Anamnesa Ibu Bersalin [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN ANAMNESA IBU BERSALIN



Disusun Oleh 1. Dewi Rara Affini



7. Viene Agustine



2. Novita Apriyanti



8. Veky Puspa Lora



3. Irnita Dianti



9. Ranti Noviarti



4. Meita Wanesari



10. Ega Monicha



5. Ainun Fatimah



11. Julyan Lorensa



6. Fifi Parandika



12. Meinoor Adha



Dosen Pengampu Dr. Hj. Netty Herawati, DHMS, M.Si PROGRAM STUDI KEBIDANAN JENJANG D III SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TRI MANDIRI SAKTI KOTA BENGKULU 2018



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya.Sehinnga penulis dapat menyelesaikan Makalah Asuhan Kebidanan Persalinan yang berjudul “Anamnesa Pada Ibu Bersalin”. Penulis menyadari dalam membuat makalah ini, banyak bantuan yang diberikan kepada penulis . sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr.Hj.Netty Herawati, DHMS,M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik dan teman-teman kelas 2 A DII Kebidanan. Terlepas dari semua itu penulis menyadari masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Oleh karena itu kritik dari berbagai pihak yang bersifat mendukung sangat di perlukan untuk memperbaiki makalah selanjutnya.



DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL……………………………………………….



i



KATA PENGANTAR……………………………………………...



ii



DAFTAR ISI………………………………………………………..



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………………………………………………..



1



B. Rumusan Masalah…………………………………………….



2



C. Tujuan………………………………………………………....



2



BAB II ISI A. Pengertian Anamnesa…………………………………………



3



B. Tujuan Anamnesa……………………………………………



3



C. Contoh Anamnesa……………………………………………



4



D. Persiapan Alat Dan Penatalaksanaan……………………….



20



E. Lima Benang Merah…………………………………………



23



F. 21 Penapisan…………………………………………………



39



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………….. 49 B. Saran…………………………………………………………… 49 DAFTAR PUSTAKA



BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau hampir cukup bulan dan dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 1998 : 157) Dari pendapat para ahli tersebut di kemukakan bahwa persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang cukup bulan, lahir secara spontan dengan presentasi belakang kepala, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput ketuban dari tubuh ibu, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin. Anamnesa (anamnesis) adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan. Anamnesis pada ibu hamil adalah pertanyaan terarah yang ditujukan kepada ibu hamil, untuk mengetahui keadaan ibu dan fakor resiko yang dimilikinya. Anamnesa dan pemeriksaan fisik secara seksama merupakan bagian dari asuhan sayang ibu yang baik dan aman selama persalinan. Pertama, sapa ibu dan di beritahukan apa yang akan anda lakukan. Jelaskan pada ibu tujuan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Jawab dengan baik setiap pertanyaan yang diajukan oleh ibu. Sambil melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik, perhatikan adanya tanda-tanda penyulit atau kondisi gawat darurat dan segera lakukan tindakkan yang sesuai apabila diperlukan (lihat table 2-1 halaman 44) untuk memastikan proses persalinan akan berlangsung secara aman. Catatkan semua temuan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik secara seksamaa dan lengkap. Jelaskan kesimpulannya kepada ibu dan keluarganya.



B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa itu anamnesa? 2. Apa saja tujuan anamnesa? 3. Apa saja contoh anamnesa? C. TUJUAN Tujuan anamnesa adalah menyimpulkan informasi tentang riwayat kesehatan, kehamilan, dan persalinan. Informasi ini digunakan dalam proses membuat keputusan klinik untuk menentukan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan atau perawatan yang sesuai.



BAB II ISI A. Pengertian Anamnesa Anamnesa (anamnesis) adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan. Anamnesis pada ibu hamil adalah pertanyaan terarah yang ditujukan kepada ibu hamil, untuk mengetahui keadaan ibu dan fakor resiko yang dimilikinya. B. Tujuan Anamnesa adalah sebagai berikut: 1. Memperoleh data atau informasi tentang permasalahan yang sedang dialami atau ddiraasakan oleh pasieen. Anamnesa yang tepat daapat membatu penegaakkan asisment dan diagnosa 2. Membangun hubungaan yang baik antara seorang petugas kesehatan dengan pasiennya. Anamnesa yang tepat dapat membuka hubungan dan kerjasama yng baik yang bermaanfaat uuntuk pemeriksaan selnjutnya. Anamnesa dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu; 1. Autonamnesa, adalah anamnesa yang dilakukan langsung kepada pasien. Pasien sendirilah yang menjawab semua pertanyaan dan menceritakan kondisikan. 2. Allonamnesa, adalah anamnesa yang dilakuan kepada keluarga pasien untuk memperoleh data tentang pasien. Hal ini dilaakukan pad keaadaan druratt ketika pasien tidak memunginkan lagi untuk memberikan data yang akurat. Biasanya pada pasien yang tidk sadaarkan diri, bayi, anakanak. Pada anamnesa jenis ini bertugas kesehatan/bidan harus memastikan bahwaa sumber informasi berasal dari orang yang tepat.



Hal-hal yang perlu diperhaatikan dalam melakukan anamnesa adalah : 1. Bukalah dengan saalam dan sapa untuk mencairkan suasana 2. Gunakan yang dimengerti oleh ibu, jangan menggukan kata-kata medis, gunakan bahasa tubuh (non verbal) missal: senyuman,sentuhan dan lainlain 3. Dengarkan keluhan dn ungkapan perasaan ibu, jangan memotong pembicaraan 4. Beri kesan bahwa kita sedang mendengarkan dan mencoba memahami apa yang diungkapkan ibu 5. Jawab setiap pertanyaan dengan sabar dan penuh perhatian 6. Berikan penjelasan secara singkat, lengkap dan mudah dimengerti ulangi informasi penting yang harus diketahui ibu. C. Contoh Anamnesa Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dengan Persalinan Normal A. Pengertian Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serfik, dan janin turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kehamilan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadipada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) , lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalan 18 jam,tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin. (Saipudin,2001:100). B. Tujuan Sebagai pedoman untuk melaksanakan asuhan kehamilan pada klien dengan persalinan normal.



