Analisis Peramalan Perencanaan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Analisis Prediksi/Peramalan 1.1 Pengertian Peramalan (Forecasting)1 Peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan terhadap satu atau beberapa produk pada periode yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess), tetapi dengan menggunakan teknik-teknik tertentu, maka peramalan menjadi lebih sekedar perkiraan. Peramalan dapat dikatakan perkiraan yang ilmiah (educated guess).Setiap pengambilan keputusan yang menyangkut keadaan di masa yang akan datang, maka pasati ada peramalan yang melandasi pengambilan keputusuan tersebut.



1.2 Fungsi dan Tujuan Peramalan (Forecasting) Dalam kegiatan produksi, peramalan dilakukan untuk menentukan jumlah permintaan terhadap suatu produk dan merupakan langkah awal dari proses perencanaan dan pengendalian produksi. Tujuan peramalan dalam kegiatan produksi adlaah unutk meredam ketidakpastian, sehingga diperoleh suatu perkiraan yang mendekati keadaan yang sebenarnya. Tujuan peramalan dilihat dengan waktu terdiri atas: 1.



Jangka pendek (Short Term) Menentukan kuantitas dan waktu dari item dijadikan produksi. Biasanya bersifat harian ataupun mingguan dan ditentukan oleh Low Management.



2.



Jangka Menengah (Medium Term) Menentukan kuantitas dan waktu dari kapasitas produksi. Biasanya bersifat bulanan ataupun kuartal dan ditentukan oleh Middle Management.



3.



Jangka Panjang (Long Term) Merencanakan kuantitas dan waktu dari fasilitas produksi. Biasanya bersifat tahunan, 5 tahunan, 10 tahunan, ataupun 20 tahun dan ditentukan oleh Top Management.



1.3 Karakteristik Peramalan yang Baik Peramalan yang baik mempunyai beberapa kriteria yang penting, antara lain akurasi, biaya, dan kemudahan. Penjelasan dari kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut: 1. Akurasi Akurasi dari suatu peramalan diukur dengan hasil kebiasaan dan konsistensi peramalan tersebut. Hasil peramalan dikatakan bias bila peramalan tersebut terlalu tinggi atau telalu



rendah dibanding dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Hasil peramalan dikatakan konsisten jika besarnya kesalahan peramalan relatif kecil. Peramalan yang terlalu rendah akan mengakibatkan kekurangan persediaan sehingga permintaan konsumen tidak dapat dipenuhi segera, akibatnya perusahaan kemungkinan kehilangan pelanggan dan keuntungan penjualan. Peramalan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terjadinya penumpukan barang / persediaan, sehingga banyak modal tersia-siakan. Keakuratan hasil peramalan berperan dalam menyeimbangkan persediaan ideal. 2. Biaya Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan tergantung jumlah item yang diramalkan, lamanya periode peramalan, dan metode peramalan yang digunakan. Pemilihan metode peramalan harus sesuai dengan dana yang tersedia dan tingkat akurasi yang ingin didapat, misalnya item-item yang penting akan diramalkan dengan metode yang sederhana dan murah. Prinsip ini merupakan adopsi dari hukum Pareto (Analisa ABC). 3. Kemudahan Penggunaan metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat, dan mudah diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Adalah percuma memakai metode yang canggih tetapi tidak dapat diaplikasikan pada sistem perusahaan karena keterbatasan dana, sumber daya manusia, maupun peralatan teknologi. 4. Ketelitian Sasaran pertama dalam peramalan permintaan ialah mendapatkan hasil peramalan dengan tingkat akurasi yang tinggi. Ada dua ukuran yang digunakan dalam mengevaluasi akurasi peramalan yaitu penyimpangan (bias) dan konsistensi (consistency). Penyimpangan terjadi apabila hasil peramalan memperlihatkan secara terus-menerus angka yang tinggi atau rendah. Konsistensi berkaitan dengan ukuran atau besarnya error. 5. Respon Sistem peramalan haruslah stabil dalam arti hasil peramalan tidak memperlihatkan fluktuasi yang bersifat liar karena faktor random yang berlebihan. Pada pihak lain, apabila tingkat permintaan yang sebenarnya berubah maka peramalan juga harus menunjukkan hasil peramalan yang berubah. 6. Kesederhanaan Metode peramalan yang lebih sederhana selalu lebih diinginkan dibandingkan dengan metode yang rumit karena akan lebih mudah dirancang, digunakan, dan dipahami, Apabila kesulitan terjadi dengan penggunaan metode yang sederhana maka akan lebih mudah



