Analisi Proses Bisnis PT Unilever Tbk-1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH Analisis Proses bisnis pada PT UNILEVER Dosen: Febby madonna yuma M.kom



Di Susun Oleh: Kelompok 6



Anggita purwandari Juliani Nuraini sitorus Sarah fadilah hatami hasibuan Kelas: SI-4I



STMIK ROYAL KISARAN TA.2018/2019



KATA PENGANTAR Assalammualaikum wr wb Selamat Pagi, Salam sejahtera bagi kita semuaSegala puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nyalah maka kami dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu. Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah yang dengan judul “Proses bisnis PT Unilever Tbk” Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah atau cara penyampaian yang kami buat ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca. Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. Wassalammualaikum wr wb



Kisaran, 09 April 2019



DAFTAR ISI Kata Pengantar...........................................................................................I Daftar isi.....................................................................................................II BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. ................................................................................... BAB II PEMBAHASAN A.Proses Bisnis Pada PT.Unilever 1.1 Profil Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk.............................. 1.2.Sejarah PT Unilever B. Tipe Struktur Organisasi Dan Tipe Kepemimpinan C. Proses Bisinis 1. Proses Bisnis Perusahaan D. Analisis Proses Bisinis 1.Perbandingan Dengan Kompetitor BAB III PENUTUP A. Kesimpulan………………………......................................................



BAB I Pendahuluan Latar Belakang Makalah analisis proses bisnis memberikan kita informasi mengenai bagaimana analisa yang telah dilakukan tentang proses bisnis yang telah dijalankan oleh sebuah perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Dapat dikatakan bahwa analisa proses bisnis ini sebuah usaha untuk muhasabah atau mengoreksi keberadaan dari perusahaan itu sendiri. Muhasabah adalah kegiatan melihat dengan menyeluruh dan saksama pada diri sendiri, misalnya adalah manusia. Proses muhasabah ini digunakan untuk dapat menganali sabagaimana dan apa yang sedang dijalankan.Jika memang ditemukan hal yang baik maka akan ditingkatkan dan di lain sisi, jika memang ada hal yang kurang baik akan berusaha untuk dicatat dan dibuat rencana untuk membaliknya menjadi suatu hal yang baik. Di dalam proses bisnis, memang sudah diluangkan waktu dan periode untuk membuat sebuah analisa akan proses bisnis yang telah dijalankan. Proses bisnis adalah suatu rangkaian kegiatan atau tugas yang dijalankan di dalam sebuah institusi produksi tertentu yang memiliki tujuan untuk menghasilkan input baik berupa barang ataupun jasa yang nantinya akan di distribusikan kepada konsumen.Tentunya, di dalam menjalankan proses bisnis ini, sebuah perusahaan akan memiliki rencana kerja. Kemudian rencana ini akan dijalankan dan pada kurun waktu tertentu akan di analisa bagaimana penjalanan atau penerapan rencana yang telah dijalankan.Yang menjadi subjek dari proses analisa yang dilakukan adalah dari pihak internal perusahaan seperti seluruh pihak di dalam perusahaan serta input yang dihasilkan dan pihak eksternal perusahaan seperti para konsumen.



BAB II



Pembahasan A.Proses Bisnis Pada PT Unilever 1.1 PROFIL PERUSAHAAN PT UNILEVER INDONESIA Tbk



Gambar 1.1 kantor PT Unilever Tbk Nama Perusahaan



: Unilever Indonesia Tbk PT.



