Alif Lapsus Urethritis Gonore (Revisi) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN



LAPORAN KASUS JUNI 2018



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR



URETHRITIS GONORE



Disusun Oleh : Alif Adeyani, S.Ked. (10542 0583 14)



Pembimbing : Dr. dr. Hj. Sitti Musafirah, Sp. KK



DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN



FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2018



LEMBAR PENGESAHAN



Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:



Nama



: Alif Adeyani, S.Ked.



NIM



: 10542 0583 14



Judul Laporan kasus



: Urethritis Gonore



Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu



Kesehatan



Kulit



dan



Kelamin



Fakultas



kedokteran



Universitas



Muhammadiyah Makassar.



Makassar, Juni 2018



Pembimbing



Dr. dr. Hj. Sitti Musafirah, Sp. KK



i



KATA PENGANTAR



Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya serta segala kemudahan yang diberikan dalam setiap kesulitan hamba-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Laporan Kasus dengan judul Hidradenitis Supurativa. Tugas ini ditulis sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Berbagai hambatan dialami dalam penyusunan tugas Laporan Kasus ini, namun berkat bantuan saran, kritikan, dan motivasi dari pembimbing serta temanteman sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Penulis sampaikan terima kasih banyak kepada, Dr. dr. Hj. Sitti Musafirah, Sp. KK, selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dengan tekun dan sabar dalam membimbing, memberikan arahan dan koreksi selama proses penyusunan tugas ini hingga selesai. Penulis menyadari bahwa Laporan Kasus ini masih jauh dari yang diharapkan oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis akan senang menerima kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan tugas ini. Semoga Laporan Kasus ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis secara khusus.



Makassar, Juni 2018



Penulis



ii



DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN



i



KATA PENGANTAR



ii



DAFTAR ISI



iii



BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 BAB II LAPORAN KASUS ........................................................................... 3 A. RESUME .................................................................................................. 3 B. STATUS DERMATOLOGIS DAN VENEROLOGIS ............................ 3 C. DIAGNOSIS BANDING .......................................................................... 5 D. PEMERIKSAAN PENUNJANG .............................................................. 5 E. DIAGNOSIS ............................................................................................. 6 F. TERAPI ....................................................................................................... 6 G. PROGNOSIS ............................................................................................ 6 BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 7 BAB IV KESIMPULAN ................................................................................ 10 BAB V KAJIAN ISLAM ................................................................................ 11 DAFTAR PUSTAKA



14



iii



BAB I PENDAHULUAN



Uretritis merupakan kondisi inflamasi yang terjadi pada uretra yang dapat disebabkan oleh proses infeksi atau non infeksi dengan manifestasi discharge, disuria, atau gatal pada ujung uretra. Temuan fisik yang paling sering ditemukan berupa discharge uretra, sedangkan temuan laboratorium menunjukkan adanya peningkatan jumlah leukosit polimorfonuklear dengan pengecatan Gram pada apusan uretra atau dari sedimen pancaran urin awal. Infeksi uretritis sering diklasifikasikan menjadi Uretritis Gonococcal dan Uretritis Non-gonococcal (disebut pula uretritis non spesifik).1 Uretritis gonore adalah penyakit kelamin, peradangan pada uretra yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, suatu diplokokus Gram negatif yang reservoir alaminya adalah manusia, ditandai dengan adanya pus yang keluar dari orifisium uretra eksternum. Infeksi ini hampir selalu menular melalui aktivitas seksual.2 Uretritis Non Spesifik (UNS) adalah inflamsi pada uretra yang disebabkan oleh infeksi selain gonococcal. Chlamydia trachomatis merupakan penyebab UNS terbanyak dibanding dengan organisme lain. Dari berbagai studi dilaporkan bahwa 30 – 60 % dari penderita UNS dapat diisolasi C. trachomatis, selanjutnya 4 – 43 % dari pria penderita gonore dan 0 – 7 % dari pria dengan uretritis asimtomatik.1,3 Ada beberapa perbedaan antara manifestasi klinis urethritis gonorrhea dan urethritis non gonorrhea. Masa inkubasi untuk urethritis gonorrhea adalah 2-5 hari, sedangkan urethritis non gonorrhea 7-14 hari. Onset untuk urethritis gonorrhea adalah secara tiba-tiba, sedangkan urethritis non gonorrhea bertahap. Dysuria yang terjadai urethritis non gonorrhea bersifat ringan, sedangkan pada urethritis gonorrhea bersifat berat. Duh yang keluar pada urethritis non gonorrhea bersifat purulen, sedangkan pada urethritis gonorrhea bersifat mukopurulen. Duh



