral dari Meridian Tu. b. Penyakit kandung kemih Retensi urine Distensi dari perut bawah. c. Tegak lurus sedalam 0,7 - 1,3 Cun Silinder 5’-10’; konus 3-10. VII.54. SI PIEN a. Setinggi hiatus sakrum (Yao Su, XIV, 2), 4 jari lateral dari Meridian Tu setinggi S IV. b. Nyeri sciatica dan sekitar daerah lumbal dan sacral Hemoroid c. Tegaklurus sedalam 1 - 1,5 Cun. Silinder 5’- 10’ konus 3-7’. VII.55. HE YANG a. 2 Cun dari lipat lutut, di bawah Wei Cung. b. Nyeri tungkai bawah Spasme betis (gastroknemeus) Pegal (numbness) Iskialgia Kaku punggung Gangguan pergerakan tungkai bawah. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 1 Cun Silinder.5,’ - 10’jkonus 3-5. VII.56. CEN CIN a. Di tengah-tengah antara No. 55 dan 57, di tengah-tengah perut betis. b. Nyeri tungkai bawah Iskialgia Kaku punggung Pegal (numbress) Spasm’e betis. c. Tegak lurus sedalam 0,5 Cun Silinder 5’ - 10’; konus 3. VII.57. CEN SAN a. Pada pinggir batas bawah perut dari M. gastroknemeus. 165



b. Lumbago Spasme betis Hematuria Nyeri tungkai bawah Sciatica Koristipasi. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 0,8 Cun Silinder 5’-10’;konus3-7. VII.58. FEI YANG a. 1 Cun di atas titik tengah antara jarak lipat lutut dan maleolus eksternus. 1 Cun di bawah dan lateral dari No. 57. b. Paraparesis inferior (polio/apopleksia) Sciatica Sakit kepala Paralisis infantil Reumatik (daerah lumbal), c. Tegak lurus sedalam 0,7 - 1 Cun Silinder 5’ - 7’; konus 3-7. d. Merupakan Titik Luo. VII.59. FU YANG a. 3 Cun diatas dan belakang maleolus eksternus dan belakang fibula. b. Sakit kepala Pembengkakan pada sendi kaki Rasa berat dalam kepala Paralisis dari tungkai bawah Nyeri pada daerah sakrum dan lumbal. c. Tusuk tegak lurus sedalam 0,5 - 1 Cun Silinder 5’- 10’; konus 3-5. d. Merupakan Titik Si Meridian Yang Ciao. VII.60. KUN LUN a. Antara maleolus eksternus, dan tendon akiles, 1 jari di atas batas bawah maleolus externus. b. Sakit kepala karena nervous Sakit kepala sekitar verteks Neuralgia sekitar lumbal dan punggung Reumatik Sciatica Peradangan sendi kaki Beri-beri 166



Epilepsi pada anak-anak Sukar melahirkan (Dilarang dipergunakan dalam kehamilan) c. Tegak lurus sedalam 0,5 Cun Silinder 3’- 5’;konus 3-5. d. Merupakan Titik Cing, VII.61. PU SEN a. Pada tepi lateral dari kalkaneus, posterior dan inferior dari maleolus eksternus. b. Pain in the heel Titik tambahan pada paralisis tungkai bawah. c. Tegak lurus sedalam 0,2 - 0,3 Cun Silinder 3’-5’; konus 3-5. VII.62. SEN MAI a. Tepat di bawah maleolus eksternus. b. Epilepsi (serangan pada siang hari) Skizofrenia Opistotonus (meningitis) Sakit kepala karena nervous Nyeri sekitar daerah lumbal dan tungkai. c. Idem di atas. d. Merupakan Titik Induk Meridian Yang Ciao. VII.63. CING MEN a. Terletak pada anteroinferior dari Sen Mai, pada permukaan lateral dari tulang kuboid, lekukan posterior tuberositas metatarsal V. b. Epilepsi Lumbago Kejang pada anak. Reumatik Nyeri tungkai bawah (maleolus eksternus). c. Tegak lurus sedalam 0,3 Cun Silinder 3’- 5’;konus 3. d. Merupakan Titik Si. VII.64. CING KU a. Di bawah dan lateral dari tuberositas metatarsal V, pada batas kulit berwarna putih dan merah. b. Epilepsi 167



Sakit kepala Kaku kuduk pada penyakit panas Nyeri reumatik pada sendi paha Lumbago. c. Idem. d. Merupakan Titik Yen. VII.65. SU KU a. Pada posteroinferior dari kepala metatarsal V b. Idem No. 64 c. Tusuk tegak lurus sedalam 0,2 - 0,3 Cun. d. Merupakan Titik Su. VII.66. TUNG KU a. Pada lekukan anterior dan inferior sendi metatarso-falangeal V. b. Sakit kepala Penglihatan kabur Nyeri kuduk Epistaksis. c. Idem atas. d. Merupakan Titik Yung. VII.67. CE YIN a. Pada sisi lateral dari jari kaki V, kira-kira 0,1 Cun posterior sudut kuku. b. Sakit kepala karena nervous Penyumbatan hidung Apopleksia Sukar melahirkan Rasa terbakar dalam tenggorokan Epistaksis Dipergunakan dalam mengubah letak bayi dalam kandungan (sungsang kenormal) Dengan moksa Berhasil dengan baik. c. 0,1 Cun Moksa idem No. 66. d. Merupakan Titik Cin.



168



VIII. MERIDIAN SAO YIN KAKI GINJAL VIII.1. YUNG CUEN a. Terletak pada batas 2/3 dan 1/3 telapak kaki, 1/3 bagian depan dari telapak kaki, pada lekukan sendi metatarsofalangeal II dan III. b. Kepala dan muka : Nyeri pada vertex Pusing (dizziness) Penglihatan kabur Nyeri tenggorokan Lidah kering Afonia Disuria Konstipasi Kaki/tungkai : Nyeri/rasa panas pada telapak kaki. Keadaan akut: Kejang pada bayi Perdarahan otak Syok Epistaksis. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,5 Cun Silinder3’-7’;konus3-7. d. Merupakan Titik Cin



169



VIII.2. RAN KU a. Pada sebuah lekukan dibawah tulang navikularis, 1 Cun dari KungSun. b. Trichomonas vaginalis Prolapsus uteri Impotensi Diabetes Tetanus pada bayi Insufficiency of sex junctions Pruritus vulva 170



Haid tak teratur Emisi seminal Retensi urine Nyeri dan bengkak kaki Hemoptisis karena insufisiensi faktor Yin Ginjal Diare karena berkurangnya faktor Yang Ginjal. c. Tegak lurus atau miring dari arah medial ke arah lateral sedalam 0,3 Cun Silinder 3’ - 7’; konus 3. d. Merupakan Titik Yung. VIII.3. TAY SI a. Di antara tendon akiles dengan maleolus internus, setinggi bagian prominen (menonjol) dari maleolus internus itu. b. Rasa kering tenggorokan (insufisiensi faktor Yin) Telinga tuli/berbunyi Hemoptisis/dispne Bronkiektasi Haid tidak teratur Insomnia Emisi seminal Diare karena insufisiensi Ginjal Nefritis kronis dengan sering miksi Nyeri punggung sekitar lumbal atau kolumna vertebralis Batu ginjal (titik nyeri tekan) Priapismus. c. Tegak lurus sedalam 0,3 Cun Silinder 3’- 7’;konus 3. d. Merupakan Titik Yen dan Titik Su. VIII.4. TA CUNG a. Di bawah No. 3, di depan perlekatan tendon akiles, 0,5 Cun posterior dan inferior Tay Si (VIII.3). b. Disuria Nyeri pada daerah lumbal dan kolumna vertebralis Konstipasi Neurastenia 171



Hemoptoe Nyeri bokong Dispne Histeri. c. Tegak lurus sedalam 0,3 Cun Silinder 3’- 7’;konus 3. d. Merupakan Titik Luo. VIII.5. SUI CUEN a. 1 Cun di bawah Tay Si, dalam sebuah lekukan pada tepi medial dari kalkaneus, b. Penyakit ginekologis a.l. dismenore Prolapsus uteri Disuria Penglihatan kabur. c. Tegak lurus sedalam 0,3 Cun Silinder 3’ - 7’; konus 3. d. Merupakan Titik Si. VIII.6. CAO HAI a. Di bawah batas maleolus internus dalarn sebuah lekui b. Hernia Epilepsi (serangan pada malam hari; moksa) Edema karena insufisiensi Ginjal Pruritus vulva Orkitis Insomnia Nyeri dan kering tenggorokan Perut sakit setelah melahirkan. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,5 Cun Silinder3’-7’;konus3-7. d. Merupakan Titik Induk Meridian Yin Ciao. VIII.7. FU LIU a. 2 Cun di atas Tay Si, di depan tendo kalkaneus. b. Diare Distensi abdominal 172



Enteritis Berkeringat di waktu malam Borborigmi Edema karena Ginjal Orkitis Keringat berlebihan/kurang Edema sendi lutut/kaki Lumbago Syok (jarum jangan ditinggalkan, perhatikan nadi). c. Tegak lurus sedalam 0,3 — 0,5 Cun Silinder3:-7’;konus3-7. d. Merupakan Titik Cing. VIII.8. CIAO SIN a. 2 Cun di atas Tay Si, 0,5 Curl di depan Fu Liu. b. Haid tak teratur Prolapsus uteri Diare Perdarahan rahim Nyeri dan be’ngkak testis Konstipasi. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,5 Cun Silinder3’ - 7’;konus3-7. VIII.9. CU PIN a. 5 Cun di atas Tay Si, 1 Cun posterior tepi medial tibia. Tepi medial dari M. gastroknemeus. b. Tipe mania dari kelainan jiwa Orkitis Nyeri tungkai bawah Gelisah (karena panas). c. Tegak lurus sedalam 0,5-0,8 Cun Silinder 3’ - 7’; konus 3. VIII.10. YIN KU a. Setinggi Wei Cung pada ujung medial garis lipat lutut, antara tendon M. semitendinosus dan M. semimembranosus. b. Impotensi Perdarahan rahim 173



Sesak napas (edema Paru-paru) Nyeri hernia Disuria Urolitiasis Nyeri bagian medial persendian lutut dap paha. c. Tegak lurus sedalam 0,8 - 1,0 Cun Silinder 3’ - 7. Tidak ada konus pada nyeri dan gangguan gerak. VIII.11. HENG KU a. Pada garis pertama dari perut (0,5 Cun dari Meridian Ren) pada batas atas simfisis pubis. b. Nyeri pada alat kelamin luar Ejakulasio prekoks Emisi seminal Retensi urine Impotensi. c. Tegak lurus sedalam 0,5-0,8 Cun Silinder 3’- 5’; konus 3-5, d. Dari No. 11 sampai dengan No. 21 adalah Titik-titik Pertemuan dengan Meridian Cung. VIII.12. MTAHE. a. I Cun di atas No. 11. b. Nyeri pada alat kelamin luar Emisi seminal Leukorea c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 1,0 Cun Moksa idem No. 11. VIII.13. CI SIE a. 2 Cundi atas No. 11. b. Haid tidak teratur Sterilltas Retensi urine Diare. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 1,0 Cun d. Moksa idem No. 11. VIII.14. SE MAN a. 3 Cun di atas No. 11. b. Perdarahan rahim 174



Haid yang tak teratur Nyeri postpartum dari uterus Enteritis kronis. c. Idem No. 13. VIII.15. CUNG CU a. 1 Cun di bawah umbilikus, 0,5 Cun lateral dari Meridian Ren b. Haid yang tak teratur Konstipasi Dismenore. c. Idem No. 13. VIII.16. HUANG SU a. Setinggi pusat, 0,5 Cun lateral dari Meridian Ren. b. Nyeri pada hernia Spasme Larobung Muntah Konstipasi habitualis. c. Idem No. 13. VIII.17. SANG CI a. 2 Cun di atas pusat, 0,5 Cun lateral dari Meridian Ren. b. Muntah Konstipasi Diare. c. Tegak lurus sedalam 0,5 -1,0 Cun Silinder.5’-7’;konus5. VIII.18. SE KUAN a. 3 Cun di atas pusat, 0,5 Cun lateral dari Meridian Ren. b. Muntah. Konstipasi Sakit perut Sakit setelah melahirkan. c. Idem, VIII.19. YIN TU a. Setinggi Cung Wan, 0,5 Cun ke lateral. b. Borborigmi Hiccup Perut kembung/sakit. c. Idem No. 17 VIII.20. FU TUNG KU a. 5 Cun di atas umbilikus, 0,5 Cun lateral dari Meridian Ren. 175



b. Penyakit pada daerah gastrointestinal Sakit perut Indigestion Kembung Muntah Kelemahan/insufisiensi dari Limpa/Lambung. c. Idem No. 17. VIII.21. YIU MEN a. 6 Cun di atas pusat, 0,5 Cun lateral Meridian Ren. b. Distensi (spasme) Lambung Peradangan pankreas Gastroenteritis kronis c. Muntah (karena hamil dari nervous). d. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,7 Cun e. Silinder 5’- 7’;konus 5. VIII.22. PU LANG a. 2 Cun lateral dari garis tengah, pada sela iga V. b. Batuk TBC, batuknya berhubungan dengan Ginjal Sesak napas (yang berhubungan dengan Ginjal) Asma bronkial pada stadium lanjut penyakit dari Ginjal atau Jantung. c. Miring sedalam 0,3 - 0,5 Cun Silinder 3’-7’ konus 5. VIII.23. SEN FUNG a. Sela iga IV, 2 Cun lateral dari Meridian Ren. b. Batuk Emfiserria Mastitis akut. c. Idem No. 22. VIII.24. LING SI a. Sela iga III, 2 Cun lateral dari Meridian Ren. b. dan c. Idem No. 23. VIII.25. SEN CANG a. Sela iga II, 2 Cun lateral dari Meridian Ren. b. Idem No. 22 Sakit dada c. Sakit saraf interkostal Pleuritis. d. Idem No. 22. 176



VIII.26. HOU CUNG a. Sela iga I, 2 Cun lateral dari Meridian Ren. b. Idem No. 25 Distensi Rasa penuh dada Hipokondrium. c. Idem No. 25. VIII.27. SU FU a. Antara iga pertama dan klavikula, 2 Cun lateral dari Meridian Ren. b. Batuk padaTBC Asma bronkial Batuk darah Pleuritis. c. Tegak lurus sedalam 0,3 Cun Silinder 5’ - 10’; konus 3-5. IX.



MERIDIAN CIE YIN TANGAN PERIKARDIUM



IX.1. TIEN CE a. Pada sela iga IV, 1 Cun lateral dari puting susu b. Kaku dada Nyeri ulu hati Sakit dan pembengkakan ketiak. c. Miring sedalam 0,2 Cun Silinder 3’ - 5’; konus 1 -3.



177



IX.2. TIEN CUEN a. 2 Cun di bawah lipat ketiak depan, antara kedua kepala dari otot bisep lengan. b. Nyeri pada daerah Jantung/epigastrium Batuk dengan sebab endogen Sakit pada permukaan medial lengan atas Berdebar-debar Sakit dada dan punggung. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 0,7 Cun Silinder 3’ - 7’; konus 1 -3. 178



IX.3. CI CE a. Pada tepiulner dari lipat siku, pada tendon M. bisep. Awas arteri! Antara Siao Hai dengan Ce Ce. b. Muntah-muntah pada kolera. Sunstroke (digunakan jarum prisma, bleeding needle) Neuralgia lengan atas depan Gelisah pada penyakit panas Angina pektoris Tremor (Parkinsonisme) Takikardia. c. Tegak lurus sedalam 0,3 Cun Silinder 3’ - 7’. Tidak pakai moksa konus. d. Merupakan Titik He. IX.4. SI MEN a. 5 Cun di atas pergelangan tangan, antara tendon M. palmaris longus dan M. fleksor karpiradialis. b. Angina pektoris Takikardi Ketakutan (insufisiensi Jantung) Miokarditis Histeri Epistaksis/batuk darah (hiperaktif dari Api dalam Jantung). c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 0,8 Cun Silinder 3’ - 7’; konus 3-7. d. Merupakan Titik Si. IX.5. CIEN SE a. 3 Cun di atas pergelangan tangan, antara tendon M, palmaris longus dan M. fleksor karpiradialis. b. Miokarditis Epi dan endokarditis Angina pektoris Takikardi karena nervous Skizofrenia Histeri Epilepsi 179



Mania Gelisah karena penyakit panas Malaria Pembengkakan ketiak Kejang sendi siku Sakit lengan atas dan bawah. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 1,0 Cun Silinder3’-7’;konus3-5. d. Merupakan Titik Cing. IX.6. NEI KUAN a. 2 Cun di atas pergelangan tangan, antara tendon M. palmaris longus dan M. fleksor karpiradialis. b. Hampir sama dengan No. 5 Sakit lambung (ulkus peptikum) Muntah-muntah pada kehamilan (nervous, spasme Lambung) Gelisah pada penyakit panas Insomnia Hipertensi. c. Tegak lurus sedalam 0,5—0,9 Cun Silinder 3’ - 7’; konus 3-7. d. Merupakan Titik Luo dan Titik Induk Meridian Yin Wei. IX.7. TA LING a. Pada pergelangan tangan, antara tendon M. palmaris longus dan M. fleksor karpiradialis. b. Sama dengan No. 6 c. Sakit dada/nyeri Lambung d. Hiccup e. Rasa gatal. f. Tegak lurus sedalam 0,3-0,5 Cun g. Silinder 3’ - 7’;konus 1-3. h. Merupakan titik Su dan Titik Yen. IX.8. LAO RUNG a. Pada garis telapak tangan antara jarl II dan III, jari-jari ditekuk. b. Angina pektoris Epilepsi Mulut berbau busuk 180



Hematuria dan nyeri pada uretra Mania Stomatitis Histeri. c. Tegak lurus scdalam 0,3 - 0,5 Cun Silinder 3’-7’; konus l-3. d. Merupakan Titik Yung. IX.9. CUNG CUNG a. Pada tepi medial kuku jari tengah, lebih kurang 0,1 Cun posterior dari batas kuku. b. Perdarahan otak Kejang pada bayi Menangis waktu tidur Syok Sunstroke Ketakutan waktu malam Sakit akibat luka pada ujung lidah. c. Miring sedalam 0,1 Cun denganjarum prisma Silinder 2’; konus tidak dilakukan. d. Merupakan Titik Cin. X.



MERIDIAN SAO YANG TANGAN SAN CIAO



X.1. KUAN CUNG a. Pada ujung jari manis; 0,1 Cun dari sudut kuku sisi ulner. b. Pusing Tonsilitis akut Konjungtivitis Panas dengan tak berkeringat dan gelisah (faktor endogen). c. Miring sedalam 0,1 Cun dengan arah ke belakang Silinder 3’; konus 1—3. d. Merupakan Titik Cin. X.2. YI MEN. a. Antara jari IV dan V pada batas darijari dengan telapak tangan (pada dorsum manus). b. Migren Tuli 181



Perasaan ada benda asing dalam tenggorokan Spasme dan paralisis otot-otot lengan bawah Konjungtivitis Nyeri dan bengkak tenggorokan Nyeri dan bengkak lengan bawah Malaria. c. Tegak lurus sedalam 0,3-0,5 Cun Silinder 3’ - 5’; konus 3. d. Merupakan Titik Yung.



182



X.3. CUNG CU a. Pada punggung tangan, lebih kurang 1 Cun dari No. 2 antara tulang metakarpal IV dan V. Awas arteri! b. Tinitus . Migren Otitis media akut Disfungsi jari-jari Tuli (dalam kondisi Se) Konjungtivitis Nyeri dan bengkak tenggorokan/siku/lengan atas/otot/punggung tangan. c. Idem dengan No. 2. d. Merupakan Titik Su. X.4. YANG CE a. Pada pergelangan tangan, dalam sebuah lekukan bagian ulner langsung diatas No. 3. b. Radang pergelangan tangan Malaria Nyeri pundak/lengan atas Tonsilitis. c. Tegak lurus sedalam 0,3 Cun Silinder 3’ - 5’; konus 3. d. Merupakan Titik Yen. X.5. WAI KUAN a. 2 Cun di atas pergelangan tangan, pada sisi radial tendon M. ekstensor digitorum komunis. b. Panas Stadium permulaan dari common cold Parotitis Tinitus dan tuli (keadaan Se, terjadinya tiba-tiba) Tremor tangan Pusing Tifus abdominalis Kolesistitis akut dan kronis 183



Telinga berbunyi Otitis media akut Artritis. c. Tegak luras sedalam 0,7 - 0,9 Cun Silinder 3’ - 7;konus - 3. d. Merupakan Titik Luo dan Titik Induk Meridian Yang Wei. X.6. CE KEU a. Cun di atas pergelangan tangan antara radius dan ulna b. Afasia Tinitus dan tuli Pleuritis Konstipasi habitualis Obstruksi intestinal (ileus) Lock-jaw (rahang terkancing) Nyeri pada iga dan daerah epigastrium Neuralgia interkostal. c. Tegak lurus sedalam 0,7 - 0,9 Cun Silinder 3’- 7’;konus 3-5. d. Merupakan Titik Cing. X.7. HUI CUNG a. Letaknya sama tinggi dengan No. 6,hanya pada sisi radial dari tulang ulna. b. Tuli Epilepsi Mialgia lengan atas depan. c. Tegak lurus sedalam 0,5-0,7 Cun Silinder 3’ - 7’;konus 3 - 7, d. Merupakan Titik Si. X.8. SAN YANG LUO a. 1 Cun di atas No. 6 masih antara ulna dan radius. b. Afasia Tuli Nyeri lengan atas/bawah. c. Tegak lurus sedalam 0,2 - 0,3 Cun Silinder 3’ - T. X.9. SE TU



184



a. 1 Cun di atas pertengahan siku dan pergelangan tangan, 5 Cun di bawah olekranon. b. Idem No. 8 dan pada sakit gigi. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 0,7 Cun Silinder 3’- 7’;konus 3. X.10. TIEN CING a. 1 Cun di atas dan posterior olekranon. b. Sakit dan kaku punggung dan leher Artritis sendi siku Skizofrenia Nyeri pundak/lengan atas TBC kelenjar limfa (moksa) Epilepsi Urtikaria. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,5 Cun Silinder 3’- 7’;konus3 -7. d. Merupakan Titik He. X.11. CING LENG YEN a. 1 Cun di atas No. 10 pada garisX.10 dan X,14. b. Nyeri pundak dan lengan atas. c. Tegak lurus sedalam 0,3 Cun Silinder3’-7’;konus3-7. X.12. SIAO LO a. Pada batas bawah dari protuberansia dan kepala lateral dari M. trisep,, kurang lebih 6 jari di atas olekranon, pertengahan X,ll’danX,13. b. Pusing Nyeri lengan atas Kaku punggung/leher. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 0,7 Cun Silinder 3’- 7’; konus 3. X.13. NAO HUI a. Cun di bawah Cien Liao (No. 14) pada tepi posterior M. deltoideus. b. Gangguan gerak sendi bahu Nyeri lengan-atas Goiter. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 0,8 Cun* 185



Silinder 3’ - 7’; konus 3 - 7. d. Merupakan Titik Pertemuan dari Meridian Yang Ciao dan Meridian Yang Wei. X.14. CIEN LIAO a. Kira-kira 2 Cun lateral dari Cien I (11,15) di mana ada lekukan jika lengan diangkat horisontal. b. Nyeri pundak Gangguan pergerakan sendi bahu Paralisis infantil Peradangan sendi bahu Spasme dan paralisis otot-otot skapula Nyeri sendi bahu pada usia lanjut. c. Tegak lurus atau miring ke bawah ke jurusan lengan atas sedalam 0,7 - 1,0 Cun Silinder 3’- 7’; konus 3 - 5. X.15. TIEN LIAO a. Pada sudut atas skapula, setinggi Ta Cui (XIV.14), Pada pertengahan M. trapezius. b. Nyeri pundak/skapula Kaku/nyeri punggung dan leher. c. Tegak lurus sedalam 0,3-0,5 Cun Silinder 3’- 7’; konus 3. X.16. TIEN I a. Postero-inferior prosesus mastoideus di bagian posterior dari insersio M. sternokleidomastoideus. b. Pusing Tuli mendadak TBC kelenjar limfe Edema muka Kaku punggung/leher Nyeri dan bengkak tenggorokan. c. Tegak lurus sedalam 0,3-0,5 Cun Silinder 3’- 7’; konus 3. X.17. I FUNG a. Dalam sebuah lekukan di belakang telinga antara angulus mandibula dan prosesus mastoideus. 186



b. Tinitus Afasia Rahang terkancing Parotitis Tuli Paralisis fasialis. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 1,5 Cun. d. Titik Pertemuan dengan Meridian San Ciao dan Meridian Kandung Empedu. X.18. CEMAI a. Di atas prosesus mastoideus, 1 Cun dari No. 17. Dari No. 17 sampai No. 20 dibagi 3 Cun. b. Migren Paralisis fasialis Nyeri mastoid Tub’ dan tinitus. c. Miring sedalam 0,1 Cun Silinder l’-15’. X.19. LI SI a. Pada belakang telinga, 1 Cun di atas No. 18. b. Idem No. 18. X.20. CIAO SUN a. Pada tempat tegak lurus dari ujung daun telinga pada batas temporal rambut. b. Hiperemia dan bengkak saluran telinga luar Sukar mengunyah Katarak Sakit gigi Sakit gusi Sakit mata. c. Miring ke bawah sedalam 0,1 Cun. Silinder 3’ - 7. d. Merupakan Titik Pertemuan seperti No. 17. X.21. EL MEN a. Sedikit anterior dari tragus. Terasa lekukan kalau mulut dibuka besar. b. Tinitus dan tuli Otitis media akut Afasia Neuralgia N. trigeminus, c. Tegak lurus sedalam 0,3 -0,8 Cun Silinder 3’- 5’. X.22. HE LIAO a. Anterior dan superior dari No. .21, posterior dari batas rambut. 187



b. Tinitus Migren Rahang terkancing Neuralgia N. trigeminus. c. Miring sedalam 0,1 -0,3 Cun ke arah belakang Silinder 1’ - 3’; konus terlarang. X.23. CECEKUNG a. Ujung lateral dari alis mata, pada sebuah lekukan. b. Sakit kepala temporal/frontal c. Neuralgia N. trigeminus d. Migren e. Penyakit mata. f. Mendatar sedalam 0,3 Cun g. Moksa dilarang. XI.



MERIDIAN SAO YANG KAKI KANDUNG EMPEDU.



XI.1. TUNG CE LIAO a. Pada bagian lateral orbita, pada kantus lateralis mata. b. Migren Conjungtivitis Glaukoma Keratitis Atrofi optik Katarak Penglihatan menurun Mata berair karena angin Retinitis Sakit pada mata Buta malam. c. Mendatar dengan arah ke belakang sedalam 0,2 - 0,4 Cun Silinder 3’;konus dilarang. d. Merupakan Titik Pertemuan dengan Meridian Usus Halus dan Meridian San Ciao.



188



XI.2. TING HUI a. Kira-kira 0,5 Cun di depan intertragical notch telinga. Di bawah Ting Kung. b. Tinitus Afonia Neuralgia N. V Seperti indikasi El Men, Tuli 189



Otitis media akut Paresis N. VII. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 1 Cun Silinder 3’;konus3. XI.3. KECU REN (SANG KUAN) a. Pada sebuah lekukan di depan telinga di atas lengkung zigomatikus. b. Migren Paresis N. VII Tuli Neuralgia N. V Tinitus. c. Tegak lurus sedalam 0,3 Cun Silinder 3’; konus 3. d. Merupakan Titik Pertemuan dengan Meridian San Ciao dan Meridian Lambung. XI.4. HAN YEN a. Antara Teu Wei (III, 8) dan Cu Pin (XI, 7) dalam batas rambut bagian temporal. Jarak Teu Wei Cu Pin dibagi 4 Cun. XI.5. SIEN LU a. Tengah-tengah Teu Wei dan Cu Pin. XI.6. SIEN LI a. Tengah-tengah dari No. 5 dan Cu Pin. b. Indikasi No. 4,5 dan 6 ini adalah : Migren Nyeri kantus lateralis mata No.4 ditambah dengan dizziness, telinga berbunyi. c. Menusuknya : mendatar sedalam 0,2 - 0,3 Cun ke arah belakang. Moksa sflinder 3’; konus 3. d. Titik-titik ini merupakan Titik-titik Pertemuan dari Meridian Kandung Empedu dengan San Ciao dan Lambung. XI.7. CU PIN a. Antero-superior dari telinga, pada batas rambut, kira-kira 1 Cun dari Ciao Sun. b. Rahang terkancing Nyeri N. trigeminus Kejang otot-otot temporal Nyeri dan bengkak daerah maksila. 190



c. Idem No. 6 (hati-hati ada arteri). d. Merupakan Titik Pertemuan Meridian Kandung Kemih. XI.8. SUEI KU a. Superior ujung telinga. Ujung atas telinga ditekan didapati titik Ciao Sun, maka kira-kira 1,5 Cun di atas titik tersebut adalah Suei Kui Kira-kira 2 Cun dari akar telinga (3 lebar jari). b. Idem No. 7. c. Mendatar ke belakang sedalam 0,3 - 0,5 Cun Silinder 3’ - 5’;konus 3-5. d. Merupakan Titik Pertemuan dengan Meridian Kandung Kemih. XI.9. TIEN CUNG a. Setinggi No. 8 dan 0,5 Cun di belakang No. 8 itu. b. Pusing Migren Skizofrenia. c. Mendatar sedalam 0,3 Cun dengan arah ke belakang. d. Merupakan Titik Pertemuan seperti No. 8. XI.10. FEU PAI a. Di belakang telinga, superior dan posterior dari prosesus mas-toideus, kirakira 1 Cun inferior dari No. 9. b. Pusing Tuli Tinitus. c. Seperti No. 9. d. Juga merupakan Titik Pertemuan seperti No. 9. XI.11. CIAO YIN a. Pada akar pros, mastoideus, 1 Cun di bawah No. 10, pertengahan Feu Pai dan Wan Ku (XI, 12). b. Pusing Tuli Tinitus Sakit/nyeri telinga luar, punggung, leher. c. dan d. seperti di atas. XI.12. WAN KU 191



a. Setinggi Fung Fu (XIV, 16), kira-kira 1 Cun dari No. 11, dalam sebuah lekukan di bawah dari prosesus mastoideus. b. Pusing Mastoiditis Paralisis fasialis Kaku dan nyeri kuduk dan punggung. c. Miring ke belakang sedalam 0,3 - 0,5 Cun. d. Idem No. 11. XI.13. PEN SEN a. 0,5 Cun di atas batas rambut depan. b. Pusing, migren Sindrom Menier Epilepsi Nyeri kepala bagian depan lateral. c. Mendatar ke belakang sedalam 0,3 - 0,5 Cun Silinder3’-5’;konus3-5. d. Merupakan Titik Pertemuan dari Meridian Kandung Empedu dengan Meridian Yang Wei, XI.14. YANG PAI a. Pada kening, 1 Cun di atas pertengahan lengkung alis mata. Satu garis vertikal letaknya dengan pupil bilamana mata melihat ke depan. b. Sakit kening Penyakit mata Buta senja Mata berair bila kena angln Penglihatan kabur Nyeri N. trigeminus Tremor palpebra .(tremor kelopak mata) Nyeri kantus lateralis. c. Mendatar ke arah bawah sedalam 0,3 - 0,5 Cun. Silinder 3’;konus3. d. Merupakan Titik Pertemuan dengan Meridian Yang Wei. XI.15. TEU LIN Ci 192



a. Pada batas rambut depan di tengah-tengah antara Sen Ting dan Meridian Tu; di atas No. 14. b. Nyeri/sakit kening Mata berair Konjungtivitis Rinorea Penglihatan kabur Nyeri dalam mata Epilepsi. c. Mendatar ke belakang sedalam 0,3 - 0,5 Cun Silinder 3’;konus3. d. Merupakan Titik Pertemuan dengan Meridian Kandung Kemih dan Meridian Yang Wei. XI.16. MU CUANG a. 1,5 Cun di belakang No. 15. b. Meridian setelah ini berjalan sejajar dengan Meridian Tu. Penyakit mata Pusing Penglihatan kabur. c. Mendatar ke belakang sedalam 0,3-0,5 Cun Silinder 3’;konus 3. d. Merupakan Titik Pertemuan dengan Meridian Yang Wei. XI.17. CEN YING a. 1,5 Cun di belakang No. 16. b. Migren Sakit kepala, pusing. c. Sama dengan No. 16. XI.18. CEN LIN a. 1,5 Cun di belakang No. 17, setinggi Pai Hui (XIV, 20). b. Migren Sakit kepala Rinorea Epistaksis. c. Sama dengan No. 18. 193



d. Merupakan Titik Pertemuan dengan Meridian Yang Wei. XI.19. NAO KUNG a. Setinggi Nao Fu (XIV, 17) dan ke lateral 2 Cun, 1,5 Cun di atas Fung Ce (XI,20). b. Sakit kepala c. Idem No. 18. XI.20. FUNG CE a. Setinggi Fung Fu (XIV, 16), 1 Cun dari batas rambut belakang dalam sebuah lekukan. Pada pertengahan ujung M. sternok-leidomastoideus dan M. trapezius. b. Sakit kepala Panas (yang baru) Nyeri dan kaku kuduk dan punggung Penyakit mata Afasia (apopleksia) Pusing Pilek Sakit bahu Rinonea Epilepsi. c. Tegak lurus ke arah mata sedalam 0,5 - 0,7 Cun. Pada panas karena flu, tusukan diarahkan Fung Fu sebagai titik utama Silinder 3’ – 7’-konus 3-7. XI.21. CIEN CING a. Di tengah-tengah aritara akromion klavikula dan vertebra C VII. b. Nyeri/sakit kepala, punggung, lehei, pundak, lengan. Gangguan aduksi lengan, juga termasuk yang disebabkan karena perubahan patologis dari sendi bahu, klavikula. Paralisis akibat sekuele apopleksia, paralisis infantil Pembengkakan kelenjar limfe ketiak, leher. Mastitis akut Kesukaran dalam melahirkan dan plasenta yang tidak mau lepas-lepas. c.



Tegak lurus sedalam 0,5 Cun. Bila pada penusukan terjadi napas pendek atau sesak, maka tusuklah Cu San Li Silinder 3’ - 7’; konus 3-7. 194







d. Merupakan Titik Pertemuan dengan Meridian Lambung, Meridian San Ciao, Meridian Yang Wei. XI.22. YEN YI a. Cun di bawah lipat ketiak, pada garis pertengahan ketiak, pada sela iga IV, kira-kira setinggi puting susu. b. Nyeri interkostal Nyeri dan bengkak kelenjar limfe ketiak. c. Miring ke bawah dan ke belakang (awas pneumotoraks) sedalam 0,3 Cun Silinder 3 - 7’; konus lebih baik tidak dilakukan. d. Merupakan Titik Pertemuan seperti No. 21. XI.23. CE CIN a. 1 Cun di depan dan bawah dari No. 22. b. Rasa penuh dalam dada Emfisema c. Sesak. d. Miring ke belakang sedalam 0,3 - 0,5 Cun Silinder 3’ - 5’; konus terlarang. XI.24. REY E a. Antara tulang rawan iga VII dan VIII, 0,5 Cun medial dari garis puting susu; 0,5 Cun ke atas dari Cung Wan; 3,5 Cun dari Meridian Ren. b. Hepatitis dan kolesistitis akut dan kronis flcterus Stomatitis Ulkus Lambung Nyeri uluhati Muntah . Rasa asam dalam mulut Kejang otot diafragma Hiccup (tipe Si). c. Miring ke lateral belakang sedalam 0,3 -0,5 Cun, Silinder 3’- 7’; konus 3. d. Merupakan Titik Pertemuan dengan Meridian Limpa dan Meridian YangWei Titik Mu Kandung Empedu. XI.25. CING MEN a. Padabagian lateral perut, di bawah ujung iga XII. b. Nefritis Disuria 195



Borborigmi Perut kembung Kolik Ginjal Sakit pinggang Diare. c. Tegak lurus sedalam0,5 - 1 Cun. Silinder 5-l. komis 5-7. d. Merupakan Titik Mu Ginjal. XI.26. TAY MAI a. Antara iga XII dan XI, 1,8 Cun di bawah iga XI; setinggi umbilikus, b. Endometritis Keputihan Orkitis Dismenore Haid yang tidak teratur Hernia usus Sakit pada daerah lumbal dan ulu hati Paralisis/lumpuh dengan rasa dingin pada daerah di bawah dada, c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 1 Cun Silinder 3’ - 7’; konus 3-7. d. Merupakan Titik Pertemuan dari Meridian Kandung Empedu dengan Meridian Tay. XI.27. USU a. Antero-superior dari spina iliaka anterior superior. Kira-kira 3 Cun dari umbilikus; 3 Cun anterior dan inferior dari Tay Mai setinggi Kuan Yen (XIII, 4). b. Orkitis Hernia inguinalis Obstruksi usus. c. Tegak lurus sedalam 0,5 — 1 Cun. Silinder 5’ - 10”; konus 5-10. XI.28. WEI TAO a. Antero-superior dari spina iliaka anterior superior. Kira-kira 0,5 Cun anterior dan inferior dari No. 27. b. Prolapsus uteri Keputihan 196



Konstipasi habitualis Endometritis Dismenore Sakit/nyeri pada daerah lumbal, sendi panggul kwadran lateral bawah perut. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 1 Cun Silinder 5’ - 10’; konus 5 - 10. d. Merupakan Titik Pertemuan dengan Meridian Tay. XI.29. CILIAO a. Pertengahan antara spina iliaka anterior superior dan titik tertinggi trokanter mayor, 3 Cun dari No. 28. b. Penyakit tungkai bawah Reumatik Sakit pada daerah lumbal Lumpuh tungkai bawah. c. Miring ke arah trokanter mayor sedalam 0,5 - 1 Cun. Silinder 5’ - 10’;konus 5. XI.30. HUAN TIAO a. Bila titik tertinggi trokanter mayor dihubungkan dengan hiatus sakrum, maka letak titik ini adalah’2/3 medial 1/3 lateral. b. Lumpuh tungkai Apopleksia Sakit daerah lumbal, daerah pinggul (H.N.P. Ischias dan Lain-lain) Paralisis infantil Beri-beri Reumatik persendian tungkai, c. Tegak lurus sedalam 1,5 - 2,5 Cun Bila kena, terasa pada keseluruhan tungkai, Silinder 3’-10’; konus 5 - 10. XI.31. FUNG SE a. Dalam keadaan tidur atau berdiri dengan kedua lengan dirapatkan pada sisi tubuh, maka ujung jari tengah menunjukkan titik ini Pada garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior dengan kepala fibula, pertengahan antara spina iliaka anterior superior dan lutut. b. Penyakit-penyakit tungkai seperti : 197



reumatik peradangan sendi lutut lumpuh pegal-pegal beri-beri Gatal seluruh tubuh. c. Tegak lurus sedalam 0,7 - 1,2 Cun Silinder 5’- 7’;konus5 - 7. XI.32. CUNG TU a. 2 Cun di bawah No. 31,5 Cun di atas sudut lipat lutut. b. Idem No. 31. c.



Tegak lurus sedalam 0,5’ - 0,8 Cun. Silinder 5’-7’;konus 5 -7.



XI.33. YANG KUAN a. Dalam sebuah lekukan kira-kira 4 jari di atas kepala fibula, lateral dari lutut. b. Radang sendi lutut Rasa pegal-pegal tungkai bawah Kejang tendon-tendon fosa poplitea. c. Tegak lurus sedalam 0,5 Cun Tak digunakan moksa. XI.34. YANG LING CUEN a. Dalam sebuah lekukan di bawah kepala fibula. b. Untuk penyakit-penyakit alat dalam : Penyakit kandung empedu: kolesistitis akut dan kronis dengan mual-mual, muntah-muntah, rasa pahit Untuk penyakit meridian dan kolateralnya: Sakit tungkai bawah Peradangan sendi lutut Lumpuh, pegal Nyeri interkostal (nyeri saraf). c. Tegak. lurus sedalam 0,8 - 1,2 Cun Silinder 5’ - 10’; konus 5-7. d. Merupakan Titik He Titik Dominan Tendon. XI.35. YANG CIAO a. 7 Cun dari ujung maleolus eksternus, anterior dari batas anterior fibula. b. Perasaan penuh dan distensi dari daerah kostohipokondrium Panas yang intermiten Sakit lutut Paralisis inferior. 198



c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 0,8 Cun Silinder 3 - 5 ; konus 3 - 5. XI.36. WAI CIU a. Pada batas posterior fibula setinggi No. 35. b. Kaku kuduk dan nyeri pundak Kolesistitis Sakit daerah hipokondrium Beri-beri. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 0,8 Cun Silinder 3 - 5; konus 3 - 5. d. Merupakan Titik Si. XI.37. KUANG MING a. 5 Cun di atas maleolus eksternus, pada batas anterior fibula 6 jari tangan dari tengah-tengah maleolus eksternus. b. Penyakit mata Sakit dan pegal tungkai bawah Nyeri dan bengkak kelenjar susu sebelum datangnya haid. c. Tegak lurus sedalam 0,7 - 0,9 Cun Silinder 3’- 5’;konus 3 - 5. d. Merupakan Titik Luo. XI.38. YANG PU a. 4 Cun di atas maleolus eksternus, di depan fibula antara otot-otot. b. Migren Nyeri pada daerah supraklavikular, hipokondrium, daerah ketiak TBC kelenjar leher Goiter (kauterisasi) Nyeri pada kantus lateralis mata Nyeri pada permukaan lateral tungkai bawah Nyeri sepanjang Meridian Kandung Empedu ini. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 0,7 Cun. Silinder3’-7’;konus3-7. d. Merupakan Titik Cing. XI.39. SIEN CUNG a. 3 Cun di atas maleolus eksternus. 199



b. Hemiplegia Sakit dan kaku kuduk Sakit/nyeri pada daerah lumbal, paha, interkostal (sela iga, nyeri saraQ. c. Tegak lurus sedalam 0,4 - 0,5 Cun Silinder3’-7r;konus3-7. d. Merupakan Titik Dominan Sumsum Tulang. XI.40.CIU SI a. Anteroinferior dari maleolus eksternus, anterosuperior dari talus di mana terdapat lekukan. b. Pembengkakan ketiak Sakit sela iga Sprain sendi kaki (keseleo) Malaria Kolesistitis akut Lumpuh tungkai bawah Spasme otot betis (gastroknemius). c. Tegak lurus 0,3 - 0,5 Cun Silinder3’-5’;konus3. d. Merupakan Titik Yen. XI.41. LIN CI a. Dalam sebuah lekukan pada sambungan tulang metatarsal IV danV. b. Penyakit mata : nyeri kantus lateralis, pusing, konjungtivitis’ Penyakit leher : TBC kelenjar leher, goiter Mastitis akut Sakit/nyeri dan bengkak punggung kaki (nyeri reumatik, karena luka atau damp atau karena keseleo) Sakit sela iga (saraf) Malaria Haid yang tidak teratur. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,5 Cun. Silinder 3 - 5; konus3. d. Merupakan Titik Luo Titik Induk Meridian Tay. XI.42. TIU HUI



200



a. Di bawah No. 41, antara tulang metatarsal IV dan V, 1,5 Cun dari batas jarl IV dan V dengan kaki, 0,5 Cun anterior dari CuIinCi(XI,41). b. Merah dan nyeri mata Mastitis akut Nyeri dan bengkak ketiak Punggung kaki bengkak dan merah. c. Tegak lurus sedalam 0,3-0,4 Cun. Moksa terlarang. XI.43. SIE SI a. Setengah jari proksimal dari batas jari IV dan V’dengan kaki. b. Penyakit kepala: muka, mata (kantus lateral), migren, pusing, tinitus, tuli, parotitis akut Penyakit daerah kostahipokondrium Panas intermiten. c. Miring ke atas sedalam 0,2 - 0,3 Cun Silinder 2’ - 3’; konus 3. d. Merupakan Titik Yung. XI.44. CIAO YIN a. Pada lateral ujung jari kaki IV, 0,1 Cun posterior sudut kuku. b. Migren Tuli dengan dasar saraf Panas yang intermiten Konjungtivitis akut Nyeri saraf interkostal Insomnia, ketakutan, banyak mimpi. c. Miring sedalam 0,1 - 0,2 Cun Silinder 2’-3’; konus 2-3. d. Merupakan Titik Cin. XII.



MERIDIAN CIE YIN KAKI HATI



XII.1. TA TUN a. 0,1 Cun proksimal dan medial dari sudut kuku ibu jari kaki. b. Penyakit ginekologis: prolapsus uteri, perdarahan rahim Orkitis, sakit/nyeri sepanjang korda spermatika Hematuria 201



Parotitis Epilepsi



c. Miring ke belakang sedalam 0,1 - 0,2 Cun Silinder 3’-5’; konus 3-5. Pada perdarahan rahim, prolapsus uteri dengan tipe dingin, maka dilakukan moksa. d. Merupakan Titik Cin. XII.2. SING CIEN a. 0,5 Cun dari batas distal dari lekukan antara ibu jari kaki dan jari kaki kedua. 202



b. Perdarahan haid yang berlebihan Retensi urine Mulut kering (tidak untuk yang karena faktor luar) Pusing, penglihatan kabur, mata merah Insomnia Kejang-kejang pada anak Epilepsi Enuresis Nyeri dalam uretra Orkitis Hipertensi dengan paralisis fasialis (karena angin dalam) Nyeri



hipokondrium



(lebih



efektif



untuk



nyeri



karena



hepatitis



/hepatomegali). c. Miring sedalam 0,5 Cun dengan ujung jarum mengarah ke ibu jari Silinder 3’ -5’;konus 3 -5. d. Merupakan Titik Yung. XII.3. TAY CUNG a. Distal dari perterriuan tulang-tulang metatarsal I dan II. b. Idem No. 2 ditambah : Perdarahan rahim Prolapsus uteri Lumbago karena renal kolik Priapismus Stres emosional Penglihatan kabur Sakit kepala, vertigo. c. Tegak hirus sedalam 0,5 Cun (awas arteri). d.



Merupakan Titik So dan Titik Yen.



XII.4. CUNG FUNG a. I Cun di depan maleolus medialis, dalam sebuah lekukan medial dari tendon-tendon otot sepanjang tibia. b. Emisi seminal Orkitis Retensi urine 203



Ikterus (hepatitis). c. Tegak lurus sedalam 0,3 -0,5 Cun, Silinder 3’-5’;konus 3. d. Merupakan Titik Cing. XII.5. LI KEU a. 5 Cun di atas maleolus medialis, sebelah medial dari tibia. b. Haid yang tak teratur Orkitis Endometritis Napsu birahi yang berlebihan Nyeri sepanjang permukaan medial tibia. c. Miring dengan jarum melewati bagian medial tibia, sedalam 0,3 - 0,5 Cun, Silinder 3’-5’. d. Merupakan Titik Luo. XII.6. CUNG TU a. 2 Cun dari No. 5. b. Perdarahan rahim Orkitis. Hepatitis (pada penyakit ini maka didapati nyeri tekan pada titik ini). c.



Miring dengan arah ke medial sedalam 0,3 - 0,5 Cun. Silinder 3’ - 5’; konus 5.



d. Merupakan Titik Si. XII.7. CI KUAN a. 1 Cun di atas dan belakang Yin Ling Cuen (IV, 9). b. Peradangan sendi lutut akut dan kronis. c. Tegaklurus sedalam 0,5-0,6 Cun Silinder 3’- 7’; konus 3 - 5. XII.8. CI CUEN a. Pada ujung lipat lutut, di atas tendon dari M. semitendinous dan M. semimembranous. b. Prolapsus uteri Disuria Emisi seminal Nyeri waktu hald 204



Gatal dan nyeri alat kelamin luar Nyeri sepanjang medial tungkai bawah Nyeri perut bagian bawah, kemungkinan dengan poliuria Titik He ini dipakai dengan ditambah titik-titik lain, maka nyeri akan hilang setelah pengobatan 3-5 kali. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 0,8 Cun Silinder 3’-7’. d. Merupakan Titik He. XII.9. YEN PAO a. 4 Cun di atas Ci Cuenr antara M. vastus medialis dan M. sarto-rius. b. Haid yang tidak teratur Disuria Kolik ginjal pada perut kwadran tengah bawah! c. Tegak lurus sedalam 0,6 - 0,7 Cun Silinder 3’ - 5’; konus 3-5. XII.10.U LI a. 3 Cun di bawah lipat paha (inguinal groove), pada batas lateral M. aduktor longus. b. Nyeri dan distensi perut bawah Retensi urine. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 1 Cun Silinder 3’ - 5’; konus 5.. XII.11. YEN LIEN a. 2 Cun di bawah titik Ci Cung (HI, 30). . b. Haid tak teratur Nyeri paha bagian medial. c. Idem No. 10. XII.12. SI MAI a. 0,5 Cun dariCi Cung (III, 3Q). 2,5 Cun lateral dan 1 Cun inferior dari tepi atas simfisis pubis, pada tepi bawah lipat paha (inguinal groove). b. Nyeri dari alat kelamin luar Edema dari skrotum. c. Terlarang (A. femoralis) Silinder 3’- 5’; moksa langsung sebaiknya tidak dilakukan. XII.13. CANG MEN 205



a. Di bawah ujung tulang iga XI. b. Asites Hepatitis Beterus dengan keadaan Yin dengan warna kuning tua Diare Nyeri daerah kostohipokondrium Spleno-hepatomegali Pankreatitis Enteritis krohis Distensi perut Nyeri daerah lumbal Keadaan Si dari Limpa dan Lambung. c. Tegak lurus sedalam 0,8 - 1 Cun Silinder 3 – 7 konus 3. d. Merupakan Titik Pertemuan dari Meridian Hati dan Meridian Kandung Empedu, Titik Mu Limpa, Titik Dominan Oorgan Cang. XII.14. CI MEN a. Pada sela iga VII sepanjang garis susu (linea mamilaris), setinggi titik Ci Cie (XIII,14). b. Hepatitis akut dan kronis (terasa nyeri tekan pada titik ini) Nyeri hipokondrium Askariasis dalam saluran empedu Kolesistitis akut & kronis Pleuritis, nyeri sela iga Rasa penuh dalam dada Gelisah dan mudah dirangsang dalam penyakit panas Muntah, hiccup, c. Miring sedalam 0,3 Cun dengan jarum diarahkan kebelakang Silinder 3’ - 5’;konus5. d. Merupakan : Titik Pertemuan Meridian Hati dengan Meridian Limpa dan Meridian Yin Wei. Titik Mu Hati. XIII. MERIDIAN REN XIII.1. HUI YIN a. Pada tengah-tengah perineum, antara dubur dan skrotum. 206



b. Pruritus genitalis Emisi seminal Prolapsus uteri Haid tidak teratiir Retensi urine Nyeri dan pembengkakan dubur. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 1 Cun Moksa silinder 5’ - 10’. XIII.2. CI KU a. Tepat di atas simfisis pubis pada linea alba. b. Emisi seminal Impotensi Hernia Lekorea Retensi urine. c. Tegak lurus sedalam 0,5-1 Cun Moksa 7’ - 15’. d. Merupakan Titik Pertemuan antara Meridian Ren dengan Meridian Hati. XIII.3. CUNG CI a. 4 Cun di bawah umbilikus. b. Emisi seminal Inkontinerisia urine Nyeri abdomen bawah Perdarahan rahim Prolapsus uteri Sistitis Endometritis Nyeri atau gatal pada alat kelamin Enuresis Polakisuria Haid tidak teratur Lekorea Nefritis Paralisis sfingter vesika Impotensi.. c. Tegak lurus sedalam’0,5 - 1 Cun. Pada penderita gemuk sampai 1,5 Cun Moksa konus 3-7 buah. Moksa silinder 3’ - 7’. d. Merupakan Titik Mu Kandung Kemih Merupakan pula Titik Pertemuan antara Meridian Ren dengan ketiga Meridian Yin Kaki.