menelusuri masalah yang terkait serta melakukan perbaikannnya. Namun demikian, pilihan yang terbaik ialah harus sesuai dengan sasaran penggunaannya.



1.4 Prinsip-Prinsip Peramalan Ada lima prinsip peramalan yang snagat perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil peramalan yang baik yaitu: 1. Peramalan selalu mengandung eror. Hampir tidak pernah ditemui bahwa hasil peramalan persis seperti kenyataan di lapangan. Peramalan mengurangi faktor ketidakpastian, tetapi tidak pernah mampu untuk menghilangkannya.Para pengguna atau pelaksana peramalan harus benar-benar memahami situasi ini. 2. Peramalan harus mencakup ukuran dari error. Karena peramalan selalu mengandung error maka para pengguna perlu mengetahui besarnya eror yang terkandung. Besarnya error dapat dijelaskan dalam bentuk kisaran sekitar hasil peramalan baik dalam unit atau presentase. 3. Peramalan item yang dikelompokkan dalam famili selalu lebih akurat dibandingkan dengan peramalan dalam item per item. Jika famili dari produk sebagai sebuah kesatuan diramalkan maka presentase eror akan semakin kecil, tetapi apabila diramalkan masing-masing sebagai individual product maka presentase error akan semakin tinggi. 4. Peramalan untuk jangka pendek selalu lebih akurat dibandingkan dengan peramalan untuk jangka panjang. Dalam jangka pendek, kondisi yang mempengaruhikecenderungan permintaan hampir sama atau kalaupun berubah sedikit dan berjalan sangat lambat. Apabila rentang waktu peramalan bertambah panjang maka kecenderungan permintaan dipengaruhi oleh berbagai faktor sehingga error akan semakin besar. 5. Apabila dimungkinkan, perkiraan besarnya permintaan lebih disukai berdasarkan perhitungan dari pada hasil peramalan. Misalnya dalam perencanaan produksi dalam lingkungan make to stock, apabila besarnya permintaan terhadap produk akhir telah diperkirakan berdasarkan hasil peramalan maka besarnya jumlah part, komponen, subassembly dan semua bahan baku untuk produk tersebut lebih baik dihitung beerdasarkan principle of dependent demand dari pada masing-masing ditetapkan berdasarkan hasil peramalan.



1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Teknik Analisis Peramalan Peramalan dimaksudkan untuk memperkecil resiko yang timbul akibat pengambilan keputusan dalam suatu perencanaan produksi. Semakin besar upaya yang dikeluarkan tentu



resiko dapat diperkecil. Namun upaya memperkecil resiko tersebut dibatasi biaya yang diperlukan. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam peramalan: 1. Horizon Peramalan Ada dua aspek dari horison waktu yang berhubungan dengan masing-masing