Pendiri



: Lever Brother



Kode



: UNVR



Sub Indstri



: FMCG



Alamat Kantor Pusat : Jln.Jend.Gatot Subroto,Kav.15 Jakarta 12930 No Telpon



: 021-526 2112 / 0215262112



Website



: www.Unilever.co.id



Bidang Usaha



: Kosmetik, Kebutuhan Rumah Tangga



Tahun Berdiri



: 5 Desember 1933



Kegiatan Usaha



: Perseroan



Anak Usaha



: -Unilever Nepal



-Unilever Pakistan



-Unilever Australia



-Unilever Philippines



-Hindustan Unilever



-Unilever Indonesia



Unilever dikenal sebagai perusahaan multinasional yang bergerak di bidang produksi barang konsumen dengan markas utama berada di Rotterdam, Belanda. Perusahaan ini berdiri pertama kali tahun 1930 dan dilaporkan mempekerjakan sedikitnya 206.000 pekerja. Di Indonesia sendiri, Unilever didirikan pada 5 Desember 1933 dengan nama Zeepfabrieken N.V. Lever dan berubah nama menjadi PT Lever Brothers Indonesia pada 22 Juli 1980. Kemudian, pada 30 Juni 1997 perusahaan resmi mengganti namanya menjadi PT Unilever Indonesia Tbk dengan 15% saham didaftarkan pada BEJ dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1981. Beberapa merek terkenal dari Unilever Indonesia adalah Rinso, Sunsilk, Dove, dan juga Clear. Beberapa perusahaan lain yang juga merupakan perusahaan Unilever di Indonesia adalah PT Anugrah Lever, PT Technopia Lever, dan PT Knorr Indonesia.



Gambar 1.2 Logo PT unilever 1.2.Sejarah PT Unilever Unilever Indonesia didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Lever Zeepfabrieken N.V. Pada 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Lever Brothers Indonesia dan pada 30 Juni 1990, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Unilever Indonesia melepas 15% sahamnya di Bursa Efek Jakarta danBursa Efek Surabaya pada tahun 1981. Unilever Indonesia mempunyai lebih dari 1.000 distributor di seluruh Indonesia. PT Unilever adalah perusahaan multinasional yang memproduksi barang konsumen yang bermarkas di Rotterdam, Belanda. Perusahaan ini didirikan tahun 1930. Perusahaan ini mempekerjakan 206.000 pekerja. Memproduksi makanan, minuman, pembersih, dan konsumen pribadi. Beberapa merek terkenal milik Unilever adalah: Rinso, Sunsilk, Dove, dan Clear. Unilever memiliki beberapa perusahaan lain di Indonesia:        PT Anugrah Lever - didirikan pada tahun 2000 dan bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merek-merek lain



       PT Technopia Lever - didirikan pada tahun 2002 dan bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos  PT Knorr Indonesia - diakuisisi pada 21 Januari 2004



PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever pada tanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dan pada tanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik.



B. TIPE STRUKTUR ORGANISASI



Pada bagan Pembagian struktur organisasi PT Unilever Indonesia di atas , Dapat diketahui bahwa Pembagiannya berdasarkan pada product yang dihasilkan oleh masing- masing divisi , dan juga dibagi berdasarkan fungtionalnya , berikut adalah perinciannya: Pembagian pertama adalah berdasarkan pada product yang dihasilkan: Director Food adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengan produk makanan yang dihasilkan Unilever.



Director Ice Cream adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengan produk ice cream yang dihasilkan Unilever. Pembagian kedua adalah berdasarkan functionalnya:Chief financial officer adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengansemua keuangan yang ada pada Unilever. Home dan personal care adalah bekerja mengurusi semua yang ada di dalam perusahaan , berkaitan dengan individu kepegawaian. Supplaychain adalah bagian untuk Mengatasi permasalahan bahan baku (suply chain) Customer development adalah bagian untuk mengurusi tentang masalah customer, merangkul customer sebanyak banyak nya. Human Resources dan corporate relation: adalah bagian untuk human resource dan hubungan antar perusahaan atau yang bekerjasama dengan perusahaan. Dapat dilihat pada gambar bagan struktur organisasi di atas, bahwa setiap pembagian director mempunyai sub divisi yang berada di bawahnya. Contohnya director home dan personal care,mempunyai sub divisi yaitu comercial HPC danMarketing HPC , setiap kegiatan yang dilakukan oleh dua divisi yang ada di bawah director , akan ada dibawah pengawasan director, begitupula pada marketing HPC adahome care dan personal care , home care dan personal care akan berada di bawah pengawasan marketing HPC sehingga segala pngaduan kerja harus melalui marketing HPC dan tidak boleh langsung ke director.Walaupun demikian, karena Unilever adalah learning organitation, maka sharing antar divisi boleh dilakukan, tidak mengenal struktur organisasi. Akan tetapi permasalahan interen di dalam divisi ini harus diselesaikan per divisi secara urutan struktur organisasi. C. PROSES BISNIS 1. PROSES BISNIS PERUSAHAAN Jenis-jenis produk yang di keluarkan oleh PT.Unilever Tbk 1.produk makanan dan minuman -blue band