207



XIII.4. KUAN YEN a. 3 Cun di bawah umbilikus. b. Emisi seminal Polakisuria Haid tidak teratur Perdarahan uterus Lekorea Diare Genera! Weakness Gonore 208



Epididimitis Lumbago dengan tipe insufisiensi Retensi urine Nyeri abdomen bawah Amenore Prolapsus uteri Hemoragia postpartum Kelemahan Kesukaran pada miksi Enuresis Orkitis Syok (pertolongan pertama) Penyakit-penyakit Ginjal dan alat kelamin. c. Tegak lurus sedalam 0,8 - 1,5 Cun Konus 5 - 15 buah. Silinder 3’ - 15’. d. Merupakan Titik Mu dari Usus Kecil. Merupakan pula Titik Pertemuan antara Meridian Ren dengan ketiga Meridian Yin Kaki. XIII.5. SE MEN a. 2 Cun di bawah umbilikus. b. Perdarahan uterus Hemoragia postpartum Nyeri abdomen Enuresis Lekorea Hernia Retensi urine Edema Berkhasiat sekali untuk pengobatan edema dan retensi urine. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 1 Cun Konus 7 - 15buah. Silinder 7’- 15’. d. Merupakan Titik Mu San Ciao. XIII.6. CI HAI a. 1,5 Cun di bawah umbilikus. Setengah dari jarak antara umbilikus dengan titik Kuan Yen (XIII.4). b. Metroragia Menoragia 209



Hemoragia postpartum Nyeri perut Hernia Konstipasi Syok Lekorea Haid tak teratur Emisi seminal Diare Kelemahan. c. Tegak lurus sedalam 0,8 - 1,2 Cun Konus 5-15 buah. Silinder 5” - 15’. XIII.7. YIN CIAO a. I Cun di bawah umbilikus. b. Perdarahan uterus Lekorea Amenore Hemoragia postpartum Nyeri sekitar umbilikus Hernia. c. Tegak lurus sedalam 0,8 - 1,2 Cun Konus 5 - 15 buah, Silinder 5’-15’. XIII.8. SEN CIE a. Tepat di tengah-tengah umbilikus. b. Syok Borborigmi Nyeri abdomen Obstruksi intestinal Prolapsus ani Diare Gastro-enteritis akut. c. Tidak boleh ditusuk Moksa : dialasi bubuk garam atau kepingan jahe 5-15 buah atau lebih. Silinder 5’ - 15’. 210



XIII.9. SUI FEN a. Satu Cun di atas umbilikus. b. Retensi urine Nyeri abdomen Asites Borborigmi Edema Menurut pengalaman, edema dari tipe insufisiensi lebih berhasil dengan kauterisasi dengan moksa. Secara klinis edema ini disebabkan oleh nefritis, sirosis portal. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 1 Cun Konus 5-15 buah. Silinder 5’ - 15’. XIII.10. SI A WAN a. 2 Cun di atas umbilikus. b. Borborigmi Muntah Stenosis pilorus Gastritis kronis Distensi abdomen Disentri Ulkus peptikum Enteritis akut Insufisiensi energi vital dari Limpa dan Lambung dengan trias: indigestion, anoreksia dan diare. c. Tegak lurus sedalam 0,8 - 1,5 Cun7 Konus 5-15 buah. Silinder 5’ - 15’. d. Merupakan Titik Pertemuan antara Meridian Ren dengan Meridian Limpa. XIII.11. CIEN LI a. 3 Cun di atas umbilikus. b. Penyakit-penyakit Lambung Gastritis Anoreksia 211



Muntah Nyeri lambung Distensi abdomen. c. Tegak lurus sedalam 0,8 - 1,2 Curi Konus 5 - 35buah. Silinder 5’- 15’. XIII.12. CUNG WAN a. 4 Cun di atas umbilikus. b. Berkhasiat untuk penyakit-penyakit Lambung. Nyeri lambung Regurgitasi Disentri Ptosis dari Lambung Emesis gravidarum Muntah Distensi abdomen Ulkus peptikum Stenosis pilorus Gastritis akut dan kronis Diare kronis karena insufiensi dari Limpa dan Lambung. Juga segala macam indigestion. c. Tegak lurus sedalam 0,8 - 1,2 Cun Konus 5-15 buah. Silinder 5’ - 15’. d. Merupakan Titik Pertemuan dengan Meridian San Ciao dan Meridian Lambung Titik Dominan Oorgan Fu. XIII.13. SANG WAN a. 5 Cun di atas umbilikus. b. Nyeri lambung Muntah Gastritis akut dan kronis Kejang lambung Regurgitasi Epilepsi Stomach distention 212



Askaris pada duktus biliaris. c. Tegak lurus sedalam 0,8 - 1,2 Cun Konus 5-15 buah. Silinder 5’ – 15. d. Merupakan Titik Pertemuan dengan Meridian Usus Kecil dan Meridian Lambung. XIII.14. CI CIE a. 6 Cun di atas umbilikus. Pertengahan antara Cung Wan dan prosesus sifoideus. b. Nyeri epigastrium Regurgitasi asam lambung Ruktus Epilepsi Mania Hiccup Angina pektoris Nyeri Lambung bagian atas Disfagia Vomitus Palpitasi Spasme pada duktus biliaris. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,8 Cun Konus 5-9 buah. Silinder 5’ - 15’. d. Merupakan Titik Mu Jantung.. XIII.15. CIU WEI a. Pada ujung prosesus sifoideus. b. Idem dengan nomor 14. c. Miring ke bawah 0,5 Cun. d. Merupakan Titik Luo Meridian Ren. XIII.16. CUNG TING a. Pada garis meridian setinggi sela iga V. b. Disfagia Distensi dari dada. c. Miring (oblique) ke bawah sedalam 0,3 - 0,4 Cun. XIII.17. CAN CUNG a. Pada garis median antara kedua papila mamae, sela iga IV-V. 213



b. Asma bronkial Nyeri pada sternum Neuralgia interkostalis Disfagia Pneumonitis Pleuritis Kurang pengeluaran air susu ibu pada masa laktasi. c. Miring ke bawah sedalam 0,3 - 0,5 Cun Konus 3-7 buah. Silinder 3’ - 7’. Pada asma dan agalaksia lebih baik dilakukan moksa daripada penusukan. d. Merupakan Titik Mu Perikardium. XIII.18. I TANG a. Pada sela iga III. b. Sakit dalam dada Batuk Dispne. c. Miring ke bawah sedalam 0,2 - 0,3 Cun Konus 3 - 5 buah. Silinder 3’ - 5’. XIII.19. CE KUNG a. Sela iga II. b. Idem dengan No. 18. c. Idem. XIII.20. HUA KAI a. Sela iga I. b. Idem dengan No, 18.Efektif pada hemoptisis. c. Idem. XIII.21. SIEN CI a. Setinggi tepi atas kosta I. b. Idem dengan No. 18, juga pada spasme esofagus. c. Idem. XIII.22. TIEN TU a. Tepat di tengah-tengah fosa suprasternalis. b. Batuk Afonia histerika 214



Tonsilitis Disfagia Bronkitis Dispne Afonia pada apopleksia Faringitis Asma bronkial pada waktu serangan (status asmatikus) Hipoaktif dari Gl. tiroid serta tumor-tumornya Faringitis (terutama yang kronis) dengan perasaan obstruksi sehingga sulit menelan. c. Setelah kulit pada titik ini dapat ditembus, maka ujung jarum diarahkan ke bawah sedalam 0,5 - 1 Cun Konus 3-7 buah. Silinder 3’ - 7’. d. Merupakan Titik Pertemuan dengan Meridian Yin Wei. XIII.23. LIEN CUEN a. Di atas pomum adami (Adam’s apple), tepat pada depresinya. b. Pembengkakan hipoglosus Suara hilang tiba-tiba Faringitis Afonia Disfagia Paralisis korda vokalis Lidah kaku pada apopleksia dan tidak dapat bicara Hipefosalivasi dengan lidah menonjol. c. Miring ke atas, Tidak ditinggalkan di tempat Konus : kontra indikasi! Silinder 2’ - 3’. d. Merupakan Titik Pertemuan dengan Meridian Yin Wei. XIII.24. CEN CIANG a. Pada tengah-tengah lekukan di bawah labium oris inferior. b. Paralisis fasialis Pembengkakan gusi Mania Pembengkakan muka Sakit gigi 215



Hipersalivasi pasca apopleksia dan pada anak-anak. c. Miring ke atas sedalam 0,2 - 0,3 Cun. Konus yang dikecilkan 2-3 buah. Silinder 3’ - 5’. Biasanya tidak dipergunakan moksibusi. d. Merupakan Titik Pertemuan dengan Meridian Usus Besar dan Meridian Lambung. XIV. MERIDIAN TU XIV.1. CANG CIANG a. Di tengah-tengah antara ujung os koksigeus dan anus. b. Hemoroid Prolapsus ani Enteritis akut dan kronis Hemoroid dengan fistula Koksialgia pasca fraktur Pendarahan karena hemoroid atau fistula. c. Tegak lurus sedalam 0,5 - 1 Cun. Biasanya dilakukan penusukan, kecuali pada fistula dengan pemanasan (moksibusi) Konus 3-5 buah; silinder 3’-15’. d. Merupakan Titik Luo Meridian Tu. Juga merupakan Titik Pertemuan dengan Meridian Ginjal.



216



XIV.2. YAO SU a. Pada hiatus sakralls, pada pertemuan sakrum dengan os koksigeus. b. Sakit dan kaku pada vertebra lumbalis Hemoroid Paraplegia Haid tak teratur Lumbago. c. Miring dan sedikit ke atas, sedalam 0,5 - 0,8 Cun Konus 5 - 10 buah. Silinder 5’-10’. XIV.3. YAO YANG KUAN 217



a. Di bawah prosesus spinalis L IV. b. Nyeri pada daerah sakral dan lumbal Emisi seminal Haid tak teratur Paraplegia Mielitis Impotensi. c. Sedikit miring ke atas, sedalam 0,5 - 0,8 Cun Konus 3-7 buah; silinder 5’ - 10’. XIV.4. MING MEN a. Di bawah prosesus spinalis L II. b. Nefritis kronis Diare kronis Lumbago Adneksitis Impotensi Enuresis pada anak-anak Mielitis Endometritis Emisi seminal Pinggang pegal dan nyeri setelah kecapaian. c. Sedikit miring ke Mas sedalam 0,5 - 0,8 Cun Konus 5 - 15;silinder 5’ - IS’. XIV.5. SIEN CI a. Di bawah prosesus spinalis L I. b. Lumbago Insufisiensi energi vital dari Limpa dan Lambung. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,5 Cun Konus 3-5.Silinder 3’-5 XIV.6. CI CUNG a. Di bawah prosesus spinalis Th XI. b. Deterus Epilepsi Susan membungkuk ke depan Diare 218



Lumbago. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,5 CunTidak boleh dimoksa. XIV.7. CUNG CI a. Di bawah prosesus spinalis Th X. b. Kaki tangan dingin Dcterus Lumbago Penglihatan menurun. c. Idem no. 6. XIV.8. CIN SU a. Di bawah prosesus spinalis Th IX. b. Sakit pada daerah lumbal Opistotonus dan konvulsi Anak kecil dengan panas. c. Tegak lurus sedalam 0,3-0,5 Cun. Silinder 3’-7’. XIV.9. CE YANG a. Di bawah prosesus spinalis Th VII.. Sejajar dengan ujung bawah skapula. b. Asma bronkial Neuralgia interkostal Hepatitis Kadang-kadang pada ikterus Sakit setempat. c. Sedikit miring keatas 0,5 — 0,8 Cun Konus 3-5 buah; silinder 3’ - 5’. XIV.10. LING TAY a. Di bawah prosesus spinalis Th VI. b. Common cold with fever Batuk Asma bronkial Bronkitiskronis. c. Tidak boleh ditusuk Konus 3-5 buah; silinder 3’ - 5’. XIV.11. SEN TAO 219



a. Di bawah prosesus spinalis Th V. b. Amnesia Palpitasi Pelupa (forgetfulness) Punggungkaku. c. Tidak boleh ditusuk Konus 3-7 buah; silinder 3’ - 7’. XIV.12. SEN CU a. Di bawah prosesus spinalis Th III. b. Tuberkulosis Histeria Pertusis Asma bronkial Epilepsi Sakit sekitar titik ini Pada TBC dan asma lebih baik diberi moksa. c. Miring ke atas sedalam 0,3 - 0,5 Cun Konus 3-5 buah; silinder 3’ - 5’. XIV.13. TAO TAO a. Di bawah prosesus spinalis Th I. b. Penyakit panas Malaria Kaku kuduk dan kepala. c. Miring ke atas sedalam 0,5 Gun Kenus 3-7 buah; silinder 3 - 7’. d. Merupakan Titik Pertemuandeagan Meridian Kandung Kerhih. XIV.14. TA CUI a. Di bawah prosesus spinalis C VII, setinggi pundak. b. Malaria (diselingi dengan No. 12) Low grade unknown fever Tuberkulosis Pilek Lnftuensa Asma bronkial 220



Autoperspirasi Epilepsi Tortikolis Opistotonus Konvulsi Meningitis. c. Tegak lurus sedalam 0,5 Cun Konus 5-15 buah; silinder 5’ - 15’, d. Merupakan Titik Pertemuan terpenting dengan ke-6 Meridian Yang. XIV.15. YA MEN a. 0,5 Cun di atas garis rambut antara prosesus spinalis CI - CII. b. Afonia Afasia pada apopleksia akibat lidah kaku. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,4 Cun. Jangan dalam-dalam! lngat medua oblongata Seharusnya tidak dilakukan moksibusi, dapat mengakibatkan afasia. d. Merupakan Titik Pertemuan dengan Meridian Yang Wei. XIV.16. FUNG FU a. Di bawah protuberansia oksipitalis, antara lekukan dari kedua Mm. trapezii; lebih kurang satu Cun di atas garis batas rambut. b. Vertigo Pusing-pusing Skizofrenia Mania Sakit pada verteks dan daerah oksipital Penyakit panas (febrile diseases), misalnya flu dan Lain-lain penyakit pada tingkat permulaan. c. Tegak lurus sedalam 0,3 - 0,5 Cun Tidak boleh dilakukan moksibusi. d. Merupakan Titik Pertemuan dengan Meridian Yang Wei. XIV.17. NAO FU a. 1,5 Cun di atas Fung Fu. b. Pusing Epilepsi 221



Kaku kuduk. c. Tidak boleh ditusuk Konus 1 - 3 buah; silinder 1’ - 3’. d. Merupakan Titik Pertemuan dengan Meridian Kandung Kemih. XIV.18. CIANG CIEN a. 1,5 Cun di atas Nao Fu. b. Sakit kepala Pusing Kelainan mental tipe mania. c. Transversal 15° terhadap kulit kepala, sedalam 0,2 - 0,3 Cun Konus 3-5 buah; silinder 3’ - 5’. XIV.19. HEU TING a. 1,5 Cun di atas Ciang Cien. b. Gangguan mental Sakit kepala Epilepsi Pusing-pusing. c. Ditusuk ke belakang dan transversal sedalam 0,2 - 0,3 Cun Konus 3-5 buah; silinder 3’ - 5. XIV.20. PAI HUI a. 1,5 Cun di atas Heu Ting atau 7 cun dari garis batas rambut posterior dan 5 Cun dari garis batas rambut anterior. b. Apopleksia Sakit pada anak-anak Diarekronis Epilepsi Pusing-pusing dan vertigo Prolapsus rekti Prolapsus uteri c. Pada prolapsus rekti, prolapsus uteri dan diare kronis lebih baik dilakukan moksibusi, begitu juga halnya pada keadaan syok dengan tujuan mempertahankan tekanan yang telah ditinggikan oleh pemberian adrenalin. Ke belakang sedalam 0,3 Cun Konus 5 - 7 buah; silinder 3’ - 7’. 222



d. Merupakan Titik Pertemuan dengan Meridian Kandung Kemih. XIV.21. C1EN TING a. 1,5 Cun di depan Pai Hui. Lebih kurang di bagian tengab dari surura sagitalis. b. Hanya dipakai pada Epilepsi Pusing-pusing Sakit pada verteks Rinorea c. Ke belakang dan tranversal sedalam 0,3 Cun Konus 3 buah; silinder 3’, XIV.22. SING HUI a. 1,5 Cun di depan No. 20. b. Sefalgia Rinorea Pusing-pusing. c. Ke belakang dan miring 30° sedalam 0,2 Cun Pada anak-anak penusukan dilarang. Ingat fontanel Konus 3-7 buah. Silinder 3’ - 7’. XIV.23. SANG SING a. 1 Cun di belakang garis batas rambut depan. b. Rinitis Keratitis Sakit kepala pada kening (forehead) Epistaksis Hidung tersumbat setelah masuk angin. c. Miring dan ke belakang sedalam 0,3 - 0,4 Cun Bilamana hidung tersumbat karena kongesti dan pembengkakan, maka digunakan jarum prisma Konus 3-5 buah. Silinder 3’ - 5’. XIV.24. SEN TING a. 0,5 Cun di belakang garis batas rambut anterior (lebih kurang satujari). b. Vertigo seperti pada Sindrom Meniere Epistaksis 223



Sakit pada kening Rinitis Hidung tersumbat Epilepsi. c. Miring, ke belakang sedalam 0,2 -0,3 Cun Konus3-5 buah. Silinder 3’ -5’. d. Merupakan Titik Pertemuan dengan Meridian Lambung dan Meridian Kandung Kemih. XIV.25. SU LIAO a. Tepat di puncak hidung. . b. Untuk penyakit hidung pada umumnya seperti: Rinitis Rosasea Epistaksis Begitu juga pada syok. c. Miring, ujung jarum diarahkan ke atas sedalam 0,1 - 0,2 Cun Kontra indikasi; untuk moksa. XIV.26. SUI KEU/REN CUNG a. Terletak di bawah hidung, sepertiga atas dari jarak antara hidung dan tepi bibir atas. b. Banyak sekali dipakai dalam klinik. Status apoplektikus Epilepsi Muka bengkak Salah urat sebab-sebab lain Skizofrenia Paralisis fasialis. c. Miring ke atas sedalam 0,2 - 0,3 Cun Kontra indikasi untuk moksa. d. Merupakan Titik Pertemuan dengan Meridian Usus Besar dan Meridian Lambung. XIV.27. TUI TUAN a. Pada bibir atas, pada batas garis kulit dengan merah bibir. b. Mania 224



Sakit pada gusi atas. c. Tegak lurus sedalam 0,2— 0,3 Cun Kontra indikasi untuk moksa. XIV.28. YIN CIAO a. Antara bibir atas dan frenulum, tepat di basis frenulum itu. b. Mania Sakit atau pembengkakan dari gusi atas. c. Miring ke atas sedalam 0,2 - 0,3 Cun. Atau digunakan jarum prisma mengadakan pengeluaran darah. Kontra indikasi untuk moksa. C. TITIK ISTIMEWA Jenis titik ini selumhnya berjumlah lebih dari dua ratus buah, dan kian hari kian bertambah mengikuti kemajuan perkembangan Ilmu Akupunktur. Di bawah ini hanya akan dibicarakan 39 buah titik yang sering digunakan. Dalam pengungkapan setiap titik selain nama diterangkan pula : a) Letak titik b) Dalamnya penusukan dan lamanya moksa c) Indikasi titik. dan untuk mempermudah, sesuai dengan ad. a, ad. b dan ad. c, di bawah ini hanya akan disebut a, b dan c saja. I.



Daerah Kepala Muka 1. Fa Ci a. 3 Cun di atas alis-mata b. 0,2 Cun; moksa 3 konus c. Migren, vertigo, sakit kepala yang lama tak mau sembuh-sembuh. 2. Ying Tang a. Pada batang hidung, pertengahan jarak ujung alis mata. b. Miring/mendatar sedalam 0,2 - 0,3 Cun. Moksa terlarang c. Penyakit hidung, sakit kepala, kejang terutama pada anak-anak. 3. Tay Yang a. Dalam lekukan yang didapat pada perpotongan garis perpanjangan lengkung alis mata dan garis mendatar dari sudut mata



225



b. 0,2-0,3 Cun atau dengan jarum prisma mengeluarkan darah. Moksa terlarang c. Sakit kepala, migren, mata bengkak dan merah. 4. Nei Ying Siang a. Di dalam lubang hidung, pada tepi cuping hidung; sejajar dengan titik Ying Siang. b. Penusukan dangkal dengan mengeluarkan darah c. Sakit kepala hebat mata merah (migren), hidung gatal, tak dapat mencium bau. 5. Pi Liu a. Dalam lubang hidung, tepat di atas titik Ho Liao b. 0,3 Cun c. Apopleksia serebri, penyumbatan hidung, rinitis. 6. Cing Cin I Yi a. Pada kedua sisi frenulum lidah. Kiri Cing Cin kanan I Yi Pengambilan dengan ujung lidah ditekuk ke atas b. Pengeluaran darah dengan jarum prisma c. Diabetes melitus (Siao He), stomatitis, pembengkakan lidah, muntah, sakit tenggorokan. II.



Daerah Belakang Badan (Punggung-Pinggang-Bokong) 7. Sin Se a. Tegak lurus di bawah titik Fung Ce (XI.20), 1,5 Cun di bawah batas rambut bawah b. 0,3 - 0,5 Cun tegak lurus; moksa silinder 5’ - 15’ c. Kaku tengkuk, kejang, opistotonus, ngilu daerah leher pun-dak, sakit tenggorokan. 8. Cuan Si a. 1 Cun kiri kanan pros, spinalis C VII b. 0,3 Cun; moksa 3-5 konus c. Sukar napas (sesak napas), morbili. 9. Cu Ce a. Kiri kanan 0,5 Cun dari pros, spinalis Th II (benjolan/Cui ketiga, Cui pertama adalah pros, spinalis C VII) 226







b. Moksa 20 - 40 konus c. Nyeri daerah dada yang lama tak mau sembuh-sembuh. 10. Ci Cuan a. 2 Cun kiri kanan benjolan ke-7 b. Moksa 7 konus c. Asma. 11. Ci Pien a. 1 Cun kiri kanan titik Cung Ci (XIV, 7) b. Moksa 20 konus. c. Huang Tan (ikterus). 12. Cie Ci a. Di bawah benjolan ke-i2’ b. Moksa 5-7 konus c. Ngilu/nyeri punggung-pinggang (terutama pada tulang belakang), gastritis, hemoroid, disentri, mulas dan nyeri perut setiap buang air besar. 13. Sie Ciu a. Pada benjolan ke-14. b. Moksa konus c. Melena, hematemesis, epistaksis dan segala perdarahan yang tak berhasil diobati secara biasanya. 14. Cang Fung a. 1 Cun kiri kanan benjolan ke-14 (di antara titik Ming Men, XIV, 4 dan titik Sen Su, VIL23) b. Moksa 3 - 7 Konus c. Kelainan usus (Cang) karena faktor angin (Fung), hemoroid. 15. Yao Yen a. Dua buah lekukan yang tampak pada daerah bokong, pada ketinggian antara benjolan ke-16 dari ke-17 b. 0,2 -0,3 Cun; moksa 5 - 15 konus c. Sakit pinggang (lumbago), penyakit-penyakit ginekologis, diabetes, penyakit-penyakit dalam pelvis. 16. Kuan Kang a. 2 Cun tegak lurus di bawah titik Siap Cang Su (VII, 27). 227



b. 0,3 Cun, moksa 7 konus c. Sukar buang air besar dan kecil, nyeri pinggang yang menjalar ke daerah dada. 17. Hoa To Sia Ci a. Jumlah titik istimewa ini keseluruhannya ada 34 buah, 17 kanan 17 kiri; letaknya 0,5 Cun kiri kanan dari setiap benjolan ke-1 sampai dengan ke17 b. Moksa 7 - 15 konus;penusukan dengan jarumkulit. III.



Daerah Dada – Perut 18. Lung Han a. 1,5 Cun di atas titik Ciu Wei (XIII, 15) b. Moksa 100 konus (dalam arti tidak terbatas) c. Angina pektoris. 19. Tung Ku (Ingat, bukan titik dari Meridian Kandung Kemih) a. 2 Cun di bawah puting susu. b. Moksa 50 konus, terlarang untuk ditusuk. c. Angina pektoris, nyeri iga. 20. Ci Cung Se Pien a. Terdiri dari lima buah titik, yaitu atas bawah kiri kanan dari umbilikus 0,5 Cun, dengan titik Sen Cie (XIII.8) sendiri b. Moksa 3-7 konus c. Kejang pada anak-anak, opistotonus, diare dengan disertai bunyi usus dan mulas hebat. 21. Cing Cung a. 3 Cun kiri kanan dari titik Ci Hai (Xtl,6) b. 0,5 Cun; moksa 3 konus c. Buang air besar dan kecil tidak lancar, lekorea, menstruasi tak teratur. 22. Pao Men dan Ce Fu a. 2 Cun kiri kanan titik Kuan Yen (XIII.4); kanan Ce Fu, kiri Pao Men. b. 1 Cun; moksa 15-20 konus. c. Sterilitas, tumor dalam peMs, plasenta tertahan. 23. Ce Kung a. 3 Cun kiri kanan titik Cung Ci (XIII.3) 228







b. 2 Cun;moksa 15 konus c. Sterilitas. 24. Cuan Yin a. 3 Clin kiri kanan titik Ci Ku (XIII.2) b. Moksa 14 konus c. Hernia. 25. Lung Men a. Lung Men berarti pintu naga. Letaknya tepat di batas bawah tulang sirrifisis, tegak lurus dari titik Ci Ku (XIII,2). Titik ini dengan titik Ci Ku di antaranya terdapat tulang simfisis pubis. b. 0,5 Cun;moksa 5-20konus c. Enuresis, prolapsus uteri, amenore. IV.



Anggota gerak atas 26. El Pai a. 4 Cun di atas titik Ta Ling (IX.7). Sebuah titik di antara dua tendon dan sebuah lagi di tepi luar tendon besar (ke medial). Pada satu tangan terdapat dua buah titik, jadi seluruhnya ada 4 buah b. 0,3-0,6 Cun c. Urtikaria, hemoroid. 27. Cung Cuan a. Pada pergelangan tangan, dalam sebuah lekukan di tengah-tengah antara titik Yang Ce dan Yang Si (11,5). b. 0,3 - 0,5 Cun; moksa 7 konus. c. Hematemesis, nyeri dada, sesak dada, rasa panas pada telapak tangan. 28. Wai Lao Kung a. Tepat di tengah-tengah punggung-tangan, di antara tulang metakarpal jari manis dan jari tengah b. 0,5 Cun; moksa 3 konus c. Jari jemari tak dapat dilurusksn, jari dan telapak tangan gatal-gatal. 29. Se Fung a. Pada tengah-tengah lipat ruas jari I dan II dari jari tangan ke-lingking, jari manis, jari tengah dan telunjuk. Ada 4 buah titik b. Dilakukan penusukan sampai keluar cairan jernih 229







c. Malnutrisi pada anak-anak (kwasiorkor), batuk-sesak. 30. Pa Sie a. Pada tengah-tengah sela jari, ada empat buah pada satu tangan, . seluruhnya berjumlah delapan b. 0,1 - 0,5 Cun atau penusukan berdarah dengan jarum prisma c. Migren, sakit gigi, tangan-lengan merah dan bengkak. 31. Se Sien a. Pada ujung jari (puncak jari), kira-kira 0,1 Cun dari ujung kuku. Seluruhnya ada sepuluh buah. b. Penusukan berdarah dengan jarum prisma. c. Pingsan dan Lain-lain keadaan akut yang memerlukan pertolongan segera. V.



Anggota gerak bawah 32. Pai Cung Wo a. Dalam sebuah lekukan di atas lutut 3 Cun; pada paha bagian medial b. 0,5 Cun; moksa 7 konus c. Reumatik, urtikaria, bisul pada anggota gerak bawah dan genital, penyakit cacing, 33. Hao Ting a. Pada tengah-tengah batas atas patela b. Moksa 7 konus c. Nyeri lutut, tungkai tak bertenaga, lumpuh. 34. Ci Yena. a. Dalam kedua lekukan di bawah patela. b. 0,5 Cun;moksa7konus. c. Reumatik sendi lutut, tungkai bengkak nyeri (bukan karena trauma). 35. Lan Wei a. a. 2 Cun di bawah titik Cu San Li (111,36) b. 1-3,5 Cun, ditinggalkan lama c. Peradangan usus buntu (apendisitis akut). 36. Pa Fung a. Terletak di tengah-tengah sela jari kaki, jadi seluruhnya berjumlah delapan 230







b. 0,1 Cun; moksa 5 konus. c. Pembengkakan punggung kaki. 37. Li Nei Ting a. Pada telapak kaki, di antara sela jari ibu jari dan jari kaki kedua. b. 0,3 -0,5 Cun;moksa3 - 5 konus. c. Nyeri telapak kaki, jari kaki. Kejang pada kanak-kanak. VI.



Yang Lain-lain : 38. Se Kuan a. Se Kuan berarti 4 pintu gerbang. Yang dimaksudkan adalah titik-titik He Ku (11,4) dan titik Tay Cung (XII.3) b. 0,3 -0,4 Cun saja. c. Bereaksi sebagai analgetika-hipnotika. Juga sebagai pengusir faktor luar: angin, dingin dan basah. 39. Se El Cing Sie a. Se El Cing Sie berarti 12 titik Cin, yaitu Sao Sang (1,11), Sang Yang (II, 1),’ Cung Cung (IX,9), Kuan Cung (IX,1), Sao Cung (V, 9) dan Sao Ce (VI, 1); 6 di tangan kanan dan 6 lagi di tangan kiri. b. 0,1 - 0,2 Cun atau penusukan berdarah dengan jarum prisma c. Pingsan pada apopleksia serebri, koma dan Lain-lain keadaan gawat yang memerlukan tindakan pertolongan segera.



D. TITIK ASE Jenis titik ini pada umumnya terletak pada daerah keluhan penderita. Khasiatnya hanya terbatas pada menghilangkan keluhan. Titik ini jugalah yang digunakan dalam terapi neural dalam Ilmu Kedokteran Umum. E. TITIK PENTING Dari 361 buah Titik Umum didapati sejumlah titik yang memiliki sifat-sifat dan khasiat tertentu dengan nama khusus yang tertentu pula, umumnya titik-titik jenis ini adalah titik-titik yang paling banyak digunakan. Di bawah ini akan diungkapkan 10 jenis titik penting: I.



Titik U Su Dari lima buah titik U Su pada setiap meridian yang penting dalam praktek adalah



Titik Ibu, Titik Pribadi dan Titik anak. Titik Pribadi adalah titik yang bersimbol sama 231



dengan meridiannya, Titik Ibu adalah titik yang bersimbol ibu dari simbol meridiannya daivTitik Anak adalah titik yang bersimbol anak dari simbol meridiannya. Titik-titik itu adalah sebagai berikut :



Pedoman dalam pemakaian adalah: pada keadaan Si, kuatkanlah ibu-nya; pada keadaan Se, lemahkanlah anaknya! Dan Titik Pribadi bisa dipakai dalam kedua keadaan itu.



232



Di samping penggunaan secara di atas, titik U Su untuk setiap titiknya mempunyai indikasi tersendiri : Titik Cin - rasa penuh epigastrik Titik Yung - suhu meninggi Titik Su - rasa badan berat dengan ngilu-ngilu persendian Titik Cing ‘ - batuk, sesak serta demam Titik He - diare, Ci Meridian ‘kacau’. Dalam hal di atas ini maka kelainan meridian atau oorgan dengan salah satu gejala yang terlihat dan sesuai dengan indikasi titik-titik U Su di atas, maka titik U Su bersangkutan diambil. Misalnya diagnosis adalah kelainan Paru-paru dan tampak gejala adanya rasa penuh epigastrik, maka diambil Titik Cin Meridian Paru-paru: Titik Sao Sang (1,11). II.



Titik Yen Titik di mana Ci Sejati Cang Fu terpancar ke dalam meridian. Titik Yen



mempunyai nilai diagnostik. Nyeri tekan pada Titik Yen menyatakan adanya kelainan pada organ bersangkutan. Titik Yen pada Meridian Yin adalah sama dengan Titik Su dari U Su meridian bersangkutan. Kedua belas Titik Yen itu adalah : Meridian Paru-paru



Tay Yen (1,9)



Meridian Usus Besar



He Ku (II, 4)



Meridian Lambung



Cung Yang (III, 42)



Meridian Limpa



Tay Pai (IV, 3)



Meridian Jantung



Sen Men (V, 7)



Meridian Usus Kecil



Wan Ku (VI, 4)



Meridian Kandung Kemih



Cing Ku (VII, 64)



Meridian Ginjal



Tay Si (VIII, 3)



Meridian Perikardium



Ta Ling (IX, 7)



Meridian San Ciao



Yang Ce (X,4)



Meridian Kandung Empedu



Ciu Si (XI, 40)



Meridian Hati



Tay Cung (XII, 3)



Melalui Titik Yen dapat dipengaruhi keadaan oorgan. Titik ini bersifat “amforter” dalam arti diberi manipulasi Pu ataupun Sie, ia akan be-reaksi menurut kebutuhannya. III.



Titik Ke Bawah 233







Tiga Meridian Yang Tangan mempunyai keistimewaan: Ci Meridian tidak masuk melalui Titik He (dari U Su) nya ke dalam oorgan bersangkutan, tetapi bersatu dengan Meridian Yang Kaki dan melalui Titik He Bawahnya masuk ke dalam oorgan bersangkutan. Titik He Bawah itu adalah : Meridian Usus Besar



Sang Ci Si (III, 37)



Meridian San Ciao



Wei Yang (VII, 53)



Meridian Usus Kecil



Sia Ci Si (III, 39)



Untuk mempengaruhi ketiga oorgan Yang ini dengan langsung maka di-gunakan Titik He Bawah ini. IV.



Titik Si Yang dimaksudkan dengan Titik Si adalah tempat terdapatnya sela dan kekosongan



dalam tubuh di mana Ci Meridian berkumpul bagaikan dalam parit. Didapati 16 buah Titik Si, yaitu : Meridian Paru-paru



- Kung Cui (I,6).



Meridian Usus Besar



- Wen Liu (II, 7)



Meridian Lambung



- Liang Ciu (III, 34)



Meridian Limpa



- Ti Ci (IV, 8)



Meridian Jantung



- Yin Si (V, 6)



Meridian Usus Kecil



- Yang Lao (VI, 6)



Meridian Kandung Kemih



- Cing Men (VII, 63)



Meridian Ginjal



- Sui Cuen (VIII, 5)



Meridian Perikardium



- Si Men (IX, 4)



Meridian San Ciao



- HuiCung(X, 7)



Meridian Hati



- Cung Tu (XII, 6)



Meridian Yin Wei



- Cu Pin (VIII, 9)



Meridian Yang Wei



- Yang Ciao (XI, 35)



Meridian Yin Ciao



- Ciao Sin (VIII, 8)



Meridian Yang Ciao



- Fu Yang (VII, 59)



Kegunaannya adalah untuk penyakit akut, penyakit bandel (umumnya dalam hal nyeri). V.



Titik Luo 234







Titik permulaan saluran Luo yang mengadakan hubungan antara Meridian Yang dan Meridian Yin, antara luar dan dalam sehingga merupakan sebuah kesatuan yang erat. Seluruhnya ada 15 buah Titik Luo, yaitu : Meridian



Tay Yin Tangan



Paru-paru



Lie Cie (1,7)



Cie Yin



Perikardium



Nei Kuan (IX, 6)



Sao Yin



Jantung



Tung Li (V, 5)



Yang Ming



Usus Besar



Pien Li (II, 6)



Sao Yang



San Ciao



Wai Kuan (X, 5)



Tay Yang



Usus Kecil



Ce Cen (VI, 7)



Tay Yin Kaki



Limpa



Kung Sun (IV, 4)



Cie Yin



Hati



Li Keu (XII, 5)



Sao Yin



Ginjal



Ta Cung (VIII, 4)



Yang Ming



Lambung



Fung Lung (III, 40)



Sao Yang



Kand.Empedu



Kuang Ming (XI. 37)



Tay Yang



Kand.Kemih



Fei Yang (VII, 58)



Meridian



Ren



-



Ciu Wei (XIII, 15)



Meridian



Tu



-



Cang Ciang (XIV, 1)



Luo Besar



TaPao (IV, 21).



Pi Luo (Luo Limpa) VI.



Titik Mu Titik yang merupakan tempat berkumpulnya Ci organ pada daerah ventral,



letaknya sesuai dengan ketinggian letak organ bersangkutan. Paru-paru



- Cung Fu (I,1)



Hati



- Ci Men (XIII, 14)



Kandung Empedu



- Re Ye (XI, 24) ‘ .



Limpa



- Gang Men (XII, 13)



Ginjal



- Cing Men (XI, 25)’



Usus Besar



- Tien Su (III.25)



Perikardium



- Can Cung (XIII, 17)



Jantung



- Ci Cie (XIII, 14).



Lambung



- Cung Wan (XIII, 12)



Usus Kecil



- Kuan Yen (XIII, 4)



SanCiao



- Se Men (XIII, 5)



Kandung Kemih



- Cung Ci (XIII, 3) 235







VII.



Titik Su



Titik di mana Ci organ terpancar, letaknya di bagian belakang tubuh dan sesuai dengan ketinggian letak organ bersangkutan. Paru-paru



- Fei Su (VII, 13)



Perikardium



- Cie Yin Su (VII, 14)



Jantung



- Sin Su (VII, 15)



Hati



- Kan Su (VII, 18)



Kandung Empedu



- Tan Su (VII, 19)



Limpa



- Pi Su (VII, 20)



Lambung



- Wei Su (VII, 21)



SanCiao



- San Ciao Su (VII, 22)



Ginjal



- Sen Su (VII, 23)



Usus Besar



- Ta Cang Su (VII, 25)



Usus Kecil



- Siao Cang Su (VII, 27)



Kandung Kemih



- Pang Kuang Su (VII, 28)



VIII. Titik Dominan Titik yang menguasai jaringan tertentu. Seluruhnya ada delapan buah, yaitu : Cang



- Cang Men (XII, 13)



Fu



- Cung Wan (XIII, 12)



Ci



- Can Cung (XIII, 17)



Sie



- Ke Su(VII, 17)



Tulang



- Ta Su(VII, 11)



Sumsum Tulang



- Sien Cung (XI, 39)



Tendon



- Yang Ling Cuen (XI, 34)



Pembuluh Darah



- Tay Yen (I, 9)



IX.



Titik Induk Meridian Istimewa Delapan buah titik yang mempengaruhi masing-masing sebuah dari delapan buah



Meridian Istimewa. Delapan buah titik merupakan empat buah pasangan yang memiliki indikasi tersendiri (telah dibicara-kan dalam pembicaraan Meridian Istimewa). Meridian Ren



- Lie Cie (I,7) 236







Meridian Tu



- Heu Si (VI, 3)



Meridian Tay



- Cu Lin Ci (XI, 41)



Meridian Cung



- Kung Sun (IV, 4)



Meridian Yin Ciao



- Cao Hai (VIII, 6)



Meridian Yang Ciao



- Sen Mai (VII, 62)



Meridian Yin Wei



- Nei Kuan (IX, 6)’



Meridian Yang Wei



- Wai Kuan(X, 5)



X.



Titik Pertemuan 12 Meridian Umum dan 8 Meridian Istimewa dalam perjalanan meridiannya



mengadakan perpotongan atau pertemuan, di mana dua buah meridian atau lebih saling bertemu, tempat pertemuan itu bila-mana di-”tusuk” maka dapat mempengaruhi meridian-meridian yang melaluinya. Seluruhnya terdapat 101 buah titik pertemuan. Yang penting : Ta Cui(XIV,14)



Titik Pertemuan seluruh Meridian Yang dengan Meridian Tu



San Yin Ciao (IV,6)



Titik Pertemuan 3 Meridian Yin Kaki.



Cung Ci(XIII,3) dan Kuan Yen (XIII.4)



Titik Pertemuan 3 Meridian Yin Kaki dengan Meridian Ren.



Cung fu(I. 1)



Meridian Tay Yin Tangan dengan Tay Yin Kaki



Tien Ce (IX, 1)



Meridian Cie Yin Tangan dengan Cie Yin Kaki



Cing Ming(VII,l)



Meridian Tay Yang Tangan lengan Tay Yang Kaki



Tung Ce Liao



Meridian Sao Yang Tangan lengan Sao Yang Kaki



Ying Siang (II,20)



Meridian Yang Ming Tangan lengan Yang Ming Kaki.



237



BAB 5 PENYEBAB PENYAKIT Seluruh penyebab penyakit dalam Ilmu Pengobatan Cina umumnya dan Ilmu Akupunktur khususnya dibagi dalam 3 golongan besar, yaitu: 1. Penyebab Penyakit Luar (eksogen) 2. Penyebab Penyakit Dalam (endogen) 3. Penyebab Penyakit yang tidak tergolong dalam ad. 1 dan ad. 2. 1. Penyebab Penyakit Luar Yang termasuk dalam golongan ini adalah penyebab penyakit yang datangnya dari luar tubuh, yang masuk ke dalam badan melewati kulit, menyerang sistem meridian, lebih lanjut menyerang Cang Fu. A. Enam Hawa Udara Berbahaya 238



Yang dimaksudkan adalah: angin, dingin, Cu (panas), lembab, kering dan api. Pada batas normal keenamnya itu sebenarnya adalah faktor-faktor yang membantu pertumbuhan dan kelangsungan hidup mahluk-mahluk dalam alam ini, tetapi dalam keadaan di luar batas (berlebihan) disebut sebagai Enam Hawa Udara Berbahaya, karena dapat menyebabkan penyakit dan mengan-cam kelangsungan hidup. a. Angin Penyebab penyakit jenis ini tidak hanya dapat berdiri sendiri tetapi juga dapat menyerang tubuh bersama-sama dengan salah satu faktor penyebab yang lima lainnya. Misalnya dengan dingin membentuk angin dingin; dengan Cu membentuk angin Cu (angin panas, wind heat); dengan lembab membentuk angin lembab; dengan api membentuk angin kering dan dengan api membentuk angin api. Karena itulah maka penyakit yang disebabkan oleh angin banyak sekali. Ciri khas penyakit yang disebabkan oleh angin adalah: demam, berkeringat, sakit kepala, badan berat dan lesu,takut angin dan biasanya keluhan dimulai dari kepala (bagian atas tubuh). Di samping itu ada pula jenis angin dalam yang timbul akibat adanya api riak yang hebat (goyangnya lidah api pertanda adanya angin, makin besar api, makin tampak goyangnya lidah api!) dan kurangnya Sie yang menimbulkan pergerakan angin. Angin dalam ini menimbulkan gejala: pingsan, kejang, vertigo, baal (hilang rasa), paresis fasial dan lain-lain lagi. Jehis ini anginnya timbul dari dalam badan karena itu disebut sebagai angin dalam, dan tidak termasuk dalam golongan Penyebab Penyakit Luar. b. Dingin Penyebab penyakit ini tergolong dalam jenis Yin, karena itu menyerang dan melukai Yang Ci tubuh. Pada saat dingin menyerang Piao tampak gejala: suhu badan meninggi, tidak keluar keringat, sakit kepala, badan terasa ngilu-ngilu/pegal-pegal, takut dingin, nadi mengambang dan cepat. Bila menyerang Luo maka tampak gejala: ngilu-ngilu seluruh persendian, pegal-pegal seluruh otot tendon.



239



Bila masuk ke dalam Gang Fu maka tampak gejala: usus berbunyi, mulas diare. Di samping itu didapat pula jenis dingin dalam sebagai akibat Yang Ci terluka dan menjadi lemah (karena sesuatu sebab yang bukan faktor dingin dari luar) dengan gejala: muntah, mual, diare, kaki tangan dingin, nadi tersembunyi. Jenis dingin ini tidak termasuk dalam golongan Penyebab Penyakit Luar, tetapi seperti halnya angin dalam, perlu untuk diketahui dan untuk membedakannya. c. Cu Cu dicerminkan sebagai heat dalam bahasa Inggris, jadi panas. Sebenarnya yang dimaksud dengan Cu ini adalah hawa udara pada musim panas: Gejala penting untuk penyakit karena Cu ini adalah: sakit kepala, suhu badan meninggi, haus, gelisah, berkeringat, nadi besar dan kosong. Bila Yang Ci terserang faktor dingin (yang terjadi pada musim panas di mana kena angin serta minum yang dingin-dingin waktu malam-malam) akan terlihat gejala: kulit badan panas tinggi, takut dingin, kepala sakit dan berat, perut mulas, mual, muntah. Penyakit ini disebut juga sebagai Yin Cu (Cu jenis Yin). Bila hawa udara sedang panas-panasnya pada musim panas serta melakukan peijalanan jauh atau kerja berat, lalu tiba-tiba pingsan, banyak keluar keringat dingin, kaki tangan dingin, muntah, diare atau sesak dan haus setelah sadar; ini disebut sebagai terkena Cu (Cung Cu, Cung berarti terkena). Apabila Cu bersama-sama dengan lembab menyebabkan gangguan pada usus tampak gejala disentri; bila disertai dengan mual, muntah, kejang disebut sebagai Huo Luan atau kolera, Ada pula yang disebut sebagai Fu Cu yaitu Cu yang tersembunyi, di mana Cu yang telah masuk ke dalam tubuh tidak menimbulkan gejala apa pun, tetapi setelah beberapa waktu lalu misalnya setelah musim berganti, baru tampak gejala: panas dingin seperti pada malaria disertai adanya rasa penuh epigastrik, haus setelah lewat tengah hari, gejala makin parah pada waktu magrib dan keluar keringat serta menjadi ringan pada waktu matahari terbit. d. Lembab Tergolong dalam penyebab penyakit jenis Yin dan bersifat berat dan kotor. 240



Pada umumnya disebabkan karena keadaan lingkungan yang lembab, baju basah berkeringat melekat pada kulit, bekerja dalam air (pekerjaan yang berhubungan dengan air), kehujanan; juga dapat disebabkan karena terlalu banyak makan makanan dan buah-buahan yang bersifat dingin dan terasa manis (yang melukai Limpa dan menyebabkan lembab tak mampu dibuang oleh Limpa, sehingga tertimbun dalam badan dan menyebabkan penyakit). Fenomena yang diakibatkannya dapat dibagi dalam.: Lembab Atas, Lembab Bawah, Lembab Luar dan Lembab Dalam. Gejala Lembab Atas : kepala terasa berat, hidung tersumbat, muka kekuning-kuningan dan sesak. Gejala Lembab Bawah: pembengkakan punggung kaki, urine kemh, tinja berlendir dan leukorea pada wanita. Gejala Lembab Luar: panas dingin, berkeringat, badan lemas dan lelah, sendi linu-linu, edema. Gejala Lembab Dalam: dada penuh, mual, muntah, perut kembung, ikterus dan diare. Bila faktor basah ini datang dari luar (Penyebab. Penyakit Luar) maka dalam gejalanya lebih ‘banyak terlihat adanya kelainan otot, kelainan meridian; sedang bila timbul dari dalam, maka gejala kelainan Cang Fu lebih banyak terlihat. Penyebab penyakit lembab ini dapat pula menyerang tubuh bersamasama dengan penyebab penyakit yang lima lainnya membentuk: basah dingin, basah panas, basah Cu dan sebagainya, e. Kering Dibedakan dalam kering dingin dan kering hangat. Gejala kering dingin: kepala agak sakit, takut dingin, batuk bersin, tak berkeringat, hidung tersumbat. Gejala kering hangat: badan panas, berkeringat, haus, tenggorokan nyeri, dada nyeri, darah dalam riak. Pada keadaan di mana Ci Sie ‘rusak di dalam ‘ atau karena salah makan obat, timbul gejala: banyak keringat, diare, muntah, lalu menyebabkan timbulnya Cin Yi kering maka akan tampak gejala kering: kulit menjadi keriput (akibat turunnya turgor), ekspresi layu, bibir pecah dan kering (gejala Piao); timbul gejala kelainan Limpa Lambung (akibat kekeringan), Siao He (lebih kurang identik dengan diabetes melitus), mudah lapar, mudah haus, hiccup, mual (gejala Tengah ‘) dan gejala kons-tipasi (gejala ‘Bawah ‘). Bila terdapat pula faktor panas mengiringinya maka akan terlihat gejala lumpuh, bila 241



dibarengi oleh angin maka tampak gejala kejang, epilepsi. Semua keadaan ini adalah karena kering akibat ‘terlukanya Cin Yi‘, jadi berbeda dengan kering dingin dan kering hangat, serta tidak termasuk dalam jenis Penyebab Penyakit Luar. f. Api Asal usul api adalah panas. Penyakit akibat api sangat gawat karena api menghanguskan Cang Fu dan mengeringkan Cin Yi. Semua faktor Penyebab Penyakit Luar dapat menyebabkan/menjadi api dalam keadaan tertentu bila terdapat bersama-sama dengan panas. Misalnya: angin panas dengan gejala kedua rriata menatap lurus dan diam, kejang alat gerak dan opistotonus; basah panas yang menyebabkan keringnya Cin I dengan gejala kering dan terbelah-belahnya bibir, lidah dan delirium. Di samping itu bila marah hebat dan terus-menerus (sering) dapat menimbulkan api dalam Hati; mabuk dan terlalu kenyang dapat menim-bulkan api dalam Lambung; pergaulan dalam kamar (koitus) yang melampaui batas dapat menimbulkan api dalam Ginjal; kesedihan yang berle-bihan dan terusmenerus dapat menimbulkan api dalam Paru-paru. Timbulnya api dalam Cang Fu akibat emosi dan lain-lainnya itu tidak termasuk dalam Penyebab Penyakit Luar. B. I Li dan Fu Ci a. I Li Li adalah Ci yang berbahaya dalam alam ini dan I adalah penyakit menular. Dengan I Li dimaksudkan adalah Ci dalam alam ini yang memhahayakan hidup manusia dan bisa menular tanpa memandang usia, jenis kelamin serta tubuh yang besar atau kecil. Terjadinya I Li ini terutama karena : -



Perubahan



istimewa



hawa



udara.



