Analisis Biaya Volume Laba [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar belakang Analisis Biaya Volume Laba atau biasa disebut dengan Cost Volume Profit Analysis (CVPA) merupakan suatu alat yang sangat tepat untuk perencanaan dan pengambilan



keputusan terkait dengan biaya variable



per



unit, kuantitas



yang



terjual, harga produk (prices of products), volume produksi, dan semua informasi keuangan perusahaan yang terkandung di dalamnya yang sangat mempengaruhi tingkat laba. Analisis CVP dapat mengatasi banyak isu lainnya seperti jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai impas, dampak pengurangan biaya tetap terhadap titik impas, serta dampak kenaikan harga terhadap laba. Selain itu analisis CVP memungkinkan para manajer untuk melakukan analisis sensitivitas dengan menguji dampak dari berbagai tingkat harga atau biaya terhadap laba. Sementara tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang maksimal agar kelangsungan hidup perusahaan terus berjalan sepanjang waktu, maka perlu dilakukan analisis terhadap biaya volume laba perusahaan. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas bagaimana analisis cost volume profit (CVP) agar manajer dapat dengan bijak mengambil keputusan yang pasti dan tidak mengandung resiko yang dapat merugikan perusahaan.



1



1.2



Rumusan Masalah 1. Apa definisi analisis biaya volume laba? 2. Bagaiman Asumsi Analisis Biaya Volume Laba? 3. Bagaimana Dasar Analisis Biaya-Volume Dan Laba? 4. Bagaimana Analisis Titik Impas (Break-Even Point Analysis)?



1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui definisi dari analisis biaya volume laba 2. Untuk mengetahui asumsi Analisis Biaya Volume Laba 3. Untuk mengetahui dasar Analisis Biaya Volume Laba 4. Untuk mengetahui Analisis Titik Impas (Break-Even Point Analysis)



2



BAB II PEMBAHASAN ANALISIS BIAYA VOLUME LABA Analisis biaya volume laba ( cost volume profit analys - CVP) merupakan suatu alat yang sangat berguna unutk perencanaan dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu CVP menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas yang terjual dan harga. Maka semua informasi perusahaan terkandung didalamnya. Analisis CVP dapat menjadi suatu alat yang bermanfaat untuk mengidentifikasi cakupan dan besarnya kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu devisi dan membantu mencari pemecahannya. 1. Titik Impas Dalam Unit Titk impas atau (break-event-point) adalah titik diamana total pendapatan sama dengan total biaya, tititk dimana laba sama dengan nol. Untuk menemukan titik impas daalm unit, kita memfokuskan pada laba operasi. Pertama kita akan membahas cara untuk menentukan titik impas, dan kemudian melihat bagaimana pendekatan kita dapat dikembangkan untuk menentukan jumlah unit yang harus dijual guna menghasilkan laba yang ditargetkan. Keputusan awal perusahaan dalam mengimplementasikan pendekatan unit yang terjual pada analisis CVP adalah menentukan adalah apa yang dimaksud dengan sebuah unit. Keputusan kedua berpusat pada pemisahan biaya menjadi komponen tetap dan variabel. Analisis CVP memfokuskan dalam beerbagai faktor yang mempengaruhi perubahan dalam komponen laba. Karena itu kita membahas analisis CVP dalam kerangka unit yang terjual, maka kita perlu menentukan komponen tetap dan variabel dari biaya serta pendapatan yang berkaitan dengan unit-unit. a. Penggunaan laba operasi dalam analisis CVP Laporan laba rugi merupakan suatu alat yang berguba



untuk



mengorganisasikan biaya-biaya perusahaan kedalam kategori tetap dan variabel. Laba operasi = Pendapatan penjualan – Beban variabel – Beban tetap Setelah memiliki ukuran unit yang terjual, kita dapat mengembangkan persamaan laba operasidengan menyatakan pendapatan penjualan dan beban variabel dalam jumlah unit dolar dan jumlah unit. 3



Laba operasi =



( Harga x Jumlah unit terjual ) – ( Biaya variabel perunit x Jumlah unit terjual ) – Total biaya tetap



