Analisa Kelayakan Pengembangan Usaha Spbu 2430222 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pada era globalisasi saat ini, tingginya tingkat persaingan menjadi salah satu kendala yang harus dihadapi oleh perusahaan. Banyaknya perusahaan SPBU bermunculan mengakibatkan persaingan semakin ketat. Berbagai macam cara ditempuh oleh perusahaan untuk mempertahankan keberadaannya. Pihak pengelola SPBU melakukan pengembangan dengan memberikan tambahan fasilitas bagi konsumen SPBU. Berdasarkan dari aturan yang diberikan oleh pihak Pertamina yang hanya memberikan alternatif pilihan sebanyak tiga pilihan yaitu tempat pencucian kendaraan, minimarket, dan rumah makan. Dari ketiga alternatif tersebut pihak SPBU diberikan kebebasan untuk menentukan jenis fasilitas yang hendak ditambahkan. Dari beberapa alternatif tersebut yang akan kita bahas yaitu alternatif pembuatan minimarket. Dikarenakan keterbatasan sisa lahan yang ada. Dengan adanya pemikiran terhadap pengembangan alternatif fasilitas tersebut, maka perlu dilakukan analisa kelayakan terhadap alternatif minimarket tersebut. 1 Pelaksanaan terhadap analisa kelayakan proyek ini sendiri meliputi empat aspek utama yang harus diperhitungkan yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan juga aspek keuangan. Aspek pasar berfungsi menghubungkan manajemen suatu organisasi dengan pasar yang bersangkutan melalui informasi. Selanjutnya, informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi kesempatan serta permasalahan yang berkaitan dengan pasar dan pemasaran. Dengan demikian hal itu diharapkan dapat meningkatkan



2



kualitas keputusan-keputusan yang akan diambil. Aspek teknis dalam studi kelayakan dimaksudkan untuk memberikan batasan atas garis besar parameter-parameter teknis yang berkaitan dengan perwujudan fisik proyek, pengkajian aspek teknis amat erat hubungannya dengan aspek-aspek lain, terutama aspek ekonomi, finansial, dan pasar. Aspek keuangan keputusan untuk melakukan investasi yang menyangkut sejumlah besar dana dengan harapan mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang, seringkali berdampak besar terhadap kelangsungan



hidup suatu



perusahaan. Aspek manajemen, dari sejumlah pemikiran manajemen modern, sedikitnya dua yang merupakan dasar dari konsep manajemen proyek dan operasi. Kedua pemikiran manajemen itu adalah manajemen klasik dan pemikiran sistem. (soeharto, imam 2001) Analisa kelayakan tersebut digunakan untuk mengetahui dan menganalisa apakah suatu alternatif / proyek layak untuk dijalankan atau tidak, sehingga dapat meminimalkan resiko dalam berinvestasi.



1.2 Perumusan Masalah



3



Pada kesempatan kali ini, yang menjadi topik pembahasan adalah mengenai ANALISA KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA SPBU 2430222 MUNA berlokasi di jalan A.Yani 1300 Plaju Palembang. Dengan latar belakang keadaan SPBU yang seperti ini maka didapat permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam mengambil suatu keputusan : Permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pengambilan keputusan adalah : •



Faktor apa saja yang diperlukan untuk menunjang fasilitas pembuatan minimarket tersebut.







Aspek pasar apa saja yang diperlukan untuk menunjang pemilihan suatu usaha minimarket tersebut.







Aspek teknis apa saja yang perlu diperhitungkan untuk terlaksananya usaha tersebut.







Dari sisi manajemen, perlu diketahui jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.







Dari sisi keuangan, perlu diketahui besarnya modal yang dibutuhkan, serta probabilitas dari usaha tersebut.



Bagaimanakah



perusahaan



dapat



memilih



pengembangan



pembuatan



minimarket untuk meningkatkan keuntungan dan juga semakin meningkatkan kepuasan konsumen SPBU ?



1.3 Batasan Masalah



4



Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka ruang lingkup permasalahan dibatasi sebagai berikut: •



Penelitian dilakukan pada SPBU 2430222 MUNA Plaju Palembang.







Alternatif fasilitas hanya dilakukan pada jenis minimarket.







Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode studi kelayakan, yaitu metode : Analisa Pasar, Total Project cost, Depresiasi, Analisa BEP, MARR, NPV, Payback Period.







Pengolahan data penelitian, dilakukan dengan melakukan wawancara.







Dalam perencanaan tidak diperhitungkan faktor lingkungan yang berubah, baik lingkungan ekonomi, sosial, budaya, bahkan politik.



1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: •



Agar dapat mengetahui kondisi perkembangan SPBU saat ini.







Dapat mengetahui apakah jenis fasilitas minimarket sesungguhnya tepat untuk didirikan di SPBU saat ini beserta faktor-faktor penunjangnya.







Dapat mengetahui aspek pasar dari masing-masing alternatif yang ada, yang dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan.







Dapat mengetahui aspek teknis dari masing-masing alternatif yang ada, yang dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan.







Dapat mengetahui aspek manajemen dari masing-masing alternatif yang ada, yang dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan.







Dapat mengetahui aspek keuangan dari masing-masing alternatif yang ada,



5



yang dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian Tugas Akhir memberikan manfaat terutama bagi mahasiswa, bagi pihak Perguruan Tinggi juga perusahaan yang bersangkutan. 1. Bagi Mahasiswa, Dapat meningkatkan wawasan mahasiswa terhadap kondisi nyata perusahaan, dan dapat menambah kemampuan, serta keyakinan akan teori yang diperoleh dari perkuliahan. 2. Bagi Perguruan Tinggi, Tercipta pola kemitraan yang baik dengan perusahaan tempat mahasiswa melaksanakan Penelitian Tugas Akhir mengenai berbagai persoalan yang muncul untuk kemudian di cari solusi bersama yang lebih baik. 3. Bagi Perusahaan, Adanya masukan bermanfaat yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan mahasiswa selama melaksanakan Penelitian Tugas Akhir.



BAB II



6 6 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Studi kelayakan adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan, atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan. Mempelajari secara mendalam artinya meneliti secara sungguh-sungguh data dan informasi yang ada, kemudian diukur, dihitung dan dianalisa hasil penelitian tersebut dengan menggunakan metode-metode tertentu. Penelitian yang dilakukan terhadap usaha yang akan dijalankan dengan ukuran tertentu, sehingga diperoleh hasil maksimal dari penelitian tersebut (Kasmir dan Jakfar, 2006). Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara mendalam, uji kelayakan tersebut dilakukan untuk menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Dengan kata lain kelayakan dapat diartikan bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan finansial dan non-finansial sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan. Layak disini diartikan juga akan memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya, akan tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat luas (Kasmir dan Jakfar, 2006) Arti kelayakan pada kegiatan mengkaji kelayakan suatu gagasan dikaitkan dengan kemungkinan tingkat keberhasilan dari tujuan yang hendak diraih. Bila gagasan tersebut adalah investasi dalam pembangunan proyek berupa fasilitas



7



produksi baru, maka untuk menilai kelayakannya perlu dilakukan serangkaian kegiatan mulai dari mengembangkan, menganalisis, dan menyaring gagasan yang timbul sampai kepada menelusuri berbagai aspek proyek serta unit usaha hasil proyek. Gagasan ini dapat pula berupa tanggapan atas situasi yang disebabkan oleh desakan untuk meningkatkan fasilitas yang tersedia, misalnya perbaikan atau penggantian peralatan yang sudah tua guna memperbaiki efisiensi dan menekan biaya pemeliharaan. Dengan demikian, ongkos produksi dapat dikurangi dan daya bersaing dapat ditingkatkan. (Soeharto, imam. 2001) Pengembangan



proyek



penelitian



dan



pengembangan



(researh



and



development) dilakukan dalam rangka mengahasilkan suatu produk tertentu. Dalam mengejar hasil akhir, proyek ini sering kali menempuh proses yang berubah-ubah, demikian pula dengan lingkup kerjanya. Agar tidak melebihi anggaran atau jadwal secara subtansial, maka perlu diberi batasan yang ketat perihal masalah tersebut. Perkembangan dan timbulnya suatu proyek dapat berasal dari beberapa sumber : 1. Permintaan pasar Hal ini terjadi apabila suatu ketika pasar memerlukan kenaikan jenis produk dalam jumlah besar. Permintaan ini dapat dipenuhi dengan jalan membangun sarana produksi baru.



