AMDAL Kelompok 6 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

UKL & UPL PABRIK KERIPIK PISANG PT.BANANA PIRATES



Nama Kelompok 6:



1. RENDY BOYMA T.P



(1830223)



2. TEDY MULIA



(1830238)



3. FATHUR RIZKY NOVANKHA



(1830198)



4. ISHAM ABDUL JABBAR



(1830204)



5. SHOFIUDIN AHMAD



(1830232)



6. ALIF NURFAUZI



(1830188)



7. ANNISA DESTY R



(1830191)



8. YOLA YUNITA



(1830240)



PROGRAM STUDI PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI POLITEKNIK AKA



BOGOR 2019 BAB I



PENDAHULUAN



1.1.



LATAR BELAKANG Dalam rangka memenuhi kebutuhan oleh-oleh yang tinggi akibat banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Pulau Sumatera khususnya di wilayah Lampung yang terkenal dengan keripik pisangnya, sangat dibutuhkan pabrik pembuatan oleh-oleh. Peluang tersebut dimanfaatkan oleh PT.BANANA PIRATES, pabrik khusus pembuatan keripik pisang aneka rasa, untuk membuat pabrik di Narogong, Klapanunggal, Bogor, Jawa Barat, dengan luas lahan 1300 m2. Sesuai dengan PERMENLH No. 05 tahun 2012 tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), kegiatan ini tidak wajib dilengkapi dengan studi AMDAL, sehingga harus melakukan studi UKL-UPL sebagai bagian dari studi kelayakan kegiatan. Disamping berbagai dampak positif yang diinginkan, muncul juga dampak negatif yang tidak diinginkan terhadap lingkungan hidup sebagai efek dari kegiatan produksi. Produksi ini harus diikuti dengan pengelolaan lingkungan untuk mencegah dampak negatif agar manfaat yang diperoleh dapat optimal dan berkelanjutan.



1.2. TUJUAN DAN KEGUNAAN UKL & UPL 1.2.1. Tujuan Studi UKL & UPL a. Memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat sekitar



b. Meningkatkan kesehatan , keamanan, kestabilan masyarakat dan lingkungan c. Memperkirakan dampak yang terjadi akibat pembangunan pabrik keripik pisang bagi lingkungan d. Memperkirakan dampak yang terjadi akibat proses pembuatan keripik pisang bagi lingkungan e. Memberikan dampak positif untuk pabrik dengan masyarakat dan lingkugan f. Mempermudah pabrik dalam menjalankan usahanya g. Memberikan alternatif arahan tentang pengelolaan lingkungan dan pemantauan lingkungan 1.2.2. Kegunaan Penyusunan UKL dan UPL a. Sebagai



pedoman



dalam



pelaksanaan



untuk



mencegah,



menanggulangi dan mengendalikan kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup. b. Sebagai upaya untuk meminimalisasi dampak negatif



dan



memaksimalkan dampak positif yang ditimbulkannya. c. Sebagai pedoman kepada Pemrakarsa di dalam melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. d. Membantu proses pengambilan keputusan bagi pemerintah dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. e. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah tentang ketaatan perusahaan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. 1.3. DASAR HUKUM Sebagai landasan hukum dalam pemnyusunan UKL & UPL Keripik Pisang adalah perundang-undangan sebagai sebagai berikut A. Undang-Undang



Industri



·



Undang-Undang Republik Indonesia



No.



konservasi Sumber Daya Alam Hayati



5 Tahun 1990 tentang dan Ekosistem; digunakan



Sebagai acuan penyelamatan sumber daya alam dan ekosistem ·



Undang-Undang Republik Indonesia



No.



7



Tahun



2004 tentang



Sumber Daya Air ; digunakan sebagai acuan pelestarian daya air ·



Undang-Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; digunakan sebagai acuan penataan ruang



·



Undang-Undang Republik Indonesia No.



28 Tahun



2007 tentang



Bangunan Gedung;digunakan sebagai acuan pembangunan gedung ·



Undang-Undang Republik Indonesia No.



18



Tahun



2008 tentang



Pengelolaan Sampah, digunakan sebagai acuan untuk mengelola sampah ·



Undang-Undang Republik Indonesia Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;



No. 22 Tahun 2009 tentang digunakan sebagai acuan untuk



pengelolaan lalu lintas ·



Undang-Undang Republik Indonesia



No. 32



Tahun



2009 tentang



Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; digunakan sebagai acuan pengelolaan lingkungan hidup B. Keputusan Gubernur KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT No 63 Tahun 2001 Tentang Pengendalian Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat



C. Peraturan Daerah ·



PERDA KOTA BOGOR No. 1 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup



·



PERDA KABUPATEN BOGOR No. 6 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup



·



Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air



(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2004 Nomor 2 Seri C, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8); ·



Peraturan Daerah provinsi jawa barat No. 11 Tahun 2006 Tentang Pengendalian pencemaran udara



1.4 IDENTITAS PEMRAKARSA DAN PENYUSUN UKL dan UPL 1.4.1. Identitas Pemrakarsa Nama Pemrakarsa : PT Banana Pirates Alamat



: Narogong Raya, Klapanunggal, Bogor, Jawa Barat



Nama kegiatan



: Pembangunan Pabrik Kripik isang



Alamat



: Narogong Raya, Klapanunggal, Bogor, Jawa Barat



Luas daerah perencanaan



: 1.300 m²



1.4.2. Identitas Penyusun UKL dan UPL Nama perusahaan



: PT. PENYELARAS INDONESIA



Alamat



: Jl. Pangeran Sogiri no. 283, Bogor Utara, Kota Bogor



Telepon dan Fax



: 022-4466774 / 022-4466774



Ketua tim



: Dr.Ir.Alif Nurfauzi, M.si



Tim fisik



: Fathur Rizky N, S.si



Tim sosekbud



: Ir.Shofiudin Ahmad, M.si



Tim teknik sipil



: Isham Abdul, MT



Tim teknis lingkungan : Rendy Boyma, MT



BAB II



DESKRIPSI KEGIATAAN



2.1. DATA UMUM 2.1.1. Lokaasi Kegiatan A. Lokasi Kegiatan Lokasi proyek menempati lahan seluas 1.300 m 2 yang berlokasi di Jl. Raya Naronggong Km.28 Blok C ,Klapa Nunggal,Kembang Kuning , Kec. Klapanunggal, Bogor,Jawa barat.Dengan batas proyek sebagai berikut: · Selatan : PT. Dinito Jaya Sakti · Utara



: CV.Mulia Guna Tehnik



· Timur



: PT.Galvindo Ampuh



· Barat



: Jl.Raya Naronggong



Berdasarkan penyesuaian rencana peruntukan tanah yaitu wilayah industri,Maka tanah tersebut hanya boleh digunakan untuk kegiatan industri. B. Legalitas Proyek Beberapa perizinan yang telah dimiliki oleh pemrakarsa antara lain: · Sertifikat tanah HGB No.0476 Tanggal 18-08-2019 (Terlampir) Adapun perizinan lainnya masih dalam proses pengurusan.