Misalnya



musim



hujan



yang



berkepanjangan, musim kering yang berlarut-larut, angin yang kencang dan berlebihan. -



Keadaan lingkungan yang kotor: Misalnya mayat (mati karena sakit yang lama tak dikubur-kubur), pembuangan kotoran yang tidak pada tempatnya.



242



Dalam golongan ini disebut beberapa penyakit seperti: difteria, cacar, kolera, b. Fu Ci Penyebab penyakit yang tersembunyi untuk sesaat dan menyebabkan sakit bilamana keadaan badan melemah atau salah satu organ fungsinya terganggu (oleh satu dan lain hal). Untuk membedakan dengan sesuatu penyakit karena penyebab penyakit yang baru, patokannya adalah sebagai berikut: pada penyakit baru timbulnya segera dan perjalanan penyakit bertingkat, Waktunya relatif pendek sedangkan pada penyakit, akibat Fu Ci terlihat adanya waktu penderitaan yang lama dan terjadinya langsung berat. Misalnya: panas dalam; pada panas dalam karena Fu Ci akan terlihat gejala panas dalam yang berat dengan gejala ‘penghangusan‘ Cin Yi. 2. Penyebab Penyakit Dalam Yang utama dalam golongan ini adalah tujuh jenis emosi: gembira (semang) marah,-kuatir; melamun berpikir, sedih, takut dan terkejut. Ketujuh jenis perasaan itu sesungguhnya pada batas tertentu adalah perasaan yang normal yang merupakan pencerminan keadaan fungsi organ Cang Fu yang fisiologis, tetapi bila berlebihan dan terus-menerus maka akan menjadi penyebab penyakit dan membahayakan kelangsungan hidup. Pada saat bayi baru dilahirkan ia hanya tahu/mampu menangis, dengan bertambah besar ia bisa tertawa bila melihat ibu, terkejut bila mendengar sesuatu bunyi yang keras. Dengan bertambahnya umur, bertambah pula jenis-jenis perasaannya. Hal itu disebabkan karena sentuhan/hubungan dengan benda-benda dan orang sekelilingya serta peristiwa-peristiwa yang dialaminya bertambah terus. Akibat adanya ingatan-ingatan dan perkiraan akan apa yang akan terjadi maka lahirlah pemikiran. Akibat pemikiran yang terlampau jauh dari kenyataan dan dirasakan tidak dapat terwujud maka timbullah kekuatirah, kegagalan menimbulkan rasa sedih, kebimbangan menghadapi persoalan menimbulkan rasa takut, menghadapi sesuatu yang di luar dugaan menimbulkan rasa terkejut. Orang adalah mahluk bermasyarakat, karena sentuhan dan pergaulan sesamanya perasaannya berubah-ubah mengikuti keadaan, bila perubahan itu dalam: batas tertentu tidaklah menimbulkan penyakit karena normal adanya, tetapi bila berlebih-lebihan dimana 243



mental menerima rangsaagan yang kuat dan intensif maka perubahan patologis fungsi organ Cang Fu dapat timbul karenanya. a. Gembira Gembira, senang dan tertawa adalah sebuah pertanda keadaan Jantung yang positif, berarti bahwa, jalannya Ci lancar serta Ying Wei teratur dan baik. Sebuah manifestasi keadaan normal sehat. Tetapi bila berlebih lebihan maka jalannya Ci Yang teratur dan perlahan itu akan berubah bergolak dan tersebar, sehingga Sen yang tersimpan dalam Jantung.menjadi berantakan. Keadaan Jantung yang lemah akibat gembira yang berlebihan akan lebih tertekan lagi oleh adanya penghinaan dari Ginjal (hubungan U Sing dalam keadaan sakit!) serta adanya kehilangan kontrol terhadap Paru-paru; (Logam) oleh Api. b. Marah Pada keadaan normal rangsangan negatif akan membuat Hati terangsang, Api Hati berkobar, ini menyebabkan aliran Ci Sie berbalik dan naik ke atas serta-bergolak (bergelora), muka menjadi merah; badan bergetar, hal ini yang disebut marah. Pada orang dengan Ci Sie yang kuat (berlebihan) atau: Hati dalam keadaan Se, maka dengan mudah orang itu tersinggung lalu menjadi marah. Timbulnya marah yang berlebihan (biasanya pada orang dengan Ci Sie yarig kuat atau Hati dalam Se) dengan mudah menyebabkan terlukanya Sie, jadi Yin tubuh mudah terluka karenanya. Yin Sie yang terluka menyebabkan Ginjal (Air) tak dapat memelihara Hati (Kayu/ pohon) dengan baik, akibatnya Yin Hati berkurang, selanjutnya menimbulkan Yang Hati bertambah kuat; Api Hati makin berkobar, orang itu jadi makin mudah tersinggung dan makin mudah marah pula; selanjutnya lagi Sie dan Yin tubuh akan makin dirusaknya, Ginjal makin tak memelihara Yin Hati, Yang Hati makin bertambah, Api makin berkobar, marah makin menjadi-jadi dan . .. seterusnya. Di samping Hati maka Kandung Empedu turut mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perasaan marah ini. Mengikuti hubungan peraturan U Sing, organ-organ lain dapat dipengaruhi pula oleh marah ini. c. Kuatir



244



Dalam keadaan kuatir terjadi gangguan peredaran Ci yaitu perjalanannya menjadi lambat. Bila kuatir berlebihan, perjalanan Ci dapat terhenti, tersumbat sehingga tak dapat mengalir lagi, Ci di bawah kekuasaan Paru-paru, Karena itu kuatir mempengaruhi dan dipengaruhi oleh Paru-paru. Pada kuatir yang berlebihan yang terluka terutama adalah Paru-paru dan Limpa. d. Berpikir Keadaan di mana Cing dan Sen berkumpul, menggunakan kecerdikan, akal untuk memecahkan persoalan disebut sebagai Se. Se di samping mempunyai pengertian berfikir juga terkandung arti melamun di mana persoalan yang dihadapi hanya dalam khayal. Yang terluka oleh karena berpikir atau melamun yang berlebihan terutama adalah organ Limpa dan Jantung. e. Sedih Timbul akibat dihadapkan pada keadaan yang mengecewakan, yang menggelisahkan atau akibat luka, sakit, derita dan rasa nyeri. Adanya pertentangan Cing Ci dalam Paru-paru menimbulkan rasa sedih ini. Dan kerja fungsi Jantung dapat menimbulkan pula sedih ini. Kedua organ inilah yang mempengaruhi oleh rasa sedih. Berdasarkan hubungan peraturan U Sing, maka sedih ini dapat pula mempengaruhi Hati serta organ-organ lainnya. Sedih dapat menyebabkan hubungan Perikardium dan Jantung terputus yang memberi gejala adanya perdarahan lewat dubur dan uretra. f. Takut Takut adalah sebuah fenomena akibat adanya ketegangan mental. Rasa takut adalah perasaan seperti berdiri di tepi jurang yang curam, seperti berjalan di atas permukaan yang tipis lunak, seperti jalan di atas permukaan air. Takut adalah perasaan yang dipengaruhi dan mempengaruhi Ginjal. Pada takut yang berlebihan organ yang terkene terutama adalah Ginjal dan Limpa. g. Terkejut Timbul akibat adanya peristiwa yang tidak terduga sebelumnya sehingga terjadi ketegangan jiwa.



245



Terkejut adalah perasaan yang dipengaruhi dan mempengaruhi Ginjal. Terkejut yang berlebihan melukai organ-organ terutama Ginjal dan Jantung. Pada umumnya orang yang mudah terkejut memiliki fungsi Jantung yang lemah. Mudah terkejut disebabkan oleh karena fungsi Jantung yang lemah. Penjelasan ini adalah sebuah hubungan antara Jantung dan Ginjal sebagai Api dengan Api Sejati (Ming Men). Orang dengan Ginjal yang baik berarti pula mempunyai Jantung yang baik, dengan baiknya Jantung, maka Sen menjadi kuat, adanya . Sen yang kuat membuat orang tak mudah dikejutkan oleh sesuatu yang di luar dugaan, orang dapat menjadi tenang. 3. Penyebab Penyakit yang Tidak Tergolong dalam Ad. 1 dan Ad. 2 Dalam golongan ini termasuk : a. Kebiasaan hidup yang tidak teratur (makan-minum, bekerja-istirahat) b. Koitus yang berlebihan c. Luka dan gigitan binatang. a. Kebiasaan Hidup Setelah lahir, kekuatan hidup orang tergantung pada kekuatan Lambung dan Limpa-nya. Dengan Cing Ci yang dihasilkan Lambung serta ditransportasi di bawah pengaruh Limpa, orang tumbuh dan memperta-hankan hidupnya. Ketidakteraturan makan-minum dapat menyebabkan terlukanya Lambung dan Limpa. Pada pemanjaan nafsu makan Lambung menerima makanan-minuman yang berlebihan; setiap kali terjadi hal itu fungsi Lambung terganggu, lama-lama rasa akan makanan-minuman hilang (tawar), perut kembung, nafsu makan hilang dan kelainan defekasi (diare atau konstipasi). Bila terlalu banyak makan yang lezat dan manis-manis maka fungsi Limpa akan terganggu, akibatnya terjadi penampungan lembab, pembentukan riak dan adanya panas, juga fungsi Ginjal akan terluka. Makanan dan minuman yang bersifat dingin melukai Yang Ci, menimbulkan adanya dingin dalam. Terlalu banyak makan yang manis melukai Ginjal, terlalu banyak makan yang asam melukai Limpa, terlalu banyak makan yang pedas melukai Hati, terlalu



246



banyak makan yang asin melukai Jantung (hubungan peraturan U Sing dalam hal rasa). Begitu pula halnya bilamana kekurangan akan terjadi gangguan pula dalam fungsi organ-organ. Jelaslah bahwa makan-minum harus teratur dan dalam batas yang sedang, tidak terlalu sedikit atau kebanyakan, tidak terlalu penuh dengan ‘rasa‘ (pahit, manis, pedas, asin dan asam) juga tidak kekurangan rasa‘ itu. Makanlah secukupnya. Bekerja adalah keharusan manusia hidup. Tidak adanya kerja jadi banyak menganggur akan menghambat peredaran Ci Sie, dapat menimbulkan kelainan; sebaliknya bekerja yang berlebihan akan meletihkan otot dan dapat melukai Limpa, akibatnya akan menjadi lesu, hilang tenaga, malas, segan bicara, bila bergerak sesak napas, gelisah dan tidak dapat tidur. Akibat kelelahan, fungsi Hati pun terganggu karena tendon di bawah kekuasaan Hati. b. Koitus yang tak Teratur Yang dimaksudkan dengan tidak teratur adalah berlebihan. Hal ini menyebabkan terlukanya, Cing, Dan yang dirugikan adalah Yin Ginjal. Gejala utama: kelesuan dan mudah masuk angin (terkena faktor penyebab penyakit lainnya juga), batuk, hemoptoe, ngilu-ngilu tulang belulang, banyak keringat, berdebar, sakit pinggang, lutut lemah, keempat alat gerak tak bertenaga dan dingin, ejakulasio prekoks, ejakulasio nokturnal, impoten, perdarahan rahim. Bila keadaan itu tidak diobati dan koitus tetap berlangsung berlebihan, maka pada suatu sampai pada batas tak dapat disembuhkan lagi c. Luka dan Gigitan Binatang Luka akibat bacokan, jatuh atau tabrakan, gejala utama adalah. pembengkakan, nyeri dan keluar darah atau patah tulang, tak dapat digerakkan, terkilir, adanya pernbekuan darah. Bila penyebab luar ikut masuk lewat luka tersebut, maka-keadaan penyakit. tidak lagi-sederhana, penyakit dapat bertambah berat bahkan membahayakan jiwa. Sebuah contoh: Po Sang Fung (angin luka), gejalanya sesuai dengan tetanus pada Umu Kedokteran Umum. Gigitan binatang; dalam hal ini tidak hanya harus diperhatikan lukanya, tetapi terutama. dititik-beratkan terhadap adanya kemungkinan racun yang mengikuti masuk kedalam tubuh.



247



BAB 6 PENGGOLONGAN SINDROM



Sindrom adalah sekumpulan gejala yang dimanifestasikan oleh kelainan fungsi organ tertentu.



248



Gejala yang dimanifestasikan oleh kelainan fungsi sesuatu organ sangatlah kompleks, akibat adanya jalinan hubungan antara satu organ dengan organ lainnya (hubungan peraturan U Sing), tetapi bagaimanapun kompleksnya gejala-gejala itu terdapat ketentuan-ketentuan yang dapat menggolongkannya ke dalam kelompok tertentu yaitu sindrom tertentu. Dasar pembagian Penggolongan Sindrom ada 5 cara : 1. Penggolongan Sindrom atas dasar kelainan Cang Fu 2. Penggolongan Sindrom atas dasar kelainan Meridian 3. Penggolongan Sindrom 6 Meridian 4. Penggolongan Sindrom Ying, Wei, Ci dan Sie 5. Penggolongan Sindrom San Ciao. Dalam Ilmu Akupunktur di antara 5 cara itu yang umum dipakai adalah cara 1 dan 2; cara 3,4 dan 5 lebih ditujukan pada pengobatan dengan ramuan obat dalam Ilmu Pengobatan Cina. Tetapi dalam Ilmu Akupunktur Penggolongan Sindrom dengan tiga cara itu mempunyai arti untuk dipahami, karena itulah di bawah ini akan dibicarakan kelima cara Penggolongan Sindrom tersebut untuk dipahami. 1. Penggolongan Sindrom Atas Dasar Kelainan Cang Fu a. Sindrom Penyakit Jantung Sindrom Panas Jantung: Keadaan mental



: berbicara tak menentu bagaikan gila, ter tawa dan gembira yang melampaui batas (maniakal).



Keadaan tidur



: tidur terganggu karena gelisah.



Fenomena pada tubuh



: muka merah, haus, banyak minum, urine kuning tua atau merah, muntah darah melena, dada terutama daerah jantung terasa nyeri ditusuk.



Lidah dan nadi



: ujung lidah merah tua dan lidah terasa kaku (berat), nadi cepat.



Sindrom kelemahan Jantung : Keadaan mental



: gelisah, pemurung, mudah lupa.



Keadaan tidur



: tidur nyenyak, mudah terbangun karena terkejut, banyak mimpi yang buruk, misalnya mimpi terbalik-balik. 249







Fenomena pada tubuh



: autoperspirasi (karena Yang Si), keringat malam (Yin Si), emisi seminal, ejakulasio nokturnal, nyeri epigastrik, nyeri iga yang menjalar ke pinggang.



Nadi dan lidah



: nadi kecil dan lemah, lidah merah muda.



b. Sindrom Penyakit Usus Kecil Sindrom Si Dingin : Keadaan daerah perut



:



mulas/nyeri perut bawah, rasa enak bila ditekan,



Miksi dan defekasi



:



miksi jernih, banyak dan sering setelah defekasi menitik darah.



Lidah dan nadi



:



nadi lemah dan kecil, selaput lidah tipis dan putih.



Sindrom Se Panas : Keadaan perut



:



nyeri perut kadang-kadang menjalar ke pinggang dan testis; perut terasa kembung dan lega bila dapat mengeluarkan gas (flatulasi atau terap).



Miksi dan defekasi



:



urine merah, nyeri pada uretra.



Nadi dan lidah



:



nadi cepat dan licin; lidah berselaput kuning kotor, tepi lidah merah.



c. Sindrom Penyakit Paru-Paru Sindrom Dingin (Han) : Gejala utama



: tidak haus, batuk, sesak napas, riak berwarna putih, dan sedikit.



Nadi dan lidah



: nadi mengambang dan tegang (seperti senar gitar) atau licin, lidah berselaput putih dan licin.



Lain-lain



: dada terasa penuh dan nyeri, tidak dapat berbaring.



Sindrom Panas (Re) : Gejala utama



: badan panas, gelisah dan merasa kering, haus, batuk dengan keluar banyak riak, tenggorokan kering dan nyeri, epistaksis.



Nadi dan lidah



: nadi cepat dan besar, selaput lidah kuning dan ujung lidah merah. 250







Lain-lain



: tenggorokan terasa tersumbat, bengkak, dan nyeri (tonsilofaringitis), kadang-kadang bintik-bintik putih pada tenggorokan, kadang-kadang ujung hidung merah.



Sindrom Si : Gejala utama



: kulit kering, suara rendah dan lemahj pernapasan perlahan dan kecil (pendek), takut dingin, dan sering berkeringat dingin, pipi merah.



Nadi dan lidah



: nadi lemah dan kecil atau kecil tapi cepat, lidah berwarna merah muda tanpa selaput atau merah tua.



Lain-lain



: suara serak, rambut mudah tontok, tenggorokan kering, muka pucat dan badan lemah kurus.



Sindrom Se : Gejala umum



: sesak napas dengan pernapasan yang kasar/dalam, dada penuh sering menarik napas dalam, mual, napas pendek, dada penuh dan nyeri.



Nadi dan lidah



: nadi licin dan kuat atau licin dan besar lidah berselaput yang kotor dan tebal.



Lain-lain



: batuk dengan riak yang kental, bau riak busuk, antara belikat terasa linu-linu, banyak keringat.



d. Sindrom Penyakit Usus Besar Sindrom Dingin (Han) : Gejala seluruh badan



: kaki tangan dingin,



Daerah perut



: perut rnulas dengan usus berbunyi.



Miksi dan defekasi



: diare, urine banyak dan jernih.



Lidah dan nadi



: lidah berselaput putih dan licin; nadi tenggelam dan lambat.



Sindrom Panas (Re): Gejala seluruh badan



: bibir berbelah-belah, mulut kering.



Daerah perut



: tidak ada keluhan.



251



Miksi dan defekasi



: konstipasi, pembengkakan daerah anus dan nyeri, kadang-kadang diare dengan bau feses yang busuk sekali, miksi sedikit dan merah.



Lidah dan nadi



: selaput lidah kuning dan kering, nadi cepat.



Lain-lain



: hemoroid



Sindrom Si : Gejala seluruh badan



: prolapsus ani dan sukar dikembalikan, alat gerak terasa dingin.



Daerah perut



: perut lemah dan lunak dindingnya.



Defekasi



: diare yang kronis.



Lidah dan nadi



: lidah licin dan lunak, selaput sedikit; nadi kecil dan cepat.



Sindrom Se : Gejala seluruh badan



: demam (panas dingin), keringat banyak.



Daerah perut



: nyeri perut dan tak mauditekan (bila ditekan tambah nyeri), buang air besar tak tertahan dan terasa berat sekitar anus setelah defekasi, atau nyeri daerah perut bawah.



Miksi dan defekasi



: konstipasi atau melena dengan lendir (pus).



Lidah dan Nadi



: lidah kering dan kotor berwarna kuning selaputnya; nadi tenggelam, atau kuat, licin, dan-cepat.



e. Sindrom Penyakit Limpa Sindrom Dingin (Han): Gejala seluruh badan



: bibir pucat, alat gerak dingin, kulit berwarna kuning gelap atau bengkak. Daerah perut : nyeri perut terusmenerus.



Makan minum



: tidak dicerna dengan baik.



Miksi dan defekasi



: diare.



Nadi dan lidah



: nadi tenggelam dan lambat, lidah kotor dan berwarna putih selaputnya.



Sindrom Panas (Re): 252



Gejala seluruh badan



: bibir merah, kulit ikterik.



Daerah perut



: perut kadang-kadang nyeri kadang-kadang tidak.



Defekasi dan miksi



: urine kuning tua kemerah-merahan.



Napsu makan



: sangat napsu makan (besar sekali).



Nadi dan lidah



: nadi cepat, lidah berselaput kuning tipis.



Lain-lain



: kadang kadang terasa manis di lidah.



Sindrom Si : Gejala seluruh badan



: ekspresi muka kekuning-kuningan dan layu, bibir kering dan kurus, kadang-kadang bengkak, alat gerak dingin.



Daerah perut



: senang ditekan.



Napsu makan



: makanan tidak dicerna dengan baik,



Miksi dan defekasi



: diare.



Nadi dan lidah



: lemah dan perlahan; lidah pecah dan licin.



Lain-lain



: banyak riak dan suka tidur.



Sindrom Se : Gejala seluruh badan



: badan terasa berat, daerah dada tidak bebas, napas tertahan, kadang-kadang badan terasa pegal-pegal.



Daerah perut



: perut kembung dan nyeri.



Napsu makan



: mudah lapar.



Defekasi dan miksi



: keduanya tidak lancar.



Nadi dan lidah



: nadi tenggelam dan licin, lidah kering dan berselaput kuning.



f. Sindrom Penyakit Lambung Sindrom Dingin : Gejala utama



: daerah epigastrium terasa penuh/kembung dan nyeri yang lerus-menerus, muntah dengan cairan jernih; alat gerak dingin; rasa nyeri yang timbul merasa enak bila ditekan.



253



Nadi dan lidah



: Kuan kanan dari nadi yaitu daerah Lambung, tenggelam dan lambat; lidah licin dengan selaput putih.



Sindrom Panas: Gejala utama



: haus banyak minum, mudah lapar, kadang-kadang terdapat bau busuk dalam mulut, sakit gigi, gusi bengkak atau berdarah.



Nadi dan lidah



: licin dan cepat nadinya, lidah merah dan kering.



Sindrom Si: Gejala utama



: pencernaan



tidak



baik,



daerah



epigastrium



penuh/kembung, sering terap, tak ada napsu makan, bibir dan lidah pucat, diare. Nadi dan lidah



: Kuan kanan dari nadi lemah dan lembek, lidah pucat dengan selaput yang sedikit.



Sindrom Se : Gejala utama



: daerah epigastrium penuh dengan sakit, muntah dengan cairan yang asam, konstipasi.



Nadi dan lidah



: nadi besar dan kuat, selaput lidah kuning dan tebal.



g. Sindrom Penyakit Hati Sindrom Se : Gejala utama



: mudah marah, dada penuh dan nyeri, rasa nyeri merambat ke daerah perut (terutama daerah lateral), muntah dengan cairan asam, alat gerak kejang, opistotonus, vertigo dan tuli.



Nadi dan lidah



: nadi tegang bagaikan senar gitar serta bertenaga; lidah merah tua, selaput kuning kotor.



Sindrom Si : Gejala utama



: telinga berbunyi, vertigo, penglihatah kabur, kejang, badan terasa tebal (baal, pares-tesia), kuku layu dan keriput, kepala pu-sing bagaikan mau terbalik. 254







Nadi dan lidah



: nadi tegang, kecil, dan lemah; lidah merah tua, basah dan tidak terdapat selaput.



Sindrom Panas: Gejala utama



: mata merah, bengkak dan sakit, banyak air mata, mulut pahit, mulut kering, gelisah, tak dapat tidur, alat kelamin sakit, hematuria.



Nadi dan lidah



: nadi cepat dan tegang bagaikan senar gitar, lidah berwarna merah.



Lain-lain



: batuk, tulang belulang terasa panas, ngilu.



Sindrom Dingin : Gejala utama



: kejang (kram), skrotum terasa neyeri, hernia, nyeri daerah perut bawah, muntah, mual dan berliur banyak.



Nadi dan lidah



: nadi tenggelam dan tegang serta lambat, lidah berselaput kehijau-hijauan licin dan berwarna putih.



h. Sindrom Penyakit Kandung Empedu Sindrom Dingin : Gejala utama



: insomnia, kepala pusing, muntah-muntah.



Nadi dan lidah



: nadi lambat; lidah licin tapi kotor.



Gejala campuran (dengan Sindrom Penyakit Hati)



: dada penuh sesak.



Sindrom Panas : Gejala utama



: dada sesak, gelisah, mulut pahit, mual, muntah dengan cairan pahit, tidur tidak nyenyak.



Nadi dan lidah



: nadi tegang dan cepat, lidah berselaput kuning dan kotor.



Gejala campuran



: mata berkunang-kunang, vertigo, nyeri iga, tuli, mudah marah, ikterus, panas dingin yang sering kambuh.



255



Sindrom Si : Gejala utama



: kepala pusing, gelisah, insomnia, sering menarik napas dalam-dalam.



Nadi dan lidah



: nadi tegang dan kecil (halus); lidah merah tua, kadang-kadang dengan selaput berwarna kuning.



Gejala campuran



: mudah marah, nyeri dan sesak dada.



i. Sindrom Penyakit Ginjal Sindrom Yin Si : Gejala utama



: pengeluaran cairan seminal, pinggang sakit; atau pinggang pegal linu, kaki lemas, telinga berbunyi (tinitus),



tuli,



kepala



pusing



(vertigo),



mata



berkunahg-kunang. Nadi dan lidah



: nadi kecil dan eepat; lidah merah, sedikit selaput.



Lain-lain



: batuk, hemoptoe, keringat malam, panas waktu sore-malam.



Sindrom Yang Si: Gejala utama



: pengeluaran cairan seminal, impotensi pinggang dan tungkai terasa dingin, tungkai lemas, bengkak, kadang-kadang dengan diare waktu subuh/pagi, daerah perut kembung, kedua tungkai dingin, sesak napas dan berbunyi,



Nadi dan lidah



: nadi lambat dan tenggelam serta kosong/kurang; lidah hitam dan licin atau lunak besar dan gemuk.



Lain-lain



: banyak minum dan banyak miksi (Sen Siao, jenis diabetes; jenis yang lain: Fei Siao, Ke Siao); muka kehitam-hitaman (bukan warna kulit aslinya).



j. Sindrom Penyakit Kandung Kemih Sindrom Si Han :



256



Gejala Utama



: banyak



kencing



tapi



urine



sedikit,



atau



inkontinensia urine atau enuresis; warna urine jernih. Lain-lain



: bengkak.



Sindtom Se Re : Gejala utama



: miksi tidak lancar dan sedikit, atau sama sekali tak dapat kencing, pada saat miksi terasa nyeri tak tertahan;



urine



berwarna



merah,



keruh



atau



bernanah dan darah atau berpasir. Lain-lain



: daerah perut bawah nyeri dan kembung/penuh.



k. Sindrom Penyakit San Ciao Sang Ciao : Sindrom Si Han : Gejala utama



: mental tidak tenang, napas pendek bagaikan tak bersambungan, suara sesak.



Lain-lain



: sesak napas.



Sindrom Se Re : Gejala utama



: dada terasa penuh, dahi berkeringat, lidah kering, tenggorokan bengkak, napas sesak.



Cung Ciao : Sindrom Si Han : Gejala utama



: perut mulas dan sakit, diare. perut kembung dan senang ditekan.



Lain-lain



: makanan minuman tak dicerna baik.



Sindiom Se Re : Gejala utama



: miksi dan defekasi tidak lancar,kadang-kadang hematuria dan melena, badan bengkak.



I.



Sindrom Penyakit Perikardium



257



Sindrom Penyakit Perikardium sama dengan Penyakit Jantung. Perikardium berfungsi sebagai wakil dari Jantung dalam keadaan fisiologis dan patologis. 2. PENGGOLONGAN SINDROM ATAS DASAR KELAINAN MERIDIAN a. Sindrom Kelainan Meridian Paru-paru Gejala utama adalah



:



Dada terasa penuh, sesak dan batuk-batuk. Bilamana faktor dingin menyerang kulit, Wei Ci bertempur dan terikat di luar, maka terlihat berkeringat dan panas dingin. Bilamana angin panas menyerang meridian maka terlihat: nyeri pada daerah supraklavikuler, bahu, lengan atas turut nyeri dan seterusnya mengikuti perjalanan Meridian Paru-paru.



b. Sindrom Kelainan Meridian Usus Besar Gejala utama adalah



:



Sakit gigi, sakit tenggorokan, pembengkakan leher, mata kuning (ikterik), muhit kering, pundak depan nyeri bahu, nyeri ibu jari, nyeri telunjuk.



c. Sindrom Kelainan Meridian Lambung Gejala utama



:



adalah Badan panas dengan ventral lebih tinggi suhunya, nyeri hidung, epistaksis, sakit gigi, paresis/



paralisis



tenggorokan,



fasialis,



nyeri/sakit



pembengkakan



leher,



pembengkakan dan nyeri lutut, sepanjang meridian dari lipat paha ke bawah nyeri. d. Sindrom Kelainan Meridian Limpa Gejala utama adalah



:



Akar lidah kaku dan nyeri, badan tidak dapat digerakkan, tidak dapat tidur, pembengkakan pada paha-lutut bagian dalam, ibu jari kaki tak dapat digerakkan.



e. Sindrom Kelainan Meridian Jantung Gejala utama adalah



:



Lidah kaku tak dapat bicara, tenggorokan kering, gelisah (dalam dada), nyeri jantung, dada penuh dan nyeri, nyeri atau rasa dingin 258







merambat ke lengan bagian dalam, telapak tangan panas dan nyeri. f. Sindrom Kelainan Meridian Usus Kecil Gejala utama adalah



:



Nyeri kuduk, nyeri dagu, nyeri pipi, kepala tak dapat menengok ke belakang (tortikolis), leher, pundak, bahu. siku dan seterusnya mengikuti jalannya



meridian



terasa



nyeri,



nyeri



sedemikian rupa seolah-olah terasa pundak dicabut, lengan patah, g. Sindrom Kelainan Meridian Kandung Kemih Gejala utama adalah



:



Gejala ‘masuk angin’, keluar air mata, ikterik, sakit kepala, mata bagaikan copot, leher bagaikan dicabut, pinggang bagaikan patah, sendi pinggul sulit digerakkan, lipat lutut bagaikan terikat, betis bagaikan pecah, jari kaki tak dapat digerakkan/tak berasa.



h. Sindrom Kelainan Meridian Ginjal Gejala utama adalah



:



Mulut terasa panas, lidah kering, tenggorokan bengkak dan nyeri, batuk berdarah, gelisah, tulang belakang terus ke bokong terasa nyeri, telapak kaki panas dan nyeri.



i. Sindrom Kelainan Meridian Perikardium Gejala utama adalah



:



Telapak tangan (tengah-tengah) terasa panas, lengansiku kejang, bawah ketiak bengkak, dada penuh, nyeri jantung, gelisah, muka merah, tertawa tak menentu.



j. Sindrom Kelainan Meridian San Cia Gejala utama adalah



:



Telinga berbunyi (tinitus), tuli, tenggorokan kering, nyeri tenggorokan, sudut mata nyeri, pipi bengkak; depan telinga, belakang telinga, pundak, bahu, lengan luar terasa nyeri, jari IV dan sakit/tak dapat digerakkan.



259



k. Sindrom Kelainan Meridian Kandung Empedu Gejala utama



:



adalah Adanya panas dingin. Kelainannya punsama yaitu mengikuti jalannya meridian: iga nyeri, nyeri daerah supraklavikuler, nyeri daerah bawah ketiak, sakit kepala daerah temporal, nyeri telinga, tinitus, tuli, telapak kaki daerah jari IV dan V tak dapat dipakai/nyeri/tak berasa.



l. Sindrom Kelainan Meridian Hati Gejala utama adalah



:



Sakit kepala, mata merah, telinga terasa bagaikan tersumbat, pipi bengkak, iga nyeri, hernia, ,nyeri daerah pelvis, pengerutan testis.



Sindrom Kelainan Meridian Istimewa m. Sindrom Kelainan Meridian Ren Gejala utama adalah



:



Pada laki-laki hernia, pada wanita leukorea, penggumpalan benda (tumor) dalam daerah pelvis.



n. Sindrom Kelainan Meridian Tu Gejala utama adalah



:



Tulang belakang kaku, opistotonus.



o. Sindrom Kelainan Meridian Cung Gejala utama adalah



:



Merasakan sesuatu (Ci) menyerang ke daerah pelvis, perut terasa nyeri hebat dengan tiba-tiba.



p. Sindrom Kelainan Meridian Tay Gejala utama adalah



:



Perut terasa kembung, pinggang terasa baal (anestesia), perasaan bagaikan tergenang dalam kolam setinggi pinggang. Pada wanita didapat pula kelainan menstruasi, ieukorea.



q. Sindrom Kelainan Meridian Yin Ciao Gejala utama adalah



: Banyak tidur. Selalu mengantuk (akibat Yin kuat. Yang lemah). Mat gerak bagian dalam kaku kejang.



r. Sindrom Kelainan Meridian Yang Ciao Gejala utama adalah



: Tidak dapat tidur (insomnia). Mat gerak bagian luar kaku kejang. 260







s. Sindrom Kelainan Meridian Yin Wei Gejala utama adalah



: Nyeri sekitar jantung.



t. Sindrom Kelainan Meridian Yang Wei Gejala utama adalah



: Demam.



3. PENGGOLONGAN SINDROM 6 MERIDIAN Penggolongan Sindrom jenis ini ditujukan pada kelainan akibat serangan Penyebab Penyakit Luar. Dibagi dalam :



Sindrom Meridian Tay Yang Sindrom Meridian Sao Yang Sindrom Meridian Yang Ming Sindrom Meridian Tay Yin Sindrom Meridian Sao Yin Sindrom Meridian Cie Yin



Pembagian ini terutama didasarkan pada sifat-sifat penyakit di mana dibedakan pertama-tama dalam jenis Yin dan Yang. Pada saat penyakit baru timbul, daya tahan tubuh masih kuat, terlihat masih bersemangat, ada kekuatan jenis ini digolongkan dalam Yang. Penyakit Yang ini dibagi dalam tiga derajat: Tay Yang, Sao Yang dan Yang Ming. Bilamana dipandang dari keseluruhan Yang ini, maka Tay Yang berjenis Piao, Yang Ming berjenis Li (Dalam) dan Sao Yang diantaranya yaitu Pan Piao Pan Li (setengah Piao setengah Li). Pada saat daya tahan tubuh telah meletnah, terlihat gejala adanya kelemahan maka penyakit digolongkan dalam jenis Penyakit Yin. Jenis ini dibagi pula dalam tiga derajat yaitu : Tay Yin, Sao Yin dan Cie Yin. Bilamana dipandang keseluruhan jenis Yin ini maka Tay Yin termasuk Li, Cie Yin termasuk Piao dan Sao Yin di antaranya (Pan Piao Pan Li, setengah Piao setengah Li). Jelaslah bahwa Sindrom Enam Meridian ini memberikan gambaran perjalanan penyakit yang diakibatkan oleh faktor Penyebab Penyakit Luar. a. Sindrom Tay Yang Disebut juga sebagai Sindrom Piao. Penyebab penyakit baru menyerang pada Piao (luar, permukaan). Gejala utamanya adalah panas, takut dingin, sakit kepala dan nadi mengambang.



261



Penyebab penyakit umumnya adalah angin dan dingin, pada saat penyebab luar dengan Wei Ci bergulat terjadilah gejala utama di atas itu. Karena Wei Yang terikat dalam pergulatan dengan penyebab luar, maka timbullah rasa takut dingin, dan terjadinya pergulatan Wei Ci dengan penyakit luar itu menimbulkan panas. Penyebab luar masuk dan mengikat Ci dalam Meridian Tay Yang, maka timbullah rasa sakit kepala. Dan gejala nadi mengambang adalah akibat pencerminan Ci Badan (Cen Ci



daya tahan) timbul pada Piao menempur



penyebab luar. Kumpulan gejala utama tersebut di atas disebut sebagai Sindrom Tay Yang. Disebabkan kondisi tubuh berlainan di mana pengaturan pertahanan (daya tahan) tubuh berlainan pula maka Sindrom Tay Yang ini dibagi dalam jenis Piao Si dan Piao Se. Bilamana takut dingin, tak berkeringat, nadi cepat (jadi mengambang dan cepat) disebut sebagai Piao Se, nama lain adalah Sang Han atau 'luka dingin' atau pilek. Bilamana takut dingin, banyak keringat, nadi lambat (jadi lambat dan mengambang) disebut sebagai Piao Si, nama lain adalah Cung Fung atau'masuk angin'. Di samping ini terdapat pula jenis ketiga, di mana terdapat penyebab penyakit panas. Gejalanya disertai pula dengan adanya rasa haus, nadi cepat (jadi cepat dan mengambang), rasa takut dingin sedikit atau sama sekali tak ada. b. Sindrom Yang Ming Bilamana penyebab penyakit masuk dari luar sampai ke dalam Lambung dan Usus Besar, terjadilah Sindrom Yang Ming. Gejala utamanya adalah; panas tinggi, banyak keringat, takut panas, haus serta nadi besar. Dalam hal ini faktor dingin (Han) dan angin telah menjadi panas dalam. Setelah penyebab penyakit masuk ke dalam, maka Piao tidak lagi diikat oleh penyebab penyakit itu, maka tidak lagi takut dingin, malah sebaliknya takut panas. Karena panas dalam, terjadi penguapan cairan (ke luar), menimbulkan banyak keringat. Karena panas menyebabkan Cin I terluka, maka timbul rasa haus dan nadi besar. Inilah gejala Sindrom Yang Ming yang disebut juga sebagai Sindrom Li Re Se (Dalam Panas Se). Dibagi dalam dua jenis: Sindrom Meridian dan Sindrom Fu. Yang dimaksud dengan Sindrom Meridian adalah gejala yang ditimbulkan oleh penyebab 262



penyakit (panas) yang tak berbentuk itu, menyebar di dalam dan di luar, sisa makanan dalam usus belum terbentuk tinja kering. Pada Sindrom Fu selain panas hebat, di dalam Li panas telah mengumpul dan dalam usus telah terjadi penyumbatan oleh tinja kering. Gejala dari Sindrom Meridian: panas tinggi, keringat banyak keluar bagaikan dipanggang, gelisah. haus, suka yang dingin-dingin, nadi besar atau mengambang licin. Pada Sindrom Fu selain gejala-gejala di atas terdapat pula: konstipasi, kembung, mulas sakit perut, delirium bahkan penurunan kesadaran, nadi tenggelam dan besar. c. Sindrom Sao Yang Sao Yang merupakan peralihan antar Tay Yang dan Yang Ming, penyebab penyakit terletak di antara luar dan dalam (Tay Yang luar, Yang Ming dalam), disebut sebagai Sindrom setengah Luar setengah Dalam. Gejala-gejalanya



adalah:



mulut



terasa



pahit,



tenggorokan



kering,



penglihatan berkunang-kunang (berputar), panas dingin yang sering kambuh, dada penuh, gelisah, mulas, dan tak ada nafsu makan, nadi bagaikan senar gitar (keras, tegang). Mulut terasa pahit, mual, tak nafsu makan, merupakan gejala dari panas dalam Lambung dan Kandung Empedu; kerongkongan/tenggorokan kering, pertanda Cin I terserang panas (terlukanya Cin dalam hal Yang Ming lebih berat). Vertigo, pandangan berkunang-kunang akibat Api Kandung Empedu dan adanya demam yang hilang timbul akibat pergulatan penyebab luar dengan daya tahan tubih; nyeri dan sesak dada akibat dari penyebab luar menyerang Meridian Kandung Empedu. Karena ia merupakan bentuk peralihan, maka sering Sindrom ini bercampur dengan Sindrom Tay Yang atau dengan Sindrom Yang Ming. d. Sindrom Tay Yin Sindrom Tiga Yin pada umumnya berbejituk Si, tidak terdapat suhu badan yang tinggi. Sindrom Tay Yin yang utama adalah badan tidak panas, kaki tangan hanya hangat, perut terasa penuh dan mual, makanan tidak tertelan, ' diare dengan mulas, tidak ada haus, nadi lambat dan rendah. Gejala-gejala yang termasuk dalam Si Han Se (kosong, dingin, basah) dari Lambung dan Limpa. Disebabkan karena Yang Limpa kurahg/(lemah), maka air serta lembab (Se) tidak dapat 263



ditransportasi dengan baik, terlihatlah: tidak adanya haus, diare, mual. Ci karena tidak ditransportasi dengan baik, mengumpul dan menyebabkan adanya perut kembung (penuh) dan mulas. Sindrom Tay Yin ini bertolak belakang dengan Sindrom Yang Ming, Sindrom Tay Yin jenis Si. Sindrom Yang Ming jenis Set, yang satu Yin yang lainnya Yang. e. Sindrom Sao Yin Gejala utama adalah: nadi lemah dan kecil, mengantuk saja, takut dingin, alat gerak dingin, diare dan urine putih. Gejala akibat dari Yang Ci Jantung dan Ginjal lemah (kosong Si) yang memanifestasikan Sindrom Si Han seluruh tubuh. Timbulnya takut dingin, alat gerak dingin, Li Han (Han dalam) menimbulkan diare, nadi lemah dan kecil. Gejala-gejala itu akibat dari Yang Ci yang kosong (lemah Si) maka Yin menjadi relatif kuat (berlebihan) hingga terjadilah bentuk Sindrom Han. Di samping itu ada lagi Yin Si yang menimbulkan panas (Re), terlihat fenomena patologis: gelisah, tidak dapat tidur, timbul diare, tenggorokan sakit, dada penuh. Yin Si mengakibatkan timbulnya Api Jantung yang bertambahtambah, timbul gejala gelisah, tak dapat tidur, Yin I (I dari Cin I, Yang Cin Yin I) melemah, timbul diare, naiknya Api menimbulkan juga tenggorokan sakit, dada penuh. Jadi harus diperhatikan bahwa dalam Sindrom Sao Yin ini terdapat keadaan Si dari Yang dan Si dari Yin; organ yang tersangkut adalah Jantung dan Ginjal, f. Sindrom Cie Yin Cie Yin merupakan Yin terakhir, juga merupakan batas terakhir dari pergulatan antara daya tahan tubuh dengan penyebab penyakit. Di mana karena daya tahan tubuh tidak lagi kuat; Yin Yang tidak lagi teratur, maka gejala yang timbul adalah campuran dari Sindrom Han (dingin) dan Sindrom Re (panas). Tak henti-hentinya haus, dada terasa sesak, nyeri dan panas sekitar jantung atau epigastrium; lapar tanpa ada nafsu makan, kadang-kadang muntah dengan mengeluarkan cacing. Sebuah Sindrom Atas Panas Bawah Dingin. Bila dalam sindrom ini didapat adanya pertambahan gejala dari Han (dingin), berarti penyakit makin berat; bilamana gejala Re bertambah berarti daya tahan tubuh pulih kembali. 264



Penjalaran Sindrom Enam Meridian dan Hubungannya Satu dengan yang Lain: Penjalaran dari luar ke dalam. dari Tay Yang, Sao Yang, Yang Ming lalu Tay Yin, Sao Yin dan akhirnya Cie Yin, adalah penjalaran umum, disebut penjalaran/pemindahan teratur. Terjadinya penjalaran ini akibat daya tahan yang tak mampu melawan penyebab luar masuk. Dalamnya penjalaran tergantung dari dangkal-dalamnya penyebab luar masuk dan kuat lemahnya daya tahan tubuh. Penjalaran Melompat: Penjalaran tidak mengikuti urutan tetapi meloncati satu atau dua urutan meridian. Misalnya: Sindrom Tay Yang meloncat langsung men-jadi Sindrom Yang Ming atau menjadi Sindrom Tay Yin. Hal ini disebabkan terlalu kuatnya penyebab penyakit dan lemahnya daya tahan tubuh. Langsung Masuk : Terjadinya penyakit yang tanpa melalui lagi Sindrom Yang tetapi penyebab luar itu langsung masuk ke dalam Meridian Yin dan menimbulkan penyakit Yin (Sindrom Yin Meridian). Misalnya dalam hal dengan tiba-tiba timbul diare, muntah-muntah, kaki tangan dingin, perut mulas, kencing tidak lancar, tidak ada haus; Sindrom Tay Yin dan Sao Yin. Terjadi karena daya tahan tubuh yang sangat lemah. Sindrom Campuran: Didapati dua atau lebih sindrom bersama-sama. Timbulnya bersama-sama ini bukan karena penjalaran, tetapi bersamaan. Sindrom Ikutan: Di mana sebuah sindrom belum habis penjalarannya ke sindrom yang lain. Pada umumnya penjalaran penyakit dari satu meridian ke meridian lain; hanya pada keadaan di mana Sindrom sebuah Meridian belum habis (hilang) lalu ada penjalaran dan timbul Sindrom Meridian berikutnya, ini disebut sebagai Sindrom Ikutan. Penjalaran dari Sindrom Yang Ming ke Sindrom Yin Meridian yaitu penjalaran dari luar ke dalam, mencerminkan bertambah beratnya penyakit. Bila terjadi penjalaran dari dalam ke luar, yaitu dari Sindrom 3 Yin menjadi Sindrom 3 Yang, berati penyakit berangsur sembuh. Dengan pembicaraan ini jelaslah bahwa dalam Sindrom Enam Meridian ini terdapat suatu peraturan tertentu dalam penjalarannya dan penjalaran itu tidaklah selalu tetap, tetapi bervariasi. Pada Sindrom Enam Meridian ini dapat dilihat bahwa pada penjalaran penyakitnya, setiap derajat perubahan memiliki 265



gejala-gejala tertentu yang dapat dinilai tergolong dalam sindrom yang mana. Ini merupakan suatu pegangan dalam diagnosis dan terapi. 4. PENGGOLONGAN SINDROM YING WEI CI SIE Penggolongan Sindrom dalam golongan ini dan Penggolongah Sindrom San Ciao sebenarnya adalah perkembangan dari Penggolongan Sindrom Enam Meridian dan merupakan pelengkap dari kekurangan Sindrom Enam Meridian itu. Sindrom Yang, Wei, Ci dan Sie merupakan empat derajat beratnya penyakit. Yang paling dangkal adalah Sindrom Wei, lalu Sindrom Ci, menyusul kemudian Sindrom Ying dan yang paling dalam adalah Sindrom Sie, empat derajat sindrom yang menimbulkan ini adalah penyebab luar. a. Sindrom Wei Gejala utama



: Suhu badan meninggi, sedikit takut dingin, berkeringat atau tidak, sakit kepala, seluruh badan linu-linu (sakit), hidung tersumbat, suara menjadi berat (serak), batuk dan nafsu makan menurun, selaput lidah putih tipis, nadi mengambang. Ini merupakan Sindrom Piao.



b. Sindrom Ci Gejala utama



: Tidak takut dingin, sebaliknya takut panas, haus, urine berwarna kuning tua, banyak keringat, mual dan muntah, perut kembung dan mulas, konstipasi atau diare, dubur panas (pedas), delirium. Selaput lidah dari putih menjadi kuning dan kering; nadi besar, licin dan cepat, atau tenggelam, besar dan kuat. Pada sindrom ini tidak terlihat adanya Sindrom Piao, panas dalam telah dibentuk.



c. Sindrom Ying Gejala utama



: Gelisah, kesadaran menurun, insomnia, lidah merah tua. nadi cepat dan kecil. Urine sedikit, sakit (nyeri) serta panas pada saat miksi, hematuria, bibir pecah-pecan, mulut kering dan minum pun tak banyak.



d. Sindrom Sie Gejala utama



: Kesadaram menurun, 'gila', kejang-kejang, bercak-bercak merah pada kulit, muntah darah, meleha, lidah merah tua, nadi kecil atau cepat, dan tegang seperti senar gitar. 266







5. PENGGOLONGAN SINDROM SAN CIAO Penggolongan Sindrom San Ciao tidak hanya mencerminkan derajat beratnya penyakit, tetapi juga memperlihatkan keseluruhan perjalanan penyakit. Pada umumnya penyebab luar pertama masuk badan, menimbulkan Sindrom Sang Ciao (Ciao Atas), selanjutnya Cung Ciao (Ciao Tengah) dan bilamana telah menjadi Sindrom Sia Ciao (Ciao Bawah) penyakit telah menjadi gawat. a. Sang Ciao



: Sindrom Tay Yin Tangan Paru-paru yaitu sakit kepala, sedikit takut dingin dan angin, badan panas, berkeringat, haus atau tidak haus dengan batuk, nadi tidak cepat dan tidak pula larnbat. Bila menjalar ke Perikardium maka menimbulkan. Sindrom Perikardium, Cie Yin Tangan yaitu lidah menjadi merah, gelisah, haus, kesadaran menurun, insomnia dan Iain-lain gejala dari kelainan Perikardium.



b. Cung Ciao



: Yang terutama adalah merupakan Sindrom: Yang Ming Kaki Lambung: badan panas, takut panas, muka merah, napas sesakj konstipasi, poliuria, mulut kering dan haus, selaput lidah kuning tua ,atau hitam berduri-duri, nadi besar. Tay Yin Kaki Limpa: badan panas sekali, lewat tengah hari semakin panas, kesadaran menurun, selaput lidah putih kotor, nadi lambat, kepala terasa membengkak dan berat, dada penuh, tak ada nafsu makan, mual dan muntah-muntah, miksi tak lancar, defekasi pun demikian pula (diare).



l.



