Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Perbankan syariah merupakan bagian dari entitas syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediary keuangan diharapkan dapat menamoilkan dirinya secara baik dibandingkan dengan perbankan dengan system yang lain, yakni perbankan yang berbasis bunga. Gambaran tentang baik buruknya suatu perbankan syariah dapat dikenali melalui kinerjanya yang tergambar dalam laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan pada sektor perbankan syariah adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan aktivitas operasi perbankan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan perbankan syariah. Data



keuangan



tersebut



akan



lebih



berarti



bagi



pihak-pihak



yang



berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil. Analisis laporan keuangan dari sudut pandangan manajemen mengaitkan semua pertanyaan yang diajukan oleh kreditor dan investor, karena pemakai laporan keuangan ini harus mengetahui kemampuan perusahaan untuk memperoleh modal yang dibutuhkan. Penyajian laporan akuntansi bank syariah telah diatur dengan PSAK No. 101 tentang Penyajian Pelaporan Keuangan Syariah. Karenanya, laporan keuangan harus mampu memfasilitasi semua pihak yang terkait dengan bank syariah.



1| Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah



1.2



1.3



Rumusan Masalah 1.



Apa pengertian Laporan Keuangan?



2.



Apa saja tujuan dari Laporan Keuangan?



3.



Siapa saja pihak-pihak yang berkepentingan dalam Laporan Keuangan?



4.



Apa saja manfaat informasi dalam Laporan Keuangan?



5.



Bagaimana penyajian Laporan Keuangan Perbankan Syariah?



6.



Bagaimana analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah?



Tujuan 1.



Untuk mengetahui Pengertian Laporan Keuangan.



2.



Untuk mengetahui Tujuan dari Laporan Keuangan.



3.



Untuk mengetahui Pihak-pihak yang berkepentingan dalam Laporan Keuangan.



4.



Untuk mengetahui Manfaat Informasi dalam Laporan Keuangan.



5.



Untuk mengetahui Penyajian Laporan Keuangan Perbankan Syariah.



6.



Untuk mengetahui Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah.



2| Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah



BAB II PEMBAHASAN 2.1



Pengertian Laporan Keuangan Laporan Keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Sebagai hasil akhir dari proses akuntansi, laporan keuangan memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan berbagai pihak, misalnya pemilik dan kreditor. Dalam laporan keuangan termuat informasi mengenai jumlah kekayaan (assets) dan jenis-jenis kekayaan yang dimiliki (disisi aktiva). Kemudian juga akan tergambar kewajiaban jangka pendek maupun jangka panjang serta ekuitas (modal sendiri) yang dimilikinya. Informasi yang memuat seperti diatas tergambar dalam laporan keuangan yang disebut neraca. Laporan keuangan juga memberikan informasi tentang hasil-hasil usaha yang diperoleh bank dalam suatu periode tertentu dan biaya-biaya atau beban yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil tersebut. Informasi ini akan memuat dalam laporan laba rugi. Laporan keuangan bank juga memberikan gambaran tentang arus kas suatu bank yang tergambar dalam laporan arus kas.



2.2



Tujuan Laporan Keuangan Tujuan pembuatan laporan keuangan menurut “Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan” (IAI, 2000), adalah sebagai berikut: 1.



Laporan keuangan menyajikan informasi tentang posisi keuangan (aktiva, utang, dan modal pemilik) pada suatu saat tertentu.



2.



Laporan keuangan menyajikan informasi kinerja (prestasi) perusahaan.



3.



Laporan keuangan menyajikan informasi tentang perubahan posisi keuangan perusahaan.



4.



Laporan keuangan mengungkapkan informasi keuangan yang penting dan relevan dengan kebutuhan para pengguna laporan keuangan.



3| Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah



Dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perbankan syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Selain itu, tujuan lainnya adalah sebagai berikut: a.



Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan usaha;



b.



Informasi kepatuhan perbankan syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi aset, kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah bila ada dan bagaimana perolehan dan penggunaannya;



c.



Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab perbankan



syariah



terhadap



amanah



dalam



mengamankan



dana,



menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak; dan d.



Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal dan pemilik dana syirkah temporer; dan informasi mengenai pemenuhan kewajiban (obligation) fungsi social perbankan syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah dan wakaf.



2.3



Pihak-pihak yang Berkepentingan Dalam praktiknya, pembuatan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak. Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh bank akan memberikan berbagai manfaat kepada berbagai pihak. Masingmasing pihak mempunyai kepentingan dan tujuan tersendiri terhadap laporan keuangan yang diberikan oleh bank. Adapun pihak-pihak yang memiliki kepentingan (dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS)) terhadap laporan keuangan bank adalah sebagai berikut: 1.



Investor Investor dan penasihat berkepentingan dengan risiko yang melekat seta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga 4| Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah



tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perbankan syariah untuk membayar dividen. 2.



Pemberi dana qardh Pemberi



dana



qardh



tertarik



dengan



informasi



keuangan



yang



memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah dana qardh dapat dibayar pada saat jatuh tempo. 3.



Pemilik dana syirkah temporer Pemilik dana syirkah temporer yang berkepentingan akan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan investasi dengan tingkat keuntungan yang bersaing dan aman.



4.



Pemilik dana titipan Pemilik



dana



titipan



tertarik



dengan



informasi



keuangan



yang



memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah dana titipan dapat diambil setiap saat. 5.



Pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah dan wakaf Pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah dan wakaf, serta mereka yang berkepentingan akan informasi mengenai sumber dan penyaluran dana tersebut.



6.



Pengawas syariah Pengawas syariah yang berkepentingan dengan informasi tentang keputusan pengolah bank akan prinsip syariah.



7.



Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perbankan syariah. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perbankan syariah dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.



8.



Pemasok dan mitra usaha lainnya Pemasok dan mitra usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Mitra usaha berkepentingan pada perbankan syariah dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada 5| Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah



pemberi pinjaman qardh kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perbankan syariah. 9.



Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perbankan syariah, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangkan panjang dengan/ atau tergantung pada perbankan syariah.



10. Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perbankan syariah. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perbankan syariah, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistic lainnya. 11. Masyarakat Perbankan syariah memengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya perbankan syariah dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada para penanaman modal domestic. Laporan keuangan dapat



membantu



masyarakat



dengan



menyediakan



informasi



kecenderungan (tren) dan perkembangan terakhir kemakmuran perbankan syariah serta rangkaian aktivitasnya.



2.4



Manfaat Informasi Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok, yaitu: (1) Dapat dipahami, Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. 6| Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah



(2) Relevan, Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat memengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya. Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat memengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialisasi lebih merupakan suatu ambang batas atau titik pemisah daripada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agar informasi dipandang berguna. (3) Keandalan, Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, makaa peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realita ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Substansi transaksi tersebut harus mengacu kepada substansi transaksi sesuai prinsip syariah dan dalam kondisi tertentu, prinsip syariah menentukan substansi ekonomi dalam transaksi syariah. Contoh ijarah dengan hak obsi untuk pengalihan kepemilikan aset ijarah kepada penyewa (ijarah muntahiyah bittamlik) secara substansi ekonomi aset ijarah tidak diakui sebagai aset oleh penyewa. 7| Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah



Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu (netral). Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. (4) Dapat dibandingkan, Pemakai harus dapat memperbandingkan laporam keuangan perbankan syariah antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perbankan syariah untuk mengevaluasi posisi keuangan secara relatif. Implikasi penting dari karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan adalah bahwa pemakai harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan



dalam penyusunan laporan keuangan dan



perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut.



2.5



Penyajian Laporan Keuangan Perbankan Syariah Penyajian laporan akuntansi bank syariah telah diatur dengan PSAK No. 101 tentang Penyajian Pelapor Keuangan Syariah. Laporan keuangan bank syariah setidaknya disajikan secara tahunan. Laporan keuangan bank syariah yang lengkap terdiri dari waktu dari komponen-komponen berikut: 1.