SKALA 1:200



U



UKL&UPL PT.BANANA PIRATES Gambar 1 PETA LOKASI KETERANGAN: UTARA: CV.Mulia Guna Teknik SELATAN:



PT.Dinito



Jaya



TIMUR:PT.GalvindoAmpuh BARAT:Jl.Raya Naranggong



Sakt



U



IPAL



R.Pengupasan R



R.Pemotongan



R.Penggorenga n



R.Perendaman



R.Penirisan



R.Pendinginan



R.Pengemasan dan pengepresan



Gudang distribusi



R.Pembumbua n



Kantor administras ika



Pintu



Gudang bahan



Pos Satpam



baku



Gambar 1. Denah Alur Produksi



Ket :Flowchart



2.1.2. Tujuan dan Manfaaat Kegiatan Pembangunan pabrik keripik pisang bertujuan untuk : 1. Membangun sebuah usaha milik pribadi dalam bentuk produksi pangan 2. Membuka lowongan kerja bagi masyarakat Adapun manfaatnya : 1. Membuka lowongan kerja bagi masyarakat 2.1.3. Peruntukan Lahan dan Bangunan Kebijakan yang menyangkut perruntukan lahan dann kepadatan bangunan (KDB % KLB) di lokasi proyek akan didasarkan pada rencana tata ruang wilayah Bogor Tabel 1. Rencana dan Batasan Bangunan Rencana dan Batas Bangunan Rencan Nama Batasan Penjelasan a Luas Daerah Perencanaan 1.300m² 34.536 m² L Ukur=1.300 m² Luas Ruang Produksi 598m² 89.647 m² LDP=598 M² Parkir 77,60 m² Parkir Karyawan Kegiatan Pabrik Keripik Pisang



Ukura n Luas Tinggi



Tabel 2. Daftar Rincian Luas Bangunan Rincian Luas Bangunan Ruang Produksi/ Gudan Ruang Kanto IPAL Parkira (Ruang) g ganti r 16m² 48m² 12m²& 20m² 30m² 77,6n m² 9m 7m 4m 4m 4m 9m



Ruang Istirahat 16m² 4m



Ruang Satpam 6m² 3m



2.2. Uraian Kegiatan Kegiatan yang akan dilakukan berupa pembangunan gedung pabrik keripik pisang. Ruang produksi akan digunakan untuk produksi dan gudang untuk penyimpanan bahan baku.Jadwal pelaksanaan proyek dapa dilihat dalam table 3 berikut: Tabel 3. Schedule Rencana Pembangunan



Mushol a 16m² 9m



NO



Tahapan Prakonstruksi Konstruksi



Waktu September 2019 – November 2019 November 2019



Sumber : Data Primer



2.2.1. Tahap Prakonstruksi Tahap ini meliputi pengurusan perijinan.Perizinan yang sudah dimiliki: - Keteranga rencana kota No.0213/5.2.0/31.73.08.0000/-1.711.53/2015 - Sertifikat HGB No.0344 Tanggal 12 juni 2000 2.2.2. Tahap Konstruksi Tabel 4. Fungsi Ruang Tiap Lantai Ruang Gudang Produksi Distribusi Kantor Pos Satpam



Fungsi Ruang Menyimpan bahan baku Proses Produksi Distribusi Produk Administrasi Keamanan



Sumber :Keterangan Rencana Kota No.259



§



Penerimaan Tenaga Kerja Untuk kelacaran pembagunan pabrik keripik pisang ini dibutuhkan tenaga kerja dengan berbagai kualifikasi ,meliputi tenaga kerja yang berada langsung di bawah manajemen pemrakarsa maupun tenaga kerja dibawah perusahaan rekanan seperti kontraktor pelaksana pembangunan,konsulatan,dan lainnya Tenaga kerja staff ahli dan buruh bangunan yang terlibat langsung pada tahap konstruksi sebanyak 12 orang,antara lain adalah : · Konsultan perencana : Arsitektur, Lannscape, Enginering, · · · ·



Elektrikal dan mekanikal Konsultan Pengawas Tenaga Adminitrasi Tenaga Keja Pengawas Lapangan Tenaga Kerja Lapangan



Kegiatan konstruksi bangunan ini dimulai pada bulan September 2019,rencananya memakan waktu sekitar 8 bulan.Pada tahap ini diperkirakan akan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak ± 15 orang tenaga kerja,diperkirakan terdiri dari 20% penduduk sekitar lokasi atau kelurahan setempat.Selama tahap pembangunan berbagai kegiatan yang akan dilakukan diusahakan agar tidak menimbulkan gangguan bagi warga sekitar A. Aktivitas produksi · Pemilihan bahan baku · Pengupasan · Pemotongan · Perendaman · Penggorengan · Penirisan · Pendinginan · Pembumbuan · Pengemasan · Pengepresan B. Bahan Baku Produksi · Pisang Kepok · Air · Kapur Sirih · Minyak Goreng · Garam · Perisa Balado C. Material · Baskom · Jaringan · Sudep · Wajan · Mesin Pemotong · Mesin Press · Plastik ¼ kg D. APD · Sarung Tangan · Pelindung Kepala · Pelindung Badan E. Aktivitas penunjang produksi · Pembuatan brand logo



· ·



Distribusi produk Office boy



F. Aktivitas non produksi · Kantor administrasi 1. Penerimaan tenaga kerja atau karyawan Untuk melaksanakan kegiatan operasional produksi sehari – hari, industri membutuhkan sejumlah tenaga kerja dan karyawan, dengan spesifikasi sebagai berikut :



Tabel 5. Kebutuhan Tenaga Kerja



No



Aktivitas



1 2 3 4 5 Produksi 6 7 8 9 10 11 Pendukung Produksi 12 14 Non Produksi 15 Jumlah Sumber : Data Primer



Spesifikasi Pemilahan Bahan Baku Pengupasan Pemotongan Perendaman Penggorengan Penirisan Pendinginan Pembumbuan Pengemasan Pengepresan Pembuatan brand logo Distribusi Administrasi Satpam



Tenaga Kerja yang Dibutuhkan 3 orang 10 orang 3 orang 3 orang 5 orang 2 orang 2 orang 3 orang 3 orang 6 orang 2 orang 2 orang 3 orang 2 orang 49 orang



