Analisis Simpangan Wire Straightening An [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS SIMPANGAN WIRE STRAIGHTENING AND CUTTING MACHINE PADA PROSES WIRE STRAIGHTENING Sobron YL, Erwin Siahaan, Alvin Weber JurusanTeknikMesin FakultasTeknikUniversitasTarumanagara e-mail:[email protected] Abstrak Bahan kawat yang dihasilkan dari proses manufaktur umumnya dalam bentuk gulungan. Untuk pembuatan part pada komponen-komponen mesin diperlukan kawat yang berbentuk lurus. Oleh karena itu diperlukan suatu mesin yang berfungsi untuk meluruskan kawat tersebut. Suatu mesin pelurus kawat telah dirancang dan di fabrikasi, namun masih perlu dilakukan kajian untuk menganalisis produk yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan. Untuk mengetahui apakah produk yang dihasilkan sudah memenuhi dimensi dan bentuk yang diinginkan, maka di tentukan satu specimen acuan yang merupakan produk kawat lurus yang umum terdapat di pasarkan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan mesin wire straightening mesin pelurus dan pemotong kawat. Selisih hasil pengukuran atau simpangan dari produk yang diproses dengan mesin pelurus kawat fabrikasi dengan kawat komersil di analisis untuk mengetahui dan menentukan posisi roller yang optimal. Pada penenelitian ini dilakukan menggunakan mesin pelurus kawat dengan melakukan variasi roller pada mesin tersebut, Terdapat tiga buah roller yang divariasikan dalam penelitian ini. Bahan kawat yang memiliki diameter 4.5 mm. Kawat yang telah diluruskan kemudian di ukur diameternya, hasil yang diperoleh dibandingkan dengan kawat yang tersedia dipasaran. Dari penelitian ini diketahui bahwa posisi clearance antara roller dengan kawat yang optimal atau yang mendekati nilai acuan adalah posisi clearance dengan jarak sejauh 1 mm pada clearance I dan jarak 1 mm pada clearance II. Pada penelitian ini diketahui bahwa kecepatan putaran member pengaruh terhadap kapasitas produksi namun tidak memberi pengaruh yang signifikan terhadap kelurusan kawat. Kata kunci : Wire straightening, cutting machine, analisis simpangan Abstract Wire material resulting from a manufacturing process is generally in the form of rolls .therefore needed in order to further process these wires can be used in the production process in the straight state. Wire straightening can be done by using a straightening and cutting wire machine. This study was conducted to analyze the deviation that occurs in the process of straightening machine wire straightening and cutting wire machine is designed. The study was conducted by streamlining the process with less variation roller on the machine;there are three rollers that varied in this study. Materials used wire has a diameter of 4.5 mm. Wire straightened then measured its diameter; the results obtained were compared with a commercially available wire. From this research it is known that the position of clearance between the rollers with the most optimal wire or the closest to the reference value is the position of clearance with a distance of 1 mm at a distance of 1mm clearance on the first and second clearance. Rotation speed influences the production capacity but gave no significant effect on the straightness of the wire, Keywords: Wire straightening, cutting machine, deviation analysis



PENDAHULUAN Industri manufaktur dalam membuat berbagai part untuk suatu produk memerlukan material logam yang berbentuk kawat.Oleh karena itu maka dibutuhkan kawat dalam jumlah yang massal. Pada proses pembuatan kawat, setelah dihasilkan kemudian disimpan dalam bentuk gulungan yang besar agar mudah untuk pemindahaannya. Bagi industry manufaktur tentunya kawat yang dalam bentuk gulungan sangat sulit untuk dibentuk, sehingga perlu dilakukan pelurusan terlebih dahulu sebelum kawat tersebut diproses untuk pembentukan selanjutnya. Untuk itu maka diperlukan suatu mesin meluruskan kawat. Hal ini tentunya akan menambah biaya produksi jika mesin tersebut di beli. Untuk itu maka dirancang suatu mesin 1|P age



