5 0 53 KB
A. Analisa data Data
Masalah
Etiologi
Ds : px mengatakan
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Resistensi insulin
Badan lemas Pusing
Gangguan tolerensi glukosa darah
Do : kadar glukosa dalam darah/urin tinggi
Hiperglikemia
GDS = 529 Mp/dL
Ds : px mengatakan
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Diare
Defisiensi insulin
Badan lemas BAB 5x/hari
Malabsorbsi
Do : feses cair terdapat ampas, peristaltik usus 38x/ menit
Hiperparistaltik
Penurunan absorbsi air dan elektrolit ketubuh
Peningkatan (jumlah, keenceran dan konten air) dalam saluran usus harus
Diare Ds :- pasien merasa lemas
Resiko infeksi
Defisiensi insulin
Hiperglikemia
Do : hiperleukemi = Leukosit :14.600K/uL
Shok hiperglikemik
pada ibu jari sebelah kanan terdapat luka krang lebih 2 cm dengan sedikit berongga dan mengeluarkan bau yang khas
Resiko infeksi
Ds : px mengatakan
Resiko g. integritas kulit
Menderita sakit DM sejak 3 tahun yang lalu
Malabsorbsi
Anabolisme
BAB 5x/hari (cair) Neoropati sensori perifer
Do : pada ibu jari sebelah kanan terdapat luka krang lebih 2 cm dengan sedikit berongga dan mengeluarkan bau yang khas
Ds : px mengatakan Lemas, pusing Do : DM (gds = 529Mp/dL) Anemis (HB = 12,5Mg/dL)
Resiko g. integritas kulit
Gangguan immobilitas fisik
hiperglikemia
Perubuhan metabolisme
Malabsorbsi
Nurtisi sel
Ketidak bugaran fisik
Gangguan immobilitas fisik
B. Diagnosa 1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah b.d resistensi insulin d.d gula darah tinggi 2. Diare b.d malabsorbsi d.d BAB 5x/hari 3. Resiko infeksi d.d hiperleukemi 4. Resiko g. integritas kulit d.d Neoropati sensori perifer 5. Gangguan immobilitas fisik b.d ketidak bugaran fisik d.d pusing dan lemas
C. Intervensi
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (NURSING CARE PLAN) N o
Diagnosis Keperawatan
Luaran keperawatan
Intervensi keperawatan
Rasional
1
Diare berhubungan dengan proses infeksi dibuktikan dengan defekasi ± 5X/hari dengan konsistensi cair
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam maka eliminasi fekal membaik dengan kriteria hasil:
Observasi
1. Observasi
1. kontrol pengeluaran feses meningkat
1) Identifikasi penyebab diare 2) Monitor jumlah pengeluaran diare
Identifikasidilakukan untuk mengetahui jenis tindakan selanjutnya dan mengetahui perkembangan kondisi terkini pasien.
Teraupetik
2. konsistensi feses membaik
3) Berikan asupan cairan oral
3. Frekuensi BAB membaikperistal tik usus membaik
4) Berikan cairan intravena Edukasi
2. agar dapat mengetahui output dari cairan yang keluar dari tubuh serta menjdi patokan tindakan penyeimbangan balance cairan
5) Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap 3.karena dapat mengganti kehilangan 6) Anjurkan cairan dan menghindari memperbaiki makanan kegseimbangan cairan pembentuk gas, dan elektrolit. pedas dan 4.membantu dalam mengandung pemenuhan kebutuhan laktosa cairan klien. Kolaborasi 5mampu membantu 7) Kolaborasi mengurrangi anoreksia pemberian obat 6. mengurangi resiko antimotilitas infeksi dan masalah 8) Kolaborasi pencernaan yang lain.. pemberian obat 7 dapat mengurangi pengeras feses hiperperistalktik.
