Analisis Laporan Potensi Desa Kelompok 5 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN ANALISIS POTENSI DESA DAN KECAMATAN DI INDONESIA KELOMPOK 5



Oleh : Ahmad Nayef Al Fito (082111733037) Arif Yahya Widi Pranoto (122111433035) Delfia Amanda Putri (022111133048) Devita Wulandari (152110113006) Siti Nursalsabila (152111913106) Soviana Lutfi (152110513057) Tarissa Balqia Nuraida (022111133022) Victoria Anggia Alexandra (082111833089)



UNIVERSITAS AIRLANGGA



1



2021



DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI.........................................................................................................................................1 BAB I..................................................................................................................................................2 PENDAHULUAN.................................................................................................................................2 1.1



Latar Belakang...................................................................................................................2



1.2



Rumusan Masalah.............................................................................................................2



1.3



Tujuan................................................................................................................................3



BAB II.................................................................................................................................................4 KERANGKA TEORI..............................................................................................................................4 BAB III................................................................................................................................................8 METODE............................................................................................................................................8 BAB IV..............................................................................................................................................10 PEMBAHASAN.................................................................................................................................10 4.1 Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri.....................................................10 4.2 Desa Pepelegi, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo..........................................................11 4.3 Desa Penanjung, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Tasikmalaya....................................12 4.4 Desa Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan.................................................13 4.5 Desa Plumbon Gambang, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang........................................14 4.6 Kelurahan Tenggilis Mejoyo, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya..........................15 4.7 Desa Pleret, Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan..................................................16 4.8 Pantai Pasir Putih Kabupaten Situbondo..............................................................................17 BAB V...............................................................................................................................................18 PENUTUP.........................................................................................................................................18



2



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan wilayah yang kaya akan ragam keunikan di desa, namun baik masyarakat maupun pengelola destinasi belum terlihat menyadari benar potensi tersebut sehingga penanganan desa yang memenuhi karakteristik sebagai desa wisata tidak dilakukan dengan semestinya. Dengan diberlakukannya Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa maka menjadi peluang yang sangat besar bagi setiap desa yang ada di Indonesia untuk bisa mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya secara mandiri sesuai kebutuhan masing-masing dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sekarang saatnya membangun desa berbasis pada potensi desa yang dimiliki. Pembangunan desa hakikatnya merupakan basis dari pembangunan nasional, karena apabila setiap desa telah mampu melaksanakan pembangunan secara mandiri maka kemakmuran masyarakat akan mudah terwujud dan secara nasional akan meningkatkan indek kemakmuran masyarakat Indonesia. Untuk bisa mewujudkan semua ini maka pemerintahan desa bersama-sama dengan segenap lembaga dan tokoh masyarakat perlu mengenali potensi apa saja yang ada baik fisik



maupun



non-fisik



dan



memahami



bagaimana



strategi



dan



cara



mengembangkan potensi tersebut agar bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran masyarakat. Dalam pengembangan potensi desa harus disesuaikan dengan permasalahan kehidupan atau kebutuhan masyarakat agar hasilnya benarbenar bisa dirasakan untuk meningkatkan kesejahteraan secara luas sesuai tujuan yang telah disepakati bersama.



1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana keadaan desa dan potensi desa yang ada di Indonesia?



3



2. Bagaimana pentingnya pengembangan potensi desa wisata untuk kesejahteraan masyarakat desa? 3. Bagaimana upaya yang dilakukan penduduk di Indonesia untuk mengelola



potensi



desa



wisata



sehingga



terjadi



peningkatan



kesejahteraan desa? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui potensi desa wisata yang ada di Indonesia 2. Mengetahui



pentingnya



pengembangan



desa



wisata



untuk



kesejahteraan masyarakat desa 3. Mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk mengelola potensi desa wisata



4



BAB II KERANGKA TEORI 2.1



Desa Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu



masyarakat pemerintahan tersendiri (Soetardjo Kartohadikoesoemo, 1984). Desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat di tempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain. Menurut Undang-undang nomor 6 tahun 2014; Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.