pelurus kawat. Namun hasil yang diperoleh harus di kaji kembali guna menentukan setting roller yang optimal dalam melakukan proses pelurusan dan pemotongan kawat. Agar mesin pelurus kawat tersebut dapat dioperasikan dan menghasilkan produk sesuai dengan yang diinginkan. Untuk mengetahui kualitas produk yang dihasilkan, maka dilakukan pengujian kelurusan kawat. Nilai pengukuran yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai kelurusan kawat komersial. Selisih dari pengukuran ini merupakan nilai simpangan dari kawat yang diproduksi. Untuk menganalisis nilai simpangan tersebut, maka dilakukan pengujian pelurusan dan pemotongan kawat dengan menggunakan mesin wire straightening mesin pelurus dan pemotong kawat. Hal ini bertujuan untuk mengkaji optimasi mesin pelurus kawat agar mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi dalam pelurusan kawat dan kapasitas produksi dari mesin tersebut. Gaya-gaya penarikan Dengan beberapa pengecualian khusus, kawat dan pipa umumnya ditarik dingin dapat dilihat pada Gambar 1. Langkah-langkah awal dalam menghitung gaya untuk penarikan ini sama dengan perhitungan untuk ekstrusi. Di sini, regangan teknis digunakan untuk tujuan diskusi, sementara regangan alami digunakan untuk perhitungan.



Gambar 1. Gaya-gaya Penarikan [4]. Penarikan merupakan proses dalam kondisi tunak, jadi pengaruh gesekan pada landasan bentuk dan ketidakhomogenan deformasi perlu dipertimbangkan.[4] � ��� = � � �� Dimana, ℎ � = ln ℎ �







�=



= =



� �+



[ ] � + + � cot �



ℎ −ℎ ℎ



Dengan, h0 adalah diameter kawat sebelum ditarik dalam mm, h1 adalah diameter kawat setelah ditarik dalam mm, � adalah regangan natural dalam, � adalah tegangan alir 2|P age



rata-rata dalam MPa, adalah koefisien kekuatan pada pengerjaan dingin dalam MPa, � adalah eksponen pengerasan-regangan, �= regangan teknis tekan dalam. Di sini, � adalah koefisien gesek antara bidang kerja dengan landasan-bentuk dan � adalah sudut tirus dari landasan-bentuk untuk penarikan. Untuk ketidakhomogenan proses deformasi memerlukan kerja ekstra yang merupakan fungsi dari rasio h/L. Untuk melakukan penarikan kawat dengan penampang lintang berbentuk lingkaran, h dinyatakan dengan diameter rata-rata, L adalah panjang kawasan kontak dan faktor ketidakhomogenan adalah ℎ ≥ � = ,88 + , Gaya penarikannya adalah � = � ��� � A=2�r(r+l) Dengan A adalah luas permukaan kawat yang ditarik dalam m2, r adalah jari-jari kawat dalam m, l adalah panjang kawat yang ditarik dalam m. Torsi yang dibutuhkan adalah � = �. Dengan, T adalah torsi dalam Nm, L adalah jarak antara poros dengan pusat penggerak dalam m. Daya (P) yang dibutuhkan untuk melakukan penarikan adalah ���� = �. � � �= 6 Dengan, � adalah laju putaran dalam dan n adalah putaran motor.



Wire straightening and cutting machine merupakan sebuah alat untuk membentuk sebuah kawat gulungan atau kumparan menjadi lurus dan menjadi sebuah potongan sesuai dengan ukuran yang ditentukan. Mesin ini melakukan fungsinya melalui tiga tahapan proses yaitu feeding (pemakanan), straightening (pelurusan), dan cutting (pemotongan). Pada tahap awal, proses pemasukan kawat pada mesin, apa umumnya menggunakan roller yang diposisikan secara vertical maupun horizontal. Dalam proses feeding (pemakanan), pemakanan kawat umumnya dilakukan dengan menggunakan sebuah roller beralur yang juga berfungsi sebagai penjepit kawat. Mekanismenya pergerakan kawat tersebut melalui kekuatan dorong yang dihasilkan oleh putaran motor yang dapat mencekam material sehingga kawat dapat dengan baik ditarik atau didorong melalui putaran (Patel, 2011). Tahap berikutnya adalah proses pelurusan, pada tahap ini kedudukan roller diatur, terdapat dua posisi roller yang digunakan yatitu posisi vertical dan horizontal. Tahapan yang terakhir yaitu proses pemotongan kawat. Pada proses pemotongan ini, pada tahap awal pemotongan dilakukan dalam kondisi mesin berputar, ketika kawat yang diluruskan telah mencapai ukuran yang dirancang maka secara otomatis mesin akan langsung memotong kawat tanpa menunggu mesin berhenti beroperasi. Pada pemotongan kedua dilakukan pada saat mesin berhenti beroperasi. Keuntungan yang diperoleh pada proses kedua ini material kawat tidak mengalami perubahan struktur karena tidak menimbulkan panas selama proses pelurusan.adapun mesin wire straightening and cutting machine yang umum digunakan secara komersil sebagaimana disampaikan pada gambar berikut :