-teh lipton



- the sariwangi



-kecap bango



-wall’s



-buavita



-royco



2.produk pembersih -Cif -surf -Rinso -Sunlight -Molto -Super pell -Vixal -Wipol -lifebuoy -lux 3.produk shampo -clear - Shamo switsal -tresemme -dove 4.produk kosmetik -Pons -Rexona -vaseline -Fair & lovely -Close



Inbound logistik 



Penerimaan bahan baku : bahan baku diterima oleh gudang pusat. Bahan baku diberi kode, diinput di database persediaan umtuk memudahkan kontrol jumlah persediaan yang tersedia, persediaan yang habis, dan persediaan yang baru di tambah.







Pengendalian kualitas : pengendalian kualitas dilakukan oleh departemen (Quality Control Material). Departemen ini bertugas memastikan bahan baku yang masuk digudang sudah sesuai standar yang ditetapkan oleh perusahaan.



Outbond logistic    



Packaging : pengemasan produk dengan kardus-kardus dan siap untuk di distribusikan ke pasar Distributor : barang yang sudah di packaging siap di distribusikan ke berbagai ( Distribution Center ) di seluruh dunia. Brand Controller : bagian ini memegang kendali pada tiap tempat yang tersebar di seluruh dunia. Ini mempermudah kontrol terhadap jumlah produk yang di pasarkan dan memantau jumlah produk yang tersebar. Produk display : produk yang di pajang disemua tempat digunakan untuk mendemonstrasikan produk secara langsung tanpa dibuka untuk dicoba.



Operation 







Proses produksi : dilakukan oleh tenaga produksi yang mengolah bahan baku sedemikian rupa hingga menjadi produk jadi yang siap dipasarkan. Proses produksi ini meliputi beberapa aktivitas seperti : penakaran, pencampuran, dan pengemasan. Setelah dikemas, jumlah produk jadi tersebut diinput. Pengendalian produk : pengendalian produk dilakukan oleh departemen Quality Control Product. Departemen ini bertugas memastikan bahwa produk yang diproduksi sudah sesuai dengan standar kualitas yang sudah di tetapkan oleh PT.Unilever Indonesia Tbk.



Marketing and sales market sales promotion : untuk mempromosikan produk-produk dari PT. Unilever indonesia Tbk. Ini sudah banyak cara yang dilakukan seperti : 1. Periklanan → semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor tertentu. Contohnya seperti salah satu produk yang di keluarkan oleh PT. Unilever  baru-baru ini produk terbaru dari PT. Unilever Indonesia Tbk. Berupa shampoo TRESEMME yang di brand ambassadorkan oleh “ KARINA SALIM “ 1. Promosi Penjualan → Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. 2. Hubungan Masyarakat dan Publisitas → berbagai program untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya. 3. Penjualan Secara Pribadi → interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesan



4. Pemasaran Langsung → penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat penghubung non personal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan. 2. Servis Untuk pelayan itu sendiri PT. Unilever menggunakan sistem CRM  yaitu suatu pendekatan pelayanan yang sebaik-baiknya dan pelayanan yang  memuaskan  kepada konsumen yang berfokus pda pembangunan jangka panjang dan hubungan konsumen yang berkelanjutan yang dapat memberikan nilai tambah bagi pelanggan maupun perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan keuntungan diperusahaan. 3. Penentu faktor-faktor kunci   