metode



peramalan yaitu: a. Cakupan waktu di masa yang akan datang Perbedaan dari metode peramalan yang digunakan sebaiknya disesuaikan. b. Periode peramalan Ada teknik dan metode peramalan yang hanya dapat meramal untuk peramalan satu atau dua periode di muka, teknik dan metode lain dapat meramalkan beberapa waktu di depan. 2. Tingkat Ketelitian Tingkat ketelitian yang dibutuhkan sangat erat hubungannya dengan tingkat perincian yang dibutuhkan dalam suatu peramalan. Dalam suatu pengambilan keputusan diharapkan variasi atau penyimpangan atas ramalan antara 10% -15% sedangkan pengambilan keputusan yang lain variasi 5% sudah berbahaya. 3. Ketersediaan Data Metode yang digunakan sangat besar manfaatnya. Apabila dari data yang lalu diketahui adanya pola musiman, maka untuk untuk peramalan satu tahun ke depan sebaiknya digunakan metode variasi musiman. Sedangkan apabila diketahui hubungan antar variabel saling mempengaruhi, maka perlu digunakan metode sebab akibat atau korelasi. 4. Bentuk Pola Data Dasar utama metode peramalan adalah anggapan bahwa pola data yang diramalkan akan berkelanjutan. Sebagai contoh, beberapa deret yang menunjukan pola musiman, atau trend. Metode peramalan yang lain mungkin lebih sederhana, terdiri atas satu nilai rata-rata, dengan fluktuasi yang acakan atau random yang terkandung. Karena perbedaan kemampuan metode peramalan untuk mengidentifikasi pola-pola data, maka perlu adanya usaha penyesuaian pola data. 5. Biaya Umumnya ada empat jenis biaya dalam proses peramalan yaitu: biaya pengembangan, biaya penyimpanan, biaya operasi, dan biaya kesempatan penggunaan teknik peramalan. Adanya perbedaan nyata berpengaruh atas menarik tidaknya penggunaan metode tertentu untuk suatu keadaan yang dihadapi.



6. Jenis Dari Model Sebagai tambahan perlu diperhatikan anggapan beberapa dasar yang penting dalam nyata. Banyak metode peramalan telah menganggap adanya beberapa model dari keadaan yang diramalkan. Model-model ini merupakan suatu derat dimana waktu digambarkan sebagai unsur penting untuk menentukan perubahan-perubahan dalam pola, yang mungkin secara sistematik dapat dijelaskan dengan analisis regresi atau korelasi. 7. Mudah Tidaknya Penggunaan dan Aplikasinya. Satu prinsip umum dalam penggunaan metode ilmiah dari peramalan untuk manajemen dan analisis adalah metode-metode yang dapat dimengerti dan mudah diaplikasikan yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan dan analisa.



1.6 Klasifikasi Teknik Peramalan Pada umumnya peramalan dapat dibedakan dari beberapa cara melihatnya. Apabila dilihat dari sifat penyusunannya maka peramlaan dapat dibedakan atas dua macam, yaitu: 1.



Dilihat dari sifat penyusunannya: a. Peramalan yang subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau intuisi dari orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandnagan orang yang menyusunnya sangat menentukan baik tidaknya hasil ramalan tersebut. b. Peramalan yang objektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang relevan pada masa lalu, dengan menggunakan teknikteknik dan metode-metode dalam penganalisaannya.



2.



Dilihat dari jangka waktu ramalan yang disusun: a. Peramalan jangka pendek, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan yang jangka waktunya satu tahun atau kurang. Peramalan ini digunakan untuk mengambil keputusan dalam hal perlu tidaknya lembur, penjadwalan kerja dan lainlain keputusan kontrol jangka pendek. b. Peramalan jangka menengah, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan yang jangka waktunya satu hingga lima tahun ke depan. Peramalan ini lebih mengkhususkan dibandingkan peramalan jangka panjang, biasanya digunakan untuk menentukan lairan kas, perencanaan produksi dan penetuan anggaran. c. Peramalan jangka panjang, yaitu peramalan yang dilakukan utnuk menyusun hasil ramalan yang jangka waktunya lebih dari lima tahun yang akan datang. Peramalan jangka panjang, biasanya digunakan untuk pengambilan keputusan mengenai perencanaan produk dan perencanaan pasar, pengeluaran biaya oerusahaanm studi



kelayakan pabrik, anggaran, purchase order, perencanaan tenaga kerja serta perencanaan kapasitas kerja. 3.



Berdasarkan sifat ramalan yang telah disusun, maka peramalan dapat dibedakan atas dua macam, yaitu: a. Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas kulitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, judgement, atau pendapat, dan pengertahuan serta pengalaman dari penyusunnya. Biasanya peramalan secara kualitati ni didasarkan atas hasil penyelidikan, seperti Delphi, S-Curve, analogis, dan penelitian bentuk atau morphological research atau didasarkanatas ciri-ciri normatif seperti decision matrics atau decision trees. b. Metode Kuantitatif, yaitu peramlan yang didasrkan atas data kuantitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramlaan tersebur. Dengan metode yang berbbeda akan dihasilkan hasil peramalan yang berbeda, adapun yang perlu diperhatikan dari penggunaan metode tersebut adalah baik tidaknya metode yang digunakan, sangat ditentukan oleh perbedaan atau penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang terjadi.