C. Ruang lingkup Kebidanan D. Uraian umum E. Kebijakan F. Prosedur DATA SUBYEKTIF -



Graviditas dan paritas



-



Pernah keguguran atau tidak



-



Klien mengatakan hamil 9 bulan



-



HPHT dan TP



-



Pergerakan anak dirasakan ibu



-



Mules-mules di rasakan sering yang tidak hilang dengan analgotik



-



Ketuban belum pecah



-



Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu normal.



-



Tidak pernah menderita sakit berat seperti jantung, asma, hipertensi, kencing manis, dan lain-lain.



-



Riwayat pernikkahan kurang dari 5 tahun



-



Tidak pernah merokok dan tidak minum-minuman keras



DATA OBYEKTIF -



Keadaan Umum baik



-



Tanda vital normal



-



Pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki normal • TFU 30-34 cm letak anak memanjang punggung kanan/kiri, kepala



sudah masuk panggul, his 2-5 kali dalam 10 menit lamanya lebih dari 20 detik, BJF 120-160 x/menit, tafsiran berat badan janin lebih dari 2500 gram.



• pemeriksaan dalam sudah ada pembukaan : portio tebal/tipis lunak, pembukaan 1-3cm kala I fase laten dan 4-10 cm kala I fase aktif ANALISIS DATA GPA Parturient aterm kala I fase laten/aktif janin tunggal hidup intra uterin PLANNING -



Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga



-



Menjelaskan hasil pemeriksaan



-



Melakukan informed concent



-



Memberi dukungan mental dan spriritual



-



Memberi kebebasan kepada ibu untuk memilih posisi yang nyaman sesuai keinginan -> miring, jongkok,jalan atau setengah duduk



-



Memberi kebebasan kepada ibu tentang teknik relaksasi ketika ada his



-



Memberitahukan cara meneran yang baik-> bila ada his yang kuat ibu meneran seperti BAB susah



-



Menawarkan kepada ibu untuk makan/minum di sela his->ibu makan/minum ditulis apa dan berapa jumlahnya



-



Membantu ibu untuk tidak menahan kencing dan kencing setiap ada keinginan-> bila BAK berapa CC



-



Menyiapkan partus set steril dan alat resusitasi bayi-> alatnya sudah siap atau belum



-



Menawarkan kepada ibu tentang pendamping persalinan-> tulis siapa yang mendampingi



-



Mengobservasi kemajuan persalinan dwngan menggunakan partograf



-



Merencanakan pemeriksaan dalam atas indikasi atau 4 jam kemudian bila ibu menyetujui



-



Melakukan



kolaborasi



dengan



petugas



laboraturium



pemeriksaan darah. WAKTU (Tanggal Dan Jam) DATA SUBYEKTIF : Ibu mengeluh perut terasa mules DATA OBJEKTIF 1. Keadaan umum ibu baik 2. Tinggi fundus uteri setinggi pusat 3. Kandung kemih kosong 4. Vulva vagina tampak tali pusat di klem ANALISIS DATA GPA parturient Kala III PLANNING 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan 2. Melakukan manajemen aktif kala III antara lain: a. Memastikan janin tunggal b. Memberitahu ibu akan disuntik c. Memberikan suntikan oksitosin 10 IU secara IM d. Melakukan PPT setiap ada kontraksi hingga plasenta lahir WAKTU (Tanggal dan jam) DATA SUBYEKTIF Ibu merasa senang dan tenang karena bayinya sudah lahir dengan selamat



untuk



DATA OBYEKTIF 1. Conjungtiva 2. TFU 3. Kontraksi uterus baik 4. Kandung kemih 5. Pengeluaran darah ANALISIS DATA PA kala IV PLANNING 1. Melakukan massage uterus



kontraksi uterus baik



2. Memeriksa kelengkapan plasenta 3. Memeriksa robekan/ laserasi jalan lahir



selaput dan kotiledon lengkap perineum utuh/ laserasi



4. Memberitahu ibu dan keluarga cara menilai kontraksi uterus dan menggajarkan massage bila kontraksi kurang baik



ibu dan keluarga mau



dan bisa melakukannya 5. Membersihkan dan merapihkan ibu sampai ibu merasa nyaman 6. Memberitahu ibu untuk banyak makan, minum dan istirahat 7. Mengucapkan selamat kepada ibu dan keluarga 8. Melakukan dekontaminasi alat kundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih, pendarahaan tiap 15 menit pada jam ke I dan 30 menit pada jam ke II hasil tercantum di partograf. DATA SUBJEKTIF Ibu mengatakan sangat senang dengan kelahiran anaknya,masih sangat lemah dan lelah, perut masih terasa sakit dan mules, keluar darah sedikit, sudah makan dan minum obat yang di berikan Bidan.



DATA OBJEKTIF 



Keadaan umum baik







Tanda-tanda vital normal







Pemeriksaan pisik :



Conjunctiva Kolostrum keluar TFU Kontraksi uterus baik Kandung kencing kosong Perdarahan ± 50 cc Luka jahit tidak ada tanda infeksi ANALISA DATA PA 2 jam post partum PLANNING 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan 2. Menyarankan kepada ibu untuk BAK setiap menginginkannya dan mobilisasi secara bertahap 3. Menginformasikan tentang : -



Kebersihan diri setelah melahirkan



-



Nutrisi yang baik, ASI Eklusif dan cara perawatan payudara



-



Cara perawatan bayi



-



Senam nifas



-



Tanda bahaya nifas dan bayi



Unit terkait



1.PONEK Obgin 2.Ruang perawatan Obstetri dan Ginekologi



ASUHAN PERSALINAN NORMAL PADA NY. M PERSALINAN KALA 1 Tanggal mendata



: 18 November 2010



Waktu



: 07:00



Tempat mendata



: BPM Rita,SST



DATA SUBYEKTIF 1.



