5 0 168 KB
2. Diagnosa dan Rencana Keperawatan No 1
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Pola nafas tidak efektif
Setelah diberikan asuhan
berhubungan dengan
keperawatan diharapkan pola
kedalamam pernafasan
kecepatan pernafasan
penurunan ekspansi paru
nafas pasien kembali efektif,
dan ekspansi dada. Catat
bervariasi tergantung
akibat oedem paru
dengan kriteria hasil :
upaya pernafasan
derajat gagal nafas.
a. RR 16-20 x/mnt
termasuk penggunaan
Ekspansi dada yang
b. Tidak
otot-otot bantu
terbatas berhubungan
cuping
ada
a. Kaji frekwensi
Rasional
pernafasan
hidung,
dan
dengan atelektasis /
retraksi dada c. Bunyi
nafas
a. Kedalaman dan
nyeri dada pleuritik. normal
b. Penurunan bunyi nafas
(vesikuler) tidak ada bunyi
akibat obstruksi
nafas
sekunder terhadap
tambahan
spt
:
krakels, ronchi
b. Askultasi bunyi nafas dan
perdarahan, kolaps jalan
d. Ekspansi dada simetris
catat adanya bunyi nafas
nafas serta kegagalan
e. Secara verbal tidak ada
adventisius, spt
jalan nafas
keluhan sesak
:krekels,mengi, gesekan pleural
c. Memperbaiki jalan dan saturasi pernafasan d. Memaksimalkan pernafasan dan menurunkan kerja otot
c. Berikan posisi semi
pernafasan
fowler bila tidak ada kontra indikasi d. Kolaborasi pemberian oksigen 2
Gangguan perfusi serebral
Setelah diberikan asuhan
a. Pantau TD, catat adanya a. Normalnya autoregulasi
berhubungan dengan
keperawatan diharapkan
hipertensi sistolik secara
mempertahankan aliran
penurunan suplai oksigen
Perfusi jaringan serebral
terus menerus dan tekanan
darah otak yang konstan
otak
pasien kembali efektif,
nadi yang semakin berat.
pada saat ada fluktuasi
dengan kriteria hasil :
TD sistemik. Kehilangan
a. GCS normal ( 15 )
autoregulasi dapat
b. Nilai TIK dalam batas
mengikuti kerusakan
normal
( 0-15 mmHg )
kerusakan vaskularisasi
c. TTV normal ( RR 16-20 )
serebral lokal/menyebar. b. Perubahan pada ritme (paling sering Bradikardi) dan Disritmia dapat timbul yang mencerminkan b. Pantau frekuensi jantung,
adanya depresi/trauma
catat adanya Bradikardi,
pada batang otak pada
Tacikardia
atau
bentuk
Disritmia lainnya.
pasien yang tidak memiliki kelainan jantung sebelumnya. c. Napas yang tidak teratur dapat menunjukkan lokasi adanya gangguan serebral dan memerlukan intervensi yang lebih lanjut.
c. Pantau
pernapasan d. Pengkajian
meliputi
pola
dan
iramanya
kecenderungan adanya perubahan tingkat kesadaran adalah sangat berguna dalam menentukan lokasi penyebaran/luasnya dan perkembangan dari kerusakan serebral. e. Efektif dalam
d. Catat
status
neurologis
menurunkan tekanan
dengan
teratur
bandingkan
dan dengan
keadaan normalnya
e. Berikan
obat
anti
hipertensi 3
Penurunan curah jantung
Setelah diberikan asuhan
a. Pantau TD. Ukur pada
berhubungan dengan
keperawatan diharapkan curah
kedua tangan untuk
tekanan memberikan
Peningkatan afterload,
jantung pasien mulai normal
evaluasi awal. Gunakan
gambaran yang lebih
vasokontriksi pembuluh
dengan criteria hasil :
ukuran manset yang tepat
lengkap tentang
darah.
a. tidak adanya sianosis
dan teknik yang akurat.
