4 0 475 KB
ANALISIS KEBUTUHAN DAN KUALIFIKASI TENAGA DOKTER DENGAN METODE WORKLOAD INDICATORS STAFFING NEED (WISN) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NOONGAN Selvana Kanter* Jimmy Posangi* A. Joy M. Rattu* *Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
ABSTRAK Perencanaan Sumber Daya Manusia, diperlukan tahapan-tahapan atau langkah dasar yang harus ditempuh yaitu mampu menetapkan secara jelas kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia, mengumpulkan data dan informasi yang lengkap mengenai Sumber Daya Manusia, mengelompokkan data dan informasi tersebut, kemudian menganalisisnya, selanjutnya menetapkan beberapa alternatif yang kira-kira sanggup ditempuh, memilih alternatif terbaik dari berbagai alternatif yang ada dan menginformasikan rencana terpilih kepada para karyawan agar direalisasikan. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang bersifat kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan metode work sampling, dimana seluruh tenaga dokter yang bertugas di pelayanan rawat jalan dan rawat inap RSUD Noongan diteliti untuk mengetahui jumlah optimal tenaga dokter sesuai dengan kegiatan pelayanannya di rawat jalan dan rawat inap RSUD Noongan. Perhitungan kebutuhan tenaga dokter ini sendiri menggunakan metode analisis Workload Indicator Staffing Need (WISN). Hasil penelitian di dapatkan Waktu kerja tersedia pada masing-masing kategori dokter bervariasi karena perbedaan hari kerja serta waktu kerja masing-masing kategori sumber daya manusia dokter. Standar beban kerja di setiap unit pelayanan berbeda-beda ditiap unit pelayanan medis, hal ini dapat dilihat dari jumlah pasien yang di rawat ataupun dilayani dan jumlah ketersediaan tenaga dokter yang ada di tiap unit pelayanan. Penelitian ini dibandingkan penelitian sebelumnya, faktor kelonggaran tenaga dokter di RSUD Noongan masih sesuai yang diharapkan. Jumlah kebutuhan tenaga dokter di pelayanan RSUD Noongan berdasarkan metode perhitungan WISN adalah dengan membagikan kuantitas kegiatan pokok (KKP) dengan standar beban kerja (SBK) dan kemudian ditambahkan dengan standar kelonggaran. Hasil perhitungannya adalah jumlah dokter umum sebanyak 6, dokter spesialis obs-gin saat ini sebanyak 2, dokter spesialis penyakit sebanyak 4, dokter spesialis bedah saat ini sebanyak 2, dokter spesialis anak saat ini sebanyak 1, dokter spesialis anastesi sebanyak 1, dokter spesialis saraf saat ini sebanyak 1, dokter spesialis mata sebanyak 2, dokter gigi umum sebanyak 1. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini yaitu Waktu Kerja Tersedia (WKT) untuk dokter umum, dokter spesialis obstetri-ginekologi, dokter spesialis bedah, dokter spesialis Anastesi, dokter spesialis saraf memiliki telah memenuhi nilai rujukan, sedangkan dokter spesialis Penyakit dalam belum memenuhi WKT tetapi dalam pelaksanaannya konsultasi 1x24 jam lewat telepon. WKT dokter spesialis Anak, dokter spesialis Mata dan dokter gigi umum belum memenuhi standar Waktu Kerja Tersedia. Standar beban kerja (SBK) masing-masing tenaga dokter adalah : dokter umum 249.559,2, dokter spesialis Obstetri-Ginekologi 190.023,9 menit, dokter spesialis penyakit dalam 122.522,4 menit, dokter spesialis bedah 184.149,9 menit, dokter spesialis anak 72.072 menit, dokter spesialis anastesi 90.753,3 menit, dokter spesialis mata 70.070 menit, dokter spesialis saraf 222.037,2 menit dan dokter gigi umum 24.948 menit. Standar kelonggaran: dokter umum 0,228, dokter spesialis Obstetri-Ginekologi 0,263, dokter spesialis penyakit dalam 0,124, dokter spesialis bedah 0,263, dokter spesialis anak 0,14, dokter spesialis anastesi 0,175, dokter spesialis mata 0,14, dokter spesialis saraf 0,175 dan dokter gigi umum 0,245. Jumlah SDM tenaga dokter sesuai dengan perhitungan metode WISN yaitu: Ketersediaan dokter umum melebihi beban kerja, dokter spesialis obs-gin beban kerja yang dimiliki lebih dari ketersediaan tenaga yang ada, beban kerja dokter penyakit dalam melebihi dari ketersediaan tenaga yang ada, beban kerja dokter bedah melebihi dari ketersediaan tenaga yang ada. Ketersediaan dokter Spesialis anak melebihi beban kerja, beban kerja dokter spesialis anastesi saat ini melebihi dari ketersediaan tenaga yang ada, ketersediaan dokter spesialis saraf sudah cukup sesuai dengan beban kerja, beban kerja dokter spesialis anastesi saat ini melebihi dari ketersediaan tenaga yang ada, ketersediaan dokter gigi sudah cukup sesuai kebutuhan. Kualifikasi dokter di RSUD Noongan harus memiliki STR dan SIP