Memiliki pabrik, sarana, dan prasarana dalam menciptakan produk Memili tenaga ahli yang handal dibidangnya masing-masing Memili karyawan yang loyal dan sejalan dengan visi dan misi perusahaan



4. keterkaitan antara value chain perusahaan dan pelanggan           Menciptakan nilai bagi pelanggan meliputi : 1. pelanggan mendapatkan produk-produk dari PT. Unilever yang aman, nyaman, dan tidak berbahaya. 2. pelanggan mendapat produk yang berkualitas premium dengan harga yang relatif terjangkau.



Gambar1.3 di atas adalah support prosses 1.inbound sales a.menerima barang dari pupplier ke perusahaan -menyiapkan dokumen pemesanan



-verifikasi dokumen pengiriman barang -konfirmasi barang ke supplier b.mengidentifikasi barang yang datang ke perusahaan dari suplier -pengecekan kesesuaian barang -verifikasi barang masuk -membuat laporan barang masuk c.mengirim barang ke penyimpanan di gudang perusahaan -pengecekan laporan barang masuk -penyimpanan barang 2.outbond sales Penyusunan pengiriman barang ke distributor -membuat berkas pengiriman barang -membuat jadwal pengiriman barang -penjadwalan armada pengiriman -pengawasan pengiriman barang -identifikasi status pengiriman barang -konfirmasi jadwal pengiriman barang 3.operation - permintaan dan penawaran barang -laporan status persediaan 4.Marketing -analisis pasar -riset pasar -penyusunan program pemasaran -pembuatan jadwal pemasaran



-perencanaan media pemasaran -perhitungan biaya pemasaran -perhitungan ketersediaan produk di pasar



4. Analisis proses bisnis 4.1 Perbandingan dengan kompetitor Kecap bango dari PT UNILEVER vs Kecap ABC dari PT HEINZ ABC Bango dan ABC bertarung keras menggarap pasar kecap yang nilai pasarnya mencapai lebih dari Rp 2 triliun. Keduanya adu pintar menggempur pasar dengan strategi komunikasi pemasaran. Bagaimana hasilnya?Pasar kecap di Indonesia semakin manis. Betapa tidak? Hampir semua rumah tangga di negeri ini memiliki kecap untuk persediaan santapan sehari- hari. Riset Millward Brown pada 2010, misalnya, menemukan lebih dari 50% rumah tangga di lima kota besar di Indonesia (Jabotabek, Medan, Semarang, Surabaya, Bandung) menggunakan kecap manis sebagai bumbu dan penyedap makanan. Dengan fakta seperti itu, tak mengherankan, data Nielsen pada 2010 menunjukkan market size kecap mencapai Rp 1,97 triliun. Agus Nugraha, Manajer Merek Senior Bango PT Unilever Indonesia Tbk., memperkirakan pasar kecap mencapai Rp 3-4 triliun. Pasar gemuk kecap diperebutkan banyak pemain, mulai dari pemain kelas rumahan (home industry), pemain daerah, hingga pemain nasional. Belakangan pemain lokal pun banyak yang mulai merambah pasar nasional, seperti kecap Sukasari (di Semarang), kecap Korma (Jakarta), kecapZebra (Bogor), kecap Kunci (Karawang), kecap Benteng (Tangerang), kecap Kenarie(Surabaya), kecap Maja Menjangan(Majalengka), kecap Kenari (Surabaya), dan kecap Jamburi (Blitar). Dari puluhan, bahkan ratusan, merek kecap itu, kecap ABC dan Bango memang paling agresif memenetrasi pasar dan menggarap strategi komunikasi pemasaran. Praktis keduanya mendominasi pasar kecap yang diperkirakan mencapai hingga 75%, sementara 25% lainnya dinikmati ratusan merek lainnya itu.  Keunggulan ABC terletak pada penetrasi pasarnya yang meluas secara nasional. Dari segi rasa, ABC mampu menerjemahkan rasa yang dapat diterima seluruh lapisan masyarakat di seluruh pelosok Nusantara. Ada yang menduga ramuan canggih kecap ABC diperoleh berkat pengetahuannya mengakuisisi banyak merek lokal di Tanah Air. Seperti diketahui, PT Heinz ABC Indonesia rajin mengambil alih merek lokal dan membesarkannya melalui nama merek lama, seperti kecap Cap orang Jual Sate (Semarang), kecap Hoki (Sumatera), dan kecap Soto (Kalimantan). Selain itu, untuk mempertahankan pangsa pasarnya, Heinz ABC juga tergolong menghadirkan varian paling banyak. Di antaranya, varian premium Black Gold (BG) yang diluncurkan pada November 2010. Sebulan kemudian, muncul kecap pedas (kecap dengan biji cabai). Kecap BG menyasar kelas premium karena ia dihadirkan dengan kemasan mewah dan harga di atas kecap ABC biasa (ABC mantap). Sebagai gambaran, pada varian kecap botol plastik ukuran 275 ml, ABC mantap dibanderol Rp 7.500, BG Rp 7.900, dan Bango Rp 8.600. Menurut Andra Wibisana, Manajer Merek Heinz ABC, dalam rangka peluncuran BG, pihaknya membuat acara