3|P age



Gambar 2.Wire straightening and cutting machine (Patel, 2011) Lay out mekanisme proses pelurusan dan pemotongan kawat bergulung disampaikan pada gambar berikut :



Gambar 3.Layout of Wire Straightening Cutting Machine(Patel,2011) Dari Gambar 3. Wire Straightening and Cutting Machine memiliki aliran proses seperti (1) pemasukan material, (2) pemakanan, (3) pelurusan dan (4) pemotongan dengan menggunakan mesin potong. Proses pemasukan material menggunakan sebuah roller. Roller tersebut dapat di posisikan secara vertikal maupun horizontal sesuai dengan yang diinginkan. Proses pemakanan (feed), pemakanan kawat biasanya dilakukan oleh sebuah roll beralur yang berfungsi untuk menjepit kawat. Mekanismenya adalah kekuatan dorong yang dihasilkan putaran dapat menarik dan mencekam material sehingga kawat dapat dengan baik ditarik atau didorong melalui putaran. Tekanan pemakanan ke gulungan kawat dapat dilakukan dengan menggunakan Cam atau per (spring)[1]. Gambar 3 menjelaskan cara pemakanan roller dan pengaturan dalam mesin.



4|P age



Gambar 4.Roller Straightening (Patel,2011) Tahap selanjutnya adalah proses pelurusan. Dalam proses pelurusan kawat, yang menjadi kunci agar dapat dihasilkan hasil yang sempurna maka perlu diatur agar kedudukan roller baik itu secara vertikal maupun horizontal berada dalam posisi satu center. Selain itu kondisi kelurusan dan permukaan kawat dapat dipengaruhi pula oleh dies pelurusan, karena gesekan pada dies tersebut mengasilkan beban lentur.Jarak antara dies tersebut harus diluruskan dalam batas-batas tertentu untuk diameter untuk memberikan efek terhadap hasil dan tingkat kelurusan dari kawat tersebut. Tahapan akhir dari Wire Straightening dan Cutting Machine ini adalah proses pemotongan kawat,proses ini merupakan proses lanjutan dari proses pelurusan. Ada dua hal umum tentang klasifikasi dari proses pemotongan ini. Pertama adalah proses pemotongan dimana proses pemotongan dilakukan dalam kondisi mesin terus berputar. Ketika hasil pelurusan sudah mencapai ukuran yang dirancang maka mesin akan langsung memotong kawat tanpa menunggu mesin berhenti beroperasi. Proses pemotongan yang kedua adalah proses pemotongan kawat yang dilakukan dalam keadaan mesin berhenti beroperasi. Keunggulan yang terjadi pada proses yang kedua ini. Antara lain pada material itu sendiri, material yang sudah diluruskan biasanya menghasilkan panas, kemudian panas yang terjadi selama proses pelurusan itu dapat berkurang ketika proses pemotongan berlangsung sehingga tidak mempengaruhi struktur, komposisi dari material itu sendiri (Patel,2011). Keuntungan lain adalah mesin menjadi lebih terawat ketika menggunakan pemotongan kawat dalam keadaan mesin tidak beroperasi.



5|P age



METODE PENELITIAN Metode Penelitian yang dilakukan disampaikan dalam diagram alir (flow chart) berikut : Mulai A Persiapan PotongKawat



Input kawatkedalam roller Setting Putaran



Pengukuran



Pencatatan Data



Setting Roller Data sesuai AktifkanMe sin Selesai A



Gambar 5. Diagram Alir Metode Penelitian Bahan dan Peralatan Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini, maka dilakukan suatu eksperimen pelurusan dan pemotongan kawa, bahan dan peralatan yang digunakan antara lain: 1. Gulungan kawat dengan diameter 4.5tipe SWRM 8-10



6|P age



Gambar 6. Gulungan Kawat tipe SWRM 8-10 2. Wire Straightening and Cutting Machine (WSCM)



