Analisis Jurnal Tentang Postnatal Care [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS JURNAL TENTANG POSTNATAL CARE



Disusun oleh: NURUL FAJRIAH 70300117044



JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR TAHUN 2018



BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Proses pemulihan kesehatan ibu pada masa nifas merupakan suatu hal yang sangat penting dan ikut menentukan berhasil tidaknya peran dan fungsi keluarga, dimana keluarga mendukung proses pemulihan ibu post partum. Pada masa nifas akan mengalami perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan fisik meliputi ligamenligamen bersifat lembut dan kendor otot-otot tegang, uterus membesar postur tubuh berubah sebagai kompensasi terhadap perubahan berat badan pada masa hamil. Berat badan akan bertambah menjadi 10-15 kg sehingga proses persalinan berlangsung (Wiknjosastro, 2009). Pada proses persalinan dinding panggul selalu tegang dan mungkin terjadi kerusakan pada jalan lahir, serta setelah persalinan otot-otot dasar panggul menjadi longgar karena diregang begitu lama saat hamil maupun bersalin dimana wanita sering mengeluh „kandung turun‟ setelah melahirkan oleh karena ligamen, fasia dan jaringan alat genetalia menjadi kendur. Proses ini terjadi setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil/tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi psikologi karena proses persalinan. Angka Kematian Ibu (AKI) pada nifas di dunia mencapai 500.000 jiwa setiap tahun. kematian maternal paling banyak adalah pada waktu nifas sebesar 49,125% dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Cakupan pelayanan pada ibu nifas tahun 2009 yaitu 80,29% menurun bila dibandingkan pencapaian cakupan tahun 2008 (92,94%) dan



dibawah target SPM tahun 2015 (90%). Cakupan tertinggi adalah Kabupaten Grobogan (102,79%) dan terendah Kabupaten Tegal (25,34%). Dari 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah masih ada 18 Kabupaten/Kota yang belum mencapai target.Postpartum atau masa nifas merupakan masa setelah partus selesai dan berakhirnya setelah kira-kira 6 minggu. Delapan jam pasca persalinan, ibu harus tidur terlentang untuk mencegah perdarahan. Sesudah 8 jam, ibu boleh miring ke kiri atau ke kanan untuk mencegah trombosis (Mansjoer Arif, 1999). Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengembalikan perubahan-perubahan yang terjadi pada masa hamil, persalinan dengan melaksanakan senam nifas agar kembali seperti semula seperti sebelum hamil. Manfaat senam nifas adalah memulihkan kembali kekuatan otot dasar panggul, mengencangkan otot-otot dinding perut dan perinium, membentuk sikap tubuh yang baik dan mencegah terjadinya komplikasi. Komplikasi yang dapat dicegah sedini mungkin dengan melaksanakan senam nifas adalah perdarahan post partum. Saat melaksanakan senam nifas terjadi kontraksi otot-otot perut yang akan membantu proses involusi yang mulai setelah plasenta keluar segera setelah proses involusi (Tesisjogya, 2006). Pada masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahanperubahan



alat-alat



genital



ini



dalam



keseluruhannya



disebut



involusi



(Wiknjosastro, H, 2005). Untuk mengembalikan kepada keadaan normal dan menjaga kesehatan agar tetap prima, senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu setelah melahirkan Ibu tidak perlu takut untuk banyak bergerak, karena dengan ambulasi dini (bangun dan bergerak setelah beberapa jam melahirkan) dapat membantu rahim untuk kembali kebentuk semulapada akhir kala III persalinan, uterus berada di garis tengah kira-kira 2 cm di bawa umbilicus dengan bagian