2. Dari dalam perusahaan yang bersangkutan



8



Hal ini dimulai dengan adanya desakan keperluan dan setelah dikaji dalam segala aspek menghasilkan keputusan untuk merealisasikannya menjadi proyek. Misalnya, proyek yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi kerja dan memperbarui (modernisasi) perangkat serta sistem kerja lama agar mampu bersaing. 3. Dari kegiatan penelitian dan pengembangan Dari hasil tersebut dihasilkan proyek atau disain baru yang diperkirakan akan banyak memberikan manfaat dan peminatnya sehingga mendorong dibangunnya fasilitas pengembangan proyek. Misalnya dibangunnya suatu tambahan dari SPBU berupa minimarket. Bagi proyek pengukuran besar dan kompleks yang umumnya melibatkan sumber daya yang besar. Yang dimaksud dengan studi kelayakan adalah penelitian tentang layak tidaknya suatu gagasan atau usulan proyek diwujudkan menjadi kenyataan. Hal ini dikaitkan dengan tingkat keberhasilan yang hendak diraih. Melihat kegunaannya yang stratrgis, yaitu sebagai bahan pengambilan keputusan, maka suatu studi kelayakan haruslah mencakup sebagai aspek yang terkait serta memperhatikan mutu dan jangkauan pengkajian. (Hardiyansyah. 2008) Oleh karena dalam penyelenggaraan proyek, pengeluaran biaya dilakukan sekarang sedangkan hasil diperoleh di waktu yang akan datang, maka ada dua atribut yang melekat dalam penyelenggaraan proyek, yaitu : resiko dan waktu kapan, manfaat / keuntungan itu bisa diciptakan. Oleh karenanya, untuk menghindari keterlanjuran penggunaan sumber daya yang besar untuk kegiatan yang ternyata tidak bermanfaat / menguntungkan perlu dilakukan studi kelayakan



9



(Hardiyansyah. 2008) Semakin besar biaya yang dibutuhkan, maka semakin penting pelaksanaan studi kelayakan. Untuk proyek yang besar dimana dampak yang terjadi dapat mencakup skala yang luas, intensitas pelaksanaan studi kelayakan biasanya tinggi. Intensitas studi kelayakan dipengaruhi oleh : 1. Nilai investasi (besar dana yang ditanamkan) 2. Tingkat ketidak pastian investasi 3. Kompleksitas elemen yang mempengaruhi investasi. Mengkaji kelayakan suatu usulan proyek bertujuan mempelajari usulan tersebut dari segala aspek secara sistematis. Mengkaji kelayakan proyek merupakan kegiatan utama yang mendominasi tahap persiapan proyek. (Hardiyansyah. 2008) Kriteria kelayakan erat keterkaitannya dengan keberhasilan proyek. Masingmasing pihak terkait memiliki sudut pandang berbeda dalam menilai kelayakan : a.



Bagi pemerintah, keberhasilan dikaitkan dengan manfaat sosial ekonomi. Aspek ini didasarkan pada landasan yang luas, yang melihat biaya dan manfaat investasi dari sudut kepentingan sosial atau masyarakat secara menyeluruh, yang bisa dikaitkan dengan penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya yang melimpah ditempat itu, bisa juga dikaitkan dengan penghematan devisa atau penambahan devisa yang diperlukan oleh pemerintah.



b.



Bagi pihak swasta, keberhasilan utamanya ditinjau terhadap aspek finansial. Peninjauan dikaitkan dengan tujuan finansial usaha sektor



10



swasta yang menginginkan peningkatan kekayaan perusahaan. Investor akan lebih memperhatikan prospek usaha, yakni tingkat keuntungan yang diharapkan beserta resiko investasi. Semakin tinggi resiko investasi akan semakin tinggi tingkat keuntungan yang diminta oleh para investor (premi resiko) (Hardiyansyah, 2008). Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari berbagai aspek. Setiap aspek untuk dapat dikatakan untuk dapat dikatakan layak harus memiliki suatu standar nilai tertentu, namun keputusan penilaian tidak hanya dilakukan pada salah satu aspek saja. Penilaian untuk menentukan kelayakan harus didasarkan kepada seluruh aspek yang akan dinilai nantinya (kasmir dan jakfar, 2006). Aspek penilaian dalam studi kelayakan terdiri atas beberapa aspek, yaitu meliputi : aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek keuangan, aspek teknis/operasional, aspek manajemen, aspek ekonomi dan sosial serta aspek dampak lingkungan (Kasmir dan Jakfar, 2006) 2.2 Tujuan Dilakukan Studi Kelayakan Pada dasarnya tujuan adanya studi kelayakan ini adalah untuk mengetahui apakah suatu bisnis layak atau tidak untuk dijalankan. Biasanya studi kelayakan ini dibuat sebagai gambaran awal atau sebagai patokan untuk menghindari resiko yang buruk terjadi, seperti misalnya gagalnya usaha tersebut karena belum mempelajari kondisi pasar di lokasi tempat usaha tersebut dibangun. Pengkajian kelayakan atas suatu usulan proyek bertujun untuk mempelajari usulan tersebut dari segala segi secara profesional agar setelah usulan proyek



11



tersebut diterima dan dilaksanakan, betul-betul dapat mencapai hasil sesuai dengan yang direncanakan, jangan sampai terjadi setelah proyek selesai dibangun dan dioprasikan, ternyata hasilnya jauh dari harapan. Pembangunan proyek industri, apalagi yang berskala besar, memerlukan daya dan upaya lain yang juga besar, sehingga cukup berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian serta pengkajian yang seksama dan sistematis sebelum terlanjur menanam modal untuk implementasi. (Soeharto, imam. 2001) Dalam melakukan studi kelayakan ini, paling tidak terdapat lima tujuan mengapa sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan yaitu (Kasmir dan Jakfar, 2006) : 1. Menghindari resiko kerugian Untuk mengatasi resiko kerugian di mana mendatang, karena di masa mendatang akan dating semacam kondisi ketidakpastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan namun ada juga yang tidak dapat diramalkan. Dalam hal ini fungsi studi kelayakan adalah untuk meminimalkan resiko yang ada. 2. Memudahkan perencanaan Dengan sudah diramalkan sebelumnya, maka akan dipermudah kita dalam melakukan perencanaan.



3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan Dengan perencanaan yang matang maka dalam melakukan segala



12



sesuatunya akan terarah dan terfokus. 4. Memudahkan Pengawasan Begitu pula halnya dengan proses pengawasan, proses pengawasan akan menjadi lebih mudah karena segala pelaksanaan sudah ada jalurnya dan polanya sudah jelas. 5. Memudahkan Pengendalian Akhirnya dengan pengawasan yang mudah maka untuk pengendalian terhadap masalah-masalah yang akan muncul dapat dilakukan dengan mudah. Dan tujuan dari pengendalian ini adalah menjaga agar proses ini dapat berjalan sesuai dengan jalurnya. 2.3 Tahap-Tahap Studi Kelayakan Dalam melakukan studi kelayakan, ada beberapa tahapan yang umum untuk dilakukan, seperti pengumpulan data dan informasi, melakukan pengolahan data, analisa data, mengambil keputusan dan memberikan rekomendasi. Dengan tahapan ini : (Kasmir dan Jakfar, 2006). 1. Tahapan pengumpulan data dan informasi Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan selengkap mungkin, baik yang bersifat kualitatif maupun yang bersifat kuantitatif. Pengumpulan data dan informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber yang dapat dipercaya, misalnya dari lembaga-lembaga yang berwenang untuk mengeluarkannya.



