4 0 815 KB
2018
KATA PENGANTAR Pujis yukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Manajemen Keperawatan dengan judul “Analisa SWOT di Rumah Sakit Islam Skinah Mojokerto”, dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas manajemen keperawatan dan juga sebagai salah satu metode pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Sehat PPNI Mojokerto. Kami sadar akan segala kekurangan dalam pembuatan makalah ini, dan kami akan sangat bangga apabila makalah yang kami susun ini mendapatkan saran maupun kritik yang bersifat membangun. Tidak lupa kami haturkan permohonan maaf apabila makalah yang kami buat terdapat suatu kesalahan. Terakhir kami sampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi para pembaca.
Mojokerto, 05 Mei 2018
Penyusun
DAFTAR ISI Halaman Judul .................................................................................................... i Kata Pengantar ................................................................................................... ii Daftar Isi .............................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3 1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3 1.4 Manfaat ..................................................................................................... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Analisa SWOT................................................................... 4 2.1.1 Definisi .......................................................................................... 4 2.1.2 Strategi SWOT .............................................................................. 6 2.1.3 Langkah-Langkah SWOT ............................................................. 8 2.2 Konsep Dasar Rumah Sakit ...................................................................... 9 2.2.1 Pengertian Rumah Sakit ................................................................ 9 2.2.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit ..................................................... 10 BAB III PROFIL RSI SAKINAH 3.1 Gambaran Umum ...................................................................................... 12 3.2 Letak Geografis ......................................................................................... 12 3.3 Visi, Misi, Tujuan, dan Motto ................................................................... 13 3.4 Tujuan dan Sasaran Strategis .................................................................... 13 3.5 Struktur Organisasi ................................................................................... 14 3.6 Layanan di RSI Sakinah ............................................................................ 15
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengkajian ................................................................................................. 17 4.1.1 M1 (Man) ........................................................................................... 17 4.1.2 M2 (Matherial)................................................................................... 20 4.1.3 M3 (Methode) .................................................................................... 26 4.1.4 M4 (Money) ....................................................................................... 27 4.1.5 M5 (Market)....................................................................................... 28 4.2 Analisa Swot ............................................................................................. 31 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 53 5.2 Saran ......................................................................................................... 53
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization, Pengertian Rumah Sakit adalah suatu bagian dari organisasi medis dan sosial yang mempunyai fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif pelayanan keluarnya menjangkau keluarga dan lingkungan rumah. Rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan tenag Rumah sakit merupakan industri pada modal dan padat karya (padat sumber daya) serta padat teknologi. Sumber daya manusia merupakan komponen utama proses pelayanan dalam rumah sakit. Jenis produk atau jasa rumah sakit dapat berupa private goods (pelayanan dokter, keperawatan farmasi, gizi), public goods (layanan parkir, front office, cleaning service, house keeping, laundry) dan externality (imunisasi). Rumah Sakit
pada umumnya mempunyai misi memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit perlu memiliki persiapan perencanaan, agar dapat memilih dan menetapkan strategi dan sasaran sehingga tersusun program-program dan proyek-proyek yang efektif dan efisien. Salah satu analisis yang cukup populer di kalangan pelaku organisasi adalah Analisis SWOT. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, treatment).
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang didapat adalah Bagaimana Analisis program kerja di RSI Sakinah Mojokerto.
1.3 Tujuan Masalah Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah mahasiswa dapat memahami: Analisis program kerja di RSI Sakinah Mojokerto. 1.4 Manfaat Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar mampu memahami masalah manajemen secara jelas dan spesifik mempermudah penentuan prioritas, mempermudah penentuan alternatif pemecahan masalah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Analisa SWOT 2.1.1
Definisi Menurut Kurtz (2008,45), SWOT analisis adalah suatu alat perencanaan strategik yang penting untuk membantu perencana untuk membandingkan kekuatan dan kelemahan internal organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari external. Menurut Kurtz (2008,46), step dari SWOT analisis dapat dilihat pada gambar
Gambar Step dari SWOT analisis menurut Kurt (2008,46)
Menurut Pearce and Robinson (2003,134), analisis SWOT perlu dilakukan karena analisa SWOT untuk mencocokkan “fit” antara sumber daya internal dan situasi eksternal perusahaan. Pencocokkan yang baik akan
memaksimalkan
kekuatan
dan
peluang
perusahaan
dan
meminimumkan kelemahan dan ancamannya. Asumsi sederhana ini mempunyai implikasi yang kuat untuk design strategi yang sukses. Menurut Wikipedia, analisis SWOT (singkatan bahasa Inggris dari kekuatan/strengths, kelemahan/weaknesses, kesempatan/opportunities, dan ancaman/threats) adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini
melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Menurut Robert W.Duncan (2007, 142), menganalisa lingkungan internal dan eksternal merupakan hal penting dalam proses perencanaan strategi. Faktor-faktor lingkungan internal di dalam perusahaan biasanya dapat digolongkan sebagai Strength (S) atau Weakness (W), dan lingkungan
eksternal
perusahaan
dapat
diklasifikasikan
sebagai
Opportunities (O) atau Threat (T). Analisis lingkungan strategi ini disebut sebagai analisis SWOT. Menurut Thompson (2008,97), analisa SWOT adalah simpel tetapi merupakan alat bantu yang sangat kuat untuk memperbesar kapabilitas serta mengetahui ketidakefisienan sumber daya perusahaan, kesempatan dari pasar dan ancaman eksternal untuk masa depan agar lebih baik lagi. Menurut Fred David (1997,134), analisa SWOT adalah adalah metode perencanaan strategis yang berfungsi untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab oleh analisa SWOT yaitu sebagai berikut: 1. Strengths/ kekuatan 1) Apa keuntungan yang dimiliki oleh institusi anda? 2) Kemampuan apa yang bisa dilakukan oleh institusi lebih baik daripada yang bisa dilakukan oleh institusi lain? 3) Sumber daya unik atau berbiaya apa yang institusi atau yang anda miliki dan institusi lain tidak punya? 4) Apa yang orang lihat dalam pasar anda sebagai kekuatan anda? 5) Faktor apa saja yang membuat anda bisa mencapai penjualan produk yang tinggi selama ini?
2. Weakness/kelemahan 1) Apa yang sebenarnya bisa anda tingkatkan? 2) Apa yang seharusnya bisa anda hindari? 3) Apa yang dilihat oleh orang-orang dipasar anda sebagai kelemahan anda? 4) Faktor apa saja yang membuat penjualan anda lebih rendah dari orang lain? 3. Opportunities/ Peluang 1) Apa peluang bagus yang sedang anda hadapi saat ini? 2) Trend menarik apa yang sedang menjadi perhatian anda saat ini? 4. Threats/ Ancaman 1) Apa rintangan yang anda hadapi? 2) Apa yang dilakukan oleh kompetitor anda yang seharusnya membuat anda khawatir? 3) Apakah spesifikasi yang dibutuhkan dalam pekerjaan, produk, atau pelayanan anda telah berubah? 4) Apakah perkembangan teknologi mengancam keberadaan anda? 5) Apakah anda memiliki masalah dengan cash-flow finansial anda? 6) Apakah ada kelemahan anda yang benar-benar bisa berubah menjadi ancaman bagi anda?
2.1.2
Strategi SWOT Para analisis SWOT memberikan informasi untuk membantu dalam
hal mencocokan perusahaan sumber daya dan kemampuan untuk menganalisa kompetitif lingkungan di mana bidang perusahaan itu bergerak. Informasi tersebut dibuat berdasarkan perumusan strategi dan seleksi yaitu:
1. Kekuatan/Strength Sebuah kekuatan perusahaan adalah sumber daya dan kemampuan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan competitive advantage. 2. Kelemahan / Weakness Kelemahan adalah sesuatu yang menyebabkan satu Rumah Sakit bersaing dengan Rumah Sakit lain. 3. Peluang / Opportunities Analisis lingkungan eksternal dapat membuahkan peluang baru bagi sebuah Rumah Sakit untuk meraih keuntungan dan pertumbuhan. 4. Ancaman / Threat Perubahan dalam lingkungan eksternal juga dapat menghadirkan ancaman bagi Rumah Sakit.
