Yoga Postnatal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

YOGA POSTNATAL Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Holistic Care In Midwifery Practice” Dosen Pengampu : Dr., Melyana Nurul widyawati, S,SiT., M.Kes.



Disusun Oleh : DIYAS WINDARENA NIM : P1337424718048 ZAHROTUN NISA’S NIM : P1337424718050 ANNISA SEPTY NURCAHYANI NIM : P1337424718051 NAHDIYAH KARIMAH NIM : P1337424718054 EWITH WIDYA MARETA NIM : P1337424718055 KINTAN ANISSA NIM : P1337424718058 YULIA FEBRINA NIM : P1337424718059



PROGRAM STUDI MAGISTER TERAPAN KEBIDANAN PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TERAPAN KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG 2019



1



DAFTAR ISI



Halaman Judul Daftar Isi ..................................................................................................................



i



BAB . I PENDAHULUAN.......................................................................................



1



A. Latar Belakang.................................................................................................... B. Rumusan Masalah.............................................................................................. C. Tujuan.................................................................................................................



1 2 2



BAB. II PEMBAHASAN.........................................................................................



3



A. Pengertian Masa Nifas ....................................................................................... B. Dasar- Dasar Yoga ............................................................................................ C. Jurnal Yoga Postnatal ........................................................................................



3 4 10



BAB. III PENUTUP.................................................................................................



15



A. Kesimpulan......................................................................................................... B. Saran...................................................................................................................



15 15



DAFTAR PUSTAKA



2



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu. Periode postpartum adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin (menandakan akhir periode intrapartum) hingga kembalinya traktus reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil (Sulistyawati A, 2008). Periode nifas merupakan salah satu periode yang harus diperhatikan dalam proses kehidupan perempuan maupun bayi dan merupakan masa sulit, diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian pada masa nifas terjadi dalam 25 jam pertama (Rahayu, dkk 2012). Masa nifas ditandai oleh banyaknya perubahan fisiologis dan psikologis. Kelahiran membuat panggul menjadi longgar, beberapa organ mengalami perubahan kinerja, dan otot perut pun mengendur, ada beberapa olahraga ringan yang dapat mengembalikan kebugaran tubuh ibu. Salah satu nya yoga, peranan yoga dapat memperbaiki kinerja otot pasca melahirkan. Peranan yoga dipercaya mempu memperbaiki kinerja otot akibat kehamilan dan persalinan. Anda butuh waktu sekitar 6 – 8 minggu untuk bisa mencoba post-natalyoga (motherandbaby.co.id, 2013) Yoga merupakan salah satu olahraga yang banyak dinikmati manfaatnya, selain sebagai fungsi menjaga kondisi mental maupun psikis, yoga dapat meningkatkan stamina seorang ibu yang baru melahirkan. Menurut Pedro, seorang Yogi dari The Theosophical Society di Australia, yoga merupakan suatu studi dan praktik transformasi diri dan pertumbuhan spiritual dalam filsafat agama manapun. Transformasi diri dan pertumbuhan spiritual juga merupakan konsep praktis karena realisasinya melibatkan pengintegrasian dan pengharmonisasi aspek emosional, mental, dan spiritual dari hakikat hidup kita. Inilah salah satu cara yang dipilih banyak orang pada transformasi dalam (inner transformation) adalah melalui disiplin yoga (Rima Rohmiati, 2008). Yoga adalah pendekatan luas yang mencakup latihan fisik, relaksasi, pernapasan, dan praktik meditasi. Yoga memiliki berpotensi menjadi lebih efektif ketika terintegrasi 3