fundus bersandar pada promontorium sakralis. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus mencapai kurang lebih 1 cm diatas umbilikus. Dalam beberapa hari kemudian, perubahan involusi berlangsung dengan cepat (Bobak, 2005). Abdomen, terutama uterus, harus diawasi secara teliti pada masa nifas. Pada hari pertama post partum, tinggi fundus uteri kira-kira satu jari dibawah pusat, setelah lima hari post partum menjadi sepertiga jarak antara simfisis kepusat dan setelah sepuluh hari fundus uteri sukar diraba diatas simfisis (Wiknjosastro, H, 2005). Ada tiga alasan mengapa orang tidak melakukan senam nifas setelah persalinan. Pertama, karena memang tidak tahu bagaimana senam nifas. Kedua, karena terlalu bahagia dan yang dipikirkan hanya si kecil. Ketiga, karena alasan sakit. Senam nifas sebaiknya dilakukan dalam waktu 24 jam setelah melahirkan, secara teratur setiap hari. Setelah 6 jam persalinan normal atau 8 jam setelah operasi sesar, ibu sudah boleh melakukan mobilisasi dini, termasuk senam nifas (Mutia Alisjahbana, 2008). Pengamatan senam nifas belum dilakukan baik dirumah sakit maupun di pelayanan-pelayanan tertentu, begitu juga poster-poster yang berhubungan dengan senam nifas belum ada. Kenyataannya di masyarakat masih banyak ibuibu post partum belum tahu tentang senam nifas, sehingga ibu-ibu tidak melaksanakan. Hal ini disebabkan antara lain kurang informasi, ibu belum menyadari tentang manfaat senam nifas. Melakukan senam nifas akan mempengaruhi kebutuhan otot terhadap oksigen yang mana kebutuhan akan meningkat, berarti memerlukan aliran darah yang kuat seperti otot rahim bila dilakukan senam nifas akan merangsang kontraksinya, sehingga kontraksi uterus akan semakin baik, pengeluaran lochia akan lancar sehingga mempengaruhi proses involusi rahim. Tujuan analisa Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh senam nifas terhadap penurunan tinggi fundus uteri (TFU) pada ibu post partum.



BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN JURNAL ANALISA JOURNAL Berdasarkan analisa dengan judul pengaruh senam nifas terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post partum, dapat disimpulkan bahwasanya ada pengaruh ketika dilakukan senam nifas pada ibu hamil, menurut penulis mengatakan senam nifas merupakan sala satu kegiatan yang dilakukan oleh ibu hamil, peneliti memukakan penelitianya di PONED puskesmas ploso jombang dilakukan selama 3 hari: Hari pertama dilakukan senam dan yang tidak di PONED, Menunjukan hasil chi squer test dengan taraf signifikasi α ≤ 0,05 di peroleh hasil 0.001 hal ini menunjukan ada pengaruh antara senam nifas dengan penurunan fundus uteri, Hari kedua ibu melaksanakan dilakukan senam dan yang tidak di PONED, Menunjukan adanya pengaruh senam nifas terhadap penurunan tinggi fundus uteri, kemudian hari ketiga , terdapat peningkatan sekaligus membuktikan bahwa adanya pengaruh senam nifas terhadap penrunan tinggi pundus uteri. Penulis menyimpulkan bawasanya ada pengaruh senam nifas dengan penurunan fundus uteri pada ibu post partum , Hal ini di mungkinkan ibu post partum melaksanakan senam nifas dengan teratur dan sesuai tehnik yang di ajarkan. PEMBAHASAN Pembahasan jurnal Senam nifas merupakan salah satu usaha untuk menguatkan kontraksi otot rahim, dimana dengan peningkatan kerja otot rahim ini akan mengakibatkan otot-otot dalam rahim akan terjepit dan pembuluh darah juga akan pecah. Sehingga menyebabkan jaringan otot kekurangan zat-zat yang diperlukan sehingga jaringan otot bisa mengecil dan ukuran rahim juga akan mengecil (Cristina Ibrahim : 1996).