Sebuah Rumah sakit tidak selalu harus mengejar peluang yang menguntungkan karena dengan mengembangkan competitive advantage, ada kesempatan yang lebih baik untuk meraih kesuksesan dengan cara mengidentifikasi sebuah kekuatan dan kesempatan mendatang. Dalam beberapa kasus, perusahaan dapat mengatasi kelemahannya dengan cara mempersiapkan diri untuk meraih kesempatan yang pasti. Untuk mengembangkan strategi yang mempertimbangkan profil SWOT,SWOT matriks (juga dikenal sebagai TOWS Matrix) ditunjukkan pada Gambar
Gambar SWOT / TOWS Matrix: 1. S-O strategi : mengejar peluang yang sesuai dengan kekuatan. 2. W-O strategi : mengatasi kelemahan untuk meraih peluang. 3. S-T Strategi : mengidentifikasi cara untuk Rumah Sakit dapat menggunakan kekuatan untuk mengurangi ancaman luar. 4. W-T strategi : membuat rencana pencegahan ancaman luar karena kelemahan dari Rumah Sakit
2.1.3
Langkah-langkah Analisa SWOT Adapun langkah-langkah dalam menganalisa SWOT adalah sebagai
berikut: 1. Identifikasi kelemahan dan ancaman yang mendesak 2. Indentifikasi kekuatan dan peluang yang relevan 3. Masukkan kelemahan serta ancaman dan kekuatan serta peluang dalam pola analisis 4. Perumusan strategi penanganan kelemahan dan ancaman 5. Skala prioritas penanganan Saran untuk melakukan analisis SWOT yaitu: Langkah 1: Identifikasi kelemahan dan ancaman yang paling urgent untuk diatasi secara umum pada semua komponen.
Langkah 2: Identifikasi kekuatan dan peluang yang diperkirakan cocok untuk upaya mengatasi kelemahan dan ancaman yang telah diidentifikasi terlebih dahulu pada langkah 1. Langkah 3: Masukkan butir-butir hasil identifikasi (Langkah 1 dan langkah 2) kedalam bagan deskripsi SWOT. Langkah ini dapat dilakukan secara keseluruhan atau jika terlalu banyak, dapat dipilah menjadi analisis SWOT untuk komponen masukkan, proses, dan keluaran. Langkah 4: Rumuskan strategi atau strategi-strategi yang dapat direkomendasikan untuk menangani kelemahan dan ancaman, termasuk pemecahan masalah, perbaikan, dan pengembangan lebih lanjut. Langkah 5: Tentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman itu, dan susunlah suatu rencana tindakan untuk melaksanakan program penanganan.
2.2 Konsep Dasar RS 2.2.1
Pengertian Rumah Sakit Menurut
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
340/MENKES/PER/III/2010 adalah: “Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”. Pengertian mengenai rumah sakit dinyatakan juga pada Pasal 1 ayat (1) PerMenKes RI No.159 Tahun 1988 Tentang Rumah Sakit. “Rumah Sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian”. Dalam KepMenKes No.582 Tahun 1997 Tentang Pola Tarip Rumah Sakit Pemerintah pengertian rumah sakit adalah”Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang
menyelenggarakan
pelayanan
kesehatan
secara
merata
dengan
mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatankesehatan dan pencegahan penyakit dalam suatu tatanan rujukan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga penelitian.”
Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa suatu hal yang penting bagi Rumah Sakit untuk menetapkan standar medis, yang harus diperhatikan oleh staf Rumah Sakit sebagai suatu kode etik, dan perlu mentaatinya sebagai paduan prinsip-prinsip perawatan medik. Hal inilah yang sekaligus memberikan penjelasan mengapa Rumah Sakit berbeda sifatnya dengan pelayanan publik yang lainnya dimana Rumah Sakit harus memperhatikan kode etik Rumah Sakit dan juga kode etik profesi.
2.2.2
Tugas Dan Fungsi Rumah Sakit Tugas Rumah Sakit rumusan yuridisnya dapat dilihat pada ketentuan
pasal 1 butir 1 Undang – Undang Rumah Sakit. Ketentuan ini disamping mengandung pengertian tentang Rumah Sakit, memuat pula rumusan tentang tugas Rumah Sakit serta ruang lingkup pelayanannya. Seperti disebutkan pada pasal ini, bahwa: “Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang tugas pokoknya adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang meyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”.Pasal 4 Undang Undang No 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit menjelaskan Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Rumah Sakit mempunyai fungsi: 1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. 2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis. 3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan, dan
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan. Pengaturan tugas dan fungsi Rumah Sakit yang terkait dengan banyaknya persyaratan yang harus dipenui dalam pendirian Rumah Sakit merupakan salah satu bentuk pengawasan preventif terhadap Rumah Sakit. Di samping itu penetapan sanksi yang sangat berat merupakan bentuk pengawasan represifnya. Pengaturan tersebut sebenaranya dilatarbelakangi oleh aspek pelayanan kesehatan sebagai suatu hal yang menyangkut hajat hidup sangat penting bagi masyarakat.Pengaturan tentang peran dan fungsi Rumah Sakit sebelumnya meliputi hal-hal berikut ini: 1. Menyediakan dan menyelenggarakan : a) Pelayanan medik b) Pelayanan penunjang medik c) Pelayanan perawat d) Pelayanan Rehabilitas e) Pencegahan dan peningkatan kesehatan 2. Sebagai tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medik atau tenaga paramedik 3. Sebagai tempat penelitian dan pengembngan lmu dan teknologi bidang kesehatan.”
BAB III PROFIL RSI SAKINAH 3.1 Gambaran Umum RSI Sakinah
Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto merupakan salah satu lembaga yang bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan yang secara formal dimiliki oleh Nahdlatul Ulama Cabang Mojokerto yang didirikan pada tanggal 17 Romadlon 1410 H atau bertepatan tanggal 12 April 1990. Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto mulai beroperasi dalam melakukan pelayanan kesehatan pada tanggal 2 Oktober 1990 yang selanjutnya diperingati sebagai Hari Lahirnya ( HARLAH ) Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto.Pendirian Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto berawal dari gagasan K.H.Achyat Chalimy yang direalisasikan oleh tokoh dan pengurus NU yang lain.Modal penyelenggaraan operasional Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto adalah: Diperpanjang lagi dengan nomor : 440/089/KES.5/416-207.2/2013, pada tanggal 05 Pebruari 2013 berlaku sampai tanggal 05 februari 2018. Pada tahun 2006 ada perubahan nama pengelola Rumah Sakit Islam Sakinah dari Yayasan berubah menjadi Perkumpulan Kesehatan Sakinah Mojokerto dengan Akte Notaris GRACE YANETTE POHAN, SH Nomor : 14 Tanggal 9 September 2006.Dalam melaksanakan pengelolaan Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto oleh Perkumpulan Kesehatan Sakinah dilakukan oleh Badan Pelaksana Perkumpulan Kesehatan Sakinah atau Bapelkumkes-Sakinah yang merupakan salah satu Badan dalam Perkumpulan tersebut. Demikian sekilas gambaran pendirian dan perjalanan operasional Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto. 3.2
Letak Geografis
Rumah Sakit Islam Sakinah terletak di jalan R.A. Basuni No.12 Mojokerto, tepatnya di Desa Jampirogo Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto Jawa Timur KM 03 Jalan jurusan Mojokerto-Jombang. Batas-batas Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto : a. Sebelah utara: Tanah milik perorangan. b. Sebelah barat: Tanah pemukiman penduduk Desa Jampirogo dan Desa Kedungpring. c. Sebelah selatan: Kantor dinas infokom dan tanah puskud d. Sebelah timur: Jalan raya R.A. Basuni yang menghubungkan Kota Mojokerto dengan Jombang serta menghubungkan Kota Mojokerto dengan Kecamatan Sooko, Trowulan, Puri dan Jatirejo. Berikut ini adalah keunggulan Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto :
1. Ditinjau dari segi wilayah, letak Rumah Sakit Islam Sakinah berada di luar kota. Sebab, Rumah Sakit Islam Sakinah terletak di wilayah Kabupaten Mojokerto walaupun tidak jauh dari Kota Mojokerto. Dengan demikian RSI Sakinah merupakan satu-satunya Rumah Sakit swasta di Kabupaten Mojokerto di wilayah bagian barat. 2. Ditinjau dari segi transportasi, RSI Sakinah Mojokerto berada di Jalan R.A. Basuni yang merupakan jalan poros yang menghubungkan ke semua jurusan, sehingga RSI Sakinah mudah dijangkau oleh masyarakat dengan menggunakan transportasi baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. 3. Luas tanah RSI Sakinah adalah 50.000 M2, maka jumlah areal yang tersedia telah memenuhi standart Rumah Sakit Swasta. 3.3
Visi, Misi, Tujuan, dan Motto Sebagai sebuah tanda usaha Nahdlatul Ulama’, Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto telah menetapkan visi, misi, tujuan dan motto untuk menjamin tersedianya layanan yang dapat dipertanggung jawabkan. Visi : Layanan kesehatan masyarakat yang unggul, Islami dan Sunni Misi : 1) Memberikan layanan kesehatan yang profesional dan paripurna 2) Keterbukaan dan mandiri 3) Kemajuan dan kesejahteraan bersama Tujuan : Mewujudkan
derajat
kesehatan
masyarakat
melalui
pendekatan
pencegahan
(preventif), penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) dengan tuntunan secara islami tanpa perbedaan. Motto : Bekerja penuh keikhlasan, mengabdi demi kemanusiaan, profesional dalam pelayanan.
