Analisa Dan Evaluasi Risiko KELOMPOK 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MANAJEMEN RISIKO



ANALISA DAN EVALUASI RISIKO



Oleh: ADELIA JANICE P



(02)



ASWIN WILDAN R



(05)



DISTI MEDITA H



(09)



RAMADHANI CANDRA N



(22)



RIZMA DYA S



(23)



POLITEKNIK NEGERI MALANG JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEUANGAN MALANG 2019



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Manajemen risiko merupakan salah satu elemen penting dalam menjalankan bisnis perusahaan karena semakin berkembangnya dunia perusahaan serta meningkatnya kompleksitas aktivitas perusahaan mengakibatkan meningkatnya tingkat risiko yang dihadapi perusahaan. Sasaran utama dari implementasi manajemen risiko adalah melindungi perusahaan terhadap kerugian yang mungkin timbul. Lembaga perusahaan mengelola risiko dengan menyeimbangkan antara strategi bisnis dengan pengelolaan risikonya sehingga perusahaan akan mendapatkan hasil optimal dari operasionalnya. Kita harus bisa menemukan kerugian potensial yang mungkin terjadi dan mencari cara untuk menangani risiko tersebut. Dunia bisnis pun tak luput dari ketidakpastian. Ketidakpastian dalam dunia bisnis akan menyebabkan terjadinya risiko bisnis. Perusahaan merencanakan untuk menggencarkan promosi produknya dengan harapan penjualanya dapat meningkat. Dengan analisis yang mendalam diperkirakan penjualan setelah adanya promosi besar-besaran tersebut dapat meningkat sebanyak 20%. Tetapi kenyataanya penjualan hanya dapat meningkat 10%. Ini merupakan salah satu bentuk risiko yang terjadi dalam dunia bisnis. Risiko dalam bisnis tidak bisa diabaikan begitu saja. Perusahaan perlu menganalisis kemungkinan kerugian potensi dalam bisnisnya tersebut kemudian mengevaluasi dan mencari cara untuk menanggulanginya. Dengan demikian diharapkan bisnis yang dijalaninya dapat sukses meraih tujuan dengan mudah. Risiko merupakan sesuatu yang pasti akan terjadi ketika kita melakukan suatu tindakan. Risiko adalah berbagai kemungkinan yang terjadi pada periode tertentu. Risiko sering dikaitkan dengan kerugian. Jadi risiko adalah ketidakpastian yang mungkin melahirkan kerugian atau peluang terjadi sesuatu yang bad outcame.



Setiap organisasi perusahaan selalu menanggung risiko. Risiko, bisnis, kecelakaan kerja, bencana alam, perampokan, dan pencurian, kebangkrutan adalah beberapa contoh dari risiko yang lazim terjadi di berbagai perusahaan. Terutama perusahaan yang tidak melakukan tindakan apa-apa, bahkan tindakan preventif pun tidak dilakukan. Perusahaan tidak melakukan tindakan untuk pencegahan risiko yang akan timbul nantinya. 1.2 Rumusan Masalah 1.



Apa yang dimaksud Analisa Resiko ?



2.



Bagaimana Tahapan Analisa Resiko ?



3.



Apa yang dimaksud Evaluasi Resiko ?



4.



Kriteria apa saja yang ada pada Evaluasi Resiko ?



5.



Bagaimana teknik atau metode analisa dan evaluasi risiko?



1.3 Tujuan Penulisan 1.



Untuk mengetahui definisi Analisa Resiko



2.



Untuk mengetahui Tahapan Analisa Resiko



3.



Untuk mengetahui definisi Evaluasi Resiko



4.



Untuk mengetahui kriteria Evaluasi Resiko



5.



Untuk mengetahui teknik atau emtode analisa dan evaluasi risiko.



BAB 2 PEMBAHASAN



2.1 Analisa Resiko Analisis Risiko adalah suatu metode analisis yang meliputi faktor penilaian, karakterisasi, komunikasi, manajemen dan kebijakan yang berkaitan dengan risiko tersebut. Tahapan kegiatan analisis risiko antara lain meliputi: identifikasi hazard, proyeksi risiko, penilaian risiko, dan manajemen risiko. Penilaian risiko dapat dilakukan secara kuantitatif atau kualitatif. 1.



Identifikasi Hazard Dalam aktivitas identifikasi, maka informasi yang akan didapatkan adalah tipe hazard dan magnitude hazard.



2.



