Analisis Kisi Kisi Bahasa Indonesia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS KISI-KISI SOAL UAS BAHASA INDONESIA KELAS XII TP 2019/2020 N Indikator Soal o 1.



Disajikan cuplikan surat lamaran pekerjaan peserta didik dapat menentukan isi surat lamaran pekerjaan tersebut.



Materi Terkait Indikator Surat lamaran pekerjaan adalah surat yang dibuat oleh seseorang untuk melamar pekerjaan di suatu perusahaan, kantor, atau instansi tertentu. Isi surat meliputi bagian-bagian yang terdapat di dalam surat lamaran pekerjaan dan hal-hal yang harus ada di dalam surat lamaran pekerjaan. Sistematika adalah klasifikasi atau penggolongan atas isi atau bagian-bagian yang terdapat di dalam surat lamaran pekerjaan. Sistematika surat lamaran pekerjaan : 1. Tempat dan tanggal lahir Tempat dan tanggal lahir ditempatkan di pojok kanan atas tanpa titik di akhir, karena bukan merupakan kalamat.  Contoh : Bumiayu, 28 Agustus 2013 2. Lampiran dan perihal  Kata ‘Lampiran’ dan ‘perihal’ tidak disingkat seperti lamp. atau hal.  Angka dalam kolom lampiran ditulis menggunakan huruf.



Soal Terkait Indikator



Contoh : Lampiran       : Empat lembar                       Perihal           : Pemberitahuan 3. Alamat surat  Tidak menggunakan kata “Kepada”  Alamat disarankan tidak lebih dari tiga baris  Jabatan tidak boleh menggunakan jenis kelamin seperti bapak atau ibu  Tulisan “Jalan pada alamat tidak boleh disingkat  Tidak menggunakan titik di masing – masing akhir barisnya Contoh : Yth. Manager Sukses Mandiri Jalan M. Yamin No. 02, Kalibata Jakarta 4. Salam Pembuka  Setelah kata “Dengan Hormat” menggunakan koma  Kata dengan hormat sebaiknya dijadikan satu dengan kalimat selanjutnya, walaupun diganti baris seperti biasa juga tetap dapat digunakan Contoh : Dengan Hormat, berdasarkan ..... (yang dianjurkan) Dengan Hormat, Berdasarkan ..... ( tetap dapat digunakan ) 5. Alinea pembuka



Dalam alinea pembuka sebaiknya menggunakan bahasa yang baik dan sopan serta membuat instansi yang membacanya tidak tersinggung. 6. Isi Dalam isi terdapat :  Identitas Yaitu keterangan berupa nama, tempat tanggal lahir, alamat, pendidikan terakhir dan dapat dtambah lagi sesuai dengan kebutuhan. Dalam menuliskan keterangan diatas, awalan kata tidak menggunakan huruf besar. Contoh : nama : Nitriana Safitri tempat tanggal lahir : Jakarta, 7 Januari 1995 pendidikan terakhir : S1 Sastra Inggris alamat : Dukuhturi, Bumiayu, Brebes, 52273 



Maksud dan tujuan Merupakan keterangan tentang alasan pengirim atau pelamar pekerjaan menulis surat itu.







Menyatakan lampiran Dalam lamaran pekerjaan terdapat beberapa lampiran tentang syarat yang telah diminta oleh instansi yang membutuhkan pekerja, maka sang pelamar harus memenuhi lampiran yang diminta tersebut. Dalam lampiran ini setiap akhir kalimatnya menggunakan tanda titik dua, dan di akhir



lampiran mengggunakan titik. Contoh : 1. Fotokopi ijazah yang telah dilegalisir; 2. Fotokopi kartu tanda penduduk; 3. Foto ukuran 3x4 dua lembar. 7. Penutup Dalam penutup kita harus menunjukan keantusiasan kita dalam melamar pekerjaan pada instansi yang kita tuju. Contoh : Demikian surat lamaran pekerjaan yang saya buat, besar harapan saya untuk dapat menjadi bagian dari perusahaan . . . . . . . . . 8. Tanda tangan dan nama terang Tanda tangan ini berada di pojok kanan bawah surat, kemudian dibawahnya ditulis nama lengkap. Contoh : Hormat saya,                                         Nitriana Safitri 2.



Disajikan cuplikan surat lamaran pekerjaan peserta didik dapat menentukan jenis sumber informasi dari pembukaan surat lamaran kerja tersebut.



3.



4.



5.



6.