spektakuler, yaitu melakukan demo masak sapi guling seberat 500 kg dengan mengundang sejumlah komunitas ibu-ibu dan para food blogger. Gimmick diberikan supaya awareness terhadap BG meningkat. Selain itu, Heinz ABC juga melakukan komunikasi pemasaran terpadu, seperti promosi above dan below the line, merambah media digital  Facebook, website, Twitter  dan menggarap komunitas plus memenetrasi pasar dengan menggencarkan distribusi produk, baik di gerai modern maupun tradisional. Nah, kini yang paling sering dilakukan Heinz ABC adalah membuat aktivasi demo masak di gerai-gerai penjualan produk ABC. Bahkan, menggelar acara berskala besar:  lomba memasak, Masakan Andalanku. Dalam kompetisi ini, awalnya calon peserta diminta mengirimkan resep masakan andalannya yang tentunya menggunakan kecap. Para peserta yang terpilih itulah yang mengikuti kompetisi memasak makanan andalan. “Pemenangnya mendapatkan hadiah utama renovasi dapur senilai Rp 50 juta,” ucap Andra yang mantan manajer sejumlah merek di PT Bintang Toedjoe itu. Sebelum kompetisi digelar, Heinz ABC gencar mempromosikan kecap BG di televisi dari Desember 2010 sampai Juni 2011. Juga, aktif berpromosi di media cetak, media digital dan media sosial. “Kami cukup aktif terutama di Facebook karena masyarakat Indonesia pengguna FB terbanyak dibanding negara lain,” kata Andra. Melalui media ini, pengelola ABC rajin mengedukasi pasar dengan memberikan product knowledge,update resep makanan, games dan kuis. Untuk aktivitas promosi ABC yang gencar itu, berdasarkan data Nielsen, pada Januari -November 2011 ABC telah menggelontorkan belanja iklan sebesar Rp 88,18 miliar. Dan dari tahun ke tahun belanja iklannya terus meningkat. Pada 2010 menghabiskan Rp 64,13 miliar melonjak 70,4% dibanding 2009 sebesar Rp 37,6 miliar Sejalan dengan agresifnya berpromosi, Heinz ABC pun rajin melakukan penetrasi melalui jalur distribusi. Menurut Andra,  untuk kecap ABC mantap yang sudah lama dipasarkan, sekitar 60% distribusinya di pasar tradisional dan kecap ini memang lebih kuat di pasar becek dibanding di pasar modern. Sementara BG bergerak sebaliknya. Saat ini lebih banyak menyasar pasar modern dan lebih fokus didistribusikan di kota-kota besar. Dengan gencarnya aktivitas pemasaran itu, kecap ABC cukup dijaya di pasar. “Bisnis kami, seperti kecap BG, tumbuh signifikan,”. Yang pasti, kecap ABC kini menjadi tambang uang bagi Grup ABC sehingga tak akan berhenti bersaing melalui berbagai strategi. Pertama, menang di benak konsumen. Kedua, menang di in store dalam hal visibility dan distribusi produk. Ketiga, memberikan kepuasan kepada konsumen supaya mereka datang lagi.  Bagaimana langkah Bango menghadapi lawan yang berani ini? Dikatakan Agus Nugraha, Bango konsisten dengan sasaran yang dituju: ibu-ibu usia 25-35 tahun, tinggal di daerah urban dan rural, serta mengutamakan value for money. Maka, Bango tetap mengandalkan keunggulannya sebagai kecap yang terbuat dari bahan alami, tanpa bahan pengawet dan bahan kimia (MSG). “Bango satu-satunya kecap yang menggunakan bahan alami dari kedelai hitam sehingga produknya lebih kental, lebih manis, dan lebih meresap ke dalam masakan,” kata Agus berpromosi. Karena kualitas bahan unggulan seperti itu, Bango jelas menyasar segmen premium (kelas A dan B) dengan harga di atas rata-rata harga kecap pada umumnya. Namun, guna memenuhi kebutuhan khalayak lebih luas lagi, kini Bango sengaja membuat kemasan sachet kecil. Kemasan sachet tersebut ada yang berukuran 14 ml dan dibuat memanjang seperti sachet saos. Lalu, ada sachet 37 ml. “Ini segmen baru yang dijual Rp 1.000. Rata-rata pemain lain membuat sachet lebih kecil dengan harga Rp 500,” ujar Agus. 



