IL Anatomi Reproduksi Wanita Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

INDIVIDUAL LEARNING ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI WANITA



Oleh :



GEK DIAH APRILLIA NIM : 1502105045



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2016



PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reproduksi merupakan salah satu sistem yang dimiliki manusia yang difungsikan untuk melanjutkan keturunan dan mempertahankan generasinya. Reproduksi adalah suatu proses dimana materi genetis suatu sel membelah diri menjadi banyak yang bertujuan untuk memperbaiki sel-sel yang ada. Selain sebagai fungsi penghasil keturunan organ reproduksi juga memiliki fungsi seksual dan fungsi hormonal (Haryati. 2014) Sistem reproduksi dimiliki oleh wanita maupun pria. Sitem reproduksi pria tidak terpisah dari saluran uretra dan sejajar dengan kelamin luar, dan membentuk struktur sekelilingnya. Organ reproduksi (traktus genitalis) berhubungan dengan traktus urinaris tetapi tidak bersambung. Sebagian besar organ reproduksi pria terletak di luar pelvis. Organ reproduksi pria dibagi menjadi tiga yaitu pada kelenjar yang terdiri dari testis, vesika seminalis, kelenjar prostat, kelenjar bulbouretralis. Bagia duktus yang terdiri dari epididymis, duktus seminalis dan uretra. Bagian bangun penyambung terdiri dari skrotum, fenikulus spermatikus dan penis. Fungsi reproduksi pada pria dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu spermatogenesis, kegiatan seksual dan pengaturan fungsi reproduksi (Syaifuddin. 2010) Organ reproduksi wanita terletak pada panggul yang dibagi menjadi dua bagian yaitu genitalia eksterna dan genitalia interna. Genitalia eksterna memiliki fungsi untuk menutupi dan melindungi organ yang ada di dalamnya dan genitalia interna memiliki fungsi yang berbeda pada setiap organnya. Genitalia eksterna pada wanita terdiri dari vulva, mons pubis, labia mayora (bibir besar), labia minora (bibir kecil), klitoris, vestibulum vagina, hymen (selaput dara), orifisium vagina, bulbovestibularis (bulbus vaginalis), dan glandula vestibularis. Sedangkan genitalia interna pada wanita terdiri dari vagina, uterus, tuba fallopi dan ovarium. Pada organ reproduksi wanita, terjadi fisiologi yaitu menarch, menstruasi, ovulasi, pembuahan, laktasi, dan menopause (Syaifuddin. 2010) 1.2 Tujuan 1.2.1 Untuk mengetahui system reproduksi pada wanita



1.2.2 1.2.3



Untuk mengetahui fungsi organ genitalia eksterna dan interna pada wanita Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi system reproduksi pada wanita



1.3 Manfaat 1.3.1 Dapat mengetahui dan memahami system reproduksi pada wanita 1.3.2 Dapat mengetahui dan memahami fungsi organ genitalia eksterna dan interna pada 1.3.3



wanita Dapat mengetahui anatomi dan fisiologi system reproduksi pada wanita



PEMBAHASAN 2.1 Pertanyaan : 1. Jelaskan organ reproduksi pada pria dan wanita (dijelaskan dengan gambar akan lebih baik)



2. 3. 4. 5. 6.



Jelaskan tentang perkembangan organ sistem reproduksi sejak embrio Jelaskan fungsi masing – masing organ reproduksi tersebut Jelaskan tentang hormon – hormon yang terkait dengan fungsi reproduksi tersebut Jelaskan tentang “mimpi basah” pada pria dan hormon yang terlibat Jelaskan tentang siklus menstruasi. Bagaimana pengaruh hormon seksual terhadap



siklus menstruasi 7. Jelaskan tentang hormon – hormon yang terlibat selama periode kehamilan, kelahiran, dan menyusi