2.2



Potensi Desa Potensi desa adalah seluruh sumber daya desa baik secara fisik (manusia,



alam) maupun non-fisik (sosial, ekonomi) yang merupakan modal dasar dalam pembangunan desa untuk kelangsungan dan perkembangan desa. Seperti yang dijabarkan sebelumnya, potensi desa terbagi menjadi 2 a. Potensi Fisik Potensi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia di desa. Sumber daya alam tersebut dapat berupa tanah, lahan pertanian, air, iklim/cuaca, peternakan, dan manusia. Hal tersebut merupakan modal yang paling utama dalam pembangunan dan perkembangan desa.



5



b. Potensi Non Fisik Potensi yang berkaitan dengan kehidupan sosial-budaya dan tata perilakunya dalam suatu desa seperti masyarakat desa, adat istiadat, lembaga-lembaga sosial, dan aparatur atau pamong desa. Tata kehidupan desa akan terbentuk bila suatu masyarakat desa hidup dalam jangka waktu yang lama. Kondisi alam wilayah desa mempengaruhi tata kehidupan desa. Oleh karena itu, potensi non fisik suatu desa dipengaruhi oleh potensi fisiknya.



2.3



Infrastruktur Desa Menurut Grigg (1988) dalam Ufie Jusuf (2009), Infrastruktur merujuk



pada sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunanbangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi. Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Sistem infrastruktur dapat didefinisikan sebagai



fasilitas-fasilitas



atau



struktur-struktur



dasar,



peralatan-peralatan,



instalasi-instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat (Grigg, 2000) dalam Ufie Jusuf (2009).



2.4



Sumber Daya Desa Menurut Fikri, Muhammad. (2021).Sumber daya adalah suatu nilai potensi



yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur tertentu dalam kehidupan. Ada beberapa jenis sumber daya di suatu desa. a. Sumber Daya Alam -



Lahan Lahan biasanya digunakan sebagai media bercocok tanam, tetapi ada potensi lain yang bisa dimanfaatkan yakni sebagai sumber tambang dan mineral



6



-



Tanah Terdapat banyak kandungan seperti mineral, unsur hara dalam kesuburan



tanah.



Hal



tersebut



merupakan



potensi



untuk



mendukung proses bercocok tanam -



Air Desa memiliki potensi air yang bersih dan melimpah pada umumnya. Air sangat berperan penting dalam kelangsungan dan pengembangan desa. Air dapat diperoleh dari penimbaan, pemompaan dan mata air.



-



Iklim Iklim memiliki pengaruh dalam segala kegiatan dan pembangunan di desa. Suatu desa di ketinggian tertentu dapat menjadi maju karena kecocokan iklimnya untuk bercocok tanam.



-



Lingkungan Geografis Lingkungan geografis desa berpengaruh dalam pembangunan desa. Lingkungan geografis tersebut mencakup luas wilayah, jenis tanah, tingkat kesuburan, dan lainnya.



-



Ternak Ternak sebagai salah satu sumber makanan dan sumber gizi bagi masyarakat pedesaan



b. Sumber Daya Manusia Manusia merupakan sumber tenaga dalam proses pengolahan lahan petani, sehingga manusia sebagai potensi yang sangat berharga bagi suatu wilayah untuk mengelolah sumber daya alam di desa.



2.5



Analisis SWOT Analisis SWOT adalah salah satu metode pengembangan kondisi dan



evaluasi suatu masalah, mengenai konsep pengembangan desa berdasarkan berbagai faktor yang mempengaruhi. Menurut Santoso (2001) dalam Anjela



