Analisis Pelaporan Keuangan, Kinerja Dan Kepatuhan Atas Entitas Komersial, Nirlaba, Dan Etap [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN, KINERJA DAN KEPATUHAN ATAS ENTITAS KOMERSIAL, NIRLABA, DAN ETAP Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang memberikan gambaran tentang keadaan posisi keuangan, hasil usaha, serta perubahan dalam posisi keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan juga merupakan kesimpulan dari pencatatan transaksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Laporan keuangan adalah media yang paling penting untuk menilai kondisi ekonomi dan prestasi manajemen. Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan  (SAK) yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). SAK memberikan fleksibilitas bagi manajemen dalam memilih metode maupun estimasi akuntansi yang dapat digunakan. Wardhani (2008) menyatakan fleksibilitas tersebut akan mempengaruhi perilaku manajer dalam melakukan pencatatan akuntansi dan pelaporan transaksi keuangan perusahaan. Menurut SFAC Nomor 1 tentang Objective of Financial Reporting by Business Enterprises, tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya dalam membantu proses pengambilan keputusan yang rasional atas investasi, kredit dan keputusan lain yang sejenis; menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya yang membantu dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga dan pendapatan dari penjualan, penebusan atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman; menaksir aliran kas masuk (future cash flow) pada perusahaan; memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim atas sumber daya tersebut dan perubahannya. Dalam



rangka



membantu



pengguna



laporan



keuangan



dalam



memahami



dan



menginterpretasikan laporan keuangan maka perlu dibuat analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan dimaksudkan untuk membantu bagaimana memahami laporan keuangan, bagaimana menafsirkan angka-angka dalam laporan keuangan, bagaimana mengevaluasi laporan keuangan dan bagaimana menggunakan informasi keuangan untuk pengambilan keputusan. Teknik analisis yang sering digunakan dalam menganalisis laporan keuangan adalah analisis rasio. Analisis rasio adalah teknik analisis untuk mengetahui hubungan matematis dari pos-pos tertentu dalam setiap elemenlaporan keuangan. Hasil dari perhitungan rasio akan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, agar dapat diketahui perubahan yang terjadi, apakah mengalami kenaikan atau penurunan.



1



Analisis laporan keuangan menggunakan perhitungan rasio-rasio agar dapat mengevaluasi keadaan finansial perusahaan dimasa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang. Rasio dapat dihitung berdasarkan sumber datanya yang terdiri dari rasio-rasio neraca yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, rasio-rasio laporan laba-rugi yang disusun dari data yang berasal dari perhitungan laba-rugi, dan rasio-rasio antar laporan yang disusun  berasal dari data neraca dan laporan laba-rugi. Laporan keuangan perlu disusun untuk mengetahui apakah kinerja perusahaan tersebut meningkat atau bahkan menurun dan didalam menganalisis laporan keuangan diperlukan alat analisis keuangan, salah satunya adalah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan.



1. Laporan Keuangan PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) menyebutkan bahwa, laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses laporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan, serta laporan posisi keuangan pada awal periode. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sedangkan menurut Fahmi (2011:28), tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan di samping pihak manajemen perusahaan. Para pemakai laporan akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Beberapa tujuan laporan keuangan dari berbagai sumber di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: a. Informasi posisi laporan keuangan yang dihasilkan dari kinerja dan aset perusahaan sangat dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan, sebagai bahan evaluasi dan perbandingan untuk melihat dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya.



2



b. Informasi keuangan perusahaan diperlukan juga untuk menilai dan meramalkan apakah perusahaan di masa sekarang dan di masa yang akan datang sehingga akan menghasilkan keuntungan yang sama atau lebih menguntungkan. c. Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode tertentu. Selain untuk menilai kemampuan perusahaan, laporan keuangan juga bertujuan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.



2. Analisis Laporan Keuangan Menurut Munawir (2010:35), analisis laporan keuangan adalah analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan merupakan proses untuk mempelajari data-data keuangan agar dapat dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan, hasil operasi dan perkembangan suatu perusahaan dengan cara mempelajari hubungan data keuangan serta kecenderungannya terdapat dalam suatu laporan keuangan, sehingga analisis laporan keuangan dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan juga dalam melakukan analisisnya tidak akan lepas dari peranan rasio-rasio laporan keuangan, dengan melakukan analisis terhadap rasio-rasio keuangan akan dapat menentukan suatu keputusan yang akan diambil. Manfaat Analisis Laporan Keuangan Menurut Harahap (2009:195), kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa. b. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit). c. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. d. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.