1



yang keluar pada urehtritis non gonorrhea lebih sedikit dibandingkan dengan urethritis gonorrhea.4,5 Pada umumnya, penularan gonore melalui hubungan kelamin yaitu secara genito-genital, oro-genital, dan ano-genital. Tetapi dapat juga menular melalui alat-alat, pakaian, handuk, dan sebagainya.2,6 Pada kasus ini akan dibahas mengenai seorang laki-laki yang datang dengan keluhan duh keluar dari kemaluannya.



2



BAB II LAPORAN KASUS



A. RESUME Seorang laki-laki berusia 17 tahun datang ke poli kulit di Balai Kesehatan Kulit, Kelamin dan Kosmetik (BK4) kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan dengan keluhan mengeluarkan nanah dari kemaluannya. Keluhan terjadi sejak 1 hari yang lalu. Awalnya kencing terasa panas dan nyeri sejak 5 hari yang lalu bengkak pada ujung penisnya. Pasien mempunyai riwayat hubungan seksual dengan pacarnya 1 minggu yang lalu. Keluhan tersebut dirasakan baru pertama kali. Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya. Pasien juga tidak ada riwayat pengobatan. Serta keluarga pasien tidak pernah ada yang menderita penyakit seperti ini. Namun, pasien mengaku pernah melakukan hubungan seksual dengan pacarnya sejak 1 minggu yang lalu.



B. STATUS DERMATOLOGIS DAN VENEROLOGIS 1. Status Dermatologis 



Lokasi







Distribusi : Lokal







Ruam



: Orificium Urethra Externum (OUE)



: Edema (+), Eritema (+)



2. Status Venerologis 



Corpus Penis



: Tidak ditemukan kelainan







Preputium



: Telah disirkumsisi







Glans Penis



: Tidak ditemukan kelainan







OUE



: Edema (+), Eritema (+)







Scrotum



: Tidak ditemukan kelainan







Testis



: Tidak ada nyeri tekan







Discharge



: Berwarna putih, menempel di celana dalam pasien



3



Gambar 1. Edema dan Eritema pada OUE



Gambar 2. Pengambilan Duh pada kaca objek untuk Pemeriksaan Gram



4



C. DIAGNOSIS BANDING 1. Urethritis Gonore (Peradangan pada urethra yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae) 2. Urethritis Non Gonore (Peradangan pada uretra yang disebabkan oleh infeksi selain Neisseria gonorrhoeae)



D. PEMERIKSAAN PENUNJANG Dilakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis dan untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis yang lain serta untuk mengetahui agen penyebab penyakit agar pengobatannya sesuai. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan pewarnaan gram. Pada pemeriksaan yang dilakukan didapatkan bakteri diplococcus gram negatif intraseluler dan ekstraseluler.



Gambar 3. Kuman Diplococcus Gram Negatif Intraseluler dan ekstraseluler



5



E. DIAGNOSIS Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang berupa pewarnaan gram. Dalam kasus ini, diagnosis kerja pasien ini adalah Urethritis Gonore.



F. TERAPI 



Cefixime 400 mg dosis tunggal







Edukasi : Obat diminum sesuai dosis dan tidak melakukan hubungan seksual selama masa pengobatan.