Boidata Nama



: Ny.M



Nama



: Tn. P



Umur



: 27 Tahun



Umur



: 27 Tahun



Agama



: Islam



Agama



: Islam



Suku/Bangsa : Indonesia



Suku/Bangsa : Indonesia



Pendidikan



: S1



Pendidikan



: S1



Pekerjaan



: IRT



Pekerjaan



: Wiraswasta



Alamat



: Hibrida X



Alamat



: Hibrida X



2. Keluhan Utama Ibu mengatakan perutnya kontraksi sejak tanggal 14 Mei 2010 jam 23.00 WIB disertai keluar lendir bercampur darah. Ibu datang ke rumah bidan tanggal 15 Mei 2010 jam 07. 00 WIB, ketuban merembes keluar banyak. 3. Riwayat Kesehatan a. Riwayat kesehatan sekarang Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit jantung, asma, hipertensi,DM



b. Riwayat kesehatan lalu Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit jantung, asma, hipertensi,DM c. Riwayat kesehatan keluarga Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit jantung, asma, hipertensi,DM dan riwayat kembar 4. Riwayat menstruasi Menarche



: 14 tahun



Siklus



: 29 hari



Lamanya



: 5-7 hari



Banyaknya



: 3X ganti balutan



5. Riwayat perkawinan Usia menikah : 23 tahun Pernikahan ke : 1(satu) Lama menikah : 4 tahun 6. Riwayat kehamilan, Nifas yang lalu -7. Riwayat KB -8. Riwayat kehamilan sekarang HPHT : 20-01-2010 ibu merasa hamil 8 bulan,kehamilan ini merupakan kehamilan yang pertama. Selama ini memeriksakan kehamilan di bidan. Telah mendapat tablet penambah darah sebanyak 90 tablet,dikonsumsi secara teratur sehari 1 tablet diminum dengan air putih. Telah d imunisasi TT secara teratur 2x pada umur kehamilan 3 dan 4 bulan. Gerakan janin mulai dirasakan sejak



kehamilan umur kurang lebih 5bln dan masih dirasakan sampai sekarang. Obat yang diminum hanya dari bidan. Ibu mengetahui sedikit tentang tanda bahaya pada kehamilan dan mengeluh pegal-pegal pada tangan dan kaki. 9. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari a. Makan



b. Minun



Frekuensi: 3X sehari



frekuensi: 6-8 gelas



Jenis : nasi lauk sayur buah



jenis: air putih the



b. Eliminasi Bab



Bak



Frekuensi: 1x sehari



frekuensi: 5-6 kali sehari



Warna: kuning kecoklatan



warna: kuning jernih



Bau: khas feses



bau: khas amoniak



c. Istirahat dan tidur Siang: ±30 menit Malam: 5-7 jam d. Personal Hygiene Mandi: 2x/hari Gosok gigi: 3x/hari Cuci rambut: 1x/2hari Ganti pakaian dalam: tiap mandi atau basah Potong kuku: 1x/minggu 10. Riwayat psikososial spiritual Hubungan suami istri: harmonis Hubungan dengan keluarga: harmonis Keyakinan terhadap agama: taat



B. DATA OBYEKTIF 1. Pemeriksaaan Fisik Umum a. Keadaan umum : Baik Kesadaran



: Composmentis



b. Tanda-tanda vital TD



: 120/70mmHg



N



: 82x/menit



S



: 36,50C



RR



: 20x/menit



2. Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi) Kepala: -



Kebersihan



: bersih



-



Warna



: hitam



-



Warna



: tidak pucat



-



Cloasma gravidaru



: tidak ada



-



Oedema



: tidak ada



-



Konjungtiva



: an anemis



-



Sclera



: an ikterik



Muka



Mata



Hidung



-



Kebersihan



: bersih



-



Keluhan



: tidak ada



Telinga -



Kebersihan



: bersih



-



Ganggaun



: tidak ada



Leher -



Pembesaran kelenjar limfe: tidak ada



-



Pembesaran kelenjar tiroid: tidak ada



-



Pembesaran kelenjar jugularis: tidak ada



Payudara -



Areola mamae



: hyperpigmentasi



-



Putting susu



: menonjol



Abdomen -



Bekas operasi a.



: tidak ada



Palpasi Leopold I : TFU pertengahan pusat dan px (33 cm), pada fundus



teraba lunak, tidak melenting (bokong) Leopold II : bagian perut sebelah kanan teraba keras, datar seperti papan (puka), bagian perut sebelah kiri teraba bagian-bagian terkecil janin. Leopold III : bagian terendah janin teraba bulat, tidak melenting (kepala), kepala sudah masuk PAP. Leopold IV : kepala sudah masuk PAP 3/5 bagian



b.