7



(2014) analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi yang diharapkan dapat memaksimalkan kekuatan (Strenght), dan peluang (Opportunity). Namun, secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Analisis peluang potensi desa dapat dilakukan dengan metode analisis SWOT yang terdiri dari empat faktor. a. Kekuatan (Strength) Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat pada desa sehingga terbentuk suatu potensi yang dapat dikembangkan. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat pada desa itu sendiri, seperti pariwisata atau sentral home industry. Faktor tersebut harus dikembangkan, sehingga menjadi lebih tangguh dan dapat terus berjalan. b. Kelemahan (Weakness) Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam desa. Kelemahan yang dianalisis adalah segala faktor yang tidak menguntungkan dan merugikan bagi pengembangan desa, seperti fasilitas yang tersedia kurang mendukung serta tingkat aksesibilitas untuk mencapai destinasi yang sulit. c. Peluang (Opportunity) Merupakan kondisi peluang berkembangnya potensi desa di masa yang akan datang. Dengan terciptanya potensi desa secara maksimal maka dapat menghadirkan peluang bagi masyarakat pada desa tersebut, seperti terciptanya lapangan pekerjaan dan kondisi ekonomi desa yang dapat terus meningkat. d. Ancaman (Threat) Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat dapat mengganggu proses terbentuknya potensi pada desa. Peristiwa alam seperti iklim atau bahkan pandemi dapat menjadi ancaman bagi berlangsungnya potensi desa sehingga menjadikan potensi desa tidak dapat direalisasikan dengan sempurna.



8



BAB III METODE 3.1



Survey Penelitian



Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah penelitian yang bertujuan membuat deskripsi atas suatu fenomena sosial / alam secara sistematis, faktual, dan akurat. Penelitian Deskriptif ini erat kaitannya dengan Penelitian kualitatif , dimana salah satu karakteristik Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dimana langkah kerja untuk mendeskripsikan suatu objek fenomena atau setting sosial terjemah dalam suatu tulisan yang bersifat naratif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, (sebagai lawannya dari eksperimen) dimana peneliti adalah instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan),analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna daripada generalisasi.



3.2



Mini Literature Review



Metode Literature review adalah uraian tentang teori, temuan, dan bahan penelitian lainnya yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas dari perumusan masalah yang ingin diteliti atau analisa berupa kritik (membangun maupun menjatuhkan) dari penelitian yang sedang dilakukan terhadap topik khusus atau pertanyaan terhadap suatu bagian dari keilmuan.



3.3



Pengaksesan Situs Internet (website)



Web desa dibuat bukan semata-mata untuk mengikuti perkembangan teknologi dan informasi saja. Ada begitu banyak fungsi dari website tersebut sehingga



9



dirasa perlu dibuat. Beberapa fungsi dari website khusus desa ini diantaranya adalah sebagai berikut.



1. Sebagai pemberi informasi



Website digunakan sebagai pemberi informasi segala hal tentang desa tersebut kepada masyarakat luas. Informasi tersebut bisa berupa profil, potensi desa, berita terkini, transparansi pendanaan desa, kinerja perangkat desa dan sebagainya. Dengan adanya website tersebut, maka masyarakat luas tidak perlu susah-susah untuk mencari informasi yang dibutuhkan.



2.1.1 2. Sebagai media publikasi Hampir sama dengan fungsi utama website sebagai pemberi informasi, website khusus desa dibuat sebagai media publikasi. Website akan memuat keberadaan desa hingga ke seluruh Indonesia bahkan dunia. Contoh website desa di antaranya ialah Desa Ciburial, Desa Pedekik, Desa Karang Mojo dan Desa Penggiringan. Melalui website, masyarakat di segala penjuru akan mengenal desa tersebut secara mendetail.



2.1.2 3. Pemberi pengumuman desa Website juga bermanfaat sebagai pemberi pengumuman desa. Jadi, apabila desa tersebut ingin mengedarkan pengumuman maka tidak perlu repot lagi. Pengumuman dapat langsung disiarkan dan dibagikan melalui website terkait. Bahkan pengumuman tersebut juga dapat diakses oleh warga desa setempat yang berada di luar negeri.



2.1.3 4. Sebagai pasar online desa Sebagai media pengembang potensi desa, website juga dapat dijadikan sebagai pasar online desa. Yang dinamakan dengan pasar online, maka website tersebut akan menyajikan keseluruhan potensi industri kreatif di desa. Di samping itu, pasar online desa juga dapat dijadikan sebagai media promosi segala hal yang ada di desa tersebut.



