Analisis Kepribadian B [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS KEPRIBADIAN B.J HABIBIE TERHADAP TEORI KEPRIBADIAN “CARL GUSTAV JUNG”



Dosen Pengampu: Nani Barorah Nasution, S.Psi,M.A.,P.Hd Disusun Oleh : Kelompok 1 Agita Br Sinurat (1192151002) Ade Irma Ritonga (1193151004) Cravi Beta Rani Simanjuntak (1193151001) Hotmida Sitohang (1192151001) Tiara Syafitri (1191151003)



PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2020



BIOGRAFI B.J HABIBIE



Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng  (lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 dan meninggal di Jakarta,11 September 2019 pada umur 83 tahun) adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. B. J. Habibie menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998. B.J. Habibie kemudian digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terpilih sebagai presiden pada 20 Oktober 1999 oleh MPR hasil Pemilu 1999. Dengan menjabat selama 2 bulan dan 7 hari (sebagai wakil presiden) dan juga selama 1 tahun dan 5 bulan (sebagai presiden), B. J. Habibie merupakan Wakil Presiden dan juga Presiden Indonesia dengan masa jabatan terpendek. Dari sekian banyak presiden Indonesia, B. J. Habibie merupakan satu-satunya Presiden yang berasal dari etnis Gorontalo,Sulawesi dari garis keturunan Ayahnya yang berasal dari Kabila, Gorontalo dan etnis Jawa dari ibunya yang berasal dariYogyakarta. Saat ini, Pemerintah Provinsi Gorontalo telah menginisiasi dibangunnya Monumen B.J. Habibie di depan pintu gerbang utama Bandar Udara Djalaluddin, di Kabupaten Gorontalo. Selain itu, masyarakat Provinsi Gorontalo pun sempat mengusulkan nama B.J. Habibie digunakan sebagai nama universitas negeri setempat, menggantikan nama Universitas Negeri Gorontalo yang masih digunakan. B.J. Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Ayahnya yang berprofesi sebagai ahli pertanian yang berasal dari etnis Gorontalo, sedangkan ibunya dari etnis Jawa. Alwi Abdul Jalil Habibie (Ayah dari B.J. Habibie) memiliki marga "Habibie", salah satu marga asli dalam struktur sosial Pohala'a (Kerajaan dan Kekeluargaan) di Gorontalo. Sementara itu, R.A. Tuti Marini Puspowardojo (Ibu dari B.J. Habibie) merupakan anak seorang dokter spesialis mata di Jogjakarta, dan ayahnya yang bernama Puspowardjojo bertugas sebagai pemilik sekolah. Marga Habibie dicatat secara historis berasal dari wilayah Kabila, sebuah daerah diKabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Dari silsilah keluarga, kakek dari B.J. Habibie merupakan seorang pemuka agama, anggota majelis peradilan agama serta salah satu pemangku adat Gorontalo yang tersohor pada saat itu. Keluarga besar Habibie di Gorontalo terkenal gemar



beternak sapi, memiliki kuda dalam jumlah yang banyak, serta memiliki perkebunan kopi. Sewaktu kecil, Habibie pernah berkunjung ke Gorontalo untuk mengikuti proses khitanan dan upacara adat yang dilakukan sesuai syariat islam dan adat istiadat Gorontalo. Pernikahan Pada awalnya, kisah cinta antara Habibie dan Ainun bermula sejak masih remaja, ketika keduanya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Namun, keduanya baru saling memperhatikan ketika sama-sama bersekolah di SMA Kristen Dago Bandung, Jawa Barat. Komunikasi mereka akhirnya terputus setelah Habibie melanjutkan kuliah dan bekerja di Jerman, sementara Ainun tetap di Indonesia dan berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. B.J. Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari pada tanggal 12 Mei 1962 di Rangga Malela, Bandung. Akad nikah Habibie dan Ainun digelar secara adat dan budaya Jawa, sedangkan resepsi pernikahan digelar keesokan harinya dengan adat dan budaya Gorontalo di Hotel Preanger. Ketika menikah dengan Habibie, Ainun dihadapkan dengan dua pilihan, memilih untuk tetap bekerja di rumah sakit anak-anak di Hamburg atau berperan serta berkarya di belakang layar sebagai istri dan ibu rumah tangga. Setelah berdiskusi dengan Habibie, Ainun pun akhirnya memilih opsi yang kedua. Dari pernikahan keduanya, Habibie dan Ainun dikaruniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie. Pendidikan



