14 0 1 MB
Tugas Analisis Laporan Keuangan “Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Kinerja Usaha Laundry di Kota Padang”
Oleh “Kelompok III” Aulia Rahmi S
(1510521014)
Vicka Berlian Ocktaveantari (1510521040) Neng Deswina
(1510521042)
Yurida Yenice
(1510521043)
Widya
(1510522054)
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Penelitianyang berjudul “Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Kinerja Usaha Laundry di Kota Padang”. Penelitian ini disusun dalam rangka untuk mengerjakan tugas akhir kelompok dalam mata pelajaran Analisis Laporan Keuangan. Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dosen Sary Surya, sebagai pengampu mata kuliah Analisis Laporan Keuangan Manajemen Universitas Andalas yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk membuat penelitian ini. 2. Bapak/ Ibu narasumber yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi/ menjawab pertanyaan yang berkaitan tentang literasi keuangan. 3. Orang tua, yang selalu memberikan dukungan dan semangat. 4. Teman-teman, yang selalu memberikan dukungan dan semangat. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menuju kesempurnaan penelitian ini. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat dalam dunia usaha dan bagi masyarakat umum.
Padang, November 2017
Penulis,
DAFTAR ISI
Daftar Isi ................................................................................................................................
Latar Belakang....................................................................................................................... 1 I.
Tujuan ......................................................................................................................... 5
II.
Literatur Review 2.1 Pengertian Literasi Keuangan............................................................................... 5 2.2 Instrument Literasi Keuangan .............................................................................. 6 2.3 Pentingnya Literasi Keuangan .............................................................................. 6
III.
Hasil dan Pembahasan 3.1 Profil Responden .................................................................................................. 7 3.2 Deskripsi Hasil Survey 3.2.1
Tingkat Literasi Masing Masing Responden............................................... 7
3.2.2
Pengukuran Literasi Keungan Berdasarkan Indikator ................................ 10
3.2.3
Tingkat Literasi Berdasarkan Gender ......................................................... 10
3.2.4
Pengelolaan Keungan................................................................................. 11
3.3 Pembahasan .......................................................................................................... 13 IV.
Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 13 4.2 Saran..................................................................................................................... 13
Daftar Pustaka....................................................................................................................... 15 Lampiran ............................................................................................................................... 16
LATAR BELAKANG Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu bangsa dan daerah tak terkecuali di Indonesia. UMKM merupakan salah satu faktor penggerak perekonomian Indonesia. Sejak krisis moneter ditahun 1997-1998 hampir 80% usaha yang dikategorikan besar mengalami kebangkrutan dan hanya UMKM dapat bertahan dalam krisis tersebut dengan segala keterbatasan dan kemampuan yang dimilikinya. Bagi sebagian kalangan UMKM dianggap sebagai sektor usaha yang tahan banting sehingga mampu bertahan dalam kondisi apapun. Pengembangan UMKM merupakan upaya yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha dan masyarakat untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah melalui pemberian fasilitas, bimbingan, pendampingan, dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan kemampuan dan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Oleh sebab itu, dipelukan pengembangan UMKM yang optimal karena keberadaan UMKM memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan ekonomi negara indonesia. Juga UMKM merupakan salah satu rencana pemerintah untuk mengatasi pengangguran yang terjadi di tiap tahunnya Berdasarkan hasil riset data yang dilakukan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil menengah pada tahun 2014, terdapat sekitar 57,8 juta pelaku UMKM di Indonesia. Dan diperkirakan pada tahun 2017 sekitar 59 juta unit. Persentase peningkatan sekitar 9.8% dari tahun 2014. Peningkatan ini akan berdampak terhadap perekonomian negara Indonesia, karena mampu menampung penyerapan tenaga kerja sekitar 51.7%-97.2%. Perkembangan potensi UMKM di Indonesia tidak terlepas dari dukungan perbankan dalam penyaluran kredit kepada pelaku UMKM. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan jumlah UMKM Indonesia tyang diterbitkan tahun 2014, dari sebanyak 56 juta UMKM, baru 2.1 juta yang mengenal Bank. Namun saat ini menurut Bank Indonesia, setiap tahunnya kredit terhadap UMKM mengalami peningkatan. Walaupun pada tahun 2015, sekitar 60%-70% dari seluruh UMKM belum memiliki akses dan pembiayaan melalui UMKM. Dari kasus diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengetahuan masyarakat tentang keuangan relatif sangat rendah, yang dibuktikan berdasarkan hasil survey yang menyatakan keengganan masyarakat menggunakan jasa keuangan seperti bank dan non bank. Hal ini tercermin pula pada inklusi keuangan diluar keuangan perbankan yang masih relatif rendah. Untuk itu diperlukan berbagai produk dan jasa mikro yang sesuai dengan kebutuhan dan daya beli masyarakat menengah kebawah.
