Indra Penciuman [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ILMU PENYAKIT DAN PENUNJANG DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN FISIK INDRA PENCIUMAN



KELOMPOK 3



1.Ni Putu Ayu Masista Dewi



(01)



2.Ni Kadek Juli Lestari



(11)



3.Ni Luh Mita Sari Ningsih



(15)



4.Ni Putu Santi Kumala Dewi



(20)



5.Ni Made Yustina Sukma Pratiwi



(26)



SMK Gandhi Usada Bali Tahun Pelajaran 2020/2021



1



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Ilmu Penyakit dan Penunjang Diagnosis ‘’Pemeriksaan Fisik Indra Penciuman’’Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui definisi , penyebab ,tanda & gejala , pemeriksaan , penatalaksanaan atau pengobatan Urolothiasis. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan serta pengalaman penulis. Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca.



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................................2 DAFTAR ISI...........................................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang....................................................................................................................4 1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................4 1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................................4



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Indra Penciuman..............................................................................................5 2.2 Penyakit Pada Hidung ......................................................................................................5 2.3 Mekanisme Hidung............................................................................................................6 2.4 Proses Anatomi Hidung.....................................................................................................6 2.5 Pemeriksaan Fisik Indra Penciuman..................................................................................10 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................11 3.2 Saran...................................................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA



3



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien Indra penciuman merupakan salah satu dari lima indra yang dimiliki manusia. Sebagai bagian dari sistem panca indra manusia, indra penciuman berperan untuk mendeteksi bau atau aroma. rumusan masalah 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian indra penciuman ? 2. Apa saja penyakit pada hidung ? 3. Jelaskan tentang mekanisme hidung? 4. Bagaimanakah proses anatomi pada hidung ? 5. Bagaimana cara pemeriksaan fisik indra penciuman? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian indra penciuman 2. Untuk mengetahui penyakit pada hidung 3. Untuk mengetahui mekanisme hidung 4. Untuk mengetahui proses anatomi pada hidung 5. Untuk mengetahui pemeriksaan fisik indra penciuman



4



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Indra Penciuman Indra penciuman merupakan salah satu dari lima indra yang dimiliki manusia. Sebagai bagian dari sistem panca indra manusia, indra penciuman berperan untuk mendeteksi bau atau aroma. Kemampuan menghidu ini dapat terganggu jika indra penciuman tidak dijaga dengan baik. 2.2 Penyakit Pada Hidung 1. Salesma dan infuenza merupakan infeksi pada alat pernapasan yang disebabkan oleh virus, dan umumnya dapat menyebabkan batuk, pilek, sakit leher dan kadang-kadang panas atau sakit pada persendian. Gejala yang mengiringi diantaranya mencret ringan, terutama pada anak kecil. Salesma dan influenza hampir selalu sembuh sendiri tanpa obat. Jangan gunakan penicillin, tetracycline atau antibiotika lainnya, karena obat-obatan ini sama sekali tidak menyembuhkan dan dapat menimbulkan bahaya. Tips yang dilakukan bila terkena salesma: 



Minum air panas.







Aspirin atau acetaminophen dapat menurunkan panas dan menghilangkan sakit kepala.







Tetaplah makan seperti biasa, karena tidak ada pantangan mengonsumsi sesuatu.







Istirahat yang cukup.



2. Sinusitis adalah peradangan sinus, yaitu rongga-rongga dalam tulang yang berhubungan dengan rongga hidung, yang gawat dan biasanya terjadi dalam waktu menahun Tanda-tanda sinuistis:  Sakit pada muka di sekitar mata. Jika diketuk tulang atau menundukkan kepala, maka muka akan terasa sakit.  Hidung sering tersumbat oleh adanya nanah atau ingus yang kental.  Tidak jarang diikuti oleh panas. Pengobatan sinuitis:   



Hirup sedikit air garam ke dalam hidung Letakkan kompres hangat di bagian wajah Gunakan tetes hidung decongestan seperti phenyleprine



5



3. Peradangan pada hidung karena alergi(Rhinitis alergica)  Antibiotika seperti tetracyclin, ampicilin, atau penicillin, bisa digunakan untuk meredakan sinus.  Jika si penderita kondisinya tidak membaik, segera minta pertolongan dokter. Cara Mengobati Peradangan hidung:  Gunakan antihistamin seperti chlorpheniramine, dimenhydrinate, yang biasanya dijual untuk mengobati mabuk perjalanan. Pencegahan Peradangan hidung:  Menghindari penyebab terjadinya alergi, seperti debu; bulu ayam; tepung sari bunga; jamur.  2.3. Mekanisme Hidung Mekanisme kerja hidung adalah bau sampai ke hidung (bau di terima hidung (bau merangsang ujung-ujung syaraf indera pembau (rangsangan diteruskan ke otak (otak memproses sehingga kita dapat mencium bau). Berikut mekanisme hidung : Rangsang (bau)



lubang hidung



Epitelium olfaktori



Mukosa



Olfaktori saraf olfaktori Talamus Hipotalamus olfaktori hipotalamus talamus ( korteks serebrum ).



