Korelasi Peramalan Bisnis Dan Perencanaan Bisnis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MK. PERAMALAN BISNIS



PRAKTIKUM MK. PERAMALAN BISNIS “HUBUNGAN ANTARA PERAMALAN DAN PERENCANAAN BISNIS” Oleh: Erwina Ermawati (H34164015) Program Sarjana Alih Jenis, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor Dosen Praktikum Hari/Tanggal Praktikum Ruang I.



: Herawati, S.E, M.Si : Jum’at 7 Oktober 2016 : Tugas 1 : Ruang AGB 2



Pengertian Perencanaan Bisnis Perencanaan bisnis merupakan alat yang sangat penting bagi pengusaha maupun pengambil keputusan kebijakan perusahaan. Tujuan perencanaan bisnis adalah agar kegiatan bisnis yang akan dilaksanakan maupun yang sedang berjalan tetap berada di jalur yang benar sesuai dengan yang direncanakan. Perencaan bisnis juga pedoman untuk mempertajam rencana-rencana yang diharapkan, kerna di dalam perencanaan bisnis kita dapat mengetahui posisi perusahaan kita saat ini, arah perusahaan, dan cara mencapai sasaran yang ingin kita capai (Rangkuti 2005). Rencana yang bersifat strategis merupakan prasyarat yang sangat penting untuk memenangkan persaingan. Faktor-faktor yang menentukan persaingan dipengaruhi oleh faktor sensitivitas harga dan faktor product mystique, yaitu persepsi yang berbeda terhadap produk-produk yang ditawar oleh pesaing (Lewis 1982).



II.



Pengertian Peramalan Bisnis Dalam rangka usaha untuk melihat dan mengkaji situasi dan kondisi dimasa depan. Harus dilakukan peramalan, Oleh karena itu perlu diperkirakan atau diramalkan situasi apa dan kondisi bagaimana yang akan terjadi pada masa depan. Karena hal ini dibutuhkan untuk menentukan kebijakan yang akan diambil oleh pemilik perusahaan atau kebijakan lainnya. Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan waktu antara kesadaran akan dibutuhkannya suatu kebijakan baru dengan waktu pelaksanaan kebijakan tersebut. Kegunaan peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. Keputusan yang baik adalah yang didasarkan atas pertimbangan apa yang akan terjadi pada keputusan itu dilaksanakan. Apabila kurang tepat ramalan yang kita susun, maka makin kurang baiklah keputusan yang kita ambil. Oleh karena itu



masalah pengambilan keputusan merupakan masalah yang selalu kita hadapi, sehingga kita harus lebih teliti dan cermat. Peralaman dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu peramalan secara kuantitatif dan kualitatif. Peramalan kuantitatif umumnya berdasarkan perhitungan matematis, diperkiraan dengan dasar data-data yang telah ada. Peramalan kuantitatif bersifat objektif. Perhitungan peramalan kuantitatif juga memperhitungkan nilai kesalahan yang dibuat. Peramalan kualitatif umumnya bersifat subyektif, dipengaruhi oleh intuisi, emosi, pendidikan, dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu, hasil peramalan dari satu orang dengan orang lain dapat berbeda. Meskipun demilikian, peramlaan dengan metode kualitatif tidak berarti hanya menggunakan intuisi, melainkan dapat mengikutsertakan model statistic sebagai tambahan informasi dalam melakukan judgment (pendapat, keputusan) dan dapat dilakukan secara perserorangan maupun kelompok (Herjanto 2008). III.