Disajikan cuplikan surat lamaran pekerjaan peserta didik dapat menentukan kalimat bagian isi surat lamaran kerja cuplikan lowongan pekerjaan tersebut. Disajikan cuplikan pernyataan tesis peserta didik dapat menentukan bagian argumen untuk melengkapi surat lamaran pekerjaan tersebut. Disajikan dua cuplikan surat lamaran pekerjaan peserta didik dapat menentukan unsur yang tidak terdapat pada sistematika kedua surat lamaran pekerjaan tersebut. Disajikan cuplikan surat lamaran pekerjaan peserta didik dapat menentukan penulisan unsur



Pada dasarnya, surat lamaran pekerjaan dibedakan dari berbagai sumber yang diperoleh oleh palamar. Rohmadi dan Rustamaji (2010: 4) menjelaskan bahwa surat lamaran pekerjaan dapat diajukan berdasarkan sumber-sumber berikut ini.  1. Iklan



surat lamaran pekerjaan yang tepat.



2.



3.



4.



5.



Contoh Setelah membaca iklan yang dimuat dalam harian…tanggal…yang isinya menyatakan bahwa…. Dalam harian…tanggal…saya membaca iklan yang menyatakan bahwa PT…membutuhkan…. Berkenaan dengan hal tersebut, saya…. Informasi seseorang Contoh Menurut informasi dari Bapak…, perusahaan Bapak/Ibu membutuhkan…. Sehubungan dengan hal itu… Pengumuman resmi dari instansi yang membutuhkan tenaga Contoh Berdasarkan dengan pengumuman nomor:… tanggal…tentang penerimaan karyawan PT… maka yang bertanda tangan di bawah ini:…. Permohonan instansi pada sekolah Contoh Setelah mendapat informasi dari kepala sekolah tentang permohonan kerja…. Inisiatif sendiri Contoh Yang bertanda tangan di bawah ini, …. dengan ini mengajukan permohonan untuk diterima sebagai karyawan pada….



Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam surat lamaran pekerjaan terkait dengan bahasa yang digunakan adalah sebagai Berikut. a. Bahasa surat adalah bahasa yang baik dan benar.



b. Bahasa surat menggunakan kata-kata yang sopan. c. Bahasa surat berisi kata pengantar yang jelas, singkat, padat, informative, dan tepat sasaran. d. Bahasa surat tampak dari tulisan yang bersih, mudah dibaca, sesuai dengan kaidah ejaan. e. Melengkapi bagian-bagian surat dengan norma bahasa surat (seperti penulisan unsur hal, tempat/tanggal, alamat, salam pembuka, isi surat, salam penutup, tanda tangan, dan nama terang). 7.



8.



9.



Disajikan cuplikan surat lamaran pekerjaan yang kaidahnya salah peserta didik dapat menentukan perbaikan penulisan unsur kaidah bahasa tersebut. Disajikan cuplikan surat lamaran pekerjaan yang penulisan huruf kapital yang salah, peserta didik dapat menentukan analisis yang tepat tentang penulisan kata yang salah tersebut. Disajikan cuplikan surat lamaran pekerjaan bagian alinea penutup yang



10.



11.



penulisan tanda baca salah, peserta didik dapat menentukan perbaikan yang tepat terhadap kesalahan yang terdapat pada bagian alinea penutup tersebut. Disajikan sebuah informasi iklan lowongan pekerjaan peserta didik dapat menentukan informasi yang tepat dimuat pada bagian alinea isi surat lamaran pekerjaan. Disajikan kutipan teks cerita/novel sejarah, peserta didik dapat menentukan fakta sejarah dalam kutipan teks cerita/novel sejarah tersebut.



Orientasi adalah awal atau pengenalan dari sebuah cerita atau peristiwa sejarah. Biasanya berisi perkenalan tentang tokoh-tokoh dalam cerita yang akan diceritakan. Contoh orientasi: Pada zaman dahulu hiduplah seekor rusa yang sedang berjalan di padang rumput nan hijau dengan bahagia, karena ia baru saja mendapatkan tempat baru dengan sumber makanan yang melimpah. Komplikasi adalah saat terjadinya sebuah masalah yang dihadapi oleh sang tokoh utama dalam cerita. Contoh komplikasi: Sampai sang rusa sedang bahagian, ternyata banyak rintangan yang akan dilalui rusa yang sedang berbahagia ini. Di padang



rumput tersebut juga di huni oleh binatang lain termasuk binatang buas. Resolusi adalah cerita dimana sang tokoh utama mendapatkan ide unutk memecahkan masalah yang berada dalam komplikasi. Contoh resolusi: Sang rusa tadi pun mendapatkan ide untuk menyelesaikan masalahnya dengan mencari teman dari kelompok rusa lain. Dan, ia pun bahagia karena telah mendapatkan teman dari bangsanya sendiri. Koda adalah bagian akhir dari cerita yang mengandung makna dari cerita atau amanat yang dapat diambil dari cerita tersebut. Contoh koda: Kita harus bahagia memiliki teman, karena selain merasa aman. Memiliki teman juga membuat kita tidak merasa kesepian meskipun kita ditempat yang indah dan memiliki segalanya, tanpa teman kita akan sendiri dan tidak merasa bahagia. 12.



