Analisis Jurnal Keperawatan Kritis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS JURNAL KEPERAWATAN KRITIS SEIZURE PRECAUTIONS FOR PEDIATRIC BEDSIDE NURSES (Kewaspadan Perawat Untuk Menangani Kejang Pada Anak Di Samping Tempat Tidur)



DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4 1 BQ. DIAN NURMAYA



(014 STYC 13)



2 RAMDINA EKA YANTI



(080 STYC 13)



3 ROLI YULI A.M.P.



(087 STYC 13)



4 RONI ANDANI



(088 STYC 13)



5 MUH. SYAHRON



(061 STYC 13)



YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S1 MATARAM 2017



1



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan dan rahmat karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan



makalah



“Analisis



Jurnal



Keperawatan



Kritis”. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan kritis. Karena makalah ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa bantuan dari pihak-pihak tertentu, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Zulkahfi, Ners., M.Kes., selaku Ketua STIKES YARSI Mataram. 2. Irwan Hadi, Ners., M.Kep., selaku Ka. Prodi S1 Keperawatan STIKES YARSI Mataram. 3. Bq. Nur’ainun Apriani Idris, Ners., selaku dosen pembimbing akademik. 4. Fitri Romadonika



M.Kep.,



selaku



dosen



Mata



Kuliah



Keperawatan Kritis 5. Semua pihak yang ikut membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis



membuat



makalah



ini



dengan



seringkas-



ringkasnya dengan bahasa yang jelas agar mudah dipahami. Karena penulis menyadari keterbatasan yang penulis miliki, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, agar pembuatan makalah penulis yang berikutnya dapat menjadi lebih baik. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.



Mataram,



April 2017



Penulis



2



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL...........................................................................................i KATA PENGANTAR.........................................................................................ii DAFTAR ISI......................................................................................................iii BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................1 BAB 2 ANALISA JURNAL ..............................................................................2 BAB 3 PEMBAHASAN ....................................................................................5 BAB 4 PENUTUP...............................................................................................6 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN JURNAL



3



4



BAB 1 PENDAHULUAN Bayi D (perempuan) berumur 5 tahun merupakan anak ke 2 dari Ibu Ny “K” lahir cukup bulan dengan BBL 2500 gram, bayi lahir spontan langsung menangis dan langsung dilakukan IMD, akan tetapi pada saat persalinan bayi cukup lama untuk dilahirkan dan persalinan ditolong oleh bidan. Menurut ibu klien saat kehamilan ibunya rajin memeriksakan kehamilannya ke bidan dan dokter kandungan dan tidak pernah mengkonsumsi obat dari warung dan ibu tidak pernah sakit. Imunisasi dasar diberikan sesuai dengan jadwal akan tetapi ada beberapa yang belum diberikan seperti campak, DPT dan polio yang terakhir. Klien selama ini belum pernah mengalami sakit berat. Riwayat keluarga yang memiliki penyakit yang sama tidak ada. Riwayat jatuh tidak pernah menurut sepengetahuan ibunya. Pertumbuhan dan perkembangan klien tidak ada masalah dan status nutrisinya pun baik. Pada pemeriksaan fisik pun tidak ditemukan masalah. Menurut ibu klien bayinya hanya diberikan ASI sampai umur 5 bulan, kemudian setelah itu bayinya diberikan makanan pendamping ASI berupa milna dan biskuit lainnya. Kebiasan BAK klien biasanya 5-6 kali sehari dan BAB 2 kali sehari, akan tetapi setelah masuk rumah sakit BAB klien 4 kali sehari dengan konsistensi cair. Menurut ibunya sejak 3 hari ini anaknya kejang-kejang dengan frekuensi 3-4 kali sehari selama kurang lebih 2 menit dan tidak disertai dengan demam. Selama kejang kedua tangan dan kaki kelojotan, bibir biru, mata melotot ke atas dan setelahnya perut menjadi kembung.



1



BAB 2 ANALISA JURNAL Epilepsi adalah sindroma otak kronis dengan berbagai macam etiologi dengan ciri-ciri timbulnya serangan paroksismal dan berkala akibat lepas muatan listrik neuron-neuron otak secara berlebihan yang dapat menghasilkan perubahan dalam hal fungsi dan prilkau (Blumstein & Friedman, 2007). Daerah kortikal yang terlibat dan keluarnya cairan yang abnormal pada perubahan fungsi otak, akan menentukan manifestasi klinis dari kejang berkontribusi (Fagley, 2007). Presentasi klinis dari neuron yang abnormal mulai dari berkedut 2-3 detik, gerakan tonik-klonik, dan kejang berirama selama berjamjam. Beberapa Individu ada yang mengalami sianosis dan masalah pernapasan (Yamamoto, 2004). Peran perawat dalam penatalaksanaan kejang harus mengobservasi durasi, frekuensi serta tanda dan gejala untuk dapat menentukan intervensi selanjutnya. Adapun hal yang harus diperhatikan dalam kewaspadan perawat untuk menangani kejang pada anak di samping tempat tidur, yaitu : 1. Keadaan khusus klien Contohnya klien prabedah : pada evaluasi prabedah harus diamati kejang pada anak dan pengobatan yang diberikan pada anak. 2. Peralatan yang harus disiapkan berdasarkan tanda dan gejala Beberapa standar yang harus dipersiapkan perawat dalam menangani pasien berdasarkan pada riwayat kejang serta tanda dan gejala pasien. Berikut ini adalah alur yang dapat membantu perawat dalam melakukan tatalaksana dan mempersiapkan peralatan yang harus tersedia jika anak kejang.