3.4
Tujuan dan Sasaran Strategis 1. Membantu pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di bidang 2. kesehatan.
3. Membantu masyarakat yang sehat jasmani dan rohani demi 4. terwujudnya kesehatan masyarakat dan kemaslahatan umat. 5. Meningkatkan kesadaran umat dan masyarakat terhadap pola-pola 6. hidup sehat. 7. Terlaksananya kegiatan sosial di bidang kesehatan sebagai 8. pelaksanaan program-program Nahdlatul Ulama’. 9. Mengembangkan pelayanan pada masyarakat terutama masyarakat 10. miskin di Mojokerto dan sekitarnya. 11. Memberikan pelayanan yang optimal dan profesional. 12. Meningkatkan pelayanan dan menunjang operasional di RSI Sakinah Mojokerto.
3.1 Struktur Organisasi Struktur Organisasi Dan Uraian Tugas RSI Sakinah Mojokerto
BAPELKUMKESSAKINAH
Sekretaris Eksekutif SPI
DIREKTUR
DEWAN PENYANTUN
Komite Medik Komite Keperawatan
Bagian Keuangan
Sub Bagian Pemasaran
Bagian Umum &HRD
Sub Bagian Keskretarisan
Sub Bagian PSDM&Diklat
Unit Binroh dan Humas
Garis Intruksi Keterangan
Garis Pertanggungjawaban Garis Koordinasi
Bidang Pelayanan Medis
Sub Bidang Keperawatan
Sub Bidang Penunjang Medis
3.2 Layanan Poli di RSI SAKINAH
1. Poli spesialis interna 2. Poli spesialis anak 3. Poli spesialis bedah umum 4. Poli spesialis kebidanan dan kandungan 5. Poli spesialis bedah orthopedy 6. Poli spesialis jantung 7. Poli spesialis paru 8. Poli spesialis bedah syraf dan tulang belakang 9. Poli spesialis urologi 10. Poli spesialis mata 11. Poli spesialis THT 12. Poli spesialis syraf 13. Poli spesialis kulit dan kelamin 14. Poli spesialis rehabilitasi medik dan fisioterapi 15. Poli spesialis jiwa dan psikosomatis 16. Poli radiologi 17. Poli gigi 18. Poli alat bantu dengar 19. Poli konsultasi gizi 20. Pelayanan Rawat Inap
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengkajian
4.1.1 M1 (MAN) a. Struktur organisasi Struktur orgnisasi di Rumah Sakit Islam Sakinah Kabupaten Mojokerto Ruang Kudus Muria :
Direktur Medical Service Manager Nursing Sunction Manager Muria Kudus WARD CHIEF
Kepala Jaga Muria
Kepala Jaga Kudus
Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Ruang Muria Kudus RSI Sakinah b. Jumlah Tenaga Perawat Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Perawat Di Ruang Muria Kudus RSI Sakinah Kabupaten Mojokerto Tahun 2017 No Kualifikasi Jumlah Persentase Jenis (%) PNS BLUD 1. S1 `4 orang Keperawatan 3. D3 12 orang Keperawatan 16 orang Jumlah Sumber Data : Ruang muria kudus rumah sakit islam sakinah kabupaten mojokerto tahun 2017
Tenaga keperawatan yang ada di atas sudah cukup memenuhi kualifikasi RSI Sakinah karena perawat yang berpendidikan S1 sebanyak 4 orang (
%) dan D3 14 orang (
%) sehingga saat
memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien.
c. Pendidikan Dan Pelatihan Tenaga Perawat Tabel 2.2. Komposisi Tenaga Perawat Berdasarkan Tingkat Pendidikan Dan Pelatihan Yang Pernah Diikuti Di Ruang Muria Kudus Rumah Sakit Islam Sakinah Kabupaten Mojokerto Tahun 2017
No 1. 2. 3. 4.
5. 6. 7. 8. 9.
10.
11. 12.
13.
Nama Suto, S.Kep Novi Maria, Amd.Kep M.Mahfudi, Amd.Kep Fifi Andriyani, Amd.Kep Yesi Hijiria P, Amd.Kep Abdul Halim, Amd.Kep Nurul Afifah, Amd.Kep M.Harun A, Amd.Kep Intan Prawesti, Amd.Kep Arif Yulianto, Amd.Kep Siti Widayati, Amd.Kep Hanik Nurmalisari, S.Kep Eko
Pend
Status Pegawai SWA BLU STA D
Pelatihan Yang Pernah Diikuti BCL S
√
S1 D3
V
D3
√
PPGD
√
v √
√
D3
√
√
D3
√
√
D3
√
√
√
√
D3 √
S1
√
√
D3
BLS
√
D3
D3
HIV/ AID
√
√
√
S1
v
√
D3
√
√
√
MAKP
PPI
Percepto klinik
No
14.
15. 16.
Nama
Pend
Nurwayudi, Amd.Kep Dian Nigggarwati, Amd.Kep Chuntarto H, Amd.Kep Winarni, S.Kep Sumber :
Status Pegawai SWA BLU STA D
D3
√
D3
√
Pelatihan Yang Pernah Diikuti BCL S
PPGD
HIV/ AID
BLS
MAKP
PPI
Percepto klinik
√
√
S1 CI di ruang muria kudus rumah sakit islam sakinah kabupaten mojokerto tahun 2017 Di ruang muria kudus tingkat pendidikan bervariasi mulai dari S1 Keperawatan Ners 4 orang (40%), D3 Keperawatan 12 orang (60%). Hampir seluruh perawat muria kudus mendapatkan pelatihan-pelatihan, mulai dari pelatihan BCLS 7 orang (41,6%), BLS 1 orang (10%), PPGD 9 orang (60%).