1.7 Teknik Analisis Peramalan dalam Perencanaan Wilayah dan Kota 1.7.1 Analisis Proyeksi Penduduk Proyeksi penduduk (population projections) dan peramalan penduduk (population forecast) sering dipergunakan sebagai dua istilah yang sering dipertukarkan. Meskipun demikian, kedua istilah ini sebenarnya memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Berbagai literatur menyatakan proyeksi penduduk sebagai prediksi atau ramalan yang didasarkan pada asumsi rasional tertentu yang dibangun untuk kecenderungan masa yang akan datang dengan menggunakan peralatan statistik atau perhitungan matematik. Di sisi lain, peramalan penduduk (population forecast) bisa saja dengan/tanpa asumsi dan atau kalkulasi tanpa kondisi, syarat dan pendekatan tertentu (Smith, et.al 2001). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa peramalan adalah proyeksi, tetapi tidak semua proyeksi membutuhkan peramalan.



Proyeksi penduduk adalah perhitungan kondisi masa depan yang mungkin terjadi dengan menggunakan beberapa asumsi, seperti bila angka kelahiran, kematian, dan migrasi saat ini tidak berubah.



Manfaat proyeksi penduduk, yaitu: 1.



Mengetahui keadaan penduduk pada masa kini, yaitu berkaitan dengan



penentuan kebijakan kependudukan serta perbandingan tingkat pelayanan yang diterima penduduk saat ini dengan tingkat pelayanan yang ideal 2.



Mengetahui dinamika dan karakteristik kependudukan di masa mendatang,



yaitu berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana 3.



Mengetahui pengaruh berbagai kejadian tehadap keadaan penduduk di masa



lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.



Terdapat bermacam-macam metode yang dapat digunakan untuk memproyeksikan penduduk, dimana metode-metode tersebut memiliki asumsi serta kelebihan dan kelemahan masingmasing. Akan tetapi, dalam memilih metode yang akan digunakan untuk proyeksi penduduk perlu mempertimbangkan beberapa hal, antara lain cakupan wilayah studi dan wilayah perencanaan, jangka waktu proyeksi, dinamika perkembangan wilayah studi, presisi dan tujuan penggunaan, ketersediaan data.



Berikut ini metode-metode yang dapat digunakan untuk memproyeksikan penduduk : A. Model Aritmatik Model linear Aritmatik menurut Klosterman (1990) adalah teknik proyeksi yang paling sederhana dari seluruh model trend. Model ini menggunakan persamaan derajat pertama (first degree equation). Berdasarkan hal tersebut, penduduk diproyeksikan sebagai fungsi dari waktu,



Keterangan



Pt : Jumlah penduduk tahun ke t (jiwa)



dengan



persamaan:



:



P0 : Jumlah penduduk tahun ke 0 (jiwa) r : Laju pertumbuhan penduduk (% pertahun) t : Rentang waktu antara P0 dan Pt (tahun) Hasil proyeksi akan berbentuk suatu garis lurus. Model ini berasumsi bahwa penduduk akan bertambah/berkurang sebesar jumlah absolute yang sama/tetap (β) pada masa yang akan datang sesuai dengan kecenderungan yang terjadi pada masa lalu. Ini berarti bahwa, jika Pt+1 dan Pt adalah jumlah populasi dalam tahun yang berurutan, Pt+1 – Pt yang adalah perbedaan pertama yang selalu tetap (konstan). Klosterman (1990), mengacu pada Pittengar (1976), mengemukakan bahwa model ini hanya digunakan jika data yang tersedia relatif terbatas, sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan model lain. Selanjutnya, Isserman (1977) mengemukakan bahwa model ini hanya dapat diaplikasikan untuk wilayah kecil dengan pertumbuhan yang lambat, dan tidak tepat untuk proyeksi pada wilayah-wilayah yang lebih luas dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi.



