Analisis Swot Kel 13 Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MANAJEMEN KEPERAWATAN ANALISIS SWOT



Disusun Oleh Kelompok 13 /Kelas 7C : 1. Putri Ayu Nahdiyah 2. Faiqotul Ilmi



( 1130018098) (1130018103)



Fasilitator : Yanis Kartini, SKM.,M.Kep



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan limpahan rahmatnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Analisa SWOT” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan. Dalam penulisan makalah ini tentunya penulis berterima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah yang telah membimbing, memotivasi dan mendampingi kami dalam pembelajaran. Penulis menyadari bahwa sepenuhnya penulisan dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran semua pihak untuk menyempurnakan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.



Surabaya, 01 Januari 2022 Penyusun



Kelompok 13



DAFTAR PUSTAKA



KATA PENGANTAR...................................................................................................................2 DAFTAR ISI..................................................................................................................................3 BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................4 1.1



Latar Belakang................................................................................................................4



1.2



Rumusan Masalah...........................................................................................................5



1.3



Tujuan..............................................................................................................................5



1.4



Manfaat............................................................................................................................5



BAB 2 LANDASAN TEORI..........................................................................................................6 2.1



Pengkajian analisis data....................................................................................................6



2.2



Analisis SWOT.................................................................................................................7



BAB 3 ANALISA KASUS...........................................................................................................12 3.1



Kasus..............................................................................................................................12



3.2



Pengkajian.....................................................................................................................12



BAB 4 ANALISA DATA.............................................................................................................12 3.3



Analisis SWOT..............................................................................................................18



3.4



Diagram Layang............................................................................................................20



BAB 5 PENURUP.........................................................................................................................25 4.1



Kesimpulan....................................................................................................................25



4.2



Saran..............................................................................................................................25



DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................26



BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hampir semua lembaga dalam pendekatannya banyak menggunakan kajian SWOT. Hal tersebut di lakukan oleh semua lembaga untuk mengkaji kekuatan dan kelemahannya pada lembaga tersebut, sebelum menentukan tujuan dan menggariskan tindakan pencapaian tujuan, yang merupakan konsekuensi logis yang perlu ditempuh perusahaan agar supaya lancar didalam operasionalnya. Perubahan masyarakat industri ke masyarakat informasi dan dari ekonomi yang berorientasi manufaktur ke arah orientasi jasa, telah menimbulkan dampak yang signifikan terhadap permintaan atas program baru pendidikan kejuruan yang ditawarkan (Martin, 1989). Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opprtunities, and Threats) telah menjadi salah satu alat yang berguna dalam dunia industri. Namun demikian tidak menutup kemungkinan untuk digunakan sebagai aplikasi alat bantu pembuatan keputusan dalam pengenalan program-program baru di lembaga pendidikan. Proses penggunaan manajemen analisis SWOT menghendaki adanya suatu survei internal tentang Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (klemahan) program, serta



survei



eksternal



atas



Opportunities



(ancaman)



dan



Thterats



(peluang/kesempatan). Meskipun sebenarnya analisa SWOT banyak di tujukan untuk penerapan dalam bisnis, ide penggunaan perangkat ini dalam bidang pendidikan bukanlah hal yang sama sekali baru. Sebagai contoh, Gorski (1991) menyatakan pendekatan ini untuk meningkatkan minat dalam masyarakat untuk memasuki sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan. Perangkat manajemen yang sedianya ditujukan untuk bidang industri sering kali bisa diolah untuk diterapkan dalam bidang pendidikan, karena adanya kemiripan yang fundamental dalam tugas-tugas administraitf. SWOT adalah teknik yang sudah sederhana, mudah dipahami, dan juga bisa digunakan dalam merumuskan strategi-strategi dan kebijakan-kebijakan untuk



pengelolaan administrasi (administrator). Sehingga, SWOT di sini tidak mempunyai akhir, artinya akan selalu berubah sesuai dengan tuntutan jaman. Sehubungan dengan penjelasan tersebut di atas penulis akan menyoroti tentang permasalahan yang berkaitan dengan Kajian SWOT dalam surat kabar. B. Rumusan Masalah 1. Bagimana pengkajian manajemen keperawatan ( M1-M5) ? 2. Bagaimana menganalisa data ? 3. Bagaimana menganalisa SWOT ? 4. Bagaimana membuat diagram layang ? C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui pengkajian manajemen keperawatan ( M1-M5) ? 2. Mengetahui menganalisa data ? 3. Mengetahui menganalisa SWOT ? 4. Mengetahui membuat diagram layang ?



BAB 2 LANDASAN TEORI A. Pengkajian Manajemen Keperawatan Ada 5 unsur manajemen yang sangat dikenal sekali yaitu (5M) Man, Materials, Method, Money, Mutu 1. Man Manusia atau man adalah unsur manajemen yang pertama, manusia atau setiap individu memegang peran penting pada suatu manajemen di setiap bidangnya, baik itu industry maupun ekonomi. Segala sesuatu yang terkait pada perencanaan dan pelaksanaan produksi sangat bergantung sekali pada manusia atau setiap individunya. 2. Materials Bahan atau materials menjadi sebuah unsur manajemen yang selanjutnya. Pengontrolan bahan materials yang ada sangat dibutuhkan pada proses manajemen. Individu usaha harus dapat memanfaatkan bahan-bahan material yang ada untuk sebaik mungkin memakainya 3. Method Pada saat melakukan manajemen, diperlukan langkah-langkah tertentu yang disebut sebagai metode atau method. Metode yang baik dan tepat pasti menjadi sebuah unsur manajemen yang sangat penting agar pada setiap langkahnya berjalan efektif dan efisien 4. Money Pada proses di dalam manajemen, uang atau money sangat dibutuhkan sekali. Dalma menjalankan aktivitas perusahaan, maka diperlukan biaya usaha dalam bentuk uang sebagai modal utama perusahaan. Pengelolaan uang yang baik akan berpengaruh sekali pada sukses atau tidaknya manajemen 5. Mutu Pengumpulan data yang akan dilakukan pada pemasaran, termasuk mutu adalah : a. BOR (Bad Occupation Range) pasien b. Mutu pelayanan keperawatan B. Analisis SWOT Menurut (Wardoyo, Paulus. 2011). Proses pengambilan keputusan strategis umumnya senantiasa dikaitkan dengan masalah msisi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Oleh karena itu, sebagai strategic planner dalam melakukan



analisis perlu memperhatikan berbagai aspek yang terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor itu secara garis besar dapat dikelompokkan dalam 4 kategori yang disebut sebagai Kekuatan (Strengths), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity) dan Ancaman (Threat), sehingga dikenal dengan sebutan Analisis KEKEPAN atau ANALISIS SWOT. Meski kelihatannya sederhana, analisis SWOT bisa memberikan identifikasi yang lengkap atas faktor-faktor perusahaan tersebut. Hal ini bias dimengerti karena pijakan Analisis SWOT adalah berhubungan dengan masalah internal dan masalah eksternal perusahaan. Secara sederhana pola pikir Analisis SWOT dapat digambarkan sebagai berikut :



Analisis SWOT secara sekaligus dapat dipakai untuk melakukan evaluasi faktor internal dan eksternal perusahaan secara sekaligus, sehingga selanjutnya. bisa dicarikan solusinya. Apa yang menjadi kekuatan dan kelamahan perusahaan akan diidentifikasi dalam matrik IFAS (Internal Factor Analysis Summary), sedangkan hal-hal yang menjadi peluang dan ancaman akan dicerminkan dalam matrik EFAS (External Factor Analysis Summary). Gabungan dari kedua matrik tersebut melalui SWOT Diagram akan mencerminkan posisi perusahaan yang dikenal sebagai Positioning Selanjutnya posisi ini akan dipakai untuk melakukan identifikasi strategic business planning yang dilakukan dengan memakai matrik SWOT/TOWS, GE-Mc Kensey, Product Life Cycle dsb. Manfaat Analisis SWOT Tujuan akhir dari analsis SWOT adalah menghasilkan berbagai alternatif strategi yang lebih bersifat fungsional, sehingga strategi tersebut akan lebih mudah diaplikasikan dan diimplementasikan pada masing-masing Strategic Business Unit. Adapun manfaat yang dapat dipetik dari analisis SWOT adalah sebagai berikut : 1. Secara jelas dapat dipakai untuk mengetahui posisi perusahaan dalam kancah persaingan dengan perusahaan sejenis.



2. Sebagai pijakan dalam mencapai tujuan perusahaan 3. Sebagai upaya untuk menyempurnakan strategi yang telah ada, sehingga strategi perusahaan senantiasa bisa mengakomodir setiap perubahan kondisi bisnis yang terjadi Tahapan Analisis SWOT, Untuk melakukan Analisis SWOT secara garis besar harus dilakukan melalui tiga tahapan yaitu : 1. Tahap pengumpulan data. Dalam tahap ini bukan hanya sekedar kegiatan mengumpulkan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra analisis. Umumnya data akan dikategorikan sebagai data internal dan eksternal. Data internal meliputi laporan keuangan perusahaan, laporan tentang sumber daya manusia, laporan kegiatan operasional dan pemasaran. Sedangkan data eksternal yang diperlukan antara lain meliputi analisis tentang pasar, pesaing, pemasok, pemerintah, serta kelompok yang mempunyai kepentingan tertentu. Data eksternal ini mempunyai hubungan yang sangat erat dengan stakeholder. Untuk keperluan analisis, biasanya dipakai External Factor Analysis Summary (EFAS) dan Internal Factor Analysis Summary (IFAS). Disamping itu juga dipergunakan Matrik Profil Kompetitif.