Tabel 6. Alat yang digunakan Proses Pengupasan



Pemotongan Perendamaan Penggorengan Penirisan



Pendinginan Pembumbuan Pengepressan



Alat yang digunaka n Pisau Baskom mesin pemoton g Baskom Baskom Wajan Spatula Kompor tabung gas saringan wadah trisan minyak Baskom mesin pengadu k Baskom mesin sealer



jumlah alat 10 5 1 5 5 5 5 5 15 5 5 5 1 5 1



Sumber:Data Primer



2. Pengopersian Ruang Produksi a) Penyediaan Air Bersih Sumber air bersih diutamakan PAM dengan volume kebutuhan ± 4.735 m3/Hari yang di tamping di toren berkapaseitas 12 m3. Tabel 7. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih No



Penggunaan



Populasi



Karyawan produksi Taman Utility-Sanitasi



(Liter/hari) 49 orang 15 Liter/orang/hari 1 proses 2000 liter/hari Luas taman 1000 liter/hari GedungMobil 1000 liter/hari Total



Sumber :Perhitungan Konsultan



Pemakaian



Air Volume (m3/hari) 0,735 2,0 1,0 1,0 4735 m3/hari



1.0 m3



Utlity-Sanitasi



IPAL (80 % x 4.735)m3 =



2,0 m3



Water



Air PAM



Produksi



4.735 m3



Karyawan



0,375 m3



Tank



Drainase kota Siram Taman



0,02 m



3



Tanah



Gambar 2. Neraca Penggunaan Air Renovasi Bangunan Mobilitas material pembangunan Material bahan bangunan untuk pembangunan tempat ini antara lain adalah: ·



Pasir, kerikil,keramik, semen dan air,baja,kaca,galvalum & batak ; Pembangunan bahan material tersebut akan dilakukan oleh masing-masing



perusahaan rekanan dengan alat angkut dan jenis kendaraan lain sesuai untuk kebutuhan pengangkutan bahan tersebut. Mobilitas material dilakukan dengan pengaturan dari pihak kontraktor.



Alat pelindung/pencegah terhadap kecelakaan kerja 1.Body protection 2.Headgear safety head



3.Eye protection 4.Footwear safety shoes 5.Safety belt 6.Gloves 7.Respiratory protection equipment 8.Tanda peringat Pembangunan Infrastruktur a) Jaringan Infrastruktur yang perlu tersedia untuk menunjang kegiatan operasional gedung pabrik keripik pisang : a. Tenaga Listrik untuk gedung pabrik sepenuhya akan disuplai dari PLN sebesar



100



watt,



sepenuhnya



menggunakan



listrik



PLN



tidak



menggunakan genset b. Telekomunikasi berasal dari PT.Telkom sebanyak 2 line c. Air bersih berasal dari PAM d. Instalasi



Pemadam



mengadakan



Kebakaran



pemadaman



dini



disediakan yang



sebagai



dapat



sarana



digunakan



untuk seluruh



karyawan.Perencanaan penangulangan pemadam kebakaran mengunakan APAR yang diletakan di lokasi strategis dan hydrant. b) Jenis Limbah dan Penanganannya Pada kegiatan operasional Pabrik Keripik Pisang akan dihasilkan limbah yang meliputi limbah padat, cair, dan gas. Kegiatan yang berpotensi menghasilkan limbah antara lain bagian pengupasan, pemotongan, pencucian, dan penggorengan. Adapun rencana penanganannya adalah sebagai berikut : ·



Limbah Cair



Limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi keripik pisang berasal dari proses pencucian pisang, wastafel, dan toilet. Limbah cair ini termasuk sisa pencucian alat akan diolah oleh IPAL.



Pencucian (air sisa cucian)



IPAL



Air Sanitasi



Saluran drainase



Toilet & wastafel



Gambar 3. Diagram Alir Penanganan Limbah Cair ·



Limbah Gas



Limbah gas yang dihasilkan dari proses produksi keripik pisang berasal dari proses penggorengan pisang



·



Limbah Padat Limbah padat yang dihasilkan dari proses produksi keripik pisang berasal



dari proses pengupasan. Pengolahan limbah padat dilaksanakan sebagai berikut: §



Pemisahan tempat sampah organic dan sampah non organic dengan membedakan warna bak sampah dan memberi label.



§



Sampah non organic ditampung sementara di TPS yang ada disekitar pabrik akan dilakukan pemilahan sampah yang dapat didaur ulang.



§



Sampah non organik yang dapat didaur ulang akan dialihkan ke pihak pengolah limbah daur ulang yang memiliki izin dari KLH.



§



Residu sampah akan diangkut ke TPA.



12



\ Bak sampah organik



Limbah Padat



TPA



TPS



Bak sampah non organik



Gambar 4. DiagramAlir Penanganan Limbah Padat



13



Pihak pendaur ulang



BAB III RONA LINGKUNGAN AWAL 3.1. TIPOLOGI LINGKUNGAN Lokasi pabrik terletak di Narogong Raya, Klapanunggal, Bogor Jawa Barat. Daerah perencanaan seluas 1.300 m² dan saat ini lahan masih dalam keadaan kosong. Kondisi lingkungan ini sebagian besar dilingkupi perusahaan seperti PT. Dinto Jaya, PT. Galvindo Ampun dan PT. Universal Carpets. Kondisi prasarana jalan lingkungan konstruksinya aspal. 3.2. KOMPONEN FISIK KIMIA 3.2.1. Kualitas Udara Untuk mengetahui kualitas udara disekitar lokasi proyek dilakukan pengukuran udara ambien oleh PT. Muara Jaya pada tanggal 15-16 Oktober 2019. Pengukuran dilaksanaan saat cuaca cerah, dengan arah angin domain dari Barat, temperatur 30,5 ˚C dan kelembaban 60% RH. Hasil pengukuran data dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Hasil Analisis Kualitas Udara NO



Parameter



Satuan



Hasil



Baku Mutu *)



Sulfur Dioksida (SO2)



g/Nm3



138



900



g/Nm3



2.452



26.000



g/Nm3



84



400



Oksida (O3)



g/Nm3



32



200



Debu (TSP)



g/Nm3



167



-



Karbon (CO) Nitrogen (NO2)



Monoksida Dioksida



Sumber Hasil Analisa PT.MJ,2019



14



Metoda SNI



19-7119-72005



SNI 19-4845-1998 SNI



19-7119-22005 SNI 19-7119-82005 SNI 19-7119-32005



Keterangan :*) = Perda GUB JAWA BARAT No.11 tahun 2006 Hasil analisis laboratorium memperlihatkan bahwa kualitas udara di dalam lokasi pengukuran masih di bawah baku mutu yang ditetapkan menurut Perda GUB JAWA BARAT No. 11 Tahun 2006 3.2.2. Kebisingan Pengukuran kebisingan dilakukan pada lokasi yakni di depan lokasi proyek. Hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9. Hasil Analisis Kebisingan Kode Sampel