10



BAB IV PEMBAHASAN



4.1 Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri



Ngancar adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kecamatan ngancar memiliki luas wilayah 94,05 km2,luas tersebut 6,79% dari luas Kabupaten Kediri. Kecamatan ngancar memiliki Desa yang memiliki potensi menarik yaitu Desa Sugihwaras yang terletak di Kawasan kaki Gunung Kelud, yakni Wisata Kampung Indian, dan Kampung Anggrek. Kampoeng Anggrek merupakan kawasan wisata bunga, produksi dan penjualan Anggrek. Wisata Kampung Anggrek Kediri ini berada di kawasan kaki Gunung Kelud dengan ketinggian mencapai 1731 Mdpl. Berbagai wisata di Desa tersebut memiliki pemandangan yang indah disertai dengan hawa yang sejuk dan banyak pepohonan yang rindang. Selain itu terdapat Wisata Kampung Indian ( Kelud Ethnical Garden ) adalah wisata replika dari suku indian. Wisata Kampung Indian Kediri terletak di wilayah lereng Gunung Kelud. Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, kabupaten Kediri mendapatkan program nasional pemberdayaan masyarakat-mandiri pariwisata atau desa wisata dari kementerian kebudayaan dan pariwisata. Selain keindahan alam terdapat kebudayaan dan kesenian yang ada di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri yaitu nyadran, ritual sesaji Gunung Kelud dan panen raya nanas. Setiap tahun masyarakat lereng gunung kelud melaksanakan ritual larung sesaji. Kegiatan turun temurun ini diikuti oleh desa-desa di Kecamatan



11



Ngancar. Kegiatan ini merupakan sebuah bentuk syukur kita kepada sang pencipta atas segala rahmat, kedamaian dan ketentraman yang telah dilimpahkan kepada semua warga lereng kelud. Di sini terdapat kawasan wisata yang sangat diunggulkan yaitu wisata Gunung Kelud. Dengan adanya potensi Desa yang ada tersebut, salah satunya Gunung Kelud dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menjadi ikon wisata alam Kabupaten Kediri yang indah, asri, nyaman dan sejuk . Selain itu potensi yang ada harus tetap dikembangkan dan dijaga kebudayaannya agar dapat diperkenalkan sampai ke ranah internasional sehingga pertumbuhan ekonomi di Indonesia meningkat. 4.2 Desa Pepelegi, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo



Wilayah desa Pepelegi, sebagian besar wilayahnya merupakan wilayah pemukiman warga. Sebelum menjadi wilayah pemukiman warga, Desa Pepelegi merupakan desa yang identik dengan wilayah pertanian. Kondisi itu berdampak pada kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di Desa Pepelegi. Namun, hal tersebut tidak menghilangkan potensi desa itu sendiri. Penduduk Desa Pepelegi mayoritas merupakan pekerja di instansi pemerintahan, swasta, selain itu merupakan wiraswasta atau pengusaha baik di bidang jasa maupun barang. Desa Pepelegi memiliki luas wilayah +125,95 Ha yang terdiri atas wilayah pemukiman, fasum, lahan kosong dan persawahan. Potensi yang dimiliki Desa Pepelegi mayoritas bergerak dalam bidang usaha, baik usaha barang dan jasa. Usaha terwujud dalam bentuk adanya perumahan, perkantoran, dan ruko. Selain itu, juga terdapat usaha rumahan baik



12



berskala mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang telah berkembang di masyarakat. Desa Pepelegi memiliki paseban yaitu tempat untuk bermain, berkumpul, dan rekreasi. Paseban Desa Pepelegi merupakan sebuah potensi, karena di tempat tersebut warga desa bisa mengembangkan minat, bakat, melakukan kegiatankegiatan desa seperti rapat-rapat RW, karang taruna dan bisa membuka UMKM / usaha di Paseban seperti usaha kolam ikan, rumah makan, usaha cemilan. Warga Desa Pepelegi juga dapat berolahraga di Paseban karena telah disediakan ruang senam dan jogging track. Pemandangan di Paseban Desa Pepelegi menambah daya tarik tempat itu sendiri, terdapat pemandangan padi di sawah yang nyaman dan enak ini, apalagi ditambah ada kolam ikan bikin suasana hidup, sehingga dapat menjadi potensi dalam wisata desa. 4.3 Desa Penanjung, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Tasikmalaya