secara sadar dan sistematis kedalam perawatan diri keseluruhan individu dan program perawatan medis, melalui dialog yang disengaja dan terbuka di antara pasien, profesional kesehatan, dan profesional yoga (Bonura, Kimberlee Bethany, PhD RYT. 2014). Kelahiran membuat panggul menjadi longgar, beberapa organ mengalami perubahan kinerja, dan otot perut pun mengendur, ada beberapa olahraga ringan yang dapat mengembalikan kebugaran tubuh ibu. Salah satu nya yoga, peranan yoga dapat memperbaiki kinerja otot pasca melahirkan. Peranan yoga dipercaya mempu memperbaiki kinerja otot akibat kehamilan dan persalinan. Anda butuh waktu sekitar 6 – 8 minggu untuk bisa mencoba post-natalyoga (motherandbaby.co.id, 2013) Yoga memiliki manfaat yaitu dapat mengatasi permasalahan kesehatan tubuh, baik organ tubuh luar maupun organ tubuh dalam, membantu mengontrol reaksi emosional dan pikiran dalam situasi tertentu, meningkatkan sirkulsi darah dan oksigen, menurunkan tekanan darah dan stress sehingga saraf-saraf otot lebih rileks, mengeluarkan racun dan meningkatkan kapasitas oksigen lebih banyak sehingga membuat tubuh bugar dan meremajakan kembali jaringan tubuh yang rusak, memperbaiki postur tubuh, membangun stamina dan memperkuat otot serta kesimbangan tubuh serta meningkatkan ketenangan batin (Rima, Rohimawati 2008). Hal ini bermanfaat bagi ibu yang baru melahirkan guna memperbaiki stamina dan otot-otot serta keseimbangan tubuh bahkan dapat mengelola stress pada ibu pasca melahirkan. B. Rumusan masalah 1. Apa pengertian dan manfaat yoga post natal? 2. Bagaimana prosedur pelaksanan yoga post natal ? 3. Bagaimana efektivitas yoga pada ibu post partum? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dan manfaat seputaran yoga post natal. 2. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan yoga post natal. 3. Untuk mengetahui efektivitas yoga pada ibu post partum. BAB 2 PEMBAHASAN



A. Masa Nifas



4



Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pascapersalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemvberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu. Priode pascasalin meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi, dan keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial. Baik di negara maju maupun negara berkembang, perhatian utama bagi ibu dan bayi banyak tertuju pda masa kehamilan dan persalinan, padahal resiko terbesar terjadi pada masa nifas karena masih belum maksimalnya pelayanan masa salin. (Prawirohardjo, 2009) Lama masa nifas ini adalah 6 – 8 minggu. Nifas dibagi dalam tiga periode, yaitu : 1. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan 2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat genital 3. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu, bulan, atau tahun. (Bahiyatun, 2009) Kebijakan program nasional masa nifas paling sedikit empat kali kunjungan dengan tujuan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah yang terjadi. Tahapan masa nifas meliputi : 1. Kunjungan I yaitu 6 – 8 jam setelah persalinan dengan tujuan : a. Mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan rujukan jika perdarahan berlanjut c. Memberi konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai cara d. e. f. g.



mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri. Pemberian ASI awal Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir Menjaga bayi tetap sehat dengan mencegah hipotermia Petgas kesehatan yang menolong persalinan harus mendampingi ibu dan bayi lahir selama 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan



stabil. 2. Kunjungan II yaitu 6 hari setelah persalinan dengan tujuan : a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau. b. Menilai adanya demam c. Memastikan agar ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat 5



d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda penyulit e. Memberi konseling pada ibu tentang asuhan pada bayi, perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan perawatan bayi sehari – hari. 3. Kunjungan III yaitu 2 minggu setelah persalinan dengan tujuan : a. Sama dengan kunjungan ke II 4. Kunjungan IV yaitu 6 minggu setelah persalinan dengan tujuan : a. Mengkaji tentang kemungkinan peyulit pada ibu b. Memberi konseling keluarga berencan (KB) secara dini (Bahiyatun, 2009)



B. Dasar- Dasar Yoga 1. Pengertian Yoga Yoga merupakan suatu bentuk seni ilmu pengetahuan kuno dan perawatan kesehatan yang tertua dan berasal dari India, yang semula dirancang untuk memperkuat dan membentuk sikap tubuh serta menenangkan dan memusatkan pikiran untuk masuk kedalam kondisi meditasi. Yoga telah berhasil diadaptasi untuk berbagai kepentingan dan gaya hidup sehat dari orang-orang Barat sehingga yoga dikenal sebagai salah satu seni lolahraga Melalui



latihan



berbagai



posisi



yoga



dan



latihan



pernapasan



dapat



menghubungkan kembali tubuh dan pikiran kemudian menemukan roh, dengan yoga dapat menjadi utuh dan meraih kembali pengetahuan yang mendalam mengenai diri. Yoga adalah senin mendengarkan seluruh bagian dari tubuh. 2. Filosofi Yoga Delapan tangan dari Yoga menjelaskan aspek-aspek berbeda dari latihan yoga dan dilakukan bersama-sama akan membentuk keseluruhan tubuh yoga. Tujuan dari delapan tangan ini adalah untuk membawa pikiran, tubuh dan roh ke dalam harmonisasi. Setiap tangan dapat bertumbuh pada waktu yang sama ataupun waktu yang berbeda, mereka berkembang bersama dalam suatu proses yang bersifat pengembangan harmonis dan organis. Tangan-tangan tersebut adalah: a. Yama