Penurunan TFU ini terjadi secara gradual, artinya tidak sekaligus tetapi setingkat demi setingkat. (Prawirodiharjo, 2006) TFU ini akan berkurang 1-2 cm setiap harinya dan pada hari ke 9 uterus tidak dapat teraba. (Bobak, 2004). Sehingga pada ibu yang senam nifas penuruna TFU berlangsung lebih cepat dari pada yang tidak senam. Hal ini disampaikan juga oleh (Cristina 1996) bahwa manfaat senam nifas adalah mempercepat involusi uteri yang salah satu tandanya yaitu penurunan TFU. Dari hasil penelitian yang menunjukkan ada pengaruh senam nifas dengan penurunan tinggi fundusuteri maka diharapka pada institusi dan petugas kesehatan hendaknya meningkatkan motivasi pada ibu post partum untuk meningkatkan kegiatan senam nifas. Pembahasan teori Defenisi Senam nifas adalah senam yang di lakukan sejak hari pertama melahirkan setiap hari sampai hari yang ke sepuluh, terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang di lakukan untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu. Bidan/perlu mengetahui beberapa faktor untuk menentukan kesiapan bagi seorang ibu untuk dapat memulai senam nifas,antara lain : a. Tingkat kesegaran tubuh ibu sebelum kelahiran bayi. b. Apakah ibui telah mengalami persalinan yang lama dan sulit atau tidak. c. Apakah bayinya mudah di layani atau rewel dalam pemberian asuhan. d. Penyesuaian postpartum yang sulit oleh karena sesuatu sebab. Selain itu, bidan atau perawat perlu mencermati kondisi-kondisi yang umum pada ibu nifas sebagai akibat dari stress selama kehamilan dan kelahiran untuk menentukan apakah ibu sesuai atau tidak untuk memulai senam nifas.



PENUTUP A. Kesimpulan Umum para ibu pasca melahirkan takut melakukan banyak gerakan.Sang ibu biasa khawatir gerakan-gerakan yang dilakukan akan menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Padahal apabila



ibu



bersalin



melakukan



ambulasi



dini



itu



bisa



memperlancar



terjadi



prosesinvolusiuteri. Salah satu aktivitas yang dianjurkan untuk dilakukan para ibu setelah persalinan adalah senam nifas. Senam ini dilakukan sejak hari pertama setelah melahirkan hingga hari kesepuluh. dalam pelaksanan harus dilakukan secara bertahap sistematis dan kontinyu. Dengan dilakukannya senam nifas, ibu post partum akan cepat memperoleh keseimbangan tubuh. Penyembuhan persalinan akan lebih cepat Memperlancar air susu. Dengan demikian bagi ibu-ibu setelah melahirkan diharapkan mengikuti senam nifas agar memperolah kesehatan dan tampil lebih bugar. Demikian pembahasan kami tentang senam nifas, semoga bermanfaat bagi kita semua. B. Saran Mahasiswa keperawatan diharapkan mengetahui dan memahami bagaimana itu senam nifas pada ibu yang baru melahirkan. Dengan memahaminya tentu akan lebih mudah dalam menerapkannya dalam kehidupan secara nyata



Daftar Pustaka Bintariadi, Bibin. 2007. Nifas Tinjauan Medis. www.nakita.com Bobak, dkk. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC Cunningham, 1995. Obstetri Williams Edisi 18. Jakarta : EGC Diffori, Judi. 2005. Post Pregnency Fitness. Jakarta Eisenberg. 1996. Kehamilan Apa Yang Di Hadapi Bulan Ke Bulan. Jakarta : EGC Farrer, Herlen. 1999. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC FK Unsri, The Unofficial Site. 2007. Perdarahan Post Partum. www.unsri.com Ganong. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta : EGC Hamillton, Persis Mary. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC Hamnah, Salamah Ummu. 2003. Senam Nifas. www.asysyariah.com Ibrahim, Crishtina S, 1996. Perawatan Kebidanan Jilid III. Jakarta : Bharatara Manuaba, Prof.dr. Ida Bagus, SpOG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC Mochtar, Rustam. Prof.Dr.Mph. 1998. Sinopsis Obstetri Operatif dan Sosial. Jakarta : EGC Nursalam Dan Siti Pariani. 2001. Metodologi Penelitian Riset Keperawatan. Jakarta : Sagung Seto Notoadmojo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta Rieneka Cipta Prawiroharjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Pusdiknakes RI. 2003. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta : PUSDIKNAKES Reeder, JS. 1997. Maternity Nursing Eighteen Edition Philadelphia. New York Sastrawinata, Sulaiman. 1999. Obstetri Fisiologi. Bandung : FK UNPAD Seller, Daunline MC Call. Midwifery Volume 1. New York