  Jawa Barat memiliki banyak daya tarik wisata alam yang menarik, sehingga banyak para wisatawan yang berlibur ke daerah di Pulau Jawa sebagai referensi liburannya. Keindahan alam menjadi daya tarik bagi para traveller. Salah satu destinasi wisata yang banyak mencuri perhatian para traveller adalah Pantai Pangandaran. Pantai Pangandaran merupakan taman wisata alam yang terletak di desa Pangandaran dan desa Pananjung. Tepatnya di desa penanjung, kecamatan Pangandaran, provinsi Jawa Barat. Pantai Pangandaran memiliki kekayaan alam, budaya dan daya tarik yang beraneka ragam. Salah satu daerah yang memiliki potensial untuk mengembangkan pariwisata cerdas dan dijuluki pantai populer di selatan Jawa Barat.



13



Pantai Pangandaran dibagi menjadi dua zona, yaitu Pantai Barat dan Pantai Timur. Di Pantai Barat dapat menemukan beberapa objek wisata, antara lain Gua serta Bunker peninggalan Jepang dan Pantai Pasir Putih. Karakteristik Pantai Barat cenderung lebih landai. Sedangkan Pantai Timur menawarkan pantai Rengganis, wisata diving serta snorkeling di Batu Layar, berbagai olahraga air, menangkap binatang laut di taman laut dan berburu Seafood di Pelelangan Ikan atau di warung-warung di sepanjang pantai. Selain objek-objek wisata di sekitar Pantai Timur dan Pantai Barat dengan kendaraan, wisatawan bisa berkunjung ke beberapa objek wisata lain yang berada relatif dekat dengan Pangandaran. Jika bermotor terus ke arah barat, dapat menemukan Pantai Batu Hiu, Pantai Batu Karas yang terkenal sebagai tujuan surfing pelancong asing, Pantai Karang Tirta yang eksotis, Citumang dan Green Canyon yang menakjubkan. Ke timur laut, kita bisa menemukan objek wisata Karang Nini dan Pantai Karapyak. Berbeda dari pantai Pangandaran barat, pantai Pangandaran timur menyuguhkan surga bagi penggila makanan laut. Ribuan panganan olahan laut ditawarkan, mulai dari restoran dan warung makan di pinggir pantai. Selain warung, di sebelah selatan pantai Pangandaran timur juga terdapat pasar ikan segar yang didistribusikan langsung dari nelayan. Selain menjadi surga bagi para pecinta kuliner laut, pantai Pangandaran timur juga menjadi destinasi bagi mereka yang gemar berolahraga air seperti jet ski dan banana boat. Keindahan Pantai Pangandaran memiliki keistimewaan yaitu dapat melihat matahari yang terbenam maupun terbit dari kedua sisi pantai pada hari yang sama. Pantai yang landai dengan air yang jernih serta jarak antara pasang dan surut relative lama, sehingga memungkinkan untuk berenang lebih aman, terdapat pantai dengan hamparan pasir putih selain itu terdapat tanaman laut dengan beragam kehidupan laut yang mempesona.