6



Yama adalah akar dari pohon yoga, dimana yama adalah yang memberikan pondasi untuk latihan yoga. Yama mengajarkan tentang bagaimana pemohonan moral dan etika dalam berkehidupan. The self awareness atau kesadaran diri diperoleh dengan berlatih lima yama dimana dapat mengubah energi negatif dan menumbuhkan rasa damai dari dalam diri. b. Niyama Tangan kedua dari yoga adalah niyama. Niyama adalah pengataman secara pribadi terhadap diri kita sendiri. Niyama merupakan pemurnian melalui disiplin pribadi. c. Asana Tangan ketiga dari yoga adalah asana. Asana adalah cabang-cabang pohon yoga yang membawa fungsi-fungsi fisik dan fisiologis tubuh ke dalam harmonisasi dengan aspek psikologis. Ini adalah postur fisik yang merelaksasi, meremajakan, menguatkan dan memberikan energi terhadap tubuh. Terhadap lebih dari delapan postur (dengan banyak variasi) yang didesain untuk tujuan ini. Banyak asana yang dinamakan seperti nama binatang ataupun tumbuhan, sebagai contoh gaya anjing, gaya pohon, dll. Postur-postur tubuh lain diberi nama berdasar pada guru-gura, dewa-dewa dan bintang-bintang. Gaya-gaya tersebut mewakili prinsip-prinsip evolusi, dengan mengambil berbagai macam bentuk dan mengalami perkembangan. Sebuah teori menjelaskan proses perkembangan asana yaitu pelaku yoga, yang hidup dekat dengan alam, mempelajari makluk hidup lain, dengan bumi dan langit yang mengelilinginya. Dalam Yoga Sutra dijelaskan bahwa setiap asana harus dilakukan dengan keteguhan, kewaspadaan dan rasa nyaman, mencapai keseimbangan antara rasa santai dengan usaha yang harus dilakukan. Asana secara sadar dihubungkan dengan aliran pernapasan. d. Pranayama Pranayama adalah tangan keempat dari yoga, dapat disamakan dengan daun dari pohon yoga, yang berinteraksi dengan udara dan membersihkan seluruh pohon 7



dengan prana, yang berinteraksi dengan udara dan membersihkan seluruh pohon dengan prana. Melalui latihan-latihan pernapasan tertentu, npas diatur, dan dikendalikan. Pengendalian napas terdiri dari pengaturan panjang dan durasi tarika napas. Dalam bahasa Sanskerta prana adalah energi yang diwujudkan nyata dalam napas. Ayama berarti ekspensi atau perluasan wilayah, sehingga pranayama berati sebuah proses dimana prana dikembangkan dan diperkuat dalam tubuh, memurnikan sistem syaraf dan meningkatkan hidup yang vital dari seseorang. Sebagai hasil langsung, pikiran juga menjadi lebih tenang dan lebih terfokus. Ini adalah kombinasi dari asana dan pranayama yang mempersiapkan seseorang individu untuk tingkat konsentrasi dan kesadaran yang lebih tinggi dengan cara memperbaiki dan menguatkan sistem saraf dan sub-energi tubuh. e. Pratyahara Tangan selanjutya adalah pratyahara. Ini ibarat kulit kayu dari pohon yoga, yang



melindungi



pohon,



mengisolasikan



dari



elemen-elemen



luar



dan



memampukan energi dari dalam untuk mengalir tanpa terganggu. Begitu pikiran mulai menjadi tenang dan perhatian mulai terpusat., maka hal ini memungkinkan fokus yang muncul dari dalam diri, dan seseorang tidak lagi terganggu oleh kejadian-kejadian di luar. Indra-indra (mata, telinga, hidung, kulit) bergerak masuk dari batas luar ke bagian pusat untuk mengamati dunia di bagian dalam diri. Pratyahara muncul ketika sedang berkonsentrasi penuh dalam suatu aktifitas yang membuat tidak menyadari rangsangan-rangsangan dari luar. Terbenam dalam posisi yoga membuat benar-benar fokus pada pernapasan dan aksi -aksi internal dari posisi tersebut. f. Dharana Kemampuan untuk berfokus tanpa terganggu membawa kita pada tangan selanjutnya dari yoga, yaitu yang disebut dharana. Dharana adalah getah dari pohon yoga, membawa energi dan konsentrasi masuk semakin ke dalam diri seorang individu. Dharana adalah konsentrasi pikiran seseorang pada satu hal dan pada satu waktu. Pernapasan waktu konsentrasi akan membawa seseorang pada meditasi. 8



