Anatomi Fisiologi Pada Sistem Reproduksi Wanita [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI PADA WANITA



BAB 2 TINJAUAN TEORI   2.1 



Sistem Reproduksi Wanita Sistem reproduksi wanita terbagi atas 2 bagian, yaitu genetalia internal dan



genetalia eksternal



A.    Genetalia Internal



Genitalia internal terdiri atas : 1.      Vagina tempat spermatozooa di tumpahkan, dan sebagai jalan keluar janin 2.      Uterus, tempat embrio dan janin tumbuh 3.      Dua tuba fallopi, yang menjadi jalan ovum menuju uterus 4.      Dua ovarium, memproduksi hormon dan ovum B.     Genetalia Eksternal Genitalia eksternal terdiri atas : 1.      Dua labia mayora, yang memberi perlindungan untuk genitalia internal 2.      Dua labia minora, yang memiliki fungsi proteksi yang sama 3.      Klitoris, berperan dalam menciptakan kenikmatan koitus 4.      Orifisium vagina, yang memungkinkan akses ke genitalia internal



2.2              Anatomi Sistem Reproduksi pada Wanita A.    Genetalia Internal



1.      Vagina Vagina merupakan kanal fibromuskular yang elastis dan mengarah ke atas dan ke belakang dari vulva ke uterus, paralel dengan permukaan



pintu atas panggul. Dinding vagina saling berdempetan, kecuali pada bagian atasnya tempat serviks menyembul ke vagina. Dinding posterior vagina panjangnya 9 cm, dan dinding anterior vagina panjangnya sekitar 7,5 cm karena posisi serviks yang demikian. Tonjolan serviks ke vagina memiliki empat resesus atau fornices (bentuk tunggalnya forniks), yaitu forniks anterior, posterior, dan lateral. Dinding vagina terdiri atas empat lapisan : 1.      Lapisan dalam epitel skuamosa, membentuk lipatan atau rugae yang memungkinkan vagina menggembang luas sehingga janin dapat lewat 2.      Lapisan jaringan ikat yang berisi pembuluh darah 3.      Lapisan otot yang terdiri atas lapisan otot longitudinal di luar dan lapisan otot sirkuler di sebelah dalam 4.      Lapisan luar jaringan ikat, berhubungna dengan organ-organ lain dalam panggul, termasuk pembuluh darah, pembuluh limfe, dan serabut saraf Dinding vagina tidak memiliki kelenjar, namun kelembapannya di jaga oleh sekret kelenjar servikal dan adanya rembesan cairan dari kapiler darah. pH cairan ini asam yaitu 3,8-4,5, dan berfungsi untuk menjagakuman komensal vagina yaitu basil Doderlein. Kuman komensal ini memakan glikogen, yang terdapat di dinding vagina, dan mengubahnya menjadi asam laktatsehingga melindungi vagina dan genitalia in ternal lainnya dari infeksi. Kadar glikogen juga turut berubah mengikuti kadar hormon ovarium. Keseimbangna asam ini dapat terganggu saat kehamilan, sebelum pubertas, selama dan setelah menepous, sehingga menyebabkan mikroorganisme patogen berkembang dengan mudah dan meningkatkan kemungkinan infeksi vagina. Di depan vagina, terdapat kandung kemih dan uretra. Di belakang vagina setinggi serviks, terdapat ruang peritonium, di sebut kavum Douglas. Di belakang dinding posterior vagina juga terdapat rektum.



Korpus perineal, yang menyangga organ panggul, terletak di bawah introitus vagina. Suplai darah vagina berasal dari arterihemoroidales media, arteri uterina, dan arteri vaginalis, yang semuanya ini merupakan cabang arteri iliaka internal. Aliran vena berjalan menuju vena iliaka internal. Persarafan vagina berasal dari pleksus sekral dan saraf pudendal. Aliran limfe berjalan menuju nodus limfe ilaka dan nodus limfe inguinal. 2.      Tuba Fallopi Terbentang dari tiap kornu uterus ke arah lateral, di antara lipatan ligamentum latum. Bagian distal tuba uterine melipat ke belakang dan kearah bawah ke dinding posterior ligamentum latum menuju ovarium, yang terletak di belakang ligamentum latum. Tuba uterine memiliki panjang sekitar 10 cm dan terdiri atas :          Ismus          Ampula          Infundibulum Fimbrae terletak diatas di atas ovarium dan mengarah ke arah rongga panggul, dan makin dekat ke ovarium saat ovulasi tiba. Lumen tuba uterine membuka ke rongga panggul dan fimbria. Ketika ovum dilepaskan saat ovulasi, ovum akan tersapu masuk oleh fimbria ke dalam tuba fallopi, dan ovum akan memulai perjalanannya menuju uterus. Tuba fallopi sangat sempit dan dilapisi oleh epitel bersillia. Setelah memasuki tuba fallopi ovum akan didorong oleh sillia di sepanjang lumen, dan lipatan epitel bersillia akan memperlambat prosses ini sehingga ovum selama mungkin tetap berada di dalam tuba fallopi. Sehingga memperbesar kemungkinan terjadi fertilisasi di ampula. Setelah dibuahi ovum akan didorong ke uterus. Perjalanan ini juga berlangsung lambat untuk member waktu bagi ovum untuk mencapai tingkat kematangan