d. Tenaga Non Keperawatan Tabel 2.3. Komposisi Tenaga Non Keperawatan Di Ruang Muria Kudus Rumah Sakit Islam Sakinah Kabupaten Mojokerto Tahun 2017 No Kualifikasi Jumlah Persentase (%) 1. Cleaning Service 5 Orang 100% 5 Orang 100% Jumlah Sumber: Katim di ruang muria kudus rumah sakit islam sakinah kabupaten mojokerto tahun 2017
Jenis
Dari hasil tabel diatas didapatkan kesimpulan tenaga non keperwatan yaitu ceaning servis dan helper 5 orang (100%) e. Sistem Pembagian Dinas Perawat Tabel 2.4. Komposisi Tenaga Perawat Di Ruang Muria Kudus Rumah Sakit Islam Sakinah Kabupaten Mojokerto Tahun 2017 Dinas Libur/Cuti No Tenaga Pagi Sore Malam 1. Karu 1 2. Katim 2 -
Ket -
3. PA 4 5 4 7 5 4 Jumlah Sumber : Data jadwal dinas di ruang muria kudus rumah sakit islam sakinah kabupaten mojokerto tahun 2017
Libur dina
f. Data penyakit terbanyak di Ruang Muria Kudus Tabel 2.5. Data 15 Diagnosis Terbanyak Di Ruang Muria Kudus RSI Sakinah Kabupaten Mojokerto No. Jenis Penyakit 1. Diabetes Mellitus tidak bergantung pada insulin 2. Diabetes Mellitus bergantung pada insulin 3. Demam Berdarah Dengue 4. Infeksi Saluran Nafas bagian atas akut lainnya 5. Diare & gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu (kolitis infeksi) 6. Infark serebral 7. Fraktur tulang gerak lainnya 8. Gagal ginjal lainnya 9. Pneumonia 10. Gangguan hantaran dan aritma jantung Total Kesimpulan jumlah tenaga perawat ruang muria kudus sudah mencukupi sesuai dengan perhitungan kebutuan tenaga kerja menurut Depkes RI dan Douglas dengan kualifikasi S1 Keperawatan jumlah 4 orang, D3 sebanyak 14 orang, dan sebagian besar tenaga perawat sudah banyak yang mengikuti pelatihan. Dalam kuantitas pemakaian tempat tidur yang tersedia di ruangan sudah ideal dengan nilai rata-rata 86,07%. 4.1.2 M2 (MATERIAL) Penerapan proses praktika profesi keperawatan mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Majapahit Mojokerto, mengambil tempat di ruang Muria Kudus RSI Sakinah Kabupaten Mojokerto. Pengkajian data awal di lakukan pada tanggal 5 Desember 2017. Adapun data yang di dapat adalah sebagai berikut : a. Gambaran Umum Ruangan Secara umum Muria Kudus terdiri dari beberapa ruangan antara lain:
Jumlah 444 119 159 112 448 332 220 220 246 22 2322
a) Ruang perawatan Nursing Stution berada di tengah tepatnya di depan pintu keluar , Nursing statio antara rawat inap anak dan dewasa menjadi satu. b) Ruang tindakan ( dimana di dalam ruang tindakan ada ruang sentralisasi obat pasien) serta tempat penyimpanan alat medis). c) Ruang rawat inap pasien yang dimana ruangan di bagi menjadi dua blok yaitu ruang rawat inap anak ( mulai kamar M1-M9), dan ruang rawat inap dewasa ( mulai kamar K11 – K20) semua ruangan total berjumlah 36 d) Ruang linen ada di gudang dekat ruang rawat inap anak. e) Ruang spoelhock berada di ruang perawatan (kantor). f) Kamar mandi perawat berada di ruang tindakan. g) Setiap ruang inap pasien terdapat 1 kamar mandi. Secara umum ruang teratai atas memiliki alat yang mendukung untuk di pakai dalam memberikan pelayanan keperawatan dan perawat mammpu menggunakannya. b. Lokasi denah Ruangan 1) Lokasi Ruangan Lokasi penerapan proses praktika yang di gunakan dalam kegiatan profesi menejemen keperawatan mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Majapahit Mojokerto di ruang Muria Kudus RSI Sakinah Kabupaten Mojokerto yang terletak dengan uraian sebagai berikut : Sebelah utara = Masjid Sebelah Selatan = Ruang VVIP/ AL-MUAWWANAH Sebelah Timur = Koperasi/ Kantin Sebelah Barat = Ruang Gunung Jati
c. Data tempat tidur pasien
Berdasarakan hasil pengkajian, didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur muria kudus adalah 36 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut : 1) Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang muria kudus, jumlah bed asli ruang muria kudus adalah 36 dan saat pengkajian ada 36 bed. Kelas III:
M1 : 2 bed dalam satu ruangan rawat inap.
M2 : 2 bed dalam satu ruangan rawat inap.
M3 : 2 bed dalam satu ruangan rawat inap.
M5 : 2 bed dalam satu ruangan rawat inap.
M6 : 2 bed dalam satu ruangan rawat inap.
M7 : 2 bed dalam satu ruangan rawat inap.
M8 : 2 bed dalam satu ruangan rawat inap.
M9 : 2 bed dalam satu ruangan rawat inap.
K11 : 2 bed dalam satu ruangan rawat inap.
K12 : 2 bed dalam satu ruangan rawat inap.
K13 : 2 bed dalam satu ruangan rawat inap.
K14 : 2 bed dalam satu ruangan rawat inap.
K15 : 2 bed dalam satu ruangan rawat inap.
K16 : 2 bed dalam satu ruangan rawat inap.
K17 : 2 bed dalam satu ruangan rawat inap.
K18 : 2 bed dalam satu ruangan rawat inap.
K19 : 2 bed dalam satu ruangan rawat inap.
K20 : 2 bed dalam satu ruangan rawat inap. Total jumlah bed di dalam ruangan rawat inap Muria Kudus adalah 36 bed.
g. Fasilitas Perawat atau Petugas Ruangan Berdasarkan pengkajian di ruang Muria Kudus di lengkapi fasilitas sebagai berikut :
1) Ruang kepala ruangan berbeda dengan ruang pertemuan perawat , letak ruang kepala ruangan berada di di samping ruang perawat. 2) Ruang kamar mandi / WC khusus pearawat ada 1 3) Ruang staff dokter jadi satu dengan nurse sation 4) Nurse station letaknya berada di tengah, nurse station menjadi satu antara rawat inap anak dan dewasa 5) Gudang berada di samping muria 9 tepatnya di urutan ke 10 dari ruang sunan muria. 6) Ruang kantor perawat menjadi satu dengan nurse station 7) Ruang linen berada di samping gudang 8) Spolhoock berada di pojok samping kamar mandi perawat 9) ruang rawat inap anak. d. Fasilitas medis dan non medis No
Nama Barang
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11. 12 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
AC Kamar Almari kayu AL-Quran Bak Kamar mandi Bantal Bed Pasien Ember seka Pasien Gayung Gorden Jam Dinding Kaca Kamar Mandi Kalender Kursi tunggu luar Kursi tunggu dalam Manometer sentral Remot ac Remot tv Standart infus Televisi Tempat sampah Tempat sandal Urinial
Jumlah Total 18 14 3 18 38 38 25 18 18 18 18 10 18 18 18 18 10 18 18 18 16 15
Kondisi Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Ideal 1/ruangan 1/ruangan 1/ruangan 2/ruangan 2/ruangan 1/ruangan 1/ruangan 1/ruangan 1/ruangan 1/ruangan 1/ruangan 1/ruangan 1/ruangan 2/ruangan 1/ruangan 1/ruangan 2/ruangan 1/ruangan 1/ruangan 1/ruangan 2/ruangan
Usulan -
23. .
Jam dinding
18
Baik
1/ruangan
-
Berdasarkan pengkajian di ruang Muria Kudus di lengkapi fasilitas sebagia berikut : Tempat tidur atau bed pasien di sesuaikan sesuai kapasitas jumlah pasien, jenis bed pasien ada yang menggunakan satu engkol,dan dua engkol. Meja pasien di sesuaikan jumlah pasien, kamar mandi dan WC perkamar ada satu, wastafel perkamar ada satu. Selain itu di depan pintu kamar pasien juga sudah di berikan tempat sampah non medis masing - masing. Setiap bed pasien sudah terpasang monometer O2 lengkap pada 36 bed pasien. Standart infus ada per pasien satu jadi total 36. No
Nama Barang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Ambubag dewasa Bak instrumen besar Bak instrumen sedang Bak instrumen kecil Bengkok GDA set Gunting perban Lampu rontgen Manometer central Manometer biasa Mesin suction Oksigen transport Pinset serugis Pinset anatomis Pispot Urinial Stetoskop dewasa Senter Sketsel Torniquet Timbangan BB Termometer axilla digital
Jumlah 2 4 2 2 2 1 2 1 3 2 1 2 4 3 2 1 3 1 1 2 2 3
Keadaan Baik Rusak Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
-
No 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama Barang Termometer axilla raksa Tensimeter raksa Tensimeter jarum/ biasa Tromol besar Tromol kecil Tempat korentang Kursi roda Infus pump Korentang Shyring pump Sterilisator Nasal chateter
Jumlah 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 0
Keadaan Baik Rusak Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik -
Kondisi peralatan pada saat ini baik dan dapat digunakan. Penyimpanan sebagian alat, sudah tertata dengan rapi, dan dapat digunakan. Jika ada kerusakan alat atau kebutuhaan alat (tensimeter, syring pump dll) pihak ruangan mengajukan kebutuhan alat pada Rumah Sakit. Ruangan menggunakan buku dokumentasi penggunaan alat medis dan non medis jika terdapat alat yang rusak maka mengajukan untuk kalibrasi kepihak rumah sakit. h. Administrasi Penunjang RM a) Buku laporan harian/timbang terima b) Buku obs ttv c) Buku Laborat d) Buku Tranfusi e) Buku medikasi/injeksi f) Buku harian morning report g) Buku visite non IPD h) Buku perlengkapan KRS(surat istirahat dan di rawat i) Buku PKRS j) Buku bon tabung laborat k) Buku setor status teratai
l) Buku KTD (Kejadian Tidak Diinginkan) m) Buku catatan evaluasi sterilisasi n) Buku GDA teratai atas o) Buku cuti p) Buku kematian q) Buku perbaikan IPS r) Buku CSSD s) Buku serah terima KRS t) Buku VCT (Pasien HIV) u) Buku px APS v) Buku daftar pasien teratai w) Buku suspek TB x) Buku daftar pasien beresiko y) Buku sensus 4.1.3
M3 (Method) e. MAKP Merupakan suatu kerangka kerja yang mendefinisikan 4 unsur, yakni standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan system MAKP. Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini dan menentukan kualitas produksi / jasa layanan keperawatan. Data yang diperoleh dari pengkajian tentang mekanisme pelaksanaan
model
asuhan
keperawatan
didapatkan
bahwa
komunikasi antara profesi terlaksana cukup baik, sedangkan rencana asuhan keperawatan antar shift berkelanjutan. Adanya komunikasi yang baik antaraanggota tim dengan Katim. Perawat mengatakan mengerti wawancara dengan perawat mengerti dengan model MAKP Tim yang digunakan di ruangan, perawat juga mengatakan sesuai dengan model MAKP Tim yang digunakan di ruangan karena
pekerjaan yang sesuai dengan baik sesuai dengan peran perawat, perawat juga mengatakan tidak terbebani dengan model MAKP Tim yang digunakan di ruangan karena perawat yang dijadikan sampel mengerti dengan model MAKP Tim yang digunakan dan sudah mempunyai standar asuhan keperawatan dan mempunyai protap/SOP setiap tindakan. Kesimpulan dari hasil pengkajian adalah di Ruang Muria kudus menggunakan MAKP model tim. Secara keseluruhan pelaksanaan model asuhan keperawatan di Muria kudus sudah berjalan cukup baik karena terjalin komunikasi yang baik antar perawat dan rencana asuhan antar shift berkelanjutan.