3



e. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan. f. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain: dapat menilai prestasi perusahaan , dapat memproyeksi laporan perusahaan, dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang, menilai perkembangan dari waktu ke waktu serta menilai komposisi struktur keuangan. g. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis. Tujuan Analisis Laporan Keuangan Menurut Munawir (2010:31), tujuan analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasilhasil yang telah dicapai perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga akan dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil. Menurut Kasmir (2011:68), tujuan dari analisis laporan keuangan adalah: a. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik aset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode. b. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan. c. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki. d. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini. e. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. f. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai. Teknik Analisis Laporan Keuangan Secara umum, metode analisis laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu metode analisis horizontal dan vertical. Metode dan teknik analisis 4



manapun yang digunakan, pada dasarnya bertujuan sama yaitu untuk memperjelas dan mempermudah dalam membaca dan menginterpretasikan laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Metode analisis horizontal (dinamis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya. Disebut Metode Horisontal karena analisis ini membandingkan pos yang sama untuk beberapa periode yang berbeda. Disebut Analisis Dinamis karena metode ini bergerak dari tahun ke tahun (periode). Teknik analisis yang dapat digunakan antara lain : a. Analisis Perbandingan, yaitu teknik analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih. Teknik ini merupakan teknik analisis laporan keuangan yang dilakukan dengan cara menyajikan laporan keuangan secara horizontal dan membandingkan antara satu dengan yang lain, dengan menunjukkan informasi keuangan atau data lainnya baik dalam rupiah atau dalam unit. Teknik perbandingan ini juga dapat menunjukkan kenaikan dan penurunan dalam rupiah atau unit dan juga dalam persentase atau perbandingan dalam bentuk angka perbandingan atau rasio. Tujuan analisis perbandingan ini adalah untuk mengetahui perubahan-perubahan berupa kenaikan atau penurunan akun-akun laporan keuangan atau data lainnya dalam dua atau lebih periode yang dibandingkan. Perbandingan antarpos laporan keuangan dapat dilakukan melalui: perbandingan dalam dua atau beberapa tahun (horisontal), perbandingan dengan perusahaan yang dianggap terbaik, ataupun perbandingan dengan budget (anggaran). b. Analisis Trend (indeks), yaitu teknik analisis untuk mengetahui tendensi (kecenderungan) dari keadaan/posisi keuangan dan kinerja, apakah menunjukkan tendensi tetap, menurun atau naik. Trend analysis  ini biasanya dibuat melalui grafik dan untuk itu perlu dibantu oleh pengetahuan statistik misalnya menggunakan linear programming , rumuschi square, rumus y = a + bx. c. Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana (modal kerja atau kas), yaitu teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber dan alokasi dana, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perubahannya. d. Analisis Perubahan Laba Kotor, yaitu teknik analisis yang digunakan untuk : (a) mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan perubahan laba kotor yang dicapai perusahaan dari periode ke periode, dan (b) mengetahui tingkat laba kotor yang 5



dicapai dalam satu periode tertentu dibandingkan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Metode analisis vertikal (statis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada satu periode tertentu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama. Disebut metode statis karena metode ini hanya membandingkan pos-pos laporan keuangan pada periode yang sama. Disebut analisis vertikal karena membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama. Teknik analisis yang dapat digunakan antara lain: a. Analisis Persentase Perkomponen (Common Size), yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, struktur permodalannya, dan komposisi pembiayaan yang terjadi dihubungkan dengan penjualannya. b. Analisis Rasio, yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara pospos tertentu dalam Neraca atau Laporan Laba/Rugi (Perhitungan Hasil Usaha) baik secara individual, maupun kombinasi dari kedua laporan tersebut. c. Analisis Impas, yaitu analisis yang digunakan untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh perusahaan/koperasi agar perusahaantidak mengalami kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisis ini dapat diketahui tingkat penjualan minimal yang harus dicapai agar tidak rugi, tingkat penjualan terendah utnuk mengambil keputusan menutup atau meneruskan usaha, margin pengaman untuk mempertahankan tingkat keuntungan tertentu, atau pun leverage operasi untuk mengetahui kemampuan bersaing dari perusahaan/koperasi atas pesaingnya. Kelemahan Analisis Laporan Keuangan Menurut Harahap (2009:203), kelemahan analisis laporan keuangan adalah : a. Analisis laporan keuangan didasarkan pada laporan keuangan, oleh karenanya kelemahan laporan keuangan harus selalu diingat agar kesimpulan dari analisis itu tidak salah. b. Objek analisis laporan keuangan hanya laporan keuangan. Untuk menilai suatu laporan keuangan tidak cukup hanya angka-angka laporan keuangan. Kita juga harus melihat aspek-aspek lainnya seperti tujuan perusahaan, situasi ekonomi, situasi industri, gaya manajemen, budaya perusahaan dan budaya masyarakat.



