Analisis Sintesis Tindakan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS SINTESIS TINDAKAN PEMBERIAN ROM PASIF PADA NY. E. DI RUANG BOUGENVIL RSUD KOTA SURAKARTA



Disusun oleh ARDIAN TRI SETYANA P 27220019 253



PROGRAM STUDI PROFESI NERS POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2019/ 2020



ANALISIS SINTESIS TINDAKAN Analisis Sintesis Tindakan Pemberian ROM Pasif Pada Ny. E. Di Ruang Bougenvil RSUD Kota Surakarta Hari : Rabu Tanggal : 22/10/2019 Jam : 16.30 WIB A. Keluhan Utama Klien mengatakan kakinya tidak bisa digerakkan setelah operasi B. Diagnosa medis Osteomyelitis C. Diagnosa keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Nyeri, Kerusakan integritas struktur tulang (Post OP Fraktur Pedis dan Osteomyelitis) D. Data yang mendukung diagnosa keperawatan DS : Klien mengatakan kakinya tidak bisa digerakkan setelah operasi DO : (22/10/19) jam 14.00. Kekuatan otot kaki skala 0-5: Ka Ki 1 | 1 E. Dasar pemikiran Hasil dari penelitian Ririn dan Wahyu (2018) tentang Pengaruh Latihan Range Of Motion (Rom) Aktif Terhadap Kekuatan Otot Pada Pasien Post Operasi Fraktur Humerus Di Rsud Dr. Moewardi, menunjukkan bahwa latihan Range of Motion (ROM) aktif ini mampu dilakukan oleh seluruh responden (100%), sebagian besar kekuatan otot pasien post operasi fraktur humerus sebelum diberi latihan ROM aktif adalah skala kekuatan otot 0 atau paralisis total atau tidak ada kontraksi otot dan setelah diberikan latihan ROM aktif sebanyak 9 kali menjadi skala kekuatan otot 2 atau kategori buruk atau kontraksi otot yang cukup kuat menggerakkan sendi tetapi hanya dapat dilakukan bila pengaruh dari gaya gravitasi dihilangkan. F. Prinsip tindakan keperawatan 1. Melakukan verifikasi program pengobatan klien. Rasional: mencek kelengkapan obat untuk pasien 2. Mencuci tangan sebelum melakukan tindakan sesuai dengan SOP. Rasional: mencegah penyebaran mikroorganisme. 3. Menyiapkan alat. Rasional: mencek alat yang akan digunakan (Penghangat/WWZ dan sarungnya). 4. Memberikan salam. Rasional: sebagai pendekatan komunikasi terapeutik . 5. Memvalidasi klien. Rasional: agar tidak terjadi kesalahan nama lengkap, tanggal lahir, tahun dan rekam medik klien. 6. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga. Rasional: agar klien/keluarga mengetahui dan mengerti tindakan yang akan dilakukan. 7. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum melakukan tindakan. Rasional: untuk membuat rasa nyaman pada klien saat melakukan tindakan. 8. Menjaga privacy klien. Rasional: menjaga hak pasien 9. Mengucapkan Bismillah. Rasional: sebagai do’a saat akan mulai melakukan tindakan. 10. Menghangatkan sendi yang akan dilatih. Rasional: membuat sendi menjadi rilek. 11. Melatih sendi-sendi secara bergantian. Rasional: mengikuti SPO a. Panggul:  Menggerakan kaki Abduksi – Adduksi



G.



H.



I.



J.



K.



 Menggerakan kaki Fleksi – Ekstensi  Menggerakan kaki Hiperekstensi – Posisi anatomi  Rotasi keluar – kedalam b. Lutut: Menggerakan lengan bawah fleksi – Ekstensi c. Pergelangan kaki:  Menggerakan Dorsal fleksi – Ekstensi  Menggerakan Supinasi – Pronasi 12. Merapikan pasien. Rasional: melindungi hak klien 13. Mengucapkan Alhamdulillah. Rasional: sebagai do’a saat telah selesai melakukan tindakan. a. Mengevaluasi hasil tindakan Rasional: memberikan rasa nyaman setelah dilakukan tindakan pada klien. b. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula Rasional: agar ruangan klien terlihat rapi dan nyaman serta alat sudah dikembalikan ke ruang alat keperawatan. c. Berpamitan dengan klien dan salam Rasional: untuk menjaga komunikasi terapeutik dan sopan saat meninggalkan klien. 14. Mencuci tangan setelah tindakan selesai sesuai SOP Rasional: menghilangkan dan mencegah penyebaran mikroorganisme. 15. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan Rasional: bukti dokumentasi tindakan sudah dilakukan. Analisis tindakan Klien selesai melakukan operasi dengan teknik anestesi SAB, maka pasti efek anestesi masih ada hingga beberapa jam selanjutnya. Klien mulai khawatir tidak bisa mennggerakkan kakinya. Perawat mencoba edukasi bahwa itu adalah efek dari anestesi. Setelah itu, perawat mulai kolaborasi dengan fisioterapi dan perawat bangsal apakah ROM aman untuk pasien post OP. Perawat juga mencari sumber dan juga jurnal untuk latihan ROM, dan aman untuk dilakukan setelah post OP. Setelah mendapat persetujuan dari keluarga dan juga klien sendiri, perawat mulai melakukan tindakan ROM pasif. Bahaya dilakukannya tindakan 1. Bahaya: meningkatnya rasa nyeri, peradangan dan cedera 2. Pencegahan: Lakukanlah pada daerah yang tidak adanya nyeri, peradangan dan cedera Tindakan keperawatan lain yang dilakukan 1. Mengkaji nyeri 2. Kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik 3. Delegasi ke keluarga untuk melakukan ROM 4. Kolaborasi dengan fisioterapi Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan Hasil: ROM telah dilakukan sesuai prosedur Maknanya: 1. Mampu mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat. 2. Mampu meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur. 3. Mampu mempertahankan elastisistas mekanis dari otot. 4. Mampu membantu kelancaran sirkulasi. 5. Mampu menurunkan/mencegah sirkulasi. 6. Mampu membantu mempertahankan kesadaran akan gerak dari klien Evaluasi diri Mahasiswa melakukan sesuai dengan prosedur yang ditentukan.



L. Daftar pustaka / referensi Astrid M, Nurachmah E, Budiharto. 2008. Pengaruh Latihan Range of Motion (ROM) Terhadap Kekuatan Otot, Luas Gerak Sendi dan Kemampuan Fungsional Pasien Stroke di RS Sint Corolus Jakarta. Jakarta : Jurnal FIK UI Potter PA, Perry AG. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Vol. 2. Jakarta : EGC



Mengetahui, Pembimbing Klinik/CI



(………………….……)



Mahasisawa praktikan,



(Ardian Tri Setyana)