B. J. Habibie pernah menuntut ilmu di Sekolah Menengah Atas Kristen Dago. Habibie kemudian belajar tentang keilmuan teknik mesin di Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung (sekarang Institut Teknologi Bandung) pada tahun 1954. Pada 1955–1965, Habibie melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat, menerima gelar diploma ingenieur pada 1960 dan gelar doktor ingenieur pada 1965 dengan predikat summa cum laude. Pekerjaan dan Karir Habibie pernah bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman. Pada tahun 1973, ia kembali ke Indonesia atas permintaan mantan presiden Soeharto. Habibie kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak tahun 1978 sampai Maret 1998. Gebrakan B. J. Habibie saat menjabat Menristek diawalinya dengan keinginannya untuk mengimplementasikan "Visi Indonesia". Menurut Habibie, lompatanlompatan Indonesia dalam "Visi Indonesia" bertumpu pada riset dan teknologi, khususnya pula dalam industri strategis yang dikelola oleh PT. IPTN, PINDAD, dan PT. PAL. Targetnya,



Indonesia sebagai negara agraris dapat melompat langsung menjadi negara Industri dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sementara itu, ketika menjabat sebagai Menristek, Habibie juga terpilih sebagai Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang pertama. Habibie terpilih secara aklamasi menjadi Ketua ICMI pada tanggal 7 Desember 1990. Puncak karir Habibie terjadi pada tahun 1998, dimana saat itu ia diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia (21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999). Masa Kepresidenan Habibie mewarisi kondisi keadaan negara kacau balau pasca pengunduran diri Soeharto pada masa orde baru, sehingga menimbulkan maraknya kerusuhan dan disintegerasi hampir seluruh wilayah Indonesia. Segera setelah memperoleh kekuasaan Presiden Habibie segera membentuk sebuah kabinet. Salah satu tugas pentingnya adalah kembali mendapatkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan kegiatan organisasi. Pada era pemerintahannya yang singkat ia berhasil memberikan landasan kukuh bagi Indonesia, pada eranya dilahirkan UU Anti Monopoli atau UU Persaingan Sehat, perubahan UU Partai Politik dan yang paling penting adalah UU otonomi daerah. Melalui penerapan UU otonomi daerah inilah gejolak disintegrasi yang diwarisi sejak era Orde Baru berhasil diredam dan akhirnya dituntaskan di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tanpa adanya UU otonomi daerah bisa dipastikan Indonesia akan mengalami nasib sama seperti Uni Soviet dan Yugoslavia. Pengangkatan B.J. Habibie sebagai Presiden menimbulkan berbagai macam kontroversi bagi masyarakat Indonesia. Pihak yang pro menganggap pengangkatan Habibie sudah konstitusional. xz Hal itu sesuai dengan ketentuan pasal 8 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa"bila Presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia diganti oleh Wakil Presiden sampai habis waktunya". Sedangkan pihak yang kontra menganggap bahwa pengangkatan B.J. Habibie dianggap tidak konstitusional. Hal ini bertentangan dengan ketentuan pasal 9 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa "sebelum presiden memangku jabatan maka presiden harus mengucapkan sumpah atau janji di depan MPR atau DPR".



