Analisa Sintesa - Diah Ummul Nafisa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan (AST) Pemberian terapi obat tetes mata FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNISSULA PRODI S1 KEPERAWATAN



AST ke : Nama Mahasiswa : Diah Ummul Nafisa Nama Pasien/Usia : Tn. Purnadi No.MR : 01436644 Tanggal Masuk RS : 22 November 2021 (08.00) Tanggal dan Jam Tindakan : 22 November 2021 (16.30-17.00) Diagnosa Medis :OS Vitrektomy Cleaning Fibrosis No. 1. 2.



3.



Kriteria Diagnosa Keperawatan Gangguan Persepsi Sensori berhubungan dengan gangguan refraksi Data Subjektif -Klien mengatakan penglihatan mata sebelah kiri buram dan menjadi hitam -Klien mengatakan mata sebelah kiri terasa sedikit nyeri atau sakit setelah menjalani operasi Data Objektif Pemeriksaan fisik : -Sklera mata kiri klien terlihat memerah -Pandangan klien tidak fokus -Mata kiri klien terpasang perban -Kesadaran klien composmentis - TTV : S = 36°C, TD = 120/90 mmHg, RR = 20 x/menit, N=82x/menit Terapi Obat Terapi Pre OP : Tetes SA 1% ED tiap 6 jam sejak masuk ruangan di mata yang sakit Terapi post OP : -Molcin ED 6 x OS -P.Pred ED 6 x OS -SA 1 % ED 2 x OS -Ciprofcoxacin 2 x 500 mg -PCT 3 x 500 mg -Metilprednisoione 2 x 4 mg -Ranitidine 2 x 1 Tablet



Paraf Preseptor



Hasil Laboratorium Hasil Hematologi -Hemoglobin : 14,0 g/dL (Nilai normal 13.2-17.3) -Hematokrit : 42.6 % (Nilai normal 33.0-45.0) -Leukosit : 4.43 ribu/ul (Nilai normal 3.80-10.60) -Trombosit : 248 ribu/ul (Nilai normal 150-400) -Golongan darah O/Positif PPT PT : 9,4 detik (Nilai normal 9.3-11.4) PT (Kontro) : 10.3 detik (Niai normal 9.3-12.7)



No



Kriteria APTT APTT : 29.1 detik (Nilai normal 21.8-28.4) APTT (kontrol) : 26.4 detik (Nilai normal 21.2-28.6)



Kimia Klinik GDS : 81 mg/dL (Nilai normal 75-110) Ureum : 30 mg/dL (Nilai normal 10-50) Creatinin : 0,96 mg/dL (Nilai normal 0.70-1.30)



4.



Hasil Elektrolit Natrium (Na) : L 134.0 mmol/L (Nilai normal 135-147) Kalium (K) : 4.00 mmol/L (Nilai normal 3.5 – 5.0) Klorida (Cl) : 105.0 mmol/L (Nilai normal 95-105) Langkah-langkah tindakan keperawatan yang dilakukan disaat praktik



-Melihat data pasien -Melihat intervensi keperawatan yang diberikan perawat -Mengkaji program terapi yang diberikan oleh dokter -Menyiapkan alat di ruangan keperawatan -Mencuci tangan sebelum melakukan tindakan sesuai dengan SOP -Memberikan salam -Memvalidasi klien -Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga -Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum melakukan tindakan -Menyiapkan alat-alat didekat klien -Menjaga privacy klien -Mengucapkan do’a -Mengatur posisi yang nyaman -Mengkaji mata klien -Mencatat adanya keluhan -Membersihkan kelopak mata dan bulu mata dari dalam keluar -Memerintah klien untuk melihat kearah superior (atas) -Berikan tetesan mata -Menahan kelopak mata ke bawah -Mengarahkan cairan/obat tetes mata pada kantong konjungtiva bawah dari kantus sebelah dalam keluar -Sekitar 2 cm dari mata, teteskan obat dengan menekan botol -Tunggu beberapa saat, lalu lepaskan palpebra inferior dan anjurkan klien untuk perlahan-lahan mengedipkan dan menutup matanya -Mengevaluasi hasil setelah dilakukan irigasi mata kiri pada klien -Merapikan klien -Mengucapkan telah selesai melakukan tindakan -Berpamitan dengan klien dan salam -Mencuci tangan setelah tindakan sesuai dengan SOP -Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan



No 5.



Kriteria Dasar Pemikiran Kavitas pada vitreus adanya kekeruhan dari cairan vitreus (sineresis),sel merah yang menumpuk (perdarahan), inflamasi (uveitis),



infeksi (endoftalmitis), atau karena asteroid hialoids. Perdarahan vitreus yang terjadi ekstravasi darah ke salah satu dari bebebrapa ruang potensial yang berbentuk di dalam dan di sekitar korpus vitreus. Vitrektomi adalah operasi mata untuk mengatasi kelainan retina (selaput saraf mata) atau vitreus (Jaringan jernih berbentuk agar yang mengisi bola mata). Operasi ini dikerjakan antara lain pada ablasio retina (retinal detachment), mengkerutnya macula, retinopati diabetic, infeksi bola mata, dan trauma mata (Mahfud & Setyandriana, 2014). Dampak gangguan penglihatan dan penyakit mata terhadap kualitas hidup terkait penglihatan.Ddidapatkan kesimpulan bahwa semakin tinggi pengaruh dari penyakit gangguan yang diderita maka semakin rendah kualitas hidup pasiennya (Sumiyati et al., 2021). Vitreus mengisis ruang antara lensa dan retina, dan terdiri atas matriks serat kolagen tiga dimensi dan gel asam hialuronat. Permukaan luar vitreus memiliki daya rekat yang berbeda-beda ke permukaan retina. Proses penuaan, perdarahan, peradangan, trauma myopia, dan proses-proses lain seiring menyebabkan kontraksi matriks kolagen vitreus. Sebagian besar kekerugan terjadi oleh karena proses penuaan. Proses penuaan ini menyebabkan vitreus mengalami sineresis yaitu proses terbentuknya kavitas oleh vitreus yang pada akhirnya menimbulkan kolaps vitreus, opacification yaitu terjadi kekeruhan pada vitreus yang awalnya jernih dan merurupakan suatu proses alami dan penyusutan dari vitreus (Astari, 2018). Mikroorganisme memasuki kavum vitreus, dan inflamasi hebat terjadi, maka diagnosis yang cepat, terapi yang adekuat sangat penting daam optimalisasi dampak visual pada akhirnya. Infeksi biasanya terjadi dalam 6 minggu pasca operasi, namun kadang dapat juga terjadi beberapa bulan atau tahun setelah operasi intraokuler pada pasien dengan risiko tinggi atau akibat lambatnya pertumbuhan mikoorganisme (Vitresia, 2019). 6.