4.4 Desa Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan



14



Jagakarsa adalah salah satu wilayah yang ada di Ibukota negara kita yaitu DKI Jakarta sehingga sebagian besar wilayahnya merupakan pemukiman warga dan perkantoran. Desa Jagakarsa sendiri memiliki luas sebesar 2.501 ha yang terdiri dari wilayah pemukiman, perkantoran, dan tanah kosong. Potensi yang dimiliki oleh Desa Jagakarsa antara lain bergerak dalam bidang usaha, baik usaha barang dan jasa. Usaha tersebut terwujud dalam bentuk adanya perumahan, perkantoran, dan ruko. Selain itu, juga terdapat usaha rumahan baik berskala mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang telah berkembang di masyarakat. Desa Jagakarsa memiliki taman sebagai tempat untuk bermain, berkumpul, dan rekreasi. Taman yang berada di Desa Jagakarsa salah satunya yaitu Taman Sphatodea adalah salah satu potensi yang dimiliki oleh Desa Jagakarsa, karena di tempat tersebut warga desa bisa mengembangkan minat, bakat, melakukan kegiatan-kegiatan desa, tempat bermain anak, dan lain sebagainya. Warga Desa Jagakarsa juga dapat berolahraga di Taman karena telah disediakan jogging track, lapangan basket, alat olahraga, dan lapangan futsal. Pemandangan di Taman Sphatodea Desa Pepelegi menambah daya tarik tempat itu sendiri, karena terdapat pemandangan pohon-pohon yang rindang dan asri, ditambah ada danau yang terdapat di tengah-tengah taman yang dapat membuat suasana lebih hidup, sehingga dapat menjadi potensi dalam wisata desa. 4.5 Desa Plumbon Gambang, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang



15



Manik-manik adalah objek dekorasi kecil yang memiliki berbagai macam ukuran dan bentuk dan terbuat dari bahan-bahan seperti batu, tulang, cangkang, kaca, plastik, kayu, atau mutiara dengan lubang kecil untuk memasang benang atau untuk dirangkai sebagai untaian yang indah. Manik-manik banyak diminati karena bentuknya yang indah serta macamnya yang banyak. Salah satu kecamatan pada Kabupaten Jombang, yakni Kecamatan Gudo merupakan penghasil manikmanik yang sudah terkenal sejak dulu. Manik-manik pada Kecamatan Gudo ini memanfaatkan limbah kaca sebagai bahan dasar utama pembuatan. Manik-manik sudah ada sejak tahun 80-an, tetapi bentuknya belum menjadi manik-manik, melainkan hanya sekedar bentuk-bentuk seperti tasbih dan gantungan kunci saja. Sekarang banyak bentuk dari manik-manik ini, seperti gelang, kalung, pengait masker, dan macam bentuk perhiasan lainnya. Manikmanik kota Jombang ini merupakan salah satu daya wisata yang banyak menarik perhatian. Banyak orang yang menjadikan manik-manik Kecamatan Gudo sebagai oleh-oleh ketika mereka berkunjung pada Kabupaten Jombang. Manik-manik ini dijual dengan harga yang bervariatif, mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Manik-manik Kecamatan Gudo ini sudah menembus pasar internasional, dengan pembeli terbesar adalah Malaysia tepatnya di Serawak yang isinya merupakan orang-orang pecinta manik-manik. Keberhasilan mengekspor barang produksi atau manik-manik dilakukan oleh pengrajin dengan cara mengikuti pameran, sehingga produknya dikenal mulai dari luar daerah Jombang bahkan hingga luar negeri. Omzet penjualan manik-manik berkisar rata-rata 10-15 juta per bulan. Pelaku home industri manik-manik Gudo, Jombang saat ini memanfaatkan pasar online dengan pihak luar sehingga dapat bertransaksi langsung.