6



c. Objek analisis adalah data historis yang menggambarkan masa lalu dan kondisi ini bisa berbeda dengan kondisi masa depan.



3. Kinerja Perusahaan Kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan selama periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut. Pengukuran kinerja mempunyai tujuan untuk mengukur kinerja bisnis dan manajemen dibandingkan dengan tujuan atas sasaran perusahaan. Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber dayasumber daya yang dimiliki. Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasionalorganisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telahditetapkan sebelumnya. Melalui penilaian kinerja, manajerdapat menggunakannya dalam mengambil keputusan penting dalam rangka bisnisperusahaan, seperti menentukan tingkat gaji karyawan, dan sebagainya, sertalangkah yang akan diambil untuk masa depan. Informasi kinerja keuangan bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.Sedangkan bagi pihak luar,penilaian kinerja sebagai alat pendeteksi awal dalam memilih alternatif investasiyang digunakan untuk meramalkan kondisi perusahaan di masa yang akan datang. Kinerja Keuangan Perusahaan Menurut Munawir (2010:30), kinerja keuangan perusahaan merupakan satu diantara dasar penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan analisa terhadap rasio keuangan perusahaan. Pihak yang berkepentingan sangat memerlukan hasil dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan untuk dapat melihat kondisi perusahaan dan tingkat keberhasilan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Menurut Sawir (2003:144), dalam menilai kinerja keuangan yang menggunakan analisis rasio keuangan perlu diketahui standar rasio keuangan tersebut. Menurut Yuwono, Sukarno, dan Ichsan (2003:31), dengan adanya standar rasio keuangan, perusahaan dapat menentukan apakah kinerja keuangannya baik atau tidak. Penilaian ini dilakukan dengan membandingkan rasio keuangan yang diperoleh dengan standar rasio keuangan yang ada. Pada umumnya, kinerja



7



keuangan perusahaan dikategorikan baik jika besarnya rasio keuangan perusahaan bernilai sama dengan atau di atas standar rasio keuangan. Menurut Munawir (2010:31), pengukuran kinerja keuangan perusahaan mempunyai beberapa tujuan diantaranya: a. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi pada saat ditagih. b. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. c. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu yang dibandingkan dengan penggunaan aset atau ekuitas secara produktif. d. Untuk mengetahui tingkat aktivitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan dalam menjalankan dan mempertahankan usahanya agar tetap stabil, yang diukur dari kemampuan perusahaan dalam membayar pokok utang dan beban bunga tepat waktu, serta pembayaran dividen secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami kesulitan atau krisis keuangan.



4. Analisis Rasio Keuangan Rasio menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan. Menurut Fahmi (2011:133), untuk dapat menginterpretasikan hasil perhitungan rasio, maka diperlukan adanya pembanding. Menurut Riyanto (2010:331), umumnya rasio dapat dikelompokkan dalam 4 (empat) tipe dasar, yaitu : a. Rasio Likuiditas, adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya. Menurut Harahap (2009:301), rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk dapat memenuhi kewajibannya yang sewaktuwaktu ini, maka perusahaan harus mempunyai alat-alat untuk membayar yang berupa aset-aset lancar yang jumlahnya harus jauh lebih besar dari pada kewajiban-kewajiban yang harus segera dibayar berupa kewajiban-kewajiban lancar. 1) Rasio Lancar atau Current Ratio. Rasio lancar menunjukkan kemampuan untuk membayar kewajiban yang segera harus dipenuhi denganaktiva lancar. Current ratio = (Aktiva lancar / Hutang Lancar ) x 100%