4.1.4 M4 ( Money) a) Sumber pembiayaan ruangan Sumber biaya di ruangan muria kudus RSI sakinah Mojokerto berasal dari manajemen rumah sakit islam sakinah itu sendiri. Sedangkan pembiayaan pasien sebagian besar dari asuransi yang diperoleh dari hasil kerjasama dari perusahaan-perusahaan. b) Biaya yang berlaku di ruangan Biaya perawatan pasien di ruang muria kudus RSI Sakinah Mojokerto sebagian besar dari BPJS dan umum.
c) Distribusi frekuensi sumber pendapatan Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto bulan September 2017 No
Shift
Jumlah
Prosentase
1
Pasien Umum
125
15%
2
BPJS
1092
85%
Total
1217
100%
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pendapatan Rumah Sakit Sakinah terbanyak adalah dari asuransi BPJS sebanyak 1092 orang.
d) Hasil Analisis Sumber keuangan RSI sakinah berasal dari 2 sumber yaitu berasal dari asuransi kesehatan yang diikuti pasien serta pasien mandiri (umum). Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, diruang muria kudus meskipun pendapatan lebih banyak dari asuransi BPJS tidak ada kerugian bagii rumah sakit dan kerjasamanya semakin meningkat, sumber daya manusia bagian keuangan atau administrasi berjumlah 1 orang. Sistem informasi keuangan diruang muria kudus menggunakan komputerisasi billing, untuk cara pembayaran pasien pulang langsung dilakukan dikasir pembayaran rawat inap, sedangkan untuk target pendapatan keuangan di ruang muria kudus tidak ada. Berdasarkan analisis kami pasien yang menggunakan umum sebanyak 15%, BPJS 85%
4.1.5 M5 (Pemasaran) a) Market Pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di RSI Sakinah sebagian besar dari wilayah Mojokerto, tetapi ada sebagian yang berasal dari luar Mojokerto atau luar kota. usia pelanggan bervariasi yaitu mulai dari anak – anak hingga lansia. Perawat di ruang Muria kudus tidak memiliki tugas khusus sebagai tim marketing untuk mencari pelanggan pasien. Tim marketing di bentuk dan di kerjakan oleh pihak manajemen pusat RSI Sakinah. Jalur promosi dilakukan melalui leaflet, situs online (website), pamfleat, dan juga promosi dari keluarga atau pasien sendiri. 1. Target marketing terhadap jumlah kerja sama dan peningkatan jumlah klien Target marketing dalam sebulan adalah rawar inap adalm sebulan minimal 900 pasien kunjungan IGD dan rawat jalan dalam sebulan minimal 1500 pasien. Usaha yang dilakukan untuk
mencapai target tersebut adalah dengan mengadakan peningkatan jumlah kerjasama pada perusahaan dan asuransi-asuransi yang ada 2. Adapun beberapa indikator sistem pemasaran di rumah sakit Sakinah Mojokerto adalah sebagai berikut:
Direktur
Finance and accounting
PR dan Marketing Section
PR
Staff
Staff
Staff
3. SDM Marketing Dari hasil wawancara adapun sumberdaya manusia yang terdapat pada marketing RSI Sakinah Mojokerto terdiri dari 4 orang yaitu 1 orang dokter (jenjang S1 kedokteran) dan 3 orang akuntansi ( jenjang S1 akuntansi) yang paling bekerja sama untuk memasarkan jasa RSI Sakinah permasaran ini juga bekerja sama dengan SDM keperawatan dan kedokteran lain jika memang dibutuhkan (pada event tertentu) 4. Sistem promosi Sistem promosi yang digunakan oleh rumah sakit sakinah mojokerto adalah melalui sosial media baik berupa web, fb
maupun sosial media lainnya. Tim marketing juga membuat papan reklame berupa baleho, banner, poster, leflet dan media cetak lainnya seperti koran 5. Indikator peningkatan mutu pelayanan Indikator peningkatan mutu dan pelayan rumah sakit sakinah mojokerto adalah dilihat dari: a. Ketepatan indifikasi pasien b. Peningkatan komunikasi efektif c. Peningkatan keamanan (obat yang perlu di waspadai) d. Kepastian (tepat lokasi,tepat prosedur,tepat pasien operasi) e. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan f. Pengurangan resiko pasien jatuh
4.2 ANALISA DATA Identifikasi Situasi Ruangan Berdasarkan Pendekatan Analisis SWOT. Dari hasil pengkajian dilakukan analisis SWOT berdasarkan sub sistem dalam MAKP yang meliputi : Penerapan MAKP, Sentralisasi obat, Supervisi,
Timbang terima, Dokumentasi, Discharge Planning, Ronde
Keperawatan, Penerimaan Pasien Baru. No. 1.
Analisa SWOT
Bobot Rating
Bobot x Rating
M1 (MAN) INTERNAL FAKTOR (IFAS) STRENGHT 1. Sudah memiki struktur organisasi
0,1
2
0,2
0,1
2
0,2
0,1
4
0,4
0,2
2
0,4
2
0,2
ruangan 2. Adanya 2 orang CI di ruangan yang membimbing mahasiswa. 3. 100% Perawat pernah mengikuti pelatihan dan seminar BCLS dan PPGD dari 16 tenaga perawat 4. Adanya
mahasiswa
S1
keperawatan. 5. Jumlah tenaga keperawatan sudah 0,1 mencukupi yaitu berjumlah 24 orang. 6. 14,7%
Tenaga
perawatan
S1
0,2
3
0,6
(bed
0,1
3
0,3
Keperawatan 7. Penghitungan
BOR
oopprtunity range) sudah ideal
2,7-
dengan nilai rata-rata 826,07% 8. Jumlah kebutuhan tenaga perawat di
ruang muria
mencukupi
kudus
sesuai
sudah dengan
S–W
2,0=0,7 0,1
4
0,4
No.