Prinsip Tindakan Prinsip tindakan pemberian terapi obat tetes mata (Nursalim & Poluan, 2018)



No 7.



Kriteria Analisa Tindakan Tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi, digunakan untuk mata, dengan cara meneteskan obat pada selaput



8.



9.



lendir mata di sekitar kelopak mata dan bola mata. pabila tetes mata tidak digunakan dengan cara yang tepat maka akan berakibat pada mata, seperti terjadi iritasi dan terjadi gangguan mata lainnya. Organisme pada larutan oftalmik yang paling berbahaya adalah Pseudomonas aeroginisa. Infeksi mata dari organisme ini dapat menimbulkan kebutaan. Cara menggunakan tetes mata yang tepat yaitu dengan mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum memegang obat, ujung botol diperiksa untuk memastikan dalam kondisi tidak rusak dan berkerak, kepala ditengadahkan ke belakang, kelopak mata ditarik ke bawah sampai terbentuk kantung, botol tetes dipegang dengan posisi tegak lurus sedekat mungkin dengan kelopak mata yang dekat dengan pangkal hidung tanpa menyentuh bulu mata atau kulit, botol ditekan dan obat diteteskan sesuai dosis yang diperlukan, mata ditutup sekitar 1-2 detik, botol ditutup dengan baiksetelah digunakan, hindari menyeka dan membilas ujung botol tetes agar tidak terkontaminasi dan tetap steril. Bahaya yang terjadi? (Komponen Bahaya dan Pencegahan Obat tetes mata yang mengandung nafazolin hidroksida tidak boleh digunakan pada penderita OS vitrektomi atau penyakit mata lainnya yang hebat. Kecuali dalam pengawasan dan nasehat dokter. Pencegahannya, yaitu saat melakukan tetes mata lakukan dengan hatihati danperlahan-lahan agar klien merasa nyaman dan nyeri berkurang dan aat melakukan tetes mata kepada klien berikanlah klien dilingkungan yang tenang dan nyaman agar klien bisa merasa rileks (Rahmawati et al., 2019). Hasil yang didapat S: -Klien mengatakan nyeri sudah berkurang atau tidak merasakan nyeri lagi -Klien mengatakan penglihatan sudah mulai membaik -Klien mengatakan perasaannya sekarang menjadi aman dan nyaman O: -Klien terlihat pandangan membaik dan tidak menahan sakit -Klien terlihat nyaman -TTV : S = 36 °C, TD= 120/90 mmHg, RR=20x/menit, N=82x/menit A : Masalah Teratasi P : Intervensi dihentikan



No 10.



11.



Kriteria Evaluasi diri : Setiap obat merupakan racun yang dapat memberikan efek samping yang tidak baik jika kita salah menggunakannya hal itu tentunya menimbulkan kerugian bahkan akibatnya bisa fatal. Oleh karena itu, kita sebagai perawat kiranya harus melaksanakan tugas kita dengan sebaikbaiknya tanpa menimbulkan masalah-masalah yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun orang lain Daftar Pustaka : Astari, P. (2018). Katarak: Klasifikasi, Tatalaksana, dan Komplikasi Operasi. Astari, Prilly, 45(10), 748–753. Mahfud, W. M., & Setyandriana, Y. (2014). Perbandingan Komplikasi Glaukoma Sekunder antara Pasien Post Operasi Tunggal dan Kombinasi Vitrektomi - Sklera Bukle. 14(1), 46–50. Nursalim, A. J., & Poluan, H. (2018). Endoftalmitis yang dinduksi penggunaan lensa kontak – Laporan kasus. Jurnal Biomedik (Jbm), 10(2). https://doi.org/10.35790/jbm.10.2.2018.20094 Rahmawati, I. S., Zuhriyah, A., & ... (2019). Pengaruh Pemberian Konseling terhadap Pengetahuan Ketepatan Cara Pemakaian Obat Tetes Mata (studi kasus di Klinik Mata Utama Bojonegoro periode 2019). JAPRI: Jurnal Penjas dan …, 000, 79–88. http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JAPRI/article/view/111 Sumiyati, S., Umami, N. Z., & Marlina Simarmata, M. (2021). Pengaruh Diabetes Melitus Terhadap Mata. Jurnal Mata Optik, 2(2), 1–9. https://doi.org/10.54363/jmo.v2i2.36 Vitresia, H. (2019). Dampak Visual Dan Manifestasi Klinis Endoftalmitis Pasca Operasi Pada Rumah Sakit Mata Di Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 8(1), 117. https://doi.org/10.25077/jka.v8.i1.p117-123.2019