8



Apabila rasio lancar ini 1 : 1 atau 100 %, berarti aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar. 2) Rasio Cepat (Quick ratio). Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini maka semakin baik, rasio ini disebut juga dengan acid test ratio. Current ratio = (Aktiva lancar – Persediaan) / Hutang Lancar ) x 100%



3) Rasio Kas. Rasio ini menunjukan porsi jumlah kas yang dapat menutupi hutang lancar. Cash ratio = (Kas / Hutang Lancar ) x 100%



b. Rasio Leverage, adalah rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibelanjai dengan hutang. Setiap penggunaan utang oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap rasio dan pengembalian. Rasio ini dapat digunakan untuk melihat seberapa resiko keuangan perusahaan. Mengenai rasio-rasio leverage sebagaimana yang diutarakan.



1) Rasio Hutang Ekuitas (Total



Debt to Equity Ratio). Rasio ini menggambarkan



sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Total Debt to Equity Ratio = Total Hutang / Total Ekuitasx 100%



2) Rasio Total Hutang(Total



Debt to Assets Ratio).Rasio ini menunjukan sejauh



mana seluruh hutang dapat ditutupi oleh seluruh aktiva, lebih besar rasionya maka lebih aman, supaya aman porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil.Rasio ini untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh kreditur dibandingkan dengan equity. Total Debt to Assets Ratio = Total Hutang / Total Aktiva x 100%



c. Rasio Aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber dananya. Rasio aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya. Rasio ini dinyatakan sebagai perbandingan penjualan dengan berbagai elemen aset. Elemen aset sebagai pengguna dana seharusnya bisa dikendalikan agar bisa dimanfaatkan secara optimal. Semakin efektif 9



dalam memanfaatkan dana semakin cepat perputaran dana tersebut, karena rasio aktivitas umunya diukur dari perputaran masing-masing elemen aset. 1) Receivable Turn Over. Rasio ini menunjukan berapa cepat penagihan piutang. Semakin besar semakin baikkarena penagihan piutang dilakukan dengan cepat. Receivable Turn Over Ratio = Penjualan  / Piutang x 100%



2) Inventory  Turn  Over. Rasio ini menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksinormal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat. Inventory Turn Over = HPP  / Persediaan x 100% 3) Fixed Asset Turn Over. Rasio ini menunjukkan berapa kali nilai aktiva berputar jika diukur dari nilai penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik artinya kemamapuan aktiva tetap menciptakan penjualan tinggi.Rasio ini berguna untuk mengevaluasi seberapa besar tingkat kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivatetap yang dimiliki secara efisien dalam rangka meningkatkan pendapatan. Fixed Assets Turn Over = Penjualan  / Aktiva Tetap x 100% 4) Total Asset Turn Over. Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengandengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Total Assets Turn Over Ratio = Penjualan  / Total Aktiva x 100%



5) Working Capital Turn Over. Rasio ini untuk mengukur tingkat perputaran modal kerja bersih (Aktiva Lancar-Hutang Lancar) terhadap penjualan selama suatu periode siklus kas dari perusahaan. Working Capital Turn Over= Penjualan  / Modal Kerja Bersih x 100%



d. Rasio Profitabilitas, adalah rasio yang mengukur hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan. Rasio profitabilitas menggambarkan 10



kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuannya, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, ekuitas, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. 1) Net Profit Margin. Angka ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Net Profit Margin = (EAT / Penjualan) x 100%



2) Gross profit margin. Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba kotor dari penjualan. Gross Profit Margin = Penjualan - HPP / Penjualan x 100%



3) Operating Income Ratio. Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba operasi sebelum bunga dan pajak dari penjualan. Operating income ratio= EBIT - HPP / Penjualan x 100%



4) Return On Total Assets. Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Rasio ini mengukur kemampuan seluruh aset dalam menghasilkan laba. Return On Total Assets = (EAT / Total Aktiva) x 100%