G. PROGNOSIS Quo ad Vitam



: Bonam



Quo ad Sanam



: Bonam



Quo ad Fuctionam



: Bonam



Quo ad kosmeticam



: Bonam



6



BAB III PEMBAHASAN



Gonore adalah suatu peyakit menular seksual yang bersifat akut, disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae suatu kuman gram negatif, berbentuk biji kopi, letaknya intra atau ekstra seluler. N. gonorrhoeae terbaik hidup pada udara yang mengandung 2-10% CO2, dengan suhu 35°C dan pH optimum 7,2-7,6. N. gonorrhoeae dapat beradaptasi dengan keadaan mukosa yang basah, membelah diri dengan cepat, menghasilkan keradangan yang eksudatif dan juga dapat masuk ke aliran darah.2,3 Gonococcus menyerang selaput lendir saluran genitourinari, mata, rektum, dan tenggorokan, mengakibatkan supurasi akut yang dapat menyebabkan invasi jaringan; hal ini diikuti oleh peradangan kronis dan fibrosis. Pada pria biasanya terdapat uretritis, dengan nanah yang berwarna krem kuning dan nyeri waktu kencing. Proses dapat menjalar ke epididimis. Pada infeksi yang tidak diobati, sementara supurasi mereda, terjadi fibrosis, yang kadang-kadang mengakibatkan striktur uretra.4,7,8,9 Dari anamnesis, pasien mengeluh mengeluarkan nanah dari kemaluannya. Keluhan terjadi sejak 1 hari yang lalu. Awalnya kencing terasa panas dan nyeri sejak 5 hari yang lalu bengkak pada ujung penisnya hal ini sesuai dengan kepustakaan mengenai gambaran klinis uretritis gonore (uretritis GO), yaitu gejala pada penderita pria biasanya timbul dalam waktu 2-5 hari setelah terinfeksi. Keluhan subyektif berupa rasa gatal, panas di bagian distal uretra di sekitar orifisium uretra eksternum, kemudian disusul disuria, orifisium uretra eksternum mengalami oedema dan eritematus, sekret uretra yang purulen keluar dari ujung uretra.4,8 Pasien mengaku mempunyai riwayat hubungan seksual dengan pacarnya 1 minggu yang lalu hal ini sesuai dengan kepustakaan bahwa penularan terjadi melalui kontak seksual dengan penderita gonore. Penyakit ini dapat mengenai laki-laki maupun wanita, masa inkubasi dari urethritis gonore adalah rata-rata 2-5



7



hari, hal ini sesuai dengan kasus yaitu 2 hari setelah terinfeksi gejala akan timbul. 4,5,8



Dari pemeriksaan fisik pada kasus ini didapatkan duh tubuh berwarna putih kekuningan yang menempel di celana dalam pasien yang keluar dari Orificium uretra eksternum (OUE), edema (+), eritem (+). Hal ini sesuai dengan kepustakaan bahwa dari pada pemeriksaan fisik akan didapatkan duh tubuh berwarna putih kekuningan, purulen, yang keluar dari Orificium uretra eksternum (OUE), edema (+), eritem (+). Pemeriksaan fisik ini menunjang ke arah diagnosis urethritis gonorrhea. Status veneriologis: ditemukan pembesaran kelenjar getah bening di inguinal sinistra; tidak ditemukan kelainan pada corpus penis, preputium, glans penis, OUE, skrotum; tidak ada nyeri tekan pada epididimis dan testis; serta didapatkan discharge purulen berwarna putih kekuningan.5,6,10 Gejala yang didapatkan pada laki-laki: keluhan sakit waktu kencing, orifisium uretra yang edema dan eritematus, sekret uretra yang purulen. Uretritis akut pada pria ini dapat menimbulkan komplikasi berupa cowperitis (sakit pada perineum), disuri, prostatitis (akut: nyeri yang sangat pada perineum dan suprasimfiser, sakit sewaktu defekasi, kronis: gejala seperti pada akut namun lebih ringan), epididimitis (febris, sakit sehingga sukar berjalan, edema pada epididimitis, kenyal dan rata kulit skrotum menunjukkan tanda radang akut, funikulitis odema dan rata), orkho-epididimitis (oedema dan batas tidak jelas), tysonitis & littritis (terjadi abses para uretra), seminal vesikulitis, sistitis (polakisuri, yang prominen terminal hematuri). Komplikasi diseminata pada pria dan wanita dapat berupa artritis, miokarditis, endokarditis, perikarditis, meningitis, dan dermatitis. Kelainan yang timbul akibat hubungan kelamin selain cara genito-genital, pada pria dan wanita dapat berupa infeksi nongenital, yaitu orofaringitis, proktitis, dan konjungtivitis.2,6,11 Diagnosis Urethritis umunya dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang khas disertai riwayat hubungan seksual sebelumnya. Namun perluditinjau kembali dan harus dibedakan dengan karena urethritis sering mempunyai dua klasifikasi menurut penyebabnya yaitu Uretritis Gonococcal dan Uretritis Nongonococcal (disebut pula uretritis non spesifik).5,8,9