Untuk mendapat gambaran yang



jelas, tentang format dari masing masing matrik, berikut ini akan ditunjukkan format



selengkapnya beserta tatacara pengisiannya. Sebagai langkah awal



akan disajikan Format matriks EFAS adalah sebagai berikut :



Cara membuat matrik EFAS : 1. Susunlah faktor-faktor eksternal sesuai dengan kelompoknya yaitu faktor yang memberikan peluang (opportunity) dan faktor yang memberikan ancaman (threat).



2. Selanjutnya masing-masing faktor tadi diberi bobot. Dalam memberikan bobot harus dilakukan secara hati-hati dan didasarkan pada tingkat kepentingan dan dampak strategisnya. Semakin penting faktor tersebut, maka semakin tinggi bobot yang harus diberikan. Maksimum total bobot adalah 1 (satu). 3. Langkah berikutnya terhadap setiap faktor baik peluang atau ancaman diberi rating. Rating dibuat dengan ketentuan untuk faktor-faktor yang memberikan peluang harus diberi tanda positip dan sebaliknya untuk faktor-faktor yang memberikan ancaman diberikan tanda negatip Jika faktor-faktor itu memberikan peluang paling besar, maka harus diberi rating positip yang paling besar, demikian sebaliknya bila peluangnya kecil. Cara yang sama juga diperlakukan pada faktor-faktor yang memberi ancaman paling besar, maka harus diberi rating negatip paling banyak, demikian sebaliknya bila tingkat ancamannya kecil. 4. Selanjutnya Bobot dikalikan dengan Rating, sehingga akan diperoleh Nilai atau Skor. 5. Setelah semua faktor dihitung skornya, kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan total skor secara keseluruhan. 6. Kolom



kelima digunakan untuk memberikan catatan atau alasan tentang



mengapa suatu faktor itu dipilih Adapun format dari matrik IFAS adalah seperti yang terlihat dalam peraga berikut ini :



Cara membuat matrik EFAS : 1. Susunlah faktor-faktor internal sesuai dengan kelompoknya yaitu faktor yang merupakan kekuatan (strenght) dan faktor yang merupakan kelemahan (weaknesses).



2. Selanjutnya masing-masing faktor tadi diberi bobot. Dalam memberikan bobot harus dilakukan secara hati-hati dan didasarkan pada tingkat kepentingan dan dampak strategisnya. Semakin penting faktor tersebut, maka semakin tinggi bobot yang harus diberikan. Maksimum total bobot adalah 1 (satu). 3. Langkah berikutnya terhadap setiap faktor baik yang merupakan kekuatan atau kelemahjan diberi rating. Rating dibuat dengan ketentuan untuk faktor - faktor



yang merupakan kekuatan harus diberi tanda positip dan



sebaliknya untuk faktor-faktor yang merupakan kelemahan diberikan tanda negatip. Jika faktor-faktor itu merupakan kekuatan yang paling besar, maka harus diberi rating positip yang paling besar, demikian sebaliknya bila kekuatan yang kecil. Cara yang sama juga diperlakukan pada faktor-faktor yang merupakan kelemahan paling besar, maka harus diberi rating negatip paling banyak, demikian sebaliknya bila memiliki tingkat kelemahan yang kecil. 4. Selanjutnya Bobot dikalikan dengan Rating, sehingga akan diperoleh Nilai atau Skor. 5. Setelah semua faktor dihitung skornya, kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan total skor secara keseluruhan. 6. Kolom kelima digunakan untuk memberikan catatan atau alasan tentang mengapa suatu faktor itu dipilih Untuk memberikan keseragaman dalam membuat rating baik untuk EFAS maupun IFAS, maka untuk memudahkan berikut ini akan diberikan pedoman. Peluang dan Kekuatan diberi bilangan bulat yang positip dan dimulai dari 1 sampai dengan 4. Sedangkan untuk Kelemahan dan Ancaman diberi bilangan bulat yang negatip dan dimulai dari – 4 sampai dengan – 1. Di bawah ini adalah pedoman yang dapat dipakai dari angka rating serta maksudnya



Bagian terakhir dari tahap pengumpulan data adalah membuat matrik profil kompetitif. Tujuan pembuatan matrik profil kompetitif adalah untuk mengetahui



posisi



relatip



perusahaan



terhadap



pesaing



Untuk



mendapatkan profil kompetitif yang realistis, maka dalam membandingkan perusahaan yang dianalisis perlu dicari perusahaan pesaing yang seimbang. Artinya bahwa perusahaan pesaing yang dijadikan sebagai pembanding tersebut adalah perusahaan pesaing yang terdekat. Sebagai contoh bila perusahaan yang dianalisis adalah perusahaan rokok Bentoel, maka perusahaan pembanding yang dipilih adalah perusahaan rokok HM Sampoerna atau perusahaan rokok Djarum, hal ini dikarenakan kedua perusahaan tadi adalah pesaing yang terdekat, sehingga



paling tidak



hasilnya akan lebih realistis. Antara perusahaan yang dianalisis dengan perusahaan pembanding perlu diberikan rating yang berbeda dan didasarkan pada kondisi relatif yang ada. Berikut adalah pedoman yang dapat dipakai.



Selanjutnya masing-masing faktor diberi bobot sebagaimana yang telah dimukakan pada saat membahas EFAS dan IFAS, jumlah bobot adalah 1 (satu), setelah itu dihitung skor dari masing-masing faktor dengan cara mengalikan antara bobot dengan rating. Hasil perhitungan skor dijumlah. Format dari matrik profil kompetitif adalah sebagai berikut



Dari matrik profil kompetitif, sesungguhnya dapat terbaca bagaimana posisi perusahaan terhadap para pesaingnya. Secara nyata akan terlihat apakah kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan mampu untuk dipergunakan menangkap peluang yang ada dan apakah kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan dapat diminimalisasikan untuk menahan gempuran atau ancaman yang datang dari luar . 1. Tahap analisis Setelah berhasil menyusun matrik EFAS, IFAS dan Profil Kompetitif, langkah berikutnya adalah melakukan analisis. Untuk keperluan ini akan dipergunakan Diagram SWOT. Sumbu mendatar atau sumbu X manggambarkan faktor IFAS dan sumbu vertikal atau sumbu Y menggambarkan faktor EFAS. Bagian positif dari masingmasing sumbu X dan sumbu Y akan ditempati Kekuatan dan Peluang, sedangkan bagian negatif dari masing-masing sumbu X dan sumbu Y akan ditempati Kelemahan dan Ancaman. Plotting dilakukan dengan carasebagai berikut : a. Nilai total skor yang mencerminkan Peluang (Opportunity) dari matrik EFAS diplotke dalam sumbu Y pada bagian yang positip. b. Nilai total skor yang mencerminkan Ancaman (Threat) dari matrik EFAS di plot ke sumbu Y pada bagian yang negative



c. Nilai total skor yang mencerminkan Kekuatan (Strenght) dari matrik IFAS di plot ke sumbu X pada bagian yang positif d. Hal yang sama dilakukan terhadap Nilai total Skor yang mencerminkan Kelemahan (Weaknesses) dari matrik IFAS di sumbu X pada bagian yang negatif. e. Selanjutnya lakukan positioning. Posisi yang ideal adalah posisi yang memiliki tingkat kelemahan dan tingkat ancaman yang mendekati nol. Dengan mengetahui posisi yang terakhir, diharapakan dapat diperoleh berbagai strategi yang sangat bermanfaat bagi perusahaan. f. Hitung luas area dari setiap kuadran dan kemudian di rangking berdasarkan urutan luas yang paling tinggi. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dari Diagram SWOT, berikut ini akan disajikan format serta penjelasan selengkapnya



Dari diagram di atas dapat dilihat adanya empat kuadran, dimana setiap kuadran memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda.. Adapun penjelasan karakteristik setiap kuadran adalah sebagai berikut :



C. Diagram Layang



Berdasarkan posisi diagram layang analisa SWOT dapat diketahui : a. Posisi M1(Man), M5 (Mutu), MAKP, Sentralisasi Obat, Ronde, Supervisi, Discharge Planning, Ronde keperawatan berada di area progresif dimana elemen kekuatan dan peluang cukup tinggi, sehingga rekomendasi strategi yang diberikan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. b. Posisi Dokumentasi berada di area diverifikasi dimana meskipun menghadapi berbagai ancaman tetapi masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang dengan cara strategi diverifikasi.



BAB 3 ANALISA KASUS Rumah Sakit Mitra Keluarga Kenjeran mulai beroperasional pada tanggal 27 Juni 2014. Rumah Sakit Mitra Keluarga Kenjeran merupakan rangkaian Mitra keluarga group ke-11 yang berada di luar area Jabotabek, dan RS Mitra Keluarga ke-3 di Jawa Timur. Bangunan rumah sakit terdiri atas 6 lantai, berdiri diatas tanah seluas 15.624 m2 dengan luas bangunan seluas 16.583 m2, terletak di Jalan Kenjeran No. 506, Kelurahan Kalijudan, Kecamatan Mulyorejo, Kota Kenjeran, Provinsi Jawa Timur, kode pos 60114. Rumah Sakit Mitra Keluarga Kenjeran berada di bawah naungan PT. Alpen Agung Raya, memiliki kapasitas tempat tidur dari mulai 60 tempat tidur berkembang menjadi 71 tempat tidur. Rumah Sakit Mitra Keluarga Kenjeran merupakan rumah sakit klasifikasi kelas C. 1. M1-Man A. Daftar Nama Tenaga Keperawatan Ruang NS. Bougenville Rumah Sakit Mitra Keluarga Kenjeran Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan NS. Bougenville, bahwa selama pandemi Covid 19 setiap bulan diadakan rolling tenaga keperawatan. Tabel 3.2 Daftar Nama Tenaga Keperawatan Di Ruang NS. Bougenville Rumah Sakit Mitra Keluarga Kenjeran pada bulan Januari 2021 No. 1.



Nama Jabatan Kepala bagian



Pendidikan DIII/S1 Keperawatan



2.