2.2 . Jawaban : 1. Organ reproduksi pada wanita dibagi menjadi dua yaitu genitalia eksternal dan genitalia internal a. Genitalia eksternal Vulva termasuk alat kelamin bagian luar atau genitalia eksterna yaitu tempat bermuaranya sistem urogenital yang dilingkari oleh labia mayora, di bawah kulit terdapat jaringan lemak (mons pubis). Bagian media dari bibir besar terdapat bibir kecil (labia minora), kearah perineum menjadi satu dan membentuk frenulum labiorum pudendi. Pada kiri dan kanan fosa navikulare terdapat dua lubang kecil tempat bermuaranya glandula Bartholini. Bagian depan labia minora menjadi satu membentuk prepusium klitoris dan dibawah prepusium klitoris terdapat klitoris. Kira-kira 1,5 cm di bawah klitoris terdapat orifisium urethra eksterna (lubang kemih). -



Mons pubis adalah bagian menonjol yang melingkar di depan simfisis pubis, dibentuk oleh jaringan lemak di bawah kulit, meliputi daerah simfisis yang



-



ditumbuhi rambut pada masa pubertas. Labia mayora (bibir besar) adalah lipatan kulit yang menonjol secara longitudinal yang memanjang ke bawah dan ke belakang dari mon pubis. Labium mempunyai dua permukaan, bagian luar mempunyai pigmen dan ditutupi rambut dan bagian



-



dalamnya licin dikelilingi oleh folikel sebasea. Labia minora (bibir kecil) adalah lipatan kecil yang terdapat diantara labia mayora, memanjang dari klitoris secara oblik ke bawah dan samping belakang sepanjang 4



cm di sisi orifisium vagina. Labia minora bergabung oleh lipatan kulit yang disebut -



frenulum. Klitoris adalah tonjolan kecil yang melingkar berisi jaringan erektil yang sensitif. Vestibulum vagina (serambi) adalah celah di antara labia minora di belakang glans



-



glitoris, di dalamnya terdapat orifisium uretra 2,5 cm. Hymen (selaput dara) adalah lapisan tipis menutupi sebagian liang senggama.



-



Merupakan tempat keluarnya menstruasi karena di tengahnya berlubang. Orifisium vagina adalah celah yang berada di bawah dan di belakang muara uretra,



-



ukurannya bergantung pada hymen. Bulbus vestibularis (bulbus vaginalis) terdiri dari dua masa erektil dari masing-



-



masing sisi orifisium vagina yang disebut pars intermedis. Glandula vestibularis mayor (Bartolini) terdiri dari dua bagian melingkar dengan warna merah kekuningan.



b. Genitalia interna 1. Vagina adalah saluran yang menghubungkan vulva dengan rahim. Terletak diantara saluran kemih dan dubur. Pada bagian ujung terdapat mulut rahim. Bentuk dinding dalamnya berlipat-lipat, disebut rugae, sedangkan di tengahnya ada bagian yang lebih keras di sebut kolumna rugarum. Dinding vagina terdiri dari dari lapisan mukosa, lapisan otot, dan lapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan serviks membentuk ruangan lengkung, antara lain forniks lateral kiri dan kanan, forniks anterior, dan forniks posterior, arteria hemoroidalis mediana, dan arteria pudendus. 2. Rahim (uterus) : adalah suatu struktur otot yang cukup kuat, bagian luarnya ditutupi oleh peritoneum sedangkan rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim. Dalam keadaan tidak hamil, rahim terletak dalam rongga panggul kecil di antara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk seperti bola lampu pijar atau buah pear, mempunyai rongga yang terdiri dari tiga bagian besar yaitu, badan rahim (korpkus uteri) berbentuk segitiga, leher rahim (serviks uteri) berbentuk silinder, dan rongga



rahim (kavum uteri). Bagian rahim antara kedua pangkal tuba, yang disebut fundus uteri, merupakan bagian proksimal rahim. 3. Saluran telur (tuba falopii) adalah saluran yang keluar dari kornu rahim kanan dan kiri, panjangnya 12-13 cm, diameter -8 mm. Bagian luarnya diliputi oleh peritoneum visceral yang merupakan bagian dari ligamentum latum. Bagian dalam saluran dilapisi silia, yaitu rambut getar yang befungsi untuk menyalurkan telur dan hasil konsepsi. Saluran telur terdiri dari empat bagian yaitu, pars interstisialis (intramuralis), pars isimika (bagian tengah saluran telur yang sempit), pars ampularis (tempat pembuahan/konsepsi terjadi), dan infundibulum (merupakan ujung tuba yang terbuka ke rongga perut 4. Indung telur (ovarium) : terdapat dua indung telur, masing-masing di kanan dan di kiri rahim, dilapisi mesovarium dan tergntung di belakang ligalatum. Bentuknya seperti buah almon, sebesar ibu jari tangan (jempol) berukuran 2,5-5 cm x 1,5-2 cm x 0,6-1 cm. Indung telur ini posisinya ditunjang oleh mesovarium, liga ovarika, dan liga infundibulopelvikum.