sebelum tertanam ke endometrium uterus, jika fertilisasi tidak terjadi, perjalanan ini memerlukan waktu beberapa hari. Ovum yang tidak dibuahi akan ikut meluruh dalam alir an mensruasi. Disekitar lapisan epitel terdapat lapisan otot, yaitu lapisan otot sirkuler di bagian dalam dan lapisan longitudinal di bagian luar. Lapisan otot ini membantu pendorongan ovum di sepanjang tuba uterine dengan membuat gelombang peristaltis. Tuba uterine diselimuti oleh peritoneum, yang kemudian membentuk ligamentum latum. Arteri dan vena uterine dan ovarika menyplai darah tuba uterine. Persarafan tuba uterine berasal dari pleksus ovariaka, dan aliran limfe dibawa ke nodus limfe lumbalis. Tuba fallopi ditopang oleh ligament infundibulopelvis. Ligament ini merupakan lipatan ligamentum latum, yang terbentang dari infundibulum hingga dinding lateral panggul. 3.      Uterus Uterus merupakan orga berotot, berongga, dan berbentuk buah pir, yang terletak dalam



rongga panggul di anatara kandung kemih dan



rektum. Posisi uterus adalah anteversi (menekuk ke depan) dan antefleksi (membelok ke depan). Uterus matur memiliki panjang sekitar 7,5 cm, lebar 5 cm (pada diameter terpanjangnya), tebal 2,5 m, dan beratnya sekitar 60 g. Makrostruktur dari Uterus Uterus terdiri atas dua bagian utama : 1.      Korpus, atau badan 2.      Serviks, atau leher Korpus uteri berada di dalam rongga panggul dan bagian atasnya berlanjut menjadi dua tuba uterina. Serviks tertanam ke arah vagina.



Korpus atau badan uterus merupakan dua pertiga uterus yang panjangnya sekitar 5 cm. Di dalam korpus terdapat rongga, berbentuk segitiga, dan aspeknya menunjuk ke arah serviks. Dinding anterior dan posterior rongga uteri biasanya saling berdempetan. Bagian atas korpus di sebut fundus bagian uterus tempat masuknya tuba uterina di sebut kormu. Ismus adalah daerah yang sedikit menyempit di perbatasan korpus uteri dan serviks, panjangnya sekitar 7 mm. Serviks berbentuk silinder, dan bagian bawahnya menyembul ke dalam vagina. Pada bagian bawah serviks terdapat kanal servikal, yang pada ujungnya terdapat bukaan-bukaan ke uterus –ostium interna dan di sisi lainnya yaitu ke bukaan arah vagina-ostium eksterna. Mikrostruktur dari Uterus Uterus dan serviks terdiri atas tiga lapisan jaringan : 1.      Lapisan epitel didalam, endometrium 2.      Lapisan otot ditengah, miometrium 3.      Jaringan ikat diluar, perimetrium A.    Lapisan Endometrium Pada uterus lapisan endometrium tersusun atas dua lapisan : 1.      Lapisan Fungsional : jaringan epitel yang banyak mengandung kelenjar dan setelah pubertas lapisan ini dibangun dan meluruh pada



setiap



siklus



menstruasi



akibat



pengaruh



hormone.



Mengandung banyak pembuluh darah dan arteri spiral, yang member nutrisi bagi poliferasi sel selama siklus reproduksi. Ketika ovum telah dibuahi maka ovum akan tertanam di endometrium, lapisan tersebut menyediakan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan embrio selama kehamilan.



2.      Lapisan Basal : lapisan permanen yang membentuk lapisan fungsional setiap kali setelah menstruasi. Lapisan basal juga mendapat suplai darah dari arteti. Serviks dilapisi oleh epitel kolumnar, yang menyekresi mucus untuk membentuk sumbat pelindung di kanal servikal untuk melindungi genetalia internal dari infeksi. Beberapa sel epitel memiliki silia untuk membantu jalannya spermatozoa. Perubahan pembentukan mucus selama siklus menstruasi dapat berfungsi untuk mencegah penetrasi spermatozoa memasuki genetalia internal. Endometrium serviks juga berlipat-lipat seperti di vagina, yang disebut arbor vitae, yang memungkinkan dilatasi selama persalinan. Lapisan endometrium serviks tidak ikut meluruh saat menstruasi. B.     Lapisan Miometrium Lapisan miometrium tersusun atas tiga lapisan : 1.      Lapisan otot sirkuler dibagian dalam 2.      Lapisan otot oblik dibagian tengah 3.      Lapisan otot longitudinal dibagian luar Miometrium memiliki peran vital dalam proses kehamilan dan kelahiran. Miometrium serviks mengandung beberapa otot polos longitudinal yang merupakan kelanjutan dari uterus namun sebagian besar sel ototnya sirkuler. C.     Lapisan Perimetrium Merupakan lapisan peritoneum yng membungkus uterus dan tuba uterina. Di permukaan lateral uterus, terdapat lipatan ganda perimetrium yang mencapai dinding samping rongga panggul, membentuk ligament penyangga yang lebar. Ada dua rongga dalam peritoneum yaitu kavum douglas yang terletak diantara uterus dengan rectum, serta kavum vesikouterina yang terletak diantara uterus dan kandung kemih. Suplai darah pada uterus dan serviks berasal dari arteri ovariaka dan arteri uterine, yang merupakan cabang arteri iliaka dan aorta.



