Al Mawani Fii Marifatullah Smpit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Edisi #Ma’rifatullah Kelas 7



Al-Mawani' Fii Ma'rifatullah (Penghalang Mengenal Allah)



TUJUAN   



Mengerti sifat-sifat pribadi manusia yang menjadi penghambat dari mengenal Allah. Menyedari bahawa sifat-sifat itu dapat membawanya pada kekufuran kerana itu ia berupaya menjauhi sifat-sifat itu. Menumbuhkan motivasi untuk mewujudkan sifat yang memudahkan mengenal Allah.



RINCIAN BAHASAN Pendahuluan Pernahkah kita bertanya, kenapa para sahabat & orang-orang terdahulu lebih cepat dekat dengan Allah padahal kita sama dengan mereka?. Didalam banyak buku yang membahas mengenai Psikologi menyatakan bahwa psikologi salah satu sebuah jalan untuk menyikapi apa yang tersembunyi, berusaha untuk memahami peristiwa komunikasi dengan menganalisa keadaan internal (Intenal state), suasana batiniyah individu. Komunikasi yang efektif menghasilkan kesenangan, mempengaruhi sikap, prilaku dan tindakkan serta menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Hal ini adalah dari fisik ke fisik yaitu dari manusia ke manusia, terlebih jika komunikasi yang efektif itu dilakukan kepada Allah. Komunikasi yang efektif kepada Allah menghasilkan kecintaan Allah dan Allah mencintainya. Inilah tujuan berma’rifat.



Lembar



1



Akan tetapi, ma’rifat (Mengenal) Allah sangatlah sulit untuk setiap manusia terkecuali seorang tersebut telah ditunjukkan oleh Allah secara langsung karena kehendak-Nya. Akan tetapi Allah pada hakekatnya telah memberikan seluasnya kepada manusia tanpa ada kekurangan atau rintangan apapun untuk mengenal-Nya. Disebabkan karena Allah Swt telah memberikan kelebihan pada manusia dibandingkan makhluk lainnya. Manusia telah Allah Swt karuniakan yaitu Hati dan Akal untuk membaca, mentadaburi dan memikirkan semua tanda-tanda kekuasaan Allah agar dapat mengenal-Nya. Sebagaimana Firman Allah yang diturunkan pertama kali kepada Nabi Muhammad saw:



Tim Penyusun Modul_Halaqoh BIA



Edisi #Ma’rifatullah Kelas 7



“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”. (QS. Al-‘Alaq : 1) Allah Swt memerintahkan untuk “iqro” yaitu membaca, mencari, mentadaburi dan memikirkan segala hal yang telah Allah ciptakan. Sengaja Allah menggunakan “Robbikalladzi Kholaq” yaitu Tuhan-mu yang menciptakan. Karena perintah itu bukan hanya pada satu golongan manusia saja namun kepada seluruh manusia baik yang telah beragama maupun yang tidak beragama. Sebab semua manusia pastilah merasakan bahwa ia diciptakan sekalipun ia tak memahami, karena ia ada pastilah ada yang mengadakannya, minimal pernyataan awal adalah orang tua yang mengadakan nya. Hati dan akal telah Allah berikan melalui fisik setiap manusia, disamping organ-organ lain pada tubuh setiap manusia seperti tubuh, telinga, mata, mulut, tangan, kaki dll, semua itu adalah pembantu dari hati dan akal sebagai modal bagi manusia untuk mengenal Allah Subhanahu Wata’ala. Maka sebab itu hati dan akal sebagai pondasi diterima atau tidaknya sebuah amalan karena perbuatan orang yang hatinya kosong dan tidak bertujuan maka tidak akan diterima atau dikabulkan. Dan begitupun perbuatan orang gila maka tidak akan diterima atau dikabulkan karena tidak ada kesadaran dan tidak ada bertujuan, apa-apa yang diperbuat olehnya. Maka syarat beragama adalah berhati (Sandaran iman) dan berakal (Sandaran Islam) agar dapat membedakan yang benar dan yang salah hingga menimbulkan hidupnya hati dan akal menuju Allah (Ihsan).



Lembar



2



Disamping organ fisik tersebut, Allah Swt memberikan kemudahan kepada manusia yaitu dari semua tanda-tanda kekuasaan-Nya yang terdapat pada makhluk ciptaan-Nya diseluruh jagad raya alam semesta. Dimudahkan lagi oleh Allah juga dengan al-Quran agar dapat sebagai panduan hidup manusia. Dimudahkan lagi oleh Allah Swt dengan diutus seorang Nabi dan Rosul yaitu Sayyidina Muhammad saw. Dengan melalui Rosulullah, Allah memberikan petunjuk, bimbingan dan penjelasan agar manusia dapat memahami dengan prilaku kemanusiaan melalui hadits/sunnah. Dimudahkan lagi oleh Allah dengan banyaknya orangorang yang menjadi Wali-Nya dimuka bumi ini yaitu orang-orang yang diberikan petunjuk hidayah dan taufik oleh Allah Swt; orang-orang sholeh; orang-orang beriman. Maka ketika Allah kembalikan manusia kepada-Nya setelah melalui alam rahim dan dunia, maka manusia sudah tidak ada alasan lagi untuk membela dirinya setelah datang kebenaran atau berita kebahagiaan dan ancaman/peringatan Allah kepadanya.