Sia Ciao



:



Terutama merupakan Sindrom : Sao Yin Kaki Ginjal : waktu siang penyakit terasa lebih ringan, pada waktu malam gelisah, mulut kering tapi tidak mau minum, kerongkongan/tenggorokan nyeri dan kering, diare, dan tirnbul bisul pada tenggorokan, hal ini menyebabkan tak dapat bersuara, telapak kaki dan tangan panas, urine sedikit dan berwarna merah.



267



Cie Yin Kaki Hati: panas dan dingin saling berganti, gelisah, dan pada sekitar jantung terasa panas dan sakit, mual dan muntah-muntah, sakit kepala, perut kosong tetapi tidak berselera untuk makan, kejang kejang dan bibir tirnbul bisul-bisul (stomatitis), diare dan rasa berat sekitar anus, terjadi pengerutan skrotum, perut mulas dengan sakit yang hebat dan tuli. Perubahan dan penjalaran dari sindrom-sindrom ini tak banyak berbeda seperti halnya dengan Sindrom Enam Meridian. Penggolongan Sindom Enam Meridian, Sindrom Ying, Wei, Ci Sie dan Sindrom San Ciao dalam pemakaiannya untuk penegakan diagnosis tidaklah berdiri sendiri, tetapi hendaknya setiap jenis sindrom dimengerti dasar dan keistimewaannya serta gejala-gejala utamanya, sehingga dapat dipergunakan dengan tepat serta menguasai keadaan penyakit yang dihadapi sekali pun didapati gejala penyakit yang beraneka ragam.



BAB 7 DELAPAN DASAR DIAGNOSIS Dalam proses penegakan diagnosis, setelah dikumpulkan data-data maka dilakukan penggolongan dalam delapan buah sindrom yang disebut sebagai Delapan Dasar Diagnosis, Delapan Dasar Diagnosis itu adalah: Yin, Yang, Luar, Dalam, Dingin, Panas, Si dan Se. Delapan Dasar Diagnosis ini sesungguhnya hanyalah dua Dasar Diagnosis saja, yaitu Dasar Diagnosis Yin dan Dasar Diagnosis Yang. Keenam dasar diagnosis lainnya merupakan diferensiasi dari kedua dasar diagnosis Yin dan Yang. Dasar Diagnosis Yin didiferensiasikan menjadi Dasar Diagnosis Dalam, Dasar Diagnosis Dingin dan Dasar



268



Diagnosis Si; Dasar Diagnosis Yang didiferensiasikan menjadi Dasar Diagnosis Luar, Dasar Diagnosis Panas dan Dasar Diagnosis Se. Kumpulan gejala penyakit yang tergoiong dalam suatu Dasar Diagnosis disebut sebagai Sindrom. Pada suatu penyakit dapat ditemukan beberapa Sindrom bersamasama, misalnya Sindrom Luar dan Sindrom Panas bersama-sama disebut sebagai Sindrom Panas Luar, Sindrom Dingin dengan Sindrom Si ditemukan bersama-sama disebut sebagai Sindrom Si Dingin; dan bisapula ditemukan keadaan di mana ditemukan misalnya Sindrom Si, Sindrom Han dan Sindrom Dalam bersama-sama yang disebut sebagai Sindrom Dalam Si Dingin. Jadi sindrom-sindrom itu tidaklah jselalu ditemukan tunggal, bahkan umumnya lebih dari satu sindrom ditemukan. Tetapi bagaimana pun kom-pleknya sindrom-sindrom itu tidaklah lepas dari dua Dasar Diagnosis utama yaitu Dasar Diagnosis Yin dan Dasar Diagnosis Yang. Setelah digolongkan ke dalam sindrom tertentu berdasarkan Delapan Dasar Diagnosis ini maka selanjutnya digolongkan dalam sindrom yang lebih terperinci sesuai dengan Penggolongan Sindrom, seperti telah diungkapkan dalam Bab Penggolongan Sindrom dan dengan ini ditegakkan sebuah diagnosis. Delapan Dasar Diagnosis ini selain peranan utama nya



dalam



penegakan



diagnosis, juga menentukan cara pengobatan yang akan digunakan. Misalnya pada Sindrom Dingin maka tindakan adalah menghilangkan dingin itu dengan pemanasan; dan pada Sindrom Si maka kelemahan itu diatasi dengan cara pengobatan Penguatan. 1. Dasar Diagnosis Yin dan Dasar Diagnosis Yang Telah diungkapkan di atas bahwa sesungguhnya Delapan Dasar Diagnosis itu hanyalah dua buah Dasar Diagnosis yaitu Yin dan Yang. Karena itu pada penggolongan kumpulan data-data yang telah dikumpulkan tindakan pertama adalah menggolongkan ke dalam salah satu dari pada kedua Dasar Diagnosis ini. Kedua Dasar Diagnosis ini memberikan gambaran keseluruhan penyakit, daya tahan tubuh, keganasan penyebab penyakit, letaknya proses patologis, jenis kelainan patologis sampai pada prognosisnya. Adapun kumpulan gejala yang tergolong dalam kedua Dasar Diagnosis itu dibedakan sebagai berikut: Membedakan Sindrom Yin dan Sindrom Yang adalah tindakan yang pertama yang hams dilakukan pada proses penegakan diagnosis terhadap data-data yang dikumpulkan. Adakalanya ditemukan sebuah gejala yang bisa digolongkan ke dalam 269



kedua-duanya, dalam hal ini maka dibutuhkan penelitian yang lebih terperinci. Misalnya pada hal : adanya rasa dingin pada kaki dan tangan; bila pada permulaan sakit terdapat suhu badan yang meninggi, sakit kepala kemudian timbul konstipasi, air seni merab atau kuning tua serta gelisah, baru timbul rasa dingin pada kaki dan tangan, juga nadinya memperlihatkan nadi tenggelam tetapi cepat, licin maka ini disebut sebagai Yang Beku. Sedangkan bila pada permulaan sakit tidak ada peninggjan suhu badan, tidak ada sakit kepala, tidak gelisah tetapi badan merasa dingin, tidur melingkar dan inginnya berpakaian baju tebal, kemudian dirasakan dingin kaki dan tangannya, juga nadinya memperlihatkan nadi tenggelam tetapi lemah, maka ini disebut sebagai Yin Beku. Terjadinya Yang Beku adalah akibat Yang Ci yang tersumbat karena penggumpalan Panas di Dalam pada hal Panas Dalam; Yin Beku terjadi karena Yang Ci tidak tersebar baik akibat Dingin menyerang organ Cang, Contoh yang lain adalah kelemahan tubuh, rasa lesu, tungkai lemas. Bila nadi cepat, tidak bertenaga, konstipasi, sesak dada lalu ada pula rasa kering mulut, kering bibir, lidah terbelah-belah, ini adalah Sindrom Yin Si. Bila nadi besar, tak bertenaga, lalu ada pula rasa mulut yang tawar, bibir pucat, diare, napsu makan hilang; ini adalah Sindrom Yang Si. Kedua jenis Si ini timbul akibat adanya penyakit menahun, dan perbedaan jenis disebabkan adanya perbedaan kondisi tubuh yang berlainan. Organ Gang yang tersangkut dalam hal Yin Si dan Yang Si ini adalah Ginjal. Seperti telah diungkapkan dalam Teori Yin Yang bahwa Yin Yang dalam keadaan keseimbangan bergerak, di mana bila Yang menuruh maka Yin akan meninggi dan bila Yin menurun maka Yang akan meninggi; begitulah bila didapati. keadaan di mana Yin Ci mencapai titik kritis dalam kerusakannya (karena sesuatu hal) maka akan tampak gejala Sindrom Yang, sebaliknya juga bila Yang Ci mencapai titik kritis dalam kerusakannya akan terlihat Sindrom Yin; kedua hal itu ditemukan dalam . Sindrom Yin Binasa dan Sindrom Yang, Binasa, Banyak keringat, keringat rasanya asin, kaki tangan panas, suhu badan tinggi, takut panas, suka yang dingin, nadi bertenaga dan tenggelam merupakan Sindrom Yin Binasa; Sindrom Yang Binasa gejalanya adalah banyak keringat, keringat rasanya tawar dan lengket serta dingin, kaki tangan dingin, takut dingin, menyukai yang dingin, nadi mengambang dan kosong. Dalam penentuan prognosis baik atau buruk maka dasarnya adalah penentuan kuat atau lemahnya Yang Ci, kuatnya Yang Ci berarti prognosis yang baik, lemahnya Yang Ci berarti ‘buruknya prognosis. Misalnya, pada Sindrom Yin ditemukan nadi Yang, berarti prognosis baik, Sindrom Yang dengan nadi Yin berarti prognosis buruk. Selain 270



keadaan nadi, untuk penentuan keadaan Yang Ci dalam tubuh adalah: keadaan lidah, keadaan mental, keadaan (rasa) alat gerak, keadaan suhu badan, defekasi dan miksi serta lamanya penyakit diderita. 2. Dasar Diagnosis Luar dan Dasar Diagnosis Dalam Dengan kedua Dasar Diagnosis ini ditentukan letak perubahan patologis dalam tubuh penderita dan perjalanan penyakitnya. Permukaan tubuh, kulit dan otot, adalah Luar. Rongga dada dan rongga perut serta organ-organ Cang Fu di dalamnya adalah Dalam. Penyebab Penyakit Luar masuk ke dalam badan dari Luar ke Dalam, perubahan dari Dalam ke Luar menyatakan adanya penyembuhan. Jelaslah bahwa kedua Dasar Diagnosis ini menyatakan dalam dangkalnya letak perubahan patologis serta berapa jauhnya perjalanan penyakit. Mengenai Sindrom Luar dan Sindrom Dalam telah diungkapkan dalam pembicaraan Penggolongan Sindrom, yaitu Sindrom Piao, Sindrom Tay Yang adalah Sindrom Luar (Piao berarti Luar) dan Sindrom Li, Sindrom Yang Ming adalah Sindrom Dalam (Li berarti Dalam). Kumpulan gejala: takut dingin, suhu badan meninggi, sakit kepala, ngilu persendian, pegal otot seluruh badan tergolong dalam Sindrom Luar; Sindrom Dalam mencakup: suhu badan tinggi, delirium, gelisah, haus, sesak dada, mual-muntah, nyeri perut, diare atau konstipasi. perut kembung. Seperti telah diungkapkan bahwa adanya Sindrom-Sindrom berdasarkan Dasar Diagnosis ini tidaklah tunggal adanya, tetapi sering ditemukan bersama-sama. Di bawah ini diungkapkan dalam bentuk tabel hubungan antara Luar, Dalam, Dingin, Panas, Si dan Se dengan gejala-gejalanya. Pada tabel di atas diungkapkan hubungan antara Luar, Dalam bercampur dengan Dingin atau Panas atau Si atau Se. Sering pula ditemukan keadaan tercampurnya secara berbareng antara Luar Dalam, misalnya Luar Dalam keduanya Panas, Luar Dalam keduanya Dingin, Luar Dalam keduanya Si, Luar Dalam keduanya Se; dapat pula didapati keadaan: Luar Panas Dalam Dingin, Luar Dingin Dalam Panas, Luar Si Dalam Se, Luar Se Dalam Si; keadaan-keadaan yang perlu diteliti dan dianalisa dengan tepat. Di samping Luar dan Dalam didapati pula Sindrom Antara yaitu Setengah Luar Setengah Dalam, yang gejalanya sesuai dengan Sindrom Meridian Sao Yang (baca Bab Penggolongan Sindrom).



271



3. Dasar Diagnosis Panas dan Dasar Diagnosis Dingin Dengan kedua Dasar Diagnosis ini ditentukan jenis dan sifat fenomena patologis yang diperlihatkan tubuh dalam keadaan sakit, serta selanjutnya menentukan cara pengobatan yaitu pada Dingin digunakan jarum dengan moksibusi, pada Panas hanya jarum saja. Haus dan suka minum, menyukai yang dingin, badan panas, gelisah, muka merah, urine sedikit dan merah atau kuning tua, konstipasi, selaput lidah kuning, nadi cepat merupakan kumpulan gejala dari Sindrom Panas. Sindrom Dingin terdiri dari: tidak haus atau haus dengan tidak ingin minum, menyukai yang hangat, kaki tangan dingin, muka pucat, urine banyak dan jernih, diare, selaput lidah putih dan licin, nadi tenggelam. Kedua sindrom ini dibedakan atas dasar: kehausan, sukanya atas yang hangat dan dingin, urine, defekasi, nadi, dan keadaan lidah. Gejala Sindrom Dingin dan Sindrom Panas ini tidaklah selalu murai, kadangkadang didapati keadaan di mana ada ketidak menyeluruhnya gejala yang diperlihatkan oleh tubuh, yaitu adanya kecenderungan ke atas atau ke bawah (atas-bawah ditentukan dengan batas umbilicus keatas atau ke bawah). Dan bisa pula ditemukan campuran antara sindrom itu yaitu Atas Panas Bawah Dingin, Atas Dingin Bawah Panas dan lain lagijenis campuran. Di bawah ini sebuah tabel tentang Atas Bawah pada Sindrom Panas dan Sindrom Dingin. Selain hams diteliti terhadap adanya gejala kecenderungan ke atas dan ke bawah serta adanya campuran antara Sindrom Panas dan Sindrom Dingin, maka perlu pula diketahui adanya Sindrom Panas Palsu dan Sindrom Dingin Palsu. Pada keadaan di mana badan panas sekali. penderita meminta pakaian tebal dan menginginkan minuman yang hangat, udak merasa haus atau haus tetapi kurang menyukai minum, lidah pucat dan nadi tidak cepat merupakan Sindrom Panas Palsu Dingin Sejati; Sindrom Dingin Palsu Panas Sejati adalah: kaki tangan dingin tetapi penderita tak mau berselimut bahkan inginnya melepaskan pakaiannya. merasa haus, ingin minuman yang dingindingin, lidah merah tua, nadi cepat. Dua keadaan ini sesuai dengan Sindrom Yang Beku dan Sindrom Yin Beku. 4. Dasar Diagnosis Si dan Dasar Diagnosis Se



272



Kedua Dasar Diagnosis ini untuk menentukan kuat lemahnya daya tahan tubuh dan kuat lemahnya serangan penyebab penyakit atau besar kecilnya perubahan patologis yang terjadi dalam tubuh penderita penyakit. Dengan dasar ini pulalah ditentukan cara penjaruman dalam pengobatannya yaitu dengan cara Penguatan pada Sindrom Si dan cara Pelemahan pada Sindrom Se. Pada keadaan Penyebab Penyakit Luar menyerang masuk tubuh, bila daya tahan tubuh kuat maka penyebab penyakit akan ditolaknya, tetapi sebaliknya pada keadaan tertentu



penyebab



penyakit



tidak



berhasil



ditolak



bahkan



dirangsangnya



sehingga.makin menjadi-jadi dan terbentuklah Sindrom Se. Kelemahan daya tahan tubuh menyebabkan penyakit makin lanjut, lanjutnya penyakit makin melemahkan daya tahan tubuh maka terjadilah Sindrom Si. Untuk penyebab penyakit yang bukan Penyebab Penyakit Luar maka perubahan mehjadi Si atau Se didasarkan pada fungsi fisiologis organ yang tersangkut, menjadi lemah atau menjadi berlebihan: perubahan patologis fungsi organ yang melemah adalah jenis Si. Sedangkan yang menjadi berlebihan adalah jenis Se. Menurut buku Huang Ti Nei Cing, tentang Si dan Se ini dibedakan atas dasar : Nadi lemah, kulit dingin, napas pendek, diare dan miksi lancar, tidak ada napsu makan merupakan Lima Si; nadi kuat, kulit panas, perut kembung, konstipasi dan urine sedikit, sesak merupakan Lima Se. Dengan didasarkan pada apa yang diungkapkan itu maka disebut sebagai Sindrom Si adalah: berkenngat, kembung tapi tak tetap, rasa nyeri yang dengan penekanan menjadi ringan, nadi tak bertenaga. Sindrom Se adalah: tak berkeringat, kembung yang terus menerus, rasa nyeri yang menolak untuk ditekan (penekanan rnenambah rasa nyeri), nadi kuat dan bertenaga. Sesuai dengan Yin Yang, maka Si pada puncak kritisnya akan memperlihatkan Sindrom Se yang disebut sebagai Sindrom Se Palsu, juga Se pada puncak kritisnya akan memperlihatkan gejala Sindrom Si yang disebut sebagai Sindrom Si Palsu. Untuk membedakan Sejati dan Palsunya Sindrom-Sindrom ini patokannya adalah: nadi yang bertenaga adalah . Se, nadi yang tak bertenaga adalah Si. Tetapi patokan ini pun tidak mut-lak, hams pula disesuaikan dengan keadaan daya tahan tubuh dan lamanya sakit diderita. Daya tahan tubuh yang kuat yang umumnya didapat pada penyakit yang baru diderita adalah Se; daya tahan tubuh yang lemah yang umumnya pada penyakit lama adalah Si.



273







BAB 8 EMPAT CARA PEMERIKSAAN Dalam pengumpulan data-data untuk penegakan diagnosis, Ilmu Akupunktur khususnya dan Dmu Pengobatan Cina umumnya menggunakan empat buah cara pemeriksaan yaitu: pemeriksaan pehgamatan atau inspeksi yang disebut Wang, pemeriksaan dengan pendengaran dan penciuman yang disebut Wen, pemeriksaan dengan bertanya atau anamnesis yang disebut Wen dan pemeriksaan dengan perabaan yang disebut Cie. Dengan Empat Cara Pemeriksaan ini dikumpulkan data-data yang kemudian digolongkan ke dalam. Delapan Dasar Diagnosis lalu digolongkan sekali lagi ke dalam Penggolongan Sindrom untuk menghasilkan sebuah Diagnosis Kerja, selanjutnya ditentukan cara pengobatan; prognosis telah dapat ditentukan pada saat penggolongan ke dalam Delapan Dasar Diagnosis. Keseluruhannya ini dilandasi oleh pengetahuan Teori Yin Yang, Teori Pergerakan Lima Unsur, Teori Fenomena Organ dan Teori Meridian. I.



Cara Pemeriksaan Pengamatan Sebuah cara pemeriksaan atas dasar pengamatan pemeriksaan pada diri



penderita. Yang diamati adalah seluruh tubuh penderita dengan mengutamakan : -



Sen, yaitu fenomena yang diperlihatkan oleh keadaan sakit tubuh penderita;



-



Se, yaitu warna dan ekspresi air muka penderita;



-



Sing Tay, yaitu bentuk tubuh dan gerak-gerik serta posisi penderita; dan



-



Lidah penderita,



Pemeriksaan pengamatan ini merupakan pemeriksaan terpenting, terutama pada penyakit anak-anak dan penderita yang tidak kooperatif. A. SEN 274



Telah dibicarakan dalam hal Cing, Ci dan Sen (Bab Teori Fenomena Organ) bahwa Sen adalah semangat, bentuk dan gerak-gerik pikiran dan hasrat; juga Sen adalah fenomena keseluruhan yang diperlihatkan oleh keadaan fisiologis atau patologis tubuh manusia; dan Sen adalah jiwa. Dari keadaaan Sen ini dapat dinilai berat-ringannya penyakit, lama-barunya penyakit diderita dan bagaimana prognosis penyakit itu. Sen adalah baik bila ekspresi air muka bercahaya, mata bersinar, pembicaraan terang, semangat ada dan Iain-lain lagi tanda-tanda kuatnya daya tahan tubuh. Sen adalah buruk bila ekspresi air muka gelap, mata tak bersinar. tak ada semangat, tubuh kurus kering dan Iain-lain lagi tanda-tanda lemahnya daya tahan tubuh. Baiknya Sen menandakan penyakit ringan. baru menderita penyakit dan prognosis baik; sebaliknya bila Sen buruk berarti bahwa penyakit berat. telah lama menderita penyakit dan prognosis buruk. Di samping penilaian Sen itu maka keadaan kesadaran ditentukan pula. Kesadaran yang menurun menandakan beratnya penyakit. B. SE Dalam penilaian ini ditentukan keadaan Ci Sie organ dalam (Gang Fu) dan fenomena perubahan patologis penyakit. Yang diamati adalah warna kulit serta ekspresi air muka penderita. a. Warna Yang diutamakan adalah warna kulit muka. Lima warna yaitu hijau, kuning, merah, putih dan hitam diperhatikan timbulnya di wajah penderita. Lima warna itu berkaitan dengan Lima Cang dan lebih lanjut dapat ditentukan pula Luar, Dalam, Dfngin, Panas, Si dan Se. Hijau adalah warna Hati, ditemukannya hijau pada wajah menandakan penyakit dalam Hati. Gejala utama umumnya adalah nyeri hebat pada daerah dada dan daerah perut. Muka dan bibir yang kehijau-hijauan menandakan dingin hebat. Adanya hijau sekitar hidung serta gejala kejang menandakan angin Hati bergolak. Kuning adalah warna Limpa, menyatakan adanya penyakit Limpa, menentukan lembab panas dan lembab dingin. Kuning terang berarti lembab panas, kuning gelap menandakan lembab dingin.



275



Merah adalah warna Jantung, menyatakan adanya penyakit Jantung, menetukan adanya panas. Putih adalah warna Paru-paru, menyatakan adanya penyakit Paru-paru, menetunkan adanya Paru-paru Si dan darah kurang. Adanya warna putih atau pucat ini menyatakan adanya Si atau dingin, tidak mungkin Se atau panas. Hitam adalah warna Ginjal, menyatakan adanya penyakit Ginjal, menetukan adanya Si dan “kerusakan”. Pada fungsi Ginjal yang “rusak” dapat ditemukan warna muka yang kehitam-hitaman (bukan warna asli) atau sebuah gelang hitam sekitar mata.



b. Ekspresi Ekspresi yang bersinar, segar menyatakan penyakit luar, ringan dan baru diderita; bilamana gelap, layu menyatakan penyakit dalam, berat dan telah lama diderita. Ekpresi ini menetukan nilai warna di atas, baik dalam jenisnya (Yang atau Yin) atau pun dalam berat ringannya, baru lamanya serta baik buruknya progmisis penyakit. c. Sing Tay Melihat bentuk tubuh dan gerak gerik serta posisi penderita untuk menilai konstitusi tubuh penderita dan keadaan penyakit. a. Bentuk Tubuh. Tubuh yang berdada lapang, tulang belulang besar, otot yang berisi memiliki daya taha tubuh yang kuat; sebaliknya dada yang sempit, tulang belulang kecil dan otot yang kendur memiliki daya tahan tubuh yang kurang. Tubuh yang gemuk mempunyai lecenderungan terhadap penampungan riak. Tubuh gemuk, muka merah dan bulat, leher pendek dan gemuk memiliki kecenderungan menderita Cung Fu yaitu apopleksia serebri. Tubuh yang kurus, dada sempit, leher panjang dengan kedua pipi mencekung ke dalam, kedua daerah fosa supraklavikuler melekuk dalam memiliki kecenderungan menderita penyakit paru-paru dengan batuk kronis yaitu tuberkulosis. b. Gerak-gerik dan Posisi Penerita. 276



Penyakit-pemyakit tertentu mempengaruhi penderita menyata kan adanya atau dengan gerakan dan posisi tertentu penderita meringankan penderitaannya. Misalnya penderita penyakit Lambung sering mengusap daerah ulu hatinya, penderita penyakit perut sering dengan kedua tangannya menekan perutnya, penderita dengan nyeri pinggang sering menekan pinggang dengan tinjunya dan Iain-lain lagi gerakan yang perlu diperhatikan pada penderita, Di samping itu posisi seluruh tubuh perlu pula diperhatikan apakah sikap normal atau tidak, diperhatikan dari kepala sampai ke kaki. Kelainan posisi ini dapat memberikan gambaran perubahan patologis Cang Fu. Misalnya tubuh yang melengkung kejang tanda adanya angin Hati, duduk dengan napas memburu dan tak mau berbaring tanda adanya sesak napas, asma; pergerakan tak leluasa dengan merintih kesakitan menjelaskan adanya Sindrom Pi (reumatik). Di samping hal-hal di atas maka diperhatikan pula keadaan kulit yaitu warna, luka, bisul, adanya penampungan cairan (edema), berkeringat atau tidak, kelainan kulit lainnya; keadaan mata yaitu kuningnya sklera mata, merahnya sklera mata, pandangan yang menatap ke depan atau ke atas, hilangnya reaksi dan sebagainya; keadaan hidung yaitu ingusan (rinitis), epistaksis, pernapasan cuping hidung dan Iain-lain kelainan pada hidung; juga keadaan telinga dan bibir diperhatikan pula terhadap letak dan kelainan yang mungkin terdapat. Kesemuanya ini dapat memberikan data-data untuk penggolongan dalam Delapan Dasar Diagnosis. d. Pemeriksaan Lidah Yang diperhatikan adalah otot lidah dan selaput lidah untuk menentukaa sifat dan jenis penyakit. Pemeriksaan lidah ini menduduki tempat utama dalam pemeriksaan pengamatan. Berat ringannya penyakit serta luar, dalam, panas, dingin, Si dan Se dapat terlihat pada keadaan otot lidah dan selaput lidah. Lidah berhubungan erat dengan seluruh Cang Fu. Berdasarkan topografi meridian, Meridian Jantung, Hati, Ginjal, Limpa, Lambung mengadakan Luo dengan lidah, juga Meridian Kandung Kemih dan San Ciao mempunyai hubungan dengan lidah. Berdasarkan Teori Cang Siang maka lidah merupakan akar Jantung, sesuai dengan fungsi Jantung, maka dari lidah dapat dinilai keadaan Sie dan dari pergerakan dan bentuk lidah dapat dinilai pula keadaan Sen (mental). Lidah berhubungan dengan pencernaan, tercakup dalam saluran pencernaan, maka kelainan dalam pencernaan 277



mempengaruhi pula lidah. Juga lidah berhubungan dengan saluran pernapasan maka kelainan dari saluran pernapasan pun mempengaruhi lidah. Juga lidah adalah bagian yang sensitif yang mengikuti perubahan keadaan penyakit dan perubahan itu seketika dan pasti. Berdasarkan pada pengaruh lima Cang maka lidah dibagi dalam bagian-bagian tertentu yang dipengaruhi oleh Cang tertentu pula. Literatur-literatur memberikan ungkapan yang sedikit berbeda, yang sama adalah bahwa: ujung lidah dipengaruhi Jantung, tengah lidah dalam kekuasaan Limpa Lambung dan akar lidah dikuasai oleh Ginjal. Ada perbedaan pen-dapat mengenai letak daerah kekuasaan Hati dan Paru-paru. Ada yang mengungkapkan bahwa ujung lidah di samping dipengaruhi oleh Jantung juga dipengaruhi oleh Paru-paru dan Hati menguasai daerah tepi lidah; ada yang mengungkapkan bahwa Hati-Kandung Empedu mempengaruhi daerah tepi kiri, Paruparu mempengaruhi daerah tepi kanari lidah. Yang umum dipakai adalah pembagian letak Hati Paru-paru yang pertama yaitu Hati Kandung Empedu mempengaruhi daerah tepi lidah dan Paru-paru bersama dengan Jantung mempengaruhi ujung lidah. Pembagian daerah berdasarkan Cang Fu ini mempunyai arti diagnosis tetapi tidak otomatis dan pasti, masih harus dianalisa bersama dengan keadaan otot lidah dan selaput lMah. Dalam pemeriksaan lidah ini keadaan otot lidah dan selaput lidah yang menentukan. Yang dimaksud dengan selaput lidah adalah lapisan kotoran yang terdapat di permukaan lidah yang tumbuh pada lidah bagaikan selapis lumut yang tumbuh pada permukaan tanah yang basah. Umumnya keadaan selaput lidah menentukan dalam dangkalnya keadaan patologis dan keadaan Ci Lambung, sedangkan otot lebih menentukan Si Se organ dalam. Umumnya perubahan patologis pada Ci memperlihatkan perubahan pada selaput lidah tetapi otot lidah tak memperlihatkan perubahan apa pun, sedangkan kelainan patologis pada Sie tanpa perubahan kelainan pada Ci menampakkan kelainan pada otot lidah dengan tanpa kelainan pada selaput lidah. a. Otot Lidah 1. Warna Warna normal otot lidah adalah merah muda yang merata, tidak tua dan tidak pula pucat tetapi segar. Merah berarti adanya Sindrom Panas dan/atau Sindrom Se bilamana merah dan kering berarti bahwa Lambung dan Ciri terluka ‘. 278



Pucat berarti adanya Sindrom Si dan/atau Sindrom Dingin. Otot lidah pucat dan seluruh lidah tak ada selaput lidah berarti Ci Sie kedua-duanya Si. Merah segar berarti Sindrom Panas, Sindrom Yin Si. Merah segar dengan tanpa ada selaput lidah berarti adanya Yin Si dengan Api hebat. Merah tua berarti adanya panas menyerang Ying, warna lebih pekat lagi bilamana masuk menyerang Sie. Bilamana terdapat di ujung lidah maka berarti Api Jantung berkobar hebat. Merah tua dan ‘ berkilat terang berarti Yin Lambung telah binasa. Merah tua dan layu serta kering menandakan Yin Ginjal binasa. Ungu berarti adanya Sindrom Panas atau Sindrom Dingin. Bilamana warna ungu tua dan kering layu berarti Sindrom Panas, tetapi bila ungu muda dan basah termasuk dalam Sindrom Dingin. Biru berarti Ci Sie kedua-duanya



‘terluka ‘, warna yang jarang dite-mukan.



Bilamana masih ada selaput lidah maka keadaan belum gawat tetapi bilamana tanpa ada lagi selaput lidah maka penyakit tak dapat disembuhkan lagi. Pada kehamilan bilamana ditemukan warna biru dengan tanpa ada selaput lidah berarti bayi dalam kandungan telah mati. Hitam berarti Sie telah ‘lumpuh ‘. Bilamana warna hitam merata seluruh lidah, bila bukan dingin yang hebat maka merupakan panas yang hebat. Sebuah gejala penyakit yang berprognosis sangat buruk. Kering dan basah menentukan panas atau dingin. 2. Bentuk dan Pergerakan Otot lidah Yang normal adalah tidak gemuk tidak kurus dan pergerakan bebas. Adanya penampungan



cairan



dalam



tubuh



menyebabkan



timbulnya



lidah



yang



membengkak, menjadi gemuk; adanya Sie Si panas dalam memperlihatkan lidah yang kurus; Saluran Luo tersumbat lidah menjadi kaku; Cung Fung dapat menyebabkan lidah miring ke kanan atau ke kiri; keringnya Cin Yi menimbulkan lidah yang menekuk ke atas; Yin Si panas dalam menimbulkan lidah yang gemetaran. b. Selaput Lidah Terbentuknya selaput lidah diakibatkan oleh tiga hal yaitu dibentuk oleh Ci Lambung, dibentuk oleh kelainan patologis atau Ci penyebab penyakit yang beraksi pada lidah, dibentuk oleh adanya sisa tertinggal dari makanan-minuman. Selaput 279



lidah yang normal adalah selaput lidah yang dibentuk oleh Ci Lambung yaitu selapis selaput yang tipis putih, bersih (tidak memberi kesan kotor), kelembaban yang sedang, tidak licin dan tidak leering, kadang-kadang warna selaput bisa pula kuning muda. Pada musim panas sering tampak lebih tebal tetapi merata seluruh lidah dan tidak memberi kesan kotor. Dalam pemeriksaan selaput lidah dibedakan antara bentuk dan warna. 1. Bentuk Selaput Lidah -



Sejati palsunya selaput lidah: Selaput lidah yang tampak melekat dan seolah-olah tumbuh dari otot lidah dan berakar adalah selaput lidah sejati; bila tampak seperti hanya diolesi saja pada permukaan lidah dan bila diusap menghilang adalah selaput lidah palsu. Adanya selaput lidah sejati berarti adanya kelainan patologis. Selaput lidah palsu memberi pengertian bahwa sesungguhnya tidak sakit atau penyakit yang ringan atau karena Ci Lambung yang terlalu lemah sehingga tidak dapat membentuk selaput lidah yang baru dengan akibat selaput lidah yang lama terlepas dan menjadi palsu.



-



Ada tidaknya selaput lidah : Bila pada permulaan sakit tidak ada selaput lalu timbul selaput berarti panas menyerang makin hebat, sedangkan bila asalnya ada selaput lalu menjadi bersih (hilang) berarti bahwa Yin Lambung "kering". Bila sekitarnya terdapat selaput lidah hanya di tengah-tengah kosong berarti bahwa adanya Yin Si, Sie Si atau Ci Lambung ‘terluka ‘. Bila selaput lidah hanya ada pada belahan kanan atau kiri berarti Sindrom Sao Yang (Setengah Luar Setengah Dalam). Bila bagian tengah terdapat selaput sedangkan sekitarnya bersih menandakan penyebab penyakit riak.



-



Ketebalan, kelembaban dan kekotoran selaput lidah: Selaput tipis berarti tidak sakit, sakit tetapi ringan atau sakit mulai menyembuh. Selaput tebal berarti penyebab penyakit telah menyerang dalam, penyakit dari ringan memberat. Selaput basah berarti adanya penyebab penyakit lembab. selaput kering berarti adanya panas, Kotornya selaput menandakan adanya riak, tetapi bila diusap hilang maka itu adalah karena Yang Ci yang berlebihan yang mendesak kekotoran dalam Lambung tercermin pada lidah.



280



Umumnya ketebalan selaput menentukan dangkal dalamnya patologis,



kelembaban



kelainan



menentukan ada tidaknya Cin Yi dan kekotoran



menentukan ada tidaknya riak. 2. Warna Selaput Lidah Perubahan



warna selaput lidah ini menentukan perubahan dan perkembangan



kelainan patologis, karena itu pemeriksaan ini penting. -



Putih Lidah yang normal berselaput lidah putih tipis pada daerah tangah lidah dan akar lidah, ujung lidah merah muda, bersinar segar. Bila tidak normal, maka selaput lidah yang putih menandakan adanya penyebab penyakit angin, dingin dan lembab. Umumnya merupakan Sindrom Luar. Disebabkan kekeringan/kelembaban, keadaan otot lidah turut menentukan maka timbullah diferensiasi dalam Sindrom Dingin, Si dan Se.



-



Kuning Umumnya merupakan Sindrom Dalam, Sindrom Panas Yang Ming, Sindrom Ci Panas.



-



Kelabu Warna yang lebih muda dari hitam. Dibedakan dalam Yin Yang, Panas Dingin, Bila berubah dari kuning maka merupakan Sindrom Panas, bila langsung tampak warna selaput lidah yang kelabu berarti Sindrom Yin (dingin),



-



Hitam Bila hitam dan kering berarti Sindrom Panas dengan panas yang hebat, sebaliknya bila basah berarti Sindrom Dingin dengan dingin yang hebat. Umumnya Sindrom Panas merupakan perubahan dari kuning sedangkan Sindrom Dingin selaput lidahnya langsung hitam. Pada pemeriksaan lidah ini haruslah diperhatikan :



1. Terangnya ruangan pemeriksaan. Sebaiknya. diperiksa di bawah sinar terang matahari, siang hari. Hams diperhatikan bahwa di bawah sinar lampu warna kuning, putih dan warna muda sukar dibedakan. 2. Terbentuknya selaput lidah karena makanan-minuman yang meninggalkan warna.



281



3. Perlu menanyakan biasanya keadaan lidahnya bagaimana. Karena perubahanperubahan tertentu dari selaput lidah menentukan perkembangan penyakit. Pada penderita yang baru datang untuk pertama kali pemeriksaan keadaan selaput lidah umumnya tidak memberi patokan diagnosis yang pasti. II.



Cara Pemeriksaan Pendengaran Dan Penciuman Dalam cara pemeriksaan ini digunakan pendengaran dan penciuman pemeriksa untuk mengumpulkan data-data. A. Pendengaran Dari kenyaringan, kejernihan suara pembicaraan, napas, batuk dan Iain-lain menentukan penyakit tergolong dalam Penyakit Luar, Penyakit Dalam dan Sindrom-sindrom Panas, Dingin. Si dan Se. a. Suara bicara penderita Umumnya suara yang rendah dan perlahan tergolong dalam Sindrom Si atau Penyakit Dalam; suara yang nyaring dan keras tergolong dalam Sindrom Se atau Penyakit Luar. Orang yang menderita Sindrom Se atau dan Sindrom Panas umumnya suaranya nyaring, kasar dan keras, banyak bicara; sedang pada Sindrom Si atau dan Sindrom Dingin umumnya suara lemah, perlahan dan malas bicara. Bicara menjadi sukar, menjadi pelo (bukan dari lahir) umumnya karena angin riak. b. Suara pernapasan Suara pernapasan yang kasar, bertenaga dan tidak teratur umumnya karena adanya Sindrom Panas dengan panas yang hebat. Suara pernapasan yang pendek, tak bertenaga dan terputus-putus umumnya karena adanya Sindrom Si. Napas yang sesak, berbunyi adalah asma atau Ci Cuan, ini dibagi dalam dua jenis: jenis Se dan jenis Si. c. Suara batuk Suara batuk yang hebat dan tidak jernih umumnya karena Paru-paru dalam keadaan Se (Sindrom Se Paru-paru); sebaliknya pada Sindrom Si Paruparu suara batuk lemah. Batuk dengan suara yang serak menandakan adanya ‘kerusakan ‘ Paru-paru, tetapi bila-mana baru sakit lalu serak hal itu adalah karena Sindrom Se Paru-paru. Batuk yang berturut-turut sehingga muka menjadi merah dan muntah adalah gejala dari batuk seratus hari (pertusis). d. Cekutan (hiccup) 282







Terjadinya akibat adanya penyumbatan/ kemacetan dalam Lambung sehingga Ci Lambung tidak dapat tersalur ke bawah dengan baik. -



Bila berturut-turut dan bertenaga berarti Sindrom Se Panas.



-



Bila lemah dan seolah-olah tak sampai pada tenggorokan berarti Sindrom Si Dingin, Yang Limpa Si.



e. Terap Juga disebabkan karena adanya penyumbatan dalam Lambung sehingga Ci Lambung berbalik arah, tidak turun ke bawah tetapi ke atas kemulut. -



Disertai dengan bau busuk berarti adanya ‘Kayu ‘ merusak ‘Tanah ‘.



-



Tanpa disertai bau apa pun berarti Ci Lambung naik ke atas.



B. Penciuman Yang diperhatikan adalah adanya bau hawa mulut, riak, keringat, air seni dan tinja penderita. Mulut yang berbau yang tercium dengan membukanya mulut adalah karena adanya Sindrom Panas Dalam, makanan yang tidak tercerna, pembusukan gigi (karies dentis). Riak yang berbau amis karena adanya panas dalam Paru-paru (Sindrom Panas Paru-paru). Keringat berbau menusuk karena Sindrom Panas Lembab. Tinja yang berbau busuk sekali karena Sindrom Panas Dalam. Air seni yang berbau busuk karena Sindrom Panas Kandung Kemih. Diare dengan tinja yang berbau amis adalah Sindrom Dingin iJsus Besar. III.



Cara Pemeriksaan Anamnesis Melalui keluhan utama penderita yang disampaikan pada pemeriksa, pemeriksa melanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan untuk mengumpulkan data-data yang ingin diketahui pemeriksa. Pengungkapan pertanyaan ditujukan pada perjalanan penyakit, yaitu mulainya timbul keluhan sampai pada saat datang berobat; juga ditanyakan keadaan lingkimgan di mana penderita hidup, sesuai dengan Teori Yin Yang yang menyatakan bahwa manusia untuk mempertahankan keseimbangan Yin Yangnya tidak hanya mempertahankan keseimbangan Yin Yang dalam tubuhnya tetapi juga harus ada persesuaian antara Yin Yang dalam tubuh dengan Yin Yang lingkungan di mana ia berada. Lalu ditanyakan pula keadaan penyakit masa kini, untuk mendapa data-data untuk penggolongan dalam Delapan Dasar Diagnosis. 283







Dalam Ilmu Pengobatan Cina umumnya, Ilmu Akupunktur khususnya digunakan ‘Sepuluh Pertanyaari ‘ sebagai cara bertanya pada penderita, yaitu : 1. Menanyakan Panas Dingin Pertanyaan yang tertuju untuk membedakan Sindroni Luar, Dalam, Panas, Dingin, Si dan Se. Pertama-tama ditanyakan apakah ada panas dingin? Bila tidak umumnya penyakit dalam, bila ada maka umumnya merupakan penyakit luar. Dan selanjutnya pada penderita dengan panas dingin ditanyakan lagi apakah panas dengan takut dingin? Panas dingin sering kambuh? Takut dingin? Suka makanan-minuman yang dingin atau hangat? Dan Iain-lain pertanyaan yang tertuju untuk mengumpulkan data-data untuk penggolongan sindrom atas dasar Delapan Dasar Diagnosis dan selanjutnya Penggolongan Sindrom. 2. Menanyakan tentang Keringat Ditanyakan ada tidak keringat? Kalau ada, keringat banyak atau sedikit? Waktu berkeringatnya? Jenis keringat? Ini juga untuk data dalam penggolongan sindrom atas dasar Delapan Dasar Diagnosis. 3. Menanyakan Kepala dan Tubuh serta Anggota Gerak Ditanyakan ada tidaknya keluhan-keluhan pada kepala, tubuh, anggota gerak dalam hal rasa, nyeri, ngilu dan keterbatasan gerak dari sendi-sendi. 4. Menanyakan tentang Buang Air Besar dan Buang Air Kecil Pertanyaan ini penting untuk menentukan Sindrom Panas, Dingin, Si dan Se. Ditanyakan adanya diare atau konstipasi, adanya melena dan ingus dalam tinja, adanya hematuria atau air seni yang kuning tua atau jernih, banyak sedikitnya air seni, sering tidaknya buang air kecil dan perasaan-perasaan yang ada pada saat buang air besar dan kecil, serta Iain-lain lagi pertanyaan yang berkaitan dengan pengumpulan data-data sesuai dengan dasar diagnosis. 5. Menanyakan tentang Makan-minum



284



Ditanyakan



tentang



napsu



makannya,



keadaan



setelah



makan,



kesukaannya (hangat atau dingin, atau kecenderungan terhadap suka pada rasa tertentu dalam lima rasa) dan sebagainya lagi. 6. Menanyakan tentang Dada dan Perut Ditanyakan tentang keluhan, jenis keluhan, penjalaran, keluhan, bagaimana hubungannya dengan makan, timbulnya keluhan tiba-tiba atau menahun dan sebagainya lagi. 7. Menanyakan tentang Pendengaran Ditanyakan apakah dalam penderitaan penyakitnya ada pengaruhnya terhadap pendengarannya? Ada tidaknya tinitus, penurunan pendengaran dan nyeri telinga. 8. Menanyakan tentang Kehausan Apakah haus, sering haus? Kalau haus ingin minum atau tidak? Minuman jenis dingin atau hangat yang disukai? Pada saat haus lalu minum, minumnya banyak atau tidak? Ingat, haus palsu di rriana terasa haus tetapi tidak ingin minum atau minum tetapi sedikit saja. 9. Menanyakan Penyakit-penyakit yang Pernah Diderita dan Pengobatan yang Telah Diterimanya Selama Sakit Ini Menanyakan hal-hal penyakit sebelumnya untuk menimbang apakah penyakit kini ini ada hubungannya dengan penyakit yang dulu? Dan untuk pengobatan yang telah diterimanya ditanyakan bagaimana reaksi pengobatan itu, menjadi baik atau memburuk atau tak ada reaksi? 10. Pertanyaan untuk Wanita dan Kanak-kanak Pada wanita jangan lupa menanyakan tentang haidnya. Teratur atau tidak, ada dismenore atau tidak, warna dan banyaknya darah haid, ada tidaknya leukorea dan sebagainya lagi tentang keistimewaan wanita. Pada kanak-kanak pertanyaan ditujukan kepada ibunya atau yang merawat anak tersebut. Ditanyakan pernah mendapat vaksinasi apa saja, bagaimana tidurnya? Adakah yang sakit di rumah? Kesehatan orang tuanya, 285



peristiwa kelahirannya sertasaat dikandungnya perlu pula ditanyakan. Pertanyaan lainnya yang sembilan buah juga berlaku pada wanita dan kanakkanak. Perlu diketahui bahwa sesungguhnya penggolongan ke dalam Delapan Dasar Diagnosis sangat membutuhkan bantuan pertanyaan-pertanyaan di atas, di samping pemeriksaan yang lain. IV.



Cara Pemeriksaan Palpasi Dalam cara pemeriksaan ini maka tangan pemeriksa dibutuhkan untuk



perabaan, pengetukan, penekanan, penyentuhan dan lain sebagainya yang bertalian dengan keluhan lokal penderita (misalnya nyeri, bisul) dan pemeriksaan nadi. Dalam pemeriksaan ini, pemeriksaan nadi menduduki tempat yang utama. Pemeriksaan lokal bertujuan untuk menentukan ada tidaknya nyeri tekan, besar kecilnya kelainan yang didapat, terletak pada meridian mana kelainan yang didapat dan sebagainya lagi.



Pemeriksaan Nadi Dasar pemeriksaan nadi: menurut buku Huang Ti Nei Cing bahwa pembuluh darah memperlihatkan keadaan Ci Sie, Ci Sie yang kuat me-nyebabkan pembuluh darah kuat. Ci Sie yang lemah menyebabkan pembuluh darah lemah pula, Ci Sie yang menderita panas menyebabkkan nadi berdenyutcepat, Ci Sie yang terkena dingin menyebabkan denyut nadi yang lambat, Ci Sie dalam keadaan Si menyebabkan denyut nadi tak bertenaga dan Ci Sie yang Se menimbulkan nadi yang kuat bertenaga . . . Dan Nan Cing mengungkapkan bahwa setiap meridian memiliki sebuah pembuluh nadi dan pembuluh nadi pada Cun Keu (pergelangan tangan) adalah nadi yang dominan, dengan pemeriksaan nadi Cun Keu dapat diketahui keadaan Ci Sie dalam setiap meridian, selanjutnya keadaan Cang Fu dapat diketahui. Yang diperiksa dalam pemeriksaan nadi ini adalah Ci Meridian dan Ci organ. Ci merupakan promotor Sie dan Sie merupakan ibu Ci; dalam pembuluh darah mengalir Sie, pergerakan Sie ditentukan oleh keadaan Ci, perubahan dalam pembuluh darah mencerminkan perubahan Sie dan perubahan Sie dipengaruhi oleh Ci; sebaliknya kelainan dalam Ci menyebabkan kelainan pada Sie, kelainan Sie menyebabkan kelainan denyutan. Secara umum ada tiga jenis cara pemeriksaan nadi berdasarkan letaknya : 286



A. Pembagian Atas Dasar Tiga Bagian Sembilan Keadaan Bagian Atas (pada kepala): Atas



- Nadi daerah temporal (ramus frontalis A. temporalis superfisialis), terletak dekat titik istimewa Tay Yang. Untuk menentukan keadaan daerah sudut kepala/muka.



Tengah



- Nadi daerah depan telinga (ramus auricularis anterior A. temporalis superfisialis), terletak dekat titik El Men. Untuk menentukan keadaan telinga dan mata.



Bawah



-



Nadi daerah pipi (A. tranversa fasie), terletak dekat titik Ci Liao. Untuk menentukan keadaan mulut dan gigi.



Bagian Tengah (pada tangan): Atas



- Tay Yin Tangan, Cun Keu (A. radialis), terletak dekat titik Tay Yen. Untuk menentukan keadaan Paru-paru.



Tengah



- Sao Yin Tangan (A. ulnaris), terletak dekat titik Sen Men. Untuk menentukan keadaan Jantung.



Bawah



- Yang Ming Tangan (A. metakarpea dorsalis I), terletak dekat titik He Ku, Untuk menentukan keadaan Ci dalam dada.



Bagian Bawah (pada tungkai) : Atas



- Cie Yin Kaki (A. femoralis dan A. dorsalis pedis), terletak dekat titiktitik U Li dan Tay Cung. Untuk menentukan keadaan Hati.



Tengah



-



Tay Yin Kaki (A. femoralis) dan Yang Ming Kaki (A. arkuata), terletak dekat titik-titik Ci Men dan Cung Yang. Untuk menentukan keadaan Limpa (Ci Men), dan keadaan Lambung (Cung Yang).



Bawah



- Sao Yin Kaki (A. maleolaris posterior medialis), terletak dekat titik Tay Si. Untuk menentukan keadaan Ginjal.



B. Pembagian Atas Dasar Tiga Bagian Ren Ying



- A. karotis komunis.



Cun Keu



- A. radialis. Untuk menentukan keadaan 12 meridian. 287







Fu Yang



- A. dorsalis pedis, Untuk menentukan Ci Lambung.