Analisa SWOT penghitungan
Bobot Rating
Bobot x Rating
kebutuhantenaga
menurut Depkes RI dan Douglas 1
TOTAL
2,7
WEAKNESS 1. Belum ratanya pendidikan perawat
0,5
2
1
0,5
2
1
S1 14,7%, D3 85,3%. 2. Kurangnya disiplin pegawai
1
TOTAL
2
EKSTERNAL FAKTOR (EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya
mahasiswa
praktek
0,1
1
0,1
2. Kepala ruangan dan staf menerima
0,3
3
0,9
0,2
2
0,4
managemen keperawatan
baik dan menfasilitasi mahasiswa praktek keperawatan managemen di ruangan 3. Adanya kerja sama antara perawat klinik dengan mahasiswa
O-T =
4. Adanya kebijakan rumah sakit
0,2
2
0,4
untuk meningkatkan kemampuan
2,3=0,1
(mengikuti pelatihan/seminar) 5. Adanya
kebijakan
pemerintah
0,2
3
0,6
tentang profesionalisasi perawat. 1
TOTAL
2,4
THREATENED 1. Adanya
tuntutan
tinggi
dari
masyarakat untuk pelayanan yang
2,4-
0,3
2
0,6
No.
Analisa SWOT
Bobot Rating
Bobot x Rating
terbaik 2. Makin
tingginya
kesadaran
0,2
2
0,4
0,3
3
0,9
0,2
2
0,4
masyarakat tentang hukum 3. Makin
tingginya
masyarakat
tentang
kesadaran pentingnya
kesehatan 4. Adanya
pertanggung
jawaban
legalitas bagi pasien TOTAL
1
2.
2,3
M2 (MATERIAL) INTERNAL FAKTOR (IFAS) STRENGTH 1. Nurse Station terletak didaerah
0,2
4
0,8
0,2
4
0,8
strategis (terjangkau) 2. Tersedia sarana dan prasarana untuk
tenaga
kesehatan
dan
pasien dalam kondisi baik 3. Mempunyai
S-W=
peralatan
yang
0,2
3
0,6
mendukung tindakan keperawatan dan
perawat
semua
2,5=0,7
mampu
mengunakannya 4. Memiliki administrasi penunjang (buku
timbang
terima,
0,2
3
0,6
0,1
2
0,2
buku
laborat, lembar medikasi dll) 5. Pengelolaan
sampah
ruangan
sudah terpisah antara sampah
3,2-
No.
Analisa SWOT
Bobot Rating
Bobot x Rating
medis dan non medis 6. Terdapat administrasi penunjang
0,1
2
0,2
di tiap ruangan 1
TOTAL
3,2
WEAKNES 1. Tersedianya
alarm/bel
sebagai
penghubung antara pasien dan
0,5
3
1,5
0,5
2
1,0
perawat namun tidak berfungsi 2. Belum ada ruang isolasi pasien dengan kasus khusus 1
TOTAL
2,5
EKSTERNAL FAKTOR (EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya anggaran untuk sarana
0,5
4
2,0
0,5
3
1,5
prasarana yang rusak 2. Merupakan tempat praktek untuk mahasiswa
keperawatan
dan
O-T=
kedokteran
3,5-2,5=1 1
TOTAL
3,5
THREATENED 1. Adanya
tuntutan
tinggi
dari
0,5
3
1,5
0,5
2
1,0
masyarakat untuk pelayanan yang lebih profesional 2. Makin
tingginya
kesadaran
masyarakat akan mutu rumah sakit TOTAL
1
2,5
No. 3.
Analisa SWOT
Bobot Rating
Bobot x Rating
M3 (METODE) MAKP INTERNAL FAKTOR (IFAS) STRENGHT 1. RS memiliki misi dan visi sebagai acuan
melaksanakan
0,3
2
0,6
0, 3
2
0,6
kegiatan
pelayanan 2. Sudah ada MAKP yang digunakan yaitu model tim
S-W=2,4-
3. 100% perawat mengerti dengan model
MAKP
Tim
2,0= 0,4
yang
digunakan diruangan
0, 4
3
1,2
TOTAL
1
WEAKNESS
2,4
1. 8,3% perawat mengikuti pelatihn MAKP 2. 75% perawat yang lulusan D3
0,5
1
0,5
0,5
2
1,5
TOTAL
EKSTERNAL FAKTOR (EFAS)
1
2,0
OPPORTUNITY 1. Adanya
kebijakan
pemerintah
tentang profesionalisme perawat 2. Kepercayaan diri dari pasien dan
0,5
3
1,5
0,5
3
1,5
masyarakat cukup baik TOTAL
THREATENED 1. Persaingan antara rumah sakit
1
2,0
No.
Analisa SWOT
Bobot Rating
Bobot x Rating
swasta semakin ketat 2. Tuntutan
O-T=3,0-
masyarakat
akan
0,5
3
1,5
0,5
3
1,5
3,0= 0
pelayanan yang maksimal TOTAL
PENERIMAAN PASIEN BARU
1
3,0
INTERNAL FAKTOR (IFAS) STRENGHT 1. Adanya format untuk penerimaan pasien baru, perawat melakukan anamnesa terhadap pasien baru 2. Perawat merencanakan intervensi
0,4
3
1,2
0,3
2
0,6
0,3
1
0,3
baik mandiri maupun kolaboratif 3. Adanya serah terima pasien oleh perawat yang mengantar dengan perawat yang jaga TOTAL
S-W=2,12,1=0 1
WEAKNESS
2,1
1. Karu atau katim tidak menyambut pasien baru yang datang dari IGD hanya anggota tim yang mengantar
0,3
2
0,6
0,4
3
1,2
0,3
1
0,3
keruangan 2. Perawat
tidak
memperkenalkan
pasien baru dengan pasien baru yang sekamar 3. Perawat
tidak
menyerahkan
kepada pasien lembar kuisioner tingkat kepuasan pasien. TOTAL
No.
Analisa SWOT
Bobot Rating
1
EKSTERNAL FAKTOR (EFAS)
Bobot x Rating
2,1
OPPORTUNITY 1. Kerjasama yang baik antara profesi 2. Kepercayaan terhadap pelayanan yang diberikan rumah sakit 3. Adanya
mahasiswa
0,4
3
1,2
0,4
1
0,4
0,2
2
0,4
S1
Keperawatan praktik managemen TOTAL
TREATHENED 1. Makin
tingginya
masyarakat
akan
kesadaran
1
2
pentingnya
kesehatan 2. Adanya
kesadaran
pasien
dan
keluarga akan tanggung jawab dan
0,5
2
1,0
tanggung gugat
O-T=21,5=0,5
TOTAL 0,5
1
0,5
SUPERVISI INTERNAL FAKTOR (IFAS) STRENGHT
1
1,5
1. RSI Sakinah adalah RS rujukan di Jawa Timur 2. Kepala ruangan mendukung dan melaksanakan supervisi. TOTAL
0,5
4
2,0
S-W=3,53,0=0,5
WEAKNESS 1. Sebanyak 88% perawat mengatakan
0,5
3
1,5
No.
Analisa SWOT
Bobot Rating
supervisi tidak terjadwal.
1
Bobot x Rating 3,5
TOTAL
1
EKSTERNAL FAKTOR (EFAS)
3
3,0
OPPORTUNITY 1. Adanya reward berupa pelatihan,
1
3,0
sekolah, maupun jasa bagi yang melaksanakan
pekerjaan
dengan
baik 2. Perawat yang tidak melaksanakan
0,5
3
1,5
0,5
2
1,0
tugas dengan baik akan mendapat teguran TOTAL
THREADTENED 1. Persaingan antar Rumah Sakit swasta semakin kuat dalam memberikan
O-T=2,51
2,5
pelayanan TOTAL 1
2
2,0
TIMBANG TERIMA INTERNAL FAKTOR (IFAS) 1
STRENGHT 1. Timbang terima
2,0
yang dilakukan
sudah sesuai dengan SOP yang ada di RS. 2. Timbang terima dilakukan validasi ke pasien 3. Perawat menjelaskan tentang fungsi gelang identitas dan memberitahu
0,2
2
0,4
2,0=0,5
No.
Analisa SWOT
Bobot Rating
nama dokter yang merawat setiap
Bobot x Rating
0,3
3
0,9
0,1
2
0,2
0,1
2
0,2
kali timbang terima ke pasien. 4. Katim memimpin kegiatan timbang terima setiap shift maam ke pagi dan pagi ke sore 5. Pelaporan jaga setiap shift sudah dilakukan 6. Timbang terima merupakan kegiatan rutin yang sudah dilakukan
S-W=2,1-
7. Tingkat kesadaran dan kemauan
0,1
2
0,2
TOTAL
0,1
1
0,1
WEAKNESS
0,1
1
0,1
perawat untuk timbang terima
1. 100% perawat menytakan timbang terima kdang-kadang tidak tepat
1
2,1
waktu. 2. Format
timbang
terima
belum
mencakup nama dan paraf pada kedua shift
0,5
2
1,0
0,5
1
0,5
TOTAL
EKSTERNAL FAKTOR (EFAS) OPPORTUNITY 1. Sarana dan prasarana penunjang tersedia dengan baik
1
1,5
2. Adanya kerja sama yang baik antr perawat 3. Memberitahu pasien tentang nama dokter yang merawat dan perawat
0,5
3
1,5
1,5=0,6
No.