Cabang arteri uterine-arteri radialis-menembus ke dalam miometrium, lalu bercabang menjadi arteriola lurus yang mendarahi lapisan basal, dan arteri spiralis yang mendarahi lapisan fungsional. Aliran vena dibawa ke vena bersama denga arterinya. Persarafan uterus dan serviks berasal dari pleksus sacral. Aliran limfe dibawa ke kelenjar limfe linguinal dan iliaka. Struktur Penyokong Uterus dan Serviks dipertahankan pada posisinya dalam panggul oleh ligament yaitu : 1.      Ligamen kardinal : terbentang dari permukaan lateral serviks dan vagina ke dinding lateral rongga panggul 2.      Ligamen Puboservikal : terbentang dari serviks, dibawah kandung kemih, kea rah depan ke tulang pubis. 3.      Ligamen Uterosakral : terbentang dari serviks ke arah atas dan belakang, ke periosteum sacrum, dan mengitari rectum. 4.      Ligament Lebar (Latum) : terikat ke dinding lateral uterus dan berfungsi menopang uterus 5.      Ligament Rotundum : terbentang dari kornu uterus ke bawah ke arah labia mayor, dan berfungsi mempertahankan uterus dalam posisi anteversi dan antefleksi. 4.      Ovarium Ovarium adalah gonad atau organ seks wanita ovarium terletak di dalam rongga peritoneal, pada cekungan dinding posterior ligamentum latum dikedua sisi iterus, dekat fimbria tuba uterina. Ovarium berwarna keputihan dan berbentuk seperti kacang almond dan permukaannya irreguler. Setelah pubertas ovarium memiliki ukuran panjang sekitar 3cm, lebar 2 cm, dan tebal 1cm. Berat ovarium sekitar 5-8 g. Secara mikroskopis ovarium dilapisi oleh lapisan peritonium, epital germinal, berupa membran jaringan fibrosa padat, tunika albuginea



padat. Ovarium terdii atas lapisan dalam medula dan bagian luarnya adalah korteks. Medula berisi pembuluh darah dan pembuluh limfe yang disokong oleh jaringan ikat. Korteks berisi volikel ovarium dalam berbagai tahap perkembangan, yang dibungkus oleh jaringan fibrosa. Pada janin perempuan, folikel primordinal (primitif) dibentuk pada bulan ke 6 kehamilan. Pada saat ini, terdapat sekitar lima juta folikel primitif. Kebanyak folikel ini ber degenerasi selama masa hamil, menyisahkan sekitar 2 juta saat lahir. Kebanyakan folikel ini kemudian juga bergenersi sebelum pubertas, dan hanya 400-500 yang akhirnya berkembang menjadi ovulasi dan berpotensi dibuahi. Setiap kerusakan folikel primordial akan mempengaruhi kesuburan wanita, karna folikel ini sudah tidak diproduksi lagi sejak usian 6 bulan kehidupan janin. Folikel ovarium menjalani beberapa tahap perkembangan selama 28 hari rata-rata siklus reproduksi. Dari hari ke 5 siklus reproduksi beberapa folikel primordial mulai menjadi matur akibat pengaruh folliclestimulating hormone dari kelenjar hipofisis. Folikel ini kini disebut folikel sekunder , yang tersusun atas lapisan sel di bagian luar yang membungus cairan dan lapisan dalamnya merupakan lapisan sel granulosa yang mengelilingi ovum. Pematangan berikutnya akan membentuk folikel de graaf, yang bermigrasi ke korteks ovarium lalu mencapai permukaan. Peningkatan jumlah esterogen juga akan melepaskan folikel de graaf matur ini. Semakin banyak cairan yang disekresikan ke dalam folikel de Graaf, meningkatkan tekanan dalam folikel, membuat lapisan dan pembungkusnya semakin tipis dan akhirnya pecah sehingga melepaskan ovum ke rongga peritonal yang dekat dengan fimbria tuba uterina. Kejadian ini disebut ovulasi dan diperkirakan terjadi akibat perubahan hormonal . kadang ovulasi disertai nyeri panggul, yang disebut sebagai mittle-schmerz atau nyeri ovulasi.



Ovulasi terjadi sekitar sekali dalam sebulan dari ovarium secara bergantian. Kadang dilepaskan lebih dari satu ovum, meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan multiple. Rupturnya folikel de Graaf masuk ke dalam rongga melepaskan ovum. Sel granulose membelah dengan cepat menghasilkan masa padat. Folikel de Graaf berubah menjadi korpus



luteum



yang



berfungsi



sebagai



kelenjar



endokrin



yang



memproduksi esterogen selama 14 hari, lalu berdegenerasi jika fertilisasi tidak terjadi. Setelah degenerasi, korpus luteum meninggalkan daerah parut putih dalam ovarium, dan disebut korpus albikans. Suplai darah ovarium berasal dari arteri ovariaka dan aliran baliknya dibawa oleh vena ovariaka. Aliran limfe dibawa ke nodus limfe abdominal posterior. Ovarium dipertahankan posisinya dengan lemah oleh ligamentum latum. Struktur penyokong lainnya yaitu ligament ovarika, yang melekatkan ovarium ke kornu uterus. Sebela lateral ovarium ditopang oleh ligament infundibulopelvik, yang melekatkan uterus ke dinding lateral rongga panggul. B.     Genetalia Eksternal Genitalia eksternal, secara gabungan disebut dengan vulva, memanjang dari mons pubis di anterior ke perineum di posterior. Secara lateral, genitalia eksternal memanjang sampai keluar labia mayora. Mons pubis merupakan lapisan jaringan lemak yang terletak di atas simfisis pubis pada panggul, yang di tutupi oleh kulit dan setelah pubertas di tutupi oleh rambut. Mons pubis bukan merupakan struktur sistem reproduksi tetapi fungsinya sebagai bantalan tulang panggul bawah. Perineum adalah area dengan otot kuat yang menyongkong organ internal rongga panggul.