Tay Si



- A. maleolaris posterior medialis. Untuk menentukan keadaan Ci Ginjal.



C. Pembagian atas dasar Cun Keti Hanya digunakan nadi A. radialis pada pergelangan tangan. Untuk menentukan keadaan Ci 6 Cang dan 6 Fu. Dalam praktek ketiga cara pembagian ini dapat dilakukan, hanya titik berat dijatuhkan pada Pembagian atas dasar Cun Keu. Pemeriksaan nadi atas dasar Cun Keu ini diuraikan lebih terperinci di bawah ini : A radialis pada pergelangan tangan dibagi dalam tiga bagian yaitu Cun, Kuan dan Ce. Kuan terletak tepat di belakang benjolan tulang pergelangan tangan (prosesus stiloideus radii), ke arah distal terletak Cun dan proksimal Ce. Bilamana jari tangan II, III dan IV diletakkan dengan jari III pada Kuan, maka jari-jari yang lain terletak pada Cun dan Ce. Pada orang yang lebih tinggi dan besar daripada pemeriksa maka jarak jari II pada jari III, dan ja-rak jari IV pada jari III dibuat merenggang; sedangkan bila pemeriksa lebih , tinggi dan lebih besar daripada penderita maka jari-jari itu lebih dirapatkan. Setiap Cun, Kuan dan Ce menyatakan keadaan Ci organ tertentu, kiri dan kanan berlainan, bagian permukaan dan bagian dalam berlainan pula. Dan Ci organ mana yang dipengaruhi oleh keadaan nadi Cun, Kuan dan Ce itu dari zaman ke zaman, dari dinasti ke lain dinasti di Cina dahulu kala para ahli mempunyai pendapatpendapat yang berbeda-beda, tetapi dengan garis besar yang sama. Sebagai bahan, seluruh pendapat-pendapat itu diungkapkan di bawah ini dalam bentuk tabel: Melihat tabel di atas maka perbedaan pendapat dari para ahli itu hanyalah dalam soal letak dari organ Fu kecuali letak Lambung Kandung Empedu yang berpendapat sama, juga letak dari organ Cang selalu sama. Unit Akupunktur Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta menggunakan pemeriksaan nadi berdasarkan Teori Meridian.



288



Cara Pemeriksaan Nadi Yang perlu diperhatikan dalam cara pemeriksaan adalah waktu, mendatarnya lengan penderita, napas yang teratur dari pemeriksa, penyebaran jari pemeriksa, melekat-menekan mencari nadi dan 50 denyutan. Waktu untuk pemeriksaan yang paling baik adalah pagi hari pada saat matahari terbit, tetapi hal ini tidaklah mengikat, maksudnya bilamana sakit, kapan saja penderita datang pemeriksaan nadi dapat dilakukan dengan syarat penderita harus istirahat terlebih dahulu, sehingga Ci Sie penderita teratur dan begitu juga halnya dengan pemeriksa. Tidak boleh tegang, takut, baru selesai berjalan jauh, selesai makan, dan Iain-lain keadaan di mana Ci Sie bergolak. Lengan penderita harus mendatar baik dalam posisi duduk atau berbaring untuk kelancaran aliran darah dalam pembuluh darah. Napas yang teratur dari pemeriksa dibutuhkan karena untuk menghitung kecepatan digunakan ukuran napas pemeriksa, yaitu sebuah tarikan napas dan hembusan napas (inspirasi dan ekspirasi) sebagai satuan waktunya. Pada saat ini kecepatan biasanya dihitung dengan jam, jadi menit sebagai satuan waktunya. Penyebaran jari pemeriksa pada pergelangan tangan (Cun Keu) seperti telah diungkapkan di atas, yaitu bila penderita lebih tinggi, lebih besar, jari II, III, IV harus lebih direnggangkan, jarak masing-masing dibuat lebih besar tetapi bila lebih pendek, lebih kecil maka jari-jari itu harus lebih dirapatkan, bila sama atau hampir sama maka ketiga buah jari dirapatkan dengan jari te-ngah (jari III) sebagai patokan pada Kuan. Melekat-menekan-mencari nadi. Dengan melekatkan jari lalu terasa adanya denyutan memukul disebut sebagai melekat, dengan tekanan baru terasa pukulan nadi pada ujung jari disebut sebagai menekan dan bila tidak melekat dan tidak menekan nadi terasa memukul jari pemeriksa disebut sebagai mencari tiga jenis cara pencarian nadi. Limapuluh denyutan adalah jumlah denyutan yang harus diteliti untuk mendapatkan gambaran yang pasti. Bila dalam 50 denyutan belum mendapat gambaran maka diperiksa 50 denyutan lagi dan seterusnya ditambah setiap kali 50 denyutan.



Penilaian Nadi Untuk mendapatkan gambaran nadi yang patologis maka perlu diketahui lebih dahulu nadi yang normal. Nadi yang normal adalah nadi yang tidak mengambang, tidak tenggelam, tidak cepat, tidak lambat, jalannya tenang dan bebas serta rata, juga datangnya lembut dan nadi Ce pada penekanan dirasakan denyutan memukul jari. Nadi 289



yang tidak mengambang tidak tenggelam, tidak cepat tidak lambat, jalannya tenang dan bebas serta rata adalah tanda nadi memiliki Ci Lambung. Datangnya nadi yang lembut adalah tanda adanya Sen dalam nadi dan nadi yang pada penekanan Ce terasa adanya denyutan memukul jari sebagai tanda adalah akar pada nadi. Nadi yang normal memiliki Ci Lambung, Sen dan akar. Keadaan udara dengan musim-musimnya mempengaruhi keadaart nadi; pada musim semi nadi lebih tegang (tegang bagaikan senar gitar adalah nadi Hati, Kayu), musim panas nadi lebih besar, musim gugur nadi lebih mengambang dan nadi lebih tenggelam pada musim dingin. Jenis kelamin mempengaruhi nadi: Laki-laki lebih lambat dari pada wanita. Umur juga mempengaruhi nadi: nadi kanak-kanak lebih cepat daripada orang dewasa, nadi orang tua lebih lemah daripada orang dewasa, anak yang meningkat dewasa umumnya nadinya Se dan besar. Enam bagian nadi (Cun, Kuan, Ce kanan dan kiri) seluruhnya tenggelam dan kecil tetapi tidak ada ‘gejala sakit disebut sebagai Nadi 6 Yin dan bilamana nadi mengambang dan tanpa ada keluhan (sakit) disebut sebagai Nadi 6 Yang. Pekerjaan juga mempengaruhi nadi: orang yang bekerja dengan memeras otak nadinya kecil dan bertenaga; orang yang bekerja kasar bernadi besar dan bertenaga. Setelah gerak badan, jalan jauh, makan, mabuk, koitus nadi menjadi cepat, setelah istirahat dan tidur nadi menjadi lebih lambat dan keadaan inilah keadaan yang menyatakan keadaan sesungguhnya dari Ci Sie dalam tubuh. Ketujuh buah emosi: marah, sedih, kuatir, gembira, takut, berpikir (termenung) dan terkejut juga mempengaruhi nadi. Semua perubahan-perubahan keadaan nadi karena hal-hal yang disebutkan di atas itu adalah dalam batas normal, bukan kelainan. Seluruhnya dikatakan ada 28 buah nadi patologis, secara garis besar dibagi dalam 6 buah nadi patologis yaitu Nadi Mengambang, Nadi Tenggelam, Nadi Cepat, Nadi Lambat, Nadi Si dan Nadi Se. Mengambang-tenggelamnya nadi ditentukan oleh letak pembuluh darah, cepat-lambatnya nadi ditentukan oleh jumlah denyutan nadi, Si Se nya nadi ditentukan oleh tekanan darah dalam pembuluh nadi. Di bawah ini akan dibicarakan keenam buah nadi patologis tersebut. Nadi Mengambang



290



Gambaran Nadi :



Nadi terasa pada gerakan melekat, pada penekanan hilang tak terasa mengetuk jari.



Menentukan



:



Sindrom Luar Mengambang dan bertenaga berarti Sindrom Luar Se. Mengambang dan lemah berarti Sindrom Luar Si.



Nadi Tenggelam Gambaran Nadi



: Nadi terasa pada penekanan, pada pelekatan tak mengetuk jari.



Menentukan



: Sindrom Dalam. Tenggelam dan bertenaga berarti Sindrom Dalam Se. Tenggelam dan lemah berarti Sindrom Dalam Si.



Nadi Lambat Gambaran Nadi



:



Dalam satu pernapasan (inspirasi



dan ekspirasi) denyutan



berjurnlah kurang dari 4 buah. Menentukan



:



Sindrom Dingin, Umumnya adalah lambat dan lemah yaitu Sindrom Dingin Si.



Nadi Cepat Gambaran Nadi



: Dalam satu pernapasan (inspirasi dan ekspirasi) jumlah denyutan lebih dari 5 buah.



Menentukan



: Sindrom Panas. Cepat dan bertenaga berarti Sindrom Panas Se. Cepat dan lemah berarti Sindrom Panas Si.



Nadi Si Gambaran Nadi



: Nadi pada pelekatan terasa tak bertenaga dan menghilang pada penekanan.



Menentukan



: Sindrom Si.



Nadi Se Gambaran Nadi



: Nadi pada penekanan dan pelekatan kedua-duanya terasa adanya denyutan nadi yang bertenaga mengetuk ujung jari.



Menentukan



: Sindrom Se.



291



Ke 28 buah nadi patologis sesungguhnya adalah diferensiasi dari ke enam buah nadi patologis. Dengan menguasai keenam buah jenis nadi patologis ini sudah cukup untuk penegakan diagnosis yang tepat. Didapatnya nadi patologis kadang-kadang tidaklah selalu tunggal, biasanya merangkap bahkan ada yang tiga buah bersama-sama timbul, maka dalam hal-hal itu sindrom yang dinyatakannya adalah sesuai dengan penentuan setiap nadi patologis. Misalnya nadi mengambang, nadi Se, nadi cepat ada bersama-sama maka itu menyatakan adanya Sindrom Luar Panas Se. Setiap organ Cang memiliki nadi patologis tertentu yang bilamana timbul tunggal berarti ada kelainan pada Cang bcrsangkutan. Keenam bagian nadi seluruhnya merupakan nadi besar (nadi yang datangnya kuat bagaikan gelombang laut mendampar tetapi perginya kosong) berpenyakit Jantung, nadi Hung (besar) ini adalah.nadi patologis Jantung; nadi mengambang adalah nadi patologis Paru-paru, nadi tenang (Luan) adalah nadi patologis Limpa, nadi tenggelam adalah nadi patologis Ginjal dan nadi tegang (nadi yang bagaikan senar gitar) merupakan nadi patologis Hati. Bilamana ditemukan sebuah nadi tunggal pada bagian tertentu pada pemeriksaan seluruh nadi maka bagian yang memperlihatkan nadi patologis itu organnya menderita sakit. Dengan adanya hubungan Peraturan Pergerakan Lima Unsur rnaka umumnya tidaklah ditemukan kelainan hanya pada sebuah bagian saja, tetapi beberapa bagian yang menyatakan adanya kelainan beberapa organ. Telah diungkapkan di atas bahwa nadi normal memiliki Gi Lambung, Sen dan akar, maka bila pada nadi tidak; lagi tampak ketiga faktor itu disebut sebagai nadi binasa dan merupakan tanda stidak dapat disembuhkan lagi, prognosis buruk sekali. Pada wanita bila ditemukan nadi Kuan Ce kirl lebih besar daripada nadi Kuan Ce kanan, tanpa ada keluhan mulut pahit, badan tidak panas, perut tidak kembung, maka artinya iiaid akan tiba. Adanya nadi cepat licin (nadi yang datangnya dan perginya bagaikan butir-butir mutiara menggelinding pada permukaan licin) dan rata dengan disertai adanya kelainan dalam selera makan-minum, menyukai asam atau asin serta terlambatnya haid berarti hamil. Dan pada kehamilan Mamana nadi Ce kanan cepat dan besar berarti bayi perempuan dan bilamana kiri cepat dan besar bayi laki-laki yang akan dilahirkan; ia adapula pendapat bahwa bilamana nadi Cun cepat dan licin berarti bayi laki-laki, nadi Ce cepat dan licin berarti bayi perempuan yang akan dilahirkan. Tetapi semua taksiran jenis kelamin bayi ini tidak selalu tepat.



292



Pada kanak-kanak, Gun Keu kecil sehingga cara pemeriksaan nadi seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka untuk anak digunakan cara pemeriksaan: satu jari menentukan tiga bagian. Dengan ibu jari menentukan ketiga bagian Cun Keu. Ini berlaku untuk tiga tahun ke atas, pada anak di bawah tiga tahun maka dilakukan pemeriksaan Garis Jari: jari yang digunakan adalah jari telunjuk, ruas jari telunjuk dibagi dalam tiga bagian yang disebut Kuan yaitu Kuan Angin, Kuan Ci dan Kuan Jiwa, berturut-turut dari ruas pertama, Kedua dan ketiga dari proksimal ke distal. Yang diteliti adalah pembuluh-pembuluh darah kecil (sebagai lanjutan dari A. radialis yang dipakai untuk pemeriksaan nadi). Pembuluh darah kecil itu pada keadaan tertentu mengikuti perubahan patologis dalam badan membesar dan terlihat sebagai garis-garis yang berwarna. Melihat warna -



:



Warna merah kuning bercampur baur terlihat samar-samar adalah keadaan normal.



-



Ungu menyatakan adanya panas.



-



Merah menyatakan adanya dingin



-



Kuning menyatakan kelainan Umpa.



-



Hitam menyatakan perubahan yang memburuk.



-



Hijau menyatakan adanya ‘angin ‘ terkejut.



-



Putih menandakan adanya Kan (malnutrisi/kwashiorkor).



Melibat bentuk dan letak garis : -



Garis tampak pada Kuan Angin berarti penyakit ringan, pada Kuan Jiwa berarti gawat.



-



Arah garis membelok menuju ke jari tengah, menandakan adanya serangan penyebab luar: angin dingin.



-



Arah garis membelok ke ibu jari menandakan terdapatnya luka dalam dan adanya pencernaan yang tak baik, adanya riak,



-



Garis lurus berarti Sindrom Panas.



-



Garis-garis berbelok-belok berarti Sindrom Dingin.



-



Garis banyak berarti nadi cepat.



-



Garis sedikit berarti nadi lambat.



-



Pada Sindrom Luar nadi mengambang, maka di sini garis jelas terlihat.



-



Pada Sindrom Dalam, garis tarnpak dalam (tenggelam). 293







-



Bila garis setengah teggelam, berarti penyebab penyakit Sao



-



berada



di



Meridian



Yang.



Bila seluruhnya tenggelam maka penyebab penyakit berada dalam Meridian Yang Ming, Lambung.



Cara pemeriksaan : Dengan membasahkan (dengan air) telunjuk bayi anak lalu diurut dari arah Kuan Jiwa ke arah Kuan Angin, makin diurut makin jelas tampak garis-garisnya Keempat cara pemeriksaan ini mengumpulkan data-data untuk penegakan diagnosis dengan memiliki kekuatan yang seimbang dalam arti data-data yang dihasilkan oleh salah satu cara pemeriksaan bernilai sama dengan hasil yang didapat dengan cara pemeriksaan yang lainnya, karena itu sekali pun dengan salah satu cara pemeriksaan telah dapat dibuat sebuah diagnosis kerja, seharusnya diteliti pula datadata dari pemeriksaan yang tiga lainnya. Dan dianjurkan untuk tidak membuat diagnosis sebelum keempat cara pemeriksaan itu dilakukan semuanya, sebelum seluruh data-data yang mungkin dikumpulkan telah dikumpulkan.



BAB 9 PENCEGAHAN PENYAKIT



294



Buku Huang Ti Nei Cing (The Yellow Emperor ‘s Classic of Internal Medicine) dalam bab pertamanya mengungkapkan bahwa hendaknya menghindarkan diri dari penyebab penyakit iuar, bahwa bilamana Ci Sejati (daya tahan tubuh) kuat dan mental (Sen) juga kuat, maka dari manakah akan datangnya ‘penyakit ‘; dan dalam bab keduanya diungkapkan pula bahwa para ahli mengobati ‘sebelum sakit ‘ dan tidak mengobati ‘sesudah sakit ‘, pengobatan ‘sesudah sakit ‘ adalah pengobatan yang terlambat. Dari pendapat-pendapat ini dapat dipahami betapa aspek pencegahan penyakit mendapat perhatian utama dalam Umu Pengobatan Cina umumnya dan Ilmu Akupunktur khususnya. 1. Pencegahan Penyakit Sebelum Sakit Dasar daripada pencegahan penyakit sebelum sakit adalah mempertahankan keseimbangan Yin dan Vang dengan cara mfrnghindari penyebab-penyebab penyakit yang mungkin menyebabkan hilangnya keseimbangan itu. Cara-cara penghindaranitu adalah : a. Pemeliharaan keadaan mental Untuk menghindari penyebab penyakit dalam Dianjurkan untuk dapat mengendalikan napsu, tidak berkhayal atau menginginkan sesuatu yang melampaui kemampuan serta realistis terhadap keadaan yang dihadapi. b. Penyesuaian dengan hawa udara (iklim) Untuk menghindari penyebab penyakit luar Dianjurkan untuksmemelihara Yang pada siang hari dan memelihara Yin pada rhalam hari, memelihara Yang bila hawa udara panas dan memelihara Yin bila dingin. c. Mengatur cara hidup (kebiasaan) Untuk menghindari penyebab penyakit yang tidak tergolong dalam penyebab penyakit dalam atau pun penyebab penyakit luar. Dianjurkan untuk tidurbangun dan makan-minum yang teratur serta kerja istirahat yang teratur pula. Makan-minum secukupnya dan tidak ‘makmur ‘ dalam rasa; pemeliharaan Sen dengan tidur yang cukup dan nyenyak, pelepasan napsu birahi yang tidak melampaui batas untuk memelihara Cing; bekerja tidak melampaui kekuatan sehingga melelahkan otot pada kerja kasar dan melelahkan otak pada kerja dengan pikiran. d. Pemeliharaan tubuh 295



Untuk memperkuat daya tahan tubuh: memperkuat otot, Ci Sejati, melancarkan aliran Ci Sie, Dengan melakukan latihan pernapasan (Lien Ci), latihan silat, pada jaman sekarang dengan olahraga. e. Pemeliharaan kebersihan lingkungan Telah diutamakan sejak beribu tahun yang lampau di mana telah diketahui bahwa debu, pembusukan mayat, tikus, nyamuk, lalat, kotoran manusia dan binatang, kutu dan hama serta Iain-lain lagi yang timbul dan ada dalam lingkungan yang tidak bersih, semua itu dapat menimbulkan penyakit. f. Penghindaran penularan Dalam buku Huang TiNei Cing diungkapkan adanya penyakit menular serta pencegahannya. Dasar pencegahan adalah memperkuat daya tahan tubuh (Cen Ci). g. Pemeliharaan kebersihan wanita dan anak-anak. Khusus untuk wanita: kebersihan pada saat mendapat haid, pada saat hamil, pada saat melahirkan dan sesudahmelahirkan. Untuk bayi dan anak-anak ditujukan pada pemeliharaan sehingga memberi kekuatan pada tubuh dan mental anak. 2. Pencegahan Waktu Sakit Pencegahan waktu sakit bertujuan untuk mengadakan pengobatan dini untuk mencegah penyakit berlarut dan pemeliharaan pada saat sakit untuk mempercepat penyembuhan. a. Pemeliharaan waktu sakit Pentingnya pemeliharaan waktu sakit telah diungkapkan sejak lebih dari 2000 tahun yang larnpau. Pemeliharaan tidak hanya terhadap makanminum, tidur dan istirahatnya saja tetapi juga hiburan bagi mental penderita. b. Pencegahan dalam pengobatan Dilakukan pencegahan dalam pengobatan untuk mencegah penularan sakit/kelainan patologis kelainan organ Cang Fu. Dalam lingkupan ini termasuk pula pencegahan pada gejala dini pada saat penderita bam merasakan keluhankeluhan ringan atau pada pemeriksaan rutin didapati kelainan dalam pemeriksaan nadi dan lain sebagai-nya keadaan di mana penderita belum msnjadi sakit. Pengobatan didasarkan pada Teori Pergerakan Lima Unsur 296



(dalam hal pencegahan penularan pada Cang Fu yang lain) dan pengobatan kausal dalam hal adanya kelainan nadi dalam pemerikjaan rutin.



BAB 10 PENUSUKAN JARUM Penusukan jarum adalah suatu cara pengobatan penyakit dengan menggunakan jarum sebagai alat, termasuk di dalamnya penusukan titik-titik akupunktur pada permukaan badan, tanga atau dengan pengeluaran darah, dalam atau dangkal. Mengikuti perubahan patologis dari keadaan penyakit dengan sindrom-sindromnya: Yin-Yang Luar-Dalam Dingin-Panas Si-Se, cara penusukannya pun berbeda-beda 297



mengikuti keadaan. Pada Sindrom Si diadakan penguatan, pada Se diadakan pelemahan; pada Panas dilakukan penusukan yang cepat, pada Dingin dilakukan penusukan yang lambat dan ditinggalkan; pada Luar diadakan penusukan dangkal, pada Dalam diadakan penusukan yang dalam; dan Iain-lain lagi dasar peraturan dalam penusukan



jarum



ini.



Juga,



perubahan-perubahan



patologis



kadang-kadang



mencerminkan sindrom campuran, dalam hal itu juga diadakan cara penusukan campuran pula, Misalnya dalam Si terdapat Se, maka dilakukan penusukan untuk menguatkan, lalu diadakan pelemahan. Dan semua cara itu bertujuan untuk mencapai penyembuhan. Dasar dari penusukan adalah: Pengaturan Ci. Dengan penusukan diadakan rangsangan untuk menghasilkan pengaturan Ci yang fisiologis dengan langsung memperbaiki Cing Ci atau menghilangkan penyebab. Dan Ci yang dirangsang atau diperbaiki itu adalah Cing Ci, Ci Meridian. Dengan kuat/ pulihnya Cing Ci, maka daya tahan lubuh menjadi baik, penyebab penyakit dimusnahkan (dengan penusukan, penyebab penyakit ini pun diberantas dengan cara tertentu, secara langsung dan tak langsung secaratak langsung adalah melalui kuatnya Cing Ci ini); hilangnya penyebab penyakit dan kuatnya Ci memulihkan keadaan Yin Yang menyatakan penyakit telah sembuh, orang telah sehat kembali. I.



Jarum Yang Digunakan



Pada masa kini yang populer digunakan adalah jarum akupunktur jenis halus (Hau Cen). Ukuran panjangnya: 0,5 Cun, 1 Cun, 1,5 Cun, 2 Cun, 2,5 Cun. Kasar halusnya berukuran: No. 26, No. 28, No. 30, No. 31, dan No. 32, No. 26 paling kasar dan No. 32 paling halus. Bahan metal yang dipakai umumnya metal yang tidak akan berkarat (stainless steel). Ada juga yang dibuat dari perak dan emas. Bagian dari jarum halus ini adalah: 1. Bagian ujung jarum/tajam jarum 2. Bagian batang jarum 3. Bagian akar jarum 4. Bagian gagang jarum 5. Bagian ekor jarum. Bagian tajam jarum hendaknya jangan tajam dalam bentuk kerucut tetapi dalam bentuk kerucut terpancung datar. Sebelum pemakaian hendaknya dicoba dengan kapas beralkohol, adakah helai-helai kapas tersangkut ketika kapas digosokkan halus pada 298



bagian itu. Adanya helai kapas yang tersangkut di ujung jarum tersebut menyatakan ujung jarum tidak baik, ada kaitnya. Jarum yang ujungnya kerucut, terlalu tajam, hal ini akan menimbulkan rasa nyeri pada manipulasi jarum. Bagian batang jarum hendaknya lurus, licin dan elastis, kuat tetapi tidak kaku. Harus diperhatikan: tidak boleh terdapat bercak-bercak karat dan lekukan-lekukan. Akar jarum harus kuat, tidak mudah terlepas atau mengendor. Hal itu untuk mencegah terjadinya patah jarum. Bagian pegangan hendaknya yang mudah untuk diputar-putar dan juga harus diperhatikan keseimbangan pegangan dan batang jarum. Hal ini penting untuk pengobatan jarum pemanas di mana moksa dibakar, bila pegangan itu pendek maka moksa itu mudah terjatuh ke kulit penderita dan membakar kulit. Dan juga bila pegangannya terlalu pendek menyukarkan perputaran jarum yang dilakukan bila jarum itu ditusukkan. Cara memegang jarum : Tangan kanan memegang jarum ,dan memanipulasi jarum, tangan kiri melakukan penekanan pada kulit di mana akan dilakukan penusukan yaitu seki-tar titiktertuju. II.



Posisi Penderita Pada Saat Dilakukan Penusukan Posisi orang sakit, di samping harus enak bagi si sakit supaya bisa.tahan lama



dan mudah bagi dokter untuk melakukan penusukan, maka harus pula diperhatikan posisi



letak titik-titik yang akan ditusuk, sedemikian rupa sehingga memudahkan



pengambilan titik itu dengan tepat. Dan biasanya diambil posisi tidur terlentang atau telungkup, untuk menghindari kejadian kolaps akibat tusukan. Contoh posisi pasien : POSISI Bersandar Kepala telungkup-miring Bertopang kepala pada kedua ‘ telapak tangan Telungkup Tangan dalam supinasi Tidur miring Telentang dengaii lutut tertekuk Lengan diletakkan dimeja dalam posisi duduk



Daerah dari titik-titik yang sesuai Kepala, muka dan leher bagian depan. Bagian sisi kepala dan lehei bagian sisi. Kepala bagian depan. Bagian punggung, pinggang dan tengkuk leher serta tungkai bagian belakang, kepala tengkuk. 3 Yin tangan. Untuk bagian lateral kaki/tungkai, daerah rusuk iga. Muka, leher, dada, perut, bagian depan tungkai, dan tungkai. Alat gerak atas (lengan, tangan) bagian lateral. 299







III.



Teknik Penusukan SUDUT JARUM DALAM PENUSUKAN :



1. Tegak lurus. Untuk setiap titik-titik yang letaknya pada daerah otot yang tebal. 2. Miring membentuk sudut 45°-. Untuk titik-titik sekitar tulang besar, Misalnya Fung Ce, Ciu Wei. 3. Mendatar, biasanya membentuk sudut 15° - 25°. Untuk titik-titik di daerah kepala, muka. Biasanya dengan cara ini dalam penusukan sekaligus diambil titik-titik lebih dari satu. Dalam daugkalnya penusukan : Pada setiap titik dalam setiap meridian dkebutkan dalam dangkalnya penusukan, tetapi dalam pemakaiannya tidaklah ‘mati ‘ selalu hams demikian; melainkan bisa berubah mengikuti perubahan dan kebutuhan serta kondisi penderita. Tetapi dalam kebebasan itu selalu perlu adiperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Daerah di mana titik-titik terletak. Dalam dangkalnya penusukan berbeda-beda mengikuti daerah penyebaran titik-titik (perbedaan ini pun telah die erminkan dalam ketentuan-ketentuan dalamnya tusukan pada setiap titik). Dalam penusukan bila-mana tidak memahami dalam dangkalnya penusukan maka akan membahayakan organ vital yang terletak di bawah/di dalam titik tersebut. 2. Kondisi penderita. Tubuh berbeda-beda dalam gemuk kurus, kekuatan-kekuatan Ci Sie, usia muda dan lanjut, jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Semua itu mempengaruhi dalam dangkalnya penusukan. 3. Musim Juga musim mempengaruhi terhadap dalam dangkalnya penusukan. Karena Ci dalam peredarannya dipengaruhi pula oleh hawa udara (Ci di sini dimaksudkan Yang



300



Ci). Pada hawa udara yang lebih dingin, dalamnya penusukan lebih dalam daripada hawa udara panas. 4. Keadaan penyakit Yang dimaksudkan adalah sindrom Dingin, Partas, Si dan Se. Penusukan Dalam pada sindrom Se dan sindrom Dingin; penusukan Dangkal pada sindrom Si dan Panas. 5. Letak kelainan patologis. "Pada penyakit yang letaknya dangkal bila dilakukan penusukan yang dalam, maka akan melukai otot yang baik sehat, dan penyakit yang letaknya dalam kemudian dilakukan penusukan dangkal maka penyakit tidaklah dibasmi (Ci dari penyakit)". "Pada penusukan tulang, tidak melukai tendon; pada penusukan tendon, tidak melukai otot; pada penusukan otot tidak melukai nadi; pada penusukan nadi tidak melukai kulit.; pada penusukan kulit tidak melukai otot; pada penusukan otot tidak melukai tendon; pada penusukan tendon tidak melukai tulang". Ungkapan-ungkapan



dalam



Nei



Cing



ini



memberikan



patokan



untuk



mempertimbangkan dalam dangkalnya penusukan yang tepat sesuai dengan tujuan di mana letaknya penyebab penyakit atau kelainan patologis berada. Urutan itu adalah sebagai berikut: (Dangkal) Kulit - Otot - Tendon - Tulang (Dalam). Prosedur penusukan : 1. Jarum masuk. Harus gesit, cepat dan mantap. Satu perputaran satu kali penekanan sudah harus melewati kulit dan telah sampai di lapisan otot, dengan demikian akan mengurangi rasa sakit pada penderita. 2. Perputaran. Setelah jarum masuk sampai pada batas tertentu, maka harus dilaksanakan manipulasi. Memutar jarum adalah cara manipulasi itu. Jarum yang terjepit oleh ibu jari dan telunjuk diputar ke arah tertentu, dengan gerakan mundurmaju. Tetapi harus diperhatikan bahwa arah perputaran tidak boleh hanya dalam satu arah saja, harus bolak-balik; kalau tidak maka otot akan ikut terputar dan menimbulkan rasa nyeri pada penderita, di samping terjadi kerusakan jaringan-dan tujuan akupunktur tidak tercapai. 3. Pembenaman - Pencabutan. Sebuah jeriis manipulasi jarum yang lain di mana dilakukan pembenamati jarum lalu diadakan pencabutan dan kemudian diulang lagi 301



pembenaman dan pencabutan ini sampai beberapa kali. Pada umumnya tidak dilakukan dalam-dalam, hanya sedalam 0,3-0,5 Cun (dalam yang paling sesuai). Kedua cara manipulasi, yaitu perputaran dan pembenaman-pencabutan, dalam arah putar dan berat ringannya tenaga jari, dalam cepat-lambatnya pembenaman dan pencabutan, bisa menimbulkan rangsangan yaitu melemahkan atau menguatkan (hal ini akan dibicarakan di bawah pada bagian khusus). 4. Peninggalan jarum. Setelah dilakukan manipulasi sering jarum ditinggalkan tertancap dalam tubuh penderita untuk beberapa saat lamanya. Hal ini juga menentukan rangsangan: melemahkan atau menguatkan. 5. Pencabutan. Akhir pelaksanaan adalah pencabutan. Dan dalam pencabutan ini rangsangan yang diharapkan (melemahkan atau menguatkan) menentukan cara bagi cepat atau lambatnya pencabutan. Setibanya jarum (ujung jarum) di lapisan kulit hendaknya berhenti untuk beberapa detik, baru kemudian dicabut; hal ini untuk mencegah perdarahan dan rasa pedih pada penderita. Cara pelengkap penusukan : 1. CARA SUN: Digunakan untuk merangsang Ci, Pada saat jarum telah masuk, dan belum juga mendapat Ci {mendapat Ci dapat diTasakan dengan beratnya jarum, bagaikan umpan termakan ikan pada saat memancing), maka dilakukan cara „Sun ini. Yaitu dengan mengurut perlahanlanan mengikuti arah meridian ke atas dan ke bawah. 2. CARA CE: Melancarkan Ci Sie adalah tujuan cara ini. Biasanya dilakukan pada saat berat/sukaT dalam pencabutan di akhir penusukan. Caranya yaitu menusuk titik-titik di atas atau bawah iatau atas dan bawah dari titik tertusuk. Kegunaannya selain melancarkan Ci Sie juga meng-hilangkan faktor luar. 3. CARA MENYENTIL: Sebuah pelengkap dalam peninggalan jarum di mana gagang jarum disentil oleh jari untuk menambah rangsangan menguatkan. 4. CARA MENGGOYANG: a. Untuk menambah reaksi rangsangan melemahkan, di mana pada saat pencabutan dilakukan goyangan lebar untuk memperbesar lubang jarum, supaya faktor luar keluar bersamaan dengan jarum yang dicabut lewat lubang itu. b. Untuk lebih melancarkan Ci Sie: di mana pada saat jarum ditinggalkan, dilakukan penggoyangan-penggoyangan.



302



Cara Menunggu Datangnya Ci : Bilamana ujung jarum seolah-olah termakan sesuatu dan menjadi berat seperti halnya umpan termakan ikan pada saat memancing, hal itu disebut sebagai: Mendapat Ci. Dan rasa yang dirasakan oleh penderita bila jarum mendapat Ci adalah: ngilu, baal, tebal, kemang, berat, pegal, juga kadang-kadang terasa seperti terkena arus listrik. Dan bila tidak mendapat Ci dirasakan sebagai kosong, ringan oelh penusuk dan penderita merasakan nyeri atau tak terasa apa pun juga. Pada saat Ci tidak datang juga, maka haruslah dilakukan ‘penungguan Ci ‘ atau ‘pendesakan Ci ‘, untuk melancarkan Ci Sie dalam meridian. Tidak datangnya Ci dapat disebabkan karena : 1. Pengambilan titik yang salah. Dalam hal ini jarum harus dicabut dan penusukan diulang pada titik yang tepat. 2. Cing Ci (Ci Meridian) lemah/kurang. Dalam hal ini karena lajunya Ci lambat, maka harus ditunggu (Penungguan Ci) atau dilakukan pengurutan meridian dengan cara pelengkap : Cara Sun (ini yang dimaksudkan de-ngan ‘pendesakan Ci ‘) kemudian manipulasi diulang dan Ci biasanya akan datang. 3. Bilamana tidak juga didapat Ci dengan cara tersebut di atas, maka penyakit telah gawat! Tanda prognosis yang buruk. Teknik Penusukan Penguatan Dan Pelemahan: 1. Kecepatan menentukan penguatan atau pelemahan. Cara menguatkan-melemahkan berdasarkan pada kecepatan pemasukan dan pencabutan jarum. Yaitu pada penguatan penusukan dilakukan dengan perlahan-lahan, bertahap (3 tahap: tahap langit, tahap manusia tahap bumi), pada pencabutan harus cepat, sekali tank langsung ujung jarum tiba di bawah kulit. Pada pelemahan pemasukan jarum dilakukan dengan cepat, sekali masuk langsung pada kedalaman tertentu (sedalam indikasi titik bersangkutan), pencabutannya perlahan-lahan bertahap (3 tahap: tahap bumi, tahap manusia, tahap langit) lalu tiba di bawah kulit. 2. Pembenaman - pencabutan menentukan penguatan - pelemahan. Cara pelemahan - penguatan yang berdasarkan kekuatan tangan serta kecepatan jari pada pembenaman dan pencabutan jarum. Pada penguatan, pemasukan jarum menggunakan tenaga yang berlebihan/berat dan cepat, dan pada pencabutan tenaga 303



lebih ringan dan perlahan-lahan; pada pelemahan, pemasukan dengan tenaga yang lebih lemah serta lambat, sedang pada pencabutan menggunakan tenaga yang kuat serta cepat. 3. Perputaran menentukan penguatan - pelemahan. Cara penguatan-pelemahan yang berdasarkan pada arah perputaran ke kiri atau kanan serta bertenaga atau tidak. Dan penentuan arah adalah mengikuti arah aliran dari meridian, atau membelakangi arah aliran meridian. Untuk 3 Yang Tangan, 3 Yin Raki dan Meridian Ren (arah ujung alat gerak ke kepala atau badan) : Penguatan



: Perputaran dengan ibu jari ke arah belakang, pada saat perputaran ke kanan bertenaga.



Pelemahan



:



Perputaran dengan ibu jari ke depan pada saat perputaran ke kiri bertenaga, Untuk 3 Yin Tangan, 3 Yang Kaki dan Meridian Tu :



Penguatan



: Perputaran dengan ibu jari ke depan, pada saat berputar ke kiri bertenaga,



Pelemahan



: Perputaran dengan ibu jari ke belakang, pada saat berputar ke kanan bertenaga.



4. Mengikuti-melawan arah aliran meridian menentukan penguatan-pelemahan. a. Arah dari tajam jarum:



Pada penusukan miring atau mendatar, arah tajam jarum mengikuti arah aliran Ci adalah



pada



meridian



penguatan; melawan arah tersebut adalah



pelemahan, b. Pengambilan titik



: Penusukan urutan titik-titik yang mengikuti arah aliran Ci Meridian adalah penguatan; dan sebaliknya adalah pelemahan.



5. Membuka-menutup menentukan penguatan-pelemahan. Cara penguatan-pelemahan dengan dasar menutup atau membiarkan terbuka lubang bekas tusukan (pada penutupan dilakukan penekanan pada lubang tersebut). Pada pelemahan



: Dikombinasikan dengan cara penusukan bergoyang di mana bekas tusukan dibuat menjadi lebar; setelah dicabut lubang dibiarkan supaya Ci ‘bocor ‘ keluar.



304



Pada penguatan



: Pencabutan dengan cepat, begitu jarum keluar dari kulit, langsung lubangnya ditutup dan ditekan untuk



tidak



membiarkan Ci bocor ke luar. Cara ini biasa dikombinasikan dengan cara satu dan dua (cara kecepatan dan pembenaman-pencabutan). 6. Menyambut-mengantar menentukan penguatan dan pelemahan. Yang dimaksud dengan menyambut dan mengantar adalah penyambutan dan pengantaran terhadap Ci organ dalam badan, sesuai dengan waktu ‘piketnya ‘ 24 jam sehari dibagi dalam 12 organ (6 Cang 6 Fu), setiap organ 2 jam ‘piket ‘; pada saat ‘piket ‘ maka Ci baginya adalah yang paling kuat daripada saat lain, dan saat 12 jam setelah ‘piket ‘ merupakan saat di mana Ci organ tersebut paling lemah. Pelemahan



: Menyambut datangnya Ci atau pada saat Ci sedang kuat-kuatnya yaitu menjelang piket dan sewaktu sedang piket.



Penguatan



: Mengantarkan Ci, yaitu pada saat sedang piket menjelang habis atau pada saat-saat Ci sedang lemah-lemahnya (saat 12 jam setelah waktu piket).



Jadwal ‘piket ‘ itu adalah sebagai berikut : Jam



03.01-05.00 - Paru-paru 05.01-07.00 - Usus



Jam



15.01-17.00 - Kandung Kemih 17.01-19.00- Ginjal



Besar 07.01-09.00- Lambung



19.01-21.00 - Perikardium



09.01 -11.00 - Limpa



21.01 -23.00 - San Ciao



11.01 -13.00 - Jantung



23.01 -01.00 - Kandung Empedu



13.01-15.00-Usus



01.01-03.00-Hati



Kecil Cara ini tergantung pada waktu dan bisa dikombinasikan dengan cara 1,2, 3, 4 dan 5. 7. Ekspirasi-inspirasi menentukan pelemahan penguatan. Cara



penguatan-pelemahan dengan menilai saat-saat pemapasan: ekspirasi-



inspirasi.



305



Penguatan



- Pada saat ekspirasi jarum ditusukkan, menunggu inspirasi dilakukan penarikan jarum; udara keluar-jarum masuk, udara masuk-jarum ke luar.



Pelemahan



- Inspirasi jarum ditusukkan, ekspirasi jarum dicabut; udara masuk-jarum masuk, udara ke luar-jarum ke luar.



8. Lamanya jaram ditinggal menentukan penguatan-pelemahan. Penguatan - Setelah mendapat Ci, tidak lama ditinggal langsung dicabut kembali. Atau ditinggal untuk sesaat, lalu dilakukan cara penyentilan, kemudian dicabut. Pelemahan - Sekalipun Ci telah didapat, jarum ditinggalkan sampai Ci menyebar dengan sendirinya (terlihat dengan rasa ngilu/pegal tak ada lagi) lalu dicabut, waktu ditinggal dilakukan pemutaran-pemutaran. 9. Sembilan-enam menentukan penguatan-pelemahan. Penentuan



penguatan-pelemahan



dengan



jumlah



perputaran



dan



jumlah



pembenaman-pencabutan. Dalam penguatan diambil jumlah 9 atau 3x9 (27) kali; pelemahan diambil jumlah 6 atau 3x6 (18) kali. Pada keadaan penyakit yang berat, maka jumlah itu berubah menjadi 7 untuk penguatan dan 6 untuk pelemahan. Pada yang lebih berat lagi diambil lagi diambil jumlah untuk penguatan: 27 sedang untuk pelemahan: 8. Jumlah perputaran menjadi (7 x 7, 6 x 6, 27 x 3, dan 8 x 8). Dasar dari angka jumlah ini adalah pendapat bahwa angka ganjil adalah Yang, penguatan;angka genap adalah Yin, pelemahan. IV.



Menghadapi Keadaan Luar Biasa Keadaan luar biasa yang dimaksud adalah keadaan yang terjadi selama



dilakukan penusukan, kejadian pada jarum dan kejadian pada diri penderita. 1. Jarum Bengkok Diketahui dengan berubahnya letak gagang jarum, sukarnya perputaran jarum, dan rasa nyeri dari penderita. Sebab terjadinya adalah : -



Kesalahan penusuk, di mana pada penusukan terlalu menggunakan tenaga, pemasukan jarum terlalu cepat dan perputaran tidak rata.



-



Kesalahan penderita di mana ia bergerak pada saat dilakukan penusukan, bergerak dari posisi sebelumnya.



-



Adanya tekanan dan benturan benda luar. 306







Mengatasinya : pada bengkok yang ringan, selain perlahan-lahan, dicabut mengikuti arah pembengkokan. Pada bengkok yang hebat, selain perlahan-lahan dicabut



dengan



mengikuti arah pembengkokan, juga perlu diadakan penggoyangan-penggoyangan. Pada pembengkokan akibat perubahan sikap letak penderita maka posisi penderita harus diperbaiki terlebih dahulu, lalu dilakukan cara-cara di atas. Yang utama adalah tidak secara kasar dicabut. Kekasaran bisa menambah rasa nyeri penderita dan memungkinkan jarum menjadi patah. 2. Jarum Macet Setelah jarum masuk badan, tiba-tiba terasa jarum terpaku, tidak dapat diputar (tidak dapat diputar ke kanan atau ke kiri). Sebabnya adalah : -



Penderita terlalu tegang, gugupatau takut.



-



Pemutaran terlalu searah sehingga otot terlilit.



-



Perubahan sikap letak tubuh penderita.



Mengatasinya : -



Pada penderita yang nervous maka jarum ditinggalkan saja uhtuk sementara atau dilakukan pengurutan atas bawah merangsang Ci meridian atau dilakukan penusukan jarum pada titik/sekitarnya.



-



Pada terjadinya lilitan otot maka perlahan-lahan jarum diputar kembali dan dilepaskan dari lilitan.



-



Perubahan sikap letak posisi tubuh. diperbaiki posisi tubuhnya lalu perlahan-lahan jarum diputar dan dicabut.



3. Jarum Patah Jarum patah, sepotong terletak di dalam tubuh penderita dan sepotong berada di luarnya/ di tangan penusuk. Sebabnya -



:



Adanya karat pada batang jarum yang tidak diperhatikan dan jarum tersebut tetap dipergunakan.



-



Penggunaan tenaga yang terlalu kuat pada waktu pemasukan jarum



307



-



Perubahan sikap posisi letak tubuh si penderita atau otot mengejang dengan hebat setelah jarum masuk sebagian atau seluruhnya.



Cara mengatasinya : -



Pertama-tama harus tenang.



-



Jangan mengubah posisi penderita.



-



Bila ujung jarum masih terlihat, gunakanlah pinset untuk menjepit lalu mencabutnya; atau pergunakan besi kaki kuda (besi berani) untuk mengisap jarum itu ke luar.



-



Bila potongan jarum itu tidak terlihat maka: a. bila letaknya di daerah vital (sekitarnya terdapat organ vital atau dalam bagian perge-rakan dari pada otot sehingga mengganggu pergerakan), maka harus diadakan pembedah-an kecil untuk mengeluarkannya. b. Bila letaknya tidak membahayakan dan tidak mengganggu pergerakan, maka biarkan saja. Katakari pada penderita bahwa suatu saat jarum itu akan hilang juga, melumer dan ditelanjaringan tubuh.



4. Kolaps Penderita mukanya pucat, berkeringat. banyak dan dingin, pusing/ vertigo, muntah dan lemas sampai pingsan, tangan kaki dingin, kuku membiru. Sebabnya



:



-



Keadaan tubuh penderita terlalu lemah, takut dan tegang.



-



Manipulasi terlalu berat dan tidak tertahankan bagi penderita.



Mengatasinya : -



Tenang.



-



Seluruh jarum dicabut.



-



Penderita ditidurkan mendatar dengan kepala lebih rendah dari letak kaki,



-



Pada bentuk ringan



:



diberikan minuman hangat, tunggu sesaat akan pulih



kembali, Pada bentuk yang berat (kolaps), maka perlu dilakukan penusukan kembali! Yang ditusuk adalah titik Ren Cung, He Ku dan Cu San Li dengan cara memperkuat, juga bisa dimoksa titik Pai Hui di kepalanya. Umumnya penderita itu akan sadar, Cara pencegahan : -



Posisi penderita dalam penusukan hendaknya sebisanya tidur. 308







-



Pada penderita yang lemah badannya, yang takut jarum dan yang pertama kali ditusuk, maka jangan menggunakan jarum banyak-banyak.



-



Sebelum penusukan hendaknya penderita (yang baru pertama kali ditusuk) diberi penerangan untuk meredakan ketakutannya.



5. Akibat Penusukan Setelah jarum dicabut, penderita mengalami/merasakan ngilu yang hebat pada bagian/daerah titik bekas tusukan, menjadi berdarah atau bengkak hitam dan Iain-lain. Sebabnya : -



Penusukan terlalu kuat, penarikan/pencabutan jarum terlalu cepat (sampai di bawah kulit tidak berhenti dahulu) atau terkena pembuluh darah pada saat penusukan.



Cara mengatasinya : -



Pada rasa ngilu atau berat pada daerah bekas ditusuk, diadakan pengurutan meridian tersangkut, maka dengan cepat hal tersebut akan hilang.



-



Keluarnya darah dihapus segera dengan kapas beralkohol, dan tak akan menjadi soal.



V.



Pada bengkak membiru maka dikompres dengan air hangat atau alkohol. Larangan Dalam Penusukan Larangan penusukan ini terbagi dalam dua golongan : 1. Larangan yang berhubungan dengan letaknya. Di bawah titik-titik terlarang terdapat organ vital. Misalnya, ‘Menusuk Cie Pen (fosa supraklavikularis) terlalu dalam (atau terjeblos masuk), menyebabkan orang bisa sesak napas ‘; ‘Menusuk daerah antara belikat terlalu dalam akan mengenai paru-paru, menyebabkan sesak napas ‘. Ini menjelaskan terjadinya pneumotoraks, akibat penusukan terlalu dalam. Juga : tusukan mengenai jantung, dapat menyebabkan kematian; tusukan di kepala apabila mengenai otak, orang langsung mati; penusukan daerah perut bawah, mengenai kandung kemih, bisa menyebabkan keluarnya urine dan rasa nyeri hebat di daerah perut bawah itu dan Iain-lain lagi. 2. Larangan karena di bawah titik-titik terlarang didapati pembuluh darah yang penting. Misalnya, untuk titik Ci Cie di lipatan paha; titik Si dari meridianmeridian; semua itu bila tidak hati-hati dan mengenai pembuluh darah besar, 309







bisa menimbulkan pingsan, bahkan bisa menimbulkan keadaan yang lebih gawat lagi. Larangan-larangan itu berdasarkan pengalajnan-pengalaman orang jaman dahulu dalam praktek, di mana ia mengalami kegagalan dan kesalahankesalahan. Dari pengalaman itu dibuatlah peraturan "Terlarang untuk ditusuk" dan "Terlarang untuk ditusuk dalam". Tetapi dari hasil penyelidikan terakhir, berkat kemajuan dari bentuk jarum dan kemajuan dalam bidang anatomi, maka penusukan dengan jarum ‘Hau ‘ (jenis jarum yang umumnya dipakai pada saat ini) pada titik-titik terlarang tidaklah memberi reaksi yang jelek. Asalkan penusukan itu dilakukan dengan hati-hati dan dengan teknik yang benar. Karena itu larangan-larangan tersebut tidak lagi menjadi mutlak. VI.