Neraca;



2.



Laporan laba rugi;



3.



Laporan arus kas;



4.



Laporan perubahan ekuitas;



5.



Laporan perubahan dan investasi terikat;



6.



Laporan sumber dan penggunaan dan zakat;



7.



Laporan sumber dan penggunaan dan kebijakan; dan



8.



Catatan atas laporan keuangan.



8| Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah



1.



Neraca; Unsur-unsur neraca meliputi aset, kewajiban, investasi tidak terikat dan ekuitas yang disajikan secara terpisah. Bank syariah karena tidak menggunakan instrument bunga baik dalam hal kredit maupun simpanan nasabah, maka untuk hal-hal tersebut digunakanlah kontrak mudharabah dan musyarakah. Pembiayaan mudharabah mutlaqah yang diterima bank syariah dalam neraca pada unsur tidak terikat diantara unsur kewajiban dan ekuitas. Investasi tidak terikat adalah dana yang diterima oleh bank dengan kriteria:  Bank mempunyai hak untuk menggunakan dan menginvestasikan dana, termasuk hak untuk mencampur dana dimaksud dengan dana lainnya;  Keuntungan dibagikan sesuai dengan nisbah yang disepakati; dan  Bank tidak memiliki kewajiban secara mutlak untuk mengembalikan dana tersebut jika mengalami kerugian. Penyajian pos-pos yang terkait dengan transaksi istishna adalah sebagai berikut:  Termin yang sudah jatuh tempo disajikan sebagai pos pengurang istishna dalam penyelesaian;  Selisih lebih antara istishna dalam penyelesaian dan termin yang sudah disajikan sebagai aset, sedangkan selisih kurang antara istishna dalam penyelesaian dan termin yang sudah ditagih sebagai kewajiban;  Aset istishna dalam penyelesaian yang telah selesai dibuat disajikan sebagai persediaan sebesar harga jual istishna kepada pembeli akhir;  Dalam istishna paralel, piutang istishna dan hutang istishna tidak boleh saling hapus. Qardh yang sumber dananya dari intern bank (modal bank) disajikan pada aset lainnya sebagai pinjaman qardh. Sedangkan qardh yang sumber dananya dari eksternal (dana kebajikan yang diterima oleh bank) disajikan dalam laporan sumber dan penggunaan dana qaedulhasan.



2.



Laporan laba rugi; Jika terdapat pendapatan nonhalal, maka pendapatan tersebut tidak boleh disajikan di dalam laporan laba rugi bank syariah maupun laba rugi 9| Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah



konsolidiasian bank konvensional yang mengonsolidasikan bank syariah. Informasi pendapatan nonhalal tersebut disajikan dalam laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan. 3.



Laporan arus kas; Laporan arus kas bank syariah disajikan sesuai dengan Laporan Arus Kas PSAK No. 2 (Reformat 2007).



4.



Laporan perubahan ekuitas; Laporan perubahan ekuitas disajikan sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan:  Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan;  Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas;  Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait;  Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik;  Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahannya; dan  Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio, dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.



5.



Laporan perubahan dan investasi terikat; Bank syariah menyajikan laporan perubahan dana investasi terikat sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan:  Saldo awal dana investasi terikat;  Jumlah unit investasi pada setiap jenis investasi dan nilai per unit pada awal periode;  Dana investasi yang diterima dan unit investasi yang diterbikan bank syariah selama periode laporan;  Penarikan atau pembelian kembali unit investasi selama periode laporan; 10| Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah



 Keuntungan atau kerugian dana investasi terikat;  Bagian bagi hasil milik bank dari keuntungan investasi terikat jika bank syariah berperan sebagai pengelola dana atau imbalan bank jika bank syariah berperan sebagai agen investasi;  Beban administrasi dan beban tidak langsung lainnya yang dialokasikan oleh bank ke dana investasi terikat;  Saldo akhir dana investasi terikat; dan  Jumlah unit investasi pada setiap jenis investasi dan nilai per unit pada akhir periode. Investasi terikat adalah investasi yang bersumber dari pemilik dana investasi terikat dan sejenisnya yang dikelola oleh bank sebagai manajer investasi berdasarkan mudharabah muqayyadah atau sebagai agen investasi. Investasi terikat bukan merupakan aset maupun kewajiban bank karena bank tidak mempunyai hak untuk menggunakan atau mengeluarkan investasi tersebut serta bank tidak memiliki kewajiban mengembalikan atau menanggung risiko investasi. Dana yang diserahkan oleh pemilik investasi terikat dan sejenisnya adalah dana yang diterima bank sebagai manajer investasi atau agen investasi yang disepakati untuk diinvestasikan oleh bank baik sebagai pengelola dana maupun sebagai agen investasi. Dana yang ditarik oleh pemilik investasi terikat adalah dana yang diambil atau dipindahkan sesuai dengan permintaan pemilik dana. Keuntungan atau kerugian investasi terikat sebelum dikurangi bagian keuntungan manajer investasi adalah jumalh kenaikan atau penurunan bersih nilai investasi terikat selain kenaikan yang berasal dari penyetoran atau penurunan yang berasal dari penarikan. 6.



Laporan sumber dan penggunaan dan zakat; Zakat adalah sebagian harta yang wajib dikeluarkan pleh muzaki (pembayar zakat) untuk diserahkan kepada mustahiq (penerima zakat). Pembayaran zakat dilakukan apabila nisab dan haul-nya terpenuhi dari harta yang memenuhi kriteria wajib zakat. Pada prinsipnya wajib zakat adalah shahibulmal. Bank dapat beratindak sebagai amil zakat. 11| Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah



Unsur dasar laporan sumber dan penggunaan dana zakat meliputi: sumber dana, penggunaan dana selama suatu jangka waktu, serta saldo akhir dana zakat pada tanggal tertentu. Sumber dana zakat berasal dari bank dan pihak lain yang diterima bank untuk disalurkan kepada yang berhak. Penggunaan dana zakat berupa penyaluran kepada yang berhak sesuai dengan prinsip syariah. Saldo dana zakat adalah dana zakat yang belum dibagikan pada tanggal tertentu. 7.



Laporan sumber dan penggunaan dan kebijakan; Unsur dasar laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan meliputi: sumber, penggunaan dana kebajikan selama jangka waktu tertentu, dan saldo kebajikan pada tanggal tertentu. Sumber dana kebajikan berasal dari bank atau dari luar bank. Sumber dana kebajikan dari luar berasal dari infak dan shadaqah dari pemilik, nasabah, atau pihak lainnya. Penggunaan dana kebajikan meliputi pemberian pinjaman baru selama jangka waktu tertentu dan pengembalian dana kebajikan temporer yang disediakan pihak lain. Saldo dana kebajikan adalah dana kebajikan yang belum disalurkan pada tanggal tertentu.



8.



Catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkap:  Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting;  Informasi yang diwajibkan dalam PSAK, tetapi tidak disajikan di neraca; laporan laba rugi; laporan arus kas; laporan perubahan ekuitas; laporan sumber dan penggunaan zakat; dan laporan penggunaan dana kebajikan;  Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.



Bank syariah harus menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas dan perhitungan pendapatan untuk tujuan 12| Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah



pembagian hasil usaha. Dengan kata lain, perhitungan pembagian hasil usaha didasarkan pada pendapatan yang telah direalisasi menjadi kas (dasar kas).



Ilustrasi Laporan Keuangan Bank Syariah Subbab ini akan menyajikan bentuk masing-masing laporan keuangan di bank syariah, sebagai berikut: (lihat halaman berikutnya)



13| Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah



1. Neraca PT Bank Syariah "X" Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Per 31 Desember 20X1 ASET Kas Penempatan pada BI Giro pada bank lain Penempatan pada bank lain Investasi surat berharga Piutang Murabahah Salam Istishna Ijarah Jumlah piutang



xxx xxx



xxx xxx xxx xxx



Pembiayaan Mudharabah Musyarakah Jumlah pembiayaan Persediaan Tagihan dan kewajiban akseptasi Aset Ijarah Aset Istishna dalam penyelesaian Penyertaan pada entitas lain Aset tetap dan akumulasi penyusutan Aset lainnya



xxx xxx



KEWAJIBAN xxx Kewajiban segera xxx Bagi hasil yang belum dibagikan Simpanan Simpanan dari bank lain xxx Hutang: Salam Istishna Jumlah utang Kewajiban kepada bank lain Pembiayaan yang diterima xxx Hutang pajak Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Pinjaman yang diterima Kewajiban lainnya xxx Pinjaman subordinasi xxx Jumlah Kewajiban xxx xxx DANA SYIRKAH TEMPORER Dana syirkah temporer dari bukan xxx bank: xxx Tabungan mudharabah xxx



Deposito mudharabah



Jumlah dana syirkah temporer xxx bukan bank Dana syirkah temporer dari bank: Tabungan Mudharabah Deposito mudharabah Jumlah dana syirkah temporer bank Musyarakah Jumlah Dana Syirkah Temporer



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



xxx xxx xxx xxx xxx



EKUITAS Modal disetor Tambahan modal disetor saldo laba (rugi) Jumlah Ekuitas xxx Jumlah Kewajiban Jumlah Aset Sumber: Penyajian Laporan Keuangan Syariah, PSAK No 101.18.



14| Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah



xxx xxx xxx



xxx xxx xxx xxx xxx



2.



Laporan Laba Rugi PT. Bank Syari'ah "X" Laporan Laba Rugi Untuk periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X1 Pendapat Pengelolaan Dana oleh Bank Sebagai Mudharib Pendapatan dari jual beli: Pendapatan margin murabahah Pendapatan bersih salam Paralel Pendapatan bersih istishna Paralel Jumlah Pendapatan dari jual beli Pendapatan dari sewa: Pendapatan bersih ijarah Pendapatan dari bagi hasil: Pendapatan bagi hasil mudharabah Pendapatan bagi hasil musyarakah Jumlah pendapatan dari bagi hasil Pendapatan usaha utama lainnya Jumlah Pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank Sebagai Mudharib



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



Hak pihak ketiga atas bagi hasil Hak bagi hasil milik bank



(xxx) xxx



Pendapatan Usaha Lainnya Pendapatan imbalan jasa perbankan Pendapatan imbalan investasi terikat Jumlah Pendapatan Usaha Lainnya



xxx xxx xxx



Beban Usaha Beban kepegawaian Beban administrasi Beban penyusutan dan amortisasi Beban usaha lain Jumlah Beban Usaha Laba (Rugi) Usaha



xxx xxx xxx xxx xxx xxx



Pendapatan dan Beban Nonusaha Pendapatan nonusaha Beban nonusaha Jumlah Pendapatan (Beban)Nonusaha



xxx (xxx)



Laba (Rugi)sebelum Pajak Beban Pajak Laba (Rugi)Netto Periode Berjalan Sumber: Penyajian Laporan Keuangan Syariah, PSAK No 101.20.



xxx xxx (xxx) xxx



15| Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah



3.



Laporan Arus Kas PT Bank Syariah "X" Laporan Arus Kas Untuk periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X1 Arus kas dari operasi Pendapatan netto Penyesuaian terhadap pendapatan netto Kas netto dari kegiatan operasional Depresiasi Provisi rekening ragu-ragu Provisi untuk zakat Provisi untuk pajak Zakat yang dibayarkan Pajak yang dibayarkan Keuntungan dari rekening investasi tidak terbatas Keuntungan dari penjualan aset tetap Depresiasi dari aset yang disewakan Provisi untuk penurunan nilai investasi pada surat-surat berharga Piutang ragu-ragu (bad debts) Pembelian aset tetap Arus kas netto dari operasi Arus kas dari kegiatan investasi Penjualan real estate yang disewakan Pembelian real estate yang disewakan Penjualan real estate Investasi pada surat-surat berharga Kenakaikan pada investasi mudharabah Penjualan persediaan Penjualan Istishna' Kenaikan netto pada piutang Arus kas netto dari kegiatan investasi Arus kas dari kegiatan Pendanaan Kenaikan netto pada rekening investasi tidak terbatas Kenaikan netto pada rekening koran Dividen yang dibayarkan Kenaikan pada saldo kredit dan biaya-biaya (Penurunan) pada biaya yang dikeluarkan (accrued expenses) Kenaikan pada saham minoritas Penurunan pada aset lain Penurunan arus kas dari kegiatan pembiayaan Kenaikan/penurunan uang kas dan setara kas Kas dan setara kas pada awal tahun Kas dan setara kas pada akhir tahun Sumber: Zaenul Arifin (2002: 84-5), dengan modifikasi penulis