Clinical mentor



DIII Keperawatan



3.



IPCLN



a. D3 Keperawatan/S1 Keperawatan. b. Pengalaman kerja di NSB 2 tahun. a. D3 Keperawatan/S1 Keperawatan. b. Pengalaman kerja di NSB 2 tahun. D3 Keperawatan/S1 Keperawatan



4.



5.



Katim



Perawat pelaksana



Sertifikat/Kredensial BLS, ACLS, Manajemen bangsal, ECG Jenjang karir: PK II BLS, ACLS, ECG Jenjang karir: PK III Pelatihan Dasar PPIRS Jenjang karir: PK I/PKII



Jumlah 1 orang 1 orang



1 orang



BLS, ACLS, ECG, manajemen bangsal Jenjang karir: PK IdanII



BLS, ECG Jenjang karir: PK II



B. Jumlah Tenanga di Ruang NS. Bougenville



5 orang



6 orang



1) Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan adalah : Tabel 3.3 Tenaga Keperawatan di Ruang NS. Bougenville Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya No.



Kualifikasi



1. S1 Keperawatan TOTAL



Jumlah 14



Jenis



Semua pegawai tetap 14 orang



C. Struktur Organisasi Ruang NS. Bougenville Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya dipimpin oleh Struktur organisasi ruang Bougenvile dibawah pimpinan kepala Departemen keperawatan, Kepala Departemen keperawatan membawahi Kepala Bagian Bougenvile, Kepala Bagian membawahi CM dimana seorang CM mempunyai kualifikasi PK II, penanggung jawab shift mempunyai kualifikasi PK I dan PK II, Ketua Tim dan perawat pelaksana.



D. Kebutuhan Tenaga Perawat sesuai tingkat ketergantungan pasien Ruangan NS. Bougenville PERHITUNGAN TENAGA RUANG ISOLASI Menentukan jumlah kapasitas tempat tidur Ruang Isolasi memiliki kapasitas tempat tidur sejumlah 22 bed Menghitung perbandingan tenaga dengan tempat tidur



Berdasarkan standart Permenkes No. 56 tahun 2014 Pasal 44 terkait perhitungan tenaga keperawatan, perbandingan tenaga dengan tempat tidur adalah sebagai berikut. Tenaga keperawatan : Tempat tidur = 2 : 3 yang artinya 2 perawat untuk kapasitas 3 tempat tidur. Ruang Isolasi = 22 bed Tenaga keperawatan : Tempat tidur = 2 : 3 Tenaga keperawatan = 22 x 2 3 = 14,6 tenaga = 14-15 tenaga Sehingga kebutuhan tenaga untuk tahun 2020 adalah 14-15 SDM (termasuk Kepala Bagian). Dengan distribusi dinas sebagai berikut : Shift Pagi



Shift Siang



Shift Malam



Kepala Bagian



1



IPCLN



1



CM



0



PJ Shift/Katim



1



1



1



Staf/pelaksana



1



2



2



Jumlah



4



3



3



S



Lepas Malam



Libur



1



2



2



2



sehingga kebutuhan tenaga untuk tahun 2020 adalah 14 SDM. Adapun jumlah tenaga saat ini efektif per 2020 adalah 14 SDM (sudah termasuk karu, IPCLN). KUALIFIKASI



JUMLAH SDM JABATAN



PENDIDIKAN



STD



KON



KBT H



Kepala Bagian



1



1



0



IPCLN



1



1



0



CM



1



0



1



Pj Shift / Katim



4



4



0



Pelaksana STD : KON : KBTH:



8



8



0



STD S1 Keperawatan S1 Keperawatan S1 Keperawatan S1 Keperawatan



NERS/D3 NERS/D3 NERS/D3 NERS/D3



KON



KBTH



+



-



+



-



+



-



+



-



S1 S1 NERS S1 NERS/D3 NERS/D3 Keperawat Keperawatan Keperawat an (1 org) an (8 org)



STANDAR KONDISI SAAT INI KEBUTUHAN



2. M2 (MATERIAL) A. Lokasi Dan Denah Ruangan 1) LOKASI RUANGAN Lokasi ruang NS. Bougenville berada di lantai 3 dan berlokasi di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kenjeran. Berikut Uraian lokasi ruang NS. Bougenville a)



Sebelah selatan berbatasan dengan NS Catleya



b)



Sebelah barat berbatasan dengan ruang AC



c)



Sebelah timur berbatasan dengan ruang AC



2) DENAH RUANGAN Keterangan: 1. Kamar 301 2. Kamar 302 3. Kamar 303 4. Kamar 305 5. Kamar 306 6. Kamar 307 7. Kamar 308 8. Kamar 309 9. Kamar 310 10. Kamar 311 11. Ruang pencampuran obat 12. Kamar 321 13. Kamar 320 14. Kamar 319 15. Kamar 318



Gambar 3.2 Denah Ruang Ns. Bougenville Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 14-17 Januari 2021 didapatkan gambaran letak setiap ruangan yang berada di ruangan NS. Bougenville, Lantai 3, Rumah Sakit Mitra Keluarga Kenjeran. Selama terjadinya pandemic covid-19 tidak ada penambahan ruangan. B. Data Tempat Tidur Pasien Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 14-17 Januari 2021, Didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur di ruangan NS. Bougenville yaitu 22 Tempat Tidur yang terbagi menjadi 3 kelas yaitu kelas Kelas I,



Kelas II, dan Kelas III. (Rincian Tempat Tidur dijelaskan dalam bentuk tabel dibawah). Selama terjadinya pandemic covid-19 sampai hari ini, Diruangan NS. Bougenville, Rumah Sakit Mitra Keluarga Kenjeran, tidak terjadi penambahan dan pengurangan kapasitas tempat tidur. Diruangan juga tidak terjadi perubahan tempat tidur maupun perubahan letak tempat tidur pasien. Jarak antar tempat tidur dalam satu ruangan yaitu ± 2,4m atau antar tepi tempat tidur minimal 1,5 m. Berikut ini rincian gambaran kapasitas tempat tidur pasien yang ada diruangan NS. Bougenville yaitu 22 Tempat Tidur dengan rincian sebagai berikut : Tanggal 15 Januari 2021 Ruang NS. Jumlah Total Bed Terpakai Bed Tidak Bougenville Terpakai Ruang Kelas 1 13 13 0 Ruang Kelas 2 2 2 0 Ruang Kelas 3 6 3 3 TOTAL 22 18 3 Tabel 3.4 Gambaran Bed Tempat Tidur Pasien di Ruang NS. Bougenville, RS Mitra Keluarga Kenjeran. Tanggal 16 Januari 2021 Ruang NS. Jumlah Total Bed Terpakai Bed Tidak Bougenville Terpakai Ruang Kelas 1 13 13 0 Ruang Kelas 2 2 2 0 Ruang Kelas 3 6 3 3 TOTAL 22 18 3 Tabel 3.5 Gambaran Bed Tempat Tidur Pasien Di Ruang NS. Bougenville, RS Mitra Keluarga Kenjeran. Dari jumlah 22 tempat tidur pasien tersebut keadaan tempat tidur dalam kondisi yang baik, tidak ada kerusakan. Lantai pada ruang rawat inap sudah sesuai dengan PERMENKES RI nomor 24 Tahun 2016 yaitu terbuat dari bahan kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, warna terang dan mudah dibersihkan. Lingkungan ruangan NS. Bougenville merupakan kawasan bebas rokok dengan



ketersediaan



tempat



sampah



pada



masing-masing



ruangan.



Lingkungan ruangan selalu dijaga kebersihannya dan rutin dibersihkan oleh cleaning service. Dinding didalam ruangan dicat dengan warna terang tetapi tidak menyilaukan mata dan menggunakan cat yang tidak luntur serta tidak menggunakan bahan yang mengandung logam berat. Sesuai dengan PERMENKES RI nomor 26 Tahun 2016 tentang tata laksana pemeliharaan ruang bangunan bahwa pembersihan dinding seharusnya dilakukan secara periodik minimal 2 kali setahun dan di cat ulang apabila sudah kotor atau cat sudah pudar. Pintu pada masing masing ruangan sudah cukup lebar untuk keluar masuk bed pasien. Pintu terbuat dari bahan yang kuat dan dapat mencegah masuknya binatang pengganggu. Langit-langit ruangan NS. Bougenville berwarna terang dan mudah dibersihkan. Diruangan NS. Bougenville sudah dilengkapi dengan petunjuk letak ruangan sehingga memudahkan anggota keluarga maupun pengunjung saat mencari ruangan.dikoridor ruangan NS. Bougenville terdapat denah jalur evakuasi RS Mitra Keluarga Kenjeran sehingga memudahkan petugas untuk mengevakuasi pasien saat terjadi bencana. Diruangan juga sudah dilengkapi fasilitas pemadam kebakaran berupa alat pemadam api ringan (APAR) serta petunjuk



pemakaiannya.



