Analisa Sintesa ICU M. Yusuf A.R [PDF]

  • Author / Uploaded
  • yusuf
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN NEBULIZER DIRUANG ICU RSUD BATANG



DISUSUN OLEH : MUHAMMAD YUSUF AINUL RIZAL NIM: 1908058



PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG 2020



DI RUANG ICU RSUD BATANG Inisial Klien



: Tn.S



Diagnose Medis



: NSTEMI



No. Reg.



: 4295**



Tanggal



: 10 Maret 2020



1. Diagnosa Keperawatan dan Dasar Pemikiran : a) Dx. Kep : Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi DS



: pasien mengatakan sesak nafas kurang lebih sejak masuk rumah sakit.



DO



: pasien tampak pucat, gelisah, dan kesulitan bernafas serta bicara. Auskultasi paru terdengar suara ronchi basah . TD : 99/69 mmHg, N : 78 x/menit, RR : 26x/menit, S: 36,2oC, SPO2: 90%



b) Dasar pemikiran : NSTEMI adalah infark miokard akut tanpa elevasi ST yang terjadi dengan mengembangkan oklusi lengkap arteri koroner kecil atau oklusi parsial arteri koroner utama yang sebelumnya terkena aterosklerosis. Hal ini menyebabkan kerusakan ketebalan parsial otot jantung. Jumlah NSTEMI sekitar 30% dari semua serangan jantung. Pada APTS dan NSTEMI pembuluh darah terlibat tidak mengalami oklusi total/ oklusi tidak total (patency), sehingga dibutuhkan stabilisasi plak untuk mencegah progresi, trombosis dan vasokonstriksi. Penentuan troponin I/T ciri paling sensitif dan spesifik untuk nekrosis miosit dan penentuan patogenesis dan alur pengobatannya. Sedang kebutuhan miokard tetap dipengaruhi obatobat yang bekerja terhadap kerja jantung, beban akhir, status inotropik, beban awal untuk mengurangi konsumsi O2 miokard. APTS dan NSTEMI merupakan SKA yang ditandai oleh ketidakseimbangan pasokan dan kebutuhan oksigen miokard



NSTEMI disebabkan oleh penurunan suplai oksigen dan peningkatan kebutuhan oksigen miokard yang diperberat oleh obstruksi koroner.



NSTEMI



terjadi



karena



thrombosis



akut



atau



proses



vasokonstriksi koroner, sehingga terjadi iskemia miokard dan dapat menyebabkan nekrosis jaringan miokard dengan derajat lebih kecil, biasanya terbatas pada subendokardium. Keadaan ini tidak dapat menyebabkan elevasi segmen ST, namun menyebabkan pelepasan penanda nekrosis. Keluhan yang sering ditemukan pada pasien-pasien NSTEMI yaitu : nyeri dada sentral yang berat , seperti rasa terbakar, ditindih benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dipelintir, tertekan yang berlangsung ≥ 20 menit, tidak berkurang dengan pemberian nitrat, gejala yang menyertai : berkeringat, pucat dan mual, sulit bernapas, cemas, dan lemas. Oleh sebab itu, diperlukan suatu terapi untuk mengatasi salah satu masalah yang muncul berupa sesak nafas tersebut, yaitu dengan terapi inhalasi atau nebulizer. Terapi inhalasi merupakan suatu metode yang mengubah obat cair menjadi aerosol, dihisap melalui masker/mouthpiece dan bekerja secara langsung ke organ di saluran napas agar dapat mengurangi sesak nafas pada pasien NSTEMI. 2. Tindakan Keperawatan yang Dilakukan : Pemberian terapi nebulizer (Combivent 1 vial + pulmicort 0,25 mg) 3. Prinsip – Prinsip Tindakan : 1. Bersih 2. Terapi inhalasi adalah pemberian obat secara langsung ke dalam saluran napas melalui penghisapan. 3. Dosis obat dan pengenceran harus tepat. 4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan Nebuleizer : 



Menganjurkan posisi duduk / setengah duduk.







Gunakan inhaler / nebulizer sesuai dengan dosis yang diperintahkan dari dokter.







Anjurkan saat menarik nafas posisi masker / inhaler langsung dihirup dan saat mengeluarkan nafas masker / inhaler bisa dilepas.







Anjurkan untuk berkumur – kumur setelah melakukan terapi nebulizer / dengan inhaler untuk menghindari efek samping dari obat.