2. Tahapan pengolahan data Pada tahapan ini, data yang didapat diolah untuk mendapatkan suatu informasi



13



yang dapat berguna bagi studi analisa kelayakan. 3. Tahapan analisis data Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data dalam rangka menentukan kriteria kelayakan dari seluruh aspek. Kelayakan bisnis ditentukan dari kriteria-kriteria yang telah memenuhi syarat sesuai kriteria yang layak digunakan. Setiap jenis usaha memiliki kriteria tersendiri untuk dikatakan layak atau tidak untuk dilakukan. Kriteria kelayakan diukur dari setiap aspek untuk seluruh aspek yang telah dilakukan. 4. Tahapan keputusan Apabila telah diukur dengan kriteria tertentu dan telah diperoleh hasil dari pengukuran, maka langkah selanjutnya adalah mengambil keputusan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan apakah layak atau tidak dengan ukurang yang telah ditentukan berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya. Jika tidak layak sebaiknya dibatalkan dengan menyebutkan alasannya. 5. Memberikan Rekomendasi Langkah terakhir adalah memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak tertentu terhadap laporan studi yang telah disusun. Dalam memberikan rekomendasi diberikan juga saran-saran serta perbaikan yang perlu jika memang masih dibutuhkan.



Gambar 1. Sistematika pengkajian proyek atau investasi



14



1. Memantau peluang



3. Pengkajian Pendahuluan 4. Kerangka Acuan



1.



5.Aspek-aspek studi kelayakan



melihat keperluan







pasar



* formulasi



* pasar







Teknis



* gagasan



* teknik







Ekonomi



* lingkup kerja



* jadwal dan biaya







Finansial



* Finek



Pengkajian dan pengembangan dilakukan selangkah demi selangkah. Pertama menganalisis manfaat yang dibandingkan dengan biaya dan beban atau dampak yang ditimbulkan, selanjutnya menyoroti segi-segi positif, dan mengisolasi kendala maupun keterbatasannya yang meliputi aspek-aspek yang semakin banyak, luas, dan mendalam. Pada akhir setiap langkah dibuat kesimpulan mengenai perlu tidaknya meningkat kelangkah berikutnya. Jika kesimpulan menunjukkan bahwa gagasan masih memerlukan evaluasi lebih lanjut, maka dana yang dikeluarkan hanya terbatas untuk maksud tersebut. Bila hal sebaliknya yang terjadi, maka gagasan dihentikan sampai di situ saja. Dengan cara pendekatan ini diharapkan dicapai hal-hal berikut :



a. Investasi yang akan ditanam atau proyek



yang



hendak



dibangun



mempunyai masa depan yang cerah



15



karena telah lulus dari seleksi yang seksama. b. Dengan dilakukan pengembangan, pengkajian,



dan



seleksi



yang



bertingkat-tingkat, selangkah demi selangkah,



akan



dihindari



pengeluaran dana yang sekaligus besar jumlahnya. Meskipun pendekatan seperti ini memerlukan waktu yang relatif lama, namun hal ini tidak mengurangi pentingnya tindakan tersebut mengingat proyek yang besar melibatkan penggunaan dana investasi yang besar, sehingga diharapkan mendatangkan manfaat atau keuntungan masa depan yang cukup lama. (Soeharto, Iman. 2001) 2.4 Aspek-aspek Studi Kelayakan Proses analisis setiap aspek-aspek dari studi kelayakan saling keterkaitan antara satu aspek dan aspek lainnya sehingga hasil analisis aspek-aspek tersebut terintegrasi. Aspek-aspek studi kelayakan mencakup aspek pasar, aspek teknis, dan aspek keuangan serta aspek manajemen. (Umar, 2003). Untuk menilai layak tidaknya melakukan investasi dalam membangun proyek tersebut, umumnya aspek-aspek yang perlu dikaji meliputi aspek-aspek pasar, teknis, keuangan, dan manajemen. Pengkajian tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi berkaitan erat antara aspek yang satu dengan yang lainnya. Dalam garis besarnya



16



langkah-langkah pengkajian aspek-aspek diatas dilakukan secara berurutan. Namun, antara langkah yang satu dengan langkah yang lain terdapat umpan balik, sehingga langkah yang lebih awal dapat dipengaruhi oleh langkah berikutnya. Misalnya, antara aspek teknis dan aspek keuangan terdapat umpan balik yang sangat erat. Demikian pula, perkiraan dan evaluasi dampak memberikan masukan pada pelingkupan dan sebaliknya. Oleh karena kaitan yang erat antara langkah yang satu dengan langkah yang lainnya, seharusnya hasil yang telah dicapai dalam suatu langkah tidaklah dianggap final, tetapi dapat mengalami perubahan berdasarkan pertimbangan yang diperoleh dalam langkah kemudian. Adapun aspek manajemen dari studi kelayakan sangat diperlukan dalam mengidentifikasi sumber daya manusia yang diperlukan baik kuantitas maupun kualitasnya. (Soeharto, Iman, 2001) 2.4.1



Aspek Pasar Pengkajian aspek pasar berfungsi menghubungkan manajemen suatu



organisasi dengan pasar yang bersangkutan melalui informasi. Selanjutnya informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi kesempatan dan permasalahan yang berkaitan dengan pasar dan pemasaran. (Soeharto, Iman, 2001) Dengan adanya aspek pasar yang jelas maka akan semakin jelas fokus bisnis tersebut. Pada dasarnya analisa pasar ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pasar dari bisnis yang ada. (Umar, 2003) Analisa pasar pada umumnya meliputi hal-hal dibawah ini : 1. Target pasar mencakup area pasar dan siapa yang akan menjadi pelanggan bisnis ini.



17



2. Persaingan, identifikasi dari pesaing yang ada, kondisi persaingan di pasar, dan variabel kekuatan kelemahan pesaing. 3. Mengumpulkan data yang sesuai, terdiri dari : •



Data primer yaitu data yang diperoleh dari penelitian, dan data perusahaan.







Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak-pihak lain yang masih berhubungan seperti media cetak dan sebagainya.



4. Menganalisa data yang ada dan menarik kesimpulan. 2.4.1.1 Pengertian Pasar Pendapat para ahli mengenai pasar banyak ragamnya. Seorang ahli mengatakan bahwa pasar adalah suatu tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, atau tempat saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga. Ahli lain mengatakan bahwa pasar merupakan sekelompok orang yang diorganisasikan untuk melakukan tawar menawar, sehingga dengan demikian terbentuk harga. Salah seorang ahli pemasaran, Stanton, mengemukakan pengertian dari pasar adalah sekumpulan orang yang ingin memuaskan keinginannya, ada uang untuk belanja dan kemauan untuk membelanjakannya. Ada tiga faktor utama yang menunjang terjadinya pasar, yaitu orang dengan segala keinginannya, daya belinya, serta tingkah laku dalam pembeliannya (Umar, 2003). 2.4.1.2 Pengertian Permintaan dan Penawaran (Umar 2003) menyatakan bahwa analisis permintaan, yang menghasilkan



18



suatu perkiraan permintaan terhadap suatu produk jasa, merupakan salah satu alat penting bagi manajemen perusahaan. Dari perkiraan penjualan, perusahaan dapat memperkirakan banyak hal, seperti anggaran perusahaan. Dari anggaran perusahaan dapat ditentukan, misalnya, jumlah dan macam tenaga kerja yang dibutuhkan. Permintaan dapat diartikan sebagai suatu jasa yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai kemampun untuk membeli pada berbagai tingkat harga. Permintaan yang didukung oleh kekuatan tenaga beli tersebut permintaan efektif, sedangkan permintaan yang didasarkan pada kebutuhan saja disebut sebagai permintaan potensial. Hukum permintaan mengatakan bahwa bila harga suatu satuan jasa meningkat, maka kuantitas jasa yang diminta akan berkurang. Begitu pula sebaliknya (asumsi ceteris paribus). 2.4.1.3 Strategi Pemasaran Perusahaan hendaknya mengetahui pasar tempat jasa yang diproduksi akan ditawarkan. Perusahaan harus menentukan pasar sasaran dengan melakukan segmentasi pasar karena pasar pada dasarnya bersifat heterogen. Segmentasi pasar menghasilkan segmen-segmen yang relative homogen. Setelah pasar menjadi homogen, perusahaan sebaiknya memilih sasaran yang lebih jelas. Hal ini dilakukan karena perusahaan memiliki sumber daya terbatas untuk dapat memenuhi pasar walaupun telah disegmentasikan. Setelah sasaran pasar menjadi lebih terarah, produk hendaknya memiliki posisi yang jelas di pasar. Karena dengan asumsi bahwa pasar adalah persaingan sempurna, maka pesaing tetap ada, sehingga melakukan posisi yang berbeda dengan pesaing adalah penting (Umar, 2003)