B. Model Geometrik Asumsi dalam model ini adalah penduduk akan bertambah/berkurang pada suatu tingkat pertumbuhan (persentase) yang tetap. Misalnya, jika Pt+1 dan Pt adalah jumlah penduduk dalam tahun yang berurutan, maka penduduk akan bertambah atau berkurang pada tingkat pertumbuhan yang tetap (yaitu sebesar Pt+1/Pt ) dari waktu ke waktu. Menurut Klosterman (1990), proyeksi dengan tingkat pertumbuhan yang tetap ini umumnya dapat diterapkan pada wilayah, dimana pada tahun-tahun awal observasi pertambahan absolut penduduknya sedikit dan menjadi semakin banyak pada tahun-tahun akhir.



Metode geometrik dalam proyeksi penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus:



Keterangan Pt : Jumlah penduduk tahun ke t (jiwa) P0 : Jumlah penduduk tahun ke 0 (jiwa) r : Laju pertumbuhan penduduk (% pertahun) t : Rentang waktu antara P0 dan Pt (tahun)



:



C. Model Eksponensial Metode eksponensial memiliki asumsi bahwa persentase pertumbuhan penduduk sama setiap hari. Hasil proyeksi penduduk dengan menggunakan metode eksponensial akan berbentuk garis lengkung yang lebih terjal daripada garis lengkung pada metode geometrik.



Metode eksponensial dalam proyeksi penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus:



Keterangan



:



Pt : Jumlah penduduk tahun ke t (jiwa) P0 : Jumlah penduduk tahun ke 0 (jiwa) r : Laju pertumbuhan penduduk (% pertahun) t : Rentang waktu antara P0 dan Pt (tahun) Kelebihan dari metode eksponensial, antara lain rumus yang digunakan sederhana, data yang diperlukan mudah dipenuhi, mudah dilakukan, dan model yang digunakan sudah mendekati dinamika yang tidak linear. Sedangkan kelemahan dari metode ini, yaitu mengabaikan rincian komponen dinamika kependudukan.



1.7.2 Analisis SWOT



Definisi dasar dari analisis SWOT adalah penilaian keadaan eksisting terhadap organisasi. Dalam analisis penilaiannya, SWOT mencakup: 1.



kekuatan-kekuatan (strenghts);



2.



kelemahan-kelemahan (weaknesses);



3.



peluang-peluang (opportunites); dan



4.



ancaman-ancaman (threats).



Manfaat analisis SWOT dapat diperoleh ketika perihal operasi organisasi telah ditentukan, arah dan tujuan (visi dan misi) ke masa depan telah ditentukan serta ukuran keberhasilan dalam mewujudkan tujuan tersebut telah dirumuskan secara jelas sehingga segala sesuatu dapat dinilai sebagai kekuatan, kelemahan, peluang atau ancaman hanya jika telah ada VISI, TUJUAN, MISI yang dipakai sebagai acuan atau benchmark.



Analisis SWOT melakukan pemindaian (scaning) kondisi lingkungan internal dan eksternal yang dapat menjadi faktor yang mempermudah atau mempersulit pencapaian tujuan/visi wilayah/komunitas/organisasi. Analisis SWOT dapat dilakukan dengan proses partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan yaitu dengan cara : 1.



Anggota tim bersama-sama dengan partisipan/peserta diskusi melakukan



identifikasi terhadap kekuatan; kelemahan; peluang; dan ancaman yang mungkin dihadapi organisasi. 2.



Selain menyepakati signifikasi dan validitas data, partisipasi juga untuk



menyepakati dan menetapkan isu-isu strategis. Oleh karena itu, analisis SWOT merupakan bagian dari proses perencanaan strategis yang berfungsi sebagai kerangka kerja dengan cara mengidentifikasi isu-isu kritis yang mungkin berdampak terhadap rencana strategis. Perencanaan Strategis itu muncul menggantikan model perencanaan jangka panjang untuk merespon terjadinya perubahan eksternal secara cepat dan tidak menentu yang menuntut organisasi



untuk



melakukan



penyesuaian



atau



perubahan



internal



agar



mampu



mempertahankan fungsi dan peranannya.