Pelarangan Pelaksanaan Pengobatan Akupunktur Baru (belum lama) melakukan hubungan kelamin jangan ditusuk; setelah ditusuk jangan melakukan hubungan kelamirt. Dalam mabuk jangan ditusuk, setelah ditusuk jangan mabuk, Baru marah jangan ditusuk, setelah ditusuk jangan marah; dalam keadaan capai jangan ditusuk, setelah ditusuk janganlah bekerja berat/badan capai; dalam keadaan kenyang jangan ditusuk, setelah ditusuk jangan makan kenyang-kenyang. Waktu lapar jangan ditusuk, setelah ditusuk janganlah sampai merasa lapar; waktu haus jangan ditusuk, setelah ditusuk jangan haus; setelah terkejut, takut, hendaknya ditenangkan dahulu, kemudian baru ditusuk. Bila datang naik kendaraan, maka suruhlah istirahat dengan tiduran dahulu; datang dengan jalan kaki, suruhlah duduk istirahat terlebih dahulu. Yang diungkapkan di atas adalah apa yang tercatat dalam Cin Lin Cung Se Pien, yang menjelaskan bahwa apabila keadaan Ci Sie dalam ‘ badan tidak tenang, maka jika dilakukan penusukan juga, timbulnya kolaps sering terjadi. Keadaan istimewa di mana pengobatan akupunktur terlarang Dalam buku Nei Cing diungkapkan tentang Wu Tuo dan Wu Ping sebagai larangan. Wu Tuo adalah : 1. Bentuk otot yang telah rusak (kakeksia) 2. Kerusakan.Sie yang hebat 3. Keringat hebat 310







4. Diare hebat 5. Setelah melahirkan dan perdarahan hebat. Lima keadaan di mana Ci Sie kosong, sehingga penusukan tak akan ada hasil, dianggap sebagai pelarangan. Wu Ping adalah : 1. Perut kembung, badan panas tinggi, nadi besar. 2. Perut mulas dan kernbung, keempat alat gerak dingin, nadi besar 3. Epistaksis dengan darah tak berhenti, nadi besar 4. Batuk darah, kurus. (kakeksia), nadi besar 5. Batuk dengan tubuh kurus, badan panas, nadi kecil. Lima keadaan di mana penyakit sudah lanjut dan gawat, dengan prognosis buruk, dianggap bahwa penusukan akan percuma saja, maka dimasukkan dalam pelarangan. Jelas bahwa Wu Tuo dan Wu Ping ini dasarnya adalah ketidak berhasilan akupunktur dalam mengatasi hal-hal tersebut, sehingga percuma untuk dilakukan penusukan-penusukan, maka digolongkan pada pelarangan. Tetapi hal itu tidaklah menjadi pegangan yang mutlak. Dengan semangat menolong jiwa manusia, maka justru dalam keadaan gawat itulah kita harus bertindak menolongnya, atau dengan diiringi cara peng-obatan yang lain. Tetapi perlu diperhatikan bahwa pada penyakit dengan penusukan yang tidak memberi hasil yang diharapkan, maka perlu dipertimbangkan keadaan menyeluruh dari penderita, serta bermawasdiri, jangan sampai membiarkan waktu berlalu, sehingga terlambat untuk melakukan pengobatan lain yang bermanfaat. Misalnya: tindakan operasi pada nyeri daerah perut yang hebat. VII.



Cara Penusukan Menurut Catatan Dalam Nei Cing Apa yang diungkapkan dalam buku Nei Cing mengenai cara penusukan



sangatlah banyak. Cara-cara penusukan yang belakangan dan yang dipakai sekarang semuanya bersumber pada apa yang diungkapkan \ tersebut, karena itu ada baiknya untuk diketahui. A. Sembilan Penusukan 1. Penusukan Su Yang dimaksud adalah penusukan Titik Yen dari Meridian Yin dan Titik Su Belakang dari Cang bersangkutan, sebuah kombinasi untuk penyakit organ dalam. 2. Penusukan jarak jauh 311



Cara penusukan di mana: sakit di atas, ditusuk di bawah, dan titik yang diambil adalah Titik He. Cara penusukan ini adalah untuk mengobati penyakit Fu, Seperti telah diungkapkan dalam bab Teori Meridian, Titik He dari Meridian 3 Yang Tangan (Fu) terletak di bawah yaitu pada Meridian 3 Yang Kaki. Semua Titik He dari organ Fu terletak di bawati, pada Meridian Yang Kaki. Titik He inilah yang dimaksud dalam cara penusukan ini. 3. Penusukan meridian Cara penusukan untuk mengobati kelainan meridian, di mana Ci meridian mengalami kemacetan/penyumbatan sehingga peredaran tak lancar, dan yang ditusuk adalah Titik Su dari meridian bersangkutan, 4. Penusukan Luo Penusukan Luo yang terdapat di permukaan kulit; untuk mengobati penyakit penyebab penyakit dalam Luo, sehingga Ci Sie teratur baik. Yang diambil adalah Luo kecil dengan pembu-luh darah penuh pada kulit, ditusuk dan dikeluarkan darahnya. Cara inilah yang dipakai untuk pengobatan penyakit Luo. 5. Penusukan I antara (Fen Ce) Penusukan yang dilakukan antara otot-otot, digunakan untuk penyakit otot. Biasanya penusukan itu adalah penusukan dalam. 6. Penusukan Ta Sie Penusukan untuk pengeluaran darah dan nanah. 7. Penusukan bulu (Mao Ce) Penusukan pada kulit. Untuk penyakit di mana penyebab penyakit terletak pada kulit, sehingga terdapat penyumbatan. pori-pori, Ci Sie tidak teratur baik, dan menimbulkan rasa gatal, parestesia, Cara penusukan inilah yang dipakai sebagai dasar dari jarum kulit, 8. Penusukan besar Cara penusukan di mana diambil sebelah kanan pada kelainan sebelah kiri, diambil sebelah kiri pada kelainan sebelah kanan. Dasarnya adalah bahwa 12 Meridian Umum dan Meridian Tu serta Meridian Ren mempunyai titik pertemuan, dengan demikian maka Ci Sie dari kiri dan kanan saling berhubungan; maka bilamana sebelah kanan sakit, titik-titik pada sebelah kiri dapat mempengaruhi dan demikian juga sebaliknya. Cara ini adalah cara untuk merjgobati kelainan meridian. 9. Penusukan Cui



312



Penusukan di mana jarum sebelumnya dibakar terlebih dahulu sampai berwama merah, lalu ditusukkan. Cara ini digunakan untuk pengobatan Sindrom Pi jenis dingin dalam tulang (reumatik). B. Duabelas Penusukan 1. Penusukan sejodoh Cara penusukan di mana dicari titik nyeri tekan di depan dan di belakang badan, lalu pada titik nyeri depan badan ditusuk dan yang dibelakang pun demikian. 2. Penusukan berulang (Pao Ce) Pao berarti berulang, dalam hal ini berarti manipulasi diulang. Biasa digunakan pada penyakit Sindrom Pi (reumatik) dengan nyeri yang tak tentu tempatnya, bergerak ke atas ke ba-wah dan tidak menentu. Cara penusukan adalah: jarum ditusukkan dalam-dalam lalu ditinggalkan, kemudian dilakukan pene-kanan/urutan pada meridian tersebut, ke atas dan ke bawah mengikuti arah meridian, lalu dicabut dan. kemudian diulang tusuk lagi. 3. Penusukan Hui (Hui Ce) Hui mempunyai arti besar, caranya ialah dilakukan penusukan, lalu dicabut mundur sampai kulit (tidak sampai ke luar), kemudian ditusukkan lagi ke arah sisinya, dilakukan berulang kali. Maksudnya supaya mendapat rangsangan yang besar. Umumnya dilakukan pada pengobatan kejang-kejang otot. 4. Penusukan bersama Cara penusukan di mana digunakah 3 jarum berbareng, sebuah di tengah-tengah dan dua yang lain di sampingnya. Untuk Sindrom Pi (reumatik) yang faktor dinginnya menyerang dalam. 5. Penusukan menyebar Caranya ditusukkan sebuah jarum lalu disekitarnya ditusukkan pula empat jarum lagi, tetapi tidak terlalu dalam. Untuk melawan faktor dingin yang menyebar. 6. Penusukan jarum tegak Caranya kulit dicubit, lalu ditusukkan jarum pada kulit itu tegak lurus masuk, Untuk mengobati faktor dingin yang relatif dangkal. 7. Penusukan Su Caranya dilakukan penusukan tegak lurus ke dalam lalu dicabut lagi tegak lurus, dan dilakukan peninggalan jarum untuk menghasilkan tujuan melemahkan. Untuk mengobati Sindrom Se Panas. 313



8. Penusukan pendek Disebut ‘pendek ‘ yaitu dengan maksud jangka waktu penusukan pendek, jadi cepat. Penusukan dengan cara memasukkan jarum dengan sedikit digoyanggoyangkan, langsung masuk ke dalam sampai dekat tulang, kemudian dilakukan pencabutan-penusukan berulang. Untuk mengobati Sindrom Pi pada tulang. 9. Penusukan mengambang (Feu Ce) Jarum ditusukkan dengan miring, sampai otot berhenti, jangan terlalu dalam. Untuk kejang akibat faktor dingin. 10. Penusukan Yin Cara penusukan untuk mengobati Yin Beku, karena itu disebut sebagai penusukan Yin. Diambil titik Tay Si, kiri dan kanan, ditusuk berbareng. 11. Penusukan Pang Cen Dilakukan sebuah penusukan pada meridian dan sebuah lagi pada titik Luo-nya untuk mengadakan pelancaran, pengurangan kelebihan Ci atau melemahkan penyebab penyakit. Biasanya digunakan pada Sindrom Pi pada meridian akibat penyebab penyakit yang sudah lama berdiam. 12. Penusukan menembus Dilakukan penusukan lurus ke dalam, tidak terlalu dalam, lalu dicabut, bisa dilakukan berulang. Untuk pengeluaran nanah dan darah. C. Lima Penusukan Penusukan ini khusus ditujukan pada kulit, nadi, tendon, otot dan tulang; jadi mempengaruhi Paru-paru, Jantung , Hati, Limpa dan Ginjal. 1. Penusukan setengah Penusukan yang dangkal dan cepat pencabutannya, jarum tidak mengenai otot, pencabutan bagaikan mencabut bulu badan. Tujuannya adalah merangsang Ci kulit, kulit di bawah ‘kekuasaan ‘ Paru-paru,jadi merangsang Paru-paru. 2. Penusukan berbercak tutul Jarum yang dipakai banyak, sehingga tubuh bagaikan berbercak tutul-tutul. Penusukan dilakukan pada sebelah kiri-kanan depan-belakang, harus mengenai pembuluh darah dan dalam penusukan itu darah dikeluarkan. Penusukan dimaksudkan untuk mempengaruhi/merangsang Jantung. 3. Penusukan Kuan



314



Cara penusukan dilakukan pada sekitar sendi-sendi alat gerak. Tujuannya adalah merangsang tendon. Tendon dikuasai oleh Hati, jadi cara ini merangsang Hati. 4. Penusukan He Ku He Ku di sini bukan berarti titik He Ku dari Meridian Usus Besar, melainkan berarti persatuan/pertemuan antara otot-otot, Penusukan pada pertemuan otot atau perpisahan otot, berarti berada di antara otot-otot, karena itu penusukan ini adalah penusukan yang dalam. Merangsang Limpa (otot berada di bawah kekuasaan Limpa). 5. Penusukan Su Penusukan yang tegak iurus, langsung ke dalam sampai di sekitar tulang. Untuk reumatik tulang, sindrom Pi tulang. Dan yang dirangsang adalah organ Cang: Ginjal. Tulang berada di bawah pengaruh Ginjal. VIII. Cara Latihan Penusukan 1. Dengan lapisan-lapisan kertas jagung. 2. Dengan ‘bola ‘ dari kain ‘gaas ‘ yang ditutup dengan kain putih, sehingga luar tegang dan dalam kendor seperti jaringan kulit otot manusia. Dengan kedua jenis obyek ini dilakukan latihan dan cara pelaksanaan penusukan jarum. IX.



Jenis Jarum Khusus : Selain dari jenis jarum yang biasa dipakai dalam pengobatan umum penusukan



jarum maka ada jenis jarum Iain yang pemakaiannya umum, yaitu : a. Jarum Prisma (San Lin Cen) Jarum Prisma (San Lin Cen) bentuknya adalah : .Gagangnya membentuk batang yang bulat, tanpa akar jarum, langsung dari gagang jarum menjadi batang jarum, bentuk batang jarum mempunyai 3 bidang dan tajam tepinya, bagaikan prisma yang tajam, Kegunaannya : Pengeluaran darah. Untuk penyakit-penyakit dengan: penyumbatan Ci dalam saluran Luo; pembekuan darah dengan akibat peredaran menjadi tak lancar; pemacetan Ci dalam saluran meridian; Sindrom Se. Khusus dipakai dalam manipulasi cara pelemahan. 315



Cara penusukan : 1. Penusukan memagut Menusukkan jarum itu dengan cara bagaikan ular memagut mangsanya, dengan tiba-tiba dan cepat ditusuk titik termaksud sedalam 0,05 - 0,1 cun, lalu dengan cepat pula jarum dicabut. Darah yang keluar dibiarkan rnenetes, lubang tusukan jangan ditekan, bahkan sekitar titik tersebut (lubang tusukan tersebut) diadakan penekananpenekanan untuk menambah pengeluaran darah. Darah ditunggu sampai menjadi jernih dan tak keluar lagi darah merah, baru dihapus dengan kapas yang beralkohol. Cara ini terutama untuk : Penusukan titik Sao Sang pada sakit tenggorokan (tonsilitis, faringitis, dan Iain-lain); Se Sien pada apopleksia (Cung Fung), kolera, dan Iain-lain. 2. Penusukan menyebar Umumnya dipergunakan pada penyakit-penyakit dengan pembengkakan lokal dengan penampungan darah. Pada daerah bengkak tersebut dilakukan penusukan jarum itu di depan, belakang, kiri dan kanannya (sekitarnya) beberapa kali, lalu diadakan penekanan ringan supaya darah yang terbendung ke luar dan pembengkakan hilang dengan cepat. Penggunaan jarum prisma (San Lin Cen) ini dilarang dilakukan pada penderita dengan Sindrom Si serta adanya kekosongan dalam Ci Sie. b. Jarum Pemanas (Wen Cen) Sebuah cara pelengkap untuk penggunaan jarum halus. Setelah jarum halus ditusukkan ekor jarum diberi ‘topi ‘ moksa silinder yang kemudian dibakar, sehingga rasa hangat yang timbul disalurkan lewat batang jarum ke dalam meridian di tubuh penderita, baik untuk melancarkan peredaran Ci Sie, dan pengusiran faktor dingin. Pembakaran moksa silinder bisa dilakukan sampai 1-3 kali bahkan boleh lebih mengikuti kebutuhan, asalkan penderita tidak merasakan kulitnya terlalu panas, untuk mencegah jangan sampai terbakar. c. Jarum Listrik Cara pelengkap lain untuk jarum halus. Jarum yang ditinggalkan dihubungkan dengan sumber arus listrik berkekuatan sampai 4,5 volt. Besarnya arus tergantung pada rasa si penderita, diberikan sampai batas maksimal yang dapat diterima (arus yang terlalu besar menimbulkan rasa nyeri). Tujuannya adalah menghasilkan rangsangan 316



yang tetap terus-menerus. Jadi tujuannya adalah Pelemahan. Digunakan umumnya pada Sindrom Se, Sindrom Pi, dan Sindrom Wei. d. JARUM KULIT (Pi Fu Cen) Bentuk jarum bagaikan buah teratai yang bertangkai. Tangkai itu merupakan gagang jarum dan buah teratainya tempat di mana seluruh jarum ‘berakar ‘. Jumlah jarum 5 buah disebut sebagai jarum Mei Hua, 7 buah disebut jarum Ci Sing. Kegunaannya adalah : merangsang Ci dalam saluran-saluran Luo kecil pada permukaan kulit, karena itu merangsang pula meridian dan Cang Fu. Karena hanya melakukan penusukan-penusukan dangkal pada kulit dan bisa mengobati penyakit meridian serta Cang Fu maka jarum ini banyak disukai dan banyak dipergunakan. Dalam pengobatan Cang Fu biasanya digunakan titik-titik Su dari Meridian Tay Yang Kaki (Kandung Kemih), dengan titik-titik U Su dari meridian-meridian (titik di bawah lutut dan siku); juga bisa digunakan pada kelainan patologis Cang Fu. Misalnya : ‘hilang rasa/ baal (parestesia), gatal, ngilu-ngilu otot tendon, yang ditusuk-tusuk adalah daerah sekitarnya. Cara penusukan : Dengan frekuensi yang ritmis dan tenaga yang tetap diadakan penusukan berulang-ulang; pada penusukan ‘muka buah teratai ‘ hams rata, sehingga jatuhnya tajam jarum rata pula (tidak mengadakan penusukan yang miring), Dan pemukulan pada penusukan itu tidak pula dalam, hanya dangkal saja. Perlu diperhatikan bahwa urutan adalah dari atas ke bawah, dari medial ke lateral, dari dalam ke luar. Pemukulan-penusukan tidak dibenarkan sembarangan. Penyakit-penyakit yang sesuai untuk jarum kulit ini adalah : Sakit



kepala,



vertigo,



Yang Hati berlebihan, mudah lupa, sakit lambung, sakit perut, mual muntah, penyakit ngilu dan hilang rasa, menstruasi tak teratur, dismenore serta Iain-lain kelainan kulit. Di samping jenis jarum halus, jarum prisma dan jarum kulit yang telah disebutkan di atas, masih ada pula jenis jarum yang khusus dengan indikasi pemakaian yang khusus serta digunakan pada tempat-tempat yang khusus pula, yaitu jarum dalam kulit (Pi Nei Cen) dan jarum telinga (El Cen). Kedua jenis jarum ini akan dibicarakan pada Bab, XII.



317



BAB 11 MOKSIBUSI Cara pengobatan yang menggunakan moksa (dari bahan obat: Ay, Arthemesia vulgaris) yang dibakar pada titik-titik akupunktur tertentu, dengan daya pemanasan api yang ditimbulkan menembus permiukaan kulit-otot tiba di meridian-meridian sehingga menimbulkan reaksi pengobatan dan pencegahan. A. Faedahnya 1. Menghangati peredaran Ci Sie sehingga menjadi lancar, mengusir penyebab Yin Han (Yin Dingin). 2. Menghangati Yang, menimbulkan kembali/memperbaiki denyut nadi, menolong dari bahaya kematian. 3. Mencegah penyakit, menguatkan daya tahan tubuh. Karena daya moksa untuk menghangati Yang melancarkan peredaran Ci, dengan kuatnya Yang Ci, kuat pula Wei Ci, maka daya tahan terhadap penyakit penyebab luar menjadi kuat pula. B. Jenis Moksa 318



1. Moksa dari Ay dalam bentuk konus/kerucut dipakai secara langsung dan atau tak langsung. 2. Moksa silinder dari Ay atau dari campuran ramuan obat-obat yang digulung membentuk silinder seperti lisong. 3. Moksa selubung penghangat. Menggunakan alat dari metal/logam yang khusus, lalu di dalamnya dibakar moksa. 4. Moksa alam. Sebagai bahan bakar digunakan tumbuh-tumbuhan atau binatang tertentu. Jenis moksa 1, 2 dan 3 banyak dipakai, jenis 4 boleh dikatakan hampir tidak digunakan lagi, hanya berupa catatan sejarah saja. Moksa Kerucut Ay yang dikeringkan dibuat menjadi kerucut-kerucut. Ukurannya: kecil, sedang dan besar. 1. Langsung Pada titik dimaksud moksa kerucut diletakkan lalu ujung moksa dibakar. -



Cara tak meninggalkan bekas: pada kulit tempat titik dimaksud diolesi parafin terlebih dahulu, lalu moksa diletakkan dan dibakar sampai penderita merasakan panas menyengat, dengan jepitan moksa diangkat; diberi lagi moksa kerucut yang baru, ini diulang beberapa kali menurut kebutuhan.



-



Cara menggikan bekas: pada saat penderita merasakan panas menyengat moksa tidak diangkat, dibiarkan sampai moksa habis dan ini akan meninggalkan bekas karena kulit terbakar. Dikatakan bahwa cara meninggalkan bekas lebih bermanfaat daripada yang tidak meninggalkan bekas.



2. Tidak langsung Di antara moksa kerucut di.n kulit diberi benda perantara. a. Garam Biasanya pada titik Sen Cie (umbilikus). Lubang umbilikus diberi garam sampai penuh lalu di atasnya diletakkan moksa kerucut dan kemudian dibakar, Dapat mengobati :



mulas perut, sakit perut hebat, diare dan daya daya menunjang Yang menolong dari kogawatan, Pada keadaan kolaps di mana kaki tangan dingin, keringat dingin keluar, cara ini bermanfaat. Tetapi perlu



319



berulang k;li dilakukan sampai keringat berhenti, m di pulih dan dingin hilang. b. Jahe Dibuat irisan jahe yang tebalnya beberapa mm, lalu pada beberapa tempat ditusjk berulang-ulang supaya berlubang dan di atasnya diletakkan moksa kerucut lalu jahe-moksa itu diletakkan di atas titik yang dituju, lalu dibakar. Dan bilamana penderita merasa panas menyengat, diganti dengan yang baru. Jumlah moksa tergantung kebutuhan. Jenis dari bahan perantara ini ada beberapa macam lagi te-tapi dua macam inilah yang paling populer dipergunakan. Moksa Silinder Ay yang digunakan digulung dengan kertas yang tipis membentuk sebuah silinder, biasanya berat Ay itu 24 mg dan bisa ditambah dengan obat-obatan 6 mg lagi, bentuk silinder yang terjadi panjang-nya 6 Cun dengan tebal 0,35 Cun. Cara : 1. Cara menghangatkan Moksa silinder yang dibakar itu didekatkan pada titik yang dimaksud dengan memakai jarak (jarak ini diambil dengan patokan: moksa yang terbakar didekatkan pada kulit sampai penderita merasa panas sekali, lalu diundurkan ke belakang dan di mana kernudian penderita merasakan panas yang enak, itulah jarak yang optimal). Dihangati selama beberapa menit sampai daerah titik sasaran menjadi merah. Sebelum merah bila rasa panas menyengat maka jarak dijauhkan untuk sesaat, kernudian didekatkan lagi. Hal ini baik untuk penyakit-penyakit reumatik, ngilu-ngilu karena angin lembab. 2. Cara gaya mematuk Moksa digerakkan seperti mematuk-matuknya se-ekor burung. Harus diperhatikan tidak sampai membakar kulii penderita. Moksibusi ini dalam.penggunaannya harus diperhatikan : 1. Terlarang untuk penyakit dengan Yin Si Yang Kang (Yin Kosong Yang berlebihan), karena moksa menambah kekuatan Yang. 2. Daerah-daerah tertentu seperti muka, genitalia, puting susu terlarang untuk di moksa. Selain itu daerah perut bawah. coccygeus terlarang pada wanita hamil. Juga 320



tendon-tendon penting serta pembuluh darah harus diperhatikan dalam moksibusi ini agar tidak kena terbakar. C. Cara Moksibusi Seperti juga pada jarum, pada moksibusi ini terdapat pula cara Penguatan dan Pelemahan. Pada Penguatan api tidak ditiup untuk membara, melainkan dibiatkan mati sendiri, felu titik ditekan. Pada Pelemahan api ditiup dan ditiup pula pada saat moksa diangkat, dan membiarkan titik tersebut. D. Kop (Pa Hou Kuan) Sebuah cara pengobatan dengan menggunakan sebuah ‘botol ‘ yang dihilangkan udaranya dengan api sehingga mengisap bagian tubuh tertentu dan menimbulkan fenomena pengumpulan darah. ‘Botol ‘ itu berbagai jenis, ada yang dari kayu, gelas, logam besi, tembaga dan Iain-lain. Bahan yang dibutuhkan : ‘botol ‘, kapas, alkohol, korek api. Cara : 1. Kapas beralkohol dibakar dan dimasukkan ke dalam botol, lalu dengan segera botol ditekan pada daerah kulit yang dituju. 2. Kapas beralkohol dibakar, dimasukkan dalam botol untuk membakar udara di dalam botol tersebut, lalu kapas diangkat, kemudian baru ditutupkan pada kulit yang dituju. 3. Kapas beralkohol diletakkan pada dinding botol (dengan tahanan, supaya tidak jatuh), lalu dibakar dan kemudian ditutupkan pada bagian yang dituju, 4. Botol digodok terlebih dahulu, lalu diangkat dan dibersihkan/dibuang airnya, baru ditutupkan pada bagian kulit yang dituju. Cara-cara di atas semua akan menghasilkan pengisapan pada kulit dan pengumpulan darah, Cara yang paling baik adalah cara ketiga. di . mana terjamin keberhasilannya dan mudah dikerjakan. Umumnya dikerjakan pada bagian kulit daerah punggung, pinggang, perut, paha dan pundak. Biasanya yang dipilih adalah daerah yang ngilu-ngilu, pegal-pegal.



321



BAB 12 PENGOBATAN Setelah diagnosis ditegakkan melalui pengumpulan data-data dengan Empat Cara Pemeriksaan, lalu digolongkan ke dalam Delapan Dasar Diagnosis dan kemudian digolongkan lagi ke dalam Penggolongan Sindrom, maka yang terakhir adalah pengobatan, Untuk tujuan pengobatan inilah Amu Pengobatan Cina umumnya dan Ilmu Akupunktur khususnya mempelajari Teori Yin Yang, Teori Pergerakan Lima Unsur, Teori Fenomena Organ, Teori Meridian, Teori Etiologi, Teori Penggolongan Sindrom, Delapan Dasar Diagnosis dan Empat Cara Pemeriksaan. Dalam pengobatan ini pun didapati teori-teori dan peraturan-peraturan tertentu yang haras dipahami dan dikuasai untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam pengobatan penyakit-penyakit. 1. Dasar Pengobatan Dalam Ilmu Akupunktur dan Moksibusi dasar pengobatan adalah perangsangan Ci Meridian oleh tusukan jarum dan penghangatan moksa dengan teknik tertentu pada titik-titik tertentu di permukaan kulit yang tercakup dalam sistem meridian, sedemikian rupa sehingga menimbulkan reaksi pemulihan keseimbangan Yin Yang yang berarti kesehatan pulih . kembali. Mengapa Ci Meridian dapat mempengaruhi pemulihan daya tahan tubuh, pengusiran penyebab penyakit luar dan mampu mengembalikan keseimbangan Yin Yang, dalam bab-bab sebelum ini terutama bab Teori Meridian telah dijelaskan dan tidak diulang lagi. 322



2. Cara Pengobatan Umum Cara pengobatan yang digunakan untuk merangsang Ci Meridian sehingga menghasilkan reaksi yang diharapkan dalam Ilmu Akupunktur pada dasarnya tergantung pada : A. Teknik penusukan Seperti telah diungkapkan dalam bab Penusukan Jarum bahwa teknik penusukan tertentu menghasilkan reaksi tertentu. pula dan dalam llmu Akupunktur dikenal dua golongan besar teknik penusukan yaitu cara rangsangan Penguatan dan cara rangsangan Pelemahan. B. Titik yang dipilih Didasarkan pada diagnosis dipilih meridian tertentu, satu atau lebih, dan dari meridian yang terpilih itu dipilih pula titik tertentu yang dapat menghasilkan rangsangan yang tepat dan manfaat yang maksimal. Tidaklah dibenarkan mengambil seluruh meridian atau seluruh titik puda sebuah meridian! Keahlian didasarkan pada titik yang sedikit tetapi tepat dan memberi manfaat yang maksimal, Penggunaan teknik yang tepat disertai pemilihan titik yang tepat akan memberikan reaksi rangsangan terhadap Ci Meridian seperti apa yang diharapkan, Hasil rangsangan yang terjadi pada umumnya dapat digolongkan ke dalam delapan buah kategori yaitu pengeluaran keringat, pencaharan, penjernihan, perataan, penghangatan, muntah, penguatan dan pelemahan; karena itu cara penjalinan ke dua faktor di atas yang tertentu dengan menghasilkan rangsangan tertentu dimasukkan ke dalam cara pengobatan tertentu. Jadi dikenal delapan cara pengobatan yaitu : a. Cara Pengobatan Pengeluaran Keringat b. Cara Pengobatan Pencaharan c. Cara Pengobatan Perangsangan Muntah d. Cara Pengobatan Perataan e. Cara Pengobatan Penghangatan f. Cara Pengobatan Penjernihan g. Cara Pengobatan Penguatan h. Cara Pengobatan Pelemahan.



323



Delapan cara pengobatan ini adalah sesuai dengan cara pengobatan dalam Ilmu Pengobatan Cina dengan menggunakan ramuan obat sebagai bahan pengobatartnya. Hanya dalam Ilmu Akupunktur hasil rangsangan tidaklah sehebat yang dihasilkan oleh obat pada cara pengobatan tertentu yaitu misalnya pada cara pengobatan pengeluaran keringat, cara pengobatan pencaharan dan cara pengobatan rangsangan muntah di mana keringat yang keluar, pencaharan yang terjadi dan muntah tidaklah hebat. Sebaliknya pada cara pengobatan Penguatan dan cara pengobatan Pelemahan hasil yang terjadi adalah seketika (dalam waktu singkat) dan baik. Di bawah ini secara singkat dibicarakan tentang kedelapan cara pengobatan di atas. a. Cara Pengobatan Pengeluaran Keringat Rangsangan dengan penusukan jar-um menimbuikan reaksi pengeluaran keringat dan dengan keiuarnya keringat penyebab penyakit luar turut terusir ke luar. Digunakan untuk Sindrom Luar, juga dapat dipakai pada penyakit dengan adanya penampungan cairan dalam tubuh. Titik yang dapat memberi hasil ini, misalnya Wai Kuan (X,5), Fung Men (VII, 12), Ci Ce (II, 11), He Ku (11,4), Ta Cui (XIV, 14). Di samping dapat iriengeluarkan keringat, titik-titik itu dapat pula menghentikan keringat yang terlalu banyak, hasil menghentikan atau mengeluarkan keringat tergantung pada teknik penusukan dan titiknya. b. Cara Pengobatan Pencaharan Perangsangan untuk menghasilkan diare. Titik yang dapat menimbulkannya adalah : Tien Su (III, 25), Ci Hai (XIII.6), Ce Keu(X,6), Cu San Li (111,36). Rangsangan yang digunakan adalah rangsangan Pelemahan. Ditujukan pada Sindrom Panas Dalam, penyakit dengan konstipasi. c. Cara Pengobatan Perangsangan Muntah Perangsangan untuk menghasilkan reaksi muntah. Ditujukan untuk penyakit dengan adanya penampungan riak, penampungan makanan dalam lambung. Titik yang biasanya bermanfaat untuk ini misalnya : Nei: Kuan (K,6), Tien Tu (XIII.22), Cung Wan (XIII.12). Teknik penusukan yang digunakan adalah Pelemahan. 324



d. Cara Pengobatan Perataan Cara pengobatan yang ditujukan untuk meratakan keadaan yang bergejolak; umumnya untuk mengatur Ci Sie yang mengalir tak teratur (terbalik arah alirannya, misalnya). Umumnya untuk Sindrom Sao Yang, Setengah Luar Sete-ngah Dalam. Titik yang umumnya bermanfaat untuk ini adalah: Cu San Li (111,36) untuk mengatur Ci Lambung, Tay Cung (XII.3) untuk mengatur Ci Hati, Nei Kuan (X,6) untuk melancarkan Ci dalam dada. Teknik penusukan adalah Pelemahan. e. Cara Pengobatan Penghangatan Penghangatan umumnya dilakukan dengan moksa tetapi dapat juga hanya dengan penusukan jarum. Titik yang berfaedah untuk ini misalnya : Cu San Li (III, 36), Ming Men (XIV,4), Ci Hai (XIII.6), Yang Kuan (XIV,3). Teknik penusukan adalah Penguatan. Dengan moksa tidak tergantung pada titik. Ditujukan kepada Sindrom Dingin, f. Cara Pengobatan Penjernihan Cara pengobatan di mana dihasilkan penjemihan Ci Sie ‘ dari penyebab penyakit. Ditujukan untuk penyakit dengan Sindrom Panas. Titik yang bermanfaat untuk ini adalah Sing Cien (XI1.2), Ci Ce (11,11), Wei Cung (VII,54), Ce Ce (1,5), Pai Hui (XIV.20), Fung Ce (XI,20), Se El Cin Sie (Duabelas titik Cin). Teknik Penusukan adalah Pelemahan. g. Cara Pengobatan Penguatan Cara Pengobatan untuk menguatkan. Ditujukan pada Sindrom. Si. Titik yang digunakan dalam bidang ini luas sekali, tergan-• tung kepada diagnosis. Umumnya Titik Su, Titik Mu, Titik Ibu dalam Titik U Su, juga titiktitik Cu San Li (III, 36), Ta Cui (XIV, 14), Kuan Yen (XIII.4), Cung Wan (XIII.12). Teknik penusukan adalah Penguatan. Penghangatan dengan moksa juga dapat memberikan hasil Penguatan. h. Cara Pengobatan Pelemahan Cara pengobatan untuk melemahkan. Ditujukan pada Sindrom Se, juga terhadap adanya ‘pemhekuan ‘, pengumpulan Ci setempat, penampungan riak. Dalam 325



kategori ini termasuk pula cara pengobatan penyebaran yaitu seperti yang dilakukan pada ‘pembekuan ‘. Titik yang digunakan umumnya sama dengan ad. g, hanya teknik berbeda, di sini digunakan Pelemahan. Di samping itu terdapat titik-titik tertentu yang bilamana dilakukan pelemahan akan memberikan reaksi menyebarkan adanya penampungan, pembekuan dan penyimpanan. Misalnya Fung Lung (111,40) untuk pembuangan riak, Sui Fen (XIII,9) untuk pengeluaran penampungan cairan dalam perut.



A. Teknik Penusukan Tentang teknik penusukan telah dibicarakan dalam Bab Penu-sukan Jarum dan tidak diulang lagi. B. Pemilihan Titik Dalam rangka pemilihan titik ini haruslah dipahami dahulu beberapa pengertian yang menjadi urutan langkah dalam penentuan pemilihan ini. Urutan itu adalah sebagai berikut a. Pen Piao Tentang Pen Piao ini telah dibicarakan dalam Bab Teori Meridian mengenai hal Ci Meridian; dalam hal pengobatan Pen Piao mempunyai pengertian tersendiri: Pen adalah kausa, Piao adalah gejala penyakit; Pen adalah penyakit yang pertama, Piao adalah penyakit ikutan atau komplikasi; Pen juga merupakan daya tahan tubuh dan Piao adalah penyebab penyakit. Pengobatan terhadap Pen Piao ini dalam urutannya tergantung pada kegawatan dari kedua hal itu, tergantung pada keluhan yang memberatkan penderita. Yang gawat dan memberatkan penderita didahulukan. Dan bilamana Pen dan Piao ke dua-duanya tidak gawat maka keduanya diobati berbareng. b. Urutan tersangkutnya Cang Fu atau Meridian dalam Penyakit Umumnya penyakit yang dihadapi tidaklah selalu sederhana, bahkan sebagian besar adalah dalam bentuk rumit. Setelah membedakan Pen Piao maka hams pula diteliti urutan terkenanya organ atau meridian oleh kelainan yang terjadi; untuk menentukan Pen adalah terletak pada organ atau meridian yang mana, lalu kemudian Piaonya yang mana. Dalam pengobatan pada penyakit akut dengan kegawatan maka Piao dapat didahulukan dari Pen, tetapi setelah 326



diatasi keadaan pengobatan tetap harus ditujukan kepada Pen. Pengobatan yang baik adalah kausal. Dalam penelitian urutan ini Teori Pergerakan Lima Unsur memegang peranan yang penting. Pada meridian yang menjadi Pen diambil titik yang menjadi titik utama dalam pengobatan, titik-titik dari Meridian yang menjadi Piao adalah titik pelengkap. c. Penentuan ‘Resep ‘ Terdapat tujuh jenis resep yaitu : 1. Resep besar Keistimewaannya adalah : titik yang dipilih banyak, jarum yang dipakai kasar, manipulasi dengan tenaga berat. Untuk penyakit yang berat, misalnya : apopleksia (Cung Fung), hemiparesis, kejang. 2. Resep kecil Keistimewaannya adalah: titik-titik yang dipilih sedikit, jarum yang digunakan kecil, manipulasi dengan tenaga ringan. Untuk penyakit yang baru, ringan dan tubuh yang lemah. 3. Resep lambat Keistimewaannya adalah : waktu pengobatannya lama, tenaga manipulasi ringan, jarum ditinggalkan lama, waktu antara pengobatan lama, titik terpilih tak banyak, Untuk penyakit kronis, 4. Resep gawat Keistimewaannya adalah : tenaga manipulasi berat/ besar, titik yang dipilih adalah titik-titik yang penting dan utama. Untuk penyakit akut dan keadaan gawat. 5. Resep tunggal Keistimewaannya adalah : titik yang diambil hanya satu, Manipulasi dengan tenaga cukup berat, jarum ditinggalkan cukup lama. Terpilih dalam hal nyeri, ngilu, pegal, kaku. 6. Resep majemuk Keistimewaannya adalah : pengambilan titik dekat dari kelainan dan jauh dari kelainan berbareng; perangkapan titik-titik: Titik Mu dan Titik Su belakang, Titik Yen dan Titik Luo dan sebagainya. Untuk penyakit yang kompleks dan kronis. 7. Resep Sejodoh



327



Keistimewaannyaadalah: setiap titik yang dipilih selalu kiri dan kanan, sejodoh. Bagian yang sakit dan yang sehat kedua-duanya ditusuk, atau dimoksa. Untuk hemiparesis, Sindrom Pi karena angin. d. Cara memilih Titik Setelah menentukan jenis resep yang akan digunakan maka mulailah ditentukan pemilihan titik. Dari seluruh titik-titik umum akupunktur terdapat titik-titik yang penting, yaitu titik penting yang telah diungkapkan pada Bab Teori Meridian. 1. Titik Usu a. Penggunaan dalam hubungan ‘ibu-pribadi-anak ‘. Penggunaan dalam indikasi setiap Titik U Su yaitu : -



Titik Cin untuk kelainan (nyeri/kembung) epigastrik



-



Titik Yung untuk penyakit dengan suhu badan yang meninggi



-



Titik Su untuk perasaan badan berat dan ngilu-ngilu persendian



-



Titik Cing untuk batuk, sesak dan demam



-



Titik He untuk diare dan kelainan aliran Ci Meridian.



Misalnya : Ditegakkan sebuah diagnosis di mana terdapat kelainan sebuah organ, maka bilamana pada gejala didapat rasa kembung epigastrik, ambillah Titik Cin meridian organ bersangkutan, bilamana ada panas Titik Yungnya, bila ada rasa berat badan dan ngilu-ngilu sendi ambil Titik Su.dan seterusnya. 2. Titik He Bawah serta Titik He Meridian Yang Kaki untuk pengobatan kelainan Fu. 3. Perangkapan Titik Su Belakang dan Titik Mu Depan untuk kelainan Cang Fu terutama kelainan Cang. 4. Pada kelainan meridian ambillah Titik Su meridian bersangkutan. 5. Pada kelainan meridian dapat pula diambil Titik Luo bersangkutan. Sehubungan dengan faedah titik Luo ini, diketahui 4 cara penggunaan : a. Ambillah Titik Luo homolateral saja; b. Ambillah Titik Luo kontralateral saja; c. Ambillah Titik Luo meridian yang berhubungan sebagai middaymidnight dengan meridian yang bersangkutan (hubungan middaymidnight berdasarkan perbedaan 12 jam dalam ‘piket ‘ Ci Meridian). d. Kombinasiad, a dan ad. b atau/danjuga ad.c. 328



6. Titik Luo dirangkap dengan Titik Yen dalam hubungannya sebagai ‘tamu ‘ dan ‘tuan rumah ‘. Ini digunakan dalam Sindrom Se atau Sindrom Si, di mana Ci Meridian menjadi berlebihan atau berkurang. Diambil Titik Yen dari Meridian yang sakit ( ‘tuan rumah ‘) dan Titik Luo dari meridian yang berhubungan luardalam dengan meridian itu ( ‘tamu ‘), 7. Pemilihan titik kontralateral dengan kelainan. Ini hampir sama dengan ad. 5 hanya dalam hal ini titik tak usah meru-pakan titik Luo, bisa pula merupakan Titik Ase. 8. Rangkapan Titik Induk Meridian Istimewa. Titik Lie Cie dengan titik Cao Hai, titik Nei Kuan dengan titik Kung Sun, titik Heu Si dengan titik Sen Mai, titik Wai Kuan dengan titik Cu Lin Ci (indikasi telah diungkapkan dalam bab titik-titik penting). Cara penggunaan : a. Titik Induk dipakai tunggal sebagai titik utama dalam pengobatan. b. Titik Induk selalu rangkap. c. Titik Induk dalam perangkapannya sebagai Titik Buka dan Titik Tutup. Yang dimaksud dengan Titik Buka adalah titik utama yang pertama kali ditusuk, lalu menusuk titik lain yang terpilih; kemudian setelah selesai pengobatan ditusuk Titik Tutup (yang merupakan titik rang-kapnya) sebagai penutup. 9. Titik Dominan. Digunakan dalam hal yang bertalian dengan jaringan yang dikuasainya. Misalnya : titik Yang Ling Cuen untuk kelainan tendon, titik Ke Su untuk kelainan Sie, titik Cung Wan untuk kelainan seluruh organ Fu dan sebagainya. 10. Titik Si. Digunakan dalam pengobatan kelainan yang akut, umumnya nyeri hebat, juga dalam penyakit kronis yang bandel. 11. Titik Pertemuan, Diambil Titik Pertemuan bila meridian yang terkena dua atau lebih. Dengan ditusuknya Titik Pertemuan maka meridian-meridian yang bertemu di titik tersebut seluruhnya dipengaruhi. 12. Titik-titik dalam literatur yang merupakan pengalaman para ahli. 329



Misalnya : Cu San Li untuk kelainan dalam perut, lambung, dan lain-lain. San Yin Ciao untuk kelainan dalam pelvis, ginekologis, dan Iain-lain. Untuk kelainan simtomatis maka titik yang dipilih selain seperti dalam halnya ad. 5, ad. 7, ad. 12 juta titik akupunktur dekat daerah kelainan atau Titik Ase (titik nyeri tekan). Keseluruhan cara memilih titik ini bila digolongkan dalam golongan besar adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan titik dekat. Tertuju pada kelainan ikutan, simtomatis seperti ad. 5, ad. 7, ad. 12 dan titik Ase. 2. Pemilihan titik jauh. Tertuju seperti dalam halnya ad. 2 dan ad. 12. 3. Pemilihan titik sesuai dengan kelainan. Tertuju seperti dalam halnya ad. l. ad.2. ad.4.ad.5.ad.6.ad.7.ad. 9,ad. 10, dan ad. 11. 4. Pemilihan titik rangkap. Tertuju seperti dalam halnya ad. 6, ad. 8, ad.3 dan ad. 1. Selain teknik penusukan dan pemilihan titik, hasil pengobatan tergantung pula pada frekuensi pengobatan. Frekuensi pengobatan berva-riasi dan tergantung pada keadaan penyakit; pada penyakit akut bisa dilakukan beberapa kali sehari, pada penyakit kronis bisa dilakukan setiap hari sampai tiga hari sekali. Yang penting pengobatan harus teratur. Sejumlah pengobatan dijadikan sebuah kUur, di antara dua kuur diadakan masa istirahat yang tertentu. Unit Akupunktur Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo menggunakan frekuensi pengobatan dua kali seminggu, duabelas kali pengobatan membentuk satu kuur dan waktu istirahat antara dua kuur adalah setengah bulan sampai satu bulan. 3. Cara Pengobatan Khusus A. Jarum Dalam Kulit Jarum dalam kulit (Pi Nei Cen) adalah sejenis jarum yang khusus dipergunakan dalam penusukan dangkal dan mendatar ke dalam kulit. Terdapat dua macam jaram dalam kulit : 1. Bentuk pentil, ‘lahir ‘ di Jepang. 2. Bentuk paku payung, ‘lahir ‘ di Cina. Indikasi cara penggunaannya mempunyai cara diagnosis tersendiri, sekali pun bisa ditentukan dengan cara diagnosis yang telah diungkapkan di atas (cara diagnosis umum). Cara diagnosis yang khusus itu adalah cara penentuan beda rasa 330



panas, di mana pada setiap Titik Cin (titik terujung pada jari kaki atau tangan dari meridian-meridian) dilakukan pemanasan dengan sejenis alat pemanas (biasanya dipergunakan batang hio-wewangian yang digunakan oleh orang Cina untuk bersembahyang) dan lamanya pemanasan sampai terasa panas menyengat dicatat. Lalu dibandingkan angka lama pemanasan Titik Cin kiri dan Titik Cin kanan dari meridian yang sama; meridian yang memberi angka perbedaan yang menyolok (sebagai patokan diambil dua kali Hpat) adalah meridian yang terkena sakit, meridian itulah yang harus di ‘obati ‘. Meridian yang terkena kelainan bisa lebih dari pada satu tergantung dari kelainan patologis yang terjadi dalam badan. Dasar cara diagnosis ini adalah bahwa ketidak-seimbangan Yin Yang menimbulkan sakit, Dengan perkataan lain dalam keadaan sakit maka Yin Yang tidak seimbang. Ketidak-seimbangan Yin Yang tercermin dalam kekurangankelebihan Ci dari organ dan meridian yang sakit yaitu tidak adanya keseimbangan Ci dari pada organ dan meridian yang sakit. Badan dibagi dalam dua belahan, kanan kiri, Yin Yang; karena itu pula Ci yang mengalir dalam badan bagian kanan tidak lagi seimbang dengan Ci yang mengalir dalam badan bagian kiri, begitu juga meridian yang sakit akan berbeda Cinya pada sebelah kanan dan kiri. Perbedaan Ci inilah yang memberikan perbedaan rasa terhadap panas, Dalam cara diagnosis ini terdapat perubahan-perubahan: letak titik Cin Meridian Ginjal dan didapat pula 2 buah Meridian Ekstra dan Titik-titik Istimewa yang khusus. Meridian Ekstra : 1. Meridian Ke Su Dimulai dari ujung jari tangan III (jari tengah) pada titik Cung Ce yang me-rupakan Titik Cin Meridian Ekstra ini, yang letaknya berseberangan kuku dengan titik Cung Cung dari Meridian Perikardium. Dari titik Cung Ce meridian ini berjalan sejajar dengan meridian San Ciao terus ke pundak lalu berjalan ke punggung dan berakhir di titik Ke Su dari Meridian Kandung Kemih. 2. Meridian Pa Su Dimulai dari ujung jari kaki III pada titik Li Tui Kedua, yang letaknya serupa dengan titik Li Tui pada jari kaki kedua. Dari titik Li Tui Kedua ini Meridian Pa Su berjalan terus ke ujung jari kaki dan tiba di tumit, lalu tendon Achilles, melewati betis, belakang paha dan tiba dibokong lalu punggung dan 331



berakhir di titik Pa Su, yaitu Titik Istimewa yang terletak pada Meridian Kandung Kemih di bawah Ke Su, di atas Kan Su, setinggi Th VIII –Th IX Titik Istimewa



:



1. Pa Su, titik akhir Meridian Pa Su. 2. Cung Ce, Titik Cin Meridian Ke Su. 3. Li Tui Kedua, Titik Cin Meridian Pa Su. 4. Nei Ce Yin, Titik Cin Meridian Ginjal (pengganti titik Yung Cuen), terletak di jari kaki V, berseberangan kuku dengan titik Ce Yin Meridian Kandung Kemih. 5. Cung Cuan, titik yang terletak di pertengahan antara Yang Ci dan Yang Si di pergelangan punggung tangan.. Untuk penyakit pergelangan tangan. 6. Sang Sien, titik yang terletak di antara vertebra S V dan os coccygeus. Berfaedah untuk sakit pinggang, kaki dan kelainan ginekologis. 7. Nien Fu, pada Meridian Paru-paru, terletak tepat di bawah puncak akromion. Untuk penyakit pundak. Cara penggunaan jarum dalam kulit dalam pengobatan: Yang digunakan adalah Titik-titik Su Belakang (termasuk titik Pa Su), Titiktitik U Su (titik-titik yang mengikuti teori U Sing, yang terletak di bawah lutut dan siku), Titik-titik Istimewa yang khusus untuk jarum dalam kulit ini. Pada meridian tersangkut (yang mempunyai perbedaan kiri kanan yang nyata) dilakukan penusukan pada titik terpilihnya atau titik-titik istimewa yang terpilih, pada jarum bentuk pentil arah tusukan adalah melintang pada arah arus Ci dalam meridian. Jadi tajam jarum dan meridian membentuk ‘palang merah ‘, lalu jarum itu ditutup dengan plester dan ditinggalkan untuk beberapa hari. Pada jarum berbentuk paku payung, maka dilakukan penekanan pada titik terpilih lalu diplester dan ditinggalkan untuk beberapa hari, Gerakan yang ringan dalam penusukan dan waktu yang lebih pendek pada pembenaman jarum adalah Penguatan; gerakan yang berat dan waktu pembenaman yang lama merupakan tindakan Pelemahan (waktu biasanya 1-2 hari, pada yang lama sampai 4-5 hari). Meridian sebelah yang mencatat waktu yang lebih panjang adalah Si (lemah), maka diper-kuat. Dan di sebelahnya dengan waktu yang relatif pendek dilakukan tindakan Pelemahan. Pada penusukan itu harus diperhatikan agar tidak sampai menimbulkan nyeri atau gangguan pada pergerakan otot dan sendi. Dan biasanya bila dilakukan dengan baik gangguan-gangguan itu tidak akan ada. 332



Dan karena tidak adanya gangguan inilah maka bisa ditinggalkan dalam kulit untuk beberapa hari lamanya. Tentu saja dalam hal ini kesterilan perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya infeksi. Contoh Status : Selain beda rasa panas, maka beda muatan listrik pun dengan dasar yang sama bisa juga digunakan dalam pengobatan dengan jarum dalam kulit. Pada beda muatan listrik maka digunakan alatkhusus : SKT Diagnostik Set. Caranya : Dlambil lebih dahulu standard : 40 uA, lalu setiap Titik Cin kiri-kanah dari 12 meridian diukur muatan listriknya. Perbedaan 10 uA dengan standard (40 uA) menentukan kelainan. Adapun cara pelaksanaan pengobatan/pengguhaan jarumnya sama. B. Jarum Telinga Teori Dasar : Dalam ‘Nei\Cing, Ciri Ci Pien ‘^iungkapkan bahwa 12 Meridian Umum, 365 L,uo, ‘ pi Sie nya semua naik ke atas ke muka dan berjalan ke arah lubang penghubung dunia luar ‘ (Giao), cabang Ci nya berjalan ke telinga dan membuat brang bisa mendengar. Dan penyebaran dari 12 meridian, di telinga adalah sebagai berikut: Tay Yang Kaki, cabangnya tiba disudut atas telinga; Sao Yang Kaki di belakang telinga bawah, cabangnya tiba di dalam telinga dan ke luar di depan telinga; Yang Ming Kaki naik ke telinga depan; Tay Yang Tangan masuk ke dalam telinga; Yang Ming Tangan Luo nya masuk ke dalam telinga; Sao Yang Tangan berhubungan dengan belakang telinga, ke luar di sudut atas telinga, cabangnya masuk ke dalam telinga. 3 Yang Kaki Tangan berhubungan dengan telinga, Meridian Yin bersatu dengan Meridian Yang lewat Meridian Cabangnya (dalam persatuan yang disebut He) maka berhubungan pula dengan telinga. Melalui hubungan-hubungan ini maka kelainan dalam Cang Fu menimbulkan pula kelainan pada telinga. Karena adanya persilangan-persilangan Meridian Cabang. dari kanan ke kiri, kiri-kanan; maka dalam pemeriksaan telinga harus diperhatikan persilangan ini. Pada kelainan kiri ambillah di kanan, kelainan kanan ambillah kiri., Dalam pengobatan Cina Ilmu Pengobatan Telinga sejenis ini telah dikembangkan tetapi umumnya dipergunakan untuk pengobatan: penyakit mata, 333



tenggorok, penyakit panas/demam, jadi tidaklah luas. Akupunkturis P. Nogier dari Perancis



mengembangkannya



lebih



luas.



la



dengan



dasar



pengalaman-



pengalamannya dalam praktek, dengan penyelidikan yang teliti berhasil menentukan daerah-daerah daun telinga yang bersangkutan dengan seluruh anggota badan serta alat-alat di dalamnya. Daerah tersebut terlihat dalam gambar di bawah ini : Penjelasan: 1. Mata



20.