13.



Disajikan kutipan teks cerita/novel sejarah peserta didik dapat menentukan bagian struktur teks cerita/novel sejarah tersebut. Disajikan kutipan teks cerita/novel sejarah peserta didik dapat menentukan konflik antartokoh



14.



15.



pada kutipan tersebut. Disajikan kutipan teks cerita/novel sejarah peserta didik dapat menentukan bagian struktur cerita teks cerita/novel sejarah tersebut. Disajikan kutipan teks cerita/novel sejarah peserta didik dapat menentukan kalimat bermakna lampau pada teks cerita/novel sejarah tersebut.



Ciri kaidah kebahasaan yang terdapat di dalam teks cerita sejarah:   







Pronomina (kata ganti): kata yang dipakai untuk menggantikan benda dan menamai seseorang atau sesuatu secara tidak langsung. Frasa Adverbial: kata yang menunjukan kejadian atau peristiwa, waktu, dan tempat. Verba Material: kata yang berfungsi menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh partisipan. Menunjukan perbuatan fisik atau peristiwa, contohnya menulis, mengepel, menyapu. (Pahami: Pengertian Verba Pewarta dan Contohnya) Konjungsi Temporal (kata sambung waktu): berfungsi menata urutan peristiwa yang diceritakan. Umumnya banyak menggunakan kata penghubung temporal.



 Menggunakan kata/kelompok kata nomina untuk menggambarkan peristiwa sejarah secara rinci. Kelompok kata dalam teks cerita sejarah



adalah kelompok kata nomina dan kelompok kata verba. Terdapat tiga jenis kelompok nomina: 1) kelompok nomina modifikatif, misalnya rumah besar, dua botol, ruang makan, dan lain-lain; 2) kelompok kata koordinatif (tidak saling menerangkan), misalnya: lahir batin, sandang pangan, sarana prasarana, hak dan kewajiban, adil dan makmur, dan lain-lain; 3) kelompok nomina apositif, sebagai keterangan yang ditambahkan atau diselipkan, misalnya: Sinta, teman sekelasku, pergi berlibur ke Bali.  Menggunakan kalimat simpleks dan kalimat kompleks. Kalimat simpleks adalah kalimat yang memiliki konjungsi koordinatif atau kata penghubung koordinatif. Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat atau lebih yang kedudukannya setara atau sederajat. Misalnya penanda hubungan penambahan (dan), penanda hubungan pendampingan (serta), penanda hubungan pemilihan (atau), penanda hubungan pertentangan (padahal, sedangkan, bahkan, namun). Sedangkan kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri dari lebih satu aksi, peristiwa, atau keadaan sehingga mempunyai lebih dari satu verba utama dalam satu struktur. Kalimat kompleks ini lebih dikenal dengan



kalimat majemuk.  Menggunakan kata rujukan. Kata rujukan ialah kata yang merujuk pada kata lain yang telah diungkapkan sebelumnya. Kata rujukan dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut: a. Rujukan benda atau hal, yaitu kata yang menyatakan nama dari seseorang, tempat atau semua benda dan segala yang dibendakan, misalnya: ini, itu, tersebut. b. Rujukan tempat, yaitu kata yang menyatakan atau merujuk pada kata tempat dimana kejadian itu berlangsung, misalnya: di sini, di situ, di sana. c. Rujukan personel atau orang atau yang diperlakukan seperti orang, yaitu kata yang merujuk pada tokoh dalam sebuah cerita yang mengalami kejadian atau peristiwa tertentu. Misalnya: aku, dia, mereka, beliau, dlsb. 16.



17.



Disajikan kutipan cerita / novel sejarah peserta didik dapat menentukan kata kerja material/mental pada kutipan teks cerita / novel sejarah . Disajikan kutipan



18.



19.



20.



cerita / novel sejarah peserta didik dapat menentukan jenis frasa yang terdapat pada kutipan teks cerita sejarah . Disajikan kutipan cerita / novel sejarah peserta didik dapat menentukan kata yang digarisbawahi yang kata kerja mental dalam kutipan novel kata kerja yang terdapat pada kutipan teks cerita/novel sejarah. Disajikan kutipan cerita / novel sejarah peserta didik dapat menentukan makna ungkapan yang terdapat pada kutipan teks cerita/novel sejarah tersebut. Disajikan kutipan cerita / novel sejarah peserta didik dapat menentukan makna peribahasa kutipan teks cerita/novel



21.



sejarah. Disajikan kutipan teks editorial peserta didik dapat menentukan bentuk opini dalam teks editorial tersebut.