Analisa SWOT
Bobot Rating
Bobot x Rating
jaga TOTAL
0,3
2
0,6
THREATENED
0,2
2
0,4
1. Meningkatnya masyarakat
kesadaran tentang
tanggung
jawab dan tanggung gugat perawat sebagai
emberi
1
2,5
asuhan
O-T=2,5-
keperawatan
2,0=0,5
2. Adanya tuntutan yang lebih baik
0,5
2
1,0
0,5
2
1,0
dan tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan
keperawatan TOTAL
DISCHARGE PLANNING INTERNAL FAKTOR (IFAS) STRENGHT 1. Tersedianya sarana dan prasarana
1
2,0
discharge planning di ruangan untuk pasien pulang (format atau kartu discharge planning) 2. Perawat
memberikan
pendidikan
kesehatan secara informal kepada
0,4
3
1,2
0,3
3
0,9
pasien dan keluarga pasien. 3. Adanya discharge planing 4. Tersedianya leaflet pasien pulang TOTAL
WEAKNESS
S-W=2,7-
No.
Analisa SWOT
Bobot Rating
Bobot x Rating
1. Proses administrasi pemulangan
0,1
2
0,2
yang masih cukup butuh waktu
0,2
2
0,4
lama
1
2=0,7
2,7
TOTAL
EKSTERNAL FAKTOR (EFAS)
1
2
2
OPPORTUNITY 1. Kepatuhan pasien atau keluarga terhadap anjuran perawat
1
2
2. Persingan antar ruang yang sangat ketat 3. Makin
tingginya
masyarakat
akan
kesadaran pentingnya
0,5
2
1,0
0,2
2
0,4
kesehatan TOTAL
O-T=2,01,5=0,5
0,3
TREATHENED 1. Makin
tingginya
masyarakat
akan
2
0,6
kesadaran pentingnya
kesehatan
1
2,0
2. Persaingan antar rumah sakit yang semakin kuat dalam pemberian pelayanan TOTAL
0,5
2
1,0
0,5
1
0,5
SENTRALISASI OBAT INTERNAL FAKTOR (IFAS) STRENGHT 1. Adanya buku injeksi dan buku oral 2. Tersedianya sentralisasi dan saran
1,0
1,5
No.
Analisa SWOT
Bobot Rating
Bobot x Rating
prasarana dalam mengelola obat. 3. Kepala
ruangan
mendukung
kegiatan sentralisasi obat 4. Adanya kemauan perawat dalam melkukan sentralisasi obat
0,4
2
0,8
TOTAL
0,2
3
0,6
WEAKNESS
0,2
2
0,4
0,2
2
0,4
1. Tidak adanya tanda di loker obat pada pasien BPJS dan Umum 2. Sentralisasi obat kurang maksimal karena
apabila
obat
A
habis
S-W=2,22,0=0,2
1
2,2
diambilkan dari pasien lain TOTAL 0,5
3
1,5
0,5
1
0,5
EKSTERNAL FAKTOR (EFAS) OPPORTUNITY 1. Kerja sama yang baik antara perawat dengan farmasi 2. Adanya kerja sama yang baik antara
1
2,0
perawat dengan mahasiswa magang TOTAL
TREATHNED
0,6
2
1,2
0,4
1
0,4
1. Adanya tuntutan akan pelayanan yang profesional. 2. Kesadaran masyarakat akan hukum TOTAL
1
1,6 O-T=1,6-
RONDE KEPERAWATAN
2,0=-0,4
No.
Analisa SWOT
Bobot Rating
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Bobot x Rating
0,4
2
0,8
0,6
2
1,2
STRENGHT 1. RS memiliki misi dan visi sebagai acuan melaksanakan kegiatan
1
2,0
TOTAL
WEAKNESS 1. 66,7% perawat mengatakan ronde keperawatan jarang dilakukan dan
1
2
2
belum maksimal di ruang Teratai Atas
1
2
2. 94% perawat mengatakan tim ronde belum terbentuk.
S-W= 2-
TOTAL
0,6
2
1,2
0,4
3
1,2
EKSTERNAL FAKTOR (EFAS) OPPORTUNITY 1. Ada kebijakan pemerintahan tentang profesionalisasi perawat 2. Adanya kesempatan dari Karu untuk
1
2,4
mengadakan ronde keperawatan pada perawat dan mahasiswa praktik 3. Adanya
pelatihan
dan
seminar
tentang PPGD, BCLS, Rawat luka,
0,5
3
1,5
0,3
2
0,6
dan MAKP TOTAL
TREATHENED 1. Semakin
tingginya
kesadaran
masyarakat terhadap hukum dan
2,4= -0,4
No.
Analisa SWOT
Bobot Rating
kesehatan
0,2
3
Bobot x Rating 0,6
TOTAL
O-T=2,72,0=0,7
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
1
2,7
INTERNAL FAKTOR (IFAS) STRENGHT 1. Tersedianya sarana dan prasarana
1
2
2
dokumentasi untuk sarana kesehatan (sarana administrasi penunjang) 2. Format asuhan keperawatan sudah
1
2
ada 3. Adanya dokumentasi tindakan pada pasien TOTAL 0,6
2
1,2
0,2
3
0,6
0,2
2
0,4
WEAKNESS 1. Belum tersedianya format timbang terima, hanya terdapat buku laporan 2. Setiap melakukan tindakan tidak segera dilakukan dokumentasi TOTAL
2,4=-0,4 1
2,2
EKSTERNAL FAKTOR (EFAS) OPPORTUNITY 1. Perawat
untuk
meningkatkan
0,6
2
1,2
0,4
3
1,2
pendidikan (pengembangan SDM) 2. Sistem
KATIM
yang
sudah
ditetapkan di ruangan. TOTAL
S-W=2,2-
1
2,4
No.
Analisa SWOT
Bobot Rating
Bobot x Rating
TREATHNED 1. Perawat
belum
melakukan
pendokumentasian
tentang
0,4
3
1,2
masyarakat
0,6
2
1,2
pengkajian secar optimal 2. Tingkat
kesadaran
(pasien dan keluarga) akan tanggung jawab dan tanggung gugat
O-T=2,41
2,4
TOTAL
0,5
2
1,0
0,5
2
1,0
1
4.
2,0
M4 (MONEY) INTERNAL FAKTOR (IFAS) STRENGHT 1. Sumber pendanaan berasal dari
0,5
3
1,5
0,5
2
1,0
manajemen RSI Sakinah dan dari kerjasama perusahaan sehingga kesejahteraan karyawan lebih terjamin 2. Gaji pegawai yang terdari dari gaji pokok dan jasa medik TOTAL
1
2,5
2,0=0,4
No.
Analisa SWOT
Bobot Rating
Bobot x Rating
WEAKNESS:
S-W=2,5-
1. Penempatan lokasi yang berbeda untuk melakukan pembayaran
1,9= 0,6 0,3
2
0,6
0,2
3
0,6
0,2
2
0,4
0,3
1
0,3
maupun melakukan klaim asuransi bagi pasien baru maupun pasien pulang. 2. Tidak adanya usaha tambahan yang dikelola oleh ruangan Muria kudus 3. Sumber pendaan untuk pengadaan sarana dan parasana yang tergantung dengan APBN dan APBD, sehingga membutuhkan proses yang panjang dan lama. 4. Adanya sumber dana untuk pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana dari APBN dan APBD sehingga karyawan tidak mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap sarana dan prasarana yang telah tersedia TOTAL 1
1,9
FAKTOR EKSTERNAL (EFAS) OPPORTUNITY 1. Tersedianya pelayanan dokter spesialis sesuai kebutuhan pasien
0,6
2
1,2
0,2
3
0,6
2. Adanya kewajiban untuk mengikuti pelatihan berbagai pelatihan yang berguna untuk
No.
Analisa SWOT
Bobot Rating
Bobot x Rating
menambah skill serta mengupgrade pengetahuan bagi karyawan 3. Adanya kesetaraan pelayanan serta tarif bagi sumber dana umum,
0,2
3
0,6
BPJS, maupun TSO. TOTAL 1
2,4
THREATENED
O-T=2,42,0=0,4
1. Banyaknya fasilitas kesehatan yang telah berdiri dan memberikan
1
2
2
pelayanan serta fasilitas yang lebih baik dari RSUD Sidoarjo TOTAL
1
5.
2
M5 (MUTU) INTERNAL FAKTOR (IFAS) STRENGHT 1. Kepuasan
Pasien
terhadap
0,3
2
0,6
2. Fasilitas ruangan baik
0,2
3
0,6
S-W=2,7-
3. Adanya variasi karakteristik dari
0,2
3
0,6
2,0=0,7
0,3
3
0,9
pelayanan kesehatan di RS yaitu sebanyak 30 pasien (66,7%)
pasien (BPJS,umum,asuransi,swasta) 4. Sebagai praktik tempat mahasiswa D3 dan S1 keperawatan
No.
Analisa SWOT
Bobot Rating 1
TOTAL
Bobot x Rating 2,7
WEAKNES 1. Masih ada keterlambatan dalam pemberian tindakan keperawatan
1
2
2,0
pada pasien 1
TOTAL
2,0
EKTERNAL FAKTOR (EFAS) OPPORTUNITY 1. Kerjasama
yang
baik
antara
1
3
3,0
perawat dan mahasiswa TOTAL
1
3,0
TREATHENED 1. Adanya standart pelayanan pada
0,6
2
1,2
pasien yang harus dipenuhi 2. Persaingan RS dalam memberikan
2,0=1,0 0,4
2
0,8
pelayanan keperawatan TOTAL
O-T=3,0-
1
2,0
DIAGRAM LAYANG O
AGRESIF
TURN-AROUND
M2 ( 0,7 ; 1 )
1,0 M5 (0,7 ; 0,6)
RK (-0,4 ;0,7)
0,7 PPB (0 ;0,5) Doc (-0,4 ;0,4)
Supervise (0,5 ;0,5)
TT (0,6 ;0,5)
0,5
DP (0,7 ;0,5)
0,4 M4 (0,6 ;0,4)
0,3 M1 (07 ; 0,1)
W -1
0
-0,4
0,2
0,4
0,5
S 0,6
0,7
MAKP (0,4 ;0)
-0,4 Obat (0,2 ;-0,4)
DEFENSIF
DIVERTIFIKASI
T
KETERANGAN GAMBAR : A. M1 (MAN) (0,7:0,1) Berdasarkan analisis SWOT untuk M1 di ruang Muria Kudus dalam posisi agresif yang artinya dalam keadaan yang harus dipertahankan atau dapat juga ditingkatkan lebih tinggi agar tercipta kesempurnaan karena di dukung oleh kekuatan (strength) dan kesempatan (opportunity) yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan B. M2 (MATERIAL) (0,7:1,0) Berdasarkan analisis SWOT untuk M2 di ruang Muria Kudus dalam posisi agresif yang artinya dalam keadaan yang harus dipertahankan atau dapat juga ditingkatkan lebih tinggi agar tercipta kesempurnaan karena di dukung oleh kekuatan (strength) dan kesempatan (opportunity) yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan
1,2
C. M3 (MATODE) 1. MAKP (0,4:0) Berdasarkan analisis SWOT untuk M3 MAKP di ruang Muria Kudus dalam posisi agresif yang artinya dalam keadaan yang harus dipertahankan atau dapat juga ditingkatkan lebih tinggi agar tercipta kesempurnaan karena di dukung oleh kekuatan (strength) dan kesempatan (opportunity) yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan. 2. TIMBANG TERIMA (0,6:0,5) Berdasarkan analisis SWOT untuk M3 Timbang Terima di ruang Muria Kudus dalam posisi agresif yang artinya dalam keadaan yang harus dipertahankan atau dapat juga ditingkatkan lebih tinggi agar tercipta kesempurnaan karena di dukung oleh kekuatan (strength) dan kesempatan (opportunity) yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan. 3. RONDE KEPERAWATAN (-0,4:0,7) Berdasarkan analisis SWOT untuk M3 dokumentasi di ruang Muria Kudus dalam posisi Turn around yang artinya ada peluang tetapi organisasi tidak baik. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang yang lebih baik 4. SENTRALISASI OBAT (0,2:-0,4) Berdasarkan analisis SWOT untuk M3 Sentralisasi Obat di Muria Kudus dalam posisi diversifikasi yang artinya meskipun menghadapi berbagai ancaman ruangan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang. 5. SUPERVISI (0,5:0,5) Berdasarkan analisis SWOT untuk M3 Supervisi di ruang Muria Kudus dalam posisi agresif yang artinya dalam keadaan yang harus dipertahankan atau dapat juga ditingkatkan lebih tinggi agar tercipta kesempurnaan karena di dukung oleh kekuatan (strength) dan kesempatan (opportunity) yang ada.
Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan
6. DISCHARGE PLANNING (0,7:0,5) Berdasarkan analisis SWOT untuk M3 Discharge planning di ruang Muria Kudus dalam posisi agresif yang artinya dalam keadaan yang harus dipertahankan atau dapat juga ditingkatkan lebih tinggi agar tercipta kesempurnaan karena di dukung oleh kekuatan (strength) dan kesempatan (opportunity) yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan 7. DOKUMENTASI (-0,4:0,4) Berdasarkan analisis SWOT untuk M3 dokumentasi di ruang Muria Kudus dalam posisi Turn around yang artinya ada peluang tetapi organisasi tidak baik. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang yang lebih baik 8. PENERIMAAN PASIEN BARU (0:0,5) Berdasarkan analisis SWOT untuk M3 Penerimaan pasien baru di ruang Muria Kudus dalam posisi agresif yang artinya dalam keadaan yang harus dipertahankan atau dapat juga ditingkatkan lebih tinggi agar tercipta kesempurnaan karena di dukung oleh kekuatan (strength) dan kesempatan (opportunity) yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan D. M4 (MONEY) (0,6:0,4) Berdasarkan analisis SWOT untuk M4 (Money) di ruang Muria Kudus dalam posisi agresif yang artinya dalam keadaan yang harus dipertahankan atau dapat juga ditingkatkan lebih tinggi agar tercipta kesempurnaan karena di dukung oleh kekuatan (strength) dan kesempatan (opportunity) yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan E. M5 (MUTU) (0,7:1,0)
Berdasarkan analisis SWOT untuk M5 Mutu di ruang Muria Kudus dalam posisi agresif yang artinya dalam keadaan yang harus dipertahankan atau dapat juga ditingkatkan lebih tinggi agar tercipta kesempurnaan karena di dukung oleh kekuatan (strength) dan kesempatan (opportunity) yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan
PRIORITAS MASALAH SKOR ANALISA SWOT NO.
MASALAH IFAS
EFAS
IFASEFAS
PRIORITAS
1.
Ronde keperawatan
-0,4
0,7
-1,1
I
2.
Dokumentasi keperawatan
-0,4
0,4
-0,8
II
3.
Penerimaan pasien baru
0
0,5
-0,5
III
4.
M2 (material)
0,7
1
-0,3
IV
5.
M5 (Marketing)
0,7
1,0
-0,3
V
6.
Supervisi
0,5
0,5
0
VI
7.
Timbang terima
0,6
0,5
0,1
VII
8.
Discharge planning
0,7
0,5
0,2
VIII
9.
M4 (Money)
0,6
0,4
0,2
IX
10.
MAKP
0,4
0
0,4
X
11.
M1 (Man)
0,7
0,1
0,6
XI
12.
Sentralisasi obat
0,2
-0,4
0,6
XII
BAB V PENUTUP 5.1
PENUTUP Berdasarkan pengumpulan data di Ruang Muria Kudus yang sesuai dengan 5 M (Man, Money, Material, Methode, Marketing) yang ada dan penerapan MAKP, timbang terima, supervisi, discharge planning, dan pendokumentasian sudah dilaksanakan secara terstruktrur sesuai organisasi yang terbentuk.
5.2
KESIMPULAN Pada pelaksanaan discharge planning seharusnya pasien diberikan leaflet tentang HE supaya bisa dipelajari di rumah.