1.      Labia Mayora Labia mayora merupakan dua lipatan jaringan lemak yang tertutup kulit, yang terbentang dari mons pubis di anterior bergabung dengan otot perineum. Permukaan luar labia mayora di tutupi oleh rambut setelah pubertas dan permukaan dalam lebih lembut dan mengandung kelenjar sebasea dan kelenjar keringat 2.      Labia Minora Labia minora merupakan dua lipatan tipis kulit menutupi labia mayora. Labia minora lembut, tidak di tutupi rambut, dan mengandung beberapa kelenjar keringat dan kelenjar sebasea. Di bagian anterior, labia minora masing-masing di bagi menjadi dua lipatan kulit dan bersatu membentuk prepusium di depan klitoris, dan frenulum di belakang klitoris. Di posterior labia minora bertemu fourchette, lipatan kulit tebal dibelakang orifisisum vagina. 3.      Klitoris Klitoris adalah penonjolan kecil jaringan erektil, dengan panjang kira-kira 2,5 cm, kaya akan suplai pembuluh darah dan serabut saraf sebagai respon terhadap rangsangan, klitoris menjadi ereksi dan terisi dengan darah dengan cara yang sama yang terjadi pada penis laki-laki. 4.      Orifisium Vagina Orifisium vagina, atau introitus, terletak anatara dua pasang labia yang biasanya disebut dengan vestibulum. Orifisium vagina terletak di



belakang orifisium uretra bagian dari sistem perkemihan. Orifisium vagina di tutupi oleh membran kulit yang di sebut himen, yang memberikan perlindungan untuk vagina dan organ internal lainnya pada sistem reproduksi. Himen ruptur saat kejadian koitus pertama kali, walaupun mungkin juga ruptur sebelumnya karena aktifitas fisik (seperti menunggang kuda), atau menggunakan tampon. Sisa himen biasanya dapat dilihat sebagai jaringan kecil, yang di sebut carunculae myrtiformes. Saat memasuki orifisium vagina, terdapat sepasang kelenjar duktus bartholini. Kelenjar ini bermuara ke vagina dan menyekresi mucus untuk melembabkan genetalia eksternal. Di vestibulum, disamping orisium uretra, juga terdapat kelenjar lain, kelenjar Skene, yang juga menyekresi mucus untuk melembabkan genetalia eksternal Darah, Saraf, dan Limfe Genitalia eksternal mendapat suplai darah dari arteri pudendal dan vena yang berjalan bersamanya. Vulva sangat kaya pembuluh darah dan jika mengalami kerusakan akan cenderung mengalami pendarahan banyak, namun sebaliknya juga sembuh dengan cepat. Genitalia eksternal terutama di persarafi oleh saraf pudendal, yang merupakan cabang fleksus sakral. Limfe dialirkan ke kelenjar iliaka eksternal dan kelenjar inguinal. 2.3              Fisiologi Sistem Reproduksi pada Wanita A.    Genetalia Internal 1.      Vagina Fungsi vagina yaitu : 1.      Sebagai tempat tumpahan dan jalan lintasan spermatozooa selama senggama 2.      Sebagai jalan keluar bagi janin dan produk konsepsi lainnya 3.      Menjadi jalan keluar aliran menstruasi 4.      Sebagai sawar terhadap infeksi asendens



2.      Uterus Fungsi Uterus yaitu :          Menerima, melindungi, dan menghidupi janin          Membantu pengeluaran (ekspulsi) janin, plasenta, dan ketuban, saat pelahiran          Mengontrol kehilangan darah dari tempat plasenta 3.      Tuba Fallopi Fungsi Tuba Fallopi : 1.      Mendorong ovum ke uterus 2.      Menjadi jalan spermatozoa mencapai ovum untuk fertilisasi 4.      Ovarium Fungsi ovarium adalah :          Menghasilkan ovum secara teratur selama usia subur          Menghasilkan hormon esterogen dan progesteron. 5.      Fungsi Hormon Esterogen dan Progesteron pada Sistem Reproduksi Wanita 1.      Fungsi Hormon Esterogen a.       Merangsang pertumbuhan organ seks sekunder pada wanita b.      Mengatur siklus menstruasi c.       Menjaga kondisi dinding vagina dan keelastisannya d.      Memproduksi cairan yang melembabkan vagina e.       Membantu proses pematangan volikel f.       Membantu proses penebalan dinding rahim pada fase setelah menstruasi 2.      Fungsi Hormon Progesteron a.       Mengatur siklus haid b.      Mengembangkan jaringan payudara c.       Menyiapkan rahim pada waktu kehamilan dan mempertahankan ketebalan rahim d.      Melindungi wanita pasca menopause terhadap kanker endometrium



B.     Genetalia Eksternal 1.      Labia Mayora Fungsi labia mayora adalah melindungi vagia dengan cara menutupi orifisum vagina dan jaringan lemak yang berfungsi sebagai bantalan. 2.      Labia Minora Lapisan terdalam labia minora normalnya berhubungan dengan satu sama lain dan juga memiliki fungsi melindungi vagina. 3.      Klitoris Fungsi klitoris adalah sebagai alat ereksi pada wanita dan meningkatkan pengalaman koitus yang menyenangkan. 4.      Orifisium Vagina Saat memasuki orifisium vagina, terdapat sepasang duktus kelenjar bartholini. Kelenjar ini bermuara ke vagina dan berfungsi menyekresi mukus untuk melembabkan genitalia eksternal. Di vestibulum, di samping orisium uretra, juga terdapat sepasang kelenjar lain, kelenjar skene yang juga menyekresi mukus untuk melembabkan genitalia eksternal. 2.4              Beberapa Kelainan yang Terjadi pada Sistem Reproduksi Wanita 1.      Kelainan Diferensiasi dan perkembangan seksual wanita A.    Kelainan Struktural Kelainan struktural pada uterus, serviks, dan vagina, merupakan kelainan diferensiasi seksual yang paling sering ditemukan pada wanita. Kelainan ini timbul dari kelainan embriologis perkembangan sistem Mullerii. Beberapa kelainan pada duktus Mullerii yang sering ditemukan : a.       Uterus ganda / Uterus Didelfis : merupakan bentuk kelainan penyatuan yang paling parah terjadi ketika duktus mullerii gagal bersatu disepanjang garis, menyebabkan pembentukan dua vagina, dua serviks, dan dua tanduk uterus yang terpisah



b.      Uterus Bikornuata / Uterus Bikornus : kelainan pada bagian atas uterus yang gagal bersatu, badan uterus dapat tetap terpisah sebagai dua tanduk. c.       Uterus Akuarta : adanya suatu cekungan yang didapatkan pada kontur fundus uteri d.      Uterus Unikornuata / Uterus Unikornus : merupakan berkembangnya satu sisi sistem Mullerii yang menyebabkan terbentuknya hemiuterus dan satu buah tuba Fallopi