g. Dhyana Meditasi atau dhyana adalah tangan ketujuh dari yoga. Ini adalah bunga dari pohon yoga. Dhyana merupakan proses penganayaan dari pikiran yang telah terfokus. Dhyana merupakan aliran konsentrasi yang tidak terganggu oleh apa pun. Ini dengan berbeda dengan tahapan dharana sebelumnya, dimana kemampuan untuk berfokus telah diasah sampai ke titik dimana konsentrasi dapat bertahan untuk waktu yang lebih lama, tanpa berfokus hanya pada satu hal tertentu saja. Sebaliknya, fokus diperluas sampai ke seluruh kesadaran dari seorang individu. Pikiran menjadi tenang, gagasan-gagasan turun sampai ke tinggi mininum dan pengalaman menjadi suatu keheningan. h. Samadhi Tangan terakhir dari yoga adalah Samadhi. Ini merupakan buah dari pohon yoga atau hadiah dari latihan yoga yang tekun. Samadhi telah dijelaskan secara bervariasi sebagai keadaan gembira yang luar biasa, keadaan pencerahan dan keadaan dimana kita dapat melampaui kenyataan hidup sehari-hari, ketika orang bermeditasi mengalami hubungan dengan Tuhan dan hubungan dengan semua makhluk hidup. Ini muncul ketika seorang individu bersatu dengan sebuah objek dan tidak ada pemisah antara mereka. 3.



Postnatal Yoga



1. Pengertian Postnatal Yoga adalah yoga yang dilakukan selama masa setelah melahirkan dan menyusui. Yoga membantu tubuh dan pikiran sembuh dari tekanan fisik dan mental melahirkan. Wanita setelah melahirkan memiliki kebutuhan yang berbeda untuk tubuhnya, pemulihan setelah melahirkan bisa dilihat dari aktifitas bekerja saat sebelum melahirkan, trauma pada perineum, lama mengejan dan tipe melahirkan pervaginam atau bedah caesar. Setelah bersalin, yang dirasakan seorang ibu tidak hanya kebahagiaan bahwa bayi sudah lahir kedunia, tetapi ibu juga merasa bahagia karena sudah terlewat dari proses mual muntah, sakit punggung dan semua ketidaknyamanan di dalam kehamilan. 9



Setelah bayi lahir, kondisi ibu belum benar-benar bugar seperti sedia kala. Proses kehamilan dan persalinan mengeluarkan banyak energi dan memerlukan waktu khusus untuk mengembalikan tubuh dan pikiran seperti sebelumnya. Setelah bersalin, peran ibu semakin lengkap dimana bayi lahir harus mendapat perhatian penuh sehingga waktu istirahat ibu banyak terbagi dengan bayinya. Setelah bersalin, otot panggul menjadi longgar, beberapa organ mengalami perubahan kinerja tubuh dan otot perut mengendur, terkadang leher , bahu atau tulang punggung sakit menambah ketidaknyamanan ibu setelah melahirkan. Perasaan dan butuh perhatian membuah ibu pasca melahirkan mengalami deprsi pasca persalinan sehingga dibutuhkan aktifiras yang dapat menyegarkan tubuh dan pikiran ibu pasca salin yaitu Postnatal Yoga. Postnatal Yoga menitikberatkan kepada pengembalian vitalitas tubuh ibu melahirkan ke kondisi semula. Banyak gerakan didalam Postnatal Yoga yang bersifat relaksasi dan menambah kelenturan atau fleksibilitas pada tubuh. Gerakan banyak dititikberatkan pada fleksibulitas tubuh bagian bawah (lower body) dan fleksibilitas bagian belakang tubuh. 2. Syarat Melakukan Postnatal Yoga a. Berikut adalah panduan untuk melatih yoga setelah melahirkan: 1) Back to the mat Ibu nifas hanya boleh melakukan peregangan lembut sampai ada penurunan subtansial dalam perdarahan. Dimulai sekitar 2 sampai 4 minggu postpartum hingga 12 minggu setelah melahirkan vagina atau dimulai 6-8 minggu setelah persalinan hingga 12 minggu dengan persalinan Sectio Caesaria. 2) Jika selama yoga perdarahan meningkat, ibu postpartum harus menurunkan intensitas latihannya. 3) Jika ibu memiliki diastasis recti, ibu diminta berkonsultasi dahulu dengan penyedia layanan kesehatan dan menghindari pose yang akanan membuat diastasis recti lebih buruk.