Otakdaerah



Terdalam bagian hidung mengandung neuton khusus. Mereka disebut neuron reseptor penciuman. Mereka bisa datang dalam kontak langsung dengan udara. Neuron ini memiliki silia yang meningkatkan luas permukaan mereka. Silia adalah proyeksi mirip dengan rambut. Silia dikelilingi oleh lapisan lendir. Reseptor prnciuman yang terhubung ke olfactory bulb, yang terhubung korteks orbitofrontal. 2.4 Anatomi Hidung terdiri: 1. Hidung Luar Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke bawah yaitu: 



Pangkal Hidung (Bridge), dibentuk oleh os nasal kiri dan kanan







Dorsum nasi (batang hidung)







Puncak hidung



Hidung bagian luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan dan menyempitkan lubang hidung. Kerangka tulang penyusun hidung luar terdiri dari: 1. Os nasalis (tulang hidung) 6



2.



Prosesus frontalis os maxilla



3.



Prosesus nasalis os frontal



Kerangka tulang rawan penyusun hidung luar terdiri dari : 1.



Sepasang kartilago nasalis lateralis superior



2.



Sepasang kartilago nasalis lateralis inferior (kartilago alar mayor)



3.



Beberapa pasang kartilago alar minor



4.



Tepi anterior kartilago septum



Lubang hidung dan puncak hidung dibentuk oleh kartilago ala mayor, yang berbentuk tipis dan fleksibel. Sedangkan kolumela yang memisahkan kedua lubang hidung dibentuk oleh tepi bawah kartilago septum. Hidung luar menonjol pada garis tengah diantara pipi dengan bibir atas, struktur hidung luar  dibedakan atas tiga bagian yaitu : 1. Yang paling atas, kubah tulang yang tidak dapat digerakkan. Belahan bawah aperture piriformis kerangka tulang saja, memisahkan hidung luar dengan hidung dalam. Disebelah superior, struktur tulang hidung luar berupa prosesus maxilla yang berjalan keatas dan kedua tulang hidung semuanya disokong oleh prosesus nasalis os frontalis dan suatu bagian lamina perpendikularis os etmoidalis. Spina nasalis anterior merupakan prosesus maksilaris medial. 2. Dibawahnya terdapat kubah kartilago yang sedikit dapat digerakkan, dibentuk oleh kartilago lateralis superior yang saling berfungsi digaris tengah dan tepi atas kartilago septum kuadrangularis.  3. Yang paling bawah adalah lobulus hidung yang mudah digerakkan dan dipertahankan bentuknya oleh kartilago lateralis inferior. Lobulus menutup vestibulum nasi dan dibatasi sebelah medial oleh kolumela. Sebelah lateral oleh ala nasi dan anterosuperior oleh ujung hidung. 4. Mobilitas lobulus hidung penting untuk ekspresi wajah, gerakan mengendus dan besin. Otot ekspresi wajah yang terletak subkutan diatas tulang hidung, pipi anterior dan bibir atas menjamin mobilitas lobulus. Jaringan ikat subkutan dan kulit juga ikut menyokong hidung luar. Jaringan lunak diantara hidung luar dan dalam dibatasi disebelah inferior oleh kripta piriformis dengan kulit 7



penutupnya, dimedial oleh septum nasi dan tepi bawah kartilago lateralis superior sebagai batas superior dan lateral     2. Hidung Dalam / Rongga Hidung / Cavum Nasi Cavum nasi ( Rongga hidung ) adalah suatu rongga berbentuk terowongan tempat lewatnya udara pernapasan, yang dipisahkan oleh septum nasi dibagian tengahnya menjadi cavum nasi kanan dan kiri Pintu atau lubang masuk cavum nasi bagian depan disebut nares anterior dan lubang belakang disebut nares posterior ( koana ) yang menghubungkan cavum nasi dengan nasofaring. Batas-batas cavum nasi : a. Anterior     : Nares anterior b.