Waktu



Kebisingan



Satuan



62



Db (A)



Pengukuran( K.2



WIB) 11.10-11.20



Sumber Hasil Analisa PT.MJ,2019. Keterangan:*)= Nilai kebisingan adalah nilai equivalen selama waktu Pengukuran 10 menit dengan interval 5 detik Perda GUB JAWA BARAT No 11 Tahun 2006 Peruntukan Kawasan: 1.Perumahan danPemukiman =55 dB( A) 2.Perdagangan dan Jasa = 70 dB(A) 3.Kawasan niaga Terpadu = 65 Db(A) 4.Perkantoran = 65 dB(A) 5.Ruang Trebuka Hijau =60 dB(A) 6.Kawasan Industri =70 dB(A) 7.Pemerintahan dan Fasilitas Umum =60 dB(A) 8.Reaksi =70 dB(A)



Hasil pengukuran kebisingan menunjukan bahwa di lokasi proyek angka Kebisingannya dibawah angka baku mutu untuk Perdagangan dan Jasa 3.2.3. Kualitas Air Tanah Sampel air tanah tidak diambil, karena tidak digunakan air tanah baik pada lokasi maupun warga sekitar. 3.2.4. Kualitas Air Drainase



15



Pengujian kualitas air saluran drainase dilakukan pada 1 (satu) titik di saluran komplek PT. Dinto Jaya, tepat berada disekitar outlet saluran buangan. Saluran jalan ini merupakan badan penerima limbah dan lipasan air hujan dari dalam tapak kegiatan. Hasil pengujian kualitas air drainase disajikan dalam tabel 10. Tabel 10. Hasil Analisis Kualitas Air Saluran Drainase NO



PARAMETER



A.



FISIKA



SATUAN BAKU MUTU *)



Daya Hantar Listrik ** TDS ** TSS**



10 11 12 13 14 15 16 17 18



527



SNI 06-6989.1-2004 SNI 06-6989.27-2005 SNI 066989.1-2004 SNI 066989.23-2005



6.0-8.5 1.0 0.010 0.20 0.050 1.0 0.10 0.50 1.0 100 0.10 0.10 nihil 0,50



6.8 < 0.2 < 0.003 < 0.010 0.008 1.0 < 0.005 0,50 0.03 42 < 0.007 < 0.008 0,54 0,79



SNI 06-6989.11-2004 HACH Method 8015 SNI 6989.16-2009 SNI 6989.68:2009 SNI 6989.71:2009 SNI 6989.5-2009 SNI 6989.18:2009 SNI 06-6989.31-2005 SNI 6989.7:2009 SNI 06-6989.20-2029 SNI 6989.6-2009 SNI 6989.8-2009 HACH Method SNI 06-6989.51-2005



25,0



37,6



SNI 06-6989.22-2005



mg/L mg/L mg/L



20,0 30,0 3,0



69,3 217,4 1,9



SNI 6989.72.2009 SNI 6989.2.2009 SNI 06-6989.14.2004



Jml/100 ml



20.000



18.500



SNI 06-4158-1996



C



KIMIA pH** Boron Kadmium terlarut** Kobalt tertarut**) Krom (VI)** Mangan terlarut** Nikel terlarut** Fosfat** Seng terlarut** Sulfat** Tembaga terlarut** Timbal terlarut** Minyak dan lemak Deterjen (MBAS)** Zat Organik (KMnO4)**) BOD (5 hari 20oC COD ** DO MIKROBIOLOGI Total Coliform



1000



METODA



200 184 200 136 Suhu Air 30.1 Normal



o



Suhu** B.



Umhos/c m mg/L mg/L



HASIL



mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L



Sumber : PT.MJ.2019 Keterangan :*)=PERDA JAWA BARAT No 3 Tahun 2004 Baku mutu Gol D :Peratanian dan Usaha Perkotaan



16



**)=Parameter Terakreditasi oleh KAN ***)=Logam merupakan Logam Terlarut < = Lebih Kecil Dari hasil analisis terlihat bahwa beberapa parameter telah melebihi baku mutu, yang kemungkinan disebabkan oleh buangan limbah dari kegiatan pertokoan dan perkantoran yang ada di wilayah Klapanunggal. 3.3. KOMPONEN BIOLOGI Tanaman yang dijumpai di dalam dan sekitar lokasi proyek adalah jenis tanaman yang umum dijumpai di daerah perkotaan. Secara struktural, flora di wilayah Studi dijumpai sebagai tanaman pelindung di tepi jalan serta tanaman hias dan buah-buahan di pekarangan penduduk. Dalam areal tapak proyek, tanaman Yang dijumpai adalah jenis tanjung (Mimusops elengl), semak dan rerumputan. Jenis tanaman yang dijumpai pada jalur hijau atau tepi jalan adalah tanjung (Mimusops elengl), flamboyan (Delonix regia), akasia (Acasia auriculiformis) dan asam (Tamarindus indicus). Sementara jenis tanaman hias dan pekarangan yang umum ditemukan di pemukiman penduduk adalah kembang kertas (Bougenvilea sp.), soka (lxora coccinea), daun mangkokan (N. sctte!arjus), teh-tehan kuning (Duranta repens), teh-tehan hijau (Acalypha siamensis), sambang dara (Hemigraphis altemata), alamanda (Allamanda cathartica) dan kemuning (Muraya paniculata). Jenis tanaman buah yang berada di kawasan permukiman diantaranya adalah mangga (Mangifera sp.), belimbing (Averhoa carambolae) dan rambutan (Nephelium lappaceum). Untuk fauna di dalam dan di sekitar lokasi proyek dijumpai jenis burung. mamalia seperti anjing dan kucing serta reptil seperti cicak dan kadal. Dari jenis fauna tersebut tidak ada yang merupakan jenis satwa langka yang dilindungi.