Auskultasi DJJ : (11+14+14)x4=156 x/menit, punctum maximum di bawah perut



ibu sebelah kanan dan teratur. His : 4x10’45” Genitalia: tidak ada kelainan, keluar lendir bercampur darah c. Pemeriksaan Penunjang d. Pemeriksaan Dalam Tanggal 15 April 2015 jam 07.00 WIB VT pembukaan 8 cm, eff 100%, selaput ketuban (-), presentasi kepala, tidak ada moulage, hodge III



C. ASESMENT Ny. M, umur: 27 tahun, G1P1A0, inpartu kala 1 fase aktif D. PLANING                                  Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.                                  TTV : TD : 120/70 mmHg                                              S   : 36, 50C                                              N   : 82 x/menit                                              RR : 20 x/menit                                                    



Djj     : (11+11+14)x4 = 155x/menit, teratur VT    : pembukaan 8 cm, eff 100%, selaput ketuban (-), presentasi kepala, tidak ada moulage, hodge III



                    



Ibu mengerti. 2.  Jam 07. 05 WIB      Menganjurkan ibu untuk posisi jongkok atau tidur miring ke kiri. Ibu bersedia. 3.  Jam 7.07 WIB   Mengajarkan teknik relaksasi dan pengaturan napas saat timbul kontraksi yaitu dengan menarik napas melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut. Ibu melakukannya. 4.  Jam 07. 08 WIB      Menjelaskan pada ibu penyebab nyeri dalam  persalinan. Ibu mengerti. 5. Jam 07. 10 WIB Menganjurkan ibu untuk makan dan minum. Ibu bersedia. 6. Jam 08. 20 WIB



D. Persiapan Alat dan Pelaksanaan a) Persiapan Alat Dan Bahan 1. Tensimeter 2. Stetoskop 3. Thermometer 4. Jam Tangan 5. Monoaural/ Dopler 6. Metline/ pita pengukur 7. Kapas sublimat 8. Air DTT dalam kom 9. Handscoon dalam tempatnya 10. Larutan dalam tempatnya 11. Larutan Klorin 0,5 % 12. Status ibu dan alat tulis b) Prosedur Pelaksanaan 1. Menyambut ibu dan keluarga dengan sopan dan ramah 2. Memperkenalkan diri 3. Menanyakan identitas ibu 4. Mengkaji ulang atau menanyakan mengenai usia kehamilan 5. Mengkaji ulang atau menanyakan mengenai riwayat kehamilan terdahulu seperti : a. Paritas b. Riwayat operasi sesar c. Masalah-masalah



selama



kehamilan



dan



persalinan



sebelumnya 6. Mengkaji ulang atau menanyakan mengenai masalah-masalah dengan kehamilan yang sekarang 7. Menanyakan apa yang dirasakan oleh ibu



8. Menanyakan masalah kontraksi seperti : a. Kapan mulai terasa b. Frekuensi c. Durasi d. Kekuatannya 9. Menanyakan mengenai adanya cairan vagina : a. Perdarahan vagina b. Lender darah c. Aliran atau semburan cairan : Kapan, Warna, Bau 10. Menanyakan mengenai gerakan janin 11. Menanyakan mengenai istirahat terakhir dan kapan makan terakhir 12. Menanyakan terakhir buang air kecil dan besar 13. Catat temuan pada status pasien 14. Meminta ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya, jika perlu periksa jumlah urine, Protein dan aseton dalam urine 15. Mencuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan fisik 16. Nilai keadaan umum ibu dan tingkat nyeri 17. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital : a. Tekanan darah b. Suhu Tubuh c. Nadi d. Respirasi 18. Memeriksa adanya odema pada mata 19. Memeriksa adanya warna kurang pada sclera 20. Memeriksa pucat mata : a. Mata b. Mulut 21. Memeriksa ekstremitas : a. Reflek patella



b. Edema c. Varices pada kaki 22. Melakukan pemeriksaan obdomen : a. Leopoid untuk posisi janin b. Penurunan kepala janin c. Tinggi fundus uteri d. Frekuesi, durasi, kekuatan kontraksi e. Luka bekas operasi 23. Mendengarkan detak jantung janin setelah kontraksi berakhir untuk memastikan DJJ dalam batas normal ( 120-160 kali per menit ) 24. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan mengeringkannya dengan handuk kering 25. Menjelaskan prosedur tindakan kepada ibu dan memberitahukan kemungkinan ketidaknyamanan 26. Gunakan sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan 27. Membersikan vulva dan perinium, menyekaknya dengan hati-hati dari depan kebelakang dengan kapas atau kassa yang sudah dibasahi ait DTT 28. Melakukakn pemeriksaan inspeksi genetalia luar 29. Melakukan pemeriksaan dalam 30. Mendekontaminasikan sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5 % dan lepaskan secara terbalik 31. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan 32. Memberikan asuhan sayang ibu 33. Mencatat dan mendekontaminasikan hasil pemeriksaan



D. Lima Benang Merah Lima aspek dasar atau lima benang merah dalam asuhan persalinan baik normal maupun patologis termasuk bayi baru lahir. Menurut Depkes (2008:7) Lima benang merah tersebut adalah : 1. Membuat keputusan klinik 2. Asuhan sayang ibu dan sayang bayi 3. Pencegahan infeksi 4. Pencatatan (rekam medik) asuhan persalinan 5. Rujukan 1. Membuat keputusan klinik Membuat keputusan klinik merupakan proses yang sangat penting untuk menyelesaikan masalah dan menentukan asuhan yang di perlukan oleh pasien. Keputusan ini harus akurat, komprehensif dan aman, baik bagi pasien dan keluarganya maupun bagi petugas yang memberikan pertolongan. Tujuh langkah dalam membuat keputusan klinik : a. Pengumpulan data Dilakukan dengan cara: 1) Anamnesis dan observasi langsung 2) Pemeriksaan fisik 3) Pemeriksaan penunjang 4) Catatan fisik b. Interpretasi data untuk mendukung diagnosis atau identifikasi masalah Langkah awal dari perumusan masalah atau diagnose masalah adalah pengolahan data atau analisis data yaitu menggabungkan dan menghubungkan data satu dengan lainnya sehingga tergambar fakta (Asri D, 2010:29). Hal yang perlu diperhatikan untuk mendiagnosis atau identifikasi masalah sebagai berikut:



1) Data yang lengkap dan akurat 2) Kemampuan untuk menginterpretasikan/analisis data 3) Pengetahuan esensial, intuisi dan pengalaman yang relevan dengan masalah yang ada c. Menetapkan diagnosis atau masalah potensial d. Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera Untuk mengenali situasi tersebut, para bidan harus pandai membaca situasi klinik dan budaya masyarakat setempat sehingga mereka tanggap dalam mengenali kebutuhan terhadap tindakan segera sebagai langkah penyelamatan ibu dan bayinya apabila situasi gawat darurat memang terjadi. Upaya ini dikenal sebagai kesiapan menghadapi persalinan dan tanggap terhadap komplikasi yang mungkin terjadi (birth preparedness and complication readiness) e. Menyusun rencana asuhan atau intervensi Menyusun rencana asuhan dilakukan untuk membuat ibu bersalin dapat ditangani secara baik dan melindunginya dari berbagai masalah atau penyulit potensial yang dapat mengganggu kualitas pelayan, kenyamanan ibu ataupun mengancam keselamatan ibu dan bayinya. Rencana asuhan harus dijelaskan dengan baik kepada ibu dan keluarganya agar mereka mengerti manfaat yang diharapkan dan bagaimana upaya penolong untuk menghindarkan ibu dan bayinya dari berbagai gangguan yang mungkin dapat mengancam keselamatan jiwa atau kualitas hidup mereka. Oleh karena itu, rencana asuhan sebelum disetujui oleh ibu maupun bidan harus didiskusikan terlebih dahulu. f. Melaksanakan asuhan Hal ini akan menghindari terjadinya penyulit dan memastikan bahwa ibu dan bayinya yang baru lahir akan menerima asuhan atau perawatan yang mereka butuhkan.



Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pilihan adalah: 1) Bukti-bukti ilmiah 2) Rasa percaya ibu terhadap penolong persalinan 3) Pengalaman saudara atau kerabat untuk kasus yang serupa 4) Tempat dan kelengkapan fasilitas kesehatan 5) Biaya yang diperlukan 6) Akses ke tempat rujukan 7) Luaran dari system dan sumberdaya yang ada g. Memantau dan mengevaluasi efektivitas asuhan atau intervensi solusi Proses pengumpulan data, membuat diagnosis, memilih intervensi, menilai kemampuan diri, melaksanakan asuhan atau intervensi atau evaluasi adalah proses sirkuler. Asuhan atau intervensi di anggap membawa membawa manfaat dan teruji efektivitasnya apabila masalah yang dihadapi dapat di selesaikan atau membawa dampak yang menguntungkan terhadap diagnosis yang telah di berikan. 2. Asuhan Sayang Ibu dan Sayang Bayi Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai budaya, kepercayaan, dan keinginan sang ibu. Berikut ini merupakan asuhan sayang ibu dan sayang bayi dalam melahirkan: a. Panggil ibu sesuai namanya, hargai dan jaga martabatnya b. Jelaskan semua asuhan dan perawatan kepada ibu sebelum memulai asuhan c. Jelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarga d. Anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut sebelum memulai asuhan e. Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu f. Berikan dukungan, besarkan dan tentramkan hatinya serta anggota keluarganya



g. Anjurkan ibu untuk ditemani suami dan anggota keluarga lain untuk persalinan h. Ajarkan suami dan anggota keluarga tentang bagaimana mereka memperhatikan dan mendukung ibu selama persalinan i. Laksanakan praktik pencegahan infeksi yang baik secara konsisten j. Hargai privasi ibu k. Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan l. Anjurkan ibu untuk minum dan makanan ringan sepanjang ia menginginkannya m. Hargai dan perbolehkan praktik-praktik tradisional yang tidak merugikan kesehatan ibu n. Hindari tindakan yang berlebihan dan merugikan seperti episiotomy pencukuran dan klisma o. Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya sesegera mungkin untuk melakukan kontak kulit ibu-bayi, inisiasi menyusui dini dan membangun hubungan psikologis p. Membantu memulai pemberian asi q. Siapkan rujukan (bila perlu) r. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik dan mencukupi semua bahan yang di perlukan. Siap untuk resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran, (Depkes, 2008:14)



3.Pencegahan Infeksi a.Tujuan tindakan pencegahan infeksi dalam pelayanan asuhan kesehatan : 1) Meminimalkan infeksi yang di sebabkan oleh mikroorganisme. 2) Menurunkan resiko penularan penyakit yang mengancam jiwa seperti hepatitis dan



HIV/AIDS



b. Penolong persalinan dapat terpapar hepatitis dan HIV melalui : 1) Percikan darah atau cairan ketuban pada mata, hidung, mulut atau melalui diskontinuitas permukaan kulit (misalnya luka lecet yang kecil) 2) Luka tusuk yang di sebabkan oleh jarum yang sudah terkontaminasi atau peralatan tajam lainnya, baik pada saat tindakan maupun saat proses dekontaminasi peralatan. Memakai sarung tangan ,mengenakan perlengkapan pelindung pribadi (kaca mata ,masker ,celemek ,sepatu bot/alas kaki tertutup,Dll)



dapat



melindungi



petugas



dari



percikan



yang



dapat



mengkontaminasi dan menyebarkan penyakit. c. Definisi tindakan-tindakan pencegahan infeksi 1) Asepsis atau teknik merupan istilah yang di pakai untuk menggambarkan semua asuhan yang di lakukan dalam mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh dan berpotensi menimbulkan penyakit. 2) Antisepsis mengacu pada pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh lainnya 3) Dekontaminasi adalah tindakan yang di lakukan untuk memastikan bahwa petugas kesehatan dapat menanganni terkontaminasi darah maupun cairan.