1
ABSTRACT Human Resource Planning, necessary stages or basic steps that must be taken that is able to clearly specify the quality and quantity of human resources, collect data and complete information on Human Resources, classifying the data and the information, analyze, set some alternatives that roughly could be reached, and then choose the best alternative from a variety of alternatives and inform the selected plan to the employees to be realized. This research is research that is qualitatively and quantitatively using work sampling, which all doctors are on duty in outpatient services and inpatient hospital Noongan studied to determine the optimum number of doctors in accordance with the servicing activities in the outpatient and inpatient hospital Noongan, The calculation of the need for doctors have their own method of analysis Workload Indicator Staffing Need (WISN). Research results from the get working time available in each category doctors vary due to different work days and work hours each category of physician human resources. Standard workload in each unit is different in each unit of medical care, it can be seen from the number of patients treated or served and the number of doctors available in each unit of service. This study compared to previous studies, the factors leeway doctors in hospitals Noongan still as expected. Total need for doctors in hospitals Noongan services on a calculation method is to distribute the quantity WISN principal activity with a standard workload and then added to the standard slack. The result of the calculation is the number of general practitioners as 6, a specialist obs-gin this time as much as 2 medical specialist as much as 4, surgeons are now counted 2, a pediatrician at this time as much as 1, a specialist anesthetist in 1, neurologist currently as many as 1, ophthalmologist as much as 2, general dentist as much as 1. The conclusion of this analysis, the available working time for general practitioners, obstetrician-gynecologist, surgeon, specialist anesthesia, neurologist has already meets the reference value, while specialists Disease in yet meet WKT but in implementation consulting 1x24 hours on the phone. WKT Children's specialists, medical specialists and general dentists Mata has not met the standard of the available working time. Standard workload respectively of doctors is: 249,559.2 general practitioners, specialist doctors Obstetrics-Gynecology 190,023.9 minutes, a specialist in internal medicine 122,522.4 minutes, surgeon 184,149.9 minutes, a pediatrician with 72 072 minutes, a specialist anesthetist 90753.3 minutes, 70 070 minutes ophthalmologist, neurologist 222,037.2 minutes and general dentists 24 948 minutes. Standard clearances: 0.228 GPs, specialist doctors Obstetrics-Gynecology 0.263, 0.124 specialists in internal medicine, surgeon 0.263, 0.14 pediatrician, a specialist anesthetist 0.175, 0.14 ophthalmologist, neurologist and physician 0.175 general dental 0.245. Total HR doctors in accordance with the calculation method WISN namely: availability of general practitioners exceeds the workload, specialist obsgin workload owned more than the availability of existing workload disease doctors in excess of the availability of existing power, workload surgeon exceeds the availability of existing power. Availability of doctors Specialist child exceeds the workload, the workload of a specialist anesthetist current exceeds the availability of existing power, availability neurologist is sufficient according to the workload, the workload of a specialist anesthetist current exceeds the availability of existing power, availability of dentists is sufficient as needed. Qualifications doctors in hospitals Noongan should have STR and SIP PENDAHULUAN
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) Indonesia
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
bertujuan
seluruh
yang setinggi-tingginya, sebagai investasi
derajat
bagi pembangunan sumber daya manusia
kesehatan yang lebih baik dapat tercapai
(SDM) yang produktif secara sosial dan
secara optimal (Ilyas, 2011). Pembangunan
ekonomis.