c. Kelenjar mamae (payudara) Kelenjar mamae atau payudara merupakan organ aksesoris dari seorang wanita. Pada wanita kelenjar mamae mulai berkembang pada permulaan masa pubertas, pada umur 11-12 tahun. Kelenjar mamae terdapat di atas bagian luar fasia tolakaris superfisialis di daerah jaringan lemak subkutis. Kelenjar mamae menyebar di sekitar areola mamae, mempunyai lobus antara 15-20. Tiap lobus berbentuk piramid dengan puncak mengarah ke areola mamae. Masing-masing lobus dibatasi oleh septum yang terdiri dari jaringan fibrosa yang padat. Serat jaringan ikat fibrosa terbentang dari kulit ke fasia pektoralis yang menyebar di antara jaringan kelenjar. Setiap lobus kelenjar mamae mempunyai saluran keluar yang disebut duktus laktiferus yang bermuara ke papila mamae.



2. Perkembangan organ sistem reproduksi sejak embrio adalah : Pertumbuhan dan perkembangan organ gonad berasal dari lapisan mesoderm intermediate



pada minggu ke-5. Pada pria perkembangan system reproduksinya



berasal dari duktus mesonephros (Wollfian), sedangkan pada wanita berasal dari duktus paramesonepros (Mullerian) yang berkembang di sebelah lateral duktus mesoneprhos. Perkembangan kedua saluran ini akan bermuara pada sinus urogenitalia. Perkembangan embrio genitalia eksterna pada pria dan wanita (penis, skrotum, clitoris, labia, vagina) juga akan berdiferensiasi sampai umur kira-kira 8 minggu. Sebelum berdiferensiasi, embrio pada pria dan wanita terdapat genital tubercle, yang terdiri dari uretral groove, sepasang uretral fold dan labioscrotal swelling. Pada embrio pria, beberapa testosterone akan dikonversikan menjadi dihydrotestosteron yang menstimulasi perkembangan



uretra, prostat, organ genital eksterna (skrotum dan penis). Genital tubercle akan memanjang dan berkembang menjadi penis. Fusi antara uretral fold akan membentuk spongy (penil) uretra. Labiosrotal swelling akan berkembang menjadi skrotum. Karena pada wanita tidak terdapat dehidrosteron, maka genital tubercle ini akan berkembang menjadi clitoris. Uretral fold tetap terbuka membentuk labium minora, dan labioscrotalnya berkembang menjadi labium mayora 3. Jelaskan fungsi masing – masing organ reproduksi tersebut : a. Genitalia eksternal - Mons veneris / Mons pubis mengandung banyak kelenjar sebasea (minyak) -



berfungsi sebagai bantal pada waktu melakukan hubungan seks Labia mayora (bibir besar) fungsinya untuk menutup dan melindungi organ



-



kelamin luar lainnya Bibir kecil (labia minora) fungsinya untuk mengelilingi lubang vagina dan memperluas ke atas untuk membentuk perlindungan di sekitar kedua klitoris dan



-



uretra, Klitoris fungsi utamanya adalah menstimulasi dan meningkatkan ketegangan



-



seksual. Kelenjar Bartholin berfungsi untuk meningkatkan jumlah pengeluaran lender



-



pada saat hubungan seks Himen (Selaput dara) berfungsi menjadi saluran dari lender yang di keluarkan



uterus dan darah saat menstruasi b. Genitalia internal - Vagina : sebagai saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah -



menstruasi, alat hubungan seks dan jalan lahir pada waktu persalinan Uterus : uterus adalah organ otot berukuran kepalan tinju yang merumahkan bayi selama kehamilan. Selama periode menstruasi, rahim melepaskan lapisan



-



dan menghasilkan pendarahan vagina. Tuba fallopi :  Sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai kavum uteri  Untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi  Sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi  Tempat terjadinya konsepsi  Tempat pertumbuahn dan perkembangan hasil konsepsi sampai  mencapai bentuk blastula yang siap mengadakan implantasi



-



Ovarium : ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum, ovulasi, sintesis, dan sekresi hormon–hormon steroid.