Proyeksi Risiko Proyeksi atau estimasi risiko dilakukan untuk me-rating risiko berdasarkan kecenderungan bahwa risiko tersebut akan menjadi kenyataan dan segala konsekuensi dari masalah yang berhubungan dengan risiko tersebut. Proyeksi risiko merupakan komponen utama dalam tahap penilaian risiko. Tahap ini meliputi: penetapan skala yg merefleksikan persepsi kecenderungan suatu risiko (skala dapat bersifat kualitatif ataupun kuantitatif), menggambarkan konsekuensi dari risiko, menetapkan dampak dari risiko, dan ketepatan secara menyeluruh dari proyeksi risiko.



3.



Penilaian Risiko Risiko diberi bobot berdasarkan persepsi dampak dan prioritas. Dampak merupakan fungsi dari 3 faktor yaitu: 



Kecenderungan akan terjadinya kejadian.







Lingkup risiko, merupakan kombinasi tingkat keparahan dan jangkauan distribusi risiko.







Waktu dan lamanya dampak dirasakan.



2.1.1. Teknik Penilaian Risiko Teknik penilaian risiko dapat dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif. Karakteristik penilaian kualitatif meliputi tipe efek kesehatan, estimasi frekuensi pemajanan (harian, mingguan, bulanan), lokasi hazard dalam hubungannya dengan tempat kerja. Sedangkan karakteristik penilaian kuantitatif meliputi data pengukuran pemajanan, konsentrasi zat, angka kesakitan/kematian, modeling analisis konsekuensi dari pemajanan terhadap hazard dan modeling frekuensi pemajanan. a.



Penilaian Kuantitatif Risiko Kuantifikasi terhadap suatu risiko akan sangat tergantung pada kondisi nature hazard, kemudahan untuk diukur (measurable) dan adanya suatu standar yg dipakai. Untuk mengkuantifikasi risiko, ketiga komponen risiko (frekuensi, probabilitas dan hasil jadi atau outcome) harus bisa diekspresikan secara matematika (modeling). Modeling merupakan teknik untuk melihat pola kejadian. Frekuensi dapat diekspresikan dengan menggunakan data riwayat pemajanan atau incident record. Probabilitas dapat dibuat skala dengan rentang nilai ( 0 < P < 1 ). Hasil jadi (outcome) atau konsekuensi dari hasil pemajanan terhadap suatu hazard dapat diukur sebagai berikut: jumlah kasus kematian atau cedera, kasus sakit serius dan biaya kerusakan (lost cost). Kelemahan penilaian risiko kuantitatif, antara lain sifatnya sangat natur sehingga tidak memperhatikan persepsi dan perlakuan terhadap hazard. Hal lain yang dapat dilakukan secara kuantifikasi, misalnya untuk modeling kebakaran (fire and explosion). Penilaian kuantitatif risiko ini pada umumnya sangat aplikatif untuk chemical atau process engineers. Contoh penilaian kuantitatif, misalnya penentuan LD50 dan LC50.



Keduanya adalah modeling utk penilaian lethal dose dan lethal concentration dengan pengukuran durasi pemajanan, konsentrasi atau dosis hazard dan hasil jadi (kematian). b.



Penilaian Kualitatif Risiko Metode penilaian risiko secara kualitatif terkesan subjektif dan memberi peluang multiinterpretasi dan debat. Persepsi risiko bisa bervariasi untuk setiap orang. Ada beberapa metode yang dapat diterapkan 



Fine’s Risk Score Fine’s risk score adalah model untuk melakukan penilaian risiko dengan formula sbb: Risiko adalah hasil pengalian faktor-faktor yang terdiri dari: konsekuensi x faktor exposure x faktor probabilitas (R = C x E x P). Ketiga faktor tersebut diklasifikasikan dalam beberapa kelas dan diberi rating. Hasil perhitungan risiko (risk score) dapat dipergunakan untuk memperkirakan kejadian, mengalokasikan resources dan mengontrol hazard. Maka apabila sudah dapat men-score risiko, dapat dilakukan kalkulasi biaya untuk intervensi.







TTC Hazard Rating System TTC hazard rating system mempergunakan huruf alfabet untuk me-ranking risiko. Kriteria level: severity, probabilitas dan biaya untuk intervensi. Model ini berguna untuk komparasi penilaian risiko dari berbagai hazard dan bermanfaat utk membuat list prioritas untuk kebijakan pengendalian hazard.







FLAME Model FLAME Model merupakan kelanjutan dari Fine’s risk score dan TTC Hazard Rating system. FLAME menghitung nilai risiko dengan mengkombinasikan beberapa variabel: Frekuensi dari proses, kecenderungan timbulnya hazard, antisipasi kerugian, misi dampak, karyawan/sistem yang terpajan.