17



Tabel 11. Jenis Fauna di Sekitar Lokasi No



Spesies Felis familiar is Paser Montan a



Nama Daera h Kucing



Kelimpaha n



Lokasi Ket



+



Burung Gereja



++



DisekitarLiar Loka si DisekitarLiar Loka si



Sumber: Data Primer +



:dijumpai dalam jumlah < 5 ekor



++ :dijumpai dalam jumlah 5-10



3.4. KOMPONEN LINGKUNGAN SOSEKBUD 3.4.1. Demografi Lokasi Pabrik Keripik Pisang ini terletak di wilayah Klapanunggal.



Dalam



angka



tahun



2012,



penduduk



wilayah



Klapanunggal sebanyak 27.950 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga adalah 9.671 KK. Luas wilayah 360,68 Ha dan kepadatan penduduk 77 jiwa/Ha, dengan perincian penduduk laki-laki sebanyak 14.321 jiwa, penduduk perempuan sebanyak 13.629 jiwa. Secara umum kondisi kehidupan masyarakatnya sudah baik, sebagian besar merupakan kelompok menengah keatas yang bermata pencaharian karyawan swasta dan pedagang. Penduduk yang ada di wilayah Klapanunggal bukan lagi merupakan penduduk asli Sunda yang mendominasi wilayah tersebut. Kebanyakan penduduk yang ada merupakan pendatang dari dalam maupun luar Pulau Jawa. 3.4.2. Sosial



18



Masyarakat di wilayah Klapanunggal di nilai cukup baik, karena seluruh warganya hidup damai, aman, tentram, dan terkendali, tidak pernah ada konflik antar warga ataupun kepada pihak-pihak pengelola industri, karena mereka sadar dan paham wilayah yang mereka tempati adalah kawasan industri. 3.4.3. Ekonomi Di wilayah tempat pembangunan PT. Banana Pirates rata-rata masyarakatnya adalah usia produktif yang sudah bekerja. Hampir seluruh masyarakat disana sebagai buruh di pabrik-pabrik sekitar, dikarenakan memang kondisi lingkungan yang berada di kawasan industri. Selain menjadi pekerja industri, masyarakat disana juga mendapatkan



pendapatan



tambahan



melalui



warung/toko-toko



makanan yang mereka buka untuk menunjang kebutuhan karyawan, bahkan bisa juga menyediakan kosan bagi para karyawan. 3.5. KESEHATAN MASYARAKAT Sanitasi lingkungan disekitar lokasi sudah cukup baik, sudah menggunakan air PDAM. Untuk rumah sakit atau klinik, terdapat klinik Eka Medika yang berjarak 1,3 KM dari lokasi dan ada juga klinik Emma Medical Center yang buka 24 jam yang berjarak 5 KM dari lokasi, Lalu ada juga klinik bersalin Suvi Rifia yang berjarak 2 KM. Tabel 12. Sarana Kesehatan No. 1. 2.



Sarana Kesehatan Klinik Rumah Bersalin



Jumlah 2 1



(data hasil survey inventarisal Klapanunggal Tahun 2012) 3.6. LALU LINTAS



19



Lokasi Pabrik Keripik Pisang ini di wilayah Klapanunggal, pengamatan lalu lintas di wilayah Klapanunggal yang terdiri dari 2 arah lalu lintas. Adapun fungsi dari Jalan di wilayah Klapanunggal adalah jalan kolektor primer. Jalan ini cukup ramai dimulai dari kendaraan mobil dan kendaraan truk bermuatan berat. Sebagai jalan lokal, badan jalan dibangun untuk 2 (dua) arah dengan lebar ± 6 meter. Berdasarkan data hasil observasi, beberapa hal yang perlu dikemukakan adalah : ·



Lokasi kegiatan terletak di wilayah Klapanunggal.



Berdasarkan data hasil observasi , beberapa hal yang perlu dikemukakan adalah : a) Pengamatan yang dilakukan pagi hari dari pukul 06.30-09.30, dan sore hari pukul 16.00-19.00, menunjukkan volume lalu lintas relatif stabil dan berpola; b) Penggunaan badan jalan lebih didominasi oleh kendaraan angkutan roda empat ( ≥ 2,5 ton); c) Dari hasil pengamatan diperoleh gambaran untuk menghitung volume lalu lintas megacu pada Indonesian Highway Capacity (IHCM, 1993) dengan nilai berbeda-beda, yaitu untuk kendaraan ringan/Light Vehicle (LV) seperti : mobil pribadi, taksi, angkot, kendaraan berat/Heavy Vehicle (HV) seperti : bus dan truk, mikro bus seperti : metro mini, kopaja dll. Motor/Motorcycle dan Tri Cycle seperti : bajaj, bemo dll. Sebagai jalan lokal, dengan lebar jalan ± 6 meter, badan jalan dibangun untuk 2 (dua) arah. Berdasarkan hasil observasi, beberapa hal yang perlu dikemukakan dan telah dihitung berdasarkan :



V/C Ratio =



Volume Total Puncak selama 2 jam(SMP) Kendaraan jalur Kapasitas ×2 jam



(



20



)



21



BAB IV



DAMPAK LINGKUNGAN YANG MUNGKIN TERJADI



4.1. TAHAP PRAKONSTRUKSI Kegiatan pada tahap prakonstruksi yang telah dilakukan antara lain pengurusan perizinan, perencanaan teknis. Kegiatan pengurusan perizinan dan perencanaan teknis diperkirakan tidak menghasilkan dampak. 4.2. TAHAP KONSTRUKSI Kegiatan pada tahap konstruksi bangunan yang telah dilakukan antara lain pembangunan proyek yang telah menimbulkan dampak berupa gangguan kualitas udara, kebisingan dan sampah padat, namun kegiatan tersebut telah selesai dilaksanakan . 4.3. TAHAP OPERASI 4.3.1. Komponen Fisik dan Kimia 1. Kebisingan a. Sumber dampak Kegiatan produksi b. Jenis Dampak Jenis dampak yang ditimbulkan adalah peningkatan kebisingan di sekitar lokasi kegiatan dalam satuan dBA c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak Sifat dampak tidak permanen, namun dapat menyebabkan kebisingan gangguan kenyamanan dan ketenangan bagi warga sekitar lokasi. Tolok ukur dampak adalah nilai ambang batas kebisingan sesuai Kepmen LH No.7 tahun 2009 tentang Baku Tingkat Kebisingan. 22



2. Kualitas Air Permukaan a. Sumber Dampak Buangan limbah cair domestik dari kegiatan produksi b. Jenis Dampak Jenis dmapak yang ditimbulkan adalah menurunnya kualitas air permukaan c. Sifat dan Tolok ukur Sifat dampak adalah tidak permanen. Tolok ukur dampak adalah Permen LH No. 03 tahun 2010 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kawasan Industri. 3. Sampah Padat a. Sumber Dampak Buangan limbah padat domestik dari kegiatan produksi keripik pisang b. Jenis Dampak Jenis dampak yang ditimbulkan adalah meningkatnya volume sampah padat yang dapat menganggu kesehatan masyarakat dan estetika lingkungan c. Sifat dan Tolok Ukur Sifat dampak tidak permanen. Tolok ukur dampak adalah volume dan jenis sampah padat yang dihasilkan setiap hari serta ada/tidaknya gangguan terhadap masyarakat dan estetika lingkungan 4.2.2. Komponen Lingkungan 1.Flora Darat a. Sumber Dampak Kegiatan penghijauan di lokasi kegiatan pabrik keripik pisang b. Jenis Dampak Dampak yang ditimbulkan adalah meningkatnya keanekaragaman