4. Hormon – hormon yang terkait dengan fungsi reproduksi adalah : - Hormon estrogen. Hormone estrogen disekresi oleh sel-sel trache intrafolikel ovarium,korpus latum,dan plasenta.Sebagaian kecil dihasilkan oleh korteks adrenal.Etrogen mempermudah pertumbuhan folikel ovarium dan meningkatkan tuba uterin,jumlah otot uterus,dan kadar protein kontraktil uterus.Estrogen memengaruhi organ endokrin dengan menurunkan sekresi FSH.Dalam beberapa keadaan menghambat sekresi LH dan keadaan lain meningkatkan LH.Estrogen meningkatkan pertumbuhan duktus-duktus yang terdapat pada kelenjar mamae dan merupakan hormon feminisme wanita,terutama disebabkan oleh horom androgen.Kerja estrogen pada eterus,vagina,dan beberapa jaringan lainnya menyangkut interkasi dan -



reseptor protein dalam sitoplasma sel, Hormon progesterone. Hormon progesterone dihasilkanoleh korpus luteum plasenta.Hormon ini bertanggung jawab atas perubaha endometrium dan perubahan siklik dalam serviks dan vagina.Progesteron juga berpengaruh anti-estrogenik pada sel-sel myometrium.Selain itu menurunkan kepekaan otot endometrium,sensitivitas moimetirium terhadap oksitosis,dan aktivitas listrik spontas miometirium sambil meningkatan pontensial membran,serta bertanggung jawab meningkatan suhu basal tubuh pada saat ovulasi.Efek progesterone terhadap tuba falopii meningkatkan sekresi dan mukosa.Pada kelenjar mamae,hormone progesterone meningkatkan perkembangan lobules



-



dan alveolus kelenjar mamae. Hormone perangsang folikel. Hormon perangsang folikel (FSH),mulai ditemukan pada gadis usia 11 tahun dan jumlahnya terus menerus bertambah sampai dewasa, FSH dibentuk oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Pembentukan FSH ini akan berkurang pada pembentukan/pemberian



-



estrogen dalam jumlah yang cukup, yaitu ketika keadaan hamil. Hormone lutein. Hormon lutein (LH) bekerja sama dengan FSH menyebabkan terjadinya sekresi estrogen dari folikel de Graaf. LH juga



menyebabkan penimbunan substasi progesterone dalam sel granulosa. Bila estrogen dibentuk dalam jumlah yang cukup besar akan menyebabkan pengurangan produksi FSH sedangkan LH bertambah hingga tercapai suatu -



rasio produksi FSH dan LH yang dapat merangsang terjadinya ovulasi. Hormone prolaktin. Hormon prolaktin (luteotropin, LTH) ditemukan pada wanita yang mengalami menstruasi, terbanyak pada urine wanita hamil, masa laktis, dan menopause. Hormon ini dibentuk oleh sel alfa (asidofil) dari lobus anterior kelenjar hipofisis. Fungsi hormone ini adalah untuk mempertahankan produksi progesterone dari korpus leuteum. Kelenjar hipofisis dirangsang dan diatur oleh pusat yang lebih tinggi yaitu



hipotalamus untuk menghasilkan faktor pelepas gonadotropin. 5. Siklus menstruasi : Wanita yang sehat dan tidak hamil setiap bulan secara teratur mengeluarkan darah dari alat kandungannya yang disebut menstruasi atau haid. Siklus menstruasi terjadi karena selaput lendir rahim dari hari ke hari mengalami perubahan yang berulangulang, dalam 1 bulan mengalami 4 masa atau stadium yaitu : - stadium menstruasi (deskuamasi), pada masa ini endometrium terlepas dari dinding rahim disertai dengan perdarahan, hanya lapisan tipis yang tinggal -



disebut stratum basale. Stadium post-menstruasi (regenerasi) merupakan penutupan kembali selaput