Hubungan antara Peralaman dan Perencanaan Bisnis Dari kedua pengertian di atas dapat dijabarkan hubungan antara peramalan bisnis dan perencanaan bisnis. Perencanaan yaitu tindakan-tindakan strategis yang dibuat untuk dilakukan di masa mendatang dengan tujuan untuk menaikkan keuntungan atau mempertahankan bisnis. Dalam pembuatan perencanaan dibutuhkan data yang tepat bukan hanya dari data saat ini, tetapi juga data di masa mendatang. Hal tersebut dikarenakan perencanaan yang telah dibuat akan digunakan di masa yang akan datang. Peramalan dalam praktiknya adalah menguraikan kegiatan atau tugas yang disusun secara logis, sistematik, terukur, dan dapat dicapai. Tugas yang telah dibuat selanjutnya dilaksanakan, diorganisasikan, dipantau, dan dilakukan perbaikan apabila ada kesalahan. Sementara peramalan dalam praktiknya adalah mengestimasi, memperkirakan, memproyeksikan. Kedua perbedaan tersebut menunjukan bahwa perencanaan lebih bersifat manajerial dan peralaman bersifat akademik (scientific). Perencanaan mengindikasi apa yang seharusnya terjadi di masa yang akan datang, sedangkan peralaman mengindikasi apa yang akan terjadi di masa mendatang. Tugas perencanaan adalah menyusun strategi-strategi agar apa yang seharusnya terjadi akan terjadi. Peran peramalan adalah memperkirakan kejadian yang akan terjadi di masa mendatang dengan memperhitungkan beberapa aspek yang terjadi di masa saat ini. Peramalan menjadi penting, karena dapat dijadikan dasar pembuatan perencanaan. Tanpa peralaman, perencanaan yang dibuat bisa menjadi tidak tepat dan tidak relevan untuk digunakan di masa mendatang. Selain itu peramalan juga dapat digunakan sebagai acuan untuk mengambil keputusankeputusan di masa sekarang yang mana akan berdampak pada masa yang akan datang.



IV.



Ilustrasi Aspek Produksi pada Komoditas Jumlah produksi pada suatu komoditas dapat diramalkan dengan mempertimbangkan beberapa aspek produksi. Produksi merupakan gambaran atas suatu hubungan antara masukan dan keluaran yang dinyatakan dalam bentuk fungsi produksi. Faktor yang langsung berpengaruh terhadap produksi adalah luas panen dibanding luas tanam. Salah satu komoditas yang dapat diramalkan jumlah produksinya adalah komoditas tembakau. Metode-metode yang dapat digunakan dalam peramalan produksi misalnya adalah metode arima. Tahapan peramalannya adalah melihat ketidakpastian produksi tembakau, membuat time series plot, melihat data dan dibuat menjadi stationer, menguji model, jika model belum sesuai maka data harus melakukan pengecekan ulang data, jika sudah sesuai maka dilanjutkan dengan pemilihan model terbaik. Dalam penelitian Eliawan (2012), disebutkan selama tahun 1971 sampai 2009 produksi tembakau tidak menentu, hal ini dapat dilihat dari sebaran data yang tidak berada di dalam garis lurus atau rata-rata



konstan. Identifikasi terhadap plot data time series produksi tembakau di Indonesia menunjukan adanya unstur trend, ketidakstationeran, siklik, dan musiman. Data tersebut menunjukan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi produksi tembakau di Indonesia. Faktor tersebut antara lain luas panen setiap tahun yang selalu berubah akibat pengaruh komoditi tembakau sebagai tanaman semusim, curah hujan, pupuk, tenaga kerja, dan gagal panen akibat serangan hama dan penyakit. Menurut penelitian Eliawan (2012), produksi tembakau pada selama tahun 1971 sampai 2009 memiliki nilai selisih antara produksi tertinggi dan produkti terendah sebesar 152.274 ton. Produksi tertinggi diperoleh pada tahun 1997 dengan produksi 209.626 ton dan terendah pada tahun 1971 yaitu 57.352 ton. Dengan data tersebut dapat dibuat peramalan untuk produksi tahun 2010 dengan menggunakan data series yang tersedia dan membuat model. Setelah di dapatkan model yang sesuai maka diperkirakan tahun 2010 produksi tembakau sebesar 188.563,7 ton. Namun hal itu jika tidak ada faktor pengurangan lahan, faktor cuaca buruk, dan tidak adanya kegagalan panen akibat hama penyakit yang diluar perhitungan. Maka, untuk memenuhi kondisi tersebut diperlukan adanya perencanaan. Perencanaan yang diperlukan adalah menyusun strategi-strategi agar luas lahan tembakau tidak berkurang dan semua lahan dapat digunakan secara efektif. Penanggulangan jika terjadi cuaca ekstrim. Penanggulanan organisme penganggu tanaman yang mungkin menyerang. Hal tersebut harus direncanakan secara matang agar hasil yang didapatkan sesuai dengan apa yang telah diramalkan.