Tim Penyusun Modul_Halaqoh BIA



Edisi #Ma’rifatullah Kelas 7



Sifat-sifat yang menyebabkan manusia terhalang dari ma’rifat kepada Allah itu (Al-Mawani’u Min Ma’rifatillah) sehingga tidak menyembah Allah, beribadah kepada Allah Swt serta menolak (Kebenaran) Allah Swt yaitu: 1. Sifat yang berasal dari penyakit syahwat (Marodhu AsySyahwati), meliputi: Al-Fisqu yaitu Fasiq/Pendosa (QS. [2]:26, 27, [59]:19). Yaitu orangorang yang melanggar janji Allah, memutuskan apa yang diperintahkan oleh Allah menghubung-kan nya dan mereka melakukan bencana di atas muka bumi. QS. Al-Baqarah (2): 26-27 “Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan, “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan? ” Dengan perumpama-an itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik, (yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. mereka Itulah orang-orang yang rugi”. Al-Kibru yaitu Sombong (QS. [16]:22 , [40]:35, 56, [7]:12 ). Adalah orang yang hatinya ingkar dan membantah terhadap ayat-ayat Allah dan mereka tidak beriman dengan Allah. QS. Al-Nahl (16): 22 “Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa. Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaaan Allah), sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong.”



Lembar



3



Azholmu yaitu Zalim/Aniaya (QS. [61]:7, [32]:22 ) QS. As-Sajdah (32): 22 “Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa”. Al-Kadzibu yaitu Dusta (QS. [2]:10, [77]:10-19 ) QS. Al-Baqarah (2): 10 “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta”.



Tim Penyusun Modul_Halaqoh BIA



Edisi #Ma’rifatullah Kelas 7



Kasyrotu Al-Ma’aashi yaitu Banyak Dosa (QS. [83]:14) QS. Al-Muthaffifin (83): 14 “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” Semua sifat-sifat yang disebutkan di atas tadi akan berakhir dengan kemurkaan dari Allah (Al-Maghdub ‘Alaihim), dan diobati dengan mujahadah (Mujahadatun). Mujahadah adalah kesungguhan untuk meninggalkan dan melawan halhal negatif yang telah dilarang oleh Allah dan Rosul-Nya. Allah berfirman: “Walladziina Jaahaduu Fiinaa Lanahdiyannahum Subulanaa Wa InnaLlaaha Lama’al Muhsiniin”. Yang artinya, “Dan orang-orang yang berjuang di jalan Kami niscaya akan Kami tunjukkan jalan Kami, dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang baik”. (QS. Al-Ankabut : 69). Didalam Kitab Risalah Al-Qusairyah. Syaikh Abul Qosim Al-Qusyaairiy berkata, “Saya pernah mendengar Syekh Abu ‘Ali Addaqooq berkata: ”Barang siapa menghiasi lahiriahnya dengan mujahadah, maka Allah akan memperbaiki bathiniahnya dengan musyahadah. Ketahuilah bahwa seseoang yang dalam awal perjalanannya tidak mengalami mujahadah maka dia tidak akan mendapatkan lilin yang menerangi jalannya. Mujahadah orang awam terdapat pada pemenuhan amalan wajib. Mujahadah orang khusus terdapat pada pembersihan ahwal/keadaan. Oleh karena itu menahan lapar dan terjaga adalah sesuatu yang mudah lagi ringan. Sedangkan mengobati akhlak dan menjauhkannya dari kebusukannya adalah sesuatu yang sangat sulit.