Teks editorial adalah teks yang berisi pendapat pribadi seseorang terhadap suatu isu/masalah aktual. Isu tersebut meliputi masalah politik, sosial, atau pun masalah ekonomi yang memiliki hubungan secara signifikan dengan politik. Tujuan Teks Tajuk Rencana / Editorial / Opini:  



Mengajak pembaca untuk ikut berpikir dalam masalah (isu/topik) yang sedang hangat terjadi di kehidupan sekitar. Memberikan pandangan kepada pembaca terhadap isu yang sedang berkembang.



Manfaat Teks Editorial / Opini: 



Teks editorial memberi informasi kepada pembaca, untuk merangsang pemikiran, dan terkadang mampu menggerakkan pembaca untuk bertindak.



Fungsi Teks Tajuk Rencana/Editorial/Opini:  







Fungsi tajuk rencana umumnya menjelaskan berita dan akibatnya pada masyarakat. Mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh. Terkadang ada analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat







akan kemungkinan yang bisa terjadi Meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.



Ciri-Ciri Teks Editorial / Opini:     22.



23.



24.



Disajikan sebuah paragraf teks editorial peserta didik dapat menentukan kalimat fakta dalam kutipan teks tersebut. Disajikan sebuah kutipan teks editorial peserta didik dapat menentukan opini berbentuk prediksi pada kutipan tersebut. Disajikan kutipan teks editorial peserta



Tema tulisannya selalu hangat (sedang berkembang dibicarakan secara luas oleh masyarakat), aktual dan faktual Bersifat sistematis dan logis Tajuk rencana merupakan Opini / pendapat yang bersifat argumentative Menarik untuk dibaca karna penggunaan kalimatnya yang singkat, padat dan jelas



Struktur Teks Editorial



didik dapat menentukan bukti Struktur yang menyusun teks editorial/opini sama kalimat penegasan dengan struktur yang telah membangun teks kutipan teks editorial eksposisi. 3 struktur teks editorial/opini: tersebut. 1. Pernyataan pendapat (tesis): bagian berisi sudut pandang penulis mengenai masalah yang dibahas. Biasanya sebuah teori yang akan diperkuat oleh argumen. 2. Argumentasi: alasan atau bukti yang digunakan guna memperkuat pernyataan dalam tesis, walau secara umum argumentasi diartikan untuk menolak suatu pendapat. Argumen bisa berbentuk pertanyaan umum/data hasil penelitian, pernyataan para ahli, maupun faktafakta berdasarkan referensi yang bisa dipercaya. 3. Penyataan/Penegasan ulang pendapat (Reiteration): bagian berisi penegasan ulang pendapat yang didorong oleh fakta di bagian argumentasi guna memperkuat/menegaskan. Ada di bagian akhir teks. Kaidah Kebahasaan Teks Editorial Tidak jauh berbeda dengan kaidah kebahasaan yang dipakai di Teks Prosedur Kompleks. Di ciri kebahasaan teks editorial juga menggunakan verba material. Berikut kaidah kebahasaan teks editorial: 



Adverbia: ditujukan agar pembaca meyakini teks yang dibahas, dengan menegaskan



menggunakan kata keterangan (adverbia frekuentatif). Kata yang biasa digunakan yaitu: selalu, biasanya, sering, kadangkadang,  sebagian besar waktu, jarang, dan lainnya.



25.



26.



Disajikan kutipan teks editorial peserta didik dapat menentukan kalimat berkonjungsi kausalitas pada teks tersebut. Disajikan kutipan







Konjungsi: kata penghubung pada teks, contoh nya: bahkan.







Verba Material: verba yang menunjukkan perbuatan fisik/peristiwa.







Verba Relasional:  verba yang menunjukkan hubungan intensitas (pengertian A adalah B), dan milik (mengandung pengertian A mempunyai B).







Verba Mental: verba yang menerangkan persepsi (misalnya melihat, merasa), afeksi (misalnya suka, khawatir), dan kognisi (misalnya berpikir, mengerti). Pada verba mental terdapat partisipan pengindra (senser) dan fenomena.



27.



28.



29.



30.



teks editorial peserta didik dapat menentukan kalimat tanggapan redaksi sesuai kutipan tersebut. Disajikan kutipan teks editorial peserta didik dapat menentukan kalimat yang menggunakan kata ganti penunjuk pada teks tersebut. Disajikan kutipan teks editorial peserta didik dapat menentukan kalimat retoris pada kutipan tersebut. Disajikan 2 kutipan teks editorial peserta didik dapat menentukan kalimat fakta pada kedua teks tersebut. Disajikan kutipan teks editorial peserta didik dapat menentukan perbedaan jenis opini pada kedua kutipan tersebut.



31.



Disajikan kutipan resensi buku antologi cerpennovel peserta didik dapat menentukan bagian dari unsur yang diresensi.



Unsur-unsur penting yang harus ada pada sebuah resensi buku antara lain: 1. Identitas Buku Dalam membuat resensi haruslah mengetahui identitas buku tersebut, seperti pepatah tak kenal maka tak sayang. Ketahui terlebih dahulu identitas buku yang akan di resensi agar bisa mengenal dengan baik buku tersebut. Identitas buku yang harus diketahui adalah informasi dasar yang perlu disampaikan kepada pembaca resensi. Identitas buku yang harus ada seperti:      



Judul Buku. Adalah judul yang tertera pada sampul depan buku yang akan di resensi. Nama Pengarang. Adalah penulis atau pengarang yang membuat buku tersebut. Nama Penerbit. Adalah percetakan yang menerbitkan buku tersebut untuk dipublikasikan. Jumlah Halaman. Adalah jumlah seluruh halaman buku tersebut selain sampul. Tahun penerbitan. Adalah tahun dimana buku tersebut selesai dicetak dan diterbitkan. Nomor Edisi Terbit. Adalah nomor edisi ke berapa buku itu diterbitkan.



Identitas buku bertujuan memberikan informasi utama kepada pembaca resensi. Sehingga jika pembaca ingin memiliki dan mengetahui isi buku dengan lengkap bisa dengan mudah mencarinya.



2. Ikhtisar Buku Ikhtisar disusun berdasarkan kebutuhan buku itu sendiri, setiap buku memiliki isi dan alur yang berbeda. Oleh karena itu setiap buku memiliki bagian-bagian tertentu yang harus dimasukkan ke dalam ikhtisar. Seperti misalnya novel, tidak semua bagian yang perlu dimasukkan dalam ikhtisar namun hanya pada kejadian-kejadian pentingnya saja. Beda ceritanya juga bila membuat ikhtisar buku non fiksi, ilmiah atau lainnya. Untuk buku ilmiah pembuat resensi bisa merangkum dan langsung membuat sinopsisnya, karena tidak memiliki alur atau kejadian penting di dalamnya. 3. Pengarang Buku Dalam sebuah resensi pembuat resensi dituntut menampilkan nama pengarang buku tersebut yang biasanya ada di depan sampul buku. Tidak hanya menyebutkan namanya, bila dapat mengulik asalusulnya akan semakin baik, karena memberikan nilai lebih pada resensi. Pembaca jadi dengan mudah memahami sudut padang pengarang buku dalam menghasilkan karyanya. Mengetahui dan mengulas pengarang sebuah buku akan sangat bermanfaat untuk menentukan latar belakang penulisan buku. Dengan mengetahui latar belakang pengarang sebuah buku maka akan dengan



mudah mengerti bahasa dan alur cerita dari karyanya. 4. Keunggulan Buku Selain ikhtisar atau sinopsis sebuah buku, membuat resensi dituntut mampu menemukan kelebihan dari buku tersebut. Hal ini akan membantu pembaca mempertimbangkan membeli atau tidak buku tersebut setelah mengetahui kelebihan dari buku melalui resensi. Selain itu menyebutkan kelebihan akan membuat pembuat resensi semakin kritis dan imajinatif dalam menghadapi sebuah karya. Kelebihan sebuah buku akan menjadi daya tarik bagi calon pembaca. Setelah mengetahui kelebihan sebuah buku kebanyakan calon pembaca akan menginginkan untuk membeli tersebut. 5. Kelemahan Buku Selain bisa menyebutkan kelebihan, pembuat resensi juga dituntut bisa menemukan kelemahan buku tersebut. Hal ini berguna sebagai masukan bagi penulis tentang karyanya agar tidak melakukan kesalahan yang sama pada karya buku selanjutnya. Juga berguna bagi pembuat resensi, karena menjadikan semakin kritis dengan karya seseorang yang dibacanya. Mengetahui kelemahan juga akan menjadi pertimbangan dalam membeli sebuah karya atau



buku. Kebanyakan calon pembaca akan menghindari buku yang memiliki banyak kelemahan dan memilih yang paling mendekati sempurna. 32.



33.



34.



35.



Disajikan kutipan resensi buku antologi cerpen peserta didik dapat menentukan pernyataan yang merupakan kelebihan buku yang diresensi. Disajikan kutipan cerpen peserta didik dapat menentukan pernyataan yang merupakan kelemahan dari cerpen yang diresensi. Disajikan kutipan resensi buku antologi cerpen peserta didik dapat menentukan bagian yang merupakan unsur buku yang diresensi. Disajikan kutipan cerpen peserta didik



36.



37.



38.



dapat menentukan kalimat yang berisi penilaian dari cerpen yang diresensi. Disajikan kutipan identitas buku nonfiksi peserta didik dapat menentukan prediksi yang merupakan kelemahan dari buku yang diresensi. Disajikan kutipan identitas buku nonfiksi peserta didik dapat menentukan jenis buku yang diresensi. Disajikan kutipan A. Menafsir Pandangan Pengarang dalam Novel novel peserta didik Menafsir pandangan pengarang dalam novel dapat menentukan adalah menafsir apa saja yang terkandung dalam pandangan novel, dalam hal ini termasuk di dalamnya pengarang sesuai menafsir tentang pesan pengarang, kalimat kutipan novel konotasi, kaitan fakta dengan kehidupan yang ada tersebut. dan menemukan nilai-nilai kehidupan yang disampaikan oleh penulis. Langkah-langkah menafsir pandangan pengarang: 1. membaca novel dengan seksama 2. menentukan nilai-nilai kehidupan 3. menafsirkan pandangan pengarang terhadap



nilai-nilai itu B. Interpretasi Terhadap Pandangan Pengarang Interpretasi terhadap pandangan pengarang adalah memberi kesan kepada pandangan pengarang baik berupa apresiasi maupun berupa kritik. Nilai-nilai dalam novel: 1. Nilai sosial adalah nilai yang dilihat dari sudut pandang hubungan dengan manusia atau masyarakat. 2. Nilai agama adalah nilai yang dilihat dari sudut pandang sesorang berdasarkan hubungannya dengan Tuhan. 3. Nilai moral adalah nilai yang dilihat dari sudut pandang kepribadian atau sikap sesorang dalam menyikapi suatu masalah. 4. Nilai budaya adalah nilai yang dilihat dari sudut pandang kebiasaan, adat-istiadat, keperyaan, oleh masayarakat setempat. 39.



40.



Disajikan kutipan novel peserta didik dapat menentukan amanat dari cupilkan novel tersebut. Disajikan kutipan novel peserta didik dapat menentukan penyebab konflik yang terdapat dalam cuplikan novel



42.



45.



47.



41.



tersebut. Disajikan kutipan novel peserta didik dapat menentukan pandangan pengarang sesuai masalah dalam kutipan novel tersebut. Disajikan kutipan novel peserta didik dapat menentukan cara pengarang menyampaikan pandangan sesuai masalah dalam kutipan novel tersebut. Disajikan kutipan novel peserta didik dapat menentukan pandangan pengarang sesuai nilai dalam kutipan novel tersebut. Disajikan kutipan novel peserta didik dapat menentukan kalimat yang merupakan ungkapan dalam kutipan novel



Unsur Intrinsik merupakan unsur pembangun karya sastra yang berasal dari dalam karya itu sendiri. Pada novel  unsur intrinsik itu berupa, tema, plot, penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Berikut ulasan unsur-unsurintrinsik novel. a. Tema Tema merupakan dasar cerita atau gagasan



tersebut.



umum dari sebuah novel (Nurgiyantoro, 2009: 70). Stanton (via Nurgiyantoro, 2009: 70) menjelaskan bahwa tema dapat juga disebut ide utama atau tujuan utama. Berdasarkan dasar cerita atau ide utama, pengarang akan mengembangkan cerita. Oleh karena itu, dalam suatu novel akan terdapat satu tema pokok dan sub-subtema. Pembaca harus mampu menentukan tema pokok dari suatu novel. Tema pokok adalah tema yang dapat memenuhi  atau mencakup isi dari keseluruhan cerita.  b. Plot Plot merupakan hubungan antarperistiwa yang bersifat sebab akibat, tidak hanya jalinan peristiwa secara kronologis (Nurgiyantoro, 2009: 112). Stanton (via Nurgiyantoro, 2009: 113) juga berpendapat bahwa plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian yang di dalamnya terdapat hubungan sebab akibat. Suatu peristiwa disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Plot juga dapat berupa cerminan atau perjalanan tingkah laku para tokoh dalam bertindak, berpikir, berasa, dan mengambil sikap terhadap masalah yang dihadapi. c. Penokohan Penokohan dalam novel adalah unsur yang sama pentingnya dengan unsur-unsur yang lain. Penokohan adalah teknik bagaimana pengarang menampilkan tokoh-tokoh dalam cerita sehingga dapat diketahui karakter atau sifat para tokoh