secara aman berbagai benda yang



4) Mencuci dan membilas adalah tindakan-tindakan yang di lakukan untuk menghilangkan semua cemaran darah, cairan tubuh atau benda asing (misalnya debu,kotoran) dari kulit atau peralatan 5) Disinfeksi adalah tindakan yang di lakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme penyebab penyakit yang mencemari benda-benda mati atau instrument 6) Disinfeksi tingkat tinggi (DTT) adalah tindakan untuk menghilangkan semua mikroorganusme kecuali endospora dengan cara merebus atau kimiawi 7) Sterilisasi adalah tindakan yang di lakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri,virus,jamur,dan parasit) termasuk endospora bakteri dari benda-benda mati atau instrumen d. Prinsip-prinsip pencegahan infeksi 1) setiap orang (ibu,bayi,penolong) harus di anggap menularkan penyakit karena infeksi



dapat berupa asimtomatik



2) setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi 3)



permukaan benda atau peralatan di sekitar kita yang akan dan telah bersentuhan dengan permukan kulit, harus di anggap terkontaminasi hingga setelah di gunakan harus di proses secara benar



4) Jika tidak di ketahui, apakah peralatan, benda-benda telah diproses dengan benar maka semua benda harus dianggap terkontaminasi 5) Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, tapi dapat dikurangi hingga sekecil mungkin dengan menerapkan tindakan PI secara benar dan konsisten e. Tindakan-tindakan pencegahan imfeksi Tindakan-tindakan pencegahan infeksi sebagai berikut : 1) Cuci tangan a) Segera tiba di tempat kerja



b) Sebelum dan sesudah melakukan kontak fisik dengan ibu atau bayi c) Sebelum dan sesudah menggunakan sarung tangan steril d) Setelah



menyentuh



benda-benda



yang



mungkin



terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh atau setelah menyentuh selaput mukosa (mata,hidung,mulut,vagina) meskipun munggunakan sarung tangan e) Setelah ke kamar mandi f) Setelah pulang kerja Langkah mencuci tangan a) Lepaskan perhiasan yang ada ditangan b) Basahi tangan dengan air bersih dan mengalir c) Gosok kedua tangan dengan menggunakan sabun biasa atau anti septik selama 10 detik d) Bilas tangan dengan air mengalir dan bersih e) Keringkan tangan dengan cara di angin-anginkan atau dikeringkan dengan handuk pribadi yang bersih dan kering 2) Memakai sarung tangan dan perlengkapan perlindung pribadi memakai sarung tangan Pakai sarung tangan sebelum menyentuh sesuatu yang basah (kulit tidak utuh, selaput mulkosa, darah atau cairan tubuh lainnya), peralatan, sarung tangan, atau sampah yang terkontaminasi a) Gunakan sarung tangan steril atau DTT untuk prosedur apapun yang akan melibatkan kontak dengan jaringan dibawah kulit seperti persalinan atau pengambilan darah b) Gunakan sarung tangan bersih untuk menangani darah atau cairan tubuh



c) Gunakan sarung tangan rumah tangga atau tebal untuk mencuci peralatan, menangani sampah, juga membersihkan darah dan cairan . Perlengkapan pelindung pribadi Perlengkapan pelindung pribadi mencegah petugas terpapar mikroorganisme



penyebab



penyakit



dengan



cara



menghalangi atau membatasi petugas dari percikan darah, cairan tubuh atau darah selama melaksanakan prosedur klinik. Yang termasuk perlengkapan pelindung pribadi yaitu kaca mata, masker, sepatu boot atau alas kaki tertutup, celemek. 3) Menggunakan tektik asepsis atau aseptik Antisepsis adalah tindakan untuk mencegah infeksi dengan cara membunuh atau mengurangi mikroorganisme pada jaringan tubuh atau kulit. Larutan anti septik digunakan pada kulit atau jarigan yang tidak mampu menahan konsentransi bahan aktif yang terlarut dalam larutan



disinfektan.



Larutan



disenfektan



dugunakan



untuk



mendekontaminasi peralatan yang digunakan dalam prosedur bedah. Yang termasuk larutan anti septik: 1) Alkohol 60-90 % 2) Setrimid atau klorheksidin glukonat, berbagai konsentrasi (savlon) 3) Klorheksidin glukonat 4% (hibiscrup, hibitane, hibiclens) 4) Heksakloroven 3% (vhisohex) 5) Paraklorometaksileno, berbagai konsentrasi (detol) 6) Lodine 1-3% larutan yang dicampur alkohol atau encer (e.g lugol atau tincture) (iudine dalam alkohol 70%). Iudine tidak boleh digunakan pada selaput mulkosa seperti vagina. 7) Lodofor, berbagai konsentrasi (betadine) Yang termasuk larutan disinfektan



1) Klorin pemutih 0,5% (untuk dekontaminasi permukaan dan DTT peralatan) 2) Glutaral dehida 2% (Digunakan untuk dekontaminasi tapi harganya mahal biasanya digunakan untuk DTT) Berikut ini merupakan tektik aseptik: a) Mengusapkan kapas atau kasa yang sudah dibasaji larutan anti septik secara melingkar dari tengah keluar seperti spilar pada kulit atau jaringan. Alkohol mermerlukan waktu beberapa menit setelah dioleskan permukaan tubuh agar mencapai manfaat yang optimal b) Klorhiksidin glukonat dan iodofor atau anti septik yang paling baik digunakan pada selaput mukosa 4) Memproses alat Tiga proses pokok yang direkomendasikan untuk proses peralatan dan benda-benda lain dalam upaya pencegahan infeksi adalah : a) Dekontaminasi Pakai sarung tangan rumah tangga atau sarung tangan yang tebal jika akan menaggani peralatan bekas pakai atau kotor.Segera



digunakan



masukkan



benda-benda



yang



terkontaminasi kedalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit .prossedur ini dengan cepat mematikan virus hepatitis B dan HIV. Pastikan seluruh peralatan terendam klorin.daya kerja larutan klorin, cepat mengalami penurunan,sehungga harus berganti setiap 24 jam, atau lebih cepat jika terlihat kotor atau keruh.