masyarakat
untuk
menyehatkan
Indonesia
sehingga
kesehatan pada hakekatnya adalah upaya
Tantangan SDM kesehatan di abad
yang dilaksanakan oleh seluruh komponen
21 ini semakin kompleks, selain persoalan
bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
klasik mengenai jumlah, jenis, mutu serta
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
maldistribusi, persoalan konstektual seperti
2
desentralisasi dan migrasi juga perlu dikaji.
Kesehatan 2010-2014, tetapi distribusinya
Banyaknya tenaga kesehatan secara tidak
belum
langsung
Permasalahan kurangnya tenaga menilai
berperan
pada
derajat
pembangunan suatu bangsa (Kurniati, 2012).
merata
apakah
(Anonim,
memang
benar
2013).
memerlukan
Tenaga kesehatan menurut Undang-
tambahan tenaga yang disebabkan oleh
Undang No. 36 tahun 2014 adalah setiap
beban kerja yang berlebih yang akan
orang yang mengabdikan diri dalam bidang
mempengaruhi
kesehatan
banyaknya waktu tidak produktif yang
serta
memiliki
pengetahuan
dan/atau keterampilan melalui pendidikan
dilakukan
dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
bertugas.
memerlukan kewenangan untuk melakukan
kualitas
tenaga
pelayanan
yang
ketersediaan sumber daya tenaga kesehatan
langsung
kepada
yaitu
dengan
pelayanan
dari
pendidikan
perencanaan,
dan
pendayagunaan
tahap
pelatihan,
tenaga
dan
pada
pelayanan
tempat
mengapa
ketenagaan
di
rumah
diperhatikan,
pertama
saat
mengelola pasien,
pelayanan
bersama-sama
keperawatan
penunjang
medik.
dan Tenaga
gigi
yang
mempunyai
kewenangan
masalah
memeriksa dan mengobati pasien serta dapat
harus
berperan dalam tugas dan fungsi Rumah
sakit
produk
pada
pelayanan medik adalah dokter, dan dokter
pelayanan kesehatan (Adisasmito, 2014). Alasan
kesehatan
atau
Pelayanan medik adalah suatu jenis
upaya kesehatan. Tahapan dalam mencapai
mulai
layanan
yang
di
Sakit (Supriadi, 2015).
tawarkan di Rumah Sakit adalah jasa yang
Rumah sakit sebagai salah satu
begitu padat karya sehinggga peranan tenaga
fasilitas pelayanan kesehatan merupakan
kesehatan sangatlah penting. Kekurangan
penyedia sumber daya yang dibutuhkan
tenaga baik dalam hal jumlah maupun
dalam hal ini tenaga kesehatan yang
kualitas akan berdampak pada terganggunya
berperan vital dalam mendukung upaya
produk yang ditawarkan. Alasan kedua,
penyelenggaraan
tenaga
satu
2009(a)). Menurut WHO (World Health
pengadaan yang tidak seketika, seandainya
Organization), rumah sakit adalah bagian
tersedia perlu proses penyesuaian sampai
integral dari suatu organisasi sosial dan
bisa
maka
kesehatan
perencanaan tenaga kesehatan harus dapat
pelayanan
direncanakan
penyembuhan
kesehatan
digunakan
adalah
secara
optimal,
dengan
membutuhkan
salah
baik
waktu
karena
penyediaannya
fungsi
paripurna penyakit
menyediakan (komprehensif), (kuratif)
dan
masyarakat.