x.xxx.xxx x.xxx.xxx xx.xxx x.xxx.xxx (xxx.xxx) xxx.xxx x.xxx.xxx xxx.xxx (x.xxx) (xxx.xxx) xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx (x.xxx.xxx) x.xxx.xxx (x.xxx.xxx) x.xxx.xxx xxx.xxx x.xxx.xxx x.xxx.xxx xxx.xxx (xx.xxx) xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx



16| Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah



4.



Laporan Perubahan Ekuitas PT Bank Syariah "X" Laporan Perubahan Ekuitas Untuk periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X1



Uraian



Modal Disetor Unit Moneter



Saldo per xxxx (tahun) Emisi saham Pendapatan netto Keuntungan dibagikan Transfer ke cadangan Neraca per xxxx (tahun) Pendapatan netto Keuntungan dibagikan Transfer ke cadangan



Cadangan Unit Moneter yang Sah



xxx.xxx.xxx -



xxx.xxx.xxx



Unit Moneter Umum



-



Laba ditahan



-



-



xxx.xxx



xxx.xxx



x.xxx.xxx (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx)



xxx.xxx.xxx x.xxx.xxx (x.xxx.xxx) -



xxx.xxxx



xxx.xxxx



xxx.xxxx



xxx.xxxx



x.xxx.xxx x.xxx.xxx (x.xxx.xxx) x.xxx.xxx



xxx.xxx.xxx x.xxx.xxx (x.xxx.xxx) -



Saldo per xxxx (tahun)



xxx.xxx.xxx x.xxx.xxx x.xxx.xxx =========== ========== ======== Sumber: Zaenul Arifin (2002: 87), dengan modifikasi penulis 5.



Total



x.xxx.xxx xxx.xxx.xxx ========= ==========



Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat PT Bank Syariah "X" Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat untuk periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X1



Saldo Awal Jumlah unit penyertaan investasi awal periode Nilai per unit penyertaan investasi Penerimaan dana Penarikan dana Keuntungan (kerugian) unvestasi Biaya Administrasi Imbalan namk sebagai agen investasi Saldo Investasi pada Akhir Periode Jumlah unit penyertaan investasi akhir periode Nilai per unit penyertaan investasi Sumber: Penyajian Laporan Keuangan Syariah, PSAK No. 101.22



xxx xxx xxx xxx (xxx) xxx (xxx) (xxx) xxx xxx xxx



17| Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah



6.



Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat PT Bank Syariah "X" Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat Untuk periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X1 Sumber Dana Zakat Zakat dari dalam bank syariah xxx Zakat dari pihak luar bank syariah xxx Jumlah Sumber Dana Penggunaan Dana Zakat Fakir Miskin Amil Mualaf Orang yang terlilit hutang (gharim) Riqab Fisabilillah Orang yang dalam perjalanan (ibnu sabil) Jumlah Penggunan Zakat Kenaikan (penurunan) Dana Zakat Saldo awal dana zakat saldo akhir dana zakat Sumber: Penyajian laporan Keuangan Syariah, PSAK No. 101.24.