4. Analisa Tindakan Keperawatan : Tujuan dilakukan nebulizer adalah mengencerkan secret, mengobati peradangan saluran napas atas, melegakan saluran napas. Terapi nebulizer dapat diberikan langsung pada tempat/sasaran aksinya (seperti paru) oleh karena itu dosis yang diberikan rendah, dosis yg rendah dapat menurunkan absorpsi sistemik dan efek samping sistemik, pengiriman obat melalui nebulizer ke paru sangat cepat, sehingga aksinya lebih cepat dari pada rute lainnya seperti subkutan atau oral, udara yang dihirup melalui nebulizer telah lembab, yang dapat membantu mengeluarkan sekresi bronchus. Perawat langsung menyiapkan alat-alat untuk nebuliser seperti alat nebuliser, masker oksigen disambungkan dengan selang pada mesin nebulizer, obat yang dimasukkan (Combivent 1 vial + pulmicort 0,25 mg).Sakelar dalam mesin nebuliser dihubungkan dengan sumber listrik. Tn. S diposisikan fowler, combivent dan flixotid kemudian dimasukkan dalam tabung di dalam nebuliser. Memasang masker oksigen pada klien, kemudian menekan tombol on. Maka uap obat akan mengalir dari mesin nebuliser ke masker oksigen dan akhirnya akan dihirup oleh klien. Perawat mengajarkan cara menghirup yang benar. Setelah obat habis, nebulizer dimatikan dan klien kembali memakai kanul oksigen. Ketika hendak melakukan nebulizer, perawat tidak cuci tangan terlebih dahulu, dan tidak menggunakan sarung tangan, paling tidak sarung tangan bersih. Wadah nebulizer untuk cairan obat tidak dibersihkan. Wadah dalam nebulizer sebaiknya dibersihkan setelah dipakai, yaitu dengan membuang sisa obatnya, dibersihkan dengan air panas dan sabun setelah dipakai, dibersihkan dengan disinfektan setiap 24 jam bila penggunaan setiap hari. Perawat juga



hanya mengkaji frekuensi nafas, dan suara napas sebelum dan sesudah tindakan. 5. Bahaya – bahaya yang mungkin muncul terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya : a. Pengendapan aerosol di dalam saluran pernapasan b. Mual c. Muntah d. Tremor e. Bronkospasme f. Takikardi 6. Hasil yang didapat dan maknanya : S : Pasien mengatakan masih sesak napas, O : Irama napas teratur, frekuensi 24x/menit, suara nafas terdengar ronchi basah -



GCS : E3 V4 M5, Compos mentis



-



Klien terlihat lemah



-



TD : 104690 mmHg, N : 104 x/menit, RR : 24x/menit, S: 36,1oC, SPO2: 95%



-



Klien tampak sesak, RR : 24x/menit, suara tambahan ronchi basah



A : Belum teratasi P : Lanjutkan intervensi Anjurkan pasien untuk napas dalam, batuk efektif, minum air putih hangat 7. Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakuakan untuk mengatasi diagnose keperawatan di atas : 1. Berikan posisi yang nyaman, tinggikan tempat tidur 45o /semi fowler 1. Kolaborasi pemberian oksigen. 2. Kolaborasi pemberian obat bronkodilator, mukolitik, serta kortekosteroid sesuai indikasi. 3. Berikan minum hangat



8. Evaluasi diri : Dalam mempersiapkan alat-alat sampai melakukan nebuliser, akan lebih baik jika cuci tangan terlebih dahulu. Membersihkan masker oksigen dengan kapas alkohol, membuang sisa obat dan membersihkan wadah dalam nebuliser dengan air hangat dan sabun. Suara nafas, denyut nadi, status respirasi, dan saturasi oksigen diukur sebelum dan sesudah tindakan



Kepustakaan a. Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI. Terapi



Inhalasi.



Upload:



1



Mei



2009.



http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/7001abad927d536232531639 aaf2b156d9e1ea62.pdf . Diakses 16 Maret 2019. b. Layman, ME. Nebuliser Therapy, dalam buku Emergency Nursing Procedures. Edisi ke-2 oleh Jean A Proehl. USA: W.B. Saunders Company. c. Kusyati, E. et al. Keterampilan dan prosedur Keperawatan Dasar. Semarang: Kilat Press. 2003. d. Bennete



M.J.



2013.



Pediatric



Pneumonia.



http://emedicine.medscape.com/article/967822-overview. (16 Maret 2013)



Mengetahui



Pembimbing



(……………………..)



Mahasiswa



(Muhammad Yusuf Ainul Rizal)