1
Perkembangan UMKM di Provinsi Sumatra Barat, UMKM juga memiliki jumlah yang cukup tinggi, berikut merupakan data jumlah UMKM di Provinsi Sumatra Barat pada tahun 2015 sebagai berikut: TABEL 1.1 JUMLAH UMKM PROVINSI SUMATERA BARAT JUMLAH USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH No
Kabupaten/Kota
Usaha Mikro
Usaha Kecil
Usaha
Total
(Unit)
(Unit)
Menengah
(Unit)
(Unit) 1
Lima Puluh Kota
271
4973
43679
48923
2
Solok Selatan
40
913
8952
9905
3
Pasaman
69
3121
25351
28541
4
Tanah Datar
285
5772
37556
43613
5
Pasaman Barat
258
5712
26391
32369
6
Pesisir Selatan
101
5489
38497
44087
7
Solok
247
4426
35437
40110
8
Padang Pariaman
292
4574
37474
42340
9
Agam
301
4635
42561
47497
10
Sijunjung
99
3595
19785
23479
11
DharmasRaya
84
2906
12789
15787
12
Kep Mentawai
25
246
2924
3195
13
Kota Padang
950
39403
35883
76636
14
Kota Sawahlunto
110
2106
8923
11139
15
Padang Panjang
105
2549
6769
9423
16
Bukit Tinggi
681
8714
18953
28348
17
Payakumbuh
396
4954
13895
19245
18
Kota Solok
257
2951
8712
920
19
Kota Pariaman
305
2623
9401
12329
4876
109662
433940
548478
Jumlah
Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatra Barat, tahun 2015 Berdasarkan pada tabel 1.1 memperlihatkan bahwa pada tahun 2015 menunjukkan pertumbuhan jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Provinsi Sumatra Barat di dominasi oleh Kota Padang. Kurang lebih ada sekitar 76.236 unit usaha UMKM di Kota Padang sedangkan jumlah seluruh pertumbuhan UMKM di Provinsi Sumatra Barat mencapai 548.478 usaha. 2
Berikut ini merupakan data jumlah pertumbuhan UMKM yang tersebar di kota Padang dari tahun 2011 sampai tahun 2015. TABEL 1.2 JUMLAH PELAKU UMKM KOTA PADANG TAHUN 2011-2015 Tahun
Menengah
Kecil
Mikro
Jumlah
2011
12036
25333
714
38083
2012
12260
25606
558
38424
2013
12580
25690
500
38770
2014
34620
38634
808
74062
2015
35883
39403
950
76236
Sumber: Diolah dari data tahunan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Padang Tahun 2015 Berdasarkan pada tabel 1.2 terlihat bahwa jumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Kota Padang mengalami peningkatan mulai dari tahun 2011 sampai 2015, terutama pada tahun 2015 yang mana peningkatan UMKM di Kota Padang lebih tinggi dari pada tahun sebelumnya, hal ini memperlihatkan peran pemerintah sudah mulai serius dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Data yang telah didapatkan bahwa UMKM memiliki banyak bidang industri seperti industri produk, industri jasa, dan digital start-up, pertanian dan peternakan. Berikut kami tampilkan tabel rekapitulasi data UMKM di Kota Padang. TABEL 1.3 REKAPITULASI DATA UMKM POTENSIAL KOTA PADANG TAHUN 2015 No