Hal



ini



sudah



sesuai



dengan



ketentuan



PERMENKES RI nomor 24 Tahun 2016. C. Peralatan dan Fasilitas Secara Keseluruhan, didapatkan hasil dimana tidak ada penambahan fasilitas maupun peralatan medis selama masa pandemic covid-19 terjadi. Untuk Ruang NS. Bougenville memiliki 16 ruangan yang meliputi, Ruang kelas 1 memiliki 13 ruangan yaitu ruang 301, 302, 303, 305, 306, 307, 308, 309, 315, 316, 317, 318, 319. Ruang kelas 2 memiliki 1 ruangan yaitu ruang 311. Sedangkan untuk kelas 3 memiliki 2 ruangan yaitu ruang 310 dan 320. Ruang Alat Kesehatan, Ruang Injeksi, Ruang Koordinator, Ruang Linen, Ruang Nurse Station, Ruang Spoelhock, gudang Berikut rincian seluruh fasilitas dan peralatan yang ada di ruang NS. Bougenville, RS Mitra Keluarga Kenjeran:



Fasilitas dan Peralatan untuk pasien Ruang Kelas 1 1. Kamar 301, 302,303,305,306,307,308,309,315,316,317,318,319 No. 1 2 3 4 5 6 7



Nama Barang AC Split Bed Pasien Elektrik Nakas Over Bed Table Sofa Bed Televisi (TV) Lemari Pakaian Tabel 3.6 kamar kelas 1



Jumlah 1 1 1 1 1 1 1



Ruang Kelas 2 2. Kamar 311 No. 1 2 3 4 5



Nama Barang AC Split Bed Pasien Nakas Televisi (TV) Over Bed Table Tabel 3.7 kamar kelas 2



Jumlah 1 2 2 2 2



Ruang Kelas 3 3. Kamar 310, 320 No. 1 2 3 4 5



Nama Barang AC Split Bed Pasien Nakas Televisi (TV) Over Bed Table Tabel 3.8 kamar kelas 2



Jumlah 1 3 3 1 3



Fasilitas dan Peralatan Untuk Petugas Kesehatan di Ruangan 1. Ruang Kabag Nama Barang AC Split CPU Monitor Meja Kursi



Jumlah 1 1 1 1 1



Kondisi Baik Baik Baik Baik Baik



Tabel 3.9 Ruang Kabag 2. Ruang Nurse Station Nama Barang



Jumlah



AC Split 1 CPU 2 Handphone 1 Intercom 1 Kursi 4 Kursi Putar 2 Meja Perawat 1 Monitor / Komputer 2 Pesawat Telephone 2 Printer 1 Rak Kayu 1 Stetoscope 6 Unit Power Supply (UPS) 1 Lemari es 1 Tabel 3.10 Ruang Nurse Station



Kondisi Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik



3. Ruang Pantry Nama Alat Dispenser Lemari Es Kursi



Jumlah Kondisi 1 Baik 1 Baik 3 Baik



Tabel 3.11 Ruang Pantry 4. Ruang Spoelhock Nama Alat



Jumlah



Kondisi



Baik Alat pemanas 1 Baik Tempat sampah 3 Baik Tempat sampah benda tajam 1 Baik Trolley Linen Kotor 1 Baik Bak Linen Kotor 1 Tabel 3.12 Ruang Spoelhock 5. Ruang Injeksi Nama Barang AC Split Hygrometer Lemari Es Lemari Obat trolley Infus



Jumlah 1 1 1 1 2



Kondisi Baik Baik Baik Baik Baik



Tabel 3.13 Ruang Injeksi Fasilitas Lainnya untuk petugas kesehatan maupun untuk pasien yang ada di ruangan NS. Bougenville, RS Mitra Keluarga Surabaya. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Nama Alat Jumlah Jam Dinding 1 Cermin 3 Alat-Alat Tulis 10 Nurse Call/Fire Alarm 1 Dressing Card 6 Antiseptic 23 Bel Pasien 16 Tabel 3.14 Fasilitas Petugas Kesehatan



Kondisi Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik



6. Ruang Linen No. 1



Nama Kamar Nama Linen Box Linen Tabel 3.15 Ruang Linen



Jumlah 2



Kondisi Baik



Administrasi Ruangan Setelah dilakukan pengkajian didapatkan hasil beberapa administrasi ruangan yang berada di ruangan NS. Bougenville, RS Mitra Keluarga Surabaya., yaitu sebagai berikut : No . 1.



Nama Administrasi Lembar Observasi Tabel 3.15 Ruang Adsminitrasi



Jumlah



Kondisi



1



Baik



Untuk sarana dan prasarana di Ruang Rawat Inap NS. Bougenville, RS Mitra Keluarga Surabaya. sudah cukup baik. Selama masa pandemic covid-19 tidak ada penambahan maupun perubahan kapasitas tempat tidur, serta fasilitas dan peralatan medis yang ada diruangan. Setiap pagi dan sore hari ruangan dibersihkan oleh petugas CS, peralatan diruangan cukup baik dan tertata rapi serta kondisi ruangan dalam keadaan cukup tenang. Semua perawat ruangan mampu menggunakan fasilitas maupun peralatan yang ada di ruangan dengan baik. Administrasi penunjang di dalam ruangan sudah cukup lengkap, cukup baik serta tertata rapi. D. SOP (Standart Operasional Prosedur)



Ruangan NS. Bougenville, RS Mitra Keluarga Surabaya sudah mempunyai dan menerapkan SOP (Standart Operasional Prosedur). SOP tersebut dapat dilihat secara online di komputer Nurse Station. SOP dilakukan dan dibacakan setiap hari saat para petugas kesehatan melakukan pergantian shift atau saat dilakukannya timbang terima diruangan NS. Bougenville. 3. M3 (METHOD) A. Penerapan Model Asuhan Keperawatan Dari



hasil wawancara diruang “NS. Bougenville” model asuhan



keperawatan yang digunakan diruangan adalah model tim. Dari hasil pengamatan kami model asuhan keperawatan yang digunakan diruangan NS. Bougenville belum sesuai dengan teori karena Katim masih merangkap Penanggung Jawab shift dan tiap shift hanya 1 tim 1) Timbang Terima Hasil pengkajian dengan melakukan wawancara dengan CM ruangan saat timbang terima di ruang NS. Bougenville dilakukan di ruang NS, timbang terima dilakukan pada pukul 06.45, 13.45 dan 20.45 dan dilakukan tepat waktu. Timbang terima dipimpin oleh perawat penanggung jawab untuk setiap shift. Dari segi alur timbang terima di NS. Bougenville sudah sesuai dengann teori, yaitu kedua shift dalam keadaan siap, shift yang akan menyerahkan laporan sudah mempersiapkan hal-hal yang akan disampaikan, menyampaikan operan, operan ke ruang pasien dengan memperkenalkan



diri, memperkenalkan perawat penanggung



jawab saat itu, memberi tahu dokter yang merawat setelah itu kembali ke nurse station. Timbang terima yang dilakukan diruang NS dilakukan secara lengkap. pada saat timbang terima yang dibacakan adalah nama, umur, diagnosa medis, dokter yang merawat, intervensi yang belum tercapai dan tugas delegasi yang belum selesai tetapi dalam penyampaian masalah keperawatan dan intervensi keperawatan dilakukan dalam format SBAR. Sedangkan dari segi penulisan laporan timbang terimasudah ada format khusus yaitu CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi) untuk mempermudah proses timbang terima, laporan dicatat pada buku



form timbang terima. Dokumentasi mencantumkan tanda tangan, nama terang



setiap shift dilakukan oleh perawat penangungjawab setiap



timbang terima. Saat kunjungan ke pasien, perawat berkeliling sesuai pasiennya. Kepala ruangan mengevaluasi dengan menanyakan dan mengamati siapa saja perawat yang bertanggung jawab pada pasien. Menurut Nursalam (2015), pelaksanan timbang terima seharusnya di nurse station dan di bed pasien. Kepala ruangan membuka acara timbang terima. Perawat penanggung jawab penyampaikan timbang terima kepada perawat perawat penanggung jawab selanjutnya dan ditutup oleh kepala ruangan. Pelaporan untuk timbang terima ditulis secara langsung tanda tangan pergantian shift serta penyerahan laporan. 2) Ronde Keperawatan Menurut hasil wawancara didapatkan hasil menurut perawat NS. Bougenville ronde ini mendukung kegiatan keperawatan yang ada di ruangan dan perawat di NS. Bougenville rata-rata semua mengerti tentang ronde keperawatan. Pelaksanaan ronde di ruangan NS. Bougenville tidak di lakukan ronde keperawatan karena tidak ada pasien yang memenuhi kriteria untuk di lakukan ya ronde keperawatan. 3) Pengelolahan Obat (Sentralisasi Obat) Menurut hasil wawancara selama ini di ruangan NS. Bougenville sudah melakukan sentralisasi yang cukup maksimal yaitu seluruh obatobat oral dan injeksi dijadikan satu di ruang obat dan di program oleh farmasi. Perawat NS. Bougenville sudah memiliki format daftar pengadaan tiap-tiap macam obat karena itu wewenang Farmasi. Di ruang NS. Bougenville terdapat format persetujuan sentralisasi obat dari pasien atau keluarga pasien. Alur penerimaan obat dari pasien atau keluarga pasien jika ada obat dari pasien maka perawat mencatat daftar obat dan dosisnya kemudian diambil oleh perawat yang selanjutnya dikonfirmasi oleh pihak farmasi dan keluarga juga dijlaskan bahwa obat sudah di program oleh farmasi. Di ruang NS. Bougenville sudah mempunyai ruangan khusus obat dan sudah dipisahkan antara kepemilikan obat-obat pasien dan sudah memiliki etiket alamat pada masing-masing obat pasien.



Sebelum memberikan obat, perawat selalu menginformsikan jumlah kepemilikan obat yang telah digunakan kepada pasien. Di NS. Bougenville terdapat format untuk tiap jenis obat yang disiapkan sebelum memberikan obat ke pasien dan format obat sudah di sediakan secara terpisah. 4) Conference Conference karu membuka operan shift jaga meliputi karu menanyakan tentang hasil dari shift yang tadi malam kemudian berdiskusi dengan katim yang berjaga pagi unutk melakukan perencanaan pemasukan obat untuk pagi hari dan menayakan keluhan dari pasien. Serta melanjutkan Advis dokter jaga maupun mengkonsultasikan kepada dokter senior tentang kondisi pasien yang memerlukan perawatan khusus. 5) Supervisi Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan meningkatkan kemampuan pihak yang di supervisi agar mereka dapat melakukan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif (Nursalam, 2015). Dari hasil wawancara



terhadap seluruh perawat



Ruangan NS.