23



flora darat c. Sifat dan Tolok ukur Sifat dampak tidak permanen. Tolok ukur dampak yang digunakan adalah jumlah dan



jenis flora darat yang ditanam di



lokasi kegiatan 4.2.3. Komponen Soksesbud dan Lingkungan Binaan 1. Kesempatan kerja dan berusaha a. Sumber Dampak Kegiatan gedung pabrik keripik pisang b. Jenis Dampak Jenis dampak yang ditimbulkan adalah terciptanya kesempatan kerja dan peluang berusaha bagi masyarakat sekitar c. Sifat dan Tolok ukur Sifat dampak adalah tidak permanen. Tolok ukur dampak adalah jumlah tenaga kerja yang berasal dari penduduk sekitar yang dapat diterima sebagai karyawan sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan. 2. Lalu Lintas a. Sumber Dampak Keluar masuknya kendaraan karyawan dan tamu pabrik keripik pisang b. Jenis Dampak Dampak yang ditimbulkan adalah meningkatnya volume lalu lintas yang dapat memengaruhi kualitas udara sekitar c. Sifat dan Tolok ukur Sifat dampak tidak permanen, tetapi dapat menyebabkan persepsi negatif dari masyarakat di sekitar lokasi kegiatan



24



BAB V



UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL)



Kegiatan pabrik keripik pisang PT.BANANA PIRATES di Narogong Raya, Klapanunggal, Bogor, Jawa Barat melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi penurunan kualitas lingkungan hidup yang ditimbulkan dari kegiatan. 5.1. TAHAPAN OPERASI 5.1.1. Komponen Fisik Kimia 1. Kebisingan a. Sumber Dampak Kegiatan pabrik. b. Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah meningkatnya kebisingan di dalam dan di sekitar lokasi kegiatan. c. Tolok Ukur Tolok ukur dampak adalah nilai ambang batas kebisingan sesuai Kepmen LH No.7 tahun 2009 tentang Baku Tingkat Kebisingan. d. Upaya Pengelolaan Lingkungan - Pemagaran sekeliling lahan pabrik keripik pisang PT.BANANA PIRATES - Penghijauan di sekitar pabrik keripik pisang PT.BANANA PIRATES terutama yang berbatasan atau berdekatan dengan pemukiman penduduk, dengan tanaman yang berdaun rimbun/rapat. e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Lokasi pengelolaan dampak kebisingan adalah di dalam tapak kegiatan pabrik keripik pisang PT.BANANA PIRATES. 2. Kualitas Air Permukaan a. Sumber Dampak



25



Buangan limbah cair domestik dari kegiatan pabrik keripik pisang PT.BANANA PIRATES. b. Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak Meningkatnya buangan limbah cair yang dapat menurunkan kualitas air permukaan di sekitar lokasi kegiatan. c. Tolok Ukur Tolok ukur dampak adalah Permen LH No. 03 tahun 2010 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kawasan Industri. d. Upaya Pengelolaan Lingkungan - Pengelolaan limbah cair domestik menggunakann IPAL Biological Aerobic dengan kapasitas 10 M3. - Pengoprasian IPAL harus sesuai dengan SOP. - Mengurus izin pembuangan limbah cair (IPLC) ke BPTSP Provinsi Jawa Barat. - Pemeliharaan dan perawatan IPAL setiap 1 (satu) tahun sekali.. e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Lokasi pengelolaan limbah cair dilakukan pada area IPAL.



3. Sampah Padat a. Sumber Dampak Buangan limbah padat domestik dari kegiatan pabrik keripik pisang PT.BANANA PIRATES b. Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak Meningkatnya timbulan sampah padat yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat serta estetika dan sanitasi lingkungan. c. Tolak Ukur Tolok ukur dampak adalah volume sampah yang dihasilkan setiap hari dan ada/tidaknya tumpukan sampah di dalam maupun sekitar lokasi pabrik keripik pisang PT.BANANA PIRATES.



26



d. Upaya Pengelolaan Lingkungan - Pemisahan wadah limbah padat untuk sampah organik dan sampah non organik dengan membedakan warna bak sampah. - Menyediakan TPS yang juga dapat digunakan sebagai area pemilahan sampah - Sebagian sampah organik dijadikan sebagai pupuk untuk tumbuhan disekitar pabrik - Perawatan TPS seperti pembersihan dan pengecatan secara berkala - Pengangkutan sampah dilakukan secara berkala ke TPA e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Di dalam lokasi pabrik keripik pisang PT.BANANA PIRATES, terutama di area tps.



4. Air larian a. Sumber Dampak Tutupan bangunan gedung pabrik keripik pisang PT.BANANA PIRATES menyebabkan meningkatnya limpasan air hujan. b. Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah meningkatnya volume air larian yang dapat menyebabkan genangan di sekitar lokasi kegiatan. c. Tolok Ukur Tolok ukur yang digunakan adalah debit limpasan air hujan dan kondisi saluran di sekitar lokasi kegiatan. d. Upaya Pengelolaan Lingkungan - Memelihara dan merawat lubang resapan biopori setiap 3 (tiga) bulan sekali. - Memelihara dan merawat 1 (satu) titik sumur resapan air hujan setiap 6 (enam) bulan sekali. - Memelihara penghijauan



27



- Menjaga aliran air tidak tertutup dengan sampah e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Lokasi pengelolaan adalah pada halaman gedung pabrik keripik pisang PT.BANANA PIRATES 5.1.2. Komponen Biologi 1. Penghijauan a. Sumber Dampak Kegiatan penghijauan di lokasi kegiatan pabrik keripik pisang PT.BANANA PIRATES. b. Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah meningkatnya keanekaragaman flora darat c. Tolok Ukur Tolok ukur dampak adalah luas penghijauan serta jenis dan jumlah tanaman d. Upaya Pengelolaan Lingkungan - Memelihara tanaman penghijauan dengan penyiraman dan pemupukan setiap hari. - Segera mengganti tanaman yang mati atau rusak. - Menambah jenis tanaman di lokasi penghijauan. e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Lokasi pengelolaan adalah halaman pabrik keripik pisang PT.BANANA PIRATES. 5.1.3. Komponen Sosekbud dan Lingkungan Binaan 1. Kesempatan Kerja dan Berusaha a. Sumber Dampak Kegiatan pabrik keripik pisang PT.BANANA PIRATES. b. Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak



28



Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah terbentuknya kesempatan kerja dan berusaha.



c. Tolok Ukur Tolok ukur yang digunakan adalah jumlah tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitar lokasi pabrik keripik pisang PT.BANANA PIRATES. d. Upaya Pengelolaan Lingkungan Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja sekitar sesuai dengan kualitas yang dibutuhkan Memprioritaskan warga sekitar untuk mengisi peluang usaha di tempat kegiatan tersebut e. Lokasi Pengelolaan Lokasi pengelolaan adalah di dalam pabrik keripik pisang PT.BANANA PIRATES.