keterlibatan/ bidang
b. CRT < 2 dtk c. Akral hangat
a. Perbandingan dari
masalah vaskular. b. Catat keberadaan, kualitas
b. Denyutan karotis
d. RR Normal ( 16-20 x/mnt)
denyutan sentral dan
,jugularis,radialis dan
e. Tidak ada bunyi jantung
perifer
femoralis mungkin
tambahan
terpalpasi. Denyut pada
f. GCS normal (E,V,M = 15)
tungkai mungkin
g. Haluaran urine dalam
menurun, mencerminkan
batas normal (400 ml / 24
efek dari vasokontriksi (
jam) warna kuning jernih.
peningkatan SVR ) dan kongesti vena c. S4 umum terdengar pada c. Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas
pasien hipertensi berat karena adanya hipertrofi atrium. Adanya krakel, mengi dapat mengindikasikan kongesti paru sekunder terhadap terjadinya atau gagal jantung kronik d. Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat mungkin berkaitan
d. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan
dengan vasokontriksi atau mencerminkan
masa pengisian kapiler
dekompensasi/penurunan curah jantung. e. Menurunkan stres dan ketegangan yang mempengaruhi tekanan darah dan perjalanan penyakit hipertensi
e. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat di tempat tidur/ kursi, jadwal
f. Membantu untuk
periode istirahat tanpa
menurunkan rangsang
gangguan, bantu pasien
simpatis; meningkatkan
melakukan aktivitas
relaksasi.
perawatan diri sesuai kebutuhan f. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi
g. Tiazid mungkin
aktivitas / keributan
digunakan sendiri atau
lingkungan. Batasi jumlah
dicampur dengan obat
pengunjung dan lamanya
lain untuk menurunkan
tinggal.
TD pada pasien dengan
fungsi ginjal yang relatif normal. Diuretik ini Kolaborasi :
memperkuat agen-agen
g. Berikan obat-obat sesuai
antihipertensi lain dengan
indikasi seperti Diuretik
membatasi retensi cairan.
dan tiazid
Vasodilator menurunkan aktivitas kontriksi arteri dan vena pada ujung saraf simpatik.
4
Nyeri akut / kronis
Setelah diberikan asuhan
berhubungan dengan
keperawatan diharapkan
yang dirasakan pasien
peningkatan tekanan
Nyeri pasien berkurang
dan mempermudah
vascular serebral dan
dengan kriteria hasil :
intervensi
iskemia miokard
a. Mengungkapkan yang
a. Kaji derajat nyeri
a. Mengetahui derajat nyeri
metode b. Pertahankan tirah baring
memberikan
selama fase akut
stimulasi/meningkatkan
pengurangan b. Mengikuti farmakologi diresepkan
b. Meminimalkan
relaksasi regimen c. Berikan yang
tindakan
c. Tindakan yang
nonfarmakologi
untuk
menurunkan tekanan
menghilangkan
sakit
vaskular serebral dan
c. Skala nyeri 0-1
kepala atau nyeri dada
yang memperlambat/
d. Wajah tidak meringis /
misal,
memblok respon
wajah nampak rileks e. Menyatakan berkurang
nyeri
kompres
dingin
pada dahi, pijat punggung
simpatis efektif dalam
dan leher, teknik relaksasi
menghilangkan sakit
(panduan
kepala dan
distraksi)
imajinasi, dan
aktivitas
komplikasinya.
aktivitas
d. Aktivitas yang
vasokontriksi yang dapat
meningkatkan
meningkatkan sakit kepala
vasokontriksi
misalnya, mengejan saat
menyebabkan sakit
BAB,
kepala pada adanya
waktu senggang. d. Minimalkan
batuk
panjang,
membungkuk.
penigkatan tekanan vaskular serebral.
e. Kaji tanda-tanda vital
e. Mengetahui keadaan umum pasien. Peningkatan tanda-tanda vital mengindikasikan nyeri belum dapat terkontrol.
Kolaborasi : f. Analgesik,Antiansietas
f. Menurunkan/mengontrol
mis, lorazepam, diazepam
nyeri dan menurunkan rangsang sistem saraf simpatis.