5) Return On Equity. Rasio ini menunjukan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modalpemilik. Semakin besar maka akan semakin baik. Rasio ini mengukur kemampuan modal diinvestasikan dalam menghasilkan laba. Return On Equity= (EAT / Total Ekuitas) x 100%



Hasil analisis laporan keuangan bersumber dari : (Jurnal EMBA “Analasis Laporan keuangan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk, Vol.1 No.3 September 2013, hal 619-628 ISSN 23031174)



11



Gambaran Umum Perusahaan. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (”Perseroan”/“Sampoerna”) merupakan salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia. 1. Rasio Likuiditas Perbandingan rasio Likuiditas PT. HM Sampoerna Tbk Tahun 2010 dan 2011 Keterangan Rasio Lancar Rasio Cepat Rasio Kas



2010 161,25% 61,00% 32,82%



2011 174,93% 69,94% 24,38%



Hasil Naik Naik Turun



Interpretasi Baik Baik Tidak



2. Rasio Solvabilitas Perbandingan rasio solvabilitas PT. HM Sampoerna Tbk Tahun 2010 dan 2011 Keterangan Rasio Hutang



2010 50,23%



2011 47,35%



Hasil Turun



Interpretasi Baik



Atas Aktiva Rasio Hutang



98%



89,93%



Turun



Baik



Atas Modal



3. Rasio Aktivitas Perbandingan rasio aktivitas PT. HM Sampoerna Tbk tahun 2010 dan 2011 Keterangan 2010 Perputaran total 2,11 X



2011 2,72 X



Hasil Naik



Interpretasi Baik



aktivitas Perputaran



10,61 X



13, 72 X



Naik



Baik



aktivitas tetap Rata-rata umur



8, 3 hari



7, 4 hari



Turun



Baik



piutang Perputaran



3,13 X



4, 22 X



Naik



Baik



persediaan



4. Rasio Profitabilitas Perbandingan rasio profitabilitas PT. HM Sampoerna tahun 2010 dan 2011



12



Keterangan Net Profit



2010 14,80%



2011 15,26%



Hasil Naik



Interpretasi Baik



Margin Return On



31,29%



41,62%



Naik



Baik



Assset Return On



62,88%



79,05%



Naik



Baik



Equity Gross Profit



29,17%



28,74%



Turun



Tidak Baik



Margin Operating



20,16%



20,64%



Naik



Baik



Profit Margin



Pembahasan 1. Rasio Likuiditas Ditinjau dari rasio likuiditas secara keseluruhan keadaan perusahaan berada dalam keadaan yang baik. Hal ini dapat kita lihat pada rasio lancar, rasio cepat dan rasio kas bahwa pada dasarnya mengalami kenaikan. Semakin tinggi atau besarnya nilai rasio likuiditas ini menandakan bahwa keadaan perusahaan berada dalam kondisi baik atau liquid. Liquid yaitu keadaan dimana perusahaan dinyatakan sehat dan dalam keadaan baik karena mampu melunasi kewajiban jangka pendek. 2. Rasio Solvabilitas Semakin kecil rasio solvabilitas maka perusahaan dikatakan solvable berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutanghutang nya. Seperti yang dihasilkan oleh kedua jenis rasio solvabilitas menghasilkan hasil yang menurun dari tahun 2010 dan 2011 yang artinya perusahaan mempunyai kemampuan untuk memenuhi kewajiban financialnya. 3. Rasio Aktivitas Semakin kecil rasio ini, maka akan semakin buruk. Setiap tahunnya perusahaan ini mengalami kenaikkan, ini berarti bahwa perusahaan bekerja secara efisien dan likuid. Secara keseluruhan, untuk rasio aktivitas pada dasarnya keadaan perusahaan masih dikatakan baik. Hal ini dapat dilihat pada keempat rasio aktivitas menunjukkan adanya peningkatan di setiap tahun.



13



4. Rasio Profitabilitas Semakin besar rasio ini akan semakin baik bagi kinerja perusahaan. Secara keseluruhan, untuk rasio profitabilitas ini perusahaan berada dalam keadaan yang baik. Hal ini dapat kita lihat pada peningkatan yang ada dalam data rasio profitabilitas. Peningkatan ini menunjukkan bahwa keberhasilan perusahaan untuk menghasilkan laba setiap tahun semakin meningkat. Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Menurut Harahap (2009:298), analisis rasio mempunyai keunggulan dibandingkan teknik analisa lainnya, yaitu: a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. c. Mengetahui posisi perubahan ditengah industri lain. d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi. e. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series. f. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan datang. Menurut Harahap (2009:298), keterbatasan analisis rasio itu adalah: a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakai. b. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik seperti ini. c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio. d. Sulit jika data yang tersedia tidak singkron. Dua perusahaan yang dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.