2.1.2. Macam Ukuran Risiko 1.



2.



Kemungkinan 



Seberapa mungkin risiko event terjadi dalam setahun?







Berapa kali dalam setahun?



Dampak 



Seberapa besar akibatnya, dinyatakan dalam Rupiah (kuantitatif)?







Seberapa besar akibatnya, dinyatakan dalam besaran (kualitatif)?



2.1.3. Metodologi Dalam Melaksanakan Penilaian dan Evaluasi Resiko



Penilaian dan evaluasi resiko meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 



Menentukan kritikalitas aset berdasarkan data aset TI yang telah diinvetarisasi.







Menentukan kriteria penilaian resiko yang terdiri dari kriteria dampak dan kecenderungan / probabilitas yang dituangkan dalam metodologi penilaian resiko.







Melaksanakan penilaian risiko yang terdiri dari kegiatan identifikasi, evaluasi, dan analisa risiko.







Menentukan rencana mitigasi risiko sebagai bagian dari proses penerapan SMKI dan meminimasi dampak dari risiko tersebut.







Menyusun suatu profil risiko yang menggambarkan kondisi keamanan informasi.



2.1.4. Sumber Data Untuk Analisis Risiko 1.



Data Historis yang dimiliki



2.



Hasil survey yang diadakan Risk Officer



3.



Data yang berasal dari lembaga lain / sumber publik / data pihak ketiga



4.



Dsb.



2.2 Tahapan Analisa Resiko



Risiko yang Diprioritaskan



Penyebab



Indikator



Data Historis



Survey



Menyusun Pertanyaan dan Sumber Data



Memberikan bobot bagi tiap Indikator



2.3 Evaluasi Resiko Evaluasi risiko adalah langkah yang dapat membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil dari analisis risiko dan dapat menentukan risiko mana saja yang membutuhkan mitigasi khusus dan bagaimana prioritas mitigasinya. Evaluasi risko memiliki 2 kriteria diantaranya adalah kriteria dalam pengambilan keputusan harus konsisten dengan konteks eksternal, internal, dan manajemen risiko yang telah didefinisikan dan kriteria harus memperhatikan tujuan / sasaran proyek, tujuan pengelolaan risiko, dan tanggapan tim manajemen. Keputusan dalam mengevaluasi berdasarkan pada peringkat risiko yang telah diperoleh dari hasil analisis risiko, juga dapat didasarkan atas nilai ambang yang ditetapkan sesuai dengan: a. Tingkat dampak yang telah ditentukan b. Kemungkinan timbulnya kejadian tertentu c. Efek kumulatif dari beberapa kejadian d. Rentang ketidakpastian terhadap tingkat-tingkat risiko



2.4 Penilaian Risiko (Matriks Risiko) Penilaian risiko merupakan hasil kali antara nilai frekuensi dengan nilai keparahan suatu risiko. Untuk menentukan kategori suatu risiko apakah itu rendah, sedang, tinggi ataupun ekstrim dapat menggunakan metode matriks risiko seperti pada matriks risiko di bawah:



Kategori Risko dari penilaian matriks risiko Acceptable Supplementary Issue



Perlu aturan/ prosedur/ rambu Perlu tindakan langsung



Issue



Perlu perencanaan Pengendalian



Unacceptable



Perlu Perhatian Manajemen atas







Acceptable (hijau) : maka risiko dianggap kecil dan perlakuan risiko tidak diperlukan







Supplementary Issue (kuning) : maka perlakuan risiko didasarkan pada cost benefit analysis dan terkadang tidak perlu dilaksanakan perlakuan risiko







Issue (orange) : maka perlakuan risiko perlu dilakukan agar risiko tersebut menjadi minimal







Unacceptable (merah) : perlakuan risiko harus segera dilakukan walaupun biaya mahal karena menyangkut kelangsungan perusahaan



Dari representasi di atas, maka dapat ditentukan langkah pengendalian risiko yang paling tepat berdasarkan matriks risiko. Hasil dari matriks risko tersebut diantaranya :