2. Lalu Lintas a. Sumber Dampak Keluar masuknya kendaraan karyawan dan tamu pabrik keripik pisang PT.BANANA PIRATES.. b. Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah terganggunya arus lalu lintas di sekitar lokasi kegiatan. c. Tolok Ukur Tolok ukur yang digunakan untuk mengevaluasi dampak lalu lintas adalah ada tidaknya kemacetan lalu lintas yang terjadi di sekitar pintu gerbang maupun simpang terdekat, yang diakibatkan oleh aktivitas kendaraan yang keluar masuk lokasi pabrik keripik pisang PT.BANANA PIRATES. d. Upaya Pengelolaan Lingkungan Menempatkan satpam pada bagian depan pabrik untuk mengatur arus kendaraan yang keluar masuk lokasi kegiatan. 29



tamu



Menyediakan lokasi parkir yang cukup untuk para karyawan dan



e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Lokasi pengelolaan adalah di ruas jalan sekitar pintu masuk pabrik keripik pisang PT.BANANA PIRATES.



30



BAB VI



UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (UPL)



6.1. TAHAP OPERASI 6.1.1. Komponen Fisik Kimia 1. Kebisingan a. Dampak yang Dipantau Dampak yang dipantau adalah peningkatan kebisingan. b. Parameter yang Dipantau Tingkat kebisingan untuk industri adalah 70 db. c. Tolok Ukur Tolok ukur yang digunakan adalah nilai ambang batas kebisingan sesuai dengan Kepmen LH No.7 tahun 2009 tentang Baku Tingkat Kebisingan. d. Lokasi Pemantauan Di dalam tapak kegiatan pabrik keripik pisang PT.BANANA PIRATES. e. Periode Pemantauan Setiap empat bulan sekali selama tahap produksi. f. Pelaksana Pemantauan · Alif Nurfauzi g. Instansi Pengawas · BPLHD Provinsi Jawa Barat · KPLH Kota Administrasi Bogor · Suku Dinas Kesehatan Bogor



31



2. Kualitas Air Permukaan a. Dampak yang Dipantau Dampak yang dipantau adalah peningkatan limbah cair. b. Parameter yang Dipantau TDS, TSS, BOD, COD, minyak dan lemak, DHL, pH, suhu, dan senyawa organik. c. Tolok Ukur Tolok ukur dampak adalah Permen LH No. 03 tahun 2010 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kawasan Industri. d. Lokasi Pemantauan Di outlet buangan IPAL. e. Periode Pemantauan Setiap dua bulan sekali selama tahap produksi. f. Pelaksana Pemantauan ·



Alif Nurfauzi



g. Instansi Pengawas ·



BPLHD Provinsi Jawa Barat



·



KPLH Kota Administrasi Bogor



·



Suku Dinas Kesehatan Bogor



3. Sampah Padat a. Dampak yang Dipantau Dampak yang dipantau adalah peningkatan jumlah sampah padat. b. Parameter yang Dipantau  Volume sampah padat yang dihasilkan  Pemilahan sampah organik dan non organik  Metode pengolahan sampah c. Tolok Ukur Tolok ukur dampak adalah UU No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.



32



d. Lokasi Pemantauan Di dalam lokasi pabrik keripik pisang PT.BANANA PIRATES, terutama di area tps. e. Periode Pemantauan Setiap saat selama tahap produksi. f. Pelaksana Pemantauan ·



Alif Nurfauzi



g. Instansi Pengawas ·



BPLHD Provinsi Jawa Barat



·



KPLH Kota Administrasi Bogor



·



Suku Dinas Kebersihan Bogor



·



Suku Dinas Kesehatan Bogor



4. Air Larian a. Dampak yang Dipantau Dampak yang dipantau adalah peningkatan air larian. b. Parameter yang Dipantau  Kondisi saluran di lokasi kegiatan  Kondisi sumur resapan c. Tolok Ukur Tolok ukur yang digunakan adalah debit limpasan air hujan dan kondisi saluran di sekitar lokasi kegiatan. d. Lokasi Pemantauan Di halaman gedung pabrik keripik pisang e. Periode Pemantauan Setiap empat bulan sekali selama tahap produksi. f. Pelaksana Pemantauan ·



Alif Nurfauzi



g. Instansi Pengawas · BPLHD Provinsi Jawa Barat · KPLH Kota Administrasi Bogor



33



· Suku Dinas PU Bogor 6.1.2. Komponen Biologi 1. Flora Darat a. Dampak yang Dipantau Dampak yang dipantau adalah keanekaragaman flora darat b. Parameter yang Dipantau Luas penghijauan, jumlah dan jenis flora darat di lokasi produksi c. Tolak Ukur Tolak ukur yang digunakan adalah koefisien dasar hijau (KDH) proyek d. Lokasi Pemantauan Di halaman lokasi produksi e. Periode Pemantauan Setiap 6 bulan sekali selama tahap produksi f. Pelaksana Pemantauan ·



Alif Nurfauzi



g. Instansi Pengawas ·



BPLHD Provinsi Jawa Barat



·



KPLH Kota Administrasi Bogor



·



Suku Dinas Pertamanan Bogor



6.1.3. Komponen Sosekbud dan Lingkungan Binaan 1. Kesempatan Kerja dan Berusaha a. Dampak yang Dipantau Dampak yang dipantau adalah terbukanya kesempatan kerja dan berusaha b. Parameter yang Dipantau Jumlah warga sekitar yang dapat bekerja dan berusaha di lingkungan produksi



34



c. Tolak Ukur Tolak ukur yang digunakan adalah jumlah serta kualifikasi tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitar lokasi pabrik d. Lokasi Pemantauan Di dalam lokasi kegiatan produksi e. Periode Pemantauan Setiap 1 tahun selama tahap produksi f. Pelaksana Pemantauan ·



Alif Nurfauzi



g. Instansi Pengawas ·



BPLHD Provinsi Jawa Barat



·



KPLH Kota Administrasi Bogor



·



Suku Dinas Kesehatan Bogor



·



Kelurahan Klapanunggal



2. Lalu Lintas a. Dampak yang Dipantau Dampak yang dipantau adalah gangguan lalu lintas di sekitar lokasi produksi b. Parameter yang Dipantau Jumlah kendaaan yang masuk ke lokasi produksi dan kapasitas parker yang tersedia c. Tolak Ukur Tolak ukur yang digunakan untuk mengevaluasi dampak lalu lintas adalah Undang-Undang Republik Indonesia 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan d. Lokasi Pemantauan Di ruas jalan sekitar pintu masuk pabrik e. Periode Pemantauan Setiap saat selama tahap produksi f. Pelaksana pemantauan ·