8.dapat menjadikan tekstur feses menjadi lebih padat. 2
Ketidakstabila n kadar glukosa darah berhubungan dengan resistensi insulin dibuktikan dengan kadar glukosa darah meningkat (GDS = 529 Mp/dL)
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam maka kestabilan kadar glukosa darah meningkat dengan kriteria hasil:
Observasi 1) Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
2. lelah/lesu menurun
2) Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
3. kadar glukosa darah membaik
3) Monitor kadar glukosa darah
1. pusing menurun
Teraupetik 4) Berikan asupan cairan oral Edukasi
1.untuk mengurangi resiko peningkatan kadar glukosa dan memgetahui adanya peningkatan atau penurunan glukosa. 2.muntujk memastikan tidak ada peningktan kembali kadar glukosa pasien serta memantau adanya gejala lain yang di akibatkan kondisi hiperglikemi. 3. agar glukosa darah dapat terkontrol. Teraupetik
5) Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah >250 mg/dL
4.untuk memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuhnya.
6) Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
6.agar dapat menegtahui kadar glukosa darah.
7) Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga Kolaborasi 8) Kolaborasi pemberian insulin
5.agar tidak membuat gula semakin tinngi
7.agar gula dapat terkontrol dengan baik. Kolaborasi 8.agar dapat tau waktu dan cara pemeberian insulin.
3
Resiko infeksi dibuktikan dengan penyakit kronis
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam maka tingkat infeksi menurun dengan kriteria hasil: 1. kadar sel darah putih membaik 2. kultur area luka membaik 3. kultur feses membaik
Observasi 1) Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik Teraupetik 2) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien 3) Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi Edukasi 4) Jelaskan tanda dan gejala infeksi 5) Ajarkan cara memeriksa kondisi luka 6) Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Observasi 1) Memantau gejala infeksi untuk meminimalisir infeksi tidak menular Teraupetik 2) Mengurangi penularan dan mencegah penyebaran bakteri dan virus agar tidak terjadi infeksi 3) Mencegah masuknya mikroorganism e untuk mengurangi terjadinya infeksi Edukasi 4) Membantu memastikan tanda dan gejala akibat infeksi 5) Dilakukan
untuk mengurangi terjadinya nekrosis 6) Membantu menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
4
Resiko gangguan integritas kulit dibuktikan dengan perubahan status nutrisi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam maka integritas kulit dan jaringan meningkat dengan kriteria hasil: 1.
Kerusakan jaringan menurun
2.
Kerusakan lapisan kulit menurun
3.
Perfusi jaringan meningkat
4.
Tekstur membaik
Observasi 1) Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit Teraupetik 2) Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit sensitif 3) Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering Edukasi 4) Anjurkan menggunakan pelembab 5) Anjurkan minum air yang cukup 6) Anjurkan mandi dan
Observasi 1) Untuk mengetahui penyebab integritas kulit. Terapiotik 2) Mengurangi iritasi kulit. 3) Mengurangi kemerahan dan sensitivitas kulit. Edukasi 4)
Menjaga kelembapan pada kulit.
5) Agar dapat memenuhi cairan dalam tubuh 6) Agar membuat kulit tiak kering
menggunakan sabun secukupnya 5
Resiko intoleransi aktivitas dibuktikan dengan ketidakbugara n status fisik
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam maka toleransi aktifitas meningkat dengan kriteria hasil: 1.
Kemudahan melakukan aktivitas seharihari
2.
Keluhan lelah menurun
3.
Perasaan lemah menurun
Observasi 1) Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan 2) Monitor kelelahan fisik dan emosional Teraupetik 3) Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus 4) Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan Edukasi 5) Anjurkan tirah baring 6) Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap Kolaborasi 7) Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
Obsevasi 1) Sebagai intrvensi selanjutnya pada fungsi organ yang mengalami gangguan 2) Mengetahui penyebab dari intoleransi aktivitas. Teraupetik 3) Lingkungan yang aman dapat mencegah resiko cidera. 4) Mencegah bedres yg dapat menybabkan decubitus. Edukasi 5) Untuk mennyimpan energy. 6) Agar tubuh dapat adaptasi dengan aktivitas. Kolaborasi 7) Kalori yg adekuat dapat meningkatkan
toleransi aktivitas dan mencegah letih.