a. Hasil pengkategorian dari tiap risiko akan menunjukkan besaran dalam skala 1-8 b. Hasil pengkategorian akan ditempatkan ke dalam Risk Matiks c. Posisi dalam Risk Matriks menetukan treatment atas risiko tersebut Fungsi Matriks 1. Memberikan pandangan menyeluruh mengenau pemetaan risiko divisi/organisasi 2. Memberikan gambaran mengenai risiko mana saja yang perlu diprioritaskan 3. Menunjukkan potensi kemungkinan dan dampak dari sebuah risiko dibandingkan dengan risiko-risiko lain 4. Menjadi landasan untuk menentukan Risk Treatment yang tepat untuk risiko tersebut 2.5 Toleransi Risiko Toleransi risiko (Risk Tolerance) ,merupakan tingkat variabilitas imbal hasil (return) investasi yang bersedia ditanggung oleh investor. Toleransi risiko adalah factor penting dalam berinvestasi, maka harus memiliki pemahaman yang realistis tentang kemampuan dan juga harapan investor dalam menggerakkan lompatan besar dari nilai investasi. Apabila terlalu banya mengambil risiko, bias jadi akan panic dan melakukan penjualan asset pada momen yang kurang tepat. Ada 4 hal yang harus dipahami pada toleransi risiko, diantaranya yaitu : 



Penentuan tingkat toleransi risiko bukanlah suatu hal mudah karena setiap risiko punya parameter yang berbeda







Konsep toleransi risiko pada dasarnya menggambarkan tingkat daya tahan organisasi terhadap kerugian yang terjadi karena kejadian-kejadian yang tidak diharapkan







Batas toleransi risiko menunjukkan bahwa bila batasan tersebut terlewati, maka dampaknya akan sangat serius bagi organisasi dan berpotensi dapat menjadikan organisasi tidak dapat berfungsi atau disintegrasi







Kerugian berupa kualitatif (reputasi, kehilangan dukungan dari stakeholder) maupun kuantitatif (uang, dsb.) Ketentuan penggunaan toleransi risiko dapat digunakan pada saat kerugian secara



agregatif ( per tahun) atas seluruh kejadian-kejadian merugikan yang dialami oleh perusahaan tanpa memandang kejadiannya seperti apa, risiko dengan dampak terbesar yang berpotensi untuk menimbulkan dampak fatal bagi organisasi, dan toleransi risiko dapat ditentukan melalui pengimplementasian Cash Flow at Risiko di level organisasi 2.6 Risk Appetite dan Risk Tolerance Risk appetite adalah suatu keadaan di mana organisasi memilih untuk menerima, memantau, mempertahankan diri, atau memaksimalkan diri melalui peluang-peluang yang ada. Berbeda dengan risk tolerance dalam perspektif perusahaan. Risk tolerance adalah sejumlah dampak negative yang berani diambil oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan mereka. Setelah risiko didefinisikan, risk appetite daoat diterjemahkan menjadi risk tolerance dan risk limit (batas toleransi risiko) emurut unit bisnis, area fungsional dan kantor cabang serta anak perusahaan. Terdapat 5 karakteristik membuat pernyataan risk appetite yang edektif diantaranya : 1. Menyatu dengan tujuan organisasi 2. Adanya sarana untuk memonitori risiko 3. Ditetapkan dengan kecermatan atau ketelitian yang cukup 4. Dukungan SDM, proses, dan infrastruktur untuk mencapai tujuan dengan range risiko yang diterima 5. Menetapkan risiko tolrenasi yang diterima dengan mengindentifikasi parameter dari risiko yang diterima Risk Tolerance dapat diekspresikan dengan cara :



1. Dilakukan maping dengan ukuran yang sama dengan ukuran kesuksesan yang digunakan oleh organisasi 2. Diaplikasikan pada keempat kategori tujuan yaitu stratejik, operasional, pelaporan dan kepatuhan 3. Diimplementasikan oleh personil operasional di dalam organisasi 2.7 Teknik atau Metode Analisa dan Evaluasi Risiko Analisis risiko akan tergantung informasi risiko dan data yang tersedia. Metode analisis yang digunakan bisa bersifat kualitatif, semi kuantitatif, atau kuantitatif bahkan kombinasi dari ketiganya tergantung dari situasi dan kondisinya. Urutan kompleksitas serta besarnya biaya analisis (dari kecil hingga besar) adalah: kualitatif, semi kuantitatif, dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk memberikan gambaran umum tentang level risiko. Setelah itu dapat dilakukan analisis semi kuantitatif ataupun kuantitatif untuk lebih merinci level risiko yang ada. Penjelasan tentang karakteristik jenis-jenis analisis tersebut dapat dilihat dibawah ini: a.



Analisis Kualitatif Analisis kualitatif menggunakan bentuk kata atau skala deskriptif untuk menjelaskan



seberapa besar potensi risiko yang akan diukur. Hasilnya misalnya risiko dapat termasuk dalam: 



Risiko rendah







Risiko sedang







Risiko tinggi



Analisis kualitatif digunakan untuk kegiatan skrining awal pada risiko yang membutuhkan analisis lebih rinci dan lebih mendalam.



b.



