6 0 90 KB
Analisa SWOT
No 1.
Analisa SWOT SDM
Strengths (Kekuatan) 1) Jenis Ketenagaan diruangan : a) S1 Kep.Nerse : 3 Perawat. b) D3 Keperawatan : 11 Perawat c) Standar MPP dari RS : 16 Perawat. d) Total Perawat Perina/NICU/PICU 14 perawat. e) Standar untuk ruang Intensive SDM dengan masa kerja diatas 2 tahun. 2) Adanya perawat yang mengikuti pelatihan Internal dan
Weaknesses (Kelemahan) 1) Jumlah perawat yang dibutuhkan kurang dari tingkat kebutuhan pasien
Opportunities (Peluang) 1) sebanyak 20 % perawat
2) Belum adanya pembagian untuk perawat NICU dan PICU 3) Masih kurangnya pelatihan eksternal untuk perawat PICU. 4) Yang mengikuti pelatihan eksternal : a. Jumlah perawat yang Sudah memiliki sertifikat Perina - NICU : 8 perawat. b. Jumlah perawat yang yang
sertifikasi, pelatihan harus di ikuti
sudah memiliki sertifikat
perawat NICU dan PICU terdiri
Pelatihan PICU : 1
dari: a. Ruang NICU :
perawat
untuk melanjutkan
masyarakat untuk
pendidikan ke jenjang
Pelayanan.
kesadaran
kebijakan program
masyarakat akan
melanjutkan pendidikan
pentingnya kesehatan. 3) Persaingan dengan
Adanya Perencanaan yang
masuknya perawat
dibuat oleh Kepala ruang
asing dan persaingan
untuk diajukan kebagian
Rumah Sakit lain.
eksternal bagi perawat. 4)
2) Makin tingginya
Rumah Sakit Memberikan
diklat untuk pelatihan
eksternal RS. 3) Standar pelatihan yang memiliki
Tinggi dari
S1 bagi perawat. 3)
1) Adanya Tuntutan
mempunyai kemauan
yang lebih tinggi (S1) 2)
Threats (Ancaman)
Pembagian untuk perawat NICU dan PICU sesuai dengan
4) Kebijakan pemerintah tentang jaminan BPJS.
a) Pelatihan NICU. b) Pelatihan Resusitasi Neonatus. c)
kompetensi. 5)
Memberikan kebijakan
Pelatihan BBLR.
untuk Pelatihan
d) Pelatihan Level 2 (Perina) e)
Eksternal.
Seminar bayi sakt kritis.
b. Ruang PICU
Rumah Sakit
6)
Pengajuan kepada HRD
a) Pelatihan PICU.
untuk penambahan staf
b) BTCLS.
diruang perina.
c) Seminar perawatan Luka. d) Seminar anak sakit kritis. Data pelatihan Perawat yang mengikuti Pelatihan eksternal yang telah bersertifikasi meliputi : a) Pelatihan NICU : 1 perawat. b) Pelatihan PICU :1 perawat. c) Pelatihan Resusitasi Neonatus : 3 perawat. d) Pelatihan BTCLS : 8 perawat. e) Pelatihan PPGDON : 2 perawat. f) Pelatihan PICC : 3 perawat.
7)
RS menyediakan tempat untuk pelatihan internal RS.
g) Seminar NICU : 2 perawat. h) Seminar bayi sakit kritis : 1 perawat. 4) Masa kerja perawat diruang perina : a. Masa kerja 1 tahun : 2 perawat. b. Masa kerja 3 tahun : 2 perawat. c. Masa kerja 4 tahun : 3 perawat. d. Masa kerja 7 tahun : 1 perawat. e. Masa kerja 9 tahun : 2 perawat. f. Masa kerja 12 tahun : 1 perawat. g. Masa kerja 13 tahun : 1 perawat. h. Masa kerja 14 tahun : 1 perawat. i. Masa kerja 15 tahun : 1
perawat. 5) Kedisiplinan staf perina mencapai 2.
Sarana dan Prasarana
100% 1) Mempunyai peralatan yang canggih &
1) Belum adanya sistem
1) Adanya Kesempatan
1) Adanya tuntutan yang
hampir seluruh perawat dapat
pengecekan alat – alat
untuk penggantian alat –
tinggi dari
mengoperasionalkan.
medis oleh petugas
alat yang tidak layak
Masyarakat untuk
Maintenen Medis.
pakai.
melengapi sarana dan
2) Mempunyai sarana dan Prasarana untuk pasien dan tenaga kesehatan. 3) Standarnya masing-masing bed harus ada (monitor, oksigen, suction, Infus Pump) 4) Kapasitas tempat tidur : a. Ruang perina : 4 bed. b. Ruang NICU : 4 bed. c. Ruang PICU : 3 bed. d. Ruang Isolasi : 1 bed. 5) Mempunyai Peralatan Medis yang lengkap
2) Jumlah peralatan dan
2) Adanya kesempatan
jumlah kapasitas bed pasien
untuk renovasi ruang
belum seimbang.