Gambar 1.2:



Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5 % dari larutan konsentrat berbentuk cair 



Jumlah bagian air = % larutan konsentrat - 1 % larutan yang diinginkan







Jumlah air = 5,5% - 1 =10-1=9 0.5%







Jadi tambahan 9 bagian air ( air tidak perlu dimasak ) kedalam 1 bagian larutan klorin konsentrat







Terdapat rumus 9:1 = Air : Klorin



b) Cuci bilas Pencucian merupakan cara yang paling efektif untuk menghilangkan



sebagian



peralatan/perlengkapan



besar



yang



mikroorganisme



kotor



atau



yang



pada sudah



digunakan. Sterilisasi maupun DTT kurang efektif tanda proses pencucian. Peralatan untuk mencuci peralatan : 



Sarung tangan karet yang tebal sarung tangan rumah tangga







Sikat ( boleh sikat gigi)







Tabung suntik minimal ukuran 10 ml untuk karteter, termasuk karteter penghisap lendir







Air bersih mengalir







Sabun atau deterjen



Tahap-tahap cuci bilas :



a. Pakai sarung tangan rumah tangga/tebal b. Ambl peralatan bekas pakai yang sudah dikontaminasi c. Agar tidak merusak benda-benda yang terbuat dari karet atau plastik, jangan dicuci secara bersamaan dengan peralatan logam. d. Cuci setiap benda tajam secara terpisah dan hati-hati e. Ulangi prosedur tersebut pada benda-benda lain c) Desinfeksi tingkat tinggi/DTT dan sterilisasi DTT dapat dilakukan dengan cara direbus, dikukus dan kimiawi. Untuk peralatan, perebusan seringkali merupakan metode DTT yang paling sederhana dan efesien. 1. DTT dengan cara perebusan : 



Gunakan panci dengan penutup rapat







Rendam peralatan sehingga semuanya terendam dalam air







Panaskan air dan mulai hitung waktu saat air mendidih setelah perhitungan waktu dimulai







Rebus selama 20 menit







Catat waktu perebusan di buku khusus







Pindahkan



alat-alat



dengan



menggunakan cunam yang telah di DTT terlebih dahulu ke dalam wadah yang telah di DTT 



Biarkan peralatan sampai kering







Simpan peralatan yang sudah kering dan gunakan segera atau disimpan



dalam wadah yang sudah di DTT dan berpenutup. Peralatan bisa disimpan satu minggu asal penutupnya tidak terbuka. 2. DTT dengan cara pengukusan 



Tempatkan instrumen, kanula AVM plastik dan alat-alat lain di salah satu panci yang ada lubang didasarnya







Ulangi proses ini sampai ketiga panci terisi







Tutup panci dan dididihkan sampai mendidih







Waktu uap mulai keluar diantara panci dan tutup, mulai mencatat waktu







Kukus selama 20 menit







Angkat tutup panci atas dan tutup panci berikutnya. Guncangkan panci agar air turun dari panci yang baru diangkat.







Tempatkan panci yang baru diangkat ke atas panci kosong . Ulangi sampai semua panci ditempatkan diatas panci kosong dan tutup panci yang paling atas







Biarkan alat-alat menjadi kering dalam panci (1-2) sebelum dipakai







Dengan menggunakan penjepit DTT, pindahkan alat-alat kering ke dalam container yang kering dan telah di DTT, bertutup rapat. Alat-alat juga disampai



dalam panci uap tertutup sebelum digunakan. (depkes,2004:12-6) Ingat : jika peralatan basah sebelum direndam dalam larutan kimia maka akan terjadi pengeceran larutan tersebut sehingga dapat mengurangi daya kerja atau efektivitasnya 



Pastikan peralatan terendam seluruhnya dalam larutan kimia







Rendam peralatan selama 20 menit







Cata waktu perendam di buku khusu







Bilas peratan dengan air matang dan angin-anginkan sampai kering di wadah disinfeksi yang tertutup







Setelah kering, peralatan dapat segera digunakan atau disimpan dalam wadah yang sudah di DTT dan berpenutup rapat DTT kateter secara kimiawi:







Siapkan larutan klorin 0,5 % ( lihat rumus membuat larutan)







Pakai sarung tangan rumah tangga







Letakkan kateter yang sudah dicuci dan kering



ke



dalam



larutan



klorin.



Gunakan tabung suntik DTT untuk membilas bagian dalam kateter dengan menggunakan larutan klorin. Ulangi pembilasaan tiga kali. Pastikan kateter terendam dalam larutan klorin. 



Rendam selama 20 menit







Gunakan tabung suntik steril atau DTT untuk membilas DTT







Keringkan kateter dengan cara dianginanginkan dan digunakan atau simpan diwadah DTT.



4. Pencatatan Asuhan Persalinan ( Dokumentasi) Manfaat catatan rutin : a. Dapat digunakan sebagai alat bantu untuk membuat keputusan klinik dan mengevaluasi apakah asuhan sudah sesuai dan efektif, mengidentifikasi kesenjangan asuhan yang diberikan dan perencanaan peningkatan asuhan. b. Dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan proses membuat keputusan klinik. c. Merupakan catatan permanen tentang asuhan, perawatan dan obat yang diberikan. d. Dapat dibagikan diantara penolong persalinan e. Dapat mempermudah kelangsungan asuhan dari satu kunjangan lain, dari satu penolong ke penolong lain f. Dapat digunakan untuk studi kasus. g. Diperlukan untuk memberi masukkan data statistic nasional dan daerah termasuk catatan kematian dan kesakitan ibu atau bayi.