Bougenville menyatakan bahwa di Ruang NS. Bougenville sudah mengetahui supervisi, menurut pemahaman mereka supervisi yaitu karu memberikan penilaian kepada perawat terhadap semua tindakan sesuai SOP dan diberi kontrak waktu. Supervisi dilakukan sesuai perintah atasan dan biasanya dilakukan setiap 3-6 bulan sekali, apabila melakukan supervisi maka ruangan menyiapkanya. Supervisi dilakukan oleh kepala ruangan NS. Bougenville. Ruangan sudah memiliki format supervise dan sesuai dengan keperawatan. Alur supervisi diruangan supervisi karu selalu menyampaikan jika akan dilakukan supervisi H-1 tidak pernah dilakukan dadakan. Alat yang digunakan untuk supervisi tersedia secara lengkap dan hasil dari supervisi disampaikan kepada perawat yang di supervisi. 6) Penerimaan Pasien baru Suatu proses dimana pasien baru datang dari IGD, Unit Rawat Jalan, pasien dengan membawa SPR dan pindahan dari ruang perawata dan UPI diterima oleh perawat diruang rawat inap. Prosesnya antar lain sebagai berikut:



(1) Pasien baru datang menuju ke IGD atau Unit Rawat Jalan di periksa oleh dokter IGD atau di Poli Spesialis .



(2) Pasien yang membawa SPR langsung ke bagian CRI dan dilakukan triage oleh perawat diantar menuju ruang rawat inap.



(3) Pasien dari ruang UPI dan ruang rawat inap lain, dilakukan serah terima dengan perawat ruang sebelumnya dan pasien diantar ,menuju ruang rawat inap.



(4) Pasien mengurus administrasi di counter rawat inap, pasien mendapat kamar di nurse station Bougenville, pasien di antar perawat IGD atau URJ menuju nurse station.



(5) Sampai di ruangan pasien di terima oleh perawat pemegang pasien. (6) Pasien di jelaskan oleh perawat pemegang pasien tentang fasilitas rumah sakit.



(7) Perawat memberi tahu dokter penanggung jawab pasien (8) Perawat mengonlinekan diet ke bagian gizi, dan melakukan penerimaan surveilans Perawat melaksanakan tindakan pada pasien sesuai dengan advise dokter.



a. Perencanaan Pulang (dischare planning) Bagian penting dari program keperawatan klien yang dimulai segera setelah klien masuk rumah sakit. Hal ini merupakan suatu proses yang menggambarkan usaha kerjasama antar tim kesehatan, klien dan keluarga kien. Hasil wawancara di ruang NS. Bougenville perawat sudah mengetahui discharge planning yaitu perencanaan pasien pulang mulai dari MRS sampai dengan KRS. Semua perawat NS. Bougenville selalu dan wajib membuat discarge planning. Discharge planning dilakukan oleh perawat penanggungjawab dan berkolaborasi dengan farmasi, gizi dan dengan pihak-pihak lainnya. Ketika pasien KRS perawat melakukan discgarge planning yaitu dengan memberikan dan menjelasakn surat kontrol/waktu kontrol , obat-obatan/aturan memakai obat, hasil laboratorium. Terkait obat-obatan dalam discharge planing di ruang NS. Bougenville adalah jika kedapatan pasien pulang yang menjelaskan masalah obat-obatan ke pasien adalah perawat yang bertugas karena ruang bougenville adalah ruang



isolasi. Teknik yang digunakan pada saat dilakukan discharge planning yaitu secara lisan dan tertulis dengan menggunakan bahasa Indonesia dan dilakukan pendokumentasian sesuai dengan format discharge planning. Dalam pemberian HE (Health Education) di ruang NS. Bougenville sudah tersedia leaflet yang berguna untuk pasien dan keluarga sebagai media pendidikan kesehatan yang diberikan oleh perawat. Namun di ruang NS. Bougenville tidak semua pasien diberikan leaflet oleh perawat. b. Dokumentasi Dari hasil wawancara dari ruang NS. Bougenville perawat sudah mengetahui model pendokumentasian keperawatan menggunakan sistem SOR (Sources Oriented Record) yang dimodifikasi. Terdapat sarana dan prasarana untuk tenaga kesehatan (saran administrasi



penunjang).



Di



ruang



NS.



Bougenville



sistem



pendokumentasian menggunakan sistem tulis tangan dan setiap selesai pendokumentasian perawat memberi tanda tangan pada laporan yang di tulis. 4. M4 (MONEY) Hasil pengkajian dan wawancara pada 17 Januari 2021 di ruang NS. Bougenville didapatkan dari pendapatan ruangan yang bersumber dari biaya pasien selama dirawat di ruang NS. Bougenville, baik menggunakan jaminan Kemenkes atau Asuransi. Pendanaan alat kesehatan dan bahan kesehatan habis pakai didapatkan dari resep dokter untuk pasien yang sebelumnya telah didaftar nama alat dan obat oleh perawat ruangan. . Sumber pendapatan ruangan yang berasal dari biaya yang dikeluarkan pasien selama dirawat di ruangan NS. Bougenville perinciannya adalah sebagai berikut : A. Tarif Ruangan Table 3.16 Catatan Kamar Rawat Inap di Ruang NS. Bougenville Rumah Sakit Mitra Keluarga Kenjeran 2021 Kelas I



Nama Kamar



Fasilitas



301,302,303, a. Kamar ber AC untuk 1 pasien 305,306,307, b. Kamar mandi dalam 1



Tarif (Rp) kamar Rp. 1.080.000



308,309,315, c. Televisi LCD 316,317,318, d. 1 tempat tidur 319 e. 1 sofa bed II



311



III



310,320



a. b. c. d. a. b. c.



Kamar ber AC untuk 2 pasien Tempat tidur 2 untuk 2 pasien Kamar mandi dalam 1 Televisi LCD 2 Kamar ber AC untuk 3 pasien 3 Tempat tidur untuk 3 pasien Kamar mandi dalam 1



Rp. 750.000



Rp.500.000



B. Tarif Jasa Dokter Umum Tabel 3.16 Rincian Tarif Tindakan Di Ruang NS. Bougenville Tahun 2021 Kelas No. Dokter Tarif (Rp) I 1 Visite dokter spesialis Rp. 500.000 II 2 Visite dokter Spesialis Rp. 375.000 III 3 Visite dokter spesialis Rp. 150.000 5. M5 (MARKETTING) A. Pemasaran Pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kenjeran sebagian besar dari wilayah Surabaya, tetapi ada sebagian yang beasal dari luar kota Surabaya seperti Madura. Usia pelanggan bervariasi, kisaran dewasa hingga lansia. Perawat di ruang “NS. Bougenville ” selalu memberikan media brosur yang berisi tentang bagaimana cara perawatan dirumah, serta memberikan surat kontrol dan obat-obatan dijelaskan langsung oleh farmasi/perawat. Perawat juga memberikan form kepuasan pasien setiap sebelum pasien pulang. A. Mutu Pelayanan Keperawatan 1) Upaya pengurangan infeksi nosocomial a. ILO (1) Luka bersih, tidak ada (2) Luka bersih terkontaminasi, tidak ada (3) Luka terkontaminasi, tidak ada



Perawat selalu menerapkan hand hygiene 5 momen untuk mencegah infeksi nosocomial, menggunakan APD yang diperlukan, monitoring inos, serta adanya penanggung jawab observasi inos. (4) ISK, tidak terjadi. Karena setiap 2 mingggu selalu diganti, uremic atau clot selalu diganti 2) Indikator mutu a. Tingkat kepuasan pasien Ruang NS. Bougenville mempunyai kuesioner mutu rumah sakit dan ruangan yang diberikan ketika pasien KRS dan selalu didata setiap sebulan sekali. Berikut ini akan dipaparkan mengenai kepuasan pasien terhadap kinerja perawat. Pelaksanaan evaluasi menggunakan kuesioner yang berisi 2 lembar berbentuk pertanyaan nominal dengan jawaban “Ya” dan “Tidak”, serta terdapat essay yang berisi kritik dan saran. Isi kuisioner mengenai pelayanan yang disukai dan tidak disukai. Berikut adalah data kepuasan pasien pada bulan November hingga Desember 2020: No



Kriteria



Frekuensi



Prosentase %



1



Puas



82



86%



2



Tidak Puas



10



14%



92



100%



Total b. Keamanan pasien (patient safety)



Indikator penilaian peningkatan mutu pelayanan dapat dilihat dari angka kejadian decubitus, angka kejadian pemberian obat dan kejadian jatuh. Dari pengukuran indikator mutu pelayanan keperawatan klinik yang dilakukan diruang “NS. Bougenville” serta hasil rekap data 3 bulan yang lalu pada tahun 2020 yaitu: a) Pada bulan Oktober – Desember 2020 tidak ada pasien yang mengalami decubitus semenjak masuk rumah sakit hanya saja pada saat masuk rumah sakit pasien sudah mengalami decubitus.



b) Pada bulan Oktober – Desember 2020 tidak terdapat pasien yang mengalami flebitis akan tetapi beberapa pasien yang mengalami ekstravasase c) Kejadian jatuh tidak terjadi, didapatkan data bahwa Oktober – Desember tahun 2020 100% pasien tidak mengalami jatuh dan selalu ada oerientasi dari perawat kepada pasien



1) Jumlah pasien dirawat dan pasien keluar 3 bulan terakhir



Pasien Dirawat No.



Pasien dirawat



Bulan Umum



BPJS



Asurans i



Instansi



Hidup



Mati



1



Oktober



0



126



0



0



124



2



2



November



0



127



0



0



127



0



3



Desember



0



183



0



0



179



4



2) BTO (Bed Turn Over) Rumus:



No.



1.



2.



3.