PICU
3) Peralatan yang ada
3) Adanya kesempatan
merupakan peralatan yang
untuk pengajuan
sudah lama.
penambahan peralatan
4) Belum adanya peralatan untuk EMG pada pasien anak (DC-Shock) 5) Masih ada peminjaman alat ke Rs group /Unit lain. 6) Masih digabungnya ruang
sesuai dengan kebutuhan pasien.
prasarana. 2) Adanya kesenjangan
antara jumlah pasien dengan peralatan yang dipelukan.
a. Ventilator 2 buah (Tahun 2012) b. Infant Warmer 2 buah (Tahun 2002) c. Incubator 1 buah (tahun 2002) 1 buah (tahun 2003) 1 buah (tahun 2006) 1 buah (2012) d. Bubble CPAP 1 buah (tahun 2015) e. Monitor bayi 2 buah (tahun 2002) 1
buah (tahun 2015)
f. Monitor anak 3 buah (Tahun 2008) g. T-Piece Resusitasi 1 buah (Tahun 2016) h. Oksigen untuk bayi (Lowflow) 3 buah (Tahun 2015) i. Oksigen dinding 8 buah
NICU dan PICU tanpa adanya sekat/pembatas ruangan.
j. Suction dinding 8 buah k. Fototerapi tesena 4 buah (tahun 2002) l. Fototerapi Bilibleked 1 buah (tahun 2015) 1 buah (tahun 2016) 3.
Metode Asuhan (Penerapan model)
1) Asuhan Keperawatan yang digunakan yaitu metode Kasus. 2) Pembagian tugas ditentukan oleh masa kerja, pendidikan dan keterampilan. 3) Memiliki standar Asuhan Keperawatan, dokumentasi Keperawatan Meliputi pengkajian yang menggunakan pengkajian
1) Kurangnya Jumlah Tenaga
1) Perawat dapat menguasai
1) Persaingan dengan
SDM yang membantu
atau memahami masalah
Rumah Sakit lain.
optimalisasi penerapan model
pasien.
yang digunakan. 2) Semua pasien diruang Perina dengan tingkat
2) Jumlah Perawat Masih
pelayanan yang
jumlah pasien.
maksimal
Care ). 3) Masih ada 1 perawat memegang 2 – 3 pasien
sistem Head to Toe, serta diagnosa
pemberian Asuhan
keperawatan sampai dengan evaluasi
keperawatan pada pasien
dengan menggunakan SOAP.
Neonatus (Perina-
asuhan keperawatan secara
NICU)sesuai dengan acuan
utuh.
4) Adanya Standar Prosedur operasional.
NIC-NOC
Masyarakat akan
belum sebanding dengan
ketergantungan tinggi (Total
3) Belum adanya SAK dalam
2) Tuntutan
4) Perawat dapat memberikan
5) Pengajuan dalam
5) Hampir Semua perawat memahami model yang digunakan. 6) Kasus terbanyak di ruang PerinaNICU-PICU dimana memerlukan observasi ketat, kasus terbanyak antara lain a. TTN,Hiperbilirubin,premature. b. RDS, TTN,PDA,PPHN. c. Asfiksia, MAS, DHF, DSS d. Kejang Demam, Gangguan Pencernaan 7) BOR rata –rata pasien/tahun untuk a. Ruang perina : 71,15 %. b. Ruang PICU : 7,91% c. Ruang NICU : 11,83% 8) Terlaksananya Komunikasi yang
4) Masih ada 1 perawat memegang 2 – 3 pasien
pembuatan SAK pada pasien Perina-NICU sesuai dengan NIC – NOC
cukup baik antar profesi 4
Mutu
1) Tersedianya formulir pemantauan tiap
1) Pengkajian yang ada di ruang
1) Perawat mampu
1) Persaingan dengan
– tiap Indikator mutu yang ada di
Perina- NICU-PICU
memberikan mutu
Rumah Sakit lain
ruang perina-NICU-PICU.
menggunakan pengkajian
keperawatan dengan baik.
dalam pemberian
2) Adanya pembagian tugas kepada staf untuk mendata sensus harian masing – masing indikator mutu Perina-NICUPICU. 3) Format pengkajian sudah ada dan dapat memudahkan perawat dalam pengkajian & pengisian. 4) Adanya formulir Pemantauan harian untuk obat high alert yang dilakukan setiap 1 jam sekali. 5) Tersedianya daftar obat yang ada di Catatan keperawatan ruang intensive (flowsheet). 6) Kebijakan dari RS diwajibkan bagi seluruh karyawan harus mengikuti
pada pasien anak, tetapi pada pasien neonatus (PerinaNICU) belum ada. 2) Terkadang untuk pemantauan obat high alert dilakukan tiap 2 jam bila sedang sibuk 3) ETT pada neonatus tidak adanya cuff. 4) Bila pasien banyak maka
2) Meningkatkan mutu pelayanan RS. 3) Adanya kesempatan untuk mengajukan pembuatan formulir pengkajian pada pasien neonatus (Pasien PerinaNICU). 4) Adanya kesempatan
karyawan tidak bisa
untuk mengajukan revisi
mengikuti pelatihan internal
daftar obat sesuai dengan
RS.
pronsip 7 benar
5) Daftar obat yang ada belum sesuai dengan prinsip 7 benar pemberian obat.
pemberian obat ada catatan keperawatan intensive (Flowsheet).
mutu keperawatan. 2) Tuntutan Masyarakat akan peningkatan mutu asuhan keperawatan.
pelatihan internal RS dengan target pencapaian 3 jam/bulan. 7) Alat ETT yang dipakai dari bahan yang lembut untuk bayi.
6) Pada pasien dengan
5) Dibuatkan Penambahan
menggunakan bubble CPAP
indikator mutu tentang
sering terjadi iritasi pada
Tidak ada Insiden
septum hidung.
kerusakan integritas kulit pada area septum bayi yang terpasang alat non invasif (CPAP, bubble CPAP). 6) Dibuatnya SPO tentang Perawatan septum hidung pada pasien yang menggunakan Bubble CPAP.