Gambar 7.Wire Straightening and Cutting Machine



7|P age



3. Dial Indicator Yang berfungsi untuk mengukur keselindrisan kawat setelah dilakukan proses pengerolan



Gambar 8. Dial Indicator Prosedur Pengujian Pada tahap awal persiapan peralatan dan bahan yang digunakan. Kemudian melakukan setting untuk clearance roller yang digunakan. Setting clearance terhadap jarak sentuh roller dengan kawat. Dalam pengujian ini dilakukan 3 kali percobaan terhadap clearance dengan masing-masing jarak 0.5 mm, 0.7 mm, dan 1 mm. Sebanyak 13 setting clearance digunakan dalam penelitian ini, dan putaran motor dilakukan variasi yaitu 400 r/min, 600 r/min dan 800 r/min. Tahapan berikutnya kawat dimasukkan diantara celah roller. Kawat tersebut dimasukkan ke dalam alur yang telah tersedia pada roller. Sebelum mesin diaktifkan ditentukan kombinasi clearance dan putaran mesin dengan data yang ingin diuji. Selanjutnya mesin diaktifkan untuk melakukan proses pelurusan kawat. Ketika mengaktifkan mesin pastikan daerah sekitar mesin harus bersih dari peralatan yang tidak diinginkan sehingga tidak mengganggu kegiatan pengujian. Setelah proses pelurusan kawat dilakukan, maka tahap berikutnya mesin akan memotong kawat sesuai dengan ukuran yang direncanakan. Kawat yang telah dipotong kemudian diukur secara visual menggunakan alat ukur. Pada pengukuran visual, bahagian yang diukur adalah tingkat bury yang ditimbulkan akibat goresan yang terjadi antara kawat dan roller. Kemudian dilakukan pengukuran pada permukaan bidang kawat yang mengalami proses roller untuk mengetahui tingkat kelurusan dari kawat, pengukuran dilakukan dengan metode pengukuran simpangan terjauh dari diameter kawat tersebut. Jika angka simpangannya kecil maka kawat tersebut mendekati nilai optimal, sedangkan jika nilai simpangan besar maka menjauhi nilai optimal. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur dial gauge dan vernier caliper.



8|P age



Gambar 9.Clearance Roller HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh grafik antara jarak clearance Vs simpangan dengan variasi kecepatan putaran sebagaimana disampaikan pada Gambar berikut :



Hasil Pengukuran Simpangan I 400 r/min SIMPANGAN



0.4



SIMPANGAN I



SIMPANGAN ACUAN



0.3 0.2 0.1 0



JARAK CLEARANCE



Gambar 10.Hasil Pengukuran Simpangan I pada Putaran 400 r/min



9|P age



Hasil Pengukuran Simpangan II 400 r/min SIMPANGAN



1.200



SIMPANGAN II SIMPANGAN ACUAN



0.800



0.400



0.000 0-0



0,5-0 0,7-0



1-0 0,5-0,50,7-0,5 1-0,5 0,7-0,50,7-0,7 0,7-1 1-0,5 1-0,7



1-1



JARAK CLEARANCE



Gambar 11.Hasil Pengukuran Simpangan II pada Putaran 400 r/min



Hasil Pengukuran Simpangan III 400 r/min SIMPANGAN III SIMPANGAN ACUAN



SIMPANGAN



0.006



0.004



0.002



0 0-0



0,5-0 0,7-0



1-0 0,5-0,50,7-0,5 1-0,5 0,7-0,50,7-0,7 0,7-1 1-0,5 1-0,7



1-1



JARAK CLEARANCE



10 | P a g e



Gambar 12. Hasil Pengukuran Simpangan III pada Putaran 400 r/min Dari Gambar 10 dapat diketahui bahwa hasil pengukuran untuk simpangan yang paling mendekati dengan data material acuan (kawat komersil) adalah pada jarak clearance I yaitu pada jarak 1 mm dan clearance II pada jarak 2 mm dengan nilai 0,138 mm. Untuk simpangan II, sebagaimana yang disampaikan pada gambar 11. Diperoleh bahwa untuk clearance yang mendekati nilai acuan terhadap kawat pada posisi clearance I pada jarak 1 mm dan Clearance II pada jarak 1 mm dengan nilai simpangan sebesar 0,727 mm. Pada pengukuran simpangan III diperoleh beberapa nilai mendekati nilai acuan terhadap kawat. Clearance I pada jarak 0,7 mm dan clearance II pada jarak 0 mm, pada clearance I pada jarak 0,5 mm dan clearance II pada jarak 0,7 mm, Clearance I pada jarak 0,7 mm dan clearance II pada jarak 0,7 mm, pada clearance I pada jarak 0,7 mm dan clearance II pada jarak 1 mm,Clearance I pada jarak 1 mm dan clearance II pada jarak 1 mm dengan besar simpangan 0,003 mm. Dari data hasil di atas dapat diketahui bahwa pelurusan kawat menggunakan putaran 400 r/min, tingkat clearance roller terhadap kawat yang paling mendekati hasil dari acuan adalah clearance I pada jarak 1 mm dan clearance II pada jarak 1 mm.