Alif Nurfauzi 35



No. 22 Tahun



g. Instansi pengawas ·



BPLHD Provinsi Jawa Barat



·



KPLH Kota Administrasi Bogor



·



Suku Dinas Perhubungan Bogor



36



Upaya Pengelolaan LH Jenis dampak



Sumber dampak



Besaran dampak



Meningkatny a Kebisingan



Kegiatan Pabrik



Masyarakat yang berada disekitar pabrik



Tolak ukur dampak



Nilai ambang batas kebisingan sesuai keputusan gubernur



Bentuk upaya pengelolaan LH Pemagaran sekeliling lahan pabrik keripik pisang PT. Banana Pirates dengan beton setinggi dua meter Penghijauan di sekitar pabrik keripik pisang PT. Banana Pirates terutama yang berbatasan atau berdekatan dengan pemukiman penduduk, dengan



Lokasi pengelolaan LH



Periode pengelolaan LH



Tahap operasi Di dalam Selama tahap lokasi operasi kegiatan



37



Upaya Pemantauan LH Bentuk upaya pemantauan LH Dilakukan pemantauan secara berkala dengan menggunkan sound level meter



Lokasi pemantau an LH



Periode pemantau an LH



Di ruang produksi dan kingkung an perusahaa n



Selama tahap operasi



Institusi pengelolaan dan pemantauan LH



instansi pengelolaan dan pemantauan LH



tanaman yang berdaun rimbun/rapat Menurunnya Kualitas Air Permukaan



Buangan limbah cair domestik dari kegiatan pabrik keripik pisang PT. Banana Pirates



Masyarakat yang berada disekitar pabrik



Baku mutu limbah cair sesuai keputusan gubernur



Pengelolaan limbah cair domestik menggunakan IPAL Biological Aerobic dengan kapasitas 10 m3 Pengoperasian IPAL harus sesuai dengan SOP Mengurus izin pembuangan limbah cair(IPLC) ke BPTSP Provinsi Jawa Barat Pemeliharaan dan perawatan IPAL setiap 1 tahun sekali



Di dalam lokasi kegiatan, terutama di IPAL



38



Selama tahap operasi



Pemantauan pengolahan IPAL dan TDS,TSS,TS drainase



Di lokasi IPAL dan drainase



Selama tahap operasi



Instansi pemantau BLH Kota Bogor



Meningkatny a Sampah Padat



Buangan limbah padat domestik dari kegiatan pabrik keripik pisang PT. Banana Pirates



Masyarakat yang berada disekitar pabrik



Volume sampah yang dihasilkan setiap hari dan ada/tidakn ya tumpukan sampah di dalam maupun sekitar lokasi pabrik keripik pisang



Pemisahan wadah limbah padat untuk sampah organik dan sampah non organik dengan membedakan warna bak sampah Menyediakan TPS yang juga dapat digunakan sebagai area pemilahan sampah Sebagian sampah organik dijadikan sebagai pupuk untuk tumbuhan di sekitar pabrik Perawatan TPS seperti pembersihan dan pengecatan



Dalam lokasi kegiatan,ter utama di TPS



39



Selama tahap operasi



Peningkatan pembuangan sampah padat dari produksi maupun samap lainnya



Di tempat Selama pembuang tahap an operasi sampah (TPS)



Instansi perusahaan PT.BANAN A PIRATES



secara berkala



Tersumbatny a Jalan Air Aliran



Tutupan bangunan gedung pabrik keripik pisang PT. Banana Pirates menyebab kan meningka tnya limpasan air hujan



Masyarakat yang berada disekitar pabrik



Debit limpasan air hujan dan kondisi saluran di sekitar lokasi kegiatan



Pengangkutan sampah dilakukan secara berkala ke TPA Memelihara dan merawat lubang resapan biopori setiap tiga bulan sekali Memelihara dan merawat satu titik sumur resapan air hujan setiap enam bulan sekali Memelihara penghijauan



Didalam lokasi kegiatan,ter utama di sumur dan saluran drainase



Menjaga aliran air tidak tertutup dengan sampah



40



Selama tahap operasi



Pemantauan dan perbaikan drainase dan jalan air aliran



Di sekitar drainase pabrik



Selama tahap operasi



Instansi pelaksana PT.BANAN A PIRATES



Meningkatny a Keanekaraga man Flora Darat



Kegiatan Penghijau an



Kawasan dalam dan luar sekitar pabrik



luas penghijaua n serta jenis dan jumlah tanaman



Terbukanya Kesempatan Kerja dan Berusaha



Kegiatan pabrik keripik pisang PT.BAN ANA PIRATES



Jumlah tenaga kerja operasional



Jumlah tenaga kerja yang berasal dari masyaraka t sekitar lokasi pabrik keripik pisang



Memelihara tanaman penghijauan dengan penyiraman dan pemupukan setiap hari Segera mengganti tanaman yang mati atau rusak Menambah jenis tanaman di lokasi penghijauan Memprioritas kan penerimaan tenaga kerja sekitar sesuai dengan kualitas yang dibutuhkan Memprioritas kan warga sekitar untuk mengisi peluang usaha di tempat



Didalam lokasi kegiatan



Selama tahap operasi



Pemantauan dilakukan di daerah penghijaun atau taman untuk kelestarian lingkungan



Di taman sektar pabrik



Selama tahap operasi



Instansi Pelaksana PT.BANAN A PIRATES



Didalam lokasi kegiatan



Selama tahap operasi



Jumlah tenaga kerja sesuai dengan yang dibutuhkan dan sesuai spesifikasi



Lokasi Selama pengelola tahap an di operasi klapanung gal bogor



Instansi penerima laporan DLHK kota bogor



41



kegiatan tersebut Gangguan lalu lintas



Keluar masuknya karyawan dan tamu pengunju ng pabrik keripik pisang PT.BAN ANA PIRATES



Jumlah kendaraan yang keluar masuk lokasi



Ada tidaknya kemacetan lalu lintas yang terjadi di sekitar pintu gerbang maupun simpang terdekat



Menempatkan satpam pada bagian epan pabrik untuk mengatur arus kendaraan yang keluar dan masuk lokasi kegiatan Menyediakan lokasi yang cukup untuk para karyawan dan tamu



Disekitar pintu masuk lokasi kegiatan



42



Selama tahap operasi



Pemantauan kebisingan dan emisi udara akibat keluar masuknya mobil



Di jalan raya sekitar perusahaa n



Selama tahap operasi



Instansi BLH kota bogor dan perusahaann