Tahapan Analisis SWOT Melakukan telaah terhadap faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan dari organisasi/wilayah atau komunitas dengan mengenai faktor-faktor kunci saja dalam kekuatan dan kelemahan organisasi serta menawarkan respon yang mungkin dilakukan. Berikut tahapannya : A.Identifikasi Faktor Kekuatan Faktor kekuatan meliputi aset atau faktor-faktor yang dimiliki wilayah atau organisasi yang dapat mempermudah tercapainya tujuan atau visi yang ditetapkan. Kekuatan disini dapat berupa nilai positif atau kekuatan dari sumber daya alam, sumber daya manusia, infrastruktur, sistem sosial-ekonomi-politik serta image dari wilayah tersebut.B. B. Identifikasi Faktor Kelemahan Identifikasi faktor kelemahan meliputi kondisi atau karakter internal yang dimiliki yang dapat menjadi kendala atau hambatan dalam upaya untuk mencapai tujuan atau visi. Yang termasuk dalam kelemahan contohnya kelemahan dari sumber daya alam, sumber daya manusia,



infrastruktur, sistem sosial-ekonomi-politik serta image dari wilayah tersebut. Dalam hal ini, kita harus memperhatikan bahwa sifat kelemahan ada yang dapat diperbaiki dan tidak dapat diperbaiki, misalnya iklim usaha yang dapat diperbaiki namun angkatan kerja yang berumur tua tidak dapat diperbaiki, dll. C.Identifikasi Faktor Peluang Faktor peluang adalah obyek atau kondisi eksternal memudahkan atau memfasilitasi organisasi mencapai tujuan. Contoh dari faktor peluang dalam pengembangan ekonomi lokal adalah kesepakatan perdagangan bebas antar negara, penambahan alokasi DAU, desentralisasi pelayanan, peningkatan prasarana (jalan raya, dll), pengurangan pajak usaha. D. Identifikasi Faktor Ancaman Faktor ancaman merupakan tren dan perkembangan di luar wilayah atau organisasi yang dapat mempersulit tercapainya tujuan atau visi. Contoh ancaman dalam pengembangan ekonomi lokal antara lain : kenaikan pajak keuntungan usaha, pembatasan kepemilikan lahan investasi, regulasi kelestarian lingkungan yg sangat ketat, perubahan teknologi yang sangat cepat, merebaknya flu burung dan penyakit gawat lainnya, dll.



Hasil dari analisis SWOT berupa ragam objek atau keadaan internal dan eksternal menjadi faktor kunci pencapaian tujuan organisasi atau wilayah, peta posisi organisasi terhadap lingkungannya serta gambaran alternatif pilihan strategi umum yang sesuai umtuk dijadikan dasar dalam menetapkan sasaran-sasaran organisasi selama 3 – 5 tahun ke depan.



1.7.3 Analisis Kebutuhan Fasilitas A. Analisis Sarana Pendidikan Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tersedianya sarana pendidikan yang memadai di samping juga harus didukung oleh tenaga pendidik yang memegang peranan utama untuk terselenggaranya proses belajar mengajar. Oleh karenanya ketersediaan fasilitas pelayanan untuk pendidikan harus selalu disesuaikan dengan kebutuhan penduduk yang mana dari waktu ke waktu selalu berkembang, dengan demikian penduduk dapat terlayani dan fasilitas yang tersedia dapat berfungsi secara optimal.



Cara Menghitung Standar Sarana Pendidikan Menghitung standar sarana pendidikan dengan rumus :



Perbandingan jumlah sarana pendidikan dengan penduduk usia sesuai tingkatan pendidikan dihitung dengan rumus



:



B. Analisis Sarana Kesehatan Penyediaan sarana kesehatan dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat untuk pencegahan dan perlindungan masyarakat terhadap penyakit untuk dapat dirawat secara medis.