Rasio jumlah penduduk dengan tenaga
dengan
(Anonim,
pencegahan penyakit (preventif) kepada
(Purnawan, 1994).
jumlah
kesehatan
kesehatan
dokter
undang no. 29 tahun 2004, dokter dan dokter
Spesialis, dokter umum, bidan dan tenaga
gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter
kesehatan
sudah
gigi, dan dokter gigi spesialis lulusan
sesuai dengan Rencana Strategis Kementrian
pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi
masyarakat
yaitu
Definisi dokter menurut Undang-
Indonesia
3
baik di dalam maupun di luar negeri yang
terbatas dan menampung pelayanan rujukan
diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia
dari puskesmas, tersedia 105 tempat tidur
sesuai
perundang-
inap, lebih banyak dibanding setiap rumah
undangan. Tenaga kesehatan dalam hal ini
sakit di Sulawesi Utara yang tersedia rata-
tenaga dokter baik dokter umum maupun
rata 65 tempat tidur inap. Kunjungan pasien
dokter spesialis di suatu Rumah Sakit
tahun 2014 adalah sebagai berikut : rawat
sebagai
kesehatan
jalan 10876 orang dan rawat inap 3235
merupakan bagian terpenting dari sebuah
orang dengan BOR tahun 2014 sebesar 54%
pelaksanaan pelayanan di Rumah Sakit,
Jumlah
maka penelitian ini di fokuskan pada SDM
pelayanan medis di RSUD Noongan terdiri
yang terkait dengan jumlah kebutuhan yang
dari 9 dokter umum 6 dokter PNS dan 3
di
gambaran
dokter Honor/ kemitraan yang bertugas di
kualifikasi yang dibutuhkan nantinya dalam
Instalasi Gawat Darurat (IGD) maupun di
pengadaan
Jumlah
rawat inap. Sedangkan dokter spesialis
tenaga dokter yang cukup dalam pelayanan
sendiri terdiri dari 2 dokter spesialis
kesehatan ditambah dengan kualifikasi yang
penyakit dalam (PNS), 1 dokter bedah
tepat maka secara tidak langsung akan
umum (PNS), 1 dokter spesialis anak
sangat membantu sistem Manajemen Rumah
(Kemitraan), 1 dokter spesialis kandungan
sakit khususnya dalam standar kualitas
dan
pelayanan Rumah Sakit yang lebih baik.
spesialis Anastesi (PNS), 1 dokter spesialis
dengan
salah
perlukan
peraturan
satu
disertai
pusat
dengan
kebutuhan
tersebut.
dokter
yang
kebidanan
bekerja
(kemitraan),
dalam
1
dokter
RSUD Noongan adalah rumah sakit
Mata (PNS), 1 dokter spesialis Saraf
umum daerah tipe C merupakan satu-
(kemitraan), dan pada November 2015
satunya
RSUD
Rumah
sakit
umum
milik
Noongan
menerima
11
dokter
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. Visi
Internsip yang bertugas diruang rawat jalan
RSUD Noongan adalah menjadikan Rumah
dan rawat inap.
sakit berwawasan budaya dengan pelayanan yang
bermutu,
Sakit
Daerah
Noongan
sehingga
sampai saat ini belum mempunyai ketentuan
masyarakat sehat secara mandiri. Misi dari
yang baku tentang perhitungan tenaga medis
RSUD
baik di rawat jalan maupun rawat inap.
Noongan,
terjangkau
Rumah
pertama:
memberikan
pelayanan kesehatan yang profesional dan
Perencaanaan
bermutu serta terjangkau semua lapisan
sendiri masih berdasarkan pengangkatan
masyarakat, kedua: memberikan pelayanan
dokter (PNS) sesuai permintaan Rumah
kesehatan dasar dan pelayanan lanjutan
Sakit dan pengadaan lewat kemitraan sesuai
sesuai dengan kelas Rumah sakit dan standar
dengan anggaran yang ada, oleh sebab itu
yang telah ditetapkan, ketiga: merencanakan
dalam penelitian
pengembangan Sumber daya manusia secara
sampel kepada tenaga dokter baik dokter
berkala dan berkesinambungan.
spesialis
RSUD
Noongan
mampu
kebutuhan
maupun
tenaga
medis
ini peneliti mengambil
dokter
umum
yang
bertugas dirawat inap maupun rawat jalan
memberikan pelayanan kedokteran spesialis
Rumah sakit Umum Daerah Noongan.