2. Sifat yang berasal dari penyakit subhat (Marodhu AsySyubhati), meliputi:



Lembar



4



Al-Jahlu yaitu Jahil/Tidak berilmu (QS. [39]:65) QS. Az-Zumar (39): 65 “Dan Sesungguhnya Telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabinabi) yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orangorang yang merugi.” Al-Irtiyaabu yaitu Ragu-ragu (QS. [22]:55) QS. Al-Hajj (22): 55



Tim Penyusun Modul_Halaqoh BIA



Edisi #Ma’rifatullah Kelas 7



“Dan senantiasalah orang-orang kafir itu berada dalam keraguraguan terhadap Al Quran, hingga datang kepada mereka saat (kematiannya) dengan tiba-tiba atau datang kepada mereka azab hari kiamat.” Al-Inhiroofu yaitu Menyimpang (QS. [5]:13 ) QS. Al-Maidah (5): 13 “(tetapi) Karena mereka melanggar janjinya, kami kutuki mereka, dan kami jadikan hati mereka keras membatu. mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya[407], dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka Telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” Al-Ghoflatu yaitu Lalai (QS. [7]:179 ) QS. Al-A’raf (7): 179 “Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.” Semua sifat-sifat yang disebutkan di atas tadi akan berakibat Sesat (AdDholluuna), dan diobati dengan Ilmu (Al-Ilmu). Ilmu yang bermanfaat itu ma’rifat (Mengetahui) Dzat. Sifat, asma, dan af’al (Perbuatan) Allah swt juga mengerti bagaimana mengabdi (Ubudiyyah) kepada Allah ta’ala serta beradab (Santun) terhadap-Nya.



Lembar



5



Ilmu yang bermanfaat adalah yang sinarnya melapangkan shudur (Dada) dan membuka hijab qolbu (Hati). Sebaik-baik ilmu tersebut yang disertai rasa takut (al-Khosya’) kepada Allah swt. Jika ilmu itu disertai rasa takut kepada Allah menguntungkan kita. Jika tidak, itu membahayakan kita. Nabi Daud as. Berkata, “Ilmu didalam shudur (Dada) bagaikan lampu didalam rumah”. Imam Malik bin Anas r.a “Bukanlah ilmu itu kepandaian atau banyak meriwayatkan, tetapi ilmu itu adalah nur (Cahaya) yang diturunkan Allah ke dalam qolbu (Hati) hamba-Nya. Dan bermanfaatnya ilmu itu untuk Tim Penyusun Modul_Halaqoh BIA



Edisi #Ma’rifatullah Kelas 7



taqorrub (Mendekatkan) manusia kepada Allah dan menjauhkannya dari kesombongan diri”. Imam Junaid al-Baghdadi r.a berkata “Ilmu adalah mengenal Robb-mu (Tuhanmu) dan tidak melampaui kedudukan dirimu (Menyadari kehambaanmu)”. Firman Allah Swt “Sesungguhnya yang sungguh-sungguh takut kepada Allah (Yakhsyallaha) dari para hamba itu, hanya al-Ulama’ (Orang-orang yang berilmu/arif)” (QS. Fathir 35:28). Rosulullah saw bersabda “Orang yang menuntut ilmu (Tentang Allah) itu Allah jamin rezekinya”. Rosulullah saw. Juga Bersabda “Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayapnya pada orang yang menuntut ilmu, karena gemar pada apa yang dituntutnya. Kemudian Rosulullah saw berlindung kepada Allah “Allahumma inni a’uudzu bika min ilmin laa yanfa’ (Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat). Ilmu yang tidak bermanfaat yaitu ilmu yang tidak menimbulkan rasa takut kepada Allah. Imam Junaid ra. Ketika ditanya “Apakah ilmu yang bermanfaat itu?” beliau menjawab “Ilmu yang dapat mengarahkanmu kepada Allah SWT dan menjauhkan dari menuruti hawa nafsu dan syahwatmu”. Mari kita merenungi Hadits Rosulullah ini: Dari Abu Hurairoh r.a. berkata: Rosulullah saw bersabda, “Neraka tertutup oleh berbagai syahwat dan hawa nafsu sedangkan surga tertutup oleh berbagai kesukaran dan keberatan (Ketidakmauan)” (HR. Bukhori-Muslim)



GAMES PENUTUP



Lembar



6



1. Pembina membuat 2 kelompok besar, kelompok pertama bernama “syahwat”, kelompok kedua bernama “sbuhat”. 2. Peserta dibagi menjadi dua kelompok tersebut, kemudian diminta untuk menjelaskan masing-masing permasalahan/sifat penyakit hati yang sudah dijelaskan oleh Pembina BIA. 3. Supaya lebih meriah, Pembina bisa membuat alat peraga/tools dengan memberi nama masing-masing penyakit hati tersebut di dalam secarik robekkan kertas, kemudian peserta secara spontan



Tim Penyusun Modul_Halaqoh BIA



Edisi #Ma’rifatullah Kelas 7



mengambil acak dan langsung membuat kelompok berdasarkan dua kelompok tersebut. Selamat mencoba ^^



Demikian, Wallahua’lam. Sumber : http://www.dakwatuna.com/2008/03/23/444/marifatullah-bagian-3/#ixzz3oJuIpdT1



Lembar



7



http://praystarislamic.blogspot.co.id/2013/12/sifat-sifat-penghambat-kepada.html



Tim Penyusun Modul_Halaqoh BIA