Jumlah pasienkeluar ( Hidup+ Meninggal) Jumlah tempat tidur



Bulan



Oktober



November



Desember



Jumlah pasien Hidup 124



127



179



Meninggal 2



0



4



Tempat tidur



Rumus



Hasil



22



126 22



6



22



127 22



6



22



183 22



8



1) Kelas Covid Rumus BOR per ruangan =



JUMLAH HARI PERAWATAN X TT X JUMLAH HARI DALAM SEBULAN



100% No .



Bulan



Hari



Tempat



Perawatan



Tidur



Hari dalam



Rumus



Hasil



31



356 22 X 31



52,19%



30



X 100% 387 22 X 30



58,63%



31



X 100% 424 22 X 31



62,17%



Bulan



1. Oktober



356



22



2. November



387



22



3. Desember



424



22



X 100%



2) ALOS (Average Length of Stay) Rumus= No .



Jumlah lama perawatan Jumlah pasienkeluar (hidup +meninggal )



Bulan



Lama perawatan



Jumlah pasien



Rumus



Hasil



keluar



1.



Oktober



356



126



356 126



3 hari



2.



November



387



127



387 127



3 hari



3.



Desember



424



179



424 1179



2 hari



3) TOI (Turn Over Interval) Rumus TOL=



( Jumlah tempat tidur x hari dalam 1bulan )−hari rawat Jumlah pasienkeluar (hidup +meninggal) Jumlah hari dalam 1 bulan



Jumlah hari dirawat



Jumla h pasien hidup



Jumlah pasien meningga l



Rumus



Hasil



No .



Bulan



Jumlah tempat tidur



1.



Oktober



22



31



356



124



2



( 22 x 31 )−356 126



3 hari



2.



November



22



30



387



127



0



( 22 x 30 )−387 127



2 hari



3.



Desember



22



31



424



179



4



( 22 x 31 )−424 179



1 hari



4) BTO (Bed Turn Over) Rumus BTO=



Jumlah pasienkeluar (hidup + Mneinggal) Jumlah tempatidur



Jumlah pasien



No .



Bulan



1.



Tempa t tidur



Rumu s



Hasil



2



22



126 22



6 hari



127



0



22



127 22



6 hari



179



4



22



179 22



Hidu p



Meningga l



Oktober



124



2.



Novembe r



3.



Desember



8



hari



BAB 4 ANALISA DATA 4.1



Identifikasi situasi berdasarkan pendekatan analisis SWOT Tabel 4.1 Identifikasi situasi ruang Bougenville berdasarkan pendekatan analisis SWOT



No.



Analisis SWOT



1.



M1 (MAN) a. Internal Faktor (IFAS) Strength (kekuatan) 1. sistem pengembangan staf berupa pelatihan dan adanya perawat mengikuti pelatihan Berupa (BLS, Aplikasi Modern Dresing pada Luka, PPGD, Service Excellent, Apar, BMKP, Seminar Manajemen Nyeri, GLES, ACLS). 2. Jenis Ketenagaan : S1 Kepeperawatan sebanyak 14 orang 3. Masa kerja lebih dari 15 tahun sebanyak 2 orang, lebih dari 5 tahun sebanyak 3 orang sedangkan kurang dari 5 tahun sebanyak 9 orang TOTAL Weakness (kelemahan) 1. Perawat yang belum mengikuti kegiatan sosialisasi MAKP 2. Kurangnya kesejahteraan didalamperawat 3. Kekurangan tenaga kesehatan yang mahir di bidang isolasi yang ditunjang. TOTAL b. Eksternal Faktor (EFAS) Opportunity (peluang) 1. Adanya program seminar



Bobot



Rating



Bobot x Rating



0,4



4



1,6



0,4



4



1,6 S-W=3,83,2= 0,6



0,2



3



1



0.6



3,8



0,2



2



0,4



0,2



2



0,4



0,6



4



2,4



1



3,2



khusus tentang management keperawatan. 2. kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi perawat 3. Adanya program akreditasi RS dimana MAKP merupakan salah satu penilaian. 4. Ruangan lebih tanggap terhadap pasien dengan isolasi covid. TOTAL Treathened (Ancaman) 1. Ada tuntutan masyarakat untuk pelayanan yang lebih professional. 2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan hukum. 3. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan 4. Persaingan antar RS yang semakin kuat. 5. Tertular covid 6. Adanya perawat yang resign karena takut tertular. 7. Suasana RS yang membuat jenuh 8. Meningkatkan pendidikan berkelanjutan. 9. Memberikan reward



0,2



2



0,4



0,3



4



1,2



0,2



3



0,6



0,3



4



1,2



1



3,4



0,1



2



0,2



0,1



2



0,2



0,1



3



0,3



0,1



2



0,2



0,2 0,1



3 3



0,6 0,3



0,1



2



0,2



0,1



2



0,2



0,1



3



0,4



1



2.



TOTAL M2-MATERIAL a. Internal Faktor (IFAS) STRENGTH (Kekuatan) 1) sarana dan prasarana yang 0,5 memadai untuk memenuhi kebutuhan pasien dan tenaga kesehatan. 2) Terdapat administrasi 0,5



2,6



4



2



3



1,5



O-T= 3,42,6=0,8



penunjang. TOTAL WEAKNESS (Kelemahan) 1. Di ruang APD belum ada petunjuk pelepasan APD secara berurutan. b. Eksternal Faktor (EFAS) OPPORTUNITY (Peluang) 1) Adanya tenaga atem IPS (Instalasi Perbaikan Sarana) untuk melakukan perbaikan sarana dan prasarana yang berada diruangan. 2) Administrasi penunjang sudah menggunakan sistem online berupa SIM Rumah Sakit dan dapat diakses melalui komputer yang sudah disediakan diruangan. TOTAL



1



1



3



3



0,5



4



2



0,5



4



2



1



THREATENED (Ancaman) 1) Adanya kesenjangan antara jumlah pasien dengan peralatan medis yang ada 0,5 diruangan sehingga penanganan terhadap pasien belum maksimal. 2) Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk melengkapi 0,5 sarana dan prasarana yang masi belum ada didalam ruangan TOTAL 1 3.



3,5



M3-METHOD MAKP a. Internal Faktor (IFAS) STRENGTH (Kekuatan) 1) Ruang bougenville 0,3 memiliki model MAKP yaitu team 2) Ketenagaan keperawatan 0,4 sudah memenuhi syarat MAKP (SI Keperawatan berjumlah 14 orang)



S-W= 3,53= 0,5



4



4



2



3



1,5



O-T= 43,5= 0,5



3,5



3



0,9



3



1,2



S-W= 3-0= 3



3) Terlaksananya komunikasi 0,3 yang adekuat antara perawat dan tenaga 1 kesehatan lain.



3



0,9



3



TOTAL b. Eksternal Faktor(EFAS) OPPORTUNITY (Peluang) 1 1) Adanya kebijakan rumah sakit tentang pelaksanaan 1 MAKP



4



4



4



TOTAL THREATEDED (Ancaman) 1) Adanya tuntutan yang semakin tinggi terhadap peningkatan pelayanan keperawatan yang profesional. 2) Persaingan masuknya perawat asing . 3) Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pelayanan yang profesional. TOTAL Timbang Terima c. Internal Faktor (IFAS) STRENGTH (Kekuatan) 1) Timbang terima dilaksanakan tiga kali dalam sehari. 2) Adanya laporan jaga setiap pergantian shift. 3) Ada klarifikasi, tanya jawab dan validasi terhadap semua yang dioperkan saat pergantin shift. 4) Selalu ada interaksi dengan pasien saat akan mengakhiri timbang terima. 5) Semua perawat mengetahui prinsip-prinsip tentang teknik penyampaian timbang terima



0,4



3



1,2



0,3



2



0,6



0,3



3



0,9



1



2,7



0,3



3



0,5



0,3



3



0,6



0,2



4



0,8



0,1



2



0,4



0,1



3



0,3



1



O-T= 42,7= 2,3



2,6 S-W= 2,6-



didepan pasien



2= 0,6



TOTAL 1 WEAKNESS (Kelemahan) 1) Pelaksanaan timbang terima masih dilakukan hanya oleh perawat primer 1 saja kepada petugas dinas selanjutnya.



2



2



2



TOTAL a.



Eksternal Faktor (EFAS)



1



OPPORTUNITY (Peluang) 1) Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa ners yang praktik manajemen keperawatan 1 dengan perawat ruangan sebagai agen pembaharu. TOTAL 0,5 THREATENED (Ancaman) 1) Adanya tuntunan yang lebih tinggi dari masyarakat sebagai pasien untuk menerima 0,5 komunikasi dalam pelayanan keperawatan yang profesional 2) Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang 1 tanggung jawab dan tanggung gugat perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan. TOTAL Ronde Keperawatan a. Internal Faktor (IFAS) STRENGTH (Kekuatan) 1) Bidang perawatan dan 1 ruangan mendukung adanya kegiatan ronde keperawatan. 1 TOTAL



4



4



4



3



1,5 O-T= 4-3= 1



3



1,5



3



4



4



4



0,5 WEAKNESS (Kelemahan) 1) Kesusahan untuk menyamakan jadwal dengan dokter, ahli gizi, karu, perawat untuk 0,5 dilakukannya ronde. 2) SDM belum mempunyai pengalaman yg banyak 1 dalam bidang merawat pasien isolasi Covid-19. TOTAL



3



1,5



3



1,5



0,6



3



1,8



3



1,2



b. Eksternal Faktor (EFAS) OPPORTUNITY (Peluang) 1) Kesempatan dari kepala 0,4 ruangan untuk mengadakan ronde 1 keperawatan pada perawat. 2) kemudahan melakukan 1 ronde keperawatan.