(Siswandarti, 2009: 44). Unsur penokohan mencakup pada tokoh, perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam cerita (Nurgiyantoro, 2009: 166). Berikut ulasan tentang unsur-unsur penokohan. d. Tokoh Tokoh rekaan dalam sebuah karya fiksi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan tersebut didasarkan pada sudut pandang dan tinjauan seperti, tokoh utama, tokoh protagonis, tokoh berkembang, dan tokoh tipikal. e. Latar Latar menurut Abrams (1981: 175 via Nurgiantoro, 2009: 216) adalah landasan atau tumpuan yang memiliki pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Siswandarti (2009: 44) juga menegaskan bahwa latar adalah pelukisan tempat, waktu, dan situasi atau suasana terjadinya suatu peristiwa. Berdasarkan pengertian tersebut latar dapat disimpulkan sebagai pelukisan tempat, waktu, dan suasana pada suatu peristiwa yang ada di cerita fiksi. f. Sudut Pandang Unsur intrinsik karya fiksi berikutnya adalah sudut pandang. Nurgiyantoro (2009: 246) berpendapat bahwa sudut pandang adalah cara penyajian cerita, peristiwa-peristiwa, dan



tindakan-tindakan pada karya fiksi berdasarkan posisi pengarang di dalam cerita. Siswandarti (2009: 44) juga sependapat bahwa sudut pandang adalah posisi pengarang dalam cerita fiksi. Sudut pandang menurut Nurgiyantoro (2009: 256) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sudut pandang persona ketiga: dia dan sudut pandang persona pertama: aku. Berikut penjabaran tentang sudut pandang tersebut. g. Amanat Amanat atau nilai moral merupakan unsur isi dalam karya fiksi yang mengacu pada nilai-nilai, sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan yang dihadirkan pengarang melalui tokoh-tokoh di dalamnya (Kenny, 1966: 89 via Nurgiyantoro, 2009: 321). 43.



44.



46.



Disajikan kutipan novel peserta didik dapat menentukan konflik yang tergambar dalam kutipan novel tersebut. Disajikan kutipan novel peserta didik dapat menentukan watak yang tergambar dalam kutipan novel tersebut. Disajikan kutipan



Kebahasaan Novel



novel peserta didik dapat menentukan kalimat bermajas yang tergambar dalam kutipan novel tersebut.



Kebahasaan dalam novel meliputi Majas, berikut pengertian dan macam-macam majas! Pengertian Majas adalah Gaya Bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran si pengarang. Yap, seperti itulah garis besar pengertian dari Majas. Adapun Majas-majas ini terdiri dari Majas Perbandingan, Majas Pertentangan,Majas Sindiran, dan Majas Penegasan. A. Majas Perbandingan  Majas Metafora adalah majas yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat atau merupakan Gabungan dua hal yang berbeda yang dapat membentuk suatu pengertian baru Contoh : a) Dia dianggap anak emas majikannya. b) Perahu itu menggergaji ombak. c) Perpustakaan adalah gudang ilmu. 



Majas Perumpamaan ( Majas Asosiasi ) adalah Suatu perbandingan dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama. Contoh : a) Bagaikan harimau pulang kelaparan b) Semangatnya keras bagaikan baja. c) Seperti menyulam di kain yang lapuk







Majas Alegori adalah Majas perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan yang utuh.



Contoh : a) Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi b) Cerita Kancil dengan Buaya c) Kancil dengan Burung Gagak. 



Majas Metonimia adalah Majas yang memakai merek suatu barang. Contoh : a) Kami ke rumah nenek naik kijang (Mobil) b) Di kantongnya selalu terselib gudang garam (Rokok) c) Setiap pagi Ayah selalu menghirup kapal api (Kopi)







Majas Hiperbola adalah Suatu gaya bahasa yang bersifat melebih-lebihkan. Contoh : a) Ibu terkejut setengah mati, ketika mendengar anaknya kecelakaan b) Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang. c) Suaranya menggelegar membelah angkasa.







Majas Personifikasi adalah Majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat-sifat manusia kepada benda, sehingga benda mati seolah-olah hidup. Contoh : a) Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai b) Awan menari-nari di angkasa, baru saja



berjalan 8 km mobilnya sudah batuk – batuk c) Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk. 



Majas Antonomasia adalah Majas yang menyebutkan nama lain terhadap seseorang yang berdasarkan ciri / sifat menonjol yang dimilikinya. Contoh : a) Si pincang b) Si jangkung c) Si kribo







Majas Simile atau Persamaan, Majas ini mengandung perbandingan yang bersifat eksplisit. Yang dimaksud dengan perbandingan yang bersifat eksplisit adalah langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk itu, ia memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan kesamaan itu, yaitu kata-kata: seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan sebagainya. Contoh Majas Persamaan atau simile : a) Mukanya merah laksana kepiting rebus b) irinya seperti kepiting batu







Majas Alusio adalah Majas yang mepergunakan peribahasa / kata – kata yang artinya diketahui umum. Contoh : Upacara ini mengingatkan aku pada



proklamasi kemerdekaan tahun 1945 



Majas Simbolik adalah Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan dengan benda – benda lain. Contoh : a) Dia menjadi lintah darat b) Teratai, lambang pengabdian c) Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian







Sinekdokhe adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut: 1. Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan. Contoh: a) Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya. b) Per kepala mendapat Rp 300.000,00 2. Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuksebagian. Contoh: a) Dalam pertandingan final bulu tangkis RT 03 melawan RT 07. b) Indonesia akan memilih idolanya malam nanti.