Kecamatan
Kuliner
IMR
IKT
Waserda
Jasa
PKL
Pertanian
Perkebunan
1
Padang Barat
320
371
73
6716
905
1044
-
-
2
Padang
732
229
42
2228
1.66
428
148
18
574
226
63
2259
1.78
612
10
24
Timur 3
Padang Selatan
4
Koto Tangah
304
332
89
2258
1.14
676
1212
98
5
Lubuk
777
128
117
2821
2.08
715
205
79
Begalung 6
Pauh
200
100
48
781
731
39
1574
-
7
Lubuk
297
191
190
3226
1.02
527
720
105
Kilangan 3
8
Kuranji
526
294
133
2894
1.47
528
3271
1504
9
Padang
369
156
61
2059
1.83
529
81
24
Utara 10
Nanggalo
452
203
134
2546
3.02
377
513
71
11
Bungus Teluk 258
228
508
721
728
70
1293
768
2448
1008
28509
1639
5675
9027
2691
Kabung 4809
Total Perikanan
Perternakan
Nelayan
Total
-
-
243
9429
12
49
1
5552
4
11
486
6053
145
300
509
7060
24
74
123
7387
176
20
-
3669
66
169
-
6513
216
1383
-
12349
2
28
385
5532
32
91
27
7471
46
120
931
5221
723
2245
2705
76236
Sumber: Data Dinas Koperasi dan UMKM Kota Padang, Tahun 2015 Penjelasan : IMR
= industry makanan ringan
IKT
= industry kerajinan tangan
Waserd = warung serba ada PKL
= pedagang kaki lima Industri jasa telah menyumbang sebesar 1639 unit dari total keseluruhan usaha yaitu 76.236
unit jenis usaha yang didapatkan dari hasil data Dinas Koperasi dan UMKM tahun 2015. Salah satu bidangnya jenis jasa yaitu usaha Laundry, pada tahun 2017 jumlah UMKM industri jasa laundry yang tercatat menurut sumber google sebesar 101 unit. Namun hal ini belum mencakup jumlah keseluruhan yang tersedia di kota Padang. Berkembangnya usaha laundry ini diakibatkan oleh kesibukan masyarakat perkotaan yang ingin praktis dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.
4
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan bahwa tingkat literasi keungan masyarakat kota padang sangat rendah, hal ini disebakan kurangnya informasi keuangan, dan tata cara pengelolaan keuangan. Penelitian ini dilakukan dengan menarik keseluruhan UMKM yang berada dikota Padang. Namun, kami ingin mengambil sample literasi keuangan dalam sektor jasa UMKM yaitu Laundry. Penelitian ini mengambil 10 responden yang tersebar diseluruh kota Padang. Penelitian ini dilakukan dengan menguji tingkat pemahaman keuangan, dan pengelolaan keuangan usaha responden. I.
TUJUAN 1. Mengetahui finansial literasi 2. Pengetahuan keuangan 3. Hubungan finansial literasi dengan pengetahuan keuangan
II.