10



4) Ibu postpartum melatih tubuhnya secara bertahap dan meningkat intensitasnya setiap hari. b. Pose yang dihindari untuk ibu dengan riwayat bedah caesar yaitu: 1) Pose yang meregangkan daerah insisi 2) Pose memutir ke dalam (deep twisting) 3) Pose memeras perut seperti crunch dihindari c. Jika selama melakukan yoga ada pose yang membuat tidak nyaman, maka hindari pose tersebut. d. Inversi penuh harus dihindari sementara waktu oleh ibu postpartum yang masih mengeluarkan lochea karena ada resiko emboli udara. 3. Kontra Indikasi Postnatal Yoga Berikut adalah kontra indikasi ibu postpartum yang ingin melakukan Postnatal Yoga: a. Ibu pasca persalinan dengan komplikasi nifas b. Ibu pasca persalinan Sectio Caesaria dengan riwayat re-heacting c. Ibu dengan infeksi pada payudara 4. Manfaat Postnatal Yoga Berikut adalah manfaat Postnatal Yoga bagi ibu postpartum: a. Menguatkan kembali otot panggul, otot perut dan memposisikan kembali tulang punggung dalam kondisi yang benar dan baik. b. Merilekskan dan menyamankan kembali sekitaran leher dan kedua bahu. c. Memperbaiki postur tubuh. d. Meningkatkan kesehatan tubuh dan daya tahan tubuh. e. Mengurangi stress dan ketegangan tubuh, kembali menghadirkan relaksasi didalam tubuh. 11



f. Menambah kesabaran dan ketenangan dalam diri. g. Membuat ibu pasca persalinan menjadi lebih bahagia menjalani peran barunya sehingga bounding antara ibu dan bayi semakin baik, dekat dan hangat. h. Membantu mengembalikan ke bentuk tubuh semula. C. JURNAL YOGA POSNATAL 1. Judul : Women’s experiences of participation in a pregnancy and postnatal group incorporating yoga and facilitated group discussion: A qualitative evaluation Latar Belakang : Ketidakpuasan ibu terhadap perawatan biomedis muncul di New South Wales (NSW) Australia. Hal tersebut ditanggapi oleh pusat kesehatan wanita berbasis komunitas Feminis. Komunitas tersebut memiliki tujuan untuk meningkatkan status kesehatan perempuan dengan perawatan holistik yang unik, berpusat pada perempuan, dan pendekatan perawatan primer. Awal model perawatan holistik dikembangkan di Amerika pada tahun 1990-an. Tujuan : Untuk mengeksplorasi pengalaman ibu yang mengikuti yoga saat masa kehamilan dan nifas. Metode : Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan metode wawancara. Dilakukan di pusat kesehatan wanita berbasis komunitas Feminis, Australia. Dimulai dengan yoga, meditasi dan latihan pernapasan. Kemudian dilanjutkan dengan minum teh, cek in dan wawancara. Fasilitator dalam kegiatan yaitu guru yoga dan bidan yang berpengalaman 25 tahun dibidangnya. Jumlah responden 15 orang. Hasil : Rata – rata usia responden adalah 32 tahun, pendidikan teakhir yaitu sarjana, rata – rata memiliki 2 anak dengan anak bungsu usia 6 bulan sampai 21 bulan. Hasil penelitian yaitu : a. Perjalanan kehamilan dan menjadi ibu 1) Persiapan kelahiran Semua responden bercerita tentang persiapan kelahiran baik secara emosional ataupun fisik. Claire telah melakukan yoga selama kehamilan dan mengatakan yoga aman dilakukan saat hamil. Dominiqur berkomentar bahwa yoga dapat memulihkan 12