Keputusan kecap Bango menerbitkan kemasan sachet kecil pada 2011 bisa dibilang babak pembuka persaingan dengan ABC, karena ABC telah lama memasarkan kecapnya dalam bentuk sachet. Malah di kampung-kampung, kemasan sachet ABC ini cukup digemari. Selain praktis, harganya pun relatif murah. Dalam hal kemasan, boleh jadi Bango kalah cepat dibandingkan pesaing. Namun, dalam hal aktivasi merek bersama komunitas, Bango-lah  jawaranya. Salah satu aktivasinya yang ngetop adalah rutin menggelar Festival Jajanan Bango sejak 2005. Dan pada 2011, festival ini sudah digelar di lima kota besar selain Jakarta,  Bandung dan Surabaya. Dalam festival itu dijajakan makanan-makanan yang jadi ikon berbagai daerah yang tentunya menggunakan kecap. “Festival ini,” kata Agus, “menjadi media word of mouth marketing yang ampuh. “Kecap Bango hadir karena ada hubungan yang erat dengan petani kedelai yang jadi binaan (CSR) Unilever yang saat ini berjumlah 7.000 petani, tersebar di berbagai daerah di Indonesia,” Purwanti menjelaskan. Agar gaungnya lebih besar, Unilever pun membuat program televisi bertajuk Citra Rasa Nusantara yang ditayangkan sejak 2005. Ini juga upaya Unilever memperkuat posisi Bango yang cocok untuk masakan tradisional Indonesia. Selain itu, berbagai media lain pun dirambahnya. Misalnya, Bango aktif dipromosikan lewat media sosial (Facebook, Twitter dan wesbite) yang mengulas 1.001 resep semur. Untuk semua itu, belanja iklan Bango tergolong yang paling besar di antara para pemain kecap lain. Pada Januari-November 2011,  belanja iklannya Rp 158,99,  meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.Bango juga rajin menggarap komunitas, antara lain Kuliner Nusantara dan Komunitas Bango Manua (Kobama) yang sudah bekerja sama dengan Unilever sejak 2007. “ Kobama merupakan komunitas yang paling dekat dengan kami. Mereka sering memberi tahu di daerah-daerah mana ada makanan enak. Mereka juga rajin bikin tulisan di blog tentang makanan,” ungkap Agus.  Bagaimana hasil pertarungan kedua merek ini dalam penguasaan pasar? Belum ada data riset yang memadai. Hanya saja, menurut penelitian lembaga riset pasar Euromonitor International, pada 2001, kecap ABC menguasai 40% dari total penetrasi pasar kecap di Indonesia, sebesar Rp 1,6 triliun. Namun, pada 2005, posisinya menurun hingga 33% dari total pasar yang mencapai Rp 3 triliun. Sebaliknya, pangsa pasar kecap Bango tetap stabil selama 2001-05, yakni sebesar 32%. Demikian juga berdasarkan lembaga riset pasar asal Australia, Roy Morgan Research, sepanjang April 2006 sampai Maret 2007, pembelian kecap ABC partai besar menurun dari 51% menjadi 41%. Sebaliknya, penjualan kecap Bango dalam kurun waktu yang sama naik dari 19% menjadi 21%. Bisa jadi penjualan ABC dan Bango berimbang karena menurut Amalia E. Maulana, konsultan pemasaran sekaligus dosen di perguruan tinggi swasta, keduanya sama-sama agresif dalam kegiatan pemasaran dan mempunyai anggaran yang cukup tinggi. Perbedaan gaya keduanya terletak pada alokasi anggaran tersebut. Unilever dengan Bangonya lebih menekankan pada kombinasi strategi jangka pendek dan jangka panjang, sedangkan ABC lebih pada gaya pemasaran tradisional jangka pendek. ABC rajin mengeluarkan produk baru, misalnya dengan menawarkan produk ABC rasa pedas atau BG. “Ini gaya pemasaran lama, yaitu melihat bahwa lahirnya produk baru merupakan cara untuk mempertahankan konsumennya tidak pindah ke lain hati,” kata Amalia.  Kegiatan pemasaran Bango banyak yang menekankan pada strategi jangka panjang. Hasil kegiatannya pun mungkin tidak langsung terasa pada tahun tersebut, tetapi secara perlahan tetapi pasti membentuk fondasi kuat untuk menciptakan merek yang tidak tergoyahkan dalam jangka panjang. Pembinaan petani kedelai, misalnya,