Cara Menghitung Standar Sarana Kesehatan Menghitung



jumlah



standar



sarana



kesehatan



adalah



sebagai



berikut



:



Selain menghitung jumlah standar sarana kesehatan yang dibutuhkan, perlu juga dihitung proyeksi sarana kesehatan untuk 5 tahun dan 10 tahun mendatang dengan cara : Menghitung Proyeksi Puskesmas



Menghitung Proyeksi Praktek Dokter



C. Analisis Sarana Peribadatan Fasilitas peribadatan merupakan tempat untuk menjalankan ibadah umat beragama secara berjamaah untuk memenuhi kebutuhan rohani. Pendekatan perencanaan yang dianut adalah dengan memperkirakan komunitas dan jenis agama serta kepercayaan dan kemudian merencanakan lokasi bengunan peribadatan secara planologis dan religius. 



Masjid Fasilitas peribadatan ini lokasinya berdasarkan skala tingkat pelayanan. Apabila merupakan masjid lingkungan lokasinya disesuaikan dengan lingkungan dan didukung penduduk minimum 3.000 jiwa. Sedangkan untuk masjid skala pelayanan tingkat kecamatan lokasi menyesuaikan berdasarkan pertimbangan wilayah kecamatan dan minimum didukung oleh 30.000 jiwa penduduk.







Musholla Untuk musholla lokasi sebaiknya di lingkungan RW dengan minimum didukung oleh 2500 penduduk.







Gereja Fasilitas ini sebaiknya berlokasi di pusat lingkungan atau menyesuaikan dengan jumlah komunitas penganutnya, didukung minimum oleh 2500 penduduk pemeluk agama bersangkutan.



D. Analisis Sarana Perekonomian Sarana dan prasarana ekonomi pada suatu wilayah dibutuhkan untuk menunjang kegiatankegiatan terutama kegiatan ekonomi masyarakat pada wilayah tersebut. Sehingga analisis sarana dan prasarana ekonomi pada tingkat kecamatan diperlukan untuk melihat jangkauan



pelayanan dari ketersediaan fasilitas ekonomi telah mencakup seluruh penduduk kecamatan atau bahkan wilayah sekitarnya. 



Pasar Lingkungan



Pasar Lingkungan adalah fasilitas lingkungan yang berfungsi sebagai pusat perbelanjaan dan niaga yang menjual keperluan sehari-hari yang lebih lengkap termasuk sayur mayur, daging, ikan, buah-buahan, beras, tepung, bahan-bahan pakaian, barang-barang kelontong, alat-alat sekolah, alat-alat rumah tangga, dan lain-lain. Terdiri dari pasar, pertokoan, bengkel, reparasi kecil. Lokasinya pada jalan utama lingkungan dan mengelompok dengan pusat lingkungan. Minimum dukungan penduduk 30.000 jiwa. Dan sebaiknya dilengkapi dengan sarana penunjang seperti tempat parkir, pos polisi, pos pemadam kebakaran, kantor pos pembantu dan tempat ibadah. 



Warung



Warung adalah fasilitas perbelanjaan terkecil yang melayani kebutuhan sehari-hari dari unit lingkungan terkecil 250 penduduk (50 keluarga). Minimum terdiri dari satu bangunan untuk menjual kebutuhan sehari-hari. Pencapaian maksimum adalah 500 meter. 



Toko



Toko adalah fasilitas perbelanjaan yang lebih besar daripada warung meskipun tetap menjual kebutuhan sehari-hari, juga menjual kebutuhan sekunder lainnyadan berbentuk toko dengan ketersediaan barang lebih lengkap. Minimum didukung oleh 2.500 penduduk, dengan jarak pencapaian maksimum adalah 1200 meter. 



Hotel



Hotel merupakan sarana yang difungsikan untuk memnuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang hunian yang bersifat sementara dan komersial, serta dilengkapi dengan sarana-sarana pendukung lainnya. Untuk menyediakan sarana ini harus didukung oleh jumlah penduduk minimal sebanyak 15.000 jiwa dengan kebutuhan lahan minimum seluas 1000 m2 per unit. 