Genitalia



2. Pipi



21.



Persendian



3. Rahangbawah



22.



Bokong



4. Rahang atas



23.



Perut



5. Dahi



24.



Dada



6. Ubun-ubun



25.



Kolluma vertebralis



7. Oksipital 8. Otak



I. II.



Mulut Kerongkongan



9. Gl. endokrin



III.



Mulut atas Lambung



10. Leher



IV.



Lambung



V.



UsusKecil



VI.



UsusBesar



11. Klavikula 12. Persendian pundak 13. Pundak 14. Sikulengan 15. Pergelangan tangan



VII. VIII. IX.



16. Jari tangan 17. Telapak kaki 18. Tumit kaki 19. Lutut



Kandung Kemih Ginjal Pankreas, Kandung Empedu



X. XI.



Hati,Limpa Jantung



XII.



Paru-paru



XIII.



Tenggorok



Cara pemeriksaan : Dilakukan penekanan-penekanan pada daerah-daerah daun telinga itu dengan alat penyelidik khusus, juga bisa digunakan ekor jarum halus. Rasa nyeri, ngilu pada penekanan merupakan tanda adanya kelainan. Pada pencarian daerah tersebut maka perlu diadakan penjelasan pada si penderita tentang cara pemeriksaan, meminta bantuan kooperatifnya, yaitu bilamana ngilu atau nyeri harus memberi tanda/memberitahu; bisa 334



juga dilihat dari reaksi dari si penderita: mengerutkan alts, menjerit dan sebagainya. Pada daerah yang ngilu atau nyeri diberi tanda dengan penekanan yang lebih kuat sehingga meninggalkan bekas.



Pada daerah inilah dilakukan penusukan jarum.



Cara penusukan: 1. Setelah dilakukan penentuan daerah tusukan, maka 2. Jarum halus ukuran 0,5-1 Cun disterilkan, lalu 3. Pada daerah yang telah ditentukan diadakan penusukan sedalam 0,1 Cun. Reaksi yang timbul biasanya adalah nyeri yang hebat. Pada Pelemahan perlu dilakukan perputaran jarum. 4. Jarum ditinggalkan selama 20 - 40 menit. 5. Jarum telinga yang khusus bisa ditinggalkan selama 1-3 hari dengan direkat terlebih dahulu dengan plester. Dalam periasukan ini perlu diperhatikan adanya kemungkinan pingsan (kolaps) karena rasa hyeri yang hebat akibat manipulasi yang terlalu kuat. Manipulasi harus memperhatikan reaksi si penderita.



335



BAB 13 CAPITA SELECTA



Dalam bab terakhir ini dibicarakan 15 buah penyakit sebagai bahan referensi. Untuk setiap penyakit dibicarakan tentang etiologi, gejala, pengobatan serta pembicaraan mengenai penyakit bersangkutan. Perlu diketahui bahwa dalam Ilmu Pengobatan Cina, termasuk Ilmu Akupunktur, diagnosis umumnya adalah sebuah gejala utama. Yang dihasil-kan oleh empat cara pemeriksaan, delapan dasar diagnosis, penggolongan sindrom adalah sebuah diagnosis kerja di mana pengobatan ditujukan. Karena hal-hal inilah maka nama penyakit dalam Ilmu Pengobatan Cina sangat sederhana, misalnya: sa’kit kepala (sefalgia), nyeri haid, sakit pinggang (lumbago), diare dan sebagainya; ada pula nama penyakit yang diambil dari kese-luruhan gejala atau keluhan misalnya: Sindrom Asma yang disebut sebagai . Siao Cuan (Siao berarti napas yang berbunyi, Cuan berarti napas yang sesak), Siao He (Siao di sini berarti buang air kecil atau miksi, He berarti haus) yang sesuai dengan gejala diabetes melitus; tetapi dalam keseluruhannya tidaklah terlepas dari kesederhanaan dan mencerminkan sebuah diagnosis yang praktis untuk pengobatan. Penyakit-penyakit dalam Ilmu Pengobatan Cina digolongkan dalam dua buah golongan besar yaitu: a. Penyakit dalam b. Penyakit wanita, anak-anak, pancaindera, ‘luka luar’. Di bawah ini dibicarakan 7 buah penyakit yang tergolong dalam penyakit dalam dan 8 buah yang termasuk dalam golongan yang lainnya. Untuk setiap penyakit diungkapkan titik-titik yang berkhasiat untuk penyakit bersangkutan, tetapi ini tidaklah ‘mati’, jadi bukanlah



336



keharusan pada penyakit itu harus diambil titik-titik tersebut. Pengungkapan titik berkhasiat itu se-mata-mata untuk bahan referensi, contoh dari penggunaan teori-teori yang telah dipahami. A. Penyakit Dalam 1. Sindrom Asma Dalam bahasa Cina Sindrom Asma ini disebut sebagai Siao Cuan. Siao berarti napas yang berbunyi dan Cuan berarti napas yang memburu, sesak. , Etiologi



:



Siao dibedakan dalam jenis Sindrom Pahas dan Sindrom Dingin, Cuan dibedakan dalam jenis Sindrom Si dan Sindrom Se. Umumnya kesemua jenis itu disebabkan karena adanya kegagalan dalam pembuangan cairan sehingga terjadi penampungan cairan dalam tubuh, lalu membentuk riak dan menyebabkan timbulnya gejala Sindrom Asma. Paru-paru, Limpa dan Ginjal memegang peranan dalam pembuangan dan transportasi cairan. Karena itu ketiga organ inilah yang menderita kelainan secara sendiri atau bersamasama.



Sindrom



Siao



Dingin:



terjadi



karena



adanya



pembentukan riak, lalu disertai adanya penyerangan penyebab penyakit dingin atau makan-makanan yang asam dan asin berlebihan atau kecapaian. Sindroma Siao Panas : adanya penampungan riak menyumbat saluran Ci, sehingga terjadi penampungan riak yang membentuk api, penguapan yang terjadi (karena pemanasan api) mendesak Ci Paru-paru sehingga tidak dapat turun (pergerakan Ci Paru-paru adalah ke arah bawah), lalu menyebabkan timbulnya Siao. Sindrom Cuan Se: adanya penyerangan penyebab penyakit luar yang menyebabkan penyumbatan saluran dalam Paru-paru atau adanya riak yang menyumbat sehingga terjadi penyumbatan Ci Paru-paru tertampung dan menimbulkan sesak napas. Sindrom Cuan Si : keadaan di mana Paru-paru tidak dapat berfimgsi dengan baik karena Ginjal yang lemah atau Limpa yang lemah (hubungan ibu-pribadi-anak). Ginjal adalah sumber Ci Sejati, lemahnya Ginjal berarti Ci Sejati berkurang, ini menyebabkan Cing tidak dapat berubah menjadi Ci dalam Para-paru, sehingga Ci (udara) yang diisap tidak dapat ‘penyaluran’ yang baik dan ini menimbulkan pernapasan yang tidak lancar, terjadilah sesak napas. 337



Gejala



:



Pernapasan yang berbunyi pada Siao dan napas yang sesak memburu, atau seperti yang hendak berhenti, napas yang terputus-putus pada Cuan. Sindrom Siao Dingin: juga terlihat/didapati kaki tangan yang-dingin, batuk dan berdahak dengan riak yang sedikit, tidak merasa haus, buang air besar dan kecil tak ada gangguan. Lidah bersela-put putih, nadi tenggelam, lambat. Sindrom Siao Panas : terdapat pula suhu badan yang meninggi (panas), haus dan suka minum yang dingin-dingin, konstipasi dan air seni kuning tua atau merah, lidah berselaput kuning, nadi cepat. Sindrom Cuan Se : dada mengembang, suara pernapasan kasar, bernapas dengan mengangkat " pundak, tidak dapat berbaring, selaput lidah tebal dan kotor, nadi cepat, bertenaga. Sindrom Cuan Si: napas pendek dan tidak lancar, gelisah, kepayahan, suara bicara rendah, bentuk tubuh kurus, berkeringat banyak, lidah berkilat dan pucat, nadi tenggelam dan tak bertenaga. Siao dan Cuan biasanya timbul berbareng tetapi tidak jarang pula yang berdiri sendiri.



Pengobatan



:



Dasar pengobatan adalah yang panas dijernihkan (Pengobatan Penjernihan),



yang



dingin



dihangatkan



(Pengobatan



Penghangatan), yang Se dilemahkan (Pengobatan Pelemahan) dan yang Si diper-kuat (Pengobatan Penguatan). Titik Su dari Paru-paru (Fei Su, VII, 13) dan Meridian Tay Yin Tangan Paru-paru menjadi sasaran utama, mengikuti etiologi diadakan perubahan dan tambahan serta penggunaanjarum atau moksa atau kedua-duanya. Titik yangumum dipakai adalah : Fei Su (VII, 13) untuk memperbaiki Ci Paru-paru. Lie Cie (I, 7) untuk melancarkan Ci Meridian Paru-paru. Sao Sang (I, 11) untuk membersihkan panas Paru-paru, Fung Lung (III, 40) untuk pembuangan riak diperlemah). Yin Ling Cuen (IV, 9) untuk pembuangan riak (diperkuat). Cu San Li (HI, 36), Kuan Yen (XIII, 4) Ci Hai (XIII, 6), Sen Su (VII, 23) untuk memperkuat Ci Sejati. Cao Hai (VIII, 6) untuk memperkuat Ci Ginjal. Can Cung (XIII, 17) untuk merangsang Ci mendesak penyumbatan oleh riak yang ada. 338



Wai Kuan (X, 5), He Ku (II, 4) untuk membebaskan tubuh dari penyebab luar yang terikat dalam Piao. Ta Cui (XIV, 14) untuk merangsang Yang Ci. Biasa digunakan pada jenis kronis. Pi Su (VII, 20) untuk merangsang Ci Limpa sehingga bergerak untuk mentransportasi cairan, riak ke luar tubuh. Pada anak-anak biasanya penusukan tidak ditinggalkan atau menggunakan jarum kulit. Pembicaraan



:



Sindrom Asma ini sesuai dengan asma bronkial dan jenis sesak napas yang disebabkan karena kelainan pada Paru-paru dan Jantung dalam Ilmu Pengobatan Barat (Ilmu Kedokteran). Hasil pengobatan akupunktur untuk penyakit ini adalah baik. Prognosis dianggap tidak baik pada keadaan dengan kesadaran yang menurun, delirium, nadi tak teraba dan tubuh dingin, serta di mana keri-ngat bagaikan minyak. Umumnya jenis Sindrom Cuan Si lebih sukar diobati pada penderita dengan usia lanjut dan lemah. Selain akupunktur dan moksibusi, dapat pula diberi obat Timur atau Barat yang sesuai sebagai tambahan.



2. Sindrom Pi Etiologi



:



Terjadinya adalah karena adanya penyumbatan Ci Meridian yang diakibatkan oleh dua golongan penyebab: A. Kebiasaan hidup yang tidak teratur, kelelahan yang melukai Ci Sie, serta kerja dalam lingkungan yang lembab, basah keringat lalu terkena angin, kehujanan yang menyebabkan penyebab luar : angin, lembab dan dingin dapat masuk ke dalam tubuh dan mengadakan penyumbatan meridian. Dari perbedaan derajat penyebab penyakit angin, lembab dan basah menyerang masuk dan menyumbat meridian, dibagi 3 jenis: a. Bila penyebab penyakit angin lebih banyak, maka mengikuti sifat angin yang bergerak, penyumbatan dalam meridian tidak mempunyai tempat yang tetap, berpindah-pindah. Disebut sebagai Pi Bergerak. b. Bila penyebab penyakit lembab lebih banyak, maka seperti sifat lembab berat dan mengendap maka 339







penyumbatan meridian tertentu dan tetap. Disebut sebagai Pi Menetap. c. Bila penyebab penyakit dingin lebih banyak, maka penyumbatan meridian disertai adanya pembekuan Ci Sie dan meridian ‘mengerut’, karena itu dirasakan nyeri yang hebat. Disebut sebagai Pi Nyeri. B. Dalam Cang Fu dan meridian sebelumnya telah ada panas tertampung, lalu ada penyebab luar angin, lembab dan dingin mengikat Piao dan panas menyumbat di dalam sehingga Ci tidak bergerak lancar atau penyebab penyakit luar angin, lembab dan dingin tertampung lama lalu menimbulkan/berubah membentuk panas dan panas yang terbentuk itu menyumbat meridian. Pi jenis ini disebut sebagai Pi Panas. Berdasarkan letak atau jaringan yang terserang Pi dibagi dalam: Pi Kulit, Pi Tendon, Pi Otot, Pi Pembuluh Darah dan Pi Tulang lima golongan. Gejala



:



Persendian atau otot, tendon terasa nyeri, pegal, hilang rasa, berat, dingin, kejang atau panas, per-gerakan tidak leluasa, Kadang-kadang disertai dengan badan panas, sakit kepala, banyak keringat, daerah terkena merah bengkak. Sindrom Pi Bergerak: Daerah kelainan bergerak ke atas ke bawah mengikuti topografi meridian yang terkena atau bergerak kanan kiri tetapi tidak ke bawah atau ke atas atau bergerak serentak pada persendian seluruh tubuh disertai panas dingin. Sindrom Pi Menetap: Daerah kelainan menetap, badan terasa berat, disertai pula hilang rasa, pembengkakan, Sindrom Pi Nyeri: Seluruh tubuh atau setempat. terasa nyeri hebat, disertai rasa dingin dan bila da-pat yang hangat-hangat nyeri berkurang, kena yang dingin nyeri bertambah, atau nyeri di waktu malam dan pada siang hari berkurang atau tak terasa. Sindrom Pi Panas: Kulit otot panas sekali, mulut kering, haus, tendon dan tulang belulang nyeri dan menolak untuk disentuh, penderita merasakan juga pada badannya terdapat ‘sesuatu’ yang bergerak-gerak. Menurut letak/jaringan yang terkena: Sindrom Pi Kulit: Kulit terasa baal (hilang rasa.) disertai rasa dingin. 340







Sindrom Pi Tendon: Otot-tendon terasa nyeri dan kejang, pada jenis yang hebat alat gerak sampai tidak dapat diluruskan. Sindrom Pi Otot: Otot terasa nyeri, pegal yang hebat. Sindrom Pi Pembuluh Darah: Pembuluh darah mengerut dan menimbulkan rasa nyeri. Sindrom Pi Tulang: Persendian tulang nyeri pegal, tidak dapat diangkat; pada jenis yang hebat tidak dapat ditekuk. Pengobatan



:



Dasar pengobatan adalah melancarkan Ci Meridian yang tersumbat. Teknik tergantung pada sindrom yang dihadapi. Pada Sindrom Pi Bergerak diutamakan dengan penusukan jarum, Sindroma Pi Dingin dengan moksibusi dan Sindroma Pi Menetap dengan jarum penghangat. Dan untuk sindrom berdasarkan jaringan yang terkena dapat digunakan Cara Lima Penusukan dalam buku Nei Cing. Untuk daerah persendian maka diambil titik-titik sekitar persendian itu dari meridian-meridian yang terkena, Yang Si (II, 5), Yang Ce (X, 4), Wan Ku (VI, 4), Ta Ling (IX, 7) untuk pergelangan tangan. Sang Ciu (IV, 5), Cie Si (III, 41), Ciu Si (XI, 40) untuk pergelangan kaki, Huan Tiao (XI, 3.0), Fung Se (XI, 31), Ci Liao (XI, 29), Ci Pien (VII, 49) untuk persendian paha. Tu Pi (III, 35), Cu San Li (HI, 36), Yin Ling Cuen (IV, 9), Yang Ling Cuen (XI, 34) untuk persendian lutut. Ci Ce (II, 11), Ci Ce (IX, 3), Seu San Li (II, 10), Sao Hai (V, 3) untuk persendian siku. Cien 1 (II, 15), Cien Liao (X, 14), Cien Cen (VI, 9) untuk persendian pundak. Titik-titik di atas adalah titik-titik utama untuk daerah persendian masing-masing, jadi dapat pula ditambah dengan titik-titik lain. Untuk hilang rasa pada keempat alat gerak digunakan: He Ku (II, 4) danTay Cung (XII, 3) untuk membuka empat ‘pintu’ yaitu mengatur dan memperbaiki Ci Sie, sebagai titik utama. Pada nyeri atau baal (hilang rasa) pada jari jemari digunakan titik istimewa Pa Sie untuk jari tangan, Pa Fung untuk jari kaki, dengan ditambah titik Wai Kuan (X, 5) pada kelainan jari tangan dan titik Ran Ku (VIII, 2) pada kelainan jari kaki. 341







Pa Sie dan Pa Fung berkhasiat untuk mengusir penyebab penyakit; Wai Kuan dan Ran Ku untuk melancarkan Ci Sie jari jemari, dengan lancarnya Ci Sie penyebab penyakit hilang dengan sendirinya. Titik Ke Su (VII, 17) yaitu Titik Dominan untuk Sie digunakan sebagai titik utama dalam pengobatan Sindrom Pi Bergerak terutama pada kasus yang kronis. Dasarnya adalah bahwa untuk mengobati angin obatilah terlebih dahulu Sie, Sie bergerak baik maka angin dengan sendirinya berhenti/ hilang. Kurangnya Sie menimbulkan angin. Titik Pi Su (VII, 20) digunakan sebagai titik utama dalam pengobatan Sindroma Pi Menetap. Dasarnya adalah bahwa lembab tak disukai oleh Limpa, penguatan Limpa berarti merangsang transportasi/ pembuangan lembab. Titik Sen Su (VII, 23) digunakan sebagai titik utama dalam pengobatan sindrom Pi Nyeri. Dasarnya adalah bahwa pada penyerangan penyebab luar dingin, maka Yang Ci dalam tubuh terluka; bila kronis akan menimbulkan kelemahan tubuh. Maka dengan dirangsangnya Ginjal sumber Api Sejati akan berkobar dan dengan kuatnya Yang Ci penyebab penyakit luar dingin akan dikalahkan. Pembicaraan



:



Sindroma Pi ini sesuai dengan reumatism, reumatoid, neuralgia, myositis dalam kedokteran umum. Pengobatan akupunktur memberi hasii yang baik. Kelainan yang terletak pada kulit dan otot lebih mudah disembuhkan daripada yang terletak pada tendon dan tulang, Penderitaan yang menahun dapat menimbulkan terjadi kelumpuhan dan dapat pula menyebab terjadinya Penyakit Lima Cang (hubungan antara Jaringan dengan Cang Fu). Dalam pengobatan dapat dibantu dengan masase meridian, kop dan juga obat-obat yang sesuai,



3. Sindrom Wei Wei berarti lumpuh, tidak dapat berfungsinya alat gerak. Etiologi



:



Terjadinya Sindrom We; yang utama adalah karena adanya penampungan serta berkobarnya penyebab penyakit lembab dan panas dalam Meridian Yang Ming. Hal ini menyebabkan Paru-paru menjadi ke’panas’an, Cih dan Yi menjadi ‘kering’



342



serta Limpa terserang oleh lembab menjadi luka dan mempengaruhi otot’. Seluruh pembuluh darah datang pada Paru-paru, panasnya Paru-paru menyebabkan pembuluh darah menjadi ‘rusak’ dan kelumpuhan adalah akibat selanjutnya; Limpa mempengaruhi otot, Yang Ming mempengaruhi tendon, lembab panas dalam Limpa dan Lambung tidak hiiang-hilang maka akan tersalur ke dalam otot dan tendon; otot-tendon yang besar akan mengerut, otot-tendon yang kecil akan mengendor maka terjadilah kelumpuhan. Karena itu terjadinya Sindrom Wei ini selalu harus didahului oleh adanya penyerangan penyebab penyakit luar yang menyerang Meridian Tay Yin Ta-ngan Paru-paru dan Yang Ming Kaki Lambung, lalu terjadi hal-hal di atas. Tetapi bisa pula disebab-kan oleh karena kebiasaan hidup yang tidak teratur, pemabuk dan mengumbar napsu birahi se-hingga Cing Ci ‘terluka’ lalu "menyebabkan otot dan tendon tidak terpelihara dengan baik dan menjadi lumpuh. Gejala



:



Pada permulaan sakit ada yang badannya panas, tetapi ada pula yang langsung alat geraknya (kiri atau kanan atau atas atau bawah) menjadi lemah tak bertenaga, hilang rasa, tak dapat digerakkan, lalu otot-ototnya kian hari kian mengecil, yang hebat sampai atrofi. Pada jenis yang berat alat gerak sama sekali tak dapat digerakkan, lumpuh total.



Pengobatan



:



Dasarnya mengikuti Nei Cing yaitu mengambil Meridian Yang Ming sebagai pusat. Serta harus mengadakan pembersihan Paru-paru dari penyebab. penyakit panas dan mengambil Meridian Sao Yang sebagai pembantu. Pada saat badan masih panas, hanya dilakukan penusukan jarum dan digunakan cara Pelemahan. Setelah panas hilang maka digunakan jarum dan moksibusi bersama-sama serta cara Penguatan. Cien I (II, 15), Ci Ce (II, 11), Seu San Li (II, 10), He Ku (II, 4) untuk melancarkan



Ci



Meridian



Yang



Ming



Tangan



untuk



kelumpuhan tangan-lengan, Cu San Li (III, 36), Fu Tu (III, 32), Pi Kuan (III, 31), Cie Si (III, 41) untuk melancarkan Ci Meridian Yang Ming Kaki, untuk kelumpuhan tungkai. Huan Tiao (XI, 30), Fung Se (XI, 31), untuk melancarkan Ci Meridian Sao 343



Yang Kaki supaya ke-kuatan tendon, pergerakan lebih cepat pulih. Lie Cie (I, 7) untuk membersihkan Paru-paru dari panas. Tay Yen (I, 9) untuk memperbaiki pembuluh da-rah (Tay Yen adalah Titik Dominan Pembuluh Darah). Yang Ling Cuen (XI, 34) untuk memperkuat tendon (Yang Ling Cuen merupakan Titik Dominan Tendon), Sien Cung (XI, 39) untuk memperkuat sumsum tulang (Sien Cung merupakan Titik Dominan Sumsum Tulang). Sien Cung dan Yang Ling Cuen digunakan atas dasar bahwa menguatkan tendon dan sumsum tulang akan menyembuhkan kelumpuhan. (Ingat: Otak adalah lautan sumsum tulang. Digunakannya titik ini’ berdasarkan pada buku Cen Ciu Ta Cen, salah satu ensiklopedi Hmu Akupunktur). Pembicaraan



:



Dalam kedokteran umum "Sindrom Wei ini sesuai dengan penyakit peradangan saraf (neuritis), kelainan patologis dalam substansia alba medula spi-nalis dan daerah motoris korteks serebri, progressive muscular atrophy dan lain sebagainya. Post polio infantile paralysis pada anak-anak termasuk pula dalam Sindrom Wei mi. Akupunktur berkhasiat untuk Sindrom Wei ini. Dalam pengobatan jenis penyakit ini jangan dilupakan kemungkinan-kemungkinan untuk bekerja sama dengan deleter ahli saraf, atau menyerahkan penderita kepada dokter ahli saraf untuk perawatannya. Dan seiama pengobatan jangan dilupakan pula faktor emosi seorang penderita lumpuh. Juga pergerakan anggota yang lumpuh harus dilaiih secara teratur dan untuk ini bekerja sama dengan ahli fisioterapi adalah jalan yang terbaik.



4. Sefalgia (Sakit Kepala) Etiologi



:



Terjadinya sakit kepala dapat dibagi dalam 6,golongan yaitu : a. Penyebab penyakit luar dingin menyerang Meridianmeridian Yang, lalu mengikuti perjalanan meridian tiba di kepala, seluruh kepala atau sebelah atau masuk ke dalam otak, lalu menetap dan tidak bergerak lagi. Terjadinya sakit kepala adalah akibat pergulatan antara penyebab penyakit itu dengan Ci Sejati (daya tahan tubuh).



344



b. Adanya Sindrom Panas Lambung, di mana terjadi penyumbatan Ci Meridian Lambung daerah kepala oleh uap panas yang ada dalam Lambung. c. Adanya penyebab penyakit lembab dan riak dalam Cung Ciao sehingga Limpa kehilangan daya transportasinya, lalu mengakibatkan



Ci



Meridian



Lambung



terganggu



(hubungan Limpa-Lambung) dan selanjutnya timbul sakit kepala. d. Pengumbaran napsu birahi atau kehilangan Sie terlalu banyak (perdarahan atau anemia) di mana fungsi Ginjal menjadi terluka atau Yin Sie kurang, sehingga Kayu tidak terpelihara



baik



(Air



memelihara



Kayu;



Yin



Sie



dipengaruhi dan mempengaruhi Rati), Yang Hati menjadi ber-lebihan dan menyerang ke atas menyebabkan sakit kepala. e.



Setelah sakit lama atau karena kelelahan di mana Ci dari Cung Ciao tidak kuat dan Ci Limpa tidak mampu naik ke kepala sehingga dida-patkan keadaan di mana daerah kepala kekurangan Ci, timbullah sakit kepala.



f.



Api Hati dan Kandung Empedu ‘berkobar’, lembab panas terbentuk dan menyumbat Meridian Sao Yang Kaki dan Meridian Cie Yin Kaki, lalu timbul sakit kepala.



Gejala



:



Dengan sakit kepala sebagai gejala utama, setiap jenis etiologi mempunyai gejala sebagai berikut: a. Sindrom Sefalgia Angin : takut angin, hidung tersumbat dan ingus jernih, nadi rnengambang; kadang-kadang disertai dengan badan panas, batuk, bersin, badan/sendisendi pegal linu. b. Sindrom Sefalgia Panas: haus, gelisah, mulut bejbau, konstipasi, selaput lidah kuning, nadi cepat, bertenaga. c. Sindrom Sefalgia Lembab Riak : rasa penuh epigastrium, mual, vertigo, banyak riak, selaput lidah kotor, nadi licin. d. Sindrom Sefalgia Yang Hati: vertigo, insomnia, lesu, pinggang pegal atau nyeri, emisi seminal, berdebar, mudah lupa, mata berkunang-kunang, tinitus, selaput lidah tipis kotor, nadi tegang bagaikan senar gitar dan lemah tak bertenaga (Si). . 345







e. Sindrom Sefalgia Ci Si: lelah, napas pendek, pucat, sakit bertambah setelah kerja capai, suara rendah perlahan, selaput lidah pucat, nadi lemah (Si). f.



Sindrom Sefalgia Api Kandung-Empedu Lembab Panas : kepala terasa panas, nyeri hebat, mata merah, nyeri iga, rasa penuh epigastrium, mual, selaput lidah tebal dan kotor, nadi cepat dan tegang bagaikan senar gitar.



Pengobatan



:



Dasarnya adalah penghilangan Piao dan Pen berbareng. Digunakan titik-titik lokal untuk melancar-kan Ci yang tersumbat dan membersihkan meridian yang terkena. Untuk Pen digunakan titik-titik tertuju pada penyebab terjadinya, Umumnya hanya digunakan penusukan jarum saja. Titik-titik yangumum digunakan: Pai Hui (XIV, 20), Tien Tung (VII, 7), Yung Cuen (VIII, 1) untuk daerah puncak kepala. Sang Sing (XIV, 23), Ying Tang (Titik Istimewa), He Ku (II, 4) untuk daerah dahi. Heu Ting (XIV, 19), Sen Mai (VII, 62) untuk daerah kepala belakang. Can Cu (VII, 2), Ce Ce Kung (X, 23), I Yao (Titik Istimewa), Cie Si (III, 41) untuk daerah sudut orbita atas dalam. Teu Wei (III, 8), Cu Pin (XI, 7), Ce Keu (X, 6) untuk sakit kepala sebelah. Semua titik-titik ini adalah titik lokal yang bertujuan melancarkan jalannya Ci Meridian dan membersihkan meridian yang terkena. Titik diambil sesuai daerah terkena dan meridian yang melaluinya, Digunakan cara Pelemahan. a. Fung Ce (XI, 20), Fung Fu (XIV, 16), Wai Kuan (X, 5) merupakan titik-titik Meridian Yang Wei, berguna untuk membebaskan Piao dari penyebab penyakit angin. Tay Yang (Titik Istimewa) adalah titik lokal tetapi bila digunakan bersama dengan titik Fung Ce, Fung Fu, Wai Kuan maka khasiat pembe-basan Piao dari penyebab penyakit angin menjadi lebih baik. b. He Ku (II, 4), Sien Ku (111, 43) untuk membersihkan Meridian Yang Ming Tangan dan Kaki dari panas. Teu



346



Wei



(III,



8),



Yang



Pai



(XI,



14)



untuk



me-



lancarkan/membersihkan daerah lokal. c. Cung Wan (XIII, 12), Fung Lung (III, 40) untuk melegakan daerah epigastrium serta peni-buangan riak. Pi Su (VII, 20) untuk menguatkan Limpa de-. ngan transportasi dan pembuangan riak. Tay Yang (Titik istimewa) dapat pula digunakan untuk pembersihan lokal. d. Tay Si (VIII, 3), Sen Su (VII, 23) untuk menguatkan Ginjal, menguatkan Air, memupuk Yin. Sing Cien (XII, 2) untuk melemahkan Api Hati. Tay Yang (Titik Istimewa), Pai Hui (XIV, 20) untuk melancarkan/membersihkan daerah kepala, puncak kepala. e. Ci Hai (XIII, 4), Kuan Yen (XIII, 6) untuk menguatkan Ci Sejati. Cu San Li (III, 36) untuk menyuburkan Tanah, menambah kekurangan Ci dari Cung Ciao. Pai Hui (XIV, 20) untuk menarik Yang Ci ke kepala. f.



Li Keu (XII, 5) titik Luo Hati, Ciu Si (XI, 40) Titik Yen Kandung Empedu untuk melemahkan api Hati-Kandung Empedu; Yang Ling Cuen (XI, 34), Han Yen (XI, 4), Sien Li (XI, 5) untuk



melancarkan



Ci



Meridian



Sao



Yin



Kaki,



membebaskan/melancarkan Ci daerah kepala. Pembicaraan



:



Migren dalam Hmu Kedokteran Umum termasuk dalam kategori ini. Akupunktur berkhasiat untuk sefalgia ini, Untuk jenis sefalgia akibat kelainan dalam rong-ga tengkorak hasilnya



kurang



memuaskan,



untuk



jenis



yang



lain



(berdasarkan Ilmu Kedokteran Umum) hasiinya baik. Untuk jenis sefalgia kroms perlu diperhatikan kelancaran defekasi, dan lain kebiasaan hidup yang dapat menyebabkan sefalgia berdasarkan teori akupunktur di atas. 5. Insomnia Insomnia dalam Ilmu Pengobatan Cina umumnya dan Ilmu Akupunktur khususnya disebut sebagai Se Ming, Se berarti hilang, Ming berarti tidur. Etiologi



:



Terjadinya karena kelainan Jantung dan Limpa atau Jantung dan Ginjal atau Hati dan Kandung Empedu atau Limpa dan Lambung (empat jenis). 347







a. Terlampau memeras otak, keinginan/harapan tak tercapai sehingga Ci Limpa dan Jantung ‘menggumpal’, fungsi Jantung terganggu, Sen yang disimpannya tak terpelihara baik, maka timbullah insomnia. b.



Pengumbaran napsu birahi yang melemahkan Yin Ginjal, sehingga hubungan Ginjal Jantung terputus, Sen dalam Jantung tidak terpelihara baik, maka timbullah insomnia.



c. Adanya Api Hati, Api Kandung Empedu dan timbulnya panas



lembab



yang



mengganggu



keadaan



Sen



menyebabkan tidak dapat tidur (insomnia). d. Tidak teraturnya makan melukai Limpa dan Lambung, Limpa kehilangan daya transportasinya. Ci Lambung tak dapat turun,makanan mengumpul dan tertahan, terjadi pembentukan riak dari lembab, lembab riak menyumbat Cung Ciao sehingga perjalanan Ci terganggu, Sen dalam Jantung terganggu pula, maka terjadilah insomnia. Gejala



:



Gejala utama adalah malam tidak dapat tidur atau tidur tetapi sebentar-sebentar bangun. Gejala tambahan menurut jenisnya adalah sebagai berikut : a. Sindrom Si Jantung-Limpa : muka pucat kekuningkuningan, alat gerak lemas, tak bersemangat, berdebar, nadi Si, lidah pucat. b. Sindrom Hubungan Ginjal-Jantung terputus : pusing, pinggang pegal/nyeri, emisi seminal atau leukorea, gelisah, tinitus, nadi cepat dan Si, lidah merah. c. Sindrom Api Hati-Kandung Empedu : vertigo, sakit kepala, nyeri iga, gelisah dan mudah marah, mudah takut, lidah terasa pahit, selaput lidah kuning kotor, nadi tegang bagaikan senar gitar. d. Sindrom



Limpa-Lambung



terganggu:



rasa



penuh



epigastrium, banyak riak, terap berbau busuk, napsu makan tak ada, konstipasi, nadi tegang dan licin, selaput lidah putih kotor atau bersemu kuning. Pengobatan



:



Dasar pengobatan adalah penenangan Sen. Pada Sindrom Si Jantung-Limpa dilakukan penambahan/penguatan Ying Sie; pada Sindrom Hubungan Ginjal-Jantung terputus diadakan penguatan Air dan penurunan Api; pada Sindrom Api Hati348







Kandung Empedu penjernihan Api Hati dan Kandung Empedu; pada Sindrom Limpa-Lambung terganggu dilakukan penguatan Limpa dan Lambung serta pembuangan riak. Titik yang berkhasiat untuk penyakit ini : a. San Yin Ciao (IV, 6), Pi Su (VII, 20) untuk menguatkan Limpa dan menambah Sie. Ke Su (VII, 17), Titik Dominan Sie, untuk menambah Ying Sie. Sin Su (VII, 15), Sen Men (V, 7) untuk mene-nangkan Sen. b. Sen Su (VII, 23), Tay Si (VIII, 3) untuk menguatkan Air. Sin Su (VII, 15), Lao Kung (IX, 8) untuk mele-mahkan Api Jantung. c. Kan Su (VII, 18), Tan Su (VII, 19) untuk melemahkan Api Hati dan Kandung Empedu. Sing Cien (XII. 2). Tay Cung (XII. 3) untuk menambah kekuatan melemahkan Api Hati dan Kandung Empedu. d. Cung Wan (XIII, 12). Tien Su (III, 25) dilemahkan untuk melancarkan Ci Lambung. Fung Lung (III, 41) dilemahkan untuk membuang riak. Nei Kuan (IX, 6) untuk melonggarkan dada, menurunkan Ci (diperlemah). Pi Su (VII, 20) diperkuat untuk menguatkan Limpa. Sen Men (V, 7) diperkuat untuk menenangkan Sen. Pembicaraan



:



Akupunktur berkhasiat terhadap penyakit ini dan memberi hasil yang baik. Dengan penambahan pengobatan dalam



bidang mental



(psikoterapi) akan didapat hasil yang lebih memuaskan. Kebiasaan hidup yang teratur serta santai sebelum tidur dianjurkan kepada penderita. Mencuci kaki dengan air hangat sebelum tidur kadang-kadang membantu lelapnya tidur. Penderita dilarang minum dan makan minuman/ makanan yang merangsang. 6. Impotensi Etiologi



:



Umumnya disebabkan oleh lemahnya Api Ming Men, Cing Ci Si dan dingin, tujuh jenis emosi, kelelahan. Dapat dibagi dalam tiga golongan:



349



a. Pengumbaran napsu birahi yang menyebabkan Cing Ci rusak, Api Ming Men lemah, akibat selanjutnya adalah impotensi. b. Kekuatiran, takut dan terkejut yang menyebabkan Ci tersebar dan tak dapat mengumpul sehingga penis tak dapat ereksi. Dalam hal ini Kandung Empedu dan Hati berperan. c. Berpikir yang melampaui batas melukai Limpa Jantung yang



mempengaruhi



peredaran



Ci



Sie



dan



otot,



mengakibatkan impotensi. Gejala



:



Penis tidak dapat ereksi atau ereksi tetapi tidak keras. Ejakulasi prekoks termasuk pula dalam kategori ini. a. ‘Kerusakan’



akibat



berlebihan



mengumbar



napsu:



pinggang pegal atau nyeri, lutut lemah, lelah, mudah lupa, kepala pusing, nadi lemah. b. ‘Kerusakan’ karena terkejut, takut, kuatir: didapat juga gejala gelisah, berdebar, dada penuh, mudah gugup dan marah. c. ‘Kerusakan’ Limpa-Jantung: disertai gejala gelisah, lesu, napsu makan menurun, tidur banyak mimpi, nadi tenggelam dan lemah. Pengobatan



:



Dasarnya tertuju pada kausa. Untuk ‘kerusakan’ Limpa-Jantung diperkuat Limpa dan Jantung; untuk ‘kerusakan’ akibat terkejut, takut dan kuatir dikuatkan Kandung Empedu dan diturunkan Api Hati. Dan untuk ‘kerusakan’ akibat pengumbaran napsu diperkuat Api Ming Men. a. Sen Su (VII, 23), Kuan Yen (XIII, 4), Ming Men (XIV, 4) untuk memperkuat Api Ming Men, Ci Sejati. Cung Liao (VII, 33), Sia Liao (VII, 34) meru-pakan tempat berkumpulnya



Ci



Meridian



Cie



Yin



Kaki,



Hati



mempengaruhi penis. Kedua titik ltu diambil unluk menguatkan Yang Ci dan menguatkan tendon penis. b. Ci Hai (XIII, 6) untuk memperkuat Ci. Tan Su (VII, 19) untuk mengatur dan memperkuat Kandung Empedu. begitu juga Yang Ling Cuen (XI, 34), Kandung Empedu dan Hati men-dominasi tendon. Penis rnerupakan kumpulan tendon. 350



Kan Su (VII, 18) diperlemah untuk melemah-kan Api Hati dan mengatur Ci Hati. Begitu juga halnya dengan titik Tay Cung (XII, 3). c. Sin Su (VII, 15), Pi Su (VII, 20) untuk mengatur Ci Limpa dan Jantung. Sen Men (V, 7) untuk menenangkan Sen (Jantung menyimpan Sen). Ci Cung (III, 30) rnerupakan pertemuan Meridian Yang Ming



Kaki



dan



Meridian



Cung,



untuk



memperkuat/rnerangsang Ci Meridian Yang Ming dan Meridian Cung. San Yin Ciao (IV, 6) untuk memperkuat organ 3 Yin yang berperan dalam alat kelamin. Pembicaraan



:



Dalam kedokteran umum yang sesuai dengan im-potensi ini adalah impotensi yang disebabkan karena kelainan saraf, kelainan hormonal dan kelainan psikis. Akupunktur memberi hasil yang baik. Dapat ditambah dengan pengobatan dengan obat-obat yang sesuai. Jangan lupa menasehatkan pengendalian napsu birahi dan mengurangi



penggunaan



pikiran



yang



berlebihan



serta



pengendalian emosi. 7. Siao He Siao He dalam Ilmu Kedokteran Umum sesuai dengan diabetes melitus. Etiologi



:



Ada yang disebabkan karena kebiasaan makanan dan minuman terlalu manis dan ‘makmur’’, sehingga terbentuk panas dalam; ada juga diakibatkan karena emosi yang berlebihan yang menyebabkan Ci ‘menggumpal’ dan membentuk Api yang meng-hanguskan San Ciao, sehingga Yin Yi kering dan terjadilah Siao He. Dari organ yang terkena, Siao He dapat dibagi dalam 3 jenisyaitu : Sindrom Sang Ciao : Sang Ciao di mana Paru-paru sebagai organ utama terkena. Adanya Api Se dalam Paru-paru; atau Sang Ciao terkena Api, Api Jantung membakar Logam Paru-paru. Sindrom Cung Ciao :



351



Cung Ciao di mana Limpa sebagai organ utama terkena. Adanya Api Se Limpa; atau panas tersembunyi ‘memanggang’ Lambung. Sindrom Sia Ciao : Sia Ciao di mana Ginjal sebagai organ utama yang terkena. Adanya Yin Si atau Api tersembunyi dalam Sia Ciao. Gejala



:



Gejala utama Siao He adalah haus dan ingin minum saja, sering kencing dan air seni terasa ‘manis’. Sindrom Sang Ciao : lidah merah dan berbelah-belah, kerongkongan kering, minum banyak sekali siang malam tak berubah. Sindrom Cung Ciao : mudah lapar dan banyak makan, otot tetap kurus atau malah dari gemuk menjadi kurus, banyak minum, konstipasi, banyak kencing. Sindrom Sia Ciao : kencing terus menerus sampai tak tertahan, daun telinga kering layu, muka menghitam, air seni scperti minyak, gelisah dan mau minum saja.



Pengobatan



:



Menghilangkan



panas



memelihara



Yin



sebagai



dasar



pengobatan. Pada Sindrom Sang Ciao : mematikan Api Paru-paru, memelihara Cin Yi, pada’ Sindrom Curig Ciao : melemahkan Api Lambung, memelihara Yin Limpa; pada Sindrom Sia Ciao: melemahkan Api Ginjal dan memelihara Air Ginjal. Titik berkhasiat untuk penyakit ini : a. Fei Su (VII, 13), I Ci (I, ,10) untuk menjernihkan Sang Ciao dari Api. Sao Sang (I, 11) untuk membebaskan seluruh Cang dari Panas, Cing Cin I Yi (dua titik istimewa) untuk melancarkan Ci Sie, supaya Cin Yi mudah ditransportasi ke atas (Sang Ciao). b. Wei Su (VII, 21), Cung Wan (XIII, 12), Pi Su (VII, 20) untuk menjernihkan Limpa Lambung dari Api. Sien Ku (III, 43) untuk melemahkan panas da-lam Yang Ming. Sui Tao (III, 28) untuk menjernihkan Yang Ming, menghilangkan panas San Ciao.



352



c. Sen Su (VII, 23), Kuan Yen (XIII, 4), Sui Cuen (VIII, 5) untuk menguatkan Air Ginjal. Ran Ku (VIII, 2) melemahkan Api Ginjal. Sing Cien (XII, 2) melemahkan Api Hati. d. Bilamana ketiga Ciao berbareng timbul maka ditambah dengan San Ciao Su (VII, 22), Yang Ce (XI,3) untuk menjernihkan keseluruhan San Ciao. Dan titik istimewa Pa Su atau disebut juga I Su berkhasiat untuk mempengaruhi kelenjar pankreas. Titik ini dipakai pada seluruh jenis sindrom. Pembicaraan



:



Akupunktur berkhasiat untuk penyakit ini. Untuk penderita yang dewasa, gemuk hasilnya lebih baik daripada yang bertubuh kurus dan kanak-kanak atau orang tua. Berdasarkan literatur kuno maka bilamana minum ‘satu’ kencing ‘dua’ maka penyakit tak lagi dapat disembuhkan. Dan berdasarkan literatur itu pula, dikatakan bahwa penderita Siao He tidak diperkenankan untuk minum alkohol, koitus, makanan yang bersifat panas, pedas dan asin. Diet dengan gula dan lemak yang terbatas dianjurkan di samping tidak memakan makanan pedas, asin dan bersifat panas.



B. Penyakit Wanita, Anak-anak, Pancaindera dan ‘Luka Luar’. 8. Nyeri Haid Etiologi



:



Nyeri haid atau dismenore ini timbulnya sebagai berikut: a. Penggumpalan



Ci



:



tujuh



emosi



yang



berlebihan



menyebabkan Ci ‘menggumpal’, aliran Ci tidak baik, Sie turut



tidak



lancar



mengalir,



ketidak-lancaran



ini



menimbulkan rasa nyeri. b. Pembekuan



Sie



:



pembekuan



Sie



menyebabkan



penyumbatan;, sehingga yang sehafusnya turun tak dapat ttirun dan rasa nyeri timbul akibat pendesakan itu. c. Sie Si : kurangnya Ci Sie menyebabkan kekosongan setelah haid, kosongnya Sie menimbulkan rasa nyeri. d. Sie Dingin : disebabkan penyerangan penyebab penyakit dingin atau makanan-minum an yang dingin atau karena Yang Si Yin Se, yang mempengaruhi Meridian Cung dan 353



Ren, sehingga terjadi hambatan/penyumbatan Sie dan menimbulkan rasa nyeri. Gejala



:



a. Sindrom Ci Menggumpal: sebelum atau saat haid tiba daerah’ perut bawah nyeri dan terasa pehuh, dadaterasa penuh, kedua kelenjar susu membesar dan keras kadang-kadang turut nyeri, darah yang keluar tak banyak, selaput lidah putih dan nadi tegang bagaikan senar gitar. b. Sindrom: Sie Beku: ketika haid akan tiba, .perut sekitar umbilikus dan perut bawah terasa nyeri -hebat, menolak untuk ditekan, kadang-kadang dapat diraba’ ‘benjolan’ keras, warna darah hitam; setelah darah keluar dengan lancar rasa nyeri baru mereda; lidah merah, nadi tenggelam. c. Sin dram Sie Si : nyeri pada saat haid telah selesai atau mau selesai, nyeri yang terus-menerus dan rasa lebih enak bila ditekan; kepala pusing, mata berkunang-kunang, berdebar, lelah, napsu makan tak ada, lidah pucat, selaput lidah putih atau tak ada, nadi Si. d. Sindrom Sie Dingin: sebelum haid tiba terasa nyeri di daerah perut bawah, nyeri bagaikan diiris, keempat alat gerak dingin, takut dingin, darah haid hitam bagaikan kecap, keluarnya darah haid tidak lancar; lidah pucat, selaput lidah putih tipis, nadi tenggelam dan lambat. Umumnya. rasa nyeri sebelum haid adalah jenis Se dan nyeri sesudah haid adalah jenis Si.



Pengobatan



:



Pada jenis nyeri sebelum haid dilakukan pengaturan Ci pelancaran Sie dan pada nyeri sesudah haid diadakan pemeliharaan Sie dan pengaturan Ci. Bila terdapat dingin diadakan penghangatan. Titik yang umum dipakai dan berkhasiat untuk penyakit ini : a. Sing Cien (XII, 2) untuk mengatur/memperbaiki Ci Hati dan membuyarkan penggumpalan, Ci



Hai



(XIII,



4).



Cung



Ci



(XIII.3)



untuk



mengatur/melancarkan Ci Sia Ciao. Cung Wan (XIII, 12) untuk melegakan daerah Cung Ciao, mengatur Ci daerah Cung Ciao. Ti Ci (IV, 8) melancarkan penggumpalan Ci dalam Sie, Ci lancar bergerak maka nyeri hilang. 354



Semua digunakan dengan cara penusukan Pelemahan. b. He Ku (II, 4) diperkuat, San Yin Ciao (IV, 6) diperlemah, untuk menghidupkan Sie menghilangkan pembekuan, menuntun Sie bergerak ke bawah. Ini merupakan dua buah titik utama untuk sindrom ini. Ti Ci (IV, 8), Kui Lai (III, 29) untuk melancarkan pergerakan Sie. Sie Hai (IV, 10) merupakan titik yang mempengaruhi Sie. Tien Su (III, 25) untuk melancarkan Ci Cung Ciao. Ci adalah promoter Sie. Ci lancar maka Sie akan lancar pula mengalir. Selain titik He Ku. pada titik-titik yang lain dilakukan cara Pelemahan. c. Pi Su (VII, 20), Kan Su (VII, 18) untuk mem-perkuatSie. Sen Su (VII, 23), Sie Hai (IV, 10), San Yin Ciao (IV, 6) untuk menguatkan Ginjal dan memelihara Sie. Ci Cuen (XII, 8) untuk mengatur Ci Hati dan menguatkan Sie. Dengan cukupnya Sie maka Meridian Cung dan Ren akan teratur baik, selanjutnya nyeri akan hilang. Setelah ditusuk dengan cara Penguatan kecuali titik Ci Cuen diperlemah, dapat diadakan moksibusi. d.