ANALISIS KEPRIBADIAN



Tokoh Nasional yangkami ambil adalah bapak B.J Habibie karna bapak B.J Habibie memiliki ketekunan yang baik, pantang menyerah. Contohnya saja pada pengalaman pendidikannya. B.J Habibie bahkan melanjutkan penerbangannya di Jerman. Bapak B.J Habibie memiliki perkembangan yang terus berkembang. Menurut teori Carl Gustav Yung dalam hidup setiap manusia selalau ada perkembangan yang konstan dan kreatif sehingga melakukan perkembangan ke arah yang lebih sempurna. Teori kepribadian menurut analisis Jung merupakan penggabungan pandangan theologi/ tujuan dan kausalitas/ sebab - akibat. Tingkah laku manusia bukan hanya dari sejarah individu akan tetapi juga tujuan dan aspirasi masa kini. Faktor faktor masa lalu sebagai aktualitas dan masa yang akan datang sebagai potensialitas. Terkait dengan pemaparan teori carl jung ini tokoh B.J Habibie pada masa lalu nya yang selalu tekun dan optimis menjadikannya menjadi orang indonesia yang bekerja di perusahaan penerbangan di luar negeri, dan bahkan menjadi presiden Republik Indonesia yang ke-3 dimana aktualitas pada masa lalu nya memiliki potensi sehingga dia dapat meraih potensi potensi di dalam dirinya. Kesadaran B.J Habibie tidak pernah berubah dalam lingkungan yang berbeda. B.J Habiie tetap menjadi dirinya yang terus menerus ingin berkembang meskipun sudah dalam lingkungan yang berbeda termasuk setelah dia menikah dia bekerja di jerman dan bahkan menjadi Presiden RI pada masa itu. Meskipun lingkungan berbeda tetapi B.J Habibie tetap pada Fungsi Jiwanya. Sikap jiwa B.J Habibie yaitu sikap kepribadian Ekstravers, dimana B.J Habibie membuka dirinya terhadap dunia luar. Maksudnya B.J Habibie membuka dirinya/ mudah bergaul sehingga dia dapat dikenal banyak orang di Dunia dan bahkan sehingga teorinya dikenal dan diterima oleh banyak orang “teori crack”. Ketidak sadaran personal B.J Habibie yaitu menyangkut segala pengalaman pengalaman dalam hidupnya serta yang tak terlupakan serta hanya .J Habibie saja yang memilikinya dengan l lingkungannya. B.J Habibie memiliki ketidaksadaran kolektif dimana diturunkan secara biologis. Kumpulan kumpulan pengalaman B.J Habibie mulai dari kecil, belajar ke Jerman, Menjadi Presiden itu berada pada Arkhetipe. B.J Habibie memiliki sisi feminim pada dirinya (anima) sehingga dia memahami kodrat wanita terutama istrinya Ibu Ainun yang menjadikan cinta mereka menjadi pasangan sejati dan menjadi panutan masyarakat serta bapak B.J Habibie selalu setia hingga maut memisahkan mereka. The self (diri) menjadi tujuan sejati dalam hidup B.J Habibie sehingga menentukan dirinya sehingga B.J Habibie dapat meraih berbagai kesuksesan di dalam hidupnya termasuk mendapat penghargaan dari negara luar yang mengakuinya.



Kesimpulan



Teori Carl Gustav Jung hampir semua berkaitan dengan B.J Habibie dimana B.Jhabibie adalah tokoh yang memiliki sikap jiwa Ekstravers. Dia juga memilki Ketidaksadaran Kolektif dan personal namun pada kesadaran kolektif tidak mencakup semuanya pada diri Habibie contohnya Great Mother (Ibu yang bijak) dan juga The Shadow (bayangan) karna kami tidak menemukan sikap buruknya pada biografinya. B.J Habibie juga sesuai dengan dasar kepribadian Teori Carl Gustav Jung dimana theologia dan kausalitas. Kepribadian B.J Habibie tidak berubah bahkan ketika dia sudah menikah dan bekerja di Jerman serta ketika menjadi presiden Indonesia. Hidup setiap manusia selalau ada perkembangan yang konstan dan kreatif sehingga melakukan perkembangan ke arah yang lebih sempurna. Seperti itulah kepribadian B.J Habibie yang mengarah ke arah yang lebih sempurna.