16



4.6 Kelurahan Tenggilis Mejoyo, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya



Kelurahan Tenggilis Mejoyo merupakan salah satu kelurahan yang ada di kota Surabaya. Lokasi kelurahan Tenggilis Mejoyo terletak di kecamatan Tenggilis Mejoyo yang memiliki luas 5,52 km2 dan kepadatan penduduk sebesar 13796 jiwa/km2. Kelurahan Tenggilis Mejoyo tidak terlalu jauh dari jalan raya, sehingga kelurahan Tenggilis Mejoyo tidak tergolong desa yang sepi. Kelurahan Tenggilis Mejoyo terletak di posisi yang strategis karena di sekitarnya terdapat banyak pusat mobilitas publik, seperti sekolah, perguruan tinggi, apartemen, swalayan, dan restoran. Berdasarkan lokasinya, kelurahan Tenggilis Mejoyo dapat dianggap sebagai kelurahan yang memiliki potensi unggul di berbagai bidang, salah satunya di bidang industri makanan, yaitu industri tempe. Industri tempe di Tenggilis Mejoyo sudah dikenal sejak 1970-an dengan sebutan Kampung Tempe. Kampung Tempe di Tenggilis Mejoyo merupakan sentra pengolahan kedelai yang memproduksi tempe dan keripik tempe. Ketua Paguyuban Kampung Tempe, Bapak Nurhasan, telah melakukan usaha nya turun menurun. Beliau rata-rata menghabiskan sekitar 250 kilogram kedelai per hari untuk diolah menjadi tempe dan keripik tempe. Pada hari biasa memproduksi tempe sebesar 90-100 kilogram. Namun pada saat ramadhan bisa menurun hingga 50%. Harga jual per bungkus berbeda-beda tergantung ukurannya. Harga tempe berkisar Rp 5.000 – Rp 6.000. Sejalan dengan usaha tempe ini, Pak Nurhasan dan para pengusaha tempe yang lain juga mengembangkan usaha keripik tempe.



17



Keripik tempe dibandrol dengan rentang harga Rp 5.000- 6.000 untuk keripik tempe 100gr, sedangkan Rp 10.000 untuk keripik tempe 200gr Tempe adalah salah satu makanan tradisional khas Indonesia. Di tanah air, tempe sudah lama dikenal selama berabad-abad silam. Sebagai negara asal tempe, Indonesia harus giat memperjuangkan standar tempe di tingkat internasional. Peluang mengangkat tempe menjadi industri besar bukan tidak mungkin. Peluang itu terbuka dengan disetujuinya usulan standar tempe yang diajukan Indonesia pada sidang Codex Alimentarius Commission (CAC) ke-34 di Jenewa 9 Juli 2011 lalu. Pada sidang tersebut, tempe berhasil disahkan sebagai new work item di CAC. Indonesia memiliki waktu 4-5 tahun untuk mengembangkan standar tempe. Kelak, apabila Indonesia mampu mengembangkan standar tempe di tingkat Internasional, maka terbuka peluang besar untuk mengembangkan industri tempe modern di seluruh belahan dunia, dengan standar yang dikembangkan oleh Indonesia. Jadi, ini merupakan kesempatan emas sekaligus tantangan bagi Indonesia untuk membuat tempe “go international”. Pengembangan standar tempe dapat dilihat sebagai upaya untuk memperkuat kemampuan produsen tempe. Sebab, pada dasarnya standar tempe yang sedang dikembangkan bertujuan untuk membantu industri tempe nasional dalam memproduksi tempe yang bermutu baik dan tahan lama. 4.7 Desa Pleret, Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan



Desa Pleret merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Di Desa Pleret ini terdapat salah satu dusun yang memanfaatkan bangunannya menjadi tempat wisata dan menghasilkan serta 18



dapat mensejahterakan warga sekitarnya. Tempat wisata ini berupa wisata air yang bernama “Dam Pleret”. Dam Pleret merupakan sebuah bendungan yang awalnya hanya digunakan untuk menghalangi atau menahan aliran air, namun untuk saat ini sudah dijadikan sebuah desa tempat wisata yang bisa digunakan untuk melepas penat sejenak. Terletak di Desa Pleret Dusun Magersari, RT.02/RW.06 Kec. Pohjentrek, Kab. Pasuruan. Dam ini sekarang menjadi tempat wisata air yang dilengkapi dengan fasilitas berupa spot foto menarik, beber air, perahu kecil, gazebo, dan juga dapat memetik buah labu masak pohon di sekitar area. Dam Pleret ini semakin menarik minat warga dari desa-desa sekitar lainnya dikarenakan keunikan fasilitas yang ditawarkan sebelumnya ada yang belum pernah ada di Pasuruan, untuk menambah minat pengunjung saat ini juga tersedia cafe-cafe yang menjual camilan-camilan untuk menikmati waktu santai. Cafe-cafe yang tersedia juga penjualnya berasal dari ibu-ibu yang tinggal disekitar dam ini. Tidak ada biaya masuk yang diperlukan untuk menikmati hari-hari disini, namun diperkenankan untuk membayar biaya parkir kendaraan yang dibawa saja. Semoga kedepannya dapat berkembang lebih baik lagi, silahkan berkunjung. 4.8 Pantai Pasir Putih Kabupaten Situbondo