Wanita dengan kelainan saluran Mullerii dapat timbul dengan gejala amenorea primer, keguguran berulang, persalinan perterm, dan presentasi bokong saat aterm. B.     Hiperplasia Adrenal Kongenital Defek utama pada semua jenis CAH (Congential Adrenal Hyperplasia) adalah tidak adanya satu dari enzim-enzim yang diperlukan untuk steroidogenesis, oleh karena keadaan ini tidak ada produk akhir steroid yang diproduksi oleh kelenjar adrenal sebagai umpan balik pada aksis hipotalamushipofisis dan meregulasi sekresi ACTH. ACTH yang berlebihan akan terus menstimulasi adrenal untuk menghasilkan lebih banyak produk steroid sebelum terjadi blok enzimatik. Produk ini kemudian digunakan pada jalur



pembentukan androgen. Dengan demikian akan terjadi hiperplasia adrenal dengan produksi androgen yang berlebihan. C.    Sindrom Turner Defek yang mendasar pada pasien sindrom Turner adalah tidak adanya kromosom seks yang kedua, yaitu karotipe 45X. Pada keadaan tidak adanya kromosom yang kedua, sel germinal pada gonad tidak dapat bertahan melewati masa embrionik dan ovarium atau testis yang normal tidak berkembang. 2.      Amenorea Primer Merupakan kondisi tidak terdapatnya menstruasi pada wanita berusia 16 tahun dengan ciri-ciri seksual sekunder yang normal atau tidak terdapatnya mestruasi pada wanita berusia 14 tahun tanpa tanda-tanda pematangan seksual. Penyebab amenorea sangat luas dan melibatkan semua tingkat aksis hipotalamus-hipofisis-gonad-organ target. Amenorea dibagi menjadi 2 kategori : Kategori Pertama, ditandai oleh anovulasi kronik. Pada pasien ini kegagalan ovarium untuk menghasilkan esterogen dan progesteron siklis menimbulkan



sangat tidak teraturnya atau tidak adanya peluruhan



endometrium yang distimulasi tidak seperti biasanya. Anovulasi kronik disebabkan oleh 4 mekanisme patofisiologis umum : 1.      Hipotalamus gagal membuat sinyal GnRH siklis terhadap kelenjar hipofisis 2.      Hipofisis gagal merespons sinyal dari hipotalamus 3.      Mekanisme umpan balik steroid seks normal gagal untuk mengatur lonjakan LH pada tengah siklus 4.      Pengaruh umpan balik steroid gonad oleh sistem endokrin lainnya. Kategori kedua, meliputi kelainan organ target yang mempengaruhi kemampuan organ ini untuk merespons produksi steroid ovarium siklis yang normal dan menyebabkan pendarahan endometrial.



Etiologi Amenorea Primer : disgenesis gonad, keterlambatan pubertas fisiologis, agenesis Mullerii, septum vagina transversa,



atau himen



imperforata, sindrom Kallman, anoreksia nervosa, dan hipopituitarisme 3.      Amenorea Sekunder Amenorea Sekunder merupakan tidak terdapatnya tiga siklus menstruasi atau tidak adanya perdarahan menstruasi selama 6 bulan. Sebagian besar penyebab amenorea sekunder adalah anovulasi. Sindrom ovarium polikistik merupakan penyebab yang paling sering pada amenorea anovulatorius kronik ini merupakan kelainan yang ditandai oleh amenorea atau oligomenorea, tanda fisik hiperandrogenisme dan terdapatnya ovarium polikistik yang membesar. 4.         Infertilitas Merupakan hilangnya kemampuan untuk hamil dan melahirkan seorang anak. Beberapa penyebab Infertilitas : 1.      Kelainan Oosit 2.      Kelainan anatomi wanita ( penyakit tuba fallopi, endometriosis, leiomiomia) 3.      Faktor pada pria (varikokel) 4.      Kelainan implantasi Pada 10-15% pasangan tidak diketahui penyebab infertilitas. Gangguan spesifik yang mengakibatkan infertilitas adalah berbagai gangguan yang melibatkan setiap peristiwa fisiologis utama yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan, : a.       Produksi telur yang sehat b.      Produksi sperma yang sehat c.       Transportasi sperma ke tempat fertilisasi d.      Transportasi zigot ke uterus untuk berimplantasi e.       Keberhasilan implantasi pada endometrium



Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita By Ase Satria — Kesehatan Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita A. Definisi Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita Anatomi fisiologi system reproduksi wanita adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang suatu rangkaian dan interaksi organ dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. B. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita     a. Anatomi organ eksterna wanita (Genetalia Eksterna)        1. Mons Veneris Daerah yang menggunung di atas simfisis, yang akan ditumbuhi rambut kemaluan (pubis) apabila wanita berangkat dewasa. Rambut ini membentuk sudut lengkung (pada wanita) sedang pria membentuk sudut runcing ke atas.        2. Labia Mayora Berada pada kanan dan kiri, berbentuk lonjong, yang pada wanita menjelang dewasa di tumbuhi rambut lanjutan dari mons veneris.bertemunya labia mayora membentuk komisura posterior.        3. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu. Merupakan suatu lipatan kanan dan kiri bertemu diatas preputium klitoridis dan dibawah klitoris. Bagian belakang kedua lipatan setelah mengelilingi orifisium v4g1n4 bersatu disebut faurchet (hanya nampak pada wanita yang belum pernah melahirkan).        4. Klitoris Identik dengan p3n1s pria, kira-kira sebesar kacang hijau sampai cabe rawit dan ditutupi frenulum klitorodis. Glans klitoris berisi jaringan yang dapat berereksi, sifatnya amat sensitif karena banyak memiliki serabut saraf.



