Analisis Makalah Makna Spiritual Ibadah Bagi Kehidupan Sosial [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS TERHADAP MAKALAH AGAMA ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN



“MAKNA SPIRITUAL IBADAH DALAM KEHIDUPAN SOSIAL“



DOSEN PENGAMPU : Bapak M. Mustaqim Fadhil DISUSUN OLEH : Nama



: Zainal Rusdi



NIM



: 20181220041



Kelas



: Akuntansi B - Pagi



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PRODI AKUNTANSI 2019 1



PENDAHULUAN Dari zaman dahulu telah kita ketahui kewajiban kita sebagai hamba Allah yang lemah adalah beribadah.Setiap ibadah sebagaimana yang diperintahkan Allah mengandung maksud tersendiri dan di dalam pelaksanaannya terdapat hikmah.Segala bentuk dan jenis ibadah yang di syari’atkan Allah kepada manusia di janjikan pahala dunia dan akhirat, juga mengandung hikmah yang luar biasa bagi siapa saja yang menaatinya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan: “Ibadah adalah suatu istilah yang mencangkup segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang tersembunyi (batin) maupun yang nampak (lahir).



2



PEMBAHASAN Makna Spiritual Ibadah Bagi Kehidupan Sosial Ibadah memiliki dimensi keakhiratan sekaligus keduniawian. Ibadah dalam ajaran Islam tidak hanya dimaksudkan dalam kerangka hubungandengan Allah semata, tetapi juga mengandung dimensi sosial yang tinggi bagi para pemeluknya. Semua bentuk ibadah memiliki makna sosialnya masing-masing sebagaimana dijelaskan sebagai berikut: Pertama, ibadah shalat. Kandungan sosial dari ibadah shalat adalah bahwa shalat mengajarkan makna persaudaraan dan persatuan manusia yang begitu tinggi. Ketika melaksanakan shalat di masjid lima kali dalam sehari, maka sesungguhnya ibadah tersebut tengah menghimpun penduduknya lima kali sehari. Dalam aktivitas tersebut, mereka saling mengenal, saling berkomunikasi, dan saling menyatukan hati. Mereka shalat dibelakang seorang imam, mengadu kepada Tuhan yang satu, membaca kitab yang sama, serta menghadap kiblat yang sama. Mereka juga melakukan amalan yang sama yakni sujud, ruku, dan sebagainya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS Al-Hujurat:10). Kedua, ibadah puasa. Puasa mampu menumbuhkan kepekaan sosial bagi pelakunya. Dengan berpuasa, si kaya merasakan betapa tidak enaknya merasakan lapar. Puasa mengajarkan kepadanya untuk bisa mengenali serta merasakan penderitaan orang yang sehari-hari senantiasa berada dalam kekurangan dan berbalut kemiskinan. Kemudian puasa diakhiri dengan membayar zakat fitrah yang memaksa seseorang untuk berderma, sekalipun mungkin hatinya belum sadar ini akan menjadi latihan dan pembinaan tersendiri bagi orang yang besangkutan untuk menjadi orang yang dermawan dan peduli terhadap orang-orang yang lemah. Ketiga, ibadah zakat.Ibadah zakat memiliki fungsi dan hikmah ganda. Secara individu zakat mengandung hikmah untuk membersihkan dan menyucikan diri beserta harta bendanya. Dengan begitu, zakat melatih manusia menghilangkan sifat kikir, rakus, tamak yang melekat pada dirinya. Zakat menjadi tanda kedermawanan, solidaritas, dan 3



kasih sayang seorang muslim terhadap saudara-saudaranya agar bisa ikut merasakan rezeki sebagai karunia Allah SWT. Keempat, ibadah haji. Dalam ibadah haji terkandung pengalaman nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Ibadah haji dimulai dengan niat sambil menanggalkan pakaian biasa dan kemudian mengenakan pakaian ihram. Dengan mengenakan pakaian ihram pada saat haji, manusia diajarkan untuk menanggalkan perbedaan status sosial yang mereka sandang dan bersatu dalam persamaan dan persaudaraan. Pada saat melaksanakan ihram, seseorang dilarang menyakiti binatang, dilarang membunuh, menumpahkan darah, serta dilarang mencabut pepohonan. Maknanya manusia harus menerapkan apa yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadist ke dalam kehidupan sosial.



4



KESIMPULAN Dengan beribadah kita akan mendapat hikmah berupa kita tidak menjadi syirik, tidak kikir, memiliki ketakwaan, terhindar dari kemaksiatan, dan berjiwa sosial. Ibadah dalam ajaran Islam tidak hanya dimaksudkan dalam kerangka hubungan dengan Allah semata, tetapi juga mengandung dimensi sosial yang tinggi bagi para pemeluknya. Semua bentuk ibadah memiliki makna sosialnya masing-masing. Kandungan sosial dari ibadah shalat adalah bahwa shalat mengajarkan makna persaudaraan dan persatuan manusia yang begitu tinggi. Puasa mampu menumbuhkan kepekaan sosial bagi pelakunya. Dengan berpuasa, si kaya merasakan betapa tidak enaknya merasakan lapar. Ibadah zakat memiliki fungsi dan hikmah ganda. Secara individu zakat mengandung hikmah untuk membersihkan dan menyucikan diri beserta harta bendanya. Dalam ibadah haji terkandung pengalaman nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Ibadah haji dimulai dengan niat sambil menanggalkan pakaian biasa dan kemudian mengenakan pakaian ihram.



5



DAFTAR PUSTAKA



https://tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/11670-haji-dalam-perspektif-sosial.html https://www.kompasiana.com/ahmadwazier/54f6a97ca33311f7598b4586/ibadah-puasa-dantransformasi-sosial



http://lazismukalsel.org/web/2018/05/15/makna-ibadah-zakat-dalam-kehidupan-sosial/ https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/06/28/m6c6f8-makna-shalatdan-ibadah-sosial



6