Hasil Pengukuran Simpangan I 600 r/min SIMPANGAN



0.400



SIMPANGAN I SIMPANGAN ACUAN



0.300 0.200 0.100 0.000 0-0



0,5-0 0,7-0



1-0 0,5-0,50,7-0,5 1-0,5 0,7-0,50,7-0,7 0,7-1 1-0,5 1-0,7



1-1



JARAK CLEARANCE



Gambar 13.Hasil Pengukuran Simpangan I pada Putaran 600 r/min



11 | P a g e



1.2



Hasil Pengukuran Simpangan II 600 r/min SIMPANGAN II SIMPANGAN ACUAN



SIMPANGAN



1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0-0



0,5-0 0,7-0



1-0 0,5-0,50,7-0,5 1-0,5 0,7-0,50,7-0,7 0,7-1 1-0,5 1-0,7



1-1



JARAK CLEARANCE



Gambar 14.Hasil Pengukuran SimpanganII pada Putaran 600 r/min



Hasil Pengukuran Simpangan III 600 r/min SIMPANGAN III



0.005



SIMPANGAN ACUAN SIMPANGAN



0.004 0.003 0.002 0.001 0



JARAK CLEARANCE



Gambar 15. Hasil Pengukuran Simpangan III pada Putaran 600 r/min Dari Gambar 13 diketahui nilai simpangan yang mendekati data acuan material adalah pada jarak clearance I, pada jarak 1 mm dan clearance II, pada jarak 1 mm dengan nilai 0,1358. Sedangkan pada Gambar 14 diperoleh clearance yang mendekati nilai acuan terhadap kawat terdapat pada posisi clearance I, pada jarak 1 mm dan clearance II, pada jarak 1 mm dengan nilai simpangan sebesar 0,7394 mm. Pada simpangan III sebagaimana yang disampaikan pada Gambar 11 diperoleh bahwa nilai yang mendekati acuan kawat adalah pada clearance I, pada jarak 1 mm dan clearance II, pada jarak 1 mm. Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa tingkat clearance roller terhadap wire yang paling mendekati nilai acuan adalah pada posisi clearance I, pada jarak 1 mm dan clearance II pada jarak 1 mm.