Aspek penting dalam pencatatan : 1. Tanggal dan waktu asuhan tersebut diberikan 2. Identifikasi penolong 3. Paraf atau tanda tangan penolong pada semua catatan 4. Mencakup informasi yang berkaitan secara tepat, di catat dengan jelas, dan dapat dibaca 5. Suatu system untuk memelihara catatan pasien sehingga selalu siap tersedia 6. Kerahasiaan dokumen-dokumen medis 5) Penggunaan Peralatan Tajam Secara Aman Berikut ini pedoman penggunaan peralatan tajam : a) Letakkan benda-benda tajam diatas baki steril atau disinfeksi tingkat tinggi atau daerah aman yang sudah ditentukan b) Hati-hati saat melakukan penjahitan agar terhindar dari luka tusuk c) Gunakan pemegang jarum dan pinset pada saat menjahit. Jangan pernah meraba ujung atau memegang jarum jahut dengan tangan d) Jangan



menutup



kembali,



melengkungkan,



mematahkan



atau



melepaskan jarum yang akan dibuang e) Buang benda-benda tajam



kedalam wadah tahan bocor dan segel



dengan perekat jika sudah 2\3 penuh. Jangan memindahkan bendabenda tersebut kewadah lain, kemudian bakar dalam incinerator f) Jika benda-benda tajam tidak bisa dibuang secara aman dengan insiminasi, bilas 3 kali dengan larutan klorin tutup kembali dengan teknik satu tangan dan kemudian kuburkan Cara menggunakan teknik satu tangan 1) Letakkan penutup jarum pada permukaan rata dan keras



2) Pegang jarum suntik dengan tangan kanan, gunakan ujung jarum untuk menggait penutup jarum.jangan memegang penutup jarum dengan tangan lainnya 3) Jika jarum sudah tertutup semuanya, pegang bagian bawah jarum dan gunakan tangan lain merapatkan penutup lainnya 6)



Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan ( termasuk pengelolaan



sampah secara benar) Jika sampah terkontaminasi ( kasa, kapas, perban, dan lain-lain) tidak dikelola dengan benar, maka sampah terkontaminasi tersebut berpotensi untuk menginfeksi siapapun yang melakukan kontak dengan sampah tersebut termasuk anggota masyarakat. Tujuan pembuangan sampah secara benar adalah : 1) Mencegah penyebaran infeksi kepada petugas yang mengani sampah dan kepada masyarakat 2) Melindungi petugas pengelola sampah dari luka atau cedera tidak disengaja oleh benda-benda tajam yang sudah terkontaminasi Setelah selesai melakukan tindakan dan sebelum melepas sarung tangan, letakkan sampah terkontaminasi kedalam sampah tahan air atau kantung plastic sebelum dibuang. Hindarkan kontaminasi kantung sampah bagian luar. Cara pembuangan benda tajam terkontaminasi adalah dengan menepatkan benda-benda tersebut kedalam tahan bocor ( misalnya botol plastik mineral, atau botol infus) maupun karton yang tebal atau wadah dari logam. Singkirkan wadah yang terkontaminasi dengan cara dibakar, jika tidak memungkinkan, kuburkan bersama wadahnya. Sampah yang tidak terkontaminasi bisa di buang ke sampah biasa. Hal- hal untuk mengatur kebersihan dan kerapihan :



1) Pastikan tersedia satu ember larytan klorin yang belum terpakai 2) Gunakan desinfektan yang sesuai untuk membersihkan peralatan yang tidak bersentuhan dengan darah dan sekresi tubuh ( stetoskop, pinnards, dopler, thermometer, incubator) diantara pemakaian. 3) Jika menggunakan oksigen, gunakan kanula kasa yang bersih, steril atau DTT setiap kali akan menggunakan 4) Segera bersihkan percikan darah. Tuangkan larutan klorin 0.5% pada percikan tersebut kemudian seka dengan kain 5) Bungkus atau tutupi laken bersih dan simpan dalam kereta dorong atau lemari tertutup untuk mencegah kontaminasi dari debu 6) Setiap kali menggunakan tempat tidur, meja, troli, segera seka permukaan tersebut dengan kain yang dibasahi larutan klorin 0,5% dan deterjen 7) Setiap kali menolong persalinan , seka celemek dengan larutan klorin 0,5% 8) Bersihkan dengan lap kering, jangan disapu. Seka lantai, dinding atau permukaan lain dengan lain dengan larutan klorin 0,5% dan deterjen E. 21 Penapisan N O 1.



Temuan-temuan anamnesis dan/atau pemeriksaan Riwayat bedah sesar (SC)



Rencana untuk asuhan atau perawatan 1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai kemampuan untuk melakukan bedah sesar. 2. Damping



ibu



ke



tempat



rujukan. Berilah dukungan dan 2.



semangat. Perdarahan pervaginam selain Jangan melakukan pemeriksaan daru lendir bercampur darah



1. Baringkan ibu ke sisi kiri



(show)



2. Pasang



infus



menggunakan



jarum



berdiameter



(ukuran



16



atau



besar 18)



dan



berikan RL atau cairan garam fisiologis (NS) 3. Segera rujuk ke fasilitas yang memiliki kemampuan untuk melakukan bedah sesar 4. Damping 3.



Persalinan minggu



kurang (persalinan



dari



37



kurang



bulan)



ibu



ke



tempat



rujukan 1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang



memiliki



kemampuan



penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric dan BBL 2. Damping



ibu



ke



tempat



rujukan dan berikan dukungan 4.



Ketuban pecah di sertai dengan



serta semangat. 1. Baringkan ibu ke sisi kiri



keluarnya meconium kental



2. Dengarkan DJJ 3. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang



memiliki



kemampuan



penatalaksanaan



untuk



melakukan bedah sesar. 4. Damping



ibu



ke



tempat



rujukan dan bawa partus set, kateter penghisap lender delle dan



handuk/kain



mengeringkan



untuk dan



menyelimuti bayi kalau ibu 5.



Ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam)



melahirkan di jalan. 1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang



memiliki



kemampuan



melakukan



asuhan



kegawatdaruratan obstetric. 2. Damping



ibu



ke



tempat



rujukan dan berikan dukungan 6.



Ketuban pecah pada persalinan



serta semangat. 1. Segera rujuk ibu ke fasilitas



kurang bulan (umur kehamilan



yang



memiliki