19



1. Segmentasi Pasar (Segmentation) Pasar terdiri dari banyak pembeli yang berbeda dalam beberapa hal, misalnya keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian, dan praktik pembeliannya. Dari perbedaan-perbedaan ini dapat dilakukan segmentasi pasar. Manajemen dapat melakukan pengkombinasian beberapa variable untuk mendapatkan suatu cara yang paling pas untuk segmentasi pasarnya. Beberapa aspek utama untuk segmentasi pasar adalah aspek geografis, demografis, psikografis dan perilaku. Komponen-komponen utama dari tiap aspek antara lain adalah Aspek Geografis, dengan komponenkomponennya seperti bangsa, Negara, propinsi, dan kabupaten/kotamadya. Aspek Demografis, komponen-komponennya adalah seperti usia dan tahap daur hidup, jenis kelamin, dan pendapatan. Aspek Psikografis, komponenkomponennya adalah seperti kelas sosial, gaya hidup dan kepribadian. Aspek Perilaku, komponen-komponennya adalah seperti kesempatan, tingkat penggunaan, status kesetiaan, tahap kesiapan pembeli, dan sikap (Umar, 2003) 2. Menetapkan Pasar Sasaran (Targetting) Setelah segmen pasar diketahui, selanjutnya perusahaan perlu melakukan analisis untuk dapat memutuskan berapa segmen pasar yang akan dicakup, lalu memilih segmen mana yang akan dilayani. Analisis dapat dilakukan dengan menelaah tiga faktor, yaitu



ukuran dan



pertumbuhan segmen, kemenarikan structural segmen serta sasaran dan



20



sumber daya yang dimiliki perusahaan. Masing - masing faktor dijelaskan secara singkat sebagai berikut (Umar, 2003) : a. Ukuran



dan



Pertumbuhan



Segmen.



Perusahaan



harus



mengumpulkan dan menganalisis data tentang penjualan terakhir, proyeksi laju pertumbuhan penjualan dan margin laba yang diharapkan untuk berbagai segmen, lalu pilih segmen yang diharapkan paling sesuai. b. Kemenarikan Struktural Segmen. Suatu segmen mungkin mempunyai ukuran dan pertumbuhan yang sesuai dengan yang diharapkan, akan tetapi belum tentu menarik dari posisi protabilitasnya, jadi perusahaan tetap harus mempelajari faktorfaktor struktural yang utama yang mempengaruhi daya tarik segmen dalam jangka panjang. c. Sasaran



dan



Sumber



Daya.



Perusahaan



harus



mempertimbangkan sasaran dan sumber dayanya dalam kaitan dengan segmen pasar. Walau ada segmen yang bagus, segmen ini dapat ditolak jika tidak prospektif dalam jangka panjang. Selanjutnya, walau segmen itu bagus dan prospektif dalam jangka



panjang,



menyediakan



tetapi



sumber



kemampuan dayanya



harus



perusahaan



dalam



dipertimbangkan.



Misalnya, keterampilan tenaga pelaksana untuk masuk ke pasar itu harus lebih baik dari pada pesaingnya (Umar, 2003).



21



3. Menentukan Posisi Pasar (positioning) Setelah perusahaan memutuskan segmen pasar yang akan dimasuki, selanjutnya posisi mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut harus diputuskan pula. Penentuan posisi pasar terdiri dari tiga langkah, yaitu mengidentifikasi keunggulan komparatif, memilih keunggulan komparatif, dan mewujudkan serta mengkomunikasikan posisi (Umar, 2003). 4. Diferensial (differentiation) Dalam pemasaran, diferensiasi produk atau jasa adalah kegiatan memodifikasi produk maupun jasa agar menjadi lebih menarik. Diferensiasi ini memerlukan penelitian pasar yang cukup serius agar bisa benar-benar berbeda. Diperlukan pengetahuan tentang produk maupun jasa pesaing. Diferensiasi berarti bahwa suatu produk atau jasa memiliki tidak saja keberbedaan dengan produk atau jasa yang sudah ada, melainkan juga merupakan titik keunggulan dibandingkan yang lainnya itu. Tetapi, diferensiasi tidak berarti”asal berbeda”, sehingga kalau sudah berbeda berarti pasti memiliki titik keunggulan yang dimaksud (Kottler, 1992). Tujuan



dari



strategi



diferensiasi



adalah



mengembangkan



positioning yang tepat sesuai dengan keinginan konsumen potensial yang ingin dituju. Jika pasar melihat perbedaan produk anda disbanding produk pesaing, anda akan lebih mudah mengembangkan



22



marketing mix untuk produk tersebut. Diferensiasi yang mampu mengalihkan basis pesaing dari harga ke faktor lain, seperti karakteristik produk, strategi distribusi atau variabel-variabel promotif lainnya. Dalam konteks diferensiasi, tanpa perbedaan fisik pun sebenarnya dapat memiliki titik keunggulan, misalnya saja suatu produk yang sama bentuknya, sama tampilannya, tetapi sangat mungkin memiliki perbedaan kualitas. Ketika perbedaan kualitas itu begitu nyata, maka hal itu dapat memunculkan diferensiasi yang jelas, sehingga penerimaan konsumen pun akan mampu membedakannya, sehingga muncullah sebutan “produk yang berkualitas” dan yang tidak berkualitas. Lebih dari itu, kualitas tidak pada saat yang sama, pasti setara dengan merek. Kalau merek yang terkenal pasti berkualitas. Tetapi, sebaliknya, suatu jasa atau produk akan diminati oleh konsumen dan menjadi terkenal, salah satunya karena berkualitas. (Kottler, 1992). Untuk memiliki diferensiasi memang tidak hanya bertumpu karena adanya perbedaan kualitas. Melainkan, masih banyak aspek lain yang kemudian bisa membuat perbedaan antara satu jasa atau produk dengan jasa atau produk lainnya. Diferensiasi, di sisi lain, juga dapat dilihat dari segmen pasar yang akan dituju. Semakin nyata diferensiasi yang memiliki, maka sangat boleh jadi segmen pasar yang dituju akan sangat berbeda atau lebih tajam dibandingkan jasa atau produk lain yang dianggap berbeda itu. (Kottler, 1992).



23



Jenis produk yang sama, tetapi terdiferensiasi oleh fungsionalitas yang beragam dan kualitas yang lebih tinggi, misalnya, tentu akan ditujukan untuk segmen pasar yang berbeda pula. Dalam produkproduk elektronik kita mengenal ada yang disebut “low-end” dan ada yang “high-end. Biasanya hal itu muncul dalam bentuk penawaran yang berbeda dan dengan harga jual yang berbeda, yang umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan yang lainnya. Karena diyakini ada kualitas di sana. Dipercayai bahwa diferensiasi dapat menyebabkan konsekuensi tersendiri, baik itu berupa harga, kepercayaan konsumen, peningkatan



penjualan,



dan loyalitas



atau,



bahkan, finatisme



konsumen, khususnya para pelanggan. Diferensiasi juga dapat mendorong perlakuan dan penanganan yang berbeda, yang dianggap sesuai dengan nilai yang dimilikinya. (Kottler, 1992). Diferensiasi terhadap produk maupun jasa tidak hanya didasarkan pada pengembangan dari produk yang sama. Dari sisi lain diferensiasi dapat dilakukan juga dengan membuka pasar yang baru. Hal ini sahsah saja. Pembukaan pasar baru disini memiliki arti bahwa produsen dapat membuat produk baru diluar produk yang biasa di produksinya. Dengan kata lain merupakan usaha untuk memperluas tingkat pemasarannya. Hal ini juga dapat dilakukan oleh pihak pengelola usaha jasa. Pengelola usaha jasa dapat melakukan perluasan terhadap usaha jasanya, asalkan perluasan tersebut diyakini dapat semakin memperkuat posisi dalam persaingan dan dapat semakin meningkatkan



24



kepuasan dari konsumennya. (Kottler, 1992). Differentiation



merupakan



keputusan



perusahaan



untuk



memproduksi dua atau lebih produk atau jasa yang masing-masing memiliki kekhususan dalam gaya, penampilan, mutu, ukuran dan sebagainya (Kottler, 1992). Bauran pemasaran (marketing mix) adalah sejumlah perangkat variabel-variabel pemasaran yang terkontrol, yang oleh perusahaan digabungkan untuk menanggapi kebutuhan yang diinginkan oleh sekelompok pasar yang menjadi sasaran perusahaan (Kottler, 1992). Adapun perangkat-perangkat variabel tersebut adalah: •



Produk Dalam suatu kondisi persaingan yang sangat ketat, sangatlah berbahaya apabila perusahaan hanya mengandalkan produk yang ada tanpa adanya usaha pengembangan. Pengusaha harus menentukan produk inti (barang maupun jasa), dan produk tambahan (service) lainnya, dengan mempertimbangkan keuntungan yang diharapkan pelanggan dan seberapa jauh pesaing dapat menawarkan pula.







