Analisis Limbah Pada PT FFI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LATAR BELAKANG PT. FRISIAN FLAG INDONESIA PT. Frisian Flag Indonesia adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan susu di Indonesia yang berada di bawah lisensi Royal FrieslandCampina, Belanda. PT Frisian Flag Indonesia merupakan pemimpin pasar industri susu Indonesia yang berkomitmen untuk menghasilkan produk susu berkualitas terbaik dan mempunyai nutrisi yang tinggi. Perusahaan ini telah memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen dan mitra usahanya selama lebih dari 90 tahun. PT. Friesche Vlag Indonesia mulai memproduksi susu bubuk pada tahun 1979, dan mulai memproduksi susu cair pada tahun 1991. PT. Friesche Vlag Indonesia (FVI) berubah nama menjadi PT. Frisian Flag Indonesia (FFI) pada tahun 2002 dan pada tahun 2008, perusahaan ini melakukan kerja sama dengan perusahaan Campina dan membentuk organisasi kooperatif dengan nama Royal Friesland Campina. PT. Frisian Flag Indonesia merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikat ISO 9001/9002 dan disempurnakan dengan ISO 14001. Proses produksi susu di PT. Frisian Flag Indonesia menggunakan teknologi mutakhir dan praktek sterilisasi terbaik dari awal hingga akhir untuk menghindari kontaminasi dalam proses produksinya sehingga menerima Good Manufacturing Practices (GMP) Award. PT. Frisian Flag juga memperoleh Occupational Health dan Safety Advisory Services (OHSAS) serta menerapkan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) untuk menjamin bahwa produk yang dihasilkan memiliki mutu dan kemasan yang terjamin. PT. Frisian Flag Indonesia memiliki dua Plant Pabrik, yaitu Plant Pasar Rebo dan Plant Ciracas. PT. Frisian Flag Indonesia membagi aktivitas produksinya di Plant Pasar Rebo menjadi dua lini, yaitu lini produksi susu kental manis dan lini produksi susu bubuk, sedangkan di Plant Ciracas terdiri atas lini produksi susu kental manis dan lini produksi sterilized milk (susu cair siap minum) dengan jenis produk yang beragam. PROSES YANG TERJADI PADA PT. FRISIAN FLAG INDONESIA A. Dumping Stabilizer, skim milk powder, palm oil, melted AMF, cocoa powder, gula, vitamin, dan mineral dengan menyesuaikan perhitungan formula produk yang akan diproduksi. Bahanbahan penyusun yang akan ditampung memiliki aturan penuangan yaitu dimulai dari bahan penyusun yang paling sulit larut hingga yang mudah larut agar tidak terdapat material yang menggumpal atau berpasir. Bahan-bahan penyusun tersebut dituang melalui salah satu dari 3 hopper yang tersedia secara manual oleh pekerja sebelum ditransfer ke tangki mixing. Pada saat dumping material dilakukan, ada jeda beberapa menit untuk sirkulasi atau agitasi sebelum dumping material selanjutnya dilakukan. B. Mixing Proses mixing merupakan proses penggilingan dan pencampuran raw material baik cair maupun kering yang telah dituang ke dalam tangki mixing melalui hopper. Proses mixing berlangsung selama 30 sampai 50 menit, diawali dengan mengisi dan memanaskan air ke tangki mixing dengan suhu 60-75 derajat celcius, kemudian dilakukan proses dumping raw material seperti stabilizer, skim milk powder, palm oil, melted AMF, cocoa powder, gula,



vitamin, dan mineral melalui masing-masing hopper sesuai dengan jenis produk yang akan diproduksi. Raw material akan masuk ke dalam mixing tank melalui masing-masing line mixing atau triblender yang akan mencampurkan material-material tersebut. Terdapat 3 jenis triblender (TB) yaitu TB 1, 2, dan 3. Ketiga Triblender tersebut dapat digunakan untuk mencampurkan base susu plain, namun khusus untuk produk choco hanya digunakan pada TB 2. Setelah semua bahan tercampur dalam mixing tank selanjutnya dilakukan transfer ke standard tank. Selama proses transfer, material yang sudah masuk ke mixing tank akan mengalami proses penyaringan (filtering) dan pendinginan (cooling). C. Standard tank Standard tank menerima susu pasteurisasi yang sudah ditransfer sebelumnya dan susu hasil pencampuran material-material di tangki mixing. Susu tersebut akan dicampur dengan susu pasteurisasi dan air yang sudah melalui proses filtering dan cooling untuk standarisasi. Susu pasteurisasi sendiri adalah susu segar yang sudah dipanaskan dengan suhu maksimal 80 derajat celcius untuk mengurangi bakteri atau kapang dan memperlambat pertumbuhan mikroba dalam susu sehingga jumlahnya tidak dapat menyebabkan penyakit. Karena suhu pemanasan susu pasteurisasi tidak tinggi, maka kandungan gizi dalam susu tersebut tidak banyak yang rusak. Meskipun begitu susu tersebut harus segera dikonsumsi atau diolah kembali ke dalam standard tank karena tidak dapat bertahan lama dan perlu proses pendinginan ketika ingin di simpan. Susu yang berada dalam standar tank diambil sampelnya lalu dilakukan uji BS (Before Standarization) untuk menguji kandungan fat, sugar, protein, Total solid (TS), pH, dan Specific Gravity (SG). Apabila hasil uji BS menunjukkan parameter-parameter tersebut belum memenuhi standar yang ditetapkan, personel QC akan memberikan rekomendasi untuk menambah air agar parameter sesuai standar. Setelah dilakukan penambahan air, dilakukan pengujian ulang yang dikenal dengan uji AS (After Standarization) dimana pengujian ini dilakukan untuk memeriksa apakah produk sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Produk di dalam standar tank yang telah memenuhi standar kemudian dilakukan proses pendeteksian logam agar jika terdapat sisa-sisa logam yang ikut masuk ke dalam produk tidak dapat masuk ke proses selanjutnya yaitu proses UHT produk. D. UHT (Ultra High Temperature) Proses UHT produk terbagi menjadi 3 bagian yaitu buffering, homogenisasi, dan sterilisasi. Produk susu yang berasal dari standar tank yang sudah memenuhi standar dan lolos dalam proses pendeteksian logam akan ditransfer menuju balance tank. Di balance tank terjadi proses buffering untuk menjaga kandungan dalam susu dan mempertahankan pH agar tetap seimbang sebelum masuk ke proses homogenisasi. Proses homogenisasi adalah proses yang bertujuan untuk memecah dan menyeragamkan lemak atau globula susu menjadi ukuran yang lebih kecil. Susu yang telah dihomogenisasi akan mengalami proses sterilisasi sesuai dengan suhu yang ditetapkan untuk masing-masing varian produk. Proses sterilisasi dilakukan untuk membunuh bakteri-bakteri baik patogen maupun non patogen dan menurunkan jumlah spora bakteri agar susu dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Susu yang sudah disterilisasi akan didinginkan sebelum masuk ke tangki penyimpanan Aseptic tank (AT). E. Aseptic tank (AT) / Ultra Clean Tank (UCT)