7.



xxx



(xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) xxx xxx xxx xxx



Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan PT Bank Syariah "X" Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan Untuk periode yang berakhir pada Tanggal 31 Dsember 20X1 Sumber Dana Kebajikan Infak zakat dari dalam bank syariah Sedekah Hasil pengolaan dana kebajikan produktif Denda Pendapatan nonhalal Jumlah Sumber Dana Kebajikan Penggunaan Dana Kebajikan Dana Kbajikan produktif Sumbangan Penggunaan lainnya untuk kepentingan umum Jumlah Penggunaan Dana Kebajikan



xxx xxx xxx xxx xxx



(xxx) (xxx)



Kenaikan (penurunan) dana kebajikan Saldo awal dana kebajikan Saldo akhir dana kebajikan Sumber: Penyajian Laporan Keuangan Syariah, PSAK No.101.24. 18| Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah



(xxx) (xxx) xxx xxx xxx



8.



Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil



PT Bank Syariah "X" Laporan Laporan Rekonsiliasi Pendapatan Dan Bagi Hasil Untuk periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X1 Pendaptan Usaha Utama (Akrul) Pengurang : Pendapatan periode berjalan yang kas atau setara kasnya belum diterima : Pendapatan margin murabahah Pendapatan istishna Hak bagi hasil : Pembiayaan mudhrabah Pembiayaan musyarakah Pendapatan sewa Jumlah pengurang



xxx



(xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx)



Penambahan : Pendapatan periode sebelumnya yang kasnya diterima pada periode berjalan : Penerimaan pelunasan piutang : Margin murabahah Istishna Pendapatan sewa Penerimaan piutang bagi hasil : Pembiayaan mudhrabah Pembiayaan musyarakah Pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil Bagi hasil yang menjadi hak bank syariah Bagi hasil yang hak menjadi pemilik dana Dirinci atas : Hak pemilik dana atas bagi hasil yang sudah didistribusikan Hak pemilik dana atas bagi hasil yang belum didistribusikan Sumber : Penyajian Laporan Keuangan Syariah, No.101.22



19| Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah



(xxx)



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



2.6



Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah A. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya dan menelaah masing-masing dari unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri. Analisis laporan keuangan merupakan suatu metode yang membantu para pengambil keputusan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan melalui informasi yang didapat dari laporan keuangan.  Langkah-langkah atau Prosedur Analisis Laporan Keuangan Berikut adalah langkah-langkah atau prosedur dalam melakukan analisis laporan keuangan: 1. Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan selengkap mungkin, baik untuk satu periode maupun beberapa periode; 2. Melakukan pengukuran-pengukuran atau perhitungan-perhitungan secara cermat dengan memasukkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan ke dalam rumus-rumus tertentu; 3. Memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang telah dilakukan; 4. Membuat laporan hasil analisis; 5. Memberikan rekomendasi sehubungan dengan hasil analisis yang telah dilakukan.  Metode Analisis Laporan Keuangan Ada dua metode analisis laporan keuangan yang lazim dipergunakan dalam praktek, yaitu: 1. Analisis Vertikal (Statis) Analisis yang dilakukan hanya terhadap satu periode laporan keuangan. Analisis ini berupa analisis perbandingan terhadap laporan keuangan perusahaan lain pada satu periode waktu tertentu, 20| Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah



yang mana perbandingan dilakukan terhadap informasi serupa dari perusahaan lain yang berada dalam satu industry yang sama atau dikaitkan dengan data industry (sebagai patokan) pada periode waktu yang sama. 2. Analisis Horisontal (Dinamis) Analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan dari beberapa periode. Perbandingan dilakukan dengan informasi serupa dari perusahaan yang sama (perusahaan itu sendiri) tetapi untuk periode waktu yang berbeda. Melalui hasil analisis ini, dapat dilihat kemajuan atau kemunduran kinerja perusahaan dari periode satu ke periode berikutnya.  Teknik Analisis Laporan Keuangan Berikut jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat dilakukan: 1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan 2. Analisis Trend 3. Analisis Common Size 4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja 5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas 6. Analisis Rasio Keuangan 7. Analisis Perubahan Laba Kotor 8. Analisis Titik Impas (BEP) 9. Analisis Kredit



B. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah Salah satu alat yang paling populer dalam melakukan analisis laporan keuangan adalah rasio keuangan. Alasan utama digunakannya rasio keuangan karena laporan keuangan lazimnya berisi informasiinformasi penting mengenai kondisi dan prospek perusahaan tersebut di masa datang.



21| Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah



Hingga saat ini analisis rasio keuangan bank syari’ah masih menggunakan aturan yang berlaku di bank konvesional. Jenis analisis rasio keuangan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu: a.



Perbandingan Internal yaitu analisis dengan membandingkan rasio sekarang dengan yang lalu dan yang akan datang untuk perusahaan yang sama.



b.



Perbandingan



Eksternal



yaitu



analisis



dilakukan



dengan



membandingkan rasio perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis dengan rata-rata industri pada suatu titik yang sama.  Jenis-jenis Rasio Keuangan Bank Analisis rasio keuangan bank syari’ah dilakukan dengan menganalisis posisi neraca dan laporan laba rugi. 1.



Rasio Likuiditas, adalah ukuran kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, meliputi; a. Current Ratio, adalah kemampuan bank untuk membayar utang dengan menggunakan asset lancar yang dimiliki. Rasio ini dihitung dengan rumus: Aset Lancar



Current Ratio = Utang Lancar



b. Quick (Acid Test), adalah ukuran untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar utang jangka pendeknya dengan asset lancar yang lebih likuid. Kas



Quick Rasio = Utang Lancar



c. Loan to Deposit Ratio (LDR), adalah ratio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.



22| Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah



Menurut pemerintah besarnya Loan to Deposit Ratio maksimal sebesar 110%. Total Loans



Loan to Deposit Ratio = Total Deposit+Equity x 100%



2.



Rasio Aktivitas, adalah ukuran untuk menilai tingkat efisiensi bank dalam memanfaatkan sumber dana yang dimilikinya. Rasio ini meliputi: a. Fixed Asset Turnover (FAT), adalah kemampuan aktivitas (efisiensi) dana yang tertanam dalam keseluruhan asset tetap bank dalam suatu periode tertentu dengan jumlah keseluruhan asset.



Fixed Asset Turnover =



Aset tetap Total aset



b. Total Asset Turnover, adalah rasio yang menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan asset berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan bank dalam mengelola sumber dana dalam menghasilkan pendapatan (revenue). Rasio ini dihitung dengan menggunakan rumus:



Total Asset Turnover =



3.



Pendapatan Operasional Total Aset



Rasio Profitabilitas, adalah rasio yang menunjukkan tingkat efektivitas yang dicapai melalui usaha operasional bank, yang meliputi: a. Profit Margin, adalah gambaran efisiensi suatu bank dalam menghasilkan laba.



Profit Margin =



Laba Bersih Penjualan



23| Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah



b. Return on Asset (ROA), adalah rasio yang menggambarkan kemampuan bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan asset yang menghasilkan keuntungan. ROA adalah gambaran produktivitas bank dalam mengelola dana sehingga menghasilkan keuntungan.



Return on Asset =



Laba Bersih Total Aset



c. Rasio Biaya, adalah menunjukkan tingkat efisiensi kinerja operasional bank. Penentuan besarnya rasio ini dihitung dengan rumus, sebagai berikut: Biaya Operasional



Rasio Biaya = Pendapatan Operasional



24| Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah



BAB III PENUTUP 3.1



Kesimpulan Laporan keuangan merupakan hasil dari proses siklus akuntansi yang melandasi pencatatan operasional bisnis. Yang kemudian, laporan keuangan dapat digunakan sebagai data yang akan dianalisis menggunakan rasio keuangan. Analisis rasio membantu pengungkapan makna laporan keuangan. Hasil dari analisis rasio dengan mudah dapat digunakan berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan meliputi pihak kreditor, investor, dan pihak manajemen perusahaan untuk pengambilan keputusan.



25| Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah



DAFTAR PUSTAKA Suwiknyo, Dwi. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Kasmir. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi 2008. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2011. Hery. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2016.



26| Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah