Anatomi Fisiologi Indra Penciuman [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANATOMI FISIOLOGI INDRA PENCIUMAN



OLEH



FIFI DEVIANTI E712011037 3B-RMIK



POLITEKNIK TEDC BANDUNG 2021



KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga makalah “Anatomi-Fisiologi Indra Penciuman” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Anatomi dan Fisiologi. Penulis berharap makalah tentang ini dapat menjadi referensi bagi kami Mahasiswa sehingga kita dapat memahami materi. Penulis menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun konten, penulis memohon maaf. Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.



Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh



Cimahi, 26 Oktober 2021 Penulis



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2 DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3 BAB I : PENDAHULUAN...................................................................................................................4 A.



Latar Belakang...........................................................................................................................4



B.



Rumusan Masalah......................................................................................................................4



C.



Tujuan Penulisan.......................................................................................................................4



BAB II : PEMBAHASAN.....................................................................................................................5 A.



Anatomi.....................................................................................................................................5



B.



Fisiologi.....................................................................................................................................7



C.



Mekanisme Penciuman..............................................................................................................8



D.



Gangguan Pada Indra Penciuman..............................................................................................9



BAB III : PENUTUP...........................................................................................................................11 A.



Kesimpulan..............................................................................................................................11



B.



Saran........................................................................................................................................11



BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anatomi berasal dari bahasa Latin, kata “ana” = ke atas, dan“tome”= memotong. Secara umum bila didefinisikan, anatomi adalahilmu pengetahuan yang mempelajari struktur dan susunan tubuhmanusia. Anatomi mempelajari letak geografis bagian tubuh, misalnya lengan, kepala, dada dan sebagainya. Di dalam tubuh juga didapati struktur lain yaitu otot, saraf, tulang, dan pembuluh darah yangdipelajari dalam ilmu anatomi. Disebut ilmu urai karena mempelajari letak dan hubungan bagian tubuh tidak dapat dipisahkan dari pengetahuan tentang kegunaan sistem struktur dan sistem jaringannya. Oleh sebab itu kita sering menggunakan istilah Anatomi Fungsional yang berkaitan erat dengan fisiologi atau ilmu faal. Fisiologi atau ilmu faal adalah ilmu yang mempelajari fungsi atau kerja dari alat-alat tubuh manusia dalam keadaan normal, baik dalam keadaan aktif maupun pasif. Salah satunya adalah alat indera manusia. Alat indra adalah alat yang ada pada tubuh manusia dan berfungsi untuk mengenal keadaan dunia luar. “Alat” itu adalah reseptor saraf yang sensitif. “Dunia luar” adalah dunia di luar tubuh manusia itu sendiri yang disebut rangsangan. Reseptor yang ada di dalam tubuh sensitif terhadap rangsangan itu disebut dengan indra. Indra ini mampu mengubah rangsangan menjadi impuls. Impuls ini merupakan sinyal listrik yang sampai ke otak untuk membawa berita sehingga orang dapat mengenal dunia luar.Alat indra terdiri dari indra penglihatan, indra pendengaran, indra penciuman, indra pengecapan dan indra peraba. Pada kesempatan ini saya akan membahas tentang indra penciuman



B. Rumusan Masalah 



Apa saja Anatomi pada indera penciuman?







Apa saja fisiologi dari indera penciuman?



C. Tujuan Penulisan 



Untuk mengetahui anatomi pada indera penciuman.







Untuk mengetahui kegunaan atau fisiologi indera penciuman.



BAB II : PEMBAHASAN A. Anatomi Hidung adalah indra yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Kita dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk denga yang masih segar dengan mudah hanya dengan mencium aroma makanan tersebut. Di dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau. a. Hidung Luar (Naso eksternal) Hidung luar dibentuk oleh tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit dan jaringat ikat dan beberapa otot yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung. Hidung luar menonjol pada garis tengah diantara pipi dengan bibir atas, struktur hidung luar yaitu: a) Dorsum nasi 



Bagian kaudal dorsum nasi merupakan bagian lunak dari batang hidung yang tersusun oleh kartilago lateralis dan kartilago alaris. Jaringan ikat yang keras menghubungkan antara kulit dengan perikondrium pada kartilago alaris.







Bagian kranial dorsum nasi merupakan bagian keras dari batang hidung yang tersusun oleh os nasalis kanan & kiri dan prosesus frontalis ossis maksila.



b) Apeks nasi paling atas kubah tulang yang tak dapat digerakkan, dibawahnya terdapat kubah kartilago yang sedikit dapat digerakkan dan yang paling bawah adalah lobolus hidung yang mudah digerakkan.



c) Radiksi nasi Hidung pada bagian atas berhubungan dengan dahi. d) Ala nasi e) Kolumela Ialah sekat tulang rawan dan kulit yg membatasi rongga hidung kanan dan kiri Kerangka tulang: a) Sepasang os nasalis b) Prosesus frontalis os maksila c) Prosesus nasalis os frontalis Kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang rawan yang terletak dibawah hidung, yaitu: a) Sepasang kartilagi nasals lataralis superior b) Sepasang kartilago nasalis lateralis inferior c) Beberapa pasang kartilago alar minor d) Tepi anterior kartilago septum nasi b. Hidung bagian dalam (Nasus Internus)



a) Rongga hidung



Rongga hidung adalah organ yang sangat penting karena berfungsi sebagai tempat masuknya udara menuju tenggorokan. Di dalam rongga, terdapat selaput lendir dan bulu hidung (silia). Bagian rongga dibentuk oleh tulang tengkorak yang membentuk dinding-dinding hidung. Rongga hidung atau kavum nasi berbentuk terowongan dari depan kebelakang, dipisahkan oleh septum nasi dibagian tengahnya menjadi kavum nasi kanan dan kiri. Pintu atau lubang masuk kavum nasi bagian depan disebut nares anterior dan lubang belakang disebut nares posterior (koana)yang menghubungkan kavum nasi dengan nasofaring. b) Septum nasi pemisah antara lubang hidung yang kanan dan yang kiri dinamakan dengan septum hidung. Septum atau pemisah hidung ini dilapisi oleh lendir yang berfungsi untuk mengatur suhu dan kelembapan rongga di dalamnya. c) Silia (bulu hidung) SIlia/bulu hidung merupakan rambut-rambut yang terdapat di bagian bawah serabut saraf pembau. Fungsinya untuk menyaring udara yang masuk. Sehingga kotoran atau debu yang masuk ke dalam hidung tidak mencapat sistem pernapasan d) Saraf Pembau saraf pembau yang ada di dalam hidung berfungsi sebagai penerima rangsang berupa bau. DIa lah yang menjadi reseptor utama indera penciuman kita. Ketika ada aroma di dekat kita, saraf pembau akan menerimanya dan melanjutkannya ke otak, sehingga kita dapat mengetahui bau tersebut. e) Selaput lendir Selaput lendir di dalam hidung adalah bagian yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, atau, dalam bahasa yang lebih sederhana, disebut, ,ehem, ingus. Ingus/mukus ini yang melindungi kita dari berbagai macam kotoran dan bakteri. Makanya, ketika kita sedang tidak enak badan, warna dan kepadatan mukus kita berubah. f) Sinus Paranalis







Sinus Sfenodialis, terletak di belakang kranial hidung di dalam korpus sfenoidalis, bermuara ke rongga hidung bagian belakang.







Sinus Etmoidalis, terletak dalam pars labirinitus ossis etmoidalis







Sinus frontalis, terletak pada infundibulum meatus nasi media







Sinus maksilaris, terletak pada dinding lateral hidung.



B. Fisiologi Fisiologi Hidung Hidung berfungsi sebagai indra penghidu , menyiapkan udara inhalasi agar dapat digunakan paru serta fungsi filtrasi. Sebagai fungsi penghidu, hidung memiliki epitel olfaktorius berlapis semu yang berwarna kecoklatan yang mempunyai tiga macam sel-sel syaraf yaitu sel penunjang, sel basal dan sel olfaktorius. Fungsi filtrasi, memanaskan dan melembabkan udara inspirasi akan melindungi saluran napas dibawahnya dari kerusakan. Partikel yang besarnya 5-6 mikrometer atau lebih, 85 % -90% disaring didalam hidung dengan bantuan TMS Hidung dapat mencium berbagai macam bau karena di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang terdiri dari jutaan sel-sel pembau. Setiap sel-sel pembau tersebut mempunyai rambut-rambut di ujungnya serta diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi untuk melembabkan rongga hidung. Saat kita bernapas, yaitu menghirup udara dari luar, molekul-molekul bau yang melayang di udara akan ikut masuk ke dalam rongga hidung dan bertemu dengan sel-sel pembau. Sel-sel pembau tersebut akan terangsang dan merubah rangsangan tersebut menjadi Sinyal yang kemudian mengirimkannya ke Otak melalui Saraf Pembau. Fungsi Hidung : a) Sebagai jalan nafas, Udara masuk melalui nares anterior, lalu naik ke atas setinggi konka media dan kemudian turun ke bawah ke arah nasofaring, dan seterusnya. Pada ekspirasi terjadi hal sebaliknya. b) Alat pengatur kondisi udara, Mukus pada hidung berfungsi untuk mengatur kondisi udara. c) Penyaring udara, Mukus pada hidung berfungsi sebagai penyaring dan pelindung udara inspirasi dari debu dan bakteri bersama rambut hidung, dan silia.



d) Sebagai indra penghidu, Fungsi utama hidung adalah sebagai organ penghidu, dilakukan oleh saraf olfaktorius. e) Untuk resonansi suara, Fungsi sinus paranasal antara lain sebagai pengatur kondisi udara, sebgai penahan suhu, membantu keseimbangan kepala, membantu resonansi suara, sebagai peredam perubahan tekanan udara, membantu produksi mukus dan sebagainya f) Turut membantu proses bicara g) Reflek nasal. Apabila ada gangguan pada indera pembau, maka kita tidak dapat mengecap dengan baik. Ketika seseorang menderita sakit pilek, maka makanan terasa hambar rasanya dan kita tidak dapat mencermati bau dengan baik.



C. Mekanisme Penciuman Mekanisme Kerja Penciuman / Pembau Reseptor Pembau adalah komoreseptor yang dirangsang oleh molekul – molekul larutan dalam cairan hidung. Reseptor pembau merupakan reseptor jauh (tele reseptor) karena lintasan pembauan tidak memiliki hubungan dalam thalamus dan tidak terdapat di daerah proyeksi pada neocortex penciuman Membrana offactoria terletak pada bagian superior rongga hidung. Di bagian medical ia melipat keatas concana superior dan bahkan ada yang berada di concha media. Pada setiap rongga hidung membrana olfactoria mempunyai luas permukaan 2,4 cm. Organon olfacus terdapat di dataran medical concha nasalis superior dan pada dataran septumasi yang berhadapan dengan concha masalis superior. Saat seseorang menarik nafas maka sesibilirasa pembanya akan lebih kuat karena letak organon olfacus disebelah atasnya. Sensai pembauan tergantung pada konsentrasi penguapan, misalnya skatol (bau busuk pada facces) karena konsentrasinya pekat maka baunya busuk Impuls – impuls bau dihantarkan oleh filum olfactetorium yang bersinopsis dengan cabang – cabang dendrit sel mitral dan disebut sinopsis glomerulus. Neurit sel mitral meninggalkan bulbus olfactorius untuk berjalan di dalam area medialis dan berakhir di dalam area. Pusat pembauan ada di uneus. Neurit – beurit sel mitral mempunyai cabang – cabang yang menuju ke sel glanuta akan mengadakan sinopso di sinopsi axomatis. Sebagian dari neurit – neurit sel mitral berjalan dalam strialate ralis dan berakhir dalam incus, sebagian dari neurit tersebut berjalan di dalam stria medialis dan berakg\hir di dalam area septialis Jalannya impuls



pembauan adalah sebagai berikut : Impuls – impuls bau dihantarkan oleh filum olfactorium yang bersinopsi dengan cabang – cabang dari dendrit sel mitral dan disebut siniopsis glomerulus. Neurit sel mitral meninggalkan bulbus olfactorius untuk berjalan di dalam area medialis dan berakhir di dalam area. Pusat pembauan ada di incus. Neurit – neurit sel mitral berjalan dalam strialate ralis dan berakhir dalam incus.



D. Gangguan Pada Indra Penciuman a. Salesma (Cold) dan Influenza (Flu) Influenza adalah kondisi alat pernafasan yang terinfeksi virus. Umumnya menyebabkan batuk, pilekm sakit leher, dan terkadang panas atau sakit persendian yang disertai dengan pusing. b. Hidung tersumbat dan pilek Alergi atau salesma bisa menjadi penyebab hidung tersumbat atau pilek. Pada anak-anak, banyaknya lendir dalam hidung bisa menyebabkan infeksi telinga. Sedangkan pada orang dewasa, lendir berlebihan dapat mengakibatkan gangguan sinus atau peradangan dan berlangsung lama di dalam rongga tulang yang berhubungan dengan hidung. c. Gangguan Sinus ( Penyakit sinusitis) Sinusitis atau peradangan sinus terjadi pada rongga-rongga dalam tulang yang berhubungan dengan rongga hidung. d. Deviated Septum Lubang hidung dipisahkan oleh sebuah sekat yang disebut septum. Normalnya, sekat ini akanmembagi secara rata besar lubang hidung seseorang. Tapi pada kasus abnormal, sekat ini membagi secara tidak rata dan menyebabkan salah satu lubang hidung lebih besar. Pada kasus yang ringan gejala tidak akan muncul, tapi pada tingkat yang lebih serius, ini dapat mengganggu pernafasan dan diperlukannya tindakan operasi. e. Rhinitis Pembengkakan dan peradangan pada jaringan lendir inilah yang disebut rhinitis. Rhinitis yang akut biasa disebabkan oleh virus sedangkan pada yang ringan, ini bisa terjadi karena alergi. Gejalanya bisa berupa hidung tersumbat, bersin, demam ringan, mata berair dan batuk. Penggunaan humidifier bisa meringankan gejala rhinitis ini. Sedangkan pengobatan lainnya adalah untuk mengatasi peradangan dan pemyumbatan. f. Polip Anda pasti sudah familiar dengan ini. Polip adalah jaringan berlebih yang tumbuh di dalam hidung. Biasanya ada di hidung bagian atas dan dapat tumbuh membesar. Semakin membesarnya polip dapat menyebabkan



gangguan pernafasan dan ditandai dengan semakin sering bernafas dengan mulut, berkurangnya kemampuan membau, dan ingusan. Operasi diperlukan apabila polip sampai menghalangi jalan udara saat Anda bernafas. g. Anosmia Penyakit ini menyebabkan penderitanya kehilangan rasa bau. Penyakit ini disebabkan karena penyumbatan rongga hidung, misalnya tumor, polyp, reseptor-reseptor pembauan rusak karena infeksi virus atau atrophi, gangguan pada syaraf ke I, bulbus, tractus olfactoris ataupun cortex otak karena benturan kepala ataupun tumor.



BAB III : PENUTUP A. Kesimpulan 



Anatomi : a) Hidung Luar : dorsum nasi, apeks nasi, radiks nasi, ala nasi, dan koulomela b) Hidung dalam : rongga hidung, septum nasi, silia, saraf pembau, selaput lendir dan sinus paranalis.







Fisiologi : Sebagai jalan nafas, Alat pengatur kondisi udara, Penyaring udara, Sebagai indra penghidu, Untuk resonansi suara,







Mekanisme Perciuman : Zat kimia di udara rongga hidungselaput lendir hidungujung saraf olfaktori silia sel olfaktorisaraf olfaktoribulbus olfaktorisaraf pembauotak.







Gangguan pada penciuman : Salesma (Cold) dan Influenza (Flu), Hidung tersumbat dan pilek, Gangguan Sinus ( Penyakit sinusitis), Deviated Septum, Rhinitis, Polip dan anosmia.



B. Saran Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini kedepannya