S-W= 4-3= 1



3



3



2



O-T= 3-2= 1



2



TOTAL 1



THREATENED (Ancaman) 1) Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang profesional. TOTAL Sentralisasi Obat a. Internal Faktor (IFAS) STRENGTH (Kekuatan) 0,5 1) Adanya dokumentasi injeksi dan obat oral. 2) Adanya lembar 0,5 pendokumentasian obat yang diterima di setiap 1 status pasien.



2



4



2



3



1,5



3,5



TOTAL b. Eksternal Faktor (EFAS) 0,5 OPPORTUNITY (Peluang) 1) Adanya kebijakan



4



2



S-W= 3,50= 3,5



akreditasi yang dilakukan rumah sakit mengenai 0,5 sentralisasi obat. 1 2) Kerja sama yang baik antar perawat. TOTAL 0,4



THREATENED 1) Tuntutan sentralisasi obat yang maksimal yang harus 0,3 tersedia di setiap rumah sakit. 2) Adanya tuntutan pasien untuk mendapatkan 0,3 pelayanan obat yang lebih baik. 1 3) Semakin tinggi kesadaran masyarakat akan manfaat obat. TOTAL



2



1 3



3



1,2



3



0,9



3



0,9



T-O= 3-2= 1



2



Supervisi a) Internal Faktor (IFAS) STRENGTH



0,5



1) Di ruang bougenville supervisi dilakukan oleh 0,5 karu 3-6 bulan sekali. 2) Telah ada format penilaian 1 supervisi sesuai SOP. TOTAL WEAKNESS 0,5 1) Supervisi memang sudah dilakukan akan tetapi ada sebagian perawat yang melakukan pelaksanaan 0,5 tindakan tidak sesuai dengan 1 SOP. 2) Metode supervisi hanya dilakukan 3–6 bulan sekali. TOTAL 0,5



A. Eksternal Faktor (EFAS) OPPORTUNITY 1) Hasil supervisi dapat



4



2



4



2 4



2



1



2



1 2



4



2



S-W= 4-2= 2



dilakukan sebagai pedoman untuk daftar penilaian prestasi pegawai 0,5 (DP3). 2) Adanya kemauan dari 1 petugas di ruangan untuk melakukan pelaksanaan tindakan sesuai dengan SOP. 1 TOTAL



3



3,5



2



THREATENED 1) Semakin banyaknya lulusan tenaga profesional 1 perawat yang dapat menggeser keberadaan perawat yang tidak kompeten dalam melaksanakan tindakan sesuai dengan SOP. TOTAL Penerimaan Pasien Baru a. Internal Faktor (IFAS) STRENGTH 1) BHSP yang dilakukan antara perawat kepada pasien meningkatkan kepercayaan pasien terhadap pelayanan perawat. 2) Sudah ada dan dilakukannya sistem/lembar pengkajian pasien baru. 3) Adanya orientasi dan edukasi pada keluarga dan pasien baru. 4) Dilakukannya timbang terima antara perawat pengantar pasien baru dengan perawat penerima pasien diruangan. TOTAL



1,5



2



2



0,3



4



1,2



0,2



3



0,6



0,2



3



0,6



0,3



4



1,2



1



1



1 WEAKNESS 1) Tidak diberikan leaflet kepada pasien baru. TOTAL



O-T= 3,52= 1,5



3,6



2



2 2



S-W= 3,62= 1,6



b. Eksternal Faktor (EFAS) OPPORTUNITY (9) Kerjasama yang baik antar perawat dalam memberikan edukasi kepada keluarga sehubungan dengan update informasi di bidang kesehatan dan seputar covid-19. (10) Adanya rasa saling percaya antar pasien dan perawat TOTAL



0,4



3



1,2



0,6



4



2,4



1



1



O-T= 3,63= 0,6



3,6



3



1



3



3



THREATENED (Ancaman) 1) Persaingan dengan rumah sakit swasta yang semakin ketat. TOTAL Discharge Planning a. Internal Faktor (IFAS) STRENGTH (Kekuatan) 1) Adanya surat kontrol berobat. 2) Perawat memberikan pendidikan kesehatan secara informal kepada pasien/keluarga selama dirawat atau pulang (diit, terapi medis, pantangan dan anjuran serta waktu kontrol). 3) Tersedianya sarana dan prasarana dischard planning di ruangan untuk pasien pulang (format atau kartu DP). TOTAL



0,3



3



0,9



0,4



4



1,6



0,3



3



0,9



1



WEAKNESS (Kelemahan) 0,6 1) Perawat sudah memberikan pendidikan kesehatan akan tetapi



3,4



3



1,8



S-W= 3,43=0,4



kurangnya media HE sehingga tidak semua pasien KRS mendapatkan 0,4 media HE seperti leaflet. 2) Keterbatasan waktu dan 1 tenaga perawat dalam memberikan HE pasien pulang. TOTAL 1



b. Eksternal Faktor (EFAS) 1 OPPORTUNITY (Peluang) 1) Adanya kerjasama yang baik antar perawat klinik 0,3 TOTAL 0,4 THREATENED (Ancaman) 1) Dilakukannya proses discharge planning yang kolaboratif di rumah sakit lain. 0,3 2) Adanya tuntutan masyarakat untuk 1 mendapatkan pelayanan keperawatan yang profesional. 3) Adanya persaingan antar rumah sakit yang semakin ketat. TOTAL



Dokumentasi a. Internal Faktor (IFAS) STRENGTH 1) Tersedianya sarana dan prasarana dokumentasi untuk tenaga kesehatan (sarana administrasi penunjang). 2) Sudah ada sistem pendokumentasian SBAR. 3) Format asuhan keperawatan sudah ada. TOTAL



3



1,2



3



4



4



4



3



0,9



3



1,2



3



0,9 3



0,4



3



1,2



0,3



4



1,2



0,3



3



0,9



1



O-T= 4-3= 1



3,3



S-W= 3,32= 1,3



1



2



WEAKNESS 1) Pengawasan terhadap 1 sistematika pendokumentasian belum dilaksanakan secara optimal. TOTAL



0,5



b. Eksternal Faktor (EFAS) 0,5 OPPORTUNITY 1) Adanya program pelatihan manajemen 1 keperawatan. 2) Peluang perawat untuk meningkatkan pendidikan 0,5 (pengembangan SDM). TOTAL 0,5



2



4



2



4



2 O-T= 4-3= 1 4



3



1,5



3



1,5



THREATENED 1) Tingkat kesadaran masyarakat (pasien dan keluarga) akan tanggung 1 jawab dan tanggung gugat. 2) Adanya persaingan rumah sakit dalam memberikan pelayanan keperawatan dan pendokumentasian menggunakan komputerisasi. 4.



TOTAL M4-MONEY a. Internal Faktor (IFAS) STRENGTH 1) Adanya pendapatan dana dari 0,5 jasa tindakan medik untuk pegawai dengan biaya dari pasien selama dirawat di RS 0,5 mitra keluarga kenjeran. 2) Adanya jasa layanan tes 1 rapid dan swab drive thru TOTAL



2



3



4



2



4



2 4



S-W= 4-2= 2



WEAKNESS 1) Berkurangnya pasien umum 0,5 menjadi pasien BPJS sehingga peningkatan jasa medik menurun. 0,5 2) Berkurangnya kunjungan pasien dikarenakan takut di 1 isolasi TOTAL b. Eksternal Faktor (EFAS) OPPORTUNITY 1) Tingginya jumlah pasien covid menjadikan masyarakat tidak pergi ke RS Mitra dan hanya ke pelayanan drive thru 2) Tingginya pasien covid-19 memicu pelayanan tes rapid dan swab meningkat TOTAL



5.



2



1



2



1 2



0,4



3



1,2



0,6



3



1,8



1



3 O-T= 3-3= 0



1



3



THREATENED 1) Semakin pedulinya rumah sakit lain untuk meningkatkan pelayanan 1 terpadu (tes covid drive thru) terhadap pelayanan penyakit covid-19 yang membutuhkan pelayanan lebih baik. TOTAL M5-MARKETING a. Internal Faktor (IFAS) STRENGTH 1). Rata-rata BOR 45,72%. 2). Banyaknya varian pasien (BPJS, umum, asuransi). 3). Data kepuasaan pasien menunjukkan nilai 100% klien puas dengan pelayanan perawat. 4). Perawat mampu dalam melaksanakan patient safety. 5). TOTAL



3



3



0,1



3



0,3



0,2



3



0,6



0,2



4



0,8



0,2



4



1,2



0,9



2,9



S-W= 2,90= 2,9



6.



b. Eksternal Faktor (EFAS) OPPORTUNITY 1). Kerja sama yang baik antar perawat ruangan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan pemasaran pelayanan ruangan. 2). Kemajuan teknologi dalam bidang marketing. TOTAL THREATENED 1). Semakin banyaknya rumah sakit di surabaya yang sudah berstandar internasional. 2). Adanya peningkatan standar masyarakat yang harus dipenuhi tentang mutu dan pelayanan. TOTAL M6-MACHINE



0,6



4



2,4



0,4



4



1,6



1



O-T= 4-3= 1



4



0,4



3



1,2



0,6



3



1,8



1



3



a. Internal Faktor (IFAS) STRENGTH 1) Tersedianya kesehatan canggih. 2) Perawat ruangan mengoperasionalkan canggih. 3) Terdapat SOP penggunaan canggih.



alat-alat 0,4



4



1,6



mampu alat-alat 0,3



3



0,9



3



0,9



untuk 0,3 alat-alat 1



3,4 S-W= 3,43= 0,4



TOTAL 1



WEAKNESS 1) Tingginya jumlah pasien masih ada sebagian alat 1 canggih yang belum terpenuhi. TOTAL a. Eksternal Faktor (EFAS) OPPORTUNITY



0,4



3



3



3



4



1,6



1) Adanya pengadaan alat-alat canggih. 2) Mudahnya mendapatkan informasi tentang pengoperasian alat/machine melalui kemajuan teknologi. 3) Adanya pengadaan machine sesuai dengan RAT (Rencana Anggaran Tahunan) rumah sakit. TOTAL