4
Analisis kebutuhan tenaga medis di
berkala
dan
berkesinambungan,
rumah sakit umum daerah Noongan belum
ditinjau
dari
pernah dilakukan, dan sesuai dengan misi
kualifikasi tenaga dokter di RSUD Noongan,
ketiga RSUD Noongan yaitu merencanakan
maka peneliti merasa perlu melakukan
pengembangan sumber daya manusia secara
penelitian ini.
jumlah
serta
ketersediaan
dan
METODE Penelitian
yang
penelitian
yang
dilakukan bersifat
merupakan dan
work sampling untuk menjadi dasar
kuantitatif dengan menggunakan metode
perhitungan WISN (workload indicator
work sampling. Penelitian dilaksanakan di
staff need) yaitu prosedur menghitung
Rumah Sakit Umum Daerah Noongan
jumlah
kabupaten
berdasarkan
Minahasa.
kualitatif
dilakukan dengan menggunakan metode
Lokasi
penelitian
dilakukan pada unit pelayanan rawat jalan
kebutuhan indikator
tenaga beban
dokter kerja
(Anonim 2004).
dan rawat inap RSUD Noongan dengan responden dokter umum dan dokter spesialis
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang bertugas. Penelitian ini akan di
Hasil Perhitungan WISN
selenggarakan selama 3 bulan di mulai pada
Metode perhitungan berdasarkan rumus
Desember 2015 – Maret 2016. Populasi
WISN adalah merupakan suatu metode
penelitian ini yaitu 9 dokter umum, 2 dokter
perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan
spesialis Penyakit dalam, 1 dokter spesialis
dokter berdasarkan pada beban kerja di
Obs-Gin, 1 dokter Spesialis bedah, 1 dokter
fasilitas kesehatan. Metode ini mudah di
spesialis anak, 1 dkter spesialis saraf, 1
operasikan, mudah digunakan dan secara
dokter spesialis mata, 1 dokter spesialis
teknis mudah diterapkan, komperhensif dan
anastesi dan 1 dokter gigi umum yang
realistis (Depkes 2004). Hasil perhitungan
bertugas dalam unit pelayanan rawat jalan
jumlah SDM tenaga dokter di RSUD
dan rawat inap di RSUD Noongan. Sampel
Noongan adalah sebagai berikut:
yang di ambil dari penelitian ini adalah
a. Analisis Waktu Kerja Tersedia
seluruh aktifitas dokter yang bekerja di
Penetapan waktu kerja tersedia
rawat inap dan rawat jalan RSUD Noongan.
bertujuan yaitu diperolehnya waktu kerja
Penelitian ini dilengkapi dengan informan
tersedia masing-masing kategori tenaga
yang akan memberikan informasi untuk
dokter yang bekerja di RSUD Noongan
mendukung
dalam kurun waktu 1 Tahun. Kategori
hasil
penelitian.
Tahapan
analisis data pada penelitian ini terdiri dari:
SDM yang dihitung tenaganya yaitu
a. Menghitung proporsi aktivitas produktif
dokter umum, dokter SpOG, dokter Sp.
dan non produktif tenaga dokter.
Penyakit Dalam, dokter Sp. Bedah,
b. Menghitung jumlah kebutuhan tenaga
dokter Sp. Anak, dokter Sp. Anastesi,
dokter umum dan dokter spesialis di
dokter Sp. Mata, dokter Sp. Saraf, serta
RSUD Noongan, hasil pengamatan akan
dokter gigi umum. Data yang dibutuhkan
5
untuk menetapkan waktu kerja tersedia
penyakit dalam 72.072 menit/tahun, dokter
(WKT) adalah sebagai berikut:
spesialis bedah 105.732 menit/tahun, dokter
1. Berdasarkan ketentuan yang berlaku
spesialis anak 51.480, dokter spesialis
di
dinas
kesehatan
pemerintah
anastesi
105.732
menit/tahun,
dokter
provinsi Sulut dalam hal ini RSUD
spesialis mata 51.480 menit/tahun, dokter
Noongan sebagai UPTD yaitu 312
spesialis saraf 105.732 menit/tahun, dan
hari (6x52 minggu). (A)
dokter gigi umum 29.700 menit/tahun.