bukanlah kegiatan yang menghasilkan dalam jangka pendek, karena sistem kemitraan ini menyangkut value chain di sektor produksi. Kegiatan ini berimbas pada kelangsungan pasokan kedelai hitam bermutu tinggi yang ingin dipertahankan Bango. Kegiatan ini juga dikaitkan dengan CSR perusahaan, sehingga dampak kegiatan bukan saja kepada pemasaran jangka panjang, tetapi juga sustainability nama besar perusahaan pendukung kemitraan.  Demikian pula dengan pelestarian kuliner Indonesia melalui Festival Jajanan Bango. Ini bukanlah kegiatan yang menghasilkan penjualan berlipat dalam jangka pendek. Kegiatan ini juga merupakan investasi jangka panjang, yaitu menanamkan di benak konsumen dan stakeholder lainnya. Kegiatan ini lebih menekankan pada upaya menjaga agar secara jangka panjang jenis masakan tradisional yang menggunakan kecap tetap eksis. Bango secara tidak langsung akan menjadi pilihan komunitas kuliner ini. Bahkan setelah diadakannya festival ini, dibentuk komunitas khusus oleh masyarakat, bukan oleh perusahaan. Ini menggambarkan adanya involvement yang cukup besar dan mengakar dari luar dan merupakan bukti apresiasi kepada merek Bango yang digunakan sebagai merek komunitas (Bangomania). “Amplifikasi dari kegiatan Bangomania di media sosial  misalnya adalah kegiatan brand ambassador yang membawa dampak word of mouth yang tidak sedikit,” tutur Amalia.  Lalu, strategi pemasaran apa yang sebaiknya dilakukan para pemain kecap agar bisa tetap unggul di pasar? Menurut Amalia, harus diakui bahwa kecap bukanlah produk yang masuk dalam tingkat kepentingan yang tinggi untuk konsumen . Istilah pemasarannya, merupakan low involvement product. Artinya, tidak membutuhkan pemikiran yang panjang untuk membeli kecap karena risikonya bila salah memutuskan merek kecap, itu bukanlah masalah besar. “Bahwa ada sekelompok orang yang fanatik terhadap rasa kecap tertentu, memang betul, tetapi itu merupakan niche market,” ujar Amalia. “Lebih banyak yang menganggap bahwa ‘kecap ya kecap ya kecap…;” tambah konsultan merek & etnografer dari Etnomark Consulting itu. Dalam pemasaran produk low involvement, dianjurkan untuk tidak hanya membahas produk, melainkan juga mencari elemen-elemen nonproduk yang bisa mengaitkan konsumen secara tidak langsung dengan merek tertentu. Cara lainnya, mempunyai brand endorser atau opinion leader yang dikenal di masyarakat, sebagai orang yang punya apresiasi tinggi terhadap kecap merek tertentu. Jurus Pemasaran Kecap ABC : Meluncurkan sejumlah varian baru, di antaranya kecap Black Gold dan kecap pedas dengan biji cabai. Menerapkan komunikasi pemasaran terpadu, mulai dari melakukan kampanye above dan below the line; merambah media digital: Facebook ,website, Twitter;  hingga menggarap komunitas plus memenetrasi pasar dengan menggencarkan distribusi produk, baik di gerai modern maupun tradisional.Melakukan aktivasi merek melalui kompetisi memasak Masakan Andalanku. Juga, rajin melakukan demo masak di gerai-gerai yang menjual kecap ABC, baik gerai modern maupun tradisional.  Jurus Pemasaran Kecap Bango : Membuat kemasan baru, sachet,berukuran 14 ml dan 37 ml untuk menjangkau pasar lebih luas lagi.Mempertahankan tema utama melestarikan warisan kuliner Nusantara. Seluruh aktivitas komunikasinya bertumpu pada tema besar itu, mulai dari program televisi bertajuk Citra Rasa Nusantara hingga program aktivasi merek bersama komunitas lewat acara yang rutin digelar sejak 2005,  Festival Jajanan Bango.Mengembangkan misi sosial dengan membuat survei tentang semur sebagai