5. Kepatuhan Entitas 14



Audit kepatuhan (compliance audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas



telah



sesuai dengan persyaratan ketentuan,



atau peraturan tertentu.Audit



kepatuhan/ketaatan berfungsi menentukan sejauh mana peraturan, kebijakan, hukum, perjanjian, atau peraturan pemerintah dipatuhi oleh entitas yang sedang diaudit. Sebagai contoh pemeriksaan SPT individu dan perusahaan oleh kantor pajak untuk kepatuhannya terhadap hukum pajak.Pengujian ketaatan, auditor melakukan pengujian ketaatan yang mengkonfirmasikan eksistensi, efektivitas, dan kesinambungan operasi pengendalian intern yang diandalkan oleh organisasi. Pengujian ketaatan membutuhkan pemahaman atas pengendalian yang akan di uji, jika pengendalian yang akan di uji adalah komponenkomponen sistem informasi perusahaan , auditor harus memperhatikan teknologi yang harus digunakan oleh sistem informasi. Ini membutuhkan pemahaman teknik-teknik sistem yang umum digunakan untuk mendokumentasikan sistem informasi. Entitas pada umumnya diatur oleh berbagai peraturan perundang-undangan yang memberikan dampak terhadap laporan keuangannya. Entitas pemerintahan, organisasi nirlaba, atau perusahaan dapat menugasi auditor untuk mengaudit laporan keuangan entitas tersebut berdasarkan Standar Audit. Auditor dapat melaporkan masalah kepatuhan peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern dalam laporan audit atas laporan keuangan atau dalam suatu laporan terpisah. Laporan auditor tentang kepatuhan didasarkan atas hasil prosedur yang dilaksanakan sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan. Adapun hal-hal yang perlu dipertimbangkan oleh auditor dalam pelaporan tentang kepatuhan adalah: a. Laporan audit atas laporan keuangan harus (1) menjelaskan lingkup pengujian auditor atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan atas pengendalian intern dan menyajikan hasil pengujiannya, atau (2) mengacu pada laporan terpisah yang berisi informasi tersebut. b. Pelaporan ketidakpatuhan.Ketidakpatuhan material didefinisikan sebagai kegagalan mematuhi persyaratan, atau pelanggaran terhadap larangan, batasan dalam peraturan, kontrak, atau bantuan yang menyebabkan auditor berkesimpulan bahwa kumpulan salah saji sebagai akibat kegagalan atau pelanggaran tersebut adalah material bagi laporan keuangan. c. Unsur pelanggaran hukum.Standar Audit mengharuskan auditor untuk melaporkan hal-hal atau indikasi unsur perbuatan melanggar/melawan hukum yang dapat berakibat ke penuntutan pidana. Namun, auditor tidak memiliki keahlian untuk menyimpulkan tentang apakah suatu unsur pelanggaran hukum atau kemungkinan 15



pelanggaran hukum dapat berakibat ke penuntutan pidana. Auditor harus memahami peraturan perundang-undangan yang mempunyai pengaruh langsung dan material terhadap penentuan jumlah dalam laporan keuangan. Auditor mungkin memerlukan jasa penasihat hukum dalam menentukan peraturan perundang-undangan yang kemungkinan mempunyai dampak langsung dan material terhadap laporan keuangan, merancang pengujian kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan menilai hasil pengujian tersebut.



DAFTAR PUSTAKA http://www.docfoc.com/analyzing-financial-reportdetecting-accounting-fraud (Diakses pada 02 Mei 2020) http://docslide.us/economy-finance/how-to-detect-accounting-gimmicks-and-fraud-in financial-reporting.html (Diakses pada 02 Mei 2020)



16



https://www.scribd.com/doc/269122193/Analisis-Laporan-Keuangan-Entitas-ETAP (Diakses pada 02 Mei 2020)



17