Analisis Common Size Neraca PT Indirasari [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS COMMON SIZE NERACA PT INDIRASARI Aktiva Lancar -



Kas Selama tahun 19x1 dan 19x2 kas menngalami peningkatan sebesar 374.200 (919.700 – 545.000) yang artinya ada penambahan kas yang diperoleh memlaui kegiatan opersional perusahaan seperti penjulan secara tunai, namun kas yang dimiliki bukan merupakan komponen utama baik dari jumlah aktiva lancar yaitu 16% di tahun 19x1 dan 24% di tahun 19x2 maupun jumlah aktiva yaitu 10% ditahun 19x1 dan 14% di tahun 19x2 sehingga kenaikan kas yang terjadi tidak terlalu signifikan mempengaruhi baik itu jumlah aktiva lancar maupun jumlah aktiva. Hal ini dapat disebabkan karena perusahaan lebih banyak melakuakan penjualan secara kredit, menginvestasikan untuk membeli aset tetap atau membeli pasokan persediaan yang berlebih, atau telah membayar hutang-hutangnya.



-



Piutang Dagang Piutang Dagang merupakan komponen utama pembentuk jumlah aktiva lancar yaitu 39% di tahun 19x1 dan 42% di tahun 19x2 atau dari jumlah aktiva yaitu 24% di tahun 19x1 dan 25% di tahun 19x2, yang mana selama tahun 19x1 dan 19x2 Piutang Dagang mengalami kenaikan sebesar 288.600 (1.612.800 - .1.324.200) yang dapat disebabkan meningkatnya penjualan secara kredit yang mungkin salah satu bentuk promosi penjualan perusahaan. Sehingga naiknya Piutang Dagang berpengarung sigifikan terhadap jumlah aktiva lancar maupun jumlah aktiva. Namun perushaan perlu menanggung resiko bila ada piutang tak tertagih atau kreditur yang tidak mampu membayar hutangnya. Piutang Dagang dapat berkualitas dengan proporsi yang mendominasi aset lancar dengan rata rata umur pitung yang tidak terlalu lama dan juga perputaran piutang dalam 1 tahun yang semakin sering. Dengan proporsi Piutang Dagang yang mendominasi PT Indirasari seharunya menetapkan kebijakan atau sysarat-syarat agar para kreditur tidak terlalu longgar dalam pembayaran hutangyna sehingga Piutang Dagang ini dapat menjadi kas dengan cepat.



-



Persediaan Persediaan merupakan aktiva yang penting dalam hal kegiatan penjualan akrena bila tidak persediaan maka tidak ada barang yang di produksi dan dijual perusahaan,



namun persediaan yang berlebihan juga tidak baik bagi perusahaan karena akan menambah biaya pergudangan dan resiko persediaan menjadi rusak karena terlalu lama tidak laku. Persediaan PT Indirasari yang bukan merupakan komponen utama dari jumlah aktiva lancar yaitu 28% di tahun 19x1 dan 27% di tahun 19x2 ataupun dari jumlah aktiva yaitu sebesar 17% di tahun 19x1 dan 16% di tahun 19x2. Persediaan tersebut mengalami penurunan sebesar 105.300 (1.056.500 – 951.200), hal ini disebabkan ada kenaikan penjualan yang terjadi di tahun 19x2. Penurunan Persediaan merupakan komponen yang kurang signifikan mempengaruhi jumlah aktiva lancar dan jumlah aktiva mengingat proporsinya yang bukan komponen utama, namun apabila penurunan Persediaan terhadap penjualan dapat signifikan bila terjadi permintaan yang terus meningkat. -



Persekot Biaya Persekot Biaya Bukan merupakan komponen yang mempengaruhi baik jumlah aktiva lancar maupun jumlah aktiva karena hanya dibawah 10% dari jumlah aktiva lancar dan jumlah aktiva.



Aktiva Tetap -



Tanah Tanah merupakan Aktiva Tetap, selama tahun 19x1 sampai dengan 19x2 jumlah tanah yang dimiliki PT Indirasari adalah tetap yang berarti tidak ada pembelian tanah untuk kegiatan investasi bisnis. Tanah juga bukan merupakan komponen utama dari jumlah aktiva tetap yaitu 9% di tahun 19x1 dan 8% di tahun 19x2 maupun dari jumalah aktiva yaitu 4% di tahun 19x1 dan 3% di tahun 19x2. Sehingga kenaikan atau penurunanya nya kurang berpengaruh terhadap jumlah aktiva tetao dan jumlah aktiva.



-



Gedung Gedeung merupakan komponen utama pembentuk jumlah aktiva tetap dan jumlah aktiva yang mana dari jumlah aktiva tetap yaitu 75% di tahun 19x1 dan 77% di tahun 19x2 maupun dari jumlah aktiva 29% di tahun 19x1 dan 31% di tahun 19x2. Kenaikan nilai Gedung terjadi selama tahun 19x1 ke 19x2 yaitu sebesar 400.000 (2.000.000 – 1.600.000). Hal ini dapat berarti perusahaan sedang melakukan ekspansi bisnis