Susu yang sudah disterilisasi akan masuk ke Aseptic tank atau Ultra Clean Tank sesuai dengan jalur UHT produk sebelumnya. UHT line 2 akan masuk ke AT 3, UHT line 4 akan masuk ke AT 4, dan UHT line 6 akan masuk ke AT 5 dengan kemasan carton pack. Sedangkan UHT 1 dan UHT 3 masuk ke UCT dengan kemasan botol. Di dalam AT maupun UCT, susu akan disimpan dan dijaga dengan suhu tertentu agar tetap steril sebelum masuk ke pipa filler untuk proses filling ke carton pack maupun botol. F. Filler Combi / Filler Bottle Proses filling adalah proses pengisian susu melalui filler combi untuk produk susu cair UHT dengan kemasan carton pack atau melalui filler bottle untuk produk susu cair UHT dengan kemasan botol. Sesaat ketika proses filling di mulai , susu dari AT akan melewati pipa End cluster terlebih dahulu untuk membuang air atau susu-susu awal menuju WWTP (Waste Water Treatment Plant). Sehingga, ketika proses pengisian susu ke dalam kemasan, produk tersebut sudah dipastikan susu yang telah memenuhi standar Total solid (TS) nya. Terdapat 7 line filler combi dan 2 line filler bottle. Produk susu dari AT 3 akan melalui proses filling di line 5, di mana line tersebut untuk filling kemasan carton pack berukuran 900 ml. Produk susu dari AT 4 akan melalui proses filling di line 6 dan line 8, di mana line tersebut untuk filling kemasan carton pack berukuran 180 ml dan 225 ml. Sedangkan produk susu dari AT 5 akan melalui proses filling di line 2, line 3, line 4, dan line 7, di mana line tersebut untuk filling kemasan carton pack berukuran 115 ml. Untuk kemasan botol dari tangki UCT, akan melalui proses filling di bagian filler bottle. G. Packing Departemen packing adalah departemen pemasangan straw atau sedotan pada sisi kemasan carton pack atau botol, setelah itu dikemas ke dalam kardus dengan jumlah carton pack tertentu. Produk yang sudah dikemas akan disusun di atas palet-palet untuk di simpan ke dalam storage sebelum didistribusikan. LIMBAH YANG DIHASILKAN PADA SETIAP PROSES Sebagian besar sumber utama limbah cair industri susu berasal dari produk susu yang terbuang selama proses produksi, biasanya disebabkan oleh kebocoran dan tumpahan selama proses produksi berlangsung, seperti sistem operasional kurang baik yang terjadi pada saat pemindahan pipa saluran produksi, mesin evaporasi, proses pengisian dan sisa bahan baku yang rusak. Susu yang hilang selama produksi berkisar antara 0,1% – 3%. Air limbah yang cukup besar juga dihasilkan dari air pendingin dan kondensat, namun penanganan air buangan pendingin tersebut biasanya dapat diatasi dengan melakukan recycle melalui sistem tertutup sehingga dapat digunakan kembali. Berikut ini merupakan tabel proses pekerjaan dalam industri susu dan jenis limbah yang dihasilkan dari proses tersebut. PROSES Dumping



LIMBAH YANG DIHASILKAN Cair Padat Emisi Tumpahan bahan baku



Mixing Filtering Cooling Evaporation Pengeringan Standard tank



Laboratorium UHT (Ultra High Temperature) Aseptic tank (AT) / Ultra Clean Tank (UCT Filler Combi / Filler Bottle Pasca produksi



Packing



Tumpahan bahan baku Tumpahan bahan baku Air buangan Tumpahan produk Tumpahan susu pasteurisasi dan air Sisa reagen



Sisa saringan (ampas) -



-



Kemasan bekas reagen -



Tumpahan produk



-



Tumpahan saat pengemasan



Sisa kemasan



Produk yang tidak memenuhi standar mutu -



Sisa kemasan



Sisa kemasan



Genset/boiler Genset/boiler