5
Kelebihan volume cairan
Setelah diberikan asuhan
a. Awasi denyut jantung, a. Tacikardi dan hipertensi
berhubungan dengan
keperawatan diharapkan
edema
pasien menunjukkan
ginjal untuk
keseimbangan volume cairan
mengeluarkan urine,
dengan kriteria :
pembatasan cairan
a. Masukan dan haluaran
berlebih selama
TD, CVP
terjadi karena kegagalan
seimbang
mengobati
b. BB stabil
hipovolemia/hipotensi
c. Tanda vital dalam rentang
atau perubahan fase
normal ( N : 70 – 80 x
oliguri gagal ginjal dan
mnt, R : 16 – 20 x /mnt, S
perubahan pada renin-
: 36 – 37,2, T : 120 / 80
angiotensin.
mmHg) d. Oedema tidak ada
b. Catat
pemasukan
pengeluaran akurat.
dan b. Perlu untuk menentukan secara
fungsi gnjal, kebutuhan penggantian cairan
c. Awasi berat jenis urine
c. Mengukur kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan urine
d. Timbang tiap hari dengan d. Penimbangan berat badan alat dan pakaian yang
harian adalah
sama
pengawasan status cairan terbaru. Peningkatan berat badan lebih dari 0,5 kg per hari diduga ada retensi cairan.
e. Kaji kulit, wajah area e. Edema terjadi terutama tergantung untuk edema
pada jaringan yang tergantung pada tubuh contoh : tangan, kaki, area lumbosakral
f. Berikan
obat
indikasi (diuretik)
sesuai f. Membantu dalam pengeluaran cairan
6
Intoleransi aktivitas
Setelah diberikan asuhan
a. Kaji respon pasien
berhubungan dengan
keperawatan diharapkan
terhadap aktivitas,
membantu dalam
Kelemahan umum dan
pasien dapat berpartisipasi
perhatikan frekuensi nadi
mengkaji respons
ketidakseimbangan antara
dalam aktivitas yang
lebih dari 20 kali per
fisiologi terhadap stres
suplai dan kebutuhan
diinginkan/diperukan dengan
menit di atas frekuensi
aktivitas dan bila ada,
oksigen
kriteria hasil :
istirahat, peningkatan
merupakan indikator dari
peningkatan
tekanan darah yang nyata
kelebihan kerja yang
dalam toleransi aktivitas
selama /sesudah aktivitas,
berkaitan dengan tingkat
yang dapat diukur
dpsnea atau nyeri dada,
aktivitas.
a. Melaporkan
b. Menunjukkan penurunan dalam
tanda-tanda
intoleransi fisiologi
a. Menyebutkan parameter
keletihan dan kelemahan yang berlebihan, diaforesis, pusing atau pingsan b. Instruksikan pasien
b. Teknik menghemat
tentang teknik
energi mengurangi
penghematan energi ,
penggunaan energi, juga
misalnya menggunakan
membantu
kursi saat mandi, duduk
keseimbangan antara
saat menyisir rambut atau
suplai dan kebutuhan
menggosok gigi,
oksigen.
melakukan aktivitas
dengan perlahan c. Kaji sejauh mana
c. Mengidentifikasi sejauh
aktivitas yang dapat
mana kemampuan pasien
ditoleransi
dalam melakukan aktivitas dan prwt diri.
d. Mendorong kemandirian
d. Kemajuan aktivitas
dalam melakukan
bertahap mencegah
aktivitas
peningkatan kerja jantung tiba-tiba. Memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan hanya akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas
7
Risiko cedera berhubungan
Setelah diberikan asuhan
dengan penurunan
keperawatan diharapkan
kesadaran , penglihatan
pasien tidak mengalami cidera b. Berikan penerangan yg
ganda
dengan kriteria hasil :
diplopia )
(
a. Pasien tidak mengalami cedera. b. Tidak
a. Jauhkan dari benda-benda tajam
cukup c. Usahakan lantai tidak licin dan basah d. Pasang side rail
a. Meminimalkan risiko cedera b. Meminimalkan terjadinya benturan c. Meminimalkan klien jatuh d. Menghindari klien
terjatuh pada saat istirahat e. Anjurkan pada keluarga klien untuk selalu menemani klien dalam beraktivitas
e. Untuk meningkatkan menjaga keamanan