-



lendir baru yang terjadi dari sel epitel kelenjar endometrium. Stadium inter-menstruasi (proliferasi), endometrium tumbuh menjadi tebal



-



kira-kira 3.5 mm. Stadium pra-menstruasi (sekresi), endometrium tebalnya tetap tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku-liku dan mengeluarkan getah. Dalam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai makanan untuk sel telur. Perubahan ini untuk mempersiapkan



endometrium menerima telur. 6. Pengaruh hormon seksual terhadap siklus menstruasi : Siklus menstruasi wanita ditentukan oleh interaksi berbagai hormon yang kompleks. Hormon-hormon utama yang terlibat dalam siklus menstruasi adalah : -



Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH)



Gonadotropin releasing hormone (GnRH) dikeluarkan dari hipotalamus yang berdenyut di sepanjang siklus menstruasi. Agar siklus menstruasi berlangsung normal, GnRH harus dikeluarkan dalam denyutan. Rata-rata, frekuensi sekresi GnRH adalah satu kali per 90 menit pada awal fase folikular, meningkat menjadi sekali per 60-70 menit, dan menurun dengan amplitudo yang meningkat selama fase luteal. GnRH menginduksi pelepasan FSH dan LH, namun LH jauh lebih sensitif terhadap perubahan tingkat GnRH. -



Follicle Stimulating Hormone (FSH) Follicle stimulating hormone (FSH) disekresikan oleh kelenjar pituitari anterior dan sangat penting untuk pertumbuhan folikel sampai antrum berkembang. Sekresi FSH mencapai puncaknya dan paling kritis selama minggu pertama dari fase folikular siklus menstruasi. FSH menginduksi sekresi estrogen dan progesteron dari ovarium dengan mengaktifkan enzim aromatase dan p450 dan mengerahkan umpan balik negatif pada sekresi GnRH. FSH lebih lanjut menginduksi proliferasi sel-sel granulosa dan ekspresi reseptor LH di sel-sel



-



granulosa. Luteinizing Hormone (LH) Luteinizing hormone (LH) disekresikan oleh kelenjar pituitari anterior dan diperlukan baik untuk pertumbuhan folikel praovulasi maupun luteinisasi dan ovulasi folikel yang dominan. Selama fase folikular dari siklus menstruasi, LH menginduksi sintesis androgen oleh sel-sel teka folikuli; merangsang proliferasi, diferensiasi, dan sekresi sel-sel teka folikuli; dan meningkatkan reseptor LH di sel-sel granulosa. Lonjakan LH praovulasi mendorong oosit melakukan pembelahan meiosis pertama dan memulai luteinisasi sel-sel teka dan granulosa. Korpus luteum yang dihasilkan kemudian memproduksi sejumlah progesteron



-



dan estrogen. Estrogen Estrogen dihasilkan pada ovarium dan sangat penting untuk pengembangan antrum dan pematangan folikel Graafian. Estrogen berperan dominan pada akhir fase folikular sampai sebelum ovulasi. Estradiol, estrogen yang paling ampuh dan berlimpah, terutama berasal dari androgen yang diproduksi oleh sel-sel teka.



Androgen bermigrasi dari sel-sel teka ke sel-sel granulosa, di mana mereka diubah menjadi estradiol oleh enzim aromatase. Sejumlah estradiol juga dapat diproduksi melalui sintesis de novo oleh sel-sel teka. Tindakan estradiol termasuk melakukan induksi reseptor FSH pada sel-sel granulosa, proliferasi dan sekresi sel-sel teka folikular, induksi reseptor LH di sel-sel granulosa, dan proliferasi sel-sel stroma dan epitel endometrium. Pada tingkat sirkulasi yang rendah, estrogen mengerahkan umpan balik negatif terhadap sekresi LH dan FSH, namun pada tingkat yang sangat tinggi estrogen mengerahkan umpan balik positif pada sekresi LH dan FSH. Estrogen selanjutnya menginduksi proliferasi sel-sel granulosa pengkonversi estrogen dan mensintesis reseptor estrogen, sehingga menciptakan umpan balik positif untuk dirinya sendiri. Pada siklus -



endometrial, estrogen menginduksi proliferasi kelenjar endometrium. Progestin Progestin disekresi pada ovarium, terutama oleh folikel yang terluteinisasi. Tingkat progestin meningkat sesaat sebelum ovulasi dan memuncak lima sampai tujuh



hari



pasca-ovulasi.



Langkah



pertama



dalam



sintesis



progestin



membutuhkan enzim p450 dan dua bentuk sirkulasi progestin yaitu progesteron dan progesteron-hidroksi-17. Progestin merangsang pelepasan enzim proteolitik dari sel-sel teka yang pada akhirnya mempersiapkan ovulasi. Progestin lebih lanjut menginduksi migrasi dari pembuluh darah ke dinding folikel dan merangsang sekresi prostaglandin dalam jaringan folikel. Selama fase luteal, progestin menginduksi pembesaran dan peningkatan sekresi endometrium. (Salma. 2012) 7. Hormon – hormon yang terlibat selama periode kehamilan, kelahiran, dan menyusui adalah : 1. Hormon Kehamilan - Hormon HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) Hormon kehamilan ini diproduksi sesaat setelah terjadi pembuahan. Hormon ini juga diperlukan untuk mendukung pertumbuhan plasenta yang berperan -



menyalurkan nutrisi dan oksigen dari tubuh ibu ke janin. Hormone HPL (Human Placental Lactogen) HPL adalah hormon protein yang dapat menstimulasi pertumbuhan serta mengakibatkan perubahan metabolisme lemak dan karbohidrat. Hormon HPL



ini memiliki peranan yang sangat penting mengaktifkan sesaat setelah proses persalinan. HPL ini berperan penting dalam memproduksi ASI. -



Hormon Relaxin Hormon kehamilan yang satu ini diproduksi oleh plasenta dan korpus luteum. Fungsi utama hormon relaxin ini adalah dapat memberikan efek relaksasi pada



-



bagian sendi panggul dan juga dapat melembutkan bagian leher rahim. Estrogen Hormon estrogen diproduksi oleh ovarium. Hormone ini berperan untuk meningkatkan pertumbuhan saluran kelenjar susu (kelenjar mammae) yang sangat penting saat masa menyusui. Selain itu, hormone estrogen juga mampu mengontrol proses pelepasan FSH dan LH. Fungsi lainnya dari hormone ini antara lain memicu adanya kontraksi pada rahim, menyebabkan otot-otot di bagian uterus menjadi lebih sensitif, dan membuat bagian vagina dan serviks menjadi lebih lentur, serta hormone estrogen mampu memperkuat dinding rahim



-



saat terjadi proses persalinan. Progresteron Hormone ini berfungsi untuk menciptakan lapisan dinding rahim yang berperan untuk menahan plasenta yang terdapat pada bagian dalam rahim. Fungsi lain dari hormone ini adalah mengurangi, mencegah kontraksi dan pengerutan otot-



-



otot rahim sehingga persalinan dengan bayi premature dapat dihindari. Hormon MSH (Melanocyte Stimulating Hormone) Hormone MSH (Melanocyte Stimulating Hormone) dapat merangsang proses pigmentsi pada kulit pada wanita hamil. Dampak yang ditimbulkan pasca diproduksinya hormone MSH ini oleh tubuh antara lain membuat warna puting susu dan areola menjadi lebih gelap, terjadinya pigmentasi warna kecokelatan di daerah wajah, dan timbul pigmentasi kecokelatan di bagian tubuh tertentu



seperti area linea nigra yaitu area pusar ke bagian bawah pusar. 2. Hormon Kelahiran - Estrogen Hormon estrogen bekerja merangsang kelenjar mammae dan menyebabkan kontraksi rahim. Hormon ini dihasilkan oleh plasenta selama proses kehamilan -



terjadi hingga saat melahirkan tiba. Relaksin



Hormon relaksin berfungsi melunakkan serviks dan jalan lahir sehingga siap untuk dilalui bayi. Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum (bagian tepi -



rahim). Oksitosin Hormon oksitosin banyak diproduksi menjelang persalinan. Oksitosis menyebabkan kontraksi otot-otot polos uterus yang berfungsi mendorong penurunan kepala bayi. Hormon oksitosin juga bertugas menyiapkan laktasi dengan membuka saluran ASI dari alveolus ke puting payudara. Produksi