0,4



3



1,2



0,2



3



0,6



1



O-T= 3,42,5= 0,9



3,4



0,5



3



1,5



1) Terdapat alat yang lebih 0,5 canggih yang sudah 1 dioperasikan oleh rumah sakit lain. 2) Semakin tingginya teknologi untuk memperbarui kecanggihan alat. TOTAL



2



1



THREATENED



2,5



A. Perumusan Masalah 1) M1-Man Ruang NS. Bougenvile merupakan Ruang Covid-19 terletak di lantai 3 RS Mitra Keluarga Kenjeran dan dipimpin oleh 1 kepala ruangan, 1 IPCLN, 1 CM, 4 PJ Shif/Katim, 8 Staf/Perawat pelaksana. Model MAKP Team dengan menggunakan 3 tim yang berjalan, dimana tiap shift selalu ada penanggung jawab shift. 2) M2- Material Ruang perawatan bougenvile merupakan Ruang Covid-19 terletak di lantai 3 RS Mitra Keluarga Kenjeran. Untuk pasien kelas 1 terdapat 13 kamar yaiatu: 301, 302, 303, 305, 306, 307, 308, 309, 315, 316, 317, 318, 319. Untuk pasien kelas 2 ditempatkan di kamar 311. Untuk sarana dan prasarana yang ada diruangan sudah cukup terpenuhi dan memadai, tata letak peralatan kesehatan sudah tersusun dengan baik dansesuai pada tempat. Semuafasilitas yang ada didalam ruangan dimanfaatkan dengan baik oleh tenaga medis. 3) M3-Method



Di ruang NS.Bougenvile model asuhan keperawatan yang digunakan di ruangan adalah model tim karena katim masih merangkap penanggung jawab shif dan tiap shif hanya 1 tim. a. Prosedur timbang terima selama ini sudah dilakukan setiap pergantian shift jaga dan sudah menggunakan format yang sesuai. Timbang terima dilakukan di ruang perawat dan sudah adanya post conference saat timbang terima. b. Menurut hasil wawancara didapatkan hasil menurut perawat. Bougenville ronde ini mendukung kegiatan keperawatan yang ada di ruangan dan perawat. Bougenville rata-rata semua mengerti tentang ronde keperawatan. Pelaksanaan ronde di ruangan. Bougenville tidak di lakukan ronde keperawatan karena tidak ada pasien yang memenuhi kriteria untuk di lakukan ya ronde keperawatan. c. Supervisi dilakukan sesuai perintah atasan dan biasanya dilakukan setiap 3-6 bulan sekali, apabila melakukan supervisi maka ruangan menyiapkanya. Supervisi dilakukan oleh kepala ruangan NS. Bougenville. Ruangan sudah memiliki format sup ervise dan sesuai dengan keperawatan. Alur supervisi diruangan supervisi karu selalu menyampaikan jika akan dilakukan supervisi H-1 tidak pernah dilakukan dadakan. Alat yang digunakan untuk supervisi tersedia secara lengkap dan hasil dari supervisi disampaikan kepada perawat yang di supervisi. d. Penerimaan pasien baru ruang Bougenvile dilakukan dengan baik. Saat ada pasien baru perawat Bougenvile melakukan pengkajian, pemeriksaan fisik dan orientasi ruangan kepada pasien dan keluarga. Sistem penerimaan pasien baru sudah menggunakan sistem catatan komputerisasi. e. Discharge Planning Discharge planning dilakukan oleh perawat penanggungjawab dan berkolaborasi dengan farmasi, gizi dan dengan pihak-pihak lainnya. Ketika pasien KRS perawat melakukan discgarge planning yaitu dengan memberikan dan menjelasakn surat kontrol/waktu kontrol , obat-obatan/aturan memakai obat, hasil laboratorium. Terkait obat-obatan dalam discharge planing di ruang NS. Bougenville adalah jika kedapatan pasien pulang yang menjelaskan masalah obat-obatan ke pasien adalah perawat yang bertugas karena ruang bougenville adalah ruang isolasi. Teknik yang digunakan pada saat dilakukan discharge planning yaitu secara lisan dan tertulis dengan



menggunakan bahasa Indonesia dan dilakukan pendokumentasian sesuai dengan format discharge planning. Dalam pemberian HE (Health Education) di ruang NS. Bougenville sudah tersedia leaflet yang berguna untuk pasien dan keluarga sebagai media pendidikan kesehatan yang diberikan oleh perawat. Namun di ruang NS. Bougenville tidak semua pasien diberikan leaflet oleh perawat. f. Dokumentasi Di ruang NS. Bougenvile sistem pendokumentasian menggunakan sistem tulis tangan dan setiap selesai pendokumentasian perawat memberi tanda tangan pada laporan yang di tulis. Pendokumentasian menggunakan sistem SOR (Sources Oriented Record) yang dimodifikasi model dokumentasi yang digunakan diruangan dengan



sistem



pendokumentasian



sebagian



dilakukan



secara



manual



dan



komputerisasi. 4) M4-Money Dari hasil pengkajian dan wawancara ruang Bougenville belumada koperasi khusus untuk ruangan yang dapat membantu keuangan dalam ruangan. Sehingga perawat tidak mempunyai data untuk tarif tindakan karena sistem pengelolahan ruangan yang mengikuti sistem informasi pada rumah sakit itu sendiri. 5)



M5-Makerting Perawat di ruang “NS. Bougenville ” selalu memberikan media brosur yang berisi tentang bagaimana cara perawatan dirumah, serta memberikan surat kontrol dan obatobatan dijelaskan langsung oleh farmasi/perawat. Perawat juga memberikan form kepuasan pasien setiap sebelum pasien pulang. Hasil pengkajian tentang kepuasaan pelayananan pasien didapatkan sebesar 86% pasien mengatakan puas dengan pelayanan ruangan dan 14% menyatakan pelayanan tidak puas. BOR diruang NS. Bougenvile pada 3 bulan terakhir memiliki rata-rata 56%.



6) M6- Machine Diruang Bougenville untuk alat-alat medis



memiliki alat-alat standart dalam



memberikan asuhan keperawatan. Alat dan fasilitas penunjang medis merupakan hal yang sangat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif.



B. Keterangan Analisis SWOT 1) Untuk mengisi analisis SWOT nilai untuk bobot rentang nilai dari 0-1 dan total nilai tidak boleh lebih dari 1 2) Untuk mengisi rating nilai dariStrength dan Opportunity 1-4 yaitu 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (sangat kurang). Sedangkan untuk Weakness dan Threatened 4-1 yaitu 1 (sangat baik), 2 (baik), 3 (cukup), 4 (sangat kurang) Berdasarkan analisa SWOT diatas, analisa masalah yang kami dapat antara lain: Masalah M1-Man M2-Material M3-Method a. MAKP b. Timbang Terima c. Ronde Keperawatan d. Sentralisasi Obat e. Supervisi f. Penerimaan Pasien Baru g. Discharge Planning h. Dokumentasi M4-Money M5-Marketing M6-Machine 1.2 Diagram Layang



Skor SWOT IFAS 0,6 0,5



Analisis EFAS 0,8 0,5



1,4 1



III I



3 0,6 1



2,3 1 1



5,5 1,6 2



XIII V VII



3,5 2 1,6



1 1,5 0,6



4,5 3,5 2,2



XII X VIII



0,4



1



1,4



IV



1,3 2 2,9 0,4



1 0 1 0,9



2,3 2 3,9 1,3



IX VI XI II



Jumlah



Prioritas



BAB 5 PENUTUP 4.1



Kesimpulan Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor untuk merumuskan strategi perusahaan/organisasi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Keputusan strategi perusahaan/organisasi perlu pertimbangkan faktor internal yang mencakup kekuatan dan kelemahan maupun faktor eksternal yang mencakup peluang dan ancaman. Dari analisa SWOT Didapatkan M1-Man Ruang NS. Bougenvile merupakan Ruang Covid-19 terletak di lantai 3 RS Mitra Keluarga Kenjeran dan dipimpin oleh 1 kepala ruangan, 1 IPCLN, 1 CM, 4 PJ Shif/Katim, 8 Staf/Perawat pelaksana. M2- Material Ruang perawatan bougenvile merupakan Ruang Covid-19 terletak di lantai 3 RS Mitra Keluarga Kenjeran. Untuk sarana dan prasarana yang a da diruangan sudah cukup terpenuhi dan memadai, tata letak peralatan kesehatan sudah tersusun dengan baik dansesuai pada tempat. M3-Method Di ruang NS.Bougenvile model asuhan keperawatan yang digunakan di ruangan adalah model tim karena katim masih merangkap penanggung jawab shif dan tiap shif hanya 1 tim. M4-Money belum ada koperasi khusus untuk ruangan yang dapat membantu keuangan dalam ruangan. M5-Makerting Hasil pengkajian tentang kepuasaan pelayananan pasien didapatkan sebesar 86% pasien mengatakan puas dengan pelayanan ruangan dan 14% menyatakan pelayanan tidak puas. BOR diruang NS. Bougenvile pada 3 bulan terakhir memiliki rata-rata 56%. M6Machine Alat dan fasilitas penunjang medis merupakan hal yang sangat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif.



4.2 Saran Penyusun senantiasa mengharapkan kritik saran yang membangun guna menyempurnakan makalah kami selanjutnya, selain itu penyusun juga menyarankan kepada rekan-rekan calon perawat dan perawat untuk memahami peran dan fungsi keperawatan komunitas sehingga kita dapat menjalankan tugas dengan baik tanpa menyalahi aturan yang sudah di tentukan.



DAFTAR PUSTAKA



Wardoyo, Paulus. 2011. Enam Alat Analisis Manajemen. Semarang Universitas Press, 2011, iv, 67p; 23 cm