LITERATUR REVIEW 2.1 Pengertian Literasi Keuangan Pengertian literasi keuangan, dalam Vitt et al. (2000) adalah kemampuan seseorang untuk
membaca, menganalisis, mengelola dan berkomunikasi tentang kondisi keuangan pribadi yang akan mempengaruhi kesejahteraan material individu. Menurut Bhushan and Medury (2013) adalah kemampuan individu untuk membuat penilaian informasi dan mengambil keputusan yang efektif tentang penggunaan dan pengelolaan uang. Pengertian literasi keuangan, dalam ANZ Bank (2011) adalah kemampuan untuk membuat penilaian informasi dan membuat keputusan yang efektif mengenai penggunaan dan pengelolaan uang. Literasi keuangan adalah kombinasi dari kemampuan individu, pengetahuan, sikap dan akhirnya perilaku individu yang berhubungan dengan uang. Menurut Lusardi (2012) menyatakan literasi keuangan terdiri dari sejumlah kemampuan dan pengetahuan mengenai keuangan yang dimiliki oleh seseorang untuk mampu mengelola atau menggunakan sejumlah uang untuk meningkatkan taraf hidup. Literasi keuangan sangat terkait dengan perilaku, kebiasaan dan pengaruh dari faktor eksternal. Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa literasi keuangan adalah pengetahuan individu tentang keuangan dan kemampuan individu untuk membuat keputusan keuangan yang efektif.
5
Chen and Volpe (1998) mengkategorikan literasi keuangan menjadi tiga kelompok, yaitu 1) < 60% yang berarti individu memiliki pengetahuan tentang keuangan yang rendah 2) 60%–79%, yang berarti individu memiliki pengetahuan tentang keuangan yang sedang dan 3) > 80% yang menunjukkan bahwa individu memiliki pengetahuan keuangan yang tinggi. Pengkategorian ini didasarkan pada presentase jawaban responden yang benar dari sejumlah per-tanyaan yang digunakan untuk mengukur literasi keuangan. 2.2 Instrument Literasi Keuangan Menurut Lausardi (2008a san 2008b) domain lietrasi keuangan yaitu tentang konsep konsep keuangan dasar seperti, 1) kerja bunga berganda, 2) perbedaan antara nilai nominal dan nyata, 3) dasar dasar diversifikasi risiko. Remund (2010) menjelaskan lima domain dari literasi keuangan yakni 1) Pengetahuan tentang konsep keuangan 2) Kemampuan untuk ber-komunikasi tentang konsep keuangan 3) Kemampuan untuk mengelola keuangan pribadi 4) Kemampuan dalam membuat keputusan keuangan 5) Keyakinan untuk membuat perencanaan keuangan masa depan. Penelitan yang dilakukan oleh Dewi (2014) Literasi keuangan memiliki instrument 1) rekening tabungan digaransi pemerintah 2) bunga sederhana 3) bunga majemuk 4) perhtungan tingkat bunga pinjaman 4) inflansi 6) discount 7) Time value of money 8) money illusion. Dan penelitian kami kali ini dalam menentukan literasi keuangan masyarakat dengan menggunakan 1) basic literasi 2) kredit dan hutang 3) tabungan dan investasi 4) manajemen risiko. 2.3 Pentingnya Literasi Keuangan Masalah keuangan dalam kehidupan bisa mempengaruhi masyarakat terutama dalam hal bagaimana mereka harus mencapai presepsi yang dibutuhkan, mengembangkan kemampuan merka dalam area tersebut dan memahami dampaknya terhadap keputusan keuangan individu, orang lain, dan lingkungannya (Remund 2010). Hal ini yang kemudian menciptakan kebutuhan akan terciptanya konsumen yang melek financial bagi pelaku bisnis. Peningkatan literasi keungan memiliki dampak positif pada pribadi dan kehidupan masyarakat dan bisnis yang dijalani karena dapat membantu mengurangi tekaan sosial dan psikologis, meningkatkan kesejahteraan keluarga dalam kehidupan pribadi. Menurut Fox er, al (2005), diduga pengetahuan keuangan dapat mengurangi stres, penyakit, sengketa keuangan, penyalahgunaan anak-anak, dan konflik antar keluarga. Orang-orang dewasa dan keluarga dengan pengetahuan keuangan dan kesejahteraan yang lebih tinggi lebih sedikit mengalami depresi,
6
menunjukan perilaku kurang agresif dalam masyarakat dan anti sosial serta memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi. III.
HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Profil Responden Tabel 1.4 Profil Responden
No 1 2
Keterangan
Jumlah
Pria Wanita
6 5
Tingkat Pendidikan S1 SMU