kondisi tubuh setelah operasi caesar. Crystal mengatakan bahwa latihan pernapasan dan meditasi menjadi bagian penting dalam yoga yang bermanfaat untuk keseimbangan dan kekuatan tubuh. 2) Hubungan dengan bayi Imogen berpikir bahwa ‘yoga benar – benar membantu anda memiliki hubungan yang baik dengan tubuh anda sendiri dan bayi anda’. Polly menambahkan ‘pemahaman yang sangat baik tentang kebutuhan diri anda saat hamil, sangat bagus untuk mulai menjalin ikatan dengan bayi sebelum lahir’ 3) Berbagi cerita saat proses kelahiran Gail berkomentar ‘salah satu hal yang terpenting adalah cerita saat proses persalinan’. Menurut Liana proses persalinan adalah hal yang menakutkan, tapi setelah mendengar cerita mengenai proses persalinan dari kelompok yoga, banyak hal yang membantunya untuk keluar dari rasa ketakutan itu. b. Ruang pengasuhan feminin yang aman Semua responden menganggap kelompok yoga merupakan ruang feminin yang aman dan membantu menumbuhkan rasa percaya diri. Imogen berkomentar bahwa dia merasa aman bisa bercerita dan menangis dalam kelompok yoga tersebut. Dominique merasa dihargai dalam kelompok terutama pada periode awal postpartum ketika dia merasa takut saat pertama kali memasuki dunia bayi. c. Menonton dan belajar mengasuh anak Hannah berkomentar ‘Menonton cerita mengenai ibu dan bayi itu menarik, karena anda bisa melihat apa yang sedang terjadi pada saat hamil dan mengasuh anak’. d. Membangun kesehatan mental, kesejahteraan dan hubungan Ketika claire pertama kali bergabung dengan kelompk yoga postnatal, dia memiliki kecemasan kronis tentang segala sesuatu ‘saya tidak bisa melakukan apa – apa sampai saya menemui psikolog. Kemudian mengikuti yoga postnatal. Ternyata yoga benar – benar bagus dan sangat membantu saya menghadapi ketakutan’. Reece, Karen dan Dominique mengatakan mereka mengalami ketakutan saat periode awal postpartum dan pentingnya kelompok dalam membantu mereka secara emosional dalam mengatasi depresi postpartum. Marie menambahkan ‘semua anggota kelompok bersama anda, anda duduk bersama sekelompok orang yang mengalami hal yang sama dengan anda. 13



Sehingga anda mendapatkan kasih sayang, empati, dan saran yang positif. Anda pun bisa mendukung orang lain’. e. Kelompok seperti batu dan benih Metafora kelompok seperti batu untuk mencerminkan struktur dan keakraban kelompok. Menurut Marie ‘Anda punya 2 bagian yaitu yoga dan diskusi. Anda dapat datang dengan membawa bayi dan bercerita tentang kisah anda untuk menjalin keakraban’. Metafora kelompok seperti benih untuk mencerminkan kelompok sebagai sumber informasi dan sumber daya untuk ibu. Jeanette mengatakan ‘Relaksasi dan perasaan lebih berdaya datang dari yoga. Sedangkan pengetahuan datang dari diskusi dalam kelompok yoga’. f.



Berbeda dari mainstream Beberapa wanita menggambarkan kelompok yoga berbeda dengan kelompok perawatan pada umumnya. Imogen berkomentar ‘Saat yoga, saya seperti dihubungkan antara tubuh saya dengan bayi saya. Hal inilah yang sering diabaikan dari sisi medis perawatan kebidanan’. Jeanatte menambahkan ‘Apabila di rumah sakit terdapat kelas ibu, maka disana dijelaskan mengenai perawatan medis. Sedangkan di kelompok yoga lebih mengarah pada dukungan, membahas topik seputar ibu dan bayi. Saya menemukan manfaat yang lebih ketika mendengarkan kisah ibu – ibu yang lain’. Yoga postnatal merupakan salah satu terapi komplementer yang bermanfaat untuk relaksasi sehingga mengurangi kecemasan dan depresi. Dibandingkan dengan metode perawatan lainnya, maka model perawatan kelompok yoga yang difasilitasi oleh guru yoga dan bidan memungkinkan ibu untuk membangun hubungan melalui saling berbagi pengetahuan, ide dan pengalaman (Doran & Hornibrook, 2013).