Tempat dan Waktu (Place and Time) Tempat yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan oleh perusahaan guna menyampaikan atau menyalurkan produk yang ditawarkan agar bisa sampai ke tangan konsumen yang memerlukan. Usaha penyaluran ini sangat penting untuk meningkatkan kepuasan



25



konsumen dalam hal ketepatan waktu dan kemudahan untuk mendapatkan produk. Beberapa hal yang berpengaruh terhadap faktor tempat ini adalah saluran distribusi, transfortasi, lokasi dan persediaan. •



Proses Proses ini mencerminkan bagaimana semua elemen bauran pemasaran jasa dikoordinasikan untuk menjamin kualitas dan konsistensi jasa yang diberikan kepada konsumen. Dengan demikian, pemasaran harus dilibatkan ketika desain proses jasa tengah dibuat karena pemasaran juga sering terlibat, atau bertanggung jawab terhadap pengawasan kualitas jasa.







Produktivitas dan Kualitas Produktivitas berkaitan erat dengan kualitas. Apabila suatu perusahaan hendak meningkatkan produktivitas agar biaya operasinya rendah, maka disisi lain perusahaan tersebut harus tetap memperhatikan agar kualitas tidak turun.







Orang (People) Yang dimaksud dengan orang disini adalah semua partisipan yang memainkan sebagian penyajian jasa, yaitu peran selama proses dan konsumsi jasa berlangsung dalam waktu riil jasa karena semua ini dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Yang dimaksud dengan partisipan antara lain adalah staf perusahaan, konsumen lain dalam lingkungan jasa tersebut.







Promosi Dengan semakin menajamnya persaingan pemasaran dewasa ini,



26



peran promosi dirasa semakin penting. Untuk memacu penjualan dan penguasaan terhadap pasar, perlu adanya pengenalan produk kepada konsumen melalui media-media massa agar produk bisa dikenal dan timbul keinginan dari konsumen untuk membelinya. Kegiatan promosi yang dilakukan suatu perusahaan menggunakan acuan promosi yang terdiri dari advertensi, promosi penjualan, penjualan perseorangan, publisitas. •



Bukti Fisik (Phisical Evidence) Yang dimaksud bukti fisik adalah suatu lingkungan fisik di mana jasa disampaikan dan di mana perusahaan dan konsumennya berinteraksi, dan setiap komponen tangible menfasilitasi penampilan atau komunikasi jasa tersebut.







Harga dan Biaya service lainnya (Price and other cost of service) Harga merupakan satu-satunya faktor bauran pemasaran yang memberikan keuntungan bagi perusahaan. Penetapan harga ini lebih banyak ditentukan oleh system persaingan yang berlangsung di pasaran. Biasanya harga sangat identik dengan kualitas yang ditawarkan oleh setiap perusahaan.



2.4.2



Aspek Teknis



Pengkajian aspek teknis dilaksanakan sejajar dengan aspek-aspek lain setelah penelitian pemasaran menunjukkan adanya manfaat untuk melanjutkan studi kelayakan.



27



Aspek teknis dalam studi kelayakan dimaksudkan untuk memberikan batasan atas garis besar parameter-parameter teknis yang berkaitan dengan perwujudan fisik proyek, pengkajian aspek teknis amat erat hubungannya dengan aspek-aspek lain, terutama aspek keuangan, dan pasar. Hubungan erat disini diartikan sebagai saling memberi masukan, di mana keputusan mengenai aspek yang satu tergantung pada bagaimana dampaknya terhadap aspek yang lain atau sebaliknya. Aspek teknis mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkiraan biaya dan jadwal, karena akan memberikan batasan-batasan lingkup proyek secara kuantitatif. Pada studi kelayakan, aspek ini masih dalam bentuk konseptual. Baru pada tahap-tahap berikutnya akan dilanjutkan dan dikembangkan menjadi satu desain dan engineering yang terinci, dan menjadi cetak biru bagi proyek yang akan dibangun. (Soeharto, Iman. 2001) Tujuan dari studi aspek ini adalah untuk menyakini apakah secara teknis, rencana bisnis dapat dilaksanakan secara layak atau tidak, baik pada saat pembangunan proyek atau operasional secara rutin. Dalam aspek teknis ini akan menentukan tentang kebutuhan investasi secara fisik seperti penentuan lokasi pembangunan, rancangan struktur organisasi dengan job description masingmasing bagian, kebutuhan tenaga kerja dan lain sebagainya (Zubir, 2005). Ketika meninjau kelayakan teknis, perlu membandingkan persyaratan teknis dari suatu proyek dengan kemampuan teknis organisasi sekarang. Lingkup studi aspek teknis untuk proyek kontruksi penghasil produk fisik, yang cakupannya lebih luas. Dengan penyajian ini, diharapkan memahami wawasan yang lebih luas, sehingga akan lebih mampu menetapkan perlu tidaknya dilakukan



28



untuk proyek. Lingkup studi aspek teknis akan meliputi : (Hardiyansyah, 2008) 1. Penentuan kapasitas produksi 2. Jenis teknologi yang paling cocok 3. Mesin dan peralatan, dan 4. Lokasi 2.4.3



Aspek Keuangan



Keputusan untuk melakukan investasi yang menyangkut sejumlah besar dana dengan harapan mendapatkan keuntungan dengan jangka panjang, seringkali berdampak besar terhadap kelangsungan hidup suatu perusahan. Oleh karena itu, sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi, salah satu syarat terpenting adalah mengkaji aspek keuangan. Meskipun langkah ini sering memerlukan waktu yang cukup lama, namun bukan berarti memperlambat perusahaan mencari peluang untuk mengembangkan usahanya. Langkah ini lebih dijukan untuk memilih dan menyaring jenis proyek atau investasi yang memiliki potensi keberhasilan paling besar. (soeharto, Iman, 2001) Aspek keuangan bertujuan untuk mengetahui perkiraan pendanaan dan aliran kas proyek, sehingga bisa diketahui layak atau tidaknya rencana bisnis yang dimaksud dan manfaat secara finansial untuk waktu kedepan. Beberapa hal penting yang perlu dilakukan antara lain : 2.4.3.1 Total project cost



29



Total project cost nilai total biaya awal dari proyek sehingga proyek ini dapat berjalan, biaya ini terdiri dari biaya untuk pembelian aktiva tetap, biaya prainvestasi dan biaya untuk modal kerja. (Kasmir dan Jakfar, 2006).: b. Tanah, disini sudah termasuk biaya pembebasan (jika ada), biaya peralatan atau biaya survey kelayakan tanah. c. Bangunan, disini sudah termasuk biaya instalasi listrik, pipa dan lain-lain. d. Mesin-mesin dan peralatan, disini sudah termasuk juga dengan cadangan e. Sparepart dan perkakas kerja dan peralatan material handling. f. Peralatan kantor g. Kendaraan Dalam menjalankan suatu bisnis perusahaan harus memiliki modal kerja awal untuk dapat mengoprasikan perusahaan atau secara sederhana dapat dikatakan sama dengan besarnya dana yang harus disiapkan untuk membiayai operasi perusahaan sebelum menerima cash inflow dari penjualan. Contoh : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dll. (kasmir dan Jakfar, 2006). Biaya prainvestasi adalah biaya-biaya yang dibutuhkan dalam tahap pendahuluan atau praoprasi. Pada dasarnya biaya ini dikeluarkan selama masa perencanaan proyek dan persiapan memasuki tahap operasionalisme atau komersialisme (Kasmir dan Jakfar, 2006).