       5. Vestibulum Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora, anterior oleh klitoris dan dorsal oleh faurchet. Pada vestibulum juga bermuara uretra dan 2 buah kelenjar skene dan 2 buah kelenjar bartholin, yang mana kelenjar ini akan mengeluarkan sekret pada waktu koitus. Introitus v4g1n4 juga terdapat disini.        6. Hymen Merupakan selaput yang menutupi introitus v4g1n4, biasanya berlubang membentuk semilunaris, anularis, tapisan, septata, atau fimbria. Bila tidak berlubang disebut atresia himenalis atau hymen imperforata. Hymen akan robek pada koitus apalagi setelah bersalin (hymen ini disebut karunkulae mirtiformis). Lubang-lubang pada hymen berfungsi untuk tempat keluarnya sekret dan darah haid.        7. Perineum Terletak diantara vulva dan anus, panjang sekitar 4 cm.        8. Vulva Bagian dari alat kandungan yang berbentuk lonjong, berukuran panjang mulai dari klitoris, kanan kiri diatas labia minora, sampai ke belakang di batasi perineum.     b. Anatomi organ reproduksi interna wanita (Genetalia Interna) Terdiri dari :        1. V4g1n4 (liang kemaluan) Adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva dan rahim, terletak diantara kandung kencing dan rectum. Dinding depan v4g1n4 panjangnya 7-9 cm dan dinding belakang 9-11 cm. dinding v4g1n4 berlipat-lipat yang berjalan sirkuler dan disebut rugae, sedangkan ditengahnya ada bagian yang lebih keras disebut kolumna rugarum. Dinding v4g1n4 terdiri dari 3 lapisan yaitu : lapisan mukosa yang merupakan kulit, lapisan otot dan lapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan serviks membentuk ruangan lengkung, antara lain forniks lateral kanan kiri, forniks anterior dan posterior. Bagian dari serviks yang menonjol ke dalam v4g1n4 disebut portio. Suplai darah v4g1n4 diperoleh dari arteria uterina, arteria vesikalis inferior, arteria hemoroidalis mediana san arteria pudendus interna. Fungsi penting v4g1n4 adalah : a. Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan sekret lain dari rahim b. Alat untuk bersenggama c. Jalan lahir pada waktu bersalin Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita        2. Serviks Bagian yang menghubungkan antara v4g1n4 dan uterus, serviks memiliki beberapa bagian yaitu a. Pars vaginalis servisis uteri yang dinamakan portio. b. Pars supravaginalisservisis uteri adalah bagian serviks yang terdapat diatas v4g1n4. Saluran yang terdapat di serviks dikenal kanalis servikalis berbentuk saluran dengan panjang 2.5 cm. pintu saluran serviks sebelah dalam disebut dengan ostium uteri internum dan bagian luar disebut dengan ostium uteri eksternum.



       3. Uterus Uterus berbentuk seperti buah alpukat , sebesar telur ayam yang berongga, dindingnya terdiri dari otot polos. Uterus berukuran panjang 7 – 7,5 cm, lebar 5,25 cm, tebal 2,5 cm dan tebal dinding 1,25 cm. secara fisiologis uterus dalam keadaan anteversiofleksi (serviks kedepan dan memebentuk sudut dengan v4g1n4, demikian juga korpus uteri kedepan dan membentuk sudut dengan serviks uteri). Uterus terdiri dari: a. Endometrium, terdiri dari epitel kubik, kelenjar – kelenjar dan jaringan dengan banyak pembuluh darah. Endomeptrium melapisi seluruh cavum uteri dan mempunyai arti penting dalam siklus haid wanita. b. Miometrium yang terdiri dari otot polos c. Perimetrium. Lapisan otot polos sebelah dalam berbentuk sirkuler, bagian tengah berbentuk obliq dan bagian luar berbentuk longitudinal, seluruh lapisan ini sangat penting dalam persalinan karena setelah plasenta lahir bagian ini berkontraksi untuk menjepit pembuluh darah.        4. Tuba Falopii Pangkal tuba falopii terletak di fundus uteri, terdiri dari: a. Pars interstisialis yang terletak di pangkal tuba. b. Pars ismika merupakan baguan yang agak melebar, sebagai tempat konsepsi. c. Infudibulum, bagian ujung tuba yang terbuka kea rah abdomen dan mempunyai fimbria yang berfungsi menangkap telur yang sudah matang untuk dibawa ke dalam tuba. Otot dinding tuba bagian luar berbentuk longitudinal dan bagian dalam berbentuk sirkuler. Dalam saluran tuba terdapat selaput yang berlipat – lipat dengan sel yangbersekresi dan bersilia yang berfungsi untuk menyalurkan telur hasil konsepsi kedalam kavum uteri. Baca juga Definisi Epilepsi, Jenis Epilepsi Dan Anti Konvulsi        5. Ovarium Setiap wanita memiliki dua ovarium dengan ukuran sebesar ibu jari tangan dengan panjang kira – kira 4 cm, tebal 1,5 cm. Pinggir atasnya berhubungan dengan mesovarium tempat banyak pembuluh darah dan serabut saraf. Ovarium terdiri dari bagian luar (korteks) dan bagian dalam (medulla). Pada korteks terdapat folikel-folikel primordial kira-kira 100.000 setiap bulan satu folikel akan matang dan keluar, kadang keluar 2 sekaligus secara bersamaan, folikel primer ini akan menjadi folikel de graaf. Pada medulla terdapat pembuluh darah, urat saraf, dan pembuluh lympha.  Fungsi ovarium adalah:    1. Mengeluarkan hormon estrogen dan progesterone.    2. Mengeluarkan telur setiap bulan.        6. Persyarafan Saluran Genetalia Pleksus hipogastrika superior adalah komponen utama dari sistem syaraf otonom yang mensyarafi organ genetalia interna. Syaraf pudenda berawal dari pleksus sakral lalu