-



oksitosin bertambah apabila dilakukan stimulasi puting susu Prolaktin Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise anterior ini bertugas menstimulasi pertumbuhan alveolus pada payudara. Pengeluaran hormon ini dipacu oleh estrogen. Pada akhir kehamilan atau menjelang persalinan wanita



-



prolaktin bertugas memproduksi air susu untuk bayi setelah dilahirkan. Prostaglandin Prostaglandin bekerja membantu oksitosin dan estrogen dalam merangsang aktivitas otot polos. Hormon ini dihasilkan oleh rahim dan produksinya meningkat pada akhir kehamilan. Terkadang wanita juga mendapatkan prostaglandin dari sperma saat berhubungan intim. Oleh karena itu, bagi ibu hamil yang waktu persalinannya mundur disarankan untuk berhubungan seks



agar mendapatkan pasokan prostaglandin untuk memicu kontraksi uterus. 3. Hormon Menyusui (Laktasi) - Hormone prolaktin Dalam fisiologi laktasi prolaktin merupakan suatu hormon yang disekresi oleh gladula pituitaria anterior, yang penting umtuk memproduksi air sus ibi (ASI). Kadar hormon ini didalam srikulasi maternal meningkat selama kehamilan. Kerja hormone ini dihambat oleh plasenta. Dengan lepasanya plasenta pada proses persalinan maka kadar estrogen dan progesteron berangsur-angsur turun sampai tingkat terendah. Diaktifkannya prolaktin akan menaikan pasokan darah yang beredar lewat payudara. Ini dapat mrnyekresi bahan penting untuk pembentukan air susu, globulin, lemak dan molekul-molekul protein yang akan membengkakkan acini dan mendorong menuju kumbuli laktiferus. Kenaikan



kadar protein akan menghambat ovulasi, sehingga mempunyai fungsi -



kontrasepsi dan kadar prolaktin paling tinggi pada waktu malam hari. Hormon oksitusin Dua hormon yang terlibat dalam mengalirkan air susu dari sel-sel sekretorik ke papilla mamie. a. Tekanan dari belakang: Tekanan globuli yang baru terbentuk di dalam sel akan mendorong globuli tersebut ke dalam tubuli laktiferus dan isapan bayi akan memacu sekresi air susu lebih banyak. b. Refleks neurohormonal: Gerakan mengisap bayi akan menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat di dalam gladula pituitaria posterior. Akibat langsung dari refleks ini adalah dikeluarkanya oksotoksin dari hipofisis poseterior. Di sekitar alveoli akan berkontraksi mendorong air susumasuk ke dalam vasalaktifer. Dengan demikian lebih banyak air susu mengalir ke dalam ampula. Refleks ini dapat dihambat dengan adanya rasa sakit, misalnya jahitan pada perineum. Sekresi oksitusin juga akan menyebabkan otot uterus berkontraksi dan membantu involusi uterus selama pureperium (nifas).



DAFTAR PUSTAKA Salma. (2012). Hormone hormone dalam siklus menstruasi. Retrieved November 28, 2016 from: http://majalahkesehatan.com/hormon-hormon-dalam-siklus-menstruasi/



Sistem



Reproduksi



Manusia.



(n.d.).



retrieved



November



27,



2016



from:



http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2014/05/Sistem-Reproduksi.pdf Sridianti. (2015). Jenis Fungsi Hormon Reproduksi. Retrieved November 28, 2016 from: http://www.sridianti.com/jenis-fungsi-hormon-reproduksi.html Syaifuddin, H. (2010). Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan dan Kebidanan edisi 4. Jakarta: EGC Tinjauan



Pustaka.



(2015).



Retrieved



November



28,



2016



from:



http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/48387/4/Chapter%20II.pdf. WHO Indonesia. (2015). Sistem Reproduksi. Retrieved



November 28, 2016 from:



http://www.who.int/csr/don/archive/country/idn/en/