2. Judul : A preliminary randomised control trial of the effects of Dru yoga on Psychological well-being in Northern Irish first time mothers Latar Belakang : Periode nifas merupakan waktu terjadinya perubahan dari kondisi hamil ke kondisi awal sebelum hamil. Perubahan tersebut membutuhkan penyesuaian dan tidak jarang ibu nifas mengalami stres dan kelelahan. Penelitian menunjukkan bahwa ibu primipara memiliki risiko tinggi untuk mengalami gangguan emosi saat masa 14



nifas daripada ibu multiara. Sebesar 60-80% ibu primipara mengalami postpartum blues yang ditandai dengan perubahan suasana hari, menangis, gelisah, dan kesepian. Salah satu intervensi yang menarik adalah yoga. Inti dari yoga adalah menyatukan pikiran, tubuh dan jiwa. Penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa yoga efektif dalam mengurasi stres pada ibu nifas (Jalilian, Moradmo’meni, Zabet, Zabet, & Pour, 2014). Namun belum ada penelitian yang dilakukan pada ibu primipara. Tujuan : Untuk mengetahui apakah intervensi yoga dru postpartum meningkatkan kesejahteraan psikologis pada ibu primipara. Metode : Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 Februari sampai 15 April 2015. Menggunakan desain prospective randomized control yaitu sampel diambil secara acak. Jumlah sampel 32 orang, kemudian secara acak dibagi menjadi kelompok perlakuan 16 orang dan kelompok kontrol 16 orang. Sampel penelitian harus memenuhi kriteria inklusi yaitu ibu pertama kali menghadiri kelompok bayi, memiliki bayi usia 6 minggu sampai 1 tahun, dan sedang tidak berlatih yoga. Adapun kriteria eksklusi yaitu menderita sciatica, discs bulging, penyakit jantung dan cedera leher. Kelompok perlakuan diberikan intervensi yaitu melakukan Dru yoga durasi 1 jam (dilaksanakan 1 minggu sekali) selama 4 minggu berturut – turut dengan pendampingan guru yoga dan melakukan Dru yoga durasi 20 menit (dilaksanakan 2 kali seminggu) secara mandiri dengan menyaksikan DVD Dru yoga. Dru yoga terdiri dari 4 bagian : a.



Latihan pernapasan untuk mempersiapkan tubuh sebelum melakukan dru yoga



b.



Energy Block Release (EBR) yaitu gerakan lambat untuk melatih persendian dan otot dengan cara melepaskan energi dari sendi dan membiarkannya mengalir keluar tubuh.



c.



Melakukan gerakan dru yoga yang terdiri dari :



1) merangkak seperti kucing, dengan lembut melengkungkan punggung dan menaikkan pangkal punggung selama beberapa menit 2) Berdiri dengan kedua kaki selebar bahu dan belok kanan 45 derajat, menekuk lutut kanan sampai keatas pergelangan kaki dan tahan selama beberapa saat 3) Membungkuk kedepan dengan posisi duduk dilantai, kaki lurus kedepan, gerakan perut mendekati paha dan tangan arahkan ke kaki



15



4) Duduk dilantai dengan kaki lurus, menyilangkan kaki kanan ke kiri, menempatkan telapak kaki di tanah dan dengan lembut memutar ke sisi kanan d. Pendinginan atau relaksasi.



Sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan intervensi apapun, namun mereka ditawari DVD dru yoga setelah penelitian selesai. Hasil : Karakteristik responden kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol rata – rata 28 tahun. Pada kelompok perlakuan sebesar 28% merupakan pegawai, 22% menikah, dan rata – rata berada dalam 24 minggu postpartum. Sedangkan kelompok kontrol sebesae 35% merupakan pegawai, 19% menikah, dan rata – rata berada dalam 23 minggu postpartum. Hasil analisis kedua kelompok homogen. Hasil analisis menunjukkan bahwa kelompok perlakuan memiliki pengurangan skor stress, pengaruh negatif dan fokus koping disfungsional yang lebih baik daripada kelompok kontrol (Deirdre & Simpson, 2017). Dru yoga membuat membuat gelombang otak melambat dan aktivitas sistem saraf simpatetis menurun yang menyebabkan efek rileksasi dan stres berkurang. Saat tubuh rileks maka tubuh akan melepaskan semua energi negatif dan mengalihkan presepsi buruk yang biasanya tidak dapat dikendalikan, sehingga suasana hari menjadi lebih positif. Pikiran pun menjadi lebih jernih sehingga lebih terbuka dalam menyelesaikan berbagai permasalahan.(Deirdre & Simpson, 2017)