2. Cuti
tahunan,
dengan
Waktu kerja tersedia pada masing-masing
ketentuan Pemerintah Provinsi Sulut
kategori dokter bervariasi di karenakan
setiap pegawai berhak mendapatkan
perbedaan hari kerja serta waktu kerja
cuti tahunan selama 12 hari (B)
masing-masing kategori SDM dokter. Faktor
3. Pendidikan
sesuai
dan
pelatihan
untuk
lainnya jumlah ketidakhadiran disebabkan
masing-masing kategori bervariasi,
oleh pelatihan dan pendidikan atau ketidak
sesuai dengan kategori dan jenis
hadiran karena alasan sakit dan lainnya.
pelatihan yang tersedia. (C)
Hasil
penelitian,
umum
dengan
4. Hari libur Nasional dan cuti bersama
ketidakhadiran alasan
dokter
tertentu
tetap
tahun 2015 sesuai dengan keputusan
digantikan oleh dokter lainnya dengan
Kementrian terkait sebanyak 19 hari
pertukaran
terdiri dari 15 hari libur nasional dan
kekosongan dokter pada waktu bertugas, hal
4 hari cuti bersama. (D)
demikian
5. Ketidakhadiran
kerja,
rata-rata
jadwal
juga
sehingga
dilakukan
tidak
oleh
ada
dokter
spesialis yang berhalangan akan digantikan
kategori bervariasai dengan alasan
oleh dokter spesialis yang lainnya.
ijin, sakit maupun tanpa keterangan
Penelitian Nengsih (2010) tentang
yang jelas. (E)
analisis kebutuhan dan kualifikasi dokter
6. Ketentuan yang berlaku untuk tenaga
dan perawat di RS Bangkinang menunjukan
Medis di RSUD noongan khususnya
jumlah waktu kerja tersedia dokter Sp.
di perawatan rawat inap yaitu 24 jam
Penyakit
yang dibagi menjadi 3
shif (pagi,
kerja/semester. Dharmayuda (2015) dalam
sore, malam) rata-rata waktu kerja
penelitiannya dengan analisis beban kerja
untuk setiap tenaga dalam 1 hari
dokter
sebanyak 6,6 jam kerja (Depkes,
Denpasar menunjukkan waktu kerja tersedia
2006) (F)
untuk
Data
tersebut
selanjutnya
dilakukan
dalam
umum
dokter
jam/tahun.
sebanyak
di
Puskesmas
umum Nilai
158
se
sebanyak rujukan
hari
kota
1282
menurut
perhitungan dengan rumus:
kepmenkes RI
Waktu kerja tersedia : {A-(B+C+D+E)}XF
kerja tersedia untuk kategori SDM Dokter
Hasil yang di peroleh waktu kerja tersedia
yaitu:
menit/tahun, 105.732
dokter
dokter
menit/tahun,
umum
no 81 tahun 2004, Waktu
Spesialis adalah 1,616 jam/ tahun atau 189
108.504
hari kerja/tahun atau 96.960 menit/tahun.
spesialis
Obs-Gin
Hasil penelitian yang dilakukan, untuk
dokter
spesialis
dokter umum, dokter sp. Obs-gin, dokter sp.
6
bedah, dokter sp. Anastesi, dokter sp. saraf
Waktu kerja tersedia yang besar
memiliki waktu kerja tersedia yang telah
akan berpengaruh terhadap beban kerja dan
memenuhi nilai rujukan, sedangkan dokter
mutu pelayanan, hal ini akan menjadi acuan
sp. Penyakit Dalam belum memenuhi waktu
dalam perhitungan kebutuhan tenaga dokter
kerja tersedia tetapi dalam pelaksanaannya,
dengan
dokter sp. Penyakit dalam dapat di konsul
Waktu kerja tersedia maka beban kerja akan
1x24 jam lewat telepon. WKT dokter sp.
dipikul semakin besar dan akan semakin
Anak, dokter sp. mata dan dokter gigi umum
banyak kebutuhan sumber daya manusianya
dari hasil penelitian belum memenuhi
(Shipp, 1998).
metode WISN. Semakin singkat
standar Waktu Kerja Tersedia. 222.037,2 menit dari WKT dan dokter gigi umum 24.948 menit dari WKT.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan : 1.
3.