B. Majas Pertentangan  Majas Antitesis adalah Gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berlawanan.























Contoh : Air susu dibalas air tuba Majas Litotes adalah Majas yang digunakan untuk mengecilkan kenyataan dengan tujuan untuk merendahkan hati. Contoh :Mampirlah ke gubuk saya ( Padahal rumahnya besar dan mewah ) Majas Oksimoron adalah Majas yang antarbagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan. Contoh : Cinta membuatnya bahagia, tetapi juga membuatnya menangis Majas Kiasmus adalah Majas yang berisi perulangan dan sekaligus mengandung inverse. Contoh : Mereka yang kaya merasa miskin, dan yang miskin merasa kaya Majas Antanaklasis adalah Majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Contoh : Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada. Contoh; a) Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini. b) Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini.



C. Majas Sindiran  Majas Ironi adalah Gaya bahasa yang bersifat menyindir dengan halus. Contoh : a) Bagus sekali tulisanmu, sampai –



sampai tidak bisa dibaca b) Kamu datang sangat tepat waktu, sudah 5 mobil tujuan kita melintas c) Kamu pintar sekali, nilai raport mu merah semua 



Majas Sinisme adalah Majas yang menyatakan sindiran secara langsung. Contoh : Perilakumu membuatku kesal







Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas inibiasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah. Contoh: a) Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu! b) Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!



D. Majas Penegasan  Majas Tautologi adalah Majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kata – kata yang sama artinya ( bersinonim ) untuk mempertegas arti. Contoh : a) Saya khawatir dan was – was dengannya b) Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran saja. 



Majas Repetisi adalah Majas perulangan kata – kata sebagai penegasan. Contoh : a) Selamat tinggal pacarku, selamat tinggal kekasihku



b) Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa. 



Majas Retoris adalah Majas yang berupa kalimat tanya yang jawabanya sudah diketahui. Contoh : a) Siapakah yang tidak ingin hidup ? b) Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?







Majas Antiklimaks adalah Majas yang menyatakan sesuatu hal berturut – turut yang makin lama makin menurun. Contoh : a) Para bupati, para camat, dan para kepala desa b) Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam acara syukuran itu.







Majas Klimaks adalah Majas yang menyatakan beberapa hal berturut – turut yang makin lama makin mendebat. Contoh : a) Semua anak-anak, remaja, dewasa, orang tua dan kakek b) Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun tak berhak mencampuri urusan pribadi seseorang.







Majas Paralelisme adalah Majas perulangan sebagaimana halnya repetisi, disusun dalam baris yang berbeda, biasanya ada dalam puisi. Contoh :



a) Hati ini biru Hati ini lagu Hati ini debu b) Cinta adalah pengertian Cinta adalah kesetiaan Cinta adalah rela berkorban 



Majas Pleonasme adalah Majas yang menggunakan kata – kata secara berlebihan dengan maksud untuk menegaskan arti suatu kata. Contoh : a) Mari naik ke atas agar dapat meliahat pemandangan b) Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah. c) Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.







Majas Aliterasi adalah Majas yang memanfaatkan kata-kata yang bunyi awalnya sama. Contoh : a) Inikah Indahnya Impian ? b) Apakah Akan Akrab ?







Majas Eufimisme adalah Majas yang menyatakan sesuatu dengan ungkapan yang lebih halus. Contoh Majas Eufimisme : a) Untuk mengatasi masalah keuangan, perusahaan itu merumahkan sebagian karyawannya. (mem-PHK). b) Untuk menjaga kesetabilan ekonomi,



pemerintah menetapkan kebijakan penyesuaian harga BBM. (kenaikan harga).



48.



49.



Disajikan kutipan novel peserta didik dapat menentukan latar yang tergambar dalam kutipan novel tersebut. Disajikan kutipan novel peserta didik dapat menentukan permasalahan yang ingin disampaikan oleh pengarang







Majas Elipsis adalah Majas yang manghilangkan suatu unsur kalimat. Contoh : a) Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi ) b) Aku kerja







Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun takmemerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran,atau menggugah. Contoh: a) Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja? b) Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?



50.



yang tergambar dalam kutipan novel tersebut. Disajikan kutipan novel peserta didik dapat menentukan cara penggambaran watak tokoh dalam kutipan novel tersebut.