Posterior    : Nares posterior (koana)



c.



Lateral       : Konka-konka



d.



Superior     : Lamina cribifom



e.



Inferior      : Os maxilla dan Os palatum



Bagian – bagian yang terdapat dalam cavum nasi : 1. Vestibulum 



Paling anterior, sejajar dengan ala nasi.







Bagian yang masih dilapisi kulit yang mempunyai banyak kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang (vibrise)



2. Septum\ Merupakan dinding medial hidung, bagi cavum nasi sama besar, lurus mulai dan anterior sampai posterior (koana).Dibentuk oleh tulang dan tulang rawan, yaitu Bagian tulang: a. Lamina perpendikularis os etmoideus. b. Os Vomer. c.



Krista nasalis os maxilla.



d. Krista nasalis os palatina. Bagian tulang rawan : a.



Kartilago septum (lamina kuadrangularis).



b.



Kolumela.



8







Dilapisi perikondrium pada bagian tulang rawan dan periosteum pada bagian tulang , sedang bagian luarnya lagi dilapisi olaeh mukosa hidung.



3. Konka Terletak dilateral rongga hidung kanan dan kiri. Terdiri dari empat konka, dari atas ke bawah : a. Konka suprema; biasanya rudimeter. b. Konka superior; lebih kecil dari konka media. c. Konka media; lebih kecil. d. Konka inferior; terbesar dan letak paling bawah. Merupakan tulang tersendiri yang melekat pada os maxilla dan labirin etmoid sedangkan konka suprema, superior, dan media merupakan bagian dari labirin etmoid. 4. Meatus – meatus Terletak diantara konka-konka dan dinding lateral hidung. Merupakan tempat bermuara dari sinus paranasal. Berdasarkan letaknya dibagi 3, yaitu : a. Meatus inferior Terletak antara konka inferior dengan dasar hidung dan dinding lateral rongga hidung, tempat bermuara duktus nasoakrimalis. b. Meatus medius Celah yang terletak konka media dengan dinding lateral rongga hidung. Terdapat bula etmoid, prosesus unsinatus, hiatus semilunaris, dan infundibulum etmoid. Hiatus semilunaris merupakan celah sempit melengkung dimana terdapat muara sinus frontal, maxilla, dan etmoid anterior. c. Meatus superior Terletak antara konka superior dan konka media. Disini terdapat muara sinus etmoid posterior dan sinus sphenoid.



9



2.5 Pemeriksan Fisik Hidung dan Sinus Tujuan a.



Mengetahui bentuk dan fungsi hidung



b.



Menentukan kesimetrisan struktur dan adanya inflamasi atau infeksi



Persiapan Alat a.



Spekulum hidung



b.



Senter kecil



c.



Lampu penerang



d.



Sarung tangan (jika perlu)



Prosedur Pelaksanaan a.



Inspeksi  : hidung eksternal (bentuk, ukuran, warna, kesimetrisan), rongga, hidung ( lesi, sekret, sumbatan, pendarahan), hidung internal (kemerahan, lesi, tanda2 infeksi) Normal: simetris kika, warna sama dengan warna kulit lain, tidak ada lesi, tidak ada sumbatan, perdarahan dan tanda-tanda infeksi. b. Palpasi  dan Perkusi : frontalis dan, maksilaris  (bengkak, nyeri, dan septum deviasi) Normal: tidak ada bengkak dan nyeri tekan. setelah diadakan pemeriksaan hidung dan sinus evaluasi hasil yang di dapat dengan membandikan dengan keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat tersebut.



 



10



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Indra penciuman merupakan salah satu dari lima indra yang dimiliki manusia. Sebagai bagian



dari sistem panca indra manusia, indra penciuman berperan untuk



mendeteksi bau atau aroma. Kemampuan menghidu ini dapat terganggu jika indra penciuman tidak dijaga dengan baik. 3.4 Saran Kepada para pembaca kami ucapkan selamat belajar & manfaatkanlah makalah ini dengan sebaik-baiknya.Kami menyadarai bahwa makalah ini masih perlu ditingkatkan mutunya,oleh karena itu kritik & saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.



11



DAFTAR PUSTAKA https://www.academia.edu/6228997/Makalah_tentang_hidung, https://makalahmakalahkeperawatan.blogspot.com/2019/09/makalah-indra-penciumanhidung.html?m=1



12