Kuan Yen (XIII, 4), Ci Hai (XIII, 6) dihangati untuk membuyarkan dingin dalam Sia Ciao; Pi Su (VII, 20), Sen Su (VII, 23) untuk mem-perkuat Yang Ci. Tien Su (III, 25), Kui Lai (III, 29) untuk mengatur Ci organ Fu, mengusir dingin dan meng-hilangkan nyeri. Seluruh titik ini dihangati.



Pembicaraan



:



Nyeri ringan pada daerah perut bawah dan ping-gang pada saat haid atau sebelumnya adalah gejala biasa. pada wanita yang mendapat haid, bukan pe-nyakit. Akupunktur berkhasiat untuk penyakit ini, ter-utama untuk menghilangkan nyerinya.



9. Air Susu yang Sedikit Etiologi



:



Setelah rnelahirkan si ibu tak menghasilkan air susu atau air: susu yang keluar sedikit. Air susu berasal dari Ci Sie, maka tidak adanya atau kurang-. nya air susu adalah akibat dari 355







kurangnya Ci Sie atau Ci Sie tersumbat; dan ada pula yang disebab-kan karena perdarahan yang hebat pada saat setelah melahirkan, sehingga Sie menjadi kurang dan tidak lancar bergerak; juga bisa disebabkan karena adanya pembekuan darah di dalam, sehingga terjadi penyumbatan aliran Ci Sie. Jenisnya dibagi dalam: a. Sindrom Ci Si : dasarnya adalah daya tahan tubuh yang lemah, Ci Sie kurang atau karena perdarahan hebat setelah melahirkan anak sehingga Ying Sie kurang, Ying Yi sedikit dan tak dapat membentuk air susu. b. Sindrom Ci Sie Tersumbat: adanya kekuatiran, marah dan lain gangguan emosi yang menyebabkan Ci ‘mengumpul’ sehingga Ci Sie tidak meng-alir dengan lancar, sehingga air susu yang ter-bentuk tidak banyak atau sama sekali tak ada. Gejala



:



Setelah melahirkan air susu sedikit atau sama sekali tak ada; Kedua jenis Sindrom Ci Sie Si dan Sindrom Ci Sie Tersumbat adalah dua jenis sindrom yang dapat disebut sebagai Sindrom Si dan Sindrom Se. a. Sindrom. Si : tidak didapati perasaan membengkak dan penuh dalam kelenjar susu, penekanan pada kelenjar susu hanya menghasilkan air susu beberapa tetes atau sama sekali tak ada, muka pucat, lesu. kepala sakit, berkunang-kunang,



berdebar



dan



napas



pendek,



pinggang dan paha. pegal-pegal, selaput lidah sedikit dan lidah pucat, nadi Si. b. Sindrom Se : kelenjar susu membengkak, napsu makan men.urun, kadang-kadang perut terasa kembung, konstipasi, nadi tenggelam, seiaput lidah kotor dan tebal, Pengobatan



:



Pelancaran Ci Sie sebagai dasar pengobatan. Pada Ci Sie yang kurang



dilakukan



pemeliharaan



dan



penguatan



untuk



melancarkan terbentuknya air susu, pada penyumbatan Ci Sie dilakukan pelancaran, melancarkan air susu. Titik-titik yang berkhasiat untuk penyakit ini: Titik Sao Ce (VI, l) titik Cin Meridian Tay Yang Tangan, untuk memperbaiki Ci .Jantung (Usus Kecil dan Jantung berhubungan Luar Dalam). Penusukan dengan cara menutuk 356



(tidak dalam) atau dengan jarum kulit, diketuk perlahan-lahan. Ru Ken (III, 18), sebuah titik pada Meridian Yang Ming yang letaknya pada daerah kelenjar susu (atau di bawah, tergantung besarnya kelenjar susu). Meridian Yang Ming merupakan meridian yang penun dengan Ci dan Sie, tidak baiknya aiiran meridian ini menyebabkan Ci Sie kelenjar susu kurang; karena itu titik ini diambil untuk meiancarkan Ci Meridian, Meridian Yang Ming dan Ci kelenjar susu. Can Cung (XIII. 17) Titik Dominan Ci. Diambil untuk mengatur Ci. Ci baik, maka Sie-pun akan lancar mengalir. Ci merupakan promoter Sie. a. Sindrom Si, ditambah dengan: Kan Su (VII. 18) untuk menguatkan Hati supaya Sie bertam-baJi (Hatj menyimpan Sie), dengan Sie yang bertambah maka air susu akan banyak dihasilkan. Ke Su (VII, 17) Titik Dominan Sie. Diperkuat untuk mengliasilkan lebib banyak Sie. b. Sindrom Se, ditambah dengan; Ci Men (XII. 14) Titik Mu Hati untuk mengatur Ci Hati supaya ada pengaturan terhadap Sie (diperlemah). Nei Kuan (IX, 6) untuk menghilangkan penggumpalan’ Ci, melegakan dada melancarkan jalannya Ci (diperlemah). Pembicaraan



:



Akupunktur memberi basil yang baik terhadap penyakit.ini. Cara menyusui anak juga memegang peranan untuk hasil pengobatan. Bayi yang baru iahir bilamana tidak mengisap cukup kuat air susu tidak akan banyak keluar atau keluar hanya sedikif. Pada keadaan air susu yang banyak dan hendak dihentikan (misalnya pada keadaan di mana bayi meninggal) maka Cu Lin Ci (XI, 41) dan Kuang Ming (XI, 37) ditusuk serta dihangati dengan moksa silinder selama 10 menit.



10. Enuresis Etiologi



:



Enuresis atau ngompol waktu tidur sebab terjadinya dibagi dua golongan: a. Kekuatan bawaan yang lemah, Yang Ginjal lemah, Ci Sejati tidak dapat menghangati saluran air seni, Kandung Kemih hilang daya kontrolnya.



357



b. Limpa Si tidak dapat menyebarkan Cing, terdapat Ci Si dan Paru-paru kehilangan daya pengaturannya dalam bidang cairan dan daya menguatkan Sia Ciao. Selain dua keadaan di atas, enuresis dapat pula disebabkan karena kebiasaan sejak waktu bayi, dari kebiasaan iama-lama terjadi penyakit ini. Gejala



:



Gejala utama adalah ngompol waktu tidur. Bila disertai muka yang pucat. kaki tangan dingin, takut dingin, pinggang dan patta lemah, air seni banyak dan frekuensi kencing tinggi, nadi tengge-lam tak bertenaga merupakan Sindrom Yang Ginjal Si. Bila tampak kelesuan, kaki tangan lemas, napsu makan tak ada, merupakan Sindrom Limpa Si.



Pengobatan



:



Dasar pengobatan adalah penghangatan dan penguatan Yang Ginjal, penguatan Limpa melancarkan Ci, mengukuhkan yang kendur dan menguatkan tendon-tendon. Titik yang berkhasiat untuk penyakit ini adalah: Kuan Yen (XIII, 4) titik pertemuan Meridian Ren dengan Meridian 3 Yin Kaki, merupakan pusat Ci Sejati dalam tubuh, juga merupakan tempat di mana Ci San Ciao keluar, dapat menguatkan Ci Sejati Ginjal, sehingga Kandung Kemih dapat berfungsi dengan baik. Sebuah titik utama dalam pengobatan enuresis. Sen Su (VII, 23) untuk memperkuat Yang Ginjal. San Yin Ciao (IV, 6) untuk memperkuat ketiga Meridian Yin Kaki. Penyakit ini berhubungan erat dengan ketiga organ: Hati, limpa dan Ginjai. Ci Hai (XIII, 6) untuk memperkuat Ci Sejati. Cung Ci (XIII, 3) Titik Mu Kandung Kemih, untuk memperbaiki fungsi Kandung Kemih. Yang Ling Cuen (XI, 34) untuk memperkuat tendon. Titik Dominan Tendon. Pada penyakit enuresis yang diakibatkan karena pengendalian Kandung Kemih yang kurang, kedua titik: Cung Ci dan Yang Ling Cuen merupakan titik utama. Semua titik-titik di atas adalah untuk Sindrom Yang Ginjai Si. Pada Sindrom Limpa Si digunakan titik-titik: Cu San Li (III, 36), Pi Su (VII, 20) untuk me-nguatkan Ci Tanah, Tanah kuat dapat menghasil-kan Logam, fungsi Paru-paru kuat maka dapat



358



mengatur/menguatkan penyaluran cairan yang benar, juga Tanah dapat membendung Air (hu-bungan peraturan U Sing). Pembicaraan



:



Mengompol di bawali usia 3 tahun adalah umum. bukan penyakit. Dalam usia 3 tahun, Yang Ginjai baru berfungsi sempurna. Umumnya hasil akupunktur terhadap penyakit ini adalah baik. Pada penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan, maka harus diadakan perbaikan kebiasaannya, dibuatkan kebiasaan yang baru dan teratur bagi anak bersangkutan. Perlu diperhatikan dalam masa pengobatan akupunktur agar tidak memberi banyak makanan bercairan atau banyak minum sebelum tidur pada anak yang menderita enuresis. Enuresis bukan hanya penyakit anak-anak. orang dewasa pun dapat menderita penyakit ini, dalam arti sejak kecil sampai dewasa masih mengompol.



11. Buta Warna Sebuah penyakit bawaan. Melihat benda bukan warna sesungguh-nya. Etiologi



:



Disebabkan Ci Sie dalam sistem Luo tidak teratur baik dan mempengaruhi fungsi mata. Fungsi Hati yang tidak baik sehingga menyebabkan terjadinya tak dapat membedakan warna (mata adalah penghubung dunia luar organ Hati).



Gejala



:



Penderita buta warna umumnya tak menyadarinya. Banyak ditemukan pada pemeriksaan kesehatan. Kemampuan terhadap membedakan warna yang kurang disebut sebagai Buta Warna Lemah, tak dapat membedakan hijau dan merah disebut Buta Hijau dan Buta Merah; tak dapat membedakan seluruh warna disebut Buta Warna Total. Jenis Buta Warna Hijau-Merah dan Buta Warna Lemah yang lebih umum ditemukan daripada Buta Warna Total.



Pengobatan



:



Memperbaiki Ci Meridian bagian mata. Pengambilan titik lokal dan pengambilan titik jauh dipakai berbareng. Meridian yang diambil adalah: Meridian Sao Yang Kaki, Cie Yin Kaki. Yang Ming Kaki dan Tay Yang Kaki. Titik yang berkhasiat untuk penyakit ini: Cing Ming (VII,1). Fung Ce (XI. 20) kedua titik ini merupakan titik yang penting



359



dalam pengobatan kelainan mata. Berkhasiat memperbaiki sistem meridian daerah mata dan memulihkan fungsi mata. Can Cu (VII, 2), Tung Ce Liao (XI, 1) Se Pai (III, 2) sebagai titik-titik pembantu untuk memperbaiki Ci Meridian daerah mata. He Ku (II, 4), Cu San Li (III. 36) untuk memperkuat Ci Meridian Yang Ming. Sing Cien (XII, 2), Kuang Ming (XL 37) untuk mengatur Ci Meridian Cie Yin Kaki dan Sao Yang Kaki. Dua buah titik yang merupakan titik berkhasiat untuk penglihatan mata. Pada setiap pengobatan diambil dua atau tiga titik-titik di antara titik-titik tersebut di atas, jarum ditinggalkan untuk waktu 30 menit. Pembicaraan



:



Dalam Ilmu Kedokteran buta warna dianggap sebagai kelainan bawaan yang tidak dapat disembuhkan. Akupunktur berkhasiat untuk penyakit ini, terutama hasil yang lebih nyata pada jenis Buta Warna Lemah.



12. Awan Hitam Yang dimaksudkan dengan Awan Hitam adalah jenis penyakit mata yang dalam pengiihatannya seolah-olah terdapat awan yang hitam. Penyakit yang sesuai dengan glaukoma dalam Ilmu Kedokteran Umum. Etiologi



:



Disebabkan karena -



fungsi Hati yang terganggu, menyebabkan penyumbatan lubang mata;



-



adanya Api dan angin disertai kelainan (bentuk Si) dari Hati dan Ginjal;



-



Cing Ginjal kurang, Sie dalam Hati tidak penuh, Kan-dung Empedu menjadi ko-song sehingga mata tidak mendapat Ci yang cukup.



Mata merupakan penghubung dunia luar Hati, Cing Ci Ginjal dipancarkan pada mata, karena itu kelainan mata ini berhubungan erat dengan organ Ginjal, Hati dan Kandung Empedu. Gejala



:



Gejala disertai dengan sakit kepala yang hebat, rasa kepala yang membesar/bengkak, mata nyeri, penglihatan mundur. Kadang-kadang disertai me-rahnya mata, air mata yang banyak dan demam. Jenis yang hebat dapat mendatangkan kebutaan 360







dalam beberapa hari. Pada jenis yang ringan kebutaan datangperlahan-lahan. Pada kebutaan yang terjadi seperti mata orang biasa hanya tidak dapat melihat suatu apa pun. Pengobatan



:



Pada jenis yang didapati gejala mata merah, banyak keluar air mata digunakan cara peng-usiran angin, menjernihkan mata dan meredakan Api. Pada jenis didapati Api Hati yang hebat, diadakan pelemahan Api Hati dan Kandung Empedu. Pada jenis yang kronis, pengobatan tertuju menguatkan Ginjal dan Hati. Pada jenis Ci Si maka diadakan penguatan Limpa dan Ginjal, serta perangsangan/penguatan Ci. Titik titik yang berkhasiat untuk penyakit ini adalah: Fung Ce (XI, 20), Tung Ce Liao (XI, 1), Kuang Ming (XI, 37) titik-titik Meridian Sao Yang Kaki, untuk melancarkan dan memperbaiki Ci Meridian-meridian tersebut. Kan Su (VII, 18), Sing Cien (XII, 2), Tay Cung (XII, 3) untuk memperbaiki fungsi Hati dan menguatkan penglihatan. Ta Cui (XIV, 14), Fung Fu (XIV, 16), He Kit (II, 4) untuk membebaskan Piao dari penyebab penyakit angin. San Yin Ciao (IV, 6), Tay Si (VIII, 3) untuk menguatkan Yin dan menguatkan fungsi Ginjal. Cing Men (VII, 63), Sen Mai (VII, 62), Can Cu (VII, 2) untuk melancarkan/memperbaiki Ci Meridian Tay Yang Kaki. Kandung Kemih dan Ginjal berhubungan. luar-dalam, juga Meridian Tay Yang Kaki mempengaruhi mata berdasarkan topo-grafi meridiannya. Cu San Li (III, 36) untuk menguatkan Tanah, menguatkan Ci Cung Ciao; penting dalam jenis Ci Si.



Pembicaraan



:



Akupunktur berkhasiat untuk penyakit ini ter-utama untuk menghilangkan keluhan-keluhan. Dalam pengobatan dapat juga digunakan jarum telinga. Anjuran bagi penderita supaya dapat mengendalikan napsu marah, kerja yang santai dan defe-kasi yang teratur untuk tidak memperburuk keadaan penyakit.



13. Tuli - Gagu Etiologi



:



Dapat digolongkan ke dalam dua golongan yaitu golongan bawaan dan golongan didapat setelah lahir.



361



Yang didapat sejak lahir umumnya karena pada saat bayi atau 3 tahun men dap at sakit dengan panas tinggi, kejang yang kemudian terjadi kompli-kasi hilangnya daya pendengaran, tak dapat menerima dan menganalisa suara yang masuk dari dunia luar, sehingga tak dapat belajar berbicara lalu menjadi gagu. Gejala



:



Bawaan sejak lahir: pendengaran hilang sejak dilahirkan, tak dapat berbicara. Didapat setelah lahir: dalam riwayat hidupnya didapati peristiwa penderitaan sakit pada usia amat muda (di bawah



3



tahun)



yang



menyebabkan



hilangnya



daya



pendengaran lalu menjadikannya gagu. Pengobatan



:



Dasar pengobatan adalah mengobati terlebih dahulu tulinya baru kemudian gagunya. Terjadinya tuli adalah akibat tersumbatnya Ci Meridian yang mempengaruhi pendengaran. Karena itu diambil titik-titik lokal dan titik-titik jauh dari meridian yang mempengaruhi pendengaran. Demikian juga halnya dengan gagu. Untuk tuli, titik-titik yang berkhasiat adalah: Ting Hui (XI, 2), Ting Kung (VI, 19), El Men (X,21), tiga buah titik yang dapat diambil ber-gilir; I Fung (X, 17), Cung Cu (X, 3). Kelima buah titik ini untuk memperbaiki Ci Meridian daerah telinga. Pai Hui (XIV, 20) untuk memperbaiki Yang Ci. Lung Cung, sebuah Titik Istimewa untuk tuli, letaknya 3 Cun di bawah Yang Ling Cuen (XI, 34). Cara penusukan adalah Pelemahan, karena dasarnya adalah membuka penyumbatan Ci Meridian. Pada jenis bawaan maka digunakan titik-titik: Ming Men (XIV, 4),



Sen



Su



(VII,



23),



Kuan



Yen



(XIII,



6)



untuk



membangunkan/memperkuat Ci Sejati sebagai titik tambahan. Cara penusukan adalah memperkuat. Untuk gagu: . Ya Men (XIV, 15). Lien Cuen (XIII, 23) titik-titik yang mempengaruhi bagian akar Udah, titik berkhasiat untuk gagu. Pembicaraan



:



Akupunktur berkhasiat untuk tuli-gagu, terutama untuk jenis didapat setelah lahir, Masa pengobatan lama, memerlukan waktu bertahun-tahun. Tuli akibat intoksikasi, Streptomisin tergolong pula dalam kategori dapat diperbaiki. Penggunaan jarum telinga dengan cara penusuk-an lama ditinggal dapat memberi hasil pula untuk tuli-gagu ini. 362







Selama pengobatan, dengan majunya pendengaran maka mulai diiringi latihan berbicara sebagai syarat untuk penyembuhan tuli-gagu ini. 14. Hemoroid Etiologi



:



Umumnya disebabkan karena penyebab penyakit lembab, panas, angin dan kering yang menggumpal dalam anus. Duduk lama, jalan jauh, menanggung beban berat, mengangkat beban berat. Hilangnya kebiasaan makan-minum yang teratur, mabukmabukan, makan makanan pedas menjadi kebiasaan/kesukaan; pengumbaran napsu birahi; tujuh emosi yang tak terkendalikan, yang lama-lama membentuk penggumpalan Ci; konstipasi yang lama; semua dapat menyebabkan pembekuan Sie dan penggumpalan Ci dalam daerah anus dan menyebab sakit hemoroid.



Gejala



:



Pada daerah anus tumbuh benjolan daging yang mula-mulanya kecil, lalu lama kelamaan menjadi besar; gatal sekitar anus, perdarahan setelah buang air besar dengan darah yang segar dan terpisah dengan tinja, rasa pedih dan nyeri setelah buang air besar. Jenis menurut letaknya dibagi dalam: jenis dalam yaitu letak kelainan pada anus bagian dalam;jenis luar yaitu jenis di mana kelainan terletak di bagian luar anus; jenis campuran yaitu jenis di mana ke-lainan berada di bagian dalam dan luar.



Pengobatan



:



Pelancaran Ci Sie, penghilangan penyebab penya-kit dan pembuyaran pembekuan dengan mengambil titik-titik Meridian Tay Yang Kaki dan Meridian Tu sebagai meridian utama. Titik-titik yang berkhasiat untuk penyakit ini: Gang Ciang (XIV, 1) untuk melancarkan Ci Sie daerah anus. Cen San (VII, 57) untuk mengobati kelainan daerah anus. Titik yang mempengaruhi anus melewati Meridian Cabang Meridian Tay Yang Kaki. El Pai (Titik Istimewa) merupakan titik yang berkhasiat menurut pengalaman. Cara penusukan adalah cara Pelemahan, Cang Ciang dapat dihangati (moksa). Bilamana bengkak dan nyeri: 363







Can Cu (VII, 2), Si Pien (VII, 49) untuk melancarkan Ci Meridian Tay Yang Kaki. Titik pilihan menurut literatur kuno. Bilamana perdarahan banyak: Sie Hai (IV; 10) untuk membersihkan Sie dari penyebab penyakit panas. Ci Hai (XIII, 6) untuk menguatkan Ci. San Yin Ciao (IV, 6) untuk memperkuat Yin (Sie adalah Yin). Bilamana terjadi prolaps: Pai Hui (XIV,20) dihangati untuk menarik Yang Ci ke atas. Pembicaraan



:



Akupunktur berkhasiat untuk penyakit ini. Sementara



ahli



berpendapat



bahwa



akupunktur



hanya



mengobati simtom, menghilangkan keluhan tetapi tidak mengobati kausa. Pengobatan kausa masih tetap harus dilakukan dengan pembedahan. Selama pengobatan harus dihindari penyebab timbulnya serta makanan yang pedas dan alkohol. 15. Cang Yung Etiologi



:



Umumnya dibagi dalam 3 golongan penyebab di mana terjadi penampungan



lembab



panas,



usus



tidak



menyalurkan



isi/ampasnya dengan baikdan adanya pembekuan/pemacetan Ci Sie. 3 golongan penyebab itu adalah: -



Hilangnya kebiasaan makan yang teratur dan wajar: di mana makanan terlalu ‘makmur’, makan-makanan yang bersifat dingin, terlalu lapar, terlalu kenyang yang keseluruhannya



menyebabkan



dalam



usus



terjadi



penampungan lembab lalu membentuk panas dan akhirnya menimbulkan penyakit ini. -



Kerja/pergerakan yang melampaui batas: misalnya jalan cepat, melompat-lompat, memikul beban berat, terjatuh dan di antaranya pergerakan/kerja keras setelah makan yang paling mudah menyebabkan terjadinya penyakit ini.



-



Pembekuan/pemacetan



Ci



Sie:



adanya



penyesuaian



lingkungan yang tidak baik, atau disertai adanya gangguan emosi dan adanya pembekuan dan pemacetan setelah melahirkan. Gejala



:



Pada permulaannya badan panas takut dingin, perut bawah nyeri dan enggan ditekan, selanjutnya daerah perut bawah 364







sebelah kanan terasa nyeri hebat, datangnya nyeri menghebat pada saat batuk atau bersin, kaki kanan tertekuk dan enggan diluruskan



(pelurusan



menyebabkan



rangsangan



nyeri



menghebat atau dengan posisi ini penderita merasa lebih ringan penderitaannya). Pada jenis ringan, rasa nyeri tidak hebat, panasnya badan serta takut dingin juga tidak nyata, nadi umumnya lambat. Sedangkan jenis berat: suhu badan tinggi, mual, muntah, konstipasi atau diare, nyeri hebat sekali, nadi cepat, selaput lidah tipis kotor dan sedikit kuning, pada daerah nyeri kadang-kadang dapat diraba sebuah benjolan/benda keras; pada saat penyakit melanjut maka terjadi pemecahan dan keluar nanah yang menembus dinding usus masuk dalam rongga perut atau keluar melalui anus bercampur dengan tinja, pada saat itu panas badan makin hebat tetapi rasa nyeri mereda, kemudian seluruh perut akan dirasakan keras, din ding perut tegang dan enggam ditekan. Bilamana panas tinggi dengan adanya penurunan maka penyakit telah mencapai titik kritis/bahaya. Pengobatan



:



Dasar pengobatan adalah melancarkan Ci usus, di mana penyebaran



pemacetan/pembekuan



serta



penurunan/



penghilangan lembab panas adalah tujuan utama; dengan tambahan penjernihan panas dalam Yang Ming, Titik yang berkhasiat untuk penyakit ini: Lan Wei (Titik Istimewa), sebuah titik berkhasiat berdasarkan pengalaman. Cu San Li (III, 36), titik He Lambung. Sang Ci Si (III, 37), titik He Bawah Usus Besar. Diambilnya ketiga titik ini sebagai titik utama bertujuan untuk melancarkan Ci Lambung sampai ke daerah Usus Besar. Cara penusukan adalah Pelemahan. Untuk badan yang panas dipakai titik: He Ku (II, 4), Titik Yen Usus Besar. Ci Ce(II,11),Titik He Usus Besar. Sien Ku (III, 43), Titik Su Lambung. Ketiga titik ini berkhasiat menjernihkan panas dalam Yang Ming. Cara penusukan adalah Pelemahan. Bilamana ada mual dan muntah maka digunakan titik-titik: 365



Nei Kuan (IX, 6), Cung Wan (XIII, 12), dua buah titik yang berkhasiat untuk menenangkan Lambung serta menurunkan Ci yang berjalan salah. Cara penusukan adalah Pelemahan. Seluruh



titik-titik



yang



digunakan



pada



penusukannya



dilakukan cara Pelemahan dengan mening-galkan jarum selama 30 menit setiap kali pengobatan. . Pengobatan dilakukan sehari 1 sampai 6 kali. Pada hari pertama 4-6 jam sekali, setiap kalinya ditinggal 30 menit, setiap 15 menit manipulasi diulang, hari berikutnya satu atau dua kali sehari. Pembicaraan



:



Cang Yung dalam literatur kuno dibagi dalam dua jenis yaitu jenis Cang Yung Besar di mana rasa nyeri terletak pada daerah sekitar umbilikus dan Cang Yung Kecil di mana rasa nyeri pada daerah titik Kuan Yen (XIII, 4). Dalam Ilmu Kedokteran Umum Cang Yung ini sesuai dengan apendisitis akut, hanya dalam Cang Yung dapat dimasukkan pula penyakit lain, misalnya acute pelvic inflamatory disease; jadi Cang Yung tidaklah identik dengan apendisitas akut. Apa yang diungkapkan dalam pengobatan Cang Yung, titiktitik pilihan itu tertuju terutama pada apendisitis akut. Akupunktur untuk apendisitis akut memberi hasil yang baik, umumnya pada kasus yang simple dan pada stadium permulaan hasil akupunktur memuaskan; tetapi bila telah terjadi peritonitis atau adanya gejala pecahnya apendiks maka tidak dapat diobati dengan akupunktur. Dianjurkan hanya untuk apendisitis akut dalam stadium permulaan saja akupunktur dilakukan. Perlu diingat bahwa keterlambatan menyerahkan penderita dalam rawatan yang tepat pada apendisitis akut ini akan membawa maut bagi penderita tersebut.



366



Lampiran: ARTI ISTILAH



TITIK AKUPUNKTUR



I.



MERIDIAN TAY YIN TANGAN PARU-PARU 1. CUNGFU = Gedung tengah (Middle residence) 2. YUN MEN = Pintu awan (Gate ofcloud) 3. TIEN FU = Gedung surga (Residence in heaven) 4. SIE PAI = Putin murni/bersih (Chivalry white) 5. CE CE = Paya pengukur (The marsh in the cubit) 6. KUNG CUI = Lubang besar (Opening maximum) 7. LIE CIE = Garis bercelah (Broken sequence) 8. CING CI = Saluran meridian (Meridian gutter) 9. TAY YEN = Jurang dalam (Great abyss) 10. I CI = Sirip ikan (Edge offish) 11. SAO SANG = Pedagang muda (Young merchant)



II.



MERIDIAN YANG MING TANGAN USUS BESAR 1. SANG YANG = Pedagang aktif(Consultant Yang] 2. EL CIEN = Ruang kedua (Second crease) 3. SAN CIEN = Ruang ketiga (Third crease) 4. HE KU = Kumpulan lembah (Adjoining valleys) 5. YANG SI = Sungai Yang (Stream of Yang) 6. PIEN LI = Perjalanan menyimpang (The deviated odyssey) 7. WEN LIU = Gelombang panas/Warm current) 367







8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. III.



SIA LIEN SANG LIEN SAN LI CI CE CEU LIAO WU LI PINAO CIEN I CI KU TIEN TING FU TU HO LIAO YING SIANG



= = = = = = = = = = = = =



Sudut bawah (Lower corner) Sudut atas (Upper corner) Tiga mil (Three miles) Kolam berliku (Curved pond) Tulang siku (Elbow bone) Lima mil (Five miles) Otot lengan (The upper arm) Tulang bahu (Shoulder bone) Tulang besar (Large bone) Jambangan surga (Heavenly vessel) Tiang penyangga (Supporting the chimney) Tulang padi (Grainy bone) Menyambut keharuman (Welcome the fragrance)



MERIDIAN YANG MING KAKI LAMBUNG 1. CEN CI = Penampungan air mata (Receiving tears) 2. SE PAI = Empat putih (Four whites) 3. CI LIAO = Lubang besar (The great hole) 4. TI CANG = Gudang bawah tanah (Earth granary) 5. TAYING = Penyambutan agung (The great welcome) 6. CIA CE = Kendaraan rahang (Jaw vehicle) 7. SIA KUAN = Gerbang bawah (The lower gate) 8. TEU WEI = Ikatan kepala (Tightening of the head) 9. REN YING = Menyambut orang (Welcome the man) 10. SUI TU = Saluran air (Water chimney) 11. CI SE = Rumah Ci (The hut of Ci) 12. CIE PEN = Mangkok yang pecah/retak (Broken bowl) 13. CI FU = Pin tu Ci (Door of Ci) 14. KU FANG = Gudang (The storehouse) 15. U I = Tirai rumah/ruang (Room screen) 16. YING CUANG = Jendela dada (The window in the thorax) 17. RU CUNG = Pusat payudara (The middle of the breast) 18. RU KEN = Akar payudara (Root of the breast) 19. PUYUNG = Terlarang (No admittance) 20. CEN MAN = Menerima dengah puas (Receiving fullness) 21. LIANG MEN = Balok pin tu (Beamed door) 22. KUAN MEN = Pintu gerbang (The gate) 23. TAY I = Cap- besar (Large mark) 24. HUA RU MEN = Pintu otot yang licin (Door of the slippery muscle) 25. TIEN SU = Poros langit (Heavenly pivot) 26. WAI LING = Bukit Luar (Outer mound) 27. TA CI = Maha besar (Very great) 28. SUI TAO = Saluran air (The water channel) 368







29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37.



IV.



KUI LAI = Kembali (Return) CI CUNG = Serbuan Ci (The rushing Ci) PI KUAN = Gerbang panggul (Gate of the hip) FU TU = Kelinci yang bersembunyi (The hidden rabbit) YIN SE = Pasar gelap (Dark market) LIANG CIU = Bukit bercahaya (The beamed hill) TU PI = Hidung anak sapi (the calf’s nose) CU SAN LI = Tiga mil di tungkai (The three miles in the leg) SANG LIEN = Ruang besar di atas (Upper great space) SANG CI SI 38. TIAO KEU = Permulaan garis (Line's opening) 39. SIA LIEN = Ruang besar di bawah (Lower great space) SIA CI SI 40. FUNG LUNG = Berlimpah-limpah (Much abundant) 41. CIE SI = Melancarkan aliran (Release stream) 42. CUNG YANG = Serbuan Yang (Rushing Yang) 43. SIEN KU = Lembah yang dalam (Sunken valley) 44. NEI TING = Halaman dalam (Inner courtyard) 45. LI TUI = Pertukaran yang ketat (Strict exchange) MERIDIAN TAY YIN KAKI LIMPA 1. YIN PAI = Putih yang bersembunyi (Hidden white) 2. TA TU = Ibu kota besar (Big capital) 3. TAY PAI = Maha putih (Extreme white) 4. KUNG SUN = Kakek dan cucu (The grandfather and grandson) 5. SANG CIU = Bukit pengusaha (Merchant hill) 6. SAN YIN CIAO = Titik pertemuan ketiga Yin (The meeting place of the three Yin) 7. LEU KU = Lembah yang bocor (Leaky valley) 8. TI CI = Bemia dari tanah (Earth motivation/Earth organ) 9. YIN LING = Mata air di bukit Yin (Spring in the Yin CUEN mound) 10. SIE HAI = Samudera darah (Sea of blood) 11. CI MEN = Pintu keranjang (Basket door) 12. CUNG MEN = Pintu serbuan (Rushing door) 13. FU SE = Rumah pejabat (Home ofhigh official) 14. FU CIE = Kancing perut (The knot in the abdomen) 15. TA HENG = Horizontal besar (Big horizontal) 16. FU AI = Kedukaan perut (Abdomen's sorrow) 17. SE TU = Saluran makanan (The food drain) 18. TIEN SI = Aliran surga (The heavenly stream) 19. SIUNG SIANG = Perkampungan dada (Chest village) 369







20. CEU YUNG



=



21. TA PAO



=



Kemenangan yang berlingkar glory) Sarnpul besar (The big wrapping)



(Encircling



V.



MERIDIAN SAO YIN TANGAN JANTUNG 1. CI CUEN = Mata air puncak (The extreme spring) 2. CING LING = Jiwa muda (Youthful spirit) 3. SAO HAI = Laut kecil (Small sea) 4. LING TAO = Jalan spiritual (Spiritual path) 5. TUNG LI = Menembus ke dalam (Penetrating inside) 6. YIN SI = Penimbunan Yin (Yin accumulation) 7. SEN MEN = Pintu jiwa (Spirit's door) 8. SAO FU = Gedung kecil (Little residence) 9. SAO CUNG = Serbuan kecil (Small rush)



VI.



MERIDIAN TAY YANG TANGAN USUS KECIL 1. SAO CE = Paya kecil (Small marsh) 2. CIEN KU = Lembah depan (Front valley) 3. HEU SI = Sungai di belakang (Back stream) 4. WAN KU = Tulang pergelangan tangzn (Wrist bone) 5. YANG KU = Lembah Yang (Yang valley) 6. YANG LAO = Memelihara orang tua (To feed the aged) 7. CE CEN = Cabang lurus (Straight branch) 8. SIAO HAI = Laut kecil (Small sea) 9. CIEN CEN = Kesucian pundak (The virtue of the shoulder) 10. NAO SU = Titik Su lengan atas (The associated point for upper arm) 11. TIEN CUNG = Nenek moyang di surga (The ancestors in heaven) 12. PING FUNG = Angin yang berpengaruh (Holdingwind) 13. CI YEN = Tembok melengkung (Curved wall) 14. CIEN WAI SU = Titik Su dari pundak (The outer, associated point for the shoulder) 15. CIEN CUNG SU = Titik Su tengah dari pundak (The center associated point for the shoulder) 16. TIEN CUANG = Jendela surga (Window in heaven) 17. TIEN YUNG = Isi surga (Heaven's contents) 18. CUEN LIAO = Tulang pipi (Cheek bone) 19. TINGKUNG = Istana pendengaran (Palace of hearing)



VII.



MERIDIAN TAY YANG KAKI KANDUNG KEMIH 1. CING MING = Terang Mata (Eyes bright) 2. CUEN CU = Kumpulan bambu (Gathered bamboo) 3. MEI CUNG = Serbuan.alis mata(Eyebrow rushing) 370







4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.



CI CA U CU CEN KUANG TUNG TIEN LUO CI I CEN TIEN CU TA SU FUNG MEN FEI SU CIE YIN SU



= = = = = = = = = = =



15. SIN SU 16. TU SU



= =



17. KE SU



=



18. KAN SU 19. TAN SU



= =



20. PI SU 21. WEI SU



= =



22. SAN CIAO SU



=



23. SEN SU



=



24. CI HAI SU



=



25. TA CANG SU



=



26. KUAN YEN SU



=



27. SIAO CANG SU



=



28. PANG KUANG SU = 29. CUNG LI SU



=



30. PAI HUAN SU



=



31. SANG LIAO 32. CE LIAO 33. CUNG LIAO



= = =



Ketidakjujuran (Discrepancy) Lim a daerah (The five places) Menerima sinar terang (The receive light) Menembus surga (Penetrating heaven) Hubungan yang terputus (Liaison refused) Bantal pualam (Jade pillow) Tiang surga (Pillar in heaven) Ruas besar (The big shuttle) Pintu angin (Wind door) Titik Su Paru-paru (Associated point for lung) Titik Su Perikardium (Associated point for pericardium) Titik Su Jantung (Associated point for heart) Titik Su Meridian Tu (Associated point for governing vessel) Titik Su diafragma (Associated point for the diaphragm) Titik Su Hati (Associated point for the liver) Titik Su Kandung Empedu (Associated point for the gall bladder) Titik Su Limpa (Associated point for spleen) Titik Su Lam bung (Associated point for the stomach) Titik Su San Ciao (Associated point for the San Ciao) Titik Su Ginjal (Associated point for the kidney) Titik Su laut CA (Associated point for sea of Ci) Titik Su Usus Besar (Associated point for the large intestine) Titik Su pintu gerbang (Associated point for gate origin) Titik Su Usus Halus (Associated point for the small intestine) Titik Su Kandung Kemih (Associated point for the bladder) Titik Su daerah bokong tengah (Associated point for central spine) Titik Su lingkaran putih (Associated point for the white circle} Lubang tulang atas (The upper hollow) Lubang tulang kedua (The second hollow) Lubang tulang tengah (The middle hollow) 371







34. 35. 36. 37. 38.



SIA LIAO HUI YANG FU FEN PE FU KAO HUANG SU



= = = = =



39. 40. 41. 42. 43.



SEN TANG I SI KE KUAN HUEN MEN YANG KANG



= = = = =



44. I SE 45. WEI CANG 46. HUANG MEN



= = =



47. CE SE 48. PAO HUANG



= =



49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56.



SI PIEN CEN FU IN MEN FEU SI WEI YANG WEI CUNG HE YANG CEN CIN



= = = = = = = =



57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67.



CEN SAN FEI YANG FU YANG KUN LUN PU SEN SEN MAI CING MEN CING KU SU KU TUNG KU CE YIN



= = = = = = = = = = =



Lubang tulang bawah (The lower hollow) Pertemuan Yang (Meeting of Yang) Bagian tambahan (The adjacent division) Rumah roh (House of the soul) Antara Jantung dan diafragma (Between the heart and diaphragm) Ruangan pertemuan dewa (Parlor of gods) angisan gembira (Joyful cry) Gerbang diafragma (The gate of diaphragm) Pintu jiwa (Door of the soul) Jaringan Yang/Yang esensial (Network of Yang/Essential of Yang) Tempat penampungan pikiran (Thought shelter) Gudang Lam bung (Storehouse of stomach) Gerbang diafragma (Gate of the membrane of the diaphragm ) Ruang keinginan (The room of will) Daerah uterus/plasenta (Uterus or placenta area) Sisi perbatasan (The border of the orderly line) Menerima bantuan (Receive assistance) Pintu kemakmuran (The prosperous door) Benda yang terapung (Floating Si) Perintah Yang (Commanding Yang) Perintah menengah (Commanding center) Pertemuan Yang (Meeting of Yang) Penyokong jaringan otot (Supporting the muscle) Penyokong gunung (Supporting the mountain) Terbang tinggi di angkasa (Flying high) Yang di puncak kaki (Foot bone Yang) Pegunungan Kun Lun (Kun Lun mountain) Bantuan (Servant aid) Perpanjangan pembuluh (The extended vessel) Pintu emas (Golden door) Tulang inti (Capital bone) Ikatan tulang (Bundle of bones) Menembus lembah (Penetrating the valley) UjungYin (End of Yin)



VIII. MERIDIAN SAO YIN KAKI GINJAL 1. YUNG CUEN = Sumber air bergelembung (Gushing spring/ Bubbling spring) 2. RAN KU = Lembah yang menyala (The burning valley) 372



3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



TAY SI TA CUNG SUI CUEN CAO HAI FU LIU CIAO SIN CU PIN



= = = = = = =



10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.



YIN KU HENG KU TA HE CI SIE SE MAN CUNG CU HUANG SU SANG CI SE KUAN YIN TU FU TUNG KU



= = = = = = = = = = =



21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.



YIU MEN PU LANG SEN FUNG LING SI SEN CANG HOU CUNG SU FU



= = = = = = =



Aliran yang besar (The great stream) Lonceng besar (The big bell) Sumber air (The water spring) Laut yang bercahaya (The shining sea) Arus yang berbalik (The returning current) Pertukaran surat (Exchange messages) Tepi sungai yang dibangun (Building guest/Building bank) Lembah Yin (Yin valley) Tulang melintang (The transverse bone) Terang Benderang (Big brightness) Lubang energi (Point of Ci/Energi hole) Empat penuh (Four full) Aliran tengah (Middle pouring) Titik Su vital (Associated point for membrane) Lengkungan pedagang (Crooted merchant) Pintu gerbang dari batu (The stone gateway) Ibu kota Yin (Capital of Yin) Jalan menembus lembah dari perut (Gothrough the valley of abdomen) Pintu kegelapan (The door of darkness) Gang untuk berjalan kaki (Walking corridor) Cap dewa (Spiritual seal) Reruntuhan spiritual (Spiritual ruins) Gudang dewa (Spiritual storehouse) Di antara keanggunan (Amid elegance) Gedung Su (Rccidence of associated point)



IX.



MERIDIAN CIE YIN TANGAN PERIKARDIUM 1. TIEN CE = Kolam surga (Pond in heaven) 2. TIEN CUEN = Mata air surga (Spring in heaven) 3. CI CE = Paya yang berliku-liku (Crookedmarsh) 4. SI MEN = Pintu Si (The door of Si) 5. CIEN SE = Perantara (The intermediary) 6. NEI KUAN = Gerbang dalam (Inner gate) 7. TA LING = Kuburan besar (The big tomb) 8. LAO RUNG = Istana pekerja (Palace of labor) 9. CUNG CUNG = Serbuan tengah (Central rush)



X.



MERIDIAN SAO YANG TANGAN SAN CIAO 1. KUAN CUNG = Serbuan pintu gerbang (Gate rush) 2. YIE MEN = Pintu air (Fluid door) 3. CUNG CU = Pulau tengah (Central island) 4. YANGCE = Kolam Yang (Yang pond) 373







5. 6. 7. 8.



WAI KUAN CE KEU HUI CUNG SAN YANG LUO



= = = =



9. SE TU 10. TIEN CING 11. CING LENG YEN



= = =



12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.



= = = = = = = = =



SIAO LO NAO HUI CIEN LIAO TIEN LIAO TIEN I I FUNG CE MAI LI SI CIAO SUN



21. EL MEN 22. HE LIAO 23. SE CU KUNG XI.



= = =



Gerbang luar (Outer gate) Selokan cabang (The branch ditch) Pertemuan leluhur (Gathering of the ancestors) Pertemuan tiga meridian Yang (The connecting point of the three Yang meridian) Empat selokan (Four ditch) Sumur di surga (Well in heaven) Jurang yang dingin dan jernih (Clear cold abyss) Danau yang mencair (Thawing lake) Pertemuan pundak (Shoulder meeting) Tulang pundak (Shoulder bone) Tulang surga (Heavenly bone) Jendela surga (Sky window) Tirai angin (Windscreen) Memberimakan pembuluh (Feeding the vessels) Alas tengkorak (Skull rest) Tanduk keciL/sudut kecil (Small horn/Small angle) Pintu telinga (Ear door) Titik keseimbangan tulang (Point of harmony) Ruang bambu sutra (Silken bamboo hollow)



MERIDIAN SAO YANG KAKIKANDUNG EMPEDU 1. TUNG CE LIAO = Lekukan pupil (Pupil seam) 2. TING HUI = Pertemuan pendengaran (Meeting of hearing) 3. SANG KUAN = Gerbang atas/Tamu dan tuan rumah (Upper KE CU REN gate/Guest and host) 4. HE YEN = Kebencian rahang (Jaws detested) 5. SIEN LU = Tengkorak tergantung (Suspended skull) 6. SIEN LI = Timbangan, gantungan (Suspending the short/ Suspended balance) 7. CU PIN = Rambut keriting pada pelipis (The curved hair on the temple) 8. SUEI CIAO = Jurang Utama (Leading to the valley) 9. TIEN CUNG = Serbuan surga (The rushing in heaven) 10. FEU PAI = Putih terapung (Floating white) 11. CIAO YIN = Lubang Yin (Yin cavity) 12. WAN KU = Tulang lengkap (Finished bone) 13. PEN SEN = Sumber semangat (Original spirit) 14. YANG PAL = Putih Yang (Yang white) 15. TEU LIN CI = Dekat air mata di kepala (Near tears on the head) 16. MU CUANG = Jendela mata (Window of the eye) 374







17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.



CEN YING CEN LING NAOKUNG FUNG CE CIEN CING YEN YI CE CIN RE YE CING MEN TAY MAI U SU WEI TAO CI LIAO HUAN TIAO FUNG SE CUNG TU YANG KUAN YANG LING CUEN



35. YANG CIAO



=



36. 37. 38. 39. 40. 41. 42.



= = = = = = =



WAICIU KUANG MING YANG PU SIEN CUNG CIU SI LIN CI TIU HUI



43. SIE SI 44. CIAO YIN XII.



= = = = = = = = = = = = = = = = = =



= =



Peraturan yang adil (Upright management) Pendorong semangat (Support the spirit) Ruang otak (Brainhollow) Kolam angin (Wind pond) Sumur di pundak (Well in the shoulder) Cairang Jurang (The abyss fluid) Otot sisi (Flank muscle) Matahari dan bulan (The sun and moon) Pintu ibu kota (Capital door) Meridian ikat pinggang (Girdle meridian) Lima poros (Five pivots) Jalan penghubung (Bindingpath) Timbunan tulang (Welling bone) Lompatan berputar (Jumping circle) Pasar angin (Wind.market) Selokan tengah (Central ditch) Gerbang Yang (Yang gate) Mata air di bukit Yang (The spring in the Yang mound) Pertemuan meridian Yang (The crossing of the Yang meridian) Bukit luar (The outer mound) Sinar terang (Bright light) PembantuYang (Yang assistant) Lonceng gantung (Suspended bell) Bukit reruntuhan (Mound of ruins) Dekat air mata (Near tears) Lima perkumpulan bawah tanah (Ground five gathering) Sungai kesatria (Chivalrous stream) Lubang Yin (Yin cavity)



MERIDIAN CIE YIN KAKI HATI 1. TA TUN = Kejujuran yang sangat (Great honesty) 2. SING CIEN = Berjalan diantara (Walk between) 3. TAY CUNG = Serangan besar (Big rush) 4. CUNG FUNG = Cap tengah (Middle seal) 5. LI KEU = Parit kuman (Termite ditch) 6. CUNG TU = Ibu kota tengah (Central capital) 7. CI KUAN = Gerbang Lutut (Kneegate) 8. CI CUEN = Mata air yang berliku (Crooked spring) 9. YIN PAO = Sampul Yin (Yin envelope) 10. U LI = Lima mil (The five miles) 11. YIN LIEN = Ruang Yin (Yin space) 375







12. CI MAI 13. CANG MEN 14. CI MEN



= = =



Denyut nadiyang cepat (Quick pulse) Pintu hukum (The door of law) Pintu harapan (The door of hope)



XIII. MERIDIAN REN 1. HUI YIN 2. CI KU 3. CUNG CI 4. KUAN YEN 5. SE MEN 6. CI HAI 7. YIN CIAO 8. CI CUNG/SEN CIE



= = = = = = = =



Kumpulan Yin (The meeting of Yins) Tulang berliku (Curved bone/Crooked bone) Kutub tengah (Central pole) Gerbang sumber/utuma (The gate of origin) Pintu batu (Stone door) Laut Ci (The sea of Ci) Pertemuan Yin (The Yin crossing) Pusat umbilikus/sanggar dewa Center of the navel/shrine of gods) Pembagian air (The dispersion of water) Perut bagian bawah (The lower stomach) Membuat tanda batas mil (To build milestone) Perut bagian tengah (Middle stomach) Perut bagian atas (Upper stomatch) Sanggar besar (Great shrine) Ekor burung (The tail of the dove) Halaman tengah. (The middle courtyard) Pusat dada (Center of chest) Aula batu pualam (Jade hall) Istana ungu (The purple palace) Atap yang Indah (Beautiful.covering) Alat astronomi Cina kuno (Ancient Chinese astronomical instrument) Kemuliaan surga (Heaven's prominence) Sudut mata air (Corner spring) Menerima cairan (Receiving fluid)



9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.



SUI FEN SIA WAN CIEN LI CUNG WAN SANG WAN CI CIE CIU WEI CUNG TING CAN CUNG I TANG CE KUNG HUA KAI SIEN CI



= = = = = = = = = = = = =



22. TIEN TU 23. LIEN CUEN 24. CEN CIANG



= = =



XIV. MERIDIAN TU 1. GANG CIANG



=



2. YAG SU



=



3. YAO YANG KUAN = 4. 5. 6. 7. 8.



MING MEN SIEN SU CI CUNG CUNG SU CIN SU



= = = = =



Panjang dan kuat/tinggi dan bertenaga (Long and strong) Titik. Su pinggang (Associated point for lumbal area) Gerbang Yang dari pinggang (Yang gate of lumbal) Pintu kehidupan (The door of life) Poros yang tergantung (Suspended pivot) Tulang punggung tengah (Center of spine) Poros tengah (Central pivot) Kontraksi otot (Muscle contraction) 376







9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.



CE YANG LING TAI SEN TAO SENCU TAO TAO TA CUI YA MEN FUNG F NAO FU CIANG CIEN HEU TING PAI HUI CIEN TING SING HUI SANG SING SEN TING SO LIAO SET KEU RENCUNG 27. TUI TUAN 28. YIN CIAO



= = = = = = = = = = = = = = = = = = = =



Mencapai Yang (Reaching Yang) Mimbar spiritual (Spiritual platform) Jalanan roh (Spirit's path) Tiang dari tubuh (Pillar of the body) Jalan kebahagiaan (Road to happiness) Tulang spina besar (Big spine) Pintu bisu (The door of dumbnes) Gedung angin (The wind residence) Rumah otak (The house of the brain) Di antara dua kekuatan (Between strength) Puncak bagian belakang (Rear top) Ratusan pertemuan (Hundred meetings) Puncak bagian depan (Front top) Pertemuan tengkorak (Skull gathering) Bintang atas (Upper star) Halaman pertemuan roh (The spirit's courtyard) Bahan tulang (Element bone) Selokan air/Pusat manusia (Water ditch/Central part of man) Ujung pertukaran (Exchange extreme) Pertemuan gusi (The crossing of the gum)



377