berjalan bersama arteri dan vena pudenda melalui saluran pudenda untuk menyuplai serabut motorik dan sensorik serta otot dan kulit perineum.        7. Aliran Limfatik Vulva dan 1/3 distal v4g1n4 disuplai serangkain saluran limfatik anatomotik yang bersatu untuk mengalir terutama menuju kelenjar getah beninginguinal superficial. Aliran limfatik dari 2/3 atas v4g1n4 dan uterus terutama mengarah ke kelenjar getah bening obturatorius, iliaka eksterna ,dan hipogastrik. Aliran limfatik ovarium mengikuti pembuluh ovarium menuju getah bening para aorta. Baca juga Definisi Serta Berbagai Macam Pre-Eklampsia Dan Eklampsia C. Fisiologi Alat Reproduksi Wanita Berdasarkan fungsinya (Fisiologinya), alat reproduksi wanita mempunyai tiga fungsi yaitu, Fungsi seksual, fungsi hormonal, fungsi reproduksi yang dijelaskan sebagai berikut:     a. Fungsi Seksual:        1. Alat yang berperan adalah vulva dan v4g1n4.      2. Kelenjar pada vulva yang dapat mengeluarkan cairan, berguna sebagai pelumas pada saat senggama        3. Selain itu vulva dan v4g1n4 juga berfungsi sebagai jalan lahir.     b. Fungsi Hormonal    1. Yang disebut fungsi hormonal ialah peran indung telur dan rahim di dalam mempertahankan cirri kewanitaan dan pengaturan haid.        2. Perubahan – perubahan fisik dan psikis yang terjadi sepanjang kehidupan wanita erat hubungan nya dengan fungsi indung telur yang menghasilkan hormon – hormon Wanita yaitu erstrogen dan progesterone.     c. Fungsi Reproduksi        1.  Tugas reproduksi dilakukan oleh indung telur, saluran telur, dan rahim.        2. Sel telur yang setiap bulannya dikeluar oleh kantong telur pada masa subur akan masuk ke dalam saluran telur untuk kemudian bertemu dan menyatu dengan sel benih pria (sprematozoa) membentuk organism baru yang disebut zygote, pada saat iniliah ditentukan jenis kelamin janin dan sifat – sifat genetiknya.      3. Selanjutnya zygote akan terus berjalan sepanjang saluran telur dan masuk kedalam rahim.      4. Biasanya pada bagian atas rahim zygote akan menanamkan diri dan berkembang menjadi mudigah.        5. Mudigah selanjutnya tumbuh dan berkembang sebagai janin yang kemudian akan lahir pada umur kehamilan cukup bulan. Masa subur pada siklus haid 28 hari, terjadi sekitar hari ke empat belas dari hari pertama haid. D. Hormon Pada Fungsi Reproduksi Wanita     a. FSH (Folicle Stimulating Hormon) Berfungsi untuk merangsang pertumbuhan folikel pada masa subur.     b. LH (Luteinizing Hormon) Berfungsi untuk meningkatkan produksi progesterone pada letua.



    c. PROLAKTIN Berfungsi untuk meningkatkan perkembangan payudara dan sekresi air susu.     d. ESTROGEN Berfungsi untuk merangsang perkembangan organ kelamin wanita dan sifat kelamin sekunder, contoh: pertumbuhan payudar, suara lebih lembut, dll.     e. PROGESTERON Berfungsi untuk mempersiapkan rahim untuk menerima telur yang sudah dibuahi.     f. ESTRADIOL Berfungsi untuk mengontrol dan mengatur perubahan tubuh wanita pada waktu puber, pertumbuhan rahim, v4g1n4 dan bagian kelamin bagian luar. Itulah pembahasan mengenai Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita



SISTEM REPRODUKSI WANITA A. Genetalia Eksterna (vulva) terdiri dari: 1. Tundun (Mons veneris) Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Bagian yang dilapisi lemak, terletak di atas simfisis pubis. 2. Labia Mayora Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini bertemu di bagian bawah dan membentuk perineum. Labia mayora bagian luar tertutp rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada wanita dewasa à panjang 7- 8 cm, lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5 cm. Pada anak-anak dan nullipara à kedua labia mayora sangat berdekatan. 3. Labia Minora Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), tanpa rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan berwarna kemerahan;Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk preputium dan frenulum clitoridis, sementara bagian. Di Bibir kecil ini mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan bersatu membentuk fourchette 4. Klitoris Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans clitoridis mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif. Analog dengan penis pada laki-laki. Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm.



5. Vestibulum (serambi) Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah muara kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga menghalangi masuknya bakteri Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-bakteri patogen 6. Himen (selaput dara) Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang menutupi sabagian besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar. Bentuk dari himen dari masing-masing wanita berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari. Saat melakukan koitus pertama sekali dapat terjadi robekan, biasanya pada bagian posterior 7. Perineum (kerampang) Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-otot muskulus levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari sphincter ani. 2. Genetalia Interna 1. Vagina Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim dengan vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan. Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm. Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri membagi puncak (ujung) vagina menjadi: -Forniks anterior -Forniks dekstra -Forniks posterior -Forniks sisistra Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan pH 4,5. keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi. Fungsi utama vagina: a. Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi. b. Alat hubungan seks (koitus). c. Jalan lahir pada waktu persalinan (partus). 2. Uterus Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung kemih dan rektum. Dinding belakang dan depan dan bagian atas tertutup peritonium, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang merupakan cabang utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna). Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng. a. Korpus uteri : berbentuk segitiga b. Serviks uteri : berbentuk silinder c. Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba.



Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat dan parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas. Ukuran anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada wanita hamil. Uterus dapat menahan beban hingga 5 liter. Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan : a) Peritonium Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus. Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen. b) Lapisan otot Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam. Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini membentuk angka delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat, dengan demikian pendarahan dapat terhenti. Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum, yang merupakan batas dari kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim dan meregang saat persalinan. c) Endometrium Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar endometrium. Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal dalam siklus menstruasi. Pada saat konsepsi endometrium mengalami perubahan menjadi desidua, sehingga memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel serviks berbentuk silindris, dan bersifat mengeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga dapat membasahi vagina. Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot panggul. Ligamentum yang menyangga uterus adalah: a) Ligamentum latum ; Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopii. b) Ligamentum rotundum (teres uteri) • Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat. • Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi. c) Ligamentum infundibulopelvikum • Menggantung dinding uterus ke dinding panggul. d) Ligamentum kardinale Machenrod • Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri. • Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus. e) Ligamentum sacro-uterinum • Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale Machenrod menuju os.sacrum. f) Ligamentum vesiko-uterinum • Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan persalinan. 3. Tuba Fallopii



Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan diameternya antara 3 sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap melakukan implantasi. 4. Ovarium Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi adalah pematangan folikel de graaf dan mengeluarkan ovum. Ketika dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya, bila habis menopause. Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi: a. Memproduksi ovum b. Memproduksi hormone estrogen c. Memproduksi progesterone Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen merupakan hormone terpenting pada wanita. Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche. Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan pada estrogen untuk menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai kematangan organ reproduksi wanita. D. Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita 1. Hormon Reproduksi pada wanita a. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel ovum. b. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH. c. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan sel ovum). d. Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH E. Siklus Menstruasi Siklus mnstruasi terbagi menjadi 4. Wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan akan mengeluarkan darah dari alat kandungannya. 1. Stadium menstruasi (Desquamasi), dimana endometrium terlepas dari rahim dan adanya pendarahanselama 4 hari.



2. Staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana terjadi proses terbentuknya endometrium secara bertahap selama 4 hari 3. Stadium intermenstruum (proliferasi), penebalan endometrium dan kelenjar tumbuhnya lebih cepat. 4. Stadium praemenstruum (sekresi), perubahan kelenjar dan adanya penimbunan glikogen guna mempersiapkan endometrium.



F. Hormon-Hormon Reproduksi 1. Estrogen Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma. 2. Progesterone Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG. 3. Gonadotropin Releasing Hormone GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya. 4. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone) Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang



matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH. 5. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone) Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat. 6. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb). 7. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga Oogenesis    Dari kira-kira 2 juta oosit pada dua ovarium hanya 400 buah yang akan menjadi folikel matang. Folikel matang berupa kantung kecil dengan dinding sel-sel epitel di dalam berisi satu sel telur. Folikel menghasilkan hormon estrogen. Tiap bulan dilepas satu ovum dari sebuah folikel mulai dari seorang wanita mengalami puber sampai menopause. Setiap ovarium menghasilkan sekitar 20.000 folikel matang. Sekitar 400.000 dari dua ovarium dapat mematangkan sel telur selama wanita melewati masa subur. Folikel lainnya mengalami degenerasi. Oogenesis dan ovulasi terjadi sekali dalam sebulan, bergiliran antara ovarium kiri dan ovarium kanan. Proses oogenesis hampir sama dengan proses spermatogenesis. Tahapnya dapat kita lihat pada Gambar berikut.



Sumber : http://ldysinger.stjohnsem.edu/ThM_599d_Beg/02_Biology/02_oogenesis.jpg



Gambar Oogenesis Di dalam ovarium terdapat sel-sel induk yang disebut oogonium. Oogonium berkembang menjadi oosit primer. Oosit primer mengalami pembelahan secara meiosis menjadi 2 sel baru yang disebut oosit sekunder. Akan tetapi, ukuran kedua sel baru ini tidak sama, yang berukuran besar tetap oosit sekunder, yang berukuran kecil disebut polosit primer atau badan kutub I. Selanjutnya oosit sekunder dan polosit I yang sudah haploid mengalami pembelahan sekali lagi, masing-masing menjadi dua sel baru. Oosit sekunder menjadi ootid (n) dan polosit II, sedangkan polosit primer menjadi 2 polosit II. Lihatlah pada Gambar 9.5b, ootid berukuran paling besar. Dari keempat buah sel baru tersebut, hanya ootid yang berkembang menjadi ovum dan fungsional. Tiga sel kutub atau polosit mengalami degenerasi. Perlu diketahui bahwa sejak bayi perempuan masih berada di dalam kandungan, ovariumnya telah aktif memulai oogenesis sampai tahap metafase II. Setelah itu inaktif sampai perempuan mencapai pertumbuhan yang siap untuk mengalami menstruasi dan menjadi ibu secara biologis. Pada perempuan yang beranjak remaja, pematangan sel telur dalam folikel hanya melanjutkan tahap telofase II.



http://kelompok1anfisreproduksi.blogspot.com/ https://www.materibelajar.id/2015/12/anatomi-fisiologi-organ-reproduksi.html http://adzhar-arsyad.blogspot.com/2015/03/anatomi-dan-fisiologi-sistem-reproduksi.html