Waktu Kerja Tersedia (WKT) untuk
SDM Dokter adalah: dokter umum
dokter umum, dokter sp. obs-gin,
0,228, dokter spesialis Obs-Gyn 0,263,
dokter sp. bedah, dokter sp. Anastesi,
dokter spesialis penyakit dalam 0,124,
dokter
telah
dokter spesialis bedah 0,263, dokter
memenuhi nilai rujukan, sedangkan
spesialis anak 0,14, dokter spesialis
dokter sp. Penyakit dalam belum
anastesi 0,175, dokter spesialis mata
memenuhi
0,14, dokter spesialis saraf 0,175 dan
sp.
saraf
WKT
memiliki
tetapi
dalam
pelaksanaannya, dokter sp. Penyakit
dokter gigi umum 0,245.
dalam dapat di konsul 1x24 jam lewat
2.
Standar kelonggaran masing-masing
4.
Jumlah SDM tenaga dokter sesuai
telepon. WKT dokter sp. Anak, dokter
dengan perhitungan metode WISN
sp. Mata dan dokter gigi umum belum
yaitu: dokter umum sebanyak 6 dokter,
memenuhi
dokter spesialis Obs-Gyn 2 dokter,
standar
Waktu
Kerja
Tersedia.
dokter spesialis penyakit dalam
Standar beban kerja (SBK) masing-
dokter , dokter spesialis bedah 2
masing tenaga dokter adalah : dokter
dokter, dokter spesialis anak 1 dokter,
umum
249.559,2 menit dari WKT,
dokter spesialis anastesi 2 dokter,
dokter spesialis Obs-Gyn 190.023,9
dokter spesialis mata 3 dokter, dokter
menit dari WKT, dokter spesialis
spesialis saraf 1 dokter dan dokter gigi
penyakit dalam 122.522,4 menit dari
umum 1 dokter.
WKT, dokter spesialis bedah 184.149,9
5.
5
Ketersediaan dokter umum melebihi
menit dari WKT, dokter spesialis anak
beban kerja, dokter spesialis obs-gin
72.072
dokter
beban kerja yang dimiliki lebih dari
spesialis anastesi 90.753,3 menit dari
ketersediaan tenaga yang ada, beban
WKT, dokter spesialis mata 70.070
kerja dokter penyakit dalam melebihi
menit dari WKT, dokter spesialis saraf
dari ketersediaan tenaga yang ada,
menit
d ar i
W KT ,
beban kerja dokter bedah melebihi dari
7
ketersediaan
tenaga
yang
ad a.
Daftar Pustaka
Ketersediaan dokter Spesialis anak
Adisasmito. 2014. Sistem Kesehatan.
melebihi beban kerja, beban kerja
Jakarta
dokter
Persada
spesialis
anastesi
saat
ini
melebihi dari ketersediaan tenaga yang
PT
Raja
Grafindo
Anonimous. 1996. Peraturan Pemerintah
ada, ketersediaan dokter spesialis saraf
No.
sudah cukup sesuai dengan beban
Tenaga Kesehatan. Jakarta
kerja, beban kerja dokter spesialis
Adipradana. 2008. Analisis Beban Kerja.
anastesi
saat
ini
ketersediaan
melebihi
tenaga
yang
32
tahun
1996
tentang
d ar i
Http://adipradana.wordpress.com
ad a,
. [2008-11-27]
ketersediaan dokter gigi sudah cukup
6.
:
Anonimous. 2004a. Undang - undang
sesuai kebutuhan.
No. 25 Tahun 2004 tentang
Kualifikasi dokter di RSUD Noongan
Sistem
harus memiliki STR dan SIP
Pembangunan Nasional Anonimous.
RSUD Noongan perlu memiliki suatu
perencanaan
yang
baku
Anonimous,
Perlu
dilakukan
evaluasi
d an
KepMenKes
RI
No.
81/MENKES/SK/I/2004
sesuai dengan analisis ketenagaan
Pedoman
yang dilakukan agar proporsi beban
Perencanaan SDM Kesehatan di
kerja
tingkat Propinsi Kabupaten/Kota
d an
ketersediaan
tenaga
Perlu dilakukan penelitian terkait
Anonimous.