dengan menggunakan modal saham dan juga laba ditahan yang meningkat untuk pembiayaan ekspansi bisnis tersebut. Alat-alat Kantor Alat-alat Kantor selama tahun 19x1 ke 19x2 mengalami kenaikan sebesar 150.000 (850.000 – 700.000) yang seiring dengan peningkatan gedung dalam rangka ekspansi bisnis sehingga diperlukan pula penambahan perlatan kator untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan. Alat-alat kantor hanya memiliki proporsi pada jumlah aktiva tetap 33% di tahun 19x1 dan 33% di tahun 19x2 maupun pada jumlah aktiva yaitu sebesar 13% ditahun 19x1 dan 13% ditahun 19x2, preentase ini masih jauh di bawah proposi presentase Gedung. Hutang Jangka Pendek Hutang Dagang Pada tahun 19x2 Hutang Dagang PT Indirasari mengalami penurunan sebesar Rp 102.800 (655.000 – 552.200) yang dapat diartikan PT Indirasari melunasi sebagian Hutang Dagangnya atau adanya penurunan pembelian Persediaan yang dapay dilihat pasa pos Persediaan yang juga menurun di tahun 19x2. Hutang Dagang merupakan faktor utama atau yang paling besar dalam pembentukan Jumlah Hutang Lancar yaitu 59% di tahun 19x1 dan 49% di tahun 19x2 maupun Jumlah Hutang 12% di tahun 19x1 dan 9% di tahun 19x2. Hal ini menunjukan bahwa peningkatan atau pun penurunan Hutang Dagang dapat berpengaruh besar terhadap Jumlah Hutang Lancar dan juga Jumlah Hutang. Besar nya jumlah Hutang Dagang dapat di indikasikan bahwa sebagian besar



pembelian Persediaan yang di beli oleh PT Indra Sari



dilakukan secara kredit. Hutang Dagang masih dikatakan aman selama perusahaan masih dapat menutupi beban bunga yang dihasilkan dari pembelian secara kredit dengan laba sebelum pajak atau laba bersih operasional. Hutang Gaji Hutang Gaji yang selama tahun 19x1 ke 19x2 mengalami peningkatan yaitu sebesar 131.500 (443.500 – 312.000) yang berarti gaji yang di bayarkan kepada salesman dan juga karyawan mengalami penunggakan. Hal ini berbanding terbalik dengan laba yang diperoleh mengalami peningkatan yang ada indikasi di bayarkan ke gaji dengan



jumlah yang sedikit atau laba yang diperoleh lebih untuk berinvestasi untuk ekspansi bisnis.



Hutang Jangka Panjang Hutang Obligasi Hutang Obligasi yang merupakan satu-satunya komponen Hutang Jangka Panjang yang menjadi salah satu sumber pendanaan bagi perusahaan, namun hanya sebagian kecil saja dari sumber pendanaan yaitu 11% pada tahun 19x1 dan 7% pada tahun 19x2, yang berarti perusahaan tidak terlalu mengandalkan pembiayaan untuk kegiatan operasional perusahaan dan lebih mengandalkan modal sendiri. Hal ini dapat dilihat dari penurunan Hutang Obligasi di tahun 19x2 sebesar 150.000 (600.000 – 450.000) yang dapat di indikasikan adanya pelunasan Hutang Obligasi untuk menghindari resiko ketidakpastian dimasa depan jika ada penurunan penjualan atau kas yang berkurang artau menurun. Modal Modal Saham Biasa Modal Saham Biasa memiliki proporsi yang besar dalam pembentukan Jumlah Modal yaiu 53% baik pada tahun 19x1 juga tahun 19x2, hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar modal sendiri PT Indirasari bersumber dari saham yang beredar. Nilai Modal Saham juga meningkat di tahun 19x2 sebesar 600.000 (2.600.000 – 2.000.000) yang berarti kemungkinan PT Indirasari menambah jumlah saham yang beredar guna membiayai ekspansi bisnisnya atau kegiatan investasinya dengan seiringnya peningkatan aktiva tetap berupa gedung dan alat-alat kantor yang juga meningkat. Bila dilihat dari total pasiva maka Modal Saham Biasa memiliki proporsi 32% pada tahun 19x1 dan 40% pada tahun 19x2, adanya peningkatan 8% (40% 32%) berarti bahwa meningkatnya proporsi modal sendiri untuk pembiayaan kegiatan operasional perusahaan dibandingjat dengan Hutang Jangka Panjang yang menurun.



Laba yang Ditahan Adanya peningkatan laba yang ditahan sebesar 521.900 (2.293.300 – 1.771.400) disebabkan oleh meningikatnya Penjualan yang terjadi di tahun 19x2 yang mana penjualan tersebut menghasilkan juga peningkatan laba bersih sebelum pajak yang diperoleh oleh PT Indirasari dan sebagiannya lagi dibagikan menjadi deviden. Oleh karena adanya peningkatan laba yang ditahan ini juga mengakibatkan peningkatan kas yang diproleh PT Indirasari pada tahum 19x2. Laba yang ditahan memiliki proporsi terhadap jumlah modal sebesar 47% baik pada tahun 19x1 maupun tahun 19x2 dan juga memiliki proprosi terhadap jumlah Pasiva sebesar 36% ditahun 19x1 dan 40% ditahun 19x2. Jumlah Modal Bila dibandingkan dengan Jumlah Pasiva (Hutang + Modal) maka dapat dilihat bahwa sumber pendanaan perusahaan lebih banyak didanai oleh modal sendiri dari pada dengan hutang hal ini dapat dibuktikan dengan Jumlah Modal terhadap Jumlah pasiva sebesar 68% (36% + 32%) di tahun 19x1 dan 82% (40% + 42%) ditahun 19x2 dan jumlah Hutang Jangka Panjang yang hanya 11% di tahun 19x1 dan 7% di tahun 19x2.