8



Untuk menyingkirkan dan menentukan diagnosis pasti dari urethritis dilakukanlah pewarnaan gram, bahan pemeriksaan didapatkan dari apusan duh penderita. Hal ini dilakukan untuk menentukan penyebabnya adalah Neisseria gonorrhoeae atau selain Neisseria gonorrhoeae, sehingga diagnosis kerja dapat ditentukan. 5,8,9 Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien adalah pemeriksaan pewarnaan gram. Pada pemeriksaan yang dilakukan didapatkan bakteri diplococcus gram negatif intraseluler dan ekstraseluler hal ini sesuai dengan kepustakaan bahwa pada pewarnaan gram akan didapatkan kuman diplokokus gram negatif, berbentuk biji kopi yang terletak intra dan ekstraseluler, dan didapatkan leukosit >5 per lapang pandang besar. 5,8,9 Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah terapi kausatif Cefixime 400 mg



dosis tunggal dan edukasi yang diberikan dokter ke pasien adalah agar pasiesn meminum obat yang telah diberikan serta tidak melakukan hubungan seksual selama masa pengobatan.11,12 Prognosis dari penyakit ini adalah baik dikarenakan tidak adanya komplikasi yang menyebabkan kecacatan ataupun yang mengancam jiwa, akan tetapi dapat rekurensi kembali apabila pasien tidak menerapkan edukasi yang diberikan.13



9



BAB IV KESIMPULAN Telah dilaporkan kasus dengan diagnosis Urethritis Gonorrhea pada pasien Tn. MBH 17 tahun. Diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis pasien mengeluh mengeluarkan nanah dari kemaluannya. Keluhan terjadi sejak 1 hari yang lalu. Awalnya kencing terasa panas dan nyeri 5 hari yang lalu bengkak pada ujung penisnya. Pasien mempunyai riwayat hubungan seksual dengan pacarnya 1 minggu yang lalu. Keluhan tersebut dirasakan baru pertama kali. Dari pemeriksaan fisik didapatkan edema dan eritema pada OUE. Dari pemeriksaan penunjang berupa pewarnaan gram, ditemukan diplococcus gram negatif intraseluler dan ekstraseluler. Pengobatan yang diberikan adalah memberikan terapi oral cefixime 400 mg dosis tunggal.. Pasien diedukasi agar meminum obat sesuai dosis, tidak melakukan hubungan seksual dulu selama masa pengobatan Prognosis pasien ini secara vitam, sanam, fungsionam dan secara kosmetikam dubia et bonam adalah ad bonam.