16



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Postnatal Yoga menitikberatkan kepada pengembalian vitalitas tubuh ibu melahirkan ke kondisi semula. Banyak gerakan didalam Postnatal Yoga yang bersifat relaksasi dan menambah kelenturan atau fleksibilitas pada tubuh. Postnatal yoga juga memberi manfaat yang baik pada ibu yang mengikuti kelompok yoga. Kelompok yoga merupakan ruang yang nyaman dan aman untuk ibu dan membantu menumbuhkan rasa percaya diri untuk menjadi seorang ibu terutama pada periode awal post partum yang cenderung merasa takut dan cemas untuk menjalankan peran baru sebagai seorang ibu, selain itu yoga juga efektif dapat memulihkan kondisi tubuh ibu setelah operasi caesar serta membantu ibu memiliki hubungan yang baik terhadap diri sendiri dan menjalin ikatan yang kuat kepada bayinya. Beberapa manfaat yoga juga didapatkan dari Dru yoga pada ibu primipara dimana gerakan dru yoga efektif membuat gelombang otak melambat dan aktivitas sistem saraf simpatetis menurun yang menyebabkan efek rileksasi dan stres berkurang. Saat tubuh rileks maka tubuh akan melepaskan semua energi negatif dan mengalihkan presepsi buruk yang biasanya tidak dapat dikendalikan, sehingga suasana hari menjadi lebih positif. Pikiran pun menjadi lebih jernih sehingga lebih terbuka dalam menyelesaikan berbagai permasalahan. Yoga postnatal merupakan salah satu terapi komplementer yang bermanfaat untuk relaksasi sehingga mengurangi kecemasan dan depresi. Dibandingkan dengan metode perawatan lainnya, maka model perawatan kelompok yoga yang difasilitasi oleh guru yoga dan bidan memungkinkan ibu untuk membangun hubungan melalui saling berbagi pengetahuan, ide dan pengalaman B. Saran Perlunya pengetahuan, pemahaman dan penerapan yoga bagi ibu nifas terutama di rumah sakit agar tidak menjelaskan mengenai perawatan medis saja tetapi juga memberi



17



dukungan, motivasi dan kenyamanan serta membahas lebih dalam lagi topik seputar ibu dan bayi memalui kelompok yoga postnatal. DAFTAR PUSTAKA



BKS Iyengar, Light on Yoga, Schoken revised Edition Darling Kindersley Limited. 2015. Essesntial Tips Yoga. Sand Publisher. Erikar Lebang. 2013. Yoga sehari-hari. Jakarta: Pustaka Bunda. Greeta Iyengar. 2010. Iyengar Yoga for Motherhood. United Kingdom: London. Team Trainer Prenatal Gentle Yoga. 2018. Modul Pelatihan Prenatal Gentle Yoga Rohimawati, Rima. 2008. Sehat dan Bahagia dengan Yoga. Jakarta. Kawan Pustaka https://www.motherandbaby.co.id/article/2013/11/6/1200/Manfaat-Yoga-Setelah-Melahirkan Sulistyawati A. Buku ajar asuhan kebidanan pada ibu nifas. Yogyakarta: Andi Offset; 2009. hlm. 1–6; 74-86. Bonura, Kimberlee Bethany, PhD RYT. 2014.Yoga Mind While Expecting: The Psychological Benefits of Prenatal Yoga Practice. Vol. 29 issue 4 : 49-54 Deirdre, T., & Simpson, E. E. . (2017). A Preliminary Randomised Control Trial Of The Effects Of Dru Yoga On Psychological Well-Being In Northern Irish First Time Mothers. Midwifery An International Journal, 5(1), 1–39. https://doi.org/10.1016/j.midw.2017.01.005 Doran, F., & Hornibrook, J. (2013). Women ’ s Experiences of Participation in A Pregnancy and Postnatal Group Incorporating Yoga and Facilitated Group Discussion : A Qualitative Evaluation. Women and Birth, 26(1), 82–86. https://doi.org/10.1016/j.wombi.2012.06.001 Jalilian, N., Moradmo’meni, K., Zabet, A., Zabet, M., & Pour, S. . (2014). The Effects of Yoga on Reduction of Post-partum Stress Symptoms. Journal of Science and Today’s World, 3, 164–167. Prawirohardjo Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC Maryam Saligheh et all. 2017. Can exercise or physical activity help improve postnatal depression and Weight loss? A systematic review.



18