Penyusunan
2005.
dengan kebutuhan semua SDM
Pengisian,
tenaga
Penyajian
Perlu
tentang
serta Rumah Sakit.
kesehatan
di
RSUD
Buku
Petunjuk
Pengolahan, Data
dan Rumah
Sakit. Depkes RI.2005. Jakarta :
dilakukan
pengembangan
5.
Kementrian
pembenahan terhadap tenaga medis
Noongan. 4.
2004c.
Kesehatan Republik Indonesia.
seimbang. 3.
Undang-undang
2004 tentang Praktik Kedokteran
tentang pengadaan tenaga SDM. 2.
2004b.
Republik Indonesia No. 29 Tahun
Saran 1.
Perencanaan
pelatihan terhadap
d an
Depkes RI. 2005
dokter
Anonimous. 2008. Peraturan Menteri
yang bertugas di RSUD Noongan.
dalam Negeri No. 12 tahun 2008
Perlu dilakukan monitoring dan
tentang Pedoman Analisis Beban
evaluasi
d an
Kerja di Lingkungan Departemen
berkesinambungan
dalam
Dalam Negeri dan Pemerintah
perencanaan
SDM
Daerah.
secara
berkala
kebutuhan
tenaga medis
Anonimous. 2009. Undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah sakit.
8
Anonimous. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik
Ilyas, Y. 2011. Perencanaan Sumber
Indonesia
Daya
Manusia
Rumah
Sakit,
No. 340 Tentang Rumah Sakit
Teori, Metoda dan Formula. Pusat
Kelas B pasal 10. Permenkes Ri
Kajian Ilmu Kesehatan FKM_UI.
No. 340/Menkes/ Per/III/2010/
Jakata : CV Usaha Prima
pasal 10
Kurniati, R, W. 2003. Menghitung
Anonimous. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik
Kebutuhan
Indonesia
Tenaga
Laboratorium
di
Analis
Sub
Unit
No. 1796/MenKes/PER/VIII/2011
Penyakit Infeksi Instalasi Patologi
tentang
Tenaga
Klinik RS Dr. Sardjito : Laporan
Kesehatan. Jakarta : KeMenKes
Manajemen, Program Pendidikan
RI
Dokter
Registrasi
Anonimous. 2012. Peraturan Pemerintah
Spesialis-I
Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah
No. 72 tahun 2012 tentang Sistem
Mada, Yogyakarta.
Kesehatan Nasional
Kurniati,
Anonimous. 2014. Permenkes No. 58
E.
2012.
Kajian
SDM
Kesehatan di Indonesia. Jakarta :
tahun 2014 tentang klasifikasi dan
Salemba Medika
perizinan rumah sakit.
Purnawan, 1994. Implementasi Indikator
Anonimous. 2014. Undang-undang No.
Kinerja Propenas di Provinsi.
56 tahun 2014 tentang klasifikasi
Jakarta
:
Jurnal
dan perijinan Rumah Sakit
kesehatan Masyarakat UI
Fakultas
Anonimous. 2015. Renstra kemenkes
Nengsih, 2010. Analisis Kebutuhan dan
2015-2019. Kepmenkes Ri No.
Kualifikasi Tenaga Dokter Di
HK.02.02/Menkes/52/2015.
Pelayanan Rawat Inap RSUD
Jakarta : Katalog dalam terbitan
Bangkinang Kabupaten Kampat
Kemenkes
Tahun 2010. Tesis. Universitas
Dodolang, E. 2013. Analisis Perencanaan Kebutuhan
Indonesia. Depok.
SDM
Kesehatan
Shipp, P, J. 1998. Work Indicators of
Metode
Workload
Staffing Need (WISN) A manual
Indicators Staffing Need (WISN)
for Implementation. Prepared for
di Rumah Sakit Umum Daerah
the World Health Organization.
(RSUD) Sanana Kabupaten Sula.
Desember. Boston. USA
Dengan
Tesis. Unsrat. Manado
Supriadi,
Hanafiah, 2008. Etika Kedokteran dan
2015.
Pelayanan
Hukum Kesehatan. Jakarta: EGC
Pengembangan Medik
dan
Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta
9