10



BAB V KAJIAN ISLAM



1. Larangan Allah SWT terhadap Zina QS. AL ISRO AYAT 32



ً۬ ٣٢( ‫س ِّبي ً۬لا‬ َ ‫ٱلزنَىۖ إِّنَّهُ ۥ َكانَ فَـ ِّح‬ َ ‫سا َء‬ َ ‫شةا َو‬ ِّ ْ‫َو ََل ت َ ۡق َربُوا‬ Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”14 Menurut pandangan hukum Islam, perbuatan zina merupakan dosa besar yang dilarang keras oleh Allah SWT. Ditegaskan oleh Allah bahwa dalam QS Al-Isra’ ayat 32 bahwa zina dikategorikan sebagai perbuatan yang keji, hina, dan buruk. Tegas sekali Allah telah memberi predikat terhadap perbuatan zina melalui ayat tersebut sebagai perbuatan yang merendahkan harkat, martabat, dan kehormatan manusia. Karena demikian bahayanya perbuatan zina, maka sebagai langkah pencegahan maka Allah juga melarang perbuatan yang mendekati atau mengarah kepada zina.15 QS. AN NUR AYAT 2



ً۬ ۡ ۡ َّ ‫ٱلزانِّ َيةُ َو‬ َّ ۡ َ‫ٱلزانِّى ف‬ ‫ِّين‬ ِّ ‫ٱج ِّلدُواْ ُك َّل َو‬ ِّ ‫ٲح ً۬د ِّم ۡن ُہ َما ِّماْئَةَ َج ۡلدَ ً۬ةۖ َو ََل تَأ ُخ ۡذ ً۬ ُكم ِّب ِّہ َما َرأفَة ِّفى د‬ َ ‫عذَابَ ُہ َما‬ َّ ‫ٱَّللِّ ِّإن ُكنت ُ ۡم ت ُ ۡؤ ِّمنُونَ ِّب‬ َّ ٢( َ‫طا ِٕٮفَة ِّمنَ ۡٱل ُم ۡؤ ِّمنِّين‬ َ ‫ٱَّللِّ َو ۡٱليَ ۡو ِّم ۡٱۡل َ ِّخ ِّ ۖر َو ۡليَ ۡش َہ ۡد‬ Artinya: “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman”14



11



Isi kandungan QS An-Nur ayat 2 adalah:15 



Perintah Allah SWT untuk mendera pezina perempuan dan pezina lakilaki masing-masing seratus kali.







Orang yang beriman dilarang berbelas kasihan kepada keduanya untuk melaksanakan hukum Allah SWT.







Pelaksanaan hukuman tersebut disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman Hukuman tersebut untuk laki-laki atau perempuan yang berzina dan



belum mempunyai istri atau suami. Untuk yang sudah bersuami atau beristri maka harus dihukum Rajam hingga meninggal dunia, sebab banyak hadist sahih yang menerangkan hal itu.15 2. Perintah Allah SWT Untuk melindungi diri dari Bahaya QS. AR RA'DU AYAT 11



Artinya: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, dimuka dan di belakang, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap kaum maka tidak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia“14 Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa Allah tidak akan merubah keadaan manusia kecuali mereka mau merubah keadaan mereka sendiri, hal ini berarti jika ingin maju dan sukses maka manusia harus mau bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Allah tidak akan memberikan rejeki secara cuma-cuma, Allah tidak akan memberi kesuksesan tanpa usaha. Kemudian pada kalimat selanjutnya disebutkan bahwa manusia tidak memiliki pelindung terhadap keburukan yang dikehendaki Allah, artinya bahwa



12



manusia tidak bisa menghindar dari keburukan yang telah ditakdirkan oleh Allah untuk terjadi dalam hidup manusia. Yang perlu digarisbawahi dari ayat ini adalah manusia harus mau berusaha untuk merubah keadaannya.15 Islam sangat menganjurkan umatnya untuk bekerja. Dan bekerja mestilah dilakukan dengan niat semata-mata karena Allah untuk mendapat kebahagian hidup berupa rezeki di dunia, disamping tidak melupakan kehidupan hari akhirat. Kerana itu dalam Islam hendaklah menjadikan kerja sebagai ibadah bagi keberkatan rezeki yang diperolehnya, lebih-lebih lagi sebagai bekal untuk menghadapi kehidupan di akhirat yang kekal abadi.15 3. Perintah Allah SWT Untuk Berperilaku Hidup Sehat QS. AL-QOSHOSH AYAT 77



Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah Kepadamu (kebahagiaan) negeri akherat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan“14 Dalam ayat tersebut disebutkan bahwa manusia tidak boleh berbuat kerusakan di muka bumi. Ini berarti bahwa manusia diutus untuk menjaga lingkungan, tidak mencemarinya, berbuat dan berperilaku sehat. Karena Allah tidak menyukai orang-orang yang merusak alam ciptaannya. Sama halnya dalam bekerja di perusahaan berarti perlu adanya kesehatan dan keselamatan kerja agar dapat dipelajari hal-hal apa saja yang dapat merusak lingkungan untuk kemudian dihindari sehingga tercipta lingkunga yang aman dan pekerja dapat terhindar dari resiko bahaya yang ditimbulkan.15



13



QS AL-BAQARAH AYAT 195



Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”14 Melihat firman Allah seperti diatas, kami ingin berbagi. Dengan saling mengingatkan, bahwa Allah SWT sesungguhnya tidak menghendaki adanya kerusakan dimuka bumi ini. Segala sesuatunya yang diciptakan Allah swt diberikan kepada manusia untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dan manusia sebagai mahluk yang diberi akal dan kemampuan dari semua mahluk hidup ciptaan-Nya diberi peringatan untuk tidak melakukan kerusakan dengan perbuatannya (perilakunya tidak aman) dimana dengan berperilaku tidak aman tersebut akan menciptakan kondisi yang dapat membahayakan dirinya sendiri maupun terhadap orang lain dan juga terhadap kelangsungan hidup ciptaan-Nya yang lain (lingkungan hidup).15



14



DAFTAR PUSTAKA 1. Khairani, Erika. 2010. Uretritis Non Spesifik. http://www.scribd.com/doc/ 47739961/uretritis-non-GO. Diakses tanggal 25 Mei 2018. 2. Julistia, Renita. 2011. Uretritis Gonore Akut. http://www.scribd.com/doc/ 44487945/Uretritis-Gonore-Akut. Diakses tanggal 25 Mei 2018. 3. Dorland WA, Newman. Kamus Kedokteran Dorland edisi 31. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2010. 4. Adhi Djuanda, dkk. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 7 Cetakan 1. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2015. 5. Aru W, Sudoyo, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2015. 6. Anonim. 2014. https://www.scribd.com/document/135728011/LAPORANPENDAHULUAN-URETRITIS diakses pada 27 Mei 2018. 7. Paulsen F. & J. Waschke. Sobotta Atlas Anatomi Manusia: Anatomi Umum dan Organ Dalam. Penerjemah : Brahm U. Penerbit. Jakarta : EGC; 2013. 8. Tanto Chris. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1 Edisi IV. Jakarta: Penerbitan Media Aesculapius FKUI; 2014. 9. Carneiro J., R.O. Kelley. Histologi Dasar. Edisi ke-12. Tambayang J., penerjemah. Terjemahan dari Basic Histology: EGC. Jakarta; 2014. 10. Siregar, R.S. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: EGC; 2004. 11. https://pdfs.semanticscholar.org/8ff9/d8bd9906a77f6ce053879829955847a24 75d.pdf diakses pada 27 Mei 2018. 12. Gunawan. Farmakologi dan terapi edisi 5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI; 2012. 13. Saputra, Lyndon. Intisari Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Binarupa Aksara Publisher; 2010. 14. Al-Qur’an dan terjemahannya. Departemen Agama RI. Bandung: Diponegoro; 2008.



15



15. Kasir Ibnu. Tafsir Ibnu Kasir Jilid 3. Tafsir Al Surah Al-An’am Ayat 17, AlBaqarah Ayat 195, Al-Qoshosh Ayat 77, Ar Ra'du Ayat 11. Riyadh: Dat Toyibah; 2002.



16