Contoh ; Whittier Company memproduksi



mesin pemotong rumput. Untuk



tahun yang akan datang, pengawas telah menyususn proyeksi laporan laba rugi berikut. Penjualan ( 1.000 unit @400 ) Dikurangi ; Beban variabel Margin kontribusi Dikurangi ; Beban tetap Laba operasi



$400.000 325.000 $ 75.000 45.000 $ 30.000



Tiitk impas : 0 = ($400 x Unit ) – ( $325 x Unit) - $45.000 0 = ( $ 75 x Unit ) - $45.000 $ 75 x Unit = $45.000 Unit = 600 Dengan demikian perusahaan harus mrnjual 600 pemotong rumput untuk sekedra menutupi semua beban tetap dan variabel. b. Jalan pintas untuk menghitung unit impas. Kita dapat lebih cepat menghitung unit impas dengan memfokuskan pada margin kontribusi ( pendapatan penjualan – total biaya variabel ). Persamaan ; Jumlah unit = Biaya tetap : Margin kontribusi per unit



Berdasarkan contoh diatas kita dapat menghitung margin kontribusi dengan dua cara :  Membagi total margin kontribusi dengan unit yanag terjual $ 75.000 : 1.000 = $75  Menghitung harga dikurangi variavel $ 400 - $ 325



= $ 75



Untuk menghitung jumlah unit impas : Jumlah unit



= $ 45.000 : ( $ 400 - $ 325) 4



= $ 45.000 : $ 75 = 600 c. Penjualan dalam unit yang diperlukan untuk mencapai target laba Analisis CVP menyediakan kita suatu cara untuk menghasilkan target laba tertentu. Target laba operasi dapat dinyatakan dalam bentuk dolar maupun persentase dari pendapatan penjualan.  Terget laba dalam jumlah dolar Anggaplah bahwa Whittier Company ingin memperoleh laba sebesar $60.000. kita akan menggunakan laporan laba rugi untuk mencari hasilnya : $60.000 = ( $400 x Unit ) – ( $325 x Unit ) - $45.000 $105.000 = $75 x Unit Uit = 1.400 Whittier harus menjual 1.400 mesin pemotong rumput untuk menghasilkan laba operasi sebesar $60.000. laporan laba rugi berikut membuktikan hasil ini : Penjualan ( 1.400 unit @400 ) Dikurangi : Beban variabel Margin kontribusi Dikurangi : Beban tetap Laba operasi 



$560.000 455.000 $105.000 45.000 $ 60.000



Target laba sebagai suatu persentase dari pendapatan penjualan Anggaplah bahwa Whittier Company ingin mengetahui jumlah mesin pemotong rumput yang harus dijual untuk menghasilkan laba yang sama dengan 15% dari pendapatan penjualan. Pendapatan penjualan adalah harga dikalikan dengan kuantitas yang terjual. Dengan menggunakan laba rugi,diperoleh ; 0,15 ($400) (unit) = $60 x Unit = $60 x Unit = $15 x Unit = Unit =







($400 x Unit) – ($325 x Unit) - $45.000 ($400 x Unit) – ($325 x Unit) - $45.000 ($75 x Unit) - $45.000 $ 45.000 3.000



Target laba setelah pajak Pada saat menghitunng titik impas, pajak penghasilan tidak berperan. Ini disebabkan karena pajak yang harus dibayar atas laba nol adalah nol. Namun, ketika perusahaan ingin mengetahui berapa unit yang harus dijual untuk menghasilkan laba bersih tertentu, maka diperlukan 5



beberapa pertimbangan tambahan. Ketika target dinyatakan dalam laba bersih, kita harus menambahkan pajak penghasilan untuk memperoleh laba operasi. Laba bersih Laba operasi



= Laba operasi – Pajak penghasilan = Laba operasi – (Tarif pajak x Laba operasi) = Laba operasi (1 – Tarif pajak) = Laba beresih : (1 – Tarif pajak)