2



Bagan Keselamatan Kejang Does your patient have a history of seizures?



Yes



No



What are the clinical symptoms of the event?



Maintain routine safety precautions (bedrails



ANY symptom accompanied by respiratory compromise (tonic-clonic movemen er Motor symptoms without compromise (myoclonic jerks) seizures) Motorrespiratory symptoms by LOC (atonic se nor motor involvement (staring spells, eyelidaccompanied fluttering)



Is your patient on a medication wean or completely off seizure SUPPLIES* medication? Bag, valve mask (if clinically indictated) Suction (canister and catheter) Cardiorespiratory mo No



Yes



Maintain routine safety precautions (bedrails up)



3



3. Pendidikan keluarga Epilepsi pada anak adalah diagnosa yang menakutkan untuk keluarga, keamanan anak di rumah menjadi hal yang utama untuk orang tua. Orang tua harus memahami perawatan anak di rumah dan sesuai dengan apa yang dilakukan di rumah sakit. Pendidikan pada keluarga mengenai keamanan menangani anak kejang dirumah harus diberikan. Kewaspadaan dengan mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk penangan pasien disamping tempat tidur dapat membantu orang tua. 4. Dampak keperawatan Keuntungan yang dapat diambil oleh perawat dengan adanya alur kewaspadaan perawat untuk menangani kejang pada anak adalah perawat dapat menghemat waktu untuk menyiapkan alat, dapat mengantisipasi situasi darurat. Akan tetapi perawat harus melakukan pengecekan terhadap fungsi dari peralatan yang akan digunakan. 5. Efektifitas biaya Keuntungan lain untuk algoritma ini adalah bahwa hal itu meningkatkan efektivitas biaya dan memberikan tindakan pencegahan kejang yang tepat. Prioritas bagi semua penyedia layanan



kesehatan adalah



keselamatan pasien, dan dengan menggunakan cara tersebut akan memberikan perawatan yang paling aman serta menghilangkan penggunaan yang tidak perlu. 6. Analisa daftar pustaka jurnal Penulisan referensi atau daftar pustaka sudah sesuai dengan kaedah penulisan. Daftar Pustaka yang digunakan kelompok untuk menganalisa jurnal a. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta ; Jakarta. b. Notoadmodjo, S.(2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta ; Jakarta c. Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta ; Bandung. Pencarian Journal Keyword : Nursing Management for Patient Epilepsy



4



BAB 3 PEMBAHASAN Kewaspadaan perawat dalam menghadapi klien yang kejang di rumah sakit belum terkordinasi dengan baik. Alat-alat yang diperlukan untuk menangani pasien kejang pun sering tidak tersedia. Hal ini akan menimbulkan resiko kegawatan pada pasien kejang. Seperti yang kita ketahui ketika klien sedang kejang hal yang harus kita lakukan adalah menghindari resiko terjadinya cedera, hal yang paling buruk adalah resiko tersumbatnya jalan nafas. Jika hal ini terjadi dan peralatan yang diperlukan untuk menangani pasien belum tersedia dalam jangkauan yang dekat hal ini akan menimbulkan kegawatan sementara perawat menyiapkan peralatan. Alur kewaspadan perawat untuk menangani kejang pada anak di samping tempat tidur akan membantu mengantisipasi resiko cedera yang akan terjadi. Hal ini akan memudahkan perawat dalam menangani pasien kejang. Kewaspadaan kejang disamping tempat tidur seharusnya mulai diterapkan di rumah sakit untuk menghindari resiko dan memberikan penangan yang efektif, selain itu juga hal ini dapat mengefektifkan biaya yang diperlukan. Alur kewaspadaan ini harus mulai dilakukan dengan mengidentifikasi klien dan menyiapkan peralatan yang mungkin akan diperlukan sesuai dengan riwayat kejang dan manifestasi klinis disamping tempat tidur. Jika hal ini sudah terselenggara di rumah sakit dengan baik, hal ini juga dapat mulai diterapkan untuk perawatan anak kejang dirumah. Pemahaman orang tua mengenai kewaspadaan ini harus ditingkatkan untuk mengantisipasi cedera.



5



BAB 4 PENUTUP Kewaspadan perawat untuk menangani kejang pada anak di samping tempat tidur ini dapat diterapkan dirumah sakit dan pada perawatan dirumah karena tidak memerlukan biaya yang mahal. Sosialisasi dan pemahaman dari kewaspadaan terhadap resiko cedera yang dapat ditimbulkan yang harus ditingkatkan untuk mewujudkan program ini. Saran untuk perawat dalam penatalaksanaan pasien kejang adalah dengan melakukan pengkajian mengenai riwayat serta tanda dan gejala untuk dapat menentukan alat apa saja yang dibutuhkan jika klien kejang agar tidak terjadi resiko cedera. Walaupun kewaspadaan kejang disamping tempat tidur belum dapat diwujudkan dengan melakukan pengkajian diawal hal tersebut akan memudahkan perawat untuk melakukan antisipasi resiko.



6



DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta ; Jakarta. Clore, Ellen Thomen.2010. Seizure Precautions for Pediatric Bedside Nurses Vol. 36 No. 4 . Pediatric Nursing. Notoadmodjo, S.(2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta ; Jakarta Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta ; Bandung.



7