30



2.4.3.2 Depresiasi Analisis biaya investasi di dasarkan atas arus kas. Salah satu factor yang perlu diperhatikan dalam membuat laporan arus kas adalah depresiasi (penyusutan) dan pajak. Sesungguhnya depresiasi bukanlah pengeluaran arus kas, tetapi suatu perhitungan akuntansi yang bermaksud membebankan biaya perolehan aktiva tetap atau asset dengan menyebarnya selama periode tertentu, dimana aktiva tetap masih berfungsi. (Soeharto, Iman, 2001) Pujawan (2003), menyatakan bahwa depresiasi pada dasarnya adalah penurunan nilai suatu properti atau asset karena waktu dan pemakaian. Depresiasi bisa disebabkan oleh faktor-faktor berikut : •



Kerusakan fisik akibat pemakaian dari alat atau property tersebut







Kebutuhan produksi atau jasa yang lebih baru dan lebih besar







Penurunan kebutuhan produksi atau jasa







Properti atau aset tersebut menjadi usang karena adanya perkembangan teknologi.







Penemuan fasilitas-fasilitas yang bisa menghasilkan produk yang lebih baik dengan ongkos yang lebih rendah dan tingkat keselamatan yang lebih memadai. Metode perhitungan depresiasi yang sering digunakan antara



31



lain metode garis lurus (straight Line), Sum of Year Digit (SOYD), Declining Balance (DB), Sinking Fund (SF), Production Unit (UP). Berikut akan dibahas metode depresiasi garis lurus/Straight Line (SL). Metode depresiasi garis lurus didasarkan atas asumsi bahwa berkurangnya nilai suatu aset berlangsung secara linier (proporsional) terhadap waktu atau umur dari aset tersebut. Besarnya depresiasi tiap tahun adalah :



Dt =



P−S N



(2.1)



Dimana : Dt = besarnya depresiasi pada tahun ke-t P = ongkos awal (harga) dari aset yang bersangkutan S = nilai sisa dari aset tersebut N = umur aset tersebut dinyatakan dalam tahun 2.4.3.3 Analisis Break Even Point Perhitungan break event point adalah suatu metode yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara beberapa variabel di dalam kegiatan perusahaan seperti luas produksi atau tingkat produksi yang dilaksanakan, biaya yang dikeluarkan serta pendapatan yang diterima perusahaan dari kegiatannya. BEP adalah suatu titik dimana penerimaan perusahaan sama dengan biaya



32



yang ditanggungnya. Untuk dapat menentukan tingkat break event, terlebih dahulu harus memisahkan biaya ke dalam dua komponen yaitu (Pujawan, 2003) : •



Biaya-biaya tetap (fixed coct) yaitu biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh volume produksi.







Biaya-biaya variabel (variable cost) yaitu biaya yang besarnya tergantung terhadap volume produksi.



RUMUS Break Event Point yaitu : FC Q (dalam unit) = P − V (2.2) FC 1 − VC Sales Q (dalam Rupiah) = Dengan : Q



= tingkat produksi saat break event point



FC



= total biaya tetap (Fixed Cost)



VC



= total biaya variabel



V



= biaya variabel per unit



P



= Harga jual per unit



Sales = total penjualan 2.4.3.4 Proyeksi Laporan Keuangan b. Proyeksi Laporan Rugi Laba Laporan rugi laba menggambarkan hasil usaha (segala penerimaan



33



dikurangi dengan seluruh biaya) perusahaan dalam satu periode. Laporan rugi laba tersusun sebagai berikut : (Harmaizar, 2007). •



Bagian



pertama



yang



menunjukkan



penghasilan



yang



diperoleh



perusahaan, dikurangi dengan harga pokok dari barang atau jasa yang dijual sehingga diperoleh laba kotor. •



Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan, biaya umum dan administrasi. Laba kotor dikurangi biaya operasi diperoleh laba operasi.







Laba bersih diperoleh dari laba operasi dikurangi dengan bunga bank (interest) dan pajak penghasilan (tax) c. Peoyeksi Laporan Aliran Kas (Cash Flow) Laporan aliran kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode tertentu serta untuk memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumbersumber kas dan penggunaannya (Umar, 2003). Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya. Prinsip kehati-hatian perlu diterapkan untuk menentukan tingkat likuiditasnya tinggi dapat saja disebabkan oleh perputaran kas yang rendah sehingga keuntungan perusahaan pun rendah, dan sebaliknya. (Umar, 2003). Perhitungan arus kas, sehubungan dengan studi kelayakan bisnis jasa, penting dilakukan karena laba dalam pengertian akuntansi tidak sama dengan kas masuk bersihnya yang bagi investor justru lebih



34



penting untuk diketahui. Hal ini dapat dipahami mengingat hanya kas bersih perusahaan yang dapat melakukan pembayaran kewajiban finansial. Kas mempunyai tiga komponen utama yaitu : Initial Cash Flow, yang berhubungan dengan pengeluaran untuk investasi; Operational Cash Flow, yang biasanya mempunyai selisih neto yang positif yang dapat dipakai untuk mencicil pengembalian investasinya; dan Terminal Cash Flow, yang merupakan cash flow dari nilai sisa aktiva tetap yang dianggap sudah tidak mempunyai nilai ekonomis lagi. (Umar, 2003). d. Proyeksi Laporan Neraca Laporan neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan (aktiva, hutang, dan modal) suatu perusahaan. Pembuatan proyeksi laporan neraca akan sangat diperlukan untuk analisis kondisi perusahaan selama perencanaan. (Harmaizar, 2007) Aktiva dapat diklasifikasikan menjadi aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Aktiva lancar yaitu uang kas dan aktiva lainnya yang dapat ditukarkan menjadi uang tunai dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun), dan aktiva tidak lancar, yaitu aktiva yang mempunyai umur kegunaan relative permanent atau jangka panjang (mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun). (Harmaizar, 2007). Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, di mana hutang ini merupakan sumber dana perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang dapat



35



dibedakan menjadi hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pembayarannya akan dilakukan dalam jangka waktu satu tahun dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pembayarannya dalam jangka panjang (lebih dari satu tahun). (Harmaizar, 2007). Sedangkan modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), dan laba ditahan. (Harmaizar, 2007). 2.4.3.5 Minimum Attractive Rate of Return (MARR) Tingkat bunga yang dipakai sebagai patokan dasar dalam mengevaluasi



dan



membandingkan



berbagai



alternatif



dinamakan



Minimum Attractive Rate of Return (MARR). MARR adalah nilai minimal dari tingkat pengembalian atau bunga yang bisa diterima oleh investor. Dengan kata lain apabila suatu investasi menghasilkan bunga atau tingkat pengembalian (Rate of Return) yang lebih kecil dari MARR maka investasi tersebut dinilai tidak ekonomis sehingga tidak layak untuk dilakukan (Pujawan, 2003). Nilai MARR harus ditetapkan lebih tinggi dari cost of capital. Besarnya MARR dapat ditetapkan dengan penambahan suatu persentase tetap (premi risiko) terhadap cosh of capital. Bila modal yang digunakan untuk investasi adalah modal sendiri maka cost of capital nya adalah tingkat suku bunga deposito di bank (Pujawan, 2003).



36



2.4.3.6 Evaluasi Kriteria Keputusan Investasi Terdapat beberapa metode yang sering digunakan untuk menilai apakah suatu investasi layak atau tidak dilaksanakan. Metode-metode tersebut antara lain: (Harmaizar, 2007). a. Metode Net Present Value Nilai sekarang bersih (net present value-NPV) didasarkan atas dasar pendiskontoan seluruh arus kas ke nilai sekarang. Dengan mendiskontokan semua arus kas masuk dan keluar selama umur proyek (investasi) ke nilai sekarang, kemudian menghitung angka bersihnya, akan diketahui selisihnya dengan memakai dasar yang sama, yaitu harga (pasar) saat ini. Berarti sekaligus dua hal telah diperhatikan, yaitu faktor nilai waktu dari uang dan (selisih) besar arus kas masuk dan keluar. Hal ini amat membantu dalam mengambil keputusan untuk menentukan pilihan. (Soeharto, Iman, 2001) Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal) di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang tersebut digunakan tingkat bunga sesuai MARR (Harmizar, 2007). NPV dapat dihitung dengan formula sebagai berikut: NPV = Σ (Net Inflow x (PV/F, i,n) Di mana:



(2.3)



37



i = Tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan n = Urutan periode di mana net inflow yang dihitung. Jika NPV > 0, maka suatu proyek dikatan layak untuk dijalankan karena dianggap menguntungkan, dan sebalikanya, jika NPV bernilai negative, maka investasi dianggap tidak menguntungkan. Indikasi, mengkaji usulan proyek dengan NPV akan memberikan petunjuk (indikasi) sebagai berikut. NPV



= Positif, maka usulan proyek dapat diterima. Semakin



tinggi angka NPV, akan semakin baik. NPV



= Negatif, usulan proyek ditolak.