Pantai pasir putih Situbondo terletak di kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur. Masyarakat Jawa timur banyak mengenal Situbondo dari pantai Pasir Putih, suatu tempat rekreasi pantai yang berjarak kurang lebih 23 km di sebelah barat Situbondo. Pasir Putih terkenal dengan pantainya yang landai dan berpasir putih serta dengan ombak yang tenang. Dalam



19



menyemarakkan ulang tahunnya di bulan februari, pantai pasir putih rutin mengadakan berbagai lomba, diantaranya Lomba Ayam Sap-sap, layang-layang, perahu layar, perahu kano dan mancing. Lomba ayam sap-sap yang dimaksud adalah lomba melepaskan ayam dari tengah laut sejauh ± 300 m dari bibir pantai, sebagai pemenang adalah ayam yang sampai dulu di pinggir pantai.



BAB V



20



PENUTUP A. Kesimpulan Dalam kehidupan sehari-hari sering diistilahkan dengan kampung, yaitu suatu daerah yang letaknya jauh dari keramaian kota dan dihuni oleh sekelompok masyarakat yang sebagian besar mata pencahariannya dalam bidang pertanian. Namun saat ini, seiring berkembangnya zaman, desa di Indonesia secara bertahap mengalami kemajuan dan memunculkan potensi unggul di dalamnya. Potensi desa adalah berbagai sumber alam (fisik) dan sumber manusia (non fisik) yang tersimpan dan terdapat di suatu desa, dan diharapkan kemanfaatannya bagi kelangsungan dan perkembangan desa. Potensi desa menyebabkan timbulnya keunikan tersendiri yang dapat dilestarikan ataupun dimanfaatkan untuk menunjang kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini, potensi desa berupa daya tarik wisata dapat kita jumpai di beberapa desa, antara lain: 1. Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri memiliki potensi alam berupa Wisata Kampung Indian, dan Kampung Anggrek 2. Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Tasikmalaya berupa Pantai Pangandaran 3. Desa Pleret Kec. Pohjentrek Kab. Pasuruan berupa Dam Pleret 4. Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo berupa Pantai Pasir Putih 5. Desa Pepelegi, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo memiliki paseban sebagai tempat untuk bermain, berkumpul, dan rekreasi. 6. Desa Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan memiliki Taman Sphatodea Selain di bidang pariwisata, potensi yang dimiliki desa di Indonesia juga ada yang di bidang usaha, diantaranya: 1. Desa Plumbon Gambang, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang merupakan penghasil manik-manik yang memanfaatkan limbah kaca



21



sebagai bahan dasar utama pembuatan, sehingga manik-manik kota Jombang menjadi salah satu daya wisata yang banyak menarik perhatian. 2. Kelurahan Tenggilis Mejoyo, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya terkenal akan Kampung Tempe-nya yang telah berdiri sejak 1970-an B. Saran Dengan ditetapkannya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa telah memberi ruang untuk dipraktekkan pada paradigma baru dalam pembangunan desa di Indonesia. Untuk mewujudkannya diperlukan upaya agar desa mempunyai kemampuan sendiri dalam membangun desanya. Paradigma pembangunan yang dilakukan sendiri oleh Desa dikenal dengan istilah “Desa Membangun”. Namun dalam perwujudannya, dibutuhkan peran pemuda sebagai penggerak dan penggagas bersama warga desa untuk membangun desa dengan memanfaatkan potensi yang ada mengingat pemuda memiliki tanggung jawab dalam peradaban negeri. Dalam proses ini, juga diperlukan partisipasi aktif warga desa berupa bentuk aksi bersama (group action) di dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Proses “Desa Membangun” harus berkesinambungan, yang berarti dilaksanakan secara terorganisir, dan bertahap dimulai dari tahap permulaan hingga tahap kegiatan tindak lanjut dan evaluasi.



22