Misalkan Whittier Company ingin memperoleh laba bersih sebesar $48.75 dan tariff pajaknya adalah 35%. $48.75 = Laba operasi – (0,35 x Laba operasi) $48.75 = 0 2. Titik Impas dalam Dolar Penjualan Untuk menghitung titik impas dalam dolar penjualan, biaya variable didefinisikan sebagai suatu presentase dari penjualan bukan sebagai sebuah jumlah perunit yang terjual.Tamplian 16-1 mengilustrasikan pembagian pendapatan penjualan menjadi biaya variable dan margin kontribusi. Dalam tampilan tersebut, harga adalah $10 dan biaya variable adalah $6. Tentu saja, sisanya adalah margin kontribusi sebesar $4 ($10-$6). Jika yang dijual adalah 10 unit, maka total biaya variable adalah $60 ($60x10 unit). Atau, karena setiap unit yang dijual menghasilkan pendapatan sebesar $10 dan membutuhkan biaya variable $6, maka kita dapat mengatakan bahwa 60% dari setiap dolar pendapatan yang dihasilkan diakibatkan oleh biaya variable. Angka 60% ini adalah rasio biaya variable. Presentase ini merupakan bagian dari setiap dolar penjualan yang harus digunakan untuk menutup biaya variable.racio margin kontribusi adalah bagian dari setiap dolar penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba. Dari tampilan 16-1, jika rasio biaya variable adalah 60% dari penjualan, maka rasio margin kontribusi 40%.



6



Contoh berdasarkan Whittier



Company untuk mengilustrasikan



pendapatan penjualan. Disajikian kembali berikut ini adalah laporan



pendekatan laba rugi



berdasarkan perhitungan biaya variable Wheitteier untuk 1000 mesin pemotong rumput. Dolar



Persentase penjualan



Penjualan



$400.000



100%



Dikurangi ; biaya variable



$325.000



81,25



Margin kontribusi



$75.000



18,75



Dikurangi; biaya tetap



$45.000



Laba operasi



$30.000



Rasio biaya variable adalah 0,8125 ( $325.000/$400.000 ) , rasio margin kontribusi adalah 0.1875 (dihitung dari 1-0,8125 atau $75.000/$400.000). biaya tetap adalah $45.000 berdasarkan informasi dalam laporan laba rugi, berapakah pendapatan penjualan yang harus dihasilkan Whittier untuk mencapai impas?



7



Laba operasi



= penjualan – biaya variable – biaya tetap



0 = penjualan – ( rasio biaya variable x penjualan ) – biaya tetap 0 = penjualan ( 1- rasio biaya variable ) – biaya tetap 0 = penjualan (1-0,8125) - $45.000 Penjualan (0,1875) = $45.000 Penjualan



= $240.000



Jadi Wheittier harus menghasilkan pendapatan sejumlah $240.000 untuk pencapaian impas.



a. Target laba dan pendapatan penjualan Berapakah pendapatan penjualan yang harus dihasilkan Whittier untuk memperoleh laba sebelum pajak sebesar $60.000 ? untuk menjawab pertanyaan tersebut tambahkanlah target laba operasi sebesar $60.000 kepada biaya tetap $45.000 dan bagilah dengan rasio marjin kontribusi;



penjualan = ( $45.000 + $60.000 ) / 0,1875 = $105.000 / 0,1875 = $560.000 Whittier harus menghasilkan pendapatan $560.000 untuk mencapai target laba sebesar $60.000. karena impas adalah $240.000, maka penjualan tambahan sebesar $320.000 ( $560.000 - $240.000 ).



b. Membandingkan kedua pendekatan Mengapa kita menggunakan rumus terpisah untuk pendekatan pendapatan penjualan? Ada dua alasan ; 8







Rumus pendapatan penjualan memungkinkan kita untuk secara langsung mencari pendapatan jika hal tersebut yang dikehendaki.







Pendekatan pendapatan penjualan jauh lebih mudah untuk digunakan dalam pengaturan multi produk.



3. Analisi Multiproduk Kompleksitas konseptual dari analisis CVP lebih tinggi dalam situasi multiproduk, namun pengoperasiannya tidak berbeda jauh. Contoh Whittier Company telah memutuskan untuk menawarkan dua model mesin pemotong rumput ; mesin pemotong rumput manual dengan harga jual $400 dan mesin pemotong rumput otomatis dengan harga jual $800. Departemen pemasaran yakin bawha sebanyak 1.200 mesin pemotong krumput manual dan 800 mesin pemotong rumput otomatis dapat dijual selama tahun depan. Perusahaan telah menyusun proyeksi laporan laba rugi berikut.



Mesin manual



Mesin



Total



ototmatis Penjualan



$480.000



$640.000



$1.120.000



Dikurangi ; beban variable



$390.000



$480.000



$870.000



Margin kontribusi



$90.000



$160.000



$250.000



Dikurangi ; beban tetap langsung



$30.000



$40.000



$70.000



Margin produk



$60.000



$120.000



$180.000



Dikurangi ; beban tetap umum Laba operasi



$26.250 $153.750



a. Titik impas dalam unit Whittier ingin mengtahui berapa banyak masing-masing model harus terjual untuk mencapai impas. Salah satu pemesahan yang mungkin adalah dengan 9



menerapkan analisis secara terpisah masing-masing cara lini produk. Dengan cara itu, akan diperoleh titik impas individu jika laba didefinisikan sebagai margin produk. Impas untuk mesin pemotong rumput manual adalah sebagai berikut. Unit impas mesin pemotong rumput = biaya tetap/(harga – biaya manual variable/unit) =$30.000/$75.00 =$400



Impas untuk mesin pemotong otomatif adalah :



Unit impas mesin pemotong rumput = biaya tetap/(harga – otomatis biaya variable/unit) =$40.000/$200 =$200 unit







Penentuan bauran penjualan Baruan penjualan dapat diukur dalam unit yang terjual atau dalam bagian pendapatan. Contoh, jika Whittier berencana menjual 1.200 mesin pemotong rumput manual dan 800 pemotong rumput otomatis, maka bauran penjualan dalam unit adalah 1.200/800. Biasanya, bauran penjualan diturunkan sampai bilangan terkecil. Jadi, bauran relatif 1.200/800 dapat diturunkan hingga 12/8 dan selanjutkan 3/2. Dengan kata lain untuk setiap 3 pemotong mesin rumput manual yang terjual, ada 2 mesin otomatis yang terjual.







Bauran penjualan dan analisis CVP Karena Whittir berharap untuk menjual 3 mesin pemotong rumput manual atas setiap 2 mesin pemotong rumput otomatis, maka Whittier bisa mendefinisikan produk tunggal yang dijualnya sebagai suatu paket yang berisi 3 mesin pemotong rumput manual dan 2 mesin 10



pemotong rumput otomatis. Untuk menggunakan pendekatan titik impas dalam unti, harga jual per paket dan biaya variable per paket harus diketahui. Untuk menghitung paket-paket tersebut, bauran penjualan harga setiap produk, dan masing-masing biaya variable diperlukan. Menurrut data produk individu yang disajikan dalam proyeksi laporan laba rugi, nilai paket dapat dihitung sebagai berikut :



Produk



Harga vairabel



Biaya



Margin



per unit



kontribusi



penjualan kontribusi



per unit



Bauran



margin



per paket



Mesin manual



$400



$325



$75



3



$225



Mesin



$800



$600



$200



2



$400



otomatis Total paket



$625



Menurut Data diatas, persamaan dasar impas digunakan untuk menentukan jumlah paket yang perlu dijual guna mencapai impas. Dari proyeksi Whittier, kita mengetahuai bahwa total biaya tetap perusahaan adalah $96.250. titik impasnya adalah :



Paket impas



= biaya tetap / margin kontribusi per paket = $96.250 / $625 =$154 paket



Whittier harus menjual 462 mesin pemotong rumput manual (3 x 154) dan 308 mesin pemotong rumput otomatis (2 x 154) untuk mencapai impas. b. Pendekatan Dolar Penjualan Untuk mengilustrasikan titik impas dalam dollar penjualan, contoh yang sama akan digunakan. Akan tetapi, satu-satunya informasi yang diperlukan adalah proyeksi laporan laba rugi Whitter kompeni secara keseluruhan. Dengan laporan laba rugi tersebut, pertanyaan umum mengenai CVP dapat diajukan. 11



Misalnya, berapa pendapatan penjualan yang harus dihasilkan untuk mencapai impas? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita bagi total bagi biaya tetap $96.250 dengan rasio margin kontribusi 0,2232 ($250.00 / $1.120.00) Penjualan impas



= biaya tetap / rasio margin kontribusi =$96.250 / 0,2232 =$431.228



Titik impas dalam dolar penjualan secara implisit menggunakan asumsi bauran penjualan tetapi mengabaikan persyaratan perhitungan margin kontribusi per paket. Selain, jawabannya masih dinyatakan dalam pendapatan penjualan. Tidak seperti titik impas dalam untit jawaban atas pertanyaan CVP dalam menggunakan dolar penjualan tetap dinyatakan dalm ukuran ikhtisar tunggal. Namun, pendekatan pendapatan penjualan mengorbankan informasi yang berkaitan dengan kinerja masing-masing produk. 4. Penyajian secara grafik hubungan CVP Penyajian secara grafik dapat membantu para manajer melihat perbedaan antara biaya variable dan pendapatan. Hal itu juga dapat membantu mereka memahami dengan cepat dampak kenaikan atau penurunan penjualan terhadap titik impas.



a. Grafik laba volume Menggambarkan secara visual hubungan antara laba dengan volume penjualan. Grafik laba volume merupakan garfik dari persamaan laba operasi (laba operasi = (harga x unit) – (biaya variable per unit x unit) – biaya tetap). Total biaya tetap



$100



Biaya variable per unit



$5



Harga jual per unit



$10 12



Dengan menggunakan data tersebut, laba operasi dapat dinyatakan sebagai berikut Laba operasi



= (harga x unit) – (biaya variable per unit x unit) – biaya tetap) = ($10 x unit) – ($10 x unit) - $100 = ($5 x unit) - $100



Kita dapat membuat grafik hubungan ini dengan meletakan unit di sepanjang sumbu horizontal dan laba (rugi) operasi di sepanjang sumbu vertical. Jika unit yang terjual adalah 0, maka Tyson menggalami rugi operasional sebesar $100 (atau laba - $100). Karna itu, titik yang menggambarkan volume penjualan 0 adalah (-$100). Dengan kata lain, jika tidak ada penjualan yang dilakukan, perusahan menggalami kerugian sebesar total biaya tetap. Jika laba operasi adalah 0, maka unit yang terjual adalah 20. Dengan demikian, titik yang menggambarkan titik impas adalah (20,0%). Laba yang berkaitan dengan penjualan 40 unit dapat dibaca melalui grafik dengan 



Membuat garis vertical dari sumbu horizontal ke garis laba.







Membuat garis horizontal dari garis laba ke sumbu vertical







Laba dari penjualan 40 unit $100



Grafik laba volume



13



b. Grafik biaya volume laba Menggambarkan hubungan antara biaya, volume, laba. Untuk mendapatkan gambaran rinci. Pendapatan = harga x unit Total biaya = (biaya variabel x unit) + biaya tetap



Grafik biaya volume laba



14



Dua buah titik itu diperlukan untuk menggambarkan masing-masing kesamaan. Untuk persamaan pendapatan, menetapkan jumlah unit sebesar 0 menghasilkan pendapatan $0 , menetapkan jumlah unit yang sama dengan 20 menghasillkan pendapatan @200. Dengan demikian, kedua titik untuk persamaan pendapatan adalah ($0,0) dan ($200). Untuk persamaan biaya, unit yang terjual sebanyak 0 dan unit yang terjual sebanyak 20 menghasilkan titik-titik $0,100 dan @20,200). Garis total biaya memotong sumbu vertical pada sebuah titik yang sama dengan total biaya tetap dengan kemiringan yang sama dengan biaya variabel per unit (kemiringan sebesar 5). Jika garis total pendapatan berada dibawah garis toatal biaya maka akan muncul daerah rugi. Demikian juga, jika garis total pendapatan berada diatas garis total biaya, maka akan muncul daerah laba. Titik dimana garis total pendapatan dan total biaya berpotongan adalah titik impas untuk mencapai impas, Tyson company harus menjual 20 unit dan demikian memperoleh total pendapatan sebesar $200.



c. Asumsi-asumsi pada analisis biaya volume laba 15



Grafik laba volume dan biaya volume laba yang baru saja diilustrasikan mengandalkan pada beberapa asumsi penting. 1. Analisis mengesumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linier 2. Analisis mengasumsikan bahwa harga, total biaya tetap, dan biaya variabel perunit dapat diidentifikasi secara akurat dan tetap konstan sepanjang rentang yang relevan 3. Analisis mengasumsikan bahwa apa yang diproduksi dapat dijual. 4. Untuk neganalisis multi produk, diasumsikan bahwa bauran penjualan diketahui. 5. Diasumsikan bahwa harga jual dan biaya diketahui pasti. Asumsi ; 1. Fungsi linier ; yaitu fungsi biaya dan pendapatan linier, memerlukan pertimbangan tambahan. Kita melihat bahwa pada saat kuantitas yang dijual meningkat pendapatan juga meningkat, tetapi kemudian peningkatannya mulai tidak sepadan bila dibandingkan sebelumnya. 2. Rentang yang relevan ; kita tidak perlu memperhitungkan seluruh rentang produksi dan penjualan yang mungkin untuk suatu perusahaan. Ingfat bahwa analisis CVP merupakan alat pengambilan keputusan jangka pendek. 3. Produksi sama dengan penjualan ; bahwa apa ytang diproduksi dapat dijual. Tidak ada perubahan persediaan selama periode tersebut. Persediaan tidak memiliki dampak terhadap analisis impas merupakan hal yang dapat dimengerti. 4. Baruan penjualan yang konstan ; dalam analisis produk tunggal, bauran penjualannya tentu saja konstan – 100% dari penjualan adalah suatu produk. Analisis impas multiproduk mensyartakan suatu bauran penjualan yang konstan.



16



5. Harga dan biaya diketahui dengan pasti ; dalam kenyataannya, perusahaan jarang mengetahui harga, biaya variabel, dan biaya tetap secara pasti. Suatu perubahan pada satu variabel biasanya mempengaruhi nilai variabel laninnya. 5. Perubahan Dalam Variabel CVP Karena perusahaan beroperasi dalam dunia yang dinamis, mereka harus memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi dalam harga, biaya variabel, dan biaya tetap. Perusahaan juga harus memperhitungkan pengaruh risisko dan ketidakpastian. a. Memperkenalkan risiko dan ketidakpastian Asumsi penting dari analisis CVP bahwa harga dan biaya diketahui dengan pasti. Risiko dan ketidakpastian adalah bagian dari penampilan keputusan bisnis dan bagaimanapun hal itu harus ditangani. Bagaimana para manajer barurusan denga risiko dan ketidakpastian? Ada berbagai metode,Manajemen harus menyadari sifat ketidakpastian dari harga, biaya, dan kuantits dimasa depan. Selanjutnya, menejer bergerak dari pertimbangan titki impas ke pertimbangan yang bisa disebut “ kisaran titik impas”.  Margin pengaman Adalah unit yang terjual atau diharapkan untuk terjual atau pendapatan yang diharapkan melebihi volume impas. Contoh, jika volume impas perusahaan adalah 5000 unit dan perusahaan saat ini mejual 500 unit, maka margin pengamannya adalah 300 unit. Margin pengaman dapat juga dinyatakan dalam pendapatan penjualan jika volume impas adalah $200.000 dan pendapatan saat ini adalah $350.000, maka margin pengamannya adalah $150.000. ljika margin pengaman perusahaan adalah besar atas penjualan tertentu yang diharapkan ditahun depan, maka risiko mederita kerugian apabila penjualan mengalami penurunan akan lebih kecil dari pada jika margin pengamannya kecil.



17



 Pengungkit operasi Dalam bidang keuangan, pengungkit operasi berkaitan dengan bauran relatif dari biaya tetap dan biaya variabel dalam suatu organisasi. Kadang kala pertukaran antara biaya tetap dan biaya variabel adalah suatu hal ayng mungkin untuk dilakukan. Pada saat biaya variabel turun, margin konrtibusi perunit meningkat, yang membuat kiontribusi setiap unit yang dijuan menjadi lebih tinggi sebesar itu. Oleh kerena itu, pengungkit opersi merupakan penggunaan baiya tetap untuk mencipakan perubahan presentse laba yang lebih tinggi ketika akivitas penjualan berubah. Semnakin besra tingkat pengungkit operasi, semakin banyak perubahan dalam aktivitas penjualan yang akan mempengaruhi laba. Karena fenomena ini, bauran biaya yang dipilih organisasi memiliki pengaruh yang berari terhadap risiko opreasi fan tingkat laba.  Tingkat pengungkit operasi Untuk tingkat penjualan tertentu dapat diukur dengan menggunakan rasio margin kontribusi terhadap laba, sbb; Tingkat pengungkit opersi



= margin kontribusi / laba



Jika biaya tetap digunakan untuk mengurangi biaya variabel sedemikian rupa sehingga margin kkntribusi menungkat dan laba menurun, maka tingkat pengungkit operasinya niak – yang menandakan adanya peningkatan risiko. b. Analisis sensitivitas dan CVP Analisis sensitivitas adalah sebuah teknik “ bagaimana jika yang menguji dampak dari perubahan asumsi-asumsi yang mendasarinya terhadap suatu jawaban. Analisis ini relatif mudah dengan memasukkan data mengenai harga, biaya variabel, biaya tetap, dan bauran penjualan serta dengan menggunakan rumus untuk menghitung titik impas dan laba yang diharapkan. Contoh, misalkan suatu system otomatis memiliki biaya tetap sebesar $375.000 tetapi biaya tersebut mungkin dengan mudah naik sampai dua kali lipat dalam tahun pertama, dan kembali turun pada tahun kedua serta ketiga ketika kerusakan pada system telah 18



diperbaiki dan pekerja telah terampil menggunakan mesin tersebut. Analisis sensitivitas juga dapat melatih intuisi manajer untuk mengetahui sampai sejauh mana sebuah variabel yang diramalkan secara buruk akan mempengaruhi suatu jawaban. Ini juga merupakan suatu keunggulan.



6. Analisis CVP dan perhitungan biaya berdasarkan aktifitas a. Impilikasi strategis : analisis CVP konvensional vc aanalisis ABC Perbandingan antara titik impas ABC dengan titik impas konvensional mengungkapkan dua perbedaan yang signifikan. Pertama, biaya tetapnya berbeda. Beberapa biaya yang sebelumnya diidentifikasi sebagai biaya tetap dapat berbeda dengan penggerak. Kedua, pembilang pada persamaan impas ABC memiliki dua istilah biaya variabel non-unit : satu untuk aktivitas yang berkaitan dengan batch dan satu untuk aktivitas yang berkaitan dengan keberlanjutan produk. Jika suatu perusahaan menganut JIT, maka biaya variabel per unit yang dijual berkurang dan biaya tetap bertambah. b. Analisis CVP dan JIT Jika suatu perusahaan menganut JIT, maka biaya variabel perunit ysng dijual berkurang, dan biaya tetap bertambha. Contoh, tenaga kerja langsung, sekarang dianggap sebagai tetap dan bukan variabel. Bahan baku langsung, dilain pihak, masih dianggap sebagai biaya variabel berdasarkan unit. Biaya variabel bedasarkan unit lainnya seperti listrik dan penjualan juga berlaku. Selain itu, variabel tingkat batch menjadi hilang ( pada system JIT, batchnya adalah 1 unit). Dengan demikian, persamaan biaya pada JIT dapat dinyatakan sebagai berikut;



Total biaya



= biaya tetap + ( biaya variabel perunit x jumlah unit ) + ( biaya rekayasa x jumlah jam rekayasa)



BAB II 19



PENUTUP A.



Kesimpulan Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Analisis biaya volume laba (costvolume-profit analysis) adalah analisis pola-pola prilaku biaya yang mendsari hubunganhubungan antara biaya,volume, dan laba. Analisi biaya-volume-laba kerap pula disebut analisis impas (break-even analysis) karena signifikansisme mengacu pada sebuah pemicu biaya aktivitas, seperti unit penjualan, yang diasumsikan berkorelasi dengan perubahanperubahan pendapatan, biaya, dan laba. Analisis biaya-volume-laba merupakan persoalan yang kompleks karena hubungan-hubungan tersebut kerap dipengaruhi oleh faktor-faktor yang seluruhnya atau sebagian diluar kendali manajemen.



B.



Saran Setelah membahas dan mempelajari analisis biaya volume laba ini, diharapkan kita dapat menganalisis biaya volume laba pada suatu perusahaan tertentu sebagai skill penunjang bagi seorang manajer



DAFTAR PUSTAKA



20



Hansen, don R dan Mowen, Maryanne M. 2005. Akuntansi Manajemen edisi 7. Jakarta:Salemba Empat.



21