NPV



= 0 berarti netral. (Soeharto, Iman, 2001)



b. Metode Payback Period Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Oleh karena itu satuannya bukan persentase tetapi satuan waktu (bulan, tahun, dan sebagainya). Kalau periode payback period ini lebih pendek



IRR =



i1 +



NPV1 x( i1 − i2 ) NPV1 − NPV2



(2.4) Di mana i1 adalah besar tingkat bunga yang digunakan pada perhitungan NPV1 dan I2 adalah tingkat bunga yang digunakan dalam menghitung NPV2. Nilai NPV1 harus lebih besar daripada nilai NPV2.



38



2.4.3.7 Analisis Sensitivitas Studi kelayakan dapat dibuat berdasarkan sejumlah asumsi karena merupakan kajian kondisi masa depan yang mengandung banyak ketidakpastian. Asumsi yang digunakan dipilih dari berbagai alternatif yang dianggap paling baik menurut data yang diperkirakan masa sekarang. Jadi apabila ada perubahan asumsi yang dipakai didapatkan hasil yang berbeda. Untuk mengetahui seberapa sensitif suatu keputusan terhadap perubahan faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka setiap pengambilan keputusan pada ekonomi teknik sebaiknya disertai dengan analisis sensitivitas. Analisis sensitivitas dilakukan dengan mengubah nilai dari suatu parameter pada suatu saat untuk selanjutnya dilihat bagaimana pengaruhnya terhadap suatu alternatif investasi (Pujawan, 2003). 2.4.3.8 Analisa Rasio Analisis rasio merupakan hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Misalnya antara hutang dan modal, antara kas dan total asset, harga pokok produksi dengan total penjualan, dan sebagainya. Analisis rasio sangat penting untuk menganalisis kondisi keuangan suatu perusahaan (Pujawan, 2003). Pengelompokan rasio-rasio keuangan yang digunakan adalah sebagai berikut: (Pujangga, 2003).



39



Tabel 2.1. Rasio-rasio keuangan RASIO Likuiditas Akrivitas Profitabilitas



2.4.4



Net Working Capital (NCW) Fixed Asset Turnover (FATO)



FORMULA NCW= Harta Lancar-kewajiban lancar FATO= pendapatan/ (aset tetap-depresiasi)



Net Profit Margin (NPM) Return on Investment (ROI) Return on Equity (ROE)



NPM= laba bersih/pendapatan ROA= laba bersih/total aktiva ROE= laba bersih/modal sendiri



Aspek Manajemen



2.4.4.1. Job Description dan Job Specification Keterangan tentang apa yang perlu dilakukan dalam suatu pekerjaan biasa disebut sebagai deskripsi jabatan (job description). Untuk membuat deskripsi jabatan ini perlu dilakukan terlebih dahulu analisis jabatan, yang berupa kegiatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan dengan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan. Karena proyek tersebut masih merupakan rencana, maka analisis jabatan tidak bisa dilakukan pada proyek tersebut. Dengan demikian untuk mengidentifikasi pekerjaan yang perlu dilakukan, kita bisa membandingkan dengan proyekproyek lain yang sudah ada. Dalam deskripsi jabatan yang dibuat sering disusun bentuknya sebagai berikut: (Kasmir dan Jakfar, 2006)



40



1. Identifikasi jabatan. 2. Ringkasan jabatan. 3. Tugas yang dilakukan. 4. Pengawasan yang diberikan dan diterima. 5. Hubungan dengan jabatan-jabatan lain. 6. Bahan-bahan, alat-alat, dan mesin-mesin yang dipergunakan. 7. Kondisi kerja. 8. Penjelasan istilah-istilah yang tidak lazim. 9. Komentar tambahan untuk melengkapi penjelasan di atas. Penyusunan jenis-jenis pekerjaan ini tentu saja tidak perlu untuk semua jenis pekerjaan. Untuk pertama kali cukup hanya disusun jenisjenis pekerjaan kunci saja (Husnan, 2005). Setelah kita mampu menyusun pekerjaan-pekerjaan kunci apa yang diperlukan agar proyek tersebut nantinya bisa berjalan dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah menentukan persyaratan yang diperlukan agar para karyawan bisa memangku pekrjaan tersebut dengan baik (Job Specification).



Persyaratan-persyaratan ini mungkin menyangkut:



Pendidikan formal, kecerdasan minimal, pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan, persyaratan fisik, status perkawinan, jenis kelamin, usia, kewarganegaraan. (Husnan, 2005).



41



2.4.4.2. Struktur Organisasi Kesatuan tindakan, keputusan, dan penyesuaian diri yang biasanya mudah dilakukan untuk perusahaan kecil yang berjalan baik, akan menjadi sulit apabila perusahaan makin bertambah besar. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan menentukan struktur formal dari organisasi.



Struktur formal organisasi menunjukkan masing-masing



bagian dan anggota dalam organisasi tersebut, kedudukan dan hubungan mereka satu sama lain. Struktur ini biasanya dicantumkan dalam bagan organisasi (organization chart). (Husnan, 2005). Bagan organisasi menggambarkan lima aspek struktur organisasi, yaitu pembagian pekerjaan, manager dan bawahan, tipe pekerjaan yang dilakukan, pengelompokan bagian-bagian pekerjaan, dan tingkatan manajemen. (Husnan, 2005). Berbagai departemen yang ada dalam organisasi secara formal dapat disusun dalam dua cara utama: 1.



Organisasi



berdasarkan



fungsi.



Organisasi ini menyatukan dalam satu departemen orang-orang yang menjalankan pekerjaan yang sama atau saling berhubungan. Misalnya, perusahaan mungkin dibagi-bagi



42



dalam



departemen



pemasaran,



produksi, keuangan, dan sebagainya (Husnan, 2005).



2.



Organisasi Organisasi



berdasarkan ini



divisi.



mengelompokkan



kegiatan berdasarkan produk yang dibuat,



wilayah



yang



dilayani,



konsumen yang dilayani, proses yang digunakan dan sebagainya. Misalnya, perusahaan menghasilkan dua jenis produk, rokok kretek tangan dan rokok kretek mesin. Maka semua fungsi-fungsi yang bersangkutan dengan rokok kretek tangan dipisahkan dengan rokok kretek mesin (Husnan, 2005).



43



BAB III METODE PENELITIAN Dalam Bab ini di uraikan bagaimana langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan penelitian yang dilakukan sehingga nantinya akan menjadi acuan dalam penyelesaian bab-bab berikutnya. 3.1



Lokasi, Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian Dalam suatu peleksanaan penelitian tentu saja di butuhkan lokasi, ruang



lingkup



dan



waktu



yang



bertujuan



untuk



mempermudah



pelaksanaan



penelitian.untuk itu penulis akan menjelaskan mengenai hal tersebut di bawah ini. 3.1.1



Lokasi Penelitian



Lokasi penelitian dilakukan di SPBU 2430222 MUNA Plaju Palembang. 3.1.2



Ruang Lingkup Penelitian



Begitu suatu penelitian dimulai biasanya akan diikuti dengan kebutuhan akan pemecahan masalah yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, tetapi



44



dengan mengingat keterbatasan waktu, biaya serta fasilitas maka penelitian ini 44 ruang



membatasi



lingkup



permasalahan



yang



dimaksudkan



untuk



menyederhanakan dan mengarahkan penelitian. Setiap penelitian pada dasarnya tidak dapat terhindar dari kesalahan dan kekeliruan, karena terbatasnya kemampuan peneliti dan ruang lingkup penelitian. Penelitian dilakukan pada bagian Analisa Kelayakan Pengembangan Usaha dari SPBU MUNA Plaju Palembang. 3.1.3



Waktu Penelitian



Penelitian dilaksanakan di SPBU 2430222 MUNA Plaju Palembang pada tanggal



november 2009 sampai dengan selesai. Tabel 3.1 Rencana Waktu Penelitian Bulan



No



Kegiatan



1



Pengumpulan data dan literatur



2



Pengolahan data



3



Analisa Hasil



4



Pembuatan laporan



3.2



Des ’09



Jan ’2010



Feb ’2010



Minggu ke 3 4



Minggu ke



Minggu ke



1



2



Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah : 1.