makanan warisan Nusantara. Rencananya, berdasarkan hasil survei tersebut, bersama Kementerian Pariwisata akan mendaftarkan semur ke UNESCO sebagai makanan asli Indonesia.



BAB III Penutup A.Kesimpulan Kami memilih PT Unilever Indonesia sebagai bahan tugas kami, karena perusahaan ini telah sangat familiar, dan telah diketahui banyak orang, jadi rasanya cukup mudah untuk memaparkan lebih banyak tentang profil perusahaan ini. Semoga, apa yg kami sajikan dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Kelebihan :Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. Tentu saja kita sudah sering menemukan produk-produk yang berasal dari perusahaan ini di pasaran, dari segi kualitas, produk-produknya telah teruji dan telah banyak digunakan oleh konsumen, baik didalam negeri maupun diluar negeri. Dari segi manajemen, perusahaan ini dikelolah oleh orangorang yang sangat berpengaruh dan memiliki dedikasi tinggi pada perusahaan. Buktinya perusahaan ini telah mampu bertahan di dunia usaha selama 86 tahun, dan terus berkembang seiring perkembangan zaman. Kekurangan :Setiap perusahaan baik yang bergerak dalam bidang produsen maupun yayasan, pasti memiliki kekurangan, dan menurut saya, kekurangan tersebut tidak seharusnya dipublikasikan, karena hal itu menyangkut kemajuan perusahaan itu sendiri..