12 | P a g e



Hasil Pengukuran Simpangan I 800 r/min 0.400



SIMPANGAN I SIMPANGAN ACUAN



0.200 0.100 0.000 0-0



0,5-0 0,7-0



1-0 0,5-0,50,7-0,5 1-0,5 0,7-0,50,7-0,7 0,7-1 1-0,5 1-0,7



1-1



JARAK CLEARANCE



Gambar 15. Hasil Pengukuran Simpangan I pada Putaran 800 r/min 1.2



Hasil Pengukuran Simpangan II 800 r/min SIMPANGAN I SIMPANGAN ACUAN



1 SIMPANGAN



SIMPANGAN



0.300



0.8 0.6 0.4 0.2 0 0-0



0,5-0 0,7-0



1-0 0,5-0,50,7-0,5 1-0,5 0,7-0,50,7-0,7 0,7-1 1-0,5 1-0,7



1-1



JARAK CLEARANCE



Gambar 16.Hasil Pengukuran Simpangan II pada Putaran 800 r/min



13 | P a g e



0.005



Hasil Pengukuran Simpangan III 800 r/min SIMPANGAN III SIMPANGAN ACUAN



SIMPANGAN



0.004 0.003



0.002 0.001 0 0-0



0,5-0 0,7-0



1-0 0,5-0,50,7-0,5 1-0,5 0,7-0,50,7-0,7 0,7-1 1-0,5 1-0,7



1-1



JARAK CLEARANCE



Gambar 17. Hasil Pengukuran Simpangan III pada Putaran 800 r/min Dari Gambar 15 dapat diketahui bahwa hasil pengukuran untuk simpangan yang paling mendekati dengan data acuan material adalah pada jarak clearance I, pada jarak 1 mm dan clearance II, pada jarak 1 mm dengan nilai 0,1384. Untuk simpangan II sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 16 diperoleh untuk jarak clearance yang mendekati nilai acuan terhadap kawat pada posisi clearance I pada jarak 1 mm dan clearance II, pada jarak 1 mm dengan nilai simpangan sebesar 0,738 mm. Untuk pengukuran pada simpangan III berdasarkan data yang diperoleh didapatkan beberapa data yang mendekati nilai acuan terhadap kawat. Diantaranya pada jarak clearance I, pada jarak 0,5 mm dan clearance II pada jarak 0,5 mm. Clearance I pada jarak 0,7 mm dan clearance II pada jarak 0,5 mm dan pada clearance I pada jarak 1 mm dan clearance II pada jarak 1 mm dengan besar simpangan 0,0032 mm. Nilai yang paling maksimum sesuai dengan nilai acuan kawat adalah pada posisi clearance I pada jarak 1 mm dan clearance II pada jarak 1 mm. Kapasitas Mesin Wire Straightening and Cutting Machine Kapasitas produksi dari mesin Wire Straightening and Cutting Machine ini diperoleh melalui perhitungan pembagian antara waktu kerja dengan cycle time dari proses pemotongan kawat. Setelah terhitung jumlah potongan yang didapat, dihitung berat dari total seluruh jumlah material dengan mengalikan berat potongan terhadap jumlah potongan, maka data hasil perhitungan dapat dilihat pada table berikut: Tabel 1. Hasil Perhitungan Kapasitas Mesin Wire Straightening and Cutting Machine Putaran (r/min)



Panjang Material (l, mm)



Cycle Time (detik)



Berat Material (kg)



Efisiensi (%)



Waktu Kerja 8 Jam (detik)



400 600 800



183 183 183



12 10 7.6



0.033895397



90



28800



0.033895397 90 0.033895397 90



28800 28800



Total Kapasitas (Kg) 73.21405806 87.85686967 115.6011443



Maka berdasarkan perhitungan diatas dengan efisiensi kerja sebesar 90% maka dapat diketahui total kapasitas dari mesin Wire Straightening and Cutting Machine berbanding 14 | P a g e



lurus dengan putaran electro motor. Ketika putaran dinaikkan maka kapasitas produksi akan ikut mengalami kenaikan KESIMPULAN Dari hasil pengujian dan pembahasan, maka dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagaiberikut : 1. Posisi clearance antara roller dengan kawat yang paling optimal atau yang paling mendekati nilai acuan adalah posisi clearance dengan penekanan sejauh 1 mm pada clearance I dan penekanan 1mm pada clearance II 2. Berdasarkan pengujian terhadap kinerja alat, disimpulkan bahwa putaran mesin tidak memberi pengaruh yang signifikan terhadap kualitas kawat yang diluruskan. Pengaruh putaran mesin hanya memberi berpengaruh terhadap kapasitas dari pelurusan kawat mesin wire straightening and cutting machine. DAFTAR PUSTAKA [1]. Sularso, dan Kiyokatsu Suga. 1983. Elemen Mesin. Jakarta : P.T Pradnya Paramita. [2]. Patel, S Ashvin. A Review On Innovation Of Wire Straightening Cutting Machine. International.Journal of Engineering Science and Technology (IJEST).Vol. 3.No. 5. 5 May 2011.(PP 4204-4209) [3]. Kalpakjian, S.dan Schmid, S. R., 2010, Manufacturing Engineering and Technology, Sixth Ed., Singapore : Prenctice Hall. [4]. Schey, J. A., 1999, Proses Manufaktur : Introduction to Manufacturing Processes, Indonesia : Penerbit ANDI. [5]. STEEL WIRE SPECIFICATION.http://k14.co.id/steel-wire.html. [6]. Merkle, D., Schrader, B. danThomes, M., 1998, Hydraulics Basic Level, Denkendorf :Festo Didactic GmbH & Co. [7]. Merkle, D., Rupp, K. Dan Scholz, D., 1994, Electro-Hydraulics Basic Level, Esslingen :Festo Didactic KG.



15 | P a g e