Study Lapangan



3



4



1



2



3



45



Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mengadakan tinjauan langsung pada objek yang diteliti guna mendapatkan data penelitian secara langsung ke lokasi penelitian yang diperlukan dan mencatat data-data yang diperlukan dalam penulisan. 2. Study Pustaka Penulis menggunakan pengetahuan teoritis yang didapat dari bangku kuliah serta buku yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi. 3. Wawancara ( Interview ) Mengadakan wawancara langsung dan tanya jawab kepada karyawan dan konsumen yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi pada SPBU 2430222 Plaju Palembang yang berhubungan dengan permasalahan penulis. 4. Pengamatan ( Observasi ) Lembaran-lembaran pengamatan digunakan sebagai tempat mencatat hasilhasil pengukuran. Agar catatan ini baik biasanya lembaran-lembaran pengamatan disediakan sebelum pengukuran dengan kolom yang memudahkan pencatatan dan pembacaan kembali. 3.3



Metode Pengolahan Data Setelah data diperoleh, proses selanjutnya yang dilakukan adalah



mengolah data tersebut, serta literatur dengan tetap mengacu pada tujuan penelitian. Langkah-langkah metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Analisa Pasar



46



2. Total Project Cost 3. Depresiasi 4. Analisa BEP 5. Proyeksi Laporan Keuangan 6. MARR 7. Kriteria Keputusan Investasi : NPV, Payback period 8. Analisa Rasio 9. Analisa Sensitivitas 3.4



Bagan Flow Chart Gambar 3.1 disamping menunjukkan flow chart metodologi penelitian,



yaitu bagan yang mendeskripsikan langkah-langkah penelitian dari awal hingga selesai.



survey



47



0100090000037800000002001c00000000000400000003010800050000000b02000000000500000 00c02a207e80c040000002e0118001c000000fb021000070000000000bc020000000001020222537 97374656d0007e80c0000e8ed00007455110026e28239685022000c020000040000002d010000040 00000020101001c000000fb029cff0000000000009001000000000440001254696d6573204e65772 0526f6d616e0000000000000000000000000000000000040000002d010100050000000902000000 020d000000320a5a0000000100040000000000e40c9e07209b2d00040000002d010000030000000 000



48



Gambar 3.1 Bagan Alir (Flow Chart) Metodologi Penelitian



DAFTAR RUJUKAN Adam, Hasmawati, 2004, Metodelogi Penelitian, Palembang, Penerbit Fakultas Teknik Universitas Bina Darma. Husnan, Suad dan Suwarsono.(2005). Studi kelayakan proyek. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN. Hardiyansyah.(2008). Manajemen Proyek. Palembang: Universitas Bina Darma Palembang. Ibrahim, Yacob.(2003). Studi kelayakan bisnis. Jakarta: PT Rineka Cipta. Kasmir dan Jakfar.(2006). Studi kelayakan bisnis. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Kotler, Philip.(1992). Manajemen pemasaran. Jakarta: Penerbit Erlangga. Purnomo, Hari.(2004). Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. Pujawan, I Nyoman.(2003). Ekonomi teknik. Jakarta: PT Guna Widya. Soeharto, Iman.(2001). Studi Kelayakan Proyek Industri. Jakarta: Erlangga. Umar, Husein.(2003). Studi kelayakan dalam bisnis jasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Zubir, Zalmi.(2006). Studi Kelayakan usaha. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.



49



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Proposal tentang “Analisa Kelayakan Pengembangan Usaha SPBU 2430222 MUNA Plaju Palembang”. Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan Laporan Proposal ini adalah sebagai tolak ukur bagaimana seorang mahasiswa dapat menganalisa tentang langkah –langkah studi kelayakan dan pengembangan serta menerapkan ilmu yang telah didapat. Dari sisi ilmu, Laporan proposal ini dirasakan masih belum lengkap benar apabila jika diingat banyaknya ilmu-ilmu lain yang berkaitan dan mendukung Sehubungan dengan masih adanya kekurangan disana sini baik materi maupun percetakan, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis butuhkan dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan laporan proposal ini dimasa yang akan datang. Penulis sangat menyadari bahwasanya banyak sekali pihak-pihak yang membantu dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan laporan kerja praktik ini, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Ir. Amilludin Zahri, M.T, selaku Ketua Program Studi Teknik Industri



50



iii Universitas Bina Darma Palembang. 2. M. Kumroni MM. Msc. Selaku Dosen Pembimbing I di Universitas Bina Darma Palembang. 3. Yasmin Anwar, M.T selaku Dosen Pembimbing II di Universitas Bina Darma Palembang. 4. Orang Tuaku dan Adik, Kakak Iparku, serta semua keluargaKu tercinta yang telah memberikan dorongan dan do’a kepada saya dalam menyelesaikan laporan ini.s 5. Kekasihku tersayang EVI OKTAVIA yang selalu memberikan semangat, motivasi dan do’anya kepadaku dalam menyelesaikan laporan ini. 6. Sahabat – sahabatku khususnya angkatan ‘05 yang selalu memberikan dukungan, maju terus sobat. Semoga Allah SWT memberikan Rahmat-Nya kepada kita semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuan kepada penulis. Penulis juga menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritikan dan saran yang berguna untuk menyempurnakan laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua pihak. Amin. Palembang ,



Maret 2009



Ariyanto



51



iv



DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...............................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii KATA PENGANTAR .........................................................................................iii DAFTAR ISI .........................................................................................................v DAFTAR GAMBAR .........................................................................................vii DAFTAR TABEL................................................................................................vii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 1.1. Latar Belakang.........................................................................................1 1.2. Perumusan Masalah.................................................................................3 1.3. Batasan Masalah......................................................................................4 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................4 1.4.1. Tujuan Penelitian ..........................................................................4 1.4.2. Manfaat Penelitian ........................................................................5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................6 2.1. Pengertian Studi Kelayakan.....................................................................6 2.2 Tujuan Dilakukan Studi Kelayakan ......................................................10 2.3. Tahap – Tahap Studi Kelayakan ...........................................................12 2.4. Aspek – Aspek Studi Kelayakan ...........................................................15 2.4.1. Aspek Pasar ..................................................................................16 2.4.1.1 Pengertian Pasar......................................................................17 2.4.1.2 Pengertian Permintaan dan Penawaran...................................17 2.4.1.3 Strategi Pemasaran..................................................................18



v



52



2.4.2. Aspek Teknis ..............................................................................26 2.4.3. Aspek Keuangan..........................................................................28 2.4.3.1 Total Project Cost..................................................................28 2.4.3.2 Depresiasi...............................................................................30 2.4.3.3 Analisis BEP..........................................................................31 2.4.3.4 Proyeksi Laporan Keuangan..................................................32 2.4.3.4 Minimum Attractive Rute Of Return (MARR).......................35 2.4.3.6 Evaluasi Kriteria Keputusan Investasi...................................36 2.4.3.7 Analisis Sensitifitas................................................................37 2.4.3.7 Analisa Rasio.........................................................................38 2.4.4 Aspek Manajemen........................................................................39 2.4.4.1 Job Description dan Job Spcification....................................39 2.4.4.2 Struktur Organisasi................................................................41 BAB III METODE PENELITIAN...................................................................43 3.1. Lokasi, Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian......................................43 3.1.1 Lokasi Penelitian.........................................................................43 3.1.2 Ruang Lingkup Penelitian...........................................................43 3.1.3 Waktu Penelitian.........................................................................44 3.2. Metode Pengumpulan Data....................................................................44 3.3. Metode Pengolahan Data.......................................................................45 3.4. Bagan Flow Chart...................................................................................... DAFTAR RUJUKAN



vi



53



DAFTAR GAMBAR 2.1 Sistematika Pengkajian Proyek........................................................................14



DAFTAR TABEL 2.1 Rasio-Rasio Keuangan.....................................................................................39 3.1 Rencana Waktu Penelitian...............................................................................44



vii