Analisis Semi-Kuantitatif Pada analisis semi kuantitatif, skala kualitatif yang telah disebutkan diatas diberi nilai.



Setiap nilai yang diberikan haruslah menggambarkan derajat konsekuensi maupun probabilitas dari risiko yang ada. Misalnya suatu risiko mempunyai tingkat probabilitas sangat mungkin terjadi, kemudian diberi nilai 100. setelah itu dilihat tingkat konsekuensi yang dapat terjadi sangat parah, lalu diberi nilai 50. Maka tingkat risiko adalah 100 x 50 = 5000. Nilai tingkat risiko ini kemudian dikonfirmasikan dengan tabel standar yang ada (misalnya dari ANZS/ Australian New Zealand Standard, No. 96, 1999). Kehati-hatian harus dilakukan dalam menggunakan analisis semi-kuantitatif, karena nilai yang kita buat belum tentu mencerminkan kondisi obyektif yang ada dari sebuah risiko. Ketepatan perhitungan akan sangat bergantung kepada tingkat pengetahuan tim ahli dalam analisis tersebut terhadap proses terjadinya sebuah risiko. Oleh karena itu kegiatan analisis ini sebaiknya dilakukan oleh sebuah tim yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu dan background, tentu saja juga melibatkan manajer ataupun supervisor di bidang operasi. c.



Analisis Kuantitatif Analisis dengan metode ini menggunakan nilai numerik. Kualitas dari analisis tergantung



pada akurasi dan kelengkapan data yang ada. Konsekuensi dapat dihitung dengan menggunakan metode modeling hasil dari kejadian atau kumpulan kejadian atau dengan mempekirakan kemungkinan dari studi eksperimen atau data sekunder/ data terdahulu. Probabilitas biasanya dihitung sebagai salah satu atau keduanya (exposure dan probability). Kedua variabel ini (probabilitas dan konsekuensi) kemudian digabung untuk menetapkan tingkat risiko yang ada. Tingkat risiko ini akan berbeda-beda menurut jenis risiko yang ada.



BAB 3 KESIMPULAN



Analisis Risiko adalah suatu metode analisis yang meliputi faktor penilaian, karakterisasi, komunikasi, manajemen dan kebijakan yang berkaitan dengan risiko tersebut. Tahapan kegiatan analisis risiko antara lain meliputi: identifikasi hazard, proyeksi risiko, penilaian risiko, dan manajemen risiko. Teknik penilaian risiko dapat dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif. Evaluasi risiko adalah langkah yang dapat membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil dari analisis risiko dan dapat menentukan risiko mana saja yang membutuhkan mitigasi khusus dan bagaimana prioritas mitigasinya. Penilaian risiko merupakan hasil kali antara nilai frekuensi dengan nilai keparahan suatu risiko. Toleransi risiko (Risk Tolerance) ,merupakan tingkat variabilitas imbal hasil (return) investasi yang bersedia ditanggung oleh investor. Toleransi risiko adalah factor penting dalam berinvestasi, maka harus memiliki pemahaman yang realistis tentang kemampuan dan juga harapan investor dalam menggerakkan lompatan besar dari nilai investasi. Risk appetite adalah suatu keadaan di mana organisasi memilih untuk menerima, memantau, mempertahankan diri, atau memaksimalkan diri melalui peluang-peluang yang ada. Risk tolerance adalah sejumlah dampak negative yang berani diambil oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan mereka. Analisis risiko akan tergantung informasi risiko dan data yang tersedia. Metode analisis yang digunakan bisa bersifat kualitatif, semi kuantitatif, atau kuantitatif bahkan kombinasi dari ketiganya tergantung dari situasi dan kondisinya.



DAFTAR PUSTAKA Nurdin. (2017) Analisa Evaluasi Risiko [Online]. Tersedia di: https://www.academia.edu (Diakses: 26 November 2019) Admin. (2018) Penilaian dan Evaluasi Resiko [Online]. Tersedia di: https://smkiplpse.wordpress.com (Diakses: 26 November 2019) Admin. (2012) Evaluasi Resiko [Online]. Tersedia di: http://curhataty.blogspot.com (Diakses: 26 November 2019) Astari. (2015) Evaluasi Pada Manajemen Resiko [Online]. Tersedia di: https://www.scribd.com (Diakses: 26 November 2019) Frf. (2016) Analisis Risiko [Online]. Tersedia di: http://mangihot.blogspot.com (Diakses: 26 November 2019)