Rumah Makan atau Restoran



Rumah Makan adalah sarana perekonomian dalam bidang jasa konsumsi masyarakat, khususnya konsumsi siap saji dan bersifat praktis. Untuk meyediakan sarana ini harus didukung penduduk minimum sebanyak 1500 jiwa atau menurut perkembangan dan kebutuhan lingkungan. Kebutuhan minimum lahan yang diperlukan adalah seluas 300 m2 per unit.



E. Analisis Sarana Permukiman Menurut Pedoman Perencanaan Lingkungan Permukiman Kota (1983), perumahan adalah sebagai salah satu sarana hunian yang sangat erat kaitannya dengan tata cara kehidupan masyarakat. Lingkungan perumahan merupakan suatu daerah hunian yang perlu dilindungi dari gangguan-gangguan, seperti ; gangguan udara, kotoran udara, bau dan lain-lain. Sehingga daerah perumahan harus bebas dari gangguan tersebut dan harus aman serta mudah mencapai pusat-pusat pelayanan serta tempat kerja. Berikut merupakan standar & kebutuhan sarana perumahan rakyat



:



Analisis pemenuhan kebutuhan permukiman di Kabupaten Kudus dilihat antara rasio jumlah rumah terhadap penduduk, dengan asumsi satu unit terkecil rumah dihuni oleh satu rumah tangga yang berisi satu orang ayah, satu orang ibu, dan dua orang anak. F. Analisis Sarana Transportasi Sarana transportasi adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan alat untuk mencapai suatu tempat tujuan, dalam hal ini merupakan suatu kendaraan, baik kendaraan bermotor ataupun tidak bermotor yang dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kendaraan pribadi dan kendaraan umum. 



Kendaraan Pribadi



Dengan menganalisis kepemilikan kendaraan pribadi dapat diketahui jenis kendaraan yang paling banyak dipakai oleh masyarakat dan kaitannya dengan tingkat kesejahteraan masyarakat dan dampak yang ditimbulkan pada lingkungan. 



Kendaraan Angkutan Umum



Kendaraan/angkutan umum adalah pemindahan orang dan/atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan dipungut bayaran baik langsung maupun tidak langsung. Beberapa istilah dalam angkutan umum adalah sebagai berikut (berdasarkan Keputusan Menteri Nomor 35 Tahun 2003) 1.



Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang



dengan kendaraan umum yang mempunyai asal – tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal. 2.



Jaringan trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu kesatuan



jaringan pelayanan angkutan orang. 3.



Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan



menurunkan orang dan/atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan transportasi.



G. Analisis Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum Sarana pemerintahan dan pelayanan umum digunakan untuk menunjang sarana pemerintahan skala kecamatan maupun pemerintahan skala desa. Dasar penyediaan fasilitas ini adalah untuk melayani setiap setiap unit administrasi pemerintahan baik informal (Rukun Tetangga / Kelompok 50 keluarga, Rukun Warga / Kelompok 500 keluarga) maupun formal (Kelurahan / Lingkungan, Kecamatan) dan bukan didasarkan pada jumlah penduduk yang mampu mendukung fasilitas tersebut. 1.



Tingkat RW : Pos Hansip, Balai Pertemuan, Parkir Umum



2.



Tingkat Kelurahan : Kantor Kelurahan, Pos Polisi, Kantor Pos Pembantu, Pos



Pemadam Kebakaran, Parkir Umum dan Kakus Umum 3.



Tingkat Kecamatan : Kantor Kecamatan, Kantor Polisi, Kantor Pos Cabang,



Kantor Telepon Cabang, Pos Pemadam Kebakaran, Parkir Umum, Kakus Umum, Gardu Listrik.



DAFTAR PUSTAKA https://www.academia.edu/15664711/Teori_Forecasting http://www.radarplanologi.com/2015/10/teknik-proyeksi-penduduk-sebagai-alat-analisisperencanaan-pembangunan.html https://www.scribd.com/doc/233806336/Analisis-Skalogram-Marshal http://www.radarplanologi.com/2016/